Korupsi Di Negara Jepang

14
KORUPSI DI NEGARA JEPANG PROFIL NEGARA JEPANG Population : 127.1 million (May, 2014) Capital : Tokyo Area : 377.864 km 2 Major language : Japanese Monetary unit : Yen Income Level : High Income Unemployment Rate : 3,6% (April, 2014) Jepang merupakan negara kepulauan (+/-6.852 pulau), Pulau terbesar di Jepang adalah Pulau Honshu.

description

anti korupsi

Transcript of Korupsi Di Negara Jepang

Page 1: Korupsi Di Negara Jepang

KORUPSI DI NEGARA JEPANG

PROFIL NEGARA JEPANG

Population : 127.1 million (May, 2014) Capital : Tokyo Area : 377.864 km2

Major language : Japanese Monetary unit : Yen Income Level : High Income Unemployment Rate : 3,6% (April, 2014)

Jepang merupakan negara kepulauan (+/-6.852 pulau), Pulau terbesar di Jepang adalah Pulau Honshu.Wilayah Jepang terbagi menjadi 47 prefektur (provinsi). Prefektur terbagi lagi menjadi beberapa subprefektur.

Page 2: Korupsi Di Negara Jepang

Jepang adalah negara demokrasi parlementer dengan Monarki Konstitusional, dengan Kaisar sebagai Kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan.Perdana Menteri dipilih oleh Anggota Parlemen. Pada prakteknya, Perdana Menteri sering berasal dari partai mayoritas di parlemen.Ekonomi di Jepang menempati posisi ketiga terbesar di dunia dan merupakan tempat tujuan investasi asing yang sangat menguntungkan. Pemerintahnya menyediakan pasar keuangan dengan sistem pengaturan yang fleksibel untuk mendorong investasi asing langsung dan memfasilitasi pengembangan bisnis. Meskipun tingkat korupsi di negara ini rendah, di Jepang terdapat 'korupsi dilembagakan' terutama dalam bentuk persekongkolan tender.

IKLIM POLITIK• Eksistensi Partai Politik di Jepang sudah dimulai sejak era Restorasi Meiji yang dimulai pada

tahun 1868.• Sejak diberlakukannya konstitusi baru pada tahun 1947, terdapat tiga partai besar yang

memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan umum, yaitu Partai Liberal (Jiyuto), Partai Sosialis (Shakaito) dan Partai Demokrat (Minshuto).

• Pada tahun 1955, dua partai berhaluan konservatif kanan, Jiyuto dan Minshuto, melebur menjadi satu partai yang dominatif, Partai Demokrat Liberal/Liberal Democratic Party (LDP)

• LDP berkuasa selama 38 tahun sebelum akhirnya dikalahkan oleh koalisi partai-partai lawan. Pada kurun waktu tersebut, terjadi banyak kasus yang melibatkan elite politik LDP, sehingga elektabilitas LDP semakin menurun.

• Pada tahun 1993 untuk pertama kalinya LDP tidak mampu meraih kursi lebih dari 40%.• Pasca Pemilu 1993, LDP mengalami keretakan. Beberapa anggota LDP membentuk partai baru

yaitu Shinshinto (New Frontier Party atau NFP, yang pada tahun 1998 menjadi Minshuto atau DPJ), Shinseito dan Shinto Sakigake.

• Pada tahun 2009, DPJ akhirnya mampu memenangkan Pemilu dan menjadi partai berkuasa.• Pada tahun 2012, LDP berhasil berjaya kembali dalam Pemilu dan Shinzo Abe, pemimpin LDP

terpilih menjadi Perdana Menteri hingga sekarang.• Menurut survei transparansi internasional, masyarakat Jepang menilai partai politik menempati

posisi pertama sebagai lembaga paling korup, diikuti oleh parlemen (semacam DPR) di posisi kedua.

• Korupsi politik di Jepang dapat dicirikan oleh hubungan yang erat antara politisi, perusahaan-perusahaan Jepang, dan organisasi pemerintah, membentuk korupsi yang ‘terstruktur’ (institutionalised corruption), yang dikenal sebagai sistem 'segitiga besi' (the iron triangle).

Page 3: Korupsi Di Negara Jepang

THE IRON TRIANGLE

CURRENT ISSUE• Kansei Dango

Pejabat Publik menjadi penentu pemenang tender-tender proyek pemerintah dengan imbalan berupa pendanaan politik dan lapangan kerja apabila mereka sudah tidak lagi menjabat

• Amakudari Para pejabat dan pegawai yang telah pensiun, terjun ke lapangan pekerjaan di sektor swasta dimana mereka akan menjalin hubungan erat dengan kolega mereka semasa kerja agar dapat melakukan negosiasi yang menguntungkan perusahaan mereka. Rekan dalam lingkungan pemerintahan memberikan bantuan dan ikut memperoleh keuntungan.

• Giri vs GratifikasiGiri adalah konsep kewajiban sosial di Jepang, terkait dengan tradisi memberi hadiah yang bersifat resiprokal. Oleh karena itu, penerima sebuah hadiah secara alami dituntut untuk memberikan hadiah balasan.Korupsi skala kecil yang umum terjadi di Jepang berhubungan dengan konsep Giri. Banyak orang memberikan hadiah mahal setiap tahun kepada dokter, guru, dosen, birokrat, bos dan orang lain, sebagai wujud asuransi untuk pengobatan yang baik, promosi atau rekomendasi pekerjaan. Pengusaha asing yang melakukan bisnis di Jepang menyatakan bahwa perlu sedikit "pelicin" untuk mempercepat manuver birokrasi.

Page 4: Korupsi Di Negara Jepang

PRAKTIK KORUPSI DI JEPANGPra Restorasi Meiji (1603-1867)

• Dalam sejarah Jepang, babak pertama pemerintahan diktator militer feodalisme korup dimulai dengan kudeta Tokugawa Leyasu terhadap Kaisar. Tokugawa Leyasu memalsukan silsilah keturunan menjadi klan Minamoto agar bisa ‘absah’ menjadi Shogun (Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata). Sebab, Shogun, hanya berhak dijabat oleh keturunan klan Minamoto.

• Rakyat Jepang dibagi menurut sistem kelas, dengan urutan kelas samurai berada di hierarki paling atas, diikuti petani, pengrajin dan pedagang.

• Pemberontakan sering terjadi akibat kekuasaan yang korup, sistem kelas dan pajak yang semena-mena.

• Pada 9 November 1867 Tokugawa Yoshinibu menyerahkan kekuasaan ke tangan Kaisar Komei. Pada 3 Februari 1867, Kaisar Meiji naik tahta menggantikan ayahnya (titik awal Restorasi Meiji).

Pasca Restorasi Meiji • The Siemens Scandal (1915)

Skandal politik di akhir periode Meiji dan Taisho, yang melibatkan suap dari perusahaan Jerman (Siemens AG) kepada pihak berwenang angkatan laut Jepang terkait impor persenjataan canggih. Ketika skandal itu terungkap, masyarakat Jepang marah karena rencana peningkatan pajak oleh pemerintah digunakan dalam skala besar untuk ekspansi angkatan laut, dengan hanya menyisakan sedikit anggaran bagi sektor lain.

• The Teijin Scandal (1934)Suap berupa uang tunai dan saham oleh Banchokai (badan pengusaha muda) kepada pejabat di Kementerian Keuangan dan anggota kabinet PM Saito Makoto, agar dapat membeli saham perusahaan tekstil Teijin dari Bank Taiwan dengan harga rendah dan memanipulasi pasar saham sehingga harga saham tersebut berlipat di akhir tahun 1933. PM Saito ditangkap dan membubarkan pemerintahan pada 3 Juli 1934.

• The Shipbuilding Scandal (1954) Suap diberikan kepada sejumlah politisi dan pejabat agar disusun kebijakan yang memperbolehkan perusahaan galangan kapal meminjam dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar. Skandal ini memberikan kontribusi terhadap runtuhnya kabinet Yoshida, tetapi hanya satu orang yang dipidana, dari 71 orang yang ditangkap.

• The Lockheed Scandal (1976) Petinggi perusahaan pesawat tempur Lockheed (AS) terbukti memberikan sejumlah uang sebagai success payment kepada PM Kakuei Tanaka dan pejabat lainnya atas kebijakan pembelian pesawat buatan Lockheed dalam jumlah besar.

• The Recruit Scandal (1988-1989) Perusahaan Jepang, Recruit Group menjual saham kepada para politisi dan pejabat publik sebelum saham tersebut diperdagangkan di bursa (insider trading) sehingga ketika saham

Page 5: Korupsi Di Negara Jepang

tersebut resmi diperdagangkan, bisa dijual kembali dengan harga tinggi, sebagai imbalannya Recruits Group menerima sejumlah bantuan dan keuntungan dalam menjalankan usahanya. Akibat peristiwa ini PM Noboru Takeshita mengundurkan diri.

• The Kyowa Affair (1991) Suap kepada Abe Fumio yang juga merupakan politisi dari LDP oleh Perusahaan Konstruksi Baja Kyowa terkait proyek pembangunan lapangan golf.

• The Sagawa Kyûbin Scandal (1991-1993) Sagawa Kyubin, perusahaan jasa pemaketan di Jepang memberikan sejumlah hadiah uang kepada para politisi LDP dan politisi lain yang berpengaruh di bidang transportasi dengan tujuan mendapatkan bantuan untuk mengembangkan usahanya. Yang menarik, hadian uang tidak hanya diberikan kepada politisi tetapi juga kepada Yakuza.

• The Tax Evasion Scandal (1993) Shin Kanemaru, politisi LDP yang dikenal sangat berpengaruh bahkan kabarnya dapat menentukan siapa yang harus ditunjuk menjadi PM terlibat skandal suap dan penghindaran pajak jutaan dolar. Skandal ini menjadi salah satu penyebab keruntuhan LDP.

• The Genecon Corruption Scandal (1993) Skandal Genecon (General Construction) berhubungan dengan aksi penyuapan dari perusahaan-perusahaan besar di sektor konstruksi. Berdasarkan temuan itu, Walikota Sendai ditangkap pada tahun 1993. Skandal ini melebar dan ikut menyeret para gubernur Prefektur Ibaraki dan Miyagi. Pada Oktober 1997, Nakamura Kishiro, mantan Menteri Konstruksi, dihukum karena korupsi.

• The Sôkaiya Scandals (1997) Skandal ini terjadi di sektor swasta dan melibatkan empat perusahaan pialang besar (Nomura shoken, Yamaichi shoken, Nikko shoken dan Daiwa shoken) dan Daiichi Kangyo Bank. Mereka terlibat tuduhan atas pembayaran uang kepada orang-orang untuk memeras manajemen sehubungan dengan rapat umum pemegang saham.

• The Foreign Ministry Officials Scandal (2001)Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri menggelapkan sekitar $ 4 juta dan menggunakan uang tersebut untuk membeli kuda ras dan keanggotaan klub golf. Pejabat yang lain membeli sebuah limusin mahal selama KTT G8 di Okinawa pada tahun 2000. Dan seorang pejabat yang ditempatkan di Colorado, Amerika Serikat, dipecat karena menyalahgunakan dana pelayanan.

• The Agriculture Minister Financial Scandal – 2007Menteri Pertanian Toshikatsu Matsuoka bunuh diri setelah terlibat dalam skandal politik di mana ia dituduh memanipulasi biaya utilitas kantor parlemennya. Matsuoka diduga telah mengklaim $ 236.600 dalam biaya utilitas meskipun kantor parlemen sewaannya menawarkan

Page 6: Korupsi Di Negara Jepang

utilitas bebas biaya. Dia juga dituduh tidak melaporkan sumber dari $ 8.500 untuk sumbangan politiknya.

• Democratic Party Funding Scandal – 2010Ichiro Ozawa, petinggi Partai Demokrat, terlibat dalam skandal penggalangan dana politik dan mengakui bahwa ia menerima suap dari perusahaan konstruksi yang pada saat itu sedang mencari kontrak publik.

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI JEPANG• Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter diajarkan dalam pelajaran “seikatsuka” atau pendidikan tentang kehidupan sehari-hari, misalnya siswa SD diajari tatacara menyeberang jalan, etika di dalam kendaraan umum, yang tidak saja berupa teori, tetapi guru juga mengajak mereka untuk bersama mempraktikkannya.

Anak-anak juga diajarkan untuk pentingnya bekerjasama dan melayani orang lain, misalnya melalui piket membersihkan kelas dan toilet maupun menyiapkan makan siang bersama di kelas secara bergiliran.

Sejak masa lampau, tiga agama utama di Jepang, Shinto, Buddha, dan Confusianisme, serta spirit samurai dan bushido, memberi landasan bagi pembentukan moral bangsa Jepang. Filosofi yang diajarkan adalah bagaimana menaklukan diri sendiri demi kepentingan yang lebih luas.

Anak-anak diajarkan untuk bekerja keras, memiliki harga diri, rasa malu, dan jujur. Secara garis besar, sistem nilai moral mencakup empat aspek, yaitu:

1. Menghargai Diri Sendiri (Regarding Self)2. Menghargai Orang Lain (Relation to Others)3. Menghargai Lingkungan dan Keindahan (Relation to Nature & the Sublime)4. Menghargai Kelompok dan Komunitas (Relation to Group & Society)

• Reformasi Sistem Pemilu Pada tahun 1993, terjadi reformasi sistem pemilihan umum di Jepang yang disinyalir

sebagai bentuk kejenuhan rakyat dan partai politik di Jepang dengan dinamika politik yang sangat statis dengan hanya satu partai dominan yaitu LDP.

Kejenuhan ini juga disebabkan oleh banyaknya tindak korupsi yang dilakukan oleh para elit pemerintahan yang dipimpin oleh LDP.

Sistem Pemilu yang awalnya bersifat individu-sentris diubah menjadi party-sentris. Dalam Pemilu, para pemilih tidak hanya memilih individu tetapi juga partai.

• Pembentukan Lembaga Pengawasan Jepang tidak memiliki lembaga khusus untuk mengatasi korupsi. Namun, banyak lembaga aktif memerangi korupsi dalam yurisdiksi mereka. Polisi, jaksa, dan lembaga seperti Badan Nasional Pajak, Badan Layanan Keuangan, dan Badan Pengawasan Pasar Modal berkolaborasi dan berbagi

Page 7: Korupsi Di Negara Jepang

informasi yang berkaitan dengan korupsi. Pemerintah Jepang juga mensyaratkan auditor eksternal untuk melaporkan kegiatan ilegal yang mencurigakan kepada pihak berwenang. Sistem peradilan di Jepang sudah efektif dan bebas dari campur tangan politik, serta cukup bersih dari praktik korupsi.Pada tahun 2006, perubahan dilakukan pada UU Penghapusan dan Pencegahan Keterlibatan dalam Bid-Rigging, dengan tujuan untuk memberantas kolusi resmi dalam persekongkolan tender.

• Kontrol Media Pada tahun 2001, disahkan UU Kebebasan Informasi. Pelaksanaan Undang-Undang ini

mengakibatkan makin ketatnya kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat Jepang. Budaya malu yang sudah merupakan warisan turun temurun sedikit banyak menjadi senjata

ampuh melawan korupsi. Banyak pejabat di Jepang akan segera mengundurkan jika kasus korupsinya telah muncul di

media, bahkan banyak juga yang melakukan bunuh diri. Media Jepang benar-benar memberikan tekanan yang besar terhadap skandal yang terjadi

pada institusi pemerintahan termasuk peliputan yang utuh terhadap pelaksanaan investigasi skandal.

• Whistle Blowing Tahun 2004 dibuat UU Perlindungan Whistle Blower (diberlakukan pada tahun 2006) yang berisi tentang perlindungan kepada whistle-blower baik dari sektor swasta maupun publik dari tuduhan dan konsekuensi lain yang mungkin berasal dari laporan kasus penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, atau penyalahgunaan sumber daya. Ada beberapa lembaga nasional

Page 8: Korupsi Di Negara Jepang

yang memiliki mekanisme internal yang memungkinkan pegawainya untuk melaporkan korupsi melalui hotline, e-mail, kantor lokal, dll. Namun, menurut penelitian Global Integritas pada 2008, UU tersebut belum efektif karena masih terdapat risiko pada whistle blower antara lain ada yang mengalami penurunan pangkat, kehilangan pekerjaan, dan berbagai bentuk pelecehan.

• Inovasi Teknologi

Pembayaran biaya administrasi dalam pelayanan publik dilakukan melalui mesin yang mirip seperti Vending Machine, sehingga tingkat korupsi dapat diminimalisasi dan dari segi waktu, dapat lebih cepat dan praktis.

• Kebijakan Lainnya 1. Mewajibkan para pejabat dan politisi untuk mengungkapkan harta kekayaannya.2. Perusahaan-perusahaan Jepang menyusun kode etik yang melarang untuk memberi dan

atau menerima uang atau hadiah dalam bentuk apapun ke dan atau dari pejabat publik.3. Pemerintah Jepang menambahkan pasal mengenai suap menyuap kepada pejabat asing

dalam undang undang khusus mengenai pencegahan persaingan tidak sehat (Unfair Competition Prevention Law).

Page 9: Korupsi Di Negara Jepang

KESIMPULAN1. Dalam upaya pemberantasan korupsi, Jepang lebih mengedepankan soft approach.2. Karakter masyarakat Jepang yang cenderung pekerja keras, memiliki harga diri yang tinggi, serta

adanya budaya malu menjadi salah satu alasan rendahnya angka korupsi di Jepang. Karakter-karakter seperti itu diajarkan dan ditanamkan dalam diri anak-anak Jepang sejak usia dini.

3. Selain upaya-upaya soft approach, Pemerintah Jepang juga menyusun berbagai kebijakan serta penyempurnaan aturan dalam rangka menekan angka korupsi.

4. Saat ini, Jepang adalah negara ketiga di dunia dengan GDP terbesar. Minimnya tingkat korupsi di Jepang (berdasarkan Corruption Perception Index 2013, menempati rangking 18 dunia dengan score 74 dari 100) menjadi salah satu penyebab kemajuan perekonomian Jepang.

INDEKS KORUPSI JEPANG (2013)

Sumber : http://www.transparency.org/country#JPN (tanggal akses 4 Juni 2014)