Kriteria Profesi Pemimpin

4
KRITERIA PROFESI PEMIMPIN: 1.PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan merupakan syarat bagi semua profesi kepemimpinan. lmu pengetahuan yang dimaksudkan di sini ialah pengalaman dan kemampuan. Pengetahuan yang baik yang dimiliki seseorang akan membuat orang itu melakukan sesuatu yang baik, membuatnya dianggap lebih/ahli oleh orang lain serta mendapat kredensi sosial. CONTOH: Presiden sebagai pemimpin negara, harus mempunyai pengetahuan luas karena tugas presiden juga tidaklah mudah. Apabila presiden tidak mempunyai pengetahuan yang luas maka tidak dapat menyelesaikan berbagi masalah yang terjadi dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial-budaya, politik, dan hukum. 2. APLIKASI YANG KOMPETEN Kompetensi kepemimpinan dapat diukur dengan sejumlah kriteria, baik yang bersifat objektif, maupun yang subjektif. Kriteria yang subjektif itu adalah milik pribadi yang idenya dapat dibagikan oleh setiap individu pemimpin. Sedangkan kriteria yang objektif cenderung merupakan alat identifikasi saja. Apabila seorang pemimpin dikatakan kompeten, maka kompetensinya terlihat dari perilaku, sikap, dan kebiasaan yang muncul dari atau merupakan ekspresi diri yang melibatkan perpaduan/pertauatan tiga unsur penting, yakni

Transcript of Kriteria Profesi Pemimpin

Page 1: Kriteria Profesi Pemimpin

KRITERIA PROFESI PEMIMPIN:

1. PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan merupakan syarat bagi semua profesi kepemimpinan. lmu

pengetahuan yang dimaksudkan di sini ialah pengalaman dan kemampuan.

Pengetahuan yang baik yang dimiliki seseorang akan membuat orang itu melakukan

sesuatu yang baik, membuatnya dianggap lebih/ahli oleh orang lain serta mendapat

kredensi sosial.

CONTOH: Presiden sebagai pemimpin negara, harus mempunyai pengetahuan luas

karena tugas presiden juga tidaklah mudah. Apabila presiden tidak mempunyai

pengetahuan yang luas maka tidak dapat menyelesaikan berbagi masalah yang terjadi

dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial-budaya, politik, dan hukum.

2. APLIKASI YANG KOMPETEN

Kompetensi kepemimpinan dapat diukur dengan sejumlah kriteria, baik yang bersifat

objektif, maupun yang subjektif. Kriteria yang subjektif itu adalah milik pribadi yang

idenya dapat dibagikan oleh setiap individu pemimpin. Sedangkan kriteria yang objektif

cenderung merupakan alat identifikasi saja.

Apabila seorang pemimpin dikatakan kompeten, maka kompetensinya terlihat dari

perilaku, sikap, dan kebiasaan yang muncul dari atau merupakan ekspresi diri yang

melibatkan perpaduan/pertauatan tiga unsur penting, yakni karakter, pengetahuan,

serta kecakapan/keahlian/keterampilan dari pemimpin.

CONTOH: Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam

menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru

memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.

Oleh karena itu guru sebagai pemimpin di dalam kelas dituntut untuk memiliki

kompetensi yang baik, agar tujuan pembelajaran dapat tecapai maksimal.

3. TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Bagi seorang pemimpin tanggung jawab merupakan hal yang mutlak harus dimiliki.

Karena setiap kebijakan yang dibuat oleh seorang pemimpin kepada yang dipimpinnya

harus dipertanggung jawabkan. Sikap melempar tanggung jawab tidaklah bagi seorang

Page 2: Kriteria Profesi Pemimpin

pemimpin. Karena Kebiasaan melemparkan kesalahan dan tanggung jawab kepada

orang lain, selain akan menambah masalah, juga akan menjatuhkan kredibilitas, dan

menghilangkan kepercayaan seorang pemimpin.

Dengan memiliki tanggung jawab seorang pemimpin memiliki suatu tugas yang fokus,

artinya tugas seorang pemimpin tersebut tidak abstrak sehingga seorang pemimpin

mengetahui apa yang harus dikerjakan sebagai seorang pemimpin. Dan pada akhirnya

akan memperoleh keberhasilan dan kesuksessan baik bagi seorang pemimpin itu sendiri

ataupun kepada organisasi yang dipimpinnya.

CONTOH: Kenaikkan harga BBM, PILKADA, Fatwa MUI, penyelesaian kasus korupsi, penertiban

PKL, penyelesaian kepegawaian dan lain sebagainya, ternyata banyak diikuti dengan gelombang

protes. Tetapi dalam hal ini presiden SBY tidak lepas dari tanggungjawabnya sebagai pemimpin

negara. Ia berusaha mencari solusi untuk setiap masalah yang ada di Indonesia seperti kasus

korupsi presiden sudah membentuk tim KPK untuk menangani masalah tersebut.

4. PENGONTROLAN DIRI

Pada esensinya kontrol diri adalah kemampuan untuk menunda semua bentuk

kenikmatan, demi mewujudkan suatu misi tertentu. (Schwartz, 2011).

Kepemimpinan jelas membutuhkan energi, tidak hanya untuk membuat keputusan

penting, tetapi juga untuk mengontrol diri, kapan harus berhenti memperluas bisnis,

dan fokus pada apa yang ada. Seorang pemimpin yang tidak memiliki energi yang cukup

untuk mengontrol dirinya akan membawa organisasi, dan juga dirinya sendiri, pada

kehancuran. Kontrol diri juga amat diperlukan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan

baru yang lebih produktif, sejalan dengan mematikan kebiasaan-kebiasaan lama yang

merugikan. Semua ini dapat dipandang sebagai langkah untuk menjadi manusia dan

pemimpin yang semakin bijaksana.

Contoh:

Seorang ayah tidak dapat mengendalikan amarah kepada anaknya yang nakal atau

anaknya yang berbuat kesalahan, tanpa berpikir panjang sang ayah memukul anaknya,

menghardik dan mencaci-maki tanpa arah. Sang ayah tidak lagi memikirkan apa yang

akan terjadi pada anaknya, pada kehidupan anaknya yang dipenuhi kekerasan. Tentu

Page 3: Kriteria Profesi Pemimpin

saja sang anak tidak akan melepas kenangan buruk yang selalu dan akan terus

menghantuinya.

Dapat mengendalikan diri dengan baik, dapat membuat seseorang bahagia, begitupula

orang yang berada di sampingnya. Sebagai seorang pemimpin, seorang ayah harus bisa

mengendalika dirinya. Karena hal ini dapat mempengaruhi psikis anak.

5. SANKSI MASYARAKAT

Kepemimpinan harus berlandaskan nilai-nilai etis, karena nilai-nilai etis merupakan

bagian dari budaya organisasi yang menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam

suatu organisasi.

Contoh:

Bapak Lukman adalah seorang Direktur Bank Berlian. Ketika bank tersebut sedang

collaps, ia menggunakan uang nasabah untuk memperbaiki kondisi keuangan bank.

Sehingga banyak nasabah yang menuai protes karena merasa dirugikan. Masyarakat

yang mengetahui hal itu tidak lagi menaruh kepercayaan pada bank tersebut dan

memberikan sanksi kepada direktur berupa penuntutan untuk menutup bank dan

mengembalikan uang nasabah.