Monitor Juni 2011

20

Transcript of Monitor Juni 2011

Page 1: Monitor Juni 2011
Page 2: Monitor Juni 2011

Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) akan genap berusia 49 tahun tepatnya tanggal 24 Agustus mendatang.Guna memperingati ulang tahun TVRI tersebut telah dilakukan berbagai kegiatan di antaranya Pekan Olah Raga Nasional ke 4 TVRI di Makassar. Bagaimana pelaksanaan tersebut berlangsung dan siapa yang menjadi juaranya baca selengkapnya dalam Monitor kali ini.

Sebagai Televisi Publik, TVRI terus melaksanakan visi dan misinya untuk mengoptimalkan potensi dan dan kebudayaan daerah di antaranya melalui Talenta Bugis Makassar yang disiarkan secara langsung dari MakassarRapat kerja evaluasi kinerja TVRI Stasiun Daerah menghasilkan beberapa kesepakatan penting semuanya dapat anda baca dalam Monitor ini demikian juga Rencana Strategis LPP TVRI 2012-2016.

Bagaimanakah riwayat bintang radio dan televisi doeloe dan kini ? jangan lewatkan artikel ini.

Masih banyak sejumlah informasi penting lainnya kami sajikan dalam penerbitan ini. Dan tidak lupa bagi anda yang senang menulis kirimkan tulisan anda ke Redaksi Monitor beserta foto-foto dengan alamat Tidak lupa kritik dan saran anda kami nantikan.

Manfaatkan akun FB : Majalah Monitor-TVRI sebagai media interaksi antar kita. Selamat membaca.

[email protected].

Produktif - Kreatif - Inovatif

2

REDAKSI

Pemimpin Umum Direktur Utama LPP TVRI

Penanggung Jawab Direktur Umum LPP TVRI

Pemimpin Redaksi Sitti Solvia Basri

Wakil Pemimpin Redaksi Agung Prawoto

Redaktur Pelaksana Victorien Limaswari

Redaktur Nurmaman, Wahyuni, Agil Samal

Reporter Arif Rahman Hakim, Ganef Djatitomo, Jhony

Rahmat

Umum Nurlina Tarigan, Latifah

Photografer M. Yunus

Grafis Desain Nurdian NS

Amal Jamaludin

Alamat Redaksi

GPO Lt.3 JL. Gerbang Pemuda Senayan Jakarta Tlp. (021) 574 3314 Fax, (021) 573 3122E-Mail: [email protected] Facebook: majalah monitor-TVRI

Redaksi menerima artikel yang dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Naskah yang tidak dimuat menjadi hak milik redaksi. Redaksi juga berhak mengedit naskah sesuai dengan kebijakan LPP TVRI.

Gatot Budi Utomo

Hi Majalah Monitor,"Bravo Monitor, tetaplah memberi semangat

dalam menjalin suara hati insan TVRI dan publiknya, lebih cermat namun tetap

bersahaja....gbu"

SuratPembaca

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

09

04

10

08

07

07

06

03

02

01

Dapatkan

April 2011 Mei 2011

Page 3: Monitor Juni 2011

73Produktif - Kreatif - InovatifProduktif - Kreatif - Inovatif

Jum'at malam tanggal 3 Juni 2011 merupakan ajang penutupan seluruh kegiatan yang di tuan- rumahi TVRI Sulsel dengan penuh kesuksesan. Malam itu adalah penentuan para Juara Grand Final Lomba Talenta Bugis Makassar. Ada 6 calon juara yang telah lolos audisi maupun seleksi menuju puncak Grand Final. Pesertanya sendiri di luar dugaan lebih dari 60 an orang. Diawali audisi dan dilanjutkan dengan babak seleksi yang dilakukan 3 hari berturut-turut di depan halaman TVRI Sulawesi Selatan. Menurut Kepala Stasiun TVRI Sulawesi Selatan, Rusli Sumara, suara para peserta bagus-bagus.

Memang penampilan 6 Finalis itu sangat memukau. Gedung auditorium Trans Studio yang disewa dipenuhi ratusan penonton termasuk pendukung ke-enam finalis. Para supporter ini lebih menyukai tempat di balkon paling atas dengan membawa spanduk, yang bertuliskan nama jagoannya atau nama kabupaten asal sang finalis. Selain dari Makassar, kebetulan para finalis ini ada yang berasal dari Kabupaten Gowa, Kabupaten Jeneponto dan kabupaten lainnya.

"Irsyad, ayo maju, kamu pasti Juara", teriak para pendukung Irsyad salah satu Finalis. Dan tepuk tangan-pun bergemuruh ketika wakil mereka Anjarani yang berbaju hijau tampil di panggung. "Nasty! Nasty! Nasty!', seru mereka. Meskipun demikian suasana sangat dinamis dan kompetitif

penuh persahabatan.

Panitya yang dikomandoi Nur Dyah Tamma, memasang "wide screen" di sudut kiri, agar memudahkan para penonton di tribun atas melihat jelas mimik wajah penyanyinya yang di close up 6 juru kamera dari berbagai sudut. Dari layar "wide screen" inilah sebenarnya merupakan gambar akhir, siaran langsung TVRI Nasional. Merekapun sangat bangga bahwa penyanyi-penyanyi berdarah Sulawesi Selatan tampil memukau di depan jutaan penonton TVRI di seluruh Indonesia, bahkan di 10 negara Asean termasuk beberapa negara di Timur –Tengah yang bisa menangkap siaran TVRI.

Dari balik panggung, Pengarah Acara Deddy Suharto kelihatan dinamis, mengarahkan 7 juru kamera yang bertugas malam itu. "Kamera 3 siap.....take angle penonton! kamera 1 ambil close up penyanyi! Kamera 5 arahkan ke supporter!", itulah aba-aba yang dia komandokan di balik panggung, sehingga menghasilkan perpaduan gambar yang atraktif.

Akhirnya setelah ke enam Finalis tampil maksimal untuk meraih Juara, tiga Dewan Juri memutuskan Juara harapan III diraih Rismawaty, Harapan II Ernawaty, kemudian

Juara harapan I diraih oleh Muhammad Irsyad Basir (satu-satunya Finalis Pria) . Ketiga Piala tersebut langsung diserahkan oleh Dirut TVRI Immas Sunarya.Untuk Juara ke III diraih oleh Diantini Purnama, Juara ke II diraih Hasnaratu dan JUARA PERTAMA diraih oleh Anjara Nasty. Ketiga Piala langsung diserahkan oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan.

Usai Grand Final Talenta Bugis Makasaar Kepala Stasiun TVRI Sulsel, Rusli Sumara meluapkan kegembiraannya dan langsung mendatangi kru yang bertugas memberikan jabat tangan erat yang menandai Siaran Langsung Talenta Bugis Makassar sukses dilaksanakan, termasuk tentu saja rangkaian Rapat kerja para Kepala Stasiun TVRI Daerah dan PORNAS ke IV yang berakhir sehari sebelumnya. Bukan hanya itu saja nampak Ketua Panitya POR ke IV dan Talenta, Nur Dyah Tamma, menyalami penuh haru teman-teman dan pimpinan TVRI yang hadir saat itu.

Pada pertengahan Juni ini TVRI Jakarta akan mengadakan Lomba Talenta Maluku yang saat ini sudah terdaftar lebih dari 30 peserta.

Selamat untuk para Juara Talenta.

Agung P.

LAPORAN UTAMA

Foto oleh: AGUNG PRAWOTO

Page 4: Monitor Juni 2011

LAPORAN UTAMA

4 Produktif - Kreatif - Inovatif

ukses! Bravo! Proviciat TVRI Sulawesi Selatan, yang baru saja menjadi tuan Srumah PORNAS ke IV TVRI di

Makassar. Pekan Olah Raga Nasional ke IV TVRI di Makassar menyisakan kegembiraan yang mendalam, terlebih Tim TVRI Jawa Barat yang kini menjadi Juara Umum disusul TVRI Pusat Jakarta dan Tim TVRI Jawa Timur serta TVRI Sulawesi Selatan, masing-masing juara kedua dan ketiga.

Secara keseluruhan PORNAS ke IV TVRI meninggalkan kesan yang mengharukan dan membanggakan. Betapa tidak? Sejak 29 Mei hingga 2 Juni 2011, seluruh karyawan TVRI yang tersebar di 27 Propinsi di Indonesia membaur menjadi satu, saling silaturahmi. Tidak perlu beli tiket langsung ke Papua, ke Aceh, Mataram NTB maupun ke Bali dan daerah-daerah lain, cukup dengan POR kita bisa saling berbagi suka dan duka.

Lomba Marathon

POR diawali dengan Lomba Marathon Sabtu 29 Mei pagi hari. Saat itu dijadwalkan Marathon dimulai pukul 06.00 pagi Waktu Indonesia Tengah atau pukul 05.00 WIB. Tapi, Makassar malam sebelumnya diguyur hujan hingga pagi hari. Akhirnya start dimulai pukul 07.00 WIT di depan pantai Losari yang menjadi ikon kota Makassar.

Sulsel, Rusli Sumara, akhirnya ditengah hujan gerimis, mengajak Dirut,Ketua Dewas dan peserta lainnya siap-siap menempati titik start lomba Marathon. Dari Pemda setempat hadir wakil walikota Makassar berbaur ikut Marathon.

“Satu, Dua…Tiga…yaaak!', seru Panitya memberikan aba-aba start. Semua berhamburan lari melingkari jarak tempuh sekitar 3 kilometer. Tapi ada juga yang mengurungkan niatnya karena, takut kehujanan.

Beberapa puluh menit kemudian kembalilah peserta Marathon, menuju titik finish. Dari jauh kelihatan Kepala Stasiun TVRI Sultra Muhammad Irvan memasuki garis finish.

“Minum Pak…ini”, ibu-ibu Panitya

mengulurkan segelas air mineral ke Kepsta Sultra.

Tidak begitu lama, masuklah di garis Finish, Direktur Keuangan Antar Sianturi, dengan peluh keringat yang bercampur rintik air hujan gerimis yang membasahi kaosnya.

“Luar biasa!Boss Antar…juara dua nih!”, kata sahabat kami Eri membanggakan “bossnya” sebagai Juara Kedua. Lalu disusullah Pak Rusli - Kepsta Sulsel, memasuki garis Finish menjadi Juara ke tiga. Akhirnya mereka bertiga dipersilahkan para juru foto amatir berjajar diabadikan atas keberhasilannya menjadi Juara Lomba Marathon.

Pembukaan PORNAS IV TVRI

oleh Gubernur SULSEL

Sore harinya, Pekan Olah Raga Nasional ke IV TVRI dibuka secara resmi oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Dr.H.Syahrul Yasin Limpo SH.MH, di halaman rumah dinas Gubernur. Pembukaan yang disiarkan secara langsung selama 1,5 jam itu, dipenuhi atraksi defile yang mewakili 27 stasiun TVRI daerah. Mereka menggunakan atribut pakaian khas daerahnya masing-masing. Ada yang berdandan rapi, full make up, ada yang pakai blangkon (topi khas Jogja/Jateng), ada juga yang mengenakan pakaian adat Papua.Yang terlihat suasana kebersamaan dan persaudaraan di antara karyawan TVRI.

Keberhasilan dan kesuksesan kawan-kawan dari TVRI Sulsel, perlu mendapatkan apresiasi. Terlebih rasa “sense of belonging” yang dilakukan Gubernur Sulsel terhadap TVRIpun perlu mendapatkan prioritas acungan jempol. Gubernur telah memberikan fasilitas halaman rumah dinasnya sebagai arena Pembukaan PORNAS TVRI. Bahkan Pak Syahrul - Gubernur Sulsel, rela menunda perjalanan ibadah umrohnya demi membuka PORNAS ke IV TVRI ini.

Page 5: Monitor Juni 2011

LAPORAN UTAMA

Dinamika Pertandingan di arena

POR

Dari berbagai cabang Olah Raga yang dipertandingkan semuanya menarik perhatian. Mulai dari Sepak Takraw di halaman TVRI Sulsel, Volley Juga catur yang diikuti para ”pemikir serius” karyawan TVRI digelar di ruang Pemberitaan, menyedot perhatian penonton dan pendukungnya. Belum lagi Bulu Tangkis, Tenis Lapangan di Karebossi dan Tenis Meja yang dilaksanakan di sebuah Mall megah, serta pertandingan Futsal yang sangat menyedot perhatian. Demikian juga Poco-Poco dan Lomba Karaoke yang baru pertama kalinya di pertandingkan.

Silaturahmi adalah tujuan utama PORNAS sesuai AD/ARTnya, namun kenyataan di lapangan, ada beberapa insiden kecil yang menyebakan aliran darah emosi sedikit naik. Ini bisa dipahami karena berolah raga terlebih dalam suatu pertandingan, masing-masing atlit TVRI Stasiun daerah ingin menjujung prestise atlit PORnya. Di arena lomba Poco-Poco dan Karaoke, umumnya masing-masing kontingen ingin wakilnya tampil prima, tampil elegant dan kompak.

Ada juga yang “ngegrundel” atau menyesalkan dengan masuknya anggota Tim yang disinyalir bukan karyawan TVRI. Ini terkuak ketika salah satu wasit di sebuah cabang pertandingan, mengatakan bahwa ada beberapa anggota Tim “karyawan”, sebenarnya adalah atlit Pra PON. Tetapi karena berpijak pada pemikiran bahwa POR ini adalah ajang silaturahmi, maka pertandingan terus dilanjutkan.

Itulah dinamisasi jalannya POR di beberapa cabang olah raga. Akan tetapi perlu disadari bahwa di antara para karyawan ternyata mempunyai bakat olahragawan atlit tersembunyi. Terlebih pada saat penyelenggaraan Lomba Karaoke, tampil ”artis-artis“ TVRI yang suaranya lebih dahsyat dibanding artis rekaman yang suaranya dipoles dengan teknologi mixing audio.

Dari Suara Edwin sang juara putra

dari TVRI Maluku, Hendrawan dari TVRI Sulsel, atau suara emas Juara I Putri Punia Dewi dari TVRI Bali, dan Betty dari TVRI Pusat Jakarta, membuat 3 dewan juri tercengang atas kedahsyatan suara mereka. Bahkan Jajaran Direksi yang ikut menunggui penampilan Final mereka, terkagum-kagum.

“Kita kalau pensiun bikin studio rekaman saja, merilis album mereka”, kata Dirum Duddy Sudirman bercanda dengan Pak Tolib Kiemas, Kepala Stasiun TVRI Bali yang duduk menyaksikan di kursi jajaran depan. Juga tampil memukau sura emas Nurzetty dari TVRI Sumatra Selatan atau seluruh penampilan finalis yang lain.

“Kalau saya amati suara mereka diatas rata-rata”, tambah Kepala TVRI Sulawesi Selatan kepada Monitor.

Lomba Poco-Poco libatkan Tim

Dharma Wanita

Satu hal yang menarik lainnya ialah Lomba Poco-Poco yang diselenggarakan dua hari di lapangan Karebosii Link, sebuah lapangan yang berada di atas Mall karebossi. Tidak jauh dari situ hanya sekitar puluhan meter, dilangsungkan pertandingan Tennis Lapangan.

Lomba Poco-Poco ini dimulai sejak pukul 09.00 pagi WIT dan dibagi dalam dua kategori. Kategori karyawan TVRI dan Kategori Ibu-Ibu Darma Wanita. Pada babak penyisihan awal di adu kepiawaian dan kehebatan Tim Poco-Poco untuk Karyawan TVRI. Semua tampil beda, baik dari sisi kostum, jenis gerakan, maupun performance mereka.

Itulah sekedar suasana dinamis yang terlihat dalam PORNAS ke IV di Makassar. Selanjutnya POR ke V akan diselenggarakan dua tahun mendatang, tahun 2013 di Kalimantan Timur.

Mari kita sambut sportifitas dan lebih mempersiapkan tali rekat sialturahmi dalam PORNAS TVRI ke V di Samarinda. (Agung P)

PEROLEHAN MEDALI PADAPORNAS KE IV DI MAKASSAR

TVRI JABAR JUARA UMUM

Produktif - Kreatif - Inovatif 5

Page 6: Monitor Juni 2011

6 Produktif - Kreatif - Inovatif

Page 7: Monitor Juni 2011

Setelah mematangkan rencananya untuk meresmikan stasiun penyiaran baru di Sulawesi Barat bulan Juli mendatang, TVRI juga telah merintis jalan untuk meningkatkan status stasiun transmisi di Maluku Utara menjadi Stasiun Penyiaran. Rencana pengoperasian stasiun penyiaran TVRI di Tanah Kieraha itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah propinsi setempat dan bahkan telah ditindak-lanjuti dengan penanda-tanganan MOU antara Pemda Maluku Utara dengan LPP TVRI.

MOU ditanda-tangani bersama oleh Direktur

Utama LPP TVRI Immas Sunarya, Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn, Ketua DPRD Maluku Utara Syaiful Bahri Ruray dan Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI Hazairin Sitepu hari Senin – 2 Mei 2011 lalu di Kantor Pusat LPP TVRI Jakarta.

Sebagai bentuk keseriusan dukungan, pemerintah propinsi Maluku Utara telah menyediakan gedung di bekas kantor Gubernur - untuk digunakan sebagai kantor operasional penyiaran TVRI di Ternate. ( Catatan : Kantor Gubernur Maluku Utara kini sudah pindah ke Sofifi kota Tidore Kepulauan – sebagai pusat kota pemerintahan yang baru). Namun lokasi ini hanya sementara, sambil menunggu selesai dibangunnya gedung Stasiun TVRI di Sofifi kota Tidore Kepulaun. Di Sofifi inipun, pemprop dan didukung sepenuhnya oleh DPRD setempat telah menyediakan lahan seluas 2 hektar untuk pembangunan studio, transmisi dan gedung perkantoran TVRI yang baru.

Bagi TVRI, peresmian stasiun penyiaran TVRI Maluku Utara ini sangat penting dan strategis karena selaras dengan misi TVRI

sebagai perekat NKRI. Apalagi wilayah Maluku Utara merupakan salah satu wilayah kepulauan terdepan di Indonesia. Sementara sebagai propinsi baru Maluku Utara memiliki karakter budaya yang sangat kuat dengan potensi sumberdaya yang spesifik sehingga layak dan perlu untuk dipublikasikan melalui layar TVRI.

Bagi masyarakat di propinsi Maluku Utara, kehadiran stasiun Penyiaran TVRI memungkinkan untuk memperoleh informasi dan hiburan yang sehat dan mendidik. Juga akan menjadi wadah bagi mereka untuk mengekspresikan potensi yang dimiliki sekaligus menunjukkan eksistensinya melalui siaran lokal dan nasional.

Menurut rencana, peresmian TVRI Stasiun Maluku Utara yang akan menjadi stasiun ke 29 bagi TVRI akan dilaksanakan bulan Oktober mendatang. Namun operasional siaran diharapkan sudah bisa dimulai pada bulan Juli nanti. Selama ini di wilayah Maluku Utara TVRI baru mengoperasikan empat stasiun pemancar di Ternate, Morotai, Sosio Tidore dan Sanana.

Selamat datang TVRI. Torang pe TV makin dekat di hati.

Untuk Pertama kalinya Dewan Pers memberikan Sertifikat Wartawan Utama kepada sedikitnya 100 wartawan senior dari berbagai media di seluruh Indonesia. Sertifikat wartawan Utama diserahkan langsung oleh ketua Dewan pers Bagir Manan di Hotel Milenium Jakarta hari Rabu, 25 mei 2011 lalu, disaksikan tokoh pers senior nasional seperti Herawati Dyah, Sabam Siagian, Djafar Assegaf dan Ishadi SK. Di antara 100 wartawan senior yang menerima Sertifikat Wartawan Utama adalah Direktur Utama LPP TVRI Immas Sunarya dan mantan Dirut TVRI Yazirwan Uyun.

Gagasan Dewan pers dalam memberikan

Sertifikat Wartawan Utama kepada 100 wartawan senior ini didasarkan pada Peraturan Dewan Pers tentang Standar Kompetensi Wartawan –SKW dan Surat Keputusan Dewan Pers No. 06/2011 tentang Kriteria Tokoh Pers yang dapat ditetapkan memiliki jenjang kompetensi Wartawan Utama. Persyaratan itu antara lain; Wartawan senior/tokoh pers yang telah aktif 30 tahun dalam jajaran redaksi, menjaga kredibilitas media melalui pemberitaan yang tetap mengacu pada UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan aktif dalam organisasi pers. Wartawan utama diseleksi oleh panitia yang terdiri dari 104 orang yang berasal dari perusahaan pers, organisasi wartawan, dan perguruan tinggi yang memiliki jurusan komunikasi.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan menanggap perlu pemberian Sertifikat Utama ini sebagai salah satu cara menakar kompetensi wartawan dalam rangka melakukan pembenahan status kewartawanan sehingga orang tidak menanggap mudah menjadi insan pers yang profesional dan bertanggung jawab. Apalagi pers merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Hak Asasi Manusia (HAM). Karenanya wartawan harus bekerja untuk menegakkan HAM.Misi lain adalah independensi dalam setiap sektor kehidupan. Selain itu pers memiliki misi yang sama dengan negara yaitu bagaimana mensejahterakan masyarakat."Saya selalu berharap pers tidak pernah melupakan ini, sebab pers sebagai instrumen publik harus bicara untuk kepentingan itu," kata Bagir. Ia mencatat, ada sebagian orang di negeri ini merasa galau karena berbagai tekanan baik ekonomi, sosial dan lainnya. Bagir mengharapkan agar pers juga tidak ikut galau. "Pers harus menjadi barisan terdepan untuk menyelesaikan kegalauan ini. Harapan saya ada pada pers dan berharap, harapan saya ini tidak disia-siakan," ujar Bagir.

Sepanjang tahun 2011 ini, Dewan Ppers mentargetkan dapat memberikan Sertifikat Standar Kompetensi Wartawan SKW kepada sekitar 2000 wartawan. (M-03)

7Produktif - Kreatif - Inovatif

INFO TERBARU

Page 8: Monitor Juni 2011

INFO TERBARU

“Jangankan ke Jakarta pak ,..ketemu kepsta (TVRI Maluku dan Maluku Utara, red) saja belum pernah”... Bayangkan saja sebuah stasiun transmisi yang hanya berjarak 10 menit dari ibukota propinsi Maluku Utara jarang dikunjungi orang. Bagaimana nasibnya jika stasiun transmisi itu jauh dan sulit ditempuh. “Sekarang yang penting bisa meneruskan siaran TVRI saja. Jika suplai listrik PLN padam yah..wassalam ,..otomatis siaran TVRI juga ikut padam karena kami sudah tidak lagi mendapat uang BBM”, lanjut Udin. Sambil berkelakar mas Eko menepuk pundak Udin “tenang, sebentar lagi Ternate akan punya stasiun sendiri jadi setiap hari bisa ketemu kepsta”...di penghujung kunjungan kami sambil menyerahkan buah tangan berupa mi instan, kopi gula dan lain lain membuat mata Udin berkaca kaca menerima bingkisan itu,..Bukan jumlahnya yang tidak seberapa,..tapi nilai dan semangat keberadaan kami dan Udin di hari itu, benar benar tak ternilai ...Tetap semangat Udin... dan Udin Udin lainya di seluruh pelosok negeri.!(M-07)

kami,...'assalamualaikum', sapanya. Dengan wajah penuh heran dia bertanya “bapak bapak ini dari mana?”… Kami dari TVRI jawab kami,...' Maksudnya? dari TVRI juga?' Dia masih mengulangi pertanyaan yang hampir sama tanda tidak percaya ada sepuluh orang dari TVRI datang di siang bolong untuk mengunjunginya...' Betul! Kami dari TVRI Jakarta' tukas mas Eko, pimpinan rombongan tim live Halmahera. 'Saya Udin pak! ,..petugas pemancar di sini” jawabnya. Udin berangsur sadar kalau kami benar-benar dari Jakarta dan datang untuk menengoknya... 'tadi mati lampu pak, jadi belum saya nyalakan lagi' tandas Udin sembari membuka pintu dan mempersilahkan kami masuk. Pantas saja televisi monitor di dalam itu menyala namun tidak ada siaran. Tak lama pak Udin menyalakan tombol power pada rackpack dan siaran TVRI Jakarta pun kembali muncul di layar. Udin adalah salah seorang dari tiga petugas transmisi yang bertugas di transmisi Ternate. Sudah 20 tahun bekerja sebagi tenaga honorer. Bahkan belum pernah ke Jakarta untuk mengenyam diklat sekalipun.

8 Produktif - Kreatif - Inovatif

Tidak jauh dari kota Ternate, hanya saja jalan itu semakin mengecil dan menanjak ke arah barat menuju kaki gunung Gamalama,.. terlihat satu pemancar dengan warna merah putih, menyembul di antara lebatnya pohon durian, cengkih dan pala ... Hari itu kami “tim live Halmahera” menyempatkan diri mengunjungi stasiun transmisi TVRI di Ternate. Sambil menyusuri aspal yang hampir habis akhirnya kami sampai di depan gedung transmisi TVRI. Pintu pagarnya terbuka, bangunan yang tidak terawat serta satu bangkai mobil dinas Toyota FJ teronggok di halaman plus signboard Stasiun Transmisi TVRI dengan logo tahun 80an masih terbaca walau telah terkikis cuaca. Begitulah kesan kami ketika menginjakan kaki di pemancar TVRI di Ternate. Memang tak bisa dipungkiri sebagian besar kondisi stasiun transmisi TVRI yang berada di berbagai pelosok negeri ini bernasib sama.

Tak ada seorangpun yang menunggu gedung itu pada saat kami tiba. Hanya saja sebuah televisi monitor menyala dengan gambar 'bersemut” tanda tak ada siaran. Tak lama ada seorang anak yang lewat di depan kami menawarkan diri untuk memanggil petugas transmisi yang tinggal tidak begitu jauh.. Tak lama seorang paruh baya berambut ikal datang dengan menghampiri

Page 9: Monitor Juni 2011

INFO TERBARU

9Produktif - Kreatif - Inovatif

Oleh : Jamaluddin, SE/Kasubsi. PU TVRI Bengkulu

Jum'at 10 Juni 2011 sekitar pukul 09.30 WIB, Menteri Hukum dan HAM RI Patrialis Akbar menyaksikan langsung penandatanganan MoU TVRI Bengkulu. Isi MoU, TVRI Bengkulu ditunjuk sebagai Media Penyebar Informasi Hukum dan HAM di Provinsi Bengkulu. MoU ditandatangani oleh Kepala TVRI Bengkulu Drs. Eka Muhammad Taufani dan Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu Darus Amin, SH. Turut hadir menyaksikan, Gubernur Bengkulu beserta seluruh Walikota dan Bupati se-Provinsi Bengkulu. Terpilihnya TVRI Bengkulu dari 4 stasiun penyiaran televisi lokal di Bengkulu, karena dinilai telah menjadi media referensi hukum secara baik.

Menurut Kakanwil Darus Amin, dari 25 Kanwil Kementerian Hukum dan HAM di Indonesia yang telah meresmikan Pusat Pelayanan Hukum Terpadu, baru kali inilah terjalin MoU dengan TVRI stasiun penyiaran daerah. Sejak awal Tahun 2010, TVRI Bengkulu memang menyiarkan program Koridor Hukum. Salah satu mata acara yang dirintis menjadi program unggulan ini, berangkat dari kepedulian TVRI Bengkulu terhadap tingginya intensitas serta frekuensi persoalan hukum di Provinsi Bengkulu. Program Koridor Hukum disiarkan setiap hari Selasa selama 60 menit, dan terus berlangsung hingga sekarang. Ke depan, melalui kerjasama dengan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi

Tanggal 30 dan 30 Mei 2011 lalu proses seleksi anggota Dewan Pengawas TVRI masa bhakti 2011 – 2016 memasuki babak Fit & Proper Test. Dari 200-an lebih pelamar yang kemudian diseleksi oleh panitia seleksi (Kementrian Kominfo), hanya 82 orang yang lulus persyaratan administratif. Selanjutnya dari 82 nama ini terpilih 15 nama yang lulus melalui seleksi tertulis. Sesuai pengumuman yang dikeluarkan oleh Komisi I DPR-RI dan ditanda-tangani oleh Wakil Ketuanya Hayono Isman tertanggal 26 Mei 2011, ke-15 calon anggota TVRI yang berhak maju ke babak Fit & Proper Test itu masing-masing (berdasarkan urutan abjad); Agoes Wijoyono, SE (TVRI), Akhmad Sofyan, S.Sos (TVRI), Amry (Pemerintah), Bambang Soepriyanto (Pemerintah), Dedi Iskandar muda (Masyarakat), Dra. Dyah Sukorini (TVRI), Elprisdat (Masyarakat), Ir. Hendra Budi

Rachman,M.M (Masyarakat), Dra Immas Sunarya, M.M (TVRI), Indrawasi Tmanin, Ph.D (Pemerintah), H. Renaldi Zein. M.Si (Masyarakat), Ir. Satya Sudahana (TVRI), Drs. H. Sudirman, M.Si (TVRI). Drs Suryadi Aziz, M.M (Masyarakat) dan Drs.Taufiq Bachtiar,M.M (Pemerintah).Fit & Proper Test ke 15 calon anggota Dewan Pengawas TVRI dilaksanakan di depan sidang Komisi I DPR-RI dibagi dalam 5 sessi, masing-masing sessi memberikan kesempatan kepada 3 calon untuk memaparkan visi dan misinya demi perbaikan TVRI di masa mendatang. Proses Fit & Proper Test sengaja dilaksanakan secara terbuka dan transparan agar nantinya setiap anggota Dewas yang terpilih adalah yang benar-benar berkualitas. Sampai berita ini diturunkan, Komisi I DPR-RI belum mengeluarkan 5 nama yang lulus dalam seleksi Fit & Proper Test dan terpilih menjadi anggota Dewan Pengawas TVRI periode 2011 – 2016. Namun, siapapun yang terpilih nanti, diharapkan mereka dapat mengawal TVRI menjadi lebih berkualitas, dapat mengakomodir semua kepentingan termasuk kepentingan publik dan menjadikan program-program TVRI sebagai tontonan dan tuntunan bagi masyarakat. Dan ke dalam, ke-5 calon yang terpilih nantinya juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kesejahteraan karyawan serta mempertanggung-jawabkan dana APBN yang dikucurkan pemerintah. (M-03)

Bengkulu, mata acara Koridor Hukum akan lebih dikembangkan lagi. Sebelumnya, pada Hari Rabu 8 Juni 2011, TVRI Bengkulu telah melakukan MoU dengan DPRD Kota Bengkulu. Kegiatan ini merupakan pertamakalinya terjadi dalam sejarah hubungan media massa dengan institusi perwakilan rakyat di Provinsi Bengkulu. Penandatanganan MoU dilaksanakan dalam rapat paripurna DPRD Kota Bengkulu, yang dihadiri oleh hampir seluruh anggota dewan. MoU tersebut, merupakan rintisan kerjasama publikasi bagi kegiatan para wakil rakyat Kota Bengkulu.

Dok. Foto TVRI Bengkulu

Page 10: Monitor Juni 2011

10

INFO SDM

Produktif - Kreatif - Inovatif

Rekruitmen dan seleksi adalah perencanaan yang di gunakan perusahaan, lembaga, organisasi, birokrasi maupun instansi dalam berhubungan dengan penyediaan tenaga kerja. Rekruitmen merupakan proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong, sedangkan seleksi adalah teknik pemilihan anggota baru organisasi dari kandidat yang tersedia (Garry Desller dan Agus Darma).

Kemampuan dan kesiapan mental karyawan termasuk tenaga kontrak sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan, khususnya tantangan dari unit satuan Transmisi yang tersebar di seluruh pelosokk Nusantara yang sebagian besar jauh dari keramaian pemukiman penduduk dan berada di puncak dan lereng gunung, pulau-pulau terpencil dan terluar. Jadi, untuk menjadi petugas Transmisi dibutuhkan kesiapan mental dan fisik untuk ditempatkan di lokasi-lokasi Transmisi. Sebab pernah terkisah di masa silam ada petugas Transmisi yang tidak betah dan meninggalkan pemancar tanpa ada penunggunya. Ada yang stress, malah ada yang keluar karena tidak mampu bertahan menghadapi keadaan. Kondisi ini mungkin tidak menjadi persoalan dan tantangan bagi pemancar-pemancar yang letaknya di perkotaan maupun yang berdekatan dengan pemukiman penduduk.

Jika ada pertanyaan (yang perlu kita jawab secara jujur) “dari sekian banyak petugas Transmisi yang tersebar di seluruh wilayah tanah air (376 pemancar - Bpk. Maradut Sinaga, S.IP, Monitor Edisi 17 Juli 2010:3), apakah menjadi petugas Transmisi itu timbul dari hati nuraninya atau karena terpaksa? Banyak faktor yang menyebabkan orang kurang berminat menjadi petugas Transmisi. Misalnya, status petugas Transmisi berbeda dengan status pegawai lain karena tantangan dan tanggung jawabnya yang sangat berat. Namun yang perlu dipahami sebenanrnya adalah; sebagai petugas Transmisi harus merasa lega sebab merupakan bagian dari karyawan TVRI. Petugas Transmisi merupakan pahlawan, ujung tombak sekaligus sebagai tulang punggung bagi TVRI yang mengemban pekerjaan yang mulia yang selalu stand-by, setia pada tugas,dan profesi kapanpun dan di manapun. Karena tanpa petugas Transmisi yang komit, tentu TVRI tidak punya arti apa-apa, petugas-petugas itulah yang mengoperasikan equipment sehingga siaran dari TVRI Pusat dapat disalurkan ke masyarakat.

Profesi menjadi petugas Transmisi patut rasanya di syukuri, karena profesi tersebut adalah suci. Karena amanah yang dipikulnya sangat berat dan beresiko tinggi. Apabila ada peralatan pemancar yang mengalami trouble, tidak jarang petugas Transmisi mendapat telpon gelap, ocehan, cemohan, dan sorotan dari masyarakat. Mereka menuding bahwa petugas Transmisi mengutak-atik peralatan pemancar, tidak banyak yang memaklumi bahwa gangguan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti, propagasi atau gangguan cuaca, gangguan PLN, gangguan teknis dari Pusat dan sebagainya. Oleh karena itu, pekerjaan sebagai pertugas Transmisi tidak boleh di anggap remeh. Masyarakat tidak dapat menonton siaran TVRI merupakan tanggung jawab moral para petugas Transmisi.

Profesi sebagai petugas Transmisi berangkat dari keahlian, minat, bakat dan etos kerja yang tinggi, artinya orang yang menjadi petugas Transmisi tidak sembarangan. Di samping memiliki kemampuan juga dibutuhkan keberanian untuk segera mengantisipasi apabila terjadi gangguan yang timbul tanpa diduga pada peralatan pemancar. Juga perlu memiliki kemampuan naluri untuk menelaah dan menelusuri system dan proses alur kerja perangkat keras maupun lunak. Bahkan perlu kesiapan mental keberanian memanjat menara (tower) untuk memperbaiki elemen antene dan co.x (coaxil cable). Dan tentunya juga harus memiliki keberanian untuk berdinas sendirian apabila ada teman yang berhalangan masuk. Dalam konteks seperti ini, orang yang menjadi petugas Transmisi karena terpaksa tidak mungkin dapat melaksanakan tugas dengan baik. Selain harus memiliki kemampuan, keterampilan, keberanian, petugas Transmisi di tuntut untuk bekerja secara maksimal, professional, tekun, jujur, juga keahlian.

Tuntutan masyarakat terhadap mutu siaran yang dipancarkan tidak lain berada di pundak para pahlawan TVRI ini. Karena itu meerka perlu memiliki kompetensi. Kompetensi petugas Transmisi diharapakan

mampu memenuhi perkembangan dan perubahan yang terjadi di dalam lingkungan. Kalau petugas Transmisi kurang memperhartikan tugasnya dengan baik, kurang memiliki sikap kinerja yang profesional dan kurang memiliki kemampuan maka tidak akan tercapai dengan apa yang diharapkan. Banyak harapan yang harus di penuhi, misalnya masuk kerja berdasarkan jadwal sesuai tuntutan waktu dan sebagainya.

Jadi, untuk memenuhi tuntutan dan tantangan petugas Transmisi harus memiliki kemampuan interpersonal skill, yakni kemampuan sebagai seorang petugas dalam menjaga serta menjalin hubungan membangun atau menyelesaikan konflik secara positif, keahlian dalam melayani, keahlian berpikir, keahlian dalam menghadapi perubahan (adaptasi), kreatif, keahlian dalam membangun diri, dan tentunya keahlian teknis. Bagi seorang petugas Transmisi harus mampu menyelesaikan pekerjaan, serta kemampuan dalam menggunakan pengalaman.

Oleh: Jaharudin, Sat.TVRI Tx. Bima- NTB.

BERITA DUKA

Keluarga besar TVRI Stasiun Sumatera Utara kembali berduka dengan meninggalnya ROBINTA SEMBIRING, tanggal 25 Mei 2011 lalu di Medan – Sumatera Utara. Selama berkarir di TVRI SUMUT, mendiang ROBINTA SEMBIRING yang lahir di Medan tanggal 25 Nopember 1963 berprofesi sebagai Video Engineer dan terus memperdalam keahlian profesinya dengan mengikuti pendidikan Pra Teknik Operasional Studio TV tahun 1988 di Jakarta dan diklat lanjutan di Yogyakarta.

Karya terakhir mendiang ROBINTA SEMBIRING adalah ikut membidani sinetron “Indahnya Perdamaian” di Nanggroe Aceh Darussalam kerjasama LPP TVRI Pusat Jakarta dengan LPP TVRI Sumut.

Semoga jiwanya beristirahat dalam damai di rumah Bapa di Surga.

Pengirim: Suherman (Ka.Si.T.Produksi dan Penyiaran)

Email: [email protected]

Page 11: Monitor Juni 2011

yang berhasil mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat. Hal ini dibuktikan dengan bantuan hibah yang diperoleh TVRI untuk pengadaan transmisi UHF pada 5 transmisi dari 9 transmisi di provinsi Sumatera Selatan. Tidak dapat dibayangkan jika menjelang SEA GAMES, kekuatan daya pancar TVRI Sumsel masih murni menggunakan kekuatan yang ada dengan rata-rata daya pancar 0,3 sampai 0,5 kw.

Saat ini sedang berjalan proses pengadaan untuk transmisi Baturaja, Sekayu dan Lubuk Linggau masing-masing berkekuatan 5 kw UHF bantuan Pemprov Sumsel. Ditargetkan proses dapat berlangsung sesuai jadwal menjelang SEA GAMES yang acara pembukaannya pada 11-11-2011.

Jika 3 transmisi ini mengudara, maka TVRI Sumsel akan mengudara dengan transmisi induk di Palembang 30 kw UHF bantuan ITTS, 10 kw UHF di Prabumulih dan 5 kw UHF masing-masing di transmisi Lahat, Baturaja, Sekayu dan Lubuk Linggau. Juga akan dilengkapi dengan relokasi eks transmisi Lubuk Linggau 1 kw UHF ke transmisi Pagar Alam dan relokasi eks transmisi Baturaja 1 kw UHF ke transmisi Gunung Raya.

Dengan peta kekuatan seperti ini, 8 dari 10 transmisi TVRI di Sumsel akan mengudara

TVRI Sumatera Selatan, satu dari 37 TVRI di persada Nusantara. Nyaris tak berbeda dengan stasiun lain, dalam usia 37 tahun (diresmikan tanggal 31 januari 1974) TVRI Sumatera Selatan terus berkiprah memberi warna dalam dunia penyiaran sesuai spesifikasi Lembaga Penyiaran Publik.

Didukung 218 karyawan yang terdiri atas 157 PNS, 41 karyawan LPP dan 20 orang berstatus kontrak, TVRI Sumsel yang dalam operasionalnya juga bertanggungjawab untuk Provinsi Bangka Belitung ini Setiap harinya mengudara secara lokal dari pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 19.00 WIB. Selebihnya bergabung dengan TVRI Nasional.

Sekali lagi, nyaris sama dengan stasiun-stasiun (TVRI) penyiaran lain, TVRI Sumatera Selatan harus pintar-pintar menentukan acara apa yang dapat diproduksi, di lokasi mana, siapa pengisi acara, berapa lama, bagaimana kesiapannya, dengan tetap memikirkan sentuhan apa yang bisa dituangkan pada paket acara, supaya tetap mempunyai nilai jual dan……tentu saja sesuai dengan misi televisi publik.

Pintar-pintar memilih paket acara tentu berkaitan dengan ketersediaan dana APBN dan non APBN yang tersedia. Dengan total dana produksi tersedia sekitar 2, 3 milyar rupiah untuk tahun 2011, rata-rata biaya produksi per jam untuk 4 jam siaran adalah 1,6 juta rupiah. Menjadi sangat wajar 85 persen acara diproduksi di studio. Meski demikian, TVRI Sumsel cukup berbangga dengan beberapa acara unggulan yang benar-benar telah tertanam di hati masyarakat, seperti dari bidang program yaitu : Kuis Pelajar kerjasama dengan Bank Sumselbabel yang telah berlangsung selama 7 tahun, acara Dulsawan, Gayung Bersambut, Goyang Dangdut dan Lagu Pop Daerah. Dari bidang berita tentu saja Warta Daerah yang menjadi primadona, Fokus Publik untuk dialog interaktif dan Derap Sriwijaya yaitu paket yang dikemas dalam bentuk reportase. Antusias masyarakat terlihat dari aktifnya interaksi langsung melalui saluran telepon, atau respon mempertanyakan jika acara tersebut tidak siaran.

Satu sisi dari stasiun, yang pada tahun 2011 ini juga akan berkontribusi pada kesuksesan pelaksanaan SEA GAMES 2011 adalah jaringan transmisi. TVRI Sumsel adalah salah satu stasiun

KOLOM MANAJEMENPROFIL STASIUN DAERAH

maksimal di jalur UHF, dibantu 2 transmisi (Muara Enim dan Tebing Tinggi) mengudara masing-masing 1 kw VHF.

Perlu diberikan apresiasi tinggi kepada pemerintah provinsi Sumatera Selatan khususnya gubernur Sumsel Haji Alex Noerdin yang memang telah memberikan dukungan penuh terhadap jaringan transmisi uhf TVRI di Sumsel ini. Tidak saja karena nilainya yang cukup fantastis total 18 milyar rupiah dalam 3 tahun dan alokasi diberikan dalam bentuk hibah (bukan kerjasama penyiaran), tetapi lebih dari itu apresiasi ditujukan kepada pemahaman dan dukungan penuh dari seorang sosok pemimpin daerah.

Pasca SEA GAMES 2011,kekuatan transmisi yang sudah ada tersebut akan menjadi faktor pendukung utama bagi kekuatan daya pancar TVRI Sumatera Selatan. Dan menjadi tantangan bagi TVRI Sumsel untuk terus mencipta karya yang mewarnai layar kaca dengan kualitas terbaik.

Sumsel Siap Menyukseskan SEA GAMES 2011 !!!

(Yanti - TVRI Sumsel)

11Produktif - Kreatif - Inovatif

Page 12: Monitor Juni 2011

satu pulau”, kata Kepala Stasiun TVRI Maluku Bin Thalib kepada Direksi. Hal tersebut juga dipermasalahkan Kepsta Papua, Pak Tilman. “Untuk menuju Merauke, Wamena, Sorong dan lain-lainnya Pak, kami kekurangan dana untuk meninjau atau memperbaiki transmisi kami Pak, karena pasti harus kami tempuh dengan pesawat terbang.

Guna mengatasi hal itu akhirnya Direktur Teknik Ir.Satya Suadana akan menggunakan fasilitas satelit untuk stasiun TVRI daerah yang lokasinya berpulau-pulau, seperti NTT, Papua, maupun Maluku. “Oke, untuk daerah-daerah Papua,Maluku maupun NTT, tahun depan akan kita prioritaskan menggunakan satelit ya, sehingga kendala yang bapak-bapak maksudkan tadi bisa teratasi”, kata Dirtek Satya Sudana. kepada Kepsta Maluku, papua maupun NTT.

Masalah lain yang dihadapi selain anggaran transmisi, yang cukup menonjol adalah masalah kwalitas SDM. Direktur Umum Dudy Sudirman mengatakan hendaknya para Kepala Stasiun Daerah mengevaluasi kembali SDM di masing-masing daerahnya, dengan menempatkan tenaga itu sesuai dengan ilmu yang dituntutnya. “Jadi jangan ada lagi seorang Insinyur teknik, tugasnya di bagian keuangan, atau sarjana ekonomi tugasnya di seksi teknik dsb.”, kata Dudy Sudirman. Ditambahkannya untuk tahun ini/depan akan direkrut lagi sekitar 300 tenaga baru dari berbagai profesi, sehingga masing-masing stasiun daerah akan mendapatkan tenaga baru sekitar 12 orang, dari berbagai disiplin ilmu.

Raker yang ditutup oleh Direktur TVRI, menghasilkan beberapa kesepakatan penting yang harus ditindak lanjuti. Seperti yang diinginkan Dirut TVRI, ke depan mesti harus banyak perubahan kwalitas layar TVRI, sebagai realisasi hasil pertemuan 27 Kepala Stasiun Daerah ini. Meskipun demikian setelah mengamati program unggulan yang disampaikan, Dirut optimis, kita akan melangkah ke depan secara sinergi menyongsong tahun emas TVRI.

Agung Prawoto

Rapat Kerja untuk mengevaluasi kinerja TVRI Stasiun Daerah menghasilkan beberapa kesepakatan penting. Raker yg dibuka Dirut LPP TVRI Immas Sunarya, kali ini diselenggarakan di sebuah hotel di tengah kota Makasar 27 dan 28 Mei lalu. Hampir seluruh 27 Kepala Stasiun TVRI Daerah hadir kecuali kepsta Sulawesi Tenggara dan Kepsta Gorontalo yang terpaksa absen karena sedang mengikuti Diklat PIM III di Jakarta.

Penyampaian program ke depan maupun paket siaran unggulan tiap-tiap stasiun Daerah mewarnai Raker yang di”planning” secara apik oleh tuan rumah Kepala Stasiun TVRI Sulawesi Selatan dan jajarannya. Rata-rata para pimpinan TVRI Daerah ini menyampaikan apa yang telah mereka lakukan dalam triwulan pertama, dan banyak di antara mereka yang mengetengahkan kendala yang dihadapi. Kendala tersebut menyangkut kondisi transmisi, masalah peralatan, SDM, ataupun masalah rutinitas sehari-hari yang mereka alami termasuk kurangnya anggaran operasional.

Para Direksi menanggapi “pesan” yang disampaikan para Kepala Stasiun Daerah itu, penuh dengan optimis, meskipun keluhan-keluhan itu mereka inginkan dapat dieliminir, karena wewenang dan tugas tanggung jawab telah sepenuhnya diberikan kepada TVRI Daerah. “Saya minta bapak-bapak dan Ibu-ibu bisa menangani kekurangan-kekurangan yang dikeluhkan. Kan tugas, wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya sudah kami berikan kepada Bapak-bapak semua. Jangan sedikit-sedikit minta ke Pusat”, itulah kesimpulan pendapat hampir semua Direksi kepada para Kepsta.

Direktur Keuangan Antar Sianturi misalnya menjelaskan, kenapa anggaran yang lama saja tidak dipergunakan sepenuhnya, justru sekarang minta penambahan anggaran biaya. “Lho anggaran yang telah kita berikan tahun lalu saja, belum bapak habiskan, bahkan masih ada yang sisa banyak ,ya? Kenapa sekarang malah minta lagi,ya?”, kata Direktur Keuangan sambil menyebut nama salah satu Kepala Stasiun yang minta agar anggarannya ditambah.

Bila diamati kondisi geografis masing-masing stasiun daerah tingkat kesulitannya berbeda dengan stasiun daerah lainnya.Untuk daerah Papua dan Maluku misalnya, peta topografi wilayah daratan lebih kecil dibanding luas wilayah lautan. “Seperti di daerah kami pak, apabila ada kerusakan transmisi, di pulau terpencil, untuk memperbaikinya kami mengalami kendala, Pak. Karena untuk menuju kesana(transmisi itu), kami kadang harus menggunakan kapal laut berjam-jam Pak. Dan itu tidak hanya di

KOLOM MANAJEMEN

Produktif - Kreatif - Inovatif12

Foto oleh : M. YUNUS

Page 13: Monitor Juni 2011

KOLOM MANAJEMEN

Strategis LPP TVRI Tahun 2012 – 2016 adalah kesepahaman mengenai permasalahan, sasaran, prioritas dan arah kebijakan, serta program prioritas yang akan dilakukan LPP TVRI dalam kurun waktu Tahun 2012 – 2016. Selain itu Renstra LPP TVRI ini diharapkan akan memperoleh dukungan dari para stake- holder, khususnya pemerintah dan DPR agar memperhatikan dari sisi anggaran guna mewujudkan program pengembangan Televisi Publik di Tanah Air.

Selanjutnya Rencana Strategis LPP TVRI Tahun 2012 – 2016 yang telah disusun oleh LPP TVRI tersebut akan disampaikan kepada Menteri Keuangan dan Kementrian Komunikasi dan Informatika untuk digunakan sebagai rujukan penyusunan Rancangan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L). Selain itu, Rencana Strategis LPP TVRI Tahun 2012 – 2016 juga akan disampaikan kepada seluruh TVRI Stasiun Daerah sebagai acuan dalam penyusunan Rancangan Anggaran TVRI Stasiun Daerah. (BR)

Rabu, 27 April 2011 bertempat di Hotel Mercure, Ancol Jakarta Utara, Direksi LPP TVRI, Kepala Puslitbang, Kepala Pusdiklat, Kepala Satuan Pengawas Intern beserta para Kepala Bidangnya masing-masing, para Kepala TVRI Stasiun Daerah (sebanyak 27 Stasiun Daerah) dan para General Manager berkumpul untuk merumuskan rencana strategis LPP TVRI 5 (lima) tahun ke depan. Untuk memperkaya isi kegiatan yang akan dituangkan dalam Renstra, juga dihadirkan sejumlah narasumber dari Pusdiklat BPKP dan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementrian Keuangan RI.

Tujuan Renstra secara umum adalah untuk memberikan pedoman, petunjuk dan referensi dalam melaksanakan program dan kegiatan serta menyusun tolok ukur evaluasi kinerja TVRI dan jajarannya secara profesional. Tahapan-tahapan penyusunan Renstra dimulai dengan penetapan visi, misi dan tujuan/sasaran, penyusunan program dan kegiatan dan uji publik. Penetapan Visi yang tepat akan menentukan keberhasilan membangun TVRI ke depan.

Tiga gagasan besar dihasilkan dalam pertemuan itu dan diharapkan dapat menghantar TVRI untuk 5 (lima) tahun ke depan.

Gagasan pertama adalah penguatan Program sebagai peran lembaga penyiaran publik dalam rangka pemenuhan hak warga akan informasi dan hiburan. Gagasan ke dua adalah Program pembangunan infrastruktur yang sudah tidak layak lagi serta migrasi dari VHF ke UHF dan Digital. Ketiga adalah program optimalisasi pemberdayaan pegawai dan restrukturisasi yang proporsional dan professional di bidangnya. Tiga gagasan besar inilah yang akan menjadi acuan bagi teman-teman LPP TVRI dalam 5 (lima) tahun ke depan, guna membangun kembali image positif sebagai media penyiaran yang handal di Indonesia maupun dunia.

Hasil dari kegiatan Penyusunan Rencana

13Produktif - Kreatif - Inovatif

Page 14: Monitor Juni 2011

LIPUTAN

14 Produktif - Kreatif - Inovatif

TVRI sebagai Host Broadcast juga terasa masih banyak kekurangannya. Sepert camera saat para Kepala Negara tiba di Lobby JCC serta saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut kedatangan dengan bersalaman. Pengambilan gambarnya tidak maksimal. Bisa jadi ini akibat camera yang digunakan dapat “pinjaman”, sehingga cameraman sepertinya tidak terbiasa menggunakan kamera tersebut. Yang lebih tidak layak menurut saya, saat Photo Session Para Kepala Negara dengan “gaya khas KTT” (saling bergandeng tangan secara bersilang), gambar yang ambil terpotong (hanya 8 kepala negara yg terlihat), sementara 2 Kepala negara yang di ujung kanan dan kiri tidak tampak. Maaf...sekali lagi maaf, apakah kita sebagai Televisi Tertua dan paling berpengalaman (katanya), BANGGA dengan hal ini???. Ada beberapa Kameraman TV Swasta Nasional dan Asing mempertanyakan hal ini, karena mereka berkepentingan untuk mendapatkan footage dari TVRI sebagai pemasok visual untuk TV POOL. Keterbatasan lainnya adalah, penyediaan tempat untuk mengisi suara yang semestinya tertutup dengan sekat yang kedap suara agar tidak bocor. Juga Studio Mini yang memang sangat MINI dan hanya berlapiskan Triplek, sehingga suara “aneh” terkadang menjadi back-sound penyiar. Masih banyak keterbatasan lainnya, namun demikian saya tetap “appreciate” atas apa yang telah kita laksanakan bersama karena pada prinsipnya “ The Show Must Go On.”

Melalui tulisan ini saya berharap KITA semua baik unsur Pimpinan dan karyawan dapat bersama-sama berbenah demi Kemajuan TVRI di masa datang. Janganlah kita cepat berpuas diri dengan hasil yang dicapai. Tulisan ini bukan untuk menjelekkan INSTITUSI TVRI tapi sebagai Penyemangat. Masa depan TVRI yang cemerlang dan penuh kejayaan ada di tangan KITA semua. Majulah TVRI....Terimakasih redaktur majalah Monitor, salam hangat selalu..(Hendrajit Aryaputra...sebagai AssProduser)

Tulisan ini saya beri judul So Far, Show Must go on...karena saat dimulainya pelaksanaan KTT ASEAN ke 18 di JCC tingkat SOM(Senior Office Meeting), salah seorang Jurnalis dari televisi asing bertanya kepada saya. Gimana TVRI So Far? Langsung saya jawab, Show Must Go On. Dan rekan Jurnalis itu tersenyum simpul. Karena apapun yang terjadi TVRI sebagai Host Broadcaster harus tetap siaran dan memberikan pelayanan yang baik untuk semua pihak walaupun di tengah keterbatasannya, karena pihak panitia sepertinya “kurang siap” untuk menyelenggarakan KTT Asean ini. Bagaimana tidak, suasana Media Center saya anggap kurang memadai dalam sebuah event internasional. Ini banyak dikeluhkan para Jurnalis baik dari dalam negeri maupun kawasan ASEAN. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, saya telah beberapa kali terlibat liputan untuk kegiatan KTT seperti ini, baik itu tingkat ASEAN seperti di Singapura, Thailand ataupun KTT APEC di Busan Korea Selatan dan Jepang bahkan KTT G 20 di Seoul Korea Selatan yang lalu. Di negara-negara tersebut, panitia penyelenggara menyediakan tempat yang layak untuk para jurnalis di Media Center. Karena kesuksesan penyelenggaraan event seperti KTT ini juga ditentukan oleh kenyamanan para jurnalis guna melakukan peliputan serta mempublikasikannya kepada masyarakat di negara mereka masing masing. Sebagai suatu ilustrasi saja, pada saat KTT ke 18 ini, saya tidak melihat adanya MEDIA BOOTH yang biasanya disewa oleh TV Asing seperti Reuters, APTN, NHK, Bloomberg dsbnya… Media Booth ini disewakan oleh pihak panitia agar para jurnalis lebih mendapatkan “privacy” dalam menjalankan pekerjaannya, baik untuk editing, penulisan naskah dan proses pengiriman berita. Padahal biasanya, di setiap penyelenggaraan KTT seperti ini, media Center selalu dilengkapi dengan fasilitas MEDIA BOOTH.

(sebuah catatan liputan KTT ASEAN KE 18 DI JCC)

oleh: Hendrajit Aryaputra

Page 15: Monitor Juni 2011

Informasi dan perkembangan seputar pedesaan menjadi pilihan bagi TVRI untuk diangkat dalam programnya. Ini merujuk pada visi dan misi TVRI yang mempunyai tanggungjawab untuk menyajikan tayangan yang berkualitas dan mendidik (dalam hal ini memberikan motivasi bagi warga Indonesia lainnya). Salah satu program acara yang ternyata mendapat acungan jempol dari pemirsa di tanah air adalah PELANGI DESA. Simak saja “posting” dari sejumlah pemirsa TVRI yang bisa ditemukan di internet berikut ini: ?- lebih baik nonton Pelangi Desa di TVRI,

ketimbang sinetron di RCTI, SCTV, INDOSIAR, apalagi TPI.. Aug 17, 2009 - 11:14PM (Ladung)

?-Kalo ane sering nonton yang Pelangi Desa gan… btw kalo gak salah di Jakarta TVRI ada 4 channel ya. TVRI 1 – 4. Sayang di satelit Palapa Cuma ada TVRI 1 (nasional) + beberapa TVRI daerah. (Ekolizer, 26-05-2011, 11.03 AM – via www.kaskus.us)

?-Suka Pelangi Desa di TVRI Jambi… jadi inget wkt kkn.. pengen ngulang ke sana (Nia the Pooh, Dec 25, 2010 09:34 AM)

Program PELANGI DESA merupakan program nasional yang diproduksi oleh seluruh stasiun Daerah. PELANGI DESA ditayangkan setiap hari pukul 13.30 – 14.00 WIB secara bergiliran mulai dari TVRI Stasiun Aceh sampai Papua.

Tujuan penayangan program PELANGI DESA ini di antaranya untuk memberikan informasi tentang prestasi warga desa yag dapat menjadi inspirasi/teladan bagi masyarakat. Juga untukmemberikan informasi tentang produk unggulan atau inovasi agar dapat menjadi motivasi bagi masyarakat pedesaan di bagian lain di Nusantara. Selain itu juga untuk memberikan informasi atas keberhasilan suatu desa untuk dapat dicontoh oleh desa lainnya.

Sementara topik atau fokus yang layak diangkat dalam program PELANGI DESA ini antara lain adalah prestasi warga desa atau kehidupan sosial yang unik dan memiliki nilai kegotongroyongan, Produk unggulan daerah dan Profil desa berprestasi.Mengapa PELANGI DESA menarik?Tentu saja program ini menarik, karena setiap hari pemirsa disuguhi dengan tayangan informatif yang baru, segar dan berbeda setiap

harinya. Melalui PELANGI DESA ini, pemirsa diajak berkeliling dari desa satu ke desa lainnya yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri. Juga mengenai prestasi yang luar biasa yang patut dikembangkan di desa lainnya serta menyuguhkan sisi humanis penduduk desa yang terus berjuang memajukan desanya demi mencapai kesejahteraan bersama. Dan yang pasti, tayangan seperti ini tidak pernah bisa ditemukan di telesisi lainnya, karena hanya ada di TVRI.!!!

Yuk…. Tonton terus program bermutu produksi insan TVRI di seluruh Indonesia. - PELANGI DESA. (M-03)

NONTON YUK !

Produktif - Kreatif - Inovatif 15

Foto oleh: TVRI Sulsel

Page 16: Monitor Juni 2011

16 Produktif - Kreatif - Inovatif

Tulisan ini barangkali bukan ikut-ikutan latah dengan adanya wacana TVRI dengan RRI akan dijadikan satu atap. Namun melirik sejarah serta visi TVRI khususnya, penulis sangat prihatin dengan ditiadakannya Festival Bintang Radio dan Televisi (BRTV). Karena melalui ajang inilah para peserta betul-betul diuji kemampuannya dalam bidang tarik suara melalui tahapan seleksi yang sangat ketat.

Saya ingat betul pada saat itu sekitar tahun 1977 di kampung masih jarang pesawat televisi, para remaja berbondong-bondong nonton BRTV secara bersama-sama di tetangga yang mempunyai TV. Dan ini masih berlangsung beberapa tahun kemudian. Ini menandakan betapa acara BRTV sangat memberikan inspirasi serta motivasi seseorang untuk menjadi seorang penyanyi. Di ajang BRTV inilah kita tahu para peserta yang memang betul-betul mempunyai teknik serta materi suara yang bagus dapat ditebak akan menjadi juaranya.

RRI dengan mottonya “sekali di udara tetap di udara” hingga saat ini masih konsisten menyelenggarakan festival dalam

bidang tarik suara ini meskipun juga sangat disayangkan hanya melombakan jenis hiburan. Terlepas dari itu, dengan motto tersebut ternyata juga masih dapat menyihir motivasi dan semangat insan RRI untuk tetap menyelenggarakan Bintang Radio yang memang menjadi visi awal mula untuk melestarikannya yang saat itu memang menjadi semacam katalisator perkembangan musik di Indonesia.

Satu pertanyaan besar, Mengapa dahulu BRTV tahun 1975 yang mulai digelar TVRI setahun sekali bersama sama dengan RRI kini hilang tak berbekas (berkesan masih)? Sangat disayangkan, betapa ruginya sebenarnya ketika festival BRTV tidak tercantum lagi dalam Pola Acara Tahunan TVRI. Apakah hal ini karena soal dana, saingan dengan TV-2 Swasta yang menyelenggarakan festival serupa? Ataukah ini semacam degradasi semangat insan TVRI? Akibatnya, bagi masyarakat pecinta tarik suara khususnya meninggalkan TVRI, karena acara andalannya (BRTV) yang dulu menjadi ajang pembelajaran sekaligus katalisator dalam bidang tarik suara serta musik di Indonesia sudah tidak ada.

Soal dana, barangkali bukan menjadi masalah dan dapat diusahakan karena ajang ini merupakan misi yang mulia dalam rangka pelestarian bidang seni tarik suara yang berakar dari bumi Indonesia serta mendorong para komponis/arranger (saat ini) untuk membuat dan menciptakan repertoar-repertoar baru yang kini sangat miskin. Padahal kita punya lembaganya yang juga memerlukan ruang untuk berekspresi sesuai jamannya (sekarang). Ini adalah misi TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang seharusnya mendorong dan menumbuhkan semangat kreativitas dalam bidang tarik suara dengan mengangkat potensi para komponis-komponis produk era abad 20 ini.

BRTV jelas sangat beda dengan ajang yang diadakan oleh TV-2 Swasta. Barangkali yang perlu pembenahan adalah kemasan, tahapan

serta menempa para peserta untuk pembelajaran memahami sebuah lagu dan bagaimana menggunakan teknik tarik suara yang benar serta memberikan muatan untuk menjadi seorang entertainer.

Penulis yang mencintai bidang musik dan tarik suara, hanya berharap semoga ajang yang cukup prestisius ini (mungkin belum terlambat) untuk diadakan lagi dengan berbagai pembenahannya. Untuk jenis yang dilombakan mungkin masih tetap mengacu pada saat kemunculannya, yaitu hiburan, seriosa dan keroncong. Ingat! Bahwa di Indonesia ada lembaga yang mempelajari ketiga jenis yang sering dilombakan dalam BRTV. Ini akan menjadi ruang kreativitas mereka untuk berekspresi melalui karya-karyanya yang disesuaikan dengan era saat ini. Sehingga jenis yang dilombakan tetap mempunyai roh serta nuansa kekinian karena para komponisnya pun juga produk baru. Biarlah mantan-mantan juara BRTV seperti Sam Saimun, Bing Slamet, Titiek Puspa, Andy Mulya, Bob Tutupoli, Harvey Malaiholo, Sayekti, Sundari Soekotjo, Kamsidi, Waldjinah, Pranadjaja, Ping Astono, Ade Ticoalu, Norma Sanger, dan Pranawengrum Katamsi menjadi legenda juara pada jamannya. Dan saatnya kini TVRI mencetak (kembali) juara-juara BRTV di era abad 21 ini. Keterlibatan pihak-pihak terkait seperti para pemain musik (instrumentalis dan vokalis), pemimpin orkes (dirigen), pencipta musik (komponis dan arranger), pengiring piano (corepetitor), penyusun acara, dan pelaksana agenda musik serta creator program bisa jadi akan melahirkan model baru sajian musik Indonesia dari terciptanya repertoar musik baru.

TVRI belum mati tapi baru pingsan, artinya masih ada kesempatan untuk bangkit kembali meraih apa yang pernah menjadi idola ajang kompetisi yang prestisius ini dengan melibatkan TVRI Stasiun Daerah yang kini jumlahnya 33 stasiun. Apalagi sebentar lagi TVRI akan berusia 50 tahun. Langkah kongkrit apa yang akan dilakukan?

HALAMAN KITA

Oleh : Suryatmo, SHMantan Pengarah Acara & Produser

Acara Hiburan TVRI Stasiun Yogyakarta

Page 17: Monitor Juni 2011

sadar, menerimanya sebagai fakta . Peristiwa memalukan bagi media global : 7

Agustus 2004 , Associated Press dari Kairo ,Mesir mencuplik rekaman video internet berdurasi 55 detik yang menggambarkan adegan pemenggalan kepala Benjamin Vanderford, seorang sandera Amerika di Irak. Kantor berita barat juga memberitakannya, demikian pula beberapa stasiun televisi di negara-negara Arab lainnya dan lebih buruk lagi , tidak menulis bahwa rekaman video tersebut telah diverifikasi keotentikannya.

Namun berita itu terlanjur beredar cepat,menyebar ke seluruh dunia, dikutip koran dan televisi Amerika.Kata "alleged" yang semula ada dalam berita awal, mulai hilang. Dan publik percaya bahwa ekskusi mati itu memang perbuatan teroris. Belakangan terbukti, rekaman video itu bohong-bohongan belaka. "Saya membuat film itu dirumah teman " demikian salah seorang pelakunya, Ben Vandeford mengakui perbuatannya dalam sebuah wawancara di harian setempat . "Kami membuat darah palsu dan menggunakan kamera digital untuk merekam adegan pemenggalan ".

Para pelaku kemudian mempublikasikan rekaman video itu untuk mengkaji sejauh mana tingkat kekritisan media Amerika Serikat mencuplik informasi dari internet dan hasilnya “mencengangkan” banyak media di seluruh dunia, mudah dikelabui .

Beberapa kemungkinan dapat saja menjadi pertimbangan atas kasus tersebut ; media asing itu mengetahuinya dan melakukan secara sengaja , demi agenda tersembunyi, atau kemungkinan alpa, karena terjebak rutinitas kerja dan berbagai alasan lainnya . Namun kemudian melupakannya begitu saja. Celakanya, tidak ada permintaan maaf dari media-media yang melakukan kesalahan itu; pengakuan bahwa mereka telah diperdayai , kecuali, sebagian mengirim laporan tentang penangkapan para pelakunya oleh pihak kepolisian.

Penulis juga tidak membahas alasan alasan lebih rinci, mengapa para wartawan internasional itu hingga kini terus menyajikan berita belum pasti, tetapi, ingin menunjukan betapa mempesonanya internet bagi redaksi , dapat mengakses berita terbaru secara gratis , tanpa perlu mendatangi lokasi kejadian atau menghubungi pakar berkompeten, yang mungkin saja pihak media online telah mengutip pendapat mereka .

Beragam konsep dan standar jurnalisme di kepala kit. Namun, hal terpenting saat membaca sebuah berita di internet, yang pertama kali harus kita teliti adalah: sumber dan siapa pemilik situs. Jika informasi tersebut berasal dari media online yang jelas sumbernya, dikelola secara profesional oleh perusahaan atau lembaga

tertentu (media cetak dan elektronik, kini juga memiliki media online ) kemungkinan tingkat kebenarannya, menyamai media konvensional. Namun tetap saja, lembaga berwenang resmi, pengadilan, kepolisian atau para ahli dengan memegang teguh, apa yang disebut obyektifitas, perlu melakukan verifikasi fakta dan pada akhirnya tetap berdasarkan liputan jurnalistik sendiri.

Sesungguhnya, jika media asing menulis "could not be immediately verified " , kantor kantor berita internasional itu juga belum tahu persis, apakah informasi, yang didapatkannya dari situs internet , berdasarkan fakta atau bukan ? Walau demikian, mereka terus mengulanginya kembali, mengirim materi berita sejenis.

Demikian juga , bila media barat melaporkan dengan mengggunakan kata "claimed ", menunjukan ketidakpastian fakta atau sangat mungkin menunjukan keberpihakan, seperti kalimat " The people being treated in a hospital they claimed to be the civilians that survived a coalition attack in Brega ,Libya ". Sementara media media kita melulu mengalihbahasakan kata perkata (literal translation) yang kadang melekat dengan sudut pandang pihak kantor berita asing , yang kenyataannya , hampir tidak mungkin bersikap independen sepenuhnya , karena berbagai hal, terutama , kepentingan nasional dalam kancah global (national interest). Janganlah sampai kantor kantor berita asing tersebut berperan, seolah olah, menyelenggarakan siaran berita mancanegara di stasiun stasiun televisi Indonesia ,termasuk TVRI .....

..... Dan " jurnalisme meliput kepentingan masyarakat ", demikian pesan dalam film The Insider, yang bercerita tentang keengganan jaringan televisi CBS menayangkan sebuah laporan tentang praktek industri rokok Amerika Serikat memakai zat kimia tertentu untuk meningkatkan kecanduan perokok , padahal publik berhak mengetahui informasi bernilai itu. Hal yang sama terjadi di Indonesia , kasus susu formula yang terkomtaminasi bakteri Sakazakii penelitian IPB , juga meliputi kepentingan umum, namun belum kunjung terungkap secara jelas oleh media , termasuk di situs situs media amatir di internet yang biasanya menorobos kebuntuan informasi...

KARYA ANDA

ONLINE

RADIO

TELEVISI

SURAT KABAR

ONLINE

RADIO

TELEVISI

SURAT KABAR

Di Indonesia , sebagian masyarakat menengahnya , termasuk juga , para pekerja media, sedang terpesona dan keranjingan dengan berbagai media sosial di internet ,yang memang dapat secara cepat menyajikan informasi terbaru. Namun salah satu masalah yang sering diragukan dari media online adalah keakuratan informasinya, meski harus diakui, kita bisa menemukan bermacam macam berita di internet , mulai dari yang terpercaya hingga sekedar gosip, cerita bohong, bahkan fitnah. Namun, siapakah yang memiliki kompentensi verifikasi, jika tersebar berbagai rumor dan menit itu juga , kita dapat membacanya di internet ?

Media konvensional , cetak dan eletronik , yang saat ini, masih memiliki tingkat kepercayaan masyarakat , relatif lebih baik dari pada media online , seharusnya cepat berperan menjadi penyeimbang , memberikan konfirmasi dan verifikasi fakta . Tetapi kejadiannya kadang terbalik. Justru ,kalangan media cetak dan eletronik yang menutup mata dan menggantungkan diri pada internet.

Kenyataannnya , kantor kantor berita berlangganan asing, termasuk Reuters , yang mengirim naskah materi berita mancanegara untuk media cetak dan elektronik di Indonesia , masih terus mengutip berita dari situs internet yang tak jelas identitasnya , terutama untuk mendapatkan informasi dari negara negara sedang bergolak akhir akhir ini , seperti aksi unjuk rasa pro demokrasi di Tunisia, Mesir, Bahrain, Iran atau terakhir krisis politik Libya. Dan seperti biasa, menyisipkan kalimat, pihaknya masih perlu verifikasi .

Apakah media media berpengalaman ratusan tahun itu secara sengaja ( dengan kepentingan tertentu ) merilis berita berita dari rekaman video amatir di internet , yang dapat saja kemudian , membuat para pembaca atau pemirsa TV tanpa

Produktif - Kreatif - Inovatif 17

Penulis :GARIT ICHLASAnggota redaksi TVRI

Page 18: Monitor Juni 2011

CATATAN PERJALANAN

18 Produktif - Kreatif - Inovatif

tahun 1976 kedaton ini telah diakui pemerintah sebagai benda cagar budaya, dan Sultan Ternate - Mudzafar Sjah menyerahkan istananya untuk dipugar, dipelihara dan dilestarikan.

Desain interior istana bernuansa Eropa dan Persia sarat hiasan emas seperti kalung raksasa, mahkota yang ditumbuhi rambut serta sejumlah artefak kejayaan kesultanan Ternate termasuk Al-quran kuno yang menjadi primadona koleksi kedaton.Jika beruntung, pada malam malam tertentu seperti malam Senin, Rabu dan Jumat di seputaran kesultanan anda dapat menyaksikan langsung upacara ritual penghormatan leluhur termasuk para sultan terdahulu dengan persembahan wangi-wangian dan doa ratib yang disampaikan oleh imam dan pembantu sultan. Begitupun setiap pagi dan sore 'abdi dalem' kedaton akan mengibarkan dan menurunkan tiga bendera kesultanan secara adat, masing masing berwarna merah putih, bendera berwarnna hitam berlambangkan burung dengan dua kepala sebagai simbol lembaga kesulatanan Ternate, dan bendera kuning yang melambangkan kehadiran sultan di kedaton. Keseluruhan rangkaian ini merupakan kearifan lokal yang masih berlaku dan dipegang teguh di lingkungan istana kesultanan Ternate sejak dahulu.

Di belakang gunung api

di depan taman lautJangan lupa bahwa Ternate berada

tepat di bawah kaki gunung vulkanik Gamalama yang terakhir meletus pada tahun 1983. Keberadaan gunung Gamalama ternyata menambah keindahan panorama yang tampak subur dan hijau memanjakan mata. Belum lagi dua danau yaitu Laguna dan Tolire yang konon terbentuk dari legenda rakyat setempat, memadu wahana wisata alam dan budaya yang membuat setiap pengunjung betah berlama-lama menikmati suguhan keaslian alam pulau gunung api itu.

Yang paling berkesan bagi kami ketika kami mengunjungi pantai wisata Sulamadaha yang berada sekitar 5 kilometer

ke utara dari kota Ternate. Semula, pantai yang berpasir hitam ini tidak menampakkan keanggunannya. Namun saat kami ber- “snorkeling” di teluk Sulamadaha, muncul kekaguman dan acungan jempol bagi pemandangan bawah lautnya yang indah. Ada juga suatu tempat yang menarik - namanya Hol atau Susahu Madaha, atau dalam bahasa Ternate artinya 'di situlah tempat air panas'. Terumbu karang nya sungguh yahud….. Uniknya lagi, sambil berenang atau menyelam kita dapat menikmati berbagai jenis biota laut sekaligus sensasi air panas vulkanik yang muncul dari antara terumbu karang. Benar-benar serasa dimanjakan oleh alam…

Terumbu karang yang ada di pulau Ternate dan sekitarnya hanyalah persentasi kecil dari terumbu karang dunia, namun merupakan episentrum dari segitiga terumbu karang dunia yang membentang dari semenanjung Malaka hingga ke kepulauan Salomon di Pasifik. Maka tidak heran jika banyak pecinta alam bawah laut melancong hingga ke perairan ini. Rencananya tahun 2012 nanti Maluku utara dipercaya sebagai tuan rumah Sail Indonesia yang akan diselenggarakan di Morotai. (M07)

Jika anda berkesempatan berkunjung ke Maluku Utara, khususnya Ternate pasti akan banyak anda jumpai berbagai pesona wisata yang memancing decak kagum karena keindahan yang di tawarkannya. Bayangkan saja, begitu menginjakan kaki di Bandar Udara Sultan Babullah Ternate, anda akan mengunjungi one stop tourist destination yang meliputi wisata sejarah, budaya, alam dan bahari sekaligus wisata kuliner di satu wilayah tanpa harus banyak membuang waktu dan kocek untuk mencapai semua tempat tujuan wisata yang ada. Memang, tidak dipungkiri andai saja pihak pelola wisata setempat lebih gencar dalam memasarkan potensi wisata yang dimiliki Maluku Utara, tak ragu lagi, salah satu propinsi muda di Indonesia Timur itu akan dapat disejajarkan dengan daerah destinasi wisata lainnya seperti Bali dan Lombok. Baru baru ini tim liputan Monitor sempat berkunjung ke Ternate dan ingin berbagi pengalaman dengan pembaca Monitor yang setia. Ternate hanya di tempuh dalam waktu 3 jam 20 menit dengan nonstop flight dari Jakarta. Dan jangan khawatir, akomodasi di pulau ini sudah cukup reprensetatif. Hotel kelas menengah ke atas tersedia meski lebih banyak hotel yang murah, meriah dan bersih tentunya….

Kedaton, Istananya Kesultanan TernateDi tengah kota Ternate, tepatnya di daerah

Salero, hingga saat ini masih berdiri kokoh kedaton atau istana kesultanan Ternate. Kokohnya kedaton itu merefleksikan kekuatan dan pengaruh kesultanan Ternate di masyarakat Maluku Utara sejak abad ke 13 dan mencapai puncak keemasannya pada abad ke 16. Pada masa itu kekuasaan kesultanan Ternate membentang mulai dari seluruh Maluku, Filipina Selatan hingga ke timur, mencapai kepulauan Marshall di Pasifik. Saat ini kedaton bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal Sultan Ternate tetapi juga sekaligus untuk museum yang banyak menyimpan koleksi berharga keturunan kesulatanan Ternate. Sejak

18 Produktif - Kreatif - Inovatif

Page 19: Monitor Juni 2011
Page 20: Monitor Juni 2011