KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti...

91
SKRIPSI KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM PENYUSUNAN AMDAL DENGAN PERUSAHAAN SMELTER DI KABUPATEN BANTAENG Oleh: Arnis M. Nasir Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05466 15 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti...

Page 1: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

SKRIPSI

KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM PENYUSUNAN

AMDAL DENGAN PERUSAHAAN SMELTER DI

KABUPATEN BANTAENG

Oleh:

Arnis M. Nasir

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05466 15

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

i

SKRIPSI

KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM PENYUSUNAN

AMDAL DENGAN PERUSAHAAN SMELTER DI

KABUPATEN BANTAENG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh:

ARNIS M. NASIR

Nomor Stambuk: 10561 05466 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

ii

Page 4: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

iii

Page 5: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Arnis M. Natsir

Nomor Stambuk : 105610546615

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/ dipublikasikan orang lain atau

melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar

akademik.

Makassar, 31 Januari 2020

Yang Menyatakan,

Arnis M. Natsir

Page 6: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

v

ABSTRAK

Arnis M. Nasir, Koordinasi Antar Sektor Dalam Penyusunan AMDAL dengan

Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng. (Dibimbing oleh Fatmawati

dan Abdi).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui implementasi

Koordinasi antar Sektor Pemerintahaan dalam penyusunan AMDAL di

Perusahaan Smelter Bantaeng. Jenis penelitian ini adalah fenomenologi dengan

tipe penelitian kualitatif yang bersifat menjelaskan Koordinasi antar sektor dalam

penyusunan AMDAL dengan Perusahaan Smelter PT. Huadi di Kabupaten

Bantaeng.

Informan penelitian seluruhnya sejumlah 9 orang, masing-masing berasal dari

Dinas Perindustrian, Dinas Lingkungan Hidup, PT. Huadi dan masyarakat

disekitar kawasan industri. Informasi penelitian dikumpulkan melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa faktor-faktor Koordinasi Antar

Sektor Dalam Penyusunan AMDAL dengan Perusahaan Smelter di Kabupaten

Bantaeng yaitu : Kesatuan Tindakan, Komunikasi, Pembagian Kerja, Disiplin

sehingga Efektifitas Antar Sektor dalam Penyusunan AMDAL dengan perusahaan

Smelter di Kabupaten Bantaeng.

Keyword: Koordinasi, Antar Sektor, AMDAL, Pemerintah Daerah

Page 7: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan panjatkan ke hadirat

Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya penyusunan

skripsi yang berjudul Koordinasi Antar Sektor Dalam Penyusunan Amdal

dengan Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng dapat diselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami berbagai kendala berkat bantuan, bimbingan, kerja sama dari

berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang

dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Dr. Hj. Fatmawati, M.Si selaku

pembimbing I dan Bapak Dr. Abdi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran memberikan bimbingan, motivasi arahan dan saran-saran yang

sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, MM, Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

vii

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA , Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Muh Isa Ansyari, M.Si , Dr. A. Rosdianti Razak, M.Si , Dr.

Abdi, M.Pd dan Nasrul Haq, S.Sos,M.PA, selaku penguji yang telah

meluangkan waktunya selama proses ujian.

5. Bapak/ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan.

6. Kedua orang tua tercinta Bapak Muh. Natsir dan Ibu St. Arfah Cahyani yang

telah memberikan sumbangan moral dan materil.

7. Bapak Kepala Dinas Ketenaga Kerjaan dan Perindustrian Kabupaten

Bantaeng, Pengelola Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng,

Pengelolah PT. HUADI dan Masyarakat sekitar PT. HUADI , Terimakasih

atas bantuan, dukungan serta kesediaan memberikan informasi sehingga

penulis dapat melakukan penelitian dan dapat menyelesaikan tepat waktu.

8. Keluarga besar yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang tak pernah

bosan memberikan saya motivasi atas bantuan dan dukungan yang diberikan

dalam penulisan skripsi ini.

9. Kakanda Syamsul Alam yang telah banyak membantu saya selama penelitian

dan membantu dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

10. Kakak senior yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta

motivasi saya dalam menyusun skripsi ini.

Page 9: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

viii

11. Teman-teman mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya

kelas F angkatan 2015 atas segala bantuan dan kebersamaanya selama

menjalani perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantuh dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran

dan kritik yang bersifat membangun demi skripsi ini.

Makassar, 31 Januari 2020

Arnis M. Nasir

Page 10: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI .................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

PENERIMAAN TIM ............................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Koordinasi ............................................................................... 10

B. Jenis-jenis Koordinasi .......................................................................... 17

C. Amdal ................................................................................................... 25

D. Kerangka Pikir .................................................................................... 26

E. Fokus Penelitian ................................................................................... 27

F. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 30

B. Jenis dan Tipe Penelitian ..................................................................... 30

C. Sumber Data ........................................................................................ 31

D. Informan Penelitian ............................................................................. 31

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 33

G. Keabsahan Data ................................................................................... 34

Page 11: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 37

B. Koordinasi Antar Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyusunan Amdal

Dengan Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng .......................... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 59

B. Saran ..................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 62

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

3.1 Tabel Informan 32

4.1 Nama Sungai, Panjang Sungai dan Kecamatan yang dilintasi 38

4.2 Perkembangan Penduduk 40

4.3 Tabel tingkat pendidikan 41

Page 13: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Kerangka Pikir 27

Page 14: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koordinasi memiliki makna yang sangat penting terutama di antara

aparatur Pemerintah dalam era otonomi daerah seperti saat sekarang ini.

Hal tersebut disebabkan karena dari beberapa program-program

pembangunan pemerintah memiliki sifat antar sektor yang dalam

pelaksanaannya melibatkan beberapa instansi yang berkaitan dengan

program yang akan di jalankan oleh instansi pemerintah. Keberhasilan

pelaksanaan suatu program pada akhirnya akan ditentukan dengan adanya

kerjasama yang baik antar sektor yang terlibat dan disini koordinasi antar

sektor memegang peranan yang sangat penting untuk suksesnya program

yang akan di laksanakan. Keseluruhan pelaksanaan pembangunan di suatu

Daerah harus di koordinasi dan dilaksanakan dengan serasi dan selaras

sehingga mampu memberi manfaat yang besar dan memberikan suatu

sumbangan yang nyata dalam tujuan pembangunan yang akan di

laksanakan. Koordinasi mempunyai arti yang sangat penting dalam setiap

proses administrasi Pemerintahan. Mengingat Pemerintah pada hakekatnya

merupakan suatu organisasi yang sangat besar yang terdiri dari berbagai

unsur aparatur pemerintah sebagai bagiannya yang harus bergerak sebagai

kesatuan yang bulat berdasarkan pendekatan sistem (system approach).

Oleh sebab itu, di samping peranannya dalam administrasi pada setiap

unsur aparatur pemerintah, koordinasi juga mempunyai arti yang

Page 15: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

2

menentukan dalam administrasi sebagai keseluruhan aparatur pemerintah

yang terlibat dalam program yang akan di jalankan oleh pemerintah.

Dengan adanya koordinasi yang baik diantara unsur aparatur

pemerintahan, diharapkan agar lebih terjamin pencapaian tujuan

pemerintah secara keseluruhan. Koordinasi mungkin menjadi lebih efektif

apabila adanya kesadaran dan kesediaan sukarela dari anggota organisasi

ataupun pimpinan-pimpinan organisasi yang terkait untuk melakukan

kerjasama antar sektor ke dalam pelaksanaan pekerjaan di bawah

pengarahan seseorang yang lebih mempunyai kewenangan fungsional

tertentu. Kabupaten Bantaeng yang akan dibahas dalam penelitian ini

merupakan daerah otonom. Hal tersebut berdasarkan pada Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bantaeng. Oleh sebab itu, kordinasi merupakan hal yang sangat

penting bagi pemerintahan Kabupaten Bantaeng. Kabupaten Bantaeng

menyelenggarakan pemerintahannya dengan melakukan koordinasi antar

aparatur pemerintahnya yang berkaitan dengan program yang akan di

laksanakan. Koordinasi dilakukan dengan tujuan agar pemerintah

Kabupaten Bantaeng dapat menjadi satu kesatuan yang utuh dalam

mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Dalam hal ini

Pemerintah Kabupaten Bantaeng melakukan koordinasi antar sektor di

Kabupaten Bantaeng dalam rangka memenuhi salah satu program

pembangunannya yang sedang di laksanakan di Kabupaten Bantaeng itu

sendiri, dan juga melihat yang terjadi di lapangan kekurangan-kekurangan

Page 16: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

3

yang terjadi dalam melaksanakan program tersebut atau apakah koordinasi

antar sektor sudah sesuai dengan apa yang telah di sepakati dan juga teori

yang telah di sepakati sebelum malakukan pekerjaan tersebut sesuai

dengan yang terjadi di lapangan. Akan tetapi ketika melihat yang terjadi di

lapangan itu sangat tidak sesuai dengan apa yang telah di sepakati

sebelumnya karna beberapa instansi tidak bekerja maksimal sehingga

masyarakat yang berada di sekitaran perusaan smelter (Pt Huadi) tersebut

mengeluh baik dalam suara mesin, tembok rumah masyarakat yang retak

di karnakan dampak dari perusahaan smelter dan juga dampak lingkungan

yang terjadi di masyarakat tersebut.

AMDAL adalah singkatan dari Analisi Mengenai Dampak

Lingkungan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang

Analisi Mengenai Dampak Lingkungan disebutkan bahwa amdal

merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk mengambil

keputusan suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada

lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengmbilan keputusan

tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan.

Amdal merupakan alat ataupun sebuah cara yang dapat digunakan

dalam mengendalikan perubahaan lingkungan sebelum adanya tindakan

kegiatan pembangunan dilaksanakan. Hal ini dilakukan sebab dalam setiap

kegiatan pembangunan harus selalu menggunakan pemanfaatan suatu

sumberdaya alam dan lingkungan hidup, sehingga secara langsung akan

terjadi suatu perubahan lingkungan. Dengan demikian perlu adanya

Page 17: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

4

pengaturan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam serta

lingkungan hidup, serta tata cara mengeliminer dampak, supaya dalam

pembangunan-pembangunan berikutnya tetap dapat dilakukan.

Pembangunan diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup , perlu

ditelaah terlebih dahulu apakah dalam suatu rencana kegiatan akan

merugikan manusia dan lingkungannya atau tidak, (Parwoto, 1996). Salah

satu cara mengelolah sumberdaya alam dan lingkungannya dalam suatu

pembangunan, yaitu dengan melalui Analisi Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) atau dapat dikatakan Amdal mampu membantu

dalam pelaksanaan pembangunan dengan menggunakan pendekatan

lingkungan, sehingga suatu dampak negatif yang bisa ditimbulkan dapat

diminimasi ataupun dihilangkan dengan mencari teknik penyelesaian

dampaknya. Perubahan-perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan

oleh suatu kegiatan pembangunan mampu diperkirakan sebelum adanya

pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat diduga ataupun diperkirakan akibat-

akibat atau dampak-dampak yang akan terjadi nanti. Dengan begitu dapat

dicarikan teknik penyelesaian dalam mengantasisipasi suatu dampak yang

timbul dan meminimalisir dampak. Tetapi apabila dampak yang timbul

diperkirakan dapat merusak suatu lingkungan hidup dan masyarakat

sehingga dalam pengantisipasian dampaknya dapat memakan waktu yang

begitu cukup lama dan sulit dalam persoalan pembiayaannya, maka

rencana kegiatan tersebut dianggap tidaklah layak untuk dilakukan.

Page 18: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

5

Adanya Amdal merupakan suatu cara yang efektif dalam memaksa

para pemilik proyek untuk memperhatikan suatu kualitas lingkungan, tidak

hanya memikirkan untuk keuntungan suatu proyek sebesar mungkin

dengan tidak memperhatikan dampak lingkungan yang akan timbul.

Dengan adanya Amdal, pengambilan suatu keputusan dapat lebih luas

wawasannya didalam melaksanakan tugasnya. Karna didalam suatu

rencana kegiatan tersebut, begitu banyak sekali hal-hal yang dikerjakan,

maka Amdal harus mampu membatsi diri, hanya dengan mempelajari

suatu hal-hal yang penting dalam proses pengambilan suatu keputusan.

Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi

Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta

masyarakat yang berkepentingan atau terkena dampak. Penilaian Amdal

dilakukan oleh komisi Penilaian Amdal dibantu oleh tim teknis. Penilaian

ini biasanya mampu memakan waktu kurang lebih 75 hari. Komisi

Penilaian Amdal ditingkatan pusat dibentuk oleh Menteri yang

berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup. Dan Komisi Penilaian

Amdal ditingkat daerah (provinis dan kabupaten/kota) dibentuk oleh

pejabat yang mempunyai kedudukan di Bapedalda.

Terdapat suatu prosedur dalam pembuatan atau pengajuan Amdal.

Pertama adalah melaukan proses screening atau sebuah proses seleksi

dalam kegiatan wajib Amdal. Kemudian yang kedua yaitu, melakukan

suatu proses pengumuman dan konsultasi kepada masyarakat. Selanjutnya

akan ada penyusunan dan ada penilaian KA-AMDAL (scoping).

Page 19: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

6

Berdasarkan ulasan tersebut, fungsi penting amdal

1. Sebagai acuan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaran,

pemberian izin usaha,dan atau kegiatan

2. Sebagai bahan bagi perencanaan pembangunan wilaya ataupun industri

3. Mencegah adanya kerusakan potensi Sumber Daya Alam disekitar

lokasi

4. Menjaga kelestarian lingkungan

5. Membantu masyarakat untuk mengetahui rencana pembangunan

didaerahnya, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi

6. Sebagai pedoman untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup.

Pembangunan dalam suatu proyek tanpa adanya Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan (AMDAL) tentu sangat merugikan begitu banyak

masyarakat disekitar Areal. Misal, mengalami kebanjiran pada saat hujan,

kelangkaan air sumur, bising akibat suatu proyek konstruksi, karena letak

lokasi proyek tersebut berada ditengah permukiman masyarakat.

Sebagaimana yang dijelaskan diatas bahwa Amdal sangat penting

dalam suatu pembangunan karena hasil dari kajian tersebut dapat

mempengaruhi kegiatan yang dilakukan, menentukan solusi yang terbaik

untuk lingkungan sekitar, karena akan sangat disayangkan apabila kegiatan

yang akan dilakukan akan menganggu ekosistem atau lingkungan sekitar

bahkan dapat merusak. Dengan kajian yang dilakukan maka diharapakan

Page 20: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

7

akan dapat mempertahankan atau bahkan mendukung potensi lingkungan

atau ekosistem yang berada di sekitar kegiatan tersebut.

Seperti pada Perusahaan Smeleter yang ada di Kabupaten Bantaeng.

Pembanguan Smelter, sangat hati-hati karna Bantaeng adalah kota kecil

dimana Smelter akan bersoal dangan Limbah dari hasil tambang mentah.

Tambang mentah yang diolah oleh Smelter hanya 1 persen menjadi Nikel

selebihnya 99 persen adalah Limbah. Persoalannya adalah limbahnya akan

dibuang kemana sebab kalau dibuang dilaut dalam perairan bantaeng,

maka akan dipastikan bahwa itu akan mematikan Nelayan Rumput Laut

dan juga menimbulkan pencemaran diseputaran Bantaeng termasuk

bulukumba dan selayar. Sehingga banyak yang meragukan smelter yang

dibangun di Kabupaten Bantaeng.

Dimana ujicoba tersebut memunculkan sejumlah persoalan lingkungan

yang merugikan dan sangat mengganggu warga sekitar. Sejak uji coba

operasi sudah banyak menimbulakan masalah dan berbagai persoalanpun

berdatangan, akibat debu pabrik yang beterbangan, membuat air yang

digunakan sebagai bahan untuk mencuci, mandi dan memasak berubah

warna, dan beberapa pohon disekitaran perusahaan tersebut mulai layu dan

mati sehingga masyarakat sekitar tidakn nyaman tinggal disekitar

perusahaan tersebut bahkan rumah wargapun banyak yang retak akibat

getaran yang berasal dari perusahaan tersebut bahkan ganti rugipun tidak

kunjung diberikan.

Page 21: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

8

Sedangkan kabarnya perusahaan tersebut sudah memilik Amdal, tetapi

polusi dan gangguan lingkungan hidup masih tetap dirasakan masyarakat

sekitar. Sehingga persoalan tersebut perlu diantisipasi sebelum persoalan

terus membesar tanpa ada keseriusan pemerintah mengatasinya.

Atas dasar itulah sehingga Penulis dalam kesempatan ini, mencoba

menelusuri permasalahan, sehingga diangkat suatu penelitian sederhana

dengan judul ”Koordinasi Antar Sektor Dalam Penyusunan AMDAL

dengan Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah Bagaimana Koordinasi

Antar Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyusunan AMDAL dengan

Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng dilihat dari aspek : Kesatuan

tindakan, Komunikasi, Pembagian kerja, dan Disiplin.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang ada di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui Koordinasi Antar Organisasi Perangkat

Daerah dalam Penyusunan AMDAL dengan Perusahaan Smelter di Kabupaten

Bantaeng.

D. Kegunaan Penelitian.

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai:

a. Bahan informasi dan kajian bagi pemerintah untuk menjadi bahan acuan

dan sekaligus evaluasi peningkatan sumber daya manusia ahli (SDM) serta

Page 22: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

9

untuk pengembangan Koordinasi antar Sektor jangka panjang di

Kabupaten Bantaeng.

b. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian atau masukan bagi

pemerintah setempat yang bekerjasama dengan pihak swasta (asing)

khususnya dalam mengembangkan proses Koordinasi antar sektor di

Kabupaten Bantaeng sebagai sumber pendapatan Daerah.

Page 23: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Koordinasi

Koordinasi bukanlah perkara yang gampang lebih kepada

koordinasi horizontal dimana yang dikoordinasikan memiliki posisi yang

sepadan yakni tidak terikat secara struktural, perlu adanya kesaling

pemahaman dan pengertian sehingga tidak menimbulkan miss komunikasi

dalam mencapai tujuan bersama baik secara individual, kelompok serta

antar instansi. Banyak para ahli manajemen yang kemudian memberikan

definisi berbeda mengenai koordinasi, sebagaimana yang dikatakan,

Kementerian Koordinator BPMP (2015 : 15) bahwa banyaknya berbagai

pendapat yang berbeda kemudian terdapat benang merah yang bermuara

pada upanya terstruktur dalam mengorganisir, mengarahkan,

mengintegrasikan, menselaraskan, mengsinkronkan dan

mengharmonisasikan berbagai unsur untuk mencapai sasaran akhir.

Dalam sebuah organisasi setiap pemimpin perlu untuk

mengkoordinasikan kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan

dalam penyelesaian tugas. Dengan adanya penyampaian informasi yang

jelas , pengkomunikasian yang tepat, dan pembagian kerja kepada

bawahan oleh menejer maka setiap individu bawahan akan mengerjakan

sesuai dengan wewenang yang diterima. Tanpa adanya koordinasi setiap

pekerja dari individu karyawan maka tujuan perusahaan tidak akan

Page 24: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

11

tercapai. Karakteristik pertama dari organiasi adalah adanya koordinasi

upaya dari sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi menurut

Ismail Sholihin (2009 : 91)

Menurut G.R Terry,dalam Kementerian Koordinator BPMP (2015 :

15), koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron kemudian teratur untuk

menyediakan jumlah dan waktu yang tepat serta mengarahkan pelaksanaan

untuk menghasilkan tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran

yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan menurut Hasibuan dalam Arif (2015 : 8), koordinasi

adalah proses mengimbangi dan menggerakkan serta memberikan lokasi

kegiatan

pekerjaan yang cocok dengan masing-masing menjaga agar kegiatan

terlaksana secara selaras di antara para anggota itu sendiri.

Sementara itu, M.c Farland dalam Rukmanayanti (2014 : 8),

koordinasi adalah proses dimana pimpinan mengembangkan pola atau

usaha kelompok secara teratur antara bawahannya dalam menjamin

kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. Senada dengan Moekijat dalam

Kamaria (2014 : 9), mengatakan bahwa koordinasi adalah penyelarasan

secara teratur atau penyusunan kembali kegiatan yang saling berinteraksi

antara individu-individu untuk mencapai tujuan bersama.

Koordinasi menurut Awaluddin Djamin dalam Hasibuan (2011:86)

diartikan sebagai suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam

pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga dapat saling mengisi, saling

Page 25: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

12

membantu dan saling melengkapi. Dengan demikian koordinasi dapat

diartikan sebagai suatu usaha yang mampu menyelaraskan pelaksanaan

tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi.

Menurut Ndraha (2011:291) Kordinasi dapat didefinisikan sebagai

suatu proses penyepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan

atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa sehingga di sisi yang satu

semua kegiatan atau unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang

telah ditetapkan dan disisi lain keberhasilan yang satu tidak merusak

keberhasilan yang lain.

Menurut Leonardo D. White (dalam Inu Kencana, 2013:33)

Koordinasi adalah penyesuaian dari masing-masing bagian, dan usaha

mengerakkan serta mengoprasikan bagian-bagian pada waktu yang cocok,

sehingga dengan demikian masing-masing bagian dapat memberikan

sumbangan terbanyak pada keseluruhan hasil.

Wursanto dalam dasar-dasar organisasi mengatakan: Koordinasi

adalah kegiatan pengaturan usaha kelompok orang secara terarah dan

teratur untuk menciptakan kesatuan gerak/tindakan dalam usaha mencapai

tujuan organisasi. (Wursanto, 2003:251).

Menurut Usman (2013:488) Koordinasi adalah proses

mengintegrasikan (memadukan), menyinkronisasikan, dan

menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus-

menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

Page 26: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

13

Koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan

pada suatu yang terpisah pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi secara efesien menurut Yohanes Yahya (2006 : 95).

Menurut Handoko dalam Kementerian Koordinator BPMP (2015 :

16), koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan dengan kegiatan-

kegiatan pada satuan yang terpisah dengan departemen atau bidang-bidang

fungsional dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien.

Dengan demikian dari beberapa definisi diatas dapat disebutkan

bahwa koordinasi merupakan aktivitas fungsi manajemen dalam mengatur

beragam elemen kedalam suatu pengoperasian yang terpadu, sinkron dan

harmonis untuk menciptakan kerjasama yang selaras dan tertib sehingga

mengarah pada pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan.

Kemudian berdasarkan pada definisi diatas bahwa sebelum

melakukan koordinasi perlu adanya syarat-syarat sebagaimana menurut

Hasibuan dalam Arif (2015 : 20) sebagai kelancaran pelaksanaan kegiatan

yaitu :

1. Sense of Cooperation yaitu perasaan untuk bekerjasama ini dilihat dari bagian

bidang pekerjaan bukan secara individual.

2. Rivalry yaitu dalam organisasi besar sering dilakukannya persaingan antar

bagaian agar saling berlomba.

3. Team Spirit yaitu dalam pelaksanaan kerja per bagian harus saling menghargai

dan memberikan motivasi untuk pencapaian tujuan.

4. Esprit de Corps yaitu bagian yang saling menghargai sebagai semangat kerja.

Page 27: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

14

Adapun prinsip-prinsip koordinasi menurut Dann Sugandha dalam

Arif (2015 : 15), yang perlu diterapkan dalam menciptakan koordinasi

antara lain :

1. Adanya kesepakatan dan kesatuan mengenai sasaran yang harus dicapai

sebagai arah kegiatan bersama.

2. Adanya kesepakatan mengenai kegiatan yang harus dilakukan oleh masing-

masing pihak termasuk target dan jadwalnya.

3. Adanya ketaatan atau loyalitas dari setiap pihak terhadap bagian tugas masing-

masing serta jadwal yang telah diterapkan.

4. Adanya arus informasi dari semua pihak yang bekerja sama mengenai

kegiatan termasuk masalah-masalah yang dihadapi masing-masing.

5. Adanya koordinator yang dapat memimpin dan menggerakkan serta

memonitor kerjasama serta sebagai pemecahan masalah bersama.

6. Adanya informasi dari berbagai pihak kepada koordinator sehingga

pelaksanaan kerjasama dapat dimonitor dan mengetahui masalah-masalah

yang sedang dihadapi oleh semua pihak.

7. Adanya saling menghormati terhadap wewenang fungsional dari berbagai

pihak sehingga tercipta semangat untuk saling membantu.

Dalam pelaksanaan koordinasi Handayaningrat dalam

Rukmanayanti, (2014 : 11), mengatakan bahwa koordinasi memiliki ciri-

ciri untuk bagaimana mengindentifikasi kerjasama untuk mencapai tujuan.

Page 28: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

15

1. Tanggungjawab koordinasi terletak pada tugas pimpinan, karena koordinasi

menjadi wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan. Bahwa pimpinan

dikatakan telah berhasil ketika telah melakukan koordinasi dengan baik.

2. Konsep kesatuan tindakan, karena koordinasi merupakan usaha kerjasama

sebagai syarat mutlak terselenggaranya dengan sebaik-baiknya.

3. Adanya proses, karena koordinasi merupakan suatu proses kerja yang terus

menerus sehingga proses tersebut bersifat kesinambungan dalam rangka

tercapainya tujuan organisasi.

4. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama sebagai kesatuan dari usaha meminta

pengertian kepada semua individu agar ikut serta melaksanakan kegiatan

untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan.

Selanjutnya menurut Hasibuan dalam Rukmanayanti (2014 : 12)

bahwa dalam pelaksanaan koordinasi ada beberapa factor-faktor yang

mempengaruhi sehingga terlaksananya koordinasi sebagai berikut :

1. Kesatuan Tindakan

Koordinasi memerlukan kesadaran bagi setiap anggota organisasi atau

satuan organisasi untuk saling menyesuaikan diri dengan satuan organisasi

lainnya agar anggota organisasi tersebut tidak berjalan dengan sendirinya.

Konsep kesatuan tindakan merupakan inti dari pada koordinasi bahwa

pemimpin harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha dari pada setiap

tindakan individu sehingga terdapat keserasian didalam mencapai hasil.

2. Komunikasi

Page 29: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

16

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi karena komunikasi

merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia dalam menjalani

hidup, dengan demikian komunikasi memiliki hubungan antara komunikator

dengan komunikan dimana keduanya memiliki peranan dalam menciptakan

komunikasi.

3. Pembagian Kerja

Prinsip pembagian kerja dimaksudkan jika suatu organisasi diharapkan

untuk berhasil dengan baik dalam usaha mencapai tujuannya, maka perlua

dilakukan pembagian kerja. Pembagian kerja ini diharapkan dapat berfungsi

untuk mewujudkan tujuan suatu organisasi, pembagian kerja juga diartikan

sebagai perincian tugas agar setiap individu dalam organisasi memiliki

tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan yang terbatas.

4. Disiplin

Dalam organisasi yang kompleks bahwa setiap bidang harus bekerja secara

terkoordinasi agar masing-masing dapat menghasilkan hasil yang efektif.

Koordinasi seharunya menyesuaiakn dengan bagian-bagian yang berbeda agar

kegiatan itu selesai tepat waktu, dengan demikian perlunya sumbangan usaha

secara maksimal agar memperoleh hasil secara keseluruan untuk itu sangat

diperlukan sikap disiplin dalam organisasi.

Kemudian pada dasarnya dalam pelaksanaan koordinasi itu

memiliki lima unsur penting, sebagaimana yang dikatakan Sulistyowati

Page 30: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

17

dalam Arif (2015 : 9), bahwa koordinasi dibangun dari beberapa unsur-

unsur agar dapat dioptimalkan diantaranya sebagai berikut :

1. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksudkan adalah bagaimana informasi itu

disampaikan dari pengirim kepada penerima kemudian informasi dapat

dipahami oleh penerima. Informasi menjadi syarat utama dalam organisasi

sebagai sarana memadukan aktifitas-aktifitas yang terorganisir. Dalam hal ini

komunikasi terdiri dari dua macam yaitu komunikasi formal dan komunikasi

informal.

a) Komunikasi formal merupakan komunikasi yang disetujui oleh organisasi

untuk kepentingan organisasi dengan melakukan penekanan legitimasi.

b) Komunikasi informal merupakan komunikasi secara langsung atau

komunikasi sembarang waktu dan tempat serta komunikasi dengan

menghubungkan secara pribadi.

2. Integrasi

Integrasi dimaksudkan bahwa suatu usaha untuk menyatukan tindakan-

tindakan berbagai badan, instansi serta unit sehingga menghasilkan kebulatan

pemikiran dan kesatuan tindakan secara terarah pada sasaran yang telah

ditentutkan dan disepakati.

3. Sinkronisasi

Sinkronisasi adalah usaha menyesuaikan, menyeleraskan tindakan-

tindakan pada unit-unit sehingga memperoleh keserasian dalam melaksanakan

tugas. Sinkronisasi juga dapat diartikan sebagai proses pengaturan jalannya

Page 31: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

18

beberapa proses pada saat bersamaan ini dilakukan dengan pembagian tugas

sebagai petunjuk pelaksanaan sinkronisasi karena pada dasarnya sinkronisasi

akan menurunkan tugas-tugas yang saling tumpang tindih sehingga

meniadakan kegiatan yang tidak perlu dilakukan. Sinkronisasi juga menjadi

penting dalam pelaksanaan koordinasi terbukti bahwa dalam manajemen

pemerintahan itu masih banyak terdapat tumpang tindih pekerjaan karena

tidak adanya sinkronisasi dalam pelaksanaan kerja, maka koordinasi harus

melibatkan sinkronisasi untuk mempermudah pencapaian tujuan bersama.

4. Simplifikasi

Simplikasi yang dimaksudkan adalah penyederhaan artinya bahwa

penerapan yang terorganisir untuk bagaimana menemukan cara-cara yang

lebih mudah dalam menjalankan tugas, dengan membuat program-program

yang realitik, sederhana dan dapat dikerjakan.

5. Mekanisme

Secara sederhana bahwa mekanisme adalah cara kerja suatu organisasi

dalam melaksanakan tugas dan fungsi sehingga teratur dan tidak saling

berbenturan satu dengan lainnya. Olehnya proses koordinasi memerlukan

mekanisme sebagai prosedur kerja, standarisasi keluaran kerja dan

keterampilan kerja yang bertujuan

untuk menjaga komunikasi dan hubungan antara pimpinan dengan bawahannya

dalam pelaksanaan koordinasi.

B. Jenis - Jenis Koordinasi

Page 32: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

19

Koordinasi pemerintah daerah menuntut penjelasan secara resmi dari

pihak eksekutif bahwa koordinasi pemerintah baik antar instansi merupakan

usaha kerjasama yang erat dan efektif antara instansi-instansi terkait di daerah

dengan pembentukan forum-forum koordinasi dalam segala bidang, karena ini

menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan koordinasi masih terdapat kesulitan-

kesulitan. Kemudian secara teoritis dapat disebutkan beberapa jenis-jenis

koordinasi yang menjadi acuan dalam pelaksanaan koordinasi itu dikemukakan

oleh Soewarno Handayaningrat dalam Kementerian Koordinator BPMP (2015 :

20), bahwa ada dua jenis koordinasi utama yaitu :

1) Koordinasi Intern, koordinasi intern terdiri atas koordinasi vertikal,

koordinasi horizontal dan koordinasi diagonal.

a. Koordinasi vertikal atau juga disebut sebagai koordinasi struktural dimana

dalam pengkoordinasian terdapat hubungan hierarki artinya bahwa satu

dengan lainnya barada pada garis komando. Misalnya koordinasi dilakukan

oleh seorang pimpinan kepada bawahannya yang berada pada lingkungan

organisasi itu sendiri.

b. Koordinasi horizontal bahwa dalam pelaksanaan koordinasi memiliki

kedudukan setingkat antara yang mengkoordinasikan dengan yang

dikoordinasikan. Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh manajer

perusahaan dengan manajer perusahaan lainnya.

c. Koordinasi diagonal bahwa dalam pelaksanaan koordinasi memiliki

kedudukan yang lebih tinggi antara yang mengkoordinasikan dengan yang

dikoordinasikan tetapi satu dengan yang lainnya tidak berada pada garis

Page 33: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

20

komando. Misalnya koordinasi yang dilakukan oleh kepala biro

kepegawaian terhadap kepala bagian kepegawaian.

2) Koordinasi Ekstern, juga termasuk koordinasi fungsional yaitu koordinasi

ektern bersifat fungsional dan koordinasi itu pula bersifat horizontal dan

diagonal.

a. Koordinasi ekstern bersifat horizontal yaitu koordinasi yang dilakukan

oleh kepala direktorat bina program dengan kepala direktorat jendral bina

marga.

b. Koordinasi ekstern bersifat diagonal yaitu koordinasi yang dilakukan oleh

kepala badan administrasi kepegawaian Negara dengan kepala biro

kepegawaian tiap departemen.

Senada dengan peraturan perundang-undangan sebagaimana yang

dimaksudkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 6 Tahun 1988 tentang

koordinasi kegiatan instansi vertikal di daerah, pasal 1 menyebutkan

bahwa ada tiga jenis koordinasi diantaranya koordinasi fungsional,

koordinasi instansional dan koordinasi territorial.

1. Koordinasi fungsional yaitu koordinasi yang dilakukan antara dua atau lebih

instansi yang memiliki program berkaitan erat dengan program instansi

lainnya.

2. Koordinasi instansional yaitu koordinasi yang dilakukan oleh beberapa

instansi yang menangani satu urusan tertentu dan memiliki kesangkutpautan.

3. Koordinasi territorial yaitu koordinasi yang dilakukan antara dua atau lebih

wilayah dengan program-program tertentu.

Page 34: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

21

Dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan dalam sebuah

organisasi itu diperlukan kerja tim atau dalam hal ini koordinasi yang

dilakukan antara orang yang memiliki wewenang atau tugas dibidangnya

namun dalam pelaksanaan koordinasi tidak terlepas dari beberapa

hambatan atau masalah yang dihadapi pada saat pengkoordinasiaan. Ini

ditegaskan oleh beberapa pakar sebagaimana Handayaningrat dalam Arif

(2015:17), mengatakan bahwa dalam pengkoordinasian khusunya

koordinasi fungsional baik horizontal maupun diagonal itu tidak terlepas

dari beberapa hambatan ini disebabkan antara yang mengkoordinasi

keduanya tidak memiliki hubungan hierarki atau tidak memiliki garis

komando (kekuasaan), serta hambatan lainnya dirasakan pada saat

melakukan koordinasi vertikal ini disebabkan bahwa dalam perumusan

tugas, wewenang dan tanggungjawab tiap-tiap unit kerja kurang jelas

artinya bahwa dalam pelaksanaan tata kelola kurang dipahami oleh pihak-

pihak yang bersangkutan sehingga timbul keragu-raguan diantara yang

mengkoordinasi dan yang dikoordinasi. Hambatan-hambatan inilah

terkadang menimbulkan kesalahan yang sering dilakukan dalam

pelaksanaan pengkoordinasiaan dan berdampak pada pencapaian tujuan.

Kemudian peningkatan spesialisasi akan meningkatkan kebutuhan

koordinasi dimana semakin besar derajat spesialisasi maka semakin sulit

bagi manajer mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-

satuan berbeda. Ada beberapa tipe perbedaan dalam sikap dan mekanisme

yang kemudian mempersulit tugas pengkoordinasian yaitu :

Page 35: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

22

1) Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu, ini menunjukkan adanya

perbedaan pandangan tentang bagaimana cara mencapai tujuan organisasi

yang baik, disatu sisi menganggap bahwa diversifikasi produk lebih

diutamakan daripada kualitas produk dan disatu sisi lainnya menganggap

bahwa biaya sebagai factor utama dalam kesuksesan organisasi.

2) Perbedaan dalam orientasi waktu, bahwa dalam organisasi baik privat maupun

publik manajer terkadang akan lebih memperhatikan masalah yang harus

dipecahkan sesegera mungkin dalam kurun waktu yang pendek, ini biasanya

terjadi pada masalah-masalah yang berlarut lama.

3) Perbedaan dalam orientasi antar pribadi, bahwa dalam pelaksanaan kerja

sangat memerlukan komunikasi dan pengambilan keputusan yang cepat agar

proses kerjanya lancar, namun hal ini terkadang dilakukan secara santai dan

tidak terlepas dari pendiskusian yang berlarut sehinggap menghambat dalam

pencapaian tujuan organisasi.

4) Perbedaan dalam formalitas struktur, bahwa tipe satuan dalam organisasi

memiliki metode dan standar yang berbeda dengan tujuan mengevaluasi

program sebagai bentuk balas jasa bagi karyawan.

Mekanisme koordinasi yaitu adanya kesadaran secara sukarela dari

semua anggota dalam organisasi atau pemimpin-pemimpin organisasi

untuk bekerjsama antar organisasi maupun antar instansi. Diperlukannya

komunikasi yang efektif, tujuan kerjasama yang jelas, memintan ketaatan,

kesetiaan dan disiplin kerja dari setiap pihak yang terlibat. Karena pada

dasarnya terciptanya koordinasi dalam organisasi menunjukan organisasi

Page 36: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

23

aktif sebagai suatu system dan pemimpin memiliki peran sebagai

fasilitator dan tenaga pendorong.

Dalam kegiatan pengkoordinasian dasar terlebih dahulu kita

mengetahui mekanisme-mekanisme apa saja yang perlu diperhatikan, Arif

(2015).

1) Hirarki Manajerial, dimaksdukan perintah, informasi, wewenang formal dan

akuntabilitas harus dipertegas dan jelas ini memungkinkan tumbuhnya

integrasi yang jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.

2) Aturan dan Prosedur, yaitu pengambilan keputusan-keputusan untuk

menangangi masalah-masalah rutin sehingga dapat menjadi fungsi yang

efisien untuk koordinasi dan pengwasan secara rutin.

3) Rencana dan Penetapan Tujuan, digunakan untuk pengoordinasiaan melalui

pengarahan secara menyeluruh dalam organisasi terhadap sasaran yang sama

ini diperlukan dengan aturan dan prosedur yang tidak lagi memiliki

kemampuan memproses semua informasi yang dibutuhkan untuk

mengoordinasikan kegiatan dalam organisasi.

Lanjut dari pada itu bahwa koordinasi semestinya memiliki

pedoman penting yang menjadikan dalam pelaksanaan koordinasi lebih

terfokus pada dasar dan pencapaian hasil diantaranya :

1) Terpusat, ini menunjukkan proses pengendalian sangat berguna dan penting

untuk menghindari bagian-bagian yang bergerak sendiri karena dalam

organisasi terdapat orang-orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang

berbeda.

Page 37: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

24

2) Terpadu, keterpaduan dalam pekerjaan menunjukkan adanya saling mengisi

dan member satu sama lain.

3) Berkesinambungan, yaitu proses kegiatan yang saling berkaitan dengan

kegiatan sebelumnya.

4) Menggunakan pendekatan muli instansional, artinya bahwa informasi yang

relevan akan menghindarkan dari tumpang tindih tugas satu dengan yang

lainnya.

Komunikasi sebagai kunci dalam kegiatan koordinasi yang efektif

secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemprosesan

informasi. Menunjukkan bahwa semakin besar ketidakpastian tugas yang

dikoordinasikan semakin banyak membutuhkan informasi. Secara teoritis

ada beberapa pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif

diantaranya sebagai berikut :

1) Teknik - Teknik Manajemen Dasar

Dengan menggunakan teknik-teknik manajemen dasar yaitu hirarki

manajerial, rencana dan tujuan ini sebagai pengarah pelaksanaan kegiatan

serta prosedur dan aturan.

2) Meningkatkan Koordinasi Potensial

Koordinasi potensial diperlukan bila setiap bagian saling bergantungan

satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi.

3) Mengurangi Kebutuhan Akan Koordinasi

Dalam berbagai situasi adalah tidak efisiennya pengembangan cara

pengkoordinasian tambahan, hal ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan

Page 38: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

25

sumber daya untuk pengelompokkan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-

tugas berdiri sendiri.

Dari beberapa penjelasan diatar mengenai koordinasi bahwa

kebutuhan akan koordinasi tidak dapat dihindari karena setiap organisasi

mempunyai unit-unit atau satuan-satuan yang memiliki fungsi yang

berbeda tetapi memiliki hubungan yang saling bergantungan. Menurut

James D. Thompson dalam Kementerian Koordinator BPMP (2015 : 18),

menyebutkan ada tiga macam saling ketergantungan di antara unit-unit

organisasi yaitu :

1) Saling ketergantungan yang menyatu, artinya apabila unit-unit organisasi tidak

saling bergantungan satu dengan yang lainnya dalam melaksanakan kegiatan

dan bergantung pada pelaksanaan kerja setiap unit yang bertujuan untuk

memuaskan hasil akhir.

2) Saling ketergantungan yang berurutan, artinya suatu unit-unit organisasi

diharuskan melakukan pekerjaan terlebih dahulu sebelum unit lainnya bekerja.

3) Saling ketergantungan timbal balik, artinya bahwa hubungan dan menerima

antar satuan organisasi (simbiosis mutualisme).

Adanya saling ketergantungan menyebabkan koordinasi sangat

dibutuhkan dalam mengintegrasi kinerja setiap unit bahwa peran

koordinasi sebagai upanya membuat struktur dan memfasilitasi transaksi

antar bagian yang saling bergantung. Dengan terciptanya koordinasi yang

baik antar unit dapat mengurangi terjadinya kesalahan dan konflik

sehingga proses kegiataan koordinasi berjalan dengan baik. Dan dengan

Page 39: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

26

demikian mengapa perlu dilakukannya koordinasi diantranya sebagai

berikut :

1) Menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dan sasaran.

2) Mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran ke arah

sasaran organisasi.

3) Menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan.

4) Menghindari keterampilan berlebihan dari tujuan organisasi.

5) Memusatkan keterampilan spesialis ke arah tujuan organisasi.

6) Mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan unsure manajemen ke arah

tujuan organisasi.

C. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Salah satu tujuan utama dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah dapat

terlaksananya pembangunan yang berwawasan lingkungan dan terkendalinya

pemanfaatan suatu sumber daya alam secara bijaksana. Untuk itu sejak awal

perencanaan suatu kegeiatan sudah harus memperkirakan perubahan rona

lingkungan akibat pembentukan suatu kondisi yang merugikan akibat

diselenggarakannya suatu pembangunan.

Setiap adanya kegiatan pembangunan, dimanapun dan kapanpun itu, pasti

akan menimbulkan suatu dampak. Dampak adalah suatu perubahan yang

terjadi sebagai akibat suatu aktivitas yang dapat bersifat alamiah, baik kimia,

fisik maupun biologi (Otto Soemarwoto, 1994).

Secara formal Analisi Dampak Lingkungan (ADL) berasal dari Undang-

Undang National Environmenal Act (NEPA) 1969 di Amerika Serikat dalam

Page 40: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

27

Undang-Undang ini ADL dimaksud sebagai suatu alat untuk merencanakan

tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan

ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan .

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Environmental

Impact Analysis (EIA) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu

usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup. Menurut

Fola S. Ebisemiju (1993) AMDAL muncul sebagai jawaban atas keprihatinan

tentang dampak negative dari kegiatan manusia, khususnya pencemaran

lingjungan akibat kegiatan industri pada tahun 1960-an. Sejak itu AMDAL

telah menjadi suatu alat utama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada tujuan

pembangunan yang berkelanjutan. Pada dasarnya AMDAL merupakan

keseluruhan dokumen studi kelayakan lingkungan yang terdiri dari Kerangka

Acuan (KA), Analisi Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan

Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Dari

pengertian tersebut, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) hanya

merupakan salah satu dokumentasi dari Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL).

Perkembangan aspek social dalam AMDAL lebih dinamis dari

perkembangan AMDAL itu sendiri. Dalam Bab pembukaan dari Undang-

Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup , disebut

bahwa lingkungan hidup kesatuan ruang dengan semua benda , daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termaksud manusia dan perilakunya, yang

Page 41: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

28

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejateraan manusia serta

makhluk hidup lainnya. Dari rumasan ini jelas bahwa, Undang-Undang

tersebut secara eksplisit memeperhatikan lingkungan sosial.

D. Kerangka pikir

Koordinasi Pemerintah Daerah menuntut penjelasan secara resmi dari

pihak eksekutif bahwa koordinasi pemerintah baik antar sektor merupakan

usaha kerjasama yang erat dan efektif antara instansi-instansi terkait di daerah

dengan pembentukan forum-forum koordinasi dalam segala bidang, karena

ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan koordinasi masih terdapat

kesulitan-kesulitan.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Faktor-Faktor

Koordinasi

Menurut Hasibuan:

1.Kesatuan tindakan

2.Komunikasi

3.Pembagian kerja

4.Disiplin

Koordinasi Antar Sektor Dalam

Penyusunan AMDAL dengan

Perusahaan Smelter di

Kabupaten Bantaeng

Efektifitas Antar Sektor

dalam Penyusunan

AMDAL dengan

perusahaan Smelter di

Kabupaten Bantaeng

Page 42: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

29

E. Fokus Penelitian

Pembahasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan

masalah maupun data yang dikumpulkan. Sesuai dengan judul penelitian,

maka sasaran atau fokus penelitian ini adalah koordinasi antar Sektor Dalam

Penyusunan AMDAL di Perusahaan Smelter Bantaeng, khusunya Dinas

perindustrian, pimpinan atau pengelola smelter danmasyarakat itu sendiri.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

1) Koordinasi antar koordinasi antar Sektor Dalam Penyusunan AMDAL di

Perusahaan Smelter Bantaeng merupakan upanya yang dilakukan oleh

pemerintah daerah bekerjasama antar Sektor Dinas Perindustrian, Dinas

Lingkungan Hidup, PT. Huadi dan masyarakat itu sendiri di Kabupaten

Bantaeng.

2) Kesatuan Tindakan dalam penelitian ini adalah kesadaran bagi anggota

organisasi ataupun satuan organisasi yaitu Dinas Perindustrian, Dinas

Lingkungan Hidup, PT. Huadi dan masyarakat itu sendiri di Kabupaten

Bantaeng.

3) Komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi yang dilakukan oleh

Dinas Perindustrian dengan PT. Huadi secara efektif melalui rapat dalam

membahas mengenai pengelolaan smelter di Kabupaten Bantaeng,

begitupun komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup

dengan PT. Huadi dilakukan secara baik dalam hal memperhatikan

lingkungan sekitar area pengelolaan smelter.

Page 43: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

30

4) Pembagian Kerja dalam penelitian ini adalah dimana Dinas Perindustrian

mengawal agar Pengelolaah smelter berjalan dengan baik sesuai dengan

apa yang diinginkan, kemudian Dinas Lingkungan Hidup mengawasi

lingkungan atau area disekitar PT. Huadi tersebut selama pengelolaan

smelter.

5) Disiplin dalam penelitian ini adalah bahwa dalam melalukan koordinasi

antara Dinas Perindustrian, Dinas Lingkungan Hidup, dan PT. Huadi telah

melakukan koordinasi secara efektif.

Page 44: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Bedasarkan judul Penelitian “Koordinasi Antar Sektor dalam Penyusunan

AMDAL dengan Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng” Penelitian ini

dilaksanakan pada 26 Agustus 2019 sampai 24 Oktober 2019. Adapun

menjadi penentuan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Perindustrian,

Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan PT. Huadi.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Adapun jenis dan tipe penelitian yang pakai dalam penelitian ini yaitu:

1) Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif,

yaitu menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data.

Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Maleong, 2004) bahwa metode

penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa fakta-fakta tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.

2) Tipe Penelitian

Tipe penelitian penulis memakai penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif yaitu menekankan pada subyektivitas pengalaman hidup

manusia.

Page 45: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

32

C. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data di bedakan menjadi dua,

yakni data primer dan data sekunder.

1) Data Primer merupakan data yang dibuat oleh peneliti dalam maksud

khusus menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang ditanganinya. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian yang dilakukan.

2) Data Sekunder merupakan data yang diperoleh untuk mendukung data

primer yang sumbernya dari data-data yang sudah diperoleh sebelumnya

menjadi seperangkat informasi dalam bentuk dokumen, laporan-laporan,

dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan peneliti. Pada

penelitian data sekunder yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Studi kepustakaan adalah pengumpulan data-data yang diperoleh dari

buku-buku ilmiah, tulisan (jurnal), karangan ilmiah yang sangat

berkaitan dengan penelitian.

b) Dokumentasi ialah dengan menggunakan sebuah catatan-catatan yang

ada dilokasi serta sumber-sumber yang relevan dengan suatu objek

penelitian.

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan sebagai suatu sumber data dlam penelitian ini yaitu

berdasarkan kepada asas subyek yang menguasai suatu permasalahan,

memiliki suatu data, dan akurat. informan ditentukan melalui teknik snowball

Page 46: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

33

sampling, yaitu proses penentuan suatu informan yang berdasarkan informan

sebelumnya tanpa harus menentukan jumlahnya secara pasti dengan cara

menggali informasi terkait dengan topik penelitian yang diperlukan. Pencarian

informan tersebut akan dihentikan pada saat informasi penelitian sudah

dianggap memadai dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat.

3.1 Tabel informarman

N

o

Nama

Infor

man

Inis

i

a

l

Status

Juml

a

h

1

Lukman

Agun

g

LA

Kepala Dinas Ketenaga

Kerjaan Dan Peng

Industrian kab. Bantaeng

1

O

ra

n

g

2

Hj.

Andri

ani

gani

AG

Bidang industri aneka

Kabupaten Bantaeng

1

O

ra

n

g

3

Doni

Setia

Nugra

ha

DS

Kepala Bidang Hubungan

Industri Dan Syarat

Kerja Kabupaten

Bantaeng

1

O

ra

n

g

4

Indra

Wahy

udi R

IW

Kepala bidang pengendalian

dampak lingkungan

1

O

ra

n

g

5

Alfin

AL

Kepala seksi pemantauan

dan dampak lingkungan

1

O

ra

n

g

Page 47: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

34

6

Mardiah

MD

Kepala seksi pengendalian

dan pencemaran

lingkungan

1

O

ra

n

g

7 Suharto SH Penanggung jawab dan

pengelolah PT.HUADI

1

O

ra

n

g

8 Muh.

Ridwa

n

MR Masyarakat yang tinggal di

sekitaran PT.HUADI

1

O

ra

n

g

9 Taufik TF Masyarakat yang tinggal di

sekitaran PT.HUADI

1

O

ra

n

g

JUMLAH 9

o

r

a

n

g

Sumber: dinas lingkungan hidup, dinas ketenaga kerjaan dan perindustrian,

PT. Huadi, dan Masyarakat

E. Teknik Pengumpulan Data

Menyusun instrumen adalah pekerjaan yang paling penting dalam langkah

penelitian. Akan tetapi dengan mengumpulkan data akan jauh lebih penting

lagi untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya. Metode atau

cara pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah dengan cara dokumentasi, observasi, dan wawancara.

Page 48: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

35

1. Observasi ialah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki.

Fungsi observasi ini untuk menyaring dan melengkapi data yang mungkin

tidak diperoleh melalui interview atau wawancara. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan ketika diperlukan pengecekan langsung terhadap

koordinasi antar sektor dalam penyusunan AMDAL di perusahaan smelter

Bantaeng.

2. Dokumentasi berasal dari kata dokumn yang artinya barang-barang

tertulis. Jadi dokumentasi adalah suatu teknik dimana data diperoleh dari

dokumen yang ada pada benda-benda tertulis, buku-buku, yang berkaitan

dengan objek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh

data secara jelas dan konkret tentang koordinasi antar sektor dalam

penyusunan AMDAL di perusahaan smelter Bantaeng.

3. Wawancara adalah suatu proses memperoleh keterangan dalam tujuan

penelitian dengan cara melakukan tanya jawab, dengan bertatap muka

antara peneliti dengan cara menggunakan alat yang disebut interview guide

(panduan wawancara).

F. Teknik Analisis Data

Analisa data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah data dari

hasil penelitian menjadi data, dimana data diperoleh, dikerjakan dan

dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang

diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data yang

digunakan di dalam penelitian ini adalah model analisa interaktif

Page 49: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

36

(interactive model of analysis). Dalam model ini terdapat 3 komponen

pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono (2013) ketiga

komponen tersebut yaitu :

1. Redaksi Data merupakan komponen pertama analisi data yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang suatu hal-hal yang tidak penting

dan mengatur suatu data sedemikian rupa agar simpulan dalam peneliti dapat

dilakukan.

2. Sajian Data merupakan rakitan suatu informasi yang memungkinkan

kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya

makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus

mulai memahami apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat

peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan

kesimpulan dapat di pertanggung jawabkan.

G. Keabsahan Data

Menurut Sugiono (2013) Triangulasi dalam pengujian kredibilits

ini diartikan sebagai pngecekan data dari berbagai sumbr dengan berbagai

cara dan berbagai waktu. Dengan begitu terdapat triangulasi, sumber,

triangulasi teknk pengumpulan data, dan juga waktu.

Page 50: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

37

1. Triangulasi sumber dilaksanakan dengan menggunakan cara mengecek

data yang sudah diperoleh dari beberapa sumber. Dalam ini peneliti

melakukan pengumpulan dan juga pengujian data yang telah diperoleh

melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada.

Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara

dan juga membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi teknik dilakukan melalui cara pengecekan data kepada sumbr

yang sama melalui teknik yang berbeda. Dalam ini data yang sudah

diperoleh melalui wawancara, kemudian dicek dengan observasi dan

dokumen. Apabila dengan ketiga teknik pengujian kredibilits data

tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti harus

melakukan diskusi yang lebih lanjut lagi kepada sumber data yang

brsangkutan ataupun yang lain untuk lebih memastikan data yang mana

yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi waktu , waktu juga sangat begitu mempengaruhi kredibilitas

suatu data. Data yang sudah dikumpulkan menggunakan teknik

wawancara pada pagi hari saat narasumber masih begitu segar, belum

begitu banyak masalah dapat memberikan suatu data yang jauh lebih

valid sehingga kredibel. Maka dari itu dalam rangka pengujian

kredibilitas suatu data bisa dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

dengan cara wawancara, observasi ataupun teknik lain dalam waktu

maupun situasi yang berbeda. Bila hasil uji tersebut menghasilkan data

Page 51: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

38

yang begitu berbeda maka harus dilakukan dengan cara berulang-ulang

hingga sampai ditemukannya suatu kepastian datanya. Triangulasi bisa

juga dilakukan melalui cara mengecek hasil dari penelitian oleh tim

peneliti lain yang sudah diberi tugas untuk melakukan pengumpulan data.

Page 52: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Deskripsi Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Bantaeng adalah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan Butta

Toa terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Bantaeng ini mempunyai

luas wilayah 395,83 km². terdiri atas 8 (delapan) kecamatan, 67 Desa dan

Kelurahan,502 Rukun Warga (RW) dan 1.108 Rukun Tetangga (RT).

Kedelapan kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bissappu, Kecamaten

Pajjukukang, Kecamatan Bantaeng, Kecamatan Eremerasa, Kecamatan

Gantarangkeke dan Kecamatan Sinoa. Kecamatan Tompo Bulu merupakan

kecamatan terbesar dengan luas wilayah 76,99 km², sedangkan Kecamatan dengan

luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Bantaeng dengan luas wilayah 28,85 km².

Kabupaten Bantaeng secara geografis terletak ± 120 km arah selatan

Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan posisi 5º21’13”-5º35’26”

Bujur Timur. Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada

bagian barat ke timur kota yang salah satunya berpotensi untuk perikanan, dan

wilayah daratannya mulai dari tepi laut Flores sampai kepegunungan sekitar

Gunung Lompobattang dengan ketinggian tempat dari permukaan laut 0-25 m

sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Kabupaten Bantaeng terletak dibagian

selatan provinsi selatan yang berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bulukumba

b. Sebelah Timur : Kabupaten Bulukumba

Page 53: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

40

c. Sebelah Selatan : Laut Flores

d. Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto

Curah hujan di Kabupaten Bantaeng hampir merata disetiap bulan dalam

setahun, jumlah hari hujan berdasarkan data tahun 2012 mencapai rata-rata 4,42

hari perbulan dengan jumlah hari hujan, dalam setahun sebanyak 53 hari dalam

setahun, sedangkan curah hujan dalam setahun mencapai sebesar 169,33mm

Sebagai daerah dengan luas yang relatif terbatas atau hanya kurang lebih 0,8

dari luas Provinsi Selawesi Selatan, maka Kabupaten Bantaeng hanya memiliki 11

sungai yang melintas beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Bantaeng.

Adapun sungai sungai dimaksud antara lain:

Tabel 4.1 Nama Sungai, Panjang Sungai dan Kecamatan yang dilintasi

No Nama sungai Panjang Kecamatan dilintasi

1 Pamosa 1,7 Pajukukang

2 Turung Asu 7,4 Tompobulu,

Gantarangkeke

3 Balang Sikuyu 10,8 Uluere, Sinoa, Bissappu

4 Panaikang 11,7 Uluere, Sinoa, Bissappu

5 Kalamassang 14,2 Tompobulu,

Gantarangkeke

6 Lemoa 14,4 Uluere, Bissappu

7 Kaloling 17,1 Tompobulu,

Gantarangkeke

8 Biangkeke 20,4 Tompobulu,

Gantarangkeke

9 Calendu 20,7 Uluere, Bantaeng

10 Bialo 43,3 Uluere, Tompo bulu

11 Nipa-Nipa 25,1 Tompobulu,

Page 54: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

41

Gantarangkeke

Sumber : Masterplan Kawasan Industri Nikel di Bantaeng.

Dari beberapa aliran sungai tersebut tiga di antaranya sebagai

pengendali banjir dan berfungsi sebagai drainase yaitu sungai Biangloe,

Sungai Calendu dan Sungai Garegea.

Untuk periode tahun 2007-2011 jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng

dalam lima tahun terakhir memperlihatkan kecenderungan meningkat, secara

umum mengindikasikan pergerakan ekonomi daerah dari aktivitas penduduk

disektor rill cenderung meningkat dari tahun ketahun. Rata-rata pertumbuhan

penduduk di Kabupaten Bantaeng mencapai diatas 2,40% jika dibandingkan rata-

rata pertumbuhan penduduk Sulawesi Selatan yang hanya mencapai sebesar

1,57% (BPS Sulsel,2012).

Permaslahan penyajian data jumlah penduduk selama ini, terdapat

kecenderunga perbedaan antar jumlah penduduk yang dikeluarkan oleh Badan

Pusat Statistik (BPS) dengan jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan

dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk tahun 2012 berjumlah

sebanyak 185,675 jiwa atau lebih tinngi dibanding data BPS yang hanya

berjumlah 185,675 jiwa yang terdiri atas 86.950 jiwa penduduk laki-laki dan

92.555 jiwa penduduk perempuan dengan rata-rata kepadatan penduduk mencapai

453 jiwa pada tahun 2012. Berikut tabel perkembangan jumlah penduduk masing-

masing kecamatan SeKabupaten Bantaeng Tahun 2008-2012 :

Page 55: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

42

Tabel 4.2 Perkembangan Penduduk

No Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Bantaeng 35.913 36.191 36.718 37.08 37.301

2 Bissappu 30.254 30.487 30.931 31.24 31.422

3 Tompobulu 22.422 22.591 22.913 23.14 23.177

4 Uluere 10.576 10.657 10.814 10.92 10.986

5 Sinoa 11.568 11.658 11.827 11.94 12.014

6 Pa’jukukang 28.379 28.599 29.017 29.30 29.478

7 Gantarangkeke 15.524 15.865 15.865 16.02 16.117

8 Eremerasa 18.213 18.351 18.614 18.80 18.910

Jumlah 172.849 174.176 176.699 178.477 179.505

Sumber :Badan Pusat Statistik, 2013

Sedangkan dari sisi struktur umur penduduk yang menggambarkan secara

umum tentang hakikat kelahiran, tingkat kematian, dan tingkat ketergantungan

penduduk. Dikemukakan bahwa persentase jumlah penduduk umur 25-64 tahun

atau disebut dengan usia produktif sebesar 68,03% dan mereka yang berumur 65

tahun sebesar 5,07%. Mereka yang berusia 0-14 tahun dan 65 keatas disebut

dengan usia tidak produktif, karena secara ekonomi kedua kelompok umur

tersebut belum dan tidak lagi. Apabila penduduk yang tergolong usia produktif

dibandingkan dengan mereka yang tergolong usia tidak produktif maka diperoleh

tingkat ketergantungan penduduk (dependency ratio).

Page 56: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

43

Dilihat dari tingkat pendidikan penduduk, untuk periode tahun 2008-2012

sebaran penduduk Kabupaten Bantaeng jika diklasifikasi berdasarkan tingkat

pendidikan yang berasal dari data Dinas Kependudukan dan Catatan sipil dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan

No Pendidikan

TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012

1 Tidak/Belum

sekolah

58.563 59.094 61.868 61.868 64.822

2 Belum Tamat SD 27.520 27.779 27.84 28.211 28.249

3 SD 47.123 47.493 48.07 15.877 16.331

4 SMP/Sederajat 15.354 15.545 15.76 15.877 16.331

5 SMA/Sederajat 19.297 19.569 19.852 20.021 20.403

6 Diploma 2.724 2.764 2.802 2.831 2.911

7 S I 4.490 4.585 4.616 4.691 4.710

8 S II 190 19 19 19 202

9 S III 11 8 2 2 14

Sumber : Dinas kependudukan dan catatan Sipil, 2013

2. Deskripsi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Bantaeng

Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Bantaeng adalah instansi

teknis yang berada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantaeng yang menaungi

sektor perindustrian sesuai dengan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 65 Tahun

2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja

Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Bantaeng.

a. Visi dan Misi

Page 57: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

44

Adapun Visi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Bantaeng

yaitu : “menciptakan tenaga kerja yang terampil dan sejahtera serta mewujudkan

usaha industri yang maju dan berkembang”.

Untuk mewujudkan Visi diatas, maka Dinas Tenaga Kerja dan

Perindustrian Kabupaten Bantaeng menetapkan Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memperkuat peran organisasi perangkat daerah (OPD)

dalam mendukung pencapaian visi;

2. Mewujudkan tenaga kerja berkualitas dan produktif serta mengembangkan

sistem informasi ketenagakerjaan guna meningkatkan kesempatan kerja;

3. Menciptakan hubungan industrial yang baik antara pengusaha dan pekerja;

4. Mengoptimalkan potensi sumber daya lokal untuk mengembangka industri

daerah.

b. Tujuan dan sasaran strategis

Dalam upaya merealisasikan visi dan misi serta mengacu pencapaian

target sasaran yang telah ditetapkan, Dinas tenaga Kerja dan Perindustrian

Kabupaten Bantaeng secara rinci merumuskan beberapa kebijakan tentang tujuan

dan sasaran strategis.

Tujuan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian

kabupaten Bantaeng sebagai berikut :

1. Mewujudkan kelembagaan pemerintah daerah yang sesuai dengan semangat

reformasi birokrasi;

2. Menciptakan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dunia usaha;

3. Meningkatkan angka penyerapan tenaga kerja;

Page 58: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

45

4. Meminimalisir angka perselisihan industrial antara pengusaha dan pekerja;

5. Menumbuh kembangka industri kecil dan menengah.

Adapun sasaran strategis Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian kabupaten

Bantaeng sebagai berikut :

1. Terlaksananya opersional perkantoran organisasi perangkatbdaerah (OPD);

2. Tersedianya tenaga kerja yang terampil, bersertifikat dan siap pakai;

3. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan ketenagakerjaan;

4. Tumbuhnya hasil industri yang berbasis bahan baku local yang mampu

menciptakan lapangan kerja.

c. Tugas Pokok

Berdasarkan peraturan Bupati Bantaeng Nomor 65 Tahun 2016 tentang

tugas pokok, fungsi dan uraian tugas jabatan struktural Dinas Tenaga Kerja dan

Perindustrian Kabupaten Bantaeng. Maka tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan

Perindustrian Kabupaten Bantaeng adalah menyelenggarakan urusan dibidang

tenaga kerja dan perindustrian berdasarkankan asas desentralisasi, dekonsentrasi

dan tugas pembantuan.

d. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan

Perindustrian Kabupaten Bantaeng mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian meliputi pendalaman dan

penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim

usaha industri, standarisasi industri, teknologi industri, pengembangan

industri strategis dan industri hijau sesuai dengan potensi daerah;

Page 59: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

46

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang tenaga kerja susuai dengan bidang

tugasnya;

3. Penyelenggaraan urusan pelayanan umum di bidang perindustrian dan tenaga

kerja, meliputi industri agro, industri non agro, tenaga kerja, pendalaman dan

penguatan struktur industri, peningkatan daya saing, pengembangan iklim

usaha industri, standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan

industri strategis dan industri hijau sesuai dengan potensi daerah;

4. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas di bidang perindustrian dan tenaga

kerja meliputi penguatan struktur industri, peningkatan daya saing,

pengembangan iklim usaha industri, standardisasi industri, teknologi industri,

pengembangan industri strategis dan industri hijau sesuai dengan potensi

daerah.

a. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut diatas, Dinas Tenaga

Kerja dan Perindustrian Kabupaten Bantaeng mempunyai struktur organisasi

sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat:

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Program dan Keuangan

c. Bidang penempatan tk. perluasan kesempatan kerja dan produktivitas:

1. Seksi bina penempatan tenaga kerja

2. Seksi bina pengembangan dan perluasan

Page 60: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

47

3. Seksi bina pelatihan dan produktivitas

d. Bidang hubungan industrial (HI) dan syarat kerja:

1. Seksi bina organisasi pekerja dan pengusaha

2. Seksi bina dan penyelesaian perselisihan HI

3. Seksi bina perlindungan HK dan jamsostek

e. Bidang perindustrian:

1. Seksi industri agro

2. Seksi industri loga, mesin elektronika dan bahan galian non logam

3. Seksi industri aneka

f. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

3. Deskripsi PT. Huadi Nickel di Kabupaten Bantaeng

PT. Huadi Nickel indonesia adalah perusaan pengelolahan dan permurnian

nikel yang berada di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan dan di dirikan sejak

tahun 2014 sebagai kerjasama investasi antara PT. DUTA Nikel Sulawesi dari

indonesia dan Shanghai Huadi, Co.Ltd dari china. Adapun tujuan produksi nikel

kenegara tujuan yakni, cina, india, korea selatan, dan jepang. Pengembangan

industri diharapkan menjadi sumber pendapatan yang baru bagi masyarakat.

Untuk membangun pabrik dengan kapasitas tersebut, PT. Huadi Nikel

indonesia bekerja sama dengan PT. PIN Persero dalam penyediaan daya,

PT.Huadi Nikel Indonesia, Kabupaten Bantaeng yang merupakan bagian dalam

kawasan industri Bantaeng serta dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten

Page 61: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

48

menjadi salah satu faktor yang paling berperan dalam keberhasilan investasi

dalam memperoleh fasilitas kawasan berkat yang diberikan oleh kementrian

keuangan melalui kanwil bea cukai sulawesi selatan yang menjadi salah satu

dukungan dari pemerintah dalam rangka peningkatan nilai ekspor.

B. Koordinasi Antar Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyusunan

AMDAL dengan Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng.

Dalam proses untuk Koordinasi AMDAL bagi kegiatan bahan galian

(tambang) Nikel PT. Huadi di Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng

sebagai upaya preventif dalam menjaga dan mempertahankan kualitas lingkungan

serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah

mungkin. Oleh karena itu dokumen AMDAL bersifat mengikat berbagai pihak

yang terlibat dalamnya serta mempunyai konsekuensi bagi status perijinan atau

kegiatannya.

Proses koordinasi Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyusunan AMDAL

dengan Perusahaan Smelter kemudian bersifat wajib (Mandatory) untuk dilakukan

bagi setiap rencana usaha dan kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan

dampak penting. Walaupun kebijakan AMDAL telah diterapkan pada kegiatan

usaha Nikel di Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng sudah lama, namun

masih mendapat presepsi negatif dari masyarakat terhadap pengelolahan

lingkungan terhadap pengelolahan lingkungan kegiatan pertambangan Nikel dan

masih terdapat isu pencemaran lingkungan mengingat pentingnya pengelolahan

lingkungan pada kegiatan usaha tambang nikel menjadi sangat penting untuk

dilakukan. Dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan terdapat

banyak hal yang menjadi pertimbangan dalam menilai dampak terhadap

Page 62: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

49

lingkungan. Dalam perkembangannya, setiap aktivitas dalam pembangunan yang

bersentuhan dengan lingkungan hidup, memerlukan suatu standar mengenai Baku

Mutu Lingkungan (BML) yang menjadikan tugas tersebut menjadi tidak mudah,

karena membutuhkan tenaga dan waktu penelitian yang tidak sedikit. Karena itu

beberapa peraturan telah membuat pola yang sistematis untuk pelaksanaan kajian,

untuk memperoleh pendataan yang baik. Adapun hasil pengamatan dan kajian

terhadap faktor- faktor koordinasi dalam Penyusunan AMDAL menurut Hasibuan

yaitu :

A. Kesatuan Tindakan

Koordinasi kesatuan tindakan memerlukan kesadaran bagi setiap

anggota organisasi atau satuan organisasi untuk saling menyesuaikan diri

dengan satuan organisasi lainnya agar anggota organisasi tersebut tidak

berjalan dengan sendirinya. Konsep kesatuan tindakan merupakan inti dari

pada koordinasi bahwa pemimpin harus mengatur sedemikian rupa usaha-

usaha dari pada setiap tindakan individu sehingga terdapat keserasian

didalam mencapai hasil. Untuk mengetahui suatu standar mengenai

Koordinasi kesatuan tindakan terhadap Penyusunan AMDAL dengan

Perusahaan Smelter di Kabupaten Bantaeng, Menurut Kepala Dinas

Ketenaga Kerjaan Dan Peng Industrian kab. Bantaeng terkait dalam rangka

menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan dalam penanganan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:

“Kalau mengenai koordinasi kesatuan tindakannya dalam kerjasama dengan

PT. Huadi sudah diatur dek, pengawasannya dan pengevaluasiannya baik

penerapan peraturan perundangan dibidang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan serta pengujian laporan yang disampaikan oleh pemrakarasa,

Page 63: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

50

penyampaian laporan pengawasan dan evaluasi hasilnya kepada menteri

secara berkala tiap daerah dan sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun

dalam pembinaanya.”(wawancara dengan LA, 26 Agustus 2019)

Selanjutnya peneliti mewancarai Kepala bidang pengendalian

dampak lingkungan terkait Koordinasi kesatuan tindakan dalam rangka

menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan dalam penanganan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan menjelaskan bahwa :

“Dalam koordinasi kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan ini dek, sudah adami pedomannya mengenai ukuran dampak

besar dan penting sesuai dengan Keputusan Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan sudah terhimpun pada peraturan Nomor 56

Tahun 1994 jadi kami pemerintah daerah terkhususnya di

kabupaten Bantaeng sudah adami pelaporanya masing-masing baik

dari masyarakat dan PT. Huadi juga bahkan kami juga lebih

memerhatikan intensitas dampaknya dari PT. Huadi industri

nikel apalagi Kajian kelayakan lingkungan yang kami lakukan

selama ini salah satu syarat untuk mendapatkan perijinan yang

diperlukan bagi suatu kegiatan/usaha, dilaksanakan secara

bersama-sama dengan kelayakan teknis dan ekonomi.” (wawancara

dengan IW, 02 September 2019)

Berdasarkan hasil pengamatan selama dilapangan terkai masalah

koordinasi kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan di Kabupaten Bantaeng terkhususnya di PT. Huadi sudah

diatur oleh pemerintah setempat serta koordinasi kesatuan tindakan

penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sudah terhimpun

pada peraturan Nomor 56 Tahun 1994, pengawasannya dan

pengevaluasiannya baik penerapan peraturan perundangan dibidang

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan serta pengujian kelayakan

lingkungan yang pemerintah setempat lakukan selama ini salah

satu syarat untuk mendapatkan perijinan yang diperlukan bagi

Page 64: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

51

suatu kegiatan/usaha, dilaksanakan secara bersama-sama dengan

kelayakan teknis dan ekonomi.

Selanjutnya peneliti mewancarai Penanggung jawab dan pengelolah

PT. HUADI terkait Koordinasi kesatuan tindakan dalam rangka

menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan dalam penanganan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan menjelaskan bahwa :

“Mengenai masalah koordinasi dengan pemerintah yang ada di kabupaten

bantaeng terhadap kesatuan tindakannya dek, penyusunan AMDAL saya

rasa sudah terjalin sejak tahun 2008 sampai sekarang dan kami melakukan

revisi kembali dalam perencanaan penyusunan AMDAL yang dimana

kami, lebih memperhatikan pelaporan setiap 6 bulan pada dinas

lingkungan hidup dan dinas pengindustrian agar lebih berkesinambungan

dalam menjaga lingkungan sekitar industri dan kami juga dipantau

terus.”(wawancara dengan SH, 05 September 2019)

Selanjutnya peneliti mewancarai Masyarakat yang tinggal di

sekitaran PT. HUADI terkait Koordinasi kesatuan tindakan dalam rangka

menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan dalam penanganan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan menjelaskan bahwa :

“ Kalau melihat masalah AMDAL yang terjadi dilikungan saya terkhususnya di

daerah pajjukukang ini sebenarnya sudah terjalin kesatuan tindakannya

pemerintah setempat seperti menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan serta

menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin

cuman yang menjadi keluhan ini masalah lahan untuk dipakai kebutuhan

pertanian yang semakin kurang dek.”(wawancara dengan MR, 08 September

2019)

Berdasarkan hasil pengamatan selama dilapangan terkai masalah koordinasi

kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di

Kabupaten Bantaeng terkhususnya di PT. Huadi masalah koordinasi dengan

pemerintah yang ada di kabupaten bantaeng terhadap kesatuan tindakannya sudah

Page 65: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

52

terjalin sejak tahun 2008 sampai sekarang yang dimana telah melakukan revisi

kembali dalam perencanaan penyusunan AMDAL dan lebih memperhatikan

pelaporan setiap 6 bulan pada dinas lingkungan hidup dan dinas pengindustrian

agar lebih berkesinambungan dalam menjaga lingkungan sekitar industri dan juga

dipantau terus cuman disisi lainnya masyrakat setempat hanya mengeluhkan

masalah lahan untuk dipakai kebutuhan pertanian yang semakin kurang.

B. Komunikasi

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi karena

komunikasi merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia

dalam menjalani hidup, dengan demikian komunikasi memiliki hubungan

antara komunikator dengan komunikan dimana keduanya memiliki

peranan dalam menciptakan komunikasi. Menurut Seksi industri aneka

Kabupaten Bantaeng terkait dalam rangka Komunikasi penyusunan

AMDAL dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan

iklim yang memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan:

“Mengenai masalah komunikasinya kami selaku dinas industri dengan PT. Huadi

terhadap penyusunan AMDAL itu kami menjaga keserasian hubungan antara

berbagai kegiatan-kegiatan sektor sosial agar dampak tidak terlalu berefek negatif

pada masyarakat setempat yang dapat diperkirakan sejak awal perencanaan

pengindustrian di kabupaten bantaeng.”(wawancara dengan AG, 26 Agustus

2019)

Selanjutnya peneliti mewancarai Kepala seksi pemantauan dan

dampak lingkungan terkait dalam rangka Komunikasi penyusunan

Page 66: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

53

AMDAL dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan

iklim yang memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan:

“Komunikasinya kami selaku pemantauan dan dampak lingkungan dengan PT.

Huadi terhadap penyusunan AMDAL itu di periksa sebelumnya oleh dinas

lingkungan hidup lingkungan hidup propinsi sulawesi selatan dan kemudian kami

hanya mengkontrol terhadap Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

mulai dari Pelikupan,Ka Andal,Andal, RKL, RPLnya agar penyusunan AMDAL

dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat bagi masyarakat & aman terhadap

lingkungan.”(wawancara dengan AL, 02 September 2019 )

Berdasarkan hasil pengamatan selama dilapangan terkai masalah

koordinasi kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan di Kabupaten Bantaeng terkhususnya di PT. Huadi masalah

koordinasi dengan pemerintah yang ada di kabupaten bantaeng terhadap

Komunikasi penyusunan AMDAL pada dinas industri mereka berpusat

menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan-kegiatan sektor

sosial agar dampak tidak terlalu berefek negatif pada masyarakat setempat yang

dapat diperkirakan sejak awal perencanaan pengindustrian di kabupaten

bantaeng mengingat juga bahwa pada sektor komunikasi yang dilakukan oleh

pemantauan dan dampak lingkungan terhadap penyusunan AMDAL itu di

periksa sebelumnya oleh dinas lingkungan hidup lingkungan hidup propinsi

sulawesi selatan kemudian mereka hanya mengkontrol terhadap Dokumen

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup mulai dari Pelikupan,Ka

Andal,Andal, RKL, RPLnya agar penyusunan AMDAL dapat menjamin

bahwa proyeknya bermanfaat bagi masyarakat & aman terhadap

lingkungan.

Page 67: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

54

Selanjutnya peneliti mewancarai Penanggung jawab dan pengelolah

PT.HUADI terkait dalam rangka Komunikasi penyusunan AMDAL

dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan iklim yang

memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan:

“Kalau mengenai komunikasinya dek, dari berbagai pihak pemerintah itu

sifatnya internal dan eksternal karna yang memuat program-program

pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh

dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan penyusunan AMDAL

dari dinas lingkungan hidup pusat dek. Hasil komunikasi dan pemantauan

kemudian itu digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-upaya

pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa

terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk

mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian

penyusunan AMDAL kedepannya untuk sektor industri besar seperti

ini.”(wawancara dengan SH,05 September 2019) Selanjutnya peneliti mewancarai Masyarakat yang tinggal di

sekitaran PT.HUADI terkait dalam rangka Komunikasi penyusunan

AMDAL dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan

iklim yang memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan:

“Mengenai komunikasinya dek pemerintah setempat dengan kami memang

ada tapi tidak menyeluruh cuman ada sebagian masyarakat yang paham

tentang AMDAL di Kabupaten Bantaeng selebihnya masyarakat hanya

sekedar tahu saja ada industri SMELTER NIKEL di Kecamatan

Pajukukang yang di kelolah oleh pemerintah dan orang asing

dek.”(wawancara dengan MR, 08 September 2019)

Berdasarkan hasil pengamatan selama dilapangan terkai masalah koordinasi

kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di

Kabupaten Bantaeng terkhususnya di PT. Huadi masalah koordinasi dengan

pemerintah yang ada di Kabupaten Bantaeng terhadap Komunikasi penyusunan

Page 68: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

55

AMDAL dari berbagai pihak pemerintah itu sifatnya internal dan eksternal karna

yang memuat program-program pemantauan untuk melihat perubahan lingkungan

yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari rencana kegiatan

penyusunan AMDAL dari dinas lingkungan hidup pusat dek.Hasil komunikasi

dan pemantauan kemudian itu digunakan untuk mengevaluasi efektifitas upaya-

upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa

terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi

akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam kajian penyusunan AMDAL

kedepannya untuk sektor industri besar seperti ini namun disisi lainnya

komunikasi dengan masyarakat ada yang paham tentang hal AMDAL dan

sebagian besar masyarakat tidak paham tentang AMDAL di Kabupaten Bantaeng

selebihnya masyarakat hanya sekedar tahu saja ada industri SMELTER NIKEL di

Kecamatan Pajukukang.

C. Pembagian Kerja

Prinsip pembagian kerja dimaksudkan jika suatu organisasi diharapkan

untuk berhasil dengan baik dalam usaha mencapai tujuannya, maka perlua

dilakukan pembagian kerja. Pembagian kerja ini diharapkan dapat berfungsi untuk

mewujudkan tujuan suatu organisasi, pembagian kerja juga diartikan sebagai

perincian tugas agar setiap individu dalam organisasi memiliki tanggungjawab

untuk melaksanakan kegiatan yang terbatas. Kepala Bidang Hubungan Industri

Dan Syarat Kerja Kabupaten Bantaeng terkait dalam rangka Pembagian Kerja

Page 69: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

56

penyusunan AMDAL dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana

dan iklim yang memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan:

“jika berbicara terkait dalam rangka Pembagian Kerja penyusunan AMDAL

dengan pemerintah pada dasarnya kami lebih terfokus pada mengembangkan

kebijakan dan prosedur sumber daya manusia (SDM) efektif sampai dengan tahap

pembangunan daerah industri. Perusahaan dan pengerja proyek juga memastikan

penerapan persyaratan yang sesuai Aturan baik pemerintah pusat dan PT. Huadi yang

bersangkutan yang diwajibkan oleh undang-undang tenaga kerja Indonesia, berlaku

sebagai kebijakan Sumber Daya Manusia dan harus ditinjau dan disetujui setiap dua

tahun sekali oleh otoritas setiap Kabupaten-Kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan

yang bersangkutan.”(wawancara dengan DS, 28 Agustus 2019)

Selanjutnya peneliti mewancarai Kepala seksi pemantauan dan dampak

lingkungan Kabupaten Bantaeng terkait dalam rangka Pembagian Kerja

penyusunan AMDAL dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana

dan iklim yang memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan:

“Pembagian Kerja pada penyusunan AMDAL terhadap PT. Huadi kami lebih

merujuk pada kegiatan turun langsung ke masyarakat khususnya pada kecamatan

pajukukang dengan melakukan sosialisasi dan kunjungan lansung ke PT. Huadi

untuk melihat dampak langsung limbah buangan dari industri nikel secara berkala

sesuai dengan aturan pemerintah pusat dan kemudian melakukan pelaporan efek

dari dampaknya Tahap Eksplorasi polusi hasil proyek dan Kelayakan yang

dilakukan industri tersebut dalam pengoprasiannya demi menghindari dampak

kerusakan ekosistem yang ada disekitaran industri.”(wawancara dengan AL, 02

September 2019)

Selanjutnya peneliti mewancarai Penanggung jawab dan pengelolah

PT.Huadi terkait dalam rangka Pembagian Kerja penyusunan AMDAL dengan

pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan

dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:

“Kalau masalah Pembagian Kerja penyusunan AMDAL bagi PT. Huadi kami

terus melakukan koordinasi secara intensif dengan pihak-pihak stalholder yang

Page 70: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

57

ada di Kabupaten bahkan dipusat juga apalagi dengan adanya industri nikel disini

menjadi salah satu sumber pemasukan bagi kabupaten bantaeng itu

sendiri.”(wawancara dengan SH, 05 September 2019)

Berdasarkan hasil pengamatan selama dilapangan terkai masalah koordinasi

kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di

Kabupaten Bantaeng terkhususnya di PT. Huadi masalah koordinasi dengan

pemerintah yang ada di Kabupaten Bantaeng terhadap Pembagian Kerja pada

penyusunan AMDAL terhadap PT. Huadi lebih merujuk pada kegiatan turun

langsung ke masyarakat khususnya pada kecamatan pajukukang dengan

melakukan sosialisasi dan kunjungan lansung ke PT. Huadi untuk melihat dampak

langsung limbah buangan dari industri nikel secara berkala sesuai dengan aturan

pemerintah pusat dan kemudian melakukan pelaporan efek dari dampaknya Tahap

Eksplorasi polusi hasil proyek dan Kelayakan yang dilakukan industri tersebut

dalam pengoprasiannya demi menghindari dampak kerusakan ekosistem yang ada

disekitaran industry serta lebih merujuk pada kegiatan turun langsung ke

masyarakat khususnya pada kecamatan pajukukang dengan melakukan sosialisasi

dan kunjungan lansung ke PT. Huadi untuk melihat dampak langsung limbah

buangan dari industri nikel secara berkala sesuai dengan aturan pemerintah pusat

dan kemudian melakukan pelaporan efek dari dampaknya Tahap Eksplorasi polusi

hasil proyek dan Kelayakan yang dilakukan industri tersebut dalam

pengoprasiannya demi menghindari dampak kerusakan ekosistem yang ada

disekitaran industri.

d. Disiplin

Page 71: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

58

Dalam organisasi yang kompleks bahwa setiap bidang harus bekerja secara

terkoordinasi agar masing-masing dapat menghasilkan hasil yang efektif.

Koordinasi seharunya menyesuaiakn dengan bagian-bagian yang berbeda agar

kegiatan itu selesai tepat waktu, dengan demikian perlunya sumbangan usaha

secara maksimal agar memperoleh hasil secara keseluruan untuk itu sangat

diperlukan sikap disiplin dalam organisasi. Kepala Bidang Hubungan Industri Dan

Syarat Kerja Kabupaten Bantaeng terkait dalam rangka Disiplin penyusunan

AMDAL dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan iklim yang

memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:

“Terkait dalam rangka Disiplin penyusunan AMDAL dengan pemerintah hanya

berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL,

khususnya Pasal 8 sampai 13 tentang Komisi Penilai AMDAL, dan Pasal 14 –

Pasal 23 tentang Tata Laksana sesuai dengan kriteria uji penilaian dokumen

AMDAL yang bersifat praktis, logis-sistematis dan akuntabel dari pemerintah

pusat kemudaian turun Kabupaten dek .”(wawancara dengan DS, 28 Agustus

2019)

Selanjutnya peneliti mewancarai Kepala seksi pengendalian dan

pencemaran lingkungan terkait dalam rangka disiplin penyusunan AMDAL

dengan pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan iklim yang

memungkinkan dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:

“Menurut saya dek, mengenai disiplin dalam penyusunan AMDAL pada setiap

rencana usaha atau kegiatan yang punya dampak perlu diumumkan oleh instansi

yang bertanggung jawab, dokumen AMDAL bersifat terbuka untuk umum kecuali

menyangkut rahasia negara, salinan dokumen AMDAL diberikan pada instansi

pengendalian lingkungan dan yang terkait, dan pemrakarsa melaporkan

pemantauan dan evaluasi sesuai dengan RKL dan RPL pada instansi terkait

.”(wawancara dengan MD, 02 September 2019)

Berdasarkan hasil pengamatan selama dilapangan terkai masalah

koordinasi kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak

Page 72: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

59

Lingkungan di Kabupaten Bantaeng terkhususnya di PT. Huadi masalah

koordinasi dengan pemerintah yang ada di Kabupaten Bantaeng terhadap

Disiplin penyusunan AMDAL dengan pemerintah berpedoman pada

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, khususnya

Pasal 8 sampai 13 tentang Komisi Penilai AMDAL, dan Pasal 14 – Pasal

23 tentang Tata Laksana sesuai dengan kriteria uji penilaian dokumen

AMDAL yang bersifat praktis, logis-sistematis dan akuntabel dari

pemerintah pusat kemudaian turun Kabupaten serta setiap rencana usaha atau

kegiatan yang punya dampak perlu diumumkan oleh instansi yang

bertanggung jawab, dokumen AMDAL bersifat terbuka untuk umum

kecuali menyangkut rahasia negara, salinan dokumen AMDAL diberikan

pada instansi pengendalian lingkungan dan yang terkait, dan pemrakarsa

melaporkan pemantauan dan evaluasi sesuai dengan RKL dan RPL pada

instansi terkait.

Selanjutnya peneliti mewancarai Penanggung jawab dan pengelolah

PT.HUADI terkait dalam rangka disiplin penyusunan AMDAL dengan

pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan

dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:

“Dalam rangka disiplin penyusunan AMDAL dengan pemerintah setempat kami

sudah memenuhi persyaratan berdirinya sebuah industri baik dari koordinasi

perijinan sesuai Keputusan Menteri Negara LH No. 4 Th 2000 tentang Panduan

Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah

.”(wawancara dengan MD, 02 September 2019)

Selanjutnya peneliti mewancarai Masyarakat yang tinggal di sekitaran

PT.HUADI terkait dalam rangka disiplin penyusunan AMDAL dengan

Page 73: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

60

pemerintah setempat untuk menciptakan suasana dan iklim yang memungkinkan

dalam penanganan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan:

“Dengan adanya PT. HUADI memberikan dampak cukup besar bagi

prekonomian masyarakat Bantaeng terkhususnya di kecamatan

pajukukang dengan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat

cuman yang menjadi kendala saat ini ada beberapa pemukiman yang

dikena dampak buangan polusi industri nikel tanpa adanya ganti rugi pada

perusahaan yang bersangkutan yang menjadi kekecewaan masyarakat

sebagian.”(wawancara dengan TF, 08 September 2019)

Berdasarkan hasil pengamatan selama dilapangan terkai masalah

koordinasi kesatuan tindakan penanganan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan di Kabupaten Bantaeng terkhususnya di PT. Huadi masalah

koordinasi dengan pemerintah yang ada di Kabupaten Bantaeng terhadap

Disiplin penyusunan AMDAL dengan pemerintah sudah memenuhi

persyaratan berdirinya sebuah industri baik dari koordinasi perijinan sesuai

Keputusan Menteri Negara LH No. 4 Th 2000 tentang Panduan

Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah sisi

lainnya Dengan adanya PT. HUADI memberikan dampak cukup besar

bagi prekonomian masyarakat Bantaeng terkhususnya di kecamatan

pajukukang dengan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat

yang menjadi kendala ada beberapa pemukiman yang dikena dampak

buangan limbah dan polusi industri nikel tanpa adanya ganti rugi pada

perusahaan yang bersangkutan yang menjadi kekecewaan masyarakat

sebagian.

Page 74: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Rumusan masalah yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya, berikut kesimpulan tentang Kordinasi

Antar Sektor Dalam Penyusunan Amdal dengan Perusahaan Smelter di

Kabupaten Bantaeng dilihat dari aspek :

a. Kesatuan tindakan, sejauh ini dalam proses koordinasi ketenaga kerjaan

dan perindustrian dengan dinas lingkungan hidup dan PT. Huady Nickel

Alloy Indonesia belum berjalanan dengan baik sesuai dengan apa yang

diharapkan sebab masih sangat banyak keluhan masyarakat di sekitar PT.

Huady Nickel Alloy Indonesia yang mengeluhkan mengenai suara mesin,

pencemaran air dan polusi yang menganggu kesehatan masyarakat sekitar.

b. Komunikasi, komunikasi yang menjadi kelemahan dari dinas ketenaga

kerjaan dan perindustrian dengan dinas lingkungan hidup dan PT. Huady

Nickel Alloy Indonesia karna sampai hari ini masih banyak masyarakat

yang mengeluh terkait limbah dari nikel tersebut yang hanya berjarak

sekitar 10 meter dari pemukiman warga belum juga di berikan solusi atau

penanganan begitu juga dengan dampak-dampak lainnya seperti gangguan

pernafasan akibat debu hasil tumpukan limbah yang dihasilkan dari PT.

Huady Nickel Alloy Indonesia.

c. Pembagian kerja, dalam pembagian kerja dinas ketenaga kerjaan dan

perindustrian dengan dinas lingkungan hidup dan PT. Huady Nickel Alloy

Page 75: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

62

Indonesia masih terdapat ketidak sadaran disetiap anggota instansi terbukti

masih banyak terjadi dampak di pemukiman warga yang berada di sekitar

PT. Huady Nickel Alloy Indonesia yang sampai sekarang belum

mendapatkan respon dari dinas ataupun pihak yang terkait mengenai apa

yang mereka keluhkan.

d. Disiplin, selama ini dalam melakukan koordinasi dinas ketenaga kerjaan

dan perindustrian dengan dinas lingkungan hidup dan PT. Huady Nickel

Alloy Indonesia melakukan koordinasi sudah sesuai dengan apa yang

seharusnya terbukti dalam hal pelaporan PT. Huady Nickel Alloy

Indonesia ke dinas lingkungan hidup dilakukan pertiga bulan dan dinas

lingkungan hidup selalu melakukan pemantauan ke PT. Huady Nickel

Alloy Indonesia begitu juga ke dinas ketenaga kerjaan dan perindustrian

dilakukan pelaporan perenam bulan atau setiap ada penambahan karyawan

atau staff yang masuk ke PT. Huady Nickel Alloy Indonesia pasti akan

dilaporkan ke dinas ketenaga kerjaan dan perindustrian.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat

disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Disampaikan kepada dinas ketenaga kerjaan dan perindustrian agar tetap

mengawasi kegiatan PT. Huady Nickel Alloy Indonesia agar berjalan

dengan semestinya tanpa menimbulkan dampak yang tidak diinginkan

terutama dampak bagi masyarakat yang tinggal didaerah sekitar PT.

Huady Nickel Alloy Indonesia.

Page 76: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

63

2. Disampaikan kepada dinas lingkungan hidup agar selalu melakukan

pemantauan ke PT. Huady Nickel Alloy Indonesia terutama mengenai

masalah limbah dan dampaknya yang terjadi disekitar pemukiman warga

dari hasil pembuangan dari PT. Huady Nickel Alloy Indonesia yang

selama ini dikeluhkan oleh masyarakat sekitar karna belum mendapatkan

penangan yang serius oleh pemerintah setempat dan PT. Huady Nickel

Alloy Indonesia.

3. Disampaikan kepada PT. Huady Nickel Alloy Indonesia agar

memperhatikan atau mengelolah limbah dengan baik sehingga tidak

berdampak kepemukiman warga yang sangat menganggu disekitar

pemukiman dan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat

sekitar, begitupula ganti rugi yang di janjikan agar segerah diberikan

kepada masyarakat.

Page 77: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

64

DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chafid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip

dasar dalam pembangunan,Liberty,Ygyakarta.

Farid Ali,2001 Teori dan konsep Administrasi, dari pemikiran paradigmatic

menuju redefensi, Raja grafindo Persada Jakarta

G.R.Terry dan Rule,L.W.2003 “ Dasar-dasar manajemen”Terjemahan

Ticoula G.A. Bumi Aksara. Jakarta

Gerrytri.blogspot.com/2013/06/teknik-pengambilan-sampel

dalam.html?m=1(diakses Pada tanggal 26 September 2018). Kamaria

Sunayan, 2014. Koordinasi Pemerintah Daerah Dalam

Pemberdayaan Petani Garam Beryodium di Kabupaten Nagekeo

Provinsi NTT, Makassar

Kementerian Koordinator BPMP, dkk. 2015. Koordinasi Pengelolaan

Program Jaminan Sosial, Jakarta : TB Racmat Sentika.

Keputusan Meneg LH No.2 Tahun 2000 tentang panduan penilaian

dokumen Amdal.

Libreti Thoha, Mifta. 2003a.Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi

Negara (cetakan kedelapan). Jakarta : Raja Grafindo Persada

Manullang, 2001.Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Ghalia Indonesia

(GI)

Ndara,Thaliziduhu. 2011. Kybernologi.Yogyakarta: Gajah Mada University

Press. Rineka Cipta.

Peraturan Daerah No.2 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilaya

Kabupaten Bantaeng.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun 1999 tentang

AMDAL.

Rukmanyanti Indra, 2014. Koordinasi Pemerintah Daerah Dengan

Lembaga Perlindungan Anak Yajalindo Dalam Perlindungan Anak di

Kelurahan Lamalaka Kabupaten Bantaeng, Makassar.

Soemarwoto, otto, 1994. Ekolgi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Djambatan.

Page 78: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

65

Soewarno Handyaningrat, Adminsitrasi Pemerintah Dalam Pembangunan

Nasional,(Jakarta : PT Gunung Agung, 2002), hlm. 117

Solihin, Ismail. 2009. Pengantar manajemen. Jakarta: penerbit

ERLANGGA.

Sri sulasmini, dalam daulay (2015)

Tri Gerry, 2013. Teknik Pengambilan Sampel dalam Metodologi Penelitian.

Usman, Husaini, 2013. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan

Edisi 4.

Wursanto, Ignasius. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta:

Andi.

Yohanes, Yahya. 2006. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

INTERNET:

http://makassar-tribunnews-

com.cdn.ampproject.org/v/s/makassar.tribunnews.cm/amp/2018/09/03

/ujicoba-prduksi-smelter-bantaeng-dikeluhkan-warga-bgini-

curhatannya.

http://www.rakyatsulsel.co/2019/09/18/penanganan-limbah-buruk-

masyarakat-sekitar-smelter-dibayangi-kematian.

http://www.publikasinline.id/derita-masyarakat-nikmati-debu-dan-

kebisingan-pabrik-smelter-nikel-bantaeng/

Page 79: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 80: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

67

UNDANG-UNDANG AMDAL

1) Secara formal Analisi Dampak Lingkungan (ADL) berasal dari Undang-

Undang National Environmenal Act (NEPA) 1969 di Amerika Serikat

dalam Undang-Undang ini ADL dimaksud sebagai suatu alat untuk

merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang

mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang

direncanakan . Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau

Environmental Impact Analysis (EIA) adalah hasil studi mengenai dampak

penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan

hidup. Menurut Fola S. Ebisemiju (1993) AMDAL muncul sebagai jawaban

atas keprihatinan tentang dampak negative dari kegiatan manusia,

khususnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri pada tahun

1960-an. Sejak itu AMDAL telah menjadi suatu alat utama untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan

selalu melekat pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Pada dasarnya

AMDAL merupakan keseluruhan dokumen studi kelayakan lingkungan

yang terdiri dari Kerangka Acuan (KA), Analisi Dampak Lingkungan

(ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL). Dari pengertian tersebut, Analisis Dampak

Lingkungan (ANDAL) hanya merupakan salah satu dokumentasi dari

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Page 81: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

68

2) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup , disebut bahwa lingkungan hidup kesatuan ruang dengan semua

benda , daya, keadaan, dan makhluk hidup, termaksud manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejateraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dari rumasan ini jelas

bahwa, Undang-Undang tersebut secara eksplisit memeperhatikan

lingkungan sosial.

3) Peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1999 tentang analisis mengenai

dampak lingkungan.

4) Keputusan kepala bapedal nomor 56 tahun 1994 tentang pedoman mengenai

ukuran dampak penting.

5) Keputusan kepala bapedal nomor kep-299/11/1996 tentang pedoman teknis

kajian aspek sosial dalam penyusunan analisis mengenai dampak

lingkungan

6) Keputusan kepala bapedal nmor kep-30/bapedal/05/1997 tentang organisasi

dan tata kerja komite akreditasi badan pengendalian dampak lingkungan

7) Keputusan kepala bapedal nomor kep-124/2/1997 tentang panduan kajian

aspek kesahatan masyarakat dalam penyusunan analisis mengenai dampak

lingkungan

8) Surat edaran MENLH nomor B-1234/MENLH/08/1999 tentang kegiatan

wajib UKL dan UPL

Page 82: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

69

9) Keputusan MENLH nmor 054 tahun 2000 tentang panduan penyusunan

AMDAL kegiatan pemukiman terpadu

10) Undang-undang republik indonesia no. 23 tahun 1995 (UUPLH) tntang

pengelolaan lingkungan hidup: Ayat (1) setiap rencana usaha dan/atau

kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting

terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak

lingkungan hidup (AMDAL). Ayat (2) ketentuan tentang rencana usaha

dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap

lingkungan hidup, sebagaimana di maksud pada ayat (1), serta tata cara

penyusunan dan penilitian AMDAL, ditetapkan dengan peraturan

pemerintah (PP)

Page 83: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

70

Page 84: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

71

Page 85: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

72

Page 86: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

73

DOKUMENTASI

Wawancara bersama Bapak Kepala Dinas Ketenaga Kerjaan dan Perindustrian

Kabupaten Bantaeng, 26 Agustus 2019.

Wawancara bersama Kepala Bidang Industri Aneka Kabupaten Bantaeng, 26

Agustus 2019.

Page 87: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

74

Wawancara bersama Kepala Bidang Hubungan Industri dan Syarat Kerja

Kabupaten Bantaeng, 28 Agustus 2019.

Wawancara bersama Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan

Kabupaten Bantaeng, 02 September 2019.

Page 88: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

75

Wawancara bersama Kepala Seksi Pemantauan dan Dampak Lingkungan

Kabupaten Bantaeng, 02 September 2019.

Wawancara bersama Kepala Seksi Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan

Kabupaten Bantaeng, 02 September 2019.

Page 89: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

76

Wawancara bersama Penanggung jawab dan Pengelolah PT. HUADI, 05

September 2019.

Struktur Organisasi Perangkat Daerah Dinas Tenaga Kerja Dan Perindustrian

Kabupaten Bantaeng.

Page 90: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

77

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng

Page 91: KOORDINASI ANTAR SEKTOR DALAM …...Dalam proses Amdal ada beberapa pihak yang terlibat seperti Komisi Penilai Amdal dam Tim Teknis, pemrakarsa ataupun investor serta masyarakat yang

78

RIWAYAT HIDUP

Arnis M. Natsir, Lahir pada tanggal 18 Mei 1997 , Anak

pertama dari pasangan suami istri Muh. Natsir dan St.

Arfah Cahyani, Penulis menempuh pendidikan di SD

Impres Mandai dan selesai pada tahun 2008, penulis

melanjutkan pendidikan di SMP 09 MAKASSAR dan selesai pada tahun

2011, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Kejuruan di SMK Salewangang Maros dan selesai pada tahun

2014. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi di

Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi Ilmu Administrasi

Negara, dan penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara (HUMANIERA) dan pernah menjabat sebagai Ketua

Bidang Pemberdayaan Perempuan periode 2018-2019 hingga sekarang

menjabat sebagai Sekretaris Dewan Penasehat Humaniera (DPH). Peneliti

sangat bersyukur, karna telah diberikan kesempatan untuk menambah

ilmu pengetahuan yang nantinya dapat diamalkan dan memberikan

manfaat.