kreatinin lagi.docx
Transcript of kreatinin lagi.docx
Ginjal, yaitu sistem penyaringan alami tubuh kita, melakukan banyak
fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa
metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh,
dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter
darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, senyawa kimia yang
ampas disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan)
sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut
sebagai glomeruli.
Salah satu bahan ampas yang disaring oleh glomeruli adalah senyawa yang
disebut kreatinin. Kreatinin adalah bahan ampas dari metabolisme tenaga otot,
yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal dari darah ke air seni. Jadi jumlah
kreatinin yang dikeluarkan ke air seni selama beberapa jam dapat menunjukkan
tingkat kerusakan (bila ada) pada glomeruli. Tes ini disebut sebagai keluaran
kreatinin (creatinine clearance), dan hasil tes ini dapat kurang lebih sama dengan
GFR.
Namun tes tetap agak rumit. Oleh karena itu, sekarang umumnya GFR
diestimasikan (eGFR) berdasarkan tingkat kreatinin dalam darah. Kemudian, eGFR
dihitung dengan memakai salah satu dari beberapa rumusan, yang memakai variabel
terkait usia, jenis kelamin dan (kadang) ras dan/atau berat badan. Juga ada rumusan
khusus untuk anak, yang memakai variabel lain. Hasil diungkap sebagai volume darah
yang disaring dalam mL/menit.
Hasil tes GFR menunjukkan kerusakan pada ginjal, sebagaimana berikut:
Tahap Penyakit Ginjal Kronis
Stadium GFR Gambaran
1 ≥90 Normal
2 60-89 Fungsi ginjal sedikit berkurang
3 30-59Penurunan fungsi ginjal sedang, ± bukti
kerusakan lain
4 15-29 Penurunan fungsi ginjal berat
5 <15 Kegagalan ginjal
Karena dipengaruhi oleh masalah lain, tingkat BUN yang tinggi secara
sendiri tidak tentu menandai masalah ginjal, tetapi memberi kesan adanya.
Sebaliknya, tingkat kreatinin yang tinggi dalam darah sangat spesifik menandai
penurunan pada fungsi ginjal.
Ketidakmampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagai
tanggapan pada perubahan dalam konsumsi cairan, yang ditandai oleh tes
osmologi dapat menandai penurunan pada fungsi ginjal. Karena ginjal yang sehat
tidak mengeluarkan protein pada air seni, tetap ada protein dalam air seni juga
menandai beberapa jenis penyakit ginjal.
Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu
kreatinin dianggap lebih sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit
ginjal dibandingkan uji dengan kadar nitrogen urea darah (BUN). Sedikit
peningkatan kadar BUN dapat menandakan terjadinya hipovolemia (kekurangan
volume cairan); namun kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi indikasi
kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi
glomerulus.
Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah :
gagal ginjal akut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati
diabetik, pielonefritis, eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi,
penurunan aliran darah ke ginjal (syok berkepanjangan, gagal jantung kongestif),
rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung kemih, testis, uterus,
prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein (mis. daging sapi [kadar
tinggi], unggas, dan ikan [efek minimal]).
Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah :
Amfoterisin B, sefalosporin (sefazolin, sefalotin), aminoglikosid (gentamisin),
kanamisin, metisilin, simetidin, asam askorbat, obat kemoterapi sisplatin,
trimetoprim, barbiturat, litium karbonat, mitramisin, metildopa, triamteren.
Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada : distrofi otot (tahap akhir),
myasthenia gravis. Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan kreatinin
dan BUN hampir selalu disatukan (dengan darah yang sama). Kadar kreatinin dan
BUN sering diperbandingkan. Rasio BUN/kreatinin biasanya berada pada kisaran
12-20. Jika kadar BUN meningkat dan kreatinin serum tetap normal,
kemungkinan terjadi uremia non-renal (prarenal); dan jika keduanya meningkat,
dicurigai terjadi kerusakan ginjal (peningkatan BUN lebih pesat daripada
kreatinin). Pada dialisis atau transplantasi ginjal yang berhasil, urea turun lebih
cepat daripada kreatinin. Pada gangguan ginjal jangka panjang yang parah, kadar
urea terus meningkat, sedangkan kadar kreatinin cenderung mendatar, mungkin
akibat akskresi melalui saluran cerna.
Rasio BUN/kreatinin rendah (<12)>20) dengan kreatinin normal dijumpai
pada uremia prarenal, diet tinggi protein, perdarahan saluran cerna, keadaan
katabolik. Rasio BUN/kreatinin tinggi (>20) dengan kreatinin tinggi dijumpai
pada azotemia prarenal dengan penyakit ginjal, gagal ginjal, azotemia pascarenal.