Krioterapi Pada Penyakit

2
Krioterapi pada Pterigium Pterigium adalah suatu penebalan konjungtiva bulbi berbentuk segitiga, merupakan suatu tumor jinak atau benigna. Etiologi dari pterigium tidak diketahui namun hipotesis yang berkembang disebabkan oleh factor lingkungan, iritasi kronis, paparan sinar matahari, debu. Terapi definitive untuk pterigium adalah bedah ekstirpasi. Tanpa adanya terapi tambahan dari terapi bedah ekstirpasi sering menimbulkan komplikasi yaitu kekambuhan. Berbagai terapi adjuvant telah dipaparkan dengan tingkat kekambuhan 6% dengan autograft konjungtiva, 13% dengan radiasi sinar beta, dan 29% dengan mitomycin C dan dibandingkan dengan ekstirpasi sendiri yang 53% terjadi kekambuhan setelah 5 tahun. Penggunaan krioterapi cairan nitrogen sebagai terapi adjuvant dari terapi bedah. Pada kali ini setelah eksisi dari pterigium dilakukan prosedur krioterapi dengan menempelkan limbus korneoskleral pada ujung alat crioprobe selama setidaknya 10 detik. teknik yang digunakan adalah teknik pembekuan ganda. Hasil dari cara ini didapatkan hanya satu dari 15 pasien yang mengalami kekambuhan dari pterigium setelah ekstirpasi dan krioterapi. Hasil dari terapi ini didapatkan hanya sekitar 3,3% kekambuhan per tahun. Krioterapi cairan nitrogen ini menunjukkan hasil yang baik sebagai terapi adjuvant pada kasus pterigium. Dimana setelah

description

terapi dingin

Transcript of Krioterapi Pada Penyakit

Krioterapi pada PterigiumPterigium adalah suatu penebalan konjungtiva bulbi berbentuk segitiga, merupakan suatu tumor jinak atau benigna. Etiologi dari pterigium tidak diketahui namun hipotesis yang berkembang disebabkan oleh factor lingkungan, iritasi kronis, paparan sinar matahari, debu. Terapi definitive untuk pterigium adalah bedah ekstirpasi. Tanpa adanya terapi tambahan dari terapi bedah ekstirpasi sering menimbulkan komplikasi yaitu kekambuhan. Berbagai terapi adjuvant telah dipaparkan dengan tingkat kekambuhan 6% dengan autograft konjungtiva, 13% dengan radiasi sinar beta, dan 29% dengan mitomycin C dan dibandingkan dengan ekstirpasi sendiri yang 53% terjadi kekambuhan setelah 5 tahun.Penggunaan krioterapi cairan nitrogen sebagai terapi adjuvant dari terapi bedah. Pada kali ini setelah eksisi dari pterigium dilakukan prosedur krioterapi dengan menempelkan limbus korneoskleral pada ujung alat crioprobe selama setidaknya 10 detik. teknik yang digunakan adalah teknik pembekuan ganda. Hasil dari cara ini didapatkan hanya satu dari 15 pasien yang mengalami kekambuhan dari pterigium setelah ekstirpasi dan krioterapi. Hasil dari terapi ini didapatkan hanya sekitar 3,3% kekambuhan per tahun. Krioterapi cairan nitrogen ini menunjukkan hasil yang baik sebagai terapi adjuvant pada kasus pterigium. Dimana setelah ekstirpasi dari pterigium dapat meminimalisir angka kejadian kekambuhan.

Krioterapi pada TrikiasisTrikiasis adalah suatu kelainan dimana terjadi salah arah dalam pertumbuhan bulu mata. Pada perubahan arah tersebut bulu mata sering terjadi kontak dengan kornea dan konjungtiva yang menyebabkan timbul sensasi seperti terdapat benda asing pada mata penderita. Modalitas terapi pada trikiasis mencakup epiteliasi manual, elektrolisis, krioterapi dan pembedahan. Krioterapi sendiri digunakan sebagai salah satu terapi pada trikiasis sudah dilaporkan sejak tahun 1997 menggunakan suatu alat krio nitro oksida. Pada kali ini terapi pada kelopak mata menggunakan teknik pendinginan ganda dan pendinginan mikro berpasangan untuk mencapai suhu rendah yaitu 20C. Penggunaan terapi cairan nitrogen pada trikiasis segera dilaporkan dengan tingkat kesuksesan 90% pada penderita.