SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL...

32
Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DISERTAI ATROFI MUSKULUS THENAR Oleh : Arum Alfiyah Fahmi G99141009 Pembimbing: dr. Tri Lastiti, Sp. KFR., M.Kes KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA 2015

Transcript of SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL...

Page 1: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Presentasi Kasus

REHABILITASI MEDIK

SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL

SYNDROME BILATERAL DISERTAI ATROFI

MUSKULUS THENAR

Oleh :

Arum Alfiyah Fahmi

G99141009

Pembimbing:

dr. Tri Lastiti, Sp. KFR., M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN REHABILITASI MEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR.MOEWARDI

SURAKARTA

2015

Page 2: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

BAB I

STATUS PASIEN

I. ANAMNESIS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. Z

Umur : 54 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Pedagang pakaian

Alamat : Pelem, Ngawi, Jawa Tengah

Status Perkawinan : Menikah

Tanggal Periksa : 3 Februari 2015

No RM : 01288779

B. Keluhan Utama

Nyeri pada kedua pergelangan tangan

C. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien merupakan pasien konsulan dari bagian Neurologi dengan

keluhan utama nyeri pada kedua pergelangan tangan. Nyeri dirasakan sejak ±

1 tahun yang lalu. Keluhan nyeri dirasakan menjalar dari pergelangan tangan

sampai ke jari-jari tangan yaitu ibu jari, telunjuk, telunjuk, jari tengah dan

sebagian jari manis bagian lateral, jari kelingking tidak didapatkan keluhan.

Nyeri dirasakan semakin lama semakin memberat. Keluhan nyeri dirasakan

bertambah dengan aktivitas dan ketika menekuk pergelangan tangan. Keluhan

nyeri berkurang dengan mengibas-ibaskan tangan dan menggoyangkan tangan.

Pasien juga mengeluh adanya kesemutan dari siku sampai dengan jari-

jari tangan. Sejak 4 bulan ini pasien mengaku bahwa bantalan di pangkal ibu

jarinya semakin mengecil dan seperti terdapat cekungan. Pasien juga

mengeluh kekuatan jari-jari tangannya berkurang saat memegang benda,

melakukan pekerjaan sehari-hari sebagai pedagang pakaian.

Page 3: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat tensi tinggi : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat asma : disangkal

Riwayat trauma : disangkal

Riwayat operasi : disangkal

Riwayat mondok : disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat tensi tinggi : disangkal

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat asma : disangkal

F. Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

Riwayat olahraga : disangkal

G. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang pedagang pakaian di pasar. Penderita makan

sehari tiga kali, porsi sedang dengan lauk pauk tempe, tahu, telur, ikan,

kadang-kadang daging ayam atau sapi. Pasien berobat di RSUD Moewardi

dengan membayar sendiri (umum).

II.ANAMNESA SISTEMIK

a. Keluhan utama : nyeri di kedua pergelangan tangan

b. Kulit : kering (+), pucat (-), menebal (-), gatal (-), bercak - bercak

kuning (-), luka (-), bintik-bintik perdarahan pada kulit (-), warna berubah

semakin gelap (-).

Page 4: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

c. Kepala : pusing (-), nyeri kepala (-), kepala terasa berat (-),

perasaan berputar –putar (-), rambut mudah rontok (-)

d. Mata : mata berkunang kunang (-) pandangan kabur (-), kelopak

bengkak (-), gatal (-).

e. Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau air

berlebihan (-), gatal (-).

f. Telinga : pendengaran berkurang (-). Keluar cairan atau darah (-),

mendengar bunyi mengiang (-).

g. Mulut : bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-), sariawan (-), gigi

mudah goyah (-).

h. Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-),

sakit tenggorokan (-), kemerahan pada tenggorokan (-), suara serak (-)

i. Sistem respirasi : sesak nafas (-), dada ampeg saat mengambil

napas (-), batuk (-), dahak (-), nyeri dada (-), darah (-), mengi (-).

j. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan

(-), sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-), ulu hati terasa

panas (-), bangun malam karena sesak nafas (-).

k. Sistem gastrointestinal : sulit menelan (-), mual (-), muntah (-)

bercampur darah , kembung (-), cepat kenyang (-), rasa perut penuh (-), nafsu

makan berkurang (-), nyeri perut (-), sulit BAB (-), BAB berdarah merah segar

(-), BAB berwarna hitam (-), BAB cair (-), BAB nyeri (-).

l. Sistem musculoskeletal : lemas (-), seluruh badan terasa keju-

kemeng (-), otot jika dipegang terasa sakit (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-),

bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kaku otot (-), otot lemah (-)

m. Sistem genitouterina : nyeri saat BAK (-), panas saat BAK (-),

sering buang air kecil (-), air kencing jernih, buang air kecil darah (-), nanah

(-), BAK berkali-kali karena tidak lampias/ anyang-anyangan(-), sering

menahan kencing (-), rasa pegal di pinggang (-), BAK berdarah (-), rasa gatal

pada saluran kencing (-), rasa gatal pada alat kelamin (-).

Page 5: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

n. Ekstremitas : luka (-), kaku (-), bengkak (-), gemetar (-), terasa

dingin (-), nyeri (+) di pergelangan tangan bilateral, menjalar (+) sampai jari-

jari tangan. , kemerahan (-), bercak merah kebiruan di bawah kulit seperti

bekas memar (-), bintik-bintik perdarahan (-), kesemutan bilateral (+) dari siku

sampai jari-jari tangan, kebas (+), atrofi (+) muskulus tenar bilateral.

o. Sistem neuropsikiatri : nyeri pada wajah (-), kesemutan pada

tangan (-), kejang (-), kesemutan (-), gelisah (-), menggigil (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum sedang, GCS E4V5M6, gizi kesan cukup

B. Tanda Vital

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 84x / menit, isi cukup, irama teratur, simetris

Respirasi : 18x / menit

Suhu : 36,5º C per aksiler

C. Kulit

Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider

naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)

D. KepalaBentuk kepala mesochepal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam,

mudah rontok, mudah dicabut, atrofi otot (-).E. Mata

Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan tak

lansung (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)

F. Hidung

Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)

G. Telinga

Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)

H. MulutBibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris, lidah tremor (-),

stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-).I. Leher

Page 6: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Simetris, trakea di tengah, JVP tidak meningkat, kelenjar getah bening tidak

membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-)

J. Thorax

Retraksi (-), bentuk barrel chest, simetris

Jantung

Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampakPalpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkatPerkusi : Konfigurasi Jantung kesan tidak melebarAuskultasi : Bunyi Jantung I dan II intensitas normal, reguler,

bising (-)

Paru

Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiriPalpasi : Fremitus raba kanan = kiriPerkusi : sonor/sonor

Auskultasi : SDV (+/+), suara tambahan (-/-) wheezing (-/-)

K. TrunkInspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)

Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), oedem (-)

Perkusi : nyeri ketok kostovertebrae (-)L. Abdomen

Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada

Auskultasi : Peristaltik (+) normal

Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Tympani, pekak beralih (-)

M. Ektremitas

Oedem Akral dingin

- - - -

- - - -

N. Status Psikiatri

Deskripsi Umum

1. Penampilan : Wanita, tampak sesuai umur, perawatan diri cukup

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik : Normoaktif

4. Pembicaraan : Normal

5. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif, kontak mata cukup

Page 7: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Afek dan Mood

Afek : Appropiate

Mood : Eutimik

Keserasian : Serasi

Gangguan Persepsi

Halusinasi : (-)

Ilusi : (-)

Proses Pikir

Bentuk : realistik

Isi : waham (-)

Arus : koheren

Sensorium dan Kognitif

Daya konsentrasi : baik

Orientasi : Orang : baik

Waktu : baik

Tempat : baik

Daya Ingat : Jangka panjang : baik

Jangka pendek : baik

Daya Nilai : Daya nilai realitas dan sosial baik

Insight : Baik

O. Status Neurologis

Kesadaran : GCS E4V5M6

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik :

Lengan Tungkai

Rasa Eksteroseptik

- Suhu tidak dilakukan tidak dilakukan

- Nyeri (+ / +) (+ / +)

- Raba (+ / +) (+ / +)

Rasa Propioseptik

- Rasa Getar tidak dilakukan tidak dilakukan

- Rasa Posisi (+ / +) (+ / +)

- Rasa Nyeri Tekan (+ / +) (+ / +)

- Rasa Nyeri Tusukan (+ / +) (+ / +)

Page 8: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Rasa Kortikal

- Stereognosis tidak dilakukan

- Barognosis tidak dilakukan

Fungsi Motorik dan Reflek

AtasKa/Ki

TengahKa/Ki

BawahKa/Ki

a. Lengan- Pertumbuhan (n/n) (n/n) (n/n)- Tonus (n/n) (n/n) (n/n)- Kekuatan

- Reflek Fisiologis

Reflek Biseps Reflek Triceps

(5/5)

(+2/+2)(+2/+2)

(5/5) (4+/4+)

- Reflek Patologis

Reflek HoffmanReflek Trommer

(-/-)(-/-)

b. Tungkai- Pertumbuhan (n/n) (n/n) (n/n)- Tonus (n/n) (n/n) (n/n)- Kekuatan

- Klonus

LututKaki

(5/5) (5/5)

(-/-)

(5/5)

(-/-)

- Reflek Fisiologis

Reflek PatellaReflek Achilles

- Reflek Patologis

Reflek ChaddockReflek BabinskyReflek OppenheimReflek GordonReflek ScaefferReflek Rosolimo

(+2/+2)(+2/+2)

(-/-)(-/-)(-/-)(-/-)(-/-)(-/-)

c. Reflek KulitReflek Dinding Perut (tidak

dilakukan ) Nervus Cranialis

Page 9: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

N. III : RC (+/+), PI (3 mm/ 3mm)

N. VII : dalam batas normal

N. XII : dalam batas normal

Status Lokalis Regio Vertebrae Thorakal Lumbal

Oedem : (-)Keloid : (-)Nyeri : (-)Deformitas : (-)

P. Range of Motion

NECKROM Pasif ROM Aktif

Fleksi 0 - 70º 0 - 70ºEkstensi 0 - 40º 0 - 40ºLateral bending kanan 0 - 60º 0 - 60ºLateral bending kiri 0 - 60º 0 - 60ºRotasi kanan 0 - 90º 0 - 90ºRotasi kiri 0 - 90º 0 - 90º

Ektremitas SuperiorROM Pasif ROM Aktif

Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra

Shoulder

Fleksi 0-180º 0-180º 0-120º 0-120ºEktensi 0-30º 0-30º 0-20º 0-20ºAbduksi 0-150º 0-150º 0-100º 0-100ºAdduksi 0-75º 0-75º 0-45º 0-45ºEksternal Rotasi 0-90º 0-90º 0-70º 0-70ºInternal Rotasi 0-90º 0-90º 0-70º 0-70º

Elbow

Fleksi 0-150º 0-150º 0-150º 0-150ºEkstensi 0-150º 0-150º 0-150º 0-150ºPronasi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90ºSupinasi 0-90º 0-90º 0-90º 0-90º

Wrist

Fleksi 0-10º 0-90º 0-10º 0-90ºEkstensi 0-10º 0-70º 0-10º 0-70ºUlnar Deviasi 0-20º 0-30º 0-20º 0-30ºRadius deviasi 0-10º 0-20º 0-10º 0-20º

Finger MCP I Fleksi 0-20º 0-50º 0-10º 0-50ºMCP II-IV fleksi 0-30º 0-90º 0-10º 0-90ºDIP II-V fleksi 0-30º 0-90º 0-10º 0-90ºPIP II-V fleksi 0-30º 0-90º 0-10º 0-90ºMCP I Ekstensi 0-30º 0-90º 0-10º 0-90º

TRUNK ROM Pasif ROM Aktif Fleksi 0-90º 0-80º

Ekstensi 0-30º 0-20º

Page 10: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Rotasi 0-25º 0-10º

Ektremitas InferiorROM Pasif ROM Aktif

Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra

Hip

Fleksi 0-120º 0-120º 0-120º 0-120ºEktensi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30ºAbduksi 0-45º 0-45º 0-45º 0-45ºAdduksi 0-45º 0-45º 0-45º 0-45ºEksorotasi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30ºEndorotasi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30º

KneeFleksi 0-120º 0-120º 0-120º 0-120ºEkstensi 0º 0º 0º 0º

Ankle

Dorsofleksi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30ºPlantarfleksi 0-30º 0-30º 0-30º 0-30ºEversi 0-50º 0-50º 0-50º 0-50ºInversi 0-40º 0-40º 0-40º 0-40º

Q. Manual Muscle Testing (MMT)

NECKFleksor M. Sternocleidomastoideum 5Ekstensor M. Sternocleidomastoideum 5

TRUNKFleksor M. Rectus Abdominis 5

EktensorThoracic group 5Lumbal group 5

Rotator M. Obliquus Eksternus Abdominis 5Pelvic Elevation M. Quadratus Lumbaris 5

Ektremitas Superior Dekstra Sinistra

Shoulder

FleksorM. Deltoideus anterior 4 4M. Bisepss anterior 4 4

EkstensorM. Deltoideu 4 4M. Teres Mayor 4 4

AbduktorM. Deltoideus 4 4M. Biseps 4 4

AdduktorM. Latissimus dorsi 4 4M. Pectoralis mayor 4 4

Internal RotasiM. Latissimus dorsi 4 4M. Pectoralis mayor 4 4

Eksternal

Rotasi

M. Teres mayor 4 4M. Infra supinatus 4 4

ElbowFleksor

M. Biseps 4 4M. Brachilais 4 4

Eksternsor M. Triseps 4 4Supinator M. Supinatus 4 4

Page 11: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Pronator M. Pronator teres 4 4

Wrist

Fleksor M. Fleksor carpi radialis 4 4Ekstensor M. Ekstensor digitorum 4 4Abduktor M. Ekstensor carpi radialis 4 4Adduktor M. Ekstensor carpi ulnaris 4 4

FingerFleksor M. Fleksor digitorum 4 4Ekstensor M. Ekstensor digitorum 4 4

Ektremitas Inferior Dekstra SinistraHip Fleksor M. Psoas mayor 4 4

Ekstensor M. Gluteus maksimus 4 4Abduktor M. Gluteus medius 4 4Adduktor M. Adduktor longus 4 4

Knee Fleksor Hamstring muscle 4 4Ekstensor Quadriceps femoris 4 4

Ankle Fleksor M. Tibialis 4 4Ekstensor M. Soleus 4 4

II. ASSESMENT

Klinis Carpal Tunnel Syndrome bilateral grade III.

III. DAFTAR MASALAH

Masalah Medis :

Klinis Carpal Tunnel Syndrome bilateral grade III.

Problem Rehabilitasi Medik :

1. Speech Terapi : (-)2. Okupasi Terapi : (-)3. Sosiomedik : (-)4. Ortesa-protesa : (-)5. Psikologi : (-)6. Fisioterapi : Gangguan gerak, nyeri dan kekuatan pada wrist bilateral

IV. PENATALAKSANAAN

Terapi Medikamentosa (dari TS Neurologi)

Metil prednisolone 4 mg (2-0-0) (p.o)

Paracetamol 2 x 1000 mg (p.o)

Gabapentin 1 x 300 mg (p.o)

Mecobalamin 2 x 5000 mcg (p.o)

Rehabilitasi Medik

1. Fisioterapi : ultrasound dan manipulasi tangan

Page 12: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

2. Speech Terapi : (-)

3. Okupasi Terapi : (-)

4. Sosiomedik : (-)

5. Ortesa-protesa : (-)

6. Psikologi : (-)

V. IMPAIRMENT, DISABILITAS, dan HANDICAP

A. Impairment : Gangguan gerak, nyeri dan kekuatan pada wrist bilateral

B. Disabilitas : Penurunan fungsi wrist bilateral

C. Handicap : Keterbatasan dalam menjalankan pekerjaan

VI. PLANNING

Planning Diagnostik : Elektromyografi

Planning Terapi : Ultrasound dan manipulasi tangan

Konsul Bagian Bedah Orthopaedi

Planning Edukasi :

- Penjelasan penyakit dan komplikasi yang bisa terjadi

- Penjelasan tujuan pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan

- Edukasi untuk home exercise dan ketaatan untuk melakukan terapi

- Planning Monitoring : Evaluasi hasil terapi.

VII. GOAL

a. Minimalisasi impairment, disabilitas, dan handicap pada pasien

b. Mencegah terjadinya komplikasi yang lebih buruk yang dapat memperburuk

keadaan penderita

c. Edukasi perihal home exercise dan ketaatan untuk melakukan terapi

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia et bonam

Ad sanam : dubia et bonam

Ad fungsionam : dubia et bonam

Page 13: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan sindrom yang timbul akibat N.

Medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di pergelangan

tangan, sewaktu nervus melewati terowongan tersebut dari lengan bawah ke tangan.

CTS merupakan salah satu penyakit yang dilaporkan oleh badan-badan statistik

perburuhan di negara maju sebagai penyakit yang sering dijumpai di kalangan

pekerja-pekerja industri. Tingginya angka prevalensi yang diikuti tingginya biaya

yang harus dikeluarkan membuat permasalahan ini menjadi masalah besar dalam

dunia okupasi. Beberapa faktor diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS

pada pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot, getaran,

suhu, postur kerja yang tidak ergonomik dan lain-lain. Angka kejadian Carpal Tunnel

Syndrome di Amerika Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang

Page 14: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

setiap tahunnya dengan revalensi sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi

umum. National Health Interview Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi

CTS yang dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6

juta). CTS lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25 - 64

tahun, prevalensi tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun.

Prevalensi CTS dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6%

untuk laki-laki CTS adalah jenis neuropati jebakan yang paling sering ditemui.

Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan,13% kiri ) dan 58%

bilateral.

Di Indonesia, urutan prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui

karena sampai tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang

dilaporkan karena berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Penelitian pada

pekerjaan dengan risiko tinggi pada pergelangan tangan dan tangan melaporkan

prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%. Penelitian Harsono pada pekerja

suatu perusahaan ban di Indonesia melaporkan prevalensi CTS pada pekerja sebesar

12,7%. Silverstein dan peneliti lain melaporkan adanya hubungan positip antara

keluhan dan gejala CTS dengan faktor kecepatan menggunakan alat dan faktor

kekuatan melakukan gerakan pada tangan.

a. Anatomi N. Medianus

Secara anatomis, canalis carpi (carpal tunnel) berada di dalam dasar

pergelangan tangan. Sembilan ruas tendon fleksor dan N. Medianus berjalan di

dalam canalis carpi yang dikelilingi dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang – tulang

carpal. Nervus dan tendon memberikan fungsi, sensibilitas dan pergerakan pada

jari – jari tangan. Jari tangan dan otot – otot fleksor pada pergelangan tangan

beserta tendon – tendonnya berorigo pada epicondilus medial pada regio cubiti

dan berinsersi pada tulang – tulang metaphalangeal, interphalangeal proksimal dan

interphalangeal distal yang membentuk jari tangan dan jempol. Canalis carpi

berukuran hampir sebesar ruas jari jempol dan terletak di bagian distal lekukan

dalam pergelangan tangan dan berlanjut ke bagian lengan bawah di regio cubiti

sekitar 3 cm.

Pada terowongan carpal, N. Medianus mungkin bercabang menjadi

komponen radial dan ulnar. Komponen radial dari N. Medianus akan menjadi

cabang sensorik pada permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua dan cabang

motorik m. abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan bagian atas dari m.

Page 15: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

flexor pollicis brevis. Pada 33 % dari individu, seluruh fleksor polisis brevis

menerima persarafan dari N. Medianus. Sebanyak 2 % dari penduduk, m. policis

adduktor juga menerima persarafan N. Medianus. Komponen ulnaris dari N.

Medianus memberikan cabang sensorik ke permukaan jari kedua, ketiga, dan sisi

radial jari keempat. Selain itu, saraf median dapat mempersarafi permukaan

dorsal jari kedua, ketiga, dan keempat bagian distal sendi interphalangeal

proksimal.

Tertekannya N. Medianus dapat disebabkan oleh berkurangnya ukuran

canalis carpi, membesarnya ukuran alat yang masuk di dalamnya (pembengkakan

jaringan lubrikasi pada tendon – tendon fleksor) atau keduanya. Gerakan fleksi

dengan sudut 90 derajat dapat mengecilkan ukuran canalis. Penekanan terhadap

N. Medianus yang menyebabkannya semakin masuk di dalam ligamentum carpi

transversum dapat menyebabkan atrofi eminensia thenar, kelemahan pada otot

fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis dan otot abductor pollicis brevis

yang diikuti dengan hilangnya kemampuan sensorik ligametum carpi transversum

yang dipersarafi oleh bagian distal N. Medianus. Cabang sensorik superfisial dari

N. Medianus yang mempercabangkan persarafan proksimal ligamentum carpi

transversum yang berlanjut mempersarafi bagian telapak tangan dan jari jempol.

N. Medianus terdiri dari serat sensorik 94% dan hanya 6% serat motorik

pada terowongan karpal. Namun, cabang motorik menyajikan banyak variasi

anatomi, yang menciptakan variabilitas yang besar patologi dalam kasus Capal

Tunnel Syndrome.

Page 16: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Gambar 2.1 Struktur Anatomi N. Medianus

b. Definisi

Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan atau cerutan

terhadap nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan

tangan, tepatnya di bawah tleksor retinakulum. Dulu, sindroma ini juga disebut

dengan nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partial thenar

atrophy.

Carpal Tunnel Syndrome pertama kali dikenali sebagai suatu sindroma

klinik oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian

distal. Carpal Tunnel Syndrome spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre

Marie dan C.Foix pada taboo 1913. Istilah Carpal Tunnel Syndrome

diperkenalkan oleh Moersch pada tahun 1938. Menurut American Academy of

Orthopaedic Surgeons Clinical Guideline, Carpal Tunnel Syndrome adalah

gejala neuropati kompresi dari N. medianus di tingkat pergelangan tangan,

ditandai dengan bukti peningkatan tekanan dalam terowongan karpal dan

penurunan fungsi saraf di tingkat itu. Carpal Tunnel Syndrome dapat

disebabkan oleh berbagai penyakit, kondisi dan peristiwa. Hal ini ditandai

dengan keluhan mati rasa, kesemutan, nyeri tangan dan lengan dan disfungsi

otot. Kelainan ini tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, etnis, atau pekerjaan

dan disebabkan karena penyakit sistemik, faktor mekanis dan penyakit local.

Page 17: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

c. Epidemiologi dan Faktor Resiko

Carpal Tunnel Syndrome adalah salah satu gangguan saraf yang umum

terjadi. Sebuah survei di California memperkirakan 515 dari 100.000 pasien

mencari perhatian medis untuk carpal tunnel syndrome pada tahun 1988. Di

Belanda, prevalensinya dilaporkan 220 per 100.000 orang. Angka kejadian

Carpal Tunnel Syndrome di Amerika Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3

kasus per 1.000 orang setiap tahunnya dengan revalensi sekitar 50 kasus dari

1.000 orang pada populasi umum. Orang tua setengah baya lebih mungkin

beresiko dibandingkan orang yang lebih muda, dan wanita tiga kali lebih

sering daripada pria. National Health Interview Study (NIHS) mencatat bahwa

CTS lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25 - 64

tahun, prevalensi tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 –

60 tahun. Prevalensi CTS dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk

wanita dan 0,6% untuk laki-laki. CTS adalah jenis neuropati jebakan yang

paling sering ditemui. Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus ( 29%

kanan,13% kiri ) dan 58% bilateral.

Perkembangan CTS berhubungan dengan usia. Phalen melaporkan

jumlah kasus meningkat untuk setiap dekade usia 59 tahun, setelah itu, jumlah

kasus di setiap dekade menurun. Atroshi et al. mengamati serupa distribusi

usia dengan prevalensi tertinggi CTS pada pria dari 45-54 tahun dan wanita

usia 55-64. Lunak dan Rudolfer menemukan bahwa kasus CTS memiliki

distribusi usia dengan puncak pada usia 50-54. Tana et al menyimpulkan

bahwa dapat jumlah tenaga kerja dengan CTS di beberapa perusahaan garmen

di Jakarta sebanyak 20,3% responden dengan besar gerakan biomekanik

berulang sesaat yang tinggi pada tangan pergelangan tangan kanan 74,1%, dan

pada tangan kiri 65,5%. Pekerja perempuan dengan CTS lebih tinggi secara

bermakna dibandingkan dengan pekerja laki-laki. Tidak terdapat perbedaan

antara peningkatan umur, pendidikan, masa kerja, jam kerja serta tekanan

biomekanik berulang sesaat terhadap peningkatan terjadinya CTS.

Jagga et al meneliti bahwa pekerjaan yang beresiko tinggi mengalami

Carpal Tunnel Syndrome adalah:

1. Pekerja yang terpapar getaran

2. Pekerja perakitan

3. Pengolahan makanan & buruh pabrik makanan beku

Page 18: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

4. Pekerja Toko

5. Pekerja Industri, dan

6. Pekerja tekstil

7. Pengguna komputer.

d. Etiologi

Kawasan sensorik N. Medianus bervariasi terutama pada permukaan

volar. Dan pola itu sesuai dengan variasi antara jari ketiga sampai jari keempat

sisi radial telapak tangan. Pada permukaan dorsum manus, kawasan sensorik

N. Medianus bervariasi antara dua sampai tiga palang distal jari kedua, ketiga

dan keempat. Di terowongan karpal N. Medianus sering terjepit. N. Medianus

adalah saraf yang paling sering mengalami cedera oleh trauma langsung,

sering disertai dengan luka di pergelangan tangan. Tekanan dari n median

sehingga menghasilkan rasa kesemutan yang menyakiti juga. Itulah parestesia

atau hipestesia dari “Carpal Tunnel Sydrome”.

Terdapat beberapa kunci co-morbiditas atau human factor yang

berpotensi meningkatkan risiko CTS. Pertimbangan utama meliputi usia lanjut,

jenis kelamin perempuan, dan adanya diabetes dan obesitas. Faktor risiko lain

termasuk kehamilan, pekerjaan yang spesifik, cedera karena gerakan berulang

dan kumulatif, sejarah keluarga yang kuat, gangguan medis tertentu seperti

hipotiroidisme, penyakit autoimun, penyakit rematologi, arthritis, penyakit

ginjal, trauma, predisposisi anatomi di pergelangan tangan dan tangan,

penyakit menular, dan penyalahgunaan zat. Orang yang terlibat dalam kerja

manual di beberapa pekerjaan memiliki insiden dan tingkat keparahan yang

lebih besar.

Beberapa penyebab dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap

kejadian carpal tunnel syndrome antara lain:

1) Herediter: neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy,

misalnya HMSN (hereditary motor and sensory neuropathies) tipe III. 2) Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah,

pergelangan tangan dan tangan .Sprain pergelangan tangan. Trauma

langsung terhadap pergelangan tangan. 3) Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan

tangan yang berulang-ulang. Seorang sekretaris yang sering mengetik,

pekerja kasar yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik

Page 19: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

terutama pemain piano dan pemain gitar yang banyak menggunakan

tangannya juga merupakan etiologi dari carpal turner syndrome. 4) Infeksi: tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis. 5) Metabolik: amiloidosis, gout, hipotiroid - Neuropati fokal tekan,

khususnya sindrom carpal tunnel juga terjadi karena penebalan

ligamen, dan tendon dari simpanan zat yang disebut mukopolisakarida. 6) Endokrin : akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes

mellitus, hipotiroidi, kehamilan. 7) Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, mieloma. 8) Penyakit kolagen vaskular : artritis reumatoid, polimialgia reumatika,

skleroderma, lupus eritematosus sistemik. 9) Degeneratif: osteoartritis. 10) Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk

dialisis, hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan. 11) Faktor stress 12) Inflamasi : Inflamasi dari membrane mukosa yang mengelilingi tendon

menyebabkan nervus medianus tertekan dan menyebabkan carpal

tunnel syndrome. e. Patogenesis dan Patofisiologi

Patogenesis CTS masih belum jelas. Beberapa teori telah diajukan

untuk menjelaskan gejala dan gangguan studi konduksi saraf. Yang paling

populer adalah kompresi mekanik, insufisiensi mikrovaskular, dan teori

getaran. Menurut teori kompresi mekanik, gejala CTS adalah karena kompresi

nervus medianus di terowongan karpal. Kelemahan utama dari teori ini adalah

bahwa ia menjelaskan konsekuensi dari kompresi saraf tetapi tidak

menjelaskan etiologi yang mendasari kompresi mekanik. Kompresi diyakini

dimediasi oleh beberapa faktor seperti ketegangan, tenaga berlebihan,

hyperfunction, ekstensi pergelangan tangan berkepanjangan atau berulang.

Teori insufisiensi mikro - vaskular mennyatakan bahwa kurangnya

pasokan darah menyebabkan penipisan nutrisi dan oksigen ke saraf yang

menyebabkan ia perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk mengirimkan

impuls saraf. Scar dan jaringan fibrotik akhirnya berkembang dalam saraf.

Tergantung pada keparahan cedera, perubahan saraf dan otot mungkin

permanen. Karakteristik gejala CTS, terutama kesemutan, mati rasa dan nyeri

akut, bersama dengan kehilangan konduksi saraf akut dan reversibel dianggap

gejala untuk iskemia. Seiler et al menunjukkan (dengan Doppler laser

flowmetry) bahwa normalnya aliran darah berdenyut di dalam saraf median

Page 20: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

dipulihkan dalam 1 menit dari saat ligamentum karpal transversal dilepaskan.

Sejumlah penelitian eksperimental mendukung teori iskemia akibat kompresi

diterapkan secara eksternal dan karena peningkatan tekanan di karpal tunnel.

Gejala akan bervariasi sesuai dengan integritas suplai darah dari saraf dan

tekanan darah sistolik . Kiernan dkk menemukan bahwa konduksi melambat

pada median saraf dapat dijelaskan oleh kompresi iskemik saja dan mungkin

tidak selalu disebabkan myelinisasi yang terganggu.

Menurut teori getaran gejala CTS bisa disebabkan oleh efek dari

penggunaan jangka panjang alat yang bergetar pada saraf median di karpal

tunnel. Lundborg et al mencatat edema epineural pada saraf median dalam

beberapa hari berikut paparan alat getar genggam. Selanjutnya, terjadi

perubahan serupa mengikuti mekanik, iskemik, dan trauma kimia.

Hipotesis lain dari CTS berpendapat bahwa faktor mekanik dan

vaskular memegang peranan penting dalam terjadinya CTS. Umumnya CTS

terjadi secara kronis dimana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang

menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-

ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler.

Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini

akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan

merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran

protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini menerangkan

bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam atau

pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerakgerakkan atau

diurut, mungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah.

Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak

serabut saraf. Lama-kelamaan saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh

jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara

menyeluruh.

Selain akibat adanya penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler

akan menyebabkan gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf.

Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intrafasikuler

yang menyebabkan berlanjutnya gangguan aliran darah. Selanjutnya terjadi

vasodilatasi yang menyebabkan edema sehingga sawar darah-saraf terganggu

yang berkibat terjadi kerusakan pada saraf tersebut.

Page 21: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Penelitian yang telah dilakukan Kouyoumdjian yang menyatakan CTS

terjadi karena kompresi saraf median di bawah ligamentum karpal transversal

berhubungan dengan naiknya berat badan dan IMT. IMT yang rendah

merupakan kondisi kesehatan yang baik untuk proteksi fungsi nervus

medianus. Pekerja dengan IMT minimal ≥25 lebih mungkin untuk terkena

CTS dibandingkan dengan pekerjaan yang mempunyai berat badan ramping.

American Obesity Association menemukan bahwa 70% dari penderita CTS

memiliki kelebihan berat badan. Setiap peningkatan nilai IMT 8% resiko CTS

meningkat .

f. Gambaran klinis

Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja.

Gangguan motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal

biasanya berupa parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti

terkena aliran listrik (tingling) pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4

sesuai dengan distribusi sensorik nervus medianus walaupun kadang-kadang

dirasakan mengenai seluruh jari-jari.

Komar dan Ford membahas dua bentuk carpal tunnel syndrome: akut

dan kronis. Bentuk akut mempunyai gejala dengan nyeri parah, bengkak

pergelangan tangan atau tangan, tangan dingin, atau gerak jari menurun.

Kehilangan gerak jari disebabkan oleh kombinasi dari rasa sakit dan paresis.

Bentuk kronis mempunyai gejala baik disfungsi sensorik yang mendominasi

atau kehilangan motorik dengan perubahan trofik. Nyeri proksimal mungkin

ada dalam carpal tunnel syndrome.

Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala

lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam

hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini

umumnya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan

tangannya atau dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi.

Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan

tangannya.

Apabila tidak segera ditagani dengan baik maka jari-jari menjadi

kurang terampil misalnya saat memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada

tangan juga sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita

sewaktu menggenggam. Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot

Page 22: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

thenar (oppones pollicis dan abductor pollicis brevis).dan otot-otot lainya yang

diinervasi oleh nervus medianus.

Tabel 2.2 Gejala dan Tanda Carpal Tunnel Syndrome

g. Diagnosis

Diagnosa CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala-klinis seperti di

atas dan perkuat dengan pemeriksaan yaitu :

1) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita

dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan.

Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu

menegakkan diagnosa CTS adalah :

a) Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara

maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini

menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini

sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa CTS.

Page 23: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Gambar 2.3 Phalen’s Test

b) Torniquet test

Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet

dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit

di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti

CTS, tes ini menyokong diagnosa.

c) Tinel's sign

Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri

pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada

terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.

Gambar 2.4 Tinel’s Test

d) Flick's sign

Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-

gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan

menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat

dijumpai pada penyakit Raynaud.

e) Thenar wasting

Page 24: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi

otot-otot thenar.

f) Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual

maupun dengan alat dynamometer

g) Wrist extension test

Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara

maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan

sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-

gejala seperti CTS, maka tes ini menyokong diagnosa CTS.

h) Pressure test

Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan

menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik

timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.

i) Luthy's sign (bottle's sign)

Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya

pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat

menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan

mendukung diagnose

j) Pemeriksaan sensibilitas

Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point

discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus

medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnose

k) Pemeriksaan fungsi otonom

Pada penderita diperhatikan apakah ada perbedaan keringat,

kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi

nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnose CTS.

Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen test dan Tinel test adalah

test yang patognomonis untuk CTS.

Page 25: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Tabel 2.5 Pemeriksaan fisik pada Carpal Tunnel Syndrome

2). Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik)

Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik,

gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot

thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot

lumbrikal. EMG bisa normal pada 31% kasus CTS. Kecepatan Hantar

Saraf (KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya

KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang,

menunjukkan adanya gangguan pada konduksi saraf di pergelangan

tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik.

3) Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan sinar-X terhadap pergelangan tangan dapat

membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis.

Foto polos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada

vertebra. USG, CT-scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif

terutama yang akan dioperasi. USG dilakukan untuk mengukur luas

penampang dari saraf median di carpal tunnel proksimal yang sensitif dan

spesifik untuk carpal tunnel syndrome.

4) Pemeriksaan Laboratorium

Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia

muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan

beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid

ataupun darah lengkap.

Page 26: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Tabel 2.6 Algoritma Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome

h. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari CTS antara lain :

a) Cervical radiculopathy. Biasanya keluhannya berkurang bila leher

diistirahatkan dan bertambah hila leher bergerak. Distribusi gangguan

sensorik sesuai dermatomnya. b) Thoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain

otot-otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan

dan lengan bawah. c) Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di

telapak tangan daripada CTS karena cabang nervus medianus ke kulit

telapak tangan tidak melalui terowongan karpal. i. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan carpal tunnel syndrome tergantung pada etiologi,

durasi gejala, dan intensitas kompresi saraf. Jika sindrom adalah suatu

penyakit sekunder untuk penyakit endokrin, hematologi, atau penyakit

Page 27: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

sistemik lain, penyakit primer harus diobati. Kasus ringan bisa diobati dengan

obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan menggunakan penjepit

pergelangan tangan yang mempertahankan tangan dalam posisi netral selama

minimal 2 bulan, terutama pada malam hari atau selama gerakan berulang.

Kasus lebih lanjut dapat diterapi dengan injeksi steroid lokal yang mengurangi

peradangan. Jika tidak efektif, dan gejala yang cukup mengganggu, operasi

sering dianjurkan untuk meringankan kompresi.

Oleh karena itu sebaiknya terapi CTS dibagi atas 2 kelompok, yaitu :

1) Terapi langsung terhadap CTS

a) Terapi konservatif

1. Istirahatkan pergelangan tangan.

2. Obat anti inflamasi non steroid.

3. Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat

dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3

minggu.

4. Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan (ROM)

latihan dari ekstremitas atas dan leher yang menghasilkan

ketegangan dan gerakan membujur sepanjang saraf median dan lain

dari ekstremitas atas.

Latihan-latihan ini didasarkan pada prinsip bahwa jaringan dari sistem

saraf perifer dirancang untuk gerakan, dan bahwa ketegangan dan meluncur

saraf mungkin memiliki efek pada neurofisiologi melalui perubahan dalam

aliran pembuluh darah dan axoplasmic. Latihan dilakukan sederhana dan dapat

dilakukan oleh pasien setelah instruksi singkat.

Gambar 2.7 Nerve Gliding

6. Injeksi steroid.

Page 28: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau

metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam

terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada

lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah

medial tendon musculus palmaris longus. Sementara suntikan

dapat diulang dalam 7 sampai 10 hari untuk total tiga atau empat

suntikan,. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi

belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan. Suntikan harus

digunakan dengan hati-hati untuk pasien di bawah usia 30 tahun.

7. Vitamin B6 (piridoksin).

Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab

CTS adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan

pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi

beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin

tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila

diberikan dalam dosis besar. Namun pemberian dapat berfungsi

untuk mengurangi rasa nyeri.

8. Fisioterapi

Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan

tangan.

b) Terapi operatif

Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami

perbaikan dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik

yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada CTS bilateral biasanya

operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat

sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain menyatakan bahwa

tindakan operasi mutlak dilakukan bila terapi konservatif gagal atau bila

ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi

adalah hilangnya sensibilitas yang persisten.

Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan secara terbuka dengan

anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara

endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita

secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya

lapangan operasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi operasi

Page 29: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

seperti cedera pada saraf. Beberapa penyebab CTS seperti adanya massa

atau anomaly maupun tenosinovitis pada terowongan karpal lebih baik

dioperasi secara terbuka.

c). Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari CTS

Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya CTS harus

ditanggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan CTS

kembali. Pada keadaan di mana CTS terjadi akibat gerakan tangan yang

repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegahan. Beberapa upaya

yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya CTS atau mencegah

kekambuhannya antara lain:

i. Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, gerakan repetitif,

getaran peralatan tangan pada saat bekerja. ii. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja.

iii. Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi gerakan. iv. Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek serta

mengupayakan rotasi kerja. v. Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang gejala-gejala dini CTS

sehingga pekerja dapat mengenali gejala-gejala CTS lebih dini.

Di samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang

sering mendasari terjadinya CTS seperti : trauma akut maupun kronik pada

pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang

sering dihemodialisa, myxedema akibat hipotiroidi, akromegali akibat

tumor hipofise, kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, penyakit

kolagen vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangan tangan, obesitas

dan penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan atau

menyebabkan bertambahnya isi terowongan karpal.

j. Prognosis

Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif umumnya prognosa

baik. Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka tindakan

operasi harus dilakukan. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi

karena operasi hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita

CTS penyembuhan post operatifnya bertahap.

Sekalipun prognosa CTS dengan terapi konservatif maupun operatif cukup

baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi

Page 30: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi

kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

American Academy of Orthopaedic Surgeons. Clinical Practice Guideline on the

Treatment of Carpal Tunnel Syndrome. 2008.

Bachrodin, Moch. Carpal Tunnel Syndrome. Malang: FK UMM. 2011. Vol.7 No. 14.

Campbell, William W. DeJong's The Neurologic Examination, 6th Edition.

Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins. 2005.

Cartwright, Michael s. Et al. Evidence-based Guideline: Neuromuscular Ultrasound

for The Diagnosis of Carpal Tunnel Syndrome. American Association of

Neuromuscular and Electrodiagnostic Medicine. 2012.

Garisson, J. Susan. 2001. Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik.

Jakarta:Hipokrates. pp : 7

Gorsché, R. Carpal Tunnel Syndrome, The Canadian Journal of CME. 2001,101-

117.Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Medika

AcisculapusJagga, V. Lehri, A et al. Occupation and its association with

Carpal Tunnel syndrome- A Review.

Jeffrey n. Katz, et al. Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med, 2002. Vol. 346, No. 23.

Joseph J. Biundo, and Perry J. Rush. Carpal Tunnel Syndrome. American College of

Rheumatology. 2012.

Journal of Exercise Science and Physiotherapy. 2011. Vol. 7, No. 2: 68-78.

Kurniawan, Bina. et al. Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada

Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga. Jurnal Promosi

Kesehatan Indonesia. 2008. Vol. 3, No. 1.

Latov, Norman. Peripheral Neuropathy. New York: Demos Medical Publishing. 2007.

Mardjono M dan Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Jakarta: PT Dian Rakyat. 2009.

Page 32: SEORANG WANITA USIA 54 TAHUN DENGAN CARPAL TUNNEL …docshare04.docshare.tips/files/26974/269740078.pdf · 2017. 3. 10. · Presentasi Kasus REHABILITASI MEDIK SEORANG WANITA USIA

Mc Cabe, Steven J. et al. Epidemiologic Associations of Carpal Tunnel Syndrome and

Sleep Position: Is There a Case for Causation?. American Association for

Hand Surgery. 2007. No.2 :127–134

Mumenthaler, Mark. Et al. Fundamentals of Neurologic Disease. Stuttgard:

Thieme.2006.

Pecina, Marko M. Markiewitz, Andrew D. Tunnel Syndromes: Peripheral Nerve

Compression Syndromes Third Edition. New York: CRC PRESS. 2001.

Rambe, Aldi S. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU. 2004.

Salter RB. 1993. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System.

2nd ed. Baltimore: Williams&Wilkins Co;.p.274-275.

Tana, Lusianawaty et al. Carpal tunnel syndrome Pada Pekerja Garmen di Jakarta.

Buletin Peneliti Kesehatan. 2004. vol. 32, no. 2: 73-82.

Wilkinson, Maureen. Ultrasound of the Carpal Tunnel and Median Nerve: A

Reproducibility Study. Journal of Diagnostic Medical Sonography. 2001 Vol.

17, No. 6.