Koperasi Syariah
-
Upload
muhammad-achyar-axyour -
Category
Documents
-
view
75 -
download
8
Transcript of Koperasi Syariah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana mengenai ekonomi syariah (lembaga keuangan syariah disingkat
LKS) sedang dan sudah marak dewasa ini. Lembaga-lembaga ekonomi yang ada
mulai berbenah diri agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, bahkan sudah ada
yang mendahului dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992,
kemudian diikuti LKS lainnya, seperti Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah,
Reksadana Syariah, Pegadaian Syariah, bahkan Multilevel Marketing Syariah dan
Hotel Syariah. Namun dibandingkan dengan LKS lainnya itu, keberadaan
koperasi yang menerapkan ‘syariah’ relatif ketinggalan gerbong kereta (sangat
terlambat), padahal dengan keberadaan jumlah koperasi yang hampir ‘ribuan’
jumlahnya yang menyebar di seluruh Indonesia dan sebagian besar anggotanya
beragama Islam yang menginginkan juga keamanan secara non materi (bebas dari
riba dan bunga), masih memungkinkan (berpotensi) untuk ‘mensyariahkan
koperasi’ atau mengkorvesikan ke dalam koperasi syariah tanpa harus berusaha
dari awal ataupun mendirikan koperasi syariah.
Sebagaimana lembaga ekonomi lainnya, koperasi adalah salah satu bentuk
persekutuan yang melakukan kegiatan muamalah di bidang ekonomi. Dalam
koperasi juga berlaku kaidah fiqh yang menyatakan bahwa ‘pada asalnya segala
bentuk muamalah itu hukumnya boleh (mubah) sampai ada dalil yang
mengharamkannya’. Jadi koperasi boleh melakukan kegiatan apa saja di bidang
ekonomi sepanjang bukan kegiatan yang dilarang oleh syariah, seperti
memproduksi dan memperdagangkan barang-barang terlarang, transaksi-transaksi
yang bersifat ribawi, spekulatif (maysir), dan manipulatif (gharar), atau
memperoleh keuntungan secara tidak sah menurut syariah, seperti perzinaan,
penipuan, dan sebagainya (Zainul Arifin, 2004:45).
Untuk itu, maka ada beberapa karakteristik, prinsip, dan tujuan ekonomi
Islam (Syariah) yang harus diketahui oleh pengurus, pengelola, badan pemeriksa,
1
dan anggota koperasi sebelum mendirikan atau mensyariahkan koperasinya.
Apapun itu jenis usaha koperasinya, misalnya koperasi produksi, termasuk
koperasi produksi adalah koperasi serba usaha, koperasipasar dan sebagainya; dan
koperasi konsumsi.
B. Rumusan Masalah
Dalam kelembagaan ekonomi Islam, kita sudah mengenal perbankan
syariah, asuransi syariah (tafakul), dan bahkan reksadana syariah. Tetapi masih
banyak orang yang belum mengetahui tentang koperasi syariah.
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
mata pelajaran Ekonomi Syariah yang bertema Koperasi.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan untuk memperoleh data adalah mencari
data melalui internet karena lebih mudah dan banyak sumber yang dapat dijadikan
referensi.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu bab pertama mengenai pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua berisikan pembahasan materi dan
bab ketiga mengenai penutup yang terdiri dari kesimpulan. Terakhir adalah daftar
pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
Koperasi adalah lembaga usaha yang dinilai cocok untuk memberdayakan
rakyat kecil. Nilai-nilai koperasi juga mulia seperti keadilan, kebersamaan,
kekeluargaan, dan kesejahteraan bersama.
Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini
adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang
sehat, baik, dan halal. Maka tak heran jika jejak koperasi berdasarkan prinsip
syariah telah ada sejak abad III Hijriyah di Timur tengah dan Asia Tengah.
Bahkan, secara teoritis telah dikemukakan oleh filosuf Islam Al-Farabi. As-
Syarakhsi dalam Al-Mabsuth, sebagaimana dinukil oleh M. Nejatullah Siddiqi
dalam Patnership and Profit Sharing in Islamic Law, ia meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw. pernah ikut dalam suatu kemitraan usaha semacam koperasi,
diantaranya dengan Sai bin Syarik di Madinah.
Bung Hatta dalam buku Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun
mengkategorikan social capital ke dalam 7 nilai sebagai spirit koperasi. Pertama,
kebenaran untuk menggerakkan kepercayaan (trust). Kedua, keadilan dalam usaha
bersama. Ketiga, kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan. Keempat, tanggung
jawab dalam individualitas dan solidaritas. Kelima, paham yang sehat, cerdas, dan
tegas. Keenam, kemauan menolong diri sendiri serta menggerakkan
keswasembadaan dan otoaktiva. Ketujuh, kesetiaan dalam kekeluargaan.
Pemerintah dan swasta, meliputi individu maupun masyarakat, wajib
mentransformasikan nilai-nilai syari’ah dalam nilai-nilai koperasi, dengan
mengadopsi 7 nilai syariah dalam bisnis yaitu :
1. Shiddiq yang mencerminkan kejujuran, akurasi dan akuntabilitas.
2. Istiqamah yang mencerminkan konsistensi, komitmen dan loyalitas.
3. Tabligh yang mencerminkan transparansi, kontrol, edukatif, dan komunikatif
3
4. Amanah yang mencerminkan kepercayaan, integritas, reputasi, dan
kredibelitas
5. Fathanah yang mencerminkan etos profesional, kompeten, kreatif, inovatif
6. Ri’ayah yang mencerminkan semangat solidaritas, empati, kepedulian,
awareness
7. Mas’uliyah yang mencerminkan responsibilitas.
Usaha-usaha yang dilakukan koperasi haruslah sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan ekonomi anggotanya. Karena untuk kepentingan anggota sendiri,
sudah barang tentu komoditas atau barang yang dijual mestinya barang yang
berkualitas baik dan bukan palsu atau yang timbangannya tidak sesuai. Koperasi
harus mampu menunjang ekonomi anggotanya, bukannya malah mematikannya.
Untuk mampu menjalankan usaha-usaha seperti yang disebutkan di atas,
koperasi haruslah menjalankan mekanisme sebagai berikut :
1. Keanggotaan terbuka dan sukarela
2. Pengelolaan dilakukan secara terbuka
3. Satu orang satu suara sebagai cerminan demokrasi
4. Pembatasan bunga atas modal
5. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) sesuai dengan kontribusi dan transaksi
anggota ke koperasi
6. Pendidikan anggota dilakukan terus menerus, dan
7. Membangun jaringan antarkoperasi.
Melihat paparan di atas, rasanya sebagian besar konsep dasar koperasi sudah
sejalan dengan syariah. Tinggal sedikit penajaman dan modifikasi pada beberapa
aspek, sehingga koperasi memiliki jiwa syariah secara sempurna. Penyesuaian itu,
misalnya, berupa landasan koperasi syariah yang harus sesuai Alquran dan Sunah
dengan dijiwai semangat saling menolong (ta’aawun) dan saling menguatkan
(takaaful).Koperasi syariah semestinya menegakkan prinsip-prinsip Islam seperti:
1. Meyakini bahwa kekayaan adalah amanah Allah yang tidak dapat dumiliki
siapa pun secara mutlak
4
2. Kebebasan muamalah diberikan kepada manusia sepanjang masih bersesuaian
dengan syariah islam
3. Manusia merupakan khalifah Allah dan pemakmur bumi
4. Menjunjung tinggi keadilan dan menolak semua bentuk ribawi dan pemusatan
sumber daya ekonomi pada segelintir orang.
Karena tidak mengenal bentuk ribawi, maka bunga atas modal tidak ada
dalam koperasi syariah. Konsep bunga diganti dengan sistem bagi hasil. Demikian
pula dalam hal kebersamaan dalam koperasi syariah bukanlah diartikan sebagai
demokrasi dengan satu orang satu suara. Namun, kebersamaan harus
diterjemahkan sebagai musyawarah.
Kalau dilihat dari keberadaan simpanan pokok, wajib, dan suka rela, pada
dasarnya koperasi syariah dapat didirikan atas dasar prinsip syirkah mufawadhah
dan syirkatul inan. Syirkah mufawadhah adalah perkongsian antara dua orang atau
lebih, dengan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (simpanan
pokok dan wajib)yang sama. Sedangkan simpanan suka rela tergantung pada
masing-masing anggota. Bentuk-lain adalah syirkatul inan, yaitu perkongsian dua
orang atau lebih dengan kontribusi dana dari masing-masing anggota kongsi
bervariasi. Dana itu dikembangkan bersama-sama dan pembagian keuntungarmya
berdasarkan kesepakatan bersama.
Satu hal yang harus disepakati bersama, misi utama koperasi adalah
mengembangkan kesejahteraan anggota melalui investasi dan usaha-usaha
lainnya. Maka dari itu, pinjaman anggota untuk kegiatan produktif harus
diutamakan. Sedangkan pinjaman untuk kegiatan konsumtif seyogyanya sangat
dibatasi.
B. Tujuan Koperasi Syariah
Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai
dengan prinsip-prinsip islam.
5
C. Fungsi dan Peran Koperasi Syariah
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada
khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan
kesejahteraan sosial ekonominya
2. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih
amanah, professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) di
dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip
syariah islam
3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi
4. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan dana,
sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta
5. Menguatkan kelompok-kelompok anggota, sehingga mampu bekerjasama
melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif
6. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja
7. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota
D. Landasan Koperasi Syariah
1. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
2. Koperasi syariah berazaskan kekeluargaan
3. Koperasi syariah berlandaskan syariah islam yaitu al-quran dan as-
sunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan
(takaful).
E. Prinsip Ekonomi Islam dalam Koperasi Syariah
1. Kekayaan adalah amanah Allah swt yang tidak dapat dimiliki oleh
siapapun secara mutlak.
6
2. Manusia diberi kebebasan bermu’amalah selama bersama dengan
ketentuan syariah.
3. Manusia merupakan khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi
4. Menjunjung tinggi keadian serta menolak setiap bentuk ribawi dan
pemusatan sumber dana ekonomi pada segelintir orang atau sekelompok
orang saja.
F. Prinsip Syariah Islam dalam Koperasi Syariah
1. Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka
2. Keputusan ditetapkan secara musyawarah dan dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen (istiqomah).
3. Pengelolaan dilakukan secara transparan dan profesional
4. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sesuai dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota
5. Pemberian balas jasa modal dilakukan secara terbatas dan profesional
menurut sistem bagi hasil
6. Jujur, amanah dan mandiri
7. Mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, dan
sumber daya informasi secara optimal
8. Menjalin dan menguatkan kerjasama antar anggota, antar koperasi, serta
dengan dan atau lembaga lainnya.
G. Usaha Koperasi Syariah
1. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik
dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil
dan tanpa riba, judi atau pun ketidakjelasan (ghoro).
2. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha
sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.
3. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus sesuai dengan
fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
7
4. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
H. Modal Awal Koperasi
Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan
misi di dalam intern pendiri. Selain itu, mendirikan koperasi syariah memerlukan
perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan. Adapun agar
diakui keabsahannya, hendaklah koperasi syariah disahkan oleh notaris. (Biaya
pengesahan relatif tidak begitu mahal, berkisar 300 ribu rupiah).
Untuk mendirikan koperasi syariah, kita perlu memiliki modal awal. Modal
Awal koperasi bersumber dari dana usaha. Dana-dana ini dapat bersumber dari
dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari Modal Sendiri, Modal
Penyertaan dan Dana Amanah.
Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan,
Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta didapat dari Anggota, koperasi
lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah.
Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah
perorangan atau lembaga.
I. Koperasi Syariah di Indonesia.
Di saat bank-bank berbasis syariah mulai berkembang pesat di Indonesia
ternyata koperasi yang berbasis syariah pun mulai berkembang. Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarifudin Hasan memuji pertumbuhan
koperasi syariah yang begitu pesat dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun
belakangan.
Menjamurnya koperasi berbasis syariah ini, disebabkan banyaknya Pondok
Pesantren yang terlibat mendirikan koperasi-koperasi syariah. Sehingga pola yang
diterapkan bisa diterima di masyarakat.
8
Di Indonesia, koperasi berbasis syariah atau nilai Islam hadir pertama kali
dalam bentuk paguyuban usaha bernama Syarikat Dagang Islam (SDI). SDI
didirikan oleh H. Samanhudi di Solo, Jawa Tengah.awal mula ekonomi syariah
Perbedaan koperasi knvensional dengan koperasi syariah dapat dilihat dari
prinsip dari koperasi syariah itu sendiri, dimana koperasi syariah merupakan
koperasi yang berdasarkan pada prinsip syariah atau prinsip agama islam. Prinsip
ini melarang adanya system bunga ( riba ) yang memberatkan nasabah, maka
koperasi syariah berdiri berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas atas dasar
kesetaraan dan keadilan.
Selain itu juga dapat dilihat dari berbagai aspek-aspek berikut seperti :
Koperasi Konvensional Koperasi Syariah
Pembiayaan memberikan bunga pada setiap
nasabah sebagai keuntungan
koperasi
bagi hasil
Pengawasan koperasi hanya diawasi kinerja
para pengurus dalam
mengelola koperasi
Selain diawasi pada pengawasan
kinerjanya, tetapi juga pengawasan
syariah
9
Penyaluran
produk
Koperasi konvensional tidak
tahu menahu apakah uang
(barang ) yang digunakan para
nasabah untuk melakukan
usaha mengalami rugi atau
tidak, nasabah harus tetap
mengembalikan uang sebesar
yang dipinjam ditambah bunga
yang telah ditetapkan pada
RAT
Tidak mengkreditkan barang-
barangnya, melainkan menjualnya
secara tunai maka transaksi jual beli
atau yang dikenal dengan murabahah
terjadi pada koperasi syariah,
uang/barang yang dipinjamkan
kepada para nasabah pun tidak
dikenakan bunga, melainkan bagi
hasil, artinya jika nasabah mengalami
kerugian, koperasi pun mendapatkan
pengurangan pengembalian uang,
dan sebaliknya
Sebagai
lembaga
zakat
Tidak menjadikan usahanya
sebagai penerima dan
penyalur zakat.
Menjadikan usahanya sebagai
penerima dan penyalur zakat.
Koperasi syariah juga mempunyai beberapa ciri utama yaitu :
1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4. Tanggungjawab (responsibility)
10
BAB III
PENUTUP
Filosofi koperasi secara umum sudah mendekati konsep syariah. Namun,
masih diperlukan beberapa penajaman bahkan perubahan, agar benar-benar sesuai
syariah.
Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan
perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip islam.
Perkembangan koperasi di Indonesia yang sangat tidak membahagiakan
belakangan ini justru diwarnai dengan perkembangan koperasi dengan sistem
syariah. Koperasi syariah ju stru berkembang ditengah ribuan koperasi di
Indonesia yang terhenti usahanya. Sebab, hingga kini ternyata sudah ada 3000
koperasi syariah di Indonesia yang mampu menghidupi 920 ribu unit usaha kecil.
Mungkin fenomena itu menjadi sesuatu yang mencengangkan. Sebab
ditengah pesimisme masyarakat terhadap kemampuan koperasi, koperasi syariah
justru mulai menunjukkan eksistensinya, meskipun belum banyak dikenal
masyarakat luas. Namun ditengah kondisi masyarakat yang menyangsikan
koperasi syariah tersebut, ada harapan besar bagi koperasi syariah untuk tumbuh
dan berkembang. Sebab cara kerja koperasi yang mengedepankan asas
kebersamaan dan keadilan, koperasi syariah menjadi unit usaha yang
11
berprespektif. Sebab unit usaha yang dibangun dengan sistem syariah selama ini,
nampaknya mulai menjadi lirikan masyarakat.
Ditengah perkembangan masyarakat muslim yang mulai sadar dan
membutuhkan pengelolaan syariah, nampaknya menjadi lahan subur bagi koperasi
syariah untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga manfaat berganda dari
pengelolaan koperasi syariah bagi para anggota dan pengelolanya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariahhttp://www.gudangmateri.com/2011/04/sejarah-dan-visi-misi-koperasi-syariah.htmlhttp://theiwie02.blogspot.com/2009/12/perbedaan-koperasi-konvensional-dengan.htmlhttp://economy.okezone.com/read/2012/07/15/320/663639/koperasi-syariah-makin-menjamur
http://risarah.blogspot.com/2012/10/di-saat-bank-bankberbasis-syariah-
mulai.html
http://anniequ.blogspot.com/2009/11/makalah-keberadaan-koperasi-syariah.htmlhttp://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-bagaimana/koperasiannafi.wordpress.comkopsyah165bekasi.blogspot.comwww.google.com
12