Korosi celah
-
Upload
ivan-ardhiansyah -
Category
Documents
-
view
50 -
download
1
Transcript of Korosi celah
Korosi Celah Dan Korosi Sumuran : Sel – Sel Konsentrasi
KOROSI CELAH DAN KOROSI SUMURAN : SEL - SEL KONSENTRASI
Sudah kehendak alam bila logam terkorosi, kecuali bila
dicegah melalui kerja keras manusia. (T. H. Rogers : Marine
Corrosion.)
Orang sudah percaya bahwa baja nirkarat (stainless steel) mempunyai ketahanan
luar biasa terhadap korosi sehingga bila bahan ini yang dipilih maka masalah korosi akan
pasti terpecahkan. Walaupun memang benar bahwa baja nirkarat memperlihatkan
kehebatannya dalam berbagai situasi, pada beberapa penerapan tertentu justru sangat
buruk sehingga harus diwaspadai. Banyak kegagalan pada komponen – komponen baja
nirkarat telah terjadi akibat korosi di celah – celah, atau di bagian – bagian tersembunyi
karena volume – volume kecil elektrolit yang terperangkap di situ bisa lebih aggresif
dibandingkan kalau dalam volume besar.
Pembentukan lubang – lubang pada pipa tembaga untuk sistem – sistem air tawar
jarang, tetapi ini dapat terjadi bila teknik pembuatan pipa itu salah. Sepotong pipa
tembaga bergaris tengah 25 mm yang rusak akibat tertinggalnya selapis pelumas organik
sesudah pipa terbentuk. Dalam pembuatannya pipa dianil, dan temperatur tinggi
membentuk selapis karbon di sepanjang bagian dalam pipa. Retak atau pecah yang
selanjutnya terjadi pada selaput karbon menyebabkan proses pembentukan sumuran yang
aktif sekali sehingga di tempat itu pipa akan tembus dalam waktu singkat. Ciri lubang –
lubang akibat korosi ini adalah terbentuknya gundukan – gundukan kecil melingkar yang
merupakan hasil korosi di sekitar lubang.
Kendati korosi celah sama sekali bukan masalah yang baru, seperti korosi
dwilogam, para perekayasa sering masih kurang menghayati pentingnya perancangan dan
pemilihan bahan secara tepat guna mendapatkan ketahanan yang memadai terhadap
korosi. Pada tahun 1981 dilaporkan bahwa salah satu masalah paling serius dalam
industri nuklir AS adalah serangan – serangan lokal pada tabung – tabung Incole 600
Korosi Celah Dan Korosi Sumuran : Sel – Sel Konsentrasi
akibat korosi dalam celah – celah di antara tabung – tabung dan pelat – pelat penyangga
dari baja karbon. Karena sekitar 60 generator uap yang terkena masalah ini, biaya
penanggulangannya ditaksir sekitar 6000 juta dollar.
MEKANISME KOROSI CELAH
Di masa lampau, penggunaan istilah korosi celah (crevice corrosion) dibatasi
hanya untuk serangan terhadap paduan – paduan yang oksidanya terpasifkan oleh ion –
ion agresif seperti klorida dalam celah – celah atau daerah – daerah permukaannya yang
tersembunyi. Serangan dalam kondisi serupa terhadap logam tidak terpasifkan dahulu
disebut korosi aerasi diferensial. Sekarang orang cenderung mengabaikan perbedaan
tersebut, dan akibatnya korosi celah memperoleh banyak sebutan lain. Korosi aerasi
diferensial dan korosi sel kosentrasi adalah istilah – istilah yang merujuk ke aspek –
aspek mekanisme korosi di dalam celah atau retakan. Sedangkan nama – nama lain yang
kurang umum timbul dalam situasi – situasi khusus di tempat korosi celah ditemukan,
misalnya korosi deposit, korosi retakan, korosi paking, korosi antarmuka, korosi tapal,
korosi garis air, dan korosi pasak. Jadi, definisi yang umum dan baik untuk korosi celah
adalah serangan yang terjadi karena sebagian permukaan logam terhalang atau terasing
dari lingkungan dibanding bagian lain logam yang menghadapi elektrolit dalam volume
besar.
Baru – baru ini cukup banyak penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki
perilaku elektrokimia di dalam celah – celah, terutama berkat kemajuan teknologi yang
memungkinkan telitinya pengukuran di celah – celah yang luar biasa sempit; dari 25
hingga 100 μm. suatu mekanisme yang berlaku untuk hampir semua situasi yang lazim
dihadapi telah diusulkan oleh Fontana dan Greene. Sebagaimana halnya kebanyakan
mekanisme lain, kekecualian selalu ada, namun demikian mekanisme ini merupakan
sebuah lompatan ke depan yang besar dalam upaya pemahaman proses – proses itu.
Korosi Celah Dan Korosi Sumuran : Sel – Sel Konsentrasi
Serangan ion – ion terhadap permukaan logam yang terpasifkan dipilih sebagai
contoh karena kombinasi ini paling sering dijumpai dalam kasusu – kasus korosi celah.
Langkah – langkah yang terjadi adalah sebagai berikut :
a) Mula – mula, elektrolit diandaikan mempunyai komposisi seragam. Korosi terjadi
secara perlahan di seluruh permukaan logam yang terbuka, baik di dalam maupun di
luar celah. Proses – proses anoda dan katoda berjalan dengan normal. Dalam kondisi
– kondisi demikian, pembangkitan ion – ion logam positif diimbangi secara
elektrostatik oleh pembentukan ion – ion hidroksil negatif.
b) Pengambilan oksigen yang terlarut menyebabkan lebih banyak lagi difusi oksigen
dari permukaan – permukaan elektrolit yang kontak langsung dengan atmosfer.
Oksigen di permukaan logam yang berhadapan dengan sebagian besar elektrolit lebih
mudah dikonsumsi ketimbang yang terdapat di dalam celah. Di dalam celah,
kekurangan oksigen menghalangi proses katodik sehingga pembangkitan ion – ion
hidroksil yang negatif dari tempat yang terkurung itun juga berkurang.
c) Produksi ion – ion positif yang berlebihan dalam celah menyebabkan ion – ion
negatif dari elektrolit di luar celah terdifusi ke dalam celah guna mempertahankan
keadaan dengan energi potensial yang minimum. Dengan hadirnya klorida, agaknya
terbentuklah ion – ion kompleks antara klorida, ion – ion logam dan molekul –
molekul air. Para ahli yakin bahwa ion – ion itu mengalami hidrolisis (reaksi dengan
air), yang menghasilkan produk korosi, dan lebih penting lagi, ion - ion hidrogen
yang mengurangi pH. Ini dapat diterangkan dengan persamaan yang disederhanakan :
M+ + H2O → MOH + H+
Persamaan ini menggambarkan reaksi hidrolisis yang umum, dimana peran anion
elektrolit (dalam hal ini klorida) penting tetapi terlalu rumit diuraikan di sini.
Kehadiran klorida diketahui mendorong terjadinya pH – pH rendah karena
kecenderungannya yang sangat rendah untuk bergabung dengan ion - ion hidrogen
dalam air. Selain itu, logam – logam seperti baja nirkarat yang sistem
perlindungannya bergantung pada pembentukan selaput pasif, diketahui tidak mantap
bila dalam lingkungan klorida, dan dalam celah yang aktif unsur yang sangat
dibutuhkan untuk mempertahankan kepasifan, yakni oksigen, tidak dapat masuk. Ada
Korosi Celah Dan Korosi Sumuran : Sel – Sel Konsentrasi
pengecualian untuk titanium yang memiliki ketahanan istimewa terhadap korosi celah
karena lapisan oksidanya tidak reaktif terhadap ion klorida.
d) Peningkatan kosentrasi ion hidrogen mempercepat proses pelarutan logam yang
pada gilirannya membuat masalah semakin buruk. Demikian pula, pada saat yang
sama peningkatan kosentrasi anion (klorida) di dalam celah juga memperburuk
keadaan. Sebuah ciri penting pada sel korosi celah yang aktif adalah bahwa sel –
sel itu bersifat otokatalitik, yaitu begitu reaksi dimulai sel - sel itu tidak
bergantung lagi pada keadaan di luar. Logam di dalam celah terkorosi dengan
cepat sementara bagian luarnya terlindungi secara katodik.
Yang menarik, bukan korosi besi dalam baja tahan “karat” yang merupakan
proses paling merusak. Bukti – bukti telah menunjukkan bahwa pelarutan dan
hidrolisis kromium sesudahnyalah yang paling memnyebabkan penurunan pH.
Sekali lagi, secara sederhana ini digambarkan dengan persamaan :
Cr3+ + 3H2O → Cr(OH)3 + 3H+
Sedikit sekali keraguan bahwa pH suatu elektrolit dalam celah aktif dapat menjadi
sangat asam : hanya dua peristiwa yang dilaporkan tentang perubahan pH dalam
celah pada paduan titanium dari 8,3 (di luar celah) menjadi 2,3 (di dalam celah),
dan dari 6 (di luar celah) menjadi 1 (di dalam celah). Dari kedua kosentrasi yang
berperan dalam mekanisme ini, yaitu kosentrasi oksigen dan kosentrasi ion, yang
belakangan dianggap memberikan efek paling nyata terhadap tingkat serangan
karena pengaruhnya terhadap pH lokal.
KOROSI SUMURAN
Korosi sumuran (pitting corrosion) adalah korosi lokal yang secara selektif
menyerang bagian permukaan logam yang :
a) Selaput pelindungnya tergores atau retak akibat perlakuan mekanik;
b) Mempunyai tonjolan akibat dislokasi atau slip yang disebabkan oleh tegangan tarik
yang dialami atau tersisa;
c) Mempunyai komposisi heterogen dengan adanya inklusi, segregasi atau presipitasi.
Korosi Celah Dan Korosi Sumuran : Sel – Sel Konsentrasi
Pengamatan terhadap lubang - lubang atau ceruk - ceruk akibat korosi celah kadang -
kadang dapat menyebabkan kita bingung tentang perbedaan antara kedua bentuk korosi
itu. Sebuah makalah penting mengenai ini yang ditulis oleh Wilde menguraikan sejumlah
kesamaan yang menyolok antara mekanisme penjalaran korosi celah dan korosi sumuran.
Begitu terbentuk, sebuah ceruk menunjukkan perilaku yang sangat mirip dengan proses
korosi celah yang telah dijelaskan. Bagaimanapun korosi sumuran dapat dibedakan dari
korosi celah dalam fase pemicuan-nya. Jadi, sementara korosi celah dipicu oleh beda
kosentrasi oksigen atau ion - ion dalam elektrolit, korosi sumuran (pada permukaan yang
datar) hanya dipicu oleh faktor - faktor metalurgi.
Berikut ini kita akan membahas korosi sumuran pada besi atau baja karena
mekanisme pembentukannya menggambarkan kemajuan yang nyata dalam pemahaman
tentang korosi ini.
Sudah banyak orang mengetahui bahwa bila selembar baja lunak yang bersih
dibiarkan kehujanan dalam beberapa hari akan terkorosi dengan cepat dan “karat” yang
terbentuk akan berupa endapan keras, keropeng, atau tonjolan - tonjolan bundar, pada
bagian - bagian tertentu dimana titik - titik air menggenang lebih lama. Kalau “karat” itu
kemudian dihilangkan dengan sikat kawat, kita akan menjumpai lubang - lubang di
tempat yang semula tertutup hasil korosi. Pada tahap ini, kita menggunakan istilah
“karat” dalam tanda kutip, karena dalam penngertian sehari – hari kata itu berarti produk
korosi kecoklatan yang terbentuk di permukaan besi atau baja yang terkorosi. Produk
korosi ini sesungguhnya suatu campuran dari sejumlah bahan kimia sehingga kata “karat”
sebetulnya mempunyai makna yang lebih tepat.
Penjelasan klasik tentang pembentukan ceruk di bawah titik air di permukaan besi
antara lain diajukan oleh Evans. Pembentukan sebuah ceruk didahului oleh korosi biasa
di seluruh permukaan yang dibasahi air, mungkin akibat efek batas butir sederhana.
Konsumsi oksigen pada reaksi katoda normal dalam larutan netral menyebabkan
terjadinya gradien kosentrasi oksigen dalam elektrolit. Mudah dipahami bahwa daerah
Korosi Celah Dan Korosi Sumuran : Sel – Sel Konsentrasi
basah yang bersebelahan dengan udara atau antarmuka elektrolit menerima oksigen dari
difusi lebih banyak ketimbang daerah di pusat tetesan air yang terletak paling jauh dari
sumber pemasokan oksigen. Gradien kosentrasi ini daerah di tengah itu mengalami
polarisasi anodik sehingga terlarut dengan aktif :
Fe → Fe2+ + 2e-
Ion - ion yang dibangkitkan di daerah katoda terdifusi ke arah dalam dan bereaksi
dengan ion - ion besi yang terdifusi ke arah luar, sehingga terjadilah pengendapan produk
korosi tak dapat larut di sekeliling cekungan, atau ceruk. Ini selanjutnya menghambat
difusi oksigen, mempercepat proses anodik di pusat tetesan dan menyebabkan reaksi
bersifat otokatalik.
Sampai di sini, ada baiknya kita memahami betul bagaimana ekspresi yang
disederhanakan dalam persamaan di atas. Langkah – langkah yang terjadi mungkin
sebagai berikut :
a) Fe + H2O → Fe(H2O)ads
b) Fe(H2O)ads → Fe(OH-)ads + H+
c) Fe(OH-)ads → Fe(OH)ads + e-
d) Fe(OH)ads → Fe(OH)+ + e-
e) Fe(OH)+ + H+ → Fe2+ + H2O
Dalam ekspresi – ekspresidi atas, ads adalah kependekan dari adsorbed dan
menyiratkan bahwa reaksi berlangsung dalam fase padat di antarmuka pada/cair. Contoh
ini tidak dimaksudkan untuk menakut – nakuti pembaca, namun sekedar mengingatkan
tentang rumitnya reaksi – reaksi yang sepintas tampak sederhana, khususnya dalam
proses yang dikenal sebagai pembentukan karat biasa.