Kriteria Penilaian PROPER PKL Pertambangan
-
Upload
asrina-rery-kahowi -
Category
Documents
-
view
112 -
download
5
description
Transcript of Kriteria Penilaian PROPER PKL Pertambangan
Penilaian dilakukan pada Semua Tahapan Pertambangan aktif.
Kriteria PROPER Aspek Pengendalian kerusakan lahan pertambangan didasarkan pada hasil penilaian semua tahapan/lokasi tambang dengan menggunakan Kriteria Potensi Kerusakan Lahan pada kegiatan pertambangan.
Land Clearing(K1,K2,K5,K6)
Top Soiling(K1,K2,K4,K5,K6)
OB removal(K1,K2,K3,K4,K5,K6)
Ore/coal getting(K1,K2,K3,K4,K5)
Penimbunan Tanah Penutup
Inpit(K1,K2,K3,K4,K5)
Outpit(K1,K2,K3,K4,K5,K6)
Kriteria Kerusakan Lahan (K1 s/d K6)
1. Kesesuaian dengan Kondisi yang direncanakan (lokasi, luasan)2. Kesinambungan tahapan (batasan waktu)
Kriteria kesesuaian lahan
Kondisi Awal Lahan di WilayahPertambangan
3. Stabilitas geoteknik4. Menimbulkan pencemaran (Batuan berpotensi membentuk asam)5. Erosi6. Kebencanaan (banjir, longsoran besar/landslide)
Manajemen/Pengelolaan
Teknis
Reklamasi
Revegetasi
Pemanfaatan lanjutan setelahlahan diserahkan
Kriteria kemampuan lahan
Kriteria Degradasi lahan
Kegia
tan P
ert
amban
gan
Keg
iata
n P
asca
Tam
bang
Penggunaan Kriteria Terhadap Lahan PertambanganSumber : Sayoga, 2009
Aspek Kriteria Pengendalian Kerusakan LahanAspek Manajemen
K1. Perencanaan 1. Menyediakan peta rencana dengan skala > 1:2000 yang
mendapat persetujuan dari manajemen terkait
2. Konsisten dgn rencana yg sudah ditetapkan
K2. Kesinambungan Tahapan
3. Tidak meninggalkan lahan terbuka terlalu lama
Aspek Teknis
K3. Stabilitas Geoteknik
4. Mengatur ketinggian dan kemiringan lereng/jenjang
agar stabil.5. Acuan adalah kestabilan lereng dalam
kajian FS
K4. Potensi Pencemaran (AAT)
6. Mengidentifikasi potensi pembentukan AAT setiap jenis batuan dan penyusunan strategi pengelolaan batuan penutup
K5. Erosi 7. Membuat dan memelihara sarana pengendali erosi
8. Membuat sistem penyaliran (drainage) yang baik supaya kualitas air limbah memenuhi baku mutu
K6. Kebencanaan 9. Memilih daerah timbunan dengan resiko kebencanaan
paling kecil.
Nilai Total yang didapat untuk masing-masing tahapan memberikan kesimpulan dan status pengelolaan lingkungan untuk aspek pengendalian kerusakan lahan pertambangan.
Kriteria dibedakan menjadi : - Tidak Potensi Rusak ( X ≥ 8O ) - Potensi Rusak Ringan ( 55 ≤ X < 8O ) - Potensi Rusak Berat ( X < 55)
Biru Merah Hitam
Semua tahapan/lokasi tambang atau 100% dengan Nilai Total dari Penilaian Kriteria Potensi kerusakan lahan pertambangan adalah lebih besar atau sama dengan 80 (Tidak Potensi Rusak)
Tidak semua tahapan/ lokasi tambang dengan Nilai Total dari Penilaian Kriteria Potensi kerusakan lahan pertambangan adalah lebih besar atau sama dengan 80 (Tidak Potensi Rusak)
Lebih dari 50% dari semua tahapan/lokasi tambang mendapatkan Nilai Total lebih kecil 55 (Potensi Rusak Berat)
Kurang dari 50% dari semua tahapan/lokasi tambang mendapatkan Nilai Total lebih kecil 55 (Potensi Rusak Berat)
KRITERIA ASPEK PENGENDALIAN KERUSAKAN LAHAN PERTAMBANGAN
FORM PENILAIAN
Kriteria
Parameter Standar Evaluasi Nilai
Hasil Ket
K1
- Peta RencanaSkala ≥ 1 : 2000 10
Skala < 1 : 2000 5
Tidak tersedia Peta 0
- PersetujuanAda 6
Tidak Ada 0
- Kemajuan Luasan
Sesuai Rencana 2
> Luas Rencana 0
- JadwalSesuai Rencana 2
Tidak Sesuai Rencana
0
K2 - Aktifitas
Ada Aktifitas/kontinyu
10
Tidak Ada Aktifiatas 3 bulan s/d 1 tahun
5
Tidak ada Aktifitas > 1 Tahun
0
Kriteria
Parameter Standar Evaluasi
Nilai Hasil
Ket
K3
Data Lereng :-Jenis batuan (Kompak/lepas)-Tinggi Jenjang tunggal : ...........m-Tinggi Jenjang overall : .............m-Kemiringan jenjang tunggal ................ 0-Kemiringan jenjang overall .................. o
Potensi Longsor Besar 0
Sedang 5
Kecil 10
K4
Data Pengukuran pH:-Jumlah Genangan ......,-Hasil Pengukuran:
Catatan hasil pengukuran pH
Upaya Penanganan Batuan yang berpotensi pencemar
Ada 10
Tidak 0
lanjutan
Kriteria
Parameter Standar Evaluasi
Nilai
Hasil
Ket
K5
Upaya Pengendali Erosi
Ada 10
Tidak 0
• Sistem Pengendali Erosi berupa (beri tanda) :
a.Sistem Drainaseb. Teraseringc. Guludand. Cover Croppinge. Sedimen Trap
• Kondisi sarana pengendali erosi
Memadai 8
Tidak Menadai
0
• Indikasi terjadi Erosi Ada 0
Tidak 7
• Sistem Drainasi Menuju kesistem
pengendali kualitas air
10
Tidak Ada
NILAI TOTAL
Kriteria
Parameter Standar Evaluasi
Nilai
Hasil
Ket
K6
- Jarak dari permukiman ...............m
- Jarak dari Sungai ............. m
- Jarak dari Infrastruktur vial ............. m
Ada Potensi Kebencanaan?
Ya 0
Tidak 15
NILAI TOTAL 100
Catatan :1. Nilai yang diberikan adalah nilai absolut yang ada di kolom nilai pada tabel kriteria dan indikiator, Contoh : K1 = Penilaian Peta Rencana : Ada pilihan nilai 10 untuk ≥ skala 1 : 2.000, nilai 5 untuk < 1 : 2.000, dan nilai 0 untuk tidak ada peta. Penilai harus memilih nilai 0, nilai 5 atau nilai 10, Tidak boleh 1, 2, 3, 6, 7, dst.2. Form untuk semua lokasi tahapan tambang, satu tahapan satu form dan juga areal yang sudah direvegetasi sampai berumur 2 tahun3. Dokumen RKTTL dijadikan salah satu referensi untuk membedakan TAHAPAN Pertambangan
CONTOH EVALUASI KINERJA
TAHAPAN LOKASI NILAI TOTAL
X ≥ 8O
8O >X≥55
X < 55
Ket
Pembersihan Lahan
Pit 1 95 1 0 0 Skala > 1 : 2000
Pit 2 95 1 0 0 idem
Pengupasan Tanah Penutup
Pit 1 91 1 0 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai
Pit 2 91 1 0 0 idem
Penggalian Tanah Penutup
Pit 1 81 1 0 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai, tidak ada aktifitas > 1 Tahun
Pit 2 81 1 0 0 idem
Penambangan
Pit 1 74 0 1 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai, tidak ada aktifitas > 1 Tahun, ada indikasi erosi
Pit 2 74 0 1 0 idem
Penimbunan Tanah Penutup
Pit 1A 64 0 1 0 Skala, Kemajuan luasan dan Jadwal tidak sesuai, tidak ada aktifitas > 1 Tahun, ada indikasi erosi, langsung menuju badan air
Pit 1B 64 0 1 0 idem
Pit 2A 64 0 1 0 idem
Pit 2B 64 0 1 0 idem
Reklamasi Pit 1 95 1 0 0 Skala > 1 : 2000
Pit 2 95 1 0 0
Jumlah 14 8 6 0
Hasil Evaluasi
57% 43% 0%
1. Peta Rencana : • Peta untuk lokasi yang dinilai (Masing-masing lokasi atau Peta Keseluruhan). Nilai maksimal
(Nilai 10) jika peta tersebut Minimal skala 1 : 2000, Peta ini biasanya merupakan peta kerja selain peta kerja 1 : 5.000 di lapangan. Jika diperlukan 1 : 2000 bisa dalam bentuk digital:
Peta menggambarkan• Interval contur 2 meter• Pola Drainase• Dapat digunakan untuk melihat kemajuan tambang
• Tanggal pengesahan Peta sebelum penilaian dilakukan
2. Persetujuan1. Persetujuan oleh Instansi Teknis atau paling tidak Kepala Teknik Tambang2. Untuk Peta kerja/sequent (1 : 2.000) , dapat disetujui oleh Manajer/Kepala Lapangan yang
bertanggungjawab dibidang perencanaan, engineering dan/atau produksi.
• Kemajuan Luasan• Sesuai Rencana : artinya realisasi sama atau lebih kecil dari luasan rencana, dilihat dari
realisasi Triwulanan. Ada kondisi tertentu terjadi perubahan, maka diperlukan persetujuan instansi teknis.
• Membandingkan laporan realisasi kemajuan tahapan pertambangan dalam laporan (Laporan lapangan, laporan triwulanan) dan prakiraan lapangan dengan rencana dalam dokumen RKTTL
4. Jadwal• Sesuai : artinya realisasi sama sesuai jadawal rencana, Ada kondisi tertentu terjadi perubahan,
maka diperlukan persetujuan instansi teknis.• Jadwal pelaksanaan realisasi tahapan pertambangan dibandingkan dengan jadwal rencana
pertambangan dalam dokumen RKTTL
K1 : PERENCANAAN
Parameter : Aktifitas- Ada aktifitas/kontinyu (Nilai 10)- Tidak ada aktifitas 3 bulan s/d 1 Tahun (Nilai 5)- Tidak ada Aktifitas > 1 Tahun (Nilai O)
Untuk melihat lamanya lokasi ditinggalkan :- Membandingkan dengan dokumen rencana
penambangan- Jika kesulitan membedakan tahapan pertambangan,
misal untuk PIT Tunggal maka penilaian dapat dilakukan untuk satu kategori tahapan saja.
- Aktivitas termasuk pemompaan di pit, perawatan saluran
Contoh: Form untuk Pit A, yang meliputi pembersihan lahan, penggalian tanah penutup dan penambangan.
- Jika ditemukan tidak ada aktivitas > 1 Tahun, Dapat diberikan nilai 5 apabila perusahaan bisa membuktikan/menunjukkan adanya persetujuan dari instansi teknis.
K2 : KESINAMBUNGAN TAHAPAN
Parameter : Potensi Longsor Kecil (Nilai 10) = kemiringan lereng jenjang/overall sesuai dengan kajian geoteknis dalam dokumen FS dan/atau dokumen lainnya (Kajian Geometri lereng, RKL/RPL, RKTTL) dan kondisi lapangan terlihat aman.
Sedang (Nilai 5) = lebih besar dari sudut kemiringan lereng jenjang/overall sampai dengan 50 dibanding kemiringan dalam dokumen FS dan kondisi lapangan terlihat aman.
Besar (Nilai O) = lebih besar dari sudut kemiringan lereng jenjang atau overall > 50 dibanding kemiringan dalam dokumen FS
K3 : GEOTEKNIK (GEOMETRI LERENG)
CATATAN :•Data lereng harus diisi•Potensi longsor (Besar, sedang, kecil) : penilaian dilakukan terhadap pengukuran bentuk lahan (lebar bench, tinggi bench dan kemiringan lereng) dilapangan yang kemudian dibandingkan dengan bentuk lahan yang direkomendasikan dalam dokumen kajian teknis (feasibility study) masing-masing perusahaan.•Jika tidak ada dokumen FS: paling tinggi nilai 5 (apabila kondisi lapangan terlihat aman). Kondisi aman salah satunya dapat dilihat dari tidak adanya guguran material dan dinding terlihat stabil/tidak ada retakan)
K4 : MENIMBULKAN PENCEMARANParemeter : Upaya Penanganan Batuan yang berpotensi
pencemarIndikator : Pengukuran Genangan : Tidak ada nilai pH < 6, pH
asam1.Ada (Nilai 10) :
• Ada pengkarakteristikan batuan limbah (Potensi dan tidak potensi membentuk asam). Ada studi pengkajian batuan potensi dan tidak potensi asam
• Ada perlakuan terhadap batuan potensi asam (SOP pemberlakuan batuan potensi asam dan tidak potensi asam)
• Adanya sistem pengumpul leachet/seepage/rembesan dari timbunan (AAT) dan melakukan pengolahan AAT di IPAL
• Adanya sistem drainase (Indarto)
2.Tidak Ada (Nilai O)• Tidak ada pengkarakteritikan batuan limbah (Potensi dan
tidak potensi membentuk asam)• Tidak ada perlakuan terhadap batuan potensi asam • Tidak adanya sistem pengumpul leachet dari timbunan
(AAT) dan melakukan pengolahan AAT di IPAL• Tidak ada sistem drainase untuk mengalirkan genangan-
genangan air asam tambang (AAT)
Catatan :- Genangan tidak termasuk pond penanganan air limbah
2. Parameter Kondisi Sarana Pengendali Erosi Penilai hanya melihat ada tidaknya sarana pengendali erosi (Sistem drainase, terasering, guludan, cover croping, sedimen trap, penyebaran serasah/jerami di lokasi recountouring, nett/jaring, drop structure, dll). a) Memadai (Nilai 8):
- sarana pengendali erosi dalam bentuk drainase memenuhi kriteria teknis untuk dapat menampung semua air limpasan dan terarah ke dalam IPAL/settling pond (Mintakan Peta sistem pengelolaan air limbah)
- Cover Cropping: menutupi lebih besar dari 50% *)- Sedimen trap/sediemen pond efektif menangkap sedimen
dilihat dari desain fisik lapangan (minta data perawatan sedimen trap/sedimen pond; jumlah sedimen yang dipindahkan)
Ket: *) pd daerah timbunan yang telah final. b) Tidak Memadai (Nilai O)
Apabila tidak memenuhi kriteria memadai diatas
K5 : EROSI
1 Upaya Pengendali EROSI Penilai hanya melihat ada tidaknya sarana pengendali erosi a) Ada (Nilai 10): Ada sarana pengendali erosi (sistem drainase, terasering, guludan, cover croping, sedimen trap, penyebaran serasah/jerami dilokasi recountoring, nett/jaring, drop structur, dll
b) Tidak (Nilai O) Apabila tidak ada sarana pengendali erosi
K5 : EROSI
3. Parameter Indikasi Terjadi Erosi Pengamatan pada aliran dari lereng kegiatan tambang, seberapa besar endapan sedimen di dalam saluran drainase dan IPAL/settling pond serta areal disekitarnya.
a) Ada (Nilai O)- Kekeruhan yang tinggi pada aliran drainase dari kegiatan
pertambangan (lereng-lereng aktifitas tambang), dibuktikan dengan pengukuran Parameter TSS atau turbidity yang sangat tinggi. Ukuran Parameter TSS (TSS + ...... Mg/L) atau turbidity identik dengan banyaknya sedimen yang tererosi.
- Ditemukan banyak sedimen yang ada di sedimen trap/ kolam pengendap pertama. Dilihat dari data jumlah sedimen hasil pengerukan/perawatan kolam pengendap oleh perusahaan.
- Adanya galur (bekas aliran air dilereng) , kedalaman melebihi 1 meter
- Ukuran jumlah banyaknya sedimen (....................ton/ha) b) Tidak ada (Nilai 7)-aliran drainase dari kegiatan pertambangan (lereng-lereng aktifitas tambang) cukup jernih, dibuktikan dengan pengukuran Parameter TSS atau turbidity yang rendah. -Tidak ditemukan jumlah sedimen yang banyak di sedimen trap/ kolam pengendap pertama. Dilihat dari data jumlah sedimen hasil pengerukan/perawatan kolam pengendap oleh perusahaan.-Ukuran jumlah banyaknya sedimen (....................ton/ha)
K5 : EROSI
4. Parameter Sistem DrainasePenilaian fokus pada manajemen pengelolaan air limbah seluruh areal pertambangan, al: bagaimana sistem drainase, dan fasilitas pengolahan air limbah a) Menuju ke sistem pengendali kualitas air (Nilai 10):
- Terdapat sistem drainase di seluruh areal pertambangan- Drainase dapat memenuhi mengalirkan semua air limpasan
ke kolam-kolam pengendap/settling pond. - Tidak ditemukan aliran liar keluar ke lingkungan tanpa
melalui kolam pengendap/settling pond- Ada peta manajemen pengelolaan air tambangb) Langsung menuju badan perairan (Nilai 0).- Ditemukan tidak ada sistem drainase pada lokasi
pertambangan - Terdapat aliran air run-off keluar ke lingkungan/badan air
tanpa melalui kolam pengendap/settling pond
K5 : EROSI
Kendala, sulit melihat keseluruhan sistem drainase karena arealnya luas. Sehingga diperlukan/disyaratkan perusahaan membuat satu peta sistem pengelolaan air limbah (SISPAL) untuk masing-masing kolam pengendap(Titik Penaatan).
Parameter : Ada Potensi KebencanaanPotensi kebencanaan adalah peluang terjadinya bencana
kepada masyarakat, permukiman, pertanian, kebun dan fasilitas umum yang disimpulkan dari kelengkapan fasilitas tanggap darurat yang di bangun/disiapkan oleh perusahaan diantara kegiatan tambang dan masyarakat. fasilitas tanggap darurat bisa berupa saluran pengendali apabila terjadi jebol tanggul atau kondisi bencana lainnya. Fasilitas tanggap darurat ini harus memenuhi perhitungan teknis dan sistem penanganan tanggap darurat dan memeliki tim tanggap darurut
Bencana didefinisikan peluang terjadinya kerusakan berat terhadap permukiman, pertanian, kebun dan fasilitas umum.
a. Ya (Nilai 0)- Lokasi kegiatan pertambangan yang berbatasan dengan
masyarakat tidak dilengkapi dengan fasilitas tanggap darurat
- Apabila jarak batas terluar dengan masyarakat lebih dekat dari jarak yang direkomendasikan di dalam kajian FS dan Dokumen AMDAL
b) Tidak (Nilai 15)- Lokasi kegiatan pertambangan yang berbatasan dengan
masyarakat dilengkapi dengan fasilitas tanggap darurat- Apabila jarak batas terluar dengan masyarakat memenuhi
ketentua jarak yang direkomendasikan di dalam kajian FS dan Dokumen AMDAL
K6 : POTENSI KEBENCANAAN