Kreasi Kerajinan Kertas Koran Bekas Dari Yogyakarta
Transcript of Kreasi Kerajinan Kertas Koran Bekas Dari Yogyakarta
Kreasi Kerajinan Kertas Koran Bekas dari Yogyakarta
Yogyakarta sebagai kota budaya dikenal dengan beraneka ragam hasil kerajinan
tangan. Bahan baku yang biasa digunakan untuk kerajinan tangan pun beraneka
ragam, mulai dari perak, berbagai macam kayu, berbagai macam kain, dll. Barang
kerajinan yang diproduksi pun tak kalah ragamnya, mulai dari perhiasan, tas,
sandal, hingga miniatur-miniatur yang menarik.
Kreatifitas masyarakat Yogyakarta boleh dibilang tak pernah redup ditelan jaman.
Kini dengan semakin merebaknya informasi tentang pemanasan global, orang-
orang kreatif pun berlomba-lomba mencari inovasi untuk memanfaatkan barang-
barang bekas untuk menjadi barang yang bisa dipakai kembali. Salah satu inovasi
yang memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas adalah kerajinan dengan
bahan baku kertas koran.
Mungkin sebagian dari kita akan mengernyitkan dahi ketika mendengar ada
sandal yang terbuat dari kertas koran. Namun berkat kreatifitas dan ketekunan,
kini telah ada sandal dengan bahan baku utamanya berupa kertas koran yang
tentunya awet, kuat, dan tahan lama. Tidak hanya sandal saja yang bisa dibuat dari
kertas koran. Berbagai macam tas dengan ukuran dan model yang bervariatif pun
bisa Anda miliki. Selain itu, ada pula tas laptop yang unik dengan bahan baku
kertas koran, dan tempat tisu yang akan menambah eksotik meja tamu rumah
Anda.
Beberapa Contoh Produk Kerajinan kertas koran bekas
Kerajinan dari kertas koran ini pun tidak bisa dipandang sebelah mata, karena
produk kerajinan ini telah sampai ke Amerika Serikat. Hal tersebut tidaklah
mengherankan, karena kini dimanapun Anda berdomisili, Anda bisa mendapatkan
berbagai macam hasil kerajinan dari kertas koran tanpa perlu datang langsung ke
Yogyakarta. Dengan memanfaatkan fasilitas internet, Anda bisa memesan
berbagai macam kerajinan tersebut melalui contact support bisnisukm.com.
PROSES PEMBUATAN GERABAH KERAJINAN TANGAN
KHAS PULAU LOMBOK
Banyak orang yang pintar berkarya dan dari hasil karya tersebut mereka bisa
melanjutkan hidup mereka walau tidak jarang dari mereka meraih sukses dari
karya tersebut, sebagai ontoh kerajinan tangan. Kerajinan tangan mempunyai
keunikan tersendiri, jadi tidak heran apabila terkadang kerajinan tangan lebih
mahal bahkan sangat mahal. Di pulau Lombok populer dengan kerajinan tangan
gerabah, tenun, ukir-ukiran kayu maupun batu, mas dan mutiara. Banyak desa
yang menghasilkan kerajinan tangan hingga turun temurun seperti desa
banyumulek yang terkenal dengan desa gerabah, desa sukarare yang terkenal
dengan tradisional tenunnya, dan desa Labuapi yang terkenal dengan ukir-
ukirannya.
Sekitar setengah jam dari Kota Lombok, aku menuju ke Kecamatan Banyumulek,
Lombok Barat. Di sana lah banyak terdapat para pengrajin gerabah khas Lombok.
Aku berjalan kaki melewati tumpukan jerami, menuju langsung ke rumah salah
satu penduduk yang sedang membuat gerabah. Di sana, aku mengetahui proses
pembuatannya dari mulai pencampuran tanah liat dengan pasir dan air, kemudian
membentuknya, mengeringkan, membakarnya, dan terakhir menghiasnya. Untuk
mempercantiknya, gerabah tersebut dapat dicat warna-warni, dianyam, dilukis,
atau ditempel dengan kulit telur. Ternyata, bukan cuma aku yang tertarik dengan
kerajinan gerabah ini. Banyak turis-turis mancanegara yang mengunjungi desa ini
untuk melihat proses pembuatan gerabah.
Setelah mengamati proses pembuatannya, aku menghampiri salah satu pengrajin
yang sedang melakukan finishing touch pada gerabah itu. Mereka sedang
menghias gerabah-gerabah sesuai pesanan.
Pengrajin yang sedang menghias gerabah, dengan baik hati mengajariku.
Walaupun jadinya hancur, tapi aku senang karena aku bisa melukis nama ku di
gerabah yang berbentuk piringan itu. Hasilnya, boleh aku bawa pulang.
Beruntungnya, aku dan yang lain dibungkusin oleh2 gerabah
Aku sempatkan untuk mampir ke sebuah Artshop. Tempat gerabah-gerabah itu
dijual. Hasil nya bermacam2. Gerabah2 itu ada yang berupa guci (tempat
menyimpan air), lampu hias, peralatan makam, hiasan dinding, tempat lilin, dan
lain-lain. Harga nya pun cukup terjangkau. Paling murah ada yang Rp 5000an
(tatakan gelas) sampai 80ribu an (lampu hias). Murah yah, bahkan harga nya bisa
lebih murah lagi kalau ditawar. Selain di jual di artshop, gerabah-gerabah ini juga
bisa dipesan sesuai dengan yang diinginkan. Sebagian ada pula yang di kirim ke
Bali atau pulau Jawa. Tapi, sayang, sekarang ini, permintaannya sudah semakin
menurun. Maka tak jarang, para penjual, menjual murah gerabah-gerabah cantik
itu.
Sejarah Gerabah
Barang-barang tembikar yang lebih dikenal dengan nama “ Gerabah” menjadi
salah satu bentuk buah karya dan sekaligus tradisi nenek moyang turun-temurun
yang pernah ada dan sampai sekarang masih dipertahankan sebagai suatu keahlian
penduduk setempat yang telah diakui dunia. Dulu gerabah biasa digunakan untuk
menyimpan beras, garam dan bumbu-bumbuan disamping digunakan untuk tujuan
memasak.
Pembuatan gerabah merupakan pekerjaan ibu dan anak perempuan , sebaliknya
menjual dan membawa ke pasar adalah tugas ayah dan anak lelaki. Namun seiring
kemajuan zaman yang begitu cepat dimana sebagain besar ayah dan anak laki-laki
ambil bagian dalam pembuatan gerabah bekerja bersama-sama untuk memperoleh
hasil yang maksimal dan kualitas yang bagus.
Membuat sebuah pot sederhana saja tidak semudah orang-orang pikirkan karena
membutuhkan proses berliku dan lama, sebagai informasi, kami ketengahkan
cara-cara pembuatan gerabah ini sebagai berikut:
1. Proses Pencarian tanah liat
Butuh inspeksi yang teliti untuk mendapatkan tanah liat terbaik yang
sesuai dengan kualitas standart. Tanah liat yang bagus tidak harus berasal
dari desa penghasil gerabah namun berasal dari desa terdekat. Tanah liat
tidak serta merta langsung digunakan tapi butuh ketelitian yang mendalam
dan memastikan kalau tanah liat tidak bercampur batu-batu kecil dan
kotoran.
2. Proses Pengeringan
Setelah inspeksi, tanah liat dipotong-potong seperti kubus dan dijemur di
bawah sinar matahari, butuh sekitar 3 atau 4 hari. Bila potongan kubus-
kubus tersebut sudah kering, kemudian ditumbuk jadi seperti adonan
tepung yang lembut dan disimpan sebelum digunakan sebagai adonan.
Yang paling menarik untuk disaksikan tidak ada alat-alat modern yang
mendukung dalam pembuatan gerabah, tapi lapisa-lapisan tanah liat terus
ditambahkan dari jumlah adonan asli sementara para pengrajin gerabah
memutar benda/alat yang digunakan sampai terbentuk benda yang
diinginkan, kendati bentuknya seperti sudah jadi namun sebenarnya belum
selesai, lalu ada juga pengrajin yang ditugaskan khusus untuk mendekorasi
setelah itu benda/pot yang dimaksudkan dibiarkan kering di tempat yang
tidak terlalu banyak kena sinar matahari.
3. Proses Mempernis dengan minyak kelapa
Benda/pot yang sudah dipernis adalah kombinasi minyak kelapa dan
dibiarkan kering sebelum di kerik/digosok dengan batu hitam atau alat-alat
tradisisonal lainnya karena itu permukaannya kelihatan mengkilat dan lagi
dikeringkan diterik sinar matahari dan itu butuh satu hari bahkan juga
digosok halus di pertengahan siang hari untuk menambah kilauannya.
4. Proses Pembakaran
Benda/pot siap untuk dibakar and dikumpulkan kedalam oven terbuka
yang ditutupi jerami padi yang dibakar selama lebih dari 4 jam dan
temperature produksinya sekitar 400 sampai 800 derajat Celsius
5. Proses Pewarnaan
Pekerjaan terakhir adalah memilih warna yang tepat , bila warna merah tua
yang dikehendaki dilapisi dengan sari biji asam dan bila warna merah
jentik yang dikehendaki, cukup jentikkan dengan sekam.
Sejak pelatihan dilaksakan secara intensif, dengan sendirinya para
pengarjin gerabah lebih kreatif dalam membuat pola, bentuk serta motif
yang diinginkan, jadi mereka telah siap berkompetisi memberikan hasil
karya terbaik dengan kualitas hebat di pasar bisnis dunia.
Ada 3 desa penghasil gerabah yang terkenal di Lombok, sebut saja
Banyumulek di Lombok Barat, Penujak di Lombok Tengah dan Penakak
di Lombok Timur, masing-masing memiliki keunikan serta ciri khas
tersendiri.
CONTOH KARYA KERAJINAN TANGAN
NUSANTARA
(TUGAS MATA KULIAH PELAJARAN SBK/SENI RUPA)
DISUSUN OLEH:
1. DEA RESTA
2. RESTU NURAENI
KELAS 8 D
SMP NEGERI 15 KOTA SUKABUMI
2012-2013
KERAJINAN TIKAR PANDAN
Salah satu potensi yang ada di Pulau Koloray, yaitu pengrajin tikar. Ada lebih dari
sepuluh keluarga di pulau ini yang menekuni kerajinan tikar. keahlian membuat
tikar tersebut sudah dilakukan turun temurun dari nenek moyang masyarakat
setempat untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Selain itu tikar oleh
masyarakat setempat juga sebagai salah satu syarat yang harus disediakan oleh
pihak pengantin wanita dalam acara pernikahan adat di daerah Kabupaten
Morotai. Unik memang!.
Merupakan keterampilan yang sudah diwariskan turun temurun antar generasi di
Halmahera Utara. Sebelum dianyam, daun pandan, dibuang dulu durinya,
dipotong secara melingkar lalu direbus dan dijemur. Setelah menghasilkan helaian
daun yang sudah lemas dan siap dianyam, dedaunan tersebut diiris menggunakan
sebuah pisau khusus. Saat lembarannya semakin tipis, baru dimasak dengan
memberi zat pewarna. Tujuannya, agar tikar atau anyaman lebih bermotif.
Alat-alat yang digunakan sangat sederhana, yaitu pisau, sigi-sigi berfungsi untuk
meluruskan daun, garis-garis berfungsi untuk memotong daun menjadi ukuran
kecil dengan ukuran yang sama. tikar tersebut dibuat dari bahan baku yang
diambil dari tumbuhan sejenis pandan yang banyak hidup di Pulau tersebut yang
disebut buro-buro oleh masyarakat setempat.
Bahan baku tersebut kemudian diolah secara tradisional oleh pengrajin, mulai dari
proses membuang duri-duri yang ada di daun pandan, memotongnya menjadi
kecil, mengeringkannya, dan memberikan pewarna pada daun kering tersebut dan
mengeringkannya kembali di tempat yang teduh agar warnanya tidak luntur.
Setelah itu proses penganyaman tikar pun dilakukan. tikar yang dibuat terdiri dari
dua lapis. Lapisan atas tikar berwarna-warni dengan corak yang menarik.
Sedangkan lapisan bawah tikar berwarna putih gading dengan corak sederhana
bergaris merah. Kedua lapisan tersebut nantinya akan digabungkan menjadi
sebuah tikar yang nyaman dan cantik.
(Foto: timoer.web.id)
Meskipun kerajinan ini sudah jarang kita temui di Jakarta, kerajinan ini masih bisa
kita temui di daerah Jawa, khususnya wilayah Grobogan, Jawa Tengah.
Jakarta, Aktual.co — Timur Tengah merupakan negara yang terkenal dengan
permadani, namun Indonesia tidak mau kalah saing dengan negara tersebut.
Indonesia juga memiliki kerajinan yang memiliki fungsi sama dengan permadani,
yaitu tikar pandan.
Tikar pandan tidak hanya berfungsi sebagai alas untuk duduk saja, tetapi juga
memiliki sentuhan etnik dan menghadirkan nuansa tradisional. Namun sangat
disayangkan tikar pandan kini sudah jarang kita temui. Hal ini disebabkan karena
masyarakat sudah banyak yang menggunakan permadani.
Meskipun kerajinan ini sudah jarang kita temui di Jakarta, kerajinan ini masih bisa
kita temui di daerah Jawa, khususnya wilayah Grobogan, Jawa Tengah.
Tikar pandan tidak hanya berkembang di daerah Jawa Tengah, melainkan juga di
Jawa Barat, Bali dan lainnya. Tidak hanya itu, Kalimantan juga merupakan salah
satu daerah yang melestarikan kerajinan tikar tersebut, namun namanya berbeda
bukan tikar pandan tetapi tikar lampit.
Karena bahan baku tikar tersebut yang sangat alamiah menjadikan tikar ini
menjadi unik. Tikar lampit akan terasa dingin jika digunakan pada saat hawa
panas dan sebaliknya terasa hangat jika berada di hawa yang dingin.
Tikar pandan dan lampit merupakan kerajinan tangan yang memiliki nilai budaya
yang sangat tinggi yang harus tetep dilestarikan keberadaannya karena selain ciri
khas bangsa ini tikar ini memiliki harga yang cukup terjangkau dibandingkan
dengan permadani.
KERAJINAN TANAH LIAT CIREBON
Ketika lihat gerabah jakarta tentu kita sadar produk gerabah jakarta bukan berasal
dari ibukota indonesia, yuk kita baca artikel tentang pembuatan gerabah di
sitiwangun.
Poole pottery atau barang dari tanah liat merupakan kerajinan yang eksotik , poole
pottery membutuhkan teknik tinggi dalam pembuatannya dan tidak sembarangan
hand made pottery, karena jika tak hati hati hand made pottery bisa jadi penyok di
mana mana
Seperangkat alat makan pottery, berwarna merah tanah, menjadi bagian
perlengkapan di atas meja saji makanan di hotel dan restoran. Sebuah guci pottery
besar yang tidak berglasir dengan hiasan sederhana berupa pijitan dan tempelan,
dapat merupakan eye catcher pada sebuah lobi gedung atau aksesori- aksesori
taman di hotel berbintang. Itulah penampilan wujud kerajinan gerabah tradisional
dari desa Sitiwinangun yang naik "gengsi".
Sitiwinangun adalah nama sebuah desa di kecamatan Klangenan yang terletak 15
km ke arah barat kota Cirebon. Sitiwinangun berasal dari bahasa Jawa yang
berarti tanah yang dibentuk. (siti = tanah, wangun = bentuk). Tradisi membuat
kerajinan gerabah sudah dilakukan oleh nenek moyang penduduk Sitiwinangun
yang berbudaya agraris sejak zaman dahulu.
Seperti kita ketahui gerabah dibentuk dari bahan baku tanah liat, didapat dari
daerah sekitar kampung. Tanah liat dari desa Sitiwinangun ini tanpa diolah pun
sudah memenuhi syarat sebagai bahan baku gerabah.
Teknik pembuatan pembentukan keramik dilakukan dengan teknik pilin yaitu
dengan membuat pilinan tanah yang panjang, kemudian dibentuk dengan
dilingkarkan dan di tumpuk, sehingga membentuk seperti tabung. Kemudian baru
dibentuk lagi dengan tangan sesuai dengan keinginan. Kemudian diketemukan
teknik putar yang yang pemakaiannya dibantu oleh kaki atau tangan.
Untuk membuat gerabah berupa gentong yang besar dilakukan dengan teknik
pukul, yaitu memakai alat pemukul dari kayu yang disebut paddle dan
landasannya disebut anvil. Biasanya untuk dasar gentong dibuat dengan teknik
putar lambat. Untuk memperlebar bentuk, di bagian atas ditambah gumpalan
tanah, dari luar di pukul dengan kayu, dari dalam ditahan oleh batu. Dengan
demikian tanah lebih dipadatkan dan lebih kuat. Sama seperti pada pembuatan
pottery bowl yang memerlukan teknik yang sama.
Setelah gentong atau pottery bowl terbentuk , untuk lebih indah, ditambah motif
hias. Dari zaman dahulu telah dikenal gentong dengan hiasan yang dibuat dari
torehan, cungkilan pukulan, dan lain-lain. Hasilnya berbentuk motif geometris,
anyaman, tumpal, pilin, dan lain-lain. Ada kalanya dibuat motif baru berupa
bunga ceplok yang ditempelkan, biasanya mengelilingi bagian luar gentong.
Sejalan dengan perkembangan motif batik, dikembangkan pula motif kangkungan,
awan berarak, matahari (berupa titik dengan garis memancar di sekelilingnya).
CONTOH KARYA KERAJINAN TANGAN
NUSANTARA
(TUGAS MATA KULIAH PELAJARAN SBK/SENI RUPA)
DISUSUN OLEH:
1. FEBBY MARLIANI
2. CITRA S.A
KELAS 8 D
SMP NEGERI 15 KOTA SUKABUMI
2012-2013