Kota Palopo 1
description
Transcript of Kota Palopo 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peringatan Hari perlawanan rakyat Luwu menjadi agenda Tahunan
pemerintah setana Luwu (Kabupaten Luwu,Kota Palopo,Kabupaten luwu utara dan
kabupaten luwu timur) dengan cara bergiliran menjadi tuan rumah setiap tanggal
23 januari dirangkaikan dengan hari jadi luwu pada tanggal 21 januari.
Dalam catatan sejarah pertempuran melawan penjajah diberbagai tempat
disulawesi selatan,perlawanan Rakyat luwu la yang paling terbesar . ini
membuktikan bahwa Peristiwa 23 Januari 1946 merupakan salah satu bentuk
kegigihan perjuangan rakyat Luwu dalam mempertahankan Kemerdekaan dari
belenggu penjajahan
Di Tana Luwu Berita kemerdekaan sampai ditelinga Datu luwu Andi
djemma dan pemuda pada 18 agustus 1945 melalui informasi kapten sakata
(jepang) kepada sahabatnya andi ahmad (putra andi djemma )kemudian diteruskan
kepada M yusuf arief saat itu sedang bersama tujuh tokoh pemuda yang berkumpul
hingga dini hari 19 agustus 1945.berdasarkan kabar ini maka diputuskan untuk
membentuk soekarno muda yang diketuai oleh andi makkulau untuk mengantisifasi
kedatangan Belanda kembali,maka pada tanggal 17 agustus 1945,Soekarno muda
berubah menjadi Pemuda Nasional Indonesia (PNI)dengan alas an perluasan
meliputi onderafdeeling Palopo .
B. Rumusan Masalah
- Menjelsakan tentang sejarah perlawanan pemuda
- Mengetahui pejuang-pejuang kota palopo
C. Tujuan
- Siswa dapat menjelaskan tentang sejarah perlawanan pemuda
- Siswa mengetahui pejuang-pejuang kota palopo
1
BAB II
PEMBAHASAN
KEMERDEKAAN Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 bukan hadiah dari bangsa
penjajah, akan tetapi ditebus melalui tetesan air mata, pertumpahan darah dan bahkan jiwa
sekalipun. Peristiwa 23 Januari 1946 merupakan salah satu bentuk perjuangan rakyat
Luwu dalam mempertahankan Kemerdekaan dari belenggu penjajahan. Berikut kilas balik
Perjuangan Rakyat Luwu, 23 Januari ke-61 yang dipusatkan di Kabupaten Luwu Utara.
Seluruh Kepala Daerah yang ada di Tana Luwu (Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara,
dan Luwu Timur termasuk Tana Toraja) termasuk Pejabat penting dari Provinsi Sulawesi
Selatan, 23 Januari 2007 berada di Luwu Utara untuk memperingati hari perjuangan rakyat
Luwu. Sejarah perjuangan rakyat Luwu bagi masyarakat Tana Luwu menjadi momentum
yang cukup penting sepanjang zaman bagi masyarakat Luwu khususnya dan bangsa
Indonesia pada umumnya.
Peristiwa 23 Januari 1946 merupakan salah satu rangkaian proses perjuangan
bangsa Indonesia yang cukup panjang. Di dalamnya terdapat berbagai faktor dan variabel-
variabel sosial, politik, ekonomi dan lain-lain. Sejarah perjuangan rakyat Luwu, 23 Januari
sebagai wujud nyata kebangkitan dan kesadaran masyarakat Luwu dalam mempertahankan
Kemerdekaan Republik Indonesia yang dipelopori oleh Pemuda dan Pemerintah Kerajaan
Luwu. Dua hari sesudah Proklamasi Kemerdekaan yaitu pada tanggal 19 Agustus 1945
jam 23.00 malam atas prakarsa tujuh orang pemuda di Palopo, Andi Makkulau Opu Dg.
Parebba (alm.), M. Yusuf Arief (alm.), Andi Achmad, Mungkasa (alm.), Andi Tenriadjeng
(alm), H. Abd. Kadir Daud (alm.), dan M. Guli Dg. Mallimpo (alm.), membentuk suatu
organisasi yang bernama “Soekarno Muda”.
Tujuan dari organisasi ini adalah mengadakan perampasan senjata dari tangan
Jepang untuk membela Kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal
17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada
keesokan harinya, tujuh pemuda tersebut menghadap Paduka Andi Djemma Datu Luwu
sebagai Kepala Pemerintahan Kerajaan Luwu pada waktu itu. Dalam pertemuan yang
berlangsung selama empat jam, diambil keputusan untuk mengirim delegasi ke Makassar
2
yang menunjuk M. Sanusi Dg. Mattata sebagai wakil Pemerintah dan Andi Makkulau
mewakili pemuda menghadap DR. Ratulangi yang saat itu menjabat sebagai Gubernur
Sulawesi. Maksud dari pengiriman delegasi asal Luwu ini adalah untuk mendapatkan
penjelasan-penjelasan dan petunjuk tentang negara Republik Indonesia yang baru saja
diproklamirkan.
Selama dua hari delegasi tersebut kembali dari Makassar dan membawa hasil
bahwa benar Bung Karno dan Bung Hatta telah memprolamirkan 17 Agustus 1945 ke
seluruh dunia. Untuk itu rakyat Luwu harus membelanya sampai tetesan darah
penghabisan. Demikianlah, semangat perjuangan rakyat Luwu terus dikobarkan mulai dari
Kota Palopo sampai ke distrik-distrik atau kesatuan-kesatuan pergerakan di seluruh
pelosok desa, kampung dan gunung-gunung. Meskipun badan-badan atau kelompok-
kelompok perjuangan ini beraneka ragam, tetapi mempunyai tekad dan tujuan yang satu
yakni, “Merdeka atau Mati”. Sebagai langkah pertama dilakukan rakyat Luwu ketika itu
adalah mengadakan perampasan senjata oleh segenap kesatuan lasykar masing-masing.
Khusus Pusat Komando sasaran perampasan senjata di tangsi lama.
Selain itu, diadakan pusat latihan Pemuda yang diambil dari tiap-tiap Desa atau
Kampung. Setelah latihan dikembalikan ke desanya/kampungnya masing-masing guna
melatih Pemuda-pemuda di daerahnya. Sementara di Makassar sendiri telah diduduki
tentara Nica dan mulai melakukan peranannya untuk mengembalikan kekuasaannya ke
Indonesia. Ketika itu terdengar kabar bahwa Nica akan mengadakan Konfresi Raja-Raja di
Makassar. Atas prakarsa Andi Djemma Datu Luwu, diadakan Konfrensi Raja-Raja di
Watampone. Dalam Konfrensi tersebut, Paduka Andi Djemma Datu Luwu mengeluarkan
pernyataan: “Luwu berdiri di belakang Rebuplik Indonesia, daerah Luwu adalah daerah
yang tak terpisahkan dengan Republik Indonesia.”
Setelah konfrensi tersebut, kemudian disusul dengan konfrensi Pemuda di
Sengkang. Salah satu keputusannya ialah apabila salah satu daerah diserang musuh, maka
daerah lain harus bergerak untuk mencegah dan memecah belah kekuatan musuh. Pada
awal bulan Oktober 1945 tentara Sekutu dalam hal ini Australia menduduki Kota Palopo di
bawah pimpinan Mayor Right dengan tugas melucuti senjata Jepang. Atas hasil pertemuan
antara sekutu dengan kerajaan Luwu, tentara Sekutu menjelaskan bahwa mereka hanya
melucuti tentara Jepang, hal mana diterima Kerajaan Luwu. Namun demikian Kerajaan
Luwu tetap tidak menerima Nica yang datang untuk mengembalikan penjajahan. Situasi
3
ini tentunya menimbulkan ketegangan antara tentara Nica dengan Pemerintah kerajaan
Luwu. Pada saat itulah, peranan dan sikap yang patriotik lasykar Pemuda Larompong
sebagai pengawal pintu gerbang masuk di wilayah Kerajaan Luwu dapat membendung dan
menghalau terobosan konvoi pasukan Nica. Hambatan Pemuda Larompong ini telah
membuat kesulitan Konvoi tentara Nica untuk menerobos wilayah Kerajaan Luwu.
Makanya Tentara Nica tersebut mencari jalan alternatif lain yakni melalui Enrekang-
Toraja untuk sampai di Palopo sebagai ibu Kota Kerajaan Luwu. Setelah berada di Luwu,
ajakan Sekutu mula-mula berjalan biasa, tetapi lama kelamaan situasi agak tegang karena
tentara Sekutu sudah mulai memperlihatkan belang sesungguhnya. Sebab ketika itu tentara
Sekutu yang dibencengi Nica mulai mengingkari janjinya. Menyikapi masalah ini,
Pemerintah Kerajaan Luwu kembali melakukan pertemuan dan mengambil keputusan
bahwa keamanan kota dan sekitarnya dipertanggungjawabkan oleh Polisi Istimewa
dibawah pimpinan Andi Achmad yang terdiri dari bekas-bekas Heiho. Keadaan kota
Palopo ketika itu tidak menentu, disana sini sering terjadi perkelahian antara Pemuda dan
tentara Nica KNIL. Sementara itu, tentara Nica menjalankan Politik adu dombanya
sehingga berhasil mempengaruhi beberapa kaum bangsawan.
Andi Muhammad Kasim sebagai Sullewatang Ngapa di Kolaka memimpin gerakan
Pemuda. Andi Muhammad Kasim bersama dengan lasykarnya berhasil mengumpulkan
senjata api sebanyak 80 pucuk. Pada tanggal 19 Nopember 1945 pasukan ternyata Nica di
bawah pimpinan Letnan Boon dari jurusan Kendari. Pasukan Nica ini mendapat
perlawanan hebat dari Pemuda-pemuda Kolaka. Bahkan Letnan Boon sebagai Komando
tentara Nica saat itu berhasil ditawan. Atas peristiwa ini, Nica kembali melakukan taktik
liciknya dengan mengajak Pemerintah Kerajaan Luwu untuk berunding. Hasilnya, Letnan
Boon yang ditawan ditukar dengan pemuda-pemuda Luwu yang ditawan Australia.
Sementara di Palopo dan sekitarnya, Nica semakin memperuncing keadaan. Tentara Nica
saat itu melakukan teror terhadap warga. Tak segan-segan tentara penjajah ini melakukan
penyiksaan fisik terhadap penduduk termasuk mengotori rumah-rumah ibadah. Melihat
sikap Nica yang semakin beringas tersebut, Pemerintah bersama Pemuda Luwu mengambil
keputusan bahwa Nica bersama antek-anteknya harus diusir dari Tana Luwu khususnya
dan Indonesia pada umumnya. Akhirnya tanggal 23 Januari 1946 pukul 03.00 dinihari,
rakyat Luwu yang gugur dalam melumpuhkan musuh. Pemuda ketika itu berhasil
menguasai kota palopo sampai tanggal 25 Januari 1946. Mendapat serangan yang begitu
4
dahsyat dari rakyat Luwu, tentara Nica yang bermarkas di Makassar mengirim bala
bantuan yakni sebuah kapal perang untuk menggempur habis-habisan Kota Palopo dari
udara. Setelah Kota Palopo dikosongkan oleh Pemuda, maka tentara Nica melakukan
pendaratan. Untuk menghindari banyak rakyat Luwu jatuh korban, Sri Paduka Datu Luwu
bersama Permaisurinya dan seluruh perangkat kerajaan luwu serta pimpinan kelasykaran
memutuskan untuk mengadakan perlawanan dari hutan-hutan dengan cara bergerilya.
Demikan perjuangan pemerintah kerajaan Luwu bersama dengan rakyatnya
dihutan-hutan dengan cara bergerilya sampai kesulawesi tenggara (Latou) menyebrang
melalui Malangke. Disinilah (Latou,red) Sri Paduka Datu Luwu menjalankan roda
pemerintahan dan memimpin perlawanan rakyat luwu dalam mengusir penjajahan di
Tanah Luwu. Untuk menyempurnakan organisasi perjuangannya, maka dibentuklah PKR
Luwu. Sehingga tidak ada cela di Tana Luwu yang tidak luput dari perlawanan rakyat.
Konsolidasi perlawanan terakhir pemuda ialah Masamba Affair yang sampai
getarannnya di Konfrensi Meja Bundar di Denhak Belanda. Perlawanan Pemuda Masamba
yang dikenal dengan Masamba Affair ini secara politis telah membuka mata dunia bahwa
Indonesia Timur masih ada perlawanan rakyat . Perjuangan rakyat Luwu ini dikukuhkan
dengan piagam penghargaan angkatan perang Republik Indonesia tanggal 05 Oktober
1951
Perlawanan rakyat luwu semesta pada 23 januari 1946 tak terjadi jika tak ada
pemicunya,ibarat pistol tidak akan meletus jika pelatuknya tidak ditarik. Ini berawal saat
kasus yang dilakukan seorang pemuda bernama andi sultani adik kandung andi tenriadjeng
,pemuda bua yang sangat dikenal keberanianya dan anti sekutu,NICA,dan KNIL.walau
usianya saat itu terbilang masih belasan tahun pemuda dari Bua ini menghadang iring
iringan tentara NICA/KNIL yang sedang menuju keBajo,bersama Andi Muhammad nur
menikam tentara dan pimpinan NICA yang bernama Opsir Seerov sampai tewas’
Amarah yang tak terbendung saat setelah peristiwa ini tercium oleh pihak
NICA,maka serta merta KNIL dan NICA segera menyisir kelompok pemuda di Bua yang
dianggap bertangung jawab atas peristiwa tersebut,sekaligua akan melucuti persenjataan
jepang yang sudah dimiliki pemuda Bua,dan peristiwa inilah tentara NICA beserta KNIL
menunjukkan sikap yang sangat tidak terpuji dengan mengobrak abrik symbol Adat dan
agama yaitu pengrebekan rumah Maddika Bua dan pemukulan doja(bujang mesjid)disertai
merobek robek Al’quran. Kejadian di Bua teramat disesalkan Datu Luwu Andi
5
djemma,dan seluruh masyarakat,pemuda Tana Luwu saat itu,semangat perlawanan
semakin memuncak dan tak bias kompromi lagi,hal ini adalah siri’yang harus dibayar
mahal bahkan dengan nyawa sekalipun.
Maka pada tanggal 21 januari dikeluarkan ultimatum yang ditujukan kepada tentara
sekutu,yang ditandatangani oleh Andi Djemma atas nama rakyat Luwu.HM Ramli atas
nama Ummat islam,serta M Yusuf arief sebagai perwakilan pemuda. Tindak lanjut dari
ultimatum tersebut adalah dengan membentuk komando pertempuran dibawah Tiga
serangkai yaitu : Andi Tenriadjeng ,M yusuf arief dan M Landau daeng mabbate.tanpa
menunggu waktu yang lama ,masing masing komandan pasukan itu segera mempersiapkan
segala sesuatunya untuk menindak prilaku tentara penjajah yang melanggar dari hasil
keputusan yang tersirat didalam ultimatum.Landau menuju lasusua menjemput pasukan M
Badewi.sementara itu,sekitar 10 km dari istana tepatnya dibua (Kabupaten Luwu),sebelum
Andi Tenriadjeng beserta pasukanya menuju kepalopo,Beliau berorasi member semangat
kepada pasukannya dengan mengangkat badiknya sambil berkata,”Saya tidak akan pernah
memasukkan badik ini kesarungnya jika penjajah belum pergi meninggalkan luwu,dan
andai kelak kita ditakdirkan oleh Allah swt mati dimedan perjuangan,maka Insya
Allah Mate Ri Santanggi Manengki (Kita semua mati syahid)memperjuangkan agama
Allah,dan kembali kesisi-NYa dalam keadaan yang Mulia !!” perkataan Andi
tenridjeng/Bung batti disambut dengan teriakan “Allahu Akbar” dan “Merdeka” dengan
semangat Nasionalisme yang berkobar kobar maka pasukan dari selatan menuju keistana
Datu Luwu diPalopo.setelah menyampaikan perihal kesiapan pasukannya pada Andi
ahmad, Andi tenriadjeng kemudian mengarahkan pasukannya untuk mengatur posisi
sekitar RS Umum palopo.mendengar kesiapan pasukan dari selatan Andi Djemma sedikit
lega,Namun beliau (Andi Djemma) masih cemas dan menanyakan kabar berita kepada
sanusi Dg Mattata tentang pasukan dari Lasusua/Tenggara (sekarang Kolaka utara) yang
belum tiba dipalopo.
Sangat perlu diakui bahwa pertempuran 23 januari di Palopo, selain kekuatan
pemuda pejuang dari Palopo sendiri ada dua kekuatan besar yang sangat
dibutuhkan/diandalkan,yaitu pasukan Andi Tenriadjeng dari selatan ( Kabupaten Luwu)
dan pasukan pimpinan M badewi dari tenggara/Lasussua (Kolaka Utara).
6
Malampun makin larut,Palopo semakin mencekam,angin seolah enggan berembus
hanya suara jangrik dan binatang malam lainnya samar terdengar,wajah wajah nampak
cemas menanti kedatangan pasukan Lasussua,akhirnya penantian itu berujung saat
seseorang muncul dengan membawa kabar bahwa pasukan lasussu sudah tiba.Pasukan dari
arah tenggara wilayah kedatuan Luwu akhirnya muncul dan masuk ke istana Datu Luwu
disambut dengan senyum ,rindu dan salam merdeka oleh Datu Luwu Andi
Djemma,sembari merangkul satu2 pejuang lasussua ,Andi Djemma menjamu mereka
dengan makan malam karna kelelahan berlayar dan dera rasa lapar,setelah rehat pasukan
dari tenggara itu koordinasi dengan pimpinan pasukan yang ada di Palopo yang sudah
mempersiapkan serangan,waktu terus berjalan,waktu yang tertuang dalam ultimatum
berakhir bersamaan dengan ucapan Andi Tenripadang (permaisuri muda Andi Djemma)
yang berkata :’’Saya dan Datu kalian sudah ingin mendengar suara letusan senjata”.ucapan
tersebut menjadi tanda serangan 23 Januari segera dimulai dengan letusan senjata dari
yusuf setia didepan istana,disusul dengan pemuda pejuang yang bergerak dengan semangat
yang berkobar kobar.para pejuang melakukan patroli mencari tentara NICA yang
berkeliaran termasuk penghianat ditembak mati.
Dini hari pukul 03.00 Tanggal 23 Januari 1946,mendadak patrol pasukan Lasussua
M badewi dan M yusuf setia bertemu pasukan tentara KNIL yang kedapatan berkeliaran
didekat Rumah sakit umum (Rs Sawerigading)tembak menembakpun terjadi.
Pasukan Andi Tenriadjeng yang juga sudah berjaga sekitar Rumah sakit umum
memperkuat serangan,hingga pukul 06.30 pagi hamper seluruh kota palopo dikuasai
pemuda.pasukan sekutu/Australia yang diam diam membantu NICA/KNIL tidak bias
berbuat apa apa.Pasukan KNIL terdesak mundur sebagian dari mereka lari tunggang
langgang kepingiran Kota Palopo,tepatnya dipingiran kaki gunung Patte’ne jalan menuju
keTana Toraja.
Hingga tanggal 24 Januari 1946,kota Palopo hampir sepenuhnya dikuasai pemuda dan
rakyat pejuang,selain sasaran serangan diarahkan ke Tentara KNIL/NICA tak luput pula
dari target pemuda yang penhianat pada bangsa
Melihat kondisi Palopo yang belum kondusif ,atas keinginan Datu Luwu
sendiri,maka pemuda pejuang bersama Rakyat Luwu mempersiapkan pengungsian Andi
7
Djemma kehutan belantara dan diputuskan bahwa dimana datu berada maka disitulah pusat
komando gerilya.dari Palopo rombongan datu hijrah ke Cappasolo (malangke)
Pada 25 januari pagi,sebuah kapal mendekati pelabuhan Palopo dengan pura pura
mengibarkan bendera merah putih.banyak pemuda pejuang yang terkecoh
dibuatnya,namun suasana tiba tiba berubah manakala tentara tentara yang tadinya
dianggap bantuan pihak Indonesia ternyata NICA,menyerang pasukan yang menyambut
kedatangan kapal itu dari dekat.kekuatan pihak belanda makin bertambah.tembakan
meriam yang dimuntahkan dari kapal itu mengenahi fasilitas umum dan rumah rumah
warga.suara jeritan,tangisan terdengar disana sini,banyak warga Palopo yang menjadi
korban,Kota Palopo terbakar !.
Pemuda pejuang terpukul mundur kemudian bergerilya diluar kota dan
menciptakan sesering mungkin seraangan,guna mengalihkan perhatian musuh untuk
menelusuri jejak pengungsian Datu Andi djemma.sehingga rombongan Datu tiba dengan
selamat di Latou dekat benteng batu putih (Kolaka utara,Sulawesi tenggara)
Tanggal 28 februari 1946,dilakukan rapat pengabungan pasukan.Andi Tenriadjeng
berposisi sebagai komando barisan bersenjata/penerjang.keberadaanya selama didaerah
wilayah kedatuan Luwu bagian tenggara itu beliau sering terlibat beberapa kali
pertempuran diantaranya lelewawo dan pakue.namun diluar dugaan,pemuda pejuang yang
berposisi di bibir benteng,Ternyata pasukan KNIL pimpinan Letnan Veenick dari Kendari
nekat menerobos melalui belakang benteng yang dibalut rotan,tumbuhan berduri, dan
akhirnya bias tembus masuk kedalam benteng menangkap Datu luwu Andi djemma.
Peristiwa bobolnya benteng batu putih yang disertai penangkapan Datu Luwu
terjadi pada tanggal 3 Juni 1946 dini hari.Andi ahmad ,(putra Andi djemma) sebagai wakil
kepala staf PKR Luwu,mengirim pesan kemarkas PKR diluar benteng melalui seorang
kurir NICA,yang kesimpulan isi surat tersebut menyatakan bahwa datu luwu beserta
perangkat adat yang ada bersama Datu didalam benteng tertangkap dan diharapkan kepada
pasukan merah putih tidak menyerang masuk kedalam benteng demi keselamatan Datu
luwu,perangkat adat dan rakyat yang bersama datu didalam benteng.
8
Pasukan merah putih yang membaca surat tersebut merasa sangat terpukul,usaha
mereka melindungi Datu luwu mulai sejak mengungsi dari Palopo ke cappasolo hingga ke
latou berakhir pada uraian berita yang tersirat dalam secarik kertas.
Andi tenriadjeng memerintahkan pasukan yang berjaga diluar benteng batu putih
segera bergegas meningalkan tempat dan menuju ke Toaha,tempat yang jauh lokasinya
dari benteng Batu putih.Pada malam hari,Sulewatang pitumpanua,yang juga paman Andi
Tenriadjeng datang ditempat para pasukan tersebut menginap,dan menyarankan mereka
untuk menyerahkan diri kemarkas KNIL yang ada dikolaka dengan pertimbangan dan
konsekwensi keselamatan Datu jika masih ada perlawanan yang dilakukan oleh pemuda
pejuang merah putih.maka dengan pertimbangan yang dijabarkan oleh sulewatang
pitumpanua itu menjadi pertimbangan Andi Tenriadjeng bersama pasukan lainnya untuk
menyerahkan diri
Setibanya dikolaka rombongan pemuda pejuang akhirnya menyerahkan diri dan
pada September 1946 tujuh belas tawanan dipindahkan ke Kendari,antara lain : Andi
Teriadjeng,Andi kasim,Sanusi dg mattata,Andi ahmad,M yusuf arief,Andi
muttakalimun,Andi sultani,M rasyid,M jufri tambora,La guli,Andi Hamzah
pangerang,Lapase,M.tahrir,Ch. Pengak,Baso daeng pallewang,A kadir tokia,dan hasyim
pangerang
Selama ditahan dikendari,pasukan merah putih ini mendapatkan penderitaan yang
teramat sangat,didalam sel tahanan yang kumuh itu setiap orangnya hanya makan nasi
segengam disertai ikan kering,dalam sebulan hanya 3 kali mandi,dan pemuda pejuang
seringkali disiksa dalam bentuk kontak fisik yang tidak manusiawi oleh tentara –tentara
KNIL jahanam.
Kelima orang yang dianggap punya andil besar pada peristiwa 23 januari di tana
luwu itu kemudian dipindahkan kemakassar oleh Letnan J boon dengan mengunakan
helicopter
Pada Tahun 1948 pengadilan militer Belanda yang berkedudukan dimakassar menjatuhi
hukuman mati kepada lima orang pemuda pejuang tersebut antara lain :
- Andi Tenriadjeng
9
- Andi ahmad
- M yusuf arief
- M Landau dan
- Jufri Tambora
Keputusan pengadilan militer Belanda itu mendapat kecaman dan reaksi keras dari
kalangan pemimpin –pemimpin tinggi Republik Indonesia karena dianggap kejam dan
semena mena.selain itu perserikatan bangsa- bangsa (PBB) juga turut member peringatan
keras pada colonial Belanda karena dianggap telah melanggar perjanjian
Linggarjati.kuatnya desakan pemimpin Nasional dan PBB membuat Belanda menerima
protes tersebut dan merubah keputusanya dari hukuman mati menjadi hukuman seumur
hidup.
Setelah sekian kali akhirnya kelima pemuda pejuang tersebut dipindahkan
ketahanan cipinang Jakarta,mulai berangkat sampai dalam perjalanan kepala mereka
ditutupi karung hingga tidak mengetahui mereka dibawa kemana
Atas gagasan dan ide kahar muzakkar dari sebrang (jawa) sehingga pergolakan
terus terjadi demi menapik isu propaganda colonial Belanda bahwa wilayah Sulawesi bisa
diatasi dan aman akhirnya Pergolakan perlawanan terakhir pemuda yang dikenal dengan
Masamba Affair yang sampai getarannnya di Konferensi
Meja bundar (KMB) the Hague (Den Haag) akhirnya upaya memulihkan
kedaulatan Bangsa Indonesia membuahkan hasil. Kolonial Belanda menyerahkan
kedaulatan Republik Indonesia serikat pada 27 Desember 1949,adanya penyerahan
kedaulatan itu berimplikasi pada pemebasan para tawanan
Setelah bebas mereka (para pemuda pejuang dari Luwu,Sulawesi selatan) baru mengetahui
bahwa mereka ditahan dicipinang dari M Amir,anak Sanusi Dg mattata,yang menjemput
mereka atas perintah Kahar Muzakkar di Yogyakarta.
Sepak terjang para pejuang Tana Luwu untuk mempertahankan kedaulatan
Republik Indonesia mengundang komentar dari berbagai kalangan stakeholder tentang
betapa besar perjuangan Rakyat Luwu bersama pemuda pejuang di Republik Indonesia.
10
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Sejarawan Barat,seperti Williem Ijzereef dan komentar dari Alm Jendral AH
Nasution yang menyatakan “ada dua perlawanan Rakyat Indonesia yang paling
besar pada penjajah pasca Proklamasi kemerdekaan.yang pertama perlawanan yang
dikenal dengan “arek-arek suroboyo” pada 10 November 1945’dan “perlawanan
Rakyat Luwu pada tanggal 23 Januari 1946”.sehingga kesimpulanya seandainya
peristiwa 10 november 1945 tidak terjadi disurabaya maka peristiwa “23 Januari”di
Luwu la yang akan diperingati sebagai hari pahlawan setiap tahunnya di Indonesia.
Betapa besar peran perjuangan Rakyat Luwu pada Republik Indonesia,dan
begitu tegas dan tulusnya pernyataan Andi Djemma yang menyatakan sikap
kedatuan Luwu berdiri dibelakang proklamasi dan Tana Luwu adalah bahagian
Republik Indonesia”.
b. Saran
Semoga catatan sejarah singkat tentang pahlawan kita dapat memberikan inspirasi
bagi kita semua
11
DAFTAR PUSTAKA
https://istanadatuluwu.wordpress.com/
http://faktatanaluwu.blogspot.co.id/
http://hasrumjaya.blogspot.co.id/2011/08/pahlawan-nasional-dari-tanah-luwu.html
12