KUALITAS STRATEGI BERSAING GUNA ... - JURNAL...

14
160 EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 5, No 2, Desember 2014, 160 - 173 KUALITAS STRATEGI BERSAING GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN PADA UKM DAN KOPERASI GERABAH KASONGAN BANTUL Danang Sunyoto [email protected] Rini Raharti [email protected] Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra ABSTRACT In the context of increasing competitiveness, the acquisition of knowledge is an important factor to boost competitiveness. This study analyze “How to develop the Performance of SMEs and cooperatives, within the framework of the influence of Quality Competitive Strategy and the factors that influence it.” Thus developed a research model using five variables of the study which includes strategic asset quality, environmental adaptability, entrepreneurial orientation, quality competitive strategy, and firm performance. The data is collected by 100 respondents from the owners of small pottery industry in Kasongan, Bantul, are analyzed using multiple linear regression analysis. Based on the test results, it was concluded that the variable quality of strategic assets, environmental adaptability, and entrepreneurial orientation, both individually and jointly have significant effect on the quality of the company’s competitive strategy in Kasongan pottery, Bantul. While the variable quality of competitive strategy significantly influencing the performance of the company. Keywords: strategic asset quality, environmental adaptabi-lity, entrepreneurial orien- tation, quality competitive strategy, corporate performance PENDAHULUAN 1. Latar Belakamg Stabilitas ekonomi yang tidak merata menyebabkan banyak sebagian dari penduduk yang memiliki keterbatasan ekonomi, semakin miskin karena tingginya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi adalah basis ekonomi bangsa yang dapat menjadi alternatif pilihan guna mengangkat perekonomian kita dari keterpurukan. Menurut Keputusan Presiden RI No. 54 tahun 2010 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Sedangkan Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan terbentuknya UKM dan Koperasi adalah:

Transcript of KUALITAS STRATEGI BERSAING GUNA ... - JURNAL...

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2014160EFEKTIF Jurnal Bisnis dan EkonomiVol. 5, No 2, Desember 2014, 160 - 173

KUALITAS STRATEGI BERSAING GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN PADA UKM DAN KOPERASI

GERABAH KASONGAN BANTUL

Danang [email protected]

Rini Raharti [email protected]

Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra

ABSTRACTIn the context of increasing competitiveness, the acquisition of knowledge is an

important factor to boost competitiveness. This study analyze “How to develop the Performance of SMEs and cooperatives, within the framework of the influence of Quality Competitive Strategy and the factors that influence it.” Thus developed a research model using five variables of the study which includes strategic asset quality, environmental adaptability, entrepreneurial orientation, quality competitive strategy, and firm performance.

The data is collected by 100 respondents from the owners of small pottery industry in Kasongan, Bantul, are analyzed using multiple linear regression analysis. Based on the test results, it was concluded that the variable quality of strategic assets, environmental adaptability, and entrepreneurial orientation, both individually and jointly have significant effect on the quality of the company’s competitive strategy in Kasongan pottery, Bantul. While the variable quality of competitive strategy significantly influencing the performance of the company.

Keywords: strategic asset quality, environmental adaptabi-lity, entrepreneurial orien-tation, quality competitive strategy, corporate performance

PENDAHULUAN1. Latar Belakamg

Stabilitas ekonomi yang tidak merata menyebabkan banyak sebagian dari penduduk yang memiliki keterbatasan ekonomi, semakin miskin karena tingginya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi adalah basis ekonomi bangsa yang dapat menjadi alternatif pilihan guna mengangkat perekonomian kita dari keterpurukan. Menurut Keputusan Presiden RI No. 54 tahun 2010 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi

rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Sedangkan Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan terbentuknya UKM dan Koperasi adalah:

Danang Sunyoto dan Rini RahartiDesember 2014 161

(1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masya-rakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. (2) Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Melihat besarnya jumlah unit pelaku ekonomi dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja, maka UKM dan Koperasi layak mendapat perhatian. Berkembangnya UKM dan Koperasi akan memperkuat struktur ekonomi domestik, karena terserapnya angkatan kerja dalam lapangan kerja dapat meningkatkan daya beli masyarakat yang pada gilirannya akan memperbesar tingkat permintaan. Permintaan yang tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. (Najib, 2006).

Namun dalam kenyataannya selama ini UKM dan Koperasi kurang mendapatkan perhatian, padahal dalam berbagai literatur sering disebutkan bahwa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi merupakan pilar penting dalam pembangunan perekonomian bangsa. Hal ini dapat dimaklumi dengan banyaknya jumlah penduduk Indonesia dengan tingkat perekonomian yang belum tinggi, sehingga melakukan usaha ekonomi dalam skala kecil dan menengah merupakan pilihan yang realistis. Skala usaha ini yang kemudian akan melakukan pergerakan ekonomi riil terutama di sektor konsumsi dan produksi kecil (Sidik, 2003). Oleh karena itu UKM dan Koperasi memiliki peran yang sangat strategis, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius agar dapat bersaing di industri. Hasil penelitian pengentasan

kemiskinan melalui pemberdayaan UKM dan Koperasi (Tim PSE KP UGM, 2008), masalah riil yang ada di lapangan yang dihadapi UKM dan Koperasi diantaranya: (1) Aspek Produksi, (2) Aspek Pembiayaan, (3) Aspek Pemasaran, dan (4) Aspek Manajemen Usaha.

Secara umum, permasalahannya yang sering dihadapi UKM dan Koperasi adalah permodalan, pemasaran, kurangnya pengetahuan dan Sumber Daya Manusia yang kurang berkualitas. Dalam konteks peningkatan daya saing, penguasaan pengetahuan adalah faktor penting untuk mendongkrak daya saing. Disinilah kelemahan terbesar dari UKM dan Koperasi. Rendahnya penguasaan pengetahuan pada UKM dan Koperasi dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal (Muttaqien, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian ter-dahulu menggambarkan bahwa perma-salahan yang sering dihadapi UKM dan Koperasi pada dasarnya terletak pada kebijakan dalam menentukan kualitas strategi bersaing untuk mengembangkan kinerja perusahaan, tidak terkecuali yang terjadi pada industri kecil gerabah Kasongan Bantul. Untuk menjawab permasalahan di atas maka perlu dianalisis “Bagaimana Mengembangkan Kinerja UKM dan Koperasi pada Industri Kecil Gerabah Kasongan Bantul, dalam kerangka pengaruh Kualitas Strategi Bersaing dan faktor-faktor yang mempengaruhinya”.

2. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian pada latar

belakang masalah di atas, dapat diru-muskan masalah penelitian sebagai berikut:a. Bagaimana pengaruh Kualitas

Aset Stratejik, Adaptasi terhadap Lingkungan dan Orientasi Kewira-usahaan terhadap Kualitas Strategi Bersaing?

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2014162

b. Bagaimana pengaruh Kualitas Strategi Bersaing terhadap Kinerja Perusahaan?

3. Tujuan PenelitianPenelitian ini secara empirik

bertujuan untuk:a. Mengetahui pengaruh Kualitas

Aset Stratejik, Adaptasi terhadap Lingkungan dan Orientasi Kewira-usahaan terhadap Kualitas Strategi Bersaing, baik secara individu maupun bersama-sama.

b. Mengetahui pengaruh Kualitas Strategi Bersaing terhadap Kinerja Perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA1. Aset Stratejik

Aset stratejik didefinisikan sebagai sesuatu yang dimiliki perusahaan seperti nama merk atau terobosan teknologi, ikatan-ikatan jaringan kerja, tradisi-tradisi sosial perusahaan, praktek-praktek manajemen yang superior terhadap pelanggan. Bila ia merupakan sebuah set kapabilitas, maka ia harus merupakan sesuatu yang memungkinkan perusahaan melakukan lebih baik dari pada yang dilakukan oleh para pesaing. Aset stratejik dapat dipahami sebagai sumber daya dari kapabilitas yang bersifat langka, tahan lama, tidak mudah diperdagangkan, sulit untuk ditiru dapat digunakan untuk mengkonversi value menjadi profit (oppropriable) (Ferdinand, 2003).

Dewasa ini telah berkembang pengakuan bahwa satu-satunya sumber daya yang mampu memberikan keunggulan kompetitif yang berkesi-nambungan bagi organisasi akan terletak pada kepemilikan sumber daya yang bersifat intangible. Menurut Becker, Husselid dan Ulrich (2001) dalam HR Scorecard mengemukakan bahwa

kepemilikan aset intangible akan memberikan manfaat yang tangible (profitabilitas), (dalam Wijayanto, 2008). Aset stratejik intangible yang dimiliki suatu organisasi diantaranya adalah kompetensi sumber daya manusia, manajemen pengetahuan, kapabilitas organisasi dan pengalaman (CEO).

2. Kompetensi Sumber Daya ManusiaDi Era sekarang ini perubahan

lingkungan eksternal organisasi ber-langsung sedemikian cepat, oleh karenanya dibutuhkan sebuah sumber daya yang tidak hanya cukup untuk mendukung kelangsungan hidup orga-nisasi saja, melainkan lebih dari itu yaitu sumber daya tersebut harus mampu pula memberikan peluang bagi organisasi untuk memenangkan persaingan dan memberikan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan. Kemampuan sumber daya ini untuk menghasilkan akumulasi beragam pemikiran dan ide; sebagai basis terciptanya pengetahuan yang bersifat spesifik/unik bagi organisasi yang memperkembangkan dan mengelola sumber daya manusia sebagai kekuatan tersendiri untuk menghadapi segala ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan. Pengetahuan yang bersifat unik merupakan bibit dari kreatifitas dan inovasi organisasi untuk menjawab perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi. (Wijayanto, 2008).

Pengelolaan sumber daya manusia sebagai sumber keunggulan kompetitif apabila aset ini dijadikan sebagai aset strategis, dengan melakukan pergeseran paradigma praktek-praktek pengelolaan sumber daya manusia dengan menem-patkan fungsi pengelolaan sumber daya manusia sebagai partner strategik organisasi.

Danang Sunyoto dan Rini RahartiDesember 2014 163

3. KapabilitasCollis,1994 mengemukakan tiga

tingkatan kapabilitas, yakni kapabilitas statis, kapabilitas dinamis, dan kapabilitas metafisik. Kapabilitas statis mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan fungsional utama, tata letak pabrik, logistik, dan periklanan yang lebih efisien dari para pesaing. Kapabilitas dinamis berkaitan dengan pembaharuan dinamis atas aktivitas-aktivitas perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk belajar, beradaptasi, berubah dan melakukan pembaharuan terus menerus. Kapabilitas metafisik berkaitan dengan wawasan-wawasan strategis yang memungkinkan perusahaan memahami nilai-nilai intrinsik dari sumber-sumber daya lain atau untuk mengembangkan strategi-strategi bersaing yang baru (dalam Elu, 2002).

Akses melalui jaringan dan adaptasi terhadap lingkungan merupakan pende-katan-pendekatan dinamis. Akses melalui jaringan (networking access) berarti bahwa organisasi mampu mengakses sumber-sumber kompetensi eksternal tepat waktu dan dengan biaya murah. Jaringan dapat mencakup para pemasok, perantara dalam pemasaran, pelanggan bahkan pesaing (dalam Elu, 2002).

4. Manajemen PengetahuanDavenport, 1998 mendefinisikan

pengetahuan sebagai kombinasi dari frame pengalaman, nilai, informasi kontekstual dan wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan memasukkan informasi dan pengalaman baru. Pengetahuan merupakan sumber daya yang dapat diperoleh, dikirim atau terpadu untuk mencapai keuntungan kompetitif (Eisenhardt & Santos dalam Jayne, 2004). Manajemen pengetahuan adalah kegiatan yang dapat membantu

menciptakan struktur koordinasi yang mengelola pengetahuan yang efektif.

Menurut Amit dan Schomer, 1993, Barney, 1991, Dierickx dan Cool, 1989, Peteraf, 1993, mengatakan ada 4 kondisi karakter pengetahuan yang harus dipenuhi untuk tercapainya pengetahuan sebagai aset strategis yaitu; tidak mudah untuk dipindahkan, tidak mudah untuk ditiru, tidak mudah untuk ditukar dan mempunyai kekuatan tingkat stabilitas yang baik. Untuk memenuhi keempat kondisi tersebut, maka perlu dianalisa setiap dimensi transfer pengetahuan dan implikasinya untuk mendukung tercapainya competitive advantage, (dalam Pujilistiyani, 2008):a. Pengetahuan Tacit dan Eksplisit,

pengetahuan tacit mempunyai komponen personal yang menja-dikannya sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan. Disisi lain pengetahuan eksplisit bisa dengan mudah dikomunikasikan menggunakan bahasa yang sitematis. Menurut Hill dan Ende, 1994, Nonaka, 1991 mengatakan pencapaian competitive advantage pengetahuan tacit mempunyai peran penting sebagai aset strategis karena pengetahuan tacit lebih sulit untuk ditiru, ditukar, ditransfer dan diukur (dalam Pujilistyani, 2008)

b. Tingkat Kekhususan (Degree of Specificity), tingkat kekhususan pengetahuan mempunyai dampak penting yang serupa untuk membangun competitive advantage yaitu bahwa sumber pengetahuan yang memiliki aset kekhususan merupakan sumber pengetahuan yang mengakibatkan ambiguitas sehingga hal tersebut membuat pengetahuan akan sulit untuk ditiru. (Barney, 1991; Amit dan Schoemaker, 1993; Peterah, 1993 dalam Pujilistyani, 2008).

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2014164

c. Pengetahuan Sistemik dan Inde-penden, semakin sistemik dan independen suatu pengetahuan maka makin sulit untuk ditiru oleh perusahaan lain karena terdapat masalah koordinasi dalam proses pembentukan pengetahuannya. (Chesbrough dan Teece, 1996; Gopalakrishnan dan Bierly, 2001 dalam Pujilistyani, 2008 ).Organisasi-organisasi yang sukses,

adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkannya secara menyeluruh di dalam organisasinya, dan secara cepat mengadaptasinya kedalam teknologi dan produk serta layanan mereka. Melihat perannya yang begitu penting bagi organisasi, maka semua pengetahuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan harus dikelola dengan baik sehingga pengetahuan tersebut dapat berperan optimal untuk organisasinya.

Sehubungan dengan paparan tersebut, akhir-akhir ini banyak organisasi yang telah menjadikan manajemen pengetahuan (Knowlwdge Management) sebagai salah satu strategi untuk menciptakan nilai, meningkatkan efektivitas dan produktivitas organi-sasi, serta keunggulan kompetitif organisasi. Organisasi mulai menerapkan manajemen pengetahuan dalam rangka peningkatan kinerja usaha dan daya tahan organisasi.

5. Pengalaman ManajerMenurut Mintzberg, 1994 (dalam

Barokah, 2009) para manajer harus mampu mengidentifikasi sumber daya perusahaan tertentu yang memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan alternatif tanggapan terhadap lingkungan yang kompetitif. Pada saat yang sama, maka perusahaan harus mampu mengembangkan kemampuan untuk

berkoordinasi dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Kemampuan untuk menggali sumber daya dan kompetensi yang memungkinkan perusa-haan untuk mengambil keuntungan dari keputusan strategis dalam rangka untuk mengembangkan kompetensi berbeda (Sinkovics, 2004). Para manajer akan mengembangkan kesadaran lingkungan dan strategis melalui pengalaman dan persepsi, dan berfikir berdasarkan observasi pengalamannya (Papulova, 2006).

6. Kualitas Strategi BersaingEsensi strategi bersaing dapat

digambarkan sebagai sebuah proses bagaimana perusahaan membangun dan mengembangkan berbagai sumber daya stratejiknya yang memiliki potensi untuk menghasilkan keunggulan bersaing, keunggulan mana dapat bermakna ganda yaitu disatu sisi sebagai instrumen untuk menghasilkan kinerja dan di sisi yang lain sebagai instrumen untuk menetralisir aset dan kompetensi bersaing yang dimiliki oleh pesaing. Proses ini yang secara sadar dikembangkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya akan menjadi dasar yang kuat bagi pencapaian dan pengembangan keunggulan bersaing berkelanjutan. (Ferdinand, 2003). Strategi bersaing harus diletakkan pada upaya-upaya mencari, mendapatkan, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya-sumber daya strategis. (Rupidara, 2008).

Untuk membuat sumber daya ini berpotensi sebagai sumber dari keunggulan bersaing berkelanjutan, maka sumber daya yang dimiliki perusahaan harus memenuhi empat atribut atau kriteria yaitu:a. Value, sumber daya tersebut haruslah

mampu menghasilkan nilai dalam artian bahwa ia berkemampuan untuk mengeksploitasi peluang dan

Danang Sunyoto dan Rini RahartiDesember 2014 165

atau menetralisir ancaman-ancaman dalam lingkungan perusahaan.

b. Rareness, sumber daya tersebut harus memenuhi syarat kelangkaan dalam artian keberadaannya adalah langka dalam persaingan yang saat ini dilakukan atau yang potensial dihadapi.

c. Imperfect Imitability, sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan keunggulan bersaing berkelanjutan adalah yang bersifat tidak mudah ditiru atau dapat ditiru dengan tidak sempurna, dalam artian bahwa sumber daya dan kompetensi ini cukup mahal (costly) atau sulit untuk ditiru.

d. Subsitutability, sumber daya yang dimiliki dan digunakan haruslah tidak mudah untuk disubstitusi, ia haruslah tidak memiliki substitusi yang sama karena akan menjadi masalah misalnya walaupun ia bersifat valuable tetapi bukanlah sesuatu yang jarang dan bukan pula mudah ditiru.Konsep strategi menurut Barney

(2007), adalah berkaitan dengan teori sebuah bisnisnya. Pendekatan RBV menilai bahwa nilai ekonomis dan keunggulan kompetitif sebuah organisasi ekonomi terletak pada kepemilikan dan pemanfaatan secara efektif sumber daya ekonomi yang mampu menambah nilai (valuable), bersifat jarang dimiliki, sulit untuk ditiru (imperfectly immitable), dan tidak tergantikan oleh sumber daya lain (non-substitutable) (Barney 1991,2001,2007; Lewin and Phelan 1999; Wright, McMahan, dan McWilliams 1992 dalam Barokah, 2009). Oleh karena itu, strategi bersaing harus diletakkan pada upaya-upaya mencari, mendapatkan, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya-sumber daya strategis. Dua sumber daya strategis

yang dimaksud adalah manusia (modal manusia) dan organisasi (organizational capital). Dalam istilah yang berbeda dapat disandingkan dengan konsep modal intelektual.

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:H1 : Kualitas Aset Stratejik berpengaruh

positif terhadap Kualitas Strategi Bersaing

H2 : Adaptasi Lingkungan berpengaruh positif terhadap Kualitas Strategi Bersaing

H3 : Orientasi Kewirausahaan berpe-ngaruh positif terhadap Kualitas Strategi Bersaing

H4 : Kualitas Strategi Bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja Perusahaan

METODE PENELITIAN1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek, yaitu data yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pembagian atau penyebaran kuesioner yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini adalah pengusaha/pengelola industri kecil gerabah yang tergabung dalam UKM dan Koperasi yang ada di Kasongan, Bantul.

2. Populasi dan SamplingPopulasi dalam penelitian ini adalah

pengusaha/pengelola pengrajin gerabah

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2014166

yang ada di Kasongan, Bantul yang berjumlah 145 (Paguyuban industri kecil gerabah Kasongan, 2013). Setelah dilakukan pengumpulan data model sensus dengan melalui pengajuan kuesioner kepada para populasi penelitian, dan kemudian dilakukan sortir hasil kuesioner, maka yang layak dapat digunakan sebagai data penelitian hanya sebanyak 100 responden.

3. Metode Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner yang bentuknya terbuka dan tertutup, dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang dimensi dari konstruksi yang dikembangkan dalam penelitian ini.

4. DefinisiOperasionaldanIndikatorVariabel

Tabel1.DefinisiOperasionaldanPengukuranVariabelPenelitian

Variabel Definisi Operasional Skala Pengukuran

Kualitas Aset Stratejik

Maksudnya adalah Manajer/pemilik perusahaan dapat mengelola Aset Stratejik perusahaan yang tidak mudah ditiru pesaing (intangible asset)

Indikator-indikatornya meliputi: Kompetensi Sumber Daya Manusia, Manajemen Pengetahuan,Kapabilitas Organisasi dan Pengalaman Manajer

Adaptasi terhadap Lingkungan

Maksudnya adalah Manajer/pemilik perusahaan dapat menyesuaikan atau mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan eksternal perusahaan yang berada diluar kendalinya (lingkungan operasional).

Indikator faktor eksterna meliputi: kemampuan mema-hami pelanggan, kemampuan memahami pesaing dan kemampuan bekerja sama dengan penyalur.

Orientasi Kewirausahaan

Orientasi adalah wawasan yang dimiliki oleh manajer/pemilik perusahaan untuk dapat menentukan strategi-strategi yaitu strategi yang berorientasi kewirausahaan.

Indikator-indikatornya meliputi: berani meng- ambil resiko, me-manfaatkan setiap peluang dan cepat tanggap.

Kualitas Strategi Bersaing

Merupakan strategi yang digunakan manajer/pemilik perusahaan untuk menghadapi pesaing dengan mempertimbangkan dan menggunakan aset stratejik yang dimiliki dan kapabilitas yang dimiliki serta selalu menyesuaikan perubahan lingkungan eksternal (operasional)

Indikator-indikatornya meliputi: bernilai, susah tergantikan, unik, tidak mudah ditiru dengan sempurna.

Kinerja Perusahaan Merupakan hasil kinerja yang diperoleh perusahaan. Indikator-indikatornya meliputi: pertumbuhan penjualan, per-tumbuhan keuntungan, pertum-buhan Pangsa Pasar

Danang Sunyoto dan Rini RahartiDesember 2014 167

5. Skala PengukuranSkala pengukuran dalam penelitian

ini memakai skala Likert, yaitu skala yang dipakai untuk mengukur pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang. Jawaban diberi penilaian dari 1 sampai 10. Tanggapan yang paling positif (sangat setuju) diberi nilai paling besar (10) dan tanggapan paling negatif (sangat tidak setuju) diberi nilai paling kecil (1).

6. Model yang Digunakan dalam Penelitian

H1

H2

H3

Gambar 1. Model yang dikembangkan untuk

penelitian

7. Teknik Analisis DataPada saat pengajuan usulan penelitian

ini, metode analisis yang digunakan dalam proposal adalah Structural Equation Modelling (SEM), ternyata model ini hanya dapat dioperasikan dengan mensyaratkan minimal sebanyak 200 data (responden). Oleh karena data primer dalam penelitian ini hanya sebanyak 100 data (data yang layak), maka model SEM tidak dapat digunakan, dan selanjutnya analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL1. ProfilResponden

Analisis kualitatif dilakukan dengan mengelompokkan responden ke dalam kelompok tertentu dengan berdasarkan karakteristik responden yang telah

Kualitas Aset Stratejik

Adaptasi terhadap

Lingkungan

Kinerja Perusahaan

Orientasi Kewirausahaan

n

Kualitas Strategi Bersaing

ditetapkan sebelumnya ke dalam tabel dan perhitungan persentase. Karakteristik responden yang diteliti meliputi pendidikan terakhir, usia saat ini, status dalam usaha ini, pemilik, dan pengelola.

Berdasarkan pendidikan terakhir, responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenjang pendidikan SMA/SMK sebanyak 47%, sedangkan yang berjenjang pendidikan dasar sebanyak 16%. Berdasarkan usia, responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah berusia antara 31 s/d 40 tahun sebanyak 37 orang atau 37%.

Berdasarkan status dalam usaha, responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah berstatus sebagai pengelola sebesar 53% dan berdasarkan kepemilikan, responden sebagai pemilik dalam penelitian ini telah memiliki usaha gerabah kasongan selama antara 11 s/d 15 tahun sebanyak 20 orang atau 20%. Sedangkan berdasarkan kepengelolaan, responden sebagai pengelola dalam penelitian ini telah memiliki usaha gerabah kasongan selama kurang atau 10 tahun sebanyak 27 orang atau 27%.

2. Analisis Statistik InferensialDalam penelitian ini, data primer

tidak dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas data, dan peneliti disini mengasumsikan bahwa data primer ini telah reliabel dan valid. Dengan demikian data primer yang telah disusun dalam tabulasi data komputer program SPSS dapat langsung dilakukan olah data. Berikut ini hasil output olah data dianalisis secara kuantitatif:a. Analisis Regresi Linier Untuk

Pengaruh Kualitas Aset Stratejik Terhadap Kualitas Strategi BersaingDari perhitungan SPSS dapat

diketahui hasil output SPSS sebagai berikut:

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2014168

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.BStd.

Error Beta

1 (Constant) 2,968 ,640 4,635 ,000

X1 ,636 ,079 ,630 8,022 ,000a. Dependent Variable: X4

Untuk membentuk persamaan regresi linier menggunakan persamaan: Y= b1X1 karena data primer mempunyai satuan yang sama (kolom standardized coefficients), maka perubahan nilai prediksi Y (dalam hal ini variabel X4) proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas kualitas aset stratejik (X1). Dari output SPSS diatas dapat dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = 0,630X1. Berarti jika nilai variabel bebas (X1) berubah sebesar satu satuan baik turun maupun naik, maka nilai prediksi Y akan berubah turun atau naik sebesar 0,630.

Berdasarkan nilai t hitung= 8,022 dan nilai signifikansi 0,000 atau 0% dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan statistik sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kualitas aset stratejik terhadap kualitas strategi bersaing, untuk itu dalam rangka meningkatkan kualitas strategi bersaing dalam hal; tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, pengetahuan yang luas dalam mengelola perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis, dan pengalaman dalam menjalankan perusahaan.b. Analisis Regresi Linier untuk

Pengaruh Adaptasi terhadap Lingkungan Terhadap Kualitas Strategi Bersaing

Dari perhitungan SPSS dapat diketahui hasil output SPSS sebagai berikut:

Coefficientsa

Model Unstandar-dized Coeffi-

cients

Standardized Coefficients

T Sig.BStd.

Error Beta

1 (Cons-tant)

3,828 ,704 5,436 ,000

X2 ,525 ,087 ,521 6,048 ,000

a. Dependent Variable: X4

Untuk membentuk persamaan regresi linier menggunakan persamaan: Y= b2X2 karena data primer mempunyai satuan yang sama (kolom standardized coefficients), maka perubahan nilai prediksi Y (dalam hal ini variabel X4) proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas adaptasi lingkungan (X2). Dari output SPSS di atas dapat dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = 0,521X2. Berarti jika nilai variabel bebas adaptasi terhadap lingkungan(X2) berubah sebesar satu satuan baik turun maupun naik, maka nilai prediksi Y akan berubah turun atau naik sebesar 0,521.

Berdasarkan nilai t hitung= 6,048 dan nilai signifikansi 0,000 atau 0% dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan statistik sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan adaptasi terhadap lingkungan terhadap kualitas strategi bersaing, untuk itu dalam rangka meningkatkan kualitas strategi bersaing, maka perlu meningkatkan:• Kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan.

• Kemampuan perusahaan untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi pada perusahaan pesaing.

• Kerjasama yang baik antara perusahaan dengan penyalur.

Danang Sunyoto dan Rini RahartiDesember 2014 169

c. Analisis Regresi Linier untuk Pengaruh Orientasi Kewira-usahaan Terhadap Kualitas Strategi BersaingDari perhitungan SPSS dapat

diketahui hasil output SPSS sebagai berikut:

Coefficientsa

Model Unstandar-dized Coeffi-

cients

Standar-dized Coeffi-

cients

t Sig.BStd.

Error Beta1 (Cons-

tant)3,639 ,595 6,113 ,000

X3 ,541 ,072 ,604 7,511 ,000a. Dependent Variable: X4

Untuk membentuk persamaan regresi linier menggunakan persamaan: Y= b3X3 karena data primer mempunyai satuan yang sama (kolom standardized coefficients), maka perubahan nilai prediksi Y (dalam hal ini variabel X4) proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas orientasi kewirausahaan (X3). Dari output SPSS di atas dapat dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = 0,604X3. Berarti jika nilai variabel bebas adaptasi terhadap lingkungan(X2) berubah sebesar satu satuan baik turun maupun naik, maka nilai prediksi Y akan berubah turun atau naik sebesar 0,604.

Berdasarkan nilai t hitung= 7,511 dan nilai signifikansi 0,000 atau 0% dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan statistik sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan orientasi kewirausahaan terhadap kualitas strategi bersaing, untuk itu dalam rangka meningkatkan kualitas strategi bersaing, maka perlu memperhatikan dalam hal:• Keberanian mengambil risiko dalam

berbisnis.• Memanfaatkan peluang bisnis yang

ada.• Menciptakan produk baru yang

mendahului selera konsumen.

d. Analisis Regresi Linier Berganda untuk Pengaruh Kualitas Aset Stratejik, Adaptasi terhadap Lingkungan, Orientasi Kewira-usahaan Secara Bersama-sama Terhadap Kualitas Strategi Bersaing.

Dari perhitungan SPSS dapat diketahui hasil output SPSS sebagai berikut:

Model SummaryModel

R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate1 ,712a ,507 ,492 1,17200

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 135,761 3 45,254 32,946 ,000a

Residual 131,864 96 1,374Total 267,625 99

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2b. Dependent Variable: X4

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2014170

Coefficientsa

ModelUnstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 1,480 ,683 2,168 ,033

X1 ,388 ,090 ,385 4,319 ,000X2 ,160 ,091 ,158 1,750 ,083X3 ,271 ,084 ,302 3,209 ,002

a. Dependent Variable: X4

Untuk membentuk persamaan regresi linier berganda menggunakan persamaan: Y= b1X1+b2X2+b3X3 karena data primer mempunyai satuan yang sama (kolom standardized coefficients), maka perubahan nilai prediksi Y (dalam hal ini variabel X4) proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas kualitas aset stratejik, adaptasi terhadap lingkungan, dan orientasi kewirausahaan (X3) secara bersama-sama. Dari output SPSS di atas dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 0,385X1+0,158X2+0,302X3. Berarti jika ketiga nilai variabel

bebas berubah sebesar satu satuan baik turun maupun naik, maka nilai prediksi Y akan berubah turun atau naik sebesar 0,385 + 0,158 + 0,302 = 0,845.

Berdasarkan nilai F hitung= 32,946 dan nilai signifikansi 0,000 atau 0% dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan statistik sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kualitas aset stratejik, adaptasi terhadap lingkungan, dan orientasi kewirausahaan secara bersama-sama terhadap kualitas strategi bersaing, untuk itu dalam rangka meningkatkan kualitas strategi bersaing, maka perlu meningkatkan pula kualitas aset stratejik, adaptasi terhadap lingkungan, dan orientasi kewirausahaan.

e. Analisis Regresi Linier untuk Pengaruh Kualitas Strategi Bersaing Terhadap Kinerja Per-usahaan.

Dari perhitungan SPSS dapat diketahui hasil output SPSS sebagai berikut:

Coefficientsa

ModelUnstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,215 ,793 4,056 ,000

X4 ,576 ,097 ,514 5,935 ,000

a. Dependent Variable: Y

Danang Sunyoto dan Rini RahartiDesember 2014 171

Untuk membentuk persamaan regresi linier menggunakan persamaan: Y= b4X4 karena data primer mempunyai satuan yang sama (kolom standardized coefficients), maka perubahan nilai prediksi kinerja perusahaan (Y) proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas kualitas strategi bersaing (X4). Dari output SPSS di atas dapat dibentuk persamaan regresi linier sebagai berikut : Y = 0,514X4. Berarti jika nilai variabel bebas kualitas strategi bersaing (X4) berubah sebesar satu satuan baik turun maupun naik, maka nilai prediksi kinerja perusahaan (Y’) akan berubah turun atau naik sebesar 0,514.

Berdasarkan nilai t hitung= 5,935 dan nilai signifikansi 0,000 atau 0% dibandingkan dengan tingkat toleransi kesalahan statistik sebesar 5%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kualitas strategi bersaing terhadap kinerja perusahaan, untuk itu dalam rangka mempertahankan dan sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan, maka perlu:• Membuat produk yang berkualitas

lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan dari produk pesaing.

• Membuat produk yang sulit tergantikan, khususnya dalam proses produksi.

• Membuat produk yang menarik dan unik.

• Membuat produk yang tidak mudah ditiru.

KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

Dari analisis kualitatif diketahui bahwa responden dalam penelitian ini dari jenjang pendidikan terakhir sebagian besar responden berjenjang pendidikan SMA/SMK sebanyak 47%,

yang berjenjang pendidikan dasar sebesar 16%, sedangkan yang berusia sebagian besar antara 31 s/d 40 tahun ada sebanyak 37 orang atau 37%, dengan status sebagai pengelola usaha sebanyak 53 orang atau 53% dengan mengelola usaha selama kurang dari 10 tahun ada sebanyak 27 orang atau 27%, disamping itu berstatus sebagai pemilik usaha gerabah selama antara 11 s/d 15 tahun ada sebanyak 20 orang atau 20%.

Dari analisis statistik inferensial disimpulkan bahwa: 1) terdapat pengaruh yang signifikan kualitas aset stratejik terhadap kualitas strategi bersaing, 2) terdapat pengaruh yang signifikan adaptasi terhadap lingkungan terhadap kualitas strategi bersaing, 3) terdapat pengaruh yang signifikan orientasi kewirausahaan terhadap kualitas strategi bersaing, dan 4) terdapat pengaruh yang signifikan kualitas asset stratejik, adaptasi terhadap lingkungan, dan orientasi kewirausahaan secara bersama-sama terhadap kualitas strategi bersaing, 5) terdapat pengaruh yang signifikan kualitas strategi bersaing terhadap kinerja perusahaan.

2. SaranPihak Pemerintah Kabupaten

Bantul, Yogyakarta, dalam rangka meningkatkan kualitas strategi bersaing bagi para pengusaha gerabah di Kasongan untuk menghadapi persaingan bisnis produk gerabah di masa depan, perlu mempertimbangkan variabel kualitas asset stratejik yang meliputi antara lain; 1) tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, 2) pengetahuan yang luas dalam mengelola perusahaan, 3) kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis, dan 4) pengalaman dalam menjalankan perusahaan, variabel adaptasi terhadap lingkungan, yang meliputi antara lain; 1) kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan, 2) kemampuan perusahaan

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Desember 2014172

untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi pada perusahaan pesaing, dan 3) kerjasama yang baik antara perusahaan dengan penyalur, variabel orientasi kewirausahaan, yang meliputi antara lain; 1) keberanian mengambil risiko dalam berbisnis, 2) memanfaatkan peluang bisnis yang ada, dan 3) menciptakan produk baru yang mendahului selera konsumen. Karena ketiga variabel yaitu kualitas aset stratejik, adaptasi terhadap lingkungan, dan orientasi kewirausahaan baik secara individu maupun secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas strategi bersaing pada perusahaan gerabah di Kasongan, Kabupten Bantul.

Pihak Pemerintah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan gerabah di Kasongan, untuk menghadapi persaingan bisnis produk gerabah di masa depan, perlu mempertimbangkan variabel kualitas strategi bersaing, yang meliputi antara lain; 1) membuat produk yang berkualitas lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan dari produk pesaing, 2) membuat produk yang sulit tergantikan, khususnya dalam proses produksi, 3) membuat produk yang menarik dan unik, dan 4) membuat produk yang tidak mudah ditiru. Hal ini disebabkan ada pengaruh yang signifikan kualitas strategi bersaing terhadap kinerja perusahaan gerabah di Kasongan.

DAFTAR PUSTAKA

Barney, 1991, Firm Resource and Sustained Competitive Advan-tage, Journal of Management, Vol 17. N0. 1, Texas A & M University.

Barokah, Siti Nur, 2009, Studi tentang Faktor-Faktor yang Mempe-ngaruhi Kualitas Strategi Bersaing untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan pada KUKM Pengrajin Kulit di Manding-Bantul, Tesis, UNDIP Semarang.

Davenport, T.H., & Prusak, L. 1998, Working Knowledge: how Orientations Manage What They Knows, Boston: Harvard Business School Press.

Elu, Wilfridus B, 2002, Manajemen Strategis Berbasis-Kompe-tensi: Pendekatan Integratif Dalam Membangun Ke-unggulan Kompetitif Berke-lanjutan, STIE Perbanas Jakarta.

Ferdinand, Augusty, 2003, Sustainable Competitive Advantage Sebuah Eksplorasi Model Konseptual, BP UNDIP, Semarang.

Hair, Joseph F, Black, William C, Babin, Barry J; Aderson, Rotph E; Tatham, Ronald L, 2006, Multivariate Data Analysis, Sixth Edition.

Jayne, 2004, Perancangan dan Pengem-bangan Produk, Salemba Jakarta.

Danang Sunyoto dan Rini RahartiDesember 2014 173

Muttaqien, Ahmad, (2008), Hubungan Antara Lingkungan Eks-ternal, Orientasi Strategik Dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pd Industri Manufaktur Menengah-Kecil di Kota Semarang), Fakultas Ekonomi, UNDIP.

Najib, Mukhamad, 2006, Peningkatan Kinerja Bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan Pengembangan Orientasi Pasar, Jurnal Manajemen Publikasi, Penelitian dan Review.

Papulova, Emilia & Zuzana Papulova, 2006, Competitive Strategy And Competitive Strategi Advantages Of Small And Midsezed Manufacturing Enterprises In Slovakia, Bratislava, Slovak Republic, Comenius University.

Pujilistiyani, Angelina Yuli, Ch, 2008, Characteristic Of Manajerial Careers, Jounal Review.

Rupidara, Neil, 2008, Modal Intelektual dan Strategi Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Universitas Kristen Satya Wacana.

Sidik, Ignas, 2003, Pemasaran Stratejik dan Strategi Pemasaran, Jurnal Forum Manajemen Prasetya Mulya, No.72, Th ke 14.

Sinkovics, Rudolf R, Roath & Anthony S, 2004, Strategic Orientation, Capabilities, And Performance In Manufacturer- 3 PL Relationships, Journal of Business Logistics.

Tim PSEKP UGM, 2008, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta: Amara Books.

Wijayanto, Bonifacius R., 2008, Pengetahuan Sebagai Sumber Keunggulan Kompetitif Berkesinambungan, Fokus Ekonomi.