Kota Bogor 2009

32
MAKALAH SEJARAH KOTA KOTA BOGOR 2009 FIRDHA WIDYANTARI (0906635904) RANGGA DAUD (0906636024) SUPARJO ROHMAN (0906523965) ILMU SEJARAH UNIVERSITAS INDONESIA

Transcript of Kota Bogor 2009

Page 1: Kota Bogor 2009

MAKALAH SEJARAH KOTA

KOTA BOGOR 2009

FIRDHA WIDYANTARI (0906635904)

RANGGA DAUD (0906636024)

SUPARJO ROHMAN (0906523965)

ILMU SEJARAH

UNIVERSITAS INDONESIA

2010

Page 2: Kota Bogor 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perubahan zaman, dimana manusia semakin berkembang dan

maju, baik di bidang sosial, ekonomi maupun budaya. Perubahan ataupun kemajuan

ini juga sering diikuti perubahan wilayah dimana manusia itu hidup atau tinggal.

Suatu wilayah yang awalnya hanya sekedar kampung atau desa, semakin lama

kemudian berkembang menjadi sesuatu yang dikenal dengan nama kota.

Kota sendiri memiliki pengertian sebagai suatu sistem jaringan kehidupan

manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan

strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya materialistis (Bintarto, 1984:36).

Kota memiliki bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non

alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar, dengan corak

kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah

belakangnya. Kawasan yang disebut kota, penduduknya bukan bermata pencaharian

yang berkaitan dengan alam (petani, peternak), melainkan di bidang pemerintahan,

perda gangan, kerajinan, pengolahan bahan mentah, industri, dan jasa.

Jumlah kota di Indonesia semakin lama semakin bertambah baik dalam

jumlahnya maupun jenisnya1. Salah satu kota yang dikenal di Indonesia adalah

Bogor. Bogor merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat Kota

Bogor mempunyai sejarah yang panjang dalam Pemerintahan,mengingat sejak zaman

Kerajaan Pajajaran sesuai dengan bukti-bukti yang ada seperti dari Prasasti Batu

Tulis, nama-nama kampung seperti dikenal dengan nama Lawanggintung, Lawang

Saketeng, Jerokuta, Baranangsiang dan Leuwi Sipatahunan diyakini bahwa Pakuan

sebagai Ibukota Pajajaran terletak di Kota Bogor.

1 ? Di Indonesia masyarakatnya mengenal Kota Kecamatan, Kota Administratif, Kota Kabupaten dan lain sebagainya.

Page 3: Kota Bogor 2009

1.2 Tujuan

Tujuan kelompok kami memilih topik bahasan tentang Kota Bogor ini adalah

untuk membahas dan menjelaskan ciri-ciri apa sajakah yang dimiliki Bogor untuk

dapat dikatakan sebagai sebuah kota dengan berpedoman pada teori atau pendapat

para ahli tentang pengertian dan ciri kota itu sendiri. Selain itu, makalah ini pun

dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester.

1.3 Ruang Lingkup

Judul yang dipilih kelompok kami adalah “Kota Bogor 2009”. Tahun 2009

dipilih sebagai judul topik ini dikarenakan pada tahun tersebut kondisi fisik maupun

tata letak Kota Bogor berada dalam kondisi terbaru sehingga dalam beberapa tahun

kdepan tidak akan terlalu ada perbedaan yang mencolok.

Page 4: Kota Bogor 2009

1.4 Rumusan Masalah

Topik yang kelompok kami bahas adalah Kota Bogor, maka permasalahan

pokok dalam makalah ini adalah :

Bagaimanakah Kota Bogor pada tahun 2009 ?

Permasalahan ini timbul karena melihat banyak sekali perubahan yang terjadi

di Kota Bogor sekarang baik dari segi pemerintahan, fasilitas masyarakat dan juga

tata letak jika dibandingkan dengan Kota Bogor pada masa sebelum kemerdekaan

dan pasca kemerdekaan sekitar tahun 80-an.

Dari permasalahan pokok tersebut dapat diturunkan beberapa permasalah lain,

seperti:

1. Apa yang menyebabkan Bogor dikatakan sebagai sebuah kota ?

2. Bagaimanakah proses ini terbentuk ?

3. Karakteristik apa sajakah yang mendukung terjadinya proses ini ?

Page 5: Kota Bogor 2009

BAB II PEMBAHASAN

Kota Bogor mempunyai sejarah yang panjang dalam Pemerintahan,

mengingat sejak zaman Kerajaan Pajajaran sesuai dengan bukti-bukti yang ada

seperti dari Prasasti Batu Tulis, nama-nama kampung seperti dikenal dengan nama

Lawanggintung, Lawang Saketeng, Jerokuta, Baranangsiang dan Leuwi Sipatahunan

diyakini bahwa Pakuan sebagai Ibukota Pajajaran terletak di Kota Bogor.

Pakuan sebagai pusat Pemerintahan Pajajaran terkenal pada pemerintahan

Prabu Siliwangi (Sri Baginda Maharaja) yang penobatanya tepat pada tanggal 3 Juni

1482, yang selanjutnya hari tersebut dijadikan hari jadi Bogor, karena sejak tahun

1973 telah ditetapkan oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor sebagai hari jadi Bogor

dan selalu diperingati setiap tahunnya sampai sekarang.

Sebagai akibat penyerbuan tentara Banten ke Pakuan Pajajaran catatan

mengenai Kota Pakuan tersebut hilang, baru terungkap kembali setelah datangnya

rombongan ekspidisi orang-orang Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck

pada tahun 1687, dan mereka meneliti Prasasti Batutulis dan situs-situs lainya yang

meyakini bahwa di Bogorlah terletak pusat Pemerintahan Pakuan Pajajaran. Pada

tahun 1745 Gubernur Jendral Hindia Belanda pada waktu itu bernama Baron Van

Inhoff membangun Istana Bogor, seiring dengan pembangunan jalan Raya Daenless

yang menghubungkan Batavia dengan Bogor, sehingga keadaan Bogor mulai

bekembang.

Pada masa pendudukan Inggris yang menjadi Gubernur Jendralnya adalah

Thomas Rafless, beliau cukup berjasa dalam mengembangkan Kota Bogor, dimana

Istana Bogor direnofasi dan sebagian tanahnya dijadikan Kebun Raya (Botanikal

Garden), beliau juga memperkejakan seorang Planner yang bernama Carsens yang

menata Bogor sebagai tempat peristirahatan yang dikenal dengan Buitenzoorg.

Setelah Pemerintahan kembali kepada Hindia Belanda pada tahun1903, terbit

Undang-undang Desentralisasi yang bertujuan menghapus sistem pemerintahan

Page 6: Kota Bogor 2009

tradisional diganti dengan sistem administrasi pemerintahan modern sebagai

realisasinya dibentuk Staadsgemeente diantaranya adalah.

1. Gemeente Batavia ( S. 1903 No.204 )

2. Gemeente Meester Cornelis ( S. 1905 No.206 )

3. Gemeente Buitenzoorg ( S. 1905 No.208 )

4. Gemeente Bandoeng ( S. 1906 No.121 )

5. Gemeente Cirebon ( S. 1905 No.122 )

6. Gemeente Soekabumi ( S. 1914 No.310 )

(Regeringsalmanak Voor Nederlandsh Indie 1928 : 746-748)

Pembentukan Gemeente tersebut bukan untuk kepentingan penduduk Pribumi

tetapi untuk kepentingan orang-orang Belanda dan masyarakat Golongan Eropa dan

yang dipersamakan (yang menjadi Burgermeester dari Staatsgemeente Buitenzoorg

selalu orang-orang Belanda dan baru tahun 1940 diduduki oleh orang Bumiputra

yaitu Mr. Soebroto).

Pada tahun 1922 sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap peran

desentralisasiyang ada maka terbentuklah Bestuursher Voorings Ordonantie atau

Undang-undang perubahan tata Pemerintahan Negeri Hindia Belanda (Staatsblad

1922 No. 216), sehinga pada tahun 1992 terbentuklah Regentschaps Ordonantie

(Ordonantie Kabupaten) yang membuat ketentuan-ketentuan daerah Otonomi

Kabupaten (Staatsblad 1925 No. 79).

Propinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 (Staatsblad 1924 No. 378 bij

Propince West Java) yang terdiri dari 5 keresidenan, 18 Kabupaten (Regentscape) dan

Kotapraja (Staads Gemeente), dimana Buitenzoorg (Bogor) salah satu Staads

Gemeente di Propinsi Jawa Barat di bentuk berdasarkan (Staatsblad 1905 No. 208 jo.

Page 7: Kota Bogor 2009

Staatsblad 1926 No. 368), dengan pripsip Desentralisasi Modern, dimana kedudukan

Bugermeester menjadi jelas.

Pada masa pendudukan Jepang kedudukan pemerintahan di Kota Bogor

menjadi lemah karena pemerintahan dipusatkan pada tingkat keresidenan yang

berkedudukan di Kota Bogor, pada masa ini nama-nama lembaga pemerintahan

berubah namanya yaitu: Keresidenan menjadi Syoeoe, Kabupaten/Regenschaps

menjadi ken, Kota/Staads Gemeente menjadi Si, Kewedanaan menjadi/Distrik

menjadi Gun, Kecamatan/Under Districk menjadi Soe dan desa menjadi Koe.

Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan kedaulatan RI

Pemerintahan di Kota Bogor namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk

berdasarakan Udang-undang Nomor 16 Tahun 1950.

Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan berubah menjadi Kota Praja

Bogor, sesuai dengan Undang-undang Nomor. 1Tahun 1957, kemudian dengan

Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 dan Undang-undang No. 5 Tahun 1974

berubah kembali menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor.

Dengan diberlakukanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Kotamadya

Daerah Tingkat II Bogor dirubah menjadi Kota Bogor.

Kota Bogor sendiri merupakan Kota Satelit, sama halnya dengan Depok,

Bogor merupakan daerah penyokong kota besar, dalam hal ini Jakarta, dalam

memenuhi kebutuhan hidup kota besar tersebut, seperti misalnya banyak jasa maupun

bahan konsumsi yang disalurkan Bogor ke Jakarta baik dalam bahan mentah industri,

bahan jadi maupun hasil-hasil pertanian seperti beras. Masyarakat Bogor sendiri

merupakan kaum komuter karena sebagian masyarakatnya bekerja di kota-kota lain

sekitarnya termasuk Jakarta.

Page 8: Kota Bogor 2009

Menurut pendapat Jorge Hardoy2, suatu wilayah dapat dikatakan sebagai

sebuah kota apabila memiliki sepuluh ciri karakteristik yaitu, memiliki ukuran dan

penduduk yang besar dilihat dari zaman dan lokasinya; Bersifat permanen; Mencapai

kepadatan tertentu (menurut zaman dan lokasi); Jelas struktur dan tata ruangan seperti

terlihat misalnya dari jalur-jalur jalan di dalamnya; Merupakan tempat manusia

tinggal dan bekerja; Memiliki fungsi minimum, seperti adanya pasar, pusat

administrasi dan politik, pusat militer, pusat keagamaan, dan pusat cendikia;

Mempunyai penduduk heterogen yang diklasifikasikan secara hierarkis; Merupakan

suatu pusat ekonomi yang memiliki hubungan dengan daerah pertanian di tepi kota,

dan yang melakukan kegiatan memproses bahan mentah dari pertanian itu;

Merupakan suatu pusat pelayanan bagi daerah-daerah yang berada di sekitarnya;

Merupakan suatu pusat penyebaran falsafah hidup yang dimiliki (sesuai dengan

zaman dan lokasi).

1. Memiliki ukuran dan penduduk yang besar dilihat dari zaman dan

lokasinya

Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini

terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah

wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 11.850 Ha, dan jumlah penduduknya 750.250

jiwa (2006). Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan

yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan yaitu, Kecamatan Bogor

Utara, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Barat,

Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan Tanah Sareal. Bogor juga memiliki 68

kelurahan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang penduduk di Kota Bogor dapat

dijelaskan pada tabel berikut :

2 Jorge Hardoy adalah mantan President dari International Institute for Environment and Development, dan salah seorang penulis buku yang berjudul Environmental Problems in a Urbanizing World Finding Solution in Africa, Asia, and Latin America.

Page 9: Kota Bogor 2009

DEMOGRAFI

JUMLAH PENDUDUK KOTA BOGOR PER KECAMATAN

MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2006

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Bogor

Selatan77.254 73.881  151.135

Bogor

Timur38.307 38.958  77.265

Bogor

Utara64.148 61.710  125.858

Bogor

Barat86.496 84.148  170.644

Bogor

Tengah46.235 46.620  92.855

Tanah

Sareal67.006 65.487  132.493

Jumlah 379.446 370.804 750.250

 

2. Bersifat permanen

Propinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 (Staatsblad 1924 No. 378 bij

Propince West Java) yang terdiri dari 5 keresidenan, 18 Kabupaten (Regentscape) dan

Kotapraja (Staads Gemeente), dimana Buitenzoorg (Bogor) salah satu Staads

Gemeente di Propinsi Jawa Barat di bentuk berdasarkan (Staatsblad 1905 No. 208 jo.

Staatsblad 1926 No. 368), dengan pripsip Desentralisasi Modern, dimana kedudukan

Bugermeester menjadi jelas.

Pada masa pendudukan Jepang kedudukan pemerintahan di Kota Bogor

menjadi lemah karena pemerintahan dipusatkan pada tingkat keresidenan yang

Page 10: Kota Bogor 2009

berkedudukan di Kota Bogor, pada masa ini nama-nama lembaga pemerintahan

berubah namanya yaitu: Keresidenan menjadi Syoeoe, Kabupaten/Regenschaps

menjadi ken, Kota/Staads Gemeente menjadi Si, Kewedanaan menjadi/Distrik

menjadi Gun, Kecamatan/Under Districk menjadi Soe dan desa menjadi Koe.

Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan kedaulatan RI

Pemerintahan di Kota Bogor namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk

berdasarakan Udang-undang Nomor 16 Tahun 1950.3

3. Mencapai kepadatan tertentu (menurut zaman dan lokasi)

Menurut sensus penduduk tahun 2006, jumlah penduduk kota Bogor sebanyak

750.250 jiwa dengan luas wilayah 11.850 Ha. Kepadatan penduduk Kota

Bogor sendiri sekitar 64 jiwa per Ha.

4. Jelas struktur dan tata ruangan seperti terlihat misalnya dari jalur-jalur

jalan di dalamnya

Terlampir

5. Merupakan tempat manusia tinggal dan bekerja

Sebagai sebuah kota, tentunya Bogor memiliki penduduk dan fasilitas

pendukung kehidupan didalamnya, misalnya saja perumahan dan lahan untuk

membuka suatu lapangan pekerjaan. Diketahui dari data tahun 20064, tanah di Kota

Bogor banyak digunakan untuk :

Perumahan : 69,88 %

Pertanian : 10.05 %

Jalan : 5,31 %

Jasa dan Perdagangan: 3,52 %

Sungai dan Danau : 2,89 %

3 ? http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_16_Tahun_1950

4 www.kotabogor.go.id

Page 11: Kota Bogor 2009

Diketahui juga bahwa terdapat beberapa industri kecil, sedang maupun besar

yang ad di Kota Bogor, seperti :

Industri Textile

Sejak tahun 2003 telah berdiri 194 unit industri textil besar maupun kecil yang

produksinya tidak hanya dipasarkan secara lokal tetapi juga dipasarkan

diberbagai daerah di Indonesia dan di ekspor ke luar negeri.

Industri Farmasi

Kota Bogor memiliki satu industri farmasi yang terletak di daerah Bogor

Selatan yang target pasarnya adalah domestik dan internasional. Ada juga 1

unit yang memproduksi kapsul kosong untuk obat-obatan di daerah Bogor

Utara.

Industri Pembentukan Karet

Ada beberapa usaha kecil dan informal di daerah Tanah Sareal dan Bogor

Selatan yang biasa membentuk karet dari bahan mentah menjadi setengah

jadi. Terdapat pula pabrik ban “Good Year” yang mengolah karet menjadi

bahan jadi.

Industri Peralatan Metal

Industri ini dapat memproduksi sekitar 84.200 unit tiap tahunnya. Industri ini

berlokasi di daerah Bogor Selatan.

6. Memiliki fungsi minimum, seperti adanya pasar, pusat administrasi dan

politik, pusat militer, pusat keagamaan, dan pusat cendikia

Mendukung point sebelumnya, untuk mendukung kehidupan penduduknya,

Kota Bogor memiliki fungsi minimum lain seperti terlihat pada daftar

dibawah ini :

Pusat Administrasi, Politik dan Militer

Balai Kota Bogor

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor

Kodam Siliwangi

Page 12: Kota Bogor 2009

Wisata dan rekreasi

* Kebun Raya Bogor

Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia.

Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan

tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat

wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor

tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum

Zoologi, dan IPB.

* Istana Bogor

Merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia

yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek

historis, kebudayaan, dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah

adanya rusa-rusa yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan

tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.

* Prasasti Batu tulis

Merupakan prassati peniggalan jaman Kerajaan Padjadjaran yang ditulis

dalam bahasa Jawa kuno yang isinya menyebutkan Raja Pakuan

Padjadjaran yang bernama Prabu Purana dinobatkan kembali dengan nama

Sri Paduka Maharaja Ratu Haji dalam tahun yang tidak jelas karena ada

huruf yang kosong, sehingga ada berbagai macam penafsuran Prasasti ini

disimpan di tepi jalan raya Batutulis, Bogor, sekitar 2 km dari pusat kota.

* CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices

Merupakan kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan

kepada alam, terletak di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara

Kota Bogor. Kawasan ini memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti

gedung perkantoran, wisma, asrama (dormitory), serta kebun buah, sayur

dan tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing,

kegiatan luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk

kepentingan konservasi.

Page 13: Kota Bogor 2009

* Dramaga

Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 Km dari pusat Kota

Bogor. Wilayah Dramaga merupakan sentra pruduksi manisan basah dan

kering, baik itu dari buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang,

pepaya, kweni, salak, kedondong, atau caruluk) maupun dari bahan

sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).

* Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi)

Didalam Plaza Kapten Muslihat terdapat sebuah taman yang diberi nama

Taman Ade Irma Suryani, sebelumnya taman ini memiliki nama Taman

Kebon Kembang tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an

taman ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya

yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal tersebut kemudian

direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang mengusung konsep

Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun menyebutnya dengan

Taman Topi. Pada saat itu Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu

alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda

Bogor. Taman topi dilengkapi berbagai wahana permainan namun pada

sejak tahun 1994 sampai saat ini (tahun 2007) tempat ini menjadi tidak

terawat baik karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota.

Didalamnya juga terdapat pula Pusat Informasi Kepariwisataan atau

Tourist Information Centre.

* Taman Kencana

Adalah sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-

anak kecil, kaum muda maupun orang tua yang melepas lelah setelah

capai berjalan-jalan di lapangan Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini

ramai pada hari minggu saat para orang tua dan anak-anak sedang libur.

Dahulu di tengah Taman Kencana terdapat sebuah batu prasasti buatan

yang berbentuk elips dan berukuran ±2×2×2 meter. pada batu ini terdapat

sebuah tulisan dalam bahasa Indonesia tapi diukir menyerupai tulisan

Page 14: Kota Bogor 2009

Sansekerta. hingga pada akhirnya batu tersebut diangkat kira-kira antara

tahun 2000 sampai 2005.

* Lapangan Sempur

Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan

sebagai lapangan upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia

setiap tanggal 17 Agustus ini, sekarang sudah dikelola oleh Dinas

Pemakaman dan Pertamanan Kota Bogor. Lapangan ini sekarang

dijadikan sebagai tempat olah raga dan lapangan multifungsi. Di lapangan

ini terdapat wall-climb, lapangan basket, lapangan utama untuk bermain

bola dan soft/baseball, run-track, lapangan voli beralaskan pasir pantai,

area untuk senam. Pada hari minggu tempat ini akan menjadi pasar

dadakan, banyak pedagang makanan ataupun alat-alat yang menggelar

dagangannya disini setiap hari minggu. Lapangan ini juga sering

digunakan untuk berbagai event musik.

* Rancamaya

* Puncak

Kawasan wisata perbukitan yang terletak disebelah timur kota Bogor,

dikelilingi oleh Gunung Gede dan Gunung Pangrango.

* Situ Gede atau Setu Gede

Danau kecil di barat laut kota Bogor, di tepi hutan penelitian Darmaga.

* Kampung Jawa

* Gunung Bunder

* Gunung Pancar

* Gunung Gede

* Gunung Salak

* Situ Gede

The Jungle Water Park

Page 15: Kota Bogor 2009

Stasiun kereta dan bis

* Stasiun Bogor

Merupakan stasiun utama kota Bogor yang merupakan warisan dari zaman

Belanda. Dahulu sekitar tahun 1960-an stasiun ini melayani

keberangkatan ke Yogyakarta melalui Sukabumi dan Bandung.

* Baranang Siang

Tempat Ibadah dan Pusat Keagamaan

Mesjid Raya Bogor

Masjid Agung Bogor

Gereja Katedhral

Klenteng Hok Tek Bio

Vihara

Museum dan perpustakaan

* Museum Etnobotani

Museum Etnobotani diresmikan pada tahun 1982 oleh Prof. DR. BJ.

Habibie. Didalamnya terdapat 2.000 artefak etnobotani dan berbagai

diorama pemanfaatan flora.

* Museum Zoologi

Museum Zoologi didirikan pada tahun 1894 dengan nama Museum

Zoologicum Bogoriensis.

* Herbarium Bogoriense

Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, di sebelah Barat Kebun Raya Bogor. Di

dalamnya tersimpan dan dipamerkan berbagai jenis daun dan buah yang

telah dikeringkan, berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar

negeri

* Museum Tanah

Page 16: Kota Bogor 2009

Museum Tanah didirikan pada tanggal 29 September 1988. Museum ini

merupakan tempat penyimpanan jenis contoh tanah yang terdapat di

Indonesia yang disajikan dalam ukuran Kecil berupa makromonolit.

* Museum Pembela Tanah Air (PETA)

Didirikan pada tahun 1996 oleh Yayasan Perjuangan Yanah Air, dan

diresmikan oleh H. M. Soeharto (Presiden RI ke II).Didalamnya memuat

14 Diorama sebagai salah satu bentuk perwujudan dalam perjalanan

proses pergerakan kebangsaan terjadi ketika pada tanggal 3 Oktober 1943

bertempat dibekas Kesatriaan tentara KNIL / Belanda, Pabaton

* Museum Perjuangan

* Perpustakaan Bogor.

Didirikan pada tahun 1842 di dalam lingkungan Kebun Raya Bogor oleh

ahli botani Belanda, Dr. J. Pierot. Koleksinya sekitar 300.000 jilid buku,

2.000 judul majalah ilmiah dan lebih dari 100.000 barang cetakan lainnya.

Koleksinya meliputi buku-buku ilmu pengetahuan alam murni dan praktis,

dengan mengutamakan biologi, yang diperoleh dari hasil pertukaran

dengan lembaga-lembaga ilmiah dan ahli-ahli botani dan biologi di

seluruh dunia. Koleksi perpustakaan ini paling baik dan lengkap di Asia

Tenggara.

Perguruan Tinggi

Institut Pertanian Bogor

Universitas Pakuan

Universitas Ibn Khaldun

Universitas Kesatuan

Universitas Nusa Bangsa

Pertokoan dan Pasar

Mall Jambu Dua

Ekalokasari

Page 17: Kota Bogor 2009

Bogor Trade Mall

Botani Square

Taman Topi Square

Pasar Bogor

Pasar Ciluar

Pasar Anyar

7. Mempunyai penduduk heterogen yang diklasifikasikan secara hierarkis

Letak Kota Bogor yang berada di pinggir Jakarta, menjadikan Kota

Bogor sebagai salah satu tempat tinggal orang-orang dari berbagai wilayah

lain di Indonesia. Hal ini menjadikan masyarakat Kota Bogor bersifat

heterogen.

8. Merupakan suatu pusat ekonomi yang memiliki hubungan dengan

daerah pertanian di tepi kota, dan yang melakukan kegiatan memproses

bahan mentah dari pertanian itu

Kota Bogor merupakan tempat memproses hasil pertanian dari Kabupaten

Bogor. Beberapa contoh hasilnya

9. Merupakan suatu pusat pelayanan bagi daerah-daerah yang berada di

sekitarnya

Bogor menjadi pusat peralatan logam bagi daerah-daerah sekitarnya, seperti

Depok, Jakarta, Sukabumi, dan lain-lain.

10. Merupakan suatu pusat penyebaran falsafah hidup yang dimiliki (sesuai

dengan zaman dan lokasi).

Bogor menjadi pusat penyebaran gaya hidup dan kuliner. Misalnya roti unyil yang

merupakan makanan

Page 18: Kota Bogor 2009

BAB III KESIMPULAN

Setelah memperhatikan teori dan pembahasan di atas, dapatlah kita

simpulkan bahwa Bogor adalah Kota. Jika melihat teori Bintarto, berdasarkan jumlah

penduduknya, Bogor termasuk kota sedang (750.000 jiwa) hal ini terlihat dari data

statistik 2006 dan dari Undang-Undang no.16 tahun 1950 yang mensahkan secara

hukum tentang penetapan Kota Bogor. Proses yang dijalani Bogor untuk menjadi

sebuah kota memakan waktu yang relatif panjang, hal ini bisa dilihat sejarahnya dari

masa pemerintahan Hindia-Belanda sejak pembengunan Istana Bogor oleh prakarsa

Baron van Inhoff, dibangunnya jalan raya Anyer-Panarukan yang menghubungkan

Bogor dan Batavia secara langsung sekaligus membuka akses masuk Bogor sampai

dengan tercantumnya Bogor menjadi kota di Indonesia dalam Undang-Undang No.16

tahun 1950. Untuk menegaskan dirinya sebagai sebuah kota, Bogor memiliki 10 ciri

sesuai dengan pendapat Jorge Hardoy yaitu, memiliki ukuran dan penduduk yang

besar dilihat dari zaman dan lokasinya; Bersifat permanen; Mencapai kepadatan

tertentu (menurut zaman dan lokasi); Jelas struktur dan tata ruangan seperti terlihat

misalnya dari jalur-jalur jalan di dalamnya; Merupakan tempat manusia tinggal dan

bekerja; Memiliki fungsi minimum, seperti adanya pasar, pusat administrasi dan

politik, pusat militer, pusat keagamaan, dan pusat cendikia; Mempunyai penduduk

heterogen yang diklasifikasikan secara hierarkis; Merupakan suatu pusat ekonomi

yang memiliki hubungan dengan daerah pertanian di tepi kota, dan yang melakukan

kegiatan memproses bahan mentah dari pertanian itu; Merupakan suatu pusat

pelayanan bagi daerah-daerah yang berada di sekitarnya; Merupakan suatu pusat

penyebaran falsafah hidup yang dimiliki (sesuai dengan zaman dan lokasi).

Page 19: Kota Bogor 2009

DAFTAR PUSTAKA

F.E. Compton&Company. Compton’s Pictured Encyclopedia. 1963 Edition.

USA.

Mayhew, Susan dan Anne Penny. The Concise Oxford Dictionary of Geography.

1992. Oxford: Oxford University Press.

www.kotabogor.go.id diakses hari Selasa, 27 April 2010 pukul 14.15WIB

www.wikipedia.com diakses hari Selasa, 27 April 2010 pukul 14.12WIB

Page 20: Kota Bogor 2009

LAMPIRAN

UNDANG-UNDANG No. 16 TAHUN 1950

TENTANG

PEMBENTUKAN DAERAH-DAERAH KOTA BESAR DALAM

LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA TIMUR, DJAWA TENGAH, DJAWA

BARAT DAN DALAM DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Menimbang:

bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk daerah-daerah Kota Besar jang

berhak mengatur dan mengurus rumah tangganja sendiri dalam lingkungan Propinsi

Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan dalam Daerah Istimewa Jogjakarta

termaksud dalam Undang-undang No. 22 tahun 1948 tentang pemerintahan daerah;

Mengingat :

pasal 5 ajat (1), pasal 20 ajat (1), pasal IV Aturan Peralihan Undang-undang

Dasar, maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945 No. X, Undang-undang

No. 22 tahun 1948, Undang-undang No 2, 10, 11 dan 3 tahun 1950;

Dengan persetudjuan Badan Pekerdja Komite Nasional Pusat:

M E M U T U S K A N :

I. Mencabut Undang-undang (ordonantie) Pembentukan Kota Surabaja (Stbl.

1928 No. 504), Kota Malang (Stbl. 1928 No. 501), Kota Madiun (Stbl. 1928 No.

449), Kota Kediri (Stbl. 1928 No. 498), Kota Semarang (Stbl. 1929 No. 390), Kota

Pekalongan (Stbl. 1929 No. 392), Kota Bandung (Stbl. 1926 No. 369), Kota Bogor

(Stbl. 1926 No. 368), Kota cirebon (Stbl. 19 [sic!] No. 370), Kota Jogjakarta

(Undang-undang No. 17 tahun 1947) dan Kota Surakarta (Undang-undang No. 16

tahun 1947).

Page 21: Kota Bogor 2009

II. Menetapkan pembentukan daerah-daerah Kota Besar dalam lingkungan

Propinsi jawa Timur, jawa Tengah, jawa Barat dan dalam Daerah Istimewa

Jogjakarta dengan peraturan sebagai berikut;

B A B I.

Peraturan Umum.

Pasal 1

Daerah-daerah yang meliputi daerah kota-kota Surabaja, Malang, Madiun,

Kediri, Semarang, Pekalongan, Bandung, Bogor, cirebon, Jogjakarta dan Surakarta

ditetapkan menjadi Kota Besar Surabaya, Malang, Madiun, Kediri, Semarang,

Pekalongan, Bandung, Bogor, cirebon, Jogjakarta dan Surakarta.

Pasal 2

(1). Pemerintahan Daerah Kota Besar tersebut dalam pasal 1 diatas

berkedudukan di Kota Surabaya, Malang, Madiun, Kediri, Semarang, Pekalongan,

Bandung, Bogor, cirebon, Jogjakarta dan Surakarta.

(2). Dalam waktu luar biasa kedudukan itu untuk sementara waktu oleh Kepala

Daerah Propinsi jawa Timur, jawa Tengah, jawa Barat dan Kepala Daerah Istimewa

Yogjakarta dapat dipindahkan ke lain tempat.

Pasal 3.

(1). Dewan Perwakilan Rakyat kota Besar

Surabaya terdiri dari 25 orang

Malang ,, ,, 20 ,, ;

Madiun ,, ,, 15 ,, ;

Kediri ,, ,, 15 ,, ;

Page 22: Kota Bogor 2009

Semarang ,, ,, 25 ,, ;

Pekalongan ,, ,, 15 ,, ;

Bandung ,, ,, 25 ,, ;

Bogor ,, ,, 15 ,, ;

Cirebon ,, ,, 15 ,, ;

Yogjakarta ,, ,, 20 ,, ;

Surakarta ,, ,, 21 ,,

(2). Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Besar tersebut

dalam ayat 1 pasal ini, jang pertama terbentuk dengan undang-undang pemilihan,

meletakkan jabatannya bersama-sama pada 15 Juli 1955.

(3). Jumlah anggota Dewan Pemerintah Kabupaten-kabupaten terebut dalam

ajat (1) pasal ini, kecuali anggota Kepala Daerah, adalah sebanyak-banyaknya 5

orang.