KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf ·...

129
KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Sains di Universitas Negeri Semarang Oleh Ragil Kurnianingrum 3211411001 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf ·...

Page 1: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN

KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Sains di Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ragil Kurnianingrum

3211411001

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

ii

Page 3: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

iii

Page 4: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

iv

Page 5: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain, dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap (Q.S. Al

Insyirah:6-8).

Yang membedakan orang sukses dan orang yang gagal adalah bukan karena

yang satu memiliki kemampuan dan ide lebih baik, tapi karena dia berani

mempertaruhkan ide, menghitung resiko, dan bertindak cepat (Andre

Malraux).

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-

orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT atas segala

karunia-Nya skripsi ini kupersembahkan kepada:

Ayahanda Birun & Ibunda Sri Hartini yang selalu memberi

nasihat, doa, dan dukungan serta selalu memberi inspirasi

dan semangat.

Kakak-kakakku tersayang Muhammad Kurniawan dan Dwi

Kurniasari, yang selalu memberikan semangat dalam

mengerjakan skripsi.

Sofiyan Agus S., yang selalu memberikan kasih sayang, doa,

motivasi dan semangat dalam mengerjakan skripsi.

Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang

selalu memberikan motivasi dan semangat dalam

mengerjakan skripsi.

Almamaterku UNNES.

Page 6: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur senantiasa penulis menghaturkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga

penulisan skripsi dengan judul “Kualitas Perumahan di Desa Mranggen,

Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang” dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana sains

(S1) di Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa di dalam

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

4. Ariyani Indrayati, S.Si. M.Sc., Dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

5. Drs. Hariyanto, M.Si., Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan

kritik, saran selama proses sidang, dan selaku Ketua Program Studi Geografi

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas

yang memungkinkan penulis melakukan penelitian ini.

6. Dr. Ir. Ananto Aji, M.S., Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan

kritik dan saran selama proses sidang.

Page 7: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

vii

7. Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial atas ilmu

yang telah diberikan selama menempuh perkuliahan serta bantuan dan

motivasi yang telah diberikan selama ini.

8. Keluarga Geografi Universitas Negeri Semarang angkatan 2011 terimakasih

atas dukungan dan kerjasamanya.

9. Bapak Ibu dan keluargaku yang memberikan semangat, doa, dan kasih

sayangnya untukku.

10. Teman-teman kos Adem Ayem yang selalu memberikan semangat dan

motivasi untukku.

11. Semua pihak yang telah membantu dan menyelenggarakan skripsi ini, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua

pihak mendapat balasan dari Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 22 Juni 2015

Penulis

Page 8: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

viii

SARI

Kurnianingrum, Ragil. 2015. Kualitas Perumahan di Desa Mranggen,

Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas

Ilmu Sosisal Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Ariyani Indrayati, S.Si.,

M.Sc.

Kata kunci: Hubungan, Sosial dan Ekonomi, Kualitas Perumahan.

Keterbatasan ekonomi menghambat masyarakat untuk membeli rumah,

sehingga untuk masyarakat yang memiliki pendapatan rendah tidak dapat

memperoleh dan menikmati perumahan yang layak. Tingkat pendidikan juga

berpengaruh terhadap perwujudan peningkatan kualitas rumah layak huni.

Pemahaman pentingnya kualitas perumahan, akan mampu meningkatkan kualitas

hidup masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Mengetahui bagaimana

kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Mranggen, 2) Mengukur

bagaimana kualitas perumahan di Desa Mranggen, 3) Mengetahui bagaimana

hubungan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terhadap kualitas perumahan di

Desa Mranggen.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga (KK) di Desa

Mranggen. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified

Random Sampling diperoleh 20 kepala keluarga di Dusun Kedungsari dan 80

kepala keluarga di Dusun Salamsari sebagai responden. Teknis analisis data dalam

penelitian ini adalah teknis analisis statistik deskriptif, scoring, uji beda melalui

uji beda independen, dan analisis crosstab.

Hasil penelitian yaitu Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari masing-

masing memiliki tingkat pendidikan KK dan tingkat pendapatan rumah tangga

dengan kriteria baik, untuk rumah penduduk kebanyakan berdiri diatas tanah turun

temurun, 2) Mayoritas rumah penduduk masuk dalam kriteria baik yaitu terdapat

70% rumah di Dusun Kedungsari dan 72,5% rumah di Dusun Salamsari, 3)

Terdapat hubungan antara pendapatan rumah tangga terhadap kualitas perumahan

di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari, sedangkan untuk status kepemilikan

tanah di kedua dusun tersebut tidak memiliki hubugan terhadap kualitas

prumahan.

Simpulan dalam penelitian ini yaitu: 1) Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari masing-masing memiliki tingkat pendidikan kepala keluarga dan

tingkat pendapatan rumah tangga dengan kriteria baik, untuk rumah penduduk

kebanyakan berdiri di atas tanah turun temurun, 2) Mayoritas rumah kepala

keluarga di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari masuk dalam kriteria baik, 3)

Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan kepala keluarga dan

pendapatan rumah tangga terhadap kulitas perumahan. Saran dalam penelitian ini

adalah: 1) kepala keluarga perlu meningkatkan pendapatan rumah tangga karena

dengan pendapatan rumah tangga yang semakin baik akan diikuti oleh

peningkatan pada kualitas perumahan, 2) Kepala keluarga selayaknya

memperhatikan dan memperbaiki kualitas perumahan mereka agar kualitas

perumahan yang lebih baik dapat terwujud.

Page 9: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PERSETUJUAN BIMBINGAN ............................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... v

PRAKATA ............................................................................................. vi

SARI ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 6

1.4 Manfaat Pnelitian .................................................................... 6

1.5 Batasan Istilah ......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rumah, Perumahan dan Kualitas Perumahan ....... 9

2.2 Rumah Layak Huni ................................................................. 11

2.3 Kondisi Sosial dan Ekonomi .................................................. 31

2.4 Hubungan antara Kondisi Sosial dan Ekonomi terhadap

Kualitas Perumahan ................................................................ 37

2.5 Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia ..... 42

2.6 Kajian Penelitian Sebelumnya ................................................ 44

2.7 Kerangka Berfikir ................................................................... 52

Page 10: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

x

2.8 Hipotesis ................................................................................. 55

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian .................................................. 58

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............... 58

3.3 Variabel Penelitian .................................................................. 59

3.4 Rumusan Instrumen Penelitian ............................................... 62

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 63

3.6 Tahapan Penelitian................................................................... 64

3.7 Analisis Data ........................................................................... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 70

4.2 Pembahasan ............................................................................ 119

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 135

5.2 Saran ....................................................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 137

LAMPIRAN ........................................................................................... 142

Page 11: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan ................ 18

Tabel 2.2 Kebutuhan Pencahayaan Alami ............................................ 19

Tabel 2.3 Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya ................................... 45

Tabel 3.1 Hubungan antar Tujuan, Varuabel, Indikator dan

Parameter .............................................................................. 62

Tabel 3.2 Kriteria Kualitas Perumahan Berdasarkan Jumlah Skor ....... 68

Tabel 3.3 Kriteria Kualitas Perumahan Berdasarkan Persentase .......... 68

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan di Desa Mranggen ......................... 73

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa

Mranggen .............................................................................. 75

Tabel 4.3 Jumlah Sarana Kesehatan di Desa Mranggen Tahun 2013 ... 77

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Kepala Keluarga di Dusun Kedungsari dan

Dusun Salamsari ................................................................... 80

Tabel 4.5 Umur Kepala Keluarga di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 81

Tabel 4.6 Jumlah Anggota Keluarga di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 82

Tabel 4.7 Mata Pencaharian Kepala Keluarga di Dusun Kedungsari

dan Dusun Salamsari ............................................................ 83

Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Dusun Kedungsari

dan Dusun Salamsari ............................................................ 84

Tabel 4.9 Pendapatan Rumah Tangga di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 85

Tabel 4.10 Status Kepemilikan Tanah di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 86

Tabel 4.11 Luas Lantai per Orang Rumah di Dusun Kedungsari dan

Dusun Salamsari ................................................................... 87

Tabel 4.12 Kekuatan Kerangka Bangunan Rumah di Dusun Kedungsari

Page 12: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

xii

dan Dusun Salamsari ............................................................ 88

Tabel 4.13 Kamar Mandi & Kakus atau WC di Dusun Kedungsari dan

Dusun Salamsari ................................................................... 90

Tabel 4.14 Luas Ventilasi Rumah di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 91

Tabel 4.15 Pencahayaan Ruang Tamu Rumah di Dusun Kedungsari dan

Dusun Salamsari ................................................................... 93

Tabel 4.16 Pencahayaan Ruang Tidur Rumah di Dusun Kedungsari

dan Dusun Salamsari ............................................................ 94

Tabel 4.17 Jenis Lantai Rumah di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 95

Tabel 4.18 Jenis Pondasi Rumah di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 97

Tabel 4.19 Jenis Atap Rumah di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 97

Tabel 4.20 Jenis Dinding Rumah di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 98

Tabel 4.21 Lokasi Kandang Ternak di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 100

Tabel 4.22 Sumber Air Minum di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 101

Tabel 4.23 Kualitas Perumahan di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari .............................................................................. 102

Tabel 4.24 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal KK terhadap

Pendapatan Rumah Tangga di Dusun Kedungsari ............. 105

Tabel 4.25 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal KK terhadap

Pendapatan Rumah Tangga di Dusun Salamsari................. 106

Tabel 4.26 Hubungan antara Pendapatan Rumah Tangga terhadap

Kualitas Perumahan di Dusun Kedungsari.......................... 108

Tabel 4.27 Hubungan antara Pendapatan Rumah Tangga terhadap

Kualitas Perumahan di Dusun Salamsari ............................ 110

Page 13: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

xiii

Tabel 4.28 Hubungan antara Status Kepemilikan Tanah terhadap

Kualitas Perumahan di Dusun Kedungsari........................... 111

Tabel 4.29 Hubungan antara Status Kepemilikan Tanah terhadap

Kualitas Perumahan di Dusun Salamsari ............................ 113

Tabel 4.30 Hasil Uji Beda Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga

di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari ........................ 115

Tabel 4.31 Hasil Uji Beda Pendapatan Rumah Tangga di Dusun

Kedungsari dan Dusun Salamsari ....................................... 116

Tabel 4.32 Hasil Uji Beda Status Kepemilikan Tanah di Dusun

Kedungsari dan Dusun Salamsari ........................................ 117

Tabel 4.33 Hasil Uji Beda Kualitas Perumahan di Dusun

Kedungsari dan Dusun Salamsari ........................................ 118

Page 14: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian ............................................. 54

Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Mranggen Tahun 2015 ................ 71

Gambar 4.2 Peta Penggunaan Lahan Desa Mranggen Tahun 2015 ...... 74

Gambar 4.3 Peta Lokasi Penelitian ....................................................... 79

Gambar 4.4 Kekuatan Kerangka Bangunan dengan Kriteria Baik ...... 89

Gambar 4.5 Kamar Mandi dan Kakus/WC dengan Kriteria Baik ........ 90

Gambar 4.6 Kamar Mandi dan Kakus/WC dengan Kriteria Buruk ...... 91

Gambar 4.7 Luas Ventilasi dengan Kriteria Baik ................................. 92

Gambar 4.8 Pencahayaan Ruang Tamu dengan Kriteria Baik .............. 93

Gambar 4.9 Pencahayaan Ruang Tidur dengan Kriteria Baik .............. 95

Gambar 4.10 Rumah dengan Jenis Lantai Keramik ............................... 96

Gambar 4.11 Rumah dengan Jenis Lantai Plester ................................... 96

Gambar 4.12 Rumah dengan Jenis Lantai Tanah.................................... 96

Gambar 4.13 Rumah dengan Atap Genteng ........................................... 98

Gambar 4.14 Rumah dengan Jenis Dinding Tembok ............................. 99

Gambar 4.15 Rumah dengan Jenis Dinding Papan atau Kayu................ 99

Gambar 4.16 Rumah dengan Jenis Dinding Bambu ............................... 100

Gambar 4.17 Peta Sebaran Kualitas Perumahan di Desa Mranggen

Tahun 2015 ........................................................................ 103

Page 15: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Panduan Dokumentasi Variabel Kondisi Sosial

dan Ekonomi ....................................................................... 143

Lampiran 2. Kisi-kisi Panduan Observasi Variabel Kualitas

Perumahan ............................................................................ 144

Lampiran 3. Lembar Instrumen Pengumpulan Data ............................... 145

Lampiran 4. Lembar Panduan Instrumen Pengumpulan Data ................ 147

Lampiran 5. Daftar Identitas Responden ................................................ 149

Lampiran 6. Daftar Hasil Penelitian Kondisi Sosial dan Ekonomi serta

Kualitas Perumahan ............................................................ 153

Lampiran 7. Descriptive Statistitics ........................................................ 158

Lampiran 8. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) ................................... 166

Lampiran 9. Uji Beda .............................................................................. 175

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian.......................................................... 177

Page 16: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk

ditangani, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau oleh pemerintah, salah satu

ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses

prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan

dan permukiman yang jauh di bawah standar kelayakan, serta mata pencahariaan

yang tidak menentu. Masalah kemiskinan merupakan masalah pokok nasional

yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dengan dalih apapun dan harus

menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial

dan sampai pada saat sekarang ini masih banyak masyarakat yang berada di

bawah garis kemiskinan. Kemiskinan menjadi salah satu masalah sosial yang

menjadi ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu rumah

tangga. Sebagai suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan disuatu wilayah lazim

digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan diwilayah tersebut. Kemiskinan

merupakan tema utama dalam pembangunan. Keberhasilan dan kegagalan

pembangunan acapkali diukur berdasarkan perubahan pada tingkat kemiskinan.

Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, meliputi

sandang, pangan dan papan. Sesuai pasal 28 H Ayat 1 Undang-undang Dasar

Tahun 1945 Amandemen II menetapkan bahwa “setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik

Page 17: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

2

dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kegiatan.” (Perdana, dalam

http://ejournal.pin.or.id, diakses 07 Desember 2014).

Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi

Jawa Tengah, di Kabupaten Magelang pada tahun 2013 terdapat sekitar 21.230

rumah masuk tipe A (kondisi baik), 5.751 rumah masuk tipe B (kondisi sedang),

dan 3.004 rumah masuk tipe C (kondisi buruk/rumah tidak layak huni).

Pemerintah Kabupaten Magelang terus berupaya meningkatkan kualitas

perumahan bagi penduduk miskin. Hal ini terlihat dari jumlah rumah yang dipugar

setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terdapat 11 unit rumah tidak layak huni berhasil

dipugar, tahun 2012 terdapat 363 unit, pada tahun 2013 sejumlah 553 unit,

kemudian pada tahun 2014, 709 unit rumah tidak layak huni berhasil dipugar. Hal

ini menunjukkan program pemugaran rumah tidak layak huni setiap tahunnya

mengalami peningkatan.

Menurut Undang-undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai

tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan

martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang

memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian

bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya,

berjati diri, mandiri, dan produktif.

Page 18: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

3

Menurut Suhendi dan Syawie (2012), rumah merupakan salah satu jenis

kebutuhan jasmani atau kebutuhan yang bersifat material yang memerlukan

pemenuhan, karena merupakan salah satu aspek kesejahteraan sosial. Hal ini

berarti, bahwa pemenuhan kebutuhan rumah berpengaruh terhadap derajat

kesejahteraan masyarakat. Apabila kebutuhan rumah ini tidak dapat terpenuhi,

maka masyarakat tersebut akan mengalami gangguan atau hambatan dalam

melaksanakan fungsi sosialnya.

Pemenuhan kebutuhan rumah sebagai kebutuhan jasmani tidak terbatas

pada fungsi fisik, yaitu melindungi orang-orang didalamnya dari ancaman dan

gangguan yang berasal dari luar rumah, seperti panas, angin, hujan, dan gangguan

keamanan. Rumah sesungguhnya memiliki fungsi non fisik, yaitu tempat yang

menjamin kelangsungan hidup atau reproduksi, pelembagaan nilai, norma, dan

pengembangan pola relasi sosial atau sosialisasi, memberikan rasa damai,

nyaman, tentram, dan meningkatkan harkat dan martabat. Rumah juga memiliki

nilai strategis dalam kehidupan penghuninya. Berdasarkan hal tersebut, setiap

keluarga selalu berupaya untuk memiliki rumah, meskipun secara obyektif belum

seluruh keluarga dapat mewujudkan keinginannya.

Kenyataanya, untuk mewujudkan rumah yang memenuhi persyaratan

tersebut bukanlah hal yang mudah. Perwujudan memiliki rumah yang layak huni

tersebut dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Misalnya

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin memungkinkan

seseorang tersebut memperoleh pendapatan yang semakin tinggi. Hal ini akan

berdampak pada kepemilikan rumah yang layak huni. Seseorang yang memiliki

Page 19: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

4

pedapatan tinggi akan lebih mudah untuk mewujudkan rumah yag layak huni,

sedangkan untuk masyarakat yang memilki pendapatan rumah tangga rendah

untuk memenuhi parsyaratan rumah yang layak huni mereka akan merasa

kesulitan.

Selain pendapatan, status kepemilikan tanah juga dapat mempengaruhi

kondisi rumah suatu masyarakat. Masyarakat yang memiliki tanah dengan status

hak milik diasumsikan akan memiliki rumah dengan kualitas yang lebih baik

dibandingkan dengan tanah yang statusnya menyewa atau turun temurun. Tanpa

kejelasan tentang status kepemilikan tanah, seseorang atau keluarga akan merasa

tidak aman sehingga akan mengurangi minat mereka untuk meningkatkan kualitas

rumahnya.

Permasalahan perumahan tidak layak huni yang disebabkan oleh

kemiskinan ini juga terjadi di Desa Mranggan, Kecamatan Srumbung. Menurut

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Desa Mranggen merupakan

wilayah desa yang berada dalam zona ancaman Gunung Merapi yang meliputi

radius 15 km dari kawah. Terdapat 3 desa di Kecamatan Srumbung yang masih

berada di bawah garis kemiskinan, diantaranya yaitu Desa Mranggen, Bringin dan

Kradinan. Ketiga desa tersebut yang paling rendah tingkat ekonominya yaitu Desa

Mranggen, terdiri dari 14 dusun, dusun termiskin yaitu Dusun Kedungsari dan

yang paling tinggi tingkat ekonominya yaitu Dusun Salamsari. Dusun Kedungsari

terdiri dari 64 kepala keluarga (KK) dan yang memperoleh raskin sejumlah 25

KK, sedangkan untuk Dusun Salamsari terdiri dari 254 KK yang memperoleh

Page 20: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

5

raskin sejumlah 61 KK. Mayoritas mata pencaharian penduduk di kedua dusun

tersebut adalah sebagai penambang pasir (Monografi Desa Mranggen, 2014).

Kondisi ini berpengaruh terhadap kualitas perumahan di dusun tersebut.

Kemiskinan menjadi hambatan bagi masyarakat untuk memiliki rumah yang layak

huni. Terbatasnya kemampuan ekonomi penduduk ini menghambat masyarakat

untuk membeli rumah sehingga untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah

tidak dapat memperoleh dan menikmati rumah yang layak. Pertumbuhan

penduduk yang tinggi juga berpengaruh terhadap kualitas perumahan.

Kualitas perumahan merupakan bagian dari objek material geografi, yaitu

segala sesuatu yang dipelajari kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat

dan terjadi di lapisan antroposfer. Lapisan antroposfer merupakan lapisan yang

menitikberatkan kepada manusia serta aktivitasnya di permukaan bumi. Manusia

di permukaan bumi memiliki berbagai macam adat dan budayanya, hal ini

mengakibatkan interaksi antara masyarakat yang berbeda. Masyarakat memiliki

keahlian yang berbeda-beda pula sehingga terjadi saling membutuhkan.

Masyarakat juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan

sumberdayanya. Kitannya dengan kualitas perumahan sumberdaya disini adalah

manusia sebagai seseorang yang dapat mewujudkan rumah yang layak huni.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Kualitas Perumahan di Desa Mranggen,

Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang”.

Page 21: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

6

1.2. Rumusan Masalah

Pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah dan kondisi ekonomi

masyarakat yang rendah merupakan salah satu faktor penentu kualitas perumahan.

Sehingga akhirnya dapat ditarik beberapa rumusan masalah, diantaranya:

1. Bagaimana kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Mranggen?

2. Bagaimana kualitas perumahan di Desa Mranggen?

3. Bagaimana hubungan antara kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terhadap

kualitas perumahan di Desa Mranggen?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menghasilkan beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Desa

Mranggen.

2. Untuk mengukur bagaimana kualitas perumahan di Desa Mranggen.

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kondisi sosial dan ekonomi

masyarakat terhadap kualitas perumahan di Desa Mranggen.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan menghasilkan beberapa manfaat, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

peneliti sendiri maupun peneliti lain dalam kajian yang berkaitan dengan

Page 22: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

7

kualitas perumahan, serta dapat dijadikan sebagai bentuk sumbangsih

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Geografi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan informasi kepada pemerintah dan dinas terkait di Kabupaten

Magelang sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam

pengadaan program perumahan yang layak huni bagi warga miskin serta

mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya

rumah layak huni.

1.5. Batasan Istilah

Upaya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang

ada dalam penelitian ini, maka perlu adanya batasan istilah yang berkaitan dengan

judul yang telah ditetapkan. Beberapa istilah yang perlu diberikan batasan adalah

sebagai berikut.

1. Hubungan adalah keadaan yang berhubungan atau ada sangkut-pautnya antara

satu hal dengan hal yang lain yang mungkin saling mempengaruhi. Hubungan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan antara tingkat pendidikan

kepala keluarga terhadap kualitas perumahan, hubungan antara pendapatan

rumah tangga terhadap kualitas perumahan, dan hubungan antara status

kepemilikan tanah terhadap kualitas perumahan.

2. Kualitas perumahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi

perumahan yang diukur berdasarkan kualitas rumah yang layak huni.

Page 23: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

8

3. Rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan

bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan

penghuninya. Rumah layak huni dalam penelitian ini adalah rumah yang

memiliki kriteria seperti yang tercantum dalam Surat Edaran Gubernur Jawa

Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014 dan Peraturan Menteri Negara Perumahan

Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 yaitu kriteria pemenuhan persyaratan

keselamatan bangunan, menjamin kesehatan, mencukupi kecukupan luas

minimum, infrastruktur dan lingkungan. Komponennya adalah lantai, pondasi,

atap, dinding, lokasi kandang ternak, sumber air minum, luas lantai, kekuatan

rangka bangunan, MCK, luas ventilasi, pencahayaan ruang tamu dan

pencahayaan ruang tidur.

4. Kondisi sosial dan ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan,

pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan pendapatan. Kondisi sosial dalam penelitian ini meliputi tingkat

pendidikan formal kepala keluarga. Kondisi ekonomi meliputi status

kepemilikan tanah dan pendapatan rumah tangga yaitu meliputi pendapatan

suami dan istri baik itu pendapatan pokok maupun pendapatan sampingan yang

diperoleh dari hasil bekerja selama 1 bulan.

Page 24: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam penelitian ini memiliki tujuan sebagai kerangka

acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek baik secara teoritis maupun

empiris. Kajian pustaka ini dimaksudkan untuk menghubungkan penelitian ini

dengan literatur-literatur yang ada.

2.1. Pengertian Rumah, Perumahan dan Kualitas Perumahan

2.1.1 Pengertian Rumah

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai

tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan

martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Menurut Undang-undang

Nomor 1 Tahun 2011, rumah tidak hanya berfungsi tempat tinggal dan saran

pembinaan keluarga namun juga sebagai cerminan harkat dan martabat

penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Jenis-jenis rumah berdasarkan pelaku pembangunan dan penghunian meliputi:

1. Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan tujuan

mendapatkan keuntungan,

2. Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya

masyarakat,

3. Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah,

Page 25: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

10

4. Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan khusus,

5. Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai

tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang

pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.

2.1.2 Pengertian Perumahan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Permukiman

dan Perumahan, perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari

permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan

prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang

layak huni. Undang-undang Nomor 01 Tahun 2011, perumahan sebagai bagian

dari permukiman dan sebagai hasil dari upaya pemenuhan rumah yang layak

huni.

Menurut Kemam dalam Rizka (2010), perumahan didefinisikan sebagai

kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian

yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik

lingkungan misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik, telepon,

jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana

mestinya dan sarana lingkungan yaitu fasilitas penunjang yang berfungsi untuk

penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya,

seperti fasilitas taman bermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana

perhubungan, keamanan, serta fasilitas umum lainnya.

Page 26: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

11

2.1.3 Pengertian Kualitas Perumahan

Kualitas perumahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi

perumahan yang diukur berdasarkan kualitas rumah yang layak huni. Rumah

layak huni merupakan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan

dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Rumah

layak huni dalam penelitian ini adalah rumah yang memiliki kriteria seperti yang

tercantum dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014

dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 yaitu

kriteria pemenuhan persyaratan keselamatan bangunan, menjamin kesehatan,

mencukupi kecukupan luas minimum, infrastruktur dan lingkungan.

Komponennya adalah lantai, pondasi, atap, dinding, lokasi kandang ternak,

sumber air minum, luas lantai, kekuatan rangka bangunan, MCK, luas ventilasi,

pencahayaan ruang tamu dan pencahayaan ruang tidur.

2.2. Rumah Layak Huni

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi

dan Daerah Kabupaten/Kota mendefinisikan rumah layak huni adalah rumah yang

memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas

bangunan serta kesehatan penghuninya. Kriteria rumah layak huni meliputi:

Page 27: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

12

Memenuhi persyaratan keselamatan bangunan

1. Ketentuan Struktur Bawah (Pondasi)

a. Pondasi harus ditempatkan pada tanah yang mantap, yaitu ditempatkan pada

tanah keras, dasar pondasi diletakkan lebih dalam dari 45 cm dibawah

permukaan tanah,

b. Seluruh badan pondasi harus tertanam dalam tanah,

c. Pondasi harus dihubungkan dengan balok pondasi atau sloof, baik pada

pondasi setempat maupun pondasi menerus,

d. Balok pondasi harus diangkerkan pada pondasinya, dengan jarak angker

setiap 1,50 m dengan baja tulangan diameter 12 mm,

e. Pondasi tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan dinding tebing, untuk

mencegah longsor, tebing diberi dinding penahan yang terbuat dari

pasangan atau turap bambu maupun kayu.

2. Struktur Tengah

Ketentuan struktur tengah:

a. Bangunan harus menggunakan kolom sebagai rangka pemikul, dapat terbuat

dari kayu, beton bertulang, atau baja,

b. Kolom harus diangker pada balok pondasi atau ikatannya diteruskan pada

pondasinya,

c. Pada bagian akhir atau setiap kolom harus diikat dan disatukan dengan

balok keliling atau ring balok dari kayu, beton bertulang atau baja,

d. Rangka bangunan (kolom, ring balok, dan sloof) harus memiliki hubungan

yang kuat dan kokoh,

Page 28: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

13

e. Kolom atau tiang kayu harus dilengkapi dengan balok pengkaku untuk

menahan gaya lateral gempa,

f. Pada rumah panggung antara tiang kayu harus diberi ikatan diagonal.

3. Struktur Atas

Ketentuan struktur atas sebagai berikut.

a. Rangka kuda-kuda harus kuat menahan beban atap,

b. Rangka kuda-kuda harus diangker pada kedudukan (pada kolom atau ring

balok),

c. Pada arah memanjang atap harus diperkuat dengan menambah ikatan angin

diantara rangka kuda-kuda.

4. Menjamin Kesehatan

a. Kecukupan pencahayaan rumah layak huni manimal 50% dari dinding yang

berhadapan dengan ruang terbuka untuk ruang tamu dan minimal 10% dari

dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka untuk ruang tidur,

b. Kecukupan penghawaan rumah layak huni minimal 10% dari luas lantai,

c. Penyediaan sanitasi minimal 1 kamar mandi dan jamban didalam atau luar

bangunan rumah dan dilengkapi bangunan bawah septiktank atau dengan

sanitasi komunal.

5. Memenuhi kecukupan luas minimum

Luas minimal rumah layak huni antara 7,2 m2/orang sampai dengan 12

m2/orang dengan fungsi utama sebagai hunian yang terdiri dari ruang

serbaguna/ruang tidur dan dilengkapi dengan kamar mandi.

Page 29: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

14

Berdasarkan surat edaran Gubernur Provinsi Jawa Tengah tanggal 26 Mei

Tahun 2014 kriteria rumah layak huni dan rumah tidak layak huni terdapat 3

kriteria, yaitu kriteria infrastruktur, kriteria lingkungan dan kriteria syarat

pendukung. Kriteria-kriteria ini diperoleh dari hasil penggabungan kriteria rumah

layak huni dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementrian Sosial,

dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dari ketiga kriteria tersebut terdapat

beberapa komponen yaitu:

1. Kriteria infrastruktur

a. Lantai,

b. Pondasi,

c. Atap,

d. Dinding,

e. Lokasi Kandang Ternak,

f. Sumber Air Minum.

2. Kriteria lingkungan

Fasilitas buang air besar.

3. Kriteria syarat pendukung

Bukti kepemilikan tanah/bangunan.

Menurut Sabarrudin (2003), terdapat 3 aspek dalam penentuan standar minimal

rumah yaitu meliputi kebutuhan rumah masa, kebutuhan minimal ruang dan

kebutuhan minimal kenyamanan bangunan.

Page 30: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

15

1. Kebutuhan Minimal Masa (Penampilan)

Penerapan kebijakan pembangunan rumah sederhana (RS)/rumah

sederhana sehat (RSS) saat ini masih menyimpan berbagai macam

permasalahan, yang secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. RS/RSS merupakan rumah jadi yang secara tidak langsung mengekang

keleluasaan penghuni memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu kebutuhan untuk

mengungkapkan jati dirinya,

b. Untuk memenuhi kebutuhan pengungkapan jati diri pada tahun kedua

sampai ketiga, umumnya pemilik RS/RSS cenderung melakukan perubahan

berupa penambahan maupun pembongkaran bangunannya. Akibat investasi

yang telah dikeluarkan hilang. Di samping itu perubahan RS/RSS

kurang/tidak memperhatikan kaidah-kaidah perencanaan rumah sehat,

c. Penyeragaman dari segi bentuk rumah, terutama pada facade dan bahan

bangunan yang digunakan seringkali berbenturan dengan kondisi setempat

(lokal). Penyeragaman ini seringkali kurang/tidak memperhatikan potensi

bahan bangunan dan kekhasan budaya, sehingga berakibat harga jual

menjadi lebih tinggi dan meningkatkan prosentase perubahan atau

pembongkaran, mengingat belum terpenuhinya kebutuhan maupun belum

sesuai dengan pakem yang dianutnya.

Upaya mengantisipasi permasalahan tersebut diatas, diperlukan suatu

perencanaan/perancangan RS/RSS, dengan memperhatikan tuntutan-

tuntutan sebagai berikut:

Page 31: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

16

1) Mampu memberikan keleluasaan pemilik untuk melakukan

pengembangan sesuai dengan kebutuhan, tanpa melakukan banyak

pembongkaran sehingga dapat ditekan seminimal mungkin kerugian

terhadap investasi yang telah dikeluarkan,

2) Mampu mengantisipasi terjadinya pengembangan yang dilakukan

penghuni, sehingga pada saat pelaksanaannya dengan biaya murah,

mudah dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan rumah sehat,

3) Mampu mewadahi kebutuhan dasar manusia akan tempat tinggal dengan

tersedianya ruangan untuk tidur, kamar mandi/kakus dan ruangan

serbaguna atau ruang terbuka yang multi fungsi.

Pada akhirnya bila seluruh kaidah-kaidah di atas terpenuhi maka

akan didapat suatu lingkungan permukiman yang harmonis, antara satu

rumah dengan rumah yang lainnya masing-masing memiliki ciri sendiri

namun tetap memiliki kesamaan yang mengikat dan memberikan citra atau

jati diri dari lingkungan secara keseluruhan.

2. Kebutuhan Minimal Ruang (Luar-Dalam)

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia dalam kegiatannya di rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi

aktivitas tidur, kerja, makan, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang

gerak didalamnya. Adapun rincian ruang tersebut dapat dilihat pada

perhitungan dibawah ini.

Aktivitas tidur 0,80 x 2.00 = 1,60

Aktivitas makan 1,50 x 0,90 = 1,35

Page 32: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

17

Kerja 1,50 x 0,90 = 1,35

Aktivitas istirahat/duduk 1,50 x 0,90 = 1,35

Aktivitas mandi 0,60 x 1,80 = 1,08

Aktivitas masak 0,60 x 1,80 = 1,08

Aktivitas MCK 0,6 x 1,80 = 1,08

Total kebutuhan ruang per orang = 8,89 m2

Dibulatkan = 9,00 m2

(Sabarrudin, 2003:170)

Hasil perhitungan aktivitas berdasarkan ergonomi ukuran badan rata-

rata masyarakat Indonesia maka didapatkan kebutuhan ruang per orang adalah

9 m2. Perhitungan di atas termasuk ruang gerak dan perabot untuk mendukung

aktivitasnya. Rumah sederhana sehat yang akan dihuni harus memungkinkan

penghuni untuk dapat hidup sehat, dan menjalankan kegiatan hidup sehari-hari

secara layak. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat,

berdasarkan perhitungan perencanaan untuk rumah tidak bertingkat

memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Kebutuhan luas per jiwa,

b. Kebutuhan luas per KK,

c. Kebutuhan luas bangunan per kapita KK,

d. Kebutuhan luas lahan per unit bangunan.

Page 33: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

18

Tabel 2.1 Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan

Standar

per jiwa (m2)

Luas (m2) untuk 3 Jiwa Luas (m

2) untuk 4 Jiwa

Unit Rumah Lahan (L) Unit Rumah Lahan(L)

60% x L 100 % 60 x L 100 %

(Ambang)

7,2 21,6/7 36,0 28,8 48

(Indonesia)

9,0 27,0/9 45,0 36,0 60,0

(Internasional)

12,0 36,0/12 60,0 48,0 80,0

Sumber: Sabarrudin, (2003:171)

3. Kebutuhan Minimal Kenyamanan Bangunan

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek, yaitu pencahayaan, penghawaan,

serta suhu udara dan kelembaban dalam ruangan. Aspek-aspek tersebut

merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat dan nyaman.

a. Pencahayaan

Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai

pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah

penggunaan terang langit, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan,

2) Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya,

3) Ruangan kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata.

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam

ruangan ditentukan oleh:

1) Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),

2) Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata),

Page 34: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

19

3) Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan,

4) Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan,

5) Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu) jam

setiap hari,

6) Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 08.00 sampai dengan jam 16.00.

Tabel 2.2 Kebutuhan Pencahayaan Alami

Jenis Ruang fl min. fl min. TUS Keterangan

Keluarga 0,35d = 0,70 0,16d = 0,32 fl = faktor langit

TUNDANG-

UNDANG = Titik

Ukur Utama TUS =

Titik Ukur Sisi

Kerja 0,35d = 0,70 0,16d = 0,32

Dapur 0,18d = 0,36 0,05d = 0,10

Tidur 0,20d = 0,40 0,20d = 0,40

Sumber: Sabarrudin, (2003:173)

Berdasarkan nilai faktor langit yang diperoleh, lubang cahaya untuk

jendela pada bangunan Rumah Inti Tumbuh dapat digunakan sebagai

ruangan keluarga, kerja, tidur, dan dapur. Nilai faktor langit tersebut akan

sangat ditentukan oleh kedudukan lubang cahaya dan luas lubang cahaya

pada bidang atau dinding ruangan. Semakin lebar bidang cahaya (L), maka

akan semakin besar nilai faktor langitnya. Tinggi ambang bawah bidang

bukaan (jendela) efektif antara 70 – 80 cm dari permukaan lantai ruangan.

Nilai faktor langit minimum dalam ruangan pada siang hari tanpa

bantuan penerangan buatan, akan sangat dipengaruhi oleh:

1) Tata letak perabotan rumah tangga, seperti lemari, meja tulis atau meja

makan,

2) Bidang pembatas ruangan, seperti partisi, tirai masif.

Page 35: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

20

b. Penghawaan

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas

sepanjang hidupnya. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan

kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan

kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila

terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruangan-

ruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi

sebagai ventilasi.

Penghawaan dapat dilakukan secara alami dan buatan. Cara alami

dengan memanfaatkan pergerakan udara atau angin yang disebabkan oleh

perbedaan suhu dan tekanan udara alam sekitarnya. Cara buatan adalah

mengkondisikan udara dalam ruangan dengan menggunakan tenaga

mekanikal-elektrikal atau air conditioning.

Persyaratan penghawaan sesuai dengan Keputusan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik

Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun, dan buku Manual of

Housing, Planning and Design Criteria. Agar diperoleh kesegaran udara

dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan

dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang (ventilasi silang)

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Lubang penghawaan minimal 5% dari luas lantai ruangan,

2) Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan,

Page 36: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

21

3) Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandi/WC.

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/WC,

maka diperlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau

exhaust fan, dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya,

2) Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti: ruangan keluarga, tidur, tamu dan

kerja.

c. Suhu udara dan kelembaban

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan

kelembaban udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu

udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan

pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban

tinggi dalam ruangan.

Pengaturan suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya, perlu memperhatikan:

1) Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan

keluar,

2) Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak

bergerak,

Page 37: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

22

3) Menghindari perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai

ruangan.

d. Kebutuhan Minimal Keamanan dan Keselamatan

Pada dasarnya bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah

tinggal sederhana adalah: pondasi, dinding (dan kerangka bangunan), atap

serta lantai. Pada bagian-bagian lantai seperti plafond, talang dan

sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja.

1) Pondasi

Secara umum sistim pondasi yang memikul beban kurang dari

dua ton (beban kecil) yang biasa digunakan untuk rumah-rumah

sederhana dapat dikelompokkan kedalam tiga sistem pondasi, yaitu:

pondasi langsung, pondasi setempat, dan pondasi tidak langsung. Sistem

pondasi yang digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan

pengembangannya ini adalah sistem pondasi setempat dari bahan

pasangan batu kali atau pasangan beton tanpa tulangan dan sistem

pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin dan galam.

Pondasi dari batu kali atau pas beton tanpa tulangan digunakan

untuk rumah tinggal yang dibangun didaerah yang memiliki kondisi

tanah kering dengan tegangan tanah σtnh ≥ 0.5 kg/cm2, sedangkan untuk

daerah-daerah yang memiliki kondisi tanah lembek dengan σtnh ≤ 0.5

kg/cm2 maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tidak langsung

yaitu pondasi yang mengandalkan friksi antara tiang dengan tanah.

Rumah sederhana biasanya tiang pondasi ini digapit oleh kayu galam

Page 38: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

23

bentuk penampang bulat berdiameter minimal 8 cm yang disebut dengan

kalang, kalang ini berada kurang lebih 30 cm dibawah tanah. Pondasi

seperti ini biasa disebut pondasi tiang kaca puri dan selalu digunakan

untuk rumah tinggal yang dibangun didaerah pasang surut atau tanah

gambut atau disuatu lahan yang memiliki muka air tanah yang dangkal

sehingga tanah terlalu basah.

Pondasi setempat ini dapat digunakan dengan ketentuan: kolom-

kolom pemikul beban harus diletakkan pada pusat pondasi, posisi kuda-

kuda harus tepat pada pusat garis kerja pondasi, bentang sloof maksimum

3 (tiga) meter, dan setiap pertemuan dinding harus berada di atas pondasi.

2) Dinding

Badan dinding yang digunakan untuk RIT dan pertumbuhannya

adalah batako, papan, dan setengah batako dan setengah papan

tergantung pada potensi bahan yang dominan pada daerah di mana rumah

ini akan dibangun. Ukuran batako yang digunakan adalah 40 x 20 10 cm

pejal tanpa lubang dengan mutu atau kuat tekan minimum 85 kg/cm2.

Dinding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk

kerangka dinding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak maksimum

100 cm. Kayu yang digunakan baik untuk papan dan balok adalah kayu

kelas II yang diawetkan, apabila untuk kerangka digunakan kayu balok

berukuran 5/10 maka jarak tiang rangka ini dapat diambil 150 cm. Begitu

juga untuk papan yang digunakan untuk dinding adalah papan dengan

ketebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah.

Page 39: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

24

Ring balok dan kolom dibuat dari kayu balok berukuran 5/10,

dengan hubungan antara kolom dengan ring balok dilengkapi dengan

sekur-sekur dari kayu 5/10 dan panjang sekur maksimum 50 cm.

3) Kerangka bangunan

Rangka dinding untuk rumah tembok dibuat dari struktur beton

bertulang. Untuk rumah dengan setengah tembok menggunakan setengah

rangka dari beton bertulang dan setengah dari rangka kayu. Untuk rumah

kayu tidak panggung meskipun rangka dinding menggunakan kayu

namun untuk sloof menggunakan beton bertulang. Sedangkan rumah

kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu baik rangka bangunan

maupun dinding dan pondasinya.

Rumah sehat diartikan sebagai tempat berlindung atau bernaung dan

tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik

fisik, rohani maupun sosial. Menurut Ditjen Cipta Karya syarat yang harus

dimiliki rumah sehat adalah:

1. Memenuhi segi kesehatan, artinya bagian-bagian rumah yang mempengaruhi

kesehatan keluarga hendaknya dipersiapkan dengan baik terutama a)

penerangan dan peranginan dalam setiap ruang harus cukup, b) penyediaan air

bersih, c) pengaturan pembuangan air limbah dan sampah sehingga tidak

menimbulkan pencemaran, d) bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding

tidak lembab, e) tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor,

udara kotor, dan sebagainya,

Page 40: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

25

2. Memenuhi segi kekuatan bangunan, artinya bagian-bagian dari bangunan

rumah mempunyai konstruksi dan bahan bangunan yang dapat dijamin

keamanannya, seperti a) konstruksi bangunan yang cukup kuat, baik untuk

menahan beratnya sendiri maupun pengaruh luar seperti angin, hujan, gempa,

dan lain-lain, b) pemakaian bahan bangunan yang bisa dijamin keawetan dan

kemudahan dalam pemeliharaanya, dan c) penggunaan bahan tahan api untuk

bagian yang mudah terbakar, dan bahan tahan air untuk bagian yang selalu

basah,

3. Memperhatikan segi kenyamanan, agar keluarga dapat tinggal dengan nyaman

dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah, diperlukan a) penyediaan ruang

yang sesuai dengan kegiatan penghuni didalamnya, c) penataan ruangan yang

cukup baik, d) dekorasi dan warna ruang yang serasi, dan e) penghijauan

halaman diatur sesuai kebutuhan,

4. Memenuhi segi keterjangkauan. Hendaknya ruang diperoleh, diperlengkapi,

dan dipelihara dengan dana yang sesuai dengan kemampuan pendapatan

keluarga.

Rumah sebagai tempat tinggal yang layak huni dapat menyediakan kondisi

hidup yang layak dan sehat bagi manusia tentunya memiliki komponen rumah

yang sesuai dengan syarat umum rumah sehat dan layak huni. Komponen rumah

yang dinilai dalam penelitian ini dilihat dari kriteria pemenuhan persyaratan

keselamatan bangunan, menjamin kesehatan, mencukupi kecukupan luas

minimum, infrastruktur dan lingkungan.

Page 41: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

26

1. Memenuhi persyaratan keselamatan bangunan

Persyaratan keselamatan bangunan dalam penelitian ini diukur

berdasarkan kekuatan kerangka bangunan suatu rumah. Bangunan yang baik

harus menggunakan kolom sebagai rangka pemikul, dapat terbuat dari kayu,

beton bertulang, atau baja serta untuk rangka bangunan (kolom, ring balok, dan

sloof) harus memiliki hubungan yang kuat dan kokoh (Peraturan Menteri

Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008).

2. Menjamin kesehatan

a. Pencahayaan

Cahaya yang cukup untuk penerangan ruang didalam rumah

merupakan kebutuhan kesehatan manusia. Penerangan yang cukup baik

diperlukan dalam ruang kediaman agar orang dapat leluasa melakukan

kegiatan rumah tangga yang lazim tanpa merusak kesehatan mata.

Kurangnya pencahayaan akan menimbulkan beberapa akibat pada mata,

kenyamanan dan sekaligus produktivitas seseorang (Kasjono, 2011:24).

Kecukupan pencahayaan rumah layak huni manimal 50% dari

dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka untuk ruang tamu dan

minimal 10% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka untuk

ruang tidur (Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun

2008).

1) Pencahayaan alam

Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari

kedalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian

Page 42: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

27

bangunan yang terbuka. Sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh

bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi.

2) Pencahayaan buatan

Cahaya buatan yang baik tidak akan menganggu atau menurunkan

produktivitas kerja. Malah dengan cahaya buatan yang baik dan disaring

dari kesilauan dapat mempertinggi produktivitas kerja dibandingkan

dengan apabila bekerja pada cahaya siang alamiah.

Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan

memilih sistem penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya

penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih

menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya dapat

memenuhi kebutuhan penerangan karena kuat penerangan yang relatif

rendah mampu menghasilkan cahaya yang baik bila dibandingkan

penggunaan lampu pijar. Namun demikian bila ingin mempergunakan

lampu pijar sebaiknya dipilih yang berwarna putih dengan

dikombinasikan beberapa lampu neon (dalam Kusumawati, 2014).

b. Penghawaan

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas

sepanjang hidupnya. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan

kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan

kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila

terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruangan-

ruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi

Page 43: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

28

sebagai ventilasi (sabarrudin, 2003). Kecukupan penghawaan rumah layak

huni minimal 10% dari luas lantai (Peraturan Menteri Negara Perumahan

Rakyat Nomor 22 Tahun 2008).

3. Mencukupi kecukupan luas minimum

Kecukupan luas minimum dalam penelitian ini diukur dari luas lantai

per orang. Luas lantai per orang merupakan kebutuhan ruang per orang yang

dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia dalam kegiatannya dirumah. Luas

minimal rumah layak huni antara 7,2 m2/orang sampai dengan 12 m

2/orang

dengan fungsi utama sebagai hunian yang terdiri dari ruang serbaguna/ruang

tidur dan dilengkapi dengan kamar mandi (Peraturan Menteri Negara

Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008).

4. Kriteria infrastruktur

a. Atap

Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang

yang mendiami dibawahnya terlindung dari terik matahari, hujan, dan

sebagainya (BPS, 2011:6). Atap berfungsi untuk menahan panas dan debu

dari luar. Kemiringan atap tergantung dari jenis penutup atap yang dipakai,

yang penting harus dapat mengalirkan air hujan dengan baik. Penutup atap

dapat dibuat dari genteng, asbes atau seng, rumbia dan sebagainya.

Pemeliharaan berkala perlu dilakukan dengan pembersihan dan segera

diperbaiki apabila terjadi kebocoran (Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah

tanggal 28 Mei tahun 2014).

Page 44: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

29

b. Dinding

Dinding adalah sisi luar atau batas dari suatu bangunan atau

penyekat dengan bangunan fisik lain. Dinding rumah berfungsi untuk

menahan angin dan debu, dibuat tidak tembus pandang, bahan dibuat dari

bambu, papan, tembok (Surat edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei

2014).

Dinding berfungsi sebagai pembatas ruang kegiatan agar kegiatan

dapat dilakukan dengan aman dan terlindung. Dinding dapat juga berfungsi

sebagai penahan beban merata dari atap, untuk selanjutnya diteruskan ke

pondasi. Bahan dinding yang digunakan harus dapat menjamin kekuatan

dan keawetannya (Dirjen Cipta Karya, 1994:32).

c. Jenis Lantai

Secara umum lantai hendaknya dibuat dengan permukaan kering,

datar dan mudah untuk dibersihkan. Bahan penutup lantai adalah yang tidak

menimbulkan kelembaban dan mudah dibersihkan. Jenis lantai di dalam

surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014 ada 3

macam yaitu tanah, plester dan keramik.

d. Jenis pondasi

Pondasi merupakan struktur terbawah dari pembuatan sebuah

bangunan, pengertian pondasi sendiri adalah suatu bagian dari konstruksi

bangunan yang berfungsi sebagai tempat bangunan (yang akan dibangun)

dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar

pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential

Page 45: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

30

settlement pada sistem strukturnya. Dalam penelitian ini jenis pondasi di

bagi menjadi 3 jenis yaitu umpak/kayu, bata dan batu (Surat Edaran

Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014).

e. Lokasi kandang ternak

Lokasi kandang ternak yang baik yaitu kandang ternak yang berada

jauh dari lokasi rumah yaitu berjarak >5 m (Surat Edaran Gubernur Jawa

Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014).

f. Sumber air minum

Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia.

Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak

berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme

yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air

yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Sumber air minum dalam

penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu dari belik, sumur gali dan artetis (Surat

Edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014).

g. Sarana Sanitasi

Sarana sanitasi yang dimaksud meliputi sarana sanitasi, mandi, cuci,

kakus (MCK). Penilaian MCK yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penyediaan 1 (satu) kamar mandi dan jamban didalam atau luar bangunan

rumah (Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014).

Page 46: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

31

2.3. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu

masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:958), kata sosial

berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Berdasarkan konsep

sosiologi, manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia

tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan orang lain disekitarnya. Kata sosial

sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Berbeda

dengan istilah ekonomi, yang berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi,

distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan,

perindustrian dan perdagangan) (KBBI, 1996:251).

Berdasarkan pengertian di atas dapat tarik kesimpulan bahwa sosial

ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan

lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Masalah

sosial ekonomi merupakan masalah yang sering kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari suatu masyarakat, kondisi sosial ekonomi berarti keadaan yang

berkaitan dengan masyarakat. Kondisi ini selalu mengalami perubahan melalui

proses sosial dan interaksi sosial, interaksi sosial berarti proses hubungan dan

saling mempengaruhi yang terjadi antar individu dengan individu, individu

dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Menurut Soehandono

(2000:20), kondisi sosial ekonomi meliputi:

1. Kondisi rumah dan kepemilikan perabotan keluarga yang mempunyai kondisi

rumah yang bagus dan kepemilikan barang-barang perabot yang banyak

Page 47: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

32

jumlahnya dan lengkap dapat diketahui kondisi sosial ekonominya melalui: 1)

luas lantai yang dihuni, 2) jenis dinding rumah, 3) jenis atap rumah, 4) jenis

lantai, 5) fasilitas MCK atau WC, 6) fasilitas air bersih, 7) kepemilikan fasilitas

duduk/meja kursi,

2. Kegiatan ekonomi dan penghasilan kegiatan ekonomi dan penghasilan dalam

keluarga dapat diukur kondisi sosial ekonomi dengan indikator sebagai berikut:

1) jumlah anggota rumah tangga yang bekerja, 2) status pekerjaan dari yang

paling menunjang, 3) jenis pekerjaan yang paling menunjang, 4) yang memiliki

penghasilan terbesar yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, 5)

kepemilikan aset, 6) jumlah penghasilan perbulan, 7) ketergantungan terhadap

pemberian atau kiriman, 8) mengalami kesulitan makan apabila anggota rumah

tangga yang menunjang kehidupan sehari-hari tidak bekerja selama satu

minggu, 9) jumlah anggota rumah tangga perempuan usia 15 tahun yang

mencari pekerjaan,

3. Pangan merupakan suatu penentuan kondisi sosial ekonomi, kondisi sosial

ekonomi dapat dilihat melalui kondisi pangan yang terdiri dari: 1) frekuensi

makan dalam hari, 2) variasi konsumsi lauk pauk, 3) mengalami kesulitan

memenuhi kebutuhan makan dalam tiga bulan yang lalu,

4. Sandang merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting, indikator sosial

ekonomi dapat diketahui dari kebutuhan sandang, sedangkan hal-hal yang

berkaitan dengan sandang meliputi: 1) kepemilikan 2 setel pakaian untuk

berpergian, 2) setiap anggota rumah tangga mampu membeli satu setel pakaian

dalam setahun, 3) dalam setahun lalu pernah mengalami kesulitan memenuhi

Page 48: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

33

kebutuhan pakaian, 4) kebiasaan berobat jika ada anggota rumah tangga yang

sakit, 5) pernah mengalami kesulitan dalam berobat jalan, 6) kepemilikan

tabungan dalam bentuk uang atau barang,

5. Aktivitas sosial yaitu kondisi sosial ekonomi dapat diketahui melalui aktivitas

sosial yang dilakukan seseorang dalam keluarga, meliputi: 1) menjadi atau

pernah menjadi anggota atau pengurus uaha kelompok, 2) kehadiran dalam

rapat RT atau desa dalam kaitan pembangunan desa (Soehandono, 2000:11-

12).

Kondisi disini meliputi kondisi sosial dan kondisi ekonomi. Kondisi sosial

antara lain yaitu: tempat lahir, umur, agama, status perkawinan, jumlah anak,

pendidikan, kegiatan sosial, perilaku anggota keluarga dan kondisi kesehatan

keluarga. Kondisi ekonomi meliputi: mata pencaharian, pendapatan, keadaan

rumah, kondisi sarana yang ada di perumahan (keterjangkauan tempat kerja, jalan

utama, pasar, tempat sekolah anak-anak, rumah sakit, tempat ibadah dan keadaan

jalan). Pada landasan teori tidak semua kondisi dijelaskan hanya beberapa kondisi

yang dianggap perlu untuk diketahui secara mendetail.

2.3.1 Kondisi Sosial

Kondisi sosial dalam penelitian ini meliputi:

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan berperan membantu manusia untuk memahami rahasia dan

cara hidup dibalik kehidupan. Dengan pemahaman tersebut, manusia dididik

untuk dapat memahami arti, hakikat, dan tujuan hidup dengan benar

(Mulyasana 2011:2 dalam Purwitasari).

Page 49: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

34

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya pendidikan sekolah

terdiri atas:

a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah

Menegah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk

lain yang sederajat.

b. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri

atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah

Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis,

dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi

ini diselenggarakan dengan sistem terbuka.

Page 50: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

35

Pendidikan merupakan faktor yang penting, terutama berkaitan dengan

kehidupan keluarga, yang berkaitan dengan fungsi. Peranan pendidikan dalam

kehidupan masyarakat sebagai berikut:

a. Mengadakan transmisi kebudayaan ke generasi berikutnya,

b. Mengajarkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat,

c. Mengadakan promosi mobilitas sosial ke tingkat yang lebih tinggi,

d. Mengadakan sertifikasi,

e. Mengadakan latihan kerja,

f. Menciptakan hubungan sosial secara timbal balik,

g. Membangun jiwa nasional,

h. Menjaga atau memelihara anak-anak (Murdiyastuti, 1993:5 dalam Habibah,

2008).

Pada umumnya, tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap besar

kecilnya pendapatan yang diperoleh, di samping masa kerja dan potensi yang

dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi peluang kerja

serta semakin tinggi pendapatan dan status sosialnya.

2. Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga adalah satu kumpulan manusia yang dihubungkan melalui

pertalian darah, perkawinan atau pengambilan anak angkat. Jumlah keluarga

adalah banyaknya anggota keluarga yang ada di rumah atau tempat tinggal

yang didiami.

Jumlah anggota keluarga adalah benyaknya orang yang basanya

bertempat tinggal disuatu rumah tangga, baik yang berada di rumah waktu

Page 51: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

36

pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah

berpergian selama 6 bulan atau lebih dan anggota keluarga yang berpergian

kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah atau akan meninggalkan

rumah selama 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai anggota keluarga.

2.3.2 Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi dalam penelitian ini kondisi ekonomi meliputi:

1. Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf

hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya

berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya

(Daldjoeni, 1987: 89).

2. Pendapatan Keluarga

Pendapatan dapat diartikan sebagai hasil pencaharian atau perolehan

usaha sesuatu yang dapat didapatkan yang sedianya belum ada

(Purwodarminto, 1976:228).

Pendapatan keluarga adalah besarnya pendapatan atau penghasilan

keluarga yang diterima suami, istri, dan anak (bila ada) baik pendapatan pokok

maupun pendapatan tambahan yang diukur dari rata-rata rupiah pendapatan

setiap bulan (dalam Widiyastuti, 2000:17).

3. Status kepemilikan tanah

Status kepemilikan tanah dalam penelitian ini menunjukkan hak-hak

seseorang yang berkaitan dengan tanah, yaitu hak untuk menempati,

menggunakan, untuk mengembangkan, mewarisi, dan untuk menntransfer

Page 52: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

37

kepemilikan tanah. Status kepemilikan tanah dikelompokkan menjadi 3, yaitu

sewa, turun temurun dan hak milik. Status kepemilikan tanah sewa diartikan

sebagai tanah yang dibebankan biaya sewa yang harus dibayar atas penggunaan

suatu tanah. Turun temurun artinya tanah diperoleh dari warisan keluarga, dan

tanahnya belum hak milik. Status tanah hak milik merupakan tanah yang

diperoleh dari hasil membeli sendiri atau merupakan warisan keluarga dan

sudah menjadi hak milik.

2.4. Hubungan antara Kondisi Sosial dan Ekonomi terhadap Kualitas

Perumahan

Hubungan antara kondisi sosial dan ekonomi dalam penelitian ini meliputi

hubungan antara tingkat pendidikan kepala keluarga terhadap pendapatan rumah

tangga, hubungan antara pendapatan rumah tangga terhadap kualitas perumahan,

dan hubungan antara status kepemilikan tanah terhadap kualitas perumahan.

2.4.1 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga terhadap

Pendapatan Rumah Tangga

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini diasumsikan memiliki hubungan

terhadap pendapatan rumah tangga karena sesuai dengan yang dijelaskan Sagir

(1989) dalam Tarigan (2006), bahwa sumber daya manusia mampu meningkatkan

kualitas hidupnya melalui suatu proses pendidikan, latihan, dan pengembangan

yang akan menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat, sehingga

menjamin pula pendapatan yang cukup dan kesejahteraan hidupnya yang semakin

meningkat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pendidikan

Page 53: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

38

yang tinggi memungkinkan seseorang memiliki peluang untuk dapat menduduki

jenjang atau jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi, sekaligus memiliki tingkat

pendapatan yang tinggi.

Pendidikan diyakini sangat berpengaruh terhadap kecakapan tingkah laku

dan sikap seseorang, dan hal ini semestinya terkait dengan pendapatan seseorang.

Artinya secara rata-rata semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin memungkinkan orang tersebut untuk memperoleh pendapatan yang lebih

tinggi. Pendidikan memang sangat diperlukan dan sangat berguna bagi anggota

masyarakat. Pendidikan sebenarnya bukan hanya terkait dengan kemampuan utuk

memperoleh tingkat pendapatan yang lebih baik akan tetapi juga berpengaruh

terhadap sikap dan perilaku seseorang terkait dengan dengan kehidupan sehari-

hari.

Maryadi (1999), juga menjelaskan dengan bermodalkan wawasan yang

luas diharapkan dapat meningkatkan keperdulian terhadap pembangunan yang

akhirnya akan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan.

Pendidikan merupakan faktor penting dalam upaya membangun manusia. Salah

satu tujuan pendidikan ialah mengubah tingkah laku manusia. Tingkah laku

manusia sejalan dengan perubahan pengetahuan dan sikapnya. Mengubah sikap

manusia merupakan pekerjaan yang sulit karena ada keunikan-keunikan di dalam

diri setiap manusia. Tujuan pendidikan dalam pembangunan ialah mengubah atau

menghapus kebiasaan-kebiasaan yang menghambat pembangunan dan

memperkuat sikap-sikap yang menunjang pembangunan.

Page 54: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

39

Pembangunan yang menjadi hak setiap warga negara menjadi kewajiban

pemerintah dan masyarakat sendiri untuk menjaga pelaksanaan pemenuhan hak-

hak tersebut yang diwujudkan dalam pelaksanaan pendidikan, baik melalui jalur

formal, nonformal, maupun informal. Pendidikan nasional yang diusung dalam

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2003 adalah pendidikan yang berdasarkan

Pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap

terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional sendiri berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Penjabaran dari pendidikan nasional dalam satuan pendidikan adalah

kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur

formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

2.4.2 Hubungan antara Pendapatan Rumah Tangga terhadap Kualitas

Perumahan

Pendapatan rumah tangga dalam penelitian ini diasumsikan memiliki

hubungan terhadap kualitas perumahan, sesuai dengan Kurniasih (2007) dalam

Mayasari, menjelaskan terbatasnya kemampuan ekonomi penduduk untuk

membeli atau membangun rumah sehingga untuk masyarakat yang berpenghasilan

rendah tidak dapat memperoleh dan menikmati yang perumahan yang layak.

Page 55: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

40

Selain itu menurut Turner (1971:166-168) dalam Panudju (1999), yang merujuk

pada teori Maslow, terdapat kaitan antara kondisi ekonomi seseorang dengan

skala prioritas kebutuhan hidup dan prioritas kebutuhan perumahan.

Faktor yang dibutuhkan dalam memenuhi standar rumah yang layak huni

adalah dana yang sesuai. Hal itu menjadi kebutuhan awal setelah pengetahuan

yang mereka peroleh dari suatu pendidikan akan informasi tentang rumah layak

huni. Banyak orang atau keluarga berusaha memenuhi pembangunan rumah layak

huni agar kehidupan mereka lebih layak meskipun masih sederhana. Usaha

pembangunan yang kurang baik disebabkan oleh kurangnya dana untuk

memenuhi pembangunan fasilitas tersebut. Kondisi yang masih belum lengkap ini

memberikan penilaian bahwa masih ada kekurangan dalam pemenuhan rumah

layak huni meskipun pada dasarnya mereka sudah mengusahakannya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah

yaitu tingkat kemampuan ekonomi penduduk. Hal ini dimaksudkan rumah

dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, sehingga bahan-bahan

pokok pembuatan rumah berasal dari daerah setempat yang murah. Perlu dicatat

bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja, namun

diperlukan pemeliharaan seterusnya.

2.4.3 Hubungan antara Status Kepemilikan Tanah terhadap Kualitas

Perumahan

Status kepemilikan tanah dalam penelitian ini diasumsikan memiliki

hubungan terhadap kualitas perumahan, sesuai dengan penelitian Atmaja (2004),

yang menunjukkan bahwa status tanah mempunyai hubungan sedang dan positif.

Page 56: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

41

Apabila terjadi peningkatan status tanah maka kondisi fisik rumah akan

meningkat pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Panudju (1999:10), tanpa

jaminan adanya kejelasan tentang status pemilikan rumah dan lahannya, seseorang

atau sebuah keluarga akan selalu tidak merasa aman sehingga mengurangi minat

mereka untuk memperluas, memelihara atau meningkatkan kualitas rumahnya

dengan baik. Berdasarkan teori tersebut disimpulkan bahwa dengan tanah yang

statusnya hak milik dapat menjadi penunjang bagi seseorang atau keluarga untuk

memiliki perumahan yang baik sehingga mereka akan mengupayakan

pembangunan rumah yang sehat dan layak huni.

Tanah merupakan suatu yang amat penting dalam kehidupan manusia baik

dilihat dari segi ekonomi, sosial maupun budaya. Manusia dalam kehidupannya

selalu berhubugan dengan tanah, bahkan setelah manusia meninggal dunia

sekalipun masih berkaitan dengan tanah. Segala aktivitas keseharian manusia pada

umumnya dan sebagian terbesar dilakukan di atas tanah. Dilihat dari segi

ekonomis, tanah mempunyai nilai ekonomis tinggi baik sebagai kebutuhan rumah

tangga, tempat usaha, bahkan sudah menjadi komuditi investasi yang

menggiurkan, dengan nilai jual semakin hari semakin tinggi. Tanah memiliki nilai

ekonomis yang tinggi, sehingga memiliki kecenderungan menjadi objek sengketa.

Banyak permasalahan yang timbul menyangkut dengan tanah terutama mengenai

hak atas tanah. Permasalahan ini dapat menimbulkan gangguan bagi ketertiban

umum, sebab tanah sudah dianggap sebagai harta yang sangat penting terkait

dengan hajat hidup. Tanah sering memunculkan permasalahan dalam kedamaian

dan sering pula menimbulkan goncangan dalam masyarakat, bahkan juga menjadi

Page 57: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

42

penghambat dalam pelaksanaan pembangunan. Kaitannya dengan pembangunan

status kepemilikan tanah dalam penelitian ini memberikan pengaruh terhadap

kualitas perumahan.

2.5. Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Indonesia

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, selain itu rumah

juga memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta

kepribadian bangsa sehingga perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan

dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Perumahan dan

permukiman tidak hanya dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata-

mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam

menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan dirinya, dan

menampakkan jati diri. Pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia

masih dihadapkan pada tiga permasalahan pokok yaitu keterbatasan penyediaan

rumah, meningkatnya jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak

layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas

umum yang memadai, serta permukiman kumuh yang semakin meluas.

Berdasarkan Renstra Kemenpera tahun 2010-2014, permasalahan pokok yang

dihadapi dalam pembangunan perumahan dan permukiman adalah:

1. Keterbatasan penyediaan rumah

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan rumah tangga menyebabkan

kebutuhan akan perumahan baru semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara itu, dari sisi penyediaan, jumlah rumah yang terbangun belum

mampu memenuhi pertumbuhan itu sendiri. Sepanjang tahun 2010–2014,

Page 58: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

43

menunjukkan masih terdapat selisih antara jumlah rumah dan kebutuhan akan

rumah (backlog) sebesar 7,4 juta unit (Nugraheni, 2012 dalam Suhendi dan

Syawie, http://puslit.kemsos.go.id, diakses 07 Desember 2014). Kondisi

tersebut masih ditambah dengan adanya 7,9 juta unit rumah yang tidak dapat

dihuni. Jumlah permukiman tidak layak huni tersebut sampai tahun 2014

tercatat sekitar 54 ribu hektar (http://www.tempo.co diakses 18 Desember

2014).

2. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak

huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum

yang memadai.

Pada tahun 2012-2013 jumlah rumah tangga yang tinggal di rumah

tidak layak huni meningkat sebesar 0,13%, yaitu dari rumlah rumah tangga

63.300.932 meningkat menjadi 64.838.315 (http://kemenpera.go.id diakses

pada 18 Desember 2014).

3. Permukiman kumuh yang semakin meluas

Tekanan kebutuhan pembangunan perumahan telah bergeser ke wilayah

perkotaan sebagai dampak dari urbanisasi. Jumlah penduduk perkotaan sudah

mencapai lebih dari 50% dari total penduduk nasional dengan konsentrasi

pertumbuhan di kota-kota besar dan metropolitan. Luas lahan perkotaan yang

terbatas tidak mampu menampung desakan pertumbuhan penduduk dan pada

akhirnya kerap memunculkan permukiman yang tidak teratur, kumuh, dan

tidak layak huni. Penanganan permukiman kumuh yang belum holistik

menyebabkan kondisi kekumuhan tidak dapat diatasi bahkan cenderung

Page 59: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

44

mengalami peningkatan luas. Jumlah rumah tangga kumuh pada tahun 2012-

2013 meningkat sebanyak 0,12% (http://kemenpera.go.id diakses pada 18

Desember 2014).

Permasalahan pokok dalam pembangunan perumahan dan permukiman

disebabkan oleh berbagai faktor sebagai berikut (Riska, 2010):

a. Regulasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung terciptanya

iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan permukiman,

b. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap

lahan,

c. Lemahnya kepastian bermukim (secure tenure),

d. Belum tersedia dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan

daya beli masyarakat berpenghasilan menengah-bawah,

e. Belum efisien pasar primer dan belum berkembang pasar sekunder

perumahan,

f. Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan

dan permukiman,

g. Belum optimal pemanfaatan sumber daya perumahan dan permukiman.

2.6. Kajian Penelitian Sebelumnya

Peneliti menambahkan penelitian terdahulu sebagai pembanding, yang

dilihat mulai dari judul penelitian, tujuan, variabel, metode, dan hasil penelitian.

Hal ini bertujuan untuk memperluas kajian pustaka. Berikut uraian terkait dengan

penelitian terdahulu tersaji pada Tabel 2.3.

Page 60: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

45

Tabel 2.3 Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya

No. Nama Judul Tujuan Variabel Metode Hasil

1 Aji M Darda Karakteristik

Permukiman

Di Wilayah

Pinggiran

Kota Jakarta

Tahun 1991-

2007 dalam

skripsi.

1. Untuk

mengetahui

karakteristik

dan pola-pola

permukiman

di Kecamatan

Ciputat yang

mengalami

gejala

densifikasi.

Permukiman

teratur,

permukiman

tidak teratur,

jaringan

jalan, jumlah

penduduk,

kepadatan

penduduk,

perguruan

tinggi, harga

tanah.

Metode analisis

spasial

1. Perkembangan yang terjadi

bersifat menyebar dengan

karakteristik yang berbeda-beda.

Permukiman teratur lebih

terkonsentrasi di wilayah yang

jauh dari DKI Jakarta dan tidak

terlalu dipengaruhi leh akses

tetapi oleh harga tanah yang

sangat rendah. Sedangkan pada

permukiman tidak teratur lebih

terkonsentrasi di wilayah yang

dekat dengan DKI Jakarta dan

tidak dipengaruhi oleh harga

tanah melainkan dekat dengan

akses yang mendekati DKI

Jakarta dan juga fasilitas

pendidikan seperti kampus.

2 Jajang Atmaja Hubungan

Faktor Sosial

Ekonomi

Dengan

Kondisi

Bangunan

Rumah Tidak

Sehat di

1. Untuk

mengetahui

kondisi fisik

rumah tidak

sehat dan

keadaan sosial

ekonomi

masyarakat

Kondisi fisik

bangunan

rumah sehat

dan kondisi

sosial

ekonomi

yang meliputi

jenis

Distribusi

frekuensi,

analisis regresi

berganda

1. Sub variabel luas lantai, luas

ventilasi dan jendela, penyinaran

matahari, kenyamanan udara

serta jenis pondasi yang dipakai

belum sesuai dengan standar

minimal rumah sehat.

2. Untuk faktor sosial ekonomi

pada lokasi penelitian yaitu

Page 61: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

46

Kecamatan

Lubuk Alung

dalam jurnal.

2. Mengetahui

hubungan

kondisi fisik

rumah tidak

sehat dengan

faktor-faktor

sosial

ekonomi dan

faktor-faktor

yang

mempengaruh

i kondisi fisik

rumah tidak

sehat

3. Mengetahui

langkah-

langkah apa

yang akan

dilakukan

untuk

meningkatkan

kondisi fisik

rumah tidak

sehat.

pekerjaan

kepala rumah

tangga,

jumlah

anggota

keluarga,

lama tinggal,

status tanah,

pengetahuan,

pendapatan,

pendidikan.

pekerja sebagai buruh 69,6%,

lama tinggal < 20 tahun 57,3%,

status tanah 68,2% menyewa,

pengetahuan masyarakat tentang

rumah sehat masih minim hanya

48% yang mengetahui persyaratn

rumah sehat, pendapatan

masyarakat >Rp.500.000 79,8%,

pendidikan tamatan SD sebanyak

51,7%, SLTP 9%, SLTA 10,1

dan tidak bersekolah 29%.

3. Faktor yang paling

mempengaruhi kondisi fisik

rumah adalah pengetahuan

masyarakat tentang persyaratan

kondisi fisik rumah sehat.

Langkah yang dapat dilakukan

adalah usaha peningkatan kondisi

fisik rumah dengan

memanfaatkan program KIM-

PRASWIL melalui penyaluran

bantuan bergulir dalam bentuk

pinjaman komponen bahan

bangunan.

3 Margareth

Mayasari

Kualitas

Permukiman

Di

Kecamatan

1. Untuk

mengetahui

karakteristik

rumah tangga.

Aspek sosial

ekonomi

meliputi

pendidikan

Skoring, analisis

statistik

deskritif,

analisis

1. Terdapat perbedaan kualitas

permukiman di daerah penelitian

antara permukiman di bantaran

sungai dan bukan di bantaran

Page 62: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

47

Pasarkliwon

Kota

Surakarta

dalam jurnal

2. Untuk

mengetahui

kualitas

permukiman

di bantaran

sungai

Bengawan

Solo dan

bukan

bantaran

sungai

Bengawan

Solo.

3. Untuk

mengetahui

faktor apa saja

yang

berpengaruh

tehadap

kualitas

permukiman.

anggota

keluarga,

pendapatan

seluruh

keluarga,

jenis

pekerjaan dan

kualitas

permukiman

meliputi

kondisi fisk

permukiman,

kondisi

lingkungan

permukiman.

kuantitatif

denagan tabel

silang, chi

kuadrat,

koefisien

kontingensi dan

analisis kualitatif

sungai dengan berbagai faktor

yang mempengaruhinya.

Lingkungan yang berada di

bukan bantaran sungai lebih baik

dari pada lingkungan yang

berada di bantaran sungai.

2. Terdapat hubungan yang

signifikan antara kualitas

permukiman dengan pendapatan

rumah tangga, semakin tinggi

pendapatan semakin tinggi

kualitas permukiman.

3. Faktor yang paling berpengaruh

terhadap kualitas permukiman

adalah pendapatan rumah tangga.

4 Yois Nelsari

Malau

Analisis

Kehidupan

Sosial

Ekonomi

Masyarakat

Kawasan

Kumuh Di

1. Mengetahui

tingkat

kekumuhan

kawasan

Teluk Nibung,

2. Mengetahui

kondisi sosial

Kepadatan

hunian,

kualitas

bangunan,

kualitas

sarana

prasarana

Statistik non-

parametrik

dengan uji

kesepakatan W.

Kendal, uji

regresi berganda

1. Tingkat kekumuhan kawasan

Teluk Nibung dilihat dari aspek

kepadatan hunian sangat tinggi

yaitu sebesar 39,8% dengan

hunian 5-7 orang dalam satu

rumah dengan kualitas bangunan

rendah.

Page 63: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

48

Kecamatan

Teluk Nibung

Kota Tanjung

Balai dalam

jurnal.

ekonom

(pendapatan,

pekerjaan dan

pendidikan)

3. Mengetahui

distribusi

pendapatan

masyarakat,

mengetahui

pengaruh

sosial

ekonomi

terhadap

keumuhan

awasan Teluk

Nibung.

dasar, kondisi

sosial

ekonomi

(penapatan,

pekerjaan dan

pendidikan).

2. Kehidupan sosial ekonomi

msyarakat dilihat dari aspek

tingkat pendapatan tergolong

rendah, 54,1% mempunyai

pendapatan pada kisaran Rp.

600.001-Rp. 800.000. Jenis

pekerjaan 34,7% buruh dan

42,9% berpendidikan SD.

3. Variabel kondisi rumah dan

prasarana lingkungan berkorelasi

Kendal’s dalam menentukan

tingkat kekumuhan kawasan

Teluk Nibung.

4. Tingkat ketimpangan pendapatan

di kawasan Teluk Nibung sangat

rendah, dimana 40% responden

hanya menerima 30,8% dari

seluruh total pendapatan dan

60% responden menerima sekitar

69,2%.

5. Faktor sosial ekonomi

(pendapatan, pekerjaan, dan

pendidikan) berpengaruh

terhadap kepadatan hunian dan

kualitas bangunan di kawasan

Teluk Nibung. Sedangkan

terhadap kualitas prasarana

lingkungan dasar, variabel yang

Page 64: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

49

berpengaruh adalah pendapatan

dan pendidikan.

5 Indah Dwi

Kusumawati

Hubungan

Antara

Pengtahuan

Rumah Sehat

dan Status

Sosial

Ekonomi

dengan

Kualitas

Rumah

Tinggal

Penduduk di

Desa

Rowolaku

Kecamatan

Kajen

Kabupaten

Pekalongan

dalam

skripsi.

1. Untuk

mengetahui

pengetahuan

rumah sehat,

status sosial

ekonomi, dan

kualitas rumah

tinggal

penduduk di

Desa Rowolaku.

2. Untuk

mengetahui

hubungan antara

pengetahuan

rumah sehat

dengan kualitas

rumah tinggal

penduduk di

Desa Rowolaku.

3. Untuk

mengetahui

hubungan antara

status sosial

ekonomi dengan

kualitas rumah

tinggal

Pengetahuan

rumah sehat,

status sosial

ekonomi,

Kualitas

rumah tinggal

Deskriptif

persentase,

korelasi ganda

1. Pengetahuan rumah sehat penduduk

Desa Rowolaku menunjukkan nilai

rata-rata 63% termasuk pada

kategori tinggi.

2. Status sosial ekonomi penduduk

Desa Rowolaku menunjukkan nilai

rata-rata 51% termasuk dalam

kriteria rendah.

3. Kualitas rumah tinggal penduduk

Desa Rowolaku menunjukkan nilai

rata-rata 61% termasuk kriteria

kurang baik.

4. Uji korelasi sederhana antara

pengetahuan rumah sehat dengan

kualitas rumah tinggal

menunjukkan adanya hubungan

antara kedua variabel tersebut

dengan rhitung sebesar 0,582.

5. Uji korelasi sederhana antara status

sosial ekonomi dengan kualitas

rumah tinggal menunjukkan adanya

hubungan antara kedua variabel

tersebut dengan rhitung sebesar 0,609.

6. Uji korelasi ganda antara

pengetahuan rumah sehat dan status

sosial ekonomi dengan kualitas

Page 65: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

50

penduduk di

Desa Rowolaku.

rumah tinggal diperoleh hasil

bahwa ada hubungan antara

pengetahuan rumah sehat dan status

sosial ekonomi dengan kualitas

rumah tinggal, perhitungan

menunjukkan rhitung sebesar 0,714.

6 Ragil

Kurnianingrum

Kualitas

Perumahan di

Desa

Mranggen

Kecamatan

Srumbung

Kabupaten

Magelang.

1. Untuk

mengetahui

kondisi sosial

dan ekonomi

masyarakat

di Desa

Mranggen

2. Untuk

mengetahui

kualitas

perumahan di

Desa

Mranggen.

3. Untuk

mengetahui

bagaimana

hubungan

kondisi sosial

dan ekonomi

masyarakat

dengan

kualitas

Kondisi

Sosial dan

Ekonomi

(Tingkat

pendidikan

kepala

keluarga,

pendapatan

rumah tangga

dan status

kepemilikan

tanah),

kualitas

perumahan.

Deskriptif

persentase,

analisis

crosstab, dan uji

beda

1. Kondisi sosial dan ekonomi

responden di Dusun Kedungsari

terkait dengan tingkat

pendidikan KK rata-rata adalah

tamatan SMP, sedangkan di

Dusun Salamsari rata-rata

pendidikan terakhir KK adalah

tamatan SMA. Untuk

Pendapatan RT rata-rata di

kedua dusun tersebut berada

pada kisaran >Rp 1.200.000

yaitu berada pada kriteria baik.

Sedangkan untuk status

kepemilikan tanahnya rata-rata

adalah turun temurun.

2. Kualitas perumahan di Dusun

Kedungsari dan Dusun

Salamsari rata-rata masuk

kedalam kriteria baik.

3. Terdapat hubungan antara

tingkat pendidikan KK dan

pendapatan RT dengan kualitas

Page 66: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

51

perumahan di

Desa

Mranggen.

perumahan di Dusun Kedungsari

dan Dusun Salamsari.

Sedangkan untuk status

kepemilikan tanah tidak

memiliki hubungan dengan

kualitas perumahan.

Page 67: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

52

2.7 Kerangka Berfikir

Kualitas perumahan dalam penelitian ini merupakan kondisi perumahan

yang diukur berdasarkan kualitas rumah yang layak huni. Kualitas perumahan

diasumsikan mempunyai hubungan dengan kondisi sosial dan ekonomi yang

meliputi tingkat pendidikan kepala keluarga, pendapatan rumah tangga, dan status

kepemilikan tanah. Hal ini sejalan dengan penelitian Atmaja (2004), dalam

penelitiannya status tanah, pendidikan, dan pendapatan mempunyai hubungan

terhadap kondisi fisik rumah.

Pendidikan berperan membantu manusia untuk memahami rahasia dan

cara hidup dibalik kehidupan. Pemahaman tersebut menjadikan manusia dididik

untuk dapat memahami arti, hakikat, dan tujuan hidup dengan benar (Mulyasana,

2011:2) dalam Purwitasari (2013). Pendidikan secara umum memberikan manfaat

membentuk sikap dan kesadaran dalam menghadapi suatu masalah, dalam

penelitian ini permasalahan tentang kualitas perumahan diharapkan dapat

ditingkatkan dengan pendidikan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan

baik akan diikuti oleh kualitas perumahan yang baik, dan sebaliknya dengan

tingkat pendidikan yang buruk maka kualitas perumahannya juga buruk.

Menurut Kurniasih (2007) dalam Mayasari (2012), dijelaskan terbatasnya

kemampuan ekonomi penduduk untuk membeli atau membangun rumah sehingga

untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat memperoleh dan

menikmati perumahan yang layak. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini

diasumsikan jika seseorang memiliki pendapatan rumah tangga baik maka

kualitas perumahannya juga akan baik, dan sebaliknya jika seseorang memiliki

Page 68: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

53

pendapatan rumah tangga yang buruk maka akan diikuti oleh kualitas perumahan

yang buruk.

Selanjutnya dalam Panudju (1999:10) dijelaskan bahwa tanpa jaminan

adanya kejelasan tentang status pemilikan rumah dan lahannya, seseorang atau

sebuah keluarga akan selalu tidak merasa aman sehingga mengurangi minat

mereka untuk memperluas, memelihara atau meningkatkan kualitas rumahnya

dengan baik. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan tanah

yang statusnya hak milik dapat menjadi penunjang bagi seseorang atau keluarga

untuk memiliki perumahan yang baik namun dengan tanah yang statusnya bukan

hak milik dapat menjadi penghambat seseorang atau keluarga untuk memiliki

perumahan yang baik.

Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan analisis penelitian

pendahuluan yang relevan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara tingkat pendidikan kepala keluarga, pendapatan rumah tangga, dan

status kepemilikan tanah terhadap kualitas perumahan pada penduduk.

Selanjutnya, temuan tersebut akan diuji apakah terdapat pola pikir dan hal yang

sama untuk studi kualitas perumahan di Desa Mranggen. Berdasarkan uraian

tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Page 69: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

54

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

Kualitas

Perumahan

Kondisi Sosial Kondisi Ekonomi

Tingkat

Pendidikan Formal

Kepala Keluarga

Pendapatan RT dan

Status Kepemilikan

Tanah

Hubungan antara

pendidikan kepala

keluarga terhadap

pendapatan rumah

tangga

Pendapatan rumah

tangga, dan status

kepemilikan tanah

dengan kriteria

buruk

Kualitas perumahan

dengan kriteria

buruk

Pindidikan kepala keluarga baik

akan diikuti pendapatan rumah

tangga yang baik pula

Pindidikan kepala keluarga

rendah akan diikuti pendapatan

rumah tangga yang rendah pula

Hubungan antara

pendapatan rumah tangga,

status kepemilikan tanah

terhadap kualitas

perumahan

Pendapatan rumah

tangga, dan status

kepemilikan tanah

dengan kriteria baik

Kualitas perumahan

dengan kriteria baik

Page 70: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

55

2.8. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:64). Hipotesis yang dikemukakan dalam

penelitian ini yaitu digunakan untuk menjawab rumusan masalah ke-3 yaitu,

bagaimana hubungan antara kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terhadap

kualitas perumahann di Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, Kabupaten

Magelang. Berdasarkan paparan teoritis sebagaimana uraian di atas maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

1. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan

masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau

lebih (Sugiyono, 2013:69).

a. Tingkat pendidikan kepala keluarga di Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari

Ha = Adanya hubungan antara tingkat pendidikan kepala keluarga terhadap

pendapatan rumah tangga di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung

Kabupaten Magelang.

Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan kepala keluarga

terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Mranggen Kecamatan

Srumbung Kabupaten Magelang.

Page 71: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

56

b. Pendapatan rumah tangga di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari

Ha = Adanya hubungan antara pendapatan rumah tangga terhadap kualitas

perumahan di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten

Magelang.

Ho = Tidak ada hubungan antara pendapatan rumah tangga terhadap kualitas

perumahan di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten

Magelang.

c. Status kepemilikan tanah di Dusun Kedungsari dna Dusun Salamsari

Ha = Adanya hubungan antara status kepemilikan tanah terhadap kualitas

perumahan di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten

Magelang.

Ho = Tidak ada hubungan antara status kepemilikan tanah terhadap kualitas

perumahan di Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten

Magelang.

2. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi

populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu

yang berbeda (Sugiyono, 2013:68). Berikut hipotesis perbedaan kualitas

perumahan di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari.

Ha = Kualitas perumahan antara Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari

adalah sama.

Page 72: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

57

Ho = Kualitas perumahan antara Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari

adalah berbeda.

Page 73: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

58

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Objek Penelitian

Kecamatan Srumbung terdiri dari 17 desa, masing-masing desa

mempunyai kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Terdapat 3 desa yang masih

berada dibawah garis kemiskinan yaitu Desa Mranggen, Bringin, dan Kradenan,

namun desa dengan kondisi ekonomi paling rendah yaitu Desa Mranggen. Desa

Mranggen terdiri dari 14 dusun dengan tingkat ekonomi terendah berada di Dusun

Kedungsari dan tertinggi berada di Dusun Salamsari (Monografi Desa Mranggen,

2014).

Berdasarkan pertimbangan tersebut penelitian ini dilakukan di 2 dusun di

Desa Mranggen Kecamatan Srumbung, yaitu Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari. Objek dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat

yang meliputi pendidikan kepala keluarga, status kepemilikan tanah, pendapatan

rumah tangga, dan kualitas perumahan.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1 Populasi, Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013:80). Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepala keluarga yang mempunyai

rumah dan berdomisili di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari. Masing-

Page 74: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

59

masing mempunyai jumlah kepala keluarga sebanyak 64 untuk Dusun Kedungsari

dan 254 kepala keluarga di Dusun Salamsari.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2013:81). Sampel dalam penelitian ini yaitu 20

kepala keluarga di Dusun Kedungsari dan 80 kepala keluarga di Dusun Salamsari.

Sampel diperoleh dengan cara:

n Kedungsari = × 100

= × 100

= 20,12 dibulatkan 20 kepala keluarga

n Salamsari = × 100

= × 100

= 79,87 dibulatkan 80 kepala keluarga (Arikunto, 2013).

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan penentuan

anggota sampel secara Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini

digunakan karena populasi mempunyai anggota atau unsur yang homogen dan

berstrata secara proporsional (Sugiyono 2013:82).

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:38). Adapun variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 75: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

60

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono 2013:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kondisi sosial

ekonomi yang meliputi tingkat pendidikan formal kepala keluarga, pendapatan

rumah tangga dan status kepemilikan tanah.

Kondisi sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan,

pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan. Berdasarkan penelitian Atmaja (2004), dijelaskan bahwa

hubungan antara kondisi fisik rumah dengan jenis pekerjaan, jumlah anggota

keluarga, status tanah, pendidikan, pendapatan, lama tinggal, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan dan hubungannya kurang berarti. Terdapat perbedaan

yang signifikan antara pengetahuan dengan kondisi fisik rumah tidak sehat yang

mempunyai hubungan kuat dan positif. Sedangkan dalam penelitian ini kondisi

sosial dan ekonomi dibatasi pada aspek:

1. Pendidikan formal kepala keluarga. Menurut Sagir (1989) dalam Tarigan

(2006), bahwa sumber daya manusia mampu meningkatkan kualitas hidupnya

melalui suatu proses pendidikan, latihan, dan pengembangan yang akan

menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat, sehingga menjamin

pula pendapatan yang cukup dan kesejahteraan hidupnya yang semakin

meningkat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi memungkinkan seseorang memiliki peluang untuk

Page 76: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

61

dapat menduduki jenjang atau jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi,

sekaligus memiliki tingkat pendapatan yang tinggi.

2. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan suami dan istri baik itu pendapatan

pokok maupun sampingan yang diperoleh dari hasil bekerja selama 1 (satu)

bulan. Singarimbun (1995) dalam Atmaja (2004), menyatakan bahwa

pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi

seseorang atau rumah tangga. Kurniasih (2007) dalam Mayasari, menjelaskan

terbatasnya kemampuan ekonomi penduduk untuk membeli atau membangun

rumah sehingga untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat

memperoleh dan menikmati perumahan yang layak,

3. Status kepemilikan tanah. Sesuai dengan penelitian (Atmaja, 2004) status tanah

mempunyai hubungan sedang dan positif. Apabila terjadi peningkatan status

tanah maka kondisi fisik rumah akan meningkat pula,

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2013:39). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kualitas perumahan. Kualitas perumahan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kondisi perumahan yang diukur berdasarkan kualitas

rumah layak huni. Rumah layak huni adalah rumah yang mempunyai kriteria

seperti yang tercantum dalam surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei

tahun 2014 dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun

2008 yaitu kriteria pemenuhan persyaratan keselamatan bangunan, menjamin

kesehatan, mencukupi kecukupan luas minimum, infrastruktur dan lingkungan.

Page 77: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

62

Komponennya adalah lantai, pondasi, atap, dinding, lokasi kandang, sumber air

minum, luas lantai, kekuatan rangka bangunan, MCK, ventilasi, pencahayaan

ruang tamu dan pencahayaan ruang tidur.

3.4. Rumusan Instrumen Penelitian

Sebelum membuat instrumen terlebih dahulu dirumuskan hubungan antar

tujuan, variabel, indikator dan parameter. Hubungan tersebut dijelaskan dalam

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hubungan antar Tujuan, Variabel, Indikator dan Parameter

Tujuan Variabel Indikator Parameter

Mengetahui

kondisi sosial

dan ekonomi

masyarakat

Kondisi sosial

dan ekonomi

Tingkat pendidikan,

pendapatan rumah tangga,

dan status kepemilikan

tanah.

Wawancara

Menghitung

kualitas

perumahan

Kualitas

perumahan

Lantai, pondasi, atap,

dinding, lokasi kandang

ternak, sumber air minum,

luas lantai, kekuatan

kerangka bangunan,

MCK, luas ventilasi,

pencahayaan ruang tamu

dan pencahayaan ruang

tidur.

Kuisioner

dan

observasi

Mengetahui

hubungan faktor

sosial dan

ekonomi

masyarakat

terhadap kualitas

perumahan

Hubungan faktor

ekonomi dan

sosial dengan

kualitas

perumahan

Masyarakat yang

mempunyai tingkat

pendidikan rendah,

berpendapatan rendah

serta status kepemilikan

tanahnya bukan milik

sendiri diasumsikan

mempunyai kualitas

perumahan yang buruk.

Kuisioner

Berdasarkan rumusan tersebut kemudian dapat dibuat instrumen penelitian

yang terdapat pada Lampiran 3.

Page 78: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

63

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekuder. Adapun teknik pengumpulan dilakukan melalui:

3.5.1 Wawancara

Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab

sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan

penelitian. Adapun wawancara itu sendiri berguna untuk mendapatkan data primer

dan pelengkap teknik pengumpulan lainnya. Wawancara dalam penelitian ini

adalah wawancara terstruktur, jenis wawancara ini digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian

berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alernatif jawabannya pun telah

disiapkan (Sugiyono 2013:138). Pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah

instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan

variabel dan diperoleh dengan cara wawancara langsung dan penyebaran

kuisioner.

3.5.2 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui peninggalan

tertulis seperti arsip-arsip, dan juga buku-buku tentang pendapat-pendapat, teori,

dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah

penelitian (Rachman dalam Manggaraini, 2008). Pengumpulan data Dalam

penelitian ini, peneliti mendatangi instansi terkait untuk mendapatkan data jumlah

Page 79: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

64

KK, data jumlah penduduk, data luas daerah penelitian, data penggunaan lahan,

dan kriteria rumah layak huni, serta peta-peta yang relevan untuk mendukung

penelitian. Adapun instansi yang terkait dengan penelitian yaitu Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pusat Statistik (BPS),

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Bappermades), Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang (Cipkataru), kantor Kecamatan Srumbung dan kantor Kelurahan

Mranggen.

3.5.3 Metode Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono 2013:142). Kuisioner ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang kondisi sosial dan ekonomi masyarakat

3.5.4 Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sutrisno Hadi 1986

dalam Sugiyono 2013:145).

Observasi dalam penelitian ini proses pelaksanaannya dilakukan dengan

observasi nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

independen (Sugiyono 2013:145). Observasi dalakukan pada aspek fisik, yaitu

berupa pengamatan terhadap kondisi kualitas perumahan.

Page 80: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

65

3.6. Tahapan Penelitian

3.6.1 Tahap persiapan

Tahap ini meliputi studi kepustakaan dan konsultasi ahli untuk studi

pendahuluan dan kajian pustaka, penyusunan proposal penelitian serta bimbingan

terkait proposal maupun tahap penelitian selanjutnya.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan data baik sekunder maupun

primer. Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, wawancara, kuisioner dan

observasi.

3.6.3 Tahap pengolahan data

Pengolahan data sekunder jumlah rumah tidak layak huni dilakukan

dengan rumus matematis, data wawancara diolah secara deskriptif, sedangkan

data kuisioner juga diolah dengan rumus matematis dan bantuan perangkat lunak

SPSS yang meliputi proses editing data, pengembangan variabel, pengkodean

data, cek kesalahan, dan tabulasi.

3.6.4 Tahap analisis data

Tahap ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder dan primer yang

telah diolah. Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif.

3.6.5 Tahap pembuatan laporan

Tahap ini dilakukan dengan penyusunan hasil penelitian yang kemudian

dibahas sesuai dengan teknik analisis yang digunakan, sehingga dapat ditarik

kesimpulan dan saran berdasarkan hasil maupun pembahasan penelitian.

Page 81: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

66

3.7. Analisis Data

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuntitatif

dengan teknis analisis deskriptif persentase, scoring, korelasi menggunakan

tabulasi silang (Crosstab) dan uji beda melalui uji beda independen yang akan

dijelaskan sebagai berikut.

3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif Persentase

Seperti yang dikemukakan oleh Nazir (2005:63), bahwa untuk mengetahui

permasalahan-permasalahan dalam masyarakat, cara yang berlaku dalam

masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan, pandangan dan proses-proses yang

berlaku dalam masyarakat dan pengaruh-pengaruh fenomena digunakan dari suatu

fenomena deskriptif. Tindakan analisis data dilakukan secara terus menerus

hingga akhir untuk mengetahui fenomena yang terjadi. Data yang diperoleh

disusun berdasarkan golongan, ketegori dan diberikan makna selanjutnya di

interpretasi yaitu dengan menjelaskan gejala-gejala yang ada dan terus mencari

terkait antar gejala yang telah ditemukan di lapangan.

Deskriptif persentase digunakan untuk memberikan deskriptif dan

menjawab tujuan pertama dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang dapat

ditempuh dalam menggnakan teknik analisais ini:

1. Membuat tabel distribusi jawaban angket X dan Y.

2. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor ang telah

ditetapkan.

3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.

4. Menentukan skor dengan rumus:

Page 82: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

67

Keterangan:

DP : Deskriptif Persentase (%)

n : Jumlah skor jawaban yang diperoleh

N : Jumlah jawaban maksimum

Data yang diperoleh melalui kuisioner dianalisis dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Mengelompokkan data sesuai dengan jenisnya.

2. Membuat tabulasi data.

Untuk memperoleh analisis data yang berasal dari kuisioner bertingkat

maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil kuisioner yang

telah diisi.

3.7.2 Teknis Analisis Scoring

Selanjutnya untuk mengukur kualitas perumahan (tujuan kedua) dengan

menggunakan teknik scoring pada masing-masing sub variabel pembentuk

kualitas perumahan. Dalam intrumen penelitian terdapat 3 alternatif jawaban yang

tersedia, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Skor tertinggi untuk setiap jawaban diberi skor 3

2. Skor terendah untuk setiap jawaban diberi skor 1

Data yang terkumpul dalam bentuk angka ditabulasikan dan diubah

menjadi persentase dengan memasukkan kedalam rumus (deskriptif persentase).

Gambaran tentang kualitas perumahan dalam penelitian ini ditentukan

berdasarkan skor. Skor dapat menunjukkan variasi antara rumah yang satu dengan

Page 83: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

68

yang lain. Skor yang diperoleh kemudian dibuat kriteria klasifikasinya. Penentuan

kriteria tersebut menggunakan perhitungan sebagai berikut.

1. Kriteria berdasarkan interval skor tes.

Jumlah item = 12

Skor maksimal = 12 x 3 = 36

Skor minimal = 12 x 1 = 12

Rentang = 36 – 12 = 24

Interval = 24 : 3 = 8

Tabel 3.2 Kriteria Kualitas Perumahan Berdasarkan Jumlah Skor

Interval Skor Kritera

28,02 – 36 Baik

20,01 – 28,01 Sedang

12 – 20 Buruk

Sumber: Analisis Data Penelitian, 2015.

2. Kriteria berdasarkan interval presentase

Presentase maksimal = 3/3 x 100% = 100%

Presentase minimal = 1/3 x 100% = 33,33%

Rentang persentase = 100% - 33,33% = 66,67%

Interval kelas = 66,67% : 3 = 22,22%

Tabel 3.3 Kriteria Kualitas Perumahan Berdasarkan Persentase

Interval Persentase Kriteria

77,79% - 100% Tinggi

55,56% - 77,78% Sedang

33,33% - 55,55% Rendah

Sumber: Analisis Data Penelitian, 2015

Penskoran untuk variabel kualitas perumahan terdapat pada Lampiran 2.

Page 84: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

69

Analisis uji beda melalui uji beda independen juga diperlukan dalam

penelitian ini, yaitu untuk mengetahui perbedaan kualitas perumahan di Desa

Mranggen. Rumus dapat ditulis sebagai berikut.

t = (Ghozali 2011:64).

3.1.1 Teknis Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara kondisi sosial

ekonomi terhadap kualitas perumahan. Teknik tabulasi silang pada prinsipnya

menyajikan data dalam bentuk yang meliputi baris dan kolom dan data untuk

menyajikan crosstab adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali

2011:22). Tabulasi silang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui

apakah ada korelasi atau hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Untuk analisis crosstab ini akan dibantu dengan menggunakan program SPSS

16.0.

Page 85: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

135

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pada lokasi penelitian yang meliputi 2 dusun yaitu Dusun Kedungsari dan

Dusun Salamsari masing-masing memiliki tingkat pendidikan kepala

keluarga dan tingkat pendapatan rumah tangga dengan kriteria baik,

sedangkan untuk status kepemilikan tanahnya kebanyakan rumah responden

kepala keluarga beridiri di atas tanah turun temurun yang merupakan warisan

dari keluarga.

2. Perumahan kepala keluarga di Dusun Kedungari dan Dusun Salamsari

mayoritas memiliki kualitas perumahan dengan kriteria baik sesuai dengan

surat Edaran Gubernur Jawa Tengah tanggal 28 Mei tahun 2014 dan

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008. Lebih

dari setengah rumah di kedua dusun tersebut masuk ke dalam kriteria baik.

Berdasarkan uji beda yang dilakukan dengan menggunakan uji beda

independent samples test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan kualitas perumahan antara Dusun Kedungsari dan Dusun

Salamsari.

3. Tingkat pendidikan formal kepala keluarga memiliki hubungan yang

signifikan terhadap pendapatan rumah tangga di Dusun Kedungsari dan

Dusun Salamsari. Selanjutnya untuk pendapatan rumah tangga memiliki

Page 86: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

136

hubungan yang signifikan terhadap kualitas perumahan. Semakin baik

pendapatan rumah tangga akan diikuti peningkatan pada kualitas perumahan

di kedua dusun tersebut.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan peneliti memberikan beberapa saran yang

bisa diajukan adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari diharapkan dapat

meningkatkan tingkat pendidikannya, karena peningkatan pada aspek

pendidikan akan diikuti peningkatan pada tingkat pendapatan.

2. Masyarakat di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari perlu meningkatkan

pendapatan rumah tangga, misalnya dengan mencari alternatif pekerjaan

tambahan lain agar pendapatan mereka dapat bertambah, karena dengan

meningkatnya pendapatan rumah tangga akan diikuti oleh peningkatan pada

kualitas perumahan.

3. Ditinjau dari tingkat pendidikan kepala keluarga dan pendapatan rumah tangga

di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari pada umumnya memiliki kualitas

rumah yang beragam. Akan tetapi di Dusun Salamsari masih terdapat kepala

keluarga yang memiliki tingkat pendidikan dengan kriteria baik namun

memiliki kualitas perumahan dengan kriteria sedang dan masih terdapat kepala

keluarga yang memiliki pendapatan rumah tangga dengan kriteria baik namun

memiliki kualitas perumahan dengan kriteria buruk. Berdasarkan uraian

tersebut sudah selayaknya kepala keluarga memperhatikan dan memperbaiki

Page 87: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

137

kualitas perumahan mereka agar pada masa yang akan datang dapat terwujud

kualitas perumahan yang lebih baik yang memenuhi kriteria rumah sehat dan

layak huni.

Page 88: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

138

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Budiharjo, Eko. 1998. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung: Alumni.

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatitf, Kuantitatif dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daldjoeni. 1987. Manusia Penghuni Bumi Bunga Rampai Geografi Sosial:

Bandung: Alumni.

Direktorat Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan

Umum. 1994. Rumah Sehat Dalam Lingkungan Sehat. Departemen

Pekerjaan Umum: Kantor Wilayah Jawa Tengah.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gunawan, Rudy. 2009. Rencana Rumah Sehat. Yogyakarta: Kanisus.

Karton, Karini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung: Mandar Maju.

Kasjono, Heru Sabaris. 2011. Penyehatan Permukiman. Yogyakarta: Gosyen

Publishing.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi

& Jalur Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Muta’ali. 2000. Teknik Analisis Regional. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Panudju, Bambang. 1999. Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta

Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bandung: Alumni.

Pawarta, W. 2004. Dinamika Permukiman Perdesaan Pada Masyarakat Bali.

(Bahan Ajar), Dikti, Jakarta: UI Press.

Purwodarminto. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 89: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

139

Sabarrudin, Bacheri dkk. 2003. Perkembangan Perumahan Rakyat Masa Lalu,

Saat ini, dan Masa Mendatang. Bandung: Pusat Litbang Permukiman.

Soehandono. 2000. Metode Penentuan Rumah Tangga Miskin. Yogyakarta:

Badan Pusat Statistik.

Sriyono. 1999. Analisis Daya Dukung Lingkungan untuk Penataan Ruang

Wilayah Permukiman dan Perumahan Kelas Menengah. Semarang: Unnes

Press.

Statistik Kecamatan Srumbung. 2014. Statistik Daerah Kecamatan Srumbung

Dalam Angka 2014. Magelang: Badan Pusat Statistik.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kantitatif Kualitatif dab R&D. Bandung:

Alfabeta.

Peraturan/Perundang-undangan:

Monografi Desa Mranggen Tahun 2014. 2014. Kelurahan Mranggen, Kecamatan

Srumbung, Kabupaten Magelang.

Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang

Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Magelang. 2008. Kabupaten

Magelang: Pemerintah Kabupaten Magelang.

____Kota Magelang Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan

Kemiskinan. 2013. Magelang: Pemerintah Kota Magelang.

Peraturan Menteri nomor 22 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota.

2008. Jakarta.

Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah. 2014. Validitas Data Rumah Tidak Layak

Huni. Semarang. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman.1992. Jakarta.

____ 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta.

____ 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. 2007. Jakarta.

____ 01 tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 2011.

Jakarta.

Page 90: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

140

____ 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin. 2011. Jakarta.

Terbitan Terbatas:

Adi, I Gede Astra Wesnawa dan Ida Bagus Made Astawa. “Kajian Kualitas

Lingkungan Permukiman Skala Mikro Di Desa Penyabangan Kecamatan

Gerokgak”. Jurnal Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha Singaraja.

Atmaja, Jajang. 2004. “Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Kondisi Fisik

Bangunan Rumah Tidak Sehat Di Kecamatan Lubuk Alung”. Jurnal Ilmiah

R&B. Volume 4 No. 2. ISSN: 1412–5080. Politeknik Negeri Padang.

Aliyati, Ratu. 2011. Permukiman Kumuh Di Bantaran Ci- Liwung ( Studi Kasus

Kel Manggarai-Srengseng Sawah Dan Kel Kampung Melayu-Kalisari).

Tesis. Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia.

Darda. 2009. “Karakteristik Permukiman Di Wilayah Pinggiran Kota Jakarta

Tahun 1991-2007 (Studi Kasus: Kecamatan Pamulang dan Kecamatan

Ciputat Kota Tangerang Selatan”. Skripsi. Depok:Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Fahrudin. 2013. “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Jumoyo Kecamatan

Salam Kabupaten Magelang Sebelum dan Pasca Bencana Banjir Lahar

Dingin Gunung Merapi di Kali Putih Tahun 2011. Skripsi. Semarang:

Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Fatchurochman, 2011. “Pengaruh Perkembangan Lahan Terbangun Terhadap

Kualitas Lingkungan Permukiman (Studi Kasus: Kawasan Pendidikan

Kelurahan Tembalang)”. Tugas akhir. Semarang: Jurusan Teknik PWK

Universitas Diponegoro.

Habibah, Rini. 2008. Karakteristik Sosial-Ekonomi Penghuni Perumahan

Kalisalak Kelurahan Kauman Kecamatan Batang Kabupaten Batang”.

Skripsi. Semarang: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang.

Kurniasih, Sri. 2007. “Usaha Perbaikan Permukiman Kumuh di Petukangan

Utara–Jakarta Utara”. Skripsi. Jakarta Selatan: Fakultas Teknik Arsitektur

Universitas Budi Luhur.

Kusumawati, Indah Dwi. 2014. “Hubungan Antara Pengtahuan Rumah Sehat dan

Status Sosial Ekonomi dengan Kualitas Rumah Tinggal Penduduk di Desa

Rowolaku Kecamatan Kajen”. Skripsi. Semarang: Jurusan Geografi

Universitas Negeri Semarang.

Page 91: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

141

Malau, Yois Nelsari. 2006. “Analisis Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

Kawasan Kumuh di Kecamatan Teluk Nibang Kota Tanjung Balai”. Jurnal

Perencanaan & Pengembangan Wilayah. Volume 2 No.1. Wahana Hijau.

Maryadi, D. 1999. “Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pembangunan

Prasarana Lingkungan Perumahan Dan Permukiman”. Tesis. Padang:

Pascasarjana Unand.

Mayasari, Ritihardoyo. 2012. “Kualitas Permukiman Di Kecamatan Pasarkliwon

Kota Surakarta”. Artikel.

Notoatmodjo, S. Pramudiyani, Novita Aris dan Galuh Nita Prameswari. 2011.

“Hubungan antara Sanitasi Rumah dan Perilaku dengan

KejadianPneumonia Balita”. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS).

Volume 6. Halaman 71 – 78.

Perdana. 2013. “Studi Tentang Pelaksanaan Program Pelayanan Dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial Rumah Layak Huni di Desa Tideng Pale Induk

Kecamatan Sesayap”. eJournal Pemerintah Integratif. Volume 1 No.2.

ISSN 2337- 8670. Halaman 245-259. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Mulawarman.

Purwitasari, Apriani Yunita. 2013. “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan

Dengan Kualitas Rumah Hunian Penduduk Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”. Skripsi. Semarang: Jurusan

Geografi Universitas Negeri Semarang.

Rizka, Ruli Khusnu. 2010. “Evaluasi Pelaksanaan Program Perbaikan Rumah

Tidak Layak Huni Di Kota Surakarta”. Tugas Akhir. Surakarta: Jurusan

Arsitektur Universitas Sebelas Maret.

Suhedi, Ahmad dan Mochammad Syawie. 2012 “Pemberdayaan Keluarga Miskin

Berbasis Komunitas Melalui Rehabilitas Sosial Rumah Tidak Layak Huni

(Studi di Desa Jambu Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat)”.

Jurnal Sosiokonsepsia.Volume 17 No. 03.

Suradi. 2012. “Studi Evaluasi Dampak Kebijakan Sosial : Rehabilitasi Sosial

Rumah Tidak Layak Huni Bagi Keluarga Miskin Di Kota Banjarmasin”.

Jurnal Sosiokonsepsia.Volume 17 No. 02. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI.

Susilo, Rudiarto. 2014. “Analisis Tingkat Resiko Erupsi Gunung Merapi

Terhadap Permukiman Di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten”.

Jurnal. Semarang: Jurusan Teknik PWK Universitas Diponegoro.

Page 92: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

142

Tarigan, Robinson. 2006. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat

Pendapatan Perbandingan Antara Empat Hasil Penelitian”. Jurnal.

Sumatera: Universitas Sumatera Utara.

Sumber Internet:

http://www.academia.edu/6928469/STATUS_KEPEMILIKAN_TANAH_DRUW

E_DESA_DI_BALI (diakses 3 Mei 2015).

http://www.bps.go.id/menutab.php?kat=1&tabel=1&id_subyek=29 (diakses 07

Desember 2014).

http://ejournal.pin.or.id/site/wp-

content/uploads/2013/06/jurnal%20rumah%20layak%20huni%20(Repaired)

%20(06-24-13-10-29-30).pdf (diakses 12 Desember 2014).

http://kemenpera.go.id/bahantayang/BAHAN%20TAYANG%20RAPAT%20PE

MBAHASAN%20DATA%20DASAR%20PKP%20DALAM%20RANGK

A%20PENYIAPAN%20RPJMN%20DAN%20RENSTRA.pdf (diakses 18

Desember 2014).

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/114057-

%5B_Konten_%5D-M.95.Pendahuluan.pdf (diakses 8 Desember 2014)

http://puslit.kemsos.go.id/upload/post/files/d2041c4fcea1d58a4f59ab4a273edf92.

pdf (diakses 07 Desember 2014).

http://www.jpnn.com/read/2012/10/01/141567/Permukiman-Kumuh-Terus-

Bertambah- (diakses 18 Desember 2014).

http://www.tempo.co/read/news/2013/11/25/092532383/Djan-Faridz-Masih-

Banyak-Rumah-Tak-Layak-Huni (diakses 18 des 2014)

Page 93: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

LAMPIRAN

Page 94: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

143

Lampiran 1

KISI-KISI PANDUAN DOKUMENTASI

VARIABEL KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

Sub Variabel Indikator Jumlah

Pertanyaan

Pendidikan formal Pendidikan terakhir yang pernah

ditempuh KK.

1

Pendapatan rumah

tangga

Pendapatan yang diperoleh suami

dan istri baik itu pendapatan pokok

maupun sampingan selama 1

bulan.

1

Status kepemilikan

tanah

Status tanah yang dimiiki oleh

responden

1

Page 95: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

144

Lampiran 2

KISI-KISI PANDUAN OBSERVASI

VARIABEL KUALITAS PERUMAHAN

Sumber: Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008

dan Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah 28 Mei 2014.

No. Sub Variabel Indikator Jumlah

Pertanyaan Baik Sedang Buruk

1. Luas lantai

/orang

> 7,2 m2

/orang

7,2

m2/orang

< 7,2 m2/orang 1

2. Kekuatan

rangka

bangunan

Sangat kuat

dan sangat

kokoh

Cukup kuat

dan cukup

kokoh

Tidak kuat dan

tidak kokoh

1

3. Kamar mandi

dan kakus/WC

Lengkap

keduanya

Hanya ada

salah satu

Tidak ada

keduanya

1

4. Luas ventilasi > 10 % dari

luas lantai

10 % dari

luas lantai

< 10 % dari

luas lantai

1

5. Kecukupan

pencahayaan

ruang tamu

> 50 % dari

dinding

yang

berhadapan

dengan

ruang

terbuka

50 % dari

dinding

yang

berhadapan

dengan

ruang

terbuka

< 50 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

1

6. Pencahayaan

ruang tidur

> 10 % dari

dinding

yang

berhadapan

dengan

ruang

terbuka

10 % dari

dinding

yang

berhadapan

dengan

ruang

terbuka

< 10 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

1

7. Lantai Keramik Plester Tanah 1

8. Pondasi Batu Bata Umpak/tiang 1

9. Atap Genteng Seng/asbes Rumbia 1

10. Dinding Tembok Papan/kayu Bilik/bambu 1

11. Lokasi

kandang ternak

Jauh dari

rumah lebih

5 m/tidak

ada

Dekat

rumah jarak

5 m

Didalam

rumah/bersatu

1

12. Sumber air

minum

Artetis Sumur gali Belik 1

Page 96: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

145

Lampiran 3

LEMBAR INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

IDENTITAS RESPONDEN

Instruksi bagi pewawancara: isilah untuk pilihan jawaban setiap pertanyaan

dibawah ini.

Nomor urut responden :................................................................................

Nama lengkap responden : ...............................................................................

Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan* (Coret yang tidak perlu)

Umur : ................ tahun

Alamat :RT.............RW...............Dusun ..............................

Jumlah anggota keluarga : .............................. orang

Pekerjaan : Petani/Buruh/PNS/Wiraswasta/lainnya ..................

KONDISI SOSIAL dan EKONOMI

Instruksi bagi pewawancara: Berilah tanda silang untuk pilihan jawaban setiap

pertanyaan dibawah ini.

1. Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu ?

a. Tidak bersekolah/SD/sederajat

b. SMP/sederajat

c. SMA/sederajat

2. Berapakah pendapatan rumah tangga Bapak/Ibu selama 1 bulan ?

a. <Rp.600.000

b. Rp.600.000 – Rp.1.200.000

c. Rp. >Rp. 1.200.000

3. Bagaimanakah status kepemilikan tanah Bapak/Ibu ?

a. Turun temurun

b. Sewa

c. Hak milik

Observer : ........................................

Tanggal observasi : ........................................

Page 97: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

146

LEMBAR OBSERVASI

KUALITAS PERUMAHAN

Instruksi bagi pewawancara: Berilah tanda centang (√) sesuai dengan hasil

pengamatan tentang kondisi rumah sesuai dengan panduan kisi-kisi yang ada.

No.

Unsur yang diskor

(Bagaimana kondisi yang

sebenarnya ?)

Kondisi

Baik Sedang Buruk

1. Luas lantai /orang

2. Kekuatan rangka bangunan

3. Kamar mandi dan kakus/WC

4. Luas ventilasi

5. Kecukupan pencahayaan ruang tamu

6. Pencahayaan ruang tidur

7. Lantai

8. Pondasi

9. Atap

10. Dinding

11. Lokasi kandang ternak

12. Sumber air minum

Page 98: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

147

Lampiran 4

LEMBAR PANDUAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

IDENTITAS RESPONDEN

Instruksi bagi pewawancara: isilah untuk pilihan jawaban setiap pertanyaan

dibawah ini.

Nomor urut responden : nomor pengisian lembar observasi untuk

responden.

Nama lengkap responden : diisi nama lengkap responden.

Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan* (Coret yang tidak perlu)

Umur : menyebutkan usia respoden berapa tahun.

Alamat : RT ............. RW ............... Dusun .........................

Jumlah anggota keluarga : ....................... orang (yang menempati rumah

tersebut)

Pekerjaan : Petani/Buruh/PNS/Wiraswasta/lainnya sebutkan.

KONDISI SOSIAL dan EKONOMI

Instruksi bagi pewawancara: Berilah tanda silang untuk pilihan jawaban setiap

pertanyaan dibawah ini.

1. Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu ?

a. Tidak bersekolah/SD/sederajat

b. SMP/sederajat

c. SMA/sederajat

2. Berapakah pendapatan rumah tangga Bapak/Ibu selama 1 bulan ?

a. <Rp.600.000

b. Rp.600.000 – Rp.1.200.000

c. Rp. >Rp. 1.200.000

3. Bagaimanakah status kepemilikan tanah Bapak/Ibu ?

a. Turun temurun

b. Sewa

c. Hak milik

Observer : diisi nama lengkap

Tanggal observasi : diisi waktu pelaksanaan wawancara

Page 99: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

148

LEMBAR PANDUAN OBSERVASI

KUALITAS PERUMAHAN

Instruksi bagi pewawancara: Berilah tanda centang (√) sesuai dengan hasil

pengamatan tentang kondisi rumah sesuai dengan panduan kisi-kisi yang ada.

No. Unsur yang dinilai Kondisi

Baik Sedang Buruk

1. Luas lantai /orang > 7,2 m2

/orang

7,2 m2/orang < 7,2

m2/orang

2. Kekuatan rangka

bangunan

Sangat kuat

dan sangat

kokoh

Cukup kuat

dan cukup

kokoh

Tidak kuat

dan tidak

kokoh

3. Kamar mandi dan

kakus/WC

Lengkap

keduanya

Hanya ada

salah satu

Tidak ada

keduanya

4. Luas ventilasi > 10 % dari

luas lantai

10 % dari luas

lantai

< 10 % dari

luas lantai

5. Kecukupan

pencahayaan ruang

tamu

> 50 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

50 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

< 50 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

6. Pencahayaan ruang

tidur

> 10 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

10 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

< 10 % dari

dinding yang

berhadapan

dengan ruang

terbuka

7. Lantai Keramik Plester Tanah

8. Pondasi Batu Bata Umpak/tiang

9. Atap Genteng Seng/asbes Rumbia

10. Dinding Tembok Papan/kayu Bilik/bambu

11. Lokasi kandang

ternak

Jauh dari

rumah lebih 5

m/tidak ada

Dekat rumah

jarak 5 m

Didalam

rumah/bersatu

12. Sumber air minum Artetis Sumur gali Belik

Page 100: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

149

Lampiran 5

DAFTAR IDENTITAS RESPONDEN

Kode

Responden Responden Dusun RT

Jenis

Kelamin Umur

Jumlah

Anggota

Keluarga

Tingkat

Pendidikan

Mata

Pencaharian

Pendapatan

RT

R-1 Dakri Kedungsari 1 L 70 4 SD/sederajat Petani Rp.1.300.000

R-2 Jariyah Kedungsari 1 P 75 1 SD/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-3 Suyadi Kedungsari 1 L 43 5 SMP/sederajat Wiraswasta Rp.1.200.000

R-4 Suwarto Kedungsari 1 L 35 2 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-5 Ropinah Kedungsari 1 P 70 1 Tidak Sekolah Petani Rp.800.000

R-6 Purwanto Kedungsari 1 L 35 3 SD/sederajat Petani Rp.1.250.000

R-7 Juri Siswanto Kedungsari 1 L 55 6 SMP/sederajat Petani Rp.500.000

R-8 Cip Kedungsari 1 L 56 5 Tidak Sekolah Penambang pasir Rp.800.000

R-9 Siswanto Kedungsari 1 L 60 4 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.200.000

R-10 Trijono Kedungsari 1 L 46 4 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-11 Safangat Kedungsari 1 L 52 5 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.800.000

R-12 Marzuki Kedungsari 1 L 60 6 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.8.00.000

R-13 Mariadi Kedungsari 1 L 28 4 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.200.000

R-14 Karyonani Kedungsari 1 L 60 5 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-15 Saldi Kedungsari 1 L 55 3 SMP/sederajat Petani Rp.800.000

R-16 Masudi Kedungsari 1 L 38 2 SMA/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-17 Sarju Kedungsari 1 L 51 3 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-18 Sarjono Kedungsari 1 L 50 5 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-19 Riki Kedungsari 1 L 45 5 SD/sederajat Petani Rp.500.000

R-20 Minar Kedungsari 1 L 60 2 SMP/sederajat Petani Rp.1.500.000

R-21 Jono Salamsari 7 L 51 4 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.250.000

Page 101: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

150

R-22 Joko Lando Salamsari 7 L 40 4 SD/sderajat Penambang pasir Rp.1.250.000

R-23 Riyadi Salamsari 7 L 39 4 SMA/sederajat Wiraswasta Rp.1.500.000

R-24 Suji Salamsari 7 L 38 4 Tidak Sekolah Penambang pasir Rp.500.000

R-25 Slamet Salamsari 7 L 45 4 SD/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-26 Sobirin Salamsari 7 L 27 5 SD/sederajat Penambang pasir Rp.1.300.000

R-27 Isyanto Salamsari 7 L 35 4 Tidak Sekolah Karyawan swasta Rp.1.250.000

R-28 Suprapto Salamsari 7 L 55 4 SD/sederajat Penambang pasir Rp.550.000

R-29 Suyono Salamsari 7 L 55 2 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.250.000

R-30 Sri Patonah Salamsari 7 L 43 2 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.750.000

R-31 Dargian Salamsari 7 L 40 6 SMA/sederajat Petani Rp.1.250.000

R-32 Ristanto Salamsari 7 L 33 4 Tidak Sekolah Petani Rp.750.000

R-33 Jumadi Salamsari 7 L 55 5 SD/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-34 Siswanto Salamsari 7 L 70 6 SMA/sederajat Petani Rp.1.500.000

R-35 Kasmi Salamsari 7 L 66 3 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.800.000

R-36 Yustin Salamsari 7 L 50 5 SD/sederajat Petani Rp.1.250.000

R-37 Ngatemon Salamsari 7 L 40 4 SD/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-38 Tarmin Salamsari 7 L 45 3 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-39 Sarno Salamsari 7 L 35 4 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-40 Karjo Salamsari 7 L 50 3 SMA/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-41 Wakijo Salamsari 7 L 56 4 SMA/sederajat Petani Rp.500.000

R-42 Purwanto

Slamet Salamsari 7 L 50 5 Tidak Sekolah Petani Rp.500.000

R-43 Sutimah Salamsari 7 P 46 2 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-44 Trimo Pawiro Salamsari 7 L 70 2 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.250.000

R-45 Budiono Salamsari 7 L 29 4 SD/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-46 Sutarmo Salamsari 7 L 48 7 Tidak Sekolah Petani Rp.1.250.000

R-47 Bejo Salamsari 7 L 39 6 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

Page 102: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

151

R-48 Seneng Salamsari 7 L 48 5 SMA/sederajat Petani Rp.1000.000

R-49 Riyanto Salamsari 7 L 49 4 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.750.000

R-50 Suwanto Salamsari 7 L 42 5 SD/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-51 Soleh Salamsari 7 L 38 4 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.500.000

R-52 Agus Sutarjo Salamsari 7 L 32 3 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.250.000

R-53 Mudiono Salamsari 7 L 39 5 SD/sederajat Penambang pasir Rp.750.000

R-54 Sutijo Salamsari 7 L 42 5 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.500.000

R-55 Parwan Salamsari 7 L 32 4 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.250.000

R-56 Widarno Salamsari 7 L 30 3 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.500.000

R-57 Tarmidi Salamsari 7 L 47 4 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1000.000

R-58 Indaryanto Salamsari 7 L 28 3 SMP/sederajat Petani Rp.500.000

R-59 Wahono Salamsari 7 L 36 5 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.250.000

R-60 Sudaryadi Salamsari 7 L 41 3 Tidak Sekolah Penambang pasir Rp.1.500.000

R-61 Hadi Susanto Salamsari 7 L 66 4 SMA/sederajat Petani Rp.750.000

R-62 Gito Salamsari 7 L 40 2 SMA/sederajat Petani Rp.750.000

R-63 Diah Salamsari 7 P 23 4 SMP/sederajat Petani Rp.1.250.000

R-64 Yahman Salamsari 7 L 45 2 SMP/sederajat Petani Rp.1.500.000

R-65 Tatok Salamsari 7 L 33 3 SMP/sederajat Petani Rp.1.500.000

R-66 Kurniawan Salamsari 7 L 25 5 SMP/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-67 Totok Salamsari 7 L 27 5 Tidak Sekolah Penambang pasir Rp.1.500.000

R-68 Setyo Prayitno Salamsari 7 L 60 3 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-69 Rino Salamsari 7 L 22 6 SMP/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-70 Widi Salamsari 7 L 30 5 SMA/sederajat Petani Rp.750.000

R-71 NN Salamsari 7 L 60 2 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.500.000

R-72 Dina Afrianti Salamsari 7 P 28 3 SMP/sederajat Petani Rp.1.250.000

R-73 Parno Salamsari 7 L 25 4 SMA/sederajat Petani Rp.1750.000

R-74 Bambang Salamsari 7 L 41 5 SD/sederajat Petani Rp.500.000

Page 103: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

152

R-75 Wiyono Salamsari 7 L 45 5 SMA/sederajat Karyawan swasta Rp.1.500.000

R-76 Darmo Salamsari 7 L 40 3 SMP/sederajat Petani Rp.2.000.000

R-77 Djatmoko Salamsari 7 L 40 7 SMA/sederajat Karyawan swasta Rp.1.000.000

R-78 Sunaryo Salamsari 7 L 37 6 SMP/sederajat Petani Rp.1.500.000

R-79 Triyono Salamsari 7 L 65 5 SMP/sederajat Petani Rp.1000.000

R-80 Yanto Salamsari 7 L 35 5 SMP/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-81 Sueb Salamsari 7 L 46 4 SMP/sederajat Petani Rp.1.500.000

R-82 Subar Salamsari 7 L 45 4 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.250.000

R-83 Ramlan Salamsari 7 L 50 4 SMA/sederajat Petani Rp.1.250.000

R-84 Haryanto Salamsari 7 L 22 3 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.750.000

R-85 NN Salamsari 7 L 60 4 SMP/sederajat Petani Rp.1.500.000

R-86 Ahmad

Dhamiri Salamsari 7 L 64 2 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-87 Martoni Salamsari 7 L 50 4 SMP/sederajat Petani Rp.800.000

R-88 Martijo Salamsari 7 L 70 4 Tidak Sekolah Petani Rp.1.000.000

R-89 Trimo Salamsari 7 L 65 2 SMA/sederajat Petani Rp.500.000

R-90 Sugiarto Salamsari 7 L 23 3 SMA sederajat Karyawan swasta Rp.1.500.000

R-91 Maini Salamsari 7 L 35 5 SD/sederajat Wiraswasta Rp.1.000.000

R-92 Marsian Salamsari 7 L 90 1 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.600.000

R-93 Iwan Salamsari 7 L 33 5 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.550.000

R-94 Tugiman Salamsari 7 L 45 5 SMA/sederajat Petani Rp.1.000.000

R-95 Ani Salamsari 7 P 32 7 SMA/sederajat Karyawan swasta Rp.1.500.000

R-96 Sulastri Salamsari 7 P 33 5 SMA/sederajat Karyawan swasta Rp.1.000.000

R-97 Yasmin Salamsari 7 L 40 4 SMA/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-98 Suprianto Salamsari 7 L 31 4 SMP/sederajat Penambang pasir Rp.750.000

R-99 Pardi Salamsari 7 L 33 3 SD/sederajat Penambang pasir Rp.1.000.000

R-100 Wanto Salamsari 7 L 40 4 SMA/sederajat Wiraswasta Rp.1.500.000

Page 104: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

153

Lampiran 6

DAFTAR HASIL PENELITIAN KONDISI SOSIAL dan EKONOMI serta KUALITAS PERUMAHAN

Kode

Responden

Tingkat

Pendidikan

Pendapatan

RT

Status

Kepemilikan

Tanah

Kualitas Perumahan Jumlah

Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

R-1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 1 18

R-2 1 1 1 1 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 27

R-3 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 2 30

R-4 3 2 1 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 31

R-5 1 2 1 1 3 2 2 2 1 1 1 3 1 2 1 20

R-6 2 3 1 2 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 2 28

R-7 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 33

R-8 1 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 30

R-9 2 2 1 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 1 29

R-10 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 29

R-11 3 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 31

R-12 2 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 29

R-13 3 2 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 30

R-14 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 32

R-15 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 31

R-16 3 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 30

R-17 2 1 1 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 1 2 28

R-18 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 30

R-19 1 1 3 1 3 1 2 2 2 1 3 3 3 3 1 25

R-20 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 32

R-21 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 20

Page 105: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

154

R-22 1 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 30

R-23 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

R-24 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

R-25 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

R-26 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

R-27 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 34

R-28 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 29

R-29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 34

R-30 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 32

R-31 3 3 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 3 2 20

R-32 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 19

R-33 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2 2 1 20

R-34 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 30

R-35 3 2 3 3 2 1 1 3 2 1 3 3 2 3 1 25

R-36 1 3 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 30

R-37 1 2 1 3 2 1 1 3 2 2 3 3 2 3 1 26

R-38 1 1 1 2 3 1 2 2 1 1 1 3 1 2 1 20

R-39 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 34

R-40 3 2 1 2 3 1 1 3 2 2 3 3 3 2 1 26

R-41 3 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 29

R-42 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 3 2 19

R-43 3 2 1 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 1 27

R-44 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 34

R-45 1 1 3 2 1 1 2 3 2 1 3 3 3 3 1 25

R-46 1 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 32

R-47 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 31

R-48 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 32

Page 106: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

155

R-49 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 30

R-50 1 1 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 28

R-51 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 31

R-52 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 31

R-53 1 2 1 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 31

R-54 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 29

R-55 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 30

R-56 3 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 20

R-57 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 31

R-58 2 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 30

R-59 2 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 32

R-60 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 34

R-61 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 34

R-62 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 31

R-63 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 30

R-64 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 33

R-65 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

R-66 2 2 1 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 2 29

R-67 1 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 20

R-68 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 31

R-69 2 2 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 32

R-70 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 33

R-71 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 29

R-72 2 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 1 29

R-73 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 34

R-74 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 3 1 3 1 19

R-75 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 29

Page 107: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

156

R-76 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 29

R-77 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 33

R-78 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 31

R-79 2 2 1 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 31

R-80 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 29

R-81 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

R-82 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 29

R-83 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 34

R-84 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 30

R-85 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 30

R-86 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

R-87 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 34

R-88 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 20

R-89 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 33

R-90 3 3 1 3 2 3 1 1 1 3 3 3 3 2 2 27

R-91 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 19

R-92 1 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 3 1 3 1 20

R-93 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 17

R-94 3 2 1 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 1 29

R-95 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 32

R-96 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 33

R-97 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 30

R-98 3 2 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 1 29

R-99 1 2 1 3 2 3 2 2 2 1 1 3 1 3 2 25

R-100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 35

Page 108: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

157

Keterangan Lampiran 6 (Kolom Kualitas Perumahan)

1 : Luas lantai/orang

2 : Kekuatan kerangka bangunan

3 : Kamar mandi dan kakus/WC

4 : Luas ventilasi

5 : Kecukupan pencahayaan ruang tamu

6 : Kecukupan pencahayaan ruang tidur

7 : Jenis lantai

8 : Jenis pondasi

9 : Jenis atap

10 : Jenis dinding

11 : Lokasi kandang ternak

12 : Sumber air minum

Page 109: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

158

Lampiran 7

Descriptive Statistics

1. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Jenis Kelamin Responden Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 18 90.0 90.0 90.0

Perempuan 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Jenis Kelamin Responden Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 75 93.8 93.8 93.8

Perempuan 5 6.2 6.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

Umur Responden Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 22-23 1 5.0 5.0 5.0

34-45 5 25.0 25.0 30.0

46-57 7 35.0 35.0 65.0

58-69 4 20.0 20.0 85.0

70-81 3 15.0 15.0 100.0

82-93 0 0.0 0.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Umur Responden Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 22-23 22 27.5 27.5 27.5

34-45 30 37.5 37.5 65.0

46-57 16 20.0 20.0 85.0

58-69 8 10.0 10.0 95.0

70-81 3 3.8 3.8 98.8

82-93 1 1.2 1.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

Page 110: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

159

Jumlah Anggota keluarga di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 10.0 10.0 10.0

2 3 15.0 15.0 25.0

3 3 15.0 15.0 40.0

4 4 20.0 20.0 60.0

5 6 30.0 30.0 90.0

6 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Jumlah Anggota keluarga di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 1 1.2 1.2 1.2

2 9 11.2 11.2 12.5

3 14 17.5 17.5 30.0

4 28 35.0 35.0 65.0

5 20 25.0 25.0 90.0

6 5 6.2 6.2 96.2

7 3 3.8 3.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Mata Pencaharian Kepala Keluarga di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Penambang Pasir

11 55.0 55.0 55.0

Petani 8 40.0 40.0 95.0

Wiraswasta 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Mata Pencaharian Kepala Keluarga di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Penambang Pasir

37 46.25 46.25 46.25

Petani 34 42.5 42.5 88.75

Karyawan Swasta

6 7.5 7.5 96.25

Wiraswasta 3 3.75 3.75 100.0

Total 80 100.0 100.0

Page 111: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

160

Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak bersekolah/ SD/sederajat

5 25.0 25.0 25.0

SMP/sederajat 8 40.0 40.0 65.0

SMA/sederajat 7 35.0 35.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak bersekolah/ SD/sederajat

20 25.0 25.0 25.0

SMP/sederajat 24 40.0 40.0 65.0

SMA/sderajat 36 35.0 35.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Pendapatan Rumah Tangga di Dususn Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <Rp.600.000 2 10.0 10.0 10.0

Rp.600.000-Rp.1.200.000

8 40.0 40.0 50.0

>Rp.1.200.000 10 50.0 50.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pendapatan Rumah Tangga di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <Rp.600.000 11 13.8 13.8 13.8

Rp.600.000-Rp.1.200.000

17 21.2 21.2 35.0

>Rp.1.200.000 52 65.0 65.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Status Kepemilikan Tanah di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Turun temurun

13 65.0 65.0 65.0

Hak milik 7 35.0 35.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Status Kepemilikan Tanah Di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Turun temurun

10 12.5 12.5 12.5

Hak milik 26 32.5 32.5 45.0

Total 80 100.0 100.0 100.0

Page 112: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

161

2. Kualitas Perumahan

Luas Lantai per Orang di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <7,2 m2

per orang

7 35.0 35.0 35.0

7,2 m2

per orang 8 40.0 40.0 75.0

>7,2 m2

per orang

5 25.0 25.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Luas Lantai per Orang di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <7,2 m2

per orang

21 26.2 26.2 26.2

7,2 m2

per orang 25 31.2 31.2 57.5

>7,2 m2

per orang

34 42.5 42.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Kekuatan Kerangka Bangunan di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak kuat dan tidak kokoh

1 5.0 5.0 5.0

Cukup kuat dan cukup kokoh

2 10.0 10.0 15.0

Sangat kuat dan sangat kokoh

17 85.0 85.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Kekuatan Kerangka Bangunan di Dusun Salamsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak kuat dan tidak kokoh

1 1.2 1.2 1.2

Cukup kuat dan cukup kokoh

20 25 25 26.2

Sangat kuat dan sangat kokoh

59 73.7 73.7 100.0

Total 80 100.0 100.0

Page 113: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

162

Kamar Mandi & Kakus atau WC di Dusun Kedungsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak ada keduanya

6 30.0 30.0 30.0

Ada salah satu 1 5.0 5.0 35.0

Lengkap keduanya 13 65.0 65.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Kamar Mandi & Kakus atau WC

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak ada keduanya 22 27.5 27.5 27.5

Ada salah satu 13 16.2 16.2 43.8

Lengkap keduanya 45 56.2 56.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

Luas Ventilasi Di Dusun Kedungsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <10% dari luas lantai 1 5.0 5.0 5.0

10% dari luas lantai 8 40.0 40.0 45.0

>10% ari luas lantai 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Luas Ventilasi di Dusun Salamsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <10% dari luas lantai 17 21.2 21.2 21.2

10% dari luas lantai 23 28.7 28.7 50.0

>10% ari luas lantai 40 50.0 50.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Pencahayaan Ruang Tamu di Dusun Kedungsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <50% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

1 5.0 5.0 5.0

50% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

11 55.0 55.0 60.0

>50% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

8 40.0 40.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pencahayaan Ruang Tamu di Dusun Salamsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <50% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

17 21.25 21.2 21.2

50% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

18 22.5 22. 43.7

>50% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

45 56.2 56.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

Page 114: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

163

Pencahayaan Ruang Tidur di Dusun Kedungsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <10% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

6 30.0 30.0 30.0

10% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

7 35.0 35.0 65.0

>10% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

7 35.0 35.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Jenis Lantai di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tanah 4 20.0 20.0 20.0

Plester 11 55.0 55.0 75.0

Keramik 5 25.0 25.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Pencahayaan Ruang Tidur di Dusun Salamsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <10% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

18 22.5 22.5 22.5

10% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

27 33.7 33.7 56.2

>10% dari dinding yang berhadapan dengan ruang terbuka

35 43.7 43.7 100.0

Total 80 100.0 100.0

Jenis Lantai di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tanah 17 21.2 21.2 21.2

Plester 32 38.8 38.8 60.0

Keramik 31 40.0 40.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Page 115: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

164

Jenis Pondasi di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Umpak/tiang 1 5.0 5.0 5.0

Bata 1 5.0 5.0 10.0

Batu 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Jenis Pondasi di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Umpak/tiang 13 16.2 16.2 16.2

Bata 10 12.5 12.5 28.7

Batu 57 71.2 71.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

Jenis Atap di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Genteng 20 100.0 100.0 100.0

Jenis Atap di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Genteng 80 100.0 100.0 100.0

Jenis Dinding Rumah di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bilik/bambu 2 10.0 10.0 10.0

Tembok 18 90.0 90.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Jenis Dinding Rumah di Dusun Salamsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bilik/bambu 9 11.2 11.2 11.2

Papan/kayu 18 22.5 22.5 33.8

Tembok 53 66.2 66.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

Page 116: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

165

Lokasi Kandang Ternak di Dusun Kedungsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Di dalam rumah/bersatu

1 5.0 5.0 5.0

Dekat dengan rumah jarak 5 m

9 45.0 45.0 50.0

Jauh dari rumah >5 m/tidak ada

10 50.0 50.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Lokasi Kandang Ternak di Dusun Salamsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Di dalam rumah/bersatu

10 12.5 12.5 12.5

Dekat dengan rumah jarak 5 m

22 27.5 27.5 40.0

Jauh dari rumah >5 m/tidak ada

48 60.0 60.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Sumber Air Bersih di Dusun Kedungsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Belik 9 45.0 45.0 45.0

Sumur gali 11 55.0 55.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber Air Bersih di Dusun Salamsari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Belik 28 35.0 35.0 35.0

Sumur gali 52 65.0 65.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Kualitas Perumahan di Dusun Kedungsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12-20 (Buruk) 1 5.0 5.0 5.0

20.01-28.01 (Sedang) 5 25.0 25.0 30.0

28.2-36 (Baik) 14 70.0 70.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Kualitas Perumahan di Dusun Salamsari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12-20 (Buruk) 13 16.2 16.2 16.2

20.01-28.01 (Sedang) 9 11.2 11.2 27.4

28.2-36 (Baik) 58 72.5 72.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Page 117: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

166

Lampiran 8

Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA

KELUARGA TERHADAP KUALITAS PERUMAHAN

1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal Kepala Keluarga terhadap

Pendapatan Rumah Tangga di Dusun Kedungsari

Tingkat Pendidikan * Pendapatan Rumah Tangga Crosstabulation

Pendapatan Rumah

Tangga

Total Rendah Sedang Tinggi

Tingkat

Pendidikan

Tidak

bersekolah/SD

Count 2 2 1 5

Expected Count .5 2.0 2.5 5.0

% within Tingkat

Pendidikan 40.0% 40.0% 20.0% 100.0%

% within Pendapatan

Rumah Tangga 100.0% 25.0% 10.0% 25.0%

% of Total 10.0% 10.0% 5.0% 25.0%

SMP Count 0 6 2 8

Expected Count .8 3.2 4.0 8.0

% within Tingkat

Pendidikan .0% 75.0% 25.0% 100.0%

% within Pendapatan

Rumah Tangga .0% 75.0% 20.0% 40.0%

% of Total .0% 30.0% 10.0% 40.0%

SMA Count 0 0 7 7

Expected Count .7 2.8 3.5 7.0

% within Tingkat

Pendidikan .0% .0% 100.0% 100.0%

% within Pendapatan

Rumah Tangga .0% .0% 70.0% 35.0%

% of Total .0% .0% 35.0% 35.0%

Page 118: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

167

Total Count 2 8 10 20

Expected Count 2.0 8.0 10.0 20.0

% within Tingkat

Pendidikan 10.0% 40.0% 50.0% 100.0%

% within Pendapatan

Rumah Tangga 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 10.0% 40.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 16.650a 4 .002

Likelihood Ratio 18.187 4 .001

Linear-by-Linear Association 9.485 1 .002

N of Valid Cases 20

a. 9 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,50.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Interval by

Interval

Pearson's R .707 .135 4.236 .000

c

Ordinal by

Ordinal

Spearman Correlation .710 .144 4.276 .000

c

N of Valid Cases 20

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 119: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

168

2. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal Kepala Keluarga terhadap

Kualitas Perumahan di Dusun Salamsari

Timgkat Pendidikan * Pendapatan Rumah Tangga Crosstabulation

Pendapatan Rumah

Tangga

Total Rendah Sedang Tinggi

Tingkat

Pendidikan

SD Count 10 2 0 12

Expected Count 4.2 3.9 3.9 12.0

% within Tingkat Pendidikan 83.3% 16.7% .0% 100.0%

% within Pendapatan Rumah Tangga 35.7% 7.7% .0% 15.0%

% of Total 12.5% 2.5% .0% 15.0%

SMP Count 3 3 2 8

Expected Count 2.8 2.6 2.6 8.0

% within Tingkat Pendidikan 37.5% 37.5% 25.0% 100.0%

% within Pendapatan Rumah Tangga 10.7% 11.5% 7.7% 10.0%

% of Total 3.8% 3.8% 2.5% 10.0%

SMA Count 15 21 24 60

Expected Count 21.0 19.5 19.5 60.0

% within Tingkat Pendidikan 25.0% 35.0% 40.0% 100.0%

% within Pendapatan Rumah Tangga 53.6% 80.8% 92.3% 75.0%

% of Total 18.8% 26.2% 30.0% 75.0%

Total Count 28 26 26 80

Expected Count 28.0 26.0 26.0 80.0

% within Tingkat Pendidikan 35.0% 32.5% 32.5% 100.0%

% within Pendapatan Rumah Tangga 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 35.0% 32.5% 32.5% 100.0%

Page 120: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

169

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. T

b

Approx.

Sig.

Interval by

Interval

Pearson's R .418 .081 4.069 .000

c

Ordinal by

Ordinal

Spearman Correlation .396 .091 3.810 .000

c

N of Valid Cases 80

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 15.918a 4 .003

Likelihood Ratio 17.887 4 .001

Linear-by-Linear Association 13.831 1 .000

N of Valid Cases 80

a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,60.

Page 121: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

170

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP

KUALITAS PERUMAHAN

1. Hubungan antara Pendapatan Rumah Tangga terhadap Kualitas Perumahan di

Dusun Kedungsari

Pendapatan RT* Kualitas Perumahan Crosstabulation

KP

Total Buruk Sedang Baik

Prt Buruk Count 0 3 1 4

Expected Count .4 .8 2.8 4.0

% within Prt .0% 75.0% 25.0% 100.0%

% within KP .0% 75.0% 7.1% 20.0%

% of Total .0% 15.0% 5.0% 20.0%

Sedang Count 1 0 12 13

Expected Count 1.3 2.6 9.1 13.0

% within Prt 7.7% .0% 92.3% 100.0%

% within KP 50.0% .0% 85.7% 65.0%

% of Total 5.0% .0% 60.0% 65.0%

Baik Count 1 1 1 3

Expected Count .3 .6 2.1 3.0

% within Prt 33.3% 33.3% 33.3% 100.0%

% within KP 50.0% 25.0% 7.1% 15.0%

% of Total 5.0% 5.0% 5.0% 15.0%

Total Count 2 4 14 20

Expected Count 2.0 4.0 14.0 20.0

% within Prt 10.0% 20.0% 70.0% 100.0%

% within KP 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 10.0% 20.0% 70.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 13.677a 4 .008

Likelihood Ratio 13.931 4 .008

Linear-by-Linear Association .050 1 .824

N of Valid Cases 20

a. 8 cells (88,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,30.

Symmetric Measures

Page 122: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

171

2. Hubungan antara Pendapatan Rumah Tangga terhadap Kualitas Perumahan di

Dusun Salamsari

Pendapatann RT * Kualitas Perumahan Crosstabulation

KP

Total Buruk Sedang Baik

Prt Buruk Count 5 2 6 13

Expected Count 2.1 1.5 9.4 13.0

% within Prt 38.5% 15.4% 46.2% 100.0%

% within KP 38.5% 22.2% 10.3% 16.2%

% of Total 6.2% 2.5% 7.5% 16.2%

Sedang Count 5 6 22 33

Expected Count 5.4 3.7 23.9 33.0

% within Prt 15.2% 18.2% 66.7% 100.0%

% within KP 38.5% 66.7% 37.9% 41.2%

% of Total 6.2% 7.5% 27.5% 41.2%

Sedang Count 3 1 30 34

Expected Count 5.5 3.8 24.6 34.0

% within Prt 8.8% 2.9% 88.2% 100.0%

% within KP 23.1% 11.1% 51.7% 42.5%

% of Total 3.8% 1.2% 37.5% 42.5%

Total Count 13 9 58 80

Expected Count 13.0 9.0 58.0 80.0

% within Pendapatan 16.2% 11.2% 72.5% 100.0%

% within KP 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 16.2% 11.2% 72.5% 100.0%

Value Asymp. Std.

Errora Approx. T

b Approx. Sig.

Nominal by Nominal

Phi .377 .023

Cramer's V .267 .023

Contingency Coefficient .353 .023

Interval by Interval

Pearson's R .326 .111 3.044 .003

c

Ordinal by Ordinal

Spearman Correlation .335 .104 3.137 .002

c

N of Valid Cases 80

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 123: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

172

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 11.379a 4 .023

Likelihood Ratio 11.256 4 .024

Linear-by-Linear Association 8.389 1 .004

N of Valid Cases 80

a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,46.

Page 124: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

173

HUBUNGAN ANTARA STATUS KEPEMILIKAN TANAH TERHADAP

KUALITAS PERUMAHAN

1. Hubungan antara Status Kepemilikan Tanah terhadap Kualitas Perumahan di

Dusun Kedungsari

Status Kepemilikan Tanah* Kualitas Perumahan Crosstabulation

KP

Total Buruk Sedang Baik

Skt Buruk Count 2 3 8 13

Expected Count 1.3 2.6 9.1 13.0

% within Skt 15.4% 23.1% 61.5% 100.0%

% within KP 100.0% 75.0% 57.1% 65.0%

% of Total 10.0% 15.0% 40.0% 65.0%

Baik Count 0 1 6 7

Expected Count .7 1.4 4.9 7.0

% within Skt .0% 14.3% 85.7% 100.0%

% within KP .0% 25.0% 42.9% 35.0%

% of Total .0% 5.0% 30.0% 35.0%

Total Count 2 4 14 20

Expected Count 2.0 4.0 14.0 20.0

% within Skt 10.0% 20.0% 70.0% 100.0%

% within KP 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 10.0% 20.0% 70.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.633a 2 .442

Likelihood Ratio 2.278 2 .320

N of Valid Cases 20

a. 5 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,70.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .286 .442

Cramer's V .286 .442

Contingency Coefficient .275 .442

N of Valid Cases 20

Page 125: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

174

2. Hubungan antara Status Kepemilikan Tanah terhadap Kualitas Perumahan di

Dusun Salamsari

Status Kepemilikan Tanah* Kualitas Perumahan Crosstabulation

KP

Total Buruk Sedang Baik

Skt Buruk Count 10 6 25 41

Expected Count 6.7 4.6 29.7 41.0

% within Skt 24.4% 14.6% 61.0% 100.0%

% within KP 76.9% 66.7% 43.1% 51.2%

% of Total 12.5% 7.5% 31.2% 51.2%

Baik Count 3 3 33 39

Expected Count 6.3 4.4 28.3 39.0

% within Skt 7.7% 7.7% 84.6% 100.0%

% within KP 23.1% 33.3% 56.9% 48.8%

% of Total 3.8% 3.8% 41.2% 48.8%

Total Count 13 9 58 80

Expected Count 13.0 9.0 58.0 80.0

% within Skt 16.2% 11.2% 72.5% 100.0%

% within KP 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 16.2% 11.2% 72.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.826a 2 .054

Likelihood Ratio 6.053 2 .048

Linear-by-Linear Association 5.624 1 .018

N of Valid Cases 80

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,39.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std. Error

a Approx. T

b Approx. Sig.

Nominal by Nominal

Phi .270 .054

Cramer's V .270 .054

Contingency Coefficient

.261

.054

Interval by Interval

Pearson's R .267 .101 2.445 .017

c

Ordinal by Ordinal

Spearman Correlation .270 .102 2.473 .016

c

N of Valid Cases 80

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Page 126: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

175

Lampiran 9

Uji Beda t-test

1. Uji Beda Kualitas Perumahan di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari

dengan menggunakan Independent Samples Test

Group Statistics

Dusun N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

KP Kedungsari 20 2.60 .681 .152

Salamsari 80 2.56 .760 .085

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

KP Equal variances assumed

.541 .464 .201 98 .841 .038 .186 -.332 .407

Equal variances not assumed

.215 31.965 .831 .038 .174 -.318 .393

2. Uji Beda Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga, Pendapatan Rumah Tangga,

dan Status Kepemilikan Tanah di Dusun Kedungsari dan Dusun Salamsari

dengan menggunakan Independent Samples TesT

Group Statistics

Dusun N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

TP Kedungsari 20 2.10 .788 .176

Salamsari 80 2.15 .843 .094

PRT Kedungsari 20 2.05 .605 .135

Salamsari 80 2.25 .755 .084

ST Kedungsari 20 1.70 .979 .219

Salamsari 80 1.98 1.006 .112

Page 127: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

176

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

TP Equal variances assumed

1.283 .260 -.240 98 .811 -.050 .208 -.463 .363

Equal variances not assumed

-.250 30.832 .804 -.050 .200 -.458 .358

PRT Equal variances assumed

8.191 .005 -

1.099 98 .275 -.200 .182 -.561 .161

Equal variances not assumed

-1.255

35.384 .218 -.200 .159 -.523 .123

ST Equal variances assumed

7.420 .008 -

1.099 98 .274 -.275 .250 -.771 .221

Equal variances not assumed

-1.118

29.861 .273 -.275 .246 -.778 .228

Page 128: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan

177

Lampiran 10

Surat Izin Penelitian

Page 129: KUALITAS PERUMAHAN DI DESA MRANGGEN KECAMATAN …lib.unnes.ac.id/21839/1/3211411001-S.pdf · Sahabat GEO ku, Umik, Silvi, Aup, Kak Nike, Sasya, yang selalu memberikan motivasi dan