KRIDA JUNI 2011

download KRIDA  JUNI 2011

of 4

Transcript of KRIDA JUNI 2011

  • 8/3/2019 KRIDA JUNI 2011

    1/4

    Untuk memayet kerudung biasa, ia diupah Rp 5 ribu- Rp 10 ribu perpotong, kerudung pengantin Rp 35 ribu, untuk memayet pakaianpengantin ia bisa menerima upah Rp 375 ribu. Per hari, ia rata-rata bisamemayet kerudung biasa sebanyak lima potong.

    Dari kerjanya itu, perempuan lulusan sebuah madrasah di Bantul inimenerima upah Rp 300 ribu Rp 400 ribu tiap dua minggu, atau Rp 600ribu Rp 800 ribu per bulan. Jumlah upah tergantung banyaknyapayetan.

    Adapunpayetan yang harus dia kerjakan hanya mengikuti gambar yangtelah dipola oleh pihak konveksi.

    Selain mengerjakan borongan payetan kerudung, Isti juga memayetrukuh (mukena). Jika pekerjaan memayet sedang sepi, ia menerimapekerjaan menyeterika rukuh. Untuk pekerjaan ini ia mendapat upah Rp500 per potong. Sehari ia bisa menyeterika 200 potong.

    Upah kerja dari memayet itu tentulah tak besar. Namun, Bu Istimengaku senang. "Meskipun tidak besar hasilnya, saya senang karenabisa membantu suami. Saya bangga, karena sebagai perempuan sayatidak berpangku tangan. Saya bersyukur, walaupun tidak sekolah tinggibisa membantu suami," katanya kepada Krida di sela-sela kegiatanpertemuan Gugus Belajar Gilangharjo di Balai Desa Gilangharjo, Senin 13Juni.

    Bagi Isti berlaku prinsip "asal ada kemauan, pasti ada jalan".Kemauannya untuk bisa dan kemauannya untuk belajar telah

    dibuktikan oleh hasil pekerjaannya yang diterima perusahaan.Tak hanya itu, ternyata payetannya pun bisa menembus salah satu

    toko ternama di Yogyakarta. Ceritanya, pada suatu hari ia jalan-jalan diMalioboro dan masuk ke salah satu toko ternama. Ia melihat-lihatkerudung di toko tersebut. Ia terkejut dan tak menyangka bahwa di antarayang dipajang terdapat karyanya.

    "Lha, iki ki hasil payetanku. Payu larang tho ...(Lha, ini hasil payetansaya. Ternyata laku mahal)," ujar Isti menceritakan kejadian itu. (*)

    Dengan cekatan dan tekun Isti Nurfatimah (39) memasang

    payet-payet di kerudung. Hasil kerjanya ini selanjutnya disetorkanke sebuah konveksi ternama di Yogyakarta. Dari hasil keterampilandan ketekunan itu pula ia bisa menambah penghasilan keluarga.

    Awalnya, ibu dari Andri Sumarsono (22) yang akrab dipanggil BuIsti ini hanya melihat adik dan tetangganya membuatpayetan.

    Lambat laun, warga Tegallurung, Gilangharjo, Pandak, Bantul,ini tertarik membuatpayetan. Meski tak sekolah di sekolah kejuruan,karena tekun, isteri Sumpono (46) ini akhirnya bisa membuatkerajina n sepert i halnya adik dan tetangganya.

    S e k i t a r tahun 2005, a tau s ebe lumgempa besa r mengguncang Bantul (27 Mei2006), isteri Kabag Keuangan DesaGila ngh arjo ini mulai bekerja di konveksiden gan sistem kerja borongan.

    Hasil payetan pertamanyalangsung di ter ima

    sehingga kemudiania mendapatkanpekerjaan untuk

    memayet.Penghasilan dari

    memayet memangt a k t e r l a l u

    besar.

    Perkenalan dar i ibu- ibujejaring dan Rifka Annisa disambutoleh Ibu Dukuh Ngepringan.Penduduk Ngepringan berterima

    untuk bangkit kembali, yaitudengan memberi keterampilanbaru, latihan membuat empingmelinjo. Sebagian dari ibu-ibuBantul ini adalah pembuat empingmelinjo.

    Masih melekat di benak kitabencana 8 bulan lalu, begitudahsyatnya kemarahan salah satuciptaan Tuhan.

    Gunung Merapi, yang selama

    ini menjadi salah satu daya tarik diYogyakarta, akhir Oktober 2010meletus lalu mengeluarkan awanpanas dengan luncuran lebih dari 3km.

    Awan panas atau oleh wargadisebut wedhus gembel mener- jang perkampungan dan mene-waskan 100 orang lebih wargalereng selatan Merapi, salahsatunya Sang Juru Kunci, MbahMaridjan.

    Masyarakat berbondong-bondong memberi bantuan, dan disisi lain juga ingin menyaksikansendiri muntahan Merapi, gunungyang selama ini mereka bang-gakan.

    Rabu, 18 Mei 2011, giliran ibu-

    ibu jejaring yang berasal dari enamdusun di Bantul, yaitu Warungpring(Mulyodadi, Bambanglipuro),Kadisoro (Gilangharjo, Pandak),Klisat (Srihardono, Pundong),Joho (Jambidan, Banguntapan),Krekah dan Pendowohar jo(Pendowoharjo, Sewon) berkun- jung ke lereng Merapi. Bersama

    Nurmawati dan Nina dari Rifka Annisa sebanyak 25 ibu-ibumengunjungi warga di shelterG o n d a n g 2 , N g e p r i n g a n ,Cangkringan, Sleman.

    Tujuan kunjungan ini selainmenengok sesama yang terkenamusibah, juga memberi semangat

    NOMOR 8, TAHUN I EDISI JUNI 2011

    DARI REDAKSI

    LAPORAN ISTRIYANTI

    Warungpring, Mulyodadi

    TERBIT BULANANGRATIS DICETAK 15OO EKS

    Saya bangga, karenasebagai perempuan sayatidak berpangku tangan

    Isti Nurfatimah, Kadekrowo,Gilangharjo, PandakKRIDA

    FOTO NINA/RIFKAANNISA

    Ibu-ibu pengungsi bencana letusan Merapi di shelter Gondang 2, Ngepringan,Cangkringan, Sleman, mencermati proses pembuatan emping yang dipandu ibu-ibu

    Bantul, Rabu (18/5). Setelah jadi, emping pun langsung digoreng.

    Pembaca, ada ungkapan bah-

    wa ilmu tak akan pernah ber-

    kurang jika dibagikan, sebaliknya

    justru bertambah.Ungkapan ini sesuai dengan

    semangat di balik cerita tentang

    ibu-ibu warga Bantul, yang berbagi

    keterampilan melatih perempuan

    warga lereng Merapi yang

    mengungsi di Ngepringan, Cang-

    kringan, Sleman.Keterampilan yang mereka

    bagikan, boleh jadi sederhana,namun tetap saja bermanfaat.

    Paling tidak, sebagai tambahanpengetahuan. Dan dengan ber-

    bagi itu, ilmu ibu-ibu Bantul tak kan

    berkurang.Di sisi lain, dengan keteram-

    pilan, ibu-ibu Bantul pun bisa ikut

    membantu perempuan lereng

    Merapi yang menjadi korban

    bencana letusan Merapi, untuk

    pelahan-lahan bangkit mengha-

    dapi masa depan mereka. Bukan-

    kah warga lereng Merapi juga ikut

    membantu ketika warga Bantul

    mengalami musibah gempa Mei

    2006? Inilah timbal balik, sekaligus

    bentuk solidaritas sesama warga.Selain itu, Krida edisi ini tentu

    membawakan berbagai cerita lain

    dengan harapan semoga berman-faat bagi pembaca.

    Salam.

    MEDIA INFORMASI-KOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESA DI BANTUL

    ALBUM WARGA

    Ulang Tahun

    Primandaru Daniswara,

    ulang tahun ke-5,

    Sabtu 11 Juni 2011.

    Putra

    Ir Siswantya - Emi Sugiarti S.Ag,

    Kadisoro RT 05, Gilangharjo,

    Pandak, Bantul

    Perempuan Bantul Melatih

    Perempuan Merapi Ngemping

    BERSAMBUNG KE HAL 2

    LAPORAN EMY CAYARANI

    Kadisoro, Gilangharjo, Pandak

    KRIDA DARI PEMBACA

    Tampilan blog agar lebih baik

    Assalamualaikum

    Saya salut atas kemajuan Krida baik dari sisi konten maupun tampilan. Hanyasaja saya berharap agar tampilan di blog lebih disusun d engan baik, terutamaformat penulisan. Tidak perlu semua tulisan ditampilkan dalam satu judul.Hanya diambil sebagian saja. Kalau pembaca ingin membaca seluruhnya

    tinggal klik menu baca selengkapnya (saya tidak tahu istilahuntuk membahasakan ini). Usulan ini bertujuanagar tampilan muka koran Krida di blog dapat

    memuat artikel lebih banyak.

    Jodin Sadewa, [email protected]

    Terimakasih atas masukan dan sarannya.Mudah-mudahan blogKrida bisa tampil lebih

    ramping dan lebih enak dibaca.

    FOTO EMY CAYARANI

    Isti Nurfatimah (39) sedang memasang payet

    Payetannya Merambah Toko Ternama di Malioboro

    DITERBITKAN OLEH LP3Y (LEMBAGA PENELITIAN PENDIDIKANDAN PENERBITAN YOGYA) SEBAGAI MEDIAINFORMASI DANKOMUNIKASI AKTIVITAS PEREMPUAN LIMA DESADI BANTUL.

    PENERBITAN DIDUKUNG THE FORD FOUNDATION.TERBIT PERDANANOVEMBER 2010

    PENANGGUNGJAWAB:PROGRAM OFFICER PROGRAM WARGABERMEDIA LP3Y-FF

    REDAKSI:

    KARTINAH RATMANTA, DWI HARYATI, SRI NURYANTI (Jambidan,Banguntapan) UMI NARSIH, EMY CAYARANI (Kadisoro, Gilangharjo,

    Pandak)KHULILKHASANAH, ENI AROFAH, NUR AROFAH (Wonolelo,

    Pleret) V MEI DIANA, ISTRIYANTI (Warungpring, Mulyodadi,

    Bambanglipuro) DWI PUJI ASTUTI (Klisat, Srihardono, Pundong)

    AGOES WIDHARTONO, DEDI H PURWADI. Pengelola blog : ARUM

    YUNITAMURWANINGSIH (Joho, Jambidan)

    ALAMAT REDAKSI:LP3Y, JLKALIURANG KM 13,7, NGEMPLAK,

    SLEMANYOGYAKARTATELP : 0274-896016

    E-MAIL: [email protected] REDAKSI : 0813-2878-2156

    www.korankrida.blogspot.com

    SEBAGIAN BESAR REPORTASE/ARTIKELMERUPAKAN KARYAWARGADI LIMADESADI BANTUL

    BERITAKEGIATAN, SURAT, BISA DIKIRIM LANGSUNG KE REDAKSI,via E-MAILATAU PERWAKILAN REDAKSI DI MASING-MASING DESA.NASKAH BOLEH DITULIS TANGAN, PANJANG MAKSIMAL 1,5HALAMAN KUARTO. NASKAH DISERTAI NAMA, ALAMAT,TELEPON

  • 8/3/2019 KRIDA JUNI 2011

    2/4

    dekat pintu. Ketiga, jangan meletakkankompor sejajar dengan tabung gas. Keempat,kompor dengan dinding diberi jarak agarselang tidak terlipat, dan yang kelima jauhkandari kompor minyak maupun kompor kayu.

    Sedangkan cara memilih tabung gas adatiga macam. Pertama pilih yang bercat masihbagus, terutama cat warna merah yangmelingkar di bagian atas. Kedua, perhatikankode produksi. Ketiga, pilih tabung dengansegel masih utuh.

    Memeriksa kebocoranPada kesempatan itu Mbak Upik juga

    menunjukkan cara memeriksa kebocorantabung.

    Rambang tabung dengan air sampaibatas cat merah yang melingkar (tabung kecil)dan oleskan busa sabun di seluruhpermukaan tabung,katanya.

    Ia pun menganjurkan konsumen untukmemilih karet sil (seal) pada mulut tabungyakni karet sil yang lentur dan utuh dengan

    klem selang yang bagus (jangan sampaiberkarat). Jika klem selang berkarat segeradiganti,ujar Upik.

    Selain itu konsumen dianjurkan secararutin merawat selang, yaitu 1 bulan sekalidipel dengan air hangat ( agar selang tetaplentur dan bersih) dan kalau selang sobeksegera diganti. Disebutkan juga bahwakebakaran bisa terjadi jika lalai dalammenggunakan regulator.

    Menurut ibu Subariyah, salah seorangwarga, penyuluhan ini sangat bermanfaatkarena dia mendapat pengetahuan yangberharga. Sayajadi tahu bagaimanamenggunakan dan merawat kompor gas yangbenar sehingga tidak perlu was-was lagi,ujarnya kepada Krida, usai penyuluhan. (*)

    LAPORAN KHULIL KHASANAHPloso, Wonolelo, Pleret

    Warga Desa Wonolelo, Pleret, termasuk

    yang mendapat bantuan tabung dan komporgas ketika program konversi minyak tanah kegas dilaksanakan. Namun ternyata sebagianbesar warga enggan menggunakan komportersebut.

    Hal itu karena berbagai faktor, diantaranya warga masih mudah memperolehkayu bakar untuk masak. Tetapi, alasan palingmendasar karena takut terjadi kebakaran.

    Untuk mengurangi ketakutan itu, Sabtusore (14/5) diadakan sosialisasi dari sebuahperusahaan dengan fasilitator/ penyuluhMbak Upik. Kegiatan yang diikuti oleh 11orang ibu rumah tangga ini diadakan di rumahTaslip Sulaiman, Ketua RT 04, Dusun Ploso,Desa Wonolelo. Topik sosialisasi iniPerawatan dan Cara aman Penggunaan gasLPG yang aman, nyaman sehat dan selamat.

    Tujuan pemerintah menganjurkan warga

    menggunakan kompor gas adalah untukmengganti bahan minyak yang semakinmenipis dan mempermudah warga dalammemasak, dengan persyaratan dapurmemiliki venti lasi udara, jendela,danpintu,ujar Mbak Upik.

    Sedangkan langkah-langkah yang dapatdiambil jika terjadi kebocoran, menurut dia,yaitu segera buka ventilasi, jendela dan pintudan jangan menyalakan api, janganmenghidupkan atau mematikan sakelarlampu (karena ada percikan api).

    Adapun cara penempatan kompor yangtepat antara lain: pertama, letakkan kompordengan ketinggian 45 cm dari tabung gas.Kedua, letakkan tabung di sebalah kanan/kirikompor (jangan di bawahnya) dan usahakan

    Keadaan yang memprihatinkan inimengingatkan ibu-ibu jejaring pada bencanagempa 27 Mei 2006 yang memporak-porandakan Bantul dan dusun mereka.

    Jika ibu-ibu jejaring kini sudah kembalitinggal di rumah, setelah beberapa bulan ditenda, karena rumah rusak diguncanggempa, ibu-ibu Ngepringan tinggal di shelter-

    shelter dari bantuan pemerintah. Di shelter inikurang lebih dua tahun.

    Namun, dengan semangat baru merekamelalui hari-hari yang baru. Dan dengan ahaketerampilan mereka dapat bangkit kembali,didampingi Merapi.(*)

    Ingin Membuat Emping?Baca hal 5.

    Kendalanya alat-alat yang mahal mbak.Kalau bahan memang gampang, walaupunmereka membelinya jauh di Pasar Pakemsana katanya.

    Tertimbun LaharSetelah pelatihan selesai, ibu-ibu jejaring

    bersama Rifka berkunjung ke rumah wargayang telah mereka tinggalkan. Tapi apa yangmereka temui?

    Sungguh miris melihatnya, semua ratadengan pasir dan bebatuan lahar Merapi.Hanya satu bangunan yang masih berdirikokoh yaitu masjid di dusun setempat. Masjidini sampai sekarang masih digunakan untukibadah.

    kasih kepada mbak Nurmawati dan Ninadari Rifka yang sudah meluangkan waktumenengok mereka bersama ibu-ibujejaring.

    Pelatihan membuat emping melinjodipandu Ibu Mardiati dan Ibu Warsidah dariDusun Warungpring, Mulyodadi.

    Kurang lebih 15 ibu-ibu Ngepringan

    antusias mengikuti pelatihan yangdilakukan di salah satu shelter yang selamaini juga digunakan untuk kegiatan PAUD(Pendidikan Anak Usia Dini).

    Sambil momong mereka mengikutiseluruh tahap pelatihan yang baru pertamakali mereka dapat itu. Dari teori sampaipraktiknya, dari membuat sampai meng-goreng emping. Tak lupa pula membuatemping rasa, yaitu gurih. Untuk melatihkanberbagai rasa yang lain terkendala cuacayang tidak mendukung.

    Peserta pun rupanya tertarik menerap-kan keterampilan ini.

    Baru pertama kali belajar, tapi sudah

    tertarik dan nanti ingin membuat sendirikalau ada acara, kata salah satu ibu diNgepringan, seperti dituturkan Mardiatipada Krida, di rumahnya, Warungpring, 23Mei lalu.

    Tetapi, menurut Mardiati, ibu-ibuNgepringan menghadapi kendala, yaitumahalnya alat.

    LAPORAN EMY CAYARANI

    Kadisoro, Gilangharjo, Pandak

    Secara reflek, semua ibu-ibu yang hadirpada pertemuan PKK Kadisoro, Minggu(12/6) langsung memegang payudaranyabegitu mendengarkan penjelasan dari MGWiranti.

    Saat itu, Wiranti, salah satu tokohperempuan di Kadisoro, Gilangharjo,Pandak, yang juga guru SD dan Ketua LKP(Lembaga Keuangan Perempuan) setempat,tengah menyampaikan salah satu caramendeteksi penyakit kanker payudara.

    Pertemuan di rumah Ibu Wening saat itumemang untuk sosialisasi kesehatan,khususnya tentang kanker payudara danlangkah untuk mencegahnya. Prinsipnya,mengingat kesehatan mahal harganya, makadaripada mengobati lebih baik mencegahagar jangan sampai penyakit, di antaranyakanker payudara, hinggap di tubuh.

    "Periksa payudara sendiri atau Sadariadalah salah satu cara untuk mengenalipayudara sendiri, sehingga diharapkan dapat

    untuk mendeteksi secara dini setiapperubahan yang mungkin merupakan awalterjadinya kanker payudara,"kata Wiranti.

    Kanker payudara, lanjutnya, umumnyadiderita perempuan, tetapi tak menutupkemungkinan dapat terjadi pada laki-laki.

    "Bentuk payudara biasanya berubah-ubah sebelum memasuki masa menstruasi.Biasanya payudara terasa membesar, lunak,atau ada benjolan dan kembali normal ketikamasa menstruasi selesai," ujar guru SDNCepit, Sewon, ini.

    Dia mengingatkan,"yang terpentingadalah mengenai perubahan mana yangbiasa terjadi dan tidak. Mendeteksi payudarasendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali.Waktu yang terbaik untuk memeriksapayudara adalah dua sampai tiga hari setelahmenstruasi selesai. Pada saat itu payudaraterasa lunak."

    Lebih lanjut Wiranti memaparkan hal-halyang perlu diperhatikan pada saat melakukanSadari. Hal hal tersebut yaitu: 1. Terabanyabenjolan. Benjolan berupa modul, asimetrisatau simetris, 2. Penebalan kulit, 3.Perubahan ukuran dan bentuk payudara, 4.Retraksi atau pengerutan kulit, atau distorsi(puting masuk ke dalam), eksim pada puting,

    5. Keluar cairan abnormal dari puting susu, 6.Nyeri pada payudara, 7. Pembengkakanlengan atas dan 8. Teraba benjolan di ketiak.

    2 KRIDA NO MO R 8, TAHUN I ED IS I JUNI 2011

    HARI JAM ACARASenin

    Sabtu

    Ahad

    Miitramedia di Wonolelo: Radio Komunitas SadewoFM, Telp 0274-48234204; 0857-43551232

    Perempuan Bantul Melatih ... SAMBUNGAN HAL 1

    Masih Banyak Warga Takut Pakai Gas

    13.00-15.00

    16.00-17.00

    17.00-18.00

    18.00-19.00

    19.00-19.30

    19.30-21.30

    21.30-23.00

    08.00-09.00

    09.00-10.00

    10.00-12.00

    12.00-13.00

    13.00-14.00

    16.00-17.00

    17.00-18.00

    18.00-19.00

    19.00-19.30

    19.30-21.30

    21.30-23.00

    Campursari

    Manca/Anak-nak/Nostalgia

    Religi/Nasyid

    Pengajian Live

    Religi/Nasyid

    Persada

    Dangdut

    Persada+campur

    Persada New

    Dangdut

    Wayang

    Campursari

    Siaran PAUD

    Religi/Nasyid

    Pengajian Live

    Religi/Nasyid

    Persada

    Dangdut

    3KRIDANOMOR 8, TAHUN I EDISI JUNI 2011

    Sosialisasi Sadari di PKK Kadisoro, Gilangharjo

    Serentak Ibu-ibu Memegang Payudaranya

    BAGAIMANA MELAKUKAN SADARI?

    LANGKAH PERTAMABerdiri di depan cermin dengan dada dibusungkan dan tangandiletakkan di pinggang. Perhatikan ukuran, bentuk dan warnapayudara serta puting. Wajib memeriksakan ke dokterjika adakulit payudara pada satu tempat masuk ke dalam, berkerut,kemerahan, terdapat luka yang sulit sembuh atau membengkak.Puting susu retraksi/masuk ke dalam atau letaknya abnormal.

    LANGKAH KEDUAKemudian angkat tangan. Perhatikan payudara seperti padalangkah pertama. Kemudian tekan/pencet puting susu. Jika adacairan abnormal yang keluar maka segera periksakan ke dokter.

    LANGKAH KETIGA

    Berbaring dengan tangan (pada sisi yang sama dengan payudarayang akan diperiksa) di letakkan di bawah kepala. Tangan kiridipakai untuk memeriksa payudara kanan, begitu sebaliknya. Rabaseluruh payudara mulai dari atas ke bawah, dari sisi luar ke dalam,dari lekukan ketiak sampai ke arah payudara. Bisa juga mulai dariputing, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar lingkaranpayudara. Pastikan seluruh payudara terdeteksi. Raba dengankekuatan yang ringan, halus tapi mencapai seluruh kedalamanpayudara (bisa merasakan tulang iga di belakang payudara).

    LANGKAH TERAKHIRLakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti

    pada langkah ketiga. Beberapa wanita sering melakukan padawaktu mandi, karena lebih mudah melakukan perabaan payudaradalam keadaan kulit payudara basah.

    Perempuan rentan kanker

    Kepada ibu-ibu Wiranti juga mengemu-kakan bahwa perempuan rentan terkenakanker, mulai kanker rahim, kanker cerviks,hingga kanker payudara.

    Adapun risiko kanker payudara yaitu:usia (lebih dari 30 tahun), usia melahirkananak pertama, tidak atau belum menikah,tidak memiliki anak, riwayat menyusui,riwayat menstrasi yang mencakup usiamenstrasi pertama kali, keteraturan siklusdan usia menopause.

    Faktor lain yang menjadi risiko kankerpayudara, jelas Wiranti, yaitu riwayat

    pemakaian obat hormonal, riwayat keluargasehubungan dengan kanker payudara ataukanker lain, riwayat pernah operasi tumorpayudara atau tumor kandungan dan riwayatpernah mendapat pengobatan radiasi didinding dada.

    Berkaitan dengan sosialiasi Sadari ini,

    Ketua PKK Kadisoro, Ibu Wening,mengharapkan agar ibu-ibu anggota PKKdapat menyebarluaskannya ke masyarakatkhususunya di Kadisoro. "Sehingga jika adakeganjilan atau keanehan yang berkaitandengan kesehatan, bisa terdeteksi sedinimungkin dan dapat dicegah," katanya.

    Selain itu, ia pun mengingatkan penting-nya selalu menjaga kebersihan mulai badanatau diri sendiri, lingkungan, bahan makananyang akan dimasak hingga alat-alat masak."Sebab, kebersihan itu pangkal kesehatan. Apalagi saat ini musimnya tidak menentu.Sehingga perlu sekali untuk menjagakebersihan badan, rumah dan lingkungan,supaya kesehatan tetap terjaga," ujar Ketua

    PKK Kadisoro itu. (*)

  • 8/3/2019 KRIDA JUNI 2011

    3/4

    media gunakan pasir halus dan bersih

    sebagai media menggoreng.Klatakyang sudah disangan dan matang

    lalu dientas (diangkat) kemudian diletakkan di

    kemplongan (batu rata, atau alas beton cor)kemudian dipukul-pukul dengan batu pipih.

    Pukullah pelan-pelan, jangan sampai isiklatakpecah sehingga tidak kotor.

    Klatakyang sudah mengelupas ditaruh

    pada cobek yang dipanasi di atas tungku

    (anglo) agarklataktetap panas. Jika isi klatakpanas akan lebih mudah dibuat emping dan

    emping yang dihasilkan tipis.Selanjutnya taruhlah klatak yang siap

    dipipihkan di atas kemplongan yang sudah

    dilapisi lembaran plastik. Jumlah klatakyangakan dipipihkan tergantung diameter emping

    yang akan dibuat. Semakin besardiameternya, jumlah klatak yang harus

    dirangkai makin banyak. Klatakyang sudahpipih itulah yang disebut emping.

    Setelah lembaran plastik penuhlempengan-lempengan emping, lembaran

    tersebut diangkat dari kemplongan dandiganti dengan lembaran plastik berikutnya.

    Plastik yang telah penuh emping kemudiandijemur.

    Menjemur emping (yang menempel pada

    lembaran plastik) bisa dengan cara

    disampirkan pada galah, atau kenur yangdirentangkan, atau dihamparkan. Setelahkering emping dilepaskan dari plastik.

    Emping yang sudah kering siap dijualatau digoreng untuk kebutuhan sendiri atau

    dijual dalam bentuk emping matang. (*)

    Di desa-desa di Bantul banyak tumbuh pohon

    melinjo (Gnetum gnemon). Dari bijinya atau

    klatak bisa dibuat emping, nyamikan yanggurih dan renyah. Cukup banyak warga yang

    telah memanfaatkan melinjo untuk emping,

    dan menjadi sumber penghasilan keluarga.Bagi yang ingin mencoba membuat, caranya

    sederhana. Berikut tulisan Tin Ratmanta,

    anggota redaksiKrida yang juga "pensiunan"

    pembuat emping di Joho, Jambidan,

    Banguntapan.

    Bahan: klatak(biji melinjo)

    Alat: kemplongan (batu atau beton cor),

    thutuk/gandik (pemipih berbentuk silinder,

    bisa terbuat dari batu atau besi dengan

    permukaan bawah rata), lembaran plastikuntuk menggelar dan menjemur kepingan

    emping, wajan dan anglo.

    Penyiapan bahanMenyediakan bahan baku emping

    melinjo berupa biji melinjo atau klatakmerupakan hal pokok. Klatak bisa dibeli atau

    memetik di kebun sendiri.Bagi yang mempunyai pohon melinjo

    sendiri caranya mudah: petiklah melinjo

    yang sudah tua betul. Tandanya, kulit buah

    sudah berwarna merah. Keuntungannya, jikadibuat emping baik, tidak lengket danbobotnya pun lebih berat.

    Buah melinjo kemudian dikuliti. Biji atau

    klatak didiamkan beberapa lama. Diamkan

    sampai kering. Pengeringan minimal sekitar

    tiga hari.Klatak yang masih basah jika dibuat

    emping tidak baik, karena kulit arinya masih

    sukar mengelupas, sehingga emping tidaksempurna (serpihan kulit ari menempel di

    emping).

    Pengerjaan

    Klatakatau biji melinjo yang sudah keringdan siap diproses kemudian disangan(digoreng tanpa minyak). Agar panas merata

    LAPORAN UMI NARSIHKadisoro, Gilangharjo, Pandak

    Ada yang menarik pada Pelatihan Administrasi dan Keuangan LKPdi HotelMatahari, Yogyakarta, 13-15 Mei lalu.Pelatihan sebagai kelanjutan pembentukanLKP Sekunder ini diikui 32 perempuan darilima LKP (Lembaga Keuangan Perempuan)di Bantul (Gilangharjo, Mulyodadi, Jambidan,Srihardono, Wonolelo) dan sembilankoperasi wanita wilayah Jawa.

    Pada hari pertama pelatihan dihadirkanseorang konsultan Micro Finance, TjandraIrawan. Ia mengulas tentang "sukses" dantema "Uang sebagai Sarana Pendidikan".

    Ketika ia bertanya tentang kriteria orangyang dikatakan sukses, beragam tanggapandilontarkan peserta.

    Menurut peserta, dikatakan sukses jikatidak kekurangan segalanya, baik materi

    maupun rohani. Pokoknya segalanyatercukupi, usaha berkembang.

    Tapi, setelah Tjandra memperlihatkansosok Gayus Tambunan (pegawai III A KantorPajak berpenghasilan puluhan milyar rupiah),Malinda Dee (pegawai Citibank yang hidupmewah karena memanipulasi dana nasabah)dan Krisdayanti (penyanyi pop yangkemudian cerai dengan meninggalkan anak-anaknya), yang semuanya sesuai dengankriteria "sukses", ternyata peserta serentakmenjawab "Bukan kayak mereka!"

    Bagi peserta pelatihan, yang dinamakan"sukses" bukan cuma bisa dipandang dariluar saja, namun perlu pengorbanan danperjuangan dengan tidak membuat orang lainmenderita. Ini pula yang digarisbawahi olehTjandra.

    Mengenai tema "uang sebagai SaranaPendidikan", Tjandra mengajak pesertauntuk menabung dan memikirkan hal-hal ke

    depan. "Untuk itu perlu perencanaan dalamhidup dengan menabung. Sedikit demi sedikituntuk mencapai rencana di masa datang,seperti halnya simpanan darurat untukkebutuhan sekolah, kesehatan, peningkatanmodal usaha, konsumsi, hari raya, dsb,"katanya.

    Ketika ia menyinggung tentang sebuahkeluarga dikatakan "sejahtera", ia menggam-barkan antara lain, memiliki rencanakeuangan dalam mengendalikan penge-luaran agar senatiasa lebih kecil daripenghasilan, memiliki ekuitas (modal sendiri)lebih banyak, walau mungkin punya hutanglebih banyak, memiliki simpanan terencanauntuk berbagai rencana dan memilikisimpanan darurat, pinjaman terkendali dansimpanan hari tua. (*)

    4 NOMOR 8, TAHUN I EDISI JUNI 2011KRIDA

    Sukses? Bukan Kayak Gayus, Malinda Dee atau Krisdayanti

    Pelatihan Komputer Bersama 5 LKP Gugus Belajar

    Baru Dijelaskan Sudah Lupa

    FOTO DOK COMBINE RESOURCE INSTITUTE

    Anggota LKP-Gugus Belajar 5 desa di Bantul berlatih mengoperasikan komputer

    LAPORAN UMI NARSIHKadisoro, Gilangharjo, Pandak

    Usia bukan penghalang untuk menuntutilmu. Tidak ada istilah terlambat untukbelajar. Selagi hayat masih dikandung badan,sehat dan mampu, kenapa tidak ?

    Itulah semangat para perempuan, ibu-ibu, Jarpuk (Jaringan Perempuan UsahaKecil) dan Gugus Belajar di 5 LKP Bantul(Wonolelo, Sr ihardono, Jambidan,Mulyodadi, dan Gilangharjo) mengikutipelatihan computer.

    Pelatihan komputer ini diadakan diCombine (Commuty Base Information

    Network) Resource Institution, Jl. Kyai H AliMaksum No.183 Pelem Sewu Yogyakarta,tiap Selasa dan Jumat, mulai 14 Juni 2011. Adapun Combine yaitu lembaga sumberdaya yang memiliki strategi penguatankomunitas marjinal melalui jaringaninformasi.

    Pelatihan pertama, mulai pukul 13.00hingga 16.00 yang dipandu Novi, dihadiri 10peserta. Di tiap pelatihan jumlah peserta tidakmenentu, kadang 6 terkadang 10 lebih.Sebenarnya, setiap LKP dan Gugus Belajarmewakilkan masing-masing 2 orang, tapiyang berminat cuma sedikit.

    Peserta antara lain Umi Narsih, EmiCayarani, Intan (Gilangharjo), Dwi Haryati,Indri, Asih, Nuryanti (Jambidan), Iin Narniati,Mukinem, Sriyani dan Vita (Wonolelo).

    Pelatihan ini merupakan realisasi dariagenda Jarpuk pada 27 April 2011 di Klisat,Pundong yang antara lain mengenai

    kesekretariatan, penataan Jarpuk, membuatprofil, mengadakan audensi, mengadakaneven-even dan iuran sebesar Rp 30.000rupiah per bulan per LKP mulai Mei 2011.

    Materi dari pelatihan komputer antara lainpenggunaan open office writer danspreadsheet open office calc(exel). Denganpelatihan ini diharapkan peserta bisameningkatkan ketrampilan untuk membuatlaporan keuangan dalam menjalankan LKP.

    Perlu kesabaran.Berhubung usia peserta pelatihan

    komputer lebih tua dari pemandu/guru, makadiperlukan kesabaran dan pengertian daripemandu.

    Terkadang, peserta yang baru saja diberipenjelasan, tak lama kemudian mengakusudah lupa dan alhasil banyak bertanya.

    Sebentar atau tunggu mbak itu kalimat yangsering muncul karena merasa belum paham.

    Maklumlah daya tanggkap untuk berpikirdan mencerna ilmu sudah berkurangditambah persoalan-persoalan rumahtangga.

    Walaupun begitu, perlatihan terasa tidakmembosankan, karena sering disertai senda-gurau, sehingga waktu dirasa cepat. Begitusadar, ternyata waktu telah melebihi yangditentukan. (*)

    KRIDA 5NOMOR 8, TAHUN I EDISI JUNI 2011

    Foto kiri ataskanan bawah: dari melinjohingga emping siap digoreng.

    FOTO-FOTO TIN RATMANTA

    Pilih yang Tua dan Masak Sempurna

  • 8/3/2019 KRIDA JUNI 2011

    4/4

    sebagai kenang-kenangan darimahasiswa Akper Notokusumo

    Yogyakarta yang memberikanpelatihan kader pada Mei 2011.

    Nama Posyandu LansiaN o t o k u s u m o i t u s e n d i r imerupakan gagasan delapanmahasiswa Akper Notokusumoyang pada Mei 2011 melakukantugas lapangan di Combongan.Di antara kegiatan lapangan,mereka bersama petugasP us k es m as B anguntapan

    melatih warga dan memfasilitasi berdirinyaPosyandu Lansia. Adapun pelatihan yangdiberikan antara lain menggunakantensimeter, menghitung detak jantung danmengisi KMS (Kartu Menuju Sehat).(*)

    Pengurus/KaderKetua: Sri Nuryanti, Rosa Tin SugirawatiSekretaris : Mentari Ratna Sari Dewi, Dwi

    Bendahara: Nunung, Tukilah

    Pelatihan Pengembangan Usaha PUKGilangharjo, Pandak

    6 KRIDA NO MO R 8, TAHUN I ED IS I JUNI 2011

    Pelatihan Pengembangan Usaha PUK Gilangharjo, Pandak

    Memasarkan, Jangan Takut Menawarkan

    LAPORAN EMY CAYARANI

    Kadisoro, Gilangharjo, Pandak

    LAPORAN TIN RATMANTAJoho, Jambidan, Banguntapan

    TK Pertiwi 26 Jambidan Raih 2 Penghargaan Provinsi

    FOTO TIN RATMANTA

    "Mbak, Aku ki isih bingung. Piye caranenawaake? (Mbak, saya masih bingung.Bagaimana cara menawarkan?"

    Pertanyaan itu dilontarkan salah seorangperempuan peserta pada Pelatihan Pengem-bangan Usaha bagi PUK (Perempuan Usahakecil) yang diselenggarakan ASPPUK(Asosiasi Pendamping Perempuan UsahaKecil) di Sanggar Belajar Dusun Kadekrowo,Gilangharjo, Pandak, 16 18 Juni 2011.

    Persoalan menawarkan produk sepertiditanyakan tadi merupakan salah satu darisejumlah persoalan yang dihadapi wargayang akan memulai atau sedang mengem-bangkan usaha. Apalagi, dari 30 pesertapelatihan yang berasal dari berbagai dusun diGi langhar jo melalui Gugus Belajar Gilangharjo, itu belum semuanya memilikiusaha. Ada yang baru akan memulai, tetapibelum tahu caranya bagaimana, ada yangterbentur masalah modal.

    Pelatihan yang dihadiri Widi Sualendrodari Disperindagkop Bantul ini merupakansalah satu upaya memberikan solusi. Maka,materi pelatihan pun tak hanya mengenaipengolahan, melainkan pengemasan,pelabelan dan pemasaran.

    Menurut Retno Kustarti dari ASPPUK,

    dalam hal pemasaran yang terpenting adalahmenguasai dulu pasar yang ada di sekitartempat tinggal, dengan harapan daerah disekitar itulah yang nantinya menjadi petunjuk.

    "Kemudian, dalam hal pemasaran harusmemperhatikan unsur pemasaran, antara lainproduk, harga, distribusi, promosi danjaringan," kata Retno.

    Tentang jaringan, ujar retno, semakinbanyak jaringan semakin banyak kawan yangbisa dimanfaatkan. "Sehingga, dalam halpemasaran setiap ada kesempatan atauketemu dengan siapapun menjadi pasarkita,"ujarnya.

    Retno pun mengingatkan agar dalamberbisnis peserta pelatihan tidak malu. "Aksi,aksi dan aksi. Yakin dan yakin," katanyamenyemangati peserta pelatihan.

    Dipaparkannya pula perbedaan antara

    pemasaran dan penjualan. "Pemasaran,"katanya,"orientasinya melayani konsumen,jangka panjang, tahapan meliputi kebutuhankonsumen, produksi, menjual. Kemudianterstruktur."

    Adapun penjualan, lanjutnya, orientasi-nya produk laku dijual, jangka pendek,tahapan meliputi produksi terus menjual, dantidak terstruktur.

    Dalam pemasaran, peserta diingatkan

    untuk tidak perlu takut dalam menawarkandan jangan membangun ketakutan sendiri.Yang penting, harus berpikir positif .

    "Selain itu, dalam berusaha tidak hanyaramah pada diri sendiri tetapi juga ramah bagikesehatan. Maksudnya, dalam berusahatidak hanya berpikir untuk keuntungan saja,tetapi juga harus memperhatikan kesehatankonsumen setelah mengkonsumsi produkkita," pesan Retno Kustarti.

    Harus Lulus D3Dalam kesempatan memberi materi

    pelatihan, staf Disperindagkop Bantul, WidiSualendro antara lain menyampaikanharapan Bupati Bantul, bahwa kalau bisaperempuan Bantul harus lulus D3.

    "Artinya, tidak lagi duduk dlongapdlongop. Sebaliknya harus duduk dapat duit,"

    ujar Widi pada hari pertama pelatihan yangdisambut tawa peserta.Untuk lulus atau bebas dari D3, ujar Widi,

    perempuan Bantul harus berusaha menurutkemampuan yang dekat dengan aktivitasperempuan, yaitu memasak.(*)

    Sudah menjadi kebiasaan sekolah-sekolah TK (Taman Kanak-kanak) jika tutup tahun ajaran menyelenggarakan kegiatan rekreasiataupun pentas seni. Begitu juga TK Pertiwi 26 Jambidan,

    Banguntapan. Untuk tutup tahun ajaran 2010/2011, TK Pertiwi 26Jambidan mengadakan pentas seni, Selasa 21 Juni, di Balai DesaJambidan.

    Selain dihadiri siswa TK, pengasuh dan wali murid, acara tersebutdihadiri Pamong kalurahan Jambidan, Pengawas TK dan DewanSekolah.

    Sebelum acara di dalam gedung balai desa dimulai, ditampilkandrumband anak-anak di halaman.

    Acara utama dimulai dengan serahterima murid yang telah tamat

    belajar oleh Jumari dari Dewan Sekolah kepada Ibu Yati, mewakili walimurid.Adapun kesenian yang ditampilkan oleh anak-anak TK Pertiwi 26

    Jambidan di panggung yaitu paduan suara, Tari Topi yang ditarikan enamanak perempuan mengenakan topi, Tari Pancadriya yang ditarikan anaklaki-laki, Tari Yapong yang ditarikan perempuan dan baca puisi oleh tigaanak bersamaan.

    Untuk ikut menyemarakkan acara pentas seni dipertunjukkan pulakebolehan anak-anak menghitung dengan jari menggunakan metode jarimatika. Anak-anak berhasil menunjukkan cara menghitungpenjumlahan dan pengurangan angka di bawah seratus secara cepat.

    Pada kesempatan itu Kepala Sekolah TK Pertiwi 26 Jambidanmenyampaikan bahwa pada tahun ajaran 2010/2011 anak-anak TK inimeraih prestasi cukup baik di dua kali kejuaraan tingkat Provinsi DIY.Prestasi itu yakni peringkat tiga Lomba Analisis di GOR Among Raga danrunner up lomba drum band di Purawisata Yogyakarta. (*)

    Rubrik ini terbuka bagi perempuan, tua-muda, lajang-berkeluarga, warga Desa Jambidan,

    Wonolelo, Srihardono, Mulyodadi dan Gilangharjo, untuk menyampaikan gagasan, uneg-uneg, curhat, t entang persoalan diri maupun lingkungan sosial.

    Tulisan tidak boleh berisi fitnah, adu domba, memojokkan. Penulis agar menyertakan nama, alamat lengkap dan nomor telepon. Keberatan untuk pemuatan

    identitas Anda di rubrik ini harus disampaikan di awal disertai alasannya. Redaksi berhak menyunting atau tidak memuat karena pertimbangan tertentu.

    Tulisan bisa dikirim melalui email ke [email protected], [email protected] atau ke perwakilan Krida di masing-masing desa.

    SUARA PEREMPUAN

    Ibu-Ibu Combongan Siapkan Posyandu Lansia Notokusumo

    7KRIDANO MO R 8, TAHUN I ED IS I JUNI 2011

    LAPORAN SRI NURYANTIJlamprang Kidul, Jambidan, Banguntapan

    Pengurus/kader Posyandu Lansia Notokusumo Combongan, Jambidan,

    Banguntapan

    Sebanyak 10 perempuan, ibu-ibu-ibuwarga Dukuh Combongan, Jambidan,Banguntapan, Jumat sore (17/6) berkumpul dirumah Kepala Dukuh, menyiapkan pelayananperdana Posyandu Lansia Notokusumo.Posyandu Lansia di Combongan dibentuk 24Mei 2011.

    Pertemuan yang dipimpin Ibu Rosa TinSugirawati (Ketua 2) ini untuk membagi tugaspelaksanaan Posyandu Lansia yang dimulaipada 20 Juni dan untuk selanjutnya tiaptanggal 20.

    Pada pertemuan sekaligus musyawarahitu ibu-ibu yang sekaligus menjadi kader danpengurus Posyandu Lansia memutuskanempat hal.

    Pertama, persiapan menu diserahkan kewarga masing-masing kampung secarabergilir, karena di Combongan terdapat tigakampung, yaitu Kunden, Combongan dan

    Jlamprang Kidul. Untuk pelayanan perdana,peny i apan m enu d i tangan i war gaCombongan. Adapun warga kampung lainmembantu menata fasilitas pelayanan,seperti meja-kursi.

    Keputusan kedua menyangkut dana.Untuk pelayanan perdana, Posyandu Lansiaakan meminjam dana dari Posyandu Balitakarena Posyandu Lansia Combongan belummendapat subsidi dari pemerintah.

    Keputusan ketiga menyangkut kategorianggota Posyandu Lansia, yaitu dipilih yangsudah tua dan kurang produktif. Dari kategori

    ini tercatat ada 85 orang dan semua diberiundangan untuk datang ke Posyandu.

    Adapun keputusan keempat yaitumengenai alat. Disepakati, alat yangdigunakan yaitu alat-alat yang diperoleh

    Anak CerminanOrang Tua

    Hitam putihnya anak, kita sebagai orang

    tua yang paling menentukan, baru setelahnyalingkungan turut mempengaruhi karakteranak.

    Kadang kita sebagai orang tua lupadengan kewajiban dan tugas kita sebagaiorang tua yang menjadi panutan mereka.

    Contoh kongkrit dalam kehidupan kitasehari-hari misalnya anak kita suruh mengajitapi kita asyik nonton TV, anak kita tunt ut hasilbelajarnya bagus tapi kita nggak sempatngurus, belajar ataukah main HP anak kita dikamar.

    Rasanya senang melihat putra-putri kitaberprestasi, maka alangkah baiknya bilameluangkan waktu untuk menemani merekabelajar. Anakpun pastinya akan semangat

    belajar dengan adanya perhatian kita, apalagi jika sesekali kita beri sesuatu atas usahamereka. Tidak usah menunggu si anakmendapat rangking, setiap usaha positifnyapatut kita hargai tidak harus dalam bentukbarang pujian pun bisa menjadi penghargaan

    yang berarti bagi anak kita.Di jaman sekarang ini anak-anak mulai

    kritis, apapun yang kita lakukan akandirekamnya. Baik maupun buruk sikap kitaakan menjadi contoh bagi putra-putri kita,karena anak-anak adalah peniru ulung.Sebaiknya kita menjadi contoh yang terbaikbagi mereka.

    Kita mulai dari rumah tangga masing-masing, bagi yang beragama Islam shalatberjamaah bisa menjadi acuan dalammendidik anak. Bila imamnya baik pastinyamakmumnya juga baik. Sama denganputraputri kita, bila kita orang tua bisamenjadi contoh yang baik bagi meraka.

    Kemudian kita orang tua, janganmenuntut anak melebihi kemampuan. Ingat

    setiap anak adalah unik, artinya anak yangsatu tidak sama dengan anak yang lain,mereka mempunyai kelebihan dan keku-rangan masing-masing.

    Pembaca, kadang kita egois, kitamasukan anak ke sekolah yang anak tidak

    sanggup dengan kurikulum yang ada. Hanyakarena gengsi, memaksakan ego kita padabuah hati kita.

    Marilah kita membaca. Membaca bukantulisan tapi keinginan dan harapan buah hatikita. Sebagai orang tua yang bijak, kitamengharapakan mereka tumbuh menjadipribadi yang pintar, cedas, bisa menghadapimasa depan dengan iman, karena pintartanpa iman apalah gunanya, banyak orangpintar di Indonesia yang korupsi akibatkurangnya keimanan mereka.

    Sekali lagi, memberi contoh lebih baik daripada 100 kali perintah. Semoga bermanfaat.

    Sri Nuryati, Jlamprang Kidul, Jambidan,Banguntapan