Kordents 4

2
LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS Dari Redaksi Kordents Volume 4 Edisi 27 April - 10 Mei 2015 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents Pemimpin Umum: Rio Putri Paramita; Pemimpin Redaksi: Gita Suksesi; Pemimpin Artistik: Anih Purwanti; Editor: Nur Wahidin; Reporter: Rima, Tias, Khikmah, Mentari, Luthfi, Anis, Nabila, Anisa; Layouter: Anih Purwanti Sekretariat: Gedung PKM lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024 - 91181513 Vol. 4 Edisi 27 April - 10 Mei 2015 Minggu Ini lpmedents.com di KORAN EDENTS www.lpmedents.com Dinamika Intelektual Mahasiswa Bulan April identik dengan perayaan Hari Kartini. Pada perayaan tahun ini, Fakultas Pertanian dan Peternakan mengadakan pemilihan Putri Kartini Undip. Setelah melalui beberapa tahap seleksi, akhirnya terpilihlah Gina Fita Prilia, mahasiswi Teknik Lingkungan sebagai Putri Kartini Undip 2015. Baca kisah lengkapnya di Koran Edents edisi kali ini. Selanjutnya, beralih ke Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Terdapat dua kabar kampus menarik yang akan tersaji pada Koran Edents Volume 4 edisi 27 April – 10 Mei 2015. Pertama, mengenai Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam (HMPS Ekis). Pembentukan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam merupakan langkah awal bagi mahasiswa Ekonomi Islam untuk mengeksistensikan diri di ranah FEB. Kemudian yang kedua ialah tentang Diskusi Publik Lanjutan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Undip. Diskusi Publik lanjutan ini adalah untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dari hasil diskusi sebelumnya dan terdiri dari dua pihak yaitu pro dan kontra mengenai kebijakan pengalihan subsidi BBM. Terakhir, ialah laporan utama mengenai kinerja BEM FEB. Telah lebih dari sebulan sejak dilantiknya para pemimpin Organisasi Mahasiswa (Ormawa) FEB Undip, begitu pula dengan Jajaran BEM. Oleh karena itu, pada edisi kali ini, tidak ada salahnya jika kita menilik kinerja BEM setelah dilantik sejak 12 Maret lalu. Selamat membaca para calon pemimpin negeri! Bisnis Tak Hanya Soal Untung Rugi, Tapi Juga Urusan Surga Neraka FEB (18/4) – Bekerjasama dengan Komunitas Yuk Ngaji, KSEI FEB Undip gelar kajian ekonomi Islam bertajuk Bisnis Tidak Hanya Untung Rugi Tapi Juga Urusan Surga Neraka di Masjid At- taqwa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Singgih Saptadi selaku pembicara menambahkan bahwa orang yang memakan riba jalannya seperti kemasukan setan dan apabila dalam suatu sistem perekonomian terdapat riba, maka akan terjadi kegoncangan. Livestock And Culture Parade 2015 FPP Undip (17/4) – Peringatan Hari Kartini bertajuk Livestock and Culture Parade 2015 berlangsung di Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro pada Jumat (17/4) lalu. Diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pertanian FPP Undip, parade diramaikan dengan Pemilihan Putri Kartini Universitas Diponegoro, pelatihan Boneka Horta, lomba menghias makanan oleh Indonesia Chef Association, serta bazaar kewirausahaan. Workshop Manajemen Arsip: Pentingnya Mengelola Arsip Ormawa FEB Undip (16/4) – Hadirkan Titiek Suliyati selaku Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro sebagai pembicara, Senat Mahasiswa FEB Undip adakan Workshop Manajemen Arsip yang merupakan program kerja Dekanat FEB Undip sejak dua tahun lalu. Workshop ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengarsipan yang baik dan benar. Emansipasi Abad 21 Versi Kartini Undip 2015 Siapa yang tak kenal Raden Ajeng Kartini? Tepat pada 21 April, diperingati sebagai hari lahirnya pejuang emansipasi wanita, Kartini. Sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Kartini, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Diponegoro mengadakan perlombaan untuk memilih sosok Putri Kartini Undip. Kegiatan tersebut diikuti oleh 35 mahasiswi Undip. Setelah melalui beberapa seleksi, terpilihlah Gina Fita Prilia, Mahasiswi Teknik Lingkungan sebagai Putri Kartini Undip 2015. Gina merasa sangat bersyukur dan bahagia karena sudah diberi kesempatan untuk menjadi putri kartini undip 2015. Dalam ajang perlombaan putri kartini Undip 2015 ini, Gina termotivasi untuk menambah pengalaman, karena baginya pengalaman merupakan media pembelajaran yang paling baik. Ia pun menyebutkan bahwa semakin banyak pengalaman yang pernah kita dapatkan, semakin dalam pula kita mengenal dan mengerti tentang diri kita sendiri. Tahapan Seleksi Demi memperoleh gelar putri kartini undip ini, Gina melewati beberapa tahap seleksi. Tahap pertama berupa seleksi online yaitu pengisian formulir pendaftaran secara online, kemudian tahap seleksi wawancara dan yang terakhir adalah tahapan pemilihan putri kartini Undip 2015, dimana pemilihan tersebut melalui serangkaian acara seperti penilaian mengenai merias wajah secara langsung. “Kami dituntut untuk dapat memadupadankan antara make up dengan kostum yang dikenakan dalam waktu yang cukup singkat,” tegas Gina. Setelah itu diadakan parade dan fashion show, dan yang terkhir adalah tes wawancara yang menanyakan seputar permasalahan budaya, politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Aspek-aspek yang menjadi pertimbangan juri dalam pemilihan Putri Kartini Undip 2015 adalah bagaimana teknik dalam merias wajah yang baik, mengenai keserasian antara make up dengan busana serta kemampuan peserta ketika berjalan atau melakukan catwalk serta kekritisan peserta dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh juri di atas panggung. Seluruh penilaian tersebut berdasarkan brain, behavior, dan attitude peserta selama berada di atas panggung. Gina mengaku bahwa pada awalnya ia merasa pesimis untuk menjadi Putri Kartini Undip, hal ini disebabkan karena banyak kontestan lain yang lebih cantik dan cerdas. Mahasiswi yang bermisi untuk membangkitkan semangat kartini sebagai wujud emansipasi wanita untuk seluruh mahasiwi Undip ini juga terinspirasi terhadap sosok dari emansipator wanita kita, RA Kartini terkhusus pada Sosok Kartini yang memiliki jiwa kelembutan,tetapi berani dan tegas dalam mengambil sikap, kecerdasan sejati, dan kebernaian untuk bermimpi. Baginya sebagai seorang perempuan kita harus dapat berperan dalam sektor publik, oleh karena itu baginya, perempuan lahir di dunia ini memiliki dua peran, yaitu sebagai seorang ibu rumah tangga dan sebagai sosok yang dapat menginspirasi banyak orang melalui perannya di dalam sektor publik. “Tidak hanya itu sebagai penerus generasi muda, kita harus dapat meneruskan perjuangan Kartini dan apa yang bisa kita lakukan untuk negeri ini”, imbuh Gina. Terakhir, Gina berpesan dan berharap untuk seluruh mahasiwi Undip untuk jangan pernah takut dalam mencoba hal-hal baru, dan untuk terus meningkatkan kualitas serta potensi yang ada pada diri sendiri. “Because if you’re beautiful it’s just for the first impression, but the absolute thing is about your good personality,” pungkas Gina. (gt) “Because if you’re beautiful it’s just for the first impression, but the absolute thing is about your good personality,” Gina Fita Prilia, Putri Kartini Undip. Gina Fita Prilia, Putri Kartini Undip 2015 Kabar Kampus Program Studi Baru, Himpunan Mahasiswa Baru Pembentukan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam merupakan langkah awal bagi mahasiswa Ekonomi Islam untuk mengeksistensikan diri di ranah FEB Hadirnya program studi Ekonomi Islam membuat warna baru di kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Tak ingin kalah dengan jurusan lainnya, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam (HMPS Ekis) pun telah resmi dibentuk pada tanggal 13 April 2015, dengan Fathan Qoriba sebagai ketua dan Darwanto sebagai pembina. Pembentukan HMPS EKIS juga telah mendapat persetujuan dari bagian kemahasiswaan, Edy Yusuf Agung G. Menurut Fathan tujuan pembentukan HMPS Ekis ini untuk mewadahi aspirasi mahasiswa jurusan Ekonomi Islam dalam bentuk akademik serta untuk menunjang akreditasi program studi Ekonomi Islam yang masih berada di bawah naungan jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembanguan. Program studi Ekonomi Islam merupakan generasi pertama di FEB Undip dan hanya terdapat 25 mahasiswa, sehingga semua mahasiswa terlibat dalam kepengurusan HMPS EKIS. Susunan organisasi HMPS EKIS didapatkan melalui hasil belajar dari himpunan mahasiswa-mahasiswa lain, terutama Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (HMJ IESP). Seperti himpunan mahasiswa pada umumnya, HMPS Ekis juga mempunyai divisi-divisi antara lain Human Resource Development (HRD), Hubungan Masyarakat (humas), Akademik, serta Kesejahteraan Mayarakat. Penyusunan kepengurusan sendiri sudah dikonsultasikan oleh ketua program studi dan Senat Mahasiswa. Membawa Himpunan Mahasiswa dari program studi baru, membuat Fathan sebagai ketua generasi pertama harus lebih bekerja keras. “Saya sebagai generasi pertama sekaligus ketua HMPS Ekis tentunya berat, tapi kalau berat terus dipikirkan tanpa dikerjakan tidak akan ada progress, jadi harus dibawa santai dan relax saja,” ujar Fathan. Kendala yang dihadapi HMPS Ekis sejauh ini adalah tidak memiliki ruang kesekretariatan seperti Unit Pelaksana Kegiatan lainnya, tetapi itu tidak menjadi hambatan bagi mereka. “Kami setiap hari kuliah di EC 2.01 jadi kelas itu sudah ibarat sekre, karena kami jumlahnya hanya satu kelas, untuk mengadakan pertemuan dan memberikan pengumuman akan lebih mudah,” imbuh Fathan. Publikasi HMPS Ekis Perlunya publikasi mengenai pembentukan HMPS EKIS dikalangan mahasiswa FEB perlu dilakukan untuk menunjang keeksistensian organisasi itu sendiri. “Menurut saya, publikasi mengenai pembentukan HMPS EKIS ini cukup dalam lingkup angkatan Ekonomi Islam saja, tetapi kalau ingin dipublikasikan sampai lingkup fakultas juga tidak masalah karena kembali kepada keinginan mereka juga,” ujar Dito Ilmam, mahasiswa IESP 2014. Harapan Terakhir, Agesti Mita, mahasiswi Akuntansi 2012 berharap supaya mahasiswa Ekonomi Islam dapat saling bersosialisasi diantara organisasi dan mahasiswa lain. “Sedangkan harapannya untuk Fakultas adalah, mereka dapat menyumbangkan prestasi di bidang akademik di dalam maupun di luar kampus untuk mengharumkan nama FEB Undip,” tutup Mita. (gt)

description

Koran Edents volume 4 kali ini membahas mengenai Pemilihan Putri Kartini yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian dan Peternakan Undip. Selain itu, ikuti pula ulasan mengenai kinerja BEM FEB Undip dari dilantiknya pada tanggal 12 Maret 2015 lalu hingga sekarang. Selamat membaca para penerus bangsa!

Transcript of Kordents 4

Page 1: Kordents 4

LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS

Dari Redaksi

Kordents Volume 4Edisi 27 April - 10 Mei 2015

Diterbitkan OlehLembaga Pers Mahasiswa Edents

Pemimpin Umum: Rio Putri Paramita; Pemimpin Redaksi: Gita Suksesi;

Pemimpin Artistik: Anih Purwanti;Editor: Nur Wahidin;

Reporter: Rima, Tias, Khikmah, Mentari, Luthfi, Anis, Nabila, Anisa;Layouter: Anih Purwanti

Sekretariat: Gedung PKM lt. 1 FEB Undip, Tembalang

Edents Call Center : 024 - 91181513

Vol. 4 Edisi 27 April - 10 Mei 2015

Minggu Ini

lpmedents.comdi

KORAN EDENTSw w w. l p m e d e n t s. c o mDinamika Intelektual Mahasiswa

Bulan April identik dengan perayaan Hari Kartini. Pada perayaan tahun ini, Fakultas Pertanian dan Peternakan mengadakan pemilihan Putri Kartini Undip. Setelah melalui beberapa tahap seleksi, akhirnya terpilihlah Gina Fita Prilia, mahasiswi Teknik Lingkungan sebagai Putri Kartini Undip 2015. Baca kisah lengkapnya di Koran Edents edisi kali ini.

Selanjutnya, beralih ke Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Terdapat dua kabar kampus menarik yang akan tersaji pada Koran Edents Volume 4 edisi 27 April – 10 Mei 2015. Pertama, mengenai Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam (HMPS Ekis). Pembentukan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam merupakan langkah awal bagi mahasiswa Ekonomi Islam untuk mengeksistensikan diri di ranah FEB. Kemudian yang kedua ialah tentang Diskusi Publik Lanjutan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Undip. Diskusi Publik lanjutan ini adalah untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dari hasil diskusi sebelumnya dan terdiri dari dua pihak yaitu pro dan kontra mengenai kebijakan pengalihan subsidi BBM.

Terakhir, ialah laporan utama mengenai kinerja BEM FEB. Telah lebih dari sebulan sejak dilantiknya para pemimpin Organisasi Mahasiswa (Ormawa) FEB Undip, begitu pula dengan Jajaran BEM. Oleh karena itu, pada edisi kali ini, tidak ada salahnya jika kita menilik kinerja BEM setelah dilantik sejak 12 Maret lalu.

Selamat membaca para calon pemimpin negeri!

Bisnis Tak Hanya Soal Untung Rugi, Tapi Juga Urusan Surga NerakaFEB (18/4) – Bekerjasama dengan Komunitas Yuk Ngaji, KSEI FEB Undip gelar kajian ekonomi Islam bertajuk Bisnis Tidak Hanya Untung Rugi Tapi Juga Urusan Surga Neraka di Masjid At-taqwa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Singgih Saptadi selaku pembicara menambahkan bahwa orang yang memakan riba jalannya seperti kemasukan setan dan apabila dalam suatu sistem perekonomian terdapat riba, maka akan terjadi kegoncangan.

Livestock And Culture Parade 2015FPP Undip (17/4) – Peringatan Hari Kartini bertajuk Livestock and Culture Parade 2015 berlangsung di Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro pada Jumat (17/4) lalu. Diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pertanian FPP Undip, parade diramaikan dengan Pemilihan Putri Kartini Universitas Diponegoro, pelatihan Boneka Horta, lomba menghias makanan oleh Indonesia Chef Association, serta bazaar kewirausahaan.

Workshop Manajemen Arsip: Pentingnya Mengelola Arsip OrmawaFEB Undip (16/4) – Hadirkan Titiek Suliyati selaku Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro sebagai pembicara, Senat Mahasiswa FEB Undip adakan Workshop Manajemen Arsip yang merupakan program kerja Dekanat FEB Undip sejak dua tahun lalu. Workshop ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengarsipan yang baik dan benar.

Emansipasi Abad 21 Versi Kartini Undip 2015

Siapa yang tak kenal Raden Ajeng Kartini? Tepat pada 21 April, diperingati sebagai hari lahirnya pejuang emansipasi wanita, Kartini. Sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Kartini, Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Diponegoro mengadakan perlombaan untuk memilih sosok Putri Kartini Undip.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 35 mahasiswi Undip. Setelah melalui beberapa seleksi, terpilihlah Gina Fita Prilia, Mahasiswi Teknik Lingkungan sebagai Putri Kartini Undip 2015. Gina merasa sangat bersyukur dan bahagia karena sudah diberi kesempatan untuk menjadi putri kartini undip 2015. Dalam ajang perlombaan putri kartini Undip 2015 ini, Gina termotivasi untuk menambah pengalaman, karena baginya pengalaman merupakan media pembelajaran yang paling baik. Ia pun menyebutkan bahwa semakin banyak pengalaman yang pernah kita dapatkan, semakin dalam pula kita mengenal dan mengerti tentang diri kita sendiri.

Tahapan SeleksiDemi memperoleh gelar putri kartini undip ini, Gina melewati beberapa tahap seleksi.Tahap pertama berupa seleksi online yaitu pengisian formulir pendaftaran secara online, kemudian tahap seleksi wawancara dan yang terakhir adalah tahapan pemilihan putri kartini Undip 2015, dimana pemilihan tersebut melalui serangkaian acara seperti penilaian mengenai merias wajah secara langsung. “Kami dituntut untuk dapat memadupadankan antara make up dengan kostum yang dikenakan dalam waktu yang cukup singkat,” tegas Gina. Setelah itu diadakan parade dan fashion show, dan yang terkhir adalah tes wawancara yang menanyakan seputar permasalahan budaya, politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia.

Aspek-aspek yang menjadi pertimbangan juri dalam pemilihan Putri Kartini Undip 2015 adalah bagaimana teknik dalam merias wajah yang baik, mengenai keserasian antara make up dengan busana serta kemampuan peserta ketika berjalan atau melakukan catwalk serta kekritisan peserta dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh juri

di atas panggung. Seluruh penilaian tersebut berdasarkan brain, behavior, dan attitude peserta selama berada di atas panggung. Gina mengaku bahwa pada awalnya ia merasa pesimis untuk menjadi Putri Kartini Undip, hal ini disebabkan karena banyak kontestan lain yang lebih cantik dan cerdas.

Mahasiswi yang bermisi untuk membangkitkan semangat kartini sebagai wujud emansipasi wanita untuk seluruh mahasiwi Undip ini juga terinspirasi terhadap sosok dari emansipator wanita kita, RA Kartini terkhusus pada Sosok Kartini yang memiliki jiwa kelembutan,tetapi berani dan tegas dalam mengambil sikap, kecerdasan sejati, dan kebernaian untuk bermimpi. Baginya sebagai seorang perempuan kita harus dapat berperan dalam sektor publik, oleh karena itu baginya, perempuan lahir di dunia ini memiliki dua peran, yaitu

sebagai seorang ibu rumah tangga dan sebagai sosok yang dapat menginspirasi banyak orang

melalui perannya di dalam sektor publik. “Tidak hanya itu sebagai penerus generasi muda, kita harus dapat meneruskan perjuangan Kartini dan apa yang bisa kita lakukan untuk negeri ini”, imbuh Gina.

Terakhir, Gina berpesan dan berharap untuk seluruh mahasiwi Undip untuk jangan pernah takut dalam mencoba hal-hal baru, dan untuk terus meningkatkan kualitas serta potensi yang ada pada diri sendiri. “Because if you’re beautiful it’s just for the first impression, but the absolute thing is about your good personality,” pungkas Gina. (gt)

“Because if you’re beautiful it’s just for the first impression, but the absolute thing is about your good personality,” Gina Fita Prilia, Putri Kartini Undip.

Gina Fita Prilia, Putri Kartini Undip 2015

Kabar KampusProgram Studi Baru, Himpunan

Mahasiswa BaruPembentukan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam merupakan langkah awal bagi mahasiswa

Ekonomi Islam untuk mengeksistensikan diri di ranah FEB

Hadirnya program studi Ekonomi Islam membuat warna baru di kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Tak ingin kalah dengan jurusan lainnya, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam (HMPS Ekis) pun telah resmi dibentuk pada tanggal 13 April 2015, dengan Fathan Qoriba sebagai ketua dan Darwanto sebagai pembina. Pembentukan HMPS EKIS juga telah mendapat persetujuan dari bagian kemahasiswaan, Edy Yusuf Agung G. Menurut Fathan tujuan pembentukan HMPS Ekis ini untuk mewadahi aspirasi mahasiswa jurusan Ekonomi Islam dalam bentuk akademik serta untuk menunjang akreditasi program studi Ekonomi Islam yang masih berada di bawah naungan jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembanguan.

Program studi Ekonomi Islam merupakan generasi pertama di FEB Undip dan hanya terdapat 25 mahasiswa, sehingga semua mahasiswa terlibat dalam kepengurusan HMPS EKIS. Susunan organisasi HMPS EKIS didapatkan melalui hasil belajar dari himpunan mahasiswa-mahasiswa lain, terutama Himpunan

Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (HMJ IESP). Seperti himpunan mahasiswa pada umumnya, HMPS Ekis juga mempunyai divisi-divisi antara lain Human Resource Development (HRD), Hubungan Masyarakat (humas), Akademik, serta Kesejahteraan Mayarakat. Penyusunan kepengurusan sendiri sudah dikonsultasikan oleh ketua program studi dan Senat Mahasiswa.

Membawa Himpunan Mahasiswa dari program studi baru, membuat Fathan sebagai ketua generasi pertama harus lebih bekerja keras. “Saya sebagai generasi pertama sekaligus ketua HMPS Ekis tentunya berat, tapi kalau berat terus dipikirkan tanpa dikerjakan tidak akan ada progress, jadi harus dibawa santai dan relax saja,” ujar Fathan. Kendala yang dihadapi HMPS Ekis sejauh ini adalah tidak memiliki ruang kesekretariatan seperti Unit Pelaksana Kegiatan lainnya, tetapi itu tidak menjadi hambatan bagi mereka. “Kami setiap hari kuliah di EC 2.01 jadi kelas itu sudah ibarat sekre, karena kami jumlahnya hanya satu kelas, untuk mengadakan

pertemuan dan memberikan pengumuman akan lebih mudah,” imbuh Fathan.Publikasi HMPS EkisPerlunya publikasi mengenai pembentukan HMPS EKIS dikalangan mahasiswa FEB perlu dilakukan untuk menunjang keeksistensian organisasi itu sendiri. “Menurut saya, publikasi mengenai pembentukan HMPS EKIS ini cukup dalam lingkup angkatan Ekonomi Islam saja, tetapi kalau ingin dipublikasikan sampai lingkup fakultas juga tidak masalah karena kembali kepada keinginan mereka juga,” ujar Dito Ilmam, mahasiswa IESP 2014.

HarapanTerakhir, Agesti Mita, mahasiswi Akuntansi 2012 berharap supaya mahasiswa Ekonomi Islam dapat saling bersosialisasi diantara organisasi dan mahasiswa lain. “Sedangkan harapannya untuk Fakultas adalah, mereka dapat menyumbangkan prestasi di bidang akademik di dalam maupun di luar kampus untuk mengharumkan nama FEB Undip,” tutup Mita. (gt)

Page 2: Kordents 4

Kordents. 4 Edisi 27 April - 10 Mei 2015w w w. l p m e d e n t s. c o mKunjungi !

Pada edisi kali ini, tidak ada salahnya jika kita menilik kinerja BEM setelah dilantik sejak 12 Mei lalu.

Program yang Terlaksana?Beberapa program kerja yang dicanangkan telah terlaksana. Sebut saja program Pengabdian Masyarakat ke Desa Gemawang, Forum Prestatif Beasiswa, dan Diskusi Publik. Ketiganya telah sukses dipersembahkan oleh BEM FEB. Meski begitu, program kerja (proker) tersebut terlaksana dengan melibatkan Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) FEB Undip.

Menurut pengakuan dari ketua HMJ Manajemen, Risky Diba Avrita, proker BEM yang paling berhasil adalah Pengabdian Masyarakat. “Program kerja BEM yang paling berhasil yaitu Desa Gemawang. Untuk nantinya kita bisa melihat dampak yang paling besar dibandingkan Fakultas lain soalnya langsung berhubungan dengan masyarakat secara luas,” ujarnya. Senada dengan Diba, Hudzaifah selaku ketua UPK Economic Voice juga menyatakan hal serupa. “Desa Gemawang ini sebenarnya menurut aku wah juga ya, sempet gak kepikiran gitu, kita mau bikin desa binaan kan dan ini bisa dibilang pertama kalinya lah,” tutur Hudzaifah.

Beralih ke pelaksanaan Diskusi Publik, menurut Amir Suryo utomo selaku ketua HMJ Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, mengungkapkan bahwa Diskusi Publik pertama yang dilaksanakan BEM FEB di Dome beberapa waktu lalu sudah baik. Meski demikian, Amir juga menambahkan jika diskusi publik kedua yang diadakan di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lantai dua dirasa tertutup, berbeda dengan judulnya.

Disisi lain, masih ada beberapa Ormawa yang belum merasakan dampak dari proker-proker yang dilaksanakan oleh BEM FEB Undip. Diba pun mengatakan bahwa pada tahun ini BEM banyak melakukan terobosan baru jadi dampak dari hal itu belum bisa dirasakan dalam jangka waktu 30 hari ini. Meski demikian, ia mengapresiasi dari kinerja BEM yang semakin membaik. Amir juga menyatakan bahwa suatu kinerja BEM atau Ormawa tidak dapat dilihat hanya dalam waktu 30 hari.

Tak Semuanya Sesuai RencanaMenurut Muhammad Naufal Thaha, ketua BEM FEB UNDIP, banyak proker BEM yang telah dilaksanakan gagal secara kuantitas namun dalam hal kualitas menurutnya berhasil. “Forum

prestatif, keberhasilan dari kuantitas peserta kurang berhasil karena kurang peserta. Kalau dari kualitas acara berhasil materinya bagus dan terstruktur programnya,” tegasnya. Visi dan misi BEM FEB tahun ini lebih ke akademik, kesejahteraan mahasiswa, dan pengabdian masyarakat.

Forum prestatif diadakan untuk meningkatkan iklim perlombaan mahasiswa. Naufal lebih memfokuskan pada departemen akademik, kesejahteraan mahasiswa dan pengabdian masyarakat tetapi untuk departemen lain seperti minat dan bakat tetap membuat proker yaitu movie festival. Sesuai visi misi BEM terbuka bagi semua orang, bulan ini akan dibuka open recruitment untuk panitia acara pada Sophomore, Ecochamp, Diponegoro Festival agar mahasiswa mengetahui program kerja BEM selanjutnya.

Naufal memberitahukan bahwa cara BEM FEB mewujudkan proker sesuai visi misi adalah dengan menyusun visi misi terlebih dahulu kemudian proker, karena proker menunjang visi misi. Kinerja BEM selama 30 hari ini menurut Naufal, ”Secara eksternal sudah baik, dalam sebulan ada tiga acara tetapi kalau secara internal sudah lebih dari tiga, ada upgrading, raker (rapat kerja), diskusi publik. Saya tidak terlalu memberi target karena kita baru sebulan bekerja tetapi syukurnya acara berlangsung maksimal,” ujarnya. Ia pun menjelaskan untuk meningkatkan kinerja BEM dengan melakukan evaluasi-evaluasi. Evaluasi dari BEM itu menyeluruh, masing-masing orang akan mengevaluasi masing-masing kinerja departemen tetapi evaluasi belum bisa berjalan karena Ujian Tengah Semester sedang berjalan tetapi evaluasi departemen sudah berjalan.Yang mengevaluasi kinerja BEM secara internal Naufal, Fajar, dan departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dari evaluasi tersebut bisa mengetahui kesalahan dan kekurangan dari kinerja BEM.

Naufal melihat bahwa partisipasi mahasiswa terhadap program kerja BEM belum terlalu banyak. Pihak BEM mengadakan open recruitment untuk proker-proker BEM selanjutnya supaya mahasiswa lebih ikut berpartisipasi dalam acara BEM. Adapun kendala yang dialami oleh BEM adalah dari segi finansial, internal, dan eksternal. Dari internal, semua anggota belum maksimal karena masih belajar dan memecahkan masalah. Segi eksternal, apatisme dari mahasiswa FEB sendiri terhadap proker-proker BEM. “Harapan untuk kinerja BEM yaitu program kerja dapat terlaksana dan dapat menyentuh ataupun disentuh dari semua pihak. Serta, saya berharap masing-masing departemen dapat memegang fungsi mereka sesuai tugas pokok,” tegas Naufal. Diba juga berharap BEM FEB Undip dapat merangkul semua anak ekonomi tanpa terkecuali dan semakin baik koordinasinya dengan ormawa lainnya. (gt)

Menilik Kinerja BEM FEB UndipTelah lebih dari sebulan sejak dilantiknya para pemimpin Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip). Begitu pula dengan Jajaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Undip.

Laporan Utama

Pengurus BEM FEB Undip tahun 2015 (doc: twitter.com)

Kabar KampusDiskusi BBM Lanjutan, Pro atau Kontra?

“ Sama saja (naik atau turun) yang penting bagaimana cara memanagenya,” Maruto Umar Basuki, staff dosen jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) UNDIP

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) mengadakan Diskusi Publik lanjutan mengenai tema “Pengalihan Subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak)”. Acara ini diadakan pada tanggal 17 April 2015 dimulai pada pukul 14.00 WIB bertempat di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa lantai 2 FEB Undip.

Dito Ilman, selaku ketua panitia, mengatakan bahwa alasan mengadakan Diskusi Publik lanjutan ini adalah untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dari hasil diskusi sebelumnya. Diskusi ini terdiri dari dua pihak yaitu pro dan kontra mengenai kebijakan pengalihan

subsidi BBM. Dari diskusi lanjutan ini diharapkan adanya sebuah pernyataan dari mahasiswa FEB Undip mengenai kebijakaan pengalihan subsidi BBM.

Dito berpendapat bahwa ia setuju dengan adanya pengalihan subsidi. “Kalau saya sih setuju tapi ya kembali lagi nggak ada salahnya kita lihat saja dulu, kalau misalkan berhasil dengan baik ya bagus,” ungkapnya.

Pada Diskusi Publik Lanjutan kali ini, mengundang Maruto Umar Basuki, selaku staff dosen jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Undip, sebagai pemantik dan penengah diskusi. Maruto memaparkan dua alasan besar terkait pencabutan subsidi BBM, yakni pengalokasian subsidi yang tidak tepat sasaran dan ketidakefektifan subsisdi. Selama ini, subsidi sebenarnya ditujukan untuk menciptakan daya beli masyarakat dan menggerakkan pasar Indonesia. Meski demikian, karena adanya dua alasan tersebut, perlu dipertimbangkan kembali atas keberlanjutan subsidi BBM ini, mengingat infrastruktur Indonesia yang masih perlu diperbaiki dibandingkan untuk membiayai subsidi BBM.

Maruto menyimpulkan dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para peseta bahwa sebenarnya pro dan kontra ini disebabkan oleh ketidakpahaman mengenai akar masalahnya. Oleh karena itu, perlu diklarifikasi kembali agar bersih dari prasangka buruk. Maruto berpendapat bahwa Indonesia memiliki permasalahan di bidang distribusi terkait transportasi dan BBM. Menurutnya, perlu penambahan modal untuk transportasi dan perbaikan infrastruktur secara paralel. Terkait naik tidaknya harga BBM, ia mengambil jalan tengah. “Sama saja (naik atau turun) yang

penting bagaimana cara me-manage-nya,” tutupnya.KendalaSalah satu kendala dalam diskusi ini menurut Dito adalah kurangnya partisipasi peserta yang mau hadir. Kendala yang lain yakni kurangnya komunikasi antara panitia dan pengelola PKM. “Masih kurang komunikasi antar-PKM . Dalam mengatasinya yaitu kita mempercepat acara,” jelas Dito. Selain itu, peserta diskusi publik tidak mencapai target, yakni yang seharusnya penuh, namun hanya sampai tiga perempat peserta yang hadir.

Selaku peserta, Luhur Jalu Tawakkal (IESP 2013), Perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan IESP, mengaku cukup puas dengan diskusi tersebut. “Jalannya diskusi tadi tuh bagus, ada beberapa mahasiswa yang mengungkapkan pendapatnya dangan data, ada yang mengemukakan dengan teori, dan lain-lain,” ujarnya. Luhur juga berpendapat bahwa diskusi semacam ini perlu digalakkan karena penting untuk melatih kebiasaan berbicara di depan umum.

Dito pun berharap dengan diselenggarakannya acara ini, untuk kedepannya mahasiswa dapat lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam acara-acara sejenis. “Tapi itu ya kita tujuannya juga sama-sama ya melatih mahasiswa-mahasiswa di sini untuk mengutarakan pendapat mereka, ya kira-kira lebih kritis lah,” tegas Dito. Sementara itu Julian Hendayan Mukti, audience diskusi, berharap acara diskusi publik bisa diikuti semua mahasiswa bukan hanya perwakilan-perwakilan organisasi, namun semua mahasiswa FEB Undip agar para mahasiswa dapat lebih cerdas, lebih kritis dan lebih banyak mendapatkan pengetahuan. (gt)

Suasana Diskusi Pengalihan Subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) yang diadakan oleh BEM FEB Undip