Kortikosteroid

26

description

semoga bermanfaat

Transcript of Kortikosteroid

Page 1: Kortikosteroid
Page 2: Kortikosteroid

Glukokortikoid, mineralokortikoid dan hormon-hormon kelamin merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh bagian kulit (cortex) kelenjar anak ginjal/kelenjaradrenal.

Page 3: Kortikosteroid

o Glukortikoid (kortisol) berfungsi terhadap metabolisme karbohidrat, pertukaran protein, pembagian lemak dan reaksi peradangan.

Sekresi kortisol memperlihatkan ritme circadian (ritme siang –malam) naik di waktu pagi dan sepanjang hari menurun lagi.

Produksi kortisol total sehari kurang lebih 20-30 mg pada kondisi strees produksi meningkat sampai 100-200 mg

Page 4: Kortikosteroid

Mineralokortikoid : aldosteron (prekusornya

adalah kortikosteron dan desoksikorton),

hormon ini terutama mempengaruhi

metabolisme garam dan air, produksi hormon

ini juga dipengaruhi oleh penggunaan

garam.

› Aldosteron dan prekusornya juga

mempunyai efek seperti glukokortikoid

(sekitar 30% dibanding kortisol),

› Demikian juga kortisol memiliki efek

mineralokotikoid tetapi relatif kecil.

Page 5: Kortikosteroid

kolesterol

pregnenolon

progesteron prasteron

17OH-progesteron kortikosteron

kortisol aldosteron

Testoteron +

androgen

lainya

Estradiol +

estrogen lainya

Page 6: Kortikosteroid

O

R

COCH2OH

kortikosteron

A B

C D1

2

3

45

6

7

8

910

11

12

13

14 15

16

17

Page 7: Kortikosteroid
Page 8: Kortikosteroid
Page 9: Kortikosteroid

1. Efek glukokortikoid :a. Efek anti radang (anti-inflamasi), misalnya

akaibat trauma, alergi, infeksi, juga berkhasiat merintangi terbentuknya cairan peradangan dan udem setempat, misalnya selama radiasi sinar-x di daerah kepala

b. Daya imunosupresif & antialergi, reaksi imun dihambat, migrasi dan aktivitas limfosit T/B dan makrofag dikurangi.

c. Peningkatan glukoneogenesis, pembentukan glukosa distimulasi, penggunaan di jaringan perifer dikurangi penyimpanan sebagai glikogen ditingkatkan

Page 10: Kortikosteroid

d. Efek katabol, yaitu merintangi pembentukan protein dari asam amino, sedangkan pengubahannya menjadi glukosa dipercepat. akibat efek katabol adalah terhambatnya pertumbuhan anak-anak, penyembuhan tukak lambung dipersulit, tejadi osteoporosis.

e. Pengubahan pembagian lemak, yang terkenal adalah penumpukan lemak diatas tulang selangka dan muka (sehingga menjadi bundar “moon face”), juga di perut dan belakang tengkuk.

2. Efek mineralokortikoid› yaitui retensi natrium dan air oleh tubuli ginjal,

sedangkan kalium ditinggkatkan ekskresinya.

Page 11: Kortikosteroid

Untuk meningkatkan efek glukokortikoid dan

menurunkan efek mineralokortikoid banyak

disintesis senyawa-senyawa derivat kortisol, zat

ini dibagi dalam 2 kelompok :

a. Deltakortikoid : predniso(lo)n, metilprednison,

budesonida, desonida dan prednikarbat. Zat ini berbeda dengan kortisol dengan adanya ikatan

rangkap dua pada C1-2 (delta 1-2) dengan efek

glukokortikoid 5x lebih kuat dari kortisol dan efek

mineralokortikoid lebih ringan dengan lama

kerjanya 2x lebih panjang

Page 12: Kortikosteroid

b. Fluorkortikoida : betametason, deksametason, triamsinolon, dsb. Merupakan turunan fluor dari prednisolon dengan 1 atau 2 atom flour pada C6 atau(dan) C9. daya anti radangnya 10-30x lebih kuat daripada kortisol, sedangkan daya mineralokortikoidnya praktis hilang. Plasma t1/2-nya lebih panjang (3-5 jam) karena perombakan dalam hati dipersulit oleh adanya atom fluor sehingga efeknya bertahan 3-5x lebih lama.

› Penggunaan sistemisnya tidak menguntungkan dibanding prednisolon karena efek sampingnya juga relatif lebih besar. Maka zat ini digunakan untuk sistemik jika dalam penggunaan diperlukan pednisolon yg terlampau tinggi.

› Penggunaan topikal (salep/krim), sangat banyak& sering disalahgunakan karena efeknya lebihbagus dibanding kortisol.

Page 13: Kortikosteroid

Terapi subtitusi, digunakan pada insufisiensi adrenal, seperti pada penyakit addison (rasa letih, kurang tenaga dan otot lemah akibat kekurangan kortisol). Dalam hal ini diberikan hidrokortison karena efek mineralokortikoidnya paling kuat.

Terapi non-spesifik, yaitu berdasar efek anti-radang, anti-alergi dan imunosupresif. Juga untuk menghilangkan perasaan tidak enak(malaise). Umumnya diberikan prednisolon, triamsinolon, & deksametason.

Page 14: Kortikosteroid

Indikasi terpenting dari glukokortikoid :

› Asma hebat yg akut/kronis, sediaan yang standar

adalah inhalasi (spray, aerosol) umumnya bersama

obat-obat beta-2–mimetika (adrenergika)

› Radang usus akut.

› Penyakit auto-imun, sistem imun terganggu dan

menyerang jaringan tubuh sendiri. Kortikoid menekan

reaksi imun dan meredakan gejala penyakit.

› Sesudah transplantasi organ, bersama siklosporin untuk

mencegah penolakan oleh sistem imun tubuh

› Kanker, bersama onkolitika (sitostatika) dan setelah

radiasi sinar-x untuk mencegah pembengkakan dan

udem (khususnya deksametason). Juga sebagai

antimual akibat penggunaan sitostatika.

Pada penggunaan sistemik ini sebaiknya diminum dalam

satu dosis pagi hari, karena menyesuaikan ritme

circadian dalam tubuh.

Page 15: Kortikosteroid

Pada mata : radang selaput mata, selaput-bening, radang pinggir kelopak mata. contohnya adalah hidrocortison, prednisolon, deksametason, betametason, fluormetolon. Obat-obat ini mempunyai aktivitas relatif lemah dan sedikit diserap ke dalam darah. Tidak boleh diberikan pada gangguan mata lain (gatal2 dan mata merah) karena efek sampingnya adalah katarak dan glaucoma.

Di telinga pada radang gendang telinga, biasanya dikombinasi dengan antibiotik

Di hidung (intranasal), digunakan sebagai spray untuk rhinitis, polip untuk menghambat pertumbuhannya.

Di mulut, untuk asma Rektal, digunakan sebagai supositoria pada wasir yang

meradang, biasanya dikombinasi dengan anestetik lokal (lidokain)

Intra-artikuler, pada radang sendi, biasanya disuntikan hidrokortison atau triamsinolon diantara sendi-sendi.

Page 16: Kortikosteroid

Merupakan obat yang sangat baik untuk pengobatan gangguan kulit (eksem, dermatitis, psoriasis, prurigo, dan gatal-gatal lain), berkat sifat antiradang dan anti-mitosisnya.

Atas dasar aktivitasnya kortikoid lokal dapat dibagi dalam 4 tingkatan dengan urutan potensi yang meningkat. Pada kadar yang lebih rendah aktivitasnya juga menurun ketingkat yang lebih rendah. Misal triamsinolon 0,1% termasuk tingkat 2, triamsinolon 0,05% masuk ke tingkat 1

Page 17: Kortikosteroid

Tabel, tingkatan aktivitas glukokrtikoid pada

penggunaan dermal

Page 18: Kortikosteroid

Untuk eksem, prurigo, gatal-gatal dan dematitispopok, juga pada sengatan tawon digunakan kortikoid lemah (tingkat 1) yakni hidrokortison 1%, jika hasil kurang memuaskan bisa beralih pada zat tingkat 2, misal triamsinolon 1%, juga pada eksim / alergi atau eksem atopis.

Zat tingkat 3 & 4 berkhasiat antimitosis yaitu menghambat pembelahan sel. Maka zat ini lebih cocok untuk menghambat pertumbuhan kulit yang berlebihan misalnya pada psoriazizdsb.

Zat tingkat 4 hanya digunakan jika zat tingkat 3 tidak efektif.

Page 19: Kortikosteroid

Karena kortikoida ditimbun dalam lapisan tanduk dari

epidermis / kulit ari dan dilepaskan kembali kelapisan

yang lebih dalam maka dikembangkan kebijakan terapi

dalam 2 fase :

1. penyembuhan: salep sediaan tingkat 1-3 dioleskan 2-3

dd sehari, guna secepat mungkin mengendalikan

penyakit selama 1-2 minggu, kontinyu, tanpa istirahat.

2. Pemeliharaan : guna menghindari kambuhnya

penyakit

Selama 1-2 minggu,1 dd setiap hari salep tingkat 1-3

Selama 1-2 minggu,1 dd setiap 2 hari maksimal 100

dan 50 g untuk masing-masing tingkat 3 dan 4

Selama 1-3 bulan, 1 dd pada 2 hari seminggu

Page 20: Kortikosteroid

Pada hari istirahat perlu digunakan suatu

salep netral, tanpa zat aktif.

Bila penggunaan obat yg kuat akan

dihentikan sebaiknya tidak secara

mendadak , terlebih setelah

pengobatan lama.

Sebaiknya penggunaan diakhiri dengan

salep berkhasiat lemah (Hidrokortison)

atau salep netral

Page 21: Kortikosteroid

1. Efek samping glukokortikoid yang penting

adalah:

1.a. Sindrom Cushing, gejala utamanya adalah

retensi cairan di jaringan-jaringan yang

menyebabkan naiknya berat badan dengan

pesat, muka menjadi bundar (moon face)

adakalanya kaki tangan gemuk bagian atas,

selain itu terjadi penumpukan lemak di bahu

dan tengkuk, kulit menjadi tipis dan mudah

terluka, timbul garis kebiru-biruan (akibat

pendarahan di bawah kulit.)

Page 22: Kortikosteroid

1.b. Kelemahan otot (myopathie steroid), khusus

dari anggota badan dan bahu. Lebih sering

terjadi pada hidrokortison dari pada derivat

sintesisnya.

1.c. Osteoporosis (rapuh tulang) karena

menyusutnya tulang dan resiko besar akan

fraktur bila terjatuh. Efek ini terutama pada

penggunaan lama prednison diatas 7,5 mg

sehari (ekivalen dengan dosis glukokortikoid

lain), seperti pada rema dan asma hebat.

Pencegahan dilakukan dengan vit D3 +

kalsium, masing2 500 UI dan 1000 mg sehari.

Page 23: Kortikosteroid

1.d. Merintangi pertumbuhan pada anak-anak, akibat

dipercepatnya penutupan epifysis tulang pipa

1.e. Diabetogen. Penurunan toleransi glukosa dapat

menimbulkan hiperglikemia dengan efek menjadi

diabetes atau memperhebat diabetes,

penyebabnya adalah stimulasi pembentukan glukosa dalam hati.

1.f. Imunosupresi, yaitu menekan reaksi tangkis tubuh,

seperti yang terjadi pada trasplantasi organ. Jumlah dan aktivitas limfosit-T/B dan makrofak dikurangi,

efeknya adalah daya tangkis tubuh turun sehingga

lebih peka terhadap infeksi kuman patogen.

1.g. Antimitosis yaitu menghambat pembelahan sel, terutama kortikoida-fluor yang kuat yang hanya

untuk penggunaan dermal.

Page 24: Kortikosteroid

2. Efek samping mineralokortikoid berupa :

Hipokalemia akibat kehilangan kalium melalui kemih, bisa terjadi kejang, kelemahan otot, aritmia jantung

Udema dan berat badan meningkat karena retensi garam dan air, juga resiko hipertensi dan gagal jantung.

3. Efek samping umum adalah :

Efek sentral (atas SSP) berupa gelisah, rasa takut, sukar tidur, depresi.

Efek adrogen, seperti acne, dan gangguan haid

Cataract dan kenaikan tekanan okuler, juga bila digunakan sebagai tetes mata, resiko glaukoma meningkat.

Bertambahnya sel-sel darah

Bertambahnya nafsu makan dan berat badan

Reaksi hipersensitivitas.

Page 25: Kortikosteroid

Kontra indikasi

Sedian kortikoid lokal tidak boleh

digunakan pada gangguan kulit untuk: -

- infeksi kuman,

- virus,

- jamur atau parasit,

- pada acne.

Page 26: Kortikosteroid

THANK

U