KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017....

158
KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi kasus pada Guru Matematika MTsN Sumber Lawang, MTsN Kalijambe, dan MTsN Gemolong) Oleh : ANWAR SUHADA K1304017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017....

Page 1: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi kasus pada Guru Matematika MTsN Sumber Lawang, MTsN

Kalijambe, dan MTsN Gemolong)

Oleh :

ANWAR SUHADA

K1304017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

ii

KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi kasus pada Guru Matematika MTsN Sumber Lawang, MTsN

Kalijambe, dan MTsN Gemolong)

Oleh :

ANWAR SUHADA

K1304017

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

iii

ABSTRAK

Anwar Suhada, K. 1304017. KREATIVITAS GURU MATEMATIKA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI DALAM MENERAPKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2010

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendiskripsikan kreativitas guru matematika dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan KTSP. (2) Mendeskripsikan kreativitas guru matematika dalam proses pembelajaran sesuai dengan KTSP. (3) Mendeskripsikan kreativitas guru matematika dalam penilaian pembelajaran sesuai dengan KTSP.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yaitu guru matematika, peristiwa yang dapat diamati saat pembelajaran berlangsung, dan dokumen yang berupa perangkat pembelajaran berbasis KTSP yang semuanya dilakukan di MTsN Sumber Lawang, MTsN Kalijambe, MTsN Gemolong. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengujian kredibilitas penelitian yang digunakan ada dua macam yaitu pengujian kredibilitas data dan pengujian kredibilitas hasil penelitian. Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan trianggulasi yang meliputi triangulasi metode dan triangulasi sumber, sedangkan pengujian kredibilitas hasil penelitian dilakukan dengan pengecekan melalui diskusi dan kecukupan referensi. Analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas yang melibatkan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi data.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Kreativitas guru matematika dalam tahap perencanaan pembelajaran matematika dapat dilihat dari dua hal pokok yaitu perencanaan perangkat pembelajaran dan perencanaan strategi pembelajaran. Sebagian guru telah menunjukkan usaha-usaha kreatif dalam merencakan pembelajaran matematika dan merupakan hasil karya sendiri walaupun ada juga guru yang menjiplak dari BSNP atau MGMP dalam menyusun perangkat pembelajaran tersebut. (2) Kreativitas guru matematika dalam tahap pembelajaran matematika dapat dilihat dari tiga hal pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Sebagian guru telah menunjukkan kreativitasnya dalam tahap ini walaupun ada juga yang belum kreatif bahkan sebagian guru terkadang kurang mampu memanfaatkan waktu secara optimal sehingga waktu habis hanya untuk menerangkan materi saja. (3) Kreativitas guru matematika pada tahap penilaian pembelajaran dapat dilihat dari dua hal yaitu sistem penilaian dan pengembangan alat penilaian yang digunakan. Sebagian guru telah menunjukkan kreativitasnya dalam penilaian pembelajaran matematika seperti menggunakan penilaian yang tidak hanya dilihat dari aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik, walaupun ada pula guru yang belum menunjukkan kreativitasnya secara maksimal.

Page 4: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

iv

ABSTRACT

Anwar Suhada K.1304017. THE CREATIVITY OF MATHEMATICS THEACHERS OF PUBLIC MADRASAH TSANAWIYAH ( MTsN) IN APPLYING EDUCATION UNIT LEVEL CURRICULUM (KTSP) FOR IMPROVE STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT. Thesis, Surakarta: Theachership and Science Education Faculty, Sebelas Maret University, January 2010.

The aims of this research are (1) Describe creativity of mathematics theachers in planning study as according to KTSP. (2) Describe creativity of mathematics theachers in process of study as according to KTSP. (3) Describe creativity of mathematics theachers in evaluation of study as implementation of KTSP. This Research used qualitative descriptive methods. Source of data in this research was informan that was mathematics teacher, event can be observed while study process, and document which in the form of peripheral of study base on KTSP that all had been done in MTSN Sumber Lawang, MTSN Kalijambe, MTSN Gemolong. Data collecting Technique that was used was interview, observation, and documentation. Examination of used research credibility there was two kinds of that is examination of data credibility and examination of credibility result of research. Examination of data credibility was done with lengthening of perception, improving assidinity, and trianggulasi which covering method triangulation and source triangulation, while examination of credibility result of research was done with checking through discussion and sufficiency of reference. Data analysis was done by interaktif and take place continuously until complete which entangle three activity path that was data reduction, presentation of data, and drawing conclusion / data verification.

Pursuant to result of the research can be concluded that (1) Creativity mathematics theachers in phase planning of study can be seen from two fundamental matter that is planning of study peripheral and planning of study strategy. Some of teacher have shown creative efforts in planning study of mathematics and represent result of masterpiece alone despite there is also teacher which remain copy paste in compiling peripheral of study. (2) Creativity mathematics theachers in phase study prosess can be seen from fundamental three things that is antecedent activity, core activity, and final activity of study. Some of teacher have shown its creativity in this phase despite there is also which not yet creative even some of teacher sometimes indigent exploit time optimally so that expiration just for explain lesson substance. (3) Creativity mathematics theachers in phase assessment of study can be seen from two matter that is assessment system and development of used evaluation appliance. Some of teacher have shown its creativity in assessment of study of mathematics such as using assessment which do not only see from just cognate aspect but also afektif and psikomotorik aspect, despite there is also teacher which not yet shown its creativity maximally.

Page 5: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

v

MOTTO

“Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), maka

bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah), dan hanya kepada Tuhan-mulah

berharap.”

(Q.S. Al-Insyirah ayat 5-8)

“Lakukanlah apa yang paling kamu takutkan dalam hidup (hal-hal positif tentunya)”

(Anwar Suhada)

“Orang tuamu kaya, bukan kamu yang kaya. Orang tuamu miskin, bukan kamu yang

miskin. Yang harus kamu lakukan adalah bekerja keras.”

(Anwar Suhada)

Page 6: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

vi

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur kepada Allah SWT,

Karya ini aku persembahkan untuk :

Bapak/Ibu tercinta Soehadi/Sri Winaryati

Adikku tersayang Fedri Wibowo dan Pria Bijaksana

Page 7: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

vii

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA :

Ø She L, Nur Puji, Ika, She B, Anif, Indang, Ria, Atik, Mas suryo, Mas aul dan

teman-temanku lainya yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu, terimakasih

atas segala tukar pikirannya. Gagasan-gagasannya yang realistis, kritis,

solutif, sederhana dan cerdas.

Ø My most handsome friend in math04 Jainal (Bang Jae) yang selalu membantu

mengatasi permasalahan komputerku sehingga skripsi ini dapat selesai dengan

lancar.

Ø Sari N.P. teman yang secara sukarela membantu menyiapkan snack buat

pendadaran, terima kasih atas bantuanya yang tanpa pamrih.

Ø Temen-temenku cowok angkatan 2004 Jainal, Endar, Agus, Arif, Riris, Dedi,

Eko, Cahyo terima kasih atas persaudaraannya selama berjuang bersama di

p’math UNS.

Ø Teman-temanku di Perumnas Wonorejo Germo, Kenthoes, Bhego, Bendhot,

Bhebhek terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaannya selama ini.

Ø Penghuni Rumah “Jl. Dahlia Raya No.41”, Anas dan Pria terima kasih telah

menemani aku tinggal di rumah yang sangat sederhana sekali tersebut.

Ø Semua teman-temanku FKIP Matematika UNS angkatan 2004 tanpa kecuali

terima kasih atas diskusinya, semangat kekeluargaannya, bantuan materinya,

dukungan moral, dan segala bentuk bantuannya.

Ø Semua warga civitas akademika Program Studi Pendidikan Matematika dan

Jurusan P.MIPA yang telah membantu.

Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada engkau semua.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam menyelami ilmu-ilmu-Nya.

Keselamatan, rahmat dan barokah Allah semoga selalu tercurah kepadamu semua.

Amien Ya Robbal Alamin.

Page 8: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hendaknya kita persembahkan kepada Yang Maha

Pengasih, Sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, Sumber ilmu

pengetahuan, Sumber segala kebenaran, Sang Maha Cahaya, rahmat-Nya yang

sangat diharapkan oleh manusia, rahmat-Nya yang tak terhingga kepada mahluk-

Nya dan rahmat-Nya yang telah memberikan pertolongan kepada penulis. Allah

Subhanahu wa Ta’ala sehingga penulis berhasil menyusun dan menyelesaikan

skripsi dengan judul “KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM

MENERAPKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

(KTSP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA”.

Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah

memberikan serta menyampaikan kepada kita semua ajaran Rukun Iman dan

Rukun Islam yang telah terbukti kebenarannya serta makin terus terbukti

kebenarannya.

Skripsi ini penulis ajukan guna melengkapi tugas serta memenuhi

sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini ada banyak pihak yang telah

memudahkannya sehingga kesulitan bisa teratasi. Pihak tersebut adalah :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin

untuk menulis skripsi ini.

2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menulis skripsi ini.

3. Triyanto, S.Si, M.Si Ketua Program Pendidikan Matematika Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan

Page 9: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

ix

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin untuk menulis skripsi ini.

4. Drs. Marjuki, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

masukan, dorongan moral dan pengarahan yang sangat berharga hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. Imam Sujadi, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

masukan untuk penulisan skripsi, arahan untuk ketelitian dalam penulisannya

dan segala bimbingannya.

6. Drs. Ponco Sujatmiko, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan pengarahan pada banyak hal.

7. Semua Dosen di Pendidikan Matematika yang telah memberikan bimbingan

pada berbagai hal.

8. Endang Purwanti, S.Pd, Sri Ningsih, S.Pd, dan Drs. Agus Nurrohman selaku

validator instrumen.

9. Drs. Nur Kayat, M.Si Kepala MTs Negeri Sumber Lawang yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut.

10. Drs H.Moh.Sumari Kepala MTs Negeri Kalijambe yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

11. Ali Mahfudz, S.Ag, M.Pd.I Kepala MTs Negeri Gemolong yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah

tersebut.

12. Seluruh Guru Matematika beserta seluruh warga sekolah MTsN Sumber

Lawang, MTsN Kalijambe, dan MTsN Gemolong yang telah memberikan ijin

penelitian, bantuan, pengarahan, serta meluangkan waktu untuk membantu

penulis dalam pengumpulan data penyusunan skripsi.

13. Beberapa pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini.

Ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah disebutkan di atas.

Terima kasih atas segala macam bantuan, semoga keselamatan, rahmat dan

barokah Allah senantiasa tercurah kepada beliau semua. Penulis telah berusaha

Page 10: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

x

semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik dalam penulisan skripsi ini.

Akan tetapi penulis masih mengharapkan masukan dari pembaca agar skripsi ini

menjadi lebih baik.

Demikian kata pengantar dari penulis. Mohon maaf atas segala

kekurangan karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Semoga

tulisan ini membawa manfaat dan semoga Allah SWT selalu membimbing kita

bersama dalam menyelami ilmu-ilmu-Nya. Amien.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 11: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

UCAPAN TERIMA KASIH................ ............................................................ ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6

D. Perumusan Masalah .................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ................... 8

a. Pengertian Kurikulum ..................................................... 8

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ........................... 10

c. Penyusunan Silabus Berbasis KTSP ............................... 21

d. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Berbasis KTSP ................................................................ 23

2. Perencanaan Pembelajaran Matematika ................................ 24

3. Pembelajaran Matematika ..................................................... 26

Page 12: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xii

4. Penilaian Pembelajaran Matematika…….. ........................... 30

5. Kreativitas Guru …… ........................................................... 35

B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 44

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 47

B. Jenis Penelitian ............................................................................ 47

C. Sumber Data ................................................................................ 48

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 49

1. Wawancara Dengan Pedoman .............................................. 49

2. Observasi ............................................................................... 49

3. Dokumentasi ......................................................................... 50

E. Instrumen Penelitian .................................................................. 50

F. Prosedur Penelitian…….. ........................................................... 52

G. Pengujian Kredibilitas Data….. .................................................. 54

H. Teknik Analisis Data ................................................................... 55

I. Pengujian Kredibilitas Hasil Penelitian……. ............................. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 60

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 60

B. Data dan Analisisnya .................................................................. 62

1. Analisis Data Wawancara ..................................................... 62

2. Analisis Data Observasi ........................................................ 111

3. Analisis Data Dokumentasi ................................................... 120

C. Pembahasan Permasalahan Penelitian ........................................ 122

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 141

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................. 143

A. Kesimpulan ................................................................................. 143

B. Implikasi...................................................................................... 146

C. Saran............................................................................................ 147

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 149

LAMPIRAN ..................................................................................................... 151

Page 13: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Penelitian Kreativitas Guru Matematika MTs

Negeri dalam Pelaksanaan KTSP di Kab. Sragen ................ 151

Lampiran 2 Kisi-kisi wawancara guru .................................................... 152

Lampiran 3 Kisi-Kisi Wawancara Siswa ... ............................................. 153

Lampiran 4 Pedoman Wawancara untuk Guru......................................... 154

Lampiran 5 Pedoman Wawancara untuk Siswa ...................................... 156

Lampiran 5 Pedoman Observasi Mengajar Guru .................................... 157

Lampiran 6 Pedoman Pengamatan Kelengkapan Perangkat

Pembelajaran Matematika berbasis KTSP ........................... 158

Lampiran 7 Lembar validasi instrumen wawancara ....... ....................... 159

Lampiran 8 Hasil validasi instrumen wawancara ...... ............................ 163

Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Guru Matematika di tiga MTs

Negeri Kab. Sragen .............................................................. 175

Lampiran 9 Hasil Wawancara dengan Siswa di tiga MTs Negeri Kab.

Sragen .................................................................................. 198

Lampiran 10 Hasil Observasi Mengajar Guru ........................................... 218

Lampiran 11 Hasil Pengamatan Kelengkapan Perangkat Pembelajaran

Matematika berbasis KTSP .................................................. 223

Lampiran 12 Lembar Penilaian Sikap G4 ................................................ 228

Lampiran 13 Format Penilaian MTsN Kalijambe ..................................... 229

Lampiran 14 Format Penilaian MTsN Gemolong .................................... 230

Lampiran 15 Format Penilaian MTsN Sumber Lawang ........................... 231

Lampiran 16 Format Raport Kelas 7 ........................................................ 232

Lampiran 17 Format Raport Kelas 8 ........................................................ 233

Lampiran 18 Format Raport Kelas 9 ........................................................ 234

Lampiran 19 Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Menyusun

Skripsi / Makalah ................................................................. 235

Lampiran 20 Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian di MTsN

Sumber Lawang . .................................................................. 237

Page 14: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xiv

Lampiran 21 Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian di MTsN

Kalijambe . ........................................................................... 239

Lampiran 22 Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian di MTsN

Gemolong . ........................................................................... 241

Page 15: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Betakang Masalah

Berbicara mengenai pendidikan di Indonesia, mungkin akan muncul

pemikiran bahwa masih banyak permasalahan yang menyertainya. Diantaranya

adalah mengenai kurikulum yang masih sangat memberatkan dan tidak membawa

banyak perubahan pada diri siswa, mutu dan distribusi guru yang kurang

memadahi, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, dan juga lingkungan

belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat yang belum mendukung. Ditambah

lagi gedung-gedung sekolah di berbagai daerah di Indonesia yang sudah sangat

tidak layak pakai, menunjukkan bahwa masih kurangnya perhatian pemerintah

terhadap dunia pencetak generasi penerus bangsa.

Tentu saja ada usaha pemerintah dari tahun ke tahun untuk meningkatkan

kualitas pendidikan. Namun kenyataannya justru semakin jauh melangkah. Hal ini

dapat dilihat dari laporan tentang pembangunan manusia Indonesia yang

dipublikasikan UNDP pada tahun 2004 seperti dikutip dari http://unisosdem.org/,

di mana Human Development Index Indonesia berada di urutan ke-111 dari 175

negara. Sementara penguasaan Matematika siswa kelas II SMP, sebagaimana

tercermin dalam hasil tes Trends in Mathematics and Sciences Study 2003,

Indonesia berada pada urutan ke-34 dan 36 untuk sains dari 46 negara.

Berlawanan dengan fakta yang memprihatinkan tersebut, perlu diketahui

bahwa pendidikan merupakan pilar utama bangsa dalam menciptakan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu sudah menjadi hal yang

wajib apabila pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya tersebut antara lain:

pengembangan kurikulum, perbaikan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat

pengajaran, penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan juga

peningkatan kualitas manajemen sekolah.

Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kurikulum,

karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh

Page 16: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xvi

setiap satuan pendidikan, khususnya oleh guru dan kepala sekolah dalam

menyelenggarakan proses pendidikan itu sendiri. Dengan seiring berjalannya

waktu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya perubahan kurikulum ke arah

yang lebih sempurna. Pelaksanaan kurikulum pendidikan di Indonesia masih

buruk karena pemerintah hanya disibukkan membenahi dokumen tertulisnya saja.

Ada empat dimensi dasar kurikulum di Indonesia, yaitu konsep dasar kurikulum,

dokumen tertulis. pelaksanaan dan hasil belajar siswa. Lemahnya kualitas

pendidikan di tanah air, ditandai dengan munculnya beragam masalah di dunia

pendidikan seperti rendahnya tingkat kelulusan siswa di berbagai daerah.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan

dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau biasa disebut kurikulum 2004.

Namun seperti telah diketahui bersama bahwa pelaksanaan kurikulum 2004

sendiri masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Dengan demikian

muncul pertanyaan mengapa pemerintah terkesan tergesa-gesa dan kurang

mempersiapkan dengan matang pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah?. Dugaan

tersebut diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan

kurikulum KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh

satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada

panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disikapi secara kurang

bijaksana oleh para pelaku pendidikan. Diantaranya, masih banyak dijumpai

adanya anggapan KTSP adalah kurikulum baru yang berbeda dengan kurikulum

sebelumnya, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Sebagai konsekuensinya

implementasi kurikulum yang berlaku sebelumnya harus pula dibenahi atau

dirombak. Anggapan inilah yang menimbulkan sikap apriori dan penolakan secara

psikologis terhadap perubahan. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman,

perubahan kurikulum di sekolah-sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat dihindari. Semangat

zaman yang makin mengglobal menyebabkan perubahan evolusioner dan

Page 17: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xvii

revolusioner secara mendasar pada dinamika pengetahuan dan aplikasinya dalam

kehidupan manusia sangat dibutuhkan. Tidak hanya itu, dimensi sikap, perilaku,

dan nilai-nilai yang mengatur kehidupan dan interaksi sosial antar manusia juga

mengalami perubahan.

Semangat perubahan KTSP mensyaratkan sekolah membangun

paradigma baru pengelolaan pendidikan yang selama ini telah terbangun image

dan buaian sentralistik pendidikan yang terjadi telah menjadi virus yang

mengerdilkan ide dan kreativitas satuan pendidikan dalam memberdayakan

potensi dirinya. Penyakit akut ini telah coba diatasi dengan berbagai upaya oleh

pemerintah. Misalnya, saat pemerintah pusat tercengang dengan minimnya

pergulatan kreativitas sekolah, dikumandangkanlah paradigma otonomi

pendidikan melalui manajemen berbasis sekolah. Kenyataannya, institusi

prasyarat manajemen berbasis sekolah seperti dewan pendidikan dan komite

sekolah hanya hiasan struktur organisasi. Bukan sebagai alat vital organisasi.

Mereka tak berdaya karena ketidaktahuan dan kebiasaan ketergantungan.

Dengan demikian, KTSP menghadapi tantangan besar terkait

keterpaduan informasi lokal, nasional, dan internasional. Kemampuan

memadukan ini hanya bisa dilakukan oleh sumber daya yang memang disiapkan

jauh-jauh hari, bukan oleh guru yang disiapkan secara instan melalui berbagai

program pendampingan pengembangan kurikulum. Lebih berbahaya lagi jika

sekolah akhirnya menjiplak panduan yang ditawarkan Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP). Tujuan mulia KTSP pada akhirnya hanya akan melahirkan

sekolah-sekolah instan, dan kerdil kreativitas dan itu sangat bertentangan dengan

amanat KTSP.

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di setiap

sekolah setingkat SD, SMP dan SMA, akan membuat guru semakin pintar, karena

mereka dituntut harus mampu merencanakan sendiri materi pelajarannya untuk

mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Kurikulum yang selama ini dibuat

dari pusat, menyebabkan kreativitas guru kurang terpupuk, tetapi dengan KTSP,

kreativitas guru bisa berkembang. KTSP sebenarnya positif, sebab sekolah

diberikan otonomi untuk berdiskusi terkait dengan standar kompetensi yang

Page 18: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xviii

dikembangkan. Dalam hal ini pemerintah telah berasumsi bahwa seluruh guru

mampu mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi daerah, karakteristik

sekolah, dan peserta didik. Dengan semangat otonomi dan desentralisasi, KTSP

memberi keleluasaan sekolah untuk mengembangkan kurikulum sendiri.

Hanya saja, sebagian besar guru belum terbiasa untuk mengembangkan

model-model kurikulum. Selama ini mereka diperintah untuk melaksanakan

kewajiban yang sudah baku, yakni kurikulum yang dibuat dari pusat.

Implementasi KTSP sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikan yang

memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru,

mulai dari rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Hal ini berkaitan adanya

pergeseran peran guru yang semula lebih sebagai instruktur dan kini menjadi

fasilitator pembelajaran.

Penerapan KTSP mengandaikan guru bisa membuat kurikulum untuk tiap

mata pelajaran, padahal, selama ini guru sudah terbiasa mengikuti kurikulum yang

ditetapkan pemerintah. Belum lagi mengingat kualitas guru yang kurang merata di

setiap daerah. Ini artinya, KTSP menghadapi kendala daya kreativitas dan

beragamnya kapasitas guru untuk membuat sendiri kurikulum.

Namun, menurut Ansyar seperti dilansir Antara, Minggu (28/1),

pemberdayaan guru dalam KTSP ini akan lebih baik, karena guru harus

memikirkan perencanaan penyampaian materinya, setelah selama ini hanya

mengajar sesuai kurikulum yang diturunkan pusat. Penerapan KTSP memberikan

peluang bagi setiap sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri, dan untuk itu

tiap guru yang akan mengajar di kelas dituntut memiliki kemampuan menyusun

kurikulum yang tepat bagi peserta didiknya.

KTSP mau tidak mau mensyaratkan adanya kreativitas yang tinggi dari

para guru untuk dapat mengembangkan kurikulum di sekolah. Tanpa berbekal

kreativitas guru yang tinggi, celah untuk terjadinya kegagalan KTSP sangat

terbuka dan hak-hak profesional guru pun tampaknya akan lepas lagi dan guru

kembali menjadi tenaga tukang yang akan diatur pihak lain.

Page 19: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xix

B. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut.

1. Pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan

perubahan kurikulum 2004 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang dikembangkan sendiri oleh masing-masing sekolah. Untuk itu

perlu diteliti apakah dengan perubahan kurikulum tersebut mutu pendidikan

semakin meningkat.

2. Kendala-kendala yang ada di lingkungan sekolah ataupun dari luar sekolah

akan menghambat pelaksanaan KTSP di sekolah. Untuk itu perlu diteliti

kendala-kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan KTSP di sekolah.

3. Penerapan KTSP mensyaratkan guru bisa mengembangkan kurikulum untuk

tiap mata pelajaran, sedangkan selama ini guru sudah terbiasa mengikuti

kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Untuk itu perlu diteliti kreativitas

masing-masing guru dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan

perkembangan dan potensi peserta didik.

4. Penerapan KTSP memberikan peluang bagi setiap sekolah untuk

mengembangkan kurikulumnya sendiri, untuk itu guru yang akan mengajar di

kelas dituntut memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum yang tepat

bagi peserta didik sesuai dengan kreativitasnya masing-masing. Untuk itu

perlu diteliti kreativitas guru dalam mengembangkan kurikulum sebagai

upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Tidaklah mungkin untuk melakukan panelitian dengan banyak

pertanyaan dalam waktu bersamaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini hanya

menganalisis masalah ketiga dan keempat dari empat masalah yang telah

diidentifikasi di atas yaitu tentang kreativitas guru dalam mengembangkan

kurikulum berbasis KTSP.

Page 20: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xx

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji dalam

penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh, diperlukan

pembatasan masalah sebagai berikut.

1. Kreativitas guru yang dimaksud meliputi kreativitas dalam perencanaan

pembelajaran, kreativitas dalam proses pembelajaran, dan kreativitas dalam

penilaian pembelajaran berbasis KTSP mata pelajaran Matematika.

2. Guru yang dimaksud adalah Guru Matematika MTsN Sumber Lawang,

MTsN Kalijambe, dan MTsN Gemolong yang menjadi subjek penelitian.

3. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar matematika di MTsN

Sumber Lawang, MTsN Kalijambe, dan MTsN Gemolong.

D. Perumusan Masalah

Berdasar hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang masalah

tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana kreativitas guru matematika dalam merencanakan pembelajaran

berbasis KTSP ?

2. Bagaimana kreativitas guru matematika dalam melaksanakan pembelajaran

berbasis KTSP ?

3. Bagaimana kreativitas guru matematika dalam penilaian pembelajaran

berbasis KTSP ?

E. Tu,juan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendiskripsikan kreativitas guru dalam merencanakan pembelajaran

matematika sesuai dengan KTSP.

2. Mendeskripsikan kreativitas guru dalam proses pembelajaran matematika

sesuai dengan KTSP.

3. Mendeskripsikan kreativitas guru dalam penilaian pembelajaran matematika

sebagai implementasi KTSP.

Page 21: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxi

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten Sragen,

penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang kreativitas

Guru Matematika dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) sehingga dapat memberikan solusi dan kebijakan-kebijakan demi

tercapainya tujuan dari KTSP.

2. Bagi Kepala Sekolah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi tentang hal-hal yang telah dilakukan oleh Guru Matematika dalam

melaksanakan KTSP.

3. Bagi Guru Matematika, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

evaluasi terhadap hal-hal yang telah diusahakan oleh guru dalam

melaksanakan KTSP sehingga dapat dijadikan kajian bagi guru dalam

meningkatkan kualitasnya.

4. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada

siswa tentang kurikulum KTSP yang sekarang berlaku serta dapat merasakan

dampak KTSP tersebut terhadap proses dan hasil pembelajaran.

5. Untuk Peneliti Lain, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,

penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wawasan ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan informasi serta referensi bagi peneliti

selanjutnya yang ingin meneliti kasus-kasus sejenis mengenai kreativitas

guru dalam menerapkan KTSP.

Page 22: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxii

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

a. Pengertian Kurikulum

Perkataan kurikulum berasal dari perkataan Latin yang merujuk kepada

‘laluan’ dalam sesuatu pertandingan. Berdasarkan kepada konsep tersebut,

perkataan kurikulum adalah berkait rapat dengan perkataaan ‘laluan atau laluan-

laluan’. Sehingga awal abad ke 20, kurikulum merujuk kepada kandungan dan

bahan pembelajaran yang berkembang yaitu ‘apa itu persekolahan’.

John Dewey (1902: 5) dalam bukunya ‘The Child and The Curriculum’

merujuk istilah kurikulum sebagai “pengajian di sekolah dengan mengambil kira

kandungan dari masa lampau hingga masa kini”. Pembentukan kurikulum

menekankan kepentingan dan keperluan masyarakat. Beliau selanjutnya

menguraikan konsep ini dalam bukunya ‘Democracy and Education’ (1916: 125).

Dewey menyatakan bahwa “Skema kurikulum harus mengambil kira penyesuaian

pembelajaran dengan keperluan sebuah komuniti, ia harus membuat pilihan

dengan niat meningkatkan kehidupan yang dilalui supaya masa depan akan

menjadi lebih baik dari masa lampau”. Di sini, elemen rekonstruksionism social

dapat dikesan dengan melihat kearah mana keperluan masyarakat diletakkan

sebagai objektif utama, tanpa menafikan kepentingan individu.

Menurut Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu”. Sementara itu menurut Grayson (1978: 18), “Kurikulum

adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang

diharapkan dari suatu pembelajaran”. Perencanaan tersebut disusun secara

Page 23: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxiii

terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi

untuk mengembangkan strategi pembelajaran. (Materi di dalam kurikulum harus

diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives)

pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Menurut Harsono (2005: 86), “Kurikulum merupakan gagasan pendidikan

yang diekpresikan dalam praktik”. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track

atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang

dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh

program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum

merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di setiap satuan

pendidikan yang berisi seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

materi pelajaran, rencana pengajaran, pengalaman belajar, cara-cara yang

digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta evaluasi hasil belajar

demi mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Muhaimin (2008: 21-22) mengemukakan bahwa Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan bersandar pada prinsip- prinsip seperti berikut.

1) Ada keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestika. 2) Memungkinkan memperoleh kesempatan yang sama, dengan maksud ada

jaminan keberpihakan kepada peserta didik yang kurang beruntung dari segi ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul.

3) Memperkuat identitas Nasional dengan tujuan untuk mempertahankan kelanjutan tradisi budaya yang bermanfaat dan mengembangkan kesadaran, semangat, dan kesatuan.

4) Mengikuti perkembangan pengetahuan dengan fokus dapat mendorong subyek didik meningkatkan kemampuan metakognitif, kemampuan berpikir dan belajar dalam mengakses, memilih, menilai pengetahuan, dan mengatasi situasi yang membingungkan dan penuh ketidakpastian.

5) Mampu menyongsong tantangan teknologi informasi dan teknologi yang berpotensi memudahkan belajar elektronik atau belajar dengan kabel on-line yang mempermudah akses ke dalam informasi .dan ilmu pengetahuan baru yang tidak tertulis dalam kurikulum.

6) Mengembangkan keterampilan hidup agar peserta didik mampu menghadapi tantangan hidup yang terjadi di masyarakatnya. Beberapa aspek utama keterampilan hidup antara lain kerumahtanggaan, pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi, dan kemampuan vokasional.

7) Pengintegrasian unsur-unsur penting ke dalam kurikuler dalam anti

Page 24: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxiv

kurikulum perlu memuat dan mengintegrasikan pengetahuan dan sikap, hak-hak asasi, pariwisata, lingkungan hidup, home economics, perdamaian, demokrasi, dan sebagainya.

8) menyediakan pendidikan alternatif, prinsip ini menekankan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi secara formal di sekolah namun berlangsung di mana-mana.

9) Berpusat pada anak sebagai pembangun pengetahuan yang bertumpu pada usaha memandirikan belajar, berkolaborasi, mengadakan pengamatan. Dalam hal ini peran utama pengajar sebagai fasilitator belajar.

10) Pendidikan multikultur dan multibahasa melalui implementasi metodik yang produktif dan kontekstual untuk mengakomodasikan sifat dan sikap masyarakat pluralistik dalam kerangka pembentukan jati diri bangsa.

11) Penilaian berkelanjutan dan komprehensif. 12) Pendidikan sepanjang hayat (life long education) dengan penekanan pada

penyediaan kompetensi dan materi yang berguna bukan untuk kepentingan masa sekarang, tetapi juga untuk masa mendatang.

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang

selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006

Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2006 pasal 1 ayat 15,

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional

yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Jadi,

penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan

standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Disamping itu pengembangan KTSP harus

disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah,

serta peserta didik.

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh

BSNP dimana panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model

kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut dikembangkan

Page 25: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxv

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/ karakteristik daerah, sosial

budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

KTSP dikembangkan dengan dilandasi oleh undang-undang dan

peraturan pemerintah sebagai berikut.

1) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2) Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

3) Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

4) Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

5) Permendiknas nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas

nomor 22 dan 23 tahun 2006.

Mulyasa (2006: 22-23) mengemukakan bahwa tujuan diterapkannya

KTSP adalah :

1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Mulyasa (2006: 23) mengemukakan bahwa KTSP perlu diterapkan pada

satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut.

1) Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya.

2) Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan.

3) Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.

4) Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.

5) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing.

6) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu pendidikan.

7) Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.

Page 26: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxvi

Prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22

tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai

berikut.

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan

lingkungannya.

Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik adalah

sentral proses pendidikan agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak

mulia, berilmu, serta warga negara yang demokratis sehingga perlu

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan lingkungan

peserta didik.

2) Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik,

kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku, budaya, adat, serta

status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen

muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara

terpadu.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni berkembang secara dinamis.

4) Relevan dengan kebutuhan

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan

tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan

antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

7) Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,

nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan masyarakat.

Page 27: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxvii

Untuk dapat mengembangkan KTSP dengan baik , diperlukan strategi-

strategi khusus dalam penerapanya di sekolah. Menurut Mulyasa (2006: 153-167),

”Strategi-strategi dalam mengembangkan KTSP antara lain: sosialisasi KTSP di

sekolah, menciptakan susana yang kondusif, menyiapkan sumber belajar,

membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala sekolah, membangun

karakter guru, dan memberdayakan staf”.

1) Sosialisasi KTSP di sekolah

Sosialisasi KTSP terhadap seluruh warga sekolah bahkan terhadap

masyarakat dan orang tua peserta didik dapat meningkatkan pengenalan dan

pemahaman warga sekolah terhadap visi dan misi sekolah, serta KTSP yang

akan dikembangkan. Hal ini bertujuan agar KTSP dapat dilaksanakan secara

optimal serta warga sekolah, masyarakat, dan orang tua merasa memiliki

tanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan KTSP.

2) Menciptakan suasana yang kondusif

Lingkungan sekolah yang aman, nyaman, tertib, optimisme dan harapan

yang tinggi dari warga sekolah, serta adanya kegiatan-kegiatan yang terpusat

pada diri peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu,

gairah, dan semangat belajar.

Iklim belajar yang kondusif antara lain dapat dikembangkan dengan

pelayanan dan kegiatan sebagai berikut.

a) Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat

dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

b) Memberikan pembelajaran remidial bagi peserta didik yang kurang

berprestasi.

c) Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, dan nyaman.

Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang

menarik dan menantang bagi peserta didik.

d) Menciptakan kerja sama saling menghargai baik antar peserta didik

maupun antara peserta didik dengan guru.

e) Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan pembelajaran.

Page 28: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxviii

f) Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama

antara peserta didik dengan guru sehingga guru dapat lebih bertindak

sebagai fasilitator pembelajaran.

g) Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang

menekankan pada evaluasi diri.

3) Menyiapkan sumber belajar

Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP di sekolah antara

lain laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga

pengelola yang profesional. Kreatifitas guru dan peserta didik perlu senantiasa

ditingkatkan untuk membuat dan mengembangkan alat-alat pembelajaran serta

alat peraga lain yang berguna bagi peningkatan kualitas pembelajaran.

Kewajiban yang harus melekat pada diri setiap guru adalah untuk berkreasi,

berimprovisasi, berinisiatif, dan berinovatif.

4) Membina disiplin

Dalam pengembangan KTSP, guru harus mampu membina kedisiplinan

peserta didik, terutama disiplin diri (self- discipline). Beberapa strategi yang

dapat digunakan dalam mengembangkan disiplin di sekolah antara lain :

a) Konsep diri. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan

bersikap empatik, menerima, hangat, terbuka sehingga peserta didik

dapat mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan

masalah.

b) Guru harus memiliki ketrampilan berkomunikasi secara efektif agar

dapat mendorong kepatuhan peserta didik.

c) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami. Guru disarankan

menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu

peserta didik mengatasi perilakunya serta guru dapat memanfaatkan

akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.

d) Klarifikasi nilai. Ini dilakukan untuk membantu siswa mengetahui

tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.

e) Analisis transaksional. Dalam hal ini guru disarankan belajar sebagai

orang dewasa, terutama dalam menghadapi siswa yang bermasalah.

Page 29: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxix

5) Mengembangkan kemandirian kepala sekolah

Kemandirian dan profesionalisme kepala sekolah merupakan salah satu

faktor penting dalam pelaksanaan KTSP di sekolah. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaan KTSP diperlukan kemampuan manajemen serta kepemimpinan

yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk

meningkatkan mutu sekolah. Kemandirian kepala sekolah terutama diperlukan

dalam memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan KTSP.

6) Membangun karakter guru

Guru merupakan faktor penting dalam keberhasilan proses dan hasil

belajar. Pengembangan KTSP menuntut aktifitas dan kreatifitas guru dalam

membentuk kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran harus

sebanyak mungkin melibatkan peserta didik. Dengan demikian, perlu

dibangun karakter guru, agar mereka mempu menjadi fasilitator dan mitra

belajar bagi peserta didik. Dalam hal ini tugas guru tidak hanya

menyampaikan informasi melainkan juga sebagai fasilitator yang memberikan

kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik.

7) Memberdayakan staf

Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh

keberhasilan kepala sekolah dalam pemberdayaan staf. Adapun fungsi

manajemen staf yang harus dilakukan kepala sekolah adalah menarik,

mengembangkan, menggaji, dan memotivasi staf guna mencapai tujuan

pendidikan secara optimal.

Menurut Mulyasa (2006: 176-184), ”KTSP memiliki enam komponen

penting yang meliputi; visi dan misi satuan pendidikan, tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus,

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)”.

1) Visi dan misi satuan pendidikan

Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan

representasi dari apa yang diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi

dalam hal ini sekolah pada masa yang akan datang.

Page 30: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxx

2) Tujuan pendidikan satuan pendidikan

Tujuan pendidikan satuan pendidikan merupakan acuan dalam

mengembangkan KTSP. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk

pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3) Kalender pendidikan

Dalam penyusunan kalender pendidikan, pengembang kurikulum

harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi

peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang harus dimiliki peserta didik.

4) Struktur dan muatan KTSP

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah yang tertuang dalam SI sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005

Pasal 7 meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d) Kelompok mata pelajaran estetika

e) Kelompok

mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan

kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan

pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan

diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

a) Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat

satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum

dalam SI.

b) Muatan Lokal

Page 31: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxi

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai

menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga

harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal

ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran

keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan

pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan

pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal

setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan

dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

c) Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri

difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain

melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah

diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier

peserta didik serta kegiatan keparamukaan, kepemimpinan, dan

kelompok ilmiah remaja.

Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri

terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan

karier. Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan

pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan

kebutuhan khusus peserta didik.

d) Pengaturan Beban Belajar

Page 32: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxii

(1) Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan

pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori

standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB /SMK/MAK kategori

standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat

digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar

dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

(2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket

dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang

terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran

dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang

tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum

empat jam pembelajaran per-minggu secara keseluruhan.

Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping

dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan

tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam

Standar Isi.

(3) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur dalam sistem paket. SD/MI/SDLB 0% - 40%,

SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK

0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang

bersangkutan. Dalam Pemanfaatan alokasi waktu tersebut harus

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi.

(4) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah

setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar

sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

Page 33: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxiii

(5) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan

SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS mengikuti

aturan sebagai berikut.

(a) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka,

20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur.

(b) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit

tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur.

e) Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam

suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan

untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus

menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan

tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya

pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan

diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus

menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

f) Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.

Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis

terkait. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta

didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan

menengah setelah:

(1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

(2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata

pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,

dan kesehatan;

Page 34: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxiv

(3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

(4) lulus Ujian Nasional.

g) Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria

penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.

h) Pendidikan Kecakapan Hidup

(1) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/

SMALB, SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan

hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,

kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.

(2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral

dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul

yang direncanakan secara khusus.

(3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari

satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan

pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

i) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

(1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah

pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan

daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi

informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya

bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

(2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat

memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

(3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat

merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat

menjadi mata pelajaran muatan lokal.

Page 35: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxv

(4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta

didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang

sudah memperoleh akreditasi.

5) Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,

dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu

atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan

dalam silabus.

c. Penyusunan Silabus Berbasis KTSP

Menurut BNSP ( 2006 : 14), ” Silabus adalah rencana pembelajaran pada

suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan”.

Menurut Pola Induk Sistem Pengujian Hasil Kegiatan Pembelajaran

Berbasis Kemampuan Dasar SMU terbitan Depdiknas (2002 :17-18) silabus

merupakan produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari

standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok

serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

kompetensi dan kompetensi dasar tersebut.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa silabus

merupakan pengembangan dari kurikulum yang berupa rencana pembelajaran

suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang digunakan untuk mencapai standar kompetensi

dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan masing-masing satuan pendidikan.

Page 36: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxvi

Pengembangan silabus berbasis KTSP sepenuhnya diserahkan kepada

guru, sehingga akan berbeda antara guru satu dengan guru lain. Namun suatu

silabus minimal memuat enam komponen utama, yaitu : standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, materi standar, standar proses (kegiatan belajar

mengajar), dan standar penilaian.

Prinsip pengembangan silabus sesuai BNSP (2006: 14) adalah ilmiah,

relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual,

efektif, dan efisien.

1) Ilmiah

Pengembangan silabus harus dilakukan dengan prinsip ilmiah, yang berarti

bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan silabus harus

benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2) Relevan

Relevan berarti bahwa pengembangan silabus harus disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik serta sesuai dengan tuntutan kerja di lapangan.

3) Fleksibel

Prinsip fleksibel mengandung makna bahwa pelaksana program, peserta

didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak.

Dengan demikian guru tidak mutlak harus menyajikan program dengan

konfigurasi seperti dalam silabus tertulis, tetapi dapat mengakomodasikan

berbagai ide baru atau memperbaiki ide-ide sebelumnya. Demikian juga

dengan peserta didik, peserta didik diberi berbagai pengalaman belajar yang

dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.

4) Kontinuitas

Kontinuitas mengandung arti bahwa setiap program pembelajaran yang

dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk

kompetensi dan pribadi peserta didik.

5) Konsisten

Konsisten mengandung arti bahwa antara standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan

Page 37: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxvii

sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten dalam membentuk

kompetensi peserta didik.

6) Memadai

Memadai mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan

dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Memadai juga berkaitan

dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

7) Aktual dan kontekstual

Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup komponen-

komponen silabus memperhatikan perkembangan IPTEK dan seni.

8) Efektif

Silabus yang efektif adalah silabus yang dapat diwujudkan dalam kegiatan

pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan.

9) Efisien

Efisien dalam pengembangan silabus berkaitan dengan upaya untuk

memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa

mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.

Adapun prosedur pengembangan silabus berbasis KTSP meliputi

langkah-langkah sebagai berikut.

1) Mengisi kolom identitas

2) Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi

3) Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar

4) Mengidentifikasi materi standar

5) Mengembangkan pengalaman belajar

6) Merumuskan indikator keberhasilan

7) Menentukan penilaian (standar penilaian)

8) Menentukan alokasi waktu

9) Menentukan sumber belajar.

d. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berbasis KTSP

Page 38: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxviii

Muhaimin (2008: 136) mengemukakan bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan

komponen penting dalam KTSP, dimana pengembangannya dilakukan oleh guru.

Guru bertugas menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan

rinci, serta siap dijadikan pedoman pembelajaran.

Seperti yang dikutip dari Mulyasa (2006: 221), ”...Sumantri (1988: 108)

bahwa: perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran,

karena baik guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin

dicapai dan cara mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan

situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang

telah diprogramkan.”.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa RPP memegang peranan

penting dalam proses pembelajaran yaitu sebagai perencanaan atas apa yang akan

dilakukan di kelas serta baik guru ataupun peserta didik dapat mengetahui tujuan

apa yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.

Adapun langkah-langkah pengembangan RPP secara garis besar

dijabarkan sebagai berikut.

1) Mengisi kolom identitas

2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah

ditetapkan

3) Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator hasil

belajar seperti yang termuat dalam silabus

4) Merumuskan tujuan pembelajaran

5) Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok pada silabus

6) Menentukan metode pembelajaran

7) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran

8) Menentukan sumber belajar yang digunakan

9) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan teknik

penskoran.

Page 39: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xxxix

2. Perencanaan Pembelajaran Matematika

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus

dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Oleh

karena itu, ia harus dikerjakan secara sungguh-sungguh dan bukan hanya untuk

memenuhi syarat administrasi akademik atau sekedar menyenangkan pengawas.

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting untuk mencapai tujuan

akhir pembelajaran. Pembelajaran bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi

merupakan komunikasi edukatif yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat

tujuan. Karena itu, ia harus dipersiapkan secara cermat.

Dave Meier (2005: 110) mengemukakan bahwa tujuan perencanaan

pembelajaran adalah untuk :

a. Mengajak pembelajar keluar dari keadaan mental yang pasif atau resisten b. Menyingkirkan rintangan belajar c. Merangsang rintangan belajar d. Merangsang minat dan rasa ingin tahu pembelajar e. Memberi pembelajar perasaan positif mengenai topic pembelajaran f. Menciptakan pembelajar aktif yang tergugah untuk berfikir, belajar,

mencipta, dan tumbuh g. Mengajak orang keluar dari keterasingan dan masuk ke dalam komunitas

balajar.

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan atau proses dalam

pembelajaran Matematika untuk menghasilkan rencana pembelajaran Matematika.

Itu berarti pula bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses memahami

beragam dokumen normatif (Permen 22, 23, 24, lainnya) dan alternatif (buku teks

atau sumber lain) serta realitas kontekstual (siswa dan kebutuhannya), dan

selanjutnya mewujudkan hasil pemahaman itu menjadi dokumen aplikatif (silabus

dan RPP) yang siap dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil

belajar (pasal 20 PP 19/2005). Secara empirik, pembelajaran Matematika sebagai

kegiatan yang melibatkan banyak komponen perlu dipersiapkan dengan baik.

Page 40: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xl

Tradisi akademik di sekolah juga membuktikan bahwa perencanaan pembelajaran

Matematika yang dilakukan guru selama ini dapat mengondisikan terlaksananya

pembelajaran Matematika dengan baik.

Pembelajaran Matematika adalah proses mengondisikan siswa terlibat

aktif dalam belajar Matematika. Mengondisikan berarti menyediakan beragam

pajanan (exposure), bahan ajar, sumber belajar, dan kegiatan belajar yang

memudahkan siswa belajar Matematika. Ada dua wujud perencanaan

pembelajaran Matematika, yakni silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sementara itu, RPP adalah

rencana yang menggambarkan prosdur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan

dalam silabus. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup

kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk

1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

Mengingat perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting menuju

terlaksananya pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran, ia perlu

dipersiapkan dengan baik. Selain itu, sebagai bagian dari dokumen KTSP, silabus

dan RPP perlu dipersiapkan secara cermat agar dapat dijadikan acuan

pembelajaran dan bukan sekedar “dokumen mati” kelengkapan KTSP di sekolah.

3. Pembelajaran Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam Bahasa Belanda disebut

wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri

utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau

pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga

Page 41: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xli

kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten

(Depdiknas, 2003: 1).

Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali

secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif

deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Pembelajaran

dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar

sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang diharapkan,

yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Penerapan cara kerja matematika yang

seperti ini diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur, dan

komunikatif pada siswa.

Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja yang melibatkan

interaksi antara guru dan siswa serta menggunakan kemampuan profesional guru

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mulyasa, 2005: 100). Sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 17), pembelajaran adalah proses,

cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dalam proses

pembelajaran, situasi dan suasana yang kondusif harus dikembangkan sedemikian

rupa sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan senang. Ini merupakan

tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran. Guru harus mampu mengontrol

keadaan kelas sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Matematika merupakan usaha yang disengaja yang melibatkan interaksi antara

guru dan siswa serta menggunakan kemampuan profesional guru untuk mencapai

tujuan kurikulum Matematika. Mengingat dalam KTSP pembelajaran Matematika

harus melibatkan peserta didik dalam segala aktifitas pembelajaran serta harus

dapat mengatasi keheterogenan potensi siswa maka guru dapat menggunakan

metode mengajar yang bervariasi, antara lain: metode Student Teams Achievement

Decision (STAD), jigsaw, diskusi kelompok, presentasi kelompok, penemuan

terbimbing, Think Pair Share (TPS), dan lain sebagainya. Metode-metode tersebut

dapat secara variatif diterapkan dalam mengajar di kelas dimana penggunaannya

disesuaikan dengan materi ajar serta kondisi siswa.

Page 42: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xlii

Secara umum, prosedur pembelajaran dilakukan melalui 3 tahapan yaitu :

(1) kegiatan pendahuluan; (2) kegiatan inti; (3) kegiatan akhir dan tindak lanjut.

a. Pendahuluan

Udin S. Winataputra, dkk. (2006: 86) mengemukakan hal-hal yang

dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu :

1) Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran; meliputi: membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis.

2) Apersepsi; meliputi : kegiatan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya, memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sementara itu, Depdiknas (2006: 45) mengemukakan bahwa dalam

kegiatan pendahuluan, perlu dilakukan pemanasan dan apersepsi, didalamnya

mencakup: (a) bahwa pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan

dipahami peserta didik; (b) motivasi peserta didik ditumbuhkan dengan bahan

ajar yang menarik dan berguna bagi peserta didik; dan (c) peserta didik

didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.

b. Kegiatan Inti

Udin S. Winataputra, dkk. (2006: 87) mengemukakan hal-hal yang

dilakukan dalam kegiatan inti, yaitu :

1) Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun

tulisan.

2) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh

3) Membahas Materi

Depdiknas (2006: 46-47) membagi kegiatan inti ke dalam tiga tahap

yaitu; eksplorasi, konsolidasi, dan pembentukan sikap dan perilaku.

1) Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi merupakan usaha memperoleh atau mencari

informasi baru. Yang perlu diperhatikan dalam kegiatan eksplorasi,

yaitu: (a) memperkenalkan materi/keterampilan baru; (b) mengaitkan

materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada peserta didik; (c)

Page 43: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xliii

mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaaan

peserta didik akan materi baru tersebut.

2) Konsolidasi

Konsolidasi merupakan merupakan negosiasi dalam rangka

mencapai pengetahuan baru. Dalam kegiatan konsolidasi pembelajaran

yang perlu diperhatikan adalah : (a) melibatkan peserta didik secara aktif

dalam menafsirkan dan memahami materi ajar baru; (b) melibatkan

peserta didik secara aktif dalam pemecahan masalah; (c) meletakkan

penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran

yang baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di dalam

lingkungan; dan (d) mencari metodologi yang paling tepat sehingga

materi ajar dapat terproses menjadi bagian dari pengetahuan peserta

didik.

3) Pembentukan sikap dan perilaku

Pembentukan sikap dan perilaku merupakan pemrosesan

pengetahuan menjadi nilai, sikap dan perilaku. Yang perlu diperhatikan

dalam pembentukan sikap dan perilaku, adalah : (a) peserta didik

didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya

dalam kehidupan sehari-hari; (b) peserta didik membangun sikap dan

perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang

dipelajari; dan (c) cari metodologi yang paling tepat agar terjadi

perubahan sikap dan perilaku peserta didik.

c. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

Udin S. Winataputra, dkk. (2006: 50) mengemukakan hal-hal yang

dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran , yaitu : (a)

penilaian akhir; (b) analisis hasil penilaian akhir; (c) tindak lanjut; (d)

mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang; dan

(e) menutup kegiatan pembelajaran.

Mulyasa (2006: 125) mengemukakan dua kegiatan pokok pada akhir

pembelajaran, yaitu : (a) pemberian tugas dan (b) post tes. Sementara itu,

Page 44: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xliv

Depdiknas (2006: 255) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan

penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan

cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (b) gunakan hasil

penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan

masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (c) cari metodologi yang paling

tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Depdiknas (2006: 388) mata pelajaran matematika bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara akurat dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

4. Penilaian Pembelajaran Matematika

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik

tidak hanya menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga

termasuk perubahan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam

paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk)

yang cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, dan kadang-kadang

direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian

dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran

tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi

mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral,

perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian

Page 45: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xlv

individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian

produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses. Kesemuanya itu menuntut

adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian pembelajaran siswa.

Untuk itulah, Depdiknas meluncurkan Model Penilaian Pembelajaran siswa,

dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.

a. Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment)

Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi, pengukuran

(measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki

pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat

apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga

atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.

Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai. (Baedowi dalam

http://www.depdiknas.go.id). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996)

memengemukakan bahwa : educational evaluation is the process of delineating,

obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif . Dari

pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni

memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang

pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu

kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.

Baedowi dalam http://www.depdiknas.go.id mengemukakan bahwa

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam

alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar

peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.

Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar

seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan

naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran

berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Masih menurut Baedowi dalam http://www.depdiknas.go.id, Tes adalah

cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu

dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu

yang jelas. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian

Page 46: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xlvi

dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,

mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar

mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh

informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan

belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan

informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta

didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu

sendiri.

b. Tujuan Penilaian

Menurut Depdiknas (2008) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com

mengemukakan bahwa “…tujuan penilaian diantaranya untuk grading, seleksi,

mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi”.

1) Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan

kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.

Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan

dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk

grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain

sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced

assessment).

2) Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta

didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang

boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi

penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah

tertentu.

3) Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah

menguasai kompetensi.

4) Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar

peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,

membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan

program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

Page 47: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xlvii

5) Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar

yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang

perlu remidiasi atau pengayaan.

6) Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang

pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari

penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat

penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama

dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar

secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam

keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah

menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu

diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja

(performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja

siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan

penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang

hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran

berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai

cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta

didik.

c. Pendekatan Penilaian

Akhmad Sudrajat (2008) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com,

mengemukakan bahwa ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam

melakukan penilaian hasil belajar, yaitu penilaian yang mengacu kepada norma

(Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced assessment) dan penilaian yang

mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion referenced

assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang

dipakai. Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian

Page 48: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xlviii

peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai

dengan alat penilaian yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan

sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan,

interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang

peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah

ditentukan. Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil

belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi.

Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian yang mengacu kepada

kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi peserta didik ditentukan oleh kriteria

yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi. Meskipun demikian,

kadang kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus

tertentu sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk

rombongan belajar yang mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam

kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi peserta didik yang mewakili sekolah

dalam lomba antar-sekolah.

d. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah

(domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup

kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika), (2) domain afektif (sikap

dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan

intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor

(keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-

spasial, dan kecerdasan musikal).

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan

terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian

multi kecerdasan seperti dikutip dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com

menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang

termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %.

Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain

afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan

Page 49: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xlix

kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang

termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %

Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam

proses belajar-mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru

domain kognitif. Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini

disesuaikan dengan proporsi sumbangan masing-masing domain terhadap sukses

dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru perlu memahami pengertian dan

tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam proses belajar-

mengajar dan penilaian.

5. Kreativitas Guru

a. Pengertian Kreativitas

Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang

menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang

dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut

pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi

kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas

dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity,

yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product.

Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang

berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. Reni

Akbar-Hawadi dkk, (2001) menerangkan bahwa kreativitas merupakan

kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya

dengan bakat. Sedangkan Utami Munandar (1999) menerangkan bahwa tindakan

kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan

lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi

pribadi.

Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang

berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.

Munandar (1977) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk (2001) menerangkan bahwa

Page 50: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

l

kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan

kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta

kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci),

suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan.

Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau

dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk

mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari

lingkungan sosial dan psikologis. Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar

(1999) menyatakan bahwa “The initiative that one manifests by his power to break

away from the usual sequence of thought”. Mengenai “press” dari lingkungan, ada

lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas

serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu

menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau

perkembangan baru.

Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas,

seperti yang dikemukakan oleh Enny Semiawan, S. Munandar, CU. Munandar

(1984: 9) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur,

data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Dari pengertian di atas, kreativitas

seakan hanya tertuju pada suatu produk dari hasil pemikiran atau perilaku

manusia. Namun sebenarnya kreativitas dapat pula dilihat sebagai proses dan

mungkin inilah yang lebih esensial dan perlu dibina pada siswa sejak dini untuk

bersibuk diri secara kreatif.

Selain berbagai pandangan tersebut, Piaw (2004:23-24) menjelaskan

mengenai tiga perspektif tentang berpikir kreatif, yakni perspektif supernatural,

rasionalisme, dan perkembangan. Dalam perspektif supernatural, kreativitas

merupakan kemampuan alami bukan diciptakan melalui pelatihan. Salah satu

prinsip dalam perspektif rasional adalah semua kegiatan dapat dijelaskan. Dengan

demikian, berpikir kreatif dapat dijelaskan secara genetis, yakni sebagai suatu

faktor biologis. Perspektif perkembangan diajukan melalui penelitian Gowan

dalam hal tahap-tahap perkembangan menurut teori Piaget dan Frued. Menurut

Page 51: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

li

Gowan kreativitas berkembang melalui tiga tahap, yaitu (1) dunia, (2) ego, dan (3)

yang lainnya. Perkembangan kreativitas merupakan suatu transformasi energi dari

satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya hingga menuju

dewasa.

Keragaman pengertian istilah kreativitas tersebut pada dasarnya memiliki

persamaan, yakni kreativitas dipandang sebagai sesuatu yang dimiliki seseorang

untuk menunjukkan kemampuannya. Sesuatu tersebut dapat berupa gagasan atau

karya nyata yang baru atau merupakan kombinasi dari yang sudah ada. Sternberg

dan Lubart (1995:11) menyatakan bahwa unsur “baru” itu merupakan unsur yang

penting untuk mendeskripsikan produk kreativitas di samping memiliki unsur

“cocok”. Lebih lanjut Sternberg dan Lubart menyatakan bahwa sesuatu yang baru

itu merupakan sesuatu yang tidak biasanya; produk yang baru itu bersifat asli,

tidak dapat diprediksi, dan dapat memberikan kejutan bagi pengamatnya. Selain

itu produk kreativitas memiliki kelayakan atau kebergunaan. Pandangan Sternberg

dan Lubart ini sejalan dengan pendapat Baron (dalam Supriadi,1994:7) yang

menyatakan “creativity is the ability to bring something new into existence” atau

juga Stein (dalam Supriadi,1994: 10) yang menyatakan “the creative work is a

novel work that is accepted as tenable or useful or satisfying by a group in some

point in time”.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas

adalah kemampuan individu untuk meraih aktualisasi diri melalui gagasan atau

karya nyata, baik yang bersifat baru maupun kombinasi dari yang sudah ada.

b. Kriteria Kreativitas

Pada dasarnya kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang

relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Untuk menentukan apakah

seseorang itu kreatif atau tidak perlu diadakan identifikasi yang benar. Seperti

menurut Shapiro (1973) bahwa tanpa ada kejelasan mengenai kriteria kreativitas,

suatu kajian kreativitas patut diragukan keabsahannya. Penentuan kriteria

Page 52: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lii

kreativitas menyangkut tiga dimensi yaitu dimensi proses, person dan produk

kreatif (Amabile,1983).

Dengan menggunakan proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka

segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif,

dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Menurut konsep kreativitas proses

kreatif diartikan bersibuk diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran,

fleksibilitas (keluwesan, orisinalitas dalam berfikir dan berperilaku). Kreativitas

yang berupa proses dapat dilihat melalui penggunaan kreativitas tersebut sebagai

alat untuk memecahkan masalah.

Dimensi orang atau pribadi sebagai kriteria kreativitas seringkali kurang

jelas rumusannya. Amabile (1983) mengatakan bahwa pengertian orang atau

pribadi sebagai kriteria kreativitas identik dengan yang dikemukakan Guilford

(1950) disebut kepribadian kreatif. Kepribadian kreatif menurut Guilford meliputi

dimensi kognitif (yaitu bakat) dan non-kognitif (yaitu minat, sikap, dan kualitas

temperamental). Menurut teori ini, orang-orang kreatif memiliki ciri-ciri

kepribadian yang yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang kurang

kreatif. Karakteristik-karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk

mengidentifikasi orang-orang kreatif. Orang-orang yang memiliki ciri-ciri seperti

yang dimiliki oleh orang-orang kreatif dengan sendirinya adalah orang kreatif

(Supriadi, 1994: 13).

Kriteria ketiga adalah produk kreatif, yang menunjuk kepada hasil

perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam dalam bentuk barang, atau

gagasan. Kriteria ini dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk menentukan

kreativitas seseorang, sehingga disebut sebagai ”kriteria puncak” bagi kreativitas

(Amabile, 1983). Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas

dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh

peneliti, atau peneliti ahli, dan melalui tes (Supriadi, 1994: 14).

Menurut Supriadi (1994: 23), ada lima pendekatan yang digunakan untuk

menilai kreativitas seseorang. Kelima pendekatan itu adalah: 1. Analisis obyektif

terhadap produk kreatif, 2. Pertimbangan subyektif, 3. Inventori kepribadian, 4.

Inventori biografis, dan 5. Tes kreativitas.

Page 53: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

liii

1) Analisis obyektif terhadap produk kreatif

Pendekatan ini dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu

produk berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi

wujud fisiknya. Pendekatan ini pertama kali dikemukakan oleh Ghiselin

(1963). Metode ini dikembangkan oleh Simonton (1980) yaitu digunakan

dalam studinya terhadap kreativitas dalam karya musik klasik, berdasarkan

orisinalitasnya.

2) Pertimbangan subyektif

Pendekatan ini mengandalkan berbagai kamus biografi untuk memilih

orang-orang kreatif. Pendekatan ini digunakan oleh Galton (1870) yaitu

untuk menentukan orang-orang yang layak disebut genius. Pendekatan ini

juga digunakan oleh Simonton (1975) yaitu dengan menggunakan sumber-

sumber biografi, catatan sejarah, dan antologi untuk menentukan subyek

studinya yang meliputi sekitar 5000 orang dan produk kreatif. Pertimbangan

subyektif ini digunakan dengan cara meminta sekelompok pakar untuk

menilai kreativitas orang-orang tertentu yang sesuai dengan bidangnya.

3) Inventori kepribadian

Pendekatan ini ditujukan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan

kepribadian kratif seseorang atau keterkaitan kepribadian yang berhubungan

dengan kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi: sikap, motivasi, minat,

gaya berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku.

4) Inventori biografis

Inventori biografis digunakan untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan

orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadi, lingkungan, dan pengalaman-

pengalaman hidupnya. Dengan memperhatikan biografis seseorang, maka

dapat dilihat tingkat kreativitas orang tersebut.

5) Tes Kreativitas

Tes kreativitas digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang

ditunjukkan oleh kemampuan dalam berpikir kreatif. Hasil tes ini berbentuk

skor yang kemudian dikonversikan ke dalam skala tertentu yang

menghasilkan Creativity Quotient (CQ) yang mirip dengan Intelligence

Page 54: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

liv

Quotient (IQ). Beberapa bentuk tes kreativitas antara lain: Test of Divergent

thinking, Creativity test for Children, Torrance Test of Creative Thinking,

Creative Assessment Package, Tes kreativitas verbal dari Munandar. Tes

kreativitas berbeda dengan tes intelegensi, Tes Intelegensi menguji

kemampuan berpikir konvergen, karena itu jawaban yang disediakan benar

dan salah. Sedangkan tes kreativitas mengukur kemampuan berpikir

divergen, tidak ada jawaban benar atau salah. Kualitas respon seseorang

diukur dari sejauh manakah memiliki keunikan dan berbeda dari

kebanyakan orang. Makin unik dan orisinal, makin tinggi skornya. Selain

itu yang menjadi kriteria penskoran adalah keluwesan, kelancaran, dan

kerincian jawaban.

c. Kreativitas Guru

Jika pengertian kreativitas tersebut dihubungkan dengan guru, maka yang

dimaksud dengan keativitas guru adalah kemampuan seorang guru untuk meraih

aktualisasi diri melalui gagasan atau karya nyata, baik yang bersifat baru maupun

kombinasi dari yang sudah ada guna memecahkan masalah yang sedang dihadapi

yaitu menyampaikan/memberikan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan

kepada siswa di sekolah atau lembaga pendidikan sehingga menyebabkan siswa

itu mampu melaksanakan sesuatu.

Adapun ciri-ciri Guru berkepribadian kreatif seperti yang dikemukakan

oleh S.C.U Munandar (1984: 12) dalam Enny Semiawan et al adalah sebagai

berikut.

1) Mempunyai daya imajinasi yang kuat 2) Mempunyai inisiatif 3) Mempunyai minat yang luas 4) Bebas dalam berfikir (tidak kaku atau terhambat) bersifat ingin tahu 5) Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru 6) Percaya pada diri sendiri 7) Penuh Semangat (energetic) 8) Berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan) 9) Berani dalam pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu dalam menyatakan

pendapat meskipun mendapat kritik dan berani mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya.

Page 55: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lv

Penerapan KTSP memberikan peluang bagi setiap sekolah untuk

menyusun kurikulumnya sendiri, dan untuk itu tiap guru yang akan mengajar di

kelas dituntut memiliki kemampuan menyusun kurikulum yang tepat bagi peserta

didiknya. Diperlukan kompetensi masing-masing guru untuk dapat menyusun

KTSP dengan baik dan efektif.

Menurut Mulyasa (2006: 164), agar KTSP dapat dikembangkan secara

efektif serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu memiliki

kompetensi tertentu antara lain :

1) menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik.

2) menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi.

3) memahami peserta didik pengalaman, kemampuan, dan prestasinya. 4) menggunakan metoda yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk

kompetensi peserta didik. 5) mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam

kaitannya dengan pembentukan kompetensi. 6) mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir. 7) menyiapkan proses pembelajaran. 8) mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik, serta 9) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan

dikembangkan.

d. Kreativitas Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Matematika

Jika pengertian kreativitas guru tersebut dihubungkan dengan perencanaan

pembelajaran, maka yang dimaksud dengan keativitas guru dalam perencanaan

pembelajaran matematika adalah kemampuan seorang guru untuk meraih

aktualisasi diri melalui gagasan atau karya nyata, baik yang bersifat baru maupun

kombinasi dari yang sudah ada dalam perencanaan pembelajaran matematika yang

menyangkut silabus, analisa mata pelajaran, program tahunan, program semester

dan rencana program pembelajaran.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kreativitas guru dalam

perencanaan pembelajaran matematika meliputi dua dimensi yaitu dimensi proses

dan produk kreatif.

Page 56: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lvi

1) Dimensi proses digunakan untuk mengetahui kreativitas guru selama proses

penyusunan perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP.

2) Dimensi produk digunakan untuk menilai kreativitas guru tentang silabus

atau RPP yang telah dihasilkan.

Pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu, maka

tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan lebih berhasil. Itulah sebabnya

seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pengajaran.

Karena dengan perencanaan dan menyampaikan pengajaran yang baik akan

memudahkan siswa dalam belajar. Dibutuhkan kreativitas dari masing-masing

guru untuk dapat membuat suatu perencanaan pembelajaran yang baik.

Pengajaran merupakan rangkaian peristiwa yang direncanakan untuk

disampaikan, untuk menggiatkan dan mendorong belajar siswa yang merupakan

proses merangkai situasi belajar (yang terdiri dari ruang kelas, siswa dan materi

kurikulum) agar belajar menjadi lebih mudah.

e. Kreativitas Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Matematika

Jika pengertian kreativitas guru tersebut dihubungkan dengan pengertian

pembelajaran matematika, maka yang dimaksud dengan keativitas guru dalam

pembelajaran matematika adalah kemampuan seorang guru untuk meraih

aktualisasi diri melalui gagasan atau karya nyata, baik yang bersifat baru maupun

kombinasi dari yang sudah ada dalam usaha yang disengaja yang melibatkan

interaksi antara guru dan siswa serta menggunakan kemampuan profesional guru

untuk mencapai tujuan kurikulum matematika guna memecahkan masalah yang

sedang dihadapi yaitu menyampaikan/ memberikan ilmu pengetahuan, sikap, dan

keterampilan kepada siswa di sekolah atau lembaga pendidikan sehingga

menyebabkan siswa itu mampu melaksanakan sesuatu.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kreativitas guru dalam proses

pembelajaran matematika meliputi dua dimensi yaitu dimensi proses dan produk

kreatif.

Page 57: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lvii

1) Dimensi proses digunakan untuk mengetahui kreativitas guru dalam proses

menemukan ide atau gagasan tentang aktivitas pembelajaran yang akan

diterapkan di kelas.

2) Dimensi produk digunakan untuk menilai kreativitas guru yang menunjuk

kepada gagasan atau karya nyata guru dalam bentuk penerapanya dalam

pembelajaran matematika.

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar

mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk

mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan.

Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor

yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam

kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kreativitasnya,

guru yang kreatif akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif

dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada

pada tingkat yang optimal.

f. Kreativitas Guru Dalam Penilaian Pembelajaran Matematika

Jika pengertian kreativitas guru tersebut dihubungkan dengan perencanaan

pembelajaran, maka yang dimaksud dengan keativitas guru dalam perencanaan

pembelajaran matematika adalah kemampuan seorang guru untuk meraih

aktualisasi diri melalui gagasan atau karya nyata, baik yang bersifat baru maupun

kombinasi dari yang sudah ada dalam penilaian pembelajaran matematika.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kreativitas guru dalam

penilaian pembelajaran matematika meliputi dua dimensi yaitu dimensi proses dan

produk kreatif.

1) Dimensi proses digunakan untuk mengetahui kreativitas guru dalam proses

menemukan gagasan tentang model/alat penilaian yang akan digunakan

sebagai umpan balik terhadap pembelajaran matematika.

2) Dimensi produk digunakan untuk menilai kreativitas guru yang menunjuk

kepada gagasan atau karya nyata guru berupa model/alat penilaian yang

Page 58: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lviii

digunakan sebagai masukan informasi secara komprehensif tentang hasil

belajar peserta didik.

Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian

merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang

pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran

yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator

keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai

peserta didik. Diperlukan kreativitas masing-masing guru untuk dapat membuat

suatu rancangan penilaian yang benar-banar mampu mengukur kemampuan siswa

sesuai amanat KTSP. Dengan sistem penilaian yang berkompeten maka hasil

penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan

balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang

dilakukan.

6. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Puji Lestari, dengan judul: Kesiapan

Guru Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dalam pelaksanaan

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kota Surakarta. Evaluasi

Pelaksanaan KTSP untuk mata Pelajaran matematika di Sekolah Menengah Atas

(SMA) di kota Surakarta.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman isi KTSP

mata pelajaran matematika oleh guru matematika, mengetahui karakteristik guru

matematika Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Surakarta dan untuk

mengetahui faktor pendukung dan kendala dari pelaksanaan KTSP mata pelajaran

matematika di Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Surakarta.

Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan, persamaanya yaitu

menganalisa tentang pelaksanaan kurikulum baru yaitu KTSP, bentuk penelitian

kualitatif, perbedaannya adalah penelitian Nur Puji Lestari untuk menganalisa

kesiapan guru matematika dalam melaksanakan KTSP sedangkan penelitian ini

menganalisa kreativitas guru matematika dalam menerapkan KTSP.

Page 59: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lix

B. Kerangka Berfikir

Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat

berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan

sebagai suatu spesifik rankaian pengetahuan, keterampilan, dan kegiatan untuk

disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, kurikulum dapat didefinisikan sebagai

suatu rangkaian yang direncanakan sebagai panduan guru utuk mengajar dan

siswa untuk belajar.

Kurikulum terkini yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP tersebut diterapkan pula pada

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Sumber Lawang, Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Negeri Kalijambe, dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Gemolong.

Matematika sebagai bagian dari kurikulum juga mengalami penyempurnaan baik

dalam persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Dalam KTSP pembelajaran Matematika lebih dipusatkan kepada siswa

dan guru lebih bertindak sebagai fasilitator pembelajaran yang memberikan

kemudahan bagi siswa dalam belajar. Pembelajaran yang dilakukan harus

melibatkan peserta didik dengan intensitas yang tinggi demi tercapainya

kompetensi bagi masing-masing peserta didik sesuai dengan potensinya.

Mengingat dalam pembelajaran Matematika pemahaman tentang konsep dan

prosedur penyelesaian suatu masalah tidak bisa didapatkan secara optimal apabila

pembelajaran hanya terpusat pada guru. Dalam KTSP guru juga dituntut untuk

memiliki persiapan yang matang baik sebelum pembelajaran maupun pada saat

pembelajaran. Guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan KTSP sesuai

dengan kondisi sekolah, peserta didik, dan potensi daerahnya. Guru juga diberi

tugas untuk menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Mengingat tugas dan beban guru tersebut maka Guru Matematika

dituntut untuk memiliki kesiapan dan kompetensi-kompetensi tertentu demi

terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan sesuai tujuan. Dalam KTSP,

Guru Matematika dituntut untuk dapat berpikir kreatif, berinovasi, dan berkreasi

Page 60: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lx

untuk menciptakan hal-hal baru yang dapat mendukung siswa belajar aktif. Akan

tetapi, mungkin juga guru telah terbiasa dengan cara-cara mengajar lama sehingga

sulit untuk mengadakan perubahan sesuai dengan tuntutan dalam KTSP.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika diperlukan

kreativitas yang tinggi dari para guru dalam menerapakan KTSP. Kreativitas guru

tersebut antara lain kreativitas dalam merencanakan pembelajaran Matematika,

kreativitas dalam proses pembelajaran Matematika, dan kreativitas dalam

penilaian pembelajaran Matematika. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk

mengetahui bagaimanakah kreativitas Guru Matematika Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Negeri Sumber Lawang, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Kalijambe,

dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Gemolong dalam merencanakan

pembelajaran Matematika, dalam proses pembelajaran Matematika, dan dalam

penilaian pembelajaran Matematika sesuai KTSP.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Gambar 1. Skema kerangka berpikir

Keterangan :

: diterapkan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

MATEMAIKA

PROSES PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

PENILAIAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

KREATIVITAS GURU

MATEMATIKA

Page 61: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxi

: ditinjau : diperlukan

Page 62: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTsN Kalijambe, MTsN Sumber Lawang, dan

MTsN Gemolong. Sekolah-sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian karena

sekolah tersebut telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dalam pelaksanaan pembelajaranya.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai Bulan Februari tahun 2009 hingga

Bulan Juni 2009. Berikut tabel alokasi waktu kegiatan penelitian yang dilakukan.

Tabel 1. Alokasi waktu kegiatan penelitian

No Kegiatan Tahun 2008-2009

Mar Apr Mei Jun Jul-Sep

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunaan Proposal

3. Ijin Penelitian

4. Pengumpulan data

5. Analisis Data

6. Penyusunan Laporan

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian kualitatif, sedangkan

metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif

karena penelitian bermaksud untuk melakukan penyelidikan dengan

menggambarkan dan memaparkan keadaan subyek penelitian pada saat sekarang

berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya. Seperti dikutip dari

Lexy J. Moleong (2007: 4), “…Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Page 63: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxiii

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati”.

Sedangkan Lexy J. Moleong (2007: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif

sebagai penelitian yang bermaksud memahami fenomena-fenomena yang terjadi

pada subjek penelitian misalnya perilaku dan motivasi, selanjutnya data-data yang

telah terkumpul dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa serta dengan

memanfaatkan metode ilmiah. Lexy J. Moleong (2007: 5) juga menyatakan bahwa

dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara,

observasi, dan analisis dokumen.

Dalam rangka mengumpulkan data penelitian, dilakukan kontak langsung

(flux to face) dengan responden agar dapat mengamati perilaku, pendapat, sikap,

dan pendayagunaannya berdasarkan pandangan subyek penelitian. Penelitian yang

bersifat deskriptif lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi

dengan fokus dan memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data.

Sasaran penelitian diarahkan kepada usaha menemukan teori-teori dasar.

Responden dapat menilai kembali data dan informasi yang diberikan yang perlu

direvisi atau untuk melengkapi data informasi baru.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :

1. Informan atau narasumber, yaitu guru matematika dan siswa

MTsN Sumber Lawang, MTsN Kalijambe, dan MTsN Gemolong yang telah

dijadikan subjek penelitian. Data yang diperoleh dari informan adalah berupa

rekaman wawancara yang direkam peneliti saat wawancara berlangsung.

2. Tempat dan peristiwa, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat

diamati pada saat kegiatan belajar mengajar di MTsN Sumber Lawang,

MTsN Kalijambe, MTsN Gemolong pada kelas yang telah ditentukan. Data

yang diperoleh berupa catatan pada lembar observasi yang telah dibuat oleh

peneliti sebelumnya.

3. Dokumen, yaitu berupa arsip atau catatan mengenai segala

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang diperoleh berupa

dokumen-dokumen perangkat mengajar guru matematika sesuai KTSP.

Page 64: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxiv

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut.

1. Wawancara Dengan Pedoman

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Sugiyono, 2005: 72). Wawancara dengan pedoman merupakan teknik

pengumpulan informasi dari objek yang diteliti mengenai suatu masalah khusus

dengan teknik bertanya bebas tetapi berdasarkan atas pedoman yang telah disusun

sebelumnya. Pemberi informasi atau keterangan dalam penelitian ini dinamakan

informan, bukan responden sebagaimana penelitian kuantitatif yang menggunakan

kuesioner.

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara lisan untuk memperoleh informasi-informasi yang

berkaitan dengan masalah penelitian serta informan juga memberikan jawaban

secara lisan. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang

usaha-usaha kreatif guru matematika dalam merencanakan pembelajaran baik

yang menyangkut perangkat pembelajaran maupun strategi yang akan digunakan

guru dalam mengajar, kegiatan kreatif guru saat pembelajaran berlangsung, serta

sistem penilaian kreatif guru matematika dalam menilai hasil belajar siswa.

2. Pengamatan/observasi

Teknik observasi atau pengamatan digunakan untuk menggali data dari

sumber data yang berupa peristiwa, aktifitas, perilaku, tempat, benda, serta

rekaman gambar. Menurut Spradley (1980) seperti dikutip dari H.B. Sutopo

(2006: 75) pelaksanaan teknik observasi dapat dibagi menjadi : observasi tak

berperan sama sekali dan observasi berperan, dimana observasi berperan ini terdiri

dari berperan pasif, berperan aktif, dan berperan penuh.

Page 65: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxv

Dalam penelitian ini, digunakan teknik observasi berperan pasif yaitu

peneliti benar-benar datang ke lokasi tetapi hanya sebagai pengamat pasif.

Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses kegiatan belajar mengajar

Matematika di salah satu kelas yang diampu oleh guru-guru yang menjadi

informan dalam teknik wawancara. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan

informasi tentang peristiwa, aktifitas, perilaku, dan benda yang berkaitan dengan

kegiatan kreatif guru saat pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencatat

dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

Metode dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

mempelajari dokumen, arsip, catatan-catatan, atau hal-hal lain guna melengkapi

informasi-informasi tentang kreativitas Guru matematika dalam perencanaan,

proses, dan penilaian pembelajaran matematika agar lebih dalam dan lengkap.

Dokumen tersebut antara lain berupa kelengkapan perangkat pembelajaran seperti

silabus, RPP, Program Tahunan, Program Semester, Rancangan Penilaian,

Presensi siswa, Buku ajar, Daftar nama Guru Matematika beserta jumlah jam

mengajarnya perminggu.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan

dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan pengumpulan data menjadi

sistematis dan mudah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti sendiri. Hal tersebut dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang

bukan mausia, sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap

kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Setelah masalah sudah mulai jelas,

maka dikembangkan alat bantu (instrumen) sederhana yang diharapkan dapat

mempermudah peneliti dalam proses pengumpulan data di lapangan. Alat bantu

(instrumen) penelitian tersebut yaitu : pedoman wawancara, pedoman observasi,

Page 66: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxvi

alat perekam, kamera, lembar dokumentasi, yang mana telah dilakukan validasi isi

terhadap pedoman wawancara tersebut oleh tiga guru Matematika yang lebih

memahami tentang permasalahan secara nyata di sekolah.

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini disusun tidak

hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pedoman wawancara dalam penelitian

ini ada dua macam yaitu pedoman wawancara untuk guru dan pedoman

wawancara untuk siswa. Bentuk pedoman wawancara berupa butir-butir

pertanyaan berjumlah 17 pertanyaan untuk guru dan 11 pertanyaan untuk

siswa. Semua pertanyaan tersebut telah dilakukan validasi isi oleh tiga guru

Matematika yang lebih memahami tentang permasalahan secara nyata di

sekolah. Semua pertanyaan tersebut disusun untuk meneliti tentang kreativitas

guru matematika dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan

penilaian pembelajaran matematika berbasis KTSP. Adapun pedoman

wawancara secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan

pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi dalam

penelitian ini disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek

selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara,

serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada

saat berlangsungnya wawancara. Pedoman observasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mengamati aktivitas guru matematika pada saat mengajar.

Bentuk pedoman observasi berupa tabel yang berisi pokok-pokok masalah

yang diamati antara lain tentang penggunaan media pembelajaran, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, penutup), dan

penilaian pembelajaran matematika berbasis KTSP. Adapun pedoman

observasi dan hasil observasi secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran.

Page 67: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxvii

3. Alat Perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar

peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus

berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Alat perekam yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah handphone yang telah memiliki

fasilitas perekam suara digital sehingga hasil rekaman bisa terdengar dengan

jelas. Dalam pengumpulan data, alat perekam ini baru dapat dipergunakan

setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada

saat wawancara berlangsung.

4. Lembar dokumentasi

Lembar dokumentasi digunakan agar peneliti dapat melakukan

pengamatan dokumentasi sesuai dengan tujuan penelitian. Lembar

dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati kelengkapan

perangkat pembelajaran matematika berbasis KTSP seperti silabus, RPP,

program semester, program tahunan, dan kelengkapan pembelajaran

matematika berbasis KTSP lainya. Adapun lembar dokumentasi secara

lengkap dapat dilihat pada lampiran.

5. Kamera

Kamera digunakan untuk mendokumentasikan/memotret keadaan sekitar

tempat penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu : tahap

persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian.

Untuk lebih jelasnya, masing-masing akan diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan-kegiatan pada tahap persiapan ini meliputi :

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Menyusun instrumen-instrumen pengumpulan data.

c. Mengurus perijinan penelitian.

Page 68: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxviii

2. Tahap Pengumpulan Data

Kegiatan-kegiatan pada tahap pengumpulan data ini meliputi:

a. Menyampaikan pemberitahuan sekaligus permohonan ijin kepada

kepala sekolah MTsN Sumber Lawang, MTsN Kalijambe, dan MTsN

Gemolong.

b. Memperkenalkan diri kepada kepala sekolah dan guru yang menjadi

sasaran penelitian.

c. Menerangkan tentang tujuan serta manfaat yang akan dihasilkan dari

penelitian ini tanpa menyembunyikan maksud penelitian sehingga akan

menghilangkan kecurigaan mereka yang menganggap penelitian

bertujuan untuk memata-matai dan mencari kesalahan dalam

melaksanakan tugas

d. Melakukan wawancara terhadap informan kunci yang dapat membantu

dalam mengumpulkan data penelitian, antara lain :

1) Guru matematika MTsN Sumber Lawang

2) Guru matematika MTsN Kalijambe

3) Guru matematika MTsN Gemolong

4) Siswa MTsN Sumber Lawang

5) Siswa MTsN Kalijambe

6) Siswa MTsN Gemolong

e. Melakukan observasi terhadap guru MTsN Sumber Lawang, MTsN

Kalijambe, dan MTsN Gemolong pada saat mengajar.

f. Mengumpulkan dokumen-dokumen di MTsN Sumber Lawang, MTsN

Kalijambe, dan MTsN Gemolong yang dibutuhkan dalam penelitian.

g. Membuat rekaman wawancara dengan informan

h. Membuat catatan hasil observasi yang dituangkan dalam catatan hasil

pengamatan.

i. Melakukan pemotretan terhadap gambaran umum situasi pendidikan di

MTsN Sumber Lawang, MTsN Kalijambe, dan MTsN Gemolong

sebagai bahan dokumentasi.

Page 69: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxix

3. Tahap Analisis Data

Kegiatan-kegiatan pada tahap analisa data ini meliputi:

a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross

check kan dengan temuan di lapangan.

c. Setelah didapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan

proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan

orang yang dianggap lebih ahli.

d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian.

Kegiatan-kegiatan pada tahap analisa data ini meliputi:

a. Penyusunan laporan awal

b. Mereview laporan sementara dengan mengkonsultasikanya dengan

dosen pembimbing.

c. Perbaikan laporan sesuai dengan rekomendasi hasil konsultasi

d. Penyusunan laporan akhir dan penggandaan laporan.

G. Pengujian Kredibilitas Data

Untuk memperoleh data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah, maka dilakukan pengujian kredibilitas data. Teknik pengujian

kredibilitas data dalam penelitian ini menggunakan konsep yang diberikan oleh

Lexy J. Moleong (2007: 326-332) yaitu :

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini dikarenakan dengan

perpanjangan keikutsertaan maka peneliti dapat lebih banyak mempelajari

kebudayaan dan keadaan lingkungan. Dengan perpanjangan keikutsertaan ini

maka peneliti memiliki waktu yang cukup lama sehingga dapat mendeteksi dan

memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data serta peneliti juga

dapat membangun kepercayaan para subjek penelitian. Semakin lama peneliti

di lapangan akan semakin banyak pula data yang dihasilkan.

Page 70: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxx

2. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan lebih cermat

dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal untuk

meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku

maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan

temuan-temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti

akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data

yang ditemukan itu benar atau dipercaya atau tidak.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Trianggulasi dalam penelitian ini dilakukan

melalui :

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda. Dalam penelitian ini Trianggulasi sumber dilakukan dengan

jalan membandingkan informasi yang diperoleh dari guru, siswa, ataupun

dokumen-dokumen.

b. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu pencocokan informasi yang diperoleh

dengan menggunakan metode yang berbeda. Trianggulasi metode dalam

penelitian ini diakukan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari

metode wawancara, observasi, maupun dokumentasi.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pada penelitian

kualitatif data yang muncul berupa kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data

yang berupa kata-kata tersebut masih sangat beragam, sehingga perlu diolah agar

Page 71: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxi

menjadi sistematis, ringkas, dan logis. Terdapat beberapa definisi tentang analisa

data kualitatif, diantaranya adalah sebagai berikut.

Menurut Bogdan & Biklen dalam Lexy J. Moleong (2007: 248), ”Analisis

Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada

orang lain.”

H.B. Sutopo (2006: 105) mengatakan bahwa ”Analisis sama sekali tidak

dimaksudkan untuk membuktikan suatu prediksi atau hipotesis penelitian, tetapi

semua simpulan yang dibuat sampai dengan teori yang mungkin dikembangkan,

dibentuk dari semua data yang telah berhasil ditemukan dan dikumpulkan di

lapangan”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa analisa data

kualitatif adalah proses pengorganisasian data-data yang diperoleh dari lapangan,

mempelajarinya dan selanjutnya dipilah-pilah sehingga dapat dikelola dan digali

kembali informasi-informasi penting yang dapat diperoleh dan akhirnya data-data

tersebut dapat disajikan secara baik dalam urutan yang sistematis dan logis

berdasarkan fakta-fakta dari lapangan dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk

membuktikan suatu prediksi atau hipotesis penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan model analisis interaktif (interaktif model

of analisis), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui empat tahap,

yaitu mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan menarik

kesimpulan. Dalam model ini dilakukan suatu proses siklus antar tahap-tahap,

sehingga data yang terkumpul akan berhubungan dengan satu sama lain dan

benar-benar data yang mendukung penyusunan laporan penelitian (HB. Sutopo,

2002 :35). Empat tahap tersebut adalah :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data di

lapangan baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Data-data

tersebut diperoleh dari sumber-sumber yang telah dipilih. Data yang

Page 72: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxii

dikumpulkan tersebut adalah data yang berkaitan dengan Penelitian ini yaitu

tentang kreativitas guru Matematika dalam menerapkan KTSP di MTsN

kalijambe, MTsN Sumber Lawang, dan MTsN Gemolong. Sekolah-sekolah

tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut telah

menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,

dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan

lapangan (H.B Sutopo (2006: 114). Kegiatan ini bertujuan untuk

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak

penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data. Proses ini

berlangsung terus-terus menerus sampai laporan akhir penelitian selesai.

3. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk

menemukan suatu makna dari kata-kata yang diperoleh, kemudian disusun

secara sistematis dan logis dari bentuk informasi yang kompleks menjadi

sederhana namun selektif sehingga bisa lebih mudah dipahami.

Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan konsep yang

diberikan oleh Miles & Huberman (Sugiyono, 2005: 95) yaitu "The most

frequent form of display data. qualitative research data in the past has been

narrative text". Yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

4. Menarik kesimpulan dan verifikasi

Setelah memahami arti dari berbagai hal yang ditemui dengan

melakukan pencatatan-pencatatan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-

konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, akhirnya diperoleh kesimpulan

penelitian (HB. Sutopo, 2002:37).

Mengambil kesimpulan merupakan langkah analisis setelah

pengolahan data. Kesimpulan yang diambil mungkin masih terasa kabur dan

diragukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan verifikasi kesimpulan tersebut

Page 73: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxiii

dengan mencari data-data lain yang dapat mendukung kesimpulan tersebut

serta dengan mengecek ulang data-data yang telah diperoleh.

Keempat langkah dalam proses analisa data kualitatif tersebut

merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dimana suatu langkah

merupakan hal yang harus dilakukan untuk menuju langkah selanjutnya dan

terjadi hubungan antar satu langkah dengan langkah lain. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat dalam bagan berikut.

Gambar 2 . Analisis Data Model Interaktif (Sumber HB Sutopo, 2006 : 120)

Keterangan :

: langkah berikutnya

: Langkah berikutnya dan bisa kembali ke langkah sebelumnya

: Jika diperlukan

Dengan model analisis ini maka kegiatan selama penelitian harus bergerak

diantara empat sumbu kumparan itu, yaitu bolak balik diantara kegiatan

pengumpulan data, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Aktivitas yang

dilakukan dengan proses itu komponen-komponen tersebut akan didapat yang

benar-benar mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Setelah

analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan

jalan apa adanya sesuai dengan masalah yang diteliti dan data yang diperoleh.

1 Pengumpulan Data

3 Penyajian Data

2 Reduksi Data

4 Verifikasi/penarikan

Kesimpulan

Page 74: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxiv

Kemudian diambil kesimpulan dan langkah tersebut tidak harus urut tetapi

berhubungan terus menerus sehingga membuat siklus (HB.Sutopo, 2002:13)

H. Pengujian Kredibilitas Hasil Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat serta dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah maka dilakukan pengujian kredibilitas hasil

penelitian. Dalam penelitian ini, pengujian kredibilitas hasil penelitian dilakukan

dengan pengecekan melalui diskusi dan kecukupan referensi.

1. Pengecekan melalui diskusi

Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah

penelitian, akan memberi informasi yang berarti kepada peneliti, sekaligus

sebagai upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian. Cara ini dilakukan

dengan mengekspos hasil sementara dan hasil akhir penelitian untuk

didiskusikan secara analitis. Diskusi bertujuan untuk menyingkapkan

kebenaran hasil penelitian serta mencari titik-titik kekeliruan interpretasi

dengan klarifikasi penafsiran dari pihak lain.

Moleong (2006:334) mengatakan bahwa diskusi dengan kalangan

sejawat akan menghasilkan; (1) pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2)

temuan teori substantive, (3) membantu mengembangkan langkah berikutnya,

(4) pandangan lain sebagai pembanding.

Untuk menguji keabsahan hasil penelitian ini, dilakukan diskusi

dengan beberapa teman sejawat/kuliah di Pendidikan matematika UNS

angkatan 2004.

2. Kecukupan referensi

Untuk menguji keabsahan hasil penelitian juga dilakukan dengan

memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian

yang telah dilakukan. Referensi dalam penelitian ini berasal dari orang lain

atau teman yang mengerti tentang permasalahan penelitian maupun referensi

yang diperoleh selama penelitian seperti rekaman wawancara dan catatan-

catatan harian di lapangan yang semuanya telah terangkum dan dapat dilihat di

dalam lampiran.

Page 75: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxv

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tiga Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri

di Kabupaten Sragen yaitu MTs Negeri Sumber Lawang, MTs Negeri Kalijambe,

dan MTs Negeri Gemolong. Adapun deskripsi lokasi penelitian tersebut adalah

sebagai berikut.

1. MTs Negeri Sumber Lawang

MTs Negeri Sumber Lawang berlokasi di Jalan Solo-Purwodadi Km 40.

Sekolah tersebut memiliki visi dan misi sebagai berikut.

Visi-Misi

a. Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumber Lawang

Visi dari MTsN Sumber Lawang adalah sebagai berikut.

“Berkembang dalam prestasi, Berakhlakul karimah dalam perilaku”.

b. Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumber Lawang

Untuk melaksanakan visi tersebut di atas, MTsN Sumber Lawang telah

menentukan misi-misinya sebagai berikut.

1) Menyelenggarakan program pendidikan berdasarkan KBK.

2) Menerapkan manajemen berbasis madrasah secara konsisten.

3) Memberikan kesempatan mengembangkan profesi kepada guru dan

pegawai.

4) Mengembangkan pembelajaran secara efektif dan efisien.

5) Membina kemampuan berbahasa arab dan berbahasa inggris.

6) Memupuk apresiasi seni dan olah raga.

7) Membina moral estetika yang berlandaskan agama.

8) Santun dalam pergaulan yang berpedoman kepada akhlakul karimah.

Page 76: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxvi

2. MTs Negeri Kalijambe

Madrasah Tsanawiyah Negeri Kalijambe berlokasi di Dk.Siboto,

Kalimacan, Kalijambe, Sragen. Sekolah tersebut memiliki visi dan misi sebagai

berikut.

Visi-Misi

a. Visi MTsN Kalijambe

Visi dari MTsN Kalijambe adalah sebagai berikut.

“Membentuk generasi yang beriman, bertakwa, berprestasi, , berkarya, dan berakhlak mulia”.

b. Misi MTsN Kalijambe

Misi dari MTsN Kalijambe adalah sebagai berikut.

1) Mengintensifkan Pengajaran Agama Islam (PAI) secara terpadu.

2) Meningkatka Proses Belajara Mengajar (PBM) secara aktif dan efisien

3) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler di bidang keagamaan,

keterampilan, seni, dan olah raga.

4) Mewujudkan lingkungan Madrasah yang Islami.

5) Menyelenggarakan program pendidikan berdasarkan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. MTs Negeri Gemolong

Madrasah Tsanawiyah Negeri Gemolong berlokasi di Dk Dempul,

Ngembat Padas, Gemolong, Sragen. Sekolah tersebut memiliki visi dan misi

sebagai berikut.

Visi-Misi

a. Visi MTsN Gemolong

Visi dari MTsN Gemolong adalah sebagai berikut. "Menjadikan Madrasah sebagai pusat optimalisasi potensi yang mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang unggul dalam prestasi dan berakhlak terpuji”.

b. Misi MTsN Gemolong

Page 77: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxvii

Misi dari MTsN Gemolong adalah sebagai berikut

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada kualitas baik ilmu

umum maupun agama.

2) Menanamkan nilai-nilai Islam dan akhlakul karimah.

3) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang unggul

dalam bidang IPTEK dan IMTAQ.

B. Data dan Analisisnya

1. Analisis Data Wawancara

Wawancara dilaksanakan kepada tiga Guru Matematika yang hasilnya

dapat dianalisis sebagai berikut.

a. Analisis Hasil Wawancara dengan G1

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Perencanaan Pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Dalam hal ini beliau menyatakan bahwa dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru dan sekolah diberikan

keleluasaan untuk menentukan arah dan kebijakan pendidikan.

Pembuatan RPP dan silabus memang pokonya disusun besama-

sama dalam MGMP guru matematika, tetapi untuk

pengembanganya diserahkan kepada Guru masing-masing sekolah.

Guru dalam membuat kurikulum tidak terpaku pada kurikulum

yang dibuat oleh pusat maupun lembaga di atas tetapi dalam

menyusun rencana pembelajaran disesuaikan dengan kondisi

sekolah, siswa dan guru itu sendiri.

Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

Page 78: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxviii

“Semua guru terlibat, RPP dan silabus konsepnya dibuat bersama-sama guru matematika dalam MGMP, tetapi guru diberi hak atau bisa dikatakan diwajibkan untuk mengembangkanya sesuai kondisi sekolah dan siswa”.

Penggunaan metode pembelajaran, media pembelajaran,

dan penentuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mengacu

pada kondisi sekolah dan juga siswa.

b) Kreativitas guru matematika dalam membuat perencanaan strategi

dan media pembelajaran.

Hasil wawancara dengan G1 sebagai guru matematika

dapat diketahui bahwa beliau selalu mencoba mencari tahu

kemampuan peserta didik sebelum menyusun strategi pembelajaran.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan strategi yang paling cocok

untuk diterapkan dalam kelas. Dalam pemilihan media

pembelajaran yang akan digunakan, yang paling jadi pertimbangan

utama beliau adalah ketersediaan media tersebut di sekolah. Hal ini

sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…untuk pemilihan strategi atau media yang akan digunakan, saya mencoba mencari tahu dahulu kemampuan/karakter masing-masing siswa…baru saya menentukan strategi yang tepat buat mereka…masalahnya ketersediaan media pembelajaran matematika di sekolah kami juga kurang mendukung”.

Beliau juga mengatakan bahwa tugas guru bukan untuk

menyuapi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga

sebagai motivator, mediator dan fasilitator bagi peseta didiknya.

Peserta didik harus menjadi pertimbangan dan diberi kesempatan

yang luas untuk mampu mengembangkan potensi dan bakat dirinya

sendiri. Dengan pertimbangan kemampuan siswa satu kelas dengan

kelas yang lain terdapat perbedaan berikan terlebih secara personal

ada perbedaan individual dalam diri peserta didik. Jika dilihat dari

segi kerumitan memang ini rumit dan terlalu komplek, tapi justru

disinilah kreativitas guru di tuntut untuk lebih kreatif untuk

Page 79: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxix

menemukan strategi yang cocok untuk masing-masing kelas dan

bahkan kalau memungkinkan untuk masing-masing individu.

2) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Kreativitas harus mempunyai kemampuan untuk menghasilkan

sesuatu yang baru dalam melaksanakan tahapan-tahapan dalam

Pembelajaran pembelajaran mulai dari pendahuluan/ awal/ pembukaan,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan

pendahuluan.

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pendahuluan beliau memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah disampaikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berkut.

“Kalau ini mungkin semua guru sama saja, ya saya biasa melontarkan beberapa pertanyaan tentang materi sebelumnya …itu untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai dan mengerti materi yang telah saya sampaikan pada pertemuan sebelumnya”.

Pada tahap pendahuluan ini G1 juga mempunya ide yang menarik yaitu kepada siswanya yang tidak mengerjakan tugas rumah/PR diberikan hukuman berupa kewajiban membaca al-Quran di ruang BP pada saat dua kali jam istirahat berlangsung. Pemberian hukuman tentu saja tidak menghapus kewajiban siswa untuk mengumpulkan PR. Siswa yang tidak mengumpulkan PR pada hari tersebut wajib mengumpulkanya pada hari berikutnya. Semakin lama nilainya juga akan semakin berkurang. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Selain itu saya juga selalu meminta PR untuk dikumpulkan dan bagi yang tidak mengerjakan saya beri hukuman. Saya suruh mereka membaca al-Quran di ruang BP pada saat dua kali jam istirahat… Siswa yang tidak mengumpulkan PR pada hari itu tetap harus mengumpulkan pada hari berikutnya. Ya tentunya semakin lama nilainya juga akan semakin berkurang”.

Page 80: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxx

G1 juga mengatakan bahwa guru yang ideal maka dalam pembelajaran harus melaksanakan pendahuluan, proses, dan kegiatan akhir, tetapi pada beliau belum dapat menemukan format baru pada tahap pendahuluan ini. Pada tahap ini beliau masih tetap melontarkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah disampaikan.

b) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Dalam hal ini G1 mengatakan bahwa beliau dalam pembelajaran telah mencoba menggunakan beberapa metode berbeda di dalam pelaksanaan pembelajarannya. Metode yang sering beliau gunakan adalah metode penemuan, kelompok, dan peta konsep. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…untuk metode pembelajaran, selain metode ekspositori saya beberapa kali mencoba menggunakan metode lain macam metode penemuan, kelompok, dan pemahaman konsep. Hal tersebut saya sesuaikan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan”.

Pemberian motivasi belajar tidak hanya dilakukan pada saat kegiatan pendahuluan, tetapi juga pada saat kegiatan inti pembelajaran sedang berlangsung. G1 juga menyelipkan pemberian motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung, dalam penelitian ini ditemukan bahwa motivasi belajar siswa dilakukan melalui latihan-latihan soal, mengkomunikasikan/membagikan hasil ulangan harian, menggunakan media pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif.

Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

”...Saya juga memberikan motivasi kepada siswa. Motivasi belajar siswa saya berikan melalui latihan-latihan soal saat KBM berlangsung, membagikan hasil ulangan harian, menggunakan media pembelajaran atau menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Pemberian perhatian terhadap perkembangan prestasi maupun prilaku siswa juga saya lakukan.

Motivasi belajar siswa diberikan melalui latihan-latihan soal saat KBM berlangsung, membagikan hasil ulangan harian, menggunakan media pembelajaran atau menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Pemberian perhatian terhadap

Page 81: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxi

perkembangan prestasi maupun prilaku siswa juga dilakukan G1.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan G1 dapat diketahui

bahwa pada pembelajaran konvensional setelah akhir pembelajaran

biasanya sebagai penutup pertemuan, guru memberikan serangkaian

pertanyaan kepada siswa sebagai tolok ukur seberapa jauh siswa

mampu menyerap pelajaran yang telah diberikan.

Dalam melaksanakan kegiatan akhir pembelajaran ini, G1

mengemukakan sebagai berikut.

“…pada kegiatan akhir pembelajaran, saya biasa membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang baru saja saya sampaikan, kemudian mengulas materi pelajaran yang dianggap sulit, dan memberikan PR. Saya juga memberikan kesempatan siswa untuk membuat pertanyaan, saran, maupun kritikan tentang pembelajaran yang baru selesai secara tertulis, lalu dimasukkan kedalam kotak kecil yang telah saya sediakan, soal tersebut sebagian akan saya bahas bersama siswa pada pertemuan berikutnya”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran beliau tidak hanya

memberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa untuk

mengetahui seberapa jauh siswa mampu menyerap pelajaran yang

telah diberikan tetapi bersama dengan siswa, beliau membuat

kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan, mengulas

terhadap materi pelajaran yang dianggap sulit, memberikan

pekerjaan rumah baik itu berupa soal/pertanyaan maupun tugas

membaca dirumah, menyisipkan kegiatan bimbingan belajar

penguat sebagai motivasi belajar dan yang lebih menarik lagi G1

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan

tentang materi yang belum dikuasainya dan selanjutnya dimasukkan

kedalam kotak pertanyaan yang disediakan oleh G1, kemudian pada

pertemuan berikutnya soal tersebut digunakan sebagai bahan

bahasan bersama peserta didik.

Page 82: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxii

3) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Penilaian Pembelajaran

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G1 dapat diketahui bahwa penilaian yang dapat dilaksanakan hanya terbatas pada penilaian ulangan harian dan tengah semester saja, yang lain mengacu pada kebiasaan sudah diselenggarakan untuk tingkat rayon, dan nasional. Dalam hal ini guru menggunakan sistem penilaian berkelanjutan, dimana penilaian dilakukan beberapa kali sampai peserta didik mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan. Penilaian dilakukan pada satu atau lebih Kompetensi Dasar. Kemudian hasil penilaian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial atau program pengayaan. Nilai akhir semester merupakan nilai kumulatif dari keseluruhan nilai perolehan selama satu semester yang terkait. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…saya menggunakan penilaian berkelanjutan, dimana penilaian dilakukan beberapa kali sampai peserta didik mencapai tingkat ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah. Penilaian itu saya laksanakan pada satu atau lebih Kompetensi Dasar”.

Guru juga selalu mengkomunikasikan hasil prestasi belajar siswa melalui papan khusus yang tempatnya di depan ruang tata tertib, papan pengumuman hasil belajar tersebut fungsinya untuk menempelkan perolehan hasil balajar siswa, baik ulangan harian, ulangan per-Kompetensi Dasar, ulangan mid semester, semester maupun rangking kelas, rangking paralel serta siswa yang harus mengikuti remedial. Juga mengkomunikasikan pada orang tua melalui buku raport.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G1 dapat diketahui bahwa penilaian yang dapat dilaksanakan hanya terbatas pada evaluasi ulangan harian, tengah semester saja yang lain mengacu pada kebiasaan sudah diselenggarakan untuk tingkat rayon, dan nasional.

Page 83: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxiii

Dalam hal ini G1 mengemukakan sebagai berikut.

“…Dalam melaksanakan penilaian, hal yang saya perhatikan tentu saja adalah bentuk alat penilaian dan juga tujuan diadakan penilaian tersebut…”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, beliau tidak hanya memperhatikan bentuk penilaian saja, tetapi juga tujuan diadakannya penilaian tersebut. Dari segi bentuk penilaian G1 tidak hanya membuat pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda atau jawaban singkat tetapi G1 juga mengadakan ulangan tatap muka yaitu siswa diberi pertanyaan satu-persatu sedangkan siswa lain berada di luar kelas, sehingga pemahaman suatu materi secara komprehensif dapat diperkirakan. Dari segi tujuan, beliau mengatakan bahwa penilaian tidak hanya untuk mengukur kemampuan siswa tetapi juga digunakan untuk membuat suatu gambaran mengenai proses pembelajaran yang telah lalu, sehingga guru dapat melakukan perbaikan dalam pembelajaran.

Penilaian yang dilaksanakan guru dengan ulangan sistem harian, yakni setiap guru menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD), jadi bisa setiap pertemuan, dua pertemuan dan seterusnya tergantung percepatan siswa dalam pemahaman Kompetensi Dasar.

Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Saya selalu melaksanakan ulangan harian setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar tertentu, kemudian memberikan remedial terhadap siswa yang belum memenuhi batas ketuntasan belajar… mau tidak mau ya mengkatrol nilai siswa agar mencapai KKM dengan memberi tuga-tugas tambahan”.

Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi berdasarkan penyelesaan Kompetensi Dasar dan sekaligus guru dapat memberikan pelayanan remidial sebagai tindak lanjut terhadap siswa yang kurang memahami materi. Dalam KTSP ini anak dituntuk untuk mencapai KKM yang telah ditetapkan, padahal nilai siswa banyak yang dibawah itmau tidak sehingga guru harus mengkatrol nilai siswa agar mencapai KKM dengan memberi tuga-tugas tambahan.

b. Analisis Hasil Wawancara dengan G2

Page 84: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxiv

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Perencanaan Pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G2 dapat diketahui

bahwa RPP dan silabus secara garis besar disusun besama-sama

dalam MGMP guru matematika, tetapi untuk pengembanganya

diserahkan kepada Guru masing-masing sekolah. Guru dalam

membuat kurikulum tidak terpaku pada kurikulum yang dibuat oleh

pusat maupun lembaga di atas tetapi dalam menyusun rencana

pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah, siswa dan guru

itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…RPP dan silabus secara garis besar memang dibuat bersama-sama guru dalam MGMP, tetapi untuk pengembanganya seperti penentuan batas KKM tetap diserahkan kepada guru masing-masing sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa”.

Penggunaan metode pembelajaran, media pembelajaran,

dan penentuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mengacu

pada kondisi sekolah dan juga siswa.

b) Kreativitas guru dalam membuat perencanaan strategi dan media

pembelajaran.

Hasil wawancara dengan G2 dapat diketahui bahwa beliau

telah memiliki buku tentang model-model pembelajaran

matematika. Buku tersebut juga berisi tentang materi yang cocok

digunakan menggunakan metode tertentu, sehingga guru tidak perlu

repot memikirkan metode yang paling tepat untuk mengajarkan

materi tertentu. Selain siswa dan materi, pemilihan media

pembelajaran yang akan digunakan juga mempertimbangan

Page 85: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxv

ketersediaan media tersebut di sekolah. Hal ini sesuai dengan

kutipan wawancara berikut.

“…saya telah memiliki buku pedoman tentang model-model pembelajaran matematika pada materi tertentu, sehingga saya tinggal memilih metode mana yang akan saya gunakan dalam pembelajaran, tak perlu berpikir ekstra”.

G2 juga mengatakan bahwa untuk mengatasi kebosanan

dalam pembelajaran, beliau menawarkan kepada siswa tentang

metode pembelajaran yang akan digunakan pada pembelajaran

selanjutnya. Tentu saja terlebih dahulu guru memaparkan secara

garis besar cara kerja metode-metode tertentu, sehingga siswa

dapat memilih metode yang mereka sukai. Walaupun demikian,

tidak semua metode dalam buku dapat diterapkan. Selain waktu

yang terbatas dan materi yang banyak, ketersediaan media

pendukung pembelajaran di sekolah juga belum sepenuhnya

tersedia.

2) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.

Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan-

tahapan dalam pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan

pendahuluan.

Berdasarkn hasil wawancara dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pendahuluan beliau selalu memberikan motivasi kepada siswa tentang aplikasi dari materi dalam kehidupan sehari-hari. Beliau juga memberikan alamat website yang berisi materi yang akan dipelajari, sehingga siswa bisa mencari tambahan informasi tentang materi pelajaran di internet. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berkut.

“pada pendahuluan, saya selalu memberikan motivasi kepada siswa misal tentang aplikasi dari materi tersebut dalam kehidupan sehari-

Page 86: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxvi

hari, terkadang saya juga memberikan alamat website khusus matematika untuk memperluas pengetahuan siswa tentang matematika ”.

Pengarahan kemandirian belajar siswa dilakukan melalui pemberian motivasi dan pemberian pertanyaan-pertanyaan di awal proses KBM sehingga apabila anak tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut maka anak akan berusaha belajar mandiri untuk mengejar ketertinggalannya. Diantaranya dengan mencari materi tambahan di internet sebanyak-banyaknya.

b) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Dalam hal ini G2 mengatakan bahwa beliau dalam pembelajaran telah mencoba menggunakan beberapa metode berbeda di dalam pelaksanaan pembelajarannya. Metode yang pernah beliau gunakan adalah metode penemuan, kelompok, dan peta konsep. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…selain metode ekspositori, beberapa kali saya mencoba menggunakan metode penemuan, kelompok, dan pemahaman konsep…Akan tetapi, penggunaan metode-metode tersebut memakan waktu yang juga tidak sedikit, padahal saya juga dituntut untuk menyelesaikan materi tepat waktu. Jadi apa boleh buat, yang paling sering saya pakai ya ekspositori itu”.

Metode yang paling sering digunakan G2 adalah metode ekspositori. Beliau lebih sering menggunakan metode ekspositori. Hal tersebut dikarenakan penggunaan metode yang bevariatif seperti metode penemuan dan diskusi kelompok membutuhkan waktu yang lama, padahal beliau harus dapat menyelesaikan materi tepat pada waktunya. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP juga harus disediakan pembelajaran yang berbeda sesuai dengan potensi anak. Siswa yang cepat dalam mengikuti pelajaran diberikan pengayaan, sedangkan yang cenderung lambat diberikan remedial, sehingga hal ini juga memakan waktu yang tidak sedikit juga.

Beliau juga menyatakan :

“…sekarang sarana dan prasarana kita lebih lengkap dari pada dulu, jadi penyampaian materi dengan multimedia dapat mempersingkat waktu…Kalau dulu semua harus dicatat di papan tulis, tapi

Page 87: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxvii

sekarang bisa pakai multimedia sehingga dapat lebih cepat dan apabila anak belum mengerti bisa dikopikan dari hand out”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa selain penggunaan metode pembelajaran yang bervariatif, perbedaan pembelajaran dahulu dan sekarang adalah pada penggunaan sarana dan prasarana yang semakin modern misalnya penggunaan komputer dalam penyampaian materi sehingga guru tidak perlu menulis di papan tulis. Penyampaian materi dengan multimedia dapat mempersingkat waktu sehingga lebih efisien.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran

Dalam melaksanakan kegiatan akhir pembelajaran ini, G2

mengemukakan sebagai berikut.

“…Saya minta siswa mengerjakan soal yang ada di hand out dan di buku secara berkelompok. Waktu siswa mengerjakan soal, saya berkeliling memberi bimbingan ke siswa. Saya juga selalu memberi siswa tugas rumah/PR untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran beliau selalu meminta

siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di hand-out. G2 telah

menyediakan hand-out sebagai pegangan siswa dalam

pembelajaran, sehingga siswa tidak perlu lagi mencatat materi yang

diberikan guru, karena materi yang diberikan guru telah ada di

hand-out. Guru juga selalu memberikan PR kepada siswa dan PR

tersebut harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

3) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Penilaian Pembelajaran

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Hasil wawancara dengan G2 dapat diketahui bahwa penilaian yang dapat dilaksanakan hanya terbatas pada penilaian ulangan harian dan tengah semester saja, yang lain mengacu pada kebiasaan sudah diselenggarakan untuk tingkat rayon, dan nasional.

Page 88: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxviii

Penilaian yang paling dominan dilakukan adalah aspek kognitif. Penilaian psikomotorik mungkin hanya bisa dilakukan pada materi seperti geometri. Penilaian afektif sangat sulit dilakukan karena terlalu subjektif dan tidak bisa untuk nilai raport Nilai akhir semester merupakan nilai kumulatif dari keseluruhan nilai perolehan selama satu semester yang terkait. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…penilaian dalam KTSP sebenarnya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada kenyataanya aspek kognitif saja yang paling dominan untuk penilaian raport. Penilaian psikomotorik paling saat pelajaran geometri. Penilaian afektif sangat sulit dilakukan karena terlalu subjektif dan tidak bisa untuk nilai raport.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP harus disediakan pembelajaran yang berbeda sesuai dengan potensi anak, siswa yang cepat dalam mengikuti pelajaran diberikan pengayaan sedangkan yang cenderung lambat diberikan remidial dan remidial tersebut tidak hanya dilakukan sekali sehingga guru harus berulang kali membuat soal dan berulang kali mengoreksi pekerjaan siswa. Hal tersebut tentunya menyita waktu dan pikiran karena harus mempersiapkan dua hal dalam waktu yang bersamaan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

G2 menambahkan sebagai berikut.

”KKM di sekolah ini 70, sebenarnya terlalu tinggi untuk matematika, tetapi mau gimana lagi pelajaran lain KKM sudah 75... Tetapi sering setelah diberikan remidi, terdapat siswa yang tetap belum tuntas ya apa boleh buat kita buat nilai sesuai KKM padahal tak seperti itu kenyataanya”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa bagi siswa yang belum tuntas mencapai KKM maka

diadakan remidial dengan batasan dua kali remidi. Guru kesulitan

memberi nilai yang harus sesuai KKM. Diberi remidi berapa

kalipun siswa tetap banyak yang tidak bisa memenuhi KKM. Kalau

memang kemampuanya siswa segitu mau diapain lagi. Dipaksa-

paksain juga malah kasihan siswa, kalau memberi nilai di bawah

KKM juga kasihan siswa kalau sampai tidak naik kelas. Akhirnya

Page 89: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

lxxxix

guru mengkatrol nilai siswa dengan member tugas-tugas agar bisa

sesuai KKM.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Dalam hal ini G2 mengemukakan sebagai berikut.

“Secara garis besar penilaian yang saya gunakan ada 4 poin yaitu ulangan harian, tugas, mid, dan ujian. Semua guru sama, hanya saja bentuk ulangan harian maupun tugas diserahkan kepada guru masing-masing, sehingga antara guru satu dengan lainya bisa berbeda bentuk ulangan harianya”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa secara garis besar penilaian yang digunakan G2 ada 4 poin yaitu ulangan harian, tugas, mid, dan ujian. Semua guru diberikan format penilaian yang sama, hanya saja bentuk ulangan harian maupun tugas diserahkan kepada guru masing-masing, sehingga antara guru satu dengan lainya bisa berbeda bentuk ulangan harianya maupun penugasanya. Semua tergantung dengan kreativitas guru masing-masing dalam mendesain alat penilaian.

G2 juga mengemukakan bahwa :

“…Dalam melakukan penilaian, saya menggunakan alat penilaian seperti umumnya, yaitu memberikan pertanyaan berupa tes uraian tertulis… saya juga mengadakan penilaian tatap muka. Jadi siswa saya tes satu persatu dan siswa yang lain berada di luar kelas”.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa G2 telah mampu menunjukkan kreativitasnya dalam mengembangkan alat penilaian. Selain penilaian dengan tes tertulis, G2 juga mengadakan penilaian tatap muka. Siswa dites satu persatu dan siswa yang tidak sedang dites berada di luar kelas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui secara pasti kemampuan sebenarnya dari peserta didik. Menggunakan tes tertulis terkadang dirasa kurang valid untuk mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya karena berbagai alasan antara lain terdapat siswa yang menyontek dan yang lainya. Sedangkan ujian nasional dan ujian semester mengacu pada kebiasaan sudah diselenggarakan untuk tingkat rayon, dan nasional.

Page 90: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xc

c. Analisis Hasil Wawancara dengan G3

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Perencanaan pembelajaran

a) Kreativitas guru matematika dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G3 dapat diketahui bahwa

tidak hanya perangkat pembelajaran yang direncanakan, tetapi

tujuan dari pembelajaran itu juga direncanakan. Dengan

perencanaan yang matang dapat dikatakan hampir separuh tujuan

telah dicapainya karena pembelajaran akan semakin mudah dan

terarah. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…tidak hanya perangkat pembelajaran saja yang perlu untuk direncanakan, tetapi tujuan pembelajaran itu juga harus direncanakan…dengan perencanaan yang matang, saya yakin pembelajaran akan semakin mudah dan terarah”.

Kreativitas G3 dalam perangkat pembelajaran lebih

menitikberatkan pada perencanaan tujuan dengan menetapkan

kriteria ketuntasan mengajar yakni dengan menetapkan ukuran nilai

sebagai batas pencapaian minimal yang yang dicapai oleh siswa.

b) Kreativitas guru matematika dalam perencanaan strategi

pembelajaran dan media pembelajaran

G3 menyatakan bahwa dalam merencanakan strategi pembelajaran beliau berusaha untuk menggunakan pendekatan yang bervariatif dan yang terpenting disini adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas sehingga menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran. Guru selalu berusaha menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit untuk diterima oleh nalar siswa. Materi dan contoh yang ada dalam buku sumber terlalu ‘tinggi’ atau terlalu sulit untuk ukuran siswa, sehingga guru harus berpikir untuk mencari jembatan penghubung agar anak didik dapat dengan

Page 91: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xci

mudah memahami materi yang diajarkan. Upaya pencarian strategi yang tepat selalu beliau pikirkan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…saya selalu berusaha mencari strategi yang cocok untuk menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit diterima oleh nalar siswa seperti geometri misalnya. Materi dan contoh dalam buku mungkin terlalu sulit dipahami untuk ukuran siswa, sehingga disini sebagai guru, saya perlu berpikir untuk mencari jembatan penghubung agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang saya ajarkan”.

Berbagai upaya telah beliau lakukan antara lain dengan aktif menghadiri forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) matematika sebagai wadah yang mempertemukan guru-guru mata pelajaran matematika sehingga forum tersebut dapat digunakan sebagai sarana saling tukar informasi mengenai media dan strategi pembelajaran yang digunakan.

2) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.

Kreativitas guru dalam melaksanakan tahapan-tahapan

pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan

pendahuluan.

“Sebelum pembelajaran dimulai, saya biasa memberikan sentuhan Islam di dalamnya yaitu dengan adanya kegiatan tadarus Al Qur’an… Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi dari madrasah yang tidak hanya ingin menghasilkan SDM yang unggul semata, namun juga SDM yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pada kegiatan pendahuluan, G3 biasa memberikan sentuhan Islam di dalamnya antara lain G3 bersama-sama dengan siswa melakukan kegiatan tadarus Al Qur’an sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Surat yang dibaca hanya beberapa ayat saja mengingat kegiatan tersebut hanya sebagai pendahuluan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Hal tersebut beliau lakukan sesuai dengan visi dan misi dari madrasah yang tidak hanya ingin menghasilkan SDM yang unggul dalam IPTEK semata, namun juga SDM yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Hal

Page 92: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xcii

tersebut merupakan kegiatan yang positip dan patut ditiru oleh guru madrasah lainya.

Dalam hal ini G3 juga menyatakan sebagai berikut.

“…pada tahap pendahuluan saya memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah saya sampaikan pada pertemuan sebelumnya. Harapan saya adalah siswa juga membaca dahulu materi yang akan dipelajari sehingga proses pembelajaran akan semakin mudah”.

Berdasarkan kutipan wawancara dengan G3 tersebut dapat diketahui bahwa pada tahap pendahuluan beliau sering meminta beberapa siswa untuk memaparkan hasil belajarnya di rumah tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Dengan demikian diharapkan siswa akan selalu mempersiapkan dahulu materi yang telah diajarkan dengan beIajar dirumah. Siswa mungkin akan malu apabila saat disuruh memaparkan materi di depan kelas, siswa tersebut tidak bisa melakukanya sehingga akan memacu siswa untuk belajar terlebih dahulu. Hal ini dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai rencana materi yang akan disampaikan oleh guru.

b) Kretativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G3 sebagai guru matematika, dapat diketahui bahwa sebagai guru matematika dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya. Guru disini bukanlah sebagai aktor tetapi banyak sebagai motivator, fasilitator, mediator pembelajaran sehingga diharapkan peran serta siswa lebih aktif. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Saya bukanlah aktor pembelajaran tetapi lebih sebagai motivator, fasilitator, dan mediator pembelajaran sehingga diharapkan peran serta siswa lebih aktif”.

G3 juga menyatakan bahwa pada pembelajaran sekarang jauh berbeda dengan model pembelajaran jaman dahulu. jaman dulu guru layaknya Ustadz yang memberikan ceramah dan siswa hanya diam mendengarkan, tetapi pada pandangan G3, kedudukan guru

Page 93: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xciii

lebih dianggap sebagai tutor sebaya bagi anák didik, karena dengan begitu diharapkan siswa menganggap guru sebagai teman belajar sehingga jika ada kesulitan dalam belajar siswa memiliki keberanian untuk bertanya.

Dalam kegiatan inti pembelajaran, G3 juga menyatakan sebagai berikut.

“…saya tidak melulu menggunakan metode ekspositori, saya juga beberapa kali mencoba menggunakan metode berbeda dalam mengajar seperti metode jigsaw dan penemuan…”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam kegiatan inti G3 juga sering menerapan metode yang bervariatif dalam setiap pembelajaran. Beliau tidak melulu menggunakan metode ekspositori dalam setiap pembelajaranya. Walaupun diakuinya bahwa penggunaan metode-metode tersebut memerlukan waktu yang tidak sedikit, padahal sebagai guru beliau juga dituntut untuk dapat menyelesaikan materi tepat waktu. Beliau tetap memberikan metode lain tersebut dengan harapan siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan dan tidak jenuh. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran.

G3 menyatakan bahwa menjelang pelajaran berakhir selain

memberikan serangkaian pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

untuk memperoleh umpan balik (feed back) dari kegiatan yang telah

dilaksanakan, G3 bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

terhadap materi yang telah disampaikan kepada anak didiknya,

mengulas materi pelajaran yang dianggap sulit, dan memberikan

tugas rumah baik secara kelompok maupun secara individu. Hal ini

sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…menjelang pelajaran berakhir saya memberikan serangkaian pertanyaan untuk memperoleh umpan balik dari kegiatan yang telah dilaksanakan, membuat kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan, dan juga mengulas materi yang dianggap sulit”.

Dari hasil wawancara dengan G3 dapat diketahui bahwa

untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan siswa terhadap

Page 94: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xciv

materi yang diberikan, guru tidak hanya memberikan post-tes

berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertentu tetapi beliau sudah

mengembangkan post-tes dengan cara guru bersama dengan siswa

membuat kesimpulan materi yang telah disampaikan kepada anak

didiknya, mengulas terhadap materi pelajaran yang dianggap sulit,

dan memberikan pekerjaan rumah dan tugas membaca dirumah.

3) Kreativitas Guru Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap Penilaian

Pembelajaran Matematika

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G3 dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan penilaian beliau tidak hanya bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi dari siswa saja tetapi juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran. Dengan adanya penilaian dapat diketahui kekurangan siswa dalam menerima pelajaran atau mungkin juga kekurangan guru dalam penyampaian materi, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan proses pembelajaran. Selanjutnya hasil dari penilaian tersebut dipergunakan untuk program perbaikan baik remidiasi bagi siswa maupun perbaikan pada proses pembelajaran itu sendiri. Mengingat jatah untuk mengadakan remidi hanya 2x, sedangkan anak-anak masih ada yang belum tuntas setelah ada remidi 2x. Jalan keluarnya adalah dengan memberikan tugas tambahan agar siswa bisa memenuhi KKM yang telah ditentukan sekolah. Hal tersebut beliau lakukan tidak terlepas dari aturan dalam KTSP itu sendiri yang mengharuskan semua siswa harus tuntas dalam belajar dengan berpatokan pada nilai tertentu. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…selain untuk mengetahui penguasaan materi siswa, penilaian juga untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran, selanjutnya hasil penilaian saya gunakan untuk program perbaikan… Mengingat jatah mengadakan remidi hanya 2x, sedangkan anak-anak masih ada yang belum tuntas setelah remidi 2x. Jalan keluarnya ya saya memberikan tugas tambahan agar siswa bisa memenuhi KKM”.

Tagihan yang digunakan G3 adalah kuis, PR, ulangan harian, mid, dan ujian. Itu adalah format baku yang telah ditetapkan

Page 95: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xcv

sekolah. Akan tetapi bentuk ulangan maupun tugas diserahkan kepada guru pengampu masing-masing. Penilaian yang dilakukan lebih menitikberatkan pada aspek kognitif. G3 kurang begitu memahami tentang penilaian aspek afektif dan psikomotorik. Dalam KBK dan dilanjutkan dengan KTSP Penilaian matematika meliputi tiga aspek yaitu pemahaman, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah matematika yang menurut saya ketiga hal tersebut tetap aspek kognitif.

Hal tersebut sesuai kutipan wawancara berikut ini.

“Tagihan yang saya gunakan adalah kuis, PR, ulangan harian, mid, dan ujian…Saya agak kurang paham dengan penilaian aspek afektif dan psikomotorik. Dalam KBK dan dilanjutkan dengan KTSP Penilaian matematika meliputi tiga aspek yaitu pemahaman, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah matematika yang menurut saya ketiga hal tersebut tetap aspek kognitif”.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Dalam mengembangkan alat penilaian pembelajaran G3 telah menggunakan perangkat komputer. Perangkat yang digunakan adalah sistem jaringan komputer sehingga dalam lembar pertanyaan siswa tinggal mengakses data pertanyaan yang telah disediakan dalam komputer dan siswa tinggal menjawab langsung dalam komputer tersebut. Setiap siswa dijamin tidak akan bisa mencontek temanya karena soal dalam komputer telah di acak. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Untuk soal pilihan ganda, saya menggunakan sistem jaringan komputer sehingga siswa tinggal mengakses data pertanyaan yang telah disediakan dalam komputer dan siswa tinggal menjawab langsung dalam komputer… sangat sulit untuk bisa mencontek temanya karena soal dalam setiap komputer saya acak”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga dapat diketahui bahwa G3 dengan fasilitas komputer sistem jaringan komputer telah mampu mengembangkan alat penilaian baik dalam pembuatan software penilaian maupun kreativitas dalam penggunaan fasilitas jaringan komputer itu sendiri. Hal tersebut mungkin bisa dicontoh oleh guru lainya. Selain mempermudah guru dalam pelaksanaan juga memberi wawasan tambahan bagi guru kalau soal pilihan ganda juga bisa digunakan untuk ulangan tanpa harus takut siswa

Page 96: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xcvi

saling mencontek. Mengingat soal pilihan ganda adalah bentuk baku dalam ulangan semester atau ujian nasional maka siswa juga harus dilatih sejak dini untuk mengerjakan soal tipe ini.

d. Analisis Hasil Wawancara dengan G4

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Perencanaan pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Beliau menyatakan bahwa sebelum membuat perencanaan pembelajaran, beliau selalu menuliskan atau mendaftarkan pokok bahasan dan tujuan umum dari masing-masing pokok bahasan tersebut, setelah selesai ditulis maka semuanya ini akan menjadi kerangka acuan untuk merancang perangkat pembelajaran yaitu silabus dan RPP. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara sebagai berikut.

“Sebelum membuat program pengajaran seperti silabus dan RPP saya selalu membuat daftar pokok bahasan dan tujuan yang ingin dicapai siswa setelah mempelajari pokok bahasan tertentu”.

Demikian yang diungkapkan G4 bahwa letak kreativitas guru dalam membuat sesuatu yang baru menyangkut dengan rencana pembelajaran mulai dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sebelum merancang perangkat pembelajaran seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), G4 selalu menuliskan dahulu pokok bahasan dan tujuan yang akan dicapai dari setiap pokok bahasan tersebut. Hal ini untuk mempermudah guru dalam merancang perangkat pembelajaran yang tepat sasaran.

b) Kreativitas guru matematika dalam perencanaan strategi

pembelajaran dan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G4 dapat diketahui bahwa dalam merencanakan strategi pembelajaran beliau berusaha untuk menggunakan pendekatan yang bervariatif dan yang terpenting siswa lebih mudah menguasai materi yang diajarkan.

Page 97: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xcvii

Guru selalu berusaha menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit untuk dipahami siswa. Materi pelajaran yang sulit seperti geometri memerlukan metode khusus supaya siswa dapat dengan mudah memahaminya. Hal yang dilakukan G4 antara lain dengan mencari artikel pembelajaran di internet. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…untuk menjelaskan materi yang sulit dipahami siswa seperti geometri, memang diperlukan metode pembelajaran khusus, untuk menambah wawasan saya terkadang mencari artikel pembelajaran di internet.”.

2) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.

Kreativitas guru dalam melaksanakan tahapan-tahapan dalam pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan.

Dalam hal ini G4 menyatakan sebagai berikut.

“…Dalam melakukan pendahuluan, saya mengajak siswa mengingat kembali tentang pelajaran yang lalu, membahas PR, dan memberikan motivasi kepada siswa”

Berdasarkan kutipan wawancara dengan G4 tersebut dapat diketahui bahwa pada tahap pendahuluan beliau dalam melakukan pendahuluan selalu mengajak siswa mengingat kembali tentang pelajaran yang lalu, membahas PR, dan memberikan motivasi kepada siswa. Pemberian motivasi ini beliau tempatkan sebagai bagian terpenting dalam pendahuluan. Karena tanpa memiliki motivasi yang tinggi, siswa tidak akan menguasai materi pembelajaran dengan maksimal. PR dikerjakan pada buku tugas dan selalu dikumpulkan di awal pembelajaran. Keseluruhan nilai PR/tugas akan dihitung sebagai nilai portofolio.

Dalam hal ini G4 juga menyatakan sebagai berikut.

“Motivasi yang saya berikan adalah tentang kegunaan atau penerapan materi tersebut bagi kehidupan sehari-hari. Misal materi program linier, saya menghubungkanya dengan luas tanah pertanian dengan banyaknya benih yang diperlukan agar bisa seefisien mungkin...Kebetulan banyak siswa saya bapaknya bekerja sebagai petani”.

Page 98: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xcviii

Berdasarkan kutipan wawancara dengan G4 tersebut dapat diketahui bahwa motivasi yang saya berikan adalah tentang kegunaan atau penerapan materi tersebut bagi kehidupan sehari-hari. Misal materi program linier, saya menghubungkanya dengan luas tanah pertanian dengan banyaknya benih yang diperlukan agar bisa seefisien mungkin...Kebetulan banyak siswa saya bapaknya bekerja sebagai petani. Dengan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa maka minat dan motivasi siswa saya harapkan akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian saya perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa. Saya harapkan siswa lebih terpacu lagi belajarnya kalau siswa tahu akan kegunaan materi tersebut bagi kehidupan sehari-hari.

b) Kretativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G4 sebagai guru matematika, dapat diketahui bahwa sebagai guru matematika dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya. Metode pembelajaran yang biasa digunakan G4 adalah metode ekspositori, tanya jawab, dan diskusi. G4 beranggapan bahwa metode-metode tersebut paling tepat untuk diterapkan pada anak setingkat SMP/MTs karena siswa SMP/MTs dianggap belum mampu untuk diajak berfikir mandiri. Guru disini bukanlah sebagai aktor tetapi banyak sebagai motivator, fasilitator, mediator pembelajaran sehingga diharapkan peran serta siswa lebih aktif. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Metode pembelajaran yang biasa saya gunakan adalah metode ekspositori, tanya jawab, dan diskusi. Metode-metode tersebut menurut saya paling cocok diterapkan karena menurut saya siswa setingkat MTs belum mampu untuk diajak berfikir mandiri”. Yang terpenting menurut beliau adalah bagaimana siswa

siswa merasa senang dan siswa tidak merasa tertekan saat diajar

matematika. Langkah yang G4 tempuh untuk mengatasi hal tersebut

adalah dengan sering menyelingi pembelajaran dengan guyonan-

guyonan ringan, bercerita tentang sejarah ahli-ahli matematika

Page 99: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

xcix

maupun bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan

matematika. Dengan demikian G4 berharap siswa dapat senang

dalam belajar matematika dan pembelajaran yang dilakukan juga

tidak monoton. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara

sebagai berikut.

“…menurut saya, yang terpenting adalah bagaimana siswa tidak merasa tertekan saat diajar, jadi saya sering menyelingi pembelajaran dengan guyonan-guyonan ringan, bercerita tentang sejarah ahli-ahli matematika maupun hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Saya berupaya pelajaran tidak monoton”. Upaya G4 dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan nilai bagi siswa

yang rajin bertanya, menjawab pertanyaan, maupun bagi siswa yang

rajin maju mengerjakan soal di depan kelas.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran.

G4 menyatakan bahwa menjelang pelajaran berakhir selain

memberikan serangkaian pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

untuk memperoleh umpan balik dari kegiatan yang telah

dilaksanakan, G4 bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

terhadap materi yang telah disampaikan kepada anak didiknya,

mengulas materi pelajaran yang dianggap sulit, dan memberikan

tugas rumah baik secara kelompok maupun secara individu. Hal ini

sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Sebelum pelajaran usai, saya membimbing siswa untuk membuat rangkuman dan melakukan tanya jawab, kemudian memberikan tugas rumah (PR)”.

Dari hasil wawancara dengan G4 dapat diketahui bahwa

untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan siswa terhadap

materi yang diberikan, guru tidak hanya memberikan post-tes

berupa sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertentu tetapi beliau sudah

mengembangkan post-tes dengan cara guru bersama dengan siswa

Page 100: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

c

membuat kesimpulan materi yang telah disampaikan kepada anak

didiknya, mengulas terhadap materi pelajaran yang dianggap sulit,

dan memberikan pekerjaan rumah dan tugas membaca dirumah.

3) Kreativitas Guru Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap Penilaian

Pembelajaran Matematika

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan G4 dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan penilaian beliau tidak hanya menitikberatkan pada aspek koognitifnya saja, tetapi aspek afektif dan psikomotorik juga dinilai. Menurut beliau, penilaian afektif digunakan untuk mengetahui minat siswa dalam belajar matematika dan penilaian aspek psikomotorik digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menggambar/melukis bentuk-bentuk matematika, hanya saja tidak semua materi bisa dinilai psikomotoriknya. Menurut beliau, antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan, misalnya untuk dapat menggambar bangun ruang dengan baik, siswa harus memiliki kemampuan kognitif di bidang tersebut. Siswa tidak akan memiliki kemampuan kognitif yang baik jika dia tidak memiliki minat belajar matematika. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Aspek-aspek yang saya nilai tidak hanya kognitifnya saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik, karena ketiga aspek tersebut behubungan satu sama lain, hanya saja tidak semua materi bisa dinilai psikomotoriknya.”.

Beliau juga menambahkan :

“…Kelas 1 dan 2 nilai jadi satu sedangkan kelas 3 penilaian masih menggunakan sistem KBK yang meliputi pemahaman, penalaran, pemecahan masalah yang nilaianya berdiri sendiri. Baik KBK maupun KTSP yang dominan dalam matematika memang aspek kognitifnya, namun siswa yang aktif bertanya/menjawab pertanyaan maupun rajin maju di depan kelas saya beri tambahan nilai…karena keaktifan siswa juga saya beri nilai sebagai penilaian afektifnya”.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa

G4 juga menilai keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab

Page 101: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

ci

pertanyaan, dan rajin maju di depan kelas. Penilaian tersebut berupa

tanda contreng di lembar keaktifan siswa. Setelah akhir semester

banyaknya tanda diakumulasi sesuai dengan bobot setiap aktifitas.

Beliau juga mengatakan bahwa sistem penilaian berbasis KTSP ini

berbeda dengan kurikulum dahulu. Kelas 1 dan 2 nilai jadi satu

dengan ditambah nilai KKM, sedangkan kelas 3 penilaian masih

menggunakan sistem KBK yang meliputi pemahaman, penalaran,

pemecahan masalah yang nilainya berdiri sendiri. Baik KBK

maupun KTSP yang dominan dalam matematika memang aspek

kognitifnya. Dilaksanakan pula remidial bagi siswa yang belum

tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan

batasan dua kali remidi.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

G4 mengemukakan bahwa dalam melakukan penilaian aspek kognitif, beliau menggunakan alat penilaian berupa tes tertulis dan juga portofolio. Tes tertulis tersebut dilakukan pada saat ulangan harian, kuis, dan juga tugas-tugas baik individu maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Dalam penilaian aspek kognitif, saya menggunakan instrumen berupa tes tertulis, sedangkan aspek afektif saya nilai dari keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dan itu saya gunakan sebagai nilai tambahan…Untuk aspek psikomotorik memang hanya materi tertentu yang bisa dinilai misal geometri, dalam matematika yang paling dominan tetap kognitifnya”.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga dapat diketahui bahwa G4 telah mengembangkan alat penilaian tidak hanya menitikberatkan pada aspek kognitif saja, tetapi telah mengembangkan alat penilaian dari aspek afektif dan psikomotorik juga, yaitu berupa lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang dinilai. Walaupun penilaian aspek afektif dan psikomotori porsinya tidak sebanyak penilaian untuk aspek kognitif, namun hal tersebut patut diberi apresiasi karena guru tidak hanya menilai siswa dari afektifnya saja.

Page 102: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cii

e. Analisis Hasil Wawancara dengan G5

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Perencanaan pembelajaran

a) Kreativitas guru matematika dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara, G5 menyatakan bahwa

dalam perencanaan pembelajaran haruslah meliputi perencanaan

semua perangkat pembelajaran, tetapi pada tahap ini beliau hanya

sampai pada perencanaan batas pencapaian yang harus anak kuasai.

Dalam penentuan batas pencapaian ini guru dituntut untuk

memahami batas-batas kemampuan anak, jangan sampai batas

pencapaian yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dalam

menentukan batas pencapaian belajar ini, beliau menuangkanya

pada bentuk kriteria ketuntasan mengajar (KKM) yang berupa nilai.

Nilai ini sebagai ukuran minimal yang harus dicapai oleh peserta

didik setelah menyelesaikan satu atau beberapa kompetensi dasar

tertentu. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Dalam merencanakan pembelajaran, acuan KTSP harus ada KKM. Saya dan guru-guru lain berupaya menentukan batas pencapaian yang harus siswa kuasai setelah menyelesaikan satu atau beberapa kompetensi dasar tertentu. Ini sulit tapi apa boleh buat…”.

Pendapat G5 menunjukkan bahwa dalam merencanakan

perangkat pembelajaran, beliau lebih menitikberatkan pada

penetapkan kriteria ketuntasan mengajar yakni dengan menetapkan

ukuran nilai sebagai batas pencapaian minimal yang yang harus

dicapai oleh siswa setelah menyelesaikann kompetensi dasar

tertentu.

b) Kreativitas guru matematika dalam menentukan strategi dan media

Page 103: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

ciii

pembelajaran.

Dalam hal ini G5 menyatakan sebagai berikut.

“Sebenarnya harus gitu, guru selalu mempersiapkan diri sebelum mengajar, karena kesibukan di rumah saya jarang melakukan persiapan saat ngajar”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa G5 jarang mempersiapkan diri sebelum mengajar. Hal

tersebut dikarenakan beliau banyak pekerjaan di rumah yang

membuat beliau tidak sempat untuk mempersiapkan diri.

2) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Pelaksanaan Pembelajaran

Kreativitas guru untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam

melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran mulai dari pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru matematika dalam melakukan kegiatan

pendahuluan.

Hasil wawancara dengan G5 sebagai guru matematika dapat diketahui bahwa pada tahapan pendahuluan, G5 selalu mengatur posisi duduk siswa. Siswa yang bertubuh besar yang disuruh duduk di belakang dan siswa yang kecil duduknya di depan. Siswa yang sering ramai juga disuruh duduk di depan. Hal tersebut dilakukan G5 agar proses pembelajaran bisa berjalan optimal. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Sebelum pembelajaran dimulai, hal pertama yang saya lakukan adalah mengatur posisi duduk siswa. Siswa yang bertubuh besar yang saya suruh duduk di belakang dan siswa yang kecil saya suruh duduk di depan. Siswa yang sering ramai juga saya suruh duduk di depan. Dengan begini saya harap pembelajaran bisa berjalan lebih optimal”.

Pada tahap pendahuluan G5 juga memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang telah lalu, kadang juga member pre-tes atau kuis kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Pada tahap pendahuluan saya kadang juga menggunakan pre-tes

Page 104: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

civ

atau kuis dan memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang telah lalu.

Dengan adanya kuis mendadak, diharapkan siswa selalu menyiapkan materi yang akan diajarkan dengan beIajar dahulu di rumah. Dari kegiatan tersebut diharapkan guru dapat mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi yang telah diberikan.

b) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Dalam hal ini G5 menyatakan bahwa beliau mengetahui sekolah telah menggunakan KTSP dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi beliau kurang begitu mengetahui tentang penyusunan KTSP di sekolah. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Dalam KTSP pokoknya pemberian materi lebih disesuaikan dengan kemampuan siswa. Metode ekspositori menurut saya paling tepat untuk siswa, kalau metode diskusi siswa malah ramai sendiri”.

Beliau menyatakan bahwa dalam KTSP, kedalaman materi yang diberikan kepada siswa lebih disesuaikan dengan kondisi sekolah dan potensi siswa tetapi dengan tetap berpedoman pada panduan dari pemerintah. Beliau juga menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pembelajaran Matematika berbasis KTSP dengan pembelajaran Matematika kurikulum sebelumnya. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Menurut saya tidak ada perbedaan dari cara mengajar kurikulum lama dan KTSP. Saya masih menggunakan metode ceramah sedangkan presentasi dan diskusi kelompok jarang sekali saya laksanakan karena itu memakan waktu banyak padahal saya harus mengejar waktu untuk menyelesaikan materi”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut juga dapat diketahui bahwa dalam pembelajaranya G5 masih tetap menggunakan metode ekspositori atau ceramah yang disertai tanya jawab. G5 tetap menggunakan metode-metode tersebut karena menurut beliau metode tersebut tetap lebih efektif, mengingat dalam pembelajaran matematika siswa tetap harus mendapat bimbingan dan penjelasan dari guru, siswa juga masih sering menemui kesulitan apabila diminta untuk belajar mandiri.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran.

Page 105: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cv

Dari hasil wawancara terhadap G5 diperoleh informasi

bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran beliau tidak hanya

menggunakan post-tes yang berupa pertanyaan untuk memperoleh

gambaran tentang penguasaan siswa terhadap materi yang

diberikan, tetapi beliau bersama dengan siswa juga membuat

kesimpulan materi yang telah disampaikan kepada anak didiknya,

mengulas terhadap materi pelajaran yang dianggap sulit, dan

memberikan pekerjaan rumah (PR).

Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…bahwa untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan,saya tidak hanya menggunakan post-tes berupa sejumlah pertanyaan, tetapi bersama dengan siswa juga membuat kesimpulan materi yang telah disampaikan kepada peserta didiknya ataupun juga dapat mengulas terhadap materi pelajaran yang dianggap sulit dapat juga memberikan pekerjaan rumah”.

Dari hasil wawancara dengan G5 tersebut dapat diketahui

bahwa untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan siswa

terhadap materi yang diberikan, G5 sudah mengembangkan post-tes

dengan cara guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan

materi yang telah disampaikan kepada anak didiknya, mengulas

materi yang dianggap sulit, dan memberikan pekerjaan rumah.

3) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Penilaian Pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Penilaian yang dapat dilaksanakan G5 hanya terbatas pada ulangan harian dan tugas, karena yang lain mengacu pada kebiasaan yang diselenggarakan oleh pusat untuk tingkat rayon dan nasional.

Dalam tahap penilaian pembelajaran ini, G5 menyatakan sebagai berikut.

“Format penilaian sudah ditentukan sekolah meliputi ulangan

Page 106: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cvi

harian, tugas baik terstruktur maupun mandiri, mid, ujian. Untuk pelaksanaanya, saya lebih menekankan pada penilaian otentik yang memiliki empat strategi yaitu Performasi, proses, produk, dan portofolio. ”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Format penilaian telah ditentukan sekolah. Untuk pelaksanaanya, G3 lebih menekankan pada penilaian otentik yang memiliki 4 strategi yaitu Performasi, proses, produk, dan portofolio. penilaian Performasi dilakukan G5 dengan cara siswa diminta untuk unjuk kebolehan, misal pemaparan hasil kesimpulan diskusi, dan sebagainya. Penilaian proses, misalnya ketekunan, rasa ingin tahunya (dengan sering bertanya) dan antusiasme belajar. Strategi produk dilaksanakan G5 melalui tes tertentu baik tes tulis maupun lisan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasasi materi pada kompetensi tertentu, sedangkan penilaian portofolio berupa sekumpulan tugas-tugas dan catatan yang dikumpulkan setiap akhir semester.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap G5 dapat diketahui bahwa alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan belajar siswa, beliau mempergunakan alat berupa tes yang disusun sendiri oleh guru dan kadang pula mempergunakan dokumen soal yang dipergunakan sewaktu ulangan semester. Hasil wawancara terhadap G5 juga diperoleh informasi bahwa beliau belum bisa menunjukkan kreativitas yang maksimal dalam mengembangkan alat penilaian. Menurut beliau hal ini disebabkan sumber daya sekolah untuk mengembangan alat evaluasi belum memanfaatkan media komputer sehingga kreativitas guru dalam melaksanakan penilaian belum terlihat. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Saya belum bisa mengembangkan alat penilaian terlebih yang memakai komputer. Jujur saya tidak terlalu paham dalam menggunakan komputer. Sudah tua mas, jadi istilah anak mudanya ‘gaptek’…sumber daya sekolah untuk mengembangan alat penilaian juga belum memanfaatkan media komputer”.

Oleh karena itu beliau masih mempergunakan alat penilaian secara konvensional yakni pemberian serangkaian pertanyaan untuk

Page 107: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cvii

dijawab oleh peserta didik.

f. Analisis Hasil Wawancara dengan anak didik G1

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Kreativitas guru untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam

melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran mulai dari pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan

pendahuluan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan S1 dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pendahuluan, guru sering memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berkut.

“Pas awal-awal, Pak…seringnya memberikan beberapa pertanyaan tentang materi sebelumnya kepada kami yang ditunjuk”

Hal tesebut diperkuat oleh M1 yang menyatakan bahwa guru di awal-awal pembelajaran biasanya menunjuk beberapa siswa dan diberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan.

b) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Dalam hal ini S1 menyatakan bahwa dalam pembelajaran, guru telah mencoba menggunakan beberapa metode dalam pelaksanaan pembelajarannya. Metode yang sering digunakan adalah metode ekspositori dan beberapa kali menggunakan metode kelompok. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…waktu mengajar, Pak…cukup sering membagi siswa dalam beberapa kelompok, kemudian Bapak…memberi soal dan

Page 108: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cviii

dikerjakan oleh masing-masing kelompok”.

Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh M1 yaitu :

“Bapak kadang hanya ceramah di depan kelas terus memberi contoh soal dan latihan soal, tapi kadang juga menyuruh kami mengerjakan tugas atau berdiskusi mengenai materi tertentu secara berkelompok…”

Berdasarkan kedua kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru dalam pembelajaran tidak melulu menggunakan metode ekspositori, melainkan juga menggunakan metode kooperatif sehingga membuat siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran

Kegiatan guru dalam melaksanakan akhir pembelajaran ini,

S1 mengemukakan sebagai berikut.

“…sebelum pelajaran usai, Pak…selalu membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi yang baru saja disampaikan dan pasti memberikan PR kepada kami”

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran guru tidak hanya

memberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa untuk

mengetahui seberapa jauh siswa mampu menyerap pelajaran yang

telah diberikan tetapi bersama dengan siswa, beliau membuat

kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan, memberikan

pekerjaan rumah baik itu berupa soal/pertanyaan maupun tugas

membaca dirumah.

Hal yang lebih menarik lagi guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang materi yang

belum dikuasainya dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kotak

pertanyaan yang disediakan oleh guru, kemudian pada pertemuan

berikutnya soal tersebut digunakan sebagai bahan bahasan bersama

peserta didik. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan M1

berikut.

Page 109: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cix

“Pak…pasti juga menyuruh kami membuat pertanyaan tentang materi yang belum dikuasainya, selanjutnya dimasukkan ke dalam kotak pertanyaan yang telah disediakan guru, kemudian soal tersebut dibahas bersama pada pertemuan berikutnya”.

2) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Penilaian Pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Hasil wawancara dengan S1 selaku anak didik G1 dapat diketahui bahwa guru memberikan remedial kepada siswa yang nilainya dibawah 6.00. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Pak…selalu memberikan remedial kepada siswa yang nilainya dibawah 6.00, nilai hasil ulangan ditempel pada papan khusus yang tempatnya di depan ruang tata tertib”.

Guru juga selalu mengkomunikasikan hasil prestasi belajar siswa melalui papan khusus yang tempatnya di depan ruang tata tertib, papan pengumuman hasil belajar tersebut fungsinya untuk menempelkan perolehan hasil balajar siswa serta siswa yang harus mengikuti remedial. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara dengan M1 berikut.

“Bapak selalu menempelkan hasil mid dan ujian di papan pengumuman, nama kami tidak ditulis hanya nomor induknya saja”.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Dalam hal ini S1 mengemukakan sebagai berikut.

“…Pak…selalu melaksanakan ulangan harian setelah menyelesaikan satu pokok bahasan tertentu, kemudian memberikan remedial kepada kami yang nilainya kurang dari 6.00”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa evaluasi yang dilaksanakan guru dengan ulangan sistem harian, yakni guru memberikan soal kepada siswa setelah menyelesaikan pokok bahasan tertentu, jadi bisa setiap pertemuan,

Page 110: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cx

dua pertemuan dan seterusnya tergantung percepatan siswa dalam pemahaman materi.

M1 juga menyatakan bahwa alat penilaian yang digunakan guru adalah berupa tes uraian yang dibuat kiri dan kanan sehingga antara teman satu meja tidak dapat saling mencontek. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“soal yang dibuat Bapak guru kebanyakan soal uraian, ditambah soalnya dibuat kiri dan kanan jadi sulit untuk kerja sama. Saya remidi terus mas”.

g. Analisis Hasil Wawancara dengan anak didik G2

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan

pendahuluan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan S2 dapat diketahui bahwa dalam pada awal-awal pembelajaran G2 biasa memberikan alamat website yang berisi materi yang akan dipelajari agar siswa bisa mencari tambahan informasi tentang materi pelajaran di internet. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berkut.

“Bu...biasanya memberikan alamat website tentang materi yang akan dipelajari”.

Dengan pemberian alamat website tersebut diharapkan

siswa akan mencari sumber-sumber pembelajaran di internet.

Sementara M2 yang kebetulan berada disamping S2

menyatakan sebagai berikut.

”Waktu awal-awal pelajaran, Ibu...selalu memberikan beberapa pertanyaan kepada kami”.

Pemberian motivasi dilakukan melalui pemberian

Page 111: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxi

pertanyaan-pertanyaan di awal proses belajar mengajar sehingga apabila anak tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut maka anak akan berusaha belajar mandiri untuk mengejar ketertinggalannya. Diantaranya dengan mencari materi tambahan di internet sebanyak-banyaknya.

b) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Dalam hal ini S2 mengatakan bahwa G2 dalam pembelajaran telah menggunakan beberapa metode berbeda di dalam pelaksanaan pembelajarannya. Metode yang pernah G2 gunakan antara lain metode kelompok. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan S2 berikut.

“…kalau Bu…terkadang menyuruh kami membentuk kelompok 4 atau 5 orang terus masing-masing kelompok diberi soal untuk dikerjakan bersama anggota 1 kelompok”.

Sementar M2 menyatakan sebagai berikut.

“Ibu…seringnya pas ngajar dengan menjelaskan materi menggunakan OHP kemudian memberi contoh soal dan latihan soal yang dikerjakan secara individu kadang juga dikerjakan berkelompok”.

Berdasarkan wawancara tersebut di atas dapat diketahui bahwa metode yang paling sering digunakan guru adalah metode ekspositori. Perbedaan pembelajaran dahulu dan sekarang adalah pada penggunaan sarana dan prasarana yang semakin modern misalnya penggunaan OHP dalam penyampaian materi sehingga guru tidak perlu menulis di papan tulis.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran

Dalam melaksanakan kegiatan akhir pembelajaran ini, S2

dan M2 kompak mengemukakan sebagai berikut.

“…Bu...selalu memberi tugas rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui

bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran G2 selalu memberikan PR

kepada siswa dan PR tersebut harus dikumpulkan pada pertemuan

Page 112: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxii

berikutnya.

3) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Penilaian Pembelajaran

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Dalam hal ini M2 dan S2 kompak menyatakan sebagai berikut.

“...siswa yang nilainya kurang dari 6 harus ikut remidi...guru juga sering memberi nilai tambahan bagi kami yang bisa mengerjakan soal-soal tertentu, jadi kadang kami berlomba-lomba maju kalau bisa”.

S2 juga mentakatan sebagai berikut.

”...Kadang juga ada ulangan satu-satu, siswa lain di luar kelas”.

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa siswa

yang mendapat nilai dibawah KKM diberikan remedial sebanyak

dua kali. Sistem penilaian berbasis KTSP inipun hampir sama

dengan KBK yaitu meliputi penilaian kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian yang

dilakukan guru terhadap siswa yang berhasil mengerjakan soal

tertentu di depan kelas. Guru juag mengadakan penilaian atau

mengadakan ulangan dengan cara tatap muka satu-persatu. Hal

tersebut dilakukan untuk lebih mengetahui kemampuan sebenarnya

dari masing-masing siswa.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Hasil wawancara dengan G2 dapat diketahui bahwa evaluasi yang dapat dilaksanakan hanya terbatas pada evaluasi ulangan harian, tengah semester saja yang lain mengacu pada kebiasaan sudah diselenggarakan untuk tingkat rayon, dan nasional.

S2 juga mengemukakan bahwa :

Page 113: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxiii

“…nilai-nilai kami ya dari ulangan harian, mid, ujian”.

M2 menambahkan bahwa selain ulangan harian, mid, dan ujian masih ada penilaian lain yang dilakukan guru yaitu keaktifan siswa saat pelajaran dan juga tugas-tugas baik PR maupun tugas yang dikerjakan dalam kelas.

h. Analisis Hasil Wawancara dengan anak didik G3

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) KTSP Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP

Pada Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.

Kreativitas guru dalam melaksanakan tahapan-tahapan dalam

pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan

pendahuluan.

Dalam hal ini S3 menyatakan sebagai berikut.

“…pada awal pembelajaran, Pak…sering meminta kami untuk maju ke depan kelas dan mempresentasikan hasil belajar kami di rumah tentang materi yang akan disampaikan”

Berdasarkan kutipan wawancara dengan S3 tersebut dapat diketahui bahwa pada tahap pendahuluan, G3 sering meminta para siswanya untuk memaparkan hasil belajarnya di rumah tentang materi yang akan disampaikan. Dengan demikian diharapkan siswa selalu mempersiapkan dahulu materi yang akan diajarkan dengan beIajar dirumah. Hal ini dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai rencana materi yang akan disampaikan oleh guru.

Hal ini diperkuat oleh M3 yang menyatakan bahwa guru pada awal pembelajaran selalu melakukan pre-tes tentang materi yang akan disampaiakan. Pre-tes tersebut berupa pertanyaan yang harus dijawab langsung oleh siswa. Penunjukan siswa tidaklah acak, yang pinter, atau yang disukai guru, melainkan dengan mengaitkan dengan hubungan-hubungan tertentu, misalnya tanggal dan sebagainya. Hal ini sesuai kutipan wawancara berikut.

Page 114: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxiv

“…biasanya yang nomor urutnya sama atau kelipatanya dengan tanggal saat guru mengajar, dialah yang dapat pertanyaan”.

b) Kretativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Hasil wawancara dengan S3 dapat diketahui bahwa G3 selalu menuntut siswa untuk lebih aktif dalm pembelajaran. Hal yang dilakukan guru antara lain dengan sering menyuruh siswa untuk maju ke depan kelas untuk mengerjakan soas-soal latihan. Guru disini bukanlah sebagai aktor tetapi sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran sehingga diharapkan peran serta siswa lebih aktif. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Pak…sering menyuruh kami maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal-soal latihan dan beliau juga menyuruh kami untuk menanyakan materi yang belum kami pahami”.

M3 yang kebetulan ada di samping S3 menambahkan bahwa dalam kegiatan inti G3 juga sering menerapan metode yang bervariatif dalam setiap pembelajaran, dengan harapan siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan. Walaupun porsinya tetap tidak sebanyak metode ekspositori tetapi dengan diterapkanya metode yang bervariatif dalam pembelajaran, guru telah berusaha membuat pembelajaran lebih hidup dan tidak monoton. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…guru saya, Pak…kadang menyuruh kami membentuk kelompok tapi lebih seringnya guru menerangkan materi kemudian memberi contoh soal dan soal-soal latihan”.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan S3 selaku anak didik G3

dapat diketahui bahwa menjelang pelajaran berakhir, selain

memberikan serangkaian pertanyaan-pertanyaan kepada siswa

untuk memperoleh umpan balik dari kegiatan yang telah

dilaksanakan, G3 bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

terhadap materi yang telah disampaikan kepada anak didiknya.

Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…menjelang pelajaran berakhir Bapak sering memberikan

Page 115: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxv

pertanyaan pada kami, kemudian membuat kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan bersama-sama”.

Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan M3 yang juga

anak didik G3 sebagai berikut.

“…sebelum pelajaran berakhir Pak…selalu meminta kami untuk membuat kesimpulan dan tidak lupa tugas yang membuat kami bosan yaitu PR”.

2) Kreativitas Guru Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap Penilaian

Pembelajaran Matematika

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan S3 dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan penilaian G3 tidak hanya bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi dari siswa saja tetapi juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran. Hal yang dilakukan guru antara lain dengan member pertanyaan lisan selama proses pembelajaran, memberikan kuis, dan meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Hal ni sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Pak…sering memberi pertanyaan lisan selama proses pembelajaran, kadang juga ada kuis mendadak”.

Sementar M3 menyatakan sebagai berikut.

“…Bapak selalu memberikan remidi kepada setiap siswa yang nilainya kurang”.

Selanjutnya hasil dari penilaian tersebut dipergunakan untuk program perbaikan baik remidiasi bagi siswa maupun perbaikan pada proses pembelajaran itu sendiri

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

S3 mengemukakan bahwa kadang-kadang guru menggunakan perangkat komputer dalam melaksanakan ulangan. Siswa tinggal mengakses pertanyaan yang telah disediakan dalam komputer dan siswa tinggal menjawab langsung dalam komputer.

Page 116: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxvi

Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Dalam ulangan, Pak…kadang menggunakan komputer, pertanyaan telah disediakan dalam komputer dan kami tinggal menjawab langsung dalam komputer”.

Hal tersebut diperkuat oleh M3 yang menyatakan bahwa :

“…saya senang kalau ulanganya memakai komputer, kadang bisa nyontek teman”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan S3 dan M3 tersebut juga dapat diketahui bahwa G3 dengan fasilitas komputer telah mampu mengembangkan alat evaluasi pembelajaran.

i. Analisis Hasil Wawancara dengan anak didik G4

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan.

Dalam hal ini S4 dan M4 kompak menyatakan sebagai berikut.

“…Bu guru biasanya mengajak kami mengingat kembali tentang pelajaran yang lalu dan membahas PR yang lalu”.

Berdasarkan kutipan wawancara dengan S4 tersebut dapat diketahui bahwa pada tahap pendahuluan G4 dalam melakukan pendahuluan selalu mengajak siswa mengingat kembali tentang pelajaran yang lalu dan membahas PR

b) Kretativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Hasil wawancara dengan S4 dapat diketahui bahwa G4 dalam mengajar selalu menggunakan metode ekspositori. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

Page 117: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxvii

“cara ngajar Bu…ya sama seperti guru-guru matematika saya dulu yaitu menerangkan materi kemudian memberi contoh soal dan soal”. Hal tersebut sama persis dengan yang dikatakan oleh M4 yang

juga merupakan anak didik G4. Guru menerangkan materi dahulu

kemudian menyuruh beberapa siswa mengerjakan soal di depan

kelas. Guru memberikan nilai bagi siswa yang rajin bertanya,

menjawab pertanyaan, maupun bagi siswa yang rajin maju

mengerjakan soal di depan kelas.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran.

Dalam hal ini S4 menyatakan sebagai berikut.

“…Sebelum pelajaran usai, Ibu biasa meminta kami membuat rangkuman kemudian memberikan tugas rumah (PR)”.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh M4

yang juga merupakan anak didik G4 sebagai berikut.

”...pada akhir-akhir pembelajaran Bu...menuntun kami membuat kesimpulan dan selalu memberikan PR”.

Dari hasil wawancara dengan S4 dan M4 di atas dapat

diketahui bahwa untuk memperoleh gambaran tentang penguasaan

siswa terhadap materi yang diberikan, G4 bersama dengan siswa

membuat kesimpulan materi yang telah disampaikan kepada anak

didiknya, mengulas terhadap materi pelajaran yang dianggap sulit,

dan memberikan pekerjaan rumah dan tugas membaca dirumah.

2) Kreativitas Guru Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap Penilaian

Pembelajaran Matematika.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

S4 menyatakan sebaga berikut.

“…ya bagi kami yang aktif bertanya/menjawab pertanyaan dan rajin

Page 118: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxviii

maju di depan kelas diberi tambahan nilai.

M4 menambahkan sebagai berikut.

“…penilaian tersebut berupa tanda di lembar yang dimiliki guru. Setelah akhir semester banyaknya tanda diakumulasi”.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa

G4 juga menilai keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab

pertanyaan, dan rajin maju di depan kelas. Penilaian tersebut berupa

tanda contreng di lembar keaktifan siswa. Setelah akhir semester

banyaknya tanda diakumulasi sesuai dengan bobot setiap aktifitas.

Kemudian dilaksanakan pula remidial bagi siswa yang belum tuntas

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan batasan dua

kali remidi.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Hasil kutipan wawancara dengan S4 dan M4 adalah sebagai berikut.

“ya bagi kami yang aktif bertanya/menjawab pertanyaan dan rajin maju di depan kelas diberi tambahan nilai…penilaian tersebut berupa tanda di lembar yang dimiliki guru. Setelah akhir semester banyaknya tanda diakumulasi”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan S4 dan M4 di atas dapat diketahui bahwa G4 tidak hanya menitikberatkan pada pengembangan aspek kognitif saja, tetapi telah mengembangkan alat penilaian dari aspek afektif yaitu berupa tanda di lembar yang dimiliki guru. Setelah akhir semester banyaknya tanda diakumulasi. psikomotorik juga, yaitu berupa penilaian keahlian menggambar terutama pada saat pelajaran geometri.

j. Analisis Hasil Wawancara dengan anak didik G5

Analisis hasil wawancara untuk tiap pokok permasalahan penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Kreativitas Guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Page 119: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxix

Pelaksanaan Pembelajaran.

Kreativitas guru dalam melaksanakan tahapan-tahapan dalam

pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kreativitas guru yang nampak ketika guru melakukan kegiatan

pendahuluan.

Hasil wawancara dengan S5 dapat diketahui bahwa pada awal pembelajaran, G5 selalu memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya. S5 juga mengatakan bahwa pada tahap pendahuluan G5 sering meminta siswa yang beliau tunjuk untuk memaparkan hasil pekerjaan rumahnya (PR) di depan kelas. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“…Bu…biasa meminta kami yang beliau tunjuk untuk memaparkan di depan kelas hasil pekerjaan rumah (PR) kami”.

Sementara M5 yang juga anak didik G5 menyatakan sebagai berikut.

“Iya itu, siswa yang tubuhnya kecil diminta Ibu…untuk duduk di bangku depan”.

Berdasarkan wawancara dengan M5 tersebut dapat diketahui bahwa G5 selain membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya juga mengatur posisi tempat duduk siswa dimana siswa yang bertubuh kecil duduknya di bangku depan sedangkan siswa yang tubuhnya lebih besar duduknya di bangku bagian belakang. Hal tersebut dimaksudkan agar proses belajar mengajar berjalan secara optimal dan tidak ada lagi siswa yang merasa terganggu oleh siswa lain.

b) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahapan inti

pembelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan S5 dapat diketahui bahwa dalam pembelajaranya G5 biasanya menggunakan metode ekspositori atau ceramah yang disertai tanya jawab. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Bu…dalam mengajar selalu menerangkan dahulu materi kemudian memberi contoh soal dan latihan-latiahan soal”.

Sementara M5 yang juga anak didik G5 menyatakan

Page 120: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxx

sebagai berikut.

“cara ngajar guru ya sama dengan guru-guruku dahulu, menerangkan materi terus memberi contoh soal dan latihan soal. Beberapa orang ditunjuk untuk mengerjakan soal di depan kelas”.

Berdasarkan hasil wancara dengan S5 dan M5 selaku anak didik G5 dapat diketahui bahwa G5 dalam setiap pembelajaranya selalu menggunakan metode ekspositori dan tidak ada perbedaan dari cara mengajar kurikulum lama dan KTSP.

c) Kreativitas guru dalam melaksanakan tahap akhir pembelajaran.

Dari hasil wawancara terhadap S5 diperoleh informasi

bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran G5 bersama dengan siswa

juga membuat kesimpulan materi yang telah disampaikan kepada

anak didiknya, mengulas terhadap materi pelajaran yang dianggap

sulit, dan memberikan pekerjaan rumah (PR). Hal ini sesuai dengan

kutipan wawancara berikut.

“…kalau Bu…sebelum pembelajaran berakhir biasa menyuruh kami membuat kesimpulan materi yang baru saja disampaikan dan pasti memberikan PR”.

Sementara M5 yang juga anak didik G5 menyatakan sebagai berikut.

“…wah kalau PR mas, pasti Ibu…tidak pernah lupa…”.

Berdasarkan kutipan wawancara denga M5 tersebut dapat

diketahui bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran, G5 selalu

memberikan PR. Hal tersebut sama seperti yang dikemukakan oleh

S5 di atas.

2) Kreativitas Guru Matematika Dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Penilaian Pembelajaran.

a) Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran matematika.

Kegiatan guru dalam tahap evaluasi pembelajaran ini, S5 menyatakan sebagai berikut.

Page 121: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxi

“Bu…dalam melaksanakan penilaian menggunakan tes tertulis dan tes lisan, selain itu juga ada tugas/PR yang dikumpulkan”.

Sementara M5 yang juga anak didik G5 menyatakan sebagai berikut.

“…PR pasti dikumpulkan dan dinilai di buku tugas. Setiap beberapa pertemuan Ibu…juga pasti memberikan hasil ulangan”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa G5 menggunakan tes tulis dalam bentuk ulangan harian maupun lisan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasasi materi pada kompetensi tertentu. Selain itu ada juga penilaian portofolio yaitu berupa sekumpulan tugas-tugas/PR dan catatan yang dikumpulkan setiap akhir semester.

b) Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap S5 dapat diketahui bahwa G5 mempergunakan alat berupa tes yang disusun guru. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara berikut.

“Bu…setiap dua pokok bahasan selalu mengadakan ulangan harian, setahuku nilai akhir kami ya berasal dari ulangan, tugas, mid, dan, ujian semester itu”.

Sementara M5 yang juga anak didik G5 menyatakan sebagai berikut.

“…dulu dalam raport kalau tidak salah penilaian ada tiga yaitu pemahaman, penalaran, dan pemecahan masalah tapi sekarang tidak ada. Penilaian yang dilakukan guru untuk raport adalah ulangan harian, tugas/PR, mid semester, dan, ujian semester”.

Dari kutipan wawancara tersebut juga dapat diketahui bahwa G5 masih mempergunakan alat evaluasi secara konvensional yakni pemberian serangkaian pertanyaan tertulis kepada siswa. Format nilai raport untuk kelas 7 dan 8 sekarang sudah tidak mencantumkan tiga nilai seperti dalam KBK. Sedangkan untuk kelas 9 masih menggunakan format penilaian KBK dimana penilaian matematika dibagi menjadi tiga aspek yaitu pemahaman, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah.

Page 122: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxii

2. Analisis Data Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi guru mengajar. Observasi

tersebut dilakukan di salah satu kelas yang diampu oleh masing-masing guru

yang menjadi sumber dalam wawancara. Adapun hasil observasi mengajar

dari masing-masing guru adalah sebagai berikut.

a. Observasi Kelas VIII MTsN Sumber Lawang (G1)

Observasi dilakukan saat guru mengajar di dalam kelas VIII pada

pokok bahasan Teorema Pythagoras. Observasi ini dilakukan untuk menggali

informasi tentang proses belajar mengajar yang berlangsung. Pada

pengamatan terhadap guru saat mengajar, diperoleh informasi sebagai barikut.

1) Metode mengajar yang digunakan oleh guru

Metode mengajar yang digunakan adalah metode penemuan

terbimbing, dengan model ini siswa didorong untuk lebih berfikir

mandiri, menganalisis sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum

berdasarkan bahan yang telah disediakan guru.

2) Penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan

Penguasaan guru terhadap materi kesebangunan baik. Guru

mampu menjawab semua pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan

atau kesulitan yang dihadapi siswa, terampil berkomunikasi dan

menjelaskan materi kepada siswa. Penyampaian materi dilakukan oleh

guru baik secara lisan maupun tertulis secara bersamaan tanpa

mengalami kesulitan.

3) Sistematika penyampaian materi

Guru membuka pertemuan dengan salam, sedikit selingan dan

memberikan motivasi. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan

mengingatkan tentang materi sebelumnya. Kemudian menanyakan

apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya. Menanyakan tugas belajar

di rumah serta membahasnya bersama-sama siswa. Bagi siswa yang tidak

Page 123: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxiii

mengerjakan PR ada hukumanya yaitu disuruh membaca al-Quran di

ruang BP pada saat dua kali jam istirahat.

Guru merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa

yaitu menemukan rumus Pythagoras, kemudian siswa menyusun dan

menganalisis data tersebut. Guru berkeliling memeriksa pekerjaan siswa,

sesudah siswa menemukan apa yang dicari yaitu rumus Pythagoras.

Kemudian guru memberikan soal latihan untuk memeriksa apakah hasil

penemuanya benar. Guru terlihat memberikan motivasi kepada siswa

dengan memberikan pujian kepada siswa yang rajin mengerjakan soal di

depan kelas.

Pada akhir pelajaran guru memberikan pekerjaan rumah dan tugas

untuk mempelajari mencari besar satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi

lainya diketahui. Siswa diminta untuk membuat pertanyaan tentang

materi yang belum dikuasainya dan selanjutnya dimasukkan kedalam

kotak pertanyaan yang telah disediakan guru.

4) Penilaian pembelajaran

Tugas yang diberikan oleh guru dapat dikategorikan menjadi dua

macam yaitu tugas yang langsung dikerjakan siswa di kelas dan tugas

yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah. Tugas untuk dikerjakan

di kelas diberikan setelah guru selesai menerangkan materi, dan soalnya

diambil dari buku paket yang wajib dimiliki siswa dan dari Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang juga wajib untuk dimiliki oleh siswa. Sedangkan tugas

untuk dikerjakan di rumah diambil dari LKS. Secara tidak langsung

semua soal yang digunakan guru dalam pembelajaran diambilkan dari

buku paket dan LKS.

b. Observasi Kelas VII MTsN Sumber Lawang (G2)

Observasi dilakukan saat guru mengajar di dalam kelas VII pada

pokok bahasan melukis sudut. Observasi ini dilakukan untuk menggali

informasi tentang proses belajar mengajar yang berlangsung. Pada

pengamatan terhadap guru saat mengajar, diperoleh informasi sebagai barikut.

Page 124: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxiv

1) Metode mengajar yang digunakan oleh guru

Metode mengajar yang digunakan adalah Diskusi kelompok

dikombimasi dengan metode penemuan. Siswa dibagi dalam beberapa

kelompok, kemudian diminta mengamati benda yang berada diruang

kelas dan mengukur sudutnya.

2) Penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan

Penguasaan guru terhadap materi kesebangunan baik. Guru

mampu menjawab semua pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan

atau kesulitan yang dihadapi siswa, terampil berkomunikasi dan

menjelaskan materi kepada siswa. Penyampaian materi dilakukan oleh

guru baik secara lisan maupun tertulis secara bersamaan tanpa

mengalami kesulitan.

3) Sistematika penyampaian materi

Guru membuka pertemuan dengan salam, sedikit selingan dan

memberikan motivasi. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan

mengingatkan tentang materi sebelumnya. Kemudian menanyakan apakah

ada kesulitan pada materi sebelumnya. Tidak lupa guru memberikan

alamat website tentang materi yang bisa di download di internet.

Siswa dikondisikan dalam beberapa kelompok diskusi dengan

masing-masing kelompok terdiri dari 3 – 5 orang. Dengan berdiskusi

dalam kelompok siswa diberi tugas menyebutkan beberapa contoh

bangun berbentuk sudut yang terdapat di dalam kelas kemudian

menentukan satuan sudut yang sering digunakan. Masing-masing

kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya sedangkan kelompok

yang lain menanggapi. Dengan demonstrasi guru menunjukkan cara

mengukur besar sudut dengan menggunakan busur derajat. Siswa

diminta menggambar sebuah sudut kemudian teman sebangkunya

diminta mengukur besar sudut tersebut dengan menggunkan busur

derajat. Siswa mengerjakan tugas latihan, soal-soal tentukan sudut yang

terdapat pada buku sumber.

Page 125: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxv

Pada akhir pelajaran guru meminta siswa mengerjakan soal yang

ada di hand out secara berkelompok dan dikumpulkan setelah pelajaran

selesai. Guru memberi siswa tugas rumah untuk dikumpulkan pada

pertemuan berikutnya.

4) Penilaian pembelajaran

Tugas yang diberikan oleh guru dapat dikategorikan menjadi dua

macam yaitu tugas yang langsung dikerjakan siswa di kelas dan tugas

yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah. Tugas untuk dikerjakan

di kelas diberikan setelah guru selesai menerangkan materi, dan soalnya

diambil dari buku paket yang wajib dimiliki siswa dan dari Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang juga wajib untuk dimiliki oleh siswa. Sedangkan tugas

untuk dikerjakan di rumah diambil dari LKS. Secara tidak langsung

semua soal yang digunakan guru dalam pembelajaran diambilkan dari

buku paket dan LKS.

c. Observasi Kelas VIII MTsN Kalijambe (G3)

Observasi dilakukan saat guru mengajar di dalam kelas VIII pada

pokok bahasan lingkaran. Observasi ini dilakukan untuk menggali informasi

tentang proses belajar mengajar yang berlangsung. Pada pengamatan terhadap

guru saat mengajar, diperoleh informasi sebagai barikut.

1) Metode mengajar yang digunakan oleh guru

Metode mengajar yang digunakan adalah metode jigsaw dengan

mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok kemudian guru

memberikan beberapa soal, pendekatan mengajar yang digunakan adalah

pendekatan induktif untuk menemukan sifat rumus jumlah dan kali pada

suku banyak berderajat tiga.

2) Penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan

Penguasaan guru terhadap materi lingkaran baik. Guru mampu

menjawab semua pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan atau

kesulitan yang dihadapi siswa, terampil berkomunikasi dan menjelaskan

materi kepada siswa. Penyampaian materi dilakukan oleh guru baik

Page 126: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxvi

secara lisan maupun tertulis secara bersamaan tanpa mengalami

kesulitan.

3) Sistematika penyampaian materi

Guru membuka pertemuan dengan salam. Sebelum pembelajaran

dimulai, guru memberikan sentuhan Islam di dalamnya yaitu dengan

adanya kegiatan tadarus Al Qur’an sebelum kegiatan belajar mengajar

dimulai. Surat yang dibaca hanya beberapa ayat saja mengingat kegiatan

tersebut hanya sebagai pendahuluan. Kemudian guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan mengingatkan tentang materi sebelumnya,

kemudian menanyakan apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya.

Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu

lingkaran. Kelas dibagi menjadi tiga bagian kemudian dipadukan dengan

model Jigsaw, siswa dikumpulkan dalam tiga tingkatan, papan dijadikan

3 petak dengan diberi soal dengan level yang berbeda sesuai dengan

kemampuan siswa, setelah itu dicross kemudian bentuk kelompok baru

disitulah mereka saling mengisi, lalu di tes nilainya adalah gabungan dari

siswa yang potensinya rendah, sedang dan tinggi. Akhirnya anak yang

tidak bisa berusaha mencari tahu dari anak yang pintar, anak yang pintar

berusaha memberi ilmunya pada anak yang tidak bisa dengan tujuan agar

nilai rata-ratanya baik, sebab nilainya adalah nilai bersama. Jadi anak

sepintar apapun kalau tidak berusaha membantu yang kemampuan di

bawahnya jatuhlah nilainya, sehingga mereka mempunyai tanggung

jawab untuk mengajari temannya yang nilainya rendah, juga kegiatan

presentasi dari masing-masing kelompok diukur sebagai kerja sama.

pendekatan mengajar yang digunakan adalah pendekatan induktif

untuk menemukan sifat rumus pada balok dan kubus, siswa mengerjakan

dengan diskusi kelompok lalu mengerjakannya di depan kelas, guru

selalu berkeliling kelas untuk memeriksa pekerjaan siswa. Bahasa yang

digunakan oleh guru jelas dan komunikatif, guru terlihat akrab dengan

siswa serta siswa juga aktif bertanya kepada guru tentang kesulitan yang

Page 127: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxvii

dialami. Situasi kelas terlihat santai tetapi siswa tetap serius mengikuti

proses pembelajaran.

Pada akhir-akhir pembelajaran, guru terlihat memberikan

serangkaian pertanyaan untuk memperoleh umpan balik dari kegiatan

yang telah dilaksanakan, membuat kesimpulan terhadap materi yang

telah disampaikan, dan memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa.

4) Penilaian pembelajaran

Tugas yang diberikan oleh guru dapat dikategorikan menjadi dua

macam yaitu tugas yang langsung dikerjakan siswa di kelas dan tugas

yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah. Tugas untuk dikerjakan

di kelas diberikan setelah guru selesai menerangkan materi, dan soalnya

diambil dari buku paket yang wajib dimiliki siswa dan dari Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang juga wajib untuk dimiliki oleh siswa. Sedangkan tugas

untuk dikerjakan di rumah diambil dari LKS. Secara tidak langsung

semua soal yang digunakan guru dalam pembelajaran diambilkan dari

buku paket dan LKS.

d. Observasi Kelas VII MTsN Kalijambe (G4)

Observasi dilakukan saat guru mengajar di dalam kelas VII pada

materi himpunan. Observasi ini dilakukan untuk menggali informasi tentang

proses belajar mengajar yang berlangsung. Pada pengamatan terhadap guru

saat mengajar, diperoleh informasi sebagai barikut.

1) Metode mengajar yang digunakan oleh guru

Metode mengajar yang digunakan adalah metode ceramah yang

disertai tanya jawab.

2) Penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan

Penguasaan guru terhadap materi kesebangunan baik. Guru

mampu menjawab semua pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan

atau kesulitan yang dihadapi siswa, terampil berkomunikasi dan

menjelaskan materi kepada siswa. Penyampaian materi dilakukan oleh

guru baik secara lisan maupun tertulis secara bersamaan tanpa

mengalami kesulitan.

Page 128: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxviii

3) Sistematika penyampaian materi

Guru membuka pertemuan dengan salam, mengingat kembali.

Mengingat kembali tentang himpunan. Mengaitkan materi yang akan

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, misalnya Misal materi program

linier, dihubungkan dengan luas tanah pertanian dengan banyaknya benih

yang diperlukan agar bisa seefisien mungkin.

Guru menjelaskan pengantar materi tentang himpunan. Dengan

tanya jawab guru mengarahkan siwa untuk memahami pengertian

himpunan melalui pengenalan kumpulan benda-benda yang ada di sekitar

siswa atau tempat-tempat. Guru meminta siswa untuk membentuk

himpunan yang diperoleh dari kumpulan-kupulan benda yang mungkin

dapat dibentuk menjadi himpunan. Kemudian guru mengenalkan

lambang himpunan dan menjelaskan anggota suatu himpunan dan bukan

anggota suatu himpunan. Guru/siswa mermberikan contoh suatu

himpunan dan guru menunjuk objek-objek tertentu sambil menanyakan

apakah objek-objek tersebut merupakan anggota himpunan atau bukan.

Guru mengenalkan lambang Î untuk anggota suatu himpuanan dan

lambang Ï untuk bukan anggota. Siswa diminta mengerjakan LKS

secara berkelompok.

Pada akhir pelajaran guru memberi bimbingan kepada siswa

untuk membuat rangkuman. Siswa dan guru melakukan tanya jawab dan

guru memberikan tugas (PR).

4) Penilaian pembelajaran

Tugas yang diberikan oleh guru dapat dikategorikan menjadi dua

macam yaitu tugas yang langsung dikerjakan siswa di kelas dan tugas

yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah. Tugas untuk dikerjakan

di kelas diberikan setelah guru selesai menerangkan materi, dan soalnya

diambil dari buku paket yang wajib dimiliki siswa dan dari Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang juga wajib untuk dimiliki oleh siswa. Sedangkan tugas

untuk dikerjakan di rumah diambil dari LKS. Selain itu, guru juga

Page 129: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxix

memberikan pengurangan nilai terhadap siswa yang terlambat

mengumpulkan tugas.

e. Observasi Kelas VIII MTsN Gemolong (G5)

Observasi dilakukan saat guru mengajar di dalam kelas IX pada

pokok bahasan Barisan aritmatika. Observasi ini dilakukan untuk menggali

informasi tentang proses belajar mengajar yang berlangsung. Pada pengamatan

terhadap guru saat mengajar, diperoleh informasi sebagai barikut.

1) Metode mengajar yang digunakan oleh guru

Metode mengajar yang digunakan oleh guru adalah metode

ekspositori. Ceramah disertai tanya jawab digunakan guru untuk

menerangkan materi, namun tanya jawab yang digunakan guru hanya

untuk memastikan yang telah disampaikan jelas atau tidak.

2) Penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan

Penguasaan guru terhadap materi kesebangunan baik. Guru mampu

menjawab semua pertanyaan dan menyelesaikan permasalahan atau

kesulitan yang dihadapi siswa, terampil berkomunikasi dan menjelaskan

materi kepada siswa. Penyampaian materi dilakukan oleh guru baik

secara lisan maupun tertulis secara bersamaan tanpa mengalami

kesulitan.

3) Sistematika penyampaian materi

Guru membuka proses belajar mengajar dengan menanyakan

pekerjaan rumah yang diberikan pertemuan yang lalu. Dalam membahas

soal-soal pekerjaan rumah pertama-tama guru menunjuk seorang siswa

untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah siswa yang ditunjuk

selesai menuliskan pekerjaannya di papan tulis, guru bersama seluruh

siswa membahas pekerjaan tersebut. Guru menanyakan pendapat siswa

yang lain tentang pekerjaan yang telah dituliskan di papan tulis.

Kemudian guru menunjuk seorang siswa lagi dan menyuruhnya

menuliskan pekerjaannya di papan tulis untuk soal yang lain. Hal tersebut

terus dilakukan guru sampai soal-soal pekerjaan rumah selesai dibahas.

Page 130: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxx

Pada saat siswa yang ditunjuk menuliskan pekerjaannya di papan tulis,

guru memperhatikannya dengan seksama. Pada waktu bersamaan, siswa

yang lain tidak memperhatikan teman mereka dan saling bicara satu

dengan yang lain. Suasana kelas cukup gaduh untuk beberapa saat.

Dalam memeriksa pekerjaan rumah, guru tidak memeriksa satu persatu

jawaban siswa. Dalam membahas soal-soal pekerjaan rumah guru juga

tidak pernah mengeksplorasi kreatifitas siswa dalam menjawab soal. Hal

ini terlihat dari perilaku guru yang pada saat membahas soal tidak pernah

mencari tahu apakah ada siswa yang mengerjakan soal dengan cara yang

berbeda dengan yang dituliskan di papan tulis.

Setelah seluruh soal pekerjaan rumah selesai dibahas, guru

menerangkan materi. Sebelum menerangkan materi, hal pertama yang

guru lakukan adalah mengatur posisi duduk siswa. Siswa yang bertubuh

besar yang disuruh duduk di belakang dan siswa yang kecil disuruh

duduk di depan. Siswa yang sering ramai juga saya suruh duduk di

depan. Dalam menerangkan materi, pertama-tama guru menggambar

bangun datar dan menuliskan bagian-bagian penting dari materi yang

akan disampaikan terlebih dahulu. Kemudian menjelaskan makna dari

apa yang ditulisnya. Pada saat menerangkan materi, guru tidak

menggunakan alat peraga. Guru hanya menggunakan penggaris untuk

membantunya menggambar bagan di papan tulis. Sambil menerangkan

materi, sesekali guru melontarkan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan

tersebut digunakan oleh guru untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikannya.

Selesai menerangkan materi, guru memberikan beberapa soal

sebagai evaluasi. Soal-soal tersebut dikerjakan oleh siswa secara individu

dan langsung dikerjakan di kelas. Jika soal-soal yang diberikan tersebut

tidak selesai dikerjakan siswa di kelas, maka guru menjadikannya soal

pekerjaan rumah. Namun jika soal-soal yang diberikan guru untuk

dikerjakan di kelas selesai dikerjakan oleh siswa, maka guru bersama

Page 131: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxi

dengan seluruh siswa membahasnya di kelas. Di akhir pertemuan, guru

selalu memberikan tugas rumah.

4) Penilaian pembelajaran

Tugas yang diberikan oleh guru dapat dikategorikan menjadi dua

macam yaitu tugas yang langsung dikerjakan siswa di kelas dan tugas

yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah. Tugas untuk dikerjakan

di kelas diberikan setelah guru selesai menerangkan materi, dan soalnya

diambil dari buku paket yang wajib dimiliki siswa dan dari Lembar Kerja

Siswa (LKS) yang juga wajib untuk dimiliki oleh siswa. Sedangkan tugas

untuk dikerjakan di rumah diambil dari LKS. Secara tidak langsung

semua soal yang digunakan guru dalam pembelajaran diambilkan dari

buku paket dan LKS.

3. Analisis Data Dokumentasi

Berdasarkan dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan yaitu berupa

RPP, silabus, Program Tahunan, Program Semester, serta alokasi waktu mengajar

dari masing-masing guru yang menjadi narasumber wawancara, dapat diketahui

bahwa semua guru telah melengkapi kelengkapan perangkat pembelajaran

Matematika yang berupa silabus dan RPP. Guru matematika telah mampu

menerapkan KTSP dalam pembuatan perencanaan pembelajaran yang berupa

silabus dan RPP. Semua guru sudah menyusun RPP untuk materi yang akan

diajarkan di kelas walaupun ketidaksesuaian antara RPP dengan proses mengajar

di kelas juga sering terjadi. Silabus disusun sesuai dengan model silabus berbasis

KTSP, tetapi setelah membandingkan silabus tersebut dengan contoh silabus yang

dikeluarkan oleh dinas pendidikan, dapat diketahui bahwa sebagian besar silabus-

silabus tersebut sama persis dengan silabus dinas pendidikan. Hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar guru belum mengembangkan model silabus

dari dinas pendidikan.

Semua guru tersebut dalam membuat rencana pembelajaran tersusun

dengan baik, telah memuat tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan

pengembangan pembelajaran, mengidentitikasi perilaku dan karakteristik awal

Page 132: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxii

siswa melalui kegiatan apersepsi, mendesain dan melaksanakan evaluasi,

walaupun dari masing-masing terdapat perbedaan yang tidak begitu signifikan

baik dari rencana yang menyangkut dengan materi maupun tujuan pembelajaran.

Hal yang agak berbeda dari perangkat pembelajaran tersebut adalah pada

penggunaan media dan metode pembelajaran. Dalam perangkat pembelajaranya

yaitu silabus dan RPP, semua guru telah mencantumkan strategi/metode dan

media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Beberapa guru

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah mencantumkan beberapa

metode yang bervariasi seperti metode jigsaw, diskusi, penemuan, dan kooperatif

yang akan digunakan dalam pembelajaran, sebagian guru yang lain hampir semua

metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ekspositori dan media

pebelajaran yang digunakan masih media konvensional seperti spidol dan

penggaris. Banyak sekolah belum memiliki sarana pendukung seperti laptop,

sehingga dalam pembelajaranya guru selalu menggunakan media konvensonal.

Berdasarkan analisis lembar penilaian dapat diketahui bahwa secara garis

besar tagihan untuk nilai raport terbagi menjadi 4 bagian yaitu ulangan harian,

tugas, mid, dan ujian semester. Hanya saja bentuk tugas dan ulangan harian ada

perbedaan antara satu guru dengan guru yang lainya, tergantung kreativitasnya

masing-masing. Batas Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) terdapat perbedaan

antara sekolah yang satu dan yang lainya. Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM)

dari G1 dan G2 (MTsN Sumber Lawang) adalah 70 sebagai batas minimal yang

harus peserta didik capai dalam pembelajaran pada setiap kopetensi dasar tertentu,

batas ini berbeda dengan G3, G4, G5 (MTsN Kalijambe dan MTsN Gemolong)

yang menetapkan KKM sebesar 60. Penetapan nilai KKM tersebut masih di

bawah mata pelajaran lain yang rata-rata menetapkan nilai KKM 75.

Format raport untuk kelas 7 dan 8 sama yaitu memuat nilai KKM dan nilai

siswa yang masing-masing hanya memuat satu nilai. Sedangkan untuk kelas 9,

format raport masih menggunakan KBK yaitu penilaian matematika memuat tiga

aspek yaitu pemahaman, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah.

Masing-masing aspek tersebut ada nilai KKM-nya sendiri-sendiri sehingga sistem

penilaianya lebih rumit.

Page 133: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxiii

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, baik menggunakan

metode wawancara, observasi mengajar, maupun dokumentasi, dapat dilakukan

pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini.

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dikatagorikan menjadi tiga bagian yaitu

mendeskripsikan kreativitas guru dalam perencanaan pembelajaran, proses belajar

mengajar, dan penilaian pembelajaran matematika sebagai implementasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Adapun pembahasan untuk setiap pokok permasalahan penelitian adalah

sebagai berikut.

1. Kreativitas guru matematika dalam menerapkan KTSP pada tahap

perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan data-data yang diperoleh, baik melalui wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, observasi, maupun dokumentasi dapat dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai kreativitas guru dalam perencanaan pembelajaran matematika sebagai berikut.

a. Kreativitas guru matematika dalam mempersiapkan perangkat

pembelajaran, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis data-data penelitian tersebut diatas dapat diperoleh informasi bahwa guru matematika yang menjadi subyek penelitian telah mampu menerapkan KTSP dalam pembuatan perencanaan pembelajaran yang berupa silabus dan RPP. Silabus dan RPP disusun sesuai dengan model silabus/RPP berbasis KTSP. Semua Kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang berupa silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program Semester, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk itu setiap guru mau tidak mau harus membuat perangkat pembelajaran sebagai pegangan dalam mengajar.

Dibutuhkan kreativitas dari masing-masing guru untuk dapat membuat suatu perencanaan pembelajaran yang baik. Kreativitas guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran dapat dilihat dari usaha yang dilakukan guru dalam menyusun silabus dan RPP tersebut. Tentu

Page 134: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxiv

saja antara guru satu dengan yang lainya melakukan kegiatan berbeda-beda dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut. Terdapat guru sebelum membuat program pengajaran seperti silabus dan RPP selalu membuat daftar pokok bahasan dan tujuan yang ingin dicapai siswa setelah mempelajari pokok bahasan tertentu, sehingga tidak hanya perangkat pembelajaran saja yang direncanakan tetapi juga tujuan dari pembelajaran tersebut juga harus direncanakan dengan baik. Terdapat pula guru pada perencanaan pembelajaran lebih menitikberatkan pada penentukan batas pencapaian minimal (KKM) yang harus anak kuasai setelah menyelesaikan satu atau beberapa kompetensi dasar tertentu. Ada juga guru dalam penyusunan silabus/RPP dilakukan bersama-sama dengan guru lain di sekolah yang bersangkutan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan semua guru bidang studi matematika dalam rapat dan dilakukan pembagian tugas pembuatan silabus/RPP kemudian guru saling mengoreksi sampai diperoleh silabus/RPP yang kompeten. Selain berguna sebagai alat kontrol, maka persiapan mengajar juga berguna sebagai sebagai pegangan guru sendiri. Demikian pula bahwa mengajar dengan perencanaan/Persiapan yang baik maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif yaitu peserta didik harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan mengajar.

RPP dan silabus secara garis besar dibuat bersama-sama guru dalam MGMP, tetapi untuk pengembanganya diserahkan kepada masing-masing guru bidang studi sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa yang bersangkutan. Sehingga penggunaan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penentuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mengacu pada kondisi sekolah dan juga siswa. Sehingga dalam hal ini sekolah satu dengan yang lainya bisa membuat kebijakan yang berbeda. Sebagai contoh dalam penetapan Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) terdapat perbedaan antara sekolah satu dengan yang lain. KKM MTsN Sumber Lawang adalah 7.0 untuk kelas 1 dan 2 sedangkan kelas 3 yang masih menggunakan tiga aspek yaitu pemahaman, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah berturut-turut menetapkan KKM 60, 60, dan 70. Batas ini berbeda dengan MTsN Kalijambe dan MTsN Gemolong yang menetapkan KKM sebesar 6.0.

Para guru matematika tersebut telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu mempersiapkan silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang tersusun dengan baik. Masing-masing perangkat pembelajaran tersebut tidak terdapat perbedaan yang

Page 135: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxv

begitu signifikan baik menyangkut standar kompetensi, materi, dan tujuan pembelajaran. Hal yang agak berbeda dari perangkat pembelajaran tersebut adalah pada penggunaan media dan metode pembelajaran. Sebagian guru telah mencantumkan metode selain metode ekspositori dalam rencana pembelajaranya. Hal-hal yang dilakukan para guru tersebut adalah semata-mata untuk merancang suatu perangkat pembelajaran yang berkualitas sehingga semua yang telah direncanakan dapat tercapai dan tepat sasaran, yang tujuan akhirnya tentu saja untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

b. Kreativitas guru matematika dalam membuat perencanaan strategi

dan media pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitiaan terhadap seluruh guru matematika yang menjadi subjek penelitian dapat diketahui bahwa pemilihan strategi dan media yang cocok dan tepat sasaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perencanaan pembelajaran. Sebagian besar guru menyatakan bahwa perencanaan strategi dan media pembelajaran sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mencari strategi yang cocok untuk menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa. Banyak materi dan contoh yang ada dalam buku sumber terlalu sukar untuk ukuran anak SMP/MTs, sehingga guru perlu berpikir untuk mencari strategi yang tepat agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diajarkan. Materi pelajaran yang sulit seperti geometri memerlukan metode khusus supaya siswa dapat dengan mudah memahaminya. Untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesuai untuk digunakan ketika akan menerangkan materi tersebut.

Kegiatan yang dilakukan guru dalam menentukan strategi dan media yang tepat antara lain dengan mencoba mencari tahu kemampuan/karakter masing-masing peserta didik sebelum menentukan strategi dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Peserta didik selalu dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan mengajar. Hal ini dilakukan guru untuk mencari strategi dan media yang paling cocok diterapkan di kelas sesuai dengan karakter siswa, dan tentu saja ketersediaan media tersebut di sekolah juga menjadi pertimbangan utama. Untuk menambah wawasan, beberapa guru sering mencari artikel pembelajaran di internet. Dengan semakin berkembang pesatnya teknologi terutama teknologi informasi, semua informasi apapun dapat dengan mudah ditemukan termasuk informasi tentang pembelajaran

Page 136: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxvi

matematika. Para guru juga tidak mau ketinggalan dengan semakin berkembang pesatnya teknologi informasi tersebut. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi internet untuk mencari model maupun strategi pembelajaran yang bervariasi untuk mencegah pembelajaran yang monoton.

Beberapa guru juga telah memiliki buku tentang model-model pembelajaran matematika. Di dalam buku tersebut telah berisi tentang materi beserta metode yang cocok untuk mengajarkan materi tersebut, sehingga guru tidak perlu repot memikirkan metode yang paling tepat untuk mengajarkan materi tersebut karena di dalam buku telah ada rincian materi beserta beberapa metode yang cocok untuk mengajarkan materi tersebut. Walaupun telah memiliki buku model pembelajaran matematika, ternyata guru belum bisa sepenuhnya menerapkanya dalam pembelajaran matematika. Guru beralasan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan berbagai metode bervariasi tersebut tidaklah sedikit, padahal guru juga dituntut untuk menyelesaikan materi tepat waktu. Selain itu, kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran matematika juga belum sepenuhnya tersedia di sekolah. Akhirnya guru tetap menggunakan metode konvensional atau biasa disebut metode ekspositori dalam mayoritas pembelajaran yang dilakukan dengan sesekali menyelingi menggunakan metode lainya seperti kooperatif atau penemuan.

Terdapat pula guru yang masih kurang begitu memperhatikan dalam kegiatan perencanaan strategi dan media pembelajaran yang akan digunakan. Sebagian dari mereka acuh pada tahap ini dan tetap menggunakan metode konvensional dalam mengajar, sehingga dalam setiap kegiatan pembelajaran sebagian guru tersebut hanya menggunakan metode ekspositori atau ceramah yang disertai tanya jawab dan media yang digunakan juga konvensional seperti kapur atau spidol. Sebagian guru tersebut beralasan bahwa metode ekspositori tersebut lebih efektif untuk digunakan, mengingat dalam pembelajaran matematika siswa tetap harus mendapat bimbingan dan penjelasan dari guru. Siswa juga masih sering menemui kesulitan apabila diminta untuk belajar mandiri. Metode ekspositori juga tidak memerlukan waktu yang banyak, sehingga materi dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Berdasarkan observasi terhadap RPP masing-masing guru dapat diketahui bahwa semua guru telah mencantumkan strategi/metode dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Beberapa

Page 137: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxvii

guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah mencantumkan beberapa metode yang bervariasi seperti metode diskusi, penemuan, dan kelompok yang akan digunakan dalam pembelajaran. Walaupun dalam penerapanya juga tidak sepenuhnya sama denga RPP yang telah disusun. Terdapat pula guru yang hanya mencantumkan metode ekspositori dan media pembelajaran konvensional seperti spidol dan penggaris dalam setiap pembelajaranya. Hal ini sangat wajar karena banyak sekolah kurang memiliki sarana yang mendukung seperti laptop dan LCD, sehingga dalam setiap pembelajaranya guru selalu menggunakan media konvensonal.

Selain berguna sebagai alat kontrol, sebenarnya persiapan mengajar juga berguna sebagai sebagai pegangan guru sendiri. Dengan perencanaan/Persiapan yang baik maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif. Dalam hal ini maka peserta didik harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan mengajar.

2. Kreativitas guru matematika dalam menerapkan KTSP pada tahap

pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, observasi, maupun dokumentasi dapat dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai kreativitas guru dalam pembelajaran matematika sebagai berikut.

a. Kreativitas guru matematika dalam kegiatan pendahuluan

pembelajaran.

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, semua guru kompak mengatakan bahwa pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik. Guru berusaha memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan para guru pada awal pembelajaran, antara lain dengan melontarkan beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah disampaikan sehingga mau tidak mau siswa akan selalu mempersiapkan diri dengan belajar dahulu di rumah, memberikan motivasi kepada siswa tentang aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari, dan memberikan alamat website yang berisi materi yang akan dipelajari, sehingga siswa bisa mencari tambahan informasi tentang materi pelajaran di internet. Terdapat pula guru yang pada tahap pendahuluan lebih menitikberatkan pada pengaturan lingkungan kelas, antara lain dengan pengaturan tempat duduk dimana

Page 138: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxviii

siswa yang bertubuh kecil disuruh duduk di depan dan siswa yang bertubuh besar dudukya di belakang. Hal tersebut dilakukan agar proses belajar mengajar bisa berjalan secara efektif tanpa adanya gangguan, seperti ada siswa yang tidak paham gara-gara kehalang tubuh teman yang duduk di depanya dan lain-lain sebagainya. Bahkan yang dilakukan guru lain untuk mengukur kesiapan siswa dalam belajar adalah dengan meminta siswa untuk mempresentasikan materi yang akan di sampaikan, sehingga siswa akan selalu mempersiapkan diri dengan belajar pada malam sebelumnya.

Terdapat hal menarik pula yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pendahuluan ini. Sebelum pembelajaran dimulai, guru tersebut memberikan sentuhan Islam di dalamnya. Sistem pembelajaran dengan memberikan sentuhan Islam ditandai dengan adanya kegiatan tadarus Al Qur’an sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Surat yang dibaca hanya beberapa ayat saja mengingat kegiatan tersebut hanya sebagai pendahuluan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi dari madrasah yang tidak hanya ingin menghasilkan SDM yang unggul semata, namun juga SDM yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Pada tahap pendahuluan guru juga meminta siswa mengumpulkan PR yang diberikan guru pada satu minggu/pertemuan sebelumnya. Terdapat kejadian menarik yang dilakukan salah seorang guru terhadap siswanya yang tidak mengerjakan/mengumpulkan PR. Guru tersebut tidak tinggal diam terhadap siswanya yang tidak mengerjakan PR tetapi memberi hukuman kepada siswa tersebut. Hukuman tersebut bukan berupa hukuman fisik seperti pukulan, push up, atau berdiri di depan kelas tetapi siswa tersebut diberi hukuman untuk membaca al-Quran di ruang BP. Pemberian hukuman tersebut tidak dilakukan pada saat jam pelajaran tetapi pada jam istirahat pertama dan kedua. Hal tersebut dimaksudkan agar pemberian hukuman tidak menghalangi siswa untuk menerima haknya sebagai siswa yaitu menerima pelajaran. Pemberian hukuman tersebut tentu saja tidak menghapus kewajiban siswa untuk mengumpulkan PR. Siswa yang tidak mengumpulkan PR pada hari itu tetap harus mengumpulkan pada hari berikutnya. Semakin lama siswa mengumpulkan maka nilainya juga akan semakin berkurang. Mungkin ini adalah salah satu contoh kegiatan yang patut untuk ditiru oleh pendidik lainya. Pemberian hukuman tidak harus berkaitan dengan hukuman fisik. Ada hukuman lain yang lebih mendidik dan bermanfaat selain hukuman fisik, salah satunya dengan pemberian hukuman

Page 139: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxxxix

membaca al-Quran tersebut.

Berdasarkan pengamatan, sebagian guru tersebut dalam tahap pendahuluan telah menunjukkan langkah-langkah apersepsi yang cukup baik, mulai dari salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebagian guru juga terlihat memberikan motivasi kepada siswa. Motivasi belajar siswa diterapkan antara lain melalui latihan-latihan soal, mengkomunikasikan/membagikan hasil ulangan harian, menggunakan media pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif. Selain itu cara memotivasi siswa juga dilakukan dengan memberikan pujian kepada siswa yang rajin mengerjakan soal di depan kelas. Pujian tersebut tidak harus dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan bisa dilakukan dengan isyarat, misalnya dengan senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan. Sebagian guru percaya motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Sebagian guru juga berupaya menjalin hubungan baik dengan semua siswa dengan memanfaatkan sedikit waktu untuk mengabsen siswa, juga mengadakan pendekatan dengan siswa dari bangku ke bangku untuk melihat hasil pekerjaan rumah (PR) siswa, seperti apa? mungkin pekerjaan siswa ada yang tidak sesuai dengan petunjuk, siswa semacam ini perlu dibimbing.

Walaupun demikian terdapat pula guru yang belum menunjukkan kreativitasnya dalam tahap ini. Dalam kaitannya dengan tahap pendahuluan, sebagian guru tersebut belum melaksanakan kegiatan yang mencerminkan kreativitasnya masing-masing. Mereka masih menggunakan cara-cara lama dalam tahap ini yaitu selalu mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang pelajaran yang lalu dan membahas/mengumpulkan PR. Malahan terdapat pula guru yang masuk kelas langsung memberi materi tanpa adanya kegiatan pendahuluan. Hal tersebut tidak patut untuk dicontoh oleh guru ataupun calon guru manapun. Bagaimanapun kegiatan pendahuluan tetap diperlukan untuk memberi bekal awal siswa sebelum menghadapi kegiatan inti pembelajaran, sehingga siswa lebih siap menerima materi yang akan diajarkan guru.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian guru telah memperlihatkan kreativitasnya dalam kegiatan pendahuluan, walaupun terdapat pula guru yang belum menunjukkan kreativitasnya dalam tahap ini.

b. Kreativitas guru matematika dalam kegiatan inti pembelajaran.

Page 140: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxl

Berdasarkan hasil penelitian dengan guru matematika dapat diketahui bahwa seluruh guru sebelum mengajar telah mempersiapkan materi secara matang. Sebagian guru telah berusaha menghindari gaya konvensional dalam setiap pembelajaran sehingga guru dalam menyampaikan materi tidak hanya menggunakan metode ceramah atau ekspositori saja tetapi juga menggunakan pendekatan dan metode lain yang lebih bervariatif sehingga memungkinkan siswa untuk semakin aktif dalam pembelajaran. Guru menganggap bahwa dirinya adalah teman belajar bagi siswanya. Guru juga menggunakan metode pembelajaran yang variatif sehingga suasana edukasi lebih hidup.

Terdapat hal yang menarik yang dilakukan guru dalam kegiatan ini yaitu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai sesuatu materi yang dianggap sulit baik secara langsung dalam

kelas maupun tidak langsung melalui kotak tanya yang diletakkan di meja guru. Hal ini dilakukan karena guru mengetahui banyak siswa yang kurang mempunyai keberanian untuk bertanya langsung di depan kelas. Sehingga dengan menggunakan kotak pertanyaan tersebut siswa tidak lagi malu untuk mengutarakan pertanyaan tentang materi yang belum dipahaminya. Hal ini merupakan bentuk kreativitas guru yang wajib ditiru di kalangan pendidik lainya.

Sebagian guru telah menggunakan metode yang cukup bervariatif pada saat kegiatan pembelajaran antara lain metode penemuan terbimbing, diskusi, kooperatif, dan ekspositori. Walaupun metode yang paling sering dipakai guru pada saat mengajar adalah metode ekspositori, tapi setidak-tidaknya guru telah mencoba menggunakan metode selain ekspositori untuk pembelajaran matematika. Bahkan terdapat juga guru yang hanya menggunakan metode ekspositori dalam setiap pembelajaranya. Pokoknya guru menjelaskan materi, memberi contoh, dan memberi latihan soal. Hal tersebut rutin dilakukan guru dalam setiap pembelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan sebenarnya keterampilan guru matematika dalam menggunakan media pembelajaran cukup baik, bahasa yang digunakan oleh guru jelas dan komunikatif serta hampir seluruh guru menunjukkan sikap keterbukaan dan keakraban dengan siswa sehingga siswa merasa tidak tegang selama mengikuti pelajaran matematika.

Media pembelajaran yang digunakan sebagian besar guru masih konvensional seperti spidol dan penggaris dalam setiap pembelajaranya. Hal ini sangat wajar karena sekolah-sekolah tersebut kurang memiliki

Page 141: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxli

sarana yang mendukung seperti laptop dan LCD. Kalaupun ada laptop atau LCD di sekolah, jumlahnya hanya satu dan itu untuk kegiatan-kegiatan sekolah seperti rapat dan seminar. Kebanyakan guru juga belum terbiasa menggunakan alat-alat tersebut, sehingga dalam setiap pembelajaranya guru lebih memilih menggunakan media konvensonal. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa sebenarnya sebagian sekolah telah memiliki lab khusus matematika. Terdapat beberapa media pembelajaran di sana, antara lain penampang irisan kerucut, penampang bangun ruang, bangun datar dan lain-lain sebagainya. Akan tetapi, ketersediaan alat peraga pembelajaran matematika tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru matematika. Walaupun demikian terdapat pula guru yang telah memanfaatkan media dengan baik seperti penggunaan laptop pada saat mengajar sehingga waktu tidak terbuang hanya untuk mencatat materi di papan tulis. Penggunaan media pembelajaran seperti jangka dan penampang bangun datar dan bangun ruang cukup membantu dalam pembelajaran khususnya geometri.

Berdasarkan pengamatan juga dapat diketahui bahwa pemberian motivasi belajar tidak hanya dilakukan pada saat kegiatan pendahuluan, tetapi juga pada saat kegiatan inti pembelajaran sedang berlangsung. Terdapat guru yang menyelipkan pemberian motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung, dalam penelitian ini ditemukan bahwa motivasi belajar siswa dilakukan melalui latihan-latihan soal, mengkomunikasikan/membagikan hasil ulangan harian, menggunakan media pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif, dan memberikan pujian kepada siswa yang rajin mengerjakan soal di depan kelas.

Guru juga ada yang menerapkan sistem tutor sebaya selama proses pembelajaran, sehingga terlihat siswa dalam pembelajaran antusias sekali dan tidak ada rasa takut dan segan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru jika menghadapi sesuatu yang sulit, bahkan kadangkala guru terlihat berdiskusi adu argumentasi dengan para siswa. Yang terpenting adalah bagaimana siswa siswa merasa senang dan siswa tidak merasa tertekan saat diajar matematika. Langkah yang ditempuh guru untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan sering menyelingi pembelajaran dengan guyonan-guyonan ringan, bercerita tentang sejarah ahli-ahli matematika maupun bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Dengan demikian guru tersebut berharap siswa dapat senang dalam belajar matematika dan pembelajaran yang dilakukan guru juga tidak monoton. Hal tersebut peneliti amati saat proses belajar mengajar

Page 142: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxlii

berlangsung. Walaupun demikian batas profesionalisme tetap terjaga.

Selama proses pelajaran, kelima guru selalu berkeliling kelas, mengadakan pendekatan dengan siswa dari bangku ke bangku yang lain ketika siswa mengerjakan tugas sambil melihat hasil pekerjaan siswa dan memeriksa pekerjaan siswa serta memberikan pengarahan-pengarahan secara individu. Guru senantiasa berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, kalau saat guru menerangkan materi yang esensial maka suasana menjadi serius, namun juga guru kadang kala melontarkan kalimat-kalimat yang membuat siswa tertawa tetapi masih dalam koridor materi tersebut. Suasana kelas yang seperti demikian akan membuat siswa semakin aktif dan suasana kelas menjadi hidup dan dengan keterlibatan siswa yang aktif selama proses pembelajaran.

Memang secara umum guru-guru terlihat kurang kreatif dan sebagian kecil saja yang kreatif. Rata-rata guru menerapkan peranan tradisional dalam mengajar. Mereka masih berpedoman bahwa guru masih sebagai sumber ilmu dan dalam penguasaan ilmu siswa harus menyalin catatan guru dan menghafalkannya tanpa melupakan titik dan komanya sekalipun. Sebagian besar guru juga selalu menggunakan metode ekspositori atau ceramah disertai tanya jawab dalam setiap pembelajaranya sehingga proses belajar mengajar menjadi monoton dan cenderung satu arah. Sebagian besar dari mereka beralasan bahwa siswa masih sering menemui kesulitan apabila diminta untuk belajar mandiri sehingga penggunaan metode ekspositori dinilai lebih efektif untuk digunakan, mengingat dalam pembelajaran matematika siswa tetap harus mendapat bimbingan dan penjelasan dari guru. Selain itu, penggunaan metode yang bervariatif seperti metode diskusi kelompok atau metode penemuan juga memerlukan waktu yang tidak sedikit, sementara materi yang harus diselesaikan guru sangat banyak. Padahal guru dituntut untuk menyelesaikan materi tersebut tepat waktu, sehingga mau tidak mau metode ekspositori adalah metode paling tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Dengan adanya program sertifikasi guru, diharapkan akan ada peningkatan kualitas guru kedepanya. Walaupun belum bisa dinikmati untuk sekarang ini, pasti suatu saat nanti akan banyak guru yang berkualitas di negeri ini. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkat pesatnya peminat orang untuk menjadi guru, sehingga kompetensi untuk menjadi guru juga semakin tinggi. Guru yang berkompeten akan menghasilkan pembelajaran yang kreatif.

Page 143: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxliii

c. Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan tahap akhir

pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian dengan guru matematika dapat diketahui bahwa pada kegiatan akhir pembelajaran guru tidak hanya memberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa mampu menyerap pelajaran yang telah diberikan tetapi bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan, mengulas terhadap materi pelajaran yang dianggap sulit, memberikan pekerjaan rumah baik itu berupa soal/pertanyaan maupun tugas membaca dirumah, menyisipkan kegiatan bimbingan belajar penguat sebagai motivasi belajar, dan mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang.

Hal yang lebih menarik lagi adalah terdapat guru yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan tentang materi yang belum dipahami, saran maupun kritik dan selanjutnya dimasukkan kedalam kotak yang disediakan oleh guru, kemudian pada pertemuan berikutnya soal tersebut digunakan sebagai bahan bahasan bersama peserta didik. Hal menarik lainya adalah terdapat guru yang menunjuk beberapa siswa secara acak untuk memberikan kritikan dan saran terhadap pembelajaran yang baru saja selesai. Hal tersebut adalah salah satu usaha yang dilakukan guru untuk mengidentifikasi kesilitan siswa dalam belajar. Dengan adanya saran maupun kritik dari siswa maka guru akan tahu kelemahanya dan berusaha untuk memperbaiki kemampuan mengajarnya.

Terdapat pula guru yang pada kegiatan akhir pembelajaran selalu meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di hand-out dan memberikan alamat situs internet yang berisi tentang sejarah ilmuwan Matematika dan juga soal-soal matematika yang disajikan secara ringan tetapi menarik. Guru telah menyediakan hand-out sebagai pegangan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak perlu lagi mencatat materi yang diberikan guru, karena materi yang diberikan guru telah ada di hand-out. Beliau juga beranggapan bahwa pembelajaran matematika di kelas akan menjadi lebih bermakna bila selepas pembelajaran, pada sore hari siswa mendapat tugas atau tertarik mencari bahan pelengkap pembelajaran matematika di internet. Sayangnya ide kreatif guru tersebut tidak bisa berjalan secara efektif. Hal tersebut dikarenakan sekolah belum memiliki akses internet pada setiap jaringan komputernya. Hanya sebagian kecil dari siswa saja yang sering atau dikatakan bisa

Page 144: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxliv

menggunakan internet. Walaupun materi pengenalan internet telah diberikan kepada siswa, tanpa adanya praktek penggunaan internet secara langsung juga percuma.

Walaupun demikian, terdapat pula guru yang tidak menganggap penting kegiatan akhir pembelajaran ini. Bahkan terdapat guru yang menghilangkan sama sekali kegiatan akhir ini, sehingga seluruh waktunya habis untuk melaksanakan kegiatan inti semua yaitu menerangkan materi terus-menerus sampai waktunya habis. Dengan demikian tidak ada kegiatan membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan. Padahal penarikan kesimpulan sangat penting untuk memperjelas pemahaman siswa tentang materi yang baru saja disampaikan guru. Tentu saja hal tersebut tidak patut untuk ditiru oleh guru manapun di Indonesia ini. Semoga dengan adanya program sertifikasi guru yang berdampak dengan semakin banyaknya orang yang berminat menjadi guru akan meningkatkan kualitas guru yang akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara menyeluruh.

3. Kreativitas guru Matematika dalam Menerapkan KTSP Pada Tahap

Penilaian Pembelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, observasi, maupun dokumentasi dapat dilakukan pembahasan hasil penelitian mengenai kreativitas guru dalam penilaian pembelajaran matematika sebagai berikut.

a. Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kelima guru matematika dapat diketahui bahwa penilaian merupakan bagian dari sistem pengajaran yang merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya mengukur pencapaian pembelajaran (mengukur pencapaian tujuan pengajaran) akhir. penilaian belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru orientasinya pada hasil belajar maupun kepada proses pembelajaran itu sendiri. penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan pada awal pembelajaran, guru selalu melontarkan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya membahas materi inti yang sudah dipelajari siswa sebelumnya, sehingga saat guru membahas para siswa cepat memahaminya. Setelah itu guru memberikan beberapa persoalan dipapan tulis dengan memberi kesempatan siswa secara bergilir untuk mengerjakan kedepan. Sedangkan evaluasi hasil

Page 145: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxlv

belajar dilaksanakan melalui ulangan harian, ulangan tengah/akhir semester, maupun ujian akhir nasional.

Semua guru mengetahui Aspek-aspek yang dinilai sesuai KTSP meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik tetapi pada kenyataanya belum sepenuhnya dilaksanakan. Sistem penilaian KBK atau KTSP untuk kelas 9 yang meliputi pemahaman, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah merupakan penjabaran dari aspek kognitif. Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaian 60 % atau lebih walaupun ada juga guru yang menetapkan batas ketuntasan minimal lebih dari 60%. Nilai ketuntasan minimum per-mata pelajaran ditetapkan berdasarkan tingkat kesulitan dan kedalaman kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik sehingga setiap mata pelajaran dapat berbeda batas minimal nilai ketuntasannya. Untuk mata pelajaran matematika penentuan KKM sebesar 60% termasuk kecil bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang rata-rata menentukan KKM sebesar 70%. Hal tersebut dapat dimaklumi karena matematika memang lebih sulit dari mata pelajaran lainya. Guru memberikan program remidi pada siswa yang tingkat pencapaiannya kurang dari 60 % atau tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan batasan dua kali remidi dan memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya lebih dari 60 %.

Dalam pengerian belajar tuntas (mastery learning), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Berdasarkan pengertian belajar tuntas tersebut seharusnya siswa yang belum mencapai KKM tetap diberikan remidi sampai siswa bisa tuntas. Tetapi sering setelah diberikan remidi 2x, terdapat siswa yang tetap belum tuntas. Guru tidak akan mungkin menghabiskan waktunya untuk mengulang-ulang remidi yang pada akhirnya tetap saja ada siswa yang belum bisa tuntas. Untuk itu, bagi siswa yang tidak bisa tuntas setelah ikut remidi 2x, guru terpaksa harus diberikan tugas sebagai nilai tambahan, walaupun ada juga guru yang sekedar mengarang nilai karena guru malas untuk memberikan tugas ataupun remidi. Sistem penilaian sekarang yang mengharuskan siswa memperoleh nilai minimum yang ditetapkan memang terlalu memberatkan kerja guru, sehingga guru yang malas akan memberikan nilai palsu sesuai KKM yang telah ditentukan.

Ada bermacam-macam penilaian yang dikembangkan oleh guru. Antara lain terdapat guru yang menggunakan sistem penilaian

Page 146: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxlvi

berkelanjutan, dimana penilaian dilakukan beberapa kali sampai peserta didik mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan. Penilaian dilakukan pada satu atau lebih Kompetensi Dasar. Kemudian hasil penilaian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial atau program pengayaan. Nilai akhir semester merupakan nilai kumulatif dari keseluruhan nilai perolehan selama satu semester yang terkait. Guru tersebut beranggapan bahwa peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka diajar dengan metode dan materi yang berurutan/berkelanjutan, mulai dari tingkat kompetensi awal mereka. Guru juga selalu mengkomunikasikan hasil prestasi belajar siswa antara lain melalui papan khusus yang tempatnya di depan ruang tata tertib dan ada pula yang langsung membagikanya di depan kelas.

Penilaian yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi dari siswa saja tetapi juga bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran, selanjutnya hasil dari penilaian dipergunakan untuk program perbaikan baik remidiasi bagi siswa maupun perbaikan pada proses pembelajaran itu sendiri. Dengan adanya evaluasi proses yang dilakukan guru, maka berbagai kelemahan atau kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar dapat dideteksi oleh guru. Selanjutnya dapat dilakukan perbaikan terhadap hal-hal yang kurang dalam pembelajaran tersebut.

Terdapat pula guru yang menggunakan sistem penilaian empat P yaitu penilaian performasi, proses, produk dan portofolio. Penilaian performasi yaitu siswa disuruh untuk melakukan unjuk kebolehan, misalnya presentasi hasil kerja kelompok dan mengerjakan soal di depan kelas. Penilaian proses yaitu penilaian terhadap ketekunan, rasa ingin tahu dan antusias belajar. Sedang penilaian produk dilakukan guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Penilaian portotofolio merupakan suatu cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk penilaian secara umum yang digunakan guru meliputi ulangan harian, tugas, mid, dan ujian. Hanya saja bentuk tugas maupun ulangan harian diserahkan kepada masing-masing guru pengampu, sehingga walaupun format penilaian sama tetapi bentuk instrumenya bisa berbeda-beda.

b. Kreativitas guru matematika dalam mengembangkan alat penilaian

Page 147: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxlvii

pembelajaran.

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat diketahui

bahwa dalam pengembangan alat penilaian terdapat guru yang telah

membuat suatu hal yang baru, yakni dalam penilaian harian telah

mempergunakan teknologi komputer dengan sistem jaringan, dengan

sistem ini siswa mengerjakan soal yang telah diprogramkan guru dalam

komputer. Siswa tinggal membukanya dan mengerjakannya. Soal dan

lembar jawaban yang berupa pilihan ganda telah ada dalam komputer.

Soal dibuat acak untuk mengantisipasi siswa agar tidak mudah mencotek

pekerjaan temanya. Setelah selesai tinggal proses penilaian dan sekaligus

siswa telah memperoleh keterangan dari hasil belajarnya. Selanjutnya

siswa yang mendapatkan nilai kurang memenuhi standar ketuntasan

diberikan kesempatan untuk mengikuti remidiasi sebanyak dua kali.

Terdapat pula guru yang mengembangkan alat penilaian tidak

hanya menitikberatkan pada aspek kognitif saja, tetapi telah

mengembangkan alat penilaian dari aspek afektif dan psikomotorik juga,

yaitu berupa lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang dinilai

untuk menilai aspek afektif dan tes unjuk kerja untuk menilai aspek

psikomotorik. Walaupun jumlah instrument tes afektif maupun

psikomotorik tidak sebanyak instrument tes kognitif tetapi hal tersebut

patut dicontoh oleh guru lain. Guru juga perlu membuat instrumen tes

untuk mengukur aspek afektif dan psikomotorik. Sedangkan beberapa

guru yang lain masih tetap mempergunakan alat penilaian berupa tes

tertulis saja dan hanya mengukur aspek kognitif. Fasilitas yang kurang

mendukung di sekolah menjadi salah satu penyebab guru belum

mengembangkan sistem penilaian dengan maksimal.

Secara umum, alat penilaian yang digunakan guru antara lain tes

tertulis untuk melaksanakan ulangan harian/kuis dan ulangan

tengah/akhir semester. Ulangan harian dilakukan secara periodik pada

akhir pembelajaran KD tertentu dan ulangan/akhir semester dilakukan

dengan menggabungkan beberapa KD dalam satu waktu. Selain tes

Page 148: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxlviii

tertulis, guru juga memberikan tes lisan. pertanyaan lisan digunakan

untuk mengukur pemahaman terhadap konsep pembelajaran secara

singkat, Selain itu juga ada tugas individu dan tugas kelompok.

Selain mengadakan penilaian dengan tes tertulis, terdapat juga

guru yang mengadakan penilaian tatap muka. Siswa dites satu persatu

dan siswa yang tidak sedang dites berada di luar kelas. Hal tersebut

dilakukan untuk mengetahui secara pasti kemampuan sebenarnya dari

peserta didik. Menggunakan tes tertulis terkadang dirasa kurang valid

untuk mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya karena berbagai

alasan antara lain terdapat siswa yang menyontek dan yang lainya.

Semua guru mengerti bahwa aspek-aspek yang dinilai sesuai

KTSP ada 3 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tetapi pada

kenyataanya guru kurang begitu peduli tentang penilaian afektif dan

psikomotorik. Walaupun beberapa sekolah juga mencantumkan nilai

afektif atau psikomotorik di dalam buku raport tetapi kebanyakan guru

belum mengembangkan alat penilaian afektif ataupun psikomotorik

sehingga bisa dipastikan kebanyakan guru hanya mengarang dalam

memberikan nilai afektif. Kebanyakan guru menganggap bahwa yang

paling penting dinilai adalah aspek kognitif. Berkaca pada rumitnya

sistem penilaian dalam raport, akhirnya mulai sekarang format penilaian

raport kembali seperti semula yaitu hanya menyertakan satu nilai saja

disertai dengan KKM yang harus siswa peroleh.

D. Pengujian Kredibilitas Data dan Hasil Penelitian

Pengujian kredibilitas data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan triangulasi. Penelitian ini diperpanjang secara formal sampai dua kali, dengan pertimbangan periode 1 data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum kredibel. Belum memadai karena belum dapat merumuskan masalah yang dihadapi, belum kredibel karena sumber data yang diperoleh pada tahap 1 belum konsisten, masih berubah-ubah. Secara nonformal dilakukan dengan cara berdiskusi dengan informan tanpa harus datang ke sekolah karena sebagian informan rumahnya dekat dengan peneliti dan adapula yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan peneliti, sehingga proses pengumpulan data tidak harus dilakukan di sekolah. Dengan perpanjangan

Page 149: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cxlix

pengamatan tersebut maka data yang diperoleh telah jenuh. Peneliti juga selalu berupaya untuk meningkatkan ketekunan dalam penelitian. Sebagai bekal untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan-temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau tidak. Trianggulasi dilakukan melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Trianggulasi sumber dilakukan dengan membandingkan informasi yang diperoleh dari guru, siswa, ataupun dokumen pembelajaran berbasis KTSP. Trianggulasi metode diakukan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari metode pengumpulan data baik wawancara, observasi, maupun dokumentasi sehingga diperoleh data yang tidak saling bertentangan. Data yang digunakan adalah data yang sama saat dilakukan trianggulasi metode maupun triangulasi sumber. Data yang berlawanan atau tidak sama akan dibuang karena data tersebut tidak valid. Penggunaan pengujian kredibilitas data tersebut memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang valid sehingga data tersebut diharapkan akan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Pengujian kredibilitas hasil penelitian dilakukan dengan pengecekan melalui diskusi dan kecukupan referensi. Diskusi dilakukan dengan cara mengekspos hasil penelitian sementara dan mendiskusikanya dengan teman sejawat/kuliah baik teman satu angkatan maupun kakak tingkat di pendidikan matematika UNS yang peneliti pandang memiliki kompetensi dalam masalah penelitian. Dengan pengalaman teman-teman yang sekarang masih aktif mengajar di SMP/MTs memberikan cukup masukan maupun pengecekan terhadap hasil penelitian ini. Apabila ada hasil penelitian yang tidak sesuai dengan kenyataan di sekolah maupun terjadi sesalahan saat menganalisis data, semua itu dilakukan uji hasil penelitian melalui diskusi tersebut. Untuk menguji keabsahan hasil penelitian juga dilakukan dengan memperbanyak referensi yang diperoleh dari teman yang mengerti tentang permasalahan penelitian dan referensi yang diperoleh selama penelitian seperti rekaman wawancara, catatan-catatan harian di lapangan, maupun dokumen-dokumen perangkat pembelajaran berbasis KTSP. Dengan adanya uji kredibilitas hasil penelitian tersebut, maka kesalahan-kesalahan peneliti saat analisis data dapat dihindari.

E. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan seoptimal mungkin

sehingga diperoleh data yang paling akurat. Namun demikian, masih dirasakan

terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dari penelitian ini, antara lain :

Page 150: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cl

1. Terdapat beberapa ketidaksesuian antara jawaban narasumber pada saat

wawancara dengan observasi maupun dokumentasi. Hal ini berakibat pada

saat dilakukan trianggulasi data, terdapat perbedaan jawaban antara hasil

wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Oleh karena itu, peneliti hanya

menggunakan data-data yang sejalan dari ketiga metode pengumpulan data

tersebut.

2. Posisi peneliti yang masih berstatus sebagai mahasiswa S1 sedangkan subjek

penelitian yang telah berprofesi sebagai guru menyulitkan peneliti untuk

mengejar jawaban atau data secara lebih rinci serta sulitnya memperoleh

kepercayaan dan ijin penelitian baik dari guru maupun pihak sekolah.

3. Subjektifitas peneliti dalam penelitian kualitatif mungkin sangat sulit untuk

dihindari. Adanya subjektifitas peneliti selama proses analisis data mungkin

akan mempengaruhi objektifitas hasil penelitian.

Page 151: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cli

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan landasan teori yang didukung oleh hasil penelitian serta mengacu pada tujuan penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Kreativitas guru matematika dalam tahap perencanaan pembelajaran

matematika dapat dilihat dari dua hal pokok yaitu perencanaan perangkat

pembelajaran dan perencanaan strategi pembelajaran.

1. Kreativitas guru dalam perencanaan perangkat pembelajaran dapat dilihat

dari kegiatan masing-masing guru selama proses penyusunan perangkat

pembelajaran tersebut. Terdapat guru sebelum menyusun program

pengajaran seperti silabus/RPP selalu membuat daftar pokok bahasan dan

tujuan yang ingin dicapai siswa setelah mempelajari pokok bahasan

tertentu. Terdapat pula guru yang lebih menitikberatkan pada penentukan

batas pencapaian yang harus anak kuasai setelah menyelesaikan satu atau

beberapa kompetensi dasar tertentu. Semua guru sepakat bahwa selain

berguna sebagai alat kontrol, maka persiapan mengajar juga berguna

sebagai pegangan guru sendiri. Dengan perencanaan/Persiapan yang baik

maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.

2. Kreativitas guru dalam perencanaan strategi dan media pembelajaran

terlihat dari usaha guru yang berusaha mencari strategi dan media yang

cocok untuk menjelaskan materi pelajaran yang dianggap sulit dipahami

siswa. Usaha-usaha guru tersebut antara lain dengan mencoba mencari

tahu kemampuan/karakter masing-masing peserta didik sebelum

menentukan strategi dan media yang akan digunakan dalam

pembelajaran. Sebagian Guru juga mencari artikel pembelajaran di

internet dan membeli buku tentang model-model pembelajaran

matematika untuk menambah wawasan dalam pembelajaran matematika.

Dengan pemilihan strategi dan media pembelajaran yang tepat,

diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang

Page 152: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

clii

dianggap sulit.

2. Kreativitas guru matematika dalam tahap pembelajaran matematika dapat

dilihat dari tiga hal pokok yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir pembelajaran.

a. Kreativitas guru matematika dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan

antara lain memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi

pertemuan sebelumnya, memberikan motivasi kepada siswa tentang

aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari, dan memberikan alamat

website yang berisi materi yang akan dipelajari sehingga siswa bisa

mencari tambahan informasi materi pelajaran di internet. Terdapat pula

guru yang pada tahap pendahuluan lebih menitikberatkan pada

pengaturan lingkungan kelas, antara lain dengan pengaturan tempat

duduk dimana siswa yang bertubuh kecil duduknya di depan. Adapula

guru yang memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan

PR berupa kewajiban membaca al-Quran saat jam istirahat. Terdapat

pula guru yang mengawali pembelajaran dengan kegiatan tadarus Al-

Quran terlebih dahulu.

b. Kreativitas guru dalam melaksanakan tahapan inti pembelajaran terlihat

ketika guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebagian guru dalam

menyampaikan materi tidak hanya menggunakan metode ekspositori

saja, tetapi telah menggunakan pendekatan dan metode lain yang

memungkinkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran walaupun porsinya

tidak sebanyak metode ekspositori. Metode tersebut antara lain metode

kooperatif, diskusi, dan penemuan terbimbing. Walaupun demikian

terdapat pula guru yang hanya menggunakan metode ceramah dalam

setiap pembelajaranya. Pemberian motivasi dilakukan guru melalui

latihan-latihan soal dan cerita tentang sejarah ahli matematika atau hal-

hal yang berkaitan dengan matematika. Pemberian selingan yang berupa

gurauan ringan juga dilakukan sebagian guru untuk menghindari siswa dari kebosanan saat belajar matematika.

Page 153: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cliii

c. Kreativitas guru dalam mengakhiri pembelajaran antara lain membuat

kesimpulan tentang materi yang baru saja disampaikan, meugulas materi

pelajaran yang dianggap sulit, dan memberikan pertanyaan lisan kepada

siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

materi yang telah disampaikan. Guru juga memberikan pekerjaan rumah

baik itu berupa soal maupun tugas membaca dirumah. Hal yang menarik

adalah terdapat guru yang meminta siswa membuat pertanyaan tentang

materi yang belum dipahaminya, saran, maupun kritik dalam selembar

kertas dan dikumpulkan, sebagian soal akan dibahas pada pertemuan

berikutnya. Hal menarik lainya adalah terdapat guru pada setiap akhir

pembelajaran menunjuk siswa secara acak untuk memberikan kritikan

dan saran terhadap pembelajaran yang baru saja selesai.

3. Kreativitas guru matematika pada tahap penilaian pembelajaran dapat dilihat

dari dua hal yaitu sistem penilaian dan pengembangan alat penilaian yang

digunakan.

a. Kreativitas guru dalam penilaian dapat dilihat dari sistem penilaian yang

digunakan. Terdapat guru yang menggunakan sistem penilaian

berkelanjutan, dimana penilaian dilakukan beberapa kali sampai peserta

didik mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan. Penilaian tidak hanya

bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi dari siswa saja tetapi juga

bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran. Semua guru

mengetahui Aspek-aspek yang dinilai sesuai KTSP meliputi aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik tetapi pada kenyataanya belum

sepenuhnya dilaksanakan. Sistem penilaian KBK atau KTSP untuk kelas

9 yang meliputi pemahaman, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan

masalah merupakan penjabaran dari aspek kognitif. Bentuk-bentuk

penilaian yang digunakan oleh guru secara garis besar adalah ulangan

harian, tugas, mid, dan ujian. Adapun untuk pelaksanaan dan

pengembangan alat penilaian diserahkan kepada guru masing-masing.

b. Kreativitas guru dalam mengembangkan alat penilaian pembelajaran

Page 154: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

cliv

matematika dapat dilihat dari alat penilaian yang digunakan. Dalam

pengembangan alat penilaian ini terdapat guru yang telah membuat suatu

terobosan baru, yakni mempergunakan teknologi komputer dengan

sistem jaringan, dengan sistem ini siswa mengerjakan soal yang telah

diprogramkan guru dalam komputer. Selain mengadakan penilaian

dengan tes tertulis, terdapat juga guru yang mengadakan penilaian tatap

muka. Selain itu guru juga membuat instrument penilaian berupa lembar

pengamatan untuk menilai aspek afektif dan tes unjuk kerja untuk

menilai aspek psikomotorik. Selain itu terdapat juga guru yang

menggunakan penilaian empat P yaitu penilaian performasi, proses,

produk dan portofolio. Sedangkan guru yang lainya belum

mengembangkan alat penilaian secara maksimal dan masih

mempergunakan alat penilaian konvensional yaitu berupa tes tertulis

saja.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikaji implikasinya sebagai berikut.

1. Sekolah perlu memperhatikan kemampuan dan keterampilan guru dalam

menyusun perencanaan pembelajaran matematika. Guru perlu mendapatkan

motivasi berkala melalui pembinaan, jika perlu sekolah mengadakan seminar

dan pelatihan. Mengikutsertakan guru dalam diklat atau penataran-penataran

penyusunan perencanaan pembelajaran, mengingat Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) merupakan suatu yang baru.

2. Peningkatan kemampuan guru dalam proses pembelajaran yang merupakan

inti dari pembelajaran perlu mendapat prioritas utama. Jika memungkinkan

untuk mendapatkan gambaran nyata dari bentuk-bentuk proses pembelajaran

yang ideal, sekolah perlu mengambil kebijakan untuk mengadakan studi

banding ke sekolah yang dipandang mempunyai mutu lebih baik. Selain itu

sekolah juga harus melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam

Page 155: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

clv

pembelajaran matematika seperti alat peraga maupun media elektronik seperti

laptop dan LCD sebagai tuntutan perkembangan zaman.

3. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam penyusunan perangkat

penilaian pembelajaran matematika, baik itu sistem penilaian maupun alat

penilaian yang digunakan, sekolah perlu memberikan pengetahuan dan

pembekalan keterampilan dalam mengembangkan tujuan dari penilaian

maupun keterampilan dalam mengembangkan alat penilaian, sekolah perlu

mengambil kebijakan dengan melengkapi sarana dan prasarana serta memberi

kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan dalam pengoperasian

komputer sebagai sarana pengembangan alat penilaian.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan serta implikasi hasil penelitian tersebut, disarankan kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut.

1. Pihak pemerintah khususnya yang menaungi bidang pendidikan di Indonesia

sebaiknya lebih meningkatkan sosialisasi serta penataran-penataran tentang

KTSP bagi guru maupun bagi semua pihak yang terlibat dalam proses

pendidikan termasuk orang tua siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

pemahaman guru maupun semua pihak yang terlibat terhadap KTSP sehingga

dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal.

2. Pihak sekolah sebaiknya lebih meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana

sekolah sehingga dapat menunjang proses pembelajaran.

3. Guru sebaiknya lebih meningkatkan kualitas diri dengan selalu mengikuti

perkembangan pengetahuan mutakhir misalnya dalam menggunakan metode

mengajar yang bervariasi yang dapat mengatasi keheterogenan siswa di kelas,

mempelajari karakter dan potensi siswa yang bervariasi, serta dalam

memanfaatkan multimedia sebagai penunjang proses pembelajaran.

4. Siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran sebaiknya lebih menyadari tugas

dan tanggung jawabnya sebagai pelajar untuk dapat belajar mandiri dan terus

mengembangkan potensi diri.

Page 156: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

clvi

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com

BSNP. 2006. panduan penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan

menengah. http//www.scribd.com/doc/21683353/KTSP-BSNP. Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Depdiknas. 2003. UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/177.pdf, diakses Januari 2008.

---------. 2005. Peraturan Pemerintah RI nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan, http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/177.pdf, diakses Januari 2008.

---------. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006,

http://www.dikdasmen.org/files/uu/30PermenNo24Th2006.pdf, diakses Januari 2008.

---------. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006,

http://www.dikdasmen.org/files/uu/30PermenNo24Th2006.pdf, diakses Januari 2008.

---------. 2008. Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri Sekolah

Standar Nasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Mengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

E. Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Enny Semiawan, S. Munandar, CU Munandar. 1984. Memupuk Bakat dan

Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Gramedia. H.B. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: Universitas

Sebelas Maret. Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 157: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

clvii

Muhamimin, dkk. 2008. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Satuan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Nur Puji Lestari. 2008. Kesiapan Guru Matematika SMA Negeri Dalam

Pelaksanaan KTSP di Kota Surakarta. Skripsi, Surakarta: UNS Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Purwoto. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press. Suara Pembaharuan Daily. 2003. KTSP Membuat Guru Kreatif,

www.erlangga.co.id/index.php, diakses Januari 2008. Udin S. Winataputra. 2006. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas

Terbuka. Utami Munandar. 2004. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah

Menengah. Jakarta: PT. Gramedia.

Page 158: KREATIVITAS GURU MATEMATIKA DALAM MENERAPKAN …/Kreati...iii abstrak anwar suhada, k. 1304017. kreativitas guru matematika madrasah tsanawiyah (mts) negeri dalam menerapkan kurikulum

clviii