KTI (KUL) New Haha
-
Upload
patricia-saptapradipta -
Category
Documents
-
view
33 -
download
5
Transcript of KTI (KUL) New Haha
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak dapat lepas dari
bahan kebutuhan pokok, bahkan dapat dikatakan hidupnya tergantung dari
terpenuhinya kebutuhan pokok tersebut. Hal itu wajar karena dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat perlu mengonsumsi bahan kebutuhan pokok
untuk memenuhi asupan gizi bagi tubuh, seperti protein, karbohidrat, mineral,
dan kalsium. Asupan itu bermanfaat bagi tubuh agar tetap dalam kondisi tidak
kekurangan gizi. Bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, cabai
dan lain-lain akhirnya merupakan kebutuhan pokok utama yang harus
dipenuhi terlebih dahulu.
Pada saat menjelang Natal tahun 2010, permintaan bahan pokok
meningkat. Banyak faktor yang mempengaruhi meningkatnya permintaan
bahan pokok ini, seperti intensitas kebutuhan konsumen, pendapatan
masyarakat, selera dan perkiraan harga di masa datang. Hal ini yang
menyebabkan harga bahan pokok naik. Selain itu cuaca buruk, stok bahan
pokok yang kurang serta kendala distribusi juga merupakan penyebab
kenaikan harga bahan pokok menjelang Natal ini. Masyarakat harus
1
1
menyadari bahwa kenaikan harga bahan pokok (sembako) menjelang Natal
merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari.
Naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Natal 2010 dan
tarif dasar listrik (TDL) per Juli 2010 sebesar 10 persen diprediksi akan
menjadi masalah pemerintah. Kecenderungan kenaikan harga-harga barang
secara umum dan terus-menerus ini dapat memicu kenaikan inflasi. Yang
jelas, kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang saja tidak dapat dikatakan
inflasi, kecuali keadaan tersebut meluas hingga mengakibatkan kenaikan
harga barang-barang lainnya. Inflasi praktis menjadi "pencuri" bagi yang
berpendapatan tetap atau pas-pasan karena mengurangi daya beli. Terhadap
harga-harga barang yang diatur atau ditentukan pemerintah, BPS (Badan
Pusat Statistik) mungkin tidak akan mencatat adanya kenaikan karena yang
dicatat harga-harga "resmi" pemerintah. Tetapi dalam realitanya, bisa saja
harga-harga terus naik. Keadaan ini tak terelakkan karena harga barang-
barang "tidak resmi" ternyata lebih tinggi (cenderung naik) daripada harga
"resmi". Dalam hal ini sebenarnya telah terjadi "inflasi yang ditutupi", yang
suatu waktu akan muncul karena semakin tidak relevan dengan keadaan yang
ada. Kondisi ini tentu akan menimbulkan akibat buruk di kemudian hari yang
harus dipikul masyarakat. Selain itu, tingginya inflasi akan berimbas pada
terhambatnya laju pertumbuhan ekonomi akibat menurunnya daya beli
masyrakat karena kenaikan harga-harga.
2
Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan untuk menekan
kenaikan harga bahan pokok menjelang Natal agar tidak terjadi kenaikan
secara terus-menerus yang dapat menimbulkan inflasi.
Kenaikan harga pangan ini perlu mendapat perhatian dan fokus utama
dalam agenda kerja pemerintah. Karena ini sangat berhubungan dengan hajat
hidup orang banyak dan sangat urgen bagi kelangsungan kehidupan rakyat
kecil. Untuk mengatasi kenaikan harga pangan, ada beberapa hal tindakan
yang dapat dilakukan, diantaranya melalui upaya jangka pendek dan jangka
menengah.
Mencermati kenyataan tersebut diatas maka dilakukan studi kasus
dengan judul “Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Harga Bahan Pokok
yang Naik Menjelang Natal Tahun 2010”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa terjadi kenaikan harga bahan pokok saat menjelang Natal tahun
2010?
2. Bagaimana tindakan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga bahan
pokok menjelang Natal tahun 2010?
3
1.3 Tujuan
1. Menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan harga bahan pokok
menjelang Natal tahun 2010.
2. Mengidentifikasi tindakan pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga bahan
pokok menjelang Natal tahun 2010.
1.4 Manfaat
1. Bagi Pemerintah
Pemerintah dapat mencegah terjadinya inflasi yang disebabkan karena
kenaikan harga bahan pokok sehingga dapat menciptakan perekonomian suatu
negara yang stabil.
2. Bagi Masyarakat (Konsumen)
Masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga yang
terjangkau.
Masyarakat dapat mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok
menjelang Natal.
Bagi Pedagang
Aktivitas jual beli para pedagang bisa lancar karena harga bahan
pokok yang terjangkau oleh para konsumen.
4
1.5 Metodelogi
Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan cara studi literatur yaitu,
mempelajari kemudian merangkum informasi yang ada dan kemudian
dituliskan pada karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini diambil
dari internet sebagai sumber.
1.6 Sistematika Karya Tulis
Penulisan laporan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-
masing bab membahas:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, dan Sistematika Karya Tulis Ilmiah.
BAB II. PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang uraian pembahasan atas topik permasalahan yang
Dimunculkan.
BAB III. PENUTUP
Berisi Kesimpulan yang merupakan jawaban ringkas dari pokok
masalah dan Saran yang menyajikan usulan sehubungan dengan
masalah yang dianalisa.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Harga pangan merupakan salah satu indikator yang dapat menjelaskan
kondisi ketahanan pangan suatu wilayah. Pengamatan terhadap kondisi harga
bahan pangan dapat berguna untuk mengetahui berbagai hal seperti
ketersediaan pasokan, permintaan, kelancaran distribusi pangan, kondisi
perdagangan di pasar internasional, dampak implementasi kebijakan
pemerintah, daya beli masyarakat, kesejahteraan petani atau produsen, dan
sebagainya. Untuk itulah data perkembangan harga pangan atau dalam hal ini
harga kebutuhan pokok yang dipantau oleh Departemen Perdagangan
(Depdag) perlu dipublikasikan secara berkala, terlebih saat menjelang Natal
seperti sekarang ini. .
Berikut adalah data perkembangan harga sembilan bahan pokok (sembako)
yang diamati berdasarkan pantauan Departemen Perdagangan (Depdag):
Jenis Barang 16/12/10 (Rp) 23/12/10 (Rp)
Beras Bulog 6.000,00 6.500,00
Beras Membramo 6.500,00 7.000,00
Beras Makasar 6.500,00 7.000,00
6
6
Bawang merah 20.000,00 30.000,00
Bawang putih 22.000,00 30.000,00
Cabe keriting 35.000,00 50.000,00
Cabe Rawit 20.000,00 40.000,00
Kentang 8.000,00 14.000,00
Minyak goring 55.000,00 60.000,00
Merica 45.000,00 55.000,00
Wortel 15.000,00 20.000,00
Telur 12.500,00 14.000,00
Gula 11.000,00 11.500,00
2.1 Faktor-Faktor Kenaikan Harga Bahan Pokok
2.1.1 Cuaca Buruk
Faktor cuaca yang menyebabkan gagal panen, merupakan penyebab
utama melonjaknya harga sejumlah bahan pokok di hampir seluruh daerah di
Indonesia. Kenaikan harga paling signifikan terjadi pada beras dan sayuran,
karena saat ini harusnya musim kering tetapi hujan terus menerus melanda.
Selain itu, hujan yang terus-menerus juga membuat beras megalami
peningkatan harga karena adanya biaya tambahan pengeringan beras yang
basah. Namun fenomena itu akan normal kembali seiring dengan normalnya
7
cuaca. Mengenai lonjakan harga yang disebabkan karena adanya cuaca buruk,
pasokan bahan pokok akan menurun sehingga pemerintah harus mengambil
langkah untuk melakukan import. Ini merupakan langkah paling minimal
dalam mengatasi keterpurukan sektor pertanian. Tetapi jika pemerintah yang
mengandalkan bahan pangan impor, hal ini sangat tidak efektif untuk
mengatasi masalah dalam jangka pendek dan tidak berguna untuk jangka
panjang.
Kondisi iklim yang tidak menentu berdampak pada kebugaran unggas
para peternak, sehingga kondisi kebugaran unggas terganggu, bahkan banyak
ayam yang sakit dan mengalami kematian. ( Don P Utoyo, 2010).
Pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin melihat tren kenaikan
harga sejumlah komoditas pangan dalam dua pekan belakangan ini sebagai
siklus tahunan yang wajar. Sebab, saat ini beberapa komoditas palawija baru
memasuki musim tanam di beberapa sentra produksinya. Namun demikian,
kenaikan harga saat ini juga terkait dengan faktor hambatan logistik, semisal
transportasi dan infrastruktur yang bermasalah. Apalagi, realisasi serapan
anggaran infrastruktur nasional hingga pertengahan tahun ini masih rendah.
(Bustanul Arifin, 2010)
8
2.1.2 Intensitas Kebutuhan Konsumen
Mengingat intensitas kebutuhan bahan pokok menjelang Natal sangat
dibutuhkan secara mendesak dan dirasakan pokok oleh konsumen, maka
konsumen bersedia membeli dalam jumlah harga tinggi, walaupun pemerintah
sudah menetapkan harga pokok. Mendesak dan dirasa pokok oleh konsumen
disebabkan karena menjelang Natal banyak masyarakat yang selalu
menyediakan berbagai makanan dan kue untuk dihidangkan.
2.1.3 Siklus Tahunan
Jika penawaran berkurang, maka harga sembako itu menjadi naik,
Faktor lainnya,siklus tahunan yakni menjelang Natal 2010 dimana permintaan
terhadap sembako lebih tinggi sehingga harga naik. Menurut Kepala Badan
Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Agus Suherman meningkatnya permintaan
kebutuhan bahan pokok menjelang Natal mengakibatkan kenaikan harga yang
cukup tinggi dibandingkan bulan-bulan biasa. Kenaikan TDL yang
diberlakukan pemerintah saat ini juga akan mempengaruhi kenaikan harga
sembako.
2.1.4 Distribusi yang Terganggu
9
Cuaca buruk yang sering terjadi beberapa bulan terakhir ini,
menyebabkan terganggunya distribusi ke para pedagang. Jalan yang rusak
akibat hujan yang terus-menerus, menyebabkan keterlambatan dalam distibusi
ke para pedagang lalu kepada konsumen. Selain itu, distribusi yang terganggu
akibat cuaca buruk ini juga akan menambah biaya angkut karena adanya biaya
tambahan yang dikeluarkan untuk bahan bakar yang bertambah sehingga
menyebabkan harga bahan pokok naik.
2.2 Kebijakan-Kebijakan Pemerintah
2.2.1 Pengawasan Distribusi Bahan Pokok Diperketat
Pemerintah perlu memperketat pengawasan distribusi perdagangan
dengan melihat kestabilan stok untuk bahan pokok di Badan urusan logisrtik
(bulog) dan kondisi barang beredar dipasar. Setiap tahun harga kebutuhan
pokok selalu menunjukan peningkatan ketika menjelang hari-hari besar,
namun tidak jarang kenaikan harga tersebut tidak wajar dikarenakan aksi
spekulan dilapangan , khususnya bahan pokok berupa beras ,tepung dan
kebutuhan pokok lainnya. Sehingga Pemerintah daerah maupun pusat
diharapkan melakukan pengawasan distribusi komoditas perdagangan
khususnya bahan pokok dengan tujuan untuk meminimalisir aksi spekulan
yang berdampak kepada kenaikkan harga komoditas perdagangan dipasar -
pasar tradisional.
10
2.2.2 Subsidi Harga Bahan Pokok
Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memakai dana anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD) guna mensubsidi harga bahan pokok
yang sedang meningkat saat ini. Pemerintah akan berusaha meredam lonjakan
harga kebutuhan pokok di tengah masyarakat dengan cara melakukan subsidi
terhadap harga barang.. Subsidi bahan pokok dilakukan ditingkat harga
distributor dan pabrikan , sehingga bahan pokok yang dijual mampu menekan
harga pasar. Jika harga telur dipengecer Rp.900 perbutir dan tingkat
distributor Rp.800 perbutir maka pemerintah akan mensubsidi harga
ditingkat distribtor sebesar Rp.150 perbutir agar masyarakat dapat
membelinya dengan harga Rp.650 perbutir.
2.2.3 Penetapan Harga Standar Sembako
Menjelang Natal 2010 harga -harga eceran sejumlah kebutuhan pook
dipasaran bergerak naik, hal ini menimbulkan keluhan bagi mayarakat
berpenghasilan kecil. Untuk mengatasi terjadinya lonjakan harga sembilan
bahan pokok, Pemerintah segera menetapkan harga standar atau pasokan
harga yaitu harga tertingi dan harga terendah sehingga tidak terjadi lonjakan
yang cukup tinggi ketika harga menjadi naik.
2.2.4 Operasi Pasar
11
Dinas Perindustrian dan Perdagangan perlu melakukan koordinasi
dengan Bulog dengan harapan dilakukan operasi pasar, terutama untuk beras
guna meredam gejolak harga dan agar para distributor kebutuhan pokok
melalukan tindakan arif dan tidak hanya memikirkan keuntungan semata.
Menurut Hatta, pemerintah juga akan terus melakukan operasi pasar beras
sampai panen tiba untuk meredam kenaikan harga bahan pokok tersebut.
Sebab, operasi pasar cukup ampuh untuk menekan kenaikan harga-harga
barang. Harga barang cenderung stabil jika ada operasi pasar. Dengan begitu,
operasi pasar cukup berpengaruh dalam menekan kenaikan inflasi.
2.2.5 Pasar Murah
Di tengah kenaikan harga bahan pokok yang selalu terjadi menjelang
Natal, penyelenggaraan pasar murah oleh pemerintah dinilai efektif. Meski
kontribusi pasar murah dalam mengatasi kenaikan harga sedikit, langkah itu
bermanfaat bagi masyarakat.
Pasar murah bukan untuk mengatasi kenaikan harga, namun
membantu masyarakat tidak mampu yang berdaya beli rendah. Mereka bisa
membeli kebutuhan pokok dengan harga murah, kualitas baik, dan ukuran
tepat.
12
Operasi pasar, lebih efektif untuk mengatasi masalah kenaikan harga.
Namun kendala yang sering dihadapi adalah anggaran subsidi dari pemerintah
sangat terbatas. Akibatnya, operasi pasar yang seharusnya diselenggarakan
selama beberapa hari hanya bisa digelar dalam waktu satu atau dua hari.
Berbeda dengan pasar murah yang bisa diselenggarakan dalam satu
hari. Pasar murah tak membutuhkan dana sebanyak operasi pasar.
2.2.6 Penciptaan Lapangan Kerja Bidang Perpanganan
Penciptaan lapangan kerja bidang perpanganan juga merupakan cara
yang tepat untuk mengatasi dampak kenaikan harga pangan. Pasalnya,
pemberian subsidi pangan, hal itu juga tidak dimungkinkan karena subsidi
pemerintah terbatas. Dengan adanya penciptaan lapangan kerja baru
diharapkan akan mendorong sejumlah institusi dan masyarakat untuk
meningkatkan produksi dalam negeri. Tentu saja peningkatan produksi tidak
dapat mengandalkan kegiatan produksi petani berlahan kecil. Dan hal ini
harus disertai dengan beberapa kajian mendalam terutama mengenai masalah
teknis dan managerialnya. Produksi pangan akan lebih besar dengan
penciptaan lapangan kerja dibidang pangan dan dapat memperlancar stok
pangan kepada konsumen. Stok bahan pangan yang dapat mencukupi
kebutuhan para konsumen bisa mencegah terjadinya kenaikan harga pada
bahan pokok.
13
2.3 Dampak Positif dan Negatif Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Kenaikan
Harga Bahan Pokok
2.3.1 Dampak Positif
Adanya kebijakan pemerintah sangat efektif dalam menekan kenaikan
harga bahan pokok yang terjadi menjelang Natal 2010. Keadaan ini sangat
menguntungkan bagi beberapa pihak, diantaranya bagi pemerintah, pedagang,
dan masyarakat.
2.3.1.1 Bagi Pemerintah
Dampak positif bagi pemerintah diantaranya adalah dengan
adanya penekanan kenaikan pada harga bahan pokok, pemerintah
dapat mengantisipasi terjadinya inflasi, karena apabila kenaikan
harga bahan pokok terjadi secara terus menerus akan
mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian suatu negara.
2.3.1.2 Bagi Pedagang
Keuntungan bagi para pedagang, kegiatan jual beli menjadi lancar
karena harga bahan pokok yang terjangkau oleh para konsumen.
2.3.1.3 Bagi Masyarakat
Masyarakat mampu membeli bahan pokok dengan harga yang
terjangkau. Dengan kemampuan daya beli yang dimiliki
14
masyarakat tersebut, mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup
mereka, seperti asupan gizi yang sangat penting bagi tubuh
mereka. Setelah itu, mereka mampu memenuhi kebutuhan mereka
yang lain dengan sisa pendapatan yang masih ada setelah
kebutuhan bahan pokok terpenuhi.
2.3.2 Dampak Negatif
Dampak negatif dari adanya kebijakan pemerintah tentang
kenaikan harga bahan pokok lebih dirasakan oleh spekulan, karena
spekulan itu adalah orang yang mencari keuntungan besar dalam hal
perniagaan dengan cara melakukan spekulasi (dugaan atau perkiraan).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pembahasan mengenai kebijakan
pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga bahan pokok, ternyata ada beberapa
cara untuk mengatasinya. Untuk mengatasi kenaikan harga pangan, ada beberapa
hal tindakan yang dapat dilakukan, diantaranya melalui :
1. pengawasan distribusi bahan pokok diperketat, dengan kebijakan
tersebut mencegah kesempatan oknum-oknum yang bermain harga
saat menjelang Natal.
2. subsidi harga bahan pokok, tujuannya untuk meringankan masyarakat
menengah kebawah agar mampu membeli bahan pokok dengan harga
yang terjangkau oleh mereka.
3. penetapan harga standart sembako, kebijakan ini untuk mencegah para
spekulan yang bermain harga menaikkan harga bahan pokok. Dengan
adanya penetapan harga standart sembako, para pedagang tidak bisa
menentukan harga bahan pokok seperti yang diinginkan.
4. operasi pasar, sama halnya dengan pengawasan bahan poko dan tidak
memberatkan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan bahan pokok
menjelang Natal.
16
16
5. penciptaan lapangan kerja bidang perpanganan bertujuan untuk
mempercepat pertumbuhan produksi bahan pangan agar stok bahan
pangan tidak habis, karena apabila stok bahan pangan sedikit maka
akan memicu kenaikan harga bahan pokok.
Selain itu pemerintah hendaknya melakukan kerja sama dengan sejumlah
asosiasi produsen makanan dan minuman (termasuk juga dengan Bulog) dalam
hal pengendalian harga beras. Hal ini dapat dilakuakan dengan melaksanakan
operasi pasar dan operasi stabilisasi harga (OSH) untuk menekan gejolak harga.
yang melibatkan para pedagang yang bersangkutan.
Apabila penyebabnya adalah harga dunia yang meningkat dua kali lipat
seperti yang kita alami di 2008, antara lain kita sikapi dengan memberi subsidi
untuk masyarakat yang terkena dampak.
Untuk mengatasi stok beras yang terganggu oleh anomali cuaca, maka harus
diatasi dengan cara menggenjot produksi pada masa panen berikutnya. Selain itu
juga dengan terus melakukan operasi pasar.
3.2 Saran
Dalam pembahasan tentang kebijakan pemerintah dalam mengatasi
kenaikan harga bahan pokok, pemerintah masih belum maksimal dalam
penerapannya. Pemerintah hanya mempunyai kebijakan tetapi untuk
17
pelaksanaannya pemerintah belum mampu. pemerintah tidak pernah
memberikan data pasti terkait kenaikan produksi pangan. Pemerintah hanya
memberikan angka di atas kertas tanpa bisa menjelaskan daerah mana yang
saat ini terjadi peningkatan produksi dan yang mengalami penurunan.
pemerintah belum mampu menangani masalah distribusi dan produksi bahan-
bahan pokok. Sebab, pemerintah dalam hal ini Depdag, Deptan dan beberapa
instansi terkait tidak memiliki database yang akurat mengenai konsumsi
sembako di masyarakat, khususnya pada momen hari besar keagamaan atau
libur nasional.
Pemerintah seharusnya harus mampu melaksanakan kebijakan yang
telah dibuat secara efektif. Setidaknya, pemerintah bisa menelusuri alur
pengiriman barang untuk mengetahui penyebab atau alasan dari kenaikan
harga-harga bahan pokok.
18
DAFTAR PUSTAKA
“Kenaikan HargaKebutuhan Pokok dan Kemiskinan”
www.lkts.org/pelita-online/index.com. Diakses pada tanggal (27 Desember 2010)
pukul (12.30)
“Hukum Ekonomi Permintaan dan Penawaran” www.animers.net78.net/online.com.
Diakses pada tanggal (27 Desember 2010) pukul (12.50)
Adiana Ahmad “Harga Bahan Kebutuhan Pokok Melonjak” www.poskupang.com .
Diakses pada tanggal (27 Desember 2010) pukul (13.02)
“Inflasi di DKI Terus Meningkat”
http://www.suarapembaharuan.com/News/2007/09/02/ Diakses pada tanggal (27
Desember 2010) pukul (13.15)
“Pasar Murah Dinilai Efektif” www.suaramerdeka.com Diakses pada tanggal (6
Januari 2011) pukul (14.25)
Bambang Sutopo Hadi “Kenaikan Harga Kebutuhan Harga Bahan Pokok dan Sikap
Masyarakat” www.antaranews.com Diakses pada tanggal (6 Januari 2011) pukul
(14.30)
http://www.anneahira.com/contoh-karya-tulis-ekonomi Diakses pada tanggal 7
Januari 2011) pukul (19.30)
http://masenchipz.com/blog/makalah-dampak-kenaikan
Diakses pada tanggal (7Januari 2011) pukul (19.47)
19
1919