Kromatografi lapis tipis.docx

3
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponenmenggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif . Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi. Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV (Sudjadi, 1988).Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis yaitu : · lebih cepat dan lebih reproducible dari kromatografi kertas, · untuk menyempurnakan pemisahan, · lempeng dapat dibuat dengan campuran adsorben yaitu campuran homogen dari beberapa adsorben, satu lempeng dilapisi dengan adsorben yang berbeda-beda, satu lempeng dilapisi dengan campuran dua adsorben dengan konsentrasi bervariasi dari 0 % ke 100 % untuk adsorben yang satu dari ujung lempeng yang satu ke ujung lempeng yang lain dan sebaliknya, · area dari bercak lebih kompak dan jenis spray-reagents lebih banyak termasuk yang bersifat korosif dapat digunakan bila adsorben bukan selulosa. b. Manfaat Kromatografi Lapis Tipis Adapun manfaat dari Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yaitu : · Pemeriksaan kualitatif dan kemurnian senyawa obat. · Pemeriksaan simplisia hewan dan tanaman. · Pemeriksaan komposisi dan komponen aktif sediaan obat.

Transcript of Kromatografi lapis tipis.docx

Page 1: Kromatografi lapis tipis.docx

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponenmenggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi. Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV (Sudjadi, 1988).Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis yaitu :

· lebih cepat dan lebih reproducible dari kromatografi kertas,

· untuk menyempurnakan pemisahan,

· lempeng dapat dibuat dengan campuran adsorben yaitu campuran homogen dari beberapa adsorben, satu lempeng dilapisi dengan adsorben yang berbeda-beda, satu lempeng dilapisi dengan campuran dua adsorben dengan konsentrasi bervariasi dari 0 % ke 100 % untuk adsorben yang satu dari ujung lempeng yang satu ke ujung lempeng yang lain dan sebaliknya,

· area dari bercak lebih kompak dan jenis spray-reagents lebih banyak termasuk yang bersifat korosif dapat digunakan bila adsorben bukan selulosa.

b. Manfaat Kromatografi Lapis Tipis

Adapun manfaat dari Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yaitu :

· Pemeriksaan kualitatif dan kemurnian senyawa obat.

· Pemeriksaan simplisia hewan dan tanaman.

· Pemeriksaan komposisi dan komponen aktif sediaan obat.

· Penentuan kualitatif masing-masing senyawa aktif campuran senyawa obat.

Elusi = proses mengekstraksi zat yg umumnya padat dr campuran zat dng menggunakanzat cair (pelarut).

- Eluen = zat cair yg digunakan untuk mengekstraksi suatu zat padat dr campuran zat padat

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan sebuah bentuk dari kromatografi adsorpsi padat cair yang fase diamnya dilumuri di atas plat. Ada perbedaan cara dalam melapisi plat, yaitu menuangkan, mencelupkan, menyemprotkan, dan melapisi. Plat yang digunakan dapat berupa plat kaca dan

Page 2: Kromatografi lapis tipis.docx

aluminium. Adsorban padat yang sering digunakan, yaitu silikia dan alumina. Bahan tersebut dicampur dengan bahan pengikat agar tdak terkelupas pada plat yang kering. Sampel ditambahkan sebagai larutan di dalam pelarut yang non polar di ujung plat dengan membentuk spot yang simetri. Proses pengulangan penambahan bertujuan mendapatkan beberapa miligram sampel. Pengamatan pada plat yang menggunakan silikia (mengandung larutan fluoresens) dengan menggunakan sinar UV memperlihatkan lokasi spot-spot yang berpendar. Ketika fase gerak diiletakkan di atas chamber, teknik dikenal dengan descending.Ketika fase geraknya diletakkan di bawah maka disebut ascending (Bansal 2003).

Kromatografi kertas memisahkan larutan organic air dan larutan anorganik atau komponen polar yang tinggi seperti asam amino dan gula. Kertas yang digunakan mengandung air yang merupakan fase diam. Fase gerak umumnya adalah fase pelarut organik polar dan air (campuran pelarut yang mengandung air sebagai komponen). Fase diam kromatografi kertas bersifat cair (air) sedangkan fase geraknya juga cairan (pelarut organic dan air). Campuran sampel menjalani partisi atau distribusi di antara dua fase cairan. Sampel akan terpisah dengan nilai koefesien partisi yang berbeda. Kromatografi kertas merupakan salah satu contoh kromatografi partisi. Ketika fase gerak diiletakkan di atas chamber, teknik dikenal dengan descending. Ketika fase geraknya diletakkan di bawah maka disebut ascending. Jika hasil kromatografi kertas kurang berwarna, ada dua metode umum yang digunakan untuk mendeteksi lokasi spot, yaitu menggunakan sinar UV dan reagen pewarna. Sinar UV digunakan ketika komponen mengandung zat fluoresens (berpendar). Kation seperti Co, Ni, Zn, dan Mn menggunakan reagen pewarna difenil karbazid sehingga menghasilkan warna masing-masing adalah ungu, merah, pink, da pink pucat. Reagen pewarna tersebut disemprotkan pada kertas dan hasilnya yang terlihat dilingkari oleh pensil (Krupadanam et al 2001). Kromatografi kertas terdapat distribusi antara air (diadsorbsi oleh kertas saring sekitar 20 %) dan pelarut bergerak (Bansal 2003).