Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan...

20
No. 04 - Juni.2017 KOPERASI & UKM @KemenkopUKM Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraan Zulkifli Hasan Koperasi Mengakhiri Kesenjangan Ekonomi KWIQ, Koperasi Diaspora Indonesia H.18 H.8 H.03 Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraan

Transcript of Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan...

Page 1: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

No. 04 - Juni.2017KOPERASI & UKM

@KemenkopUKMKoperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraan

Zulkifli Hasan Koperasi Mengakhiri Kesenjangan Ekonomi

KWIQ, Koperasi Diaspora Indonesia

H.18H.8H.03

Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan

Kesejahteraan

Page 2: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

20172

Kepala Biro Umum Penanggung Jawab: Hardiyanto, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat: Darmono, MM Redaktur-Kepala Bagian Tata Usaha: Drs. Bambang Sunaryo, Penyunting/Editor-Kasubag Advokasi Hukum: M.Maulana, S.I.Kom, Penyunting/Editor: Edy Haryana, S.Sos, Desain: Muhammad Ali, Adhiguna Suryadi, Mulyadi, Fotografer: Timbul Priyono, Topik, Kurniawan, Sekretariat: Nurlailah, Fira Desiana Nasril, Suhandi, Imam Ahmad Al Hushori, Sutarsono. S.sos, Ali Imron Rasidi, Rr. Dwitya Suci, Pradityo Ariwibowo, Nur Sholeh, M. Kamal, Wira Suanda

Daftar isi

16 INSPIRASI KOPERASI Koperasi Amoghasiddhi Bermula Dari Mimpi Sang Pendiri

20 UCAPANDirgahayu 70 Tahun Koperasi Nasional dan Idul Fitri 1438 H

19 INSPIRASI KOPERASI: Gula semut bagi sebagian kalangan kerap dianggap sebagai komoditas yang kurang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun siapa sangka dengan bermodalkan produk gula semut secara konsisten nyatanya mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk go internasional.

Menempuh perjalanan selama

tujuh dasawarsa bukanlah

sesuatu yang singkat,

dalam rentang waktu sepanjang itu

satu generasi ke generasi lalu lalang

datang dan pergi. Demikianlah cermin

perkoperasian Indonesia ketika 12 Juli

2017 genap berusia 70 tahun.

Usia 70 tahun mengandung makna

yang sarat sebagai usia yang telah

melampaui masa keemasan. Maka

sewajarnya jika koperasi Indonesia

idealnya telah mampu mendatangkan

manfaat nyata bagi bangsa dan

negara.

Terlebih sejak awal pendiriannya,

ia dinobatkan sebagai soko guru

perekonomian bangsa. Bahkan dalam

UUD 1945 pasal 33, disebutkan

“perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.”

Dan oleh Bapak Koperasi Indonesia

Bung Hatta pasal 33 disebut sebagai

wujud dari koperasi dimana politik

ekonomi Indonesia adalah koperasi.

Dalam perjalanan yang panjang ini

koperasi telah mewarnai perekonomian

bangsa Indonesia. Ada begitu banyak

terlahir koperasi besar di sisi lain

banyak juga koperasi sekadar papan

nama. Pemerintah pun dengan segala

upaya terus memberdayakan koperasi

melalui berbagai regulasi dan fasilitas.

Namun, pemerintah tidak bisa sendiri

memajukan koperasi di Indonesia,

tak kalah pentingnya kesadaran

masyarakat untuk berkoperasi.

Secara sadar masyarakat membentuk

koperasi dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan hidup anggotanya.

Dua hal ini yang harus dicari benang

merahnya sehingga koperasi benar-

benar bisa menyejahteraan rakyat dan

mewujudkan pemerataan ekonomi

rakyat Indonesia.

E-magazine edisi khusus ini akan

mengulas perjalanan panjang sejarah

terbentuk koperasi Indonesia dalam

pandangan parah tokoh-tokoh

koperasi.

Selamat HUT KOPERASI INDONESIA

ke 70 tahun!

Salam.

10 WAWANCARA TOKOH:Subiakto Tjakrawerdaya Koperasi Wadah Pengentas Kemiskinan

2 DAFTAR ISI 3 LIPUTAN KHUSUS

6 SEJARAH HADIRNYA KOPERASI DI INDONESIA

7 JEJAK RINTISAN KOPERASI DI KOTA SATRIA

8 WAWANCARA TOKOH Zulkifli Hasan Koperasi Mengakhiri Kesenjangan Ekonomi

12 WAWANCARA TOKOHSyarief HasanPotensi Koperasi Indonesia Berkelas Dunia

14 WAWANCARA TOKOHNurdin HalidKoperasi Pengawal Bangsa Menuju Sejahtera

Page 3: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

32017

Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraan

Liputan Khusus

S uara mesin-mesin tenun tua

menderu perlahan di ruangan

yang tampak kumuh. Dinding

ruangan berwarna putih kusam dan

kotor. Langit-langit yang terbuat

dari rumbia sudah menghitam dan

sebagian hampir roboh.

Para pekerja hanya bekerja

di bawah penerangan seadanya

dengan bantuan sinar matahari yang

menembus langit-langit yang hampir

rubuh.

Siapa sangka ruangan yang tam-

pak menyedihkan itu adalah saksi

bisu sebuah peristiwa bersejarah

bangsa Indonesia, yakni Kongres

Koperasi I yang berlangsung 11 –

14 Juli 1947, di Tasikmalaya, Jawa

Barat.

Gedung tersebut merupakan

Pabrik Tenun Perintis milik Persatuan

Koperasi Kabupaten Tasikmalaya

(PKKT) yang telah berdiri sejak 1934.

PKKT sebagai tuan rumah, menye-

diakan ruang pabrik tenunnya

sebagai tempat berlangsungnya

kongres selama empat hari.

Monumen peringatan Kongres Koperasi I pada 1947 di Tasikmalaya, Jawa Barat (Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 4: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

20174

Kongres dibuka oleh Mohammad

Hatta, Wakil Presiden RI ketika itu

dan dihadiri oleh 500 tokoh koperasi

dari 51 kabupaten di Indonesia.

Berdasarkan literatur, prakarsa

mengadakan Kongres Koperasi

dibangkitkan oleh Pengurus

Harian Pusat Koperasi Priangan yang

sedang mengungsi dari Bandung ke

Tasikmalaya karena situasi

keamanan cukup genting. Semangat

mengadakan kongres didorong

keinginan besar melawan dan meng-

hapus pengaruh ekonomi

kolonial yang tidak cocok dengan

tata kehidupan bangsa Indonesia.

Kongres Koperasi I menghasilkan

keputusan penting, antara lain mem-

bentuk Sentral Organisasi Koperasi

Rayat Indonesia (SOKRI) yang

merupakan cikal bakal Dekopin;

menetapkan Niti Sumantri sebagai

Ketua Presidium, Azas gotong

royong; Kemakmuran rakyat harus dilaksanakan berdasarkan Pasal 33

UUD 1945; Mendirikan Bank

Koperasi Sentral, Ditetapkan

Konsepsi Rakyat Desa; Mempertebal

dan memperluas Pendidikan

Koperasi Rakyat dikalangan

masyarakat; Distribusi barang-

barang penting diselenggarakan

oleh Koperasi, dan menetapkan 12

Juli sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Kini semua bisa melihat, di lahan

gedung PPKT itu berdiri tegak

monumen Hari Koperasi Indonesia

12 Juli 1947, satu-satunya

keistimewaan sebagai jejak peristiwa

bersejarah bangsa Indonesia di

Tasikmalaya.

“Kongres Koperasi I adalah

peristiwa yang sangat luar biasa.

Dalam situasi sulit masa-masa awal

kemerdekaan, tokoh-tokoh koperasi

memiliki semangat besar untuk

mengibarkan panji-panji koperasi,”

kata M. Mumu, Dewan Penasehat

PPKT yang ditemui di kantornya.

Sejatinya, sejarah mencatat Bung

Hatta bukanlah orang pertama

yang menorehkan jejak koperasi di

Indonesia. Jauh sebelum peran-

nya, seorang Patih dari Purwokerto,

Raden Arya Wiraatmadja. Sang Patih

mendirikan bank simpan pinjam di

Purwokerto pada 1896 yang menjadi

embrio koperasi Indonesia.

Namun Bung Hatta adalah tokoh

yang paling intensif membangun

konsep koperasi di Indonesia.

Bung Hatta yang kemudian menjadi

Bapak Koperasi Indonesia, dalam

berbagai pidatonya menjelang

penyusunan UUD 1945, Bung

Hatta menegaskan Indonesia harus

keluar dari masalah ekonomi warisan

kolonial. Bertolak dari pemikiran itu,

Hatta menekankan ekonomi

Indonesia mestilah menjauh dari

individualisme dan semakin

mendekat kepada kolektivisme,

yaitu sama sejahtera.

Kolektivisme disebut sesuai

dengan cita-cita hidup Indonesia

yang kehidupan sosialnya menitik-

beratkan pada sifat gotong-royong.

Hatta mengatakan dasar perekono-

mian yang cocok dengan semangat

tolong-menolong adalah koperasi.

“Seluruh perekonomian rakyat harus

berdasarkan koperasi”. Hatta yang

juga begitu gigih memperjuangkan

pemikirannya tentang koperasi agar

masuk dalam pasal 33 UUD 1945.

Menjaga Semangat

Mumu mengatakan semangat

perkoperasian seperti masa

kemerdekaan harusnya terus

menyala hingga sekarang.

Namun, pria tua ini justru menilai

terjadi kemunduran semangat

koperasi di Indonesia. Dia menyebut-

kan memasuki saat masa Orde Baru,

koperasi hanya menjadi alat politik

pemerintah.

Koperasi dimanjakan dengan

berbagai fasilitas bantuan dan

menjadi indikator keberhasilan

pemimpin daerah. Akibatnya, tegas

Mumu, kemandirian koperasi hilang.

Justru muncul koperasi-koperasi

manja yang hanya mencari bantuan.

Bahkan gerakan koperasi

melempem, tidak berjuang memper-

baiki kondisi koperasi di Indonesia.

Beben Bahren, Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Siliwangi

mengakui pertumbuhan koperasi di

Tasikmalaya sebagai kota bersejarah

koperasi tidak cukup menggemberi-

kan. Koperasi batik, dulunya sebagai

salah satu koperasi unggulan di

Tasikmalaya, hidupnya kini

terseok-seok.

Banyak koperasi batik tergilas

oleh perkembangan batik yang

dari batik tulis dan cap berubah

ke batik printing atau batik tekstil.

Batik printing mampu memproduksi

massal sedangkan batik tradisional

produksinya sangat rendah.

Sentra-sentra batik di Tasikmalaya

sebagian lenyap berganti hiruk pikuk

bisnis modern.

“Koperasi batik yang tidak kom-

petitif akhirnya gulung tikar,

akibatnya perajin-perajin batik

meninggalkan profesi yang sudah

turun-temurun. Para angota koperasi

yang anggotanya adalah pengrajin

batik memilih mengubah asetnya

menjadi rumah kos. Lebih

menguntungkan buat mereka,” kata

Beben yang juga pernah menjadi

Ketua Koperasi Mitra Batik,

Tasikmalaya.

Beben mengatakan, meredupnya

koperasi batik tidak hanya terjadi di

Tasikmalaya tetapi hampir seluruh

koperasi batik di Indonesia.

Namun, dia menegaskan koperasi

batik terus berjuang untuk tetap

bangkit apalagi saat ini

permintaan batik dalam negeri

meningkat. Hanya saja, Beben yang

juga pernah sebagai Direktur

Gabungan Koperasi Batik Indone-

sia (GKBI) itu mengharapkan perlu

dukungan pemerintah terhadap

bangkitnya kembali koperasi batik

Indonesia.

Page 5: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

52017

“Koperasi mewujudkan

keadilan ekonomi dan

pemerataan kesejahteraan”

PuspayogaMenteri Koperasi dan UKM RI

Kancah Ekonomi Nasional

Sejak Bung Hatta mencetuskan

koperasi sebagai soko guru pereko-

nomian bangsa, koperasi memainkan

peran dalam kancah perekonomian

nasional. Meski faktanya koperasi

belum terlampau jauh tertinggal,

perekonomian masih saja didominasi

oleh usaha swasta dan BUMN.

Pada masa sekarang koperasi

mengalami perkembangan usaha

dan kelembagaan yang

mengairahkan. Namun demikian,

koperasi masih memiliki berbagai

kendala untuk pengembangannya

sebagai badan usaha.

Di tengah persaingan yang

demikian ketat, koperasi tetap

mampu memberikan kontribusi bagi

peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Berdasarkan data

Kementerian Koperasi dan UKM,

jumlah koperasi yang tercatat

aktif mencapai 152.370 unit dengan

jumlah anggota 26.741.848 orang.

Sementara jumlah modal Rp87,97

triliun dan modal luar Rp83,82 triliun.

Volume usaha koperasi sebesar Rp

176,2 triliun dan memberikan Sisa

Hasil Usaha (SHU) Rp8,3 triliun.

Melihat data tersebut, terungkap

jumlah anggota koperasi

dibandingkan masyarakat Indonesia

masih sangat senjang. Kebutuhan

berkoperasi di Indonesia masih

sangat tinggi. Pemberdayaan

koperasi secara terstruktur

mengubah struktur perekonomian

nasional yang selama ini didominasi

swasta dan BUMN, mempercepat

pertumbuhan ekonomi nasional,

mengurangi tingkat pengangguran

terbuka, menurunkan tingkat

kemiskinan.

Menteri Koperasi dan UKM Anak

Agung Gede Ngurah (AAGN)

Puspayoga menegaskan, koperasi

akan mewujudkan keadilan ekonomi

dan pemerataan kesejahteraan

rakyat.

“Bahkan, dengan pemerataan

ekonomi tersebut mampu

memperkokoh NKRI. Dan hal itu

sudah jelas tergambar dalam UUD

1945 yang menyebutkan bahwa

ekonomi disusun atas asas

kekeluargaan, yang mana hal itu

tergambar dalam koperasi,” kata

Menkop.

Merujuk pada pernyataan Bung

Hatta bahwa koperasi dipandang

sebagai jalan terbaik untuk

membangun berangsur-angsur

ekonomi rakyat lemah. Koperasi,

tegas Bung Hatta, titik beratnya

kerja sama, tolong-menolong.

Koperasi merupakan salah satu

anasir menghilangkan

kemiskinan. •

Page 6: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

20176

12 Juli 1947Setelah Indonesia merdeka, Bapak Koperasi Indonesia yaitu Bung Hatta melaksanakan

Kongres Koperasi untuk pertama kalinya di Tasikmalaya dengan di tetapkan berdirinya

Sentral Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia (SOKRI).

Setelah semua yang telah dilewati, maka tanggal 12 Juli dijadikan sebagai Hari Koperasi

Indonesia. Hingga saat ini koperasi semakin berkembang bukan hanya sebagai alat per-

juangan membebaskan rakyat dari penderitaan, namun menjadi alat bantu pembangunan

dan perkembangan perekonomian Indonesia yang saat ini semakin pesat. Dengan didasari

pada asas kekeluargaan, koperasi telah memperbaiki taraf hidup bangsa Indonesia.

1942Dengan Indonesia yang diduduki Jepang, maka mereka mendirikan koperasi sendiri

dengan nama “Kumiyai”. Awalnya yang berjalan mulus, semakin lama fungsi koperasi

Jepang menjadi alat untuk mengeruk keuntungan dan

menyengsarakan rakyat Indonesia.

1933Perkembangan Koperasi Indonesia tidaklah selalu berjalan dengan mulus, dengan di

keluarkannya UU menyerupai UU No. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk

kedua kalinya.

1929Didirikannya Partai Nasional Indonesia, bertujuan menyebarluaskan semangat

perkoperasian di tanah air.

1927Dibentuknya Serikat Perdagangan Islam dengan tujuan memperjuangkan kedudukan

ekonomi pengusaha pribumi.

1915Terlahir UU Koperasi yang pertama yaitu “Verordening Op De Cooperative Vereenigining”

yang bunyinya sama dengan UU bagi rakyat Indonesia, anggaran dasar koperasi tersebut

harus dalam Bahasa Belanda dan dibuat di hadapan notaris.

1908Raden Soetomo mendirikan perkumpulan “Budi Utomo” untuk memanfaatkan sektor

perkoperasian bagi kesejahteraan rakyat miskin. Mulai dari industri kecil dan kerajinan,

kongres Budi Utomo juga melakukan perbaikan dan

peningkatan kecerdasan rakyat di Yoyakarta.

Sejarah Hadirnya Koperasi Di IndonesiaPerjalanan Koperasi sampai Terbentuknya Hari Koperasi Indonesia

Page 7: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

72017

S ejarah boleh saja perlahan

menimbun ingatan banyak

orang tentang Purwokerto

yang dikenal dengan Kota Satria.

Kota ini, 121 tahun lalu menjadi

saksi berdirinya De Poerwokertosche

Hulp En Spaarbank der Inlandsche

bestuur Ambtenaren dalam bahasa

Indonesia berarti bank simpan

pinjam untuk para priyayi

Purwokerto. Entitas ini menjadi

rintisan koperasi dan cikal bakal

perkembangan perbankan di

Indonesia.

Inisiatif mendirikan bank simpan

pinjam pada 1896 dimulai oleh

Raden Arya Wiraatmadja seorang

Patih di Purwokerto. Bank yang juga

disebut dengan Bank Pertolongan

dan Pinjaman bertujuan memberikan

kredit atau pinjaman dengan sistem

koperasi kepada pegawainya dari

cengkeraman lintah darat. Ia pun

meniru sistem bank kredit seperti

yang ada di Jerman.

“Patih tak tahan melihat

nasib para priyayi dalam mengatasi

kebutuhan hidupnya sehari-hari

yang banyak terjerat lindah darat.

Sehingga beliau berpendapat sudah

saatnya menggalang kekuatan yang

ada untuk membantu yang lemah

melalui upaya-upaya kebersamaan,”

kata Mantan Dirjen di Kementerian

Jejak Rintisan Koperasi di Kota Satria

Koperasi dan UKM, Iskandar Soesilo.

Cita-cita Raden Arya Wiraatmadja

diteruskan oleh De Wolffvan

Westerrode, seorang asisten residen

Belanda. De Wolffvan Westerrode

setelah cuti mengunjungi Jerman

mengubah Bank Pertolongan dan

Pinjaman menjadi Bank Pertolongan,

Tabungan dan Pertanian.

Selain pegawai negeri, para

petani juga perlu dibantu karena

mereka menderita karena tekanan

para pengijon. Ia juga menganjurkan

mengubah bank tersebut menjadi

koperasi.

Di samping itu ia pun mendiri-

kan lumbung-lumbung desa yang

menganjurkan para petani menyim-

pan hasil panen dan memberikan

pertolongan pinjaman padi pada

musim paceklik. Ia juga berusaha

menjadikan lumbung-lumbung itu

menjadi Koperasi Kredit Padi.

Tetapi Pemerintah Belanda

pada waktu itu berpendirian lain.

Bank Pertolongan, Tabungan dan

Pertanian dan Lumbung Desa tidak

dijadikan koperasi tetapi Pemerintah

Belanda membentuk lumbung-

lumbung desa baru, bank–bank

Desa, rumah gadai dan Centrale

Kas yang kemudian menjadi Bank

Rakyak Indonesia (BRI). Semua itu

adalah badan usaha Pemerintah dan

dipimpin oleh orang-orang

Pemerintah.

Faktanya pada zaman Belanda

pembentukan koperasi memang

belum dapat terlaksana karena

belum ada instansi pemerintah

ataupun badan nonpemerintah

yang memberikan penerangan dan

penyuluhan tentang koperasi.

Selain juga belum ada regulasi yang

mengatur kehidupan koperasi.

Pemerintah jajahan sendiri masih

ragu-ragu menganjurkan koperasi

karena pertimbangan politik,

vkhawatir koperasi itu akan

digunakan oleh kaum politik untuk

tujuan yang membahayakan

pemerintah jajahan itu.

Iskandar Soesilo pun berpendapat

meski perintisan usaha yang

dilakukan Patih RA Wiriatmadja

secara wujud belum bernama

koperasi tetapi dalam pengelolaan-

nya sehari-hari telah memancarkan

secara jelas semangat kebersa-

maan, tolong-menolong, semangat

untuk maju bersama, yang pada

prinsipnya merupakan jiwa dan roh

koperasi.

Namun apapun yang telah

dilakukan Raden Wiriatmadja

sejatinya merupakan langkah

pendobrak bagi dimulainya gerakan

koperasi di Tanah Air. •

“Patih tak tahan melihat nasib para priyayi dalam mengatasi kebutuhan

hidupnya sehari-hari yang banyak terjerat lindah darat. Sehingga beliau

berpendapat sudah saatnya menggalang kekuatan yang ada untuk

membantu yang lemah melalui upaya-upaya kebersamaan,”

Page 8: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

20178

Zulkifli Hasan

Koperasi Mengakhiri Kesenjangan Ekonomi

Wawancara Tokoh

(Dok. Website MPR RI)

Page 9: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

92017

Bagi Zulkifli Hasan, Ketua MPR

RI, membahas ekonomi

Pancasila adalah

sesederhana membahas tentang

koperasi.

Sayangnya, menurut pria yang

lahir di Lampung, 17 Mei 1962

itu ekonomi yang ada sekarang ini

justru terkesan semakin menjauh dari

Pancasila atau cenderung ekonomi

tarung bebas dan liberal.

Ia mengutip apa yang dikatakan

oleh Prof. Kaelan, seorang ahli

ekonomi dari Universitas Gadjah

Mada bahwa telah terjadi inkonsis-

tensi dan inkoherensi terhadap

Pancasila.

“Kalau kita mau maju sistem

ekonomi harus diluruskan. Sistem

ekonomi konstitusi harus dijalankan.

Akibatnya, tak heran kalau sekarang

ini, mengutip data Oxfarm, empat

orang kaya memiliki kekayaan sama

dengan 100 juta orang miskin. Kita

tidak anti orang kaya. Mau kaya

silakan, tapi rakyat kecil juga harus

diangkat,” ujar Zulkifli Hasan dalam

Lokakarya Pendidikan Koperasi

Pemuda, di Universitas Padjajaran di

Bandung.

Menteri Kehutanan di era Presiden

SBY itu menyatakan perlunya

Indonesia untuk kembali kepada

ekonomi yang diimpikan bapak

koperasi Indonesia Bung Hatta

sesuai Pasal 33 UUD 1945.

“Pasal 33 UUD 1945 itu mencakup

koperasi. Cirinya kekeluargaan dan

kebersamaan. Hasil pertemuan

pimpinan lembaga-lembaga negara

dengan Presiden Joko Widodo di

Istana beberapa waktu lalu bahwa

tahun ini adalah tahun mengurangi

kesenjangan. Nah, untuk mengurangi

kesenjangan, koperasi harus

diberdayakan,” katanya.

Zulkifli juga mengatakan beberapa

cara yang dapat ditempuh agar

koperasi di Indonesia bisa dibangkit-

kan sehingga kesenjangan ekonomi

dapat menurun secara signifikan.

Contohnya dengan keaktifan Bulog

yang melibatkan koperasi serta

peran perbankan.

“Cara yang harus ditempuh,

pertama, fungsi Bulog harus dikem-

balikan sehingga sembilan bahan

pokok, harus kembali ditangani oleh

Bulog. Lalu Bulog harus

memberdayakan koperasi. Untuk ini,

modalnya, menurut saya adalah

Inpres. Kedua, butuh permodalan

dan manajemen oleh perbankan.

Ketiga, sumberdaya alam harus

dikuasai negara dan digunakan

untuk kemakmuran seluruh rakyat

Indonesia,” katanya.

Pemberdayaan koperasi, menurut

politisi PAN itu, sulit dilakukan jika

tak ada keberpihakan pemerintah

terhadap koperasi.

Zulkifli berpendapat jika koperasi

dibiarkan bertarung bebas seperti

saat ini dan tidak ada keberpihakan

sesuai UUD Pasal 33 maka koperasi

sulit berkembang. Oleh karenanya,

dia berharap ekonomi Pancasila

diluruskan.

Oleh karena itulah, ia secara

khusus mengusulkan pada Presiden

Joko Widodo untuk mengembalikan

fungsi Bulog dan memberikan

pengelolaannya pada koperasi.

“Saya menyampaikan pada

Pak Presiden Joko Widodo agar

mengembalikan fungsi Bulog untuk

sembilan bahan pokok. Modalnya

Keputusan Presiden. Bulog diberikan

(pengelolaannya) pada koperasi,”

ujar dia.

Lebih lanjut, dia juga mengusulkan

pemerintah memberikan pengelo-

laan sejumlah proyek strategis pada

koperasi. Dengan begitu, diharapkan

pengusaha-pengusaha lokal bisa

tumbuh.

Koperasi pun diharapkannya bisa

bangkit sehingga kesenjangan

ekonomi dapat diakhiri di bumi

pertiwi. •

Koperasi pun diharapkannya bisa bangkit sehingga

kesenjangan ekonomi dapat diakhiri di bumi pertiwi.

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 10: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

201710

Wawancara Tokoh

Subiakto Tjakrawerdaya

Koperasi Wadah Pengentas Kemiskinan

Konsistensi dan perhatian inten

seorang Subiakto Tjakrawer-

daya pada bidang koperasi

dan UMKM rupanya menarik

perhatian Presiden Soeharto yang

pada akhirnya mengamanahkan

mandat sebagai Menteri Koperasi

dan Pembinaan Pengusaha Kecil

dalam Kabinet Pembangunan VI

periode 1993-1998.

Bahkan lantaran dianggap mampu

dan menorehkan prestasi di bidang

tersebut, pria kelahiran Cilacap,

Jawa Tengah, 30 Juli 1944 itu

kembali dipercaya menjadi Menteri

Koperasi dalam Kabinet

Pembangunan VII periode 1998-

2003. Namun, Kabinet Pembangu-

nan VII hanya berusia tiga bulan saja.

Pasalnya, pemerintahan Soeharto

jatuh akibat gerakan reformasi pada

Mei 1998.

Meski begitu, semangat Subiakto

dalam Gerakan Koperasi Indonesia

tak pernah padam. Bahkan, dirinya

masih meyakini bahwa koperasi di

Indonesia merupakan satu wadah

untuk mengentaskan kemiskinan.

“Memang harus seperti itu. Dan

sangat sesuai dengan pemikiran

besar Bung Hatta, bahwa

koperasi didirikan di Indonesia

bertujuan untuk mengentaskan

kemiskinan,” tandas dia.

Oleh karena itu, Subiakto kurang

sependapat bila koperasi di Indone-

sia digadang-gadang harus masuk

daftar koperasi besar di dunia.

“Koperasi di negara-negara maju

seperti Jepang dan Amerika bisa

menjadi besar, beraset dan berom-

set besar, karena memang berbeda

filosofi dan karakter dibanding

koperasi di Indonesia,” ungkap

Subiakto.

Menurut Subiakto, bila di negara-

negara maju, koperasi didefinisikan

sebagai sekumpulan orang atau ber-

kumpulnya sekelompok orang yang

sudah memiliki unit usaha dan aset.

Maka, ketika mereka mendirikan

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 11: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

112017

koperasi, tentu saja bakal menjadi

sebuah unit usaha berskala raksasa.

“Tujuan mendirikan koperasi ber-

beda dengan Indonesia. Sementara

di Indonesia, rakyat diajak atau

didorong untuk berkoperasi agar

bisa memiliki usaha. Dengan berko-

perasi, rakyat Indonesia diharapkan

bisa memiliki satu unit usaha untuk

memperbaiki taraf hidupnya,” cetus

Subiakto.

Bagi Subiakto, sejatinya koperasi

didirikan tidak melulu harus menjadi

sebuah unit usaha yang besar.

“Untuk apa besar bila tak bisa dinik-

mati oleh orang banyak. Hakekat

koperasi di Indonesia adalah agar

bisa memiliki manfaat besar bagi

sebanyak-banyaknya orang, khusus-

nya anggota koperasi,” katanya.

Jadi, ia menambahkan, sebuah

koperasi akan sukses itu bila me-

miliki jumlah anggota yang besar.

Ia berpendapat, semakin besar

jumlah anggota koperasi, maka akan

semakin besar pula manfaat yang

bakal dirasakan masyarakat dengan

berkoperasi. “Di situlah sebetulnya

dasar pemikiran koperasi di Indone-

sia, menurut pemikiran Bung Hatta

sebagai Bapak Koperasi Indonesia,”

papar dia.

Subiakto mengisahkan bahwa

dirinya pernah “diserang” di DPR RI

terkait pertanyaan mengapa koperasi

di Indonesia tidak bisa sebesar di

negara-negara maju seperti Jepang

dan AS. “Saya bilang waktu itu

kepada para anggota DPR yang

terhormat, saya bisa menjadikan

koperasi menjadi besar secara unit

usaha. Syaratnya, cantumkan dalam

satu pasal UU Perkoperasian bahwa

setiap anggota koperasi akan diberi

modal usaha dan tanah. Tapi mereka

tidak bisa wujudkan itu. Justru, saya

mengatakan sama mereka bahwa

dengan berkoperasi maka setiap

anggota bisa memiliki modal usaha,

unit usaha, dan juga tanah. Makan-

ya, ketika pemerintahan sekarang

akan menggulirkan yang namanya

Land Reform, saya sangat setuju dan

mendukung. Itu bisa menjadi modal

besar bagi gerakan koperasi di Indo-

nesia,” jelas Subiakto.

Sedangkan terkait koperasi

sebagai soko guru perekonomian

bangsa, Subiakto mengungkapkan

bahwa potensi menuju ke arah tujuan

itu sangat besar. Kuncinya hanya

satu, yaitu political will dari pemerin-

tah. “Pemerintah di sini bukan hanya

Kementerian Koperasi, melainkan

lintas sektoral melibatkan kementeri-

an lain seperti Kementerian Kelautan

dan Perikanan, Kementerian Perta-

nian, Kementeerian Perdagangan,

Kementerian Perindustrian, Kemen-

terian Keuangan, Bank Indonesia,

dan juga Bulog,” imbuh dia.

Di mata Subiakto, untuk menja-

dikan koperasi sebagai soko guru

perekonomian bangsa hanya diper-

lukan dua syarat yaitu, kuat secara

modal dan luas secara pasar. Terkait

permodalan, koperasi di Indonesia

idealnya memiliki semacam Bank

Koperasi tersendiri. “Dulu kita punya

yang namanya Bank Bukopin, yang

didirikan khusus bagi pembiayaan

koperasi di Indonesia. Namun,

seiring dengan perkembangan

sejarah, Bank Bukopin kini tak jauh

beda dengan bank swasta lainnya.

Padahal, bila seluruh KSP yang ada

dan sehat bergabung membentuk

sebuah bank khusus koperasi, itu

bukan sesuatu yang tidak mungkin,”

tegas dia.

Sementara mengenai luasnya

pasar bagi koperasi, Subiakto

berharap bahwa koperasi tidak perlu

memiliki usaha ritel besar. Bahkan

lebih baik jika koperasi mampu

menjadi distributor besar sebagai

pemasok barang ke warung-warung

kecil milik rakyat. Bila koperasi

memiliki usaha ritel, maka warung-

warung kecil itu bakal mati.

“Warung-warung itulah yang menjadi

anggota koperasi. Semua kebutuhan

warung dipenuhi oleh koperasi,” kata

Subiakto.

Bahkan, lanjut Subiakto, bila peran

Bulog diserahkan kepada koperasi,

maka tidak akan ada lagi potensi

terjadinya fluktuasi harga pangan

dan kebutuhan pokok lainnya. “Tapi,

peran Bulog harus dikembalikan dulu

seperti dulu, tidak seperti Bulog hasil

reformasi sekarang ini. Lagi-lagi, ini

membutuhkan keberanian dan

political will dari pemerintah untuk

bisa mengembalikan peran Bulog

seperti dulu,” kata dia.

Bila kedua syarat berkembang

koperasi yakni ketersediaan pasar

dan modal bisa dipenuhi oleh

gerakan koperasi, maka misi

koperasi sebagai soko guru pereko-

nomian bangsa bukan lagi sesuatu

yang mustahil untuk diwujudkan.

“Jujur saja, saat ini, koperasi sebagai

soko guru perekonomian bangsa

masih sebatas jargon. Tapi, saya

optimitis itu bisa diwujudkan karena

kita memiliki potensi besar ke arah

itu,” pungkas Subiakto. •

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 12: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

201712

Syarief Hasan

Potensi Koperasi Indonesia Berkelas Dunia

Wawancara Tokoh

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 13: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

132017

Meninggalkan jabatan

sebagai Menteri Koperasi

dan UKM selama lebih dari

dua tahun, tidak lantas membuat

Syarief Hasan lupa dengan bidang

kerja yang diembannya selama lima

tahun dalam Kabinet Indonesia

Membangun II, periode 2009 - 2014.

Selama menjabat sebagai menteri,

Syarief dikenal paling gigih hendak

membawa koperasi Indonesia ke

pentas dunia. Dia berpandangan,

Indonesia memiliki koperasi-koperasi

besar yang layak masuk jajaran

koperasi dunia.

Oleh karena itu, pria bernama

lengkap Sjarifudin Hasan itu lantas

melakukan negosiasi dengan ICA

(International Cooperative Alliance),

agar indikator penilaian koperasi

kelas dunia diubah. ICA sebelumnya

menilai koperasi besar hanya ber-

dasarkan aset dan omset, kemudian

Syarief mengusulkan agar penilaian

ditambah dengan jumlah anggota. Ia

berkeras bahwa koperasi yang

sesungguhnya itu harus bisa dinik-

mati oleh semakin banyak anggota.

“Pendapatan besar tapi jika yang

menikmati sedikit, manfaatnya

minim bagi kesejahteraan anggota.

Yang penting pendapatan bagus

dan dinikmati oleh anggota yang

banyak,” tegasnya.

Terbukti, pada 2013 untuk

pertama kalinya Indonesia berhasil

mencatatkan Koperasi Warga Semen

Gresik (KWSG) menembus rangking

233 dunia.

“Kalau koperasi diberi ruang yang

lebih besar akan semakin banyak

koperasi di Indonesia menjadi

koperasi besar dan berpotensi

berkelas dunia,” kata Syarief yang

ditemui baru-baru ini.

Untuk itu, Syarief tegas

mengatakan perlunya Undang-

Undang (UU) koperasi baru setelah

Mahkamah Konstitusi (MK) mem-

batalkan UU Nomor 17 Tahun 2012

tentang Perkoperasian sehingga

Indonesia kembali kepada UU lama

yakni UU Nomor 25 Tahun 1992

tentang Koperasi. Menurut Syarief,

perlu UU koperasi baru agar dapat

memberi ruang yang lebih luas

bagi koperasi untuk melaksanakan

usahanya. Dia sangat mendorong

pemerintah menuntaskan UU

koperasi yang saat ini masih dalam

pembahasan di DPR.

Menurutnya, pemerintah sudah

memiliki political will yang besar

untuk memajukan koperasi, sehinnga

sekarang hal yang dibutuhkan adalah

gerak cepat untuk menuntaskan UU

koperasi yang baru. Politisi Partai

Demokrat ini menilai koperasi

Indonesia harus lebih banyak

menembus kancah internasional.

Di sisi lain, suami Inggrid Kansil itu

berpendapat, pembinaan koperasi

perlu dilakukan secara konsisten.

Jika koperasi misalnya tidak melak-

sanakan Rapat Anggota Tahunan

(RAT) jangan langsung dibubarkan,

karena sebenarnya koperasi tersebut

bisa saja aktif. Koperasi semacam ini

harus dibina agar memenuhi

kewajiban RAT.

“Tanggung jawab pemerintah

yang tidak akan putus membina

koperasi. Pengurus dilatih dan

dibekali dengan kemampuan

manajemen koperasi,” katanya.

Syarief menekankan, pentingnya

kemampuan manajerial yang akan

memberikan tanggung jawab

langsung bagi pengelolaan

koperasi. Di samping, koperasi juga

ditekankan untuk tidak digunakan

sebagai wadah pencucian uang

(money laundering) bagi orang

yang punya modal. Oleh karena

itu Syarief menekankan pentingnya

pengawasan koperasi yang harus

diperketat seiring waktu.

Salah satu pesan Syarief adalah

perlunya anggaran yang memadai

untuk memperkuat koperasi dan

UKM. Dia berpandangan Kemen-

terian Koperasi dan UKM harus

mendapat anggaran yang lebih

besar. Sebab kementerian tersebut

memiliki tanggung jawab besar untuk

memberdayakan masyarakat miskin

dan mengupayakan agar kesejahte-

raan masyarakat meningkat melalui

penguatan ekonomi rakyat berbasis

koperasi.

“APBN sudah tembus lebih dari

Rp 2000 triliun, dulu waktu zaman

saya (menjabat sebagai Menteri Kop-

erasi dan UKM) anggaran kemen-

terian Rp1,5 triliun, idealnya sekarang

sudah mencapai kisaran Rp4 triliun,”

kata Anggota Komisi I DPR ini.

Baginya anggaran pun sebagai

wujud keberpihakan pemerintah

terhadap koperasi dan UKM. • (Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 14: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

201714

Wawancara Tokoh

Nurdin Halid:

Koperasi Pengawal Bangsa Menuju Sejahtera

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 15: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

152017

hilirisasi industri berbasis sumber

daya alam dan budaya lokal. Produk-

produk petani, nelayan, peternak

perlu sentuhan teknologi tepat

guna, infrastruktur jalan dan logistik

sehingga mampu menembus pasar

nasional dan global,” paparnya.

Selain itu, Nurdin juga berharap

dukungan dari pemerintah terkait

obsesi untuk membentuk bank

koperasi. Menurut dia, keberadaan

bank koperasi akan mempercepat

pertumbuhan dan pemberdayaan

koperasi yang selama ini kesulitan

mendapat akses pendanaan dari

perbankan. •

Bagi insan perkoperasian,

nama Nurdin Halid sudah tak

asing lagi. Kiprahnya di dunia

perkoperasian di Tanah Air dimulai

sejak usia muda. Dan, hingga kini

komitmennya untuk memperjuang-

kan dan memajukan koperasi terus

bergelora.

Pria kelahiran Watampone, 17 No-

vember 1958 ini bertekad membawa

koperasi Indonesia sebagai pilar

utama pembangunan bangsa. Ia

ingin bagaimana koperasi bisa mem-

bawa pada kesejahteraan, kemasla-

hatan dan kemajuan Indonesia.

Suami dari Andi Nurbani ini juga

menekankan bahwa koperasi harus

menjadi penopang utama pemba-

ngunan bangsa. Insan koperasi

harus berada di garda terdepan

dalam menghadirkan kesejahteraan

dan kemaslahatan bangsa.

Nurdin memiliki cita-cita besar

yakni menjadikan koperasi

sebagai pengawal bangsa Indonesia

menuju bangsa berkesejahteraan.

“Tak kala Indonesia memperingati

kemerdekaannya yang ke 100 tahun,

kami bertekad mendorong koperasi

agar mampu membawa bangsa ini

pada kemajuan dan kesejahteraan,

tentunya dengan koperasi sebagai

pilar utamanya,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, banyak

hal harus diperbaiki untuk mengatasi

dan mencapainya. Di antaranya,

pentingnya perbaikan mentalitas

para pelaku koperasi sendiri yang

menurutnya selama ini masih berada

di titik terendah. Menurut Nurdin,

insan koperasi harus banyak mem-

buat terobosan agar bisa dengan

mudah mencapai cita-cita yang

dimaksud.

“Koperasi tak boleh jalan di tempat.

Koperasi harus banyak melahirkan

terobosan agar bisa bersaing dalam

persaingan global. Penguasaan

informasi teknologi misalnya harus

menjadi salah satu perbaikan utama

ke depan,” tegasnya.

Salah satu upaya untuk mencapai

misi dan keinginannya itu, Nurdin

selaku Ketua Umum Dekopin

sebagai panitia penyelenggaran

Puncak Hari Koperasi Nasional

mengundang Presiden Joko Widodo

(Jokowi) untuk bisa hadir dalam

puncak Hari Koperasi Nasional di

Makassar, Sulawesi Selatan yang

jatuh pada 12 Juli 2017.

“Kami mengundang Bapak

Presiden untuk hadir seperti tahun-

tahun sebelumnya di puncak Hari

Koperasi Nasional pada 12 Juli 2017,

sekaligus menyampaikan bahwa ada

kegiatan fundamental yang sejak 64

tahun tidak pernah dilaksanakan,

yaitu Kongres Koperasi Indonesia,”

ujar Nurdin.

Nurdin juga menjelaskan kepada

Presiden mengenai tujuan digelarnya

Kongres Koperasi Indonesia (KKI)

tersebut, yaitu dalam rangka

menguatkan kembali komitmen

Indonesia terhadap pembangunan

ekonomi nasional dengan koperasi

sebagai soko guru ekonomi.

Nurdin kembali menegaskan

tentang Visi Koperasi 2045 yang ia

canangkan. Menurutnya, Visi Kope-

rasi 2045 sebagai penjabaran sistem

ekonomi koperasi berlandaskan

Pancasila dan UUD 1945 merupakan

pekerjaan rumah seluruh komponen

bangsa. Dengan dukungan peme-

rintah dan parlemen, ia berharap

gerakan koperasi sokoguru ekonomi

NKRI mulai sekarang menjadi

gerakan nasional.

Dalam implementasinya, gerakan

koperasi, ingin agar eksistensi

ekonomi koperasi terus bertum-

buh dan berkembang kuat berkat

dukungan pemerintah dan parle-

men dalam beberapa hal konkrit.

Di antaranya, koperasi membu-

tuhkan dukungan koordinasi dan

sinkronisasi regulasi dan kebijakan

dari kementerian-kementerian dan

lembaga terkait. “Salah satu fokus

koordinasi terutama terkait politik

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 16: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

201716

Inspirasi Koperasi

Ida Ayu Maharatni S PSI MSi,

pendiri sekaligus manajer Koperasi

Amoghasiddhi berhasil mengantar

koperasi itu menuju puncak kesuk-

sesannya. Wanita yang akrab disapa

Nani ini menuturkan lika-liku per-

jalanan hidupnya selama ini. Segala

pencapaiannya tentu tidaklah diraih

seketika. Dia telah mengenal dunia

kerja sejak berada di bangku kuliah.

“Saya awalnya bekerja sebagai

tukang cuci di Restoran Boyong

Kalegan, saat saya masih kuliah di

Yogyakarta,” kenangnya.

Nani sempat meniti karier di Bank

Bukopin sebagai relationship officer.

Hanya saja tidak berlangsung lama

sebab dia memilih bekerja di Centro

Lifestyle Department Store. Di sanalah

ia mulai mengenal diri dan segala

potensi dalam dirinya.

“Saya belajar banyak tentang

communication skill, thinking skill,

kemampuan menganalisis secara

bisnis dan mengevaluasi semua

market. Saya tahu bagaimana bisnis

itu berjalan,” jelasnya.

Kariernya pun terus menanjak.

Dia pun sadar pentingnya berpikir

out of the box, memiliki jiwa kreatif,

dan pergaulan yang luas. Akhirnya di

usianya yang ke 25 tahun, bersama

30 kawannya dia mendirikan koperasi

Koperasi Amoghasiddhi Bermula Dari Mimpi Sang Pendiri

Amoghasiddhi.

“Ada 31 pendiri termasuk suami

saya. Saya baru menikah waktu itu,”

ujar Nani.

Koperasi Amoghasiddhi didirikan

pada 2005 namun baru memperoleh

badan hukum pada 2011. Saat

Januari 2011, aset koperasi sudah

mencapai Rp1 miliar dengan 276

anggota. Meski di awal tidak mudah,

Nani percaya bahwa apa yang dijalani

dengan sungguh-sungguh dan tekun,

akan tumbuh berbuah lebat dan

manis. Tiga tahun berikutnya,

koperasi yang dipimpinnya berkem-

bang pesat mencapai aset Rp18,4

miliar dengan 2.220 anggota. Pada

saat itu mimpi mereka untuk mem-

bangun gedung sendiri sedikit demi

sedikit mulai terwujud diawali dengan

membeli tanah di kawasan Noja.

“Setelah 5 tahun bermimpi,

akhirnya terwujud juga. Saya percaya

tidak ada yang tidak mungkin selama

kita berusaha. Tetaplah bermimpi,

karena mimpi itu gratis,” tandasnya.

Pada usia 12 tahun, Amoghasiddhi

terus tumbuh menjadi koperasi dengan

ciri khasnya, koperasi dengan Energi

Bersih Baru dan Terbarukan.

Amoghasiddhi sangat aktif menyuara-

kan penggunaan energi bersih terma-

suk kampanye penggunaan sepeda

listrik yang difokuskan pada pelajar

SMP dan tergabung dalam SeLid

(Sepeda Listrik Denpasar).

“Adik-adik SMP, saat ini banyak

kita lihat wara-wiri dengan kenda-

raan bermotor yang notabene belum

saatnya, dan usia labil menjadikan ini

membahayakan,” ujar sang manajer

koperasi Dayu Nanik.

Dijelaskan Dayu Nanik, di hala-

man kantor Koperasi Amoghasiddhi

disediakan charging point bagi peng-

guna sepeda listrik yang diperoleh

dari pohon energi, berupa panel

surya yang menghasilkan listrik dari

menadah matahari. Tidak berhenti di

sana, Amoghasiddhi telah berkon-

tribusi pada pemberian bantuan

berupa perangkat panel surya kepada

Kelurahan Pemecutan, Denpasar,

untuk menyukseskan Denpasar Bersih

dengan Energi Bersih, berupa ciKar

surYa (KarYa).

“Kami bangga mampu mengikut-

kan Amoghasiddhi di ajang nasional

dan bergengsi tersebut,” papar Dayu

Nanik.

Ia juga mengatakan kalau dalam

operasional sehari-hari, mereka

menggunakan kertas bekas yang satu

sisinya masih kosong.

Kantor Koperasi Amoghasiddhi

menarik perhatian Bintang

Puspayoga, istri Menteri Koperasi dan

UKM Puspayoga serta Deputi Bidang

Kelembagaan Kemenkop UKM Meliadi

Sembiring karena gedung menggu-

nakan energi solar panel. Penggunaan

solar panel ini membuat Koperasi

Amoghasiddhi mendapat penghargaan

dari Kementerian ESDM. Koperasi ini

diganjar Penghargaan Energi Kategori

Prakarsa Kelompok Masyarakat yang

diikuti peserta dari seluruh Indonesia. •

Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring bersamaBintang Puspayoga meninjau gedung Koperasi Amoghasiddhi di Denpasar Bali, 19 November 2016

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Page 17: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

172017

Inspirasi Koperasi

K etika masyarakat di kota-kota

besar di Tanah Air tak pernah

sedikitpun kesulitan mengak-

ses layanan keuangan perbankan,

namun pernahkah terpikir nasib

mereka yang tinggal di pelosok dan

perbatasan NKRI? Celah itulah yang

digarap oleh Koperasi Credit Union

(CU) Keling Kumang di Kalimantan

Barat (Kalbar) yang selama puluhan

tahun melayani anggotanya yang

berasal dari berbagai lapisan agar

terus mampu menggerakkan roda

perekonomian keluarga.

Faktanya memang ketika bank-

bank menganggap sebuah wilayah

yang terlalu pelosok sehingga tak

bisa menutup biaya operasional

secara keekonomian, lebih banyak

perbankan memilih mundur untuk

membuka cabang di wilayah-wilayah

yang dianggap kurang menguntung-

kan tersebut. Dari situlah CU Keling

Kumang kemudian tumbuh.

Berawal di Kabupaten Sekadau,

Kalimantan Barat, CU Keling Kumang

dirintis sejak 25 Maret 1993. Pada

tahap awal ia hanyalah koperasi kredit

gurem yang melayani segelintir ang-

gota dan dibentuk atas dasar keingi-

nan untuk mengubah hidup menjadi

lebih baik.

Kerja keras dan konsistensi yang

tak pernah pupus nyatanya men-

dorong CU Keling Kumang menjadi

salah satu contoh konkrit koperasi

berkualitas di Indonesia.

Saat ini, Keling Kumang memiliki

164 ribu lebih anggota dengan aset

sebesar Rp1,2 triliun. Tak hanya itu,

Keling Kumang yang sudah menjadi

holding (Keling Kumang Grup) memi-

liki beberapa unit usaha yang dike-

lola anak usaha berbentuk koperasi.

CU Keling Kumang Penjaga Ekonomi Perbatasan

Diantaranya, hotel (Koperasi Jasa

Ladja), ritel dan minimarket (Koperasi

Konsumen Lima Dua), pertanian (Ko-

perasi Tujuh-Tujuh), serta unit usaha

lainnya seperti pendidikan (sekolah

dan perguruan tinggi).

Ketua Umum Induk Koperasi

Usaha Rakyat (INKUR) Munaldus,

yang merupakan anak usaha dari

Keling Kumang Grup, menyebutkan

bahwa INKUR mengelola unit usaha

grup yang bergerak di sektor jasa

(hotel) dan minimarket (K-52 Mart).

”Kami sekarang sudah memiliki

sembilan toserba yang tersebar di

Kalbar. Sementara untuk hotel, kami

menampilkan nuansa budaya lokal,

yakni Dayak sebagai bentuk kearifan

lokal yang terus kita jaga,” kata dia.

Munaldus mengaku, pihaknya

memiliki dua mimpi besar, yaitu ke

depan K-77 bisa menyalurkan pupuk

bersubsidi dan kita dapat mengelola

hak konsesi lahan HGU perkebunan

Sawit.

Sementara Chief Executive Officer

(CEO) CU Keling Kumang Valentinus

mengatakan, CU Keling Kumang

mengalami perkembangan pesat dalam

beberapa tahun terakhir. Tercatat CU

Keling Kumang hingga 31 Desember

2016 memiliki aset sebesar Rp1,289

triliun (106,27 %) dari target Rp1,213

triliun dan memiliki anggota sebanyak

165.231 (98,00 %) orang dari target

168.610 orang. Koperasi itu sekaligus

berhasil menurunkan kredit lalai dari

46,60% menjadi 33,10%, atau terca-

pai 107,97% dari target 35,74%.

“Kalau melihat persentase jelas

bahwa pertumbuhan CU Keling

Kumang pada 2016 sama seperti

tahun-tahun sebelumnya yaitu masih

mendapatkan angka 9. Kami percaya

anggota tetap loyal di CU Keling

Kumang bukan karena bunga Simpa-

nan SISKA dan Simpanan lainnya

yang tinggi tetapi karena pelayanan

yang semakin baik, mampu memberi

solusi, kepedulian dan rasa keber-

samaan semakin tinggi, dan kami

bertekad membangun masyarakat

lebih sejahtera,” ujar Valentinus.

Bupati Sekadau Rupinus pun

mengapresiasi keberadaan CU Keling

Kumang. ”Pemkab Sekadau mem-

berikan apresiasi dan penghargaan

yang tinggi atas keberadaan CU Kel-

ing Kumang. Aktivitas dan pelayanan

CU ini telah banyak berkontribusi

dalam upaya pemberdayaan ekonomi

masyarakat,” kata Rupinus. •

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga meresmikan hotel Ladja milik Koperasi KlingkumangSIntang, Kalimantan Barat, 13 November 2016.

Page 18: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

201718

Inspirasi Koperasi

T idak banyak komunitas WNI

di luar negeri (diaspora) untuk

berpikir membentuk koperasi.

Namun berbeda dengan diaspora

Indonesia yang tinggal di Qatar.

WNI di Qatar sepakat mewujudkan

inisiatif membentuk dan

mengembangkan sebuah koperasi

yang diberi nama Koperasi Warga

Indonesia Qatar (KWIQ).

KWIQ dibentuk pada 26 Juni 2016

oleh komunitas diaspora Indonesia di

Qatar dan pada bulan Februari 2017

resmi disahkan.

Pendirian KWIQ dibidik sebagai

terobosan bisnis WNI di Qatar dengan

membangun jejaring dan jembatan

diplomasi ekonomi sekaligus untuk

menyejahterakan anggotanya.

Ketua KWIQ Kartini Sarsilaningsih

mengatakan pendirian koperasi ini

menjadi sarana untuk menyejahte-

rakan anggota dan rakyat Indonesia

pada umumnya serta menjadi jejaring

dan jembatan bagi pelaku usaha di

Indonesia dan Qatar.

“Potensi anggota sekitar 500-1.000

WNI dengan fokus pada sektor retail,

pariwisata, ekspor-impor dan jasa,”

ujarnya.

Koperasi yang dimotori Indone-

sian Business Asscociation in Qatar

KWIQ, Koperasi Diaspora Indonesia

(IBAQ) serta difasilitasi dan didukung

KBRI Doha itu menjadi wadah untuk

mengintegrasikan komunitas diaspora

dan pelaku usaha Indonesia yang

memiliki usaha di Qatar.

Sedangkan bisnis inti yang dijalankan

koperasi ini yakni di bidang usaha

jasa (perdagangan/retail, tourism,

manpower supply), pariwisata, dan

ekspor-impor.

Deputi Bidang Kelembagaan

Kementerian Koperasi dan UKM

Meliadi Sembiring saat berkunjung

ke KWIQ di Doha Qatar, berharap

para WNI yang tinggal di luar negeri

bisa membentuk koperasi. Bahkan,

Meliadi menggadang KWIQ menjadi

model pengembangan koperasi yang

beranggotakan para WNI di luar neg-

eri.

“KWIQ saya harap dapat dijadikan

contoh bagi para diaspora Indonesia

yang tersebar di berbagai negara,”

kata Meliadi.

Dalam kesempatan pertemuan

tersebut Meliadi memberikan

pengarahan, agar KWIQ dikelola

secara profesional, oleh orang-orang

yang memiliki kompetensi bidang

perkopersian dan bisnis, sehingga

usahanya fokus dan dengan sistem

yang baik.

Meliadi optimistis koperasi men-

jadi pilihan diaspora Indonesia, karena

koperasi merupakan badan hukum

dan badan usaha yang sesuai. Hal ini

salah satunya karena koperasi

dibangun berdasarkan kekuatan

anggota minimal 20 orang.

“Saat ini WNI di Qatar di

perkirakan berjumlah sekitar 30.000

orang, dan diharapkan sedikitnya 600

orang bisa menjadi anggota KWIQ

secara bertahap,” katanya.

Sebagai langkah awal dimulainya

pengembangan usaha retail, Meliadi

bersama Duta Besar RI untuk Qatar,

Muhammad Basri Sidehabi

meresmikan minimarket baru milik

koperasi pada Sabtu, 17 Juni 2017 di

Doha.

Duta Besar RI untuk Qatar,

Muhammad Basri Sidehabi

mengapresiasi pembentukan

koperasi guna meningkatkan

diplomasi ekonomi kedua negara

khususnya dalam rangka peri-

ngatan hubungan diplomatik

RI-Qatar

Menurut Dubes Basri, koperasi

harus bermanfaat bagi komunitas

diaspora dengan memanfaatkan

peluang kebijakan “look east

policy” yang diterapkan Qatar. •

Duta Besar RI untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi bersama Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM Meliadi Sembiring meresmikan Koperasi Warga Indonesia Qatar (KWIQ), di Doha, Sabtu 17 Juni 2017.

(Dok.Web Deplu)

Page 19: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

192017

G ula semut bagi sebagian

kalangan kerap dianggap

sebagai komoditas yang

kurang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Namun siapa sangka dengan ber-

modalkan produk gula semut secara

konsisten nyatanya mampu mengan-

tarkan Koperasi Serba Usaha (KSU)

Jatirogo di Daerah Istimewa Yogya-

karta (DIY) untuk go internasional.

Bermula dari 2008, ketika para

produsen gula semut sepakat ber-

kumpul membentuk koperasi serba

usaha, KSU Jatirogo tidak pernah

memasang target berlebihan untuk

bisa memasok pasar gula di tingkat

internasional. Faktanya, konsistensi

mereka untuk memproduksi gula

semut secara kontinyu terbukti mam-

pu mengantarkan KSU yang berada di

wilayah Kecamatan Kokap,

Kabupaten Kulonprogo, DIY itu

sebagai salah satu koperasi yang kini

diperhitungkan di Tanah Air.

Produk gula semut mereka pun

dinobatkan sebagai produk unggulan

daerah dan kini mampu menem-

bus pasar ekspor hingga Amerika

KSU Jatirogo Modal Gula Semut Go International

Serikat, Australia, dan Jepang. Ketua

KSU Jatirogo Ngatijo mengatakan

koperasinya bukan instan meraih

pencapaian seperti saat ini, beragam

tantangan telah berhasil mereka lalui

dalam kurun hampir satu dasawarsa

sejak beroperasinya koperasi itu.

“Koperasi ini didirikan pada

Desember 2008 dengan jumlah

anggota 1300-an petani gula kelapa di

wilayah Kecamatan Kokap,

Kabupaten Kulonprogo. Pada 2012

silam, setelah kami mendapat

bantuan penguatan modal dari

Kemenkop dan UKM berwujud OVOP

(one village, one product), barulah

produk gula semut kami mulai dikenal

di pasar,” kata Ngatijo.

Bukan mudah untuk membina

ribuan anggota yang hampir selu-

ruhnya adalah petani gula kelapa

dengan tingkat pendidikan yang

rendah. Namun berkat ketekunan dan

ketelatenan serta tekad seluruh ang-

gota koperasi, KSU Jatirogo hingga

kini mampu memproduksi rata-rata

150.000 ton gula semut dalam seta-

hun. Bahkan, produk yang dihasilkan

KSU Jatirogo sudah berdasar dan

diakui Standar Organik Internasi-

onal diantaranya oleh EU-Regulation

(Eropa), NOP-USDA (Amerika), dan

JAS (Jepang).

Menurut Ngatijo, KSU Jatirogo se-

jak awal didirikan untuk meningkatkan

posisi tawar petani gula kelapa dalam

hal kualitas, jenis, dan harga produk.

Dengan begitu, diharapkan dari

aktivitas yang dilakukan KSU Jatirogo

dan anggotanya, mampu membawa

perubahan ekonomi masyarakat untuk

kesejahteraan petani dan pengrajin

gula di Kulon Progo.

“Produk utama KSU Jatirogo

adalah gula kelapa organik berupa

gula kelapa cetak dan gula semut

atau kristal. Ini merupakan gula kelapa

yang dibuat dari nira kelapa, berasal

dari kebun kelapa petani organik

produsen gula kelapa yang menjadi

anggota ICS KSU Jatirogo,” kata

Ngatijo.

Selain tiga pasar existing, KSU itu

juga mulai menjajaki pasar Kanada.

Sampai-sampai, Project Man-

ager Canada-Indonesia Trade and

Private Sector Assistance Project

(TPSA) Said Fauzan Baabud memuji

gula semut asal Kulonprogo yang

dianggap memiliki kualitas yang

sesuai untuk pasar Kanada. “Sudah

memenuhi standar internasional baik

produksi,

operasional, maupun sertifikasinya.

Terlebih lagi sudah diekspor ke

Amerika Serikat,” kata Said saat

mengunjungi gudang KSU Jatirogo,

beberapa waktu lalu.

Menurut Said, sistem koperasi

yang diaplikasikan di Kulonprogo

sudah sangat baik. Banyak di antara

koperasi termasuk KSU Jatirogo

mampu mendatangkan kesejahte-

raan bagi petani dan anggota

koperasi. Bukan hanya perseorangan

atau pihak swasta semata.

“Melalui koperasi, kesejahteraan bisa

merata, para petani nira kelapa juga

ikut merasakan hasilnya,” ujar dia. •

Inspirasi Koperasi

Kegiatan Usaha di Koperasi Serba Usaha Jatirogo, DIY

(Dok.Humas Kemenkop UKM)

(Dok.Web Deplu)

Page 20: Koperasi untuk Keadilan Ekonomi dan Kesejahteraanharianterbit.com/iklan/kemenkop/digital/digital_mag_ed_1.pdf · mampu mengantarkan Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo di Daerah Istimewa

201720

Ucapan

MengucapkanSelamat IDUL FITRI 1438 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

MengucapkanDirgahayu Koperasi Nasional

ke-70

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA