Penyakit Pada Ginjal

32
1. Pyelonephritis Definisi Penyakit Pyelonephritis Pyelonephritis adalah sebuah penyakit Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut. Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih keluar). Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan infeksi.

description

penyakit ginjal

Transcript of Penyakit Pada Ginjal

1. Pyelonephritis

Definisi Penyakit Pyelonephritis

Pyelonephritis adalah sebuah penyakit Infeksi dan peradangan jaringan ginjal dan renal pelvis (ruang yang terbentuk dari perluasan ujung atas ureter tubulus yang menyalurkan urin ke kandung kemih). Infeksi ini biasanya disebabkan karena bakteri. Kelainan ginjal yang paling sering terjadi, pyelonephritis dapat menjadi kronis dan akut.

Pyelonephritis yang sudah akut biasanya menyerang satu daerah pada ginjal, dan tidak menyerang bagian yang lain. Pada banyak kasus, pyelonephritis dapat berkembang tanpa adanya penyebab yang jelas. Gangguan pada aliran darah atau urin, dapat membuat ginjal lebih mudah terserang infeksi, dan penumpukan kotoran pada ujung urethra juga diperkirakan meningkatkan kasus penyakit pada bayi (urethra merupakan saluran urin dari kandung kemih keluar). Wanita dapat mengalami cedera saluran kencing pada saat berhubungan atau kehamilan, dan kateterisasi (pengeluaran urin secara mekanik) dapat menyebabkan infeksi.

Penyebab Penyakit Pyelonephritis

Infeksi ginjal umumnya terjadi ketika bakteri masuk ke saluran urin melalui uretra dan melipatgandakan diri. Bakteri dari infeksi bagian tubuh manapun dapat menyebar melalui pembuluh darah menuju ginjal. Infeksi ginjal tidak umum terjadi dengan cara ini, tetapi dapat terjadi pada beberapa keadaan –sebagai contoh adalah ketika bagian tubuh lain seperti sendi atau katup jantung mengalami infeksi. Infeksi ginjal juga dapat terjadi setelah operasi ginjal meskipun jarang terjadi.

1. Faktor risiko

Faktor yang risiko dapat meningkatkan infeksi ginjal antara lain:

• Wanita memiliki risiko besar mengalami infeksi ginjal dari pada laki-laki. Ini dikarenakan wanita memiliki uretra lebih pendek daripada laki-laki sehingga bakteri mudah mencapai ginjal.

• Penyumbatan pada saluran urin.

• Sistem imun yang lemah.

• Kerusakan syaraf disekitar kandung kemih.

• Penggunaan kateter dalam jangka waktu lama.

• Kondisi yang menyebabkan urin mengalir ke arah yang salah (mengalir dari kandung kemih kembali ke ureter dan ginjal).

Gejala-gejala Penyakit Pyelonopheritis

1. Demam 2. Nyeri punggung, pinggul atau pangkal paha 3. Nyeri pada perut 4. Sering buang air kecil 5. Sensasi terbakar atau nyeri ketika buang air kecil 6. Nanah atau darah pada urin (hematuria)

Cara Pencegahan Penyakit Pyelopheritis

1. Minum cukup cairan2. Buang air kecil secara teratur3. Kosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan4. Bagi wanita seka bagian kewanitaan dari depan ke belakang secara hati-hati

setelah buang air kecil ataupun buang air besar untuk mencegah bakteri dari dubur menyebar ke uretra

5. Cuci dengan benar bagian vagina dan dubur setiap hari6. Hindari menggunakan produk kewanitaan pada area kelamin karena dapat

membuat uretra iritasi

Cara Mengobati Penyakit Pyelopheritis

Dengan melakukan perawatan terbaik di rumah sakit, seperti memberikan anti biotik secara tepat.

2. Diabetes Insipidus

Definisi Penyakit Diabetes Insipidus

Diabetes Inpidus adalah kondisi ginjal dengan produksi urine berlimpah karena ginjal kekurangan hormone antidiuretik. Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.

Hormon ini unik, karena dibuat di hipotalamus lalu disimpan dan dilepaskan ke dalam aliran darah oleh hipofisa posterior. Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).

Penyebab Penyakit Diabetes Insipidus

Penyakit Diabetes Inpidus disebabkan oleh kekurangan hormone ADH (Anti Diuretic Hormon) yang memengaruhi proses reabsorbsi cairan pada ginjal.

Gejala Penyakit Diabetes Insipidus

Jika merupakan penyakit keturunan, maka gejala biasanya mulai timbul segera setelah lahir. Gejalanya berupa rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang encer (poliuri). Bayi tidak dapat menyatakan rasa hausnya, sehingga mereka bisa mengalami dehidrasi. Bayi bisa mengalami demam tinggi yang disertai dengan muntah dan kejang-kejang. Jika tidak segera terdiagnosis dan diobati, bisa terjadi kerusakan otak, sehingga bayi mengalami keterbelakangan mental. Dehidrasi yang sering berulang juga akan menghambat perkembangan fisik.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium yang tinggi dalam darah dan air kemih yang sangat encer. Fungsi ginjal lainnya tampak normal. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan penilaian dari respon ginjal terhadap hormon antidiuretik melalui tes deprivasi air.

Cara Pencegahan Penyakit Diabetes Insipidus

1. Olahraga teratur2. Tidur yang cukup dan hindari stress3. Kurangi makanan manis4. Pola makan sehat (utamakan sayur) dan minum air yang cukup.5. Kurangi makanan mengandung garam-garaman5. Hindari obesitas

Cara Pengobatan Penyakit Diabetes Insipidus

Untuk mencegah dehidrasi, penderita harus selalu minum cairan dalam jumlah yang cukup ketika mereka merasa haus. Penderita bayi dan anak-anak harus sering diberi minum. Jika asupan cairan mencukupi, jarang terjadi dehidrasi. Obat-obat tertentu dapat membantu, seperti diuretik tiazid (misalnya hidrochlorothiazid/HCT) dan obat-obat anti peradangan non-steroid (misalnya indometacin atau tolmetin).

3. Diabetes Mellitus

Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa pada urine. Kadar glukosa dalam darah meeningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefrom tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine

Gejala penyakit Diabetes Mellitus

1. Banyak kencing terutama pada malam hari2. Gampang haus dan banyak minum3. Gampang lapar dan banyak makan4. Mudah lelah dan gampang ngantuk5. Penglihatan kabur6. Sering mual dan pusing7. Koordinasi anggota gerak tubuh terganggu8. Berat badan menurun terus9. Sering kesemutan dan gatal-gatal pada tangan dan kaki

Penyebab Penyakit Diabetes Melitus

1. Kegemukan2. Tekanan darah tinggi3. Level kolestrol yang tinggi4. Gaya hidup modern yang sering mengonsumsi makanan instan5. Merokok dan stress6. Banyak mengkonsumsi makanan berkarbohidrat7. Kerusakan pada sel Pankreas8. Faktor Keturunan

Cara Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus

A. Pencegahan Primer

Cara ini adalah cara yang paling sulit karena sasarannya orang sehat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah agar DM tidak terjadi pada orang atau populasi yang rentan (risiko tinggi), yang dilakukan sebelum timbul tanda-tanda klinis dengan cara

1. Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang disesuiakan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh, dengan menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak karena bisa menyebabkan penyusutan konsumsi energi. Mengkonsusmsi makanan dengan kandungan karbohidrat yang berserat tinggi dan bukan olahan.

2. Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitifitas insulin dan menjaga berat badan agar tetap ideal.

3. Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan, masyarakat, swasta dan pemerintah, untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat

B. Pencegahan Sekunder

1. Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan efektif, sehingga komplikasi dapat dicegah.

2. Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita sedini mungkin terutama individu/populasi.

3. Kalaupun ada komplikasi masih reversible / kembali seperti semula.4. Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi

penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM, obat-obatan untuk mengontrol glukosa darah, perencanaan makan, dan olah raga.

C. Pencegahan Tersier

1. Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah komplikasi.

2. Mencegah progresi dari komplikasi supaya tidak terjadi kegagalan organ.

3. Mencegah kecacatan akibat komplikasi yang ditimbulkan.

Cara Pengobatan Diabetes Melitus

1. Pengobatan Medis

Yang dimaksud pengobatan medis adalah pengobatan dengan disiplin kedokteran. Obat medis dapat dibagi dalam beberapa golongan: Obat generik dan berpaten. Komposisi sama tetapi harga bisa jauh berbeda

SULFONILUREA : Golongan ini dapat menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi dengan cara merangsang keluarnya insulin dari sel b Pankreas. Dengan demikian bila pankreas sudah rusak dan tidak dapat memproduksi insulin lagi maka obat ini tidak dapat digunakan. Karena itu obat ini tidak berguna bagi penderita diabetes millitus tipe I. Namun, akan berkhasiat bila diberikan pada pasien diabetes millitus tipe II yang mempunyai berat badan normal.Penggunaan obat golongan sulfonilurea pada yang gemuk dan obesitas harus hati-hati. Karena mungkin kadar insulin dalam darah sudah tinggi (hiperinsulinemia). Hanya saja insulin yang ada tidak dapat bekerja secara efektif. Pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas, pemberian obat golongan ini akan memacu pankreas mengeluarkan insulin lebih banyak lagi. Akibatnya keadaan hiperinsulmnemia menjadi lebih tinggi. Ini berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

BIGUANID : Obat golongan biguanid bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi oleh tubuh sendiri. Obat ini tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak menyebabkan hipoglikemia.Obat golongan biguanid dianjurkan sebagai obat tunggal pada penderita diabetes mellitus dengan obesitas (BBR> 120%). Untuk penderita diabetes mellitus yang gemuk (BBR> 110%) pemakaiannya dapat dikombinasikan dengan obat golongan sulfonilunea.Efek samping yang sering terjadi dari pemakaian obat golongan biguanid adalah gangguan saluran cerna pada hari-hari pertama pengobatan. Untuk menghindarinya, disarankan dengan dosis rendah dan diminum saat makan atau sesaat sebelum makan. Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan memakai obat golongan ini.

ACARBOSE : Acarbose bekerja dengan cara memperlambat proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Dengan demikian kadar glukosa darah setelah makan tidak meningkat tajam. Sisa karbohidrat yang tidak tercerna akan dimanfaatkan oleh bakteri di usus besar, dan ini menyebabkan perut menjadi kembung, sering buang angin, diare, dan sakit perut.Pemakaian obat ini bisa dikombinasi dengan obat golongan sulfonilurea atau insulin, tetapi bila terjadi efek hipoglikemia hanya dapat diatasi dengan gula murni yaitu glukosa atau dextrose. Gula pasir tidak bermanfaat.Acarbose hanya mempengaruhi kadar gula darah sewaktu makan dan tidak mempengaruhi setelah itu. Obat ini tidak diberikan pada penderita dengan usia kurang dan 18 tahun, gangguan pencernaan kronis, maupun wanita hamil dan menyusui. Acarbose efektif pada pasien yang banyak makan karbohidrat dan kadar gula darah puasa lebih dari 180 mg/dl.

INSULIN : Insulin diinjeksikan sebagai obat untuk menutupi kekurangan insulin tubuh (endogen) karena kelenjar sel b pankreas tidak dapat mencukupi kebutuhan yang ada. Pengobatan dengan insulin berdasarkan kondisi masing-masing penderita dan hanya dokter yang berkompeten memilih jenis serta

dosisnya. Untuk itu insulin digunakan pada pasien diabetes millitus tipe I. Penderita golongan ini harus mampu meyuntik insulin sendiri.

Untuk sebagian penderita diabetes millitus tipe II, juga membutuhkan pemakaian insulin. Indikasi berikut menunjukkan bahwa penderita perlu menggunakan insulin.

Kencing manis dengan komplikasi akut seperti misalnya ganggren. Ketoasidosis dan koma lain pada penderita.

Kencing manis pada kehamilan yang tidak terkendali dengan perencanaan makan.

Berat badan penderita menurun cepat. Penyakit diabetes mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan tablet

hipoglikemik dosis maksimal. Penyakit disertai gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.

2. Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional, pengobatan dengan menggunakan bahan dari tanaman berkhasiat obat sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Secara umum paham ini disebut herbalisme, yaitu satu usaha memperbaiki fungsi tubuh dengan menggunakan bahan tumbuh-tumbuhan, baik berasal dari satu tumbuhan ataupun dari ramuan beberapa tumbuhan. Dalam herbalisme ada prinsip dasar, yaitu menggunakan tumbuhan secara utuh. Jadi bukan mengambil zat yang bermanfaat untuk penyakit tertentu saja atau bahkan meggunakan campuran-campuran bahan sintetik. Pembuatan obat tradisional ini cukup sederhana, sehingga siapa saja yang mau mempelajarinya tentu dapat mengolahnya.

3. Antara Pengobatan Medis dan Pengobatan Tradisional

Ada perbedaan antara pengobatan tradisional dengan pengobatan secara medis (ilmu kedokteran modern). Pengobatan medis sifatnya menghancurkan. Untuk itu reaksi yang didapat biasanya cepat terasa. Sedangkan obat tradisional sifatnya membangun. Reaksi yang ada cukup lambat.

Hal di atas memang sesuai dengan prinsip dasar pengobatan medis dan herbalisme. Pengobatan tradisional berpegang pada keseimbangan fungsi organ tubuh secara alami. Sehingga ia tidak hanya mengobati atau menghilangkan gejala satu penyakit, tetapi berusaha mengembalikan fungsi tubuh hingga menjadi seimbang kembali. Pengobatan tradisional biasanya kurang cocok untuk hal-hal yang sifatnya harus cepat penanganannya, misalnya untuk infeksi akut. Sebaliknya pengobatan tradisional sangat bagus untuk penyakit-penyakit kronis yang bahkan tidak sanggup lagi diobati dengan cara medis.

Pada dasarnya tubuh kita mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk menyembuhkan penyakit. Timbulnya satu penyakit sendiri dimengerti karena fungsi tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidak seimbangan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor lingkungan, fisik, emosi/kejiwaan, juga faktor sosial misalnya perubahan kebiasaan makan, dsb. Jadi bila terdapat satu gangguan di tingkat sel atau disfungsi di satu bagian tubuh, maka hal ini akan menyebabkan ketidak seimbangan dibagian lain. Apabila tubuh kita tidak dapat mengatasi hal ini, maka akan timbul satu penyakit. Penyakit itu sendiri akhirnya merupakan disfungsi dari satu bagian tubuh yang akan menimbulkan ketidak seimbangan dibagian yang lain. Demikian seterusnya. Contoh kejadian ini bisa kita lihat dengan jelas pada komplikasi yang disebabkan oleh diabetes millitus (baca halaman komplikasi).

Dalam herbalisme dikenal satu istilah reaksi balik atau tindak balas. Tindak balas ini berhubungan langsung dengan sistem kekebalan tubuh. Dalam tindak balas ini sistem kekebalan tubuh kita membuang zat-zat atau sisa produk (racun) yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Jadi dalam tindak balas terjadi satu proses detoksifikasi. Tindak balas ini sangat berbeda dengan apa yang dalam ilmu kedokteran disebut disease crisis. Disease crisis terjadi karena tubuh tidak sanggup menghadapi satu penyakit atau zat-zat yang dianggap racun oleh tubuh termasuk bahan-bahan kimia dari obat-obatan medis. Oleh sebab itulah dalam ilmu kedokteran selalu ditekankan adanya efek sampingan.

4. PENYAKIT GAGAL GINJAL

Definisi

Gagal Ginjal terjadi karena salah satu organ penting manusia ini mengalami penurunan hingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja dalam menyaring elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh (sodium dan kalium) dalam darah atau produksi urine. Banyak sekali penyebab yang bisa mengakibat seseorang terkena penyakit ini contohnya adalah hipertensi, diabetes mellitus, penyumbatan saluran kemih, kelainan autoimun, kanker, kelainan ginjal, rusaknya sel penyaring pada ginjal.

Penyebab Gagal Ginjal

Gagal ginjal sering disebabkan oleh penyakit akibat gaya hidup, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Penyebab lain gagal ginjal adalah riwayat penyakit keluarga, gangguan kekebalan tubuh. Seperti lupus, dan infeksi ginjal yang disertai dengan batu ginjal.

Gejala Penyakit Gagal Ginjal

Lemas Kencing berkurang Muntah Bengkak Gatal Sesak napas Tidak ada tenaga Nafsu makan

Mual Pucat/anemia. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin:

protein selalu positif.

Cara Pencegahan

Pengobatan untuk gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi itu sendiri. Jadi beda penyebab tentunya juga beda cara pengobatannya. Intinya adalah, Tujuan duah dari sebpengobatan adalah supaya dapat mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Dalam banyak kasus, gagal ginjal dapat dicegah dengan hanya mempertahankan gaya hidup sehat.

Cara Pengobatan Gagal Ginjal

Karena gagal ginjal kronis adalah penyakit progresif, perkembangannya dapat diperlambat melalui deteksi dini dan pengobatan serta menjalani gaya hidup sehat.

5. BATU GINJAL

Definisi

Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).

Penyebab Penyakit Batu Ginjal

Batu Ginjal disebabkan oleh mengendapnya zat kapur yang akan dibuang. Penyakit ini juga dapat terjadi akibat terganggunya kelenjar yang mengatur perubahan gula, yaitu kelenjar adrenalin.

Gejala Penyakit Batu Ginjal

Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.

Diagnosa

Batu yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada pemeriksaan analisis air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu struvit. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan urografi retrograd.

Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisis dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.

Pengobatan Penyakit Batu Ginjal

Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan. Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.

6. Hematuria

Definisi

Dalam kedokteran, hematuria adalah kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Ini mungkin idiopatik dan / atau jinak, atau dapat menjadi tanda bahwa ada batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, prostat, dan uretra), mulai dari yang sepele hingga yang mematikan. Jika sel-sel darah putih ditemukan di samping sel-sel darah merah, maka itu adalah tanda infeksi saluran kemih. Kadang-kadang "hemoglobinuria" digunakan pula untuk maksud yang sama, meskipun lebih tepatnya kata ini hanya mengacu pada adanya hemoglobin dalam urin.

Penyebab Penyakit Hematuria

Penyebab hematuria makroskopik (darah terlihat dalam urin) meliputi:

Benign Familial Hematuria, nefropati akibat membran basal glomerulus ginjal yang merenggang

Urinary Schistosomiasis (yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium) - penyebab utama hematuria di berbagai negara Afrika dan Timur Tengah

IgA nefropathy ( "penyakit Berger") - terjadi selama infeksi virus pada pasien yang terpengaruh

Batu ginjal (atau kencing batu) Kanker kandung kemih Karsinoma sel ginjal, kadang-kadang disertai perdarahan Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria - penyakit langka dimana hemoglobin

dari sel-sel hemolysed dilewatkan ke dalam urin. Infeksi saluran kemih dengan beberapa spesies termasuk bakteri strain EPEC

dan Staphylococcus saprophyticus Sifat sel sabit dapat memicu kerusakan sejumlah besar sel darah merah, tetapi

hanya sejumlah kecil individu menanggung masalah ini

Malformasi arteriovenosa ginjal (jarang, tapi mungkin terkesan seperti karsinoma sel ginjal pada pencitraan, karena keduanya sangat vaskular)

Sindrom nefritis (suatu kondisi yang terkait dengan pasca infeksi streptokokus dan berkembang cepat menjadi glomerulonefritis).

Fibrinoid nekrosis dari glomeruli (akibat dari hipertensi ganas atau hipertensi maligna)

Varises kandung kemih, yang mungkin jarang mengembangkan obstruksi sekunder dari v. kava inferior. [3]

Alergi mungkin jarang menyebabkan hematuria gross episodik pada anak-anak. [4]

Hipertensi vena ginjal kiri, juga disebut "pemecah kacang fenomena" atau "sindrom alat pemecah buah keras," adalah kelainan vaskular yang jarang terjadi, yang bertanggung jawab atas gross hematuria.

Pelvic Junction Ureteral Sumbatan (UPJ) adalah kondisi langka mulai dari kelahiran di mana ureter diblokir antara ginjal dan kandung kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan darah dalam urin.

March hematuria - Seperti berkuda dan bersepeda jarak jauh.

Gejala Penyakit Hematuria

Adanya sel merah yang ditemukan pada urine

Diagnosis

Sering kali, diagnosis dibuat berdasarkan sejarah medis dan beberapa tes darah, terutama pada anak muda dengan risiko keganasan rendah atau diabaikan, dan umumnya gejalanya terbatas.

Penyelidikan USG saluran ginjal sering digunakan untuk membedakan antara berbagai sumber pendarahan. Sinar-X dapat digunakan untuk mengidentifikasi batu ginjal, walaupun CT scan lebih tepat.

Pada pasien yang lebih tua, sistoskopi dengan biopsi dari lesi yang diduga sering digunakan untuk menyelidiki kanker kandung kemih. Jika dihubungkan dengan rasa sakit, mungkin hematuria ditandai dengan sindrom nyeri pinggang.[1]

Berdasarkan pedoman AUA (Urologic American Association), hal-hal berikut ini harus dilakukan untuk pasien berisiko tinggi dengan hematuria mikroskopis yang signifikan (lebih dari 3 sel darah merah per bidang berdaya tinggi):

1. Pencitraan saluran kemih bagian atas dengan standar emas CT urogram2. Sitologi urine3. Sistoskopi

Cara Pencegahan Hematuria

Pencegahan sesuai dengan masalah yang di derita dapat mmbantu proses penyembuhan. Namun ada baiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui lebih jelas apakah menderita kencing berdarah atau tidak dan apa saja penyebabnya.

Jika Cara mengatasi penyakit hematuria sudah dilakukan seperti di atas tidak ada kemajuan atau sering kambuh lagi, pergilah ke dokter untuk berkonsultasi

Cara Pengobatan Hematuria

Pengobatan secara medis akan lebih efektif bila masalahnya cukup parah. Biasanya diberikan obat-obatan seperti aspirin dan non-steroid anti inflamasi yang dapat menghilangkan rasa sakit. Hindari obat antibiotik seperti penisilin yang berisiko meningkatkan pendarahan pada saluran kencing.

7. Nefritis

Definisi

Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya bakteri streptococcus.[1] Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia atau edema. Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan urea ke dalam pembuluh darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena terganggunya reabsorpsi air. Nefritis akut banyak diderita oleh anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular. Sedangkan nefritis kronis yang diderita oleh orangtua ditandai dengan tekanan darah tinggi dan pengerasan pembuluh darah ginjal.

Penyebab Nefritis1. Karena obat-obatan yang terlalu banyak di konsumsi2. Infeksi pada ginjal yang disebabkan bakteri streptokokus3. Faktor keturunan

Gejala Nefritis

1. Mengeluh rasa dingin2. Demam3. Sakit kepala4. Sakit punggung5. Bengkak di daerah sekitar kelopak mata6. Muntah-muntah7. Sulit buang air kecil8. Keluarnya nanah pada air seni9. Nyeri pada saat mengeluarkan air seni10. Air seni berubah warna menjadi keruh.

Cara Pengobatan Nefritis

1. Hentikan obat yang menyebabkan alergi pada ginjal2. Pemberian kortikosteroid agar mempercepat fungsi ginjal dan pemulihan ginjal

8. Radang Ginjal

Definisi

Radang ginjal atau Glomerulonefritis merupakan peradangan dan kerusakan pada alat penyaring darah dan kapiler ginjal . Ginjal mengalami masalah untuk membuang dan menyaring limbah sehingga mengakibatkan kelebihan cairan dalam tubuh. Rusaknya penyaring tersebut, berakibat sel darah, zat putih telur yang seharusnya tidak keluar ke dalam air seni, dapat ditemukan dalam jumlah banyak.

Penyebab Radang Ginjal

Radang ginjal dapat disebabkan oleh gusi bernanah yang tak kunjung sembuh. Penyakit ini juga disebabkan keracunan makana, terlalu banyak memakan makanan yang mengandung garam, memakan makanan yang terlalu kering.

Gejala Radang Ginjal

Gejala awal penyakit ini adalah rasa pegal di pinggang. Kepala pusing, badan letih, lesu, dan pandangan berkunang-kunang adalah gejala selanjutnya. Gejala ini kadang diiringi oleh buang air kecil yang tersendat atau bahkan berhenti sama sekali

Cara Pencegahan Radang Ginjal

1. Hindari pengkonsumsian makanan dengan kandungan oksalat, garam, dan protein tinggi, buah yang dikeringkan, daging dan produk olahannya, makanan yang diasinkan, makanan berlemak, minuman beralkohol dan kafein, merokok, dan lain-lain

2. Perbanyak minum air putih.

3. olahraga secara teratur dan terukur sesuai dengan kondisi tubuh.

4. Hindari pengkonsumsian obat-obatan kimia secara berlebihan.

5. Terapkan pola hidup sehat dan teratur.

Cara pengobatan radang Ginjal

Segeralah pergi ke dokter karena pengobatan penyakit ini harus ditangan oleh orang yang ahli. Untuk sekadar mengurangi penderitaan mandilah dengan air hangat, kemudian tidur berselimut hingga keluar keringat. Usahakan banyak minum air hangat dan makan-makan yang lembut. Jika ingin mencoba cara pengobatan tradisional, minumlah the kumis kucing yang dicampur dengan daun belimbing. Minumlah paling sedikit selama 3 hari dengan dosis 3 kali sehari.

9. Albuminuria

Definisi

Albuminuria adalah penyakit ginjal di mana ditemukannya protein albumin di dalam urine.

Penyebab Albuminuria

1. Kurangnya asupan air ke dalam tubuh , jadinya memperberat kerja ginjal2. Asupan protein, kalsium, dan vitamin C berlebihan membuat glomerulus

harus bekerja lebih keras

Gejala Albuminuria

Ditemukannya molekul albuminuria di dalam air seni

Cara Mengatasi Albuminuria

1. Mengkonsumsi protein yang berguna bagi tubuh secukupnya2. Jangan berlebihan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein

10. Asidosis Tubulus Renalis

Definisi

Asidosis Tubulus Renalis adalah suatu penyakit ginjal (renal) khususnya pada bagian tubulus renalis-nya Menurut sejumlah literatur ilmiah bidang kesehatan, penyakit ini tergolong penyakit langka.

Penyebab Penyakit Asidosis Tubulus Renalis

Biasanya dokter tidak dapat memastikan penyebab ATR. Namun diduga penyakit ini disebabkan faktor keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan, keracunan logam berat atau penyakit autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik atau sindroma Sjögren).

Gejala Asidosis Tubulus Renalis

1. Kecenderungan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan)2. Pelunakan dan pembengkokan tulang yang menimbulkan rasa

nyeri (osteomalasia atau rakitis).3. Gangguan motorik tungkai bawah merupakan keluhan utama yang

sering ditemukan, sehingga anak mengalami keterlambatan untuk dapat duduk, merangkak, dan berjalan.

Cara Mengobati Asidosis Tubulus Renalis

Belum ada obat ataupun terapi untuk penyakit ini. Baru sebatas mengontrol keasaman darah.