KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

19
ASPEK ETIKA, HUKUM, AGAMA DAN MORAL DALAM KLONING, ABORSI DAN DONOR ORGAN Dr. Irvan

description

aspek etika

Transcript of KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Page 1: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

ASPEK ETIKA, HUKUM, AGAMA DAN MORAL DALAM KLONING, ABORSI DAN DONOR ORGAN

Dr. Irvan

Page 2: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

PRINSIP KOPENHAGEN: PRINSIP DASAR BIOETIKA DAN BIOHUKUM Otonomi, bebas dari paksaan (Beucham – Childress ttg

informed consent yg perlu dijelaskan kemungkinan akibatnya): pengungkapan-kejelasan; pemahaman; sukarela; kompeten; persetujuan

Martabat manusia (human dignity) karena kemajuan teknologi kemungkinan maju tanpa akhir Noelle Lenoir: “Bioetik dan Biolaw utk melindungi martabat manusia dari kemajuan teknologi”

Integritas: konsep filsafat yg terkait erat dg otonomi dan martabat memiliki dimensi spiritual dan dimensi tubuh

Dimensi spiritual dpt diungkapkan sbg konsep yg tdk dpt tersentuh; integritas psikis & fisik sekarang berkaitan dg kemajuan teknologi kedokt muncul dlm manipulasi genetik

Vulnerable (kedudukan lemah): dipakai sbg dasar utk melindungi yg lemah dibuat berbagai norma etika / hukum

Page 3: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Kloning Manusia

Page 4: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Cont0h kAsuS suatu pasangan berkehendak untuk

mempergunakan suatu sel dari anaknya yang di ambang ajal untuk mengkloning seorang bayi lain sebagai suatu cara untuk “menghidupkan” kembali anaknya.

Untuk beberapa kalangan (pihak yang pro), metode terapi kloning masih dapat diterima karena dianggap sebagai suatu upaya dalam membantu pasangan suami istri yang mengalami kesulitan medis (infertilisasi). Disamping itu salah satu pihak yang kontra adalah dari gereja Vatikan, Gereja Vatikan mengutuk proses pengkloningan manusia dengan menyebut penelitian tersebut sebagai bentuk eksploitasi paling buruk terhadap manusia yang pernah ada dibumi ini.

Page 5: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Hasil seminar internasional tentang kloning yang diprakarsai oleh pemerintah arab saudi,dari 28 juni-3 juli 1997 yang diikuti 125 peserta dari berbagai belahan dunia dan dari disiplan ilmu fiqh dan bioteknologi menyimpulkan kloning manusia diharamkan,sementara kloning untuk hewan dan tumbuhan dibolehkan.

Page 6: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Pr0Cloning manusia dianggap menguntungkan

karena: Bagi manusia yang ingin punya keturunan,

tapi karena satu dan lain hal tidak bisa mendapat anak dengan cara yang biasa. Memungut anak adalah satu solusi, tapi anak itu secara biologis adalah anak orang lain. Dengan kloning, bisa dipastikan sang anak secara biologis berasal dari ayah atau ibunya, yaitu orang yang menyumbangkan sel DNA-nya.

Cloning adalah jalan menuju keabadian, suatu hidup tanpa kematian. (Ketua sekte agama Raelian, Claude Vorilhon).

Page 7: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Untuk bidang pengobatan sangat menguntungkan karena Tim pakar tadi mengatakan kloning sel batang (stem cell) manusia untuk tujuan pengobatan jangan dilarang.

Sel batang adalah sel-sel awal yang berkembang pada permulaan kehidupan, yang kemudian berkembang menjadi bermacam sel yang berbeda yang terdapat dalam tubuh hewan atau manusia. Sel-sel batang itu diperkirakan bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit manusia.

Page 8: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Pr0... Merupakan suatu cara sempurna untuk mendapatkan

anak, sebab mereka tidak harus menikahi seorang lain dari lawan jenis.

Merupakan suatu anugrah besar bagi masyarakat bila diciptakan cloning diri sendiri jika diri mereka begitu cerdas dan hebat

Dapat sebagai suplai jaringan-jaringan tubuh yang sesuai secara genetic unutk menangani berbagai macam penyakit, dengan cara membuat embrio-embrio manusia dari sel tubuh pasien, kemudian memanipulasi embrio-embrio yang berkembang ini demi suplai “spare part” mereka. Mereka beragumentasi bahwa makhluk-makhluk yang demikian dapat dieksploitasi demi kebutuhan organ-organ tubuh sebab makhluk-makhluk itu tidak memiliki status sebagai “pribadi”.

Page 9: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

KONGRES AS LARANG KLONING MANUSIA

Washington DC, Sinar Harapan Kongres AS memutuskan pelarangan kloning atas embrio manusia setelah menempuh perdebatan yang alot berdasarkan pertimbangan ilmiah, moral, dan definisi kehidupan. 

Page 10: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Keputusan tersebut dikeluarkan setelah melalui pemungutan suara dengan komposisi 265-162, sekaligus menutup harapan beberapa anggota kongres atas pembatasan penelitian kloning manusia untuk mengobati penyakit Alzheimer’s, Lou Gehrig, dan sejumlah penyakit kelumpuhan lainnya. 

Page 11: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Putusan untuk melarang segala bentuk kloning manusia sekaligus melarang suatu amandemen yang akan mengizinkan penciptaan terbatas atas embrio hasil kloning yang digunakan untuk penelitian.

Sementara itu beberapa anggota kongres lain, Jim Greenwood (Republik) dan Peter Deutsch (Demokrat) menyatakan alternatif untuk mengizinkan penelitian kloning yang dapat digunakan untuk menyembuhkan sejumlah penyakit. 

Page 12: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

Larang Kucuran Dana Perdebatan muncul saat membahas

apakah kalangan ilmuwan bisa mengkloning embrio manusia yang digunakan untuk penelitian menyembuhkan penyakit kelumpuhan.

Dari embrio-embrio tersebut, kalangan ilmuwan dapat memperoleh sel-sel yang berharga yang bisa membangun jaringan sel tubuh.

Page 13: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

PP NO. 18/1981: BEDAH MAYAT KLINIS, ANATOMIS & TRANSPLANTASI ORGAN Bab V, Pasal 10 s/d 19: hanya dpt

dilakukan di RS tertentu yg ditunjuk Pemerintah

Penentuan kematian dilakukan oleh 2 dokter yg tdk bersangkutan dg tindakan transplantasi

Ketentuan khusus: persetujuan ditanda tangani di atas meterai dengan 2 saksi

Page 14: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

DONOR ORGAN

Page 15: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

DONOR

Korban kecelakaan yang meninggal harus dengan ijin keluarga (kecuali tlh ada kodisil)

Kodisil = pernyataan dari orang yg masih hidup, bahwa bila meninggal bersedia mendonorkan organnya

Syarat kodisil: mampu berbuat hukum (dewasa, cakap, sadar)

Utk donor hidup harus betul² diberikan informasi yang lengkap

Dokter harus yakin bahwa donor tlh mengerti betul ttg segala hal berkaitan operasi pengangkatan organ

Tidak boleh ada kompensasi dlm bentuk apapun bagi donor / keluarga donor

Page 16: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

LARANGAN

Jual-beli organ / kompensasi dilarang (norma etika / moral dijadikan norma hukum)

Menerima & mengirim organ dari & ke luar negeri dilarang

Kecuali untuk penelitian dan keperluan lain yang ditetapkan oleh Menkes

Ketentuan pidana: 3 bln penjara atau denda Rp. 7.500,- (skr: + Rp. 20 jt.)

Dpt pula ditambah hukuman administratif

Page 17: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

PENGGUGURAN KANDUNGAN (ABORSI)

Pidana Kejahatan KUHP: pelaku & perempuan yg digugurkan kandungan

diancam pidana penjara Tindak pidana kejahatan thd kemanusiaan UU 23/’92: utk menyelamatkan nyawa ibu dpt dilakukan

pengguguran (indikasi medis) Dilakukan oleh dokter tertentu di sarkes tertentu Melanggar UU 23/’92: dokter dihukum penjara dan atau

denda KUHP: dr. jadi pelaku pidana + ⅓ -nya Di Bld sejak 1981 dg alasan apapun aborsi boleh

dilakukan siapa saja (hak individu + kesadaran hukum) Di Indonesia: 2 jt pengguguran kandungan / th (?)

meninggal …% RUU Aborsi / revisi Pasal 15 UU 23/’92

Page 18: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

INDIKASI MEDIS

Untuk menyelamatkan nyawa ibu Hanya fisik terancam nyawanya Hasil perkosaan dpt dilakukan (bumil

stres berat / bahaya bunuh diri)

Page 19: KP 2.22 Aspek Etika, Hukum, Agama Dan Moral Dalam Kloning, Aborsi Dan Donor Organ

BACAAN

Fred Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran, Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991;

FK UI, Pedoman Etik Penelitian Kedokteran Indonesia, FKUI Jakarta, 1987;

Guwandi, J., Bioethis & Biolaw (Kumpulan Kasus), FKUI Jakarta, 2000;

Soeprono, R., dkk., Kelahiran, Kehidupan dan Kematian, FK UGM Yogyakarta, 1984;

KERSI RSUD Dr. Soetomo, Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, KERSI RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 2001;

Munir Fuady, Sumpah Hipporates (Aspek Hukum Malpraktek Dokter), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005;

Wila Ch. Supriadi,Bioetik dan Biohukum, (Monograf Kuliah di Program S2 Magister Hukum Unika Soegijapranata), Semarang, 2007