Korosi 2

14
Ratih Kumala Ratih Kumala Minggu, 04 Desember 2011 MENGENAL KOROSI DAN AKIBATNYA, SERTA CARA PENCEGAHANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ABSTRAK Sebagian besar orang mengartikan korosi sebagai karat. Sebenarnya, karat adalah salah satu jenis korosi yang dikhususkan untuk bahan logam, sangat lazim terjadi terutama pada besi. Berbagai jenis logam banyak kita gunakan untuk berbagai peralatan sehingga korosi sama dengan penurunan mutu dari peralatan logam tersebut. Peristiwa korosi juga bisa dikatakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Besi sendiri merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Proses berkarat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu kelembapan dan adanya oksigen. Beberapa bakteri juga dapat menghasilkan enzim oksidasi yang dapat mempercepat terjadinya karat. Salah satu langkah antisipasi korosi adalah dengan inhibitor korosi. Inhibitor korosi yaitu suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam. Dewasa ini terdapat 6 jenis inhbitor, yaitu inhibitor yang memberikan pasivasi anodik, pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhibitor pengendapan dan inhibitor fasa uap. Pembahasan mengenai korosi dan inhibitor korosi dapat membantu kita terhindar dari dampak peristiwa korosi yang bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, body mobil, atau pun berbagai konstruksi dari besi lainnya yang sangat mudah berkarat. Siapa di antara kita yang tidak kecewa bila body mobil kesayangannya tiba-tiba sudah keropos karena korosi? Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi dan bagaimana penyebab korosi? sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi lainnya. I. PENGERTIAN KOROSI Korosi adalah penurunan mutu dari peralatan logam. Secara umum korosi dapat digolongkan berdasarkan rupanya, keseragamannya atau keserbanekaanya, baik secara mikroskopis maupun makroskopis. Dua jenis mekanisme utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia secara langsung dan reaksi elektrokimia. Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama Pengikut (2) Ikuti Pengikut 2011 (1) Desember (1) MENGENAL KOROSI DAN AKIBATNYA, SERTA CARA PENCEGAH... Arsip Blog Ratih Kumala gak suka minyak kayu putih, balsem sejenisnya, gak suka makanan pedas dan gak suka saos wak :D,, suka banget sama buah Apel,,hehe Lihat profil lengkapku Mengenai Saya Foto saya 1 Lainnya Blog Berikut» [email protected] Dasbor Keluar

Transcript of Korosi 2

Ratih KumalaRatih KumalaMinggu, 04 Desember 2011

MENGENAL KOROSI DAN AKIBATNYA, SERTA CARA PENCEGAHANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

ABSTRAK

Sebagian besar orang mengartikan korosi sebagai karat. Sebenarnya, karat adalah

salah satu jenis korosi yang dikhususkan untuk bahan logam, sangat lazim terjadi terutama

pada besi. Berbagai jenis logam banyak kita gunakan untuk berbagai peralatan sehingga

korosi sama dengan penurunan mutu dari peralatan logam tersebut. Peristiwa korosi juga bisa

dikatakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan

adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif,

anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron

mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.

Besi sendiri merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang

dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang

bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan,

lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Proses berkarat dipengaruhi oleh lingkungan,

yaitu kelembapan dan adanya oksigen. Beberapa bakteri juga dapat menghasilkan enzim

oksidasi yang dapat mempercepat terjadinya karat.

Salah satu langkah antisipasi korosi adalah dengan inhibitor korosi. Inhibitor korosi yaitu

suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan, dapat menurunkan laju

penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam. Dewasa ini terdapat 6 jenis inhbitor,

yaitu inhibitor yang memberikan pasivasi anodik, pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor

organik, inhibitor pengendapan dan inhibitor fasa uap. Pembahasan mengenai korosi dan

inhibitor korosi dapat membantu kita terhindar dari dampak peristiwa korosi yang bersifat

sangat merugikan.

Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, body mobil, atau pun berbagai konstruksi

dari besi lainnya yang sangat mudah berkarat. Siapa di antara kita yang tidak kecewa

bila body mobil kesayangannya tiba-tiba sudah keropos karena korosi? Pasti tidak ada.

Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi dan bagaimana

penyebab korosi? sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi lainnya.

I.  PENGERTIAN KOROSI

Korosi adalah penurunan mutu dari peralatan logam. Secara umum korosi dapat

digolongkan berdasarkan rupanya, keseragamannya atau keserbanekaanya, baik secara

mikroskopis maupun makroskopis. Dua jenis mekanisme utama dari korosi adalah

berdasarkan reaksi kimia secara langsung dan reaksi elektrokimia.

Korosi bisa disebut sebagai kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan

lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak

logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada

definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi

logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada

dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan

dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama

Pengikut (2)

Ikuti

Pengikut

▼ 2011 (1)

▼ Desember (1)

MENGENAL KOROSI DAN AKIBATNYA, SERTA CARA PENCEGAH...

Arsip Blog

Ratih Kumala

gak suka minyak kayu putih,

balsem sejenisnya, gak suka

makanan pedas dan gak suka

saos wak :D,, suka banget sama

buah Apel,,hehe

Lihat profil lengkapku

Mengenai Saya

Foto saya

1 Lainnya Blog Berikut» [email protected] Dasbor Keluar

pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi

(kembali menjadi senyawa besi oksida).

Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui

kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor,

seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda

potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari

oksida.

Peristiwa korosi berdasarkan proses elektrokimia yaitu proses (perubahan / reaksi

kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai

kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub

positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga

terjadilah peristiwa korosi. Korosi dapat terjadi di dalam medium kering dan juga

medium basah. Sebagai contoh korosi yang berlangsung di dalam medium kering adalah

penyerangan logam besi oleh gas oksigen (O2) atau oleh gas belerang dioksida (SO2).

Di dalam medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam maupun secara

terlokalisasi. Contoh korosi seragam di dalam medium basah adalah apabila besi

terendam di dalam larutan asam klorida (HCl). Korosi di dalam medium basah yang

terjadi secara terlokalisasi ada yang memberikan rupa makroskopis, misalnya peristiwa

korosi galvani sistem besi-seng, korosi erosi, korosi retakan, korosi lubang, korosi

pengelupasan, serta korosi pelumeran, sedangkan rupa yang mikroskopis dihasilkan

misalnya oleh korosi tegangan, korosi patahan, dan korosi antar butir.

Walaupun demikian sebagian korosi logam khususnya besi, terkorosi di alam

melalui cara elektrokimia yang banyak menyangkut fenomena antar muka. Hal inlah

yang banyak dijadikan dasar utama pembahasan mengenai peran pengendalian korosi.

II. MACAM-MACAM JENIS KOROSI DAN PENYEBABNYA

II.1. Korosi Atmosfer

Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat

khususnya metal besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan udara

terbuka.

Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu :

· Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang, oksida metal,

· Suhu

· Kelembapan kritis

· Arah dan kecepatan angin

· Radiasi matahari

· Jumlah curah hujan

II.2. Korosi Galvanis

Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda

potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir

dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya

metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron.

Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negative yang berada di dalam elektrolit

menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal

sehingga terbentuklah sumur-sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat

permukaan.

Sel galvanic tidak berhubungan langsung walaupun keduanya berada di dalam

elektrolit yang sama (Open Circuit). Standar electromotive ini dapat berubah akibat

pengaruh perubahan suhu, perubahan konsentrasi zat-zat yang terlarut, kondisi

permukaan elektroda, kotoran/sampah pada elektroda dan lain-lain.

Contoh, suatu tube sheet atau sebuah alat penukar kalori (tube sheet terbuat dari

karbon steel/baja karbon) dan tubenya dari paduan tembaga (Aluminium bronze), kalau

ditinjau pada electromotive series jelas bahwa baja (ferrum) lebih tinggi letaknya

daripada tembaga, jadi baja dalam kondisi ini menjadi lebih anodic terhadap paduan

tembaga, karenanya terjadilah sel karat galvanic dan akibatnya tube sheet baja tersebut

berkarat dan kehilangan metal pada permukaannya.

II.3. Korosi Regangan

Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang melebihi batas

ketentuannya. Kegagalan ini sering disebut Retak Karat Regangan (RKR) atau stress

corrosion cracking. Sifat retak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba terjadnya/spontaneous),

regangan biasanya bersifat internal yang disebabkan oleh perlakuan yang diterapkan

seperti bentukan dingin atau merupakan sisa hasil pengerjaan (residual) seperti

pengelingan, pengepresan dan lain-lain.

Untuk material kuningan jenis RKR disebut Season Cracking, dan pada material

Low Carbon Steel disebut Caustic Embrittlement (kerapuhan basa), karat ini terjadi

sangat cepat dalam ukuran menit, yakni jika semua persyaratan untuk terjadinya karat

regangan ini telah terpenuhi pada suatu moment tertentu yakni adanya regangan internal

dan terciptanya kondisi korosif yang berhubungan dengan konsentrasi zat karat

(Corrodent) dan suhu lingkungan.

Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR pada berbagai sistem

paduan.

Sistem Paduan Lingkungan

Paduan Aluminium   § Klorida

  § Udara industri yang lembab

  § Udara laut

Paduan Tembaga (Kuningan dan lain-

lain)

  § Ion Amonium

  § Amine

Paduan Nikel   § Hidroksida terkonsentrasi dan panas

  § Uap asam Hidrofluroida

(hydrofluoric)

Baja Karbon Rendah   § Hidroksida terkonsentrasi dan

mendidih

  § Nitrat terkonsentrasi dan mendidih

  § Produk penyuling destruktif dari batu

bara

Baja “Oil-Country/Oil Field”   § H2S dan CO2

Baja paduan rendah berkekuatan tinggi   § Klorida

Baja nir noda   § Klorida mendidih

Baja Austentic (seri 300)   § Hidroksida terkonsentrasi dan

mendidih

  § Asam politionik

Baja feritik dan Baja martensitik (seri

400)

  § Klorida

  § Air pendingin reactor

Baja “maraging” (18% Ni)   § Klorida

Paduan Titanium   § Klorida

  § Metal alcohol

  § Klorida padat suhu di atas 550° F

Contoh sebuah paku dimasukan dalam air asin/air laut maka paku tersebut akan

berkarat yang diawali dari bagian kepala dan bagian yang runcing. Bagian kepala dan

bagian runcing paku dibentuk secara paksa dengan sistem Cold Forming (pembentukan

dingin). Di dalam pengerjaan Cold Forming selalu dihasilkan regangan sisa, akibatnya

bagian tersebut akan menjadi anodic terhadap bagian paku lainnya apabila dihubungkan

melalui elektrolit.

II.4. Korosi Celah 

Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan

konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit terisi dengan lektrolit (air

yang pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya permukaan

sebelah luar celah yang basah dengan air yang lebih banyak mengandung zat asam

daripada bagian sebelah dalam celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga

akibatnya bersifatanodic.

Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan elektrolitdi dalam

celah cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luarpermukaan/celah telah lama

kering. Celah ini sangat banyak pada konstruksikaroseri kendaraan karena fabrikasinya

menggunakan pengelasanelectric resistance(tahanan listrik) system spot pada pelat tipis

yang disusun secara bertumpu (overlap). Overlap inilah yang menimbulkan celah-celah.

Contoh, sebuah logam stainless steel di masukkan ke dalam air lautdalam waktu

yang cukup lama sehingga pada permukaan logam yang semularata dan bersih tidak ada

karat akan menjadi bergelombang pada permukaannyadan berkarat, hal itu

mencerminkan bahwa terjadi perbedaan konsentrasi zat asam antara logam dan air laut.

II.5. Korosi Arus Liar

Korosi arus liar ialah merasuknya arus searah secara liar tidak disengajapada suatu

konstruksi baja, yang kemudian meninggalkannnya kembali menujusumber arus. Prinsip

serangan karat arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar tidak disengaja

pada suatu konstruksi baja, kemudianmeninggalkannnya kembali menuju sumber arus.

Pada titik dimana arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangan karat yang cukup

serius sehingga dapat merusak konstruksi tersebut.

Terdapat dua jenis sel arus yang dipaksakan, yaitu :

1. Sel arus liar yang terjadi secara eksidentil (tidak sengajja).

Seperti arus liarpada kereta apilistrik, yang melaju disamping atau berdekatan

dengan pipaair minum di dalam tanah yang terbuat dari baja bergalvanis atau

bajaberlapis beton sebelah dalam dan berbalut (wrapped) sebelah luar.

Karatakan terjadi pada daerah keluarnya arus luar yang berasal dari rel

keretalistrik tersebut. Tempat dimana arus liar masuk ke dlaam pipa,

menjadikatoda, sedangkan dimana arus liar meninggalkan pipa menjadi anoda

dan berkarat. Karat akhirnya dapat melubangi pipa PDAM tersebut.

2. Sel arus paksa disengaja.

Seperti sel perlindungan katodik pada pipa bawahtanah. Arus berasal dari

sumber arus listrik searah menuju elektroda danmelalui tanah arus mengalir dari

elektroda ke pipa sehingga pipa menjadi katoda yang tidak berkarat.

Selanjutnya arus kembali ke sumber (rectifier)

II.6. Korosi Pelarutan Selektif

Korosi pelarutan selektif ini menyangkut larutnya suatu komponen darizat paduan

yang biasa disebut pelarutan selektif (Selective Dissolution) ataupartino / de alloying.

Zat komponen yang larut selalu bersifat anodic terhadapkomponen yang lain. Walaupun

secara visual tampak perubahan warna pada permukaaan paduan namun tidak tampak

adanya kehilangan materi berupa takik, perubahan dimensi, retak atau alur. Bentuk

permukaan tampaknya tetap tidak berubah termasuk tingkatkehalusan/kekasarannya.

Namun sebenarnya berat bagian yang terkena jeniskarat ini menjadi berkurang, berpori-

pori dan yang terpenting adalah kehilangan sifat mekanisnya menjadigetas dan

mempunyai kekuatan tarik sangat rendah.

Karat ini biasa terjadi melalui struktur logam dalam dua macam :

1. Logam antara (unsur antara) unsur ini biasa bersifat anoda atau katoda terhadap

logam utama.

2. Senyawa (unsur-unsur bukan logam) unsur ini bersifat katoda terhadap ferit.

Contoh :

2.1. Dezincification

Yaitu proses pelarutan seng dari metal paduan kuningan yang perpaduan antara

seng dengan tembaga. Mekanisme :

2.1.a. Logam paduan berkarat dan tembaga menuju ke permukaan

membentuk lapisan luar yang keropos.

2.1.b. Logam seng menuju ke permukaan paduan dan melakukan reaksi,

sehingga meninggalkan paduan.

2.2. Grafitasi

Yaitu proses karat yang terjadi pada grafit, contoh besi cor, dimana besi

meninggalkan paduan dari karbon dan grafit, sifat logam ringan, keropos dan

getas.

II.7. Korosi Erosi

Korosi erosi ialah proses perusakan pada permukaan logam yang disebabkan oleh

aliran fluida yang sangat cepat. Korosi erosi dapat dibedakan pada 3 kondisi, yaitu :

1.Kondisi aliran laminar

2.Kondisi aliran turbulensi

3.Kondisi peronggaan

Korosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :

1.Perubahan drastispada diameter lubang bor atau arah pipa

2.Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya

3.Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar aliran utama

4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat mengganggu aliran laminer

II.8. Korosi Bakteri

Korosi dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi

akibat aktifitas mikroba dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi hampir100

jenis dan telah dideskripsikan awal tahun 1934. bagaimanapun korosi yang disebabkan

aktifitas mikroba tidak dipandang serius saat degradasi pemakaian sistem industri

modern hingga pertengahan tahun1970-an. Ketika pengaruh serangan mikroba semakin

tinggi, sebagai contoh tangki air stainless steel dinding dalam terjadi serangan korosi

lubang yang luas pada permukaan sehingga para industriawan menyadari serangan

tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan salahsatu faktor pertimbangan

pada instalasi pembangkit industri, industri minyak dan gas, proses kimia, transportasi

dan industri kertas pulp. Selama tahun 1980 dan berlanjut hingga awal tahun 2000,

fenomena tesebut dimasukkan sebagai bahan perhatian dalam biaya operasi dan

pemeriksaan sistem industri. Dari fenomena tersebut, banyak institusi mempelajari dan

memecahkan masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi bahaya korosi

tersebut.

Korosi ini hanya disebabkan oleh suatu bakteri anaerobic yang hanya bertahan

dalam kondisi tanpa ada zat asam. Bakteri ini disebut Mikroba Korosi. Mikroba sendiri

merupakan suatu mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara luas pada habitat-

habitatnya dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan

kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu yang

panjang biasa ditemukan di sistem air, kandungan nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat

serta nutrisi-nutrisi penunjang lainnya. Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi

antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap

degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area,

mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel

pada permukaan logam dalam bentuklapisan tipis atau biodeposit.

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri.

Bakteri ini mengubah garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan karat.

Adapun bakterinya Sporvobrio Desulfuricans, pencegahannya dengan memberi

aerasi ke dalam air.

Adapun mikro organisme yang lain yaitu bakteri yang membentuk lapisan berlendir

(slime) menyebabkan deposisi besi, jamur dan alga. Bakteri ini melubangi filter,

menyebabkan karat dengan cara membuntu pipa-pipa pendingin. Pencegahannya

dengan senyawa Quarternary Ammonium dan Phenol (Pengendali slime), Curri Sulfat

(Pengendali Alga).

Macam-macam bakteri yang dapat menimbulkan korosi :

Nama Jenis

· Flavobacterium

· Mucoids

· Aerobactery

· Pseudomanas

· B. Subtilis

· B. Cereus

Bakteri pembentuk lender penyebab sel

karat konsentrasi oksigen.

· Desulfovibrio Closfridia Bakteri penyebab karat

· Gallionella Crenothrix Bakteri pendeposisi bakteri

· Chrococcus

· Oscillatoria

· Chlorococcus

· Ulothrix

· Scenedesmus

· Navicula

Algae (Lumut)

· Aspergillus

· Alternaria

· Penicillium

· Trichoderma

· Torula Monilia

Jamur

Pada korosi bakteri secara umum merupakan gabungan dan pengembangan sel

diferensial oksigen, konsentrasi klorida dibawah deposit sulfida, larutan produk

korosidan depolarisasi katodik lapisan proteksi hidrogen.

Banyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi proses korosi disebabkan

oleh fenomena biokorosi akibat adanya bakteri. Kasus-kasus tersebut yaitu :a. Pipa-pipa

bawah tanah di Industri minyak dan gas bumiDalam suatu contoh kasus dari perusahaan

Korea Gas Corporation (KOGAS) menggunakan pipa-pipa gas yang dilapis dengan

polyethylene (APL 5L X-65). Selama instalasi, pipa dilas tiap 12 meter dan diproteksi

dengan impressed current proteksi katodik dengan potensial proteksi –850 mV (vs

saturated Cu/CuSO4). Kemudian beberapa tahun dicek kondisi lapis lindung maupun

korosi aktif menggunakan pengujian potensial gardien5, hasilnya berupa letak-letak

coating defect di sepanjang pipa. Kegagalan selanjutnya yaitu adanya disbonded coating

area di permukaan pipa yang disebabkan adanya arus proteksi katodik yang berlebihan

terekspos. Coating defect dan daerah disbonded coating sangat baik untuk

perkembangan mikroba anaerob. Pada disbonded coating area terjadi korosi local

(pitting), lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-tiap kelompok. Kedalaman pit

5-7 mm (0,22– 0,47 mm/year)

II.9. Karat Titik Embun

Karat titik embun ini diesebabkan oleh factor kelembababn yang menyebabkan titik

embun (dew point) atau kondensasi. Tanpa adanya unsurekelembaban relative, segala

macam kontaminan (zat pencemar) tidak akan atausedikit sekali menyebabkan

pengkaratan. Titik embun ini sangat korosifterutama di daerah dekat pantai dimana

banyak partikel air asin yang terhembusdan mengenai permukaan metal, atau di daerah

kawasan industry yang kaya dengan zat pencemar udara.

Saat jarang jatuh hujan, maka zat pencemar di permukaan metal tidakterganggu,

sehingga sewaktu terjadi kondensasi di permukaan dengan factorcuaca yang relative

dingin dan factor kelembaban relative cukup tinggi ( di atas80%), maka air embun

tersebut tercampur dengan zat pencemar yang adamenjadi larutan elektrolit yang sangat

baik, sehingga mempercepat prosespengkaratan atmosfer. Tingkat pengkaratan akan

sangat ganas apabila di samping keberadaan zat pengkarat (corrodent) yang tinggi,

kelembaban yang tinggi juga suhu yang bersifatcyclic (baik turun secara teratur).

Dengan suhu yang relative hangat dan terlarut di dalam embun yang cukup banyak

maka akan tercipta larutan asam belerang yang sangat reaksif.

Contoh, pada puncak cerobong suhu udara cukup rendah sehingga berada di bawah

suhu kondensasi (titik embun). Karenanya di daerah tersebut terjadikondensasi dari gas

bekas yang banyak mengandung uap air, panas akibat pembakaran di puncak cerobong

telah mendingin karena diserap oleh metaldinding cerobong yang bersuhu lebih rendah

sepanjang cerobong, akibatnyaterjadilah karat titik embun di daerah tersebut, yang

sanggup melubangididinding cerobong (perforasi). Karena di dalam gas bekas (Flue

gas) banyak mengandung CO, CO2, COx dan SO2s, yang memiliki butir-butir kondensat

yang tercemar dan bersifat asam.

III. AKIBAT ATAU DAMPAK KOROSI DALAM KEHIDUPAN

Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis

logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen

logam seperti seng, tembaga, besi-baja dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh

korosi ini. Seng untuk atap dapat bocor karena termakan korosi. Demikian juga besi

untuk pagar tidak dapat terbebas dari masalah korosi. Jembatan dari baja maupun badan

mobil dapat menjadi rapuh karena peristiwa alamiah yang disebut korosi. Hal ini

disebabkan karena korosi yang menyerang piranti maupun komponen-komponen

elektronika dapat mengakibatan kerusakan bahkan kecelakaan. Karena korosi ini maka

sifat elektrik komponen-komponen renik elektronika dalam komputer, televisi, video,

kalkulator, jam digital dan sebagainya dalam kehidupan rumah tangga menjadi rusak.

Korosi merupakan masalah teknis dan ilmiah yang serius. Di negara-negara maju

sekalipun, masalah ini secara ilmiah belum tuntas terjawab hingga saat ini. Selain

merupakan masalah ilmu permukaan yang merupakan kajian dan perlu ditangani secara

fisika, korosi juga menyangkut kinetika reaksi yang menjadi wilayah kajian para ahli

kimia.

Korosi juga menjadi masalah ekonomi karena menyangkut umur, penyusutan dan

efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan dalam kegiatan industri. Milyaran

Dolar AS telah dibelanjakan setiap tahunnya untuk merawat jembatan, peralatan

perkantoran, kendaraan bermotor, mesin-mesin industri serta peralatan elektronik

lainnya agar umur konstruksinya dapat bertahan lebih lama.

Banyak negara telah berusaha menghitung biaya korosi nasional dengan cara yang

berbeda-beda, umumnya jatuh pada nilai yang berkisar antara 1,5 – 5,0 persen dari GNP

(Gross National Product)/PNB (Produk Nasional Bruto). Para praktisi saat ini cenderung

sepakat untuk menetapkan biaya korosi sekitar 3,5 persen dari GNP. Kerugian yang

dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti pergantian peralatan

industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak

langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran

transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung. Dari semua

kerugian yang ditimbulkan tersebut maka dipandang perlu agar kita dapat mengetahui

langkah-langkah apa saja yang dapat mencegah atau menekan laju korosi.

IV. PENCEGAHAN KOROSI

Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari,

namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah

dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan

elektronik dalam rumah tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan

yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang

lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya

opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta

menghemat anggaran pembelanjaan rumah tangga.

Berikut contoh pengendalian/pencegahan korosi :

IV.I. Pengendalian korosi secara umum, yaitu :

IV.I.1. Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa

korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli,

logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom).

Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada

kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat

mampercepat proses korosi.

IV.I.2. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)

Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan

membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya

sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan

mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam

lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam

pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem

jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara

berkala harus dikontrol dan diganti.

IV.I.3. Membuat alloy atau  paduan logam yang bersifat tahan karat,

Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe,

19%Cr, 9%Ni).

IV.I.4. Pengecatan.

Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan

udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena

keduanya melindungi besi terhadap korosi.

IV.I.5. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.

Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah

kontak dengan air.

IV.I.6. Pembalutan dengan Plastik.

Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan

plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.

IV.I.7 Tin Plating (pelapisan dengan timah).

Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan

dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah tergolong logam yang

tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh

(tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah

justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi

lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan

membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah

mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-

kaleng bekas cepat hancur.

IV.I.8. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).

Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda

dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh.

Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena

potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink

akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi

terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada

umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.

IV.I.9. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).

Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan

pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga

dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan

sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.

IV.I.10. Sacrificial Protection (pengorbanan anode).

Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)

daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu

akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang

ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus

diganti.

IV.II. Pengendalian korosi pada peralatan elektronik dalam kegiatan industri

Contoh pada industri gula, seperti proses industri lainnya tentu mengalami

permasalahan korosi pada setiap tahapan prosesnya. Dengan adanya bahan konstruksi

yang terbuat dari logam, maka Pabrik Gula rentan terhadap serangan korosi. Korosi

tidak dapat dihindari, tetapi dapat diperlambat lajunya. Peralatan di pabrik gula yang

terbuat dari logam sangat rentan terhadap serangankorosi. Terlebih lagi Nira sebagai

bahan baku proses pembuatan gula mempunyai kondisi asam, sehingga berpotensi untuk

menimbulkan korosi di peralatan. Proses produksi di pabrik gula secara garis besar

dibagi menjadi empat tahapan proses, yaitu :

-Tahap 1 – Ekstraksi tebu menjadi nira mentah (Gilingan)

-Tahap 2 – Nira mentah menjadi Nira Encer (Pemurnian)

-Tahap 3 – Nira Encer menjadi Nira Kental (Penguapan)

-Tahap 4 – Nira Kental menjadi Gula Kristal (Kristalisasi dan Pemisahan)

Pada tiap tahapan proses tersebut ada berbagai hal yang dapat menimbulkan

serangan korosi.

Peralatan di Pabrik Gula yang berpotensi terkena korosi, yaitu :

1. Stasiun Ketel (Boiler)

Boiler atau ketel merupakan jantung dari pabrik gula. Fungsi dari ketel adalah

untuk menyediakan uap yang digunakan untuk proses, yaitu di gilingan, pemanasan

nira, penguapan nira, pemasakan nira kental, dan pemutaran. Ketel terdiri pipa-pipa

dimana lingkungannya terus menerus kontak dengan air dan uap. Dengan adanya kontak

tersebut besar kemungkinan terjadinya erosi pada permukaan pipa.

2. Stasiun Gilingan

Gilingan berfungsi untuk memerah nira yang terdapat dalam tebu. Pada proses

initebu digiling menggunakan rol yang terbuat dari bahan Stainless Steel atau Carbon

Steel. Potensi terjadinya korosi di rol gilingan cukup besar. Hal itu disebabkan karena

keausan dari peralatan. Keausan terjadi karena adanya gesekan antara ampas dengan rol

gilingan. Dengan banyaknya gesekan yang terjadi maka rol akan menjadi aus, sehinggan

menimbulkan korosi. Selain itu karakteristik dari Nira yangdihasilkan bersifat asam,

sehingga menjadi media yang baik untuk terjadinya korosi.

3. Unit Pemurnian

Proses pemurnian nira bertujuan untuk menghilangkan bukan gula yang ada dalam

nira. Pada saat ini kebanyakan pabrik gula di Indonesia menggunakan proses sulfitasi

untuk memurnikan nira. Pada proses sulfitasi digunakan tobong belerang untuk

memproduksi gas SO2 sebagai bahan pembantu. Pada proses pembuatan gas SO2 di

tobong belerang terjadi reaksi-reaksi kimia.

4. Unit Penguapan

Proses penguapan di Pabrik gula menggunakan evaporator. Pada evaporator

permasalahan korosi menelan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan unit lain.

Pada proses penguapan nira akan diuapkan airnya dari % brix menjadi % brix. Pada

proses penguapan ini permasalahan yang sering terjadi adalah timbulnya kerak di

dinding pipa evaporator (baik disisi nira maupun di sisi uap). Korosi dan erosi menjadi

salah satu masalah serius yang dihadapi oleh evaporator karena tingginya lajudari zat

cair dan uap yang ada dalam evaporator. Selain itu kemungkinan terjadinya entrainment

di evaporator juga bisa menyebabkan terjadinya korosi. Karena itu berbagai upaya

dilakukan untuk mencegah entraintment diantaranya dengan penggunaan mist

eliminator.

5. Perpipaan

Pada industri gula perpipaan yang digunakan sebagian besar pipa tertutup,

yaituuntuk mengalirkan nira, strop, air, uap, masakan. Pada sistem perpipaan rentan

terjadi korosi karena laju dari fluida yang besar dapat menyebabkan erosi pada pipa.

Selama ini permasalahan korosi di pabrik gula kurang mendapat perhatian bahkan

terkesan diabaikan, padahal biaya yang ditimbulkan akibat adanya korosi tidaklah

sedikit. Korosi berpotensi terjadi di Pabrik gula karena bahan konstruksinya banyak

terbuat dari logam khususnya besi. Bhaskaran, dkk (2003) melakukan audit mengenai

korosi di Pabrik Gula di India. Dari hasil audit tersebut dihasilkan bahwa biaya yang

dikeluarkan oleh seluruh pabrik gula di India akibat masalah korosi sebesar US $

14.000.000 atau hampir 140 milyar rupiah. Sedangkan studi yang dilakukan di Amerika

menunjukkan bahwa total biaya yang ditimbulkan akibat korosi untuk seluruh

industrinya sebesar $ 296 milyar (Roberge, 1999 ).

Agar dapat menekan biaya yang ditimbulkan akibat adanya korosi pada peralatan-

peralatan kegiatan industri, maka harus diadakan pengendalian/pencegahan korosi itu

sendiri. Hal-hal yang dapat dilakukan sangat banyak, misalnya pengendalian lingkungan

atau ruangan di mana peralatan tersebut ditempatkan. Penanganan masalah korosi

berkaitan dengan perawatan dan perbaikan fasilitas produksi serta peralatan penunjang

lainnya. Kegiatan ini harus dapat mengidentifikasi, mengantisipasi dan menangani

masalah korosi pada alat, mesin dan fasilitas industri secara keseluruhan. Pemantauan

korosi perlu dilakukan secara periodik. Upaya menghambat laju korosi harus

terintegrasi dengan program perawatan dan perbaikan sehingga diperoleh hasil yang

terbaik.

Pengendalian laju korosi melalui pengendalian lingkungan umumnya dilakukan

dengan menjaga kelembaban udara dan pengendalian keasaman lingkungan. Namun

pengendalian lingkungan ini hanya mungkin dilakukan untuk peralatan yang berada

dalam suatu ruangan, dan tidak mungkin dilakukan terhadap fasilitas yang berinteraksi

langsung dengan lingkungan di luar ruangan. Upaya pengendalian korosi ini harus

melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pengoperasian alat, mesin, instalasi serta

fasilitas lainnya. Masalah korosi dan upaya pengendaliannya perlu diperkenalkan

kepada seluruh jajaran direksi dan karyawan yang terlibat langsung dalam kegiatan

industri.

Ada beberapa usaha yang dapat ditempuh dalam upaya pengendalian korosi

peralatan elektronik industri, yaitu dengan beberapa hal berikut ini :

· Menyimpan bahan-bahan korosif sebaik mungkin sehingga terjadinya kebocoran,

penguapan serta pelepasan ke lingkungan dapat dihindari.

· Pengecekan bejana penyimpan bahan kimia korosif yang mudah menguap perlu

dilakukan secara periodik, sehingga adanya kebocoran bahan tersebut segera dikenali

dan dapat diambil tindakan sedini mungkin untuk menghindari efek yang lebih luas.

· Melakukan pemeliharaan rumah tangga perusahaan secara baik termasuk ketertiban dan

kebersihan dalam perusahaan.

· Pengoperasian alat dehumidifier untuk mengurangi kelembaban udara dalam ruangan

yang di dalamnya menyimpan peralatan elektronik mahal dan rentan terhadap serangan

korosi.

· Peralatan-peralatan elektronik yang rawan terhadap pengaruh korosi perlu disimpan di

ruang tertutup, jauh dari kemungkinan pencemaran udara akibat terlepasnya bahan-

bahan korosif ke lingkungan.

· Menutup alat sewaktu tidak dipergunakan untuk menghindari masuknya debu-debu ke

dalam alat. Perlu diketahui bahwa debu dapat tertempeli polutan korosif yang apabila

terbang terbawa udara dapat masuk ke dalam alat dan menempelkan dirinya ke

permukaan komponen-komponen elektronik di dalam alat tersebut. Pendidikan tentang

faktor-faktor penyebab korosi dan akibatnya perlu juga diberikan kepada karyawan yang

bersentuhan langsung dengan pengoperasian alat, agar mereka selalu menjaga dan mau

mengikuti instruksi-instruksi yang digariskan dalam kaitannya dengan perawatan

peralatan elektronik.

Diposkan oleh Ratih Kumala di 02.51

Hal yang tak kalah pentingnya dalam upaya menjaga peralatan dari masalah korosi ini

adalah dukungan dan perhatian yang serius dari sistim manajemen. Pengawasan dan

perhatian yang serius perlu diberikan oleh para pimpinan terhadap manajemen

perawatan peralatan-peralatan elektronik.

This is for TM (Tugas Mandiri Kimia Dasar 1)

Dosen Pengampu : DR.Zeinyta Azra Haroen :) trims ya ibu,,

+1   Rekomendasikan ini di Google

13 komentar:

destu's CRTVe 29 Oktober 2012 07.19

tQ y ratih.. ne mbantu bgt..

mudah2an tar dpet buah apel bnyak.. hee

Balas

Kamal Della 7 Maret 2013 18.28

mantap

Balas

Karyadi Rusman 29 April 2014 23.29

gambarnya kok ga ada, contoh2 type karatnya

Balas

Rusman Alfarisi 13 Mei 2014 06.21

dari beberapa pengendalian itu, yang paling efektif yang mana mbak ratih?

Balas

Arindra Domba 1 Agustus 2014 20.33

nice info, sangat membantu

Balas

mdeky 22 September 2014 21.47

makasih infonya :)

Balas

Abimayu Galang 2 November 2015 21.58

Makasih gan infonya, cocok nih bagi para pen jual mesin :D

Balas

Hanny Vania 2 Desember 2015 22.06

Mitra303 | Agen Sbobet | Agen Judi | Agen Bola

Agen Judi Online

Agen Judi

Agen Judi Terpercaya

Agen Bola

Bandar Judi

Bandar Bola

Agen SBOBET

Agen Casino

Agen Poker

Agen IBCBET

Agen Asia77

Agen Bola Tangkas

Prediksi Skor

Balas

herisumito 16 Mei 2016 02.18

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Keluar

Beri tahu saya

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: ssci (Google)

PublikasikanPublikasikan PratinjauPratinjau

Membantu banget

Balas

herisumito 16 Mei 2016 02.18

Membantu banget

Balas

Kayla Natalia 2 Agustus 2016 08.28

Agen Bola

Agen Judi

Agen Judi Bola

Agen Judi Online

Agen Casino Online

Agen Sbobet

Agen 338a

Agen Ibcbet

Agen Asia77

Agen 1scasino

Bonus

Jadwal Bola

Prediksi Bola

Prediksi Skor Bola

Prediksi Skor Akurat

Prediksi Skor Terpercaya

Prediksi Skor Terupdate

Prediksi Skor Jitu

Balas

Reyhan Ahmad 28 Agustus 2016 20.39

dak nanyo

Balas

nurul hakim 29 September 2016 15.40

Thanks for your article and sukses selalu

Balas

Template Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.