KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN...

102
KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN DIINDONESA SKRIPSI Diajukan kepada fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: Raijak Nll\'.1:105045101495 Ill 11111 1111 111 Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SY ARI' AH F AKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2012 M

Transcript of KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN...

Page 1: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN

DIINDONESA

SKRIPSI

Diajukan kepada fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

Raijak

Nll\'.1:105045101495

Ill 11111 1111 -·

111 Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SY ARI' AH

F AKUL TAS SY ARI' AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2012 M

Page 2: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

I

"'''«< -·-·-~l KRIMINALISASI DALAM UNDANG-UNDANG PERWAKAFAN DI

INDONESIA

SKRIP SI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.RI)

Oleh:

Raijak NIM: 105045101495

P mbimbing/

u~i~ NIP: 150295489

llilil 11111 11111 -" '1111 Ill

KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINA YAH SYAR'IYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAY A TULLAR

JAKARTA

1431 H/2011 M

Page 3: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ipsi ini berjudul "KRIMINALISASI DALAM UNDANG-UNDANG PERWAKAFAN DI

lONESIA" telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum

versitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 Mei 2012. Skripsi ini telah

rima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SI-II) pada

tsentrasi Kepidanaan Islam

:etaris

;uji II

bimbing

Jakarta 23 Mei 2012 Mengesahkan Dekan Fakultas Syari'ah dan I-lukum

Prof. Dr. . M. Amin Suma SH. MA. MM NIP. 19 50505 198203 1 012

PANITIA UJIAN

: Dr. Asmawi, M.Ag NIP. 19721010 199703 1 008

:Afwan Faizin, MA NIP.197210262003121001

:Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D NIP. 19691216 199603 1 001

:Drs.H.Asep Syarifuddin Hidayat, SH .. M.H NIP. 19691121 199403 1 001 r'

: Dr. JM. Muslimin, M.A. Ph.D NIP. 150295489

: .... ~ .. ~

Page 4: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

KATAPENGANTAR

' '.I\ •'°'.I\ 1J.I\ ' ~j' ~j' - ~

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhau yaug selalu

melimpahkan Kasih dan Sayaug-Nya kepada seluruh makhluk. Dengan kuasa-Nya

kita dapat bemapas, bergerak, berpikir dau hidup dengau penuh makna dan

kebahagiaan atas nikmat yang indah. Segala puji bagi Allah yaug Maha Kuasa. Maha

Pengasih yang tidak pilih kasih. Maha Penyayang, yang kasih sayang-Nya tiada

terbilang oleh dimensi ruang dan waktu. Dengan penuh keikhlasan hati, Penulis

bersyukur atas kehidupan yang telah diberi. Alhamdulillah, Allah telah memberikan

kita potensi berpikir, bertindak, berusaha, be1juang, dan berevolusi.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW. Nabi yang membawa risalah suci untuk disampaikan pada seluruh

umat mauusia. Nabi yang diutus untuk menjadi rahmatan lit alamin. Kesejahteraan

dan keselamatau semoga selalu tercurahkau untuknya, para keluarga, seluruh sahabat,

dau pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah. Tiadalah kemampuan

melainkan apa yang telah Allah SWT berikan. Atas Ridha-Nya pula disertai dengan

kesungguhan, maka penulis dapat menyelesaikan salah satu syarat untuk

menyelesaikau studi dan mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S 1) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah

dalam bentuk skripsi yang penulis angkat dengan tema " Kriminalisasi dalam

iv

Page 5: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

Undang-undang perwakafan di Indonesia" Selama pembuatan skripsi ini tidak

sedikit kesulitan dan kendala yang dialami penulis, baik menyangkut soal pengaturan

waktu, pengumpulan bahan (data) maupun soal pembiayaan dan lain sebagainya.

Namun, berkat kesungguhan hati dan kerja keras dise1iai dorongan dan bantuan dari

semua pihak, maka semua kesulitan dan kendala itu dapat diatasi dengan sebaik­

baiknya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulis memanjatkan puji syukur yang

sedalam-dalamnya ke hadirat Allah Yang Maha Agw1g, dan mengucapkan terima

kasih yang tiada terhingga serta menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini: Pak JM.

Muslimin, MA.Phd. yang dengan tulus, ikhlas dan penuh perhatian telah

membimbing, mengarahkan dan memberi petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat

yang sangat berharga kepada penulis.

Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakmia,

beserta para pembantu Dekan.

2. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pidana Islam dan

kepada Bapak Afwan Faizin, MA., selaku Sekretaris Jurusan Pidm1a

Islam.

3. Bapak JM. Muslimin, MA.Ph.D. selaku pembimbing penulis sekaligus

Pembantu Dekm1 Bagian Kemahasiswaan, yang telah banyak memberikan

v

Page 6: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

Ilmu kepada penulis khususnya dalam bidang hukum pidang Islam, serta selalu

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran.

4. Bapak Zainal, DR, MA., selaku panasehat akademik yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dasen Fakultas Syariah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah, Pimpinan

dan seluruh karyawan perpustakaan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Kepala Perpustakaan Umum dan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Nasional, Iman Jama, Perpustakaan pribadi K.H. Bunyamin dan K.H. Zuhri

Yakub.

7. Kepala Ayah dan Ibu ku tercinta, Ayah. Sa'adih dan Ibu. Muniroh yang telah

berusaha payah membesarkan dengan penuh kasih saying dan mengarahkan

pendidikan penulis, sehingga tanpa hal tersebut sulit kiranya penulis dapat

mencapai apa yang diperoleh saat ini.

8. Kepada keluarga atau saudara-saudara ku tercinta, Malik Royani yaitu kakak

pertama, Muamar Firmansyah selaku Adikku yang Pertama, Siti Humairoh dan

Adikku yang kedua serta sahabat-sahabatku yang selalu mendorong dan

memotivasi penulis untuk selalu sabar dan tabah dalam menyelesaikan skripsi

ini, terutama yang sudah pernah meminjamkan uang kepada penulis hingga

penul is selalu lancar dalam

Page 7: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

sebagai kajian ilmiah, penulis sangat menyadari keterbatasan kemampuan penulis,

serta mengakui sifat kemanusiaan yang banyak kekurangan dan kesalahan. Segala

petunjuk dari para pembaca sangat diharapkan demi pembenaran dan kesempurnaan

skripsi ini dan semoga membawa manfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca

semua. Amin.

viii

Jakaita, 11 Juli 2011 Penulis

Raijak NI!Vl: 105045101495

Page 8: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

DAFTARISI

HALAMAN JUD UL ....................................... . . ........... ·················· ...... l

PENGESAHAN PEMBIMJ:IING.

PERNYATAAN KEASLIAN.

KATAPENGANTAR ...

DAFTARISI

BABI PENDAHULUAN ....

A. Latar Belakang Masalah

. ......................... 11

. ... 11 l

. !V

.. Vil!

. 1

.. 1

B. Identifikasi Masalah .................................... . . ................ 7

BAB II

C. Batasan dan Rumusan Masalah ............. . . ..................... 11

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................... 12

E. Metode Penelitian .................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 14

KERANGKA TEORI .. ................ 16

A. Definisi WakafMenurut Bahasa dan Istilah . . ... 16

a. Pendapat Imam Syafi'i dan Imam Ahmad Bin Hanbal ........... 18

b. Pendapat Imam Abu Hanifah

c. Pendapat Imam Balik ............................. .

B. Rukun -Rukun Wakaf ...

............... 21

............. 22

. ......................... 30

Page 9: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

C. Syarat-Syarat Wakaf ..................................................................... 41

a. Syarat Wakif ........................................................................... 42

b. Syarat Harta Wakaf.. ............................................................... 46

c. Penyerahan Harta W akaf Kepada Yang Berhak Memiliki ...... 46

D. Sejarah Wakaf .............................................................................. 46

BAB III KRIMINALISASI PERWAKAFAN MENURUT HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERWAKAFAN TAHUN

2004. ······························································································· . 55

A. Kriminalisasi Perwakafan Menurut Undang-Undang Perwakafan 55

B. Dasar Hukum WakafDalam Fikih Islam dan Undang-Undang ..... 58

C. Syarat, Tanggungjawab dan Wewenang Nadzhir Dalam

Hukum Islam dan Undang-Undang Perwakafan ........................... 60

BAB IV PENGELOLAAN HARTA WAKAF MENURUT HUKUM

ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERWAKAFAN NO. 41

T AHUN 2004 .................................................................................... 83

A. Pemahaman Masyarakat Indonesia Tentang Wakaf ...................... 83

B. Pengelolaan dan Pengembangan Harta Wakaf di Indonesia .......... 86

C. Akibat Hukum Perubahan Harta Wakaf Menurut Hukum

Islam dan Undang-Undang No. 41Tahun2004 ............................. 90

Page 10: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

D. Penyelesaian Hukum Dalam Perubahan Peruntukan Harta

Wakaf ........................................................................................ 93

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 98

A. KESIMPULAN ......................................................................... 98

B. SARAN ..................................................................................... 101

DAFTARPUSTAKA ...................................................... ...... . ................ 102

Page 11: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

1

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wakaf merupakan institusi sosial dan keagamaan Islam yang telah memainkan

peranan penting dalam sejarah masyarakat muslim. Wakaftelah berkembang dengan

baik sepanjang perjalanan sejarah Islam. Wakaf merupakan lembaga Islam yang satu

sisi berfungsi sebagai ibadah kepada Allah, sedangkan disisi lain wakaf juga

berfungsi sosial. Wakaf muncul dari suatu pemyataan dan perasaan iman yang

mantap dan solidaritas yang tinggi antara sesama manusia. dan didalam Al-Qur' an

maupun al-Hadist yang secara khusus menceritakan kasus-kasus wakaf dizaman

Rasulallah1. diantara dalil-dalil yang dijadikan sandaran hokum wakaf dalam Islam

ialah: Surah Ali Imran ayat 92 :

Artinya : "kamu sekali-kali tidak sampai kaepada kebaktian, sebelum kamu menajkahkan sebagian harta yang kamu cintai" (Q.S. Al-Baqarah : 92).

1 Departemen Agama RI. a/-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, 1978, him. 272

Page 12: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

2

Di Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak

agama Islam masuk ke Indonesia. Sebagai suatu lembaga islam, wakaftelah menjadi

salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam. Sebagaian besar rumah

ibadah, makam, perguruan Islam dan lembaga-lembaga keagamaan Islam lainnya

dibangun diatas tanah wakaf.

Suatu kenyataan yang tidak bisa diingkari, bahwa wakaf yang ada di

Indonesia pada umumnya berupa masjid, mushalla, madrasah, sekolahan, makam,

rumah yatim piatu dan lain-lain1. Dilihat dari sosial ekonomi, wakaf yang ada

memang belum dapat berperan dalam menanggulangi permasalahan umat khususnya

masalah sosial dan ekonomi.

Di Indonesia sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam

bentuk suatu usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang

memerlukan termasuk fakir miskin. 2 Pemanfaatan tersebut dilihat dari segi social

khususnya untuk kepentingan keagamaan memang efektif, tetapi dampaknya kurang

berpengaruh positif dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Maka wakaf sebagai

salah satu sarana untuk mewujudkan kesejahteraan social ekonomi masyrakat, tidak

akan terealisasi secara optimal.

Wakaf selain berdimensi ubudiyah Ilahiyah. Ia juga berfungsi sosial

kemasyarakatan Ibadah wakaf merupakan manisfestasi dari rasa keimanan seseorang

2Abubakar, Sejarah mesjid dan amal lbadah da/amnya, Fa. toko buku adil, Banjarmasin, 1955,

hlm.405.

Page 13: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

3

yang mantap dan rasa yang tinggi terhadap sesama umat manusia. Wakaf sebagai

perekat hubungan. "hablum minallah, wahablu minnas". Hubungan vertical kepada

Allah dan hubungan horizontal kepada sesama manusia.

Bagi orang yang berwakaf, disyaratkan bahwa ia adalah orang yang ah! i

berbuat kebaikan dan wakaf dilakukannya secara suka rela ,dan tidak karena dipaksa. 2

dan hendaklah dalam wakaf diterangkan dengan jelas kepada siapa suatu benda

diwakafkan. orang tersebut hams sudah ada pada waktu terjadi wakaf, karena itu

tidak sah mewakafkan satu benda untuk anak yang belum lahir.-3

Pelaksanaan wakaf yang biasa dilaksanakan sejak dahulu adalah dengan

pertimbangan agama semata tanpa diiringi dengan buku tertulis. Maka dikhawatirkan

terjadi gugatan atau beralih fungsi dan pada akhirnya status wakaf tidak terjamin

keabsahnnya. Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Pemerintah

optimis dengan adanya aturan-aturan seperti yang dikemukakan diatas bila diikuti

oleh semua pihak, kemungkinan terjadi gugatan terhadap wakaf semakin kecil serta

kelangsungan wakaf semakin terjamin.

Kemudian, fase kemunduran peranan wakaf yang memmpa umat islam,

dengan terjadinya penyerobotan harta wakaf yang telah di bangun oleh generas1

terdahulu. Kondisi wakaf saat ini mengalami kemundurun dan kehancuran.

2 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Wijaya, Jakarta, 1954, hlm.304-305 3 Abubakar, Sejarah mesjid dan amal lbadah dalamnya, Fa. toke buku adil, Banjarmasin,1955, hlm.423.

Page 14: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

4

Lembaga wakaf sosial yang ada juga sudah tidak mampu memberikan

pelayanan seperti yang diharapkan. Aset wakaf banyak yang terabaikan. Tanah-tanah

wakaf mulai tidak terurus. Bangunan-bangunan banyak yang hancur dan tidak

diperbaiki lagi. Serangan yang paling besar terhadap harta wakaf terjadi karena

orang-orang pemerintah, orang-orang kaya dan masyarakat umum yang menyerobot

harta wakaf tersebut.

Adapun tentang hukum perwakafan tanah telah diterangkan dalam hukum

Islam dan juga hukum Indonesia, wakaf dalam fiqih Islam yaitu sebenarnya dapat

meliputi berbagai benda. jika sesuatu yang dapat menimbulkan mudaharat maka

wakafnya menjadi batal karena Allah SWT tidak mengizinkan ha! sperti itu.

Walaupun berbagai riwayat/hadist yang menceritakan masalah wakaf ini adalah

mengenai tanah, akan tetapi berbagai ulama memahami bahwa wakaf nontanah pun

boleh saja asal bendanya tidak langsung musnah/habis ketika diambil manfaatnya.

Menurut Syafi' i, Malik dan Ahamad, wakaf itu adalah suatu ibadat yang

disyariatkan.4 Hal ini disampaikan baik dari pengertian-pengertian umum ayat al-

Qur'an maupun hadist yang secara khusus menceritakan kasus wakaf dimasa

Rasulallah. Diantara yang dijadikan sandaran hukum wakaf dalam islam ialah :

I. Hadist yang diriwayatkan oleh lima ahli Hadist dari Ibnu Umar yang

menceritakan bahwa Umar r.a. memperoleh sebidang tanah di khaibar.

'Abubakar, Sejarah mesjid dan amal /badah dalamnya, Fa. toko buku adil, Banjarmasin,1955,

hlm.436.

Page 15: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

s

Beliau menghadap Nabi dan bertanya: "Aku telah memperoleh tanah

dikhaibar yang belum pernah kuperoleh sebaik itu, lalu apa yang akan

engkau perintahkan kepadaku?"Rasulallah bersabda: "Jika suka, engkau

tahanlah 'pokoknya' dan engkau gunakanlah untuk sedekah U adikanlah

wakaf)". Kata Ibnu Umar: "lalu Umar menyedahkannya, tidak dijual

'pokoknya' tidak diwarisi dan tidak pula diberikan kepada orang lain", dan

seterusnya.

Ditemukan beberapa redaksi dari hadist ini, termasuk lafaz dari Muslim dan

dalam riwayat lain dari Bukhari. 5 Sebenarnya para ulama Islam menjadikannya

sebagai sandaran dari perwakafan berdasarkan pemahaman serta adanya isyarat

tentang hal tersebut. Hanya hadist umar r.a. yang lebih khusus menceritakan

mengenai wakaf walaupun redaksi yang digunakan adalah "tashadaqa" atau

menyedahkan. Apa yang dilakukan oleh Umar tersebut merupakan peristiwa

perwakafan yang pertama dalam riwayat islam.

Wakaf yang berasal dari lembaga hukum Islam telah diterima oleh hukum

adat bangsa Indonesia sejak dahulu di berbagai daerah di Nusantara ini. Praktek

mewakafkan tanah untuk keperluan umum terutama untuk keperluan peribadatan atau

sosial seperti masjid, surau, sekolah, madrasah, dan kuburan telah dilaksanakan sejak

dulu.

5 Muhammad lbn Ismail Ash-Shan'aniy, Subulus Assa/am, Muhammad Ali Shabih, Mesir. him. 116.

Page 16: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

6

Peraturan tentang wakaf yang bertujuan untuk mengatur dan mengawas1

tanah wakaf telah banyak dikeluarkan sejak zaman pemerintah Kolonia! Hindia

Belanda, pemerintah zaman kemerdekaan sampai terbitnya perundang-undangan

yang mengatur tentang perwakafan, antara lain: Undang-undang No. 5 Tahun 1960

(UUP A), Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik

jo. PMDN No. 6 Tahun 1977 dan PMA No, I Tahun 1978, dan Instruksi Presiden

Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang No.41

tahun 2004 M.

Di indonesia sampai sekarang terdapat berbagai perangkat peraturan yang

masih berlaku yang mengatur masalah perwakafan tanah milik. Seperti yang dimuat

dalam buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan perwakafan tanah oleh

departemen Agama RI, sebagaimana telah diatur dalam perundang-undangan

wakaf bahwasanya tanah wakaf itu tidak boleh dijual. Kecuali jika barang yang

diwakafkan itu rusak atau tidak dapat diambil lagi manfaatnya, maka boleh

digunakan untuk keperluanlain yang serupa, dijual dan dibelikan barang lain untuk

meneruskan wakaf itu.6 Hal ini didasarkan kepada menjaga kemaslahatan (hifzan

lilmaslahah).

6Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Pimpinan Maj/is Tarjih Muhammadiyah, him.

274.

Page 17: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

7

B. Identifikasi Masalah

Dalam perkembangan terakhir diindonesia, selain seperti yang terdapat

dalam PP. No.28 tahun 1977, persoalaan wakaftelah diatur pula dalam Kompilasi

Hukum Islam. Dalam KHI defenisi wakaf tidak lagi dikhususkan pada tanah milik

sebagaimana PP di atas. KHI menyebutkan dalam buku III tentang hukum

perwakafan dinyatakan;

"Wakaf adalah perbuatan hokum seseorang atau kelompok orang atau badan

hokum yang memisahkan sebagian benda miliknya dan melembagakannya untuk

selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai

dengan ajaran Islam."

Pelaksanaan Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan

Peraturan Pemerintah. Pelaksanaan peraturan perundang-undanga wakaf

tersebut sangat penting bagi perlindungan obyek-obyek wakaf secara umum.

Karena perlindungan, pemanfaatan dan pemberdayaan obyek-obyek wakaf secara

maksima I dapat dilakukan.

Pemanfaatan dan pemberdayaan obyek wakaf secara produktif. Di

samping Pengamanan di bidang hukum, pengamanan dalam bidang

peruntukan dan pengembangannya harus juga dilakukan. Sehingga antara

perlindungan hukum dengan aspek hakikat obyek wakaf yang memiliki tujuan

sosial menemukan fungsinya.

Page 18: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

8

Demikian juga asas kemanfaatan, kenyataan bahwa banyak obyek wakaf

yang belum disertifikatkan dan tidak memilik i akta ikrar wakaf sementara

wakifnya pun sudah lama meninggal, sedangkan obyek wakaf ini perlu

dilindungi, maka demi kemaslahatan maka seharusnya ada lembaga isbat yang

dapat memberikan penetapan isbat wakaf untuk pengesahan akta ikrar wakaf

sebagai bahan untuk pengajuan sertifikat wakaf Namun yang perlu dicermati

dalam upaya isbat wakaf ini adalah, Majelis Hakim haru s benar-benar menilai

dan menemukan bukti-bukt i yang akurat tentang status obyek wakaf tersebut,

sehingga peranan penilaian dan persangkaan hakim sebagai salah satu alat bukti

sangat berperan dalam kasus ini. Demikian juga saksi yang mengetahui secara

benar akan kedudukan dan seluk beluk obyek wakaf tersebut juga sangat

menentukan dalam menemukan bukti yang valid dan reliable.

Perlindungan hukum terhadap obyek wakaf telah secara jelas dinyatakan

dalam Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 49 Ayat (3)7 bahwa " Perwakafan

Tanah Milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah". Untuk

memenuhi ayat 3 Pasal 49 tersebut pengaturan lebih lanjut dimuat di dalam UU

No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Namun akibat perkembangan sosial dan

dampaknya terhadap penerapan ketentuan hukum positif , maka adanya

7 Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 Posa/ 49 Ayat 3 tentang Peraturan Dasar Pokok­

Pokok Agraria.

Page 19: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

9

pembaruan aturan-aturan hukum merupakan suatu tuntutan yang tidak bisa

dihindari.

Kelihatannya antara batasan yang terdapat dalam PP. No. 28 Tahun 1977 dan

Kompilasi Hukum Islam (KHl) terdapat dua perbedaan yang penting yaitu : pertama

dalam PP. No. 28 tahun 1977 dikhususkan tanah milik sedangkan KH1 umum

sifatnya tidak mengkhususkan terhadap benda tertentu asal ia bersi fat kekal, tahan

lama dan melembagakanya buat selama-lamanya. Kedua, perbedaan redaksionalnya

saja. Namun, bila dianalisa KHl meupakan hasil revisi terhadap apa yang telah

dirumuskan oleh PP. No. 28 Tahun 1977 pada waktu dahulu. Sedangkan menurut

Undang-Undang wakaf Nomor 41 Tahun 2004 dijelaskan bahwa Wakaf adalah

perbuatan hukum wakif untuk memisahkan sebagian benda miliknya, untuk

dimanfaatkan selamanya atau dalam jangka waktu tertentu sesuai kepentingannya

guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syari' ah."8

Dikarenakan sangat luasnya pembahasan seperti yang telah diuraikan dalam

Jatar belakang, maka penulis membagi ruang lingkup penelitian skripsi ini pada

masalah "Kriminalisasi dalam Undang-undang Penvakafan di Indonesia"

8 Undang-Undang Perwakafan No. 41 tahun 2004

Page 20: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

11

Undang perwakafan Indonesia dan buku-buku lainnya kemudian libery reasecht

terkait masalah pandangan hukum Islam dan Undang-undang perwakafan Indonesia.

Adapun yang dimaksud dengan pendekatan sosiologis yaitu merupakan

pendekatan yang dengan mengangkat kepembahasan gejala-gejala social yang terlihat

dalam masyarakat baik dalam wujud perilaku yang mencerminkan moral dalam

masyarakat maupun pandangan masyarakat itu sendiri pada masalah sanksi pidana

terkait hukum perwakafan.

Dengan adanya pembatasan masalah seperti yang disebutkan diatas, maka

pokok-pokok masalah atau pembahasan yang akan diteliti dan dibahas dalam analisa

ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan hukum perwakafan menurut pandangan hukum Islam dan

Hukum perwakafan Indonesia.

2. Bentuk-bentuk wakaf menurut hukum Islam dan Undang-Undang

perwakafan Indonesia.

3. Sanksi pidana wakaf menurut hukum Islam dan Undang-Uandang

Perwakafan Indonesia.

Dari pembatasan masalah tersebut dapat diperj elas dengan rumusan pertanyaan­

pertanyaan dibawah ini:

Page 21: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

12

1. Bagaimana pengaturan hukum wakaf menurut hukum Islam dan Undang­

Undang perwakafan di Indonesia ?

2. Bagaimana Pengelolaan dan Pengembangan dalam perwakafan menurut

hukum Islam dan Undang-Undang Perwakafan di Indonesia ?

3. Bagaimana sanksi pidana wakaf terhadap orang yang melakukan perbuatan

melawan hukum.

Demikianlah ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti dan akan dibahas

dalam karya ilmiah ini selanjutnya. Pembahasan dan analisa masalah yang akan

dilakukan melalui pendekatan dalil-dalil naqli (ayat-ayat al-Qur'an dan al-Hadist)

serta dalil-dalil aqli dan berbagai pendapat para ulama.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat

diketahui bahwa tujuan umum dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran serta aturan-aturan hukum

tentang perwakafan menurut hukum Islam dan UU Perwakafan di Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang pengelolaan dan

pengembangan harta wakaf

3. Untuk mengetahui penjatuhan sanksi tindak pidana wakaf menurut

Hukum Islam dan Undang-Undang Perwakafan di Indonesia ..

Page 22: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

13

Sedangkan manfaat penelitian ini juga dapat memberikan penjelasan kepada

masyarakat luas tentang perwakafan dan dampak atau akibat yang ditimbulkan

Penyelewengan harta benda wakaf.

E. Metode penelitian

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian m1 penulis menggunakan metode

sebagai berikut:

1. J enis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian atau

riset dan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan

masalah, mengumpulkan, menyusun, dan menyeleksi data penelitian.

2. Sumber data

Sumber data sekunder meliputi;

a) Bahan hukum pnmer yaitu: UU (Undang-Undang) perwakafan,

Kompilasi Hukum Islam (KHI). Kitab Fikih.

b) Bahan hukum sekunder yaitu: Buku-buku yang membahas

langsung permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

3. Teknik pengumpulan data

Page 23: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

15

II. Bab dua, dikemukakan mengenai perwakafan menurut hokum Islam dan

Hukum Indonesia langsung diuraikan pada bab dua agar lebih

memudahkan untuk pencapaian target pada bab selanjutnya.

III. Bab tiga akan di bahas mengenai , Kerangka Teori Kriminalisasi

Perwakafan Menurut Hukum Islama dan Undang-Undang Perwakafan.

yang akan di uraikan dengan sub, dasar-dasar hukum wakaf dalam nash

al-Qur'an dan al-Hadist, Syarat-Syarat dan Wewenang Nazhir dalam

Pengelolaan dan Pengembangan Barta Wakaf,

IV. Bab empat, akan dibahas tentang Pengelolaan dan Pengembangan Harta

Wakaf Menurut Hukum Islam dan Undang-Undang Perwakafan . Pada

bab ini akan dijelaskan bagaimana masyarakat memahami tentang wakaf

dan bagaimana pengelolaan dan pengembangannya, serta bagaimana

penanganan kasus-kasus tindak pidana wakaf di Indonesia.

IV. Diakhiri dengan bab lima, yang merupakan bab penutup, penulis akan

mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi,

sebagai jawaban atas masalah-masalah yang telah ditetapkan sebelumnya

dan saran-saran untuk masalah tersebut.

Page 24: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

16

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Pengertian Wakaf

1. Pengertian WakafMenurut Bahasa

Pengertian Wakaf yang menjadi bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Arab

adalah al-habs (menahan). Kata al-Waqf adalah bentuk masdar dari ungkapan waqfu

al-syai. Yang berarti menahan sesuatu. Dalam perpustakaan serring ditemui synonim

waqf ialah habs Waqafa dan habbasa dalam bentuk kata kerja yang bermakna

menghentikan dan menahan atau berhenti ditempat. 12

Pendapat yang sama juga dijumpai pengertian wakaf dari segi etimilogi ialah Wakaf

berasal dari bahasa arab. Waqf Qamaknya awqaf), menyerahkan harta milik dengan

penuh keikhlasan dan pengabdian, yaitu berupa penyerahan sesuatu pada satu

lembaga Islam, dengan benda itu. Kemudian yang diwakafkan itu disebut mauquf.

Dengan dernikian. Pengertian wakaf. Secara bahasa, adalah menyerahkan

harta kepada orang-orang miskin atau untuk orang-orang miskin untuk ditahan.

12 Abdul Halim, Hukum. Perwakafan Di Indonesia, Jakarta, 2005. hal 6-7

Page 25: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

18

diwakafkan. Selain itu JUga perbedaan persepsi didalam tata cara pelaksanaan

wakaf. 13

Ketika mendifinisikan wakaf. Para ulama merujuk kepada para imam mazhab.

Seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan imam-imam lainnya.dan setiap definisi

sangat sesuai dengan kaidah-kaidah masing-masing mazhab. Banyak sekali definisi

mengenai wakaf yang sulit untuk dikemukakan semuannya disini. Oleh karena itu.

Penulis akan paparkan beberapa definisi yang repsentatif. yang akan menjadi bahan

skripsi secara mendatail dan mudah.

A. Menurut Mazhab Syafi'I dan Ahmad bin Hambal

Imam Syafi'i menamakan wakaf dengan istilah al-$adaqat, al-$adaqat al­

muharramat, al-adaqat al-muharramat al-mauqCifat. Selanjutnya ia membagi jenis

pemberian ke dalam dua macam, yaitu:

(1) pemberian yang diserahkan si pemberi ketika ia masih hidup dan

(2) pemberian yang diserahkan ketika si pemberi telah wafat.

Menurut pendapat al-Syafi'i, Status hukum wakaf dan al-'itq (pembebasan

hamba sahaya) adalah sama berdasarkan qiyas. Keduanya dianggap memiliki

kesamaan 'illat, yaitu kemerdekaan dalam al-'itq sama dengan mengeluarkan harta

milik dalam perwakafan. Al-Syafi'i berpegang kepada persamaan antara kedua status

hukum institusi tersebut dari segi adanya bentuk penyerahan benda atau harta itu

13 Muhammad Abid Abdu!!oh o!-Kabisi. Hukum Wakaf, Jakarta. 2004. Hal 39-40.

Page 26: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

20

3. Ibnu hajar Al-Haitami 17 mendefenisikannya yaitu: " Menahan harta

yang bisa dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan harta tersebut, dengan

memutuskan kepemilikan barang tersebut dari pemiliknya untuk hal yang

dibolehkan".

4. Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi mendefinisikannya yaitu menhan

harta untuk dimanfaatkan dalam hal yang dibolehkan, dengan menjaga

keutuhan harta tersebut.

Syafi'I dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempuma prosedur perwakafan. Wakif

tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti : perlakuan

pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain,baik dengan tukaran atau tidak.

Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat bisa diwarisi oleh ahli

warisnya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang diwakatkannya kepada mauquf

alaih (yang diberi wakaf ) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak

melarang penyaluran sumbangannya tersebut. 18Karena itu mazhab Syafi 'I

mendefinisikan wakaf adalah : " tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda,

yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada

suatu kebajikan (sosial)".

17 Ahmad bin Muhammad bin Hajar Al-Haitami Al-Sa' di Al-Anshari Abu Al-Abbas (909-974) H. 18 Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen

Agama RI Tahun 2006.

Page 27: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

21

B. Mennrut Mazhab Hanafi

Menurut Imam Abu Hanifah mendefinisikan wakaf yaitu : " Wakaf adalah

menahan suatu benda yang menurut hukum, tetap milik si wakif dalam rangka

mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka

pemilikan harta wakaf tidak lepas dari si wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya

kembali dan ia boleh menjualnya. Jika si wakif wafat, harta tersebut menjadi harta

warisan buat ahli warisnya. Jadi yang timbul dari wakaf hanyalah " menyumbangkan

manfaat". Karena itu mazhab Hanafi mendefinisikan wakaf adalah tidak melakukan

suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus tetap sebagai hak milik, dengan

menyedekahkan manfaatnya kepada suatu pihak kebajikan sosial, baik sekarang

maupun yang akan datang. 19 Sepenuhnya, hanya manfaatnya saja yang di~adaqahkan.

Oleh karena itu, wakaf tidak mempunyai kepastian hukum dalam arti gair ldzim,

kecuali dalam tiga hal, yaitu:

a) wakaf masjid,

b) apabila huh."Um wakaf itu diputuskan oleh hakim, dan

c) apabila benda wakaf itu dihubungkan dengan kematian si wakif yaitu wakaf

• 3 wasiat.

19. Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen

Agama RI Tahun 2006. 3 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Lentera, Surabaya, 1996, hal 13

Page 28: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

22

Mengenai akad wakaf dinyatakan oleh semua mazhab sebagai 'aqad tabarru ',

yaitu transaksi sepihak yang sah sebagai suatu akad yang tidak memerlukan qabul

dari pihak penerima dan dicukupkan atas ijilb si wakif

C. Menurut Mazhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut mencegah wakif

melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemiliknnya menyedekahkan

manfaatnya serta tidak boleh menariknya kembali wakafnya.

Akan tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk tujuan kebaikan, yaitu

pemberian manfaat benda secara wajar sedang benda itu sendiri tetap menjadi milik

siwakif. Perwakafan itu berlaku untuk masa tertentu, dan karenanya tidak boleh di

syaratkan sebagai wakafkekal (selamannya).

Ibn Arafah mendefinisikan bahwa wakaf adalah memberikan manfaat sesuatu,

pada batas waktu keberadaannya. Bersamaan tetapnya wakaf dalam kepemilikan si

pemberinya meski hanya perkiraan. 20

Dan mazhab Maliki juga mendefinisikan wakaf itu suatu penahanan suatu

benda dari bertasarruf , ( bertindak hukum seperti memperjual belikan ) terhadap

20 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi. Hukum Wakaf, jakarta. 2004. Hal 54-55.

Page 29: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

23

benda yang dimiliki serta benda itu tetap dalam pemilikan si wakif, dan

memproduktifkan hasilnya untuk keperluan kebaikan. 21

Menurut teori Imam Malik, wakaf itu mengikat dalam arti liizim, tidak mesti

dilembagakan secara abadi dalam arti mu'abbad dan boleh saja diwakafkan untuk

tenggang waktu tertentu (mu'aqqat). Abu Hanifah mengartikan wakaf sebagai

~adaqah yang kedudukannya seperti 'ariyah, yakni pinjam meminjam. 22 Perbedaan

antara keduanya ter!etak pada bendanya. Dalam 'ariyah, benda ada di tangan si

peminjam sebagai pihak yang menggunakan dan mengambil manfaat benda itu.

Sedangkan benda dalam wakaf ada di tangan si pemilik yang tidak menggunakan dan

mengambil manfaat benda itu. Dengan demikian, benda yang diwakafkan itu tetap

menjadi milik wakif

Namun demikian, wakaf itu tidak boleh ditarik di tengah perjalanan. Dengan

kata lain, si wakif tidak boleh menarik ikrar wakafnya sebelum habis tenggang waktu

yang telah ditetapkannya. Harta atau benda yang diwakafkan adalah benda yang

mempunyai nilai ekonomis dan tahan lama. Harta itu berstatus milik si wakif, akan

tetapi si wakif tidak mempunyai hak untuk menggunakan harta tersebut (ta:;arruj)

selama masa wakafnya belim habis. Jika dalam ~igat atau ikrar wakaf itu tidak

menyatakan dengan tegas tenggang waktu perwakafan yang ia kehendaki, maka dapat

diartikan bahwa ia bermaksud mewakafkan hartanya itu untuk selamanya

21 Abdul Halim. Hukum perwakafan di Indonesia, Jakarta. 2005. Hal 9-10. 12 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Lentera, Surabaya, 1996, hal 13

Page 30: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

24

(mu'abbad). Landasan hukum yang dijadikan rujukan Imam Malik adalah Hadist Ibn

'Umar yang berbunyi:

... .b§ y.....\ ,JL=o) ~\"'"''.&I JY-"..JY Ju;~ o->"l.:i...., ~~I c;->'li..J+.P-!L.:.).;= yl......i

t \:iu'l/ I . I \ t'u,'l/ .w\ \, ·I .. c:.,;;....:; I . I -\ ~ ~ · \ J\! ~._,; · \:iw .W,. .;jc. ··\'l/\... •• _j~ •• _j (S"""" y,c....., _j~ • u • ""y> <.? U""

t.k-J. I ."u.I, '-'. \.S)\,. J · · .. 1.... w - ".1. · .. I<\., · \1 .. I · \, i.h.'l/".hill\ · " tfi. · • ~ ~ ~ _,.......)JC , .... ,,_, ..l.?-"''"!.....- I..!-' • u 'ti' _j IY' (S"""" c . cs' _j (.)-' .)JC

Artinya : ... Umar mempunyai tanah di Khaibar, kemudian ia dating kepada

Rasulullah Saw. meminta untuk mengolahnya seraya berkata: "Wahai

Rasulullah, aku memiliki sebidang tanah di Khaibar, tetapi aku belum

mengambil manfaatnya, bagaimana aku han;s berbuat?" Nabi bersabda:

"Jika Kau menginginkannya, tahanlah itu dan shadaqahkan hasilnya.

Tanah tersebut tidak boleh d!jual atau dipe1:jualbelikan, dihibahkan, atau

diwariskan. Jbn 'Umar menshadaqahkannya (mewakajkan tanah Khaibar

itu) kepadafakir miskin, karib kerabat, budak (riqab) dan ibn sabil.

Tidaklah berdosa bagi orang yang mengurus harta wakaf itu untuk

menggunakannya sekedar keperluannya tanpa maksud me mi liki harta itu

(mutamawwil).

Sedang dalam riwayat lain digunakan lafaz gair mutaassil, yakni tanpa tujuan untuk

"h akf" 23 menguasa1 arta w a 1tu.

23 ujeberkarya.b\ogspot.com/2010/01/hukum-wakaf-di-indonesia.html.tanggal 10 mare! 2011.

Jam20.17WIB.

Page 31: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

25

Terdapat empat syarat sahnya wakaf atau disebut juga sebagai rukun wakaf

yaitu :

1. Mengenai orang yang melakukan perbuatan wakaf (al-wakif) hendaklah

dalam keadaan sehat rohaninya dan tidak dalam keadaan terpaksa atau

dalam keadaan di mana jiwanya tertekan.

2. Mengenai harta benda yang akan diwakafkan (al-mawquf) harus jelas

wujudnya atau dzatnya, di samping harta itu bersifat tidak cepat habis.

Artinya, bahwa harta itu tidak habis sekali pakai. Ia harus bersifat kekal

dan dapat diambil manfaatnya untuk jangka waktu yang kekal pula.

3. Mengenai sasaran yang berhak menerima hasil atau manfaat wakaf (al­

mawquf 'alaih) dapat dibagi menjadi dua macam: wakafkhairy dan wakaf

dzurry. Wakaf khairy adalah wakaf di mana wakifnya tidak membatasi

sasaran wakafnya untuk pihak tertentu tetapi untuk kepentingan umum.

Sedangkan wakaf dzurry adalah wakaf di mana wakifnya membatasi

sasaran wakafnya untuk pihak tertentu, yaitu keluarga keturunannya.

4. Mengenai bentuk yang perlu diperhatikan dalam menyatakan harta yang

bersangkutan sebagai wakaf disebut sighah.

Selanjutnya persoalan yang menyangkut siapa yang akan melakukan

perawatan, pengurusan dan pengelolaan aset wakaf yang dalam istilah fikih dikenal

dengan nadzir wakaf, atau mutawalli wakaf termasuk ha! yang sangat krusial. Hal itu

Page 32: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

26

karena aset wakaf adalah amanah Allah yang terletak di tangan nadzir. Oleh sebab

itu, nadzir adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap harta wakaf yang

dipegangnya, baik terhadap harta wakaf itu sendiri maupun terhadap hasil dan upaya-

upaya pengembangannya. Setiap kegiatan nadzir terhadap harta wakaf hams dalam

pertimbangan kesinambungan harta wakaf untuk mengalirkan manfaatnya untuk

kepentingan mawquf 'alaih.22

Manfaat yang akan dinikmati oleh wakif sangat tergantung kepada nadzir,

karena di tangan nadzirlah harta wakaf dapat terjamin kesinambungannya. Oleh

karena begitu pentingnya kedudukan nadzir dalam perwakafan, maka pada diri nadzir

perlu terdapat beberapa persyaratan yang hams dipenuhi yaitu : I. baligh/berakal. 2.

Dewasa. 3. Adil. 4. Mampu. 5. Islam.23

Dalam Islam, wakaf merupakan ibadah yang bercorak sosial ekonomi yang

cukup penting. Menumt sejarah Islam klasik, wakaf telah memainkan peran yang

sangat signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan kaum muslimin, baik di bidang

pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan sosial dan kepentingan umum, kegiatan

keagamaan, pengembangan ilmu pengetahuan serta peradaban Islam secara umum. 24

Indonesia termasuk negara muslim yang banyak memiliki tanah waqaf. Menumt data

Departemen Agama terakhir terdapat kekayaan tanah wakaf di Indonesia sebanyak

403.845 lokasi dengan luas 1.566.672.406 M2. Dari total jumlah tersebut 75%

22 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Jakarta, 2005. hal 482. 23 .Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Jakarta, 2005. hal 461. 24 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta, 2006. hal 28.

Page 33: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

27

diantaranya sudah bersertifikat wakaf dan sekitar 10% memiliki potensi ekonomi

tinggi, dan masih ban yak lagi yang belum terdata. 25

Akan tetapi data mengenai jumlah seluruh aset wakaf yang sebenarnya di

Indonesia belum diketahui secara akurat.Ini mengiat data-data tentang aset wakaf di

Indonesia tidak terkoordinir dengan baik dan terpusat institusi yang professional.

Namun waqaf sebanyak itu belum mampu meningkatkan kesejahteraan ummat pada

khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Hal itu disebabkan karena pemanfatan harta waqaf masih dominan bersifat

konsumtif dan belum dikelola secara produktif Wakaf-wakaf ini kebanyakan

dipergunakan untuk pembangunan mesjid, musholla, sekolah, panti asuhan, dan

makam, sehingga bila dilihat dari segi sosial ekonomi, waqaf yang ada belum dapat

berperan dalam menanggulangi permasalahan ummat, khususnya dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi ummat. Hal 1111 Juga disebabkan karena

pengeloaan wakaf belum optimal dan upaya pengembangan wakaf produktif belum

dilakukan sebagaimana yang terjadi dalam sejarah Islam.

Tulisan 1111 akan menguraikan kajian pengembangan waqaf, untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi ummat. Wakaf memiliki manfaat yang luar

biasa dari sekedar sedekah biasa. Hal ini dikarenakan harta wakaf yang sifatnya

abadi, tidak boleh dijual atau diwarisi dan dihibahkan agar wakaf dapat dimanfaatkan

25 Departemen Agama RI, Pedoman Penge/a/aan dan Pengembangan Wakaf. Jakarta, 2006. hal 28.

Page 34: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

28

terns menerus untuk kepentingan masyarakat. Sayangnya, kemanfaatan wakaf ini

belum optimal didapatkan, kbususnya di Indonesia.

Wakaf selama ini masih berada seputar di rumah ibadah, Tempat Pemakaman

Umum (TPU) dan madrasah. Jika dilihat dari segi keagamaan, semangat ini tentunya

baik, karena wakaf yang ada dimanfaatkan sebagai rumah ibadah dan dapat

meningkatkan keimanan masyarakat. Namun, jika dilihat dari sisi ekonomis, potensi

itu masih jauh dari yang diharapkan. Idealnya, wakaf dapat dikelola secara produktif

dan dikembangkan menjadi lembaga Islam yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Idealnya, bersama dengan zakat, wakaf dapat menjadi instrumen dalam

pengentasan kemiskinan.

Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia secara faktual telah melipat

gandakan jumlah penduduk miskin dari ± 25 juta jiwa di akhir tahun 1997 menjadi ±

100 juta jiwa di tahun 1999. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi masalah ini

antara lain melalui JPS (Jaringan Pengaman Sosial) serta berbagai sumbangan dari

dalam dan luar negeri. Pemerintah sendiri tampaknya cukup kesulitan untuk

mengatasi masalah ini mengingat terbatasnya dana yang tersedia dalam APBN. Selain

itu mengingat Pinjaman Luar Negeri (PLN) Indonesia yang sangat besar, maka

alternatif PLN untuk mengatasi masalah menjadi kurang dipertimbangkan. 26

26 K.N.Sofyan Hasan, Pengantar Hukum Zakat don Wakaf, Surabaya, 1995 Cet. Ke-1

Page 35: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

29

Salah satu altematif yang masih memiliki harapan untuk mengatasi masalah

m1 adalah adanya partisipasi aktif dari pihak non pemerintah, yang dalam hal ini

adalah masyarakat. Masyarakat, khususnya golongan kaya, memiliki kemampuan

untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat miskin. Apabila potensi

masyarakat (kaya) ini dapat dikoordinasikan serta dikelola dengan baik, maka ha! ini

dapat memberikan alternative kontribusi penyelesaian positif atas masalah

kemiskinan tersebut di atas. Di Bangladesh, upaya non pemerintah untuk menjawab

masalah kemiskinan ieiah dicoba dijawab melalui keberadaan lembaga yang bemama

Social Investment Bank Limited (SIBL). 27 Lembaga ini beroperasi dengan

menggalang dana masyarakat (kaya), khususnya melalui dana wakaf tunai, untuk

kemudian dikelola dimana hasil pengelolaannya disalurkan untuk masyarakat miskin.

Untuk kasus Indonesia , upaya seperti yang dilakukan oleh SIBL tersebut,

merupakan suatu altematif yang menarik. Dengan jumlah penduduk muslim yang

mayoritas, maka upaya penggalangan serta pengelolaan dana wakaf seperti halnya di

atas, diharapkan dapat lebih terapresiasikan oleh masyarakat (muslim), minimal

secara kultural. 28

Di sisi lain, keberadaan institusi-institusi syariah (khususnya perbankan)

merupakan altematif lembaga yang representatif untuk mengelola dana-dana amanah

tersebut. Di samping itu dana-dana tersebut juga merupakan salah satu sumber dana

27 Mannan, Tanah Wakaf, Surabaya, 1999, hal 247. "- Mannan, Tanah Wakaf, Surabaya, 1999, hal 248.

Page 36: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

30

bagi perbankan (lembaga keuangan) syariah, dimana secara pnns1p telah

terakomodasikan di dalam ketentuan perbankan syariah.

B. RUKUNWAKAF

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 terdiri atas tujuh bab delapan

belas pasal yang meliputi pengertian, syarat-syarat, fungsi, tata cara, dan pendaftaran

wakaf, ketersediaan tenaga yang menangani pendaftaran wakaf, perubahan,

penyelesaian perselisihan dan pengawasan wakaf, ketentuan pidana, serta ketentuan

1.h 29 pera 1 an.

Menindaklanjuti PP Nomor 28 Tahun 1977 telah dikeluarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 1977 yang mengatur tentang tatacara

pendaftaran perwakafan tanah hak milik yang memuat antara lain persyaratan tanah

yang diwakafkan, pejabat pembuat akta ilcrar wakaf, proses pendaftaran, biaya

pendaftaran, dan ketentuan peralihan. Selanjutnya Peraturan Menteri Agama Nomor I

Tahun 1978 memerinci lebih lanjut tentang tata cara perwakafan tanah milik, antara

lain tentang ikrar wakaf dan ak:tanya, pejabat pembuat akta ikrar wakaf, hak dan

kewajiban nazir, perubahan perwakafan tanah milik, pengawasan dan bimbingan,

penyelesaian perselisihan tanah, serta biaya perwakafan tanah milik.

Maksud dikeluarkannya PP Nomor 28 Tahun 1977 adalah untuk memberikan

jaminan kepastian hukum mengenai tanah wakaf serta pemanfaatannya sesuai dengan

29 Departemen Agama RI, Pedoman Penge/o/aan don Pengembangan Wakaf, Jakarta, 2006. hal 29.

Page 37: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

31

tujuan wakaf3° Berbagai penyimpangan dan sengketa wakaf dengan demikian dapat

diminimalisir.

Namun demikian, masih dirasakan adanya hambatan dan atau permasalahan

terkait dengan PP nomor 28 Tahun 1977 ini, antara lain:

a. Tanah yang dapat diwakafkan hanyalah tanah hak milik dan badan-badan

sosial keagamaan dijamin dapat mempunyai hak atas tanah dengan hak pakai.

Bagaimana wakaf tanah dengan hak guna bagunan atau guna usaha yang di

dalam prakteknya dapat diperpanjang waktunya sesuai dengan tujuan

pemanfaatan wakaf.

b. Penerima wakaf (nazir) disyaratkan oleh peraturan mempunyai cabang atau

perwakilan di kecamatan di mana tanah wakaf terletak. Dalam

pelaksanaannya

menimbulkan kesulitan dan justru menimbulkan hambatan. Terkait dengan

masalah tersebut, bagaimana jika nazir itu bersifat perorangan atau

perkumpulan yang tidak memiliki cabang atau perwakilan.

c. PP Nomor 28 Tahun 1977 hanya membatasi wakaf benda-benda tetap

khususnya tanah. Bagaimana wakaf yang objeknya benda-benda bergerak

selain tanah atau bangunan.

30• Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Waka/, Jakarta, 2006. ha! 29-

30.

Page 38: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

32

d. Hambatan-hambatan lain yang bersifat non-yuridis, antara lain kesadaran

hukum masyarakat akan pentingnya sertifikasi wakaf, ketersediaan tenaga

yang menangani pendaftaran/sertifikasi wakaf serta peningkatan kesadaran

para na.Zir akan tugas dan tanggung jawabnya. 31

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dibuat berdasarkan tiga motif

utama, yaitu :

a) Motifkeagamaan sebagaimana tercermin dalam konsiderannya

yang menyatakan bahwa "wakaf sebagai lembaga keagamaan

yang sifatnya sebagai sarana keagamaan". Dalam hal ini adalah

motif agama Islam. Kai au UUP A berlandaskan tujuan untuk

mencapai "sosialisme Indonesia", maka PP ini bertujuan untuk

tercapainya kesejahteraan spiritual dan material menUJU

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

b) Peraturan perwakafan sebelumnya tidak memadai bagi

penertiban hukum perwakafan secara tuntas, bahkan

menimbulkan berbagai masalah, seperti tidak adanya data tentang

perwakafan.

c) Adanya landasan hukum yang kokoh dengan diundangkannya

UUPA No. 5 Tahun 1960, khususnya pasal 14 (1) huruf b, dan

pasal 49 (3).

31 www.Pa-tanjungbalai.net/index.php?option=com_cintent&view=article&id360:perwakafan­dalam-hukum-positif&catid=38:artikel&ltemid=61 tgl 14 mare! 2011.jam 13.22WIB

Page 39: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

33

Beberapa point penting yang terdapat dalam penjelasan umum PP no. 28 Tahun

1977 adalah sebagai berikut:

a. Salah satu masalah di bidang keagamaan yang menyangkut pelaksanaan

tugas-tugas keagrariaan adalah perwakafan tanah milik. Masalah perwakafan

tanah milik ini sangat penting ditinjau dari sudut pandang Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1960.

b. Bahwa pada waktu yang lampau pengaturan tentang perwakafan tanah milik

tidak diatur secara tuntas dalam bentuk peraturan perundang-undangan

sehingga memudahkan terjadinya penyimpangan dari hakikat tujuan wakaf itu

sendiri, terutama disebabkan karena banyaknya ragam perwakafan, seperti

wakaf keluarga, wakaf umum, dan lain-lain. Tidak adanya keharusan

mendaftarkan tanah milik yang diwakafkan telah mengakibatkan, bukan saja

tidak tercatatnya tanah wakaf, melainkan juga beralihnya status wakaf

menj adi milik perorangan yang diwariskan turun temurun.

c. Kejadian-kejadian tersebut di atas telah menimbulkan keresahan di kalangan

masyarakat Islam yang menjurus kepada sikap antipati terhadap pelaksanaan

wakaf

d. Penjelasan PP tersebut menyatakan bahwa yang terkandung di dalamnya

adalah bentuk wakaf khairi, dan bentuk wakaf hanyalah wakaf tanah milik.

Unsur-unsur wakaf yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah( PP) ini

adalah:

Page 40: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

34

a. Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum

yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah

milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk

kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan

ajaran agama Islam.

b. Wakif adalah orang atau orang-orang ataupun badan hukum

yang mewakafkan tanah miliknya.

c. Ikrar adalah pemyataan kehendak dari wakif untuk

mewakafkan tanah miliknya.

d. Nazir adalah kelompok orang atau badan hukum yang diserahi

tugas pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf

Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991 berisi Instruksi Presiden untuk

menyebarluaskan Kompilasi Hukum Islam selanjutnya disingkat KHI yang terdiri

dari Buku I tentang Hukum Perkawinan, Buku II tentang Hukum Kewarisan, dan

Buku III tentang Hukum Perwakafan.32 Hukum Perwakafan terdiri dari lima bab dan

lima belas pasal yang memuat ketentuan umum tentang wakaf, fungsi, unsur-unsur

dan syarat-syarat wakaf, kewajiban dan hak-hak nazir, tata cara perwakafan,

pendaftaran wakaf, perubahan benda wakaf, penyelesaian perselisihan benda wakaf,

pengawasan dan ketentuan peralihan. KHI ini disusun dengan maksud untuk

32 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia {Cet. I; Jakarta: PT. Akademika Presindo, 1992),

hal. 166.

Page 41: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

36

Dalam beberapa ha!, hukum perwakafan dalam Kompilasi tersebut merupakan

pengembangan dan penyempurnaan pengaturan perwakafan sesuai dengan hukum

Islamm di antaranya:

1) Obyek wakaf.

Menurut KHl, bahwa obyek wakaftersebut tidak hanya berupa tanah milik

sebagaimana disebutkan dalam PP No. 28 Tahun 1977. Obyek wakafmenurut

kompilasi lebih luas. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam pasal 215 (4) yang

berbunyi: "Benda wakaf adalah segala benda baik benda bergerak atau tidak

bergerak yang memiliki daya taban yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai

menurut ajaran Islam".

2) Sumpah Na.Zir

sebelum melaksanakan tugas harus melaksanakan sumpah di hadapan Kepala

Kantor Urusan Agama Kecamatan. Hal ini diatur dalam pasal 219 ayat 4 yang

berbunyi: "Nazir sebelum melaksanakan tu gas harus mengucapkan sumpah di

hadapan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan disaksikan oleh sekurang­

kurangnya oleh dua orang saksi".

3) Jumlah Nazir

Jumlah nazir yang diperbolehkan untuk satu unit perwakafan sekurang-kurangnya

terdiri dari tiga orang dan sebanyak-banyaknya sepuluh orang yang diangkat oleh

Page 42: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan atas dasar Maj el is Ulama dan Camat

set em pat.

4) Perubahan Benda Wakaf

37

Menurut pasal 225 perubahan benda wakaf hanya dapat dilakukan terhadap hal­

hal tertentu setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Kepala

Kantor Urusan Agama Kecamatan berdasarkan saran dari Majelis Ulama

Kecamatan, dan camat setempat.

5) Pengawasan Nazir

Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab nazir dilakukan

secara bersama-sama oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan, Majelis

Ulama Kecamatan, dan Pengadilan Agama yang mewilayahinya.

6) Peranan Majelis Ulama dan Camat

Kill dalam hal perwakafan memberikan kedudukan dan peranan yang lebih luas

kepada Majelis Ulama Indonesia Kecamatan dan Camat setempat dibanding

dengan ketentuan yang diatur oleh perundang-undangan sebelumnya.

Dalam upaya melengkapi sarana hukum, maka Pemerintah telah menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Obyek Milik Salah

satu pasal dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977, yaitu pasal 9,

mengharuskan perwakafan dilakukan secara tertulis, tidak cukup hanya dengan ikrar

lisan saja. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti otentik, misalnya sebagai

kelengkapan dokumen pendaftaran obyek wakaf pada Kantor Agraria maupun

Page 43: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

38

sebagai bukti hukum apabila timbul sengketa di kemudian hari tentang obyek yang

telah diwakafkan. Oleh karena itu, seseorang yang hendak mewakafkan obyek harus

melengkapi dan membawa tanda-tanda bukti kepemilikan dan surat-surat lain yang

menjelaskan tidak adanya halangan untuk melakukan pelepasan haknya atas obyek

tersebut. Untuk kepentingan tersebut mengharuskan adanya pejabat yang khusus

d itunjuk untuk melaksanakan pembuatan akta tersebut, dan perlu adanya

keseragaman mengenai bentuk dan isi Akta lkrar Wakaf.

Undang-Undang Pokok Agraria nomor 5 tahun 1960 juga telah menegaskan

pentingnya kepastian hukum akan status obyek, khusunya obyek yang diperuntukkan

untuk kegiatan sosiaL Dalam Pasal 19 UU tersebut ditegaskan bahwa :

1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran

obyek diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan

yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2. Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi:

a) Pengukuran perpetaan dan pembukuan obyek;

b) Pendaftaran hak-hak atas obyek dan peralihan hak-hak tersebut;

c) Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat

pembuktian yang kuat

Page 44: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

39

RM. Sudikno Mertokusumo33 memberikan ketegasan prinsip bahwa hukum

haruslah berfungsi sebagai perlindungan bagi kepentingan manusia. Agar

kepentingan manus1a terlindungi secara benar, maka hukum harus

dilaksanakan/ditegakkan secara adil. Dalam menegakkan hukum, menurut Sudikno,

ada tiga unsur yang tidak boleh tidak harus diperhatikan, yaitu :

1) Kepastian hukum (Rechtssicherheit)

2) Kemanfaatan (Zweckmassigkeit)

3) Keadilan (Gerechtigkeit).

Oleh karena itu, hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan secara adil. Setiap

orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa konkret.

Bagaimanapun hukumnya, maka itulah yang harus berlaku, 34 dan pada dasarnya tidak

dibolehkan menyimpang sebagaimana sebuah pepatah menyatakan, meskipun dunia

ini runtuh hukum harus ditegakkan.

Demikianjuga asas kemanfaatan, kenyataan bahwa banyak obyek wakafyang

belum disertifikatkan dan tidak memiliki akta ikrar wakaf sementara wakifnya pun

sudah lama meninggal, sedangkan obyek wakaf ini perlu dilindungi, 35 maka demi

33 Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993, him. 54. 34 Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993, him. 54 35 Tahir Azhary, Waka! dan Sumber Daya Ekonomi, Suotu Pendidikan Teoritis, dalam Mimbar Hukum

No. 7 Tohun 1111992 (Al-Hikmah dan Ditbenpera, 1992), him 15.

Page 45: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

40

kemaslahatan maka seharusnya ada lembaga isbat yang dapat memberikan penetapan

isbat wakaf untuk pengesahan akta ilcrar wakaf sebagai bahan untuk pengajuan

sertifikat wakaf. Namun yang perlu dicermati dalam upaya isbat wakaf ini adalah,

Majelis Hakim harus benar-benar menilai dan menemukan bukti-bukti yang akurat

tentang status obyek wakaf tersebut, sehingga peranan penilaian dan persangkaan

hakim sebagai salah satu alat bukti sangat berperan dalam kasus ini. Demikian juga

saksi yang mengetahui secara benar akan kedudukan dan seluk beluk obyek wakaf

tersebut juga sangat menentukan dalam menemukan bukti yang valid dan reliable. 36

Perlindungan hukum terhadap obyek wakaf telah secara jelas dinyatakan

dalam Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 49 Ayat (3) bahwa "Perwakafan Obyek

Milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah". Untuk memenuhi Ayat 3

Pasal 49 tersebut pengaturan lebih lanjut dimuat di dalam UU No. 41 Tahun 2004

tentang Wakaf. Namun akibat perkembangan sosial dan dampaknya terhadap

penerapan ketentuan hukum positif, maka adanya pembaruan aturan-aturan hukum

merupakan suatu tuntutan yang tidak bisa dihindari.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Bab II Undang-Undang Wakaf di

atas menyebutkan bahwa Menteri Agama melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap penyelenggaraan wakafuntuk mewujudkan tujuan dan fungsi wakaf dengan

mengikutsertakan Badan Wakaf Indonesia (selanjutnya disebut BWI dengan tetap

36 Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, Yogyakarta Pilar Media, 2006, him. 33.

Page 46: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

41

memperhatikan saran dan pertimbangan Majelis Ulama Indonesia. Dalam melakukan

pembinaan, keduanya dapat melakukan kerjasama dengan ormas, para ahli, badan

internasional, dan pihak lain yang dipandang perlu, sedangkan dalam melaksanakan

tugas pengawasannya dapat menggunakan akuntan publik.

C. SYARAT-SYARATWAKAF

Sebagaimana telah diterangkan diatas.tatacara pelaksanaan wakaf. Dan syarat-

syarat yang harus dipenuhi dalam wakaf. Adapun, shighat itu sendiri harus memiliki

beberapa unsur, yaitu individu atau pribadi yang memberikan wakaf (waqif), harta

yang diwakafkan (mauquj), dan pihak atau lembaga yang diberikan hak untuk

memperoleh manfaat dari harta wakaf (mauquf' alaih). 37

Dan masing-masing waqif, mauquf, dan mauquf alaih harus memenuhi syarat-

syarat tertentu untuk mengelola dan mengembangkan wakaf, bab ini menjelaskan

syarat-syarat yang wajib dipenuhi oleh setiap waqif, harta yang diwakafkan dan

instansi yang menerima

wakaf. Dengan menjelaskan persepsi atau pendapat menurut hukum Islam dan hukum

I d . 38

n onesia.

Adapun pembahasan ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:

Bagian pertama : Syarat-Syarat Waqif.

37 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Waka/, Dompe! Dhuafa Republika, Jakarta 2004.hal

217. 38 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Waka/, Dompe! Dhuafa Republika, Jakarta 2004.hal. 2

18.

Page 47: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

42

Bagian kedua: Syarat-Syarat Harta Wakaf

Bagian Ketiga : Syarat-Syarat Pihak yang Memperoleh Manfaat Wakaf (Mauquj'

alaih).

Bagian Pertama

Syarat-Syarat Waqif (Pemberi Wakal)

Kreteria I: Berakal

Para ulama bersepakat bahwa waqif haruslah berakal dalam pelaksanaan akad

wakaf, supaya wakafnya dianggap sah, dalam kelangsungan pengelolaannya. 39 untuk

itu, tidaklah sah jika wakaf diberikan oleh orang gila, karena dia tidak berakal,tidak

pula dapat membedakan sesuatu, dan dia tidak layak untuk melakukan kesepakatan

( akad) dan aturan. 40

Se lain itu, ij ma ulama tdak mengakui keterangan atau kesaksian dari orang

yang tidak berakal, karena dianggap tidak sah, dan tidak berdampak apapun,

disebabkan hilangnya aka! sebagai landasan dalam setiap perbuatan dan keputusan.

Ini semua jika gilanya seseorang bersifat serius dan terns menerus.

Para fuqaha menggolongkan orang idiot, orang pingsan dan orang tidur

kedalam kateagori hilang akal (gila), karena ketidak sadaran akal yang menyebabkan

hilangnya kelayakan atau kecakapan dalam memberikan keputusan dan sedekah serta

seluruh perbuatan yang membahayakan atau merugikan secara materil.

39• Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Dompet Dhuafa Republika, Jakarta 2004. hal

219. 40 Muhammad Al-Syarbini Al-Khatib, Mughni Al-Muhtaj Syarh Al-Minhaj, Penerbit Musthafa

Muhammad, Mesir, jilid 6, hal 229.

Page 48: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

43

Demikian juga, orang pikun karena lanjut us1a, atau musibah yang

memmpanya, yang menyebabkan akalnya tidak sehat atau tidak berfungsi dengan

sempurna, sehingga berakibat tidak diakuinya perkataan dan tindakannya.

Kreteria II: Dewasa (Baligh)

Wakaf dari seorang anak kecil yang sudah mengerti (mumayiz) diperbolehkan

atas izin hakim. Pendapat ini adalah seperti yang dikemukakan oleh seorang ulama

fikih Abu Bakar AJ-Ashim.41 Namun, dalam ha! ini muncullah beberapa pendapat

dan sebagian ulama fikih mazhab Syafi 'I dan lainnya, yang membedakan serta

memisahkan antara wasiat dari anak yang sudah mengerti dengan wakaf yang

diberikannya.42

Tidak sah hukumnya wakaf yang berasal dari anak-anak yang belum baligh,

sebab, jika dia belum dapat membedakan sesuatu, dia tidak layak untuk bertindak

sekehendaknya.43 Walaupun dia adalah anak yang sudah mengerti, dia tidak layak

membuat satu keputusan, bersedekah dan segala bentuk kesepakatan yang akan

membahayakan sendiri. Tidak ada pengecualian, baik itu anak kecil yang telah diberi

izin dalam pemiagaan ataupun tidak,44 Ini adalah pendapat dari golongan mayoritas

41 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2004. Hal

226. 42 Abu Bakar, Sejarah Masjid dan Amal Jbadah Dalamnya, Fa. Tako Buku Adil, Banjarmasin, 1995,

him. 423. 43 Abu Bakar, Sejarah Masjid dan Amal lbadah Dalamnya, Fa. Tako Buku Adil, Banjarmasin, 1995,

him. 423 44 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2004,hlm.

224.

Page 49: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

44

fuqaha. Seperti mazhab Hanafi, Syafi'I, Maliki, Hambali, Zahiri, Syi'ah, Ja'fariyah

d Z "d" ah 4345 an a1 1y .

Kriteria III: Tidak dalam Tanggungan, karena Boros dan Bodoh

Kaidah fikih mengatakan bahwasanya wakaf dari orang yang boros dan

bodoh, yang masih dalam tanggungan (perwalian), adalah tidak sah. Sebab, sedekah

itu tidaklah sah, Al-Kashaf berpendapat ha! tersebut tentang tidak shnya wakaf dari

porang yang boros dan bodoh.

Namun para fuqaha berpendapat seperti Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam

Syafi 'I dan Imam Hanabilah, berpendapat bahwa wasiat dari orang yang boros

diperbolehkan dalam jumlah terbatas. Yaitu maksimal sepertiga saja dari harta, sebab

maksud dari pembatasan itu adalah menjaga harta miliknya.

Dalam kondisi ini, ha! itu tidak mendatngkan bahaya pada diri waqif yang

berwasiat itu. Karena besamya jumlah wasiat adalah seperti batasan yang telah

ditetapkan oleh hukum. Atas dasar ini, sebagian ulama muta'akhirin (generasi akhir)

menganggap bahwa wakaf orang yang boros itu berdasarkan jumlah wasiatnya,

apabila wakafnya itu atas nama dirinya. Kemudian, setelah wasiat dilakukan, sisanya

boleh digunakan untuk ha! lain, sperti untuk kebaikan atau warisan.

Kriteria IV: Kemauan Sendiri

Wakaf harus didasarkan kemauan sendiri, bukan atas tekanan atau paksaan

dari pihak manapun. 46 Ulama telah sepakat bahwa wakaf atau wasiat dari orang yang

4345 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Dompe! Duafa Republika, Jakarta, 2004,

hlm.225.

Page 50: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

45

dipaksa tidak sah hukumnya, begitu pula hokum atau ketentuan bagi setiap

perbuatannya.47

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa pemaksaan yang salah dalam bertindak

tidak hanya terbatas pada pemaksaan dalam bentuk perbuatan, tetapi juga dalam

bentuk perjanjian yang membahayakan diri atau siapa saJa yang akan

melaksanakannya. Sedangkan, mengancam itu memiliki kekuatan untuk

merealisasikan ancaman itu, atau dengan anggapan bahwa dia akan melakukan hal

itu, meskipun ha] itu belum terbukti dilaksanakan.

Kriteria V: Merdeka

Merdeka adalah salah satu syarat bagi seorang waqif dalam mewakatkan

hartanya. 48 Syarat ini ditetapkan dengan pertimbangan bahwa budak atau hamba

sahaya tidak memiliki apapun. Sekiranya dia dapat izin dari tuannya atau majikannya

untuk berdagang, hal itu terbatas untuk berdagang saja tidak mencakup izin untuk

bersedekah. Jadi, wakaf dari budak tidaklah boleh karena dia tidak punya hak atas

hartanya.

Pendapat ini selaras dngan kaidah umum dalam penetapan hokum. Dalam ini,

larangan itu adalah apabila harta itu milik tuan atau majiknnya jika mereka

46. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Wiajaya, Jakarta, 1954, him. 304-305. Cf. Mohd. Zain bin Haji

Othman, Islamic Law With Special Reference to be Institution of Waqf, Prime Minister's Department, Relegious Affairs Division (Islamic Centre), Kuala Lumpur, 1982, him. 49. 47 Karya Syarifuddin, Musa bin Ahmad Al-Hijawi Al-Muqaddisi, Kitab Al-iqna'li Al-Muqaddasi, Penerbit

At-Tijariyah, Mesir, jilid, 3, hal 47. 48 Karya Muhammad Al-Syarbini Al-Khatib, Kitab Mughni Al-Muhtaj Syarh Al-Minhaj, Penerbit

Mustafa Muhammad, Mesir, jilid 2, hal. 337.

Page 51: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

46

memperkenankan budaknya untuk berwakaf mak larangan itu akan hilang dengan

sendirinya.

Bagian Kedua: Syarat-Syarat Barta Wakaf

Dalam pelaksanaan wakaf ada dua syarat yang harus dipenuhi waqif kaitannya

dengan pihak lain :

1. Waqiftidak terkait dengan hutang

11. Waqiftidak dalam kondisi sakit parah.

Bagian Ketiga: Barta Wakaf Diserahkan Kepada Pihak yang Berhak Memiliki

Para ulama sepakat bahwa wakaf harus diberikan kepada pihak yang berhak

memiliknya. Senada dengan maksud bahwa kepemilikan atas fisik harta yang telah

diwakafkan itu berpindah secara hukum menjadi milik Allah,49

Dalam kaitan ini, ulama yang berpendapat tentang pindsahnya kepemilikan

harta secara hukum Allah, dalam ha! ini menyandarkan pendapatnya pada tujuan

akhir wakaf, yaitu pendistribusian manfaat yang dihasilkan oleh harta wakafuntuk itu

pemilik manfaat yang dihasilkan oleh harta wakaf adalah pihak penerima mengiangat

manfaat yang dihasilkan oleh harta wakaf merupakan barang milik, maka wajar tidak

sah kecuali berkenaan dngan barang yang bisa dimliki. 50

D. SEJARAB W AKAF

49 .Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2004, him. 227. so Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Dompet Duafa Republika, 2004. him 340.

Page 52: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

47

Lembaga wakaf yang dipraktekan di berbagai Negara juga dipraktekan

diindonesia sejak pra Islam dating ke Indonesia walaupun tidak sepenuhnya persis

dengan yang terdapat dalam ajaran Islam. Namun, spiritnya sama dengan syari 'at

wakaf Hal ini dapat dilihat kenyataan sejarah yang sebagian masih berlangsung

sampai sekarang diberbagai daerah di Indonesia.

Pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia lembaga perwakafan sering

dilakukan oleh masyarakat yang beragama Islam. Hal ini sebagai konsikuensi logis

dari banyaknya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, seperti kerajaan Demak,

kerajaan Pasai dsb.

Ternyata praktek wakaf dan perkembangan dalam sejarah Islam pada

Umumnya dan khusus di Indonesia merupakan tuntutan masyarakat muslim. Sebuah

kenyataan sejarah yang bergerak sesuai dengan kebutuhan kemanusian dalam

memenuhi kesejahteraan ekonomi. Belajar dari sejarah, layak kiranya di era reformasi

ini Indonesia mencoba menjadikan wakaf sebagai solusi alternative untuk mengatasi

krisis ekonomi yang tidak kunjung usai. Islam dengan konsep ekonominya akan

mampu memperingan penderitaan ekonomi Indonesia. Secara historis, anjuran dan

misi wakaf untuk menciptakan kesejahteraan sosial sebenarnya telah dicontohkan di

zaman kejayaan Islam di masa lalu. Di masa Dinasti Daulah Bani Abbasiyah, wakaf

telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi sumber pendapatan negara.

Ketika itu, wakaf yang pada awalnya meliputi berbagai aset semacam Masjid,

Page 53: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

48

Mushalla, sekolah, tanah pertanian, rumah, toke, kebun, pabrik roti, bangunan kantor,

gedung pertemuan, tempat perniagaan, pasar, tempat pemandian, gudang beras, dan

lainnya pada akhirnya bisa diambil manfaatnya sebagai instrumen pendapatan negara.

Kebiasaan di masa Dinasti Daulah Bani Abbasiyah itu diteruskan sampai sekarang di

beberapa negara Islam sesuai dengan perkembangan zaman. Di negara seperti

Malaysia, Saudi Arabia, Mesir, Turki dan Y ordania, lembaga wakaf berkembang

sangat maju dan mampu memberi manfaat yang sangat besar, bukan hanya untuk

umat di negeri itu, melainkan juga umat di negeri lain karena ternyata ia mampu

menjadi sarana pemberdayaan ekonomi yang cukup memadai bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat, seperti pengembangan kegiatan dalam memajukan

kebudayaan Islam, pemberian beasiswa, pembiayaan terhadap berbagai kegiatan

penelitian, penyediaan fasilitas kesehatan dan lain-lain.

Di negara-negara seperti tersebut di atas, wakaf tidak hanya berupa tanah atau

bangunan, tetapi juga berupa investasi saham, uang, real estate, tanah pertanian, flat,

tempat ibadah dan pendidikan, yang kesemuanya dikelola dengan baik dan produktif,

sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mewujudkan kesejahteraan umat.

a) Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,

fungsi dan peruntukannya;

b) Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

c) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakafindonesia.

Page 54: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

49

Telah banyak penelitian historis yang dilakukan oleh para pakar tentang

fungsi wakaf dalam berbagai sektor kehidupan umat. Michael Dumper juga

menyimpulkan bahwa di Timur Tengah, pada masa kalsik Islam dan pertengahan,

institusi wakaf telah memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah kaum

muslimin dalam membangun kesejahteraan rakyat.Penelitian lain dilakukan oleh R.D

McChesney ( 1991) yang tel ah menulis buku sebagai hasil penelitiannya ten tang

Kegiatan Wakaf di Asia Tengah selama lebih kurang 400 tahun. Dalam deskripsi

bukunya disebutkan bahwa wakaf dalam rentang waktu yang cukup lama telah berada

pada pusat paling penting dari kehidupan umat Islam sehari-hari, membangun

lembaga-lembaga keagamaan, cultural dan kesejahteraan. Wakaf juga menjadi sarana

yang sah untuk menjaga keutuhan kekayaan keluarga dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

Bahkan penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya peran lembaga wakaf

dalam kehidupan masyarakat muslim dan ini berfluktuasi sejalan dengan sikap

penguasa pemerintah.Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Timur Kuran

tentang wakaf di kalangan umat Islam menyebutkan bahwa wakaf Islam telah muncul

sebagai sarana komitmen yang dapat dipercaya untuk memberikan keamanan bagi

para pemilik harta sebagai imbangan dari layanan sosial. Penelitian ini memberikan

hasil bahwa wakaf telah lama berfungsi sebagai instrumen penting untuk memberikan

public goods dengan cara yang tidak sentralistik. Pada prinsipnya manajer (nazhir)

wakaf harus mematuhi persyaratan yang digariskan oleh pemberi wakaf (wakif).

Page 55: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

so

Dalam praktiknya tujuan atau arahan waqif seringkali harus disesuaikan

dengan berbagai faktor yang berkembang dalam masyarakat. Beberapa penelitian di

atas menunjukkan bahwa selama ratusan tahun bahkan lebih dari seribuan tahun,

institusi wakaf telah berhasil menj adi in strum en yang penting dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, baik pendidikan, layanan sosial, ekonomi, keagamaan dan

layanan publik lainnya.

Keberadaan wakaf dan perannya yang demikian besar, seringkali

mengkhawatirkan penguasa pemerintahan Barat atau pemerintaha nasional pasca

kemerdekaan dari penjajahan. Kekhawatiran akan semakin menonjolnya peran

masyarakat dengan institusi wakaf, melahirkan sejumlah pandangan negatif terhadap

sistem wakaf dari para penguasa, karena wewenang pemerintah bisa disaingi atau

malah dikalahkan oleh lembaga-lembaga wakaf Contohnya antara lain, ketika bala

tentara Perancis menduduki Al-jazair pada 1831, penguasa kolonial menguasai dan

mengawasi harta wakaf untuk menekan tokoh-tokoh keagamaan yang berjuang

melawan penjajahan. Dalam berbagai penelitian lainnya tentang sejarah wakaf

disebutkan, bahwa sepanjang sejarah Islam, wakaf telah memberikan kontribusi yang

cukup besar bagi pembangunan masyarakat, di antaranya:

1. Hampir 75% seluruh lahan yang dapat ditanami di Daulah Khilafah Turki

Usmani merupakan tanah wakaf

2. Setengah (50 %) dari lahan di Aljazair, pada masa penjajahan Perancis pada

pertengahan abad ke 19 merupakan tanah wakaf

Page 56: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

51

3. Pada periode yang sama, 33 % Tanah di Tunisia merupakan tanah wakaf

4. Di Mesir sampai dengan tahun 1949, 12,5 persen lahan pertanian adalah tanah

wakaf

5. Pada Tahun 1930 di Iran, sekitar 30 persen dari lahan yang ditanami adalah

lahan wakaf 51

Sebuah penelitian yang meliputi I 04 yayasan Wakaf di Mesir, Suriahm Turki,

Palestina dan Anatoly land, menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 1340-1947,

bagian terbesar dari asset wakaf adalah dalam bentuk real estate, yaitu mencapai 93

% dengan rincian sebagai berikut :

1. 58 % dari wakaf, terkonsentrasi di kota-kota besar yang terdiri dari toko,

rumah dan gedung.

2. 35 % dari wakaf terdapat di desa-desa yanag terdiri dari lahan pertanian,

perkebunan dan tanaman lainnya.

3. 7 % sisanya merupakan dalam bentuk uang (wakaf tunai). Namun informasi

terkini berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Departemen Agama,

perolehan wakaf

4. Wakaf tunai di Timur Tengah mencapai 20 persen. Menurut Ridwan El-

Sayed, wakaf dalam bentuk uang tunai dan dalam bentuk penyertaan saham

51 1,v1Nvv.hbis.wordpress.cpm/2008/12/15/hukum-islam-tentang-wakaf-infaq-dan haji.tgl03aQil!

2011.jamlS.37 WIB

Page 57: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

52

telah dikenal pada zaman Bani Mamluk dan Turki Usmani dan saat ini telah

diterima luas di Turki modern , Mesir, India, Pakistan, Iran, Singapura dan

banyak negara lainnya.

Menurut A.Mannan (1998), unsur esensial wakaf berupa keputusan

penahanan diri dari menggunakan asset miliknya yang telah diwakafkan (refraining)

yang disertai penyerahannya kepada kemasalahaatan publik menyiratkan tujuan

pemanfaatannya secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat luas secara permanen

dan kontinyu sebagaimana doktrin amal jariah. Oleh karena itu, sangat relevan,

terlepas dari perdebatan fiqih, bolehnya wakaf dengan dana tunai (cash) dan bukan

harta tetap. Bahwa, gagasan sertifikat wakaf tunai dengan pola sertifikasi sebagai

bukti 'share holder' proyek wakaf guna pengawasan dan wasiat pemanfaatan dari

hasil (return) investasi dan pengelolaannya secara produktif.

Sebagai contoh, Quthb mengisahkan sepenggal fragmen sejarah solidaritas

kalangan sahabat; Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Di antara impelementasi

keadilan sosial melalui prakarsa wakaf dalam pengalaman kesejarahan awal Islam

telah dibuktikan Umar bin Khathab sebagai warga sederhana bersedia secara ikhlas

atas petunjuk Nabi saw. untuk mewakafkan satu-satunya aset berharga yang

dimilikinya berupa sebidang tanah di Khaibar untuk kemaslahatan umat. Dengan

menukil pandangan Gibb untuk mendukung kritik sosialnya, Quthb menawarkan

sebuah tantangan bagi umat Islam untuk mengulang pengalaman sejarah dalam

Page 58: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

53

mewujudkan kembali cita-cita keadilan sosial dengan modal populasi umat yang

begitu besar di wilayah Afrika , Pakistan dan Indonesia . Menurutnya, hal itu sangat

potensial memberi kontribusi bagi kesejahteraan sosial secara luas.

Gagasan Wakaf Tunai yang dipopulerkan oleh M.A. Mannan melalui

pembentukan Social Investment Bank Limited (SIBL) di Banglades yang dikemas

dalam mekanisme instrumen Cash Waqf Certificate juga telah memberikan

kombinasi alternatif solusi mengatasi krisis kesejahteraan yang ditawarkan Chapra.

Model Wakaf Tunai adalah sangat tepat memberikan jawaban yang menjanjikan

dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. 52 Ia juga mampu mengatasi krisis ekonomi

Indonesia kontemporer di tengah kegalauan pemberian insentif Tax Holiday untuk

merangsang masuknya modal asing. Model wakaf tunai juga bisa mengalahkan

kontroversi seputar policy pemerintah pada UKM yang belum mengena sasaran dan

menyentuh inti permasalahan. Wakaf Tunai sangat potensial untuk menjadi sumber

pendanaan abadi guna melepaskan bangsa dari jerat hutang dan ketergantungan luar

negeri sebagaimana disoroti ekonomi UI, Mustafa E. Nasution (2001) dan menjadi

keprihatinan,53 kalangan pengamat semisal Dr. Tulus Tambunan dalam Krisis

Ekonomi dan Masa Depan Reformasi (1998).

52 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, DirektoratJenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI, 2006), him. 38. 53 Yahya Hara hap, Sistem Ekanami Islam Zakat dan Waka/, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 1988,

him. 29.

Page 59: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

55

BAB ID

KRIMINALISASI PERWAKAFAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN

UNDANG-UNDANGPERWAKAFAN

A. Perspektif Dalam Undang-Undang Perwakafan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kriminalisasi berarti proses yang

memperlihatkan perilaku yang semula tidak di anggap sebagai peristiwa pidana,

tetapi digolongkan sebagai peristiwa pidana oleh masyarakat.54 Secara yuridis

formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral

kemanusian (immoril), merugikan masyarakat, asocial sifatnya dan melanggar hukum

serta undang-undang pidana didalam perumusan pasal-pasal kitab undang-undang

hukum pidana (KUHP) jelas tercantum kejahatan adalah semua bentuk perbuatan

yang memenuhi ketentuan-ketentuan KUHP.

Semua tingkah laku yang melanggar undang-undang harus disingkiri,

Barangsiapa melanggarnya dikenai sanksi pidana. Maka larangan-larangan dan

kewajiban-kewajiban tertentu yang harus ditaati oleh setiap warga Negara itu

54 http://newrupa.blogspot.com/2011/02/kriminalisasi-praktik-poligami.html.tgl 24 mei 2012. jam

20.13 WIB.

Page 60: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

56

tercantum pada undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah, baik yang

dipusat maupun di pemerintah daerah. 55

Secara sosiologis kejahata adalah semua bentuk ucapan, perbuatan dan

tingkah laku, yang secara ekonomis, politis dan psikologis sangant merugikan

masyarakat, melanggar norma-norma susila dan menyerang keselamatan warga

masyarakat (baik yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum

tercantum dalam undang-undang pidana).

Tingkah laku yang jahat immoral clan sosial itu dapat menimbulkan reaksi

kejengkalan, kebencian dan kemarahan dikalangan masyarakat dan jelas sangat

merugikan umum. Karena itu kejahatan itu harus di berantas, atau tidak boleh di

biarkan berkembang demi ketertiban, keamanan clan keselamatan masyarakat. Maka

warga masyarakat secara keseluruhan, secara bersama-sama dengan lembaga-

lembaga yang resmi yang berwenag seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan,

lembaga kemasyarakat dan lain-lain termasuk wajib menanggulangi kegiatan sejauh

mungkin

Perwakafan atau wakaf merupakan pranata dalam keagamaan Islam yang

sudah mapan, dalam hukum Islam wakaf tersebut termasuk kedalam kategori ibadah

kemasyarakatan (ibadah ijtima 'iyyah). Sepanjang sejarah Islam, wakaf merupakan

sarana clan modal yang amat penting dalam memajukan perkembangan agama. Di

55 http://rumahasty.blogspot.com/2011/06/contoh-makalah-tentang-kriminalisasi.html.tgl 24 mei 2012. jam 15.23WIB.

Page 61: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

57

Indonesia, telah memiliki Undang-undang No.41 tahun 2004 tentang wakaf setelah

sebelumnya ada undang-undang No.5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Pokok

Agraria dan Peraturan Pemerintah, yaitu PP NO. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan

Tanah Milik.

Pada tanggal 8 Oktober 1956 telah dikelurkan surat edaran No 5/D/1956

tentang prosedur perwakafan tanah. Peraturan ini untuk menindak lanjuti peraturan-

peraturan sebelumnya yang dirasakan belum memberikan kepastian hokum agrarian

di Indonesia. Masalah perwakafan tanah mendapat perhatian khusus sebagaimana

termaktub dalam pasal 49 Undang-undang Agraria (UUPA) No. 5 Tahun 1960, yang

berbunyi:56

1. Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai

dimaksud dalam pasal 14dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung

oleh Negara dengan hak pakai.

2. Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan peraturan

pemerintah.

Untuk memberi ketetapan dan menjelaskan hukum tentang tanah perwakafan,

maka sesuai dengan ketentuan dalam pasal 49 ayat (3). UUP A, pemerintah nomor 28

tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik.

56 Departemen Agama RI, Pedoman Penge/olaan dan Pengembangan Wakaf, Dompet Dhuafa,

Jakarta, Tahun 2006 hal 28.

Page 62: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

58

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1977 ini, maka semua

peraturan perundang-undangan tentang perwakafan sebelunya, sepanjang

bertentangan dengan Peraturan Pemerintah No. 28. Tahun 1977, ini dinyatakan tidak

berlaku lagi. Sedangkan hal-hal yang belum diatur dan akan diatur lebih lanjut. 57

Ternyata praktek wakaf dan perkembangan dalam sejarah Islam pada

umumnya dan Khususnya di Indonesia merupakan tuntutan masyarakat muslim.

Sebuah kenyataan sejarah yang bergerak sesuai dengan kebutuhan kemanusian dalam

memenuhi kesejahteraan ekonomi.

B. Dasar Hukum Wakaf

Dasar hukum wakaf sebagai lembaga yang diatur dalam ajaran Islam tidalc

dijumpai secara tersurat didalam Al-Qur'an. Namun demikian, terdapat ayat-ayat

yang memberi petunjuk, dan dapat dijadikan sumber hukum perwakafan. Ayat

tersebut adalah surat keenam Al-An'am, 38 yang berbunyi:

Artinya : Tidaklah kami abaikan dalam Al-Qur'an itu suatu juapun (segala sesuatu

diberi penjelasan secara umum).

diatas memberikan indikasi bahwa dalam Al-Qur'an itu mesti mengandung pokok-

pokok ajaran tentang kehidupan manusia, termasuk didalamnya mengenai masalah

institus wakaf Apaiagi jika ayat ini dihubungkan dengan Surat Al-Nahl,Ayat 44:

57 Departemen Agama RI, Pedoman Penge/o/aan dan Pengembangan Waka/, Dompet Dhuafa

Republika, Jakarta, Tahun 2006 hal 29

Page 63: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

Artinya : .... .Dan kepadamu (Muhammad) kami turunkan Al-Qur 'an, agar kamu

terangkan kepada semua manusia (isi Al-Qur 'an) yang telah diturunkan

kepada mereka dan supaya mereka beifikir.

59

Ayat diatas dijadikan landasan hukum wakaf disertai penjelasan hadist. Cara

berargumentasi seperti ini diterima oleh Ahlu Sunnah tetapi ditolak oleh kelompok

lainnya, seperti syi' ah. Di samping dua ayat tersebut diatas , masih ada beberapa ayat

lain yang dapat juga dijadikansumber hukum perwakafan, yakni Surat Al-Baqarah

ayat 44, dan surat Ali 'Imran ayat 92.

Para sahabat sepakat bahwa hukum wakaf sangat dianjurkan dalam Islam dan

tidak satu-pun diantara sahabat yang menafikan wakaf. Sedangkan hukum wakaf

menurut sahibul mazhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam

Ahmad ibn Hanbal).tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Menurut Imam Malik,

Imam Syafi'i dan Imam Ahmad ibn Hanbal hukum wakaf adalah sunnah (mandub).

Menurut ulamaHanafiyah hukum wakaf adalah mubah (boleh). Sebab wakaf non

muslimpun hukum wakafnya sah.namun demikian,wakafnantinya bisa menjadi wajib

apabila wakaf itu menjadi obyek dari nazhir. 58

W akaf yang disyari' atkan dalam agama Islam mempunyai dimensi sekaligus,

ialah dimensi religi dan dimensi sosial ekonomi. Dimensi religi karena wakaf

merupakan anjuran agama Allah yang perlu dipraktekan dalam kehidupan masyarakat

58 Ahmad Dahlan, Ensik/opedi hukum Islam , jilid IV .

Page 64: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

60

muslim, sehingga mereka yang memberi wakaf (waqif) mendapat pahala dari Allah

SWT karena mentaati perintahnya.dimensi sosial ekinomi karena syari'at wakaf

mengandung unsur ekonomi dan sosial, dimana kegiatan wakaf melalui uluran tangan

dermawan telah membantu sesamanya untuk sating tenggang rasa.

Urgensi wakaf dalam kehidupan ekonomi umat sangat mencolok, sebab

dengan adanya lahan atau modal yang dikelola secara produktif akan membantu

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bagi orang yang tidak mampu dengan

motivasi etos kerja.

Peraturan perundangan Perwakafan memberikan wewenang kepada pewakaf

atau ahli warisnya untuk berinisiatif mengajukan usulan pemberhentian dan

penggantian nazhir. untuk memberhasilkan pencapaian tujuan perwakafan

sebagaimana tujuan, fungsi dan peruntukan yang ditentukan oleh pewakaf, nazhir

memegang posisi yang sangat strategis. Sebab nazhirlah yang berperan penting dalam

ha! pengelolaan dan pengembangan harta wakaf Peraturan perundangan perwakafan,

menentukan bahwa nazhir wakaf itu terdiri dari: I. perseorangan; b. organisasi dan c.

badan hukum (Pasal 7 UU No.41/2004 dan Pasal 2 PP 42/2006).

C. Syarat, Tanggung Jawab dan Wewenang Nadzhir

Nazhir perseorangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. warga

Negara Indonesia ; 2. beragama Islam; 3. dewasa; 4. amanah; 5.mampu secara

jasmani dan rohani dan 6. tidak terhalang untuk melakukan perbuatan hukum.

Page 65: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

62

1. Nazhir yang bersangkutan meninggal dunia;

2. Nazhir yang bersangkutan berhalangan tetap, misalnya nazhir sakit kronis

yang menyebabkan ia tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai nazhir;

3. Nazhir tersebut mengundurkan diri, misalnya nazhir merasa tidak memiliki

kemampuan lagi untuk mengurus harta wakaf karena sudah tua atau pindah

tempat tinggal; dan 4. karena diberhentikan oleh Badan Wakaf Indonesia ,

sebab tidak becus mengelola harta wakaf (Pasal 5 PP 42/2006).

Penyebab berhentinya nazhir pada point I, 2 dan 3 pada intinya datang dari

diri si nazhir sendiri, sedangkan point 4 penyebab berhenti tersebut datang dari pihak

Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai badan yang diberi wewenang untuk

memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional. Pemberhentian nazhir oleh

BWI tentunya dapat terjadi apabila nazhir dalam melaksanakan fungsinya tidak

memiliki etos kerja yang baik sehingga pengelolaan harta wakaf tidak berjalan

b . . 62 se aga1mana mestmya.

Penggantian terhadap seseorang nazhir perseorangan dapat terjadi atas

inisiatif dari Kantor Urusan Agama atau atas usu! dari Pewakaf (wakif) atau ahli

warisnya. Pemberhentian dan penggantian nazhir tersebut ditujukan kepada BWI.63

Adanya ketentuan ini, pada dasarnya untuk mengantisipasi ditelantarkannya harta

"Profil Badan Waka/ Indonesia Periode 2007-2010. Jakarta: Sadan Wakaf Indonesia. 2008. Hal. 4. 63 Profil Badan Waka/ Indonesia Periode 2007-2010. Jakarta: Sadan Wakaf Indonesia. 2008. Hal. 5.

Page 66: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

63

benda wakaf oleh nazhir. Sebab, harta benda wakaf yang terlantar secara otomatis

tidak ada manfaat yang diperoleh dari harta wakaf Kalau harta wakaf tidak

bermanfaat maka tidak ada pahala yang mengalir kepada Pewakafan.64

Dengan demikian perbuatan mewakafkan oleh wakif (orang yang berwakaf)

tidak ada arti apa-apa alias percuma saja. Sebab wakaf itu yang digunakan adalah

manfaat atau hasilnya. Oleh karena itu, wajar kalau peraturan perundangan

perundangan memberikan wewenang kepada wakif (orang yang berwakaf) atau ahli

warisnya (apabila Pewakaf sudah meninggal dunia) untuk berinisiatif mengajukan

usulan pemberhentian dan penggantian nazhir.

Selanjutnya, apabila ada salah seorang nazhir perseorangan yang berhenti,

maka nazhir perseorangan yang lainnya (yang ditunjuk oleh Pewakaf) harus

melaporkan ke Kantor Urusan Agama (KUA) untuk selanjutnya diteruskan ke BWI

paling lambat 30 hari semenjak berhentinya nazhir perseorangan, dan selanjutnya

BWI akan menetapkan penggantinya. Sedangkan dalam ha! nazhir perseorangan

berhenti dari kedudukannya untuk wakaf dalam jangka waktu terbatas dan wakaf

dalam jangka waktu tidak terbatas, maka nazhir yang ada harus memberitahukan

kepada Pewakaf atau ahli warisnya apabila Pewakaf sudah meninggal dunia.

Peraturan perundangan perwakafan juga menentukan bahwa bahwa masa

bakti Nazhir adalah selama S ( lima ) tahun, dan dapat diangkat kembali dengan

64 Profit Badan Waka/ Indonesia Periode 2007-2010. Jakarta: Sadan Wakaf Indonesia. 2008. Hal. 9-10.

Page 67: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

64

ketentuan apabila yang bersangkutan telah melaksanakan tugasnya pada periode

kenazhiran 5 ( lima ) tahun pertama sesuai ketentuan prinsip syariah dan Peraturan

Perundang-undangan.

Institusi atau lembaga pengelola wakaf pengertiannya berkaitan langsung dan

tidak dipisahkan dari upaya-upaya produktif dari aset wakaf Inti ajaran yang

terkandung dalam amalan wakaf itu sendiri menghendaki agar harta wakaf itu tidak

boleh hanya dipendam t8_npa hasil yang akan dinikmati oleh mawquf 'alaih. Semakin

ban yak hasil harta wakaf yang dapat dinikrnati orang, akan semakin besar pula pahala

yang akan mengalir kepada pihak wakif66 Berdasarkan ha! tersebut, dari sisi hukum

fikih, pengembangan harta wakaf secara produktif merupakan kewajiban yang harus

dilakukan oleh pengelolanya (nadzir).

Dalam kitab Mughnil Muhtaj, oleh Syams al-Dien Muhammad bin Ahmad al-

Syarbaini dijelaskan tugas nadzir sebagai berikut: "kewajiban dan tugas nadzir wakaf

adalah: membangun, mempersewakan, mengembangkannya agar berhasil dan

mendistribusikan hasilnya itu kepada pihak-pihak yang berhak, serta kewajiban

memelihara modal wakaf dan hasilnya." 67

Dalam kitab Syarh Muntaha al-Adaab oleh Manshur bin Yunus al-Bahuty

(ha!. 504- 505) dijelaskan: "tugas nadzir wakaf adalah memelihara harta wakaf,

membangunnya, mempersewakannya, menanami lahannya dan mengembangkannya

66 Profit Badan Wakaf Indonesia Periode 2007-2010. Jakarta: Badan Wakaf Indonesia. 2008. Hal. 3. 67 Syams Al-Adien Muhammad bin AhmadAl-Syarbaini, Kitab Mughnil Muhtaj

Page 68: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

65

agar mengeluarkan hasil yang maksimal seperti hasil sewa, hasil pertanian dan hasil

perkebunan." 68

Dr. Idris Khalifah, Ketua Forum Ilmiyah di Tethwan Magribi, dalam hasil

penelitiannya yang berjudul 'Istitsmar Mawarid al-Awqaf membeberkan sepuluh

tugas nadzir wakaf sebagai berikut:

a. Memelihara harta wakaf

b. Mengembangkan wakaf, dan tidak membiarkan terlantar

sehingga tidak mendatangkan manfaat.

c. Melaksanakan syarat dari wakif yang tidak menyalahi hukum

syara'.

d. Membagi hasilnya kepada pihak-pihak yang berhak

menerimanya tepat waktu.

e. Membayarkan kewajiban yang timbul dari pengelolaan wakaf

dari hasil wakaf itu sendiri.

f Memperbaiki aset wakaf yang rusak sehingga kembali

bermanfaat.

g. Mempersewakan harta-harta wakaf tidak bergerak, seperti

bangunan dan tanah, dengan sewa pasaran.

h. Menginvestasikan

penghasilannya.

harta wakaf untuk

68 Manshur bin Yunus Al-Bahuty, Kitab Syarh Muntaha Al-Adaab, hal. 504-505.

tambahan

Page 69: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

66

1. Nadzir bertanggungjawab atas kerusakan harta wakaf yang

disebabkan kelalaiannya dan dengan itu ia boleh diberhentikan

dari jabatannya itu.

Syarat Nazhir Menurut Undang-Undang No. 41Tahun2004

- Warga Negara RI.

- Beragama islam.

-Dewasa.

-Amanah.

- Mampu secarajasmani dan rohani.

- Tidak terhalang melakukan perbuatan hokum.

- Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;69

Pengembangan harta itu terikat dengan uslub (mekanisme) dan faktor

produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan harta. Sedangkan pengembangan

kepemilikan harta itu terkait dengan suatu mekanisme yang dipergunakan oleh

seseorang untuk menghasilkan pertambahan kepemilikan tersebut. 4 Oleh karena itu,

sebenarnya sistem ekonomi itu tidak membahas tentang pengembangan harta,

69 Lihat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Waka! dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaannya. Dirjen. Bimas Islam Depag RI. Tahun 2007. Hal. 11-12. 4 Imam Suhadi. Hukum Wakaf di Indonesia. Vogyakarta: Dua Dimensi. 1985. hal. 43.

Page 70: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

67

melainkan hanya membahas tentang pengembangan kepemilikannya. Islam juga tidak

pemah mengemukakan tentang pengembangan harta, sebaliknya menyerahkan

pengembangan harta tersebut kepada individu agar mengembangkannya dengan

mekanisme dan faktor prodnksi apa saja yang menurutnya layak dipergunakan untuk

mengembangkan harta tersebut.

Sementara itu Islam mengemukakan masalah pengembangan kepemilikan

harta, serta menjelaskan hukum-hukumnya. Dari sinilah kemudian pengembangan

kepemilikan itu haruslah terikat dengan hukum-hukum tertentu yang telah dibuat oleh

al-Syari ', dan tidak boleh melampauinya. 70 Al-Syari' juga telah menjelaskan garis-

garis besar tentang mekanisme yang dipergunnakan untuk mengembangkan

kepemilikan tersebut, lalu menyerahkan detailnya kepada para mujtahid agar mereka

menggali hukum-hukumnya, sesuai dengan pemahaman terhadap fakta yang ada,

serta pemahaman terhadap nash yang menjelaskan tentang mekanisme tertentu yang

mengharamkan dan melarangnya. Dengan demikian al-Syari' telah menjelaskan

mu'amalah dan transaksi-transaksi yang dipergunakan untuk mengembangkan

kepemilikan tersebut.

Nazhir, sebagai yang mendapatkan amanat dari wakif harus profesional dan

bertanggung jawab untuk memanfaatkan dan mengembangkan wakaf. Dalam

70 Abdurrahman. Aneka Maso/ah Hukum Agraria do/am Pembangunan di Indonesia, Seri Hukum Agraria II. Bandung: Alumni. 1978. hal. 31.

Page 71: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

68

mengembangkan wakaf tentunya nazhir harus berpegang teguh terhadap rambu-

rambu yang telah ditetapkan oleh al-Syari' (Allah).71

Hak dan Kewajiban Nazbir dalam Undang-Undang Perwakafan

Nazhir berasal dari kata kerja bahasa Arab nazhara, yang mempunyai arti

menjaga, memelihara, mengelola dan mengawasi. Adapun nazhir adalah isim fa 'ii

dari kata nazhara yang kemudian dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan

pengawas. Sedangkan nazhir wakaf atau biasa disebut nazhir adalah orang yang

diberi tugas untuk mengelola wakafn Pengertian ini kemudian di Indonesia

dikembangkan menjadi kelompok orang atau badan hukum yang diserahi tugas untuk

memelihara dan mengurus benda wakaf

Dari pengertian nazhir yang telah dikemukakan di atas, nampak bahwa dalam

perwakafan, nazhir memegang peranan yang sangat penting. Agar harta itu dapat

berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat berlangsung terus-menerus, maka harta itu

harus dijaga, dipelihara, jika mungkin dikembangkan. 73

71 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi ls/am Zakat dan Wokof (Cet. I; Jakarta: Universitas lndonesia-UI Press, 1999), h. 62.

72 Abdurrahman. Aneka Maso/ah Hukum Agraria do/am Pembangunan di Indonesia, Seri Hukum

Agraria II. Bandung: Alumni. 1978. hal. 13. 73 Abdurrahman. Aneka Maso/ah Hukum Agraria do/am Pembangunan di Indonesia, Seri Hukum Agraria II. Bandung: Alumni. 1978. hal. 11-12.

Page 72: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

69

Penyerahan pengelolaan harta wakaf merupakan hak wakif, baik diserahkan

kepada perorangan, organisasi atau badan hukum. Dalam hal ini pemerintah

berwenang untuk campur tangan dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tentang

perwakafan sekaligus pengawasannya. 74 Pengelolaan harta wakaf yang diserahkan

kepada nazhir atau mutawalli atau qayyim, mereka harus memelihara dan mengurus

harta wakaf agar sesuai dengan tujuan wakaf. Untuk itu diperlukan syarat-syarat bagi

mereka:

1. Dewasa.

2. Berakal sehat.

3. Dapat dipercaya.

4. Mampu menyelenggarakan segala urusan yang berkenaan dengan wakaf.

Dengan syarat-syarat tersebut di atas diharapkan nazhir mampu melakukan

segala tindakan yang mendatangkan kebaikan bagi wakaf tersebut dengan senantiasa

memperhatikan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh wakif. Apabila syarat-syarat

itu tidak dipenuhi nazhir, maka wakif bisa menunjuk orang lain yang lebih

memenuhinya.75 Bila wakif telah meninggal dunia sedangkan prinsip pengawasan

harta wakaf itu berada pada wakif sendiri, maka hakim harus menunjuk pengganti

74 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia (Cet. II; Jakarta: PT. Rajawali Press, 1992), h. 23. 75 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia (Cet. 11; Jakarta: PT. Rajawali Press, 1992), h. 23.

Page 73: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

70

dari ahli warisnya. Hakim tidak boleh mengangkat orang lain sebagai nazhir kecuali

atas izin wakif selagi masih hidup.

Agar pengelolaan dan pengawasan harta wakafberjalan dengan lancar, nazhir

berhak menerima upah dari jerih payahnya selama ia melaksanakan tugas dengan

baik. Namun bila terjadi kerusakan dan lainnya dari harta wakaf atas kelalaian dan

kesengajaan nazhir, maka nazhir tersebut harus menanggung resiko, meskipun pada

dasamya sebagai pemegang amanat tidak dibebani resiko. Besar kerusakan atau

kerugian ditetapkan oleh hakim. 76

Dalam ha! pengelolaan harta wakaf, mazhab Syafi' i berpendapat bahwa

nazhir harus selain wakif, kecuali dalam sighah wakaf ditetapkan bahwa wakif

sendirilah yang akan menjadi nazhir. Bila tidak ditetapkan dalam sighah wakaf, maka

ada tiga kemungkinan yaitu:

1. Pengelola tetap ada pada wakif, karena dialah yang berkepentingan

terhadap tercapainya tujuan wakaf.

2. Pengelola ada pada pemakai manfaat wakaf

3. Pengawasan tetap ada pada hakim atau pemerintah.77

Tentang posisi nazhir juga dijelaskan dalam pasal 1 ayat 4 PP pasal 1 huruf e

PMA, sebagai berikut, Nazhir, adalah kelompok orang atau Badan Hukum yang

76 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h. 505. 77 Adijani Al-Alabij, Perwokofon Tonoh di Indonesia (Cet. II; Jakarta: PT. Rajawali Press, 1992), h.24.

Page 74: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

72

Sedangkan nazhir badan hukum harus memenuhi syarat sebgai berikut:

I. Badan Hukum Indonesia berkedudukan di Indonesia.

2. Mempunyai perwakilan di kecamatan letak tanah wakaf

Seorang nazhir berhenti dari jabatannya bi la:

I. Meninggal dunia.

2. Mengundurkan diri.

3. Dibatalkan kedudukannya oleh Kepala KUA karena beberapa sebab:

a. Tidak memenuhi syarat dalam pasal 6 ayat 1 PP.

b. Melakukan tindak pidana.

c. Tidak melakukan kewajiban sebagai nazhir.

Di dalam Peraturan Pemerintah dan juga Peraturan Menteri Agama disebutkan

beberapa pasal dan ayat mengenai hak dan kewajiban nazhir, di antaranya:

A. Kewajiban nazhir :

I. Mengurus dan mengawasi harta wakaf, yaitu:

Page 75: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

73

a. menyimpan lembar kedua salinan akta ikrar.

b. memelihara tanah wakaf.

c. memanfaatkan tanah wakaf.

d. memelihara dan berusaha meningkatkan hasil.

e. menyelenggarakan pembukuan wakaf, yaitu:

1. buku tentang keadaan tanah wakaf.

2. buku tentang pengelolaan dan hasil.

3. buku tentang penggunaan hasil (pasal 7 ayat 1 PP, pasal 10 ayat 1

PMA).

2. Memberikan laporan kepada KUA Kecamatan, yaitu:

a. hasil pencatatan wakaf tanah milik oleh pejabat agraria.

b. perubahan status tanah dan perubahan penggunaannya.

c. pelaksanaan kewajiban nazhir pasal 20 ayat 1 PP setiap tahun

sekali pada akhir bulan Desember.

3. Melaporkan anggota nazhir yang berhenti dari jabatan.

4. Mengusulkan anggota pengganti kepada Kepala KUA Kecamatan tempat

tanah wakafberada, untuk disahkan keanggotaannya.

Page 76: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

74

Semua ini dilakukan untuk memudahan koordinasi dan pengawasan, dan oleh

sebab itu nazhir berhak mendapatkan penghasilan dan fasilitas yang wajar atas usaha

dan jerih payahnya (pasal 8 PP) untuk menghindari penyalahgunaan tujuan wakaf

B. Hak nazhir sesuai ketentuan pasal 11 PMA adalah:

1. Menerima hasil tanah wakaf dengan tidak melebihi dari 10% hasil bersih

2. Menggunakan fasilitas dan hasil tanah wakaf sepanjang diperlukan.

Di dalam Undang-Undang No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Bagian Kelima

pasal 9, dijelaskan bahwa nazhir meliputi:

a. Perseorangan;

b. Organisasi; atau

c. Badan Hukum.

Di dalam pasal 10 ayat 1 disebutkan, perseorangan yang dimaksud dalam

pasal 9 huruf a hanya dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan:

a. Warga Negara Indonesia.

b. Beragama Islam.

c. Dewasa.

Page 77: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

75

d. Amanah;

e. Mampu secara jasmani dan rohani dan

f Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.

Di dalam ayat 2 disebutkan, organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

hurufb hanya dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan:

a. Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir

perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (! ); dan

b. Organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan

dan/atau keagamaan Islam.

Ayat 3 menyebutkan, badan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

huruf c hanya dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan:

a. Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir

perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan

b. Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku; dan

c. Badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial, pendidikan,

kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam.

Dalam pasal 11 disebutkan, nazhir mempunyai tugas:

Page 78: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

77

Ada persyaratan um um lain bagi nazhir, yaitu:

I. Nazhir adalah pemimpin umum dalam wakaf Oleh karena itu nazhir harus

berakhlak mulia, amanah, berpengalaman, menguasai ilmu administrasi dan

keuangan yang dianggap perlu untuk melaksanakan tugas-tugasnya sesuai

dengan jenis wakaf dan tujuannya.

2. Nazhir bisa bekerja selama masa kerjanya dalam batasan undang-undang

wakaf sesuai dengan keputusan organisasi sosial dan dewan pengurus.

Nazhir mengerjakan tugas harian yang menurutnya baik dan menentukan

petugas-petugasnya, serta punya komitmen untuk menjaga keutuhan harta

wakaf, meningkatkan pendapatannya, menyalurkan manfaatnya. Nazhir

juga menjadi utusan atas nama wakaf terhadap pihak lain ataupun di depan

mahkamah (pengadilan).

3. Nazhir hams tunduk kepada pengawasan Kementerian Agama dan Badan

Wakaf Indonesia, dan memberikan laporan keuangan dan administrasi

setiap seperempat tahun minimal, tentang wakaf dan kegiatannya.

4. Nazhir bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian atau hutang yang

timbul dan bertentangan dengan undang-undang wakaf79

79 Tahir Azhary, Waka/ dan Sumber Daya Ekonomi, Suatu Pendidikan Teoritis, da/om Mimbor Hukum No. 7 Tahun 1111992 (t.tp: Al-Hikmah dan Ditbenpera, 1992), him. 16.

Page 79: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

78

Kehadiran nazhir sebagai pihak yang diberikan kepercayaan dalam

pengelolaan harta wakaf sangatlah penting. Walaupun para mujtahid sepakat tidak

menjadikan nazhir sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama sepakat bahwa

wakif harus menunjuk nazhir wakaf, baik yang bersifat perseorangan maupun

kelembagaan (badan hukum). Pengangkatan nazhir wakaf ini bertujuan agar harta

wakaf tetap terjaga dan terurus, sehingga harta wakaf itu tidak sia-sia.

Pada dasarnya siapapun dapat menjadi nazhir sepanjang ia bisa melakukan

tindakan hukum. Akan tetapi karena tugas nazhir menyangkut harta benda yang

manfaatnya harus disampaikan kepada pihak yang berhak menerimanya, jabatan

nazhir harus diberikan kepada orang yang memang mampu menjalankan tugas

tersebut. Para Imam mazhab sepakat pentingnya nazhir memenuhi syarat adil dan

mampu. Menurut jumhur ulama, maksud adil adalah mengerjakan yang diperintahkan

dan menjauhi yang dilarang menurut syari'at Islam. Sedangkan maksud mampu

berarti kekuatan dan kemampuan seseorang mentasharrutkan (memanfaatkan) apa

yang dijaga ( dikeiola)nya. Dalam ha! kemampuan ini dituntut sifat taklif, yakni

dewasa dan berakal. Jika nazhir tidak memenuhi syarat adil dan mampu, hakim

(pemerintah) boleh menahan wakaf itu dari nazhir.

Sebagai nazhir harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana tersebut di atas

sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengelola wakaf

dengan maksimal dan optimal sesuai dengan harapan para wakif secara khusus dan

Page 80: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

79

kaum muslimin secara umum. Sehingga pengalaman-pengalaman pengelolaan harta

wakaf yang tidak produktif seperti yang terjadi pada masa lalu tidak terulang Iagi.

Untuk itu dalam persoalan nazhir ini ada beberapa istilah yang harus dirubah

paradigmanya, yaitu dari pengelolaan yang bersifat konsumtif menuju pengelolaan

yang bersifat produktif. Dari nazhir tradisional yang mendasarkan kepada

kepercayaan semata menuju nazhir profesional yang direkrut berdasarkan keahlian

dalam bidang masing-masing. Serta memberdayakan dari nazhir perseorangan

menuju nazhir kelembagaan agar mudah pertanggungjawabannya.80

Lebih luas lagi dijelaskan, bahwa dalam pelaksanaanya, agar nazhir dapat bekerja

secara profesional dalam mengelola wakaf, maka bagi nazhir, khususnya nazhir

wakafuang juga harus memiliki kemampuan yang lain, di antaranya:

1. Memahami hukum wakaf dan peraturan perundang-undangan yang terkait

masalah perwakafan. Seorang nazhir sudah seharusnya memahami dengan

baik hukum wakaf yang ada dalam syari'at Islam dan dalam perundang-

undangan positif di Indonesia. Tanpa memahami hal-hal tersebut, dipastikan

nazhir tidak akan mampu mengelola wakaf dengan baik dan benar.

2. Memahami ilmu pengetahuan mengenai ekonomi syari'ah dan instrumen

keuangan syari'ah. Wakaf adalah salah satu lembaga ekonomi Islam yang

sangat potensial untuk dikembangkan. Oleh karena itu sudah selayaknya

'0 Imam Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj al-Quraisyi al-Naisabury, Shahih Muslim, Juz 111

(Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th.), h. 1255.

Page 81: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

80

seorang nazhir khususnya nazhir wakaf uang dituntut memiliki dan

memahami ekonomi syari'ah dan instrumen keuangan syari'ah.

3. Memahami praktik perwakafan khususnya praktik wakaf uang di berbagai

negara. Dengan demikian yang bersangkutan mampu melakukan inovasi

dalam mengembangkan wakaf uang, sebagai contoh adalah praktik wakaf

uang yang dilakukan di Bangladesh, Turki dan lain-lain.

4. Mengakses ke calon wakif Idealnya pengelola wakaf uang adalah lembaga

yang ada kemampuan melakukan akses terhadap calon wakif, sehingga nazhir

mampu mengumpulkan dana wakaf cukup banyak. Kondisi demikian jelas

akan sangat membantu terkumpulnya dana wakaf yang cukup besar sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan umat.

5. Mengelola keuangan secara profesional dan sesuai dengan prinsip-prinsip

syari' ab, seperti melakukan investasi dana wakaf Investasi ini dapat berupa

investasi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

6. Melakukan administrasi rekening beneficiary. Persyaratan m1 memerlukan

teknologi tinggi dan sumberdaya manusia yang handal.

7. Melakukan distribusi hasil investasi dana wakaf Di samping mampu

melakukan investasi, diharapkan nazhir juga mampu mendistribusikan hasil

investasi dana wakaf kepada mauquf 'alaih. Diharapkan pendistribusiannya

tidak hanya bersifat konsumtif, tetapi dapat memberdayakan mauquf 'alaih.

Page 82: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

81

8. Mengelola dana wakaf secara transparan dan akuntabel. 81

Dalam pengelo!aan dana wakaf oleh nazhir, ada ha! yang lebih harus

ditekankan di sini adalah transparansi dalam pengelolaan dana umat tersebut. Oleh

karena dana umat bukan milik sebuah perusahaan, namun milik umat secara umum,

maka harus ada keterbukaan dalam mengelolanya. 82 Harus lebih terbuka dan lebih

melibatkan segala unsur umat dibandingkan dengan perusahaan publik. Artinya siapa

saja umat Islam (termasuk melalui lembaga legislatif) mempunyai hak dan sekaligus

kewajiban untuk mengetahui secara detail tentang lalu lintas dana, pemasukan dan

pengeluaran, serta jenis-jenis penggunaan sampai detail apa saja.

Pada dasarnya bukan hanya transparansi itu saja, namun sekaligus juga ada

"Audit Publik" yang memang pelakunya dapat dipertanggung jawabkan baik secara

administratif maupun secara agama (dunia-akhirat). Dengan cara seperti ini,

ungkapan "dana umat" bukan isapan jempol belaka, bukan pula untuk sekedar

mengelabuhi masyarakat, terlebih lagi untuk mengelabuhi orang-orang yang telah

berderma memberikan hartanya sebagai wakaf

Melalui sistem manajemen profesional, di samping taat pada ketentuan

kerjanya yang juga meliputi visi dan misinya juga perlu dengan transparansi

pengalokasian dana untuk biaya administrasi atau manajemen, termasuk honorarium

81 Muhammad. Syarif Sukendi, Tarjamah Bulughul AMaram (Cet. IX; Bandung: PT. Al-Maarif, 1991),

him. 343. 82 Helmi Karimi, Fiqih Muamalah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hal. 58.

Page 83: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

82

tenaga yang menjalankan administrasi atau manaJemen secara profesional. Sudah

barang tentu harus disadari bahwa bekerja dalam manajemen dana umat ini tidak

identik dengan bekerja dalam perusahaan atau bisnis. Itulah sebabnya, ungkapan

mengelola harta wakaf dengan modal ikhlas, lillahi ta' ala dan semacamnya harus

dikonstruksi ulang dan diperbaiki, baik dalam tampilan administratif maupun dalam

pertanggung jawaban akhirat. Justru ungkapan tersebut memerlukan penanganan

secara transparan dan profesional.

Di sini perlu dipisahkan antara mereka yang bekerja dalam administrasi atau

manajemennya dan mereka yang menjadi pengurus wakaf Tidak campur aduk yang

menyebabkan tidak adanya profesionalisme dalam pengelolaannya atau bahkan

terjadi pengkaburan atau penyalahgunaan, seperti yang terjadi pada kebanyakan

pengelolaan harta wakaf selama ini.

Page 84: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

84

bukti-bukti yang mampu menunjukan bahwa benda-benda bersangkutan telah

diwakatkan. Keberadaan perwakafan tanah waktu itu dapat diteliti berdasarkan bukti-

bukti catatan di Kantor Urusan Agama (KU A) di kabupaten dan kecamatan. 84

Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa pihak yang mewakatkan

harta bendanya disebut wakif Dalam melaksanakan wakaf tersebut harus dilakukan

ikrar wakaf yaitu pemyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan atau

tulisan kepada nadzir untuk mewakatkan harta benda miliknya. 85

Berdasarkan data yang ada dalam masyarakat, pada umumnya wakaf di

Indonesia digunakan untuk masjid, musholla, sekolah, ponpes, rumah yatim piatu,

makam dan sedikit sekali tanah wakaf yang dikelola secara produktif dalam bentuk

usaha yang hasilnya dapat dimanfaatkanbagi pihak-pihak yang memerlukan,

khususnya kaum fakir miskin. Pemanfaatan tersebut dilihat dari kepentingan

peribadatan memang efektif, tetapi dampaknya kurang berpengaruh positif dalam

kehidupan ekonomi masyarakat. 86

Selain tradisi lisan dan tingginya kepercayaan kepada penerima amanah dalam

melakukan wakaf, umat Islam Indonesia lebih banyak mengambil mpendapat dari

golongan Syafi'iyyah sebagaimana mereka mengikuti mazhabnya. Pernyataan lisan

84 Rachmat djatmika, Tanah Wakaf, Surabaya., 1983. Hal .173 85 Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, Yogyakarta Pilar Media, 2006, ha!. 33. 86 Muhammad Daud Ali Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 1988, ha!. 89

Page 85: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

85

secara jelas (sharih) menurut pandangan Imam Syafi'I termasuk bentuk pemyataan

wakaf yang sah, pemyataan wakaf harus menggunakan kata-kata yang jelas seperti

waqaftu, habastu atau sabbaltu atau kata-kata kiasan nyang dibarengi dengan niat

wakaf secara tegas.

Namun demikian ketika ada orang yang mewakafkan harta bendanya dengan

tulisan atau isyarat untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan apa yang

diinginkan bukan berarti wakafuya tidak sah. Pemyataan tulisan mewakafkan sesuatu

justru bisa menjadi bukti yang kuat bahwa siwakif telah melakukannya, lebih-lebih

itu dinyatakan dihadapan hakim dan nazhir yang ditunjuk.

Masyarakat Islam kembali sadar akan pentingnya wakaf. Maka mereka

merehabilitasi kembali peninggalan wakaf yang masih ada dan mengembangkannya

menjadi wakaf produktif serta memperbaikai pola manajemen dan sistem

administrasinya. Yayasan wakaf kembali muncul dengan peranannya yang baru, yaitu

mengembalikan sportivitas pengelolaan wakaf agar dapatmenyelenggarakan berbagai

kegiatan sosialnya secara aktif, melalui cara-cara baru dalam mengembangkan wakaf

dan pembentukan wakaf baru terlepas dari campur tangan pemerintah dan dominasi

pribadi anggota masyarakat. 87

Penataan kehidupan masyarakat harusnya bisa dikelola secara baik dengan

menjamin kualitas kehidupan yang dapat mewujudkan martabat kemanusian (al-

87 Mundzir Qahaf, Manajemen Waka/ Produktif, Jakarta. 2005. Hal. xix-xx.

Page 86: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

86

karamah al-insaniyah) melalui pemanfaatan harta wakaf secara maksimal sebagai

bagian dari ajaran Islam, wakaf menandai adanya perhatian Islam yang tinggi atas

masalh-masalh kemasyarakatan dari kehidupan manusia di dunia. Dalam rangka

inilah, ajaran wakaf sesungguhnya terkait dengan masalah sumber daya alam (SDM)

sebagai subyek pemanfaatan. 88

Di antara permasalahannya yang terpenting adalah perawatan, pengembangan,

pelestarian, pengelolaan, pemanfaatan, pemerataan dan pengaturan yang baik ndan ai I

untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lengkap, yang pada umumnya disebut

kemakmuran., kesejahteraan dan kebahagian dalam jangka pendek dan panjang dari

kehidupan manusia dalam bahasa arab disebut (Fi al-dunya wa al-akhirah) untuk

menjamin kepuasan, kesejahteraan lahir dan batin manuisa dalam batas-batas

pengendalian moral (iman dan takwa).

B. Pengelolaan dan Pengembangan Harta WakafDi Indonesia

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa pengelolaan suatu perwakafan tidak

dapat terpisahkan dari keberadaan nazhir. Hal ini disebabkan karena berkembang

tidaknya harta wakaf, salah satu diantaranya sangat tergantung pada nazir wakaf.

Mengingat pentingnya nazir dalam pengelolaan wakaf, maka di Indonesia nazir

ditetapkan sebagai dasar pokok

88 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Penge/o/aan dan

Pengembangan Waka/, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2006. Hal 74.

Page 87: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

87

peIWakafan. Pengangkatan nazir ini tampaknya ditujukan agar harta wakaf tetap

terjaga dan terpelihara sehingga harta wakaf itu tidak sia-sia. 89

Sebagaimana telah disebutkan bahwa nazir adalah orang yang diserahi tugas

untuk mengurus dan memelihara benda wakaf, pengertian ini kemudian di Indonesia

dikembangkan menjadi kelompok orang atau Badan Hukum yang diserahi tugas

untuk menjaga, memelihara dan mengurus harta benda wakaf Dilihat dari tugas

nazir, dimana dia berkewajiban untuk menjaga, mengembangkan, membudayakan

potensi wakaf dan melestarikan manfaat dari harta yang mewakafkan bagi orang-

orang yang berhak menerimanya, jelas bahwa berfungsi dan tidaknya suatu

peIWakafan tergantung pada nazir. 90

4. Pengelolaan Wakaf Produktif

Untuk mengelola wakaf produktif di Indonesia, yang pertama-tama adalah

pembentukan suatu badan atau lembaga yang mengkoordinasi secara nasional

bernama Badan Wakaf Indonesia. Badan Wakaf Indonesia (BWI) diberikan tugas

mengembangkan wakaf secara priduktif dengan membina nazir secara nasional,

sehingga wakaf dapat berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dalam pasal 47 ayat (2) disebutkan bahwa Badan Wakf Indonesia(BWI)

bersifat independen, dimana pemerintah dalam hal ini sebagai fasilator. Tugas utama

89 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Penge/o/aan dan Pengembangan Waka/, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2006.Hal. 98 90 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Penge/o/aan dan

Pengembangan Waka/, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2006Hal. 99

Page 88: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

88

badan ini adalah memberdayakan wakaf melalui fungsi pembinaan, baik wakaf

benda tidak bergerak maupun benda bergerak yang ada di Indonesia sehingga dapat

memberdayakan ekonomi umat.91

Disamping memiliki tugas-tugas kontitusional. BWI harus menggarap wilayah

tugas:

a) Merumuskan kembali fikih wakafbaru di Indonesia, agar wakaf dapat

dikelola lebih praktis, fleksibel dan modern tanpa kehilangan

wataknya sebagai lembaga Islam yang kekal.

b) Membuat kebijakan dan strategi pengelolaan wakaf produktif,

mensosialisasikanbolehnya wakaf benda-benda bergerak dan sertifikat

tunai kepada masyarakat.

c) Menyusun dan mengusulkan kepada pemerintah regulasi bidang wakaf

kepada pemerintah.

Karena tugas BWI ini merupakan tugas yang berat, maka orang-orang yang

duduk dalam badan tersebut adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai

kemauan dan kemampuan dalam mengelola wakaf, berdedikasi tinggi dan memiliki

komitmen dalam pengembangan wakaf serta memahami masalah wakaf dan hal-hal

yang terkait dengan wakaf

Dalam undang-undang struktur BWI paling tidak terdiri dari 20 orang dan

maksimal 30 orang yang terdiri dari para ahli berbagai bidang ilmu yang ada

91 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelo/aan don Pengembangan Waka/, Dompe! Duafa Republika, Jakarta, 2006Hal. 105

Page 89: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

89

kaitannya dengan pengembangan wakaf produktif, seperti ahli hokum Islam

(khususnya hokum wakaf), ahli manajemen, ahli ekonomi Islam, sosiolog, ahli

perbankan Syari' ah dan para cendikiawan lain yang memiliki perhatian terhadap

perwakafan. 92

5. Pengembangan Wakaf Produktif

Adanya dana yang berasal dri hibah masyarakat (zakat, infak, sedekah) dan

kemudian diinjeksikan kedalam tanah dan bangunan harta wakaf untuk

mengoptimalkan fungsinya merupakan suatu kegiatan yang sudah berjalan sudah

lama. Akan tetapi apabila dana yang diinjeksikan itu berasal dari suatu lembaga yang

mengelola dana wakaf atau lembaga pembiayaan, maka hal itu merupakan ha! yang

baru dan biasanya akan menyangkut berbagai persyaratan formal. 93

Untuk menjami kelanggengan harta wakaf agar dapat terus memberikan

pelayanan prima sesuai dengan tujuannya, diperlukan dana pemeliharaan diatas

biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Hal ini berlaku pada proyek penyedia jasa

maupun pada proyek penghasil pendapatan sehingga dengan demikian pada proyek

penyedia jasa pun diperlukan persyaratan menghasilkan pendapatan untuk menutup

biaya pemeliharaan.94

92 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Penge/o/aan dan Pengembangan Waka/; Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2006,Hal.106. "Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Darul llmu Press, Jakarta, 2002, hal. 42. 94 Muhammad Daud Ali, Sisitem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Bina aksara, Jakarta, 1981, hal. 67.

Page 90: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

91

Tapi seandainya barang wakaf itu rusak, tidak dapat diambil lagi manfaatnya, mak

boleh digunakan untuk keperluan lain yang serupa, dijual dan dibelikan barang lain

untuk meneruskan wakaf itu.95 Hal ini didasarkan kepada menjaga kemaslahatan

(hifzan lilmaslahah).96

Dalam mazhab Ahmad bin Hanbal, kalau manfaatan wakaf tidak dapat

dipergunakan lagi, harta wakaf itu dapat dijual dan uangnya dibelikan kepada

gantinya. Misalnya memindahkan masjid dari satu kampung ke kampung lainnya

dengan jalan menjualnya karena masjid lama tidak dapat difungsikan lagi ( sebab arus

perpindahan penduduk dan perkembangan kota, dan lain-lain). Imam Ahmad

mendasarkan pendapatnya pada kasus Umar bin Khattab yang mengganti masjid

Kufah yang lama dngan yang baru dan tempat masjid yang lama menjadi pasar. 97

Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 1977 jiwanya paralel dengan

ketentuan hukum Islam, yaitu pada dasarnya tidak dapat dilakukan perubahan

peruntukan atau penggunanan tanah wakaf. Tetapi sebagai pengecualian, dalam

keadaan khusus penyimpangan dapat dilakukan persetujuan tertulis dari Menteri

Agama. Sedangkan alasannya dapat berupa:

a. Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf seperti diikrarkan oleh wakif.

95 Pimpinan Pusat Muhamdiyah, Himpunan Putusan Maj/is Tarjih Muhamdiyah, Yogyakarta, Cetakan Kedua, 1971. Hal. 274. 96 Pimpinan Pusat Muhamdiyah, Himpunan Putusan Maj/is Tarjih Muhamdiyah, Yogyakarta, Cetakan

Kedua, 1971., Hal. 278 97 Sulaiman Rasyid, Fikih Islam, Wijaya, Jakarta, 1954, hal. 307.

Page 91: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

92

b. Karena kepentingan umum. 7 Prosedumya diatur dalam pasal 12 Peraturan

Menteri Agama No. 1Tahun1978 sebagai berikut:

Nadzhir mengajukan permohonan Kepada Kepala Depag cq. Kepala Bidang

Urusan Agama Islam provinsi melalui Kepala KUA Kecamatan dan Kepala

Kandepag Kabupaten/Kotamadya. Masing-masing jenjang memberikan

pertimbangannya. Selanjutnya kepala Kanwil Depag cq. Kepala Bidang-lah yang

berwenang member persetujuan atau penelokan secara tertulis terhadap permohonan

perubahan pengguanaan tanah wakaftersebut.98

Untuk permohonan perubahan status tanah wakaf, Kepala Kanwil Depag

meneruskan kepada Menteri Agama cq. Dirjen Bimas Islam dengan disertai

pertimbangannya. Dirjen Bimas Islam berwenangmenyetujui atau menolak

permohonan itu secara tertulis. Perubahan ini diizinkan apabila diberikan penggantian

yang sekurang-kurangnya senilai dan seimbang dengan kegunaannya sesuai dengan

ikrarwakaf

Kemudian seperti ditentukan dalam pasal 11 ayat (3) PP No.28 Tahun 1977,

perubahan status tanah milik dan penggunaan tanah wakaf itu harus dilaporkan oleh

nazhir kepada Bupati!Walikotamadya cq. Kepala Sub Dit. Agrarian setempat untuk

diproses lebih lanjut.99

7 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Penge/o/aan dan Pengembangan Wakaf, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2006., hal. 95. 98 Departemen Agama RI, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Penge/o/aan dan Pengembangan Wakaf, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2006, hal. 128 99 Departemen Agama RI, Dlrektorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Penge/o/aan dan Pengembangan Wakaf, Dompet Duafa Republika, Jakarta, 2006, hal. 95

Page 92: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

93

D. Penyelesaian Hukum dalam Perubahan Peruntukan Harta Wakaf.

Kitab Jinayah atau Hukum Pidana Islam tidak menyinggung secara khusus

tentang adanya ancaman pidana terhadap pelanggaran yang dilakukan dalam

pelaksanaan perwakafan tanah. 100 Bebagai kitab fikih Islam menemptkan pembahasan

perwakafan ini dalam rumpun yang berbeda. Misalnya Hasbi Asy-Shidiqy

memasukkanya dalam bagian ibadah (di antara zakat dan puasa). Sedengkan Asy­

Syaukaniy dan Ash-Shan'aniy meletakkannya di antara pembahasan masalah­

masalah muamalah (hukum perdata).

Adanya ketentuan pidana umum terhadap penyimpangan terhadap benda wakaf

dan pengelolaannya tercantum didalam undang-undang No.41 Tahun 2004 sebagai

berikut:

a. Bagi yang dengan sengaja menjaminkan, menjual,

mewariskan, mengalihkan dalam bentuk pengalihan hak

lainnya tanpa izin di pidan penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00(lima

ratus juta rupiah).

b. Bagi yang dengan sengaja mengubah peruntukan harta benda

wakaf tanpa izin di pidana penjara paling lama 4 tahun

dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 400.000.000,00

(empat ratus juta rupiah).

100 Juhaya S. Praja, Hukum Perwakafan di Indonesia, bandung, 1995. Hal.. 43

Page 93: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

94

c. Bagi yang dengan sengaja menggunakan atau mengambil

fasilitas atas hasil pengelolaan dan pengembangan harta benda

wakaf melebihi jumlah yang ditentukan, dipidana penjara 3

tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp.

300.000.000.00, (tiga ratus juta rupiah). 101

Hal pokok yang sering menimbulkan permasalahan perwakafan dalam praktik

adalah masih banyaknya wakaf tanah yang tidak ditindak lanjuti dengan pembuatan

akta ikrar wakaf. Pelaksanaan wakaf yang terjadi di Indonesia masih banyak yang

dilakukan secara agamis atau mendasarkan pada rasa saling percaya. Kondisi ini pada

akhirnya menjadikan tanah yang diwakafkan tidak memiliki dasar hukum, sehingga

apabila dikemudian hari terjadi permasalahan mengenai kepemilikan tanah wakaf

penyelesaiannya akan menemui kesulitan, khususnya dalam ha! pembuktian. Pasal

226 KHI menyebutkan "Penyelesaian perselisihan sepanjang yang menyangkut

benda wakaf dan Nadzir diajukan kepada Pengadilan Agama setempat sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku."

101 Lihat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Waka/ dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pe/aksanaannya. Dirjen. Bimas Islam Depag RI. Tahun 2007. Hal. 33-34. Lihat

juga sanksi administrative pada halaman yang sama.

Page 94: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

95

Pasal tersebut di atas memberikan kewenangan kepada Pengadilan Agama

untuk menyelesaikan perselisihan mengenai benda wakaf dan Nadzir. Kata

"perselisihan" pada pasal tersebut menunjukkan secara jelas bahwa masalah

(perkara) wakaf dan Nadzir merupakan masalah contineus sehingga perkara wakaf

merupakan perkara contentius, sedangkan wakaf yang tidak diperselisihkan tidak

dianggap sebagai perkara contentius sehingga bukan perkara, sekalipun dapat

menimbulkan sengketa pada masa-masa sesudahnya.

Pasa! 62 ayat (2) Undang-Undang Nomo 41 Tahun 2004 menyebutkan

penyelesaian sengketa perwakafan dilakukan dengan cara: musyawarah untuk

mufakat, mediasi, arbitrase, atau pengadilan. Dan penjelasan pasal tersebut di atas

berbunyi "Yang dimaksud dengan mediasi adalah penyelesaian sengketa dengan

bantuan pihak ketiga (mediator) yang disepakati oleh para pihak yang bersengketa.

Dalam hal mediasi tidak berhasil menyelesaikan sengketa, maka sengketa tersebut

dapat dibawa kepada badan arbitrase syari' ah. Dalam ha! badan arbitrase syari' ah

tidak berhasil menyelesaikan sengketa, maka sengketa tersebut dapat dibawa ke

pengadilan agama dan/atau mahkamah syar'iyah. 102

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang­

undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menegaskan kembali

kewenangan Peradilan Agama dalam mengadili perkara sengketa wakaf

sebagaimana disebutkan dalam Pasal 49 undang-undang tersebut yang berbunyi

102 Undang-Undang Perwakafan No. 41 Tahun 2004,

Page 95: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

96

"Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bi dang : a) perkawinan, b) waris, c) wasiat, d) hi bah, e) wakaf,

f) zakat, g) infaq, h) shadaqah, dan i) ekonomi syari'ah." Dengan demikian

sengketa jenis apa pun yang berkaitan dengan wakaf, baik harus diselesaikan oleh

Peradilan Agama. 103

Untuk mengadili perkara wakaf, Peradilan Agama harus mempedomani

ketentuan Pasal 54 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sehingga hukum

acara yang berlaku secara umum untuk Pengadilan Agama di Jawa dan Madura

adalah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 130 HIR, dan untuk Pengadilan

Agama di luar Jawa dan Madura adalah sebagaimana disebutkan dalam Pasal 154

R. Bg., dan dalam melakukan peradilan, Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor

4 Tahun 2004 tetap tidak boleh diabaikan.

Satria Effendi mengatakan bahwa berdasarkan informasi hukum yang

diterimanya antara 1991 - 1998, terdapat variasi warna sengketa wakaf, yaitu :

1. Penggugat mendakwa (baca: menggugat, pen.) adanya ikrar wakaf

dari pemilik sebidang kebun untuk kepentingan meunasah,

'0

' Undang-Undang No.7 Tahun 1989 Pasa/ 49, Tentang Peradilan Agama

Page 96: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

97

sedangkan ahli waris dari pemilik kebun itu tidak mengakui adanya

ikrar wakaf dari orang tuanya.

2. Dakwaan (baca: gugatan, pen.) adanya penukaran obyek wakaf oleh

pihak tertentu.

3. Gugatan pembatalan wakaf karena telah disalahgunakan oleh pihak

nazir pada hal-hal yang tidak sejalan dengan maksud pihak yang

berwakaf.

Selanjutnya PP No. 28 Tahun 1977 pasal 15 tentang Perwakafan tanah

Milik, mengatur bahwa apabila perbuatan yang dimaksud dalam pasal 14

dilakuakan oleh atau atas nama badan hukum, maka tuntutan pidana dilakukan dan

pidana serta tindakan tata tertib dijatuhkan, baik terhadap badan hokum maupun

terhadap mereka yang member peintah melakukan perbuatan tersebut atau yang

bertindak sebagai pimpinan atau penanggung jawab dalam perbuatan atau kelalaian

itu terhadap kedua-duanya. 104

Sedangkan perselisihan mengenai perwakafan tanah, penyelesaiannya

disalurkan kepada Pengadialn Agama seperti diatur dalam PP No. 28 Tahun 1977

pasal 12 .

104 Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf., hal. 96

Page 97: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

100

Tetapi wakaf dapat berubah statusnya apabila tidak sesuai lagi dengan tujuan

semula dan telah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Menteri Agama yakni

sebagai berikut :

a. Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf seperti wakaf yng telah

diikrarkan oleh wakif.

b. Karena kepentingan umum (kemaslahatan).

Page 98: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

101

SARAN

Dari kesimpulan penulisan skripsi ini, penulis menyarankan :

I. Penulis tujukan kepada Departemen Agama RI dan Badan Wakaflndonesia,

dimana perubahan peruntukan tanah wakaf diawasi dengan ketat agar

eksistensinya dan keberadaannya ditengah-tengab masyarakat tetap ada

demi kemas!ahatan masyarakat umum.

2. Kiranya lembaga wakaf dapat berkembang dengan pengertian bahwa wakaf

itu bukan hanya untuk ditaban tapi diharapkan bahwa wakaf itu menjadi

wakaf produktif yang menghasilakn keuntungan untuk kemaslahatan

masyarakat umum.

3. Masyarakat dan pihak pemerintah sama-sama mengawasi pelaksanaan

wakaftersebut, agar dapat mencegah pelaksanaan wakaf yang tidak sesuai

dengan ketentuan yang berlaku oleh pihak-pihak tertentu.

Page 99: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

102

DAFTAR PUSTAKA

Qahab, Mundzir. Manajemen Wakajproduktif, (Jakarta: Khalifa), 2004

Abdul Halim, Hukum Perwakajan di Indonesia, (Jakarta: Ciputat Press), 2005

T.M. Hasby Ash-Shidiqy, Hukum-hukum Fiqih Islam, (Jakarta: P.T. Bulan Bintang),

1978.

Abdurrahman, Masalah Perwakajan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaj di

Indanesia, Alimuni, (Bandung: Cetakan Kedua), 1984.

Rasyid, Sulaiman, Fikih Islam, (Jakarta: Wiajaya), 1954,

Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Perwakajan

Tanah Milik, Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf. V RI, 1984-1985.

Dahlan,Ahmad. Ensik/opedi hukum Islam , jilid IV

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Putusan Maj/is Tarjih Muhammadiyah,

(Y ogyakarta: Cetakan Kedua), 1971.

Bakar, Abu. Sejarah Masjid dan Amal Ibadah Dalamnya, (Banjarmasin: Toko Buku

Adil) 1978.

Al-Alabij, Adijani, Penvakajan tanah Di Indonesia dalam teori dan

praktek, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Presada). 2002

Djatmika, Rachmat. Tanah Wakaj, (Surabaya:Al-Ikhlas), 1983.

S. Praja, Juhaya, Perwakajan di Indonesia : Sejarah, Pemikiran, Hukum dan

Perkembangannya,(Bandung: Yayasan Piara), 1995.

Ash-Shan'aniy, Ibn Ismail, Muhammad, Subulus-salam, Muhammad ali Shabih,

Mesir, Tanpa Tahun)

Page 100: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

103

Rahman, Abdur, Kompilsasi Hukum Islam di indonesia, (Cet. I; Jakarta: PT.

Akademika Presindo, 1992).

Hasan, Sofyan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf (Cet. I; Surabaya: Al-Ikhlas,

1999).

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1995),

Azhari, Tahir. Wakaf dan Sumber Daya Ekonomi, Suatu Pendidikan Teoritis, dalam

Mimbar Hukum No. 7 Tahun III 1992 (t.tp: Al-Hikmah dan Ditbenpera, 1992

Satria Efendi M. Zein, Analisis Yurisprudensi, tentang Sengketa Tanah Wakaf

(Mimbar Hukum No. 13 Tahun V, Jakarta: PT. Intermasa, 1994),

Ali,Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Cet. I; Jakarta:

Universitas Indonesia-ill Press, 1999),

Abubakar,Zainal Abidin, Pengaruh Hukum Islam dalam Sistem Hukum di Indonesia

(Mimbar Hukum No. 9 tahun IV, Jakarta: PT. lntermasa, 1993)

Anshori, Abdul Ghafur, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia .(Y ogyakarta :

Pilar Media), 2006.

Ahmad Azhar Basyir, Fungsi Harta Benda dan Wakaf Menurut Islam. Yogyakarta,

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majelis Tabligh Kotamadya Yogyakarta,

1990.

Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqh Wakaj Jakarta: Direktorat Pemberdayaan

Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama

RI, 2006.

------~ Pedoman Pengelolaan dan pengembangan wakaj (Jakarta

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama), 2006.

Page 101: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

104

Yahya Harahap, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta, Universitas

Indonesia Press, 1988, hal. 30.

Mugniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, (Surabaya : Lentera), 1996.

Usman, Suparman, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Jakarta: Press), 2002.

Karim, Helmi, FiqihMuamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 1993.

Hamami, Taufiq, Perwkafan Tanah Dalam Politik Hukum Agraria Nasional, (Jakarta

: PT. Tatanusa), 2003.

Undang-Undang No. 41Tahun2004.

Peraturan Pemerintah NO. 28 Tahun 1977.

Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1970.

Profil Badan Wakaf Indonesia Periode 2007-2010. Jakarta: Badan Wakaflndonesia.

2008.

Suhadi, Imam. Hukum Wakaf di Indonesia. Y ogyakarta: Dua Dimensi. 1985.

Abdurrahman. Aneka Masalah Hukum Agraria dalam Pembangunan di Indonesia

Seri Hukum Agraria II. Bandung: Alumni. 1978.

Karya Syarifuddin, Musa bin Ahmad Al-Hijawi Al-Muqaddisi, Kitab Al-iqna 'Ii Al­

Muqaddasi, Penerbit At-Tijariyah, Mesir, jilid, 3

Shidik Ibn Hasan Khan, Ar-Raudlatun Nadiyyah, Syarh ad-Durarul Bahiyyah, Juz2,

Almuniriyah, Mesir,

Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, Bab-bah tentang Penemuan Hukum, Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, 1993,

Page 102: KRIMINALISASI DALAM UNDANG UNDANG PERWAKAFAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26974/1/RAIJAK... · ialah: Surah Ali Imran ayat 92 : Artinya : "kamu sekali-kali

105

Departemen Agama RI. al-Qur 'an dan Terjemahnya, Jakarta, 1978

Ujeberkarya. blogspot. com/2010/01 /hukum-wakaf-di-indonesia. html

wwvv. pa-tan ju ngbal ai. net/index. p hp? option=co m content&vi ew. perwkafan-dal am­

h uku m-positi f. html.

www. hbis. wordpress. com/2008/ 12/ I 5/hukum-islam-tentang-wakaf-i nfaq­

dan haj i. htm I.

www. hbis. wordpress.cpm/2008/12/15/hukum-isla m-tenta ng-wa kaf-infaq­

danha ji. tgl03a p ril 2011.jam15.37 WIB

http://newrupa.blogspot.com/2011/02/krim i na lisasi-pra ktik-poliga mi. htm I. tgl 24

mei 2012. jam 20.13 WIB.