Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

36
Terjemahan Resmi ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO) KERANGKA KERJA KONVENSI TENTANG PENGENDALIAN TEMBAKAU (Framework Convention on Tobacco Control)

Transcript of Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Page 1: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

ORGANISASI KESEHATAN DUNIA (WHO)

KERANGKA KERJA KONVENSI TENTANG

PENGENDALIAN TEMBAKAU

(Framework Convention on Tobacco Control)

Page 2: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

1

WHA 56.1

KERANGKA KERJA KONVENSI WHO TENTANG PENGENDALIAN TEMBAKAU (FCTC)

Dalam SIDANG KESEHATAN DUNIA (WORLD HEALTH ASSEMBLY) KE 56

Pembukaan

Kepada Para Negara Anggota,

Menetapkan untuk memberikan prioritas terhadap hak mereka untuk

menjaga kesehatan masyarakat,

Mengakui bahwa meluasnya epidemik tembakau merupakan masalah

global dengan konsekuensi serius terhadap kesehatan masyarakat yang

meminta kerjasama internasional seluas-luasnya dan partisipasi seluruh negara

melalui tindakan efektif, tepat dan menyeluruh secara internasional.

Mencerminkan kepedulian masyarakat internasional mengenai kesehatan

seluruh dunia, konsekuensi sosial, ekonomi dan lingkungan berkaitan dengan

konsumsi tembakau dan paparan asap rokok.

Secara sungguh-sungguh peduli terhadap peningkatan konsumsi dan

produksi rokok dan lain-lain produk tembakau di seluruh dunia, terutama di

negara-negara berkembang, seperti halnya beban negara-negara tersebut

berkaitan dengan keluarga, kemiskinan, dan sistem kesehatan nasional.

Mengakui bahwa bukti-bukti penelitian telah disajikan yang menyatakan

bahwa konsumsi tembakau dan pengaruh asap rokok dapat menyebabkan

kematian, penyakit dan kecacatan, dan bahwa ada jangka waktu antara

pengaruh merokok dan penggunaan produk tembakau dengan timbulnya

penyakit berkaitan dengan tembakau.

Mengakui juga bahwa rokok dan produk-produk lain yang mengandung

tembakau telah diramu secara canggih untuk menimbulkan ketergantungan, dan

banyak komponen yang dikandungnya serta asap yang dihasilkan secara

farmakologis aktif, mengandung racun, mutagenik dan beresiko kanker, dan

ketergantungan terhadap tembakau secara terpisah digolongkan sebagai

kelainan dalam klasifikasi penyakit secara internasional.

Page 3: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

2

Mengetahui bahwa terdapat bukti penelitian yang jelas pengaruh asap

rokok pada bayi dalam kandungan dapat mempengaruhi kesehatan dan

petumbuhannya.

Kepedulian yang mendalam mengenai eskalasi merokok dan konsumsi

tembakau dalam bentuk lain oleh anak-anak dan remaja di seluruh dunia,

terutama merokok pada usia muda cenderung meningkat.

Tergugah dengan meningkatnya angka merokok dan konsumsi tembakau

dalam bentuk lain oleh kaum perempuan dan remaja putri dan sepakat akan

perlunya partisipasi penuh perempuan di berbagai tingkatan pembuatan

kebijakan dan penerapannya serta perlunya strategi pengendalian tembakau

khusus jender.

Kepedulian yang mendalam terhadap tingginya tingkat merokok dan

konsumsi tembakau bentuk lain oleh masyarakat.

Secara sungguh-sungguh peduli terhadap dampak berbagai bentuk iklan,

promosi dan sponsor yang ditujukan untuk mendorong penggunaan produk-

produk tembakau.

Mengakui upaya bersama diperlukan untuk menghapus seluruh bentuk

perdagangan rokok dan produk tembakau, termasuk penyelundupan,

pengolahan dan pemalsuan.

Mengetahui bahwa pengendalian tembakau di berbagai tingkatan dan

terutama di negara-negara berkembang dan negara-negara dalam transisi

ekonomi memerlukan sumberdaya uang dari teknis berkaitan dengan kebutuhan

masa kini dan yang akan datang untuk kegiatan pengendalian tembakau.

Mengakui kebutuhan untuk mengembangkan mekanisme yang tepat

untuk mencapai implikasi sosial dan ekonomi jangka panjang dan keberhasilan

strategi pengurangan permintaan akan tembakau.

Memikirkan kesulitan sosial dan ekonomi bahwa program pengendalian

tembakau dapat menghambat dalam, jangka menengah dan panjang di negara-

negara berkembang dan negara-negara dalam masa transisi ekonomi, dan

mengakui kebutuhan mereka akan bantuan teknis dan keuangan dalam lingkup

strategi nasional yang dikembangkan untuk pembangunan berkelanjutan.

Page 4: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

3

Menyadari pekerjaan yang berharga sedang dilaksanakan oleh berbagai

negara berkaitan dengan pengendalian tembakau dan menghargai

kepemimpinan WHO juga upaya dari organisasi-organisasi dan badan-badan

PBB dan organisasi antar pemerintah regional dan internasional di dalam

mengembangkan pengukuran berkaitan dengan pengendalian tembakau.

Menekankan kontribusi khusus organisasi-organisasi non pemerintah dan

anggota masyarakat sipil yang tidak berafiliasi dengan industri tembakau,

termasuk badan-badan professional kesehatan, kaum perempuan, pemuda,

lingkungan dan kelompok konsumen, dan lembaga-lembaga akademi dan

layanan kesehatan, dalam upaya pengendalian tembakau secara nasional dan

internasional dan sangat pentingnya partisipasi mereka di dalam upaya

pengendalian tembakau secara nasional dan internasional.

Mengakui perlunya kewaspadaan terhadap setiap upaya oleh industri

tembakau untuk meremehkan atau menentang upaya pengendalian tembakau

dan perlunya diinformasikan mengenai kegiatan industri tembakau yang

mempunyai dampak negatif terhadap upaya pengendalian tembakau.

Mengingat Pasal 12 International Covenant on Economic, Social and

Cultural Rights, yang diberlakukan oleh United Nations General Assembly pada

tanggal 16 Desember 1966, yang menyatakan bahwa adalah merupakan hak

setiap orang untuk merasakan kenikmatan yang setinggi-tingginya kesehatan

fisik dan mental.

Mengingat juga pada pembukaan UU WHO, yang menyatakan bahwa

kenikmatan mencapai standar kesehatan tertinggi adalah hak bagi setiap

manusia tanpa membedakan ras, agama, keyakinan politik, kondisi ekonomi dan

sosial.

Ditetapkan untuk mempromosikan ukuran-ukuran pengendalian

tembakau berdasarkan pertimbangan ilmu pengetahuan, teknis dan ekonomis

yang berlaku dan relevan.

Mengingat bahwa Konvensi atas Penghapusan Seluruh Bentuk

Diskriminasi terhadap Perempuan, yang diberlakukan oleh United National

General Assembly pada tangggal 18 Desember 1979, memberikan negara-

negara terkait pada Konvensi terebut harus mengambil pengukuran yang tepat

Page 5: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

4

untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dalam bidang layanan

kesehatan.

Mengingat lebih lanjut bahwa Konvensi mengenai Hak-Hak Anak yang

diberlakukan oleh United Nations General Assembly pada tanggal 20 November

1989, menyatakan bahwa negara-negara terkait dengan Konvensi tersebut

mengakui hak-hak anak untuk mencapai kesehatan dengan standar tertinggi.

BAGIAN I: PENDAHULUAN

Pasal 1

Penggunaan Istilah

Untuk tujuan Konvensi:

(a) "illicit trade" artinya setiap praktek atau perilaku yang dilarang/tidak sah

menurut UU yang berkaitan dengan produksi, pengiriman, penerimaan,

pemilikan, distribusi, penyimpanan atau pembelian termasuk setiap praktek atau

perilaku untuk memfasilitasi kegiatan tersebut;

(b) "regional economic integration organization" artinya suatu organisasi yang

terdiri dari beberapa Negara Anggota, yang mana Negara-Negara Anggota

tersebut telah melakukan alih kompentensi meliputi serangkaian hal, termasuk

wewenang untuk mengambil keputusan yang mengikat Negara-Negara Anggota

untuk mentaatinya.

(c) "tobacco advertising and promotion" artinya setiap bentuk komunikasi

komersial, rekomendasi atau tindakan dengan tujuan, mempengaruhi melalui

promosi produk tembakau atau penggunaan tembakau baik langsung maupun

tidak langsung.

(d) "tobacco control" artinya serangkaian strategi pasokan, permintaan dan

pengurangan yang ditujukan untuk memperbaiki kesehatan penduduk melalui

penghapusan atau pengurangan konsumsi produk tembakau dan pengaruh

asap rokok.

(e) "tobacco industry" artinya perusahaan penghasil rokok, distributor besar

dan pengimpor produk tembakau.

Page 6: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

5

(f) "tobacco products" artinya produk yang secara keseluruhan atau

sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan baku yang diproduksi

untuk dihisap, dikunyah, dihirup.

(g) "tobacco sponsorship" artinya bentuk kontribusi terhadap suatu acara,

kegiatan atau individual dengan tujuan, mempengaruhi melalui promosi produk

tembakau atau penggunaan tembakau baik langsung maupun tidak langsung.

Pasal 2

Hubungan antara Konvensi dan Perjanjian atau perangkat hukum lainnya

1. Dalam rangka lebih baik lagi menjaga kesehatan manusia, Negara

anggota terdorong untuk menerapkan ukuran-ukuran diluar ketentuan Konvensi

dan aturan mainnya, dan dari perangkat tersebut tidak ada yang mencegah

suatu Negara anggota untuk mengenakan persyaratan yang lebih ketat dan

konsisten serta terkait dengan UU internasional.

2. Konvensi dan protokolernya harus dapat mempengaruhi hak tiap Negara

anggota untuk melakukan perjanjian bilateral atau multilateral, termasuk

perjanjian regional dan subregional, terhadap isu relevan atau Merupakan

tambahan bagi Konvensi dan protokolernya, misalnya perjanjian tersebut

dianggap sesuai dengan kewajiban mereka di bawah Konvensi dan

protokolernya. Negara anggota yang terkait dapat mengkomunikasikan

perjanjian semacam itu pada Konperensi Negara anggota melalui Sekretariat.

BAGIAN II: TUJUAN, PEDOMAN PRINSIP DAN KEWAJIBAN UMUM

Pasal 3

Tujuan

Tujuan Konvensi dan protokolernya adalah menjaga generasi masa kini

dan generasi mendatang agar tidak menanggung konsekuensi kesehatan,

sosial, lingkungan dan ekonomi dari konsumsi tembakau dan pengaruh asap

rokok melalui penyediaan sebuah kerangka untuk pengukuran pengendalian

tembakau yang akan diterapkan oleh Negara anggota pada tingkat nasional,

regional dan internasional agar mengurangi prevalensi penggunaan tembakau

dan pengaruh asap rokok secara berkesinambungan dan mendasar.

Page 7: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

6

Pasal 4

Pedoman prinsip

Untuk mencapai tujuan Konvensi dan protokolernya dan untuk

menerapkan peraturan-peraturannya, Negara Anggota harus diarahkan, melalui

prinsip-prinsip di bawah ini:

1. Setiap orang harus diinformasikan mengenai konsekuensi kesehatan,

sifat ketagihan dan ancaman kematian yang diakibatkan oleh konsumsi

tembakau dan pengaruh asap rokok dan peraturan perundang-undangan,

pelaksanaan dan admistrasi yang efektif atau tindakan lainnya harus dipikirkan

dahulu pada tingkat pemerintah yang terkait untuk menjaga masyarakat dari

pengaruh asap rokok.

2. Komitmen politis yang kuat diperlukan untuk mengembangkan dan

mendukung pada tingkat nasional, regional dan international, pengukuran

multisektoral yang menyeluruh, dan tanggapan-tanggapan yang terkoordinasi,

dilakukan pertimbangan:

(a) perlunya melakukan tindakan untuk menjaga semua orang dari

pengaruh asap tembakau;

(b) perlunya melakukan tindakan untuk mencegah inisiasi, untuk,

mempromosikan dan mendukung penghentian, dan untuk menurunkan

konsumsi produk tembakau dalam segala bentuk.

(c) perlunya melakukan tindakan untuk mempromosikan partisipasi

perorangan dan masyarakat lokal dalam pengembangan, penerapan, dan

evaluasi program pengendalian tembakau yang secara sosial dan budaya

sesuai dengan kebutuhan.dan perspektif; dan

(d) perlunya melakukan tindakan untuk menyampaikan resiko khusus

jender pada saat mengembangkan strategi pengendaliap tembakau.

3. Kerjasama internasional, khususnya alih teknologi, pengetahuan dan

bantuan keuangan dan penyediaan tenaga ahli terkait, untuk menyusun dan

menerapkan program pengendalian tembakau yang efektif, perlu

dipertimbangkan budaya setempat, seperi juga faktor sosial, ekonomi, politik,

dan hukum merupakan bagian penting dari Konvensi.

Page 8: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

7

4. Tindakan dan tanggapan multisektoral menyeluruh untuk menurunkan

konsumsi produk tembakau di tingkat nasional, regional dan internasional

sangat penting untuk mencegah, berkaitan dengan prinsip kesehatan

masyarakat, timbulnya penyakit, kecacatan dan kematian dini, akibat

mengkonsumsi produk tembakau dan pengaruh asap tembakau.

5. Masalah berkaitan dengan kewajiban, seperti ditetapkan oleh Negara

Anggota dalam yurisdiksinya, merupakan bagian penting dari pengendalian

tembakau secara menyeluruh.

6. Pentingnya bantuan teknis dan keuangan untuk membantu transisi

ekonomi para petani dan pekerja di ladang tembakau yang penghidupannya

akan sangat terpengaruh sebagai konsekuensi dari program pengendalian

tembakau di negara-negara berkembang terkait, juga negara-negara dengan

perekonomian dalam transisi, harus diakui dan disampaikan dalam .lingkup

strategi yang dikembangkan secara nasional untuk pembangunan

berkesinambungan.

7. Partisipasi masyarakat sipil sangat penting di dalam mencapai tujuan

Konvensi dan protokolnya.

Pasal 5

Kewajiban Umum

1. Setiap Negara Anggota harus mengembangkan, menerapkan, secara

berkala memperbaharui dan meninjau strategi-strategi, rencana dan program

pengendalian tembakau nasional multisektoral menyeluruh berkaitan dengan

Konvensi dan protokolnya

2. Terhadap tujuan tersebut, setiap Negara Anggota, berkaitan dengan

kapabilitasnya:

(a) menciptakan atau mendorong dan membelanjai sebuah

mekanisme koordinasi nasional atau hal-hal penting untuk pengendalian

tembakau; dan

(b) memberlakukan dan menerapkan peraturan, pelaksanaan,

administrasi yang efektif dan/atau tindakan dan kerja sama lain yang

Page 9: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

8

sesuai dengan Negara anggota lain di dalam mengembangkan kebijakan

yang tepat untuk pencegahan dan pengurangan konsumsi tembakau,

ketagihan nikotin dan pengaruh asap tembakau.

3. Di dalam menciptakan dan menerapkan kebijakan kesehatan masyarakat

berkaitan dengan pengendalian, tembakau, Negara Anggota harus bertindak

untuk menjaga kebijakan mereka dari komersialisasi dan kepentingan pribadi

industri tembakau berkaitan dengan UU nasional.

4. Negara Anggota harus bekerja sama di dalam memformulasikan

tindakan, prosedur dan pedoman untuk penerapan Konvensi dan protokolernya

dimana mereka merupakan Negara Anggota.

5. Negara Anggota harus bekerjasama, dengan organisasi-organisasi antar

pemerintah di tingkat regional dan internasional dan badan-badan lain untuk

mencapai tujuan Konvensi dan protokolernya di dalam mana mereka sebagai

Negara Anggota.

6. Negara Anggota harus, dengan cara dan sumberdaya yang ada,

bekerjasama untuk memperoleh sumberdaya uang untuk penerapan Konvensi

yang efektif melalui mekanisme pendanaan bilateral atau multilaeral.

BAGIAN III: TINDAKAN BERKAITAN DENGAN PENGURANGAN

PERMINTAAN UNTUK TEMBAKAU

Pasal 6

Tindakan terhadap harga dan cukai untuk mengurangi permintaan untuk

Tembakau

1. Negara anggota mengakui bahwa tindakan terhadap harga dan cukai

merupakan cara yang efektif dan penting untuk mengurangi konsumsi tembakau

melalui berbagai segmen kependudukan, terutama para pemuda.

2. Tanpa prasangka terhadap hak Negara Anggota untuk menentukan dan

menetapkan kebijakan perpajakannya sendiri, setiap Negara anggota harus

memperhitungkan tujuan kesehatan nasionalnya berkaitan dengan

pengendalian tembakau dan memberlakukan atau memelihara sebagaimana

mestinya, tindakan-tindakan yang mungkin menyangkut:

Page 10: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

9

(a) menerapkan kebijakan perpajakan dan bila perlu, kebijakan harga

produk tembakau sehingga untuk memberikan kontribusi terhadap tujuan

kesehatan yang dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi tembakau;

dan

(b) melarang atau membatasi penjualan kepada dan/atau impor oleh

para pelaku perjalanan internasional produk-produk tembakau di toko-

toko bebas bea/pajak.

3. Negara anggota dapat mencantumkan tingkat pajak untuk produk-produk

tembakau dan kecenderungan konsumsi tembakau di dalam laporan berkala

kepada Konperensi Negara anggota, berkaitan dengan Pasal 21.

Pasal 7

Tlndakan-tindakan di luar harga untuk mengurangi permintaan terhadap

Tembakau

Negara anggota mengakui bahwa tindakan-tindakan non harga yang

menyeluruh merupakan cara yang efektif dan penting untuk mengurangi

konsumsi tembakau. Setiap Negara Anggota harus memberlakukan dan

menerapkan tindakan legislatif, eksekutif, administratif dan tindakan lainnya

yang penting untuk menerapkan kewajibannya berkaitan dengan. Pasal 8 dan 3

dan harus bekerjasama satu sama lain secara langsung atau melalui badan-

badan internasional dengan meninjau penerapannya. Konperensi Negara

Anggota harus diajukan sesuai dengan pedoman yang tepat untuk penerapan

aturan yang ada dalam pasal-pasal tersebut.

Pasal 8

Proteksi terhadap pengaruh asap rokok

1. Negara anggota mengakui bukti penelitian telah menunjukkan bahwa

pengaruh asap rokok dapat mengakibatkan kematian, penyakit dan kecacatan.

2. Tiap Negara Anggota harus memberlakukan dan menerapkan di wilayah

hukum negara masing-masing seperti yang ditetapkan oleh hukum negara

tersebut dan secara aktif diperkenalkan pada tingkat yurisdiksi lain

pemberlakuan dan penerapan upaya legislatif, eksekutif, administratif dan lain-

lain secara efektif, untuk memberikan proteksi dari pengaruh asap rokok di

Page 11: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

10

tempat kerja, angkutan umum, tempat-tempat umum tertutup dan di tempat-

tempat lain.

Pasal 9

Peraturan mengenai kandungan produk produk tembakau

Konperensi Negara Anggota, di dalam konsultasi dengan badan-badan

internasional yang berkepentingan, harus mengajukan pedoman untuk menguji

dan dan mengukur kandungan dan emisi produk-produk tembakau, dan untuk

peraturan mengenai kandungan dan emisi. Setiap Negara Anggota harus, bila

telah disetujui oleh lembaga yang berwenang, memberlakukan dan menerapkan

tindakan legislatif, eksekutif dan administratif atau tindakan lain seperti menguji

dan mengukur, dan untuk peraturan semacam itu.

Pasal 10

Peraturan mengenai pemberian informasi ttg produk tembakau

Setiap Negara anggota harus, dalam kaitannya dengan UU nasional,

memberlakukan dan menerapkan legislatif, eksekutif, administratif secara efektif

atau tindakan lain yang disyaratkan oleh pemerintah kepada penghasil dan

pengimpor produk-produk tembakau agar membuka informasi kepada

pemerintah mengenai kandungan dan emisi produk-produk tembakau. Setiap

Negara anggota harus memberlakukan dan menerapkan tindakan-tindakan

efektif dalam hal penyebaran informasi mengenai konstituen beracunnya

produk-produk tembakau yang mereka produksi dan emisinya.

Pasal 11

Pengemasan dan pelabelan produk-produk tembakau

1. Setiap Negara anggota harus, dalam kurun waktu 3 tahun setelah

beriakunya Konvensi tersebut, memberlakukan dan menerapkan, berkaitan

dengan peraturan nasional, tindakan-tindakan secara efektif untuk memastikan

bahwa:

(a) pengemasan dan pelabelan produk tembakau tidak

mempromosikan produk tembakau dengan cara yang salah,

menyalahgunakan, menyesatkan atau menciptakan kesan yang salah

mengenai karakteristik, pengaruh kesehatan, berbahaya atau emisi,

termasuk tiap perkataan, uraian, cap, gambar, atau tanda yang secara

Page 12: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

11

langsung atau tidak langsung menciptakan kesan yang salah bahwa

produk tembakau tertentu kurang berbahaya dibanding produk tembakau

yang lain. Dalam hal ini bisa termasuk pemyataan: "kadar ter rendah",

"ringan", "super ringan", atau "lembut"; dan

(b) tiap pak atau paket produk tembakau dan pengemasan dan

pelabelan di luar dari produk-produk semacam itu juga menyertakan

peringatan kesehatan yang menguraikan tentang pengaruh buruk

konsumsi tembakau, dan dapat memasukkan pesan-pesan yang tepat

lainnya. Peringatan dan pesan-pesan tersebut adalah:

(i) harus disetujui oleh lembaga pemerintah yang berwenang,

(ii) harus dirotasi,

(iii) harus besar, jelas, kelihatan dan meyakinkan,

(iv) harus meliputi 50% atau lebih dari ruang utama peraga, dan

tidak boleh kurang 30%,

(v) mungkin hanya dalam bentuk gambar atau bisa

memasukkan gambar.

2. Setiap pak dan paket produk tembakau dan pengemasan serta pelabelan

di luar harus, sebagai tambahan terhadap peringatan khusus pada paragraf 1(b)

dari pasal tersebut, mengandung informasi mengenai konstituen yang terkait

dan emisi tembakau seperti dirumuskan oleh lembaga nasional yang

berwenang.

3. Setiap Negara Anggota harus mensyaratkan bahwa peringatan dan

informasi tekstual khusus dalam paragraf 1(b) dan paragraf 2 dari pasal terebut

akan muncul pada tiap unit pak atau paket produk-produk tembakau dan setiap

pengemasan serta pelabelan dari produk-produk semacam itu menggunakan

bahasa/bahasa-bahasa yang berlaku umum.

4. Untuk tujuan pasal tersebut, kata "pengemasan dan pelabelan di luar"

yang terkait dengan produk-produk tembakau berlaku untuk pengemasan dan

pelabelan di tingkat penjualan eceran.

Page 13: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

12

Pasal 12

Pendidikan, komunikasi, pelatihan dan penyadaran masyarakat

Tiap Negara Anggota harus mempromosikan dan memperkuat kesadaran

masyarakat berkenaan dengan isu pengendalian tembakau, menggunakan alat

komunikasi yang ada, sesuai kebutuhan. Tujuannya, tiap Negara anggota harus

memberlakukan dan menerapkan legislatif, eksekutif, administratif secara efektif

atau tindakan lain untuk dipromosikan:

(a) akses luas menuju program-program pendidikan komprehensif dan

penyadaran masyarakat mengenai resiko kesehatan termasuk karateristik

ketergantungan dalam konsumsi tembakau dan pengaruh asap rokok;

(b) penyadaran masyarakat mengenai resiko kesehatan akibat

konsumsi tembakau dan pengaruh asap rokok, dan mengenai manfaat

berhenti menggunakan tembakau dan gaya hidup bebas tembakau

seperti dijelaskan dalam Pasal 14.2;

(c) akses masyarakat, berkaitan dengan UU nasional, terhadap

berbagai informasi mengenai industri tembakau dianggap relevan

terhadap tujuan dari Konvensi tersebut;

(d) pelatihan yang tepat dan efektif atau program sensitisasi dan

penyadaran mengenai pengendalian tembakau yang ditujukan kepada

orang-orang seperti petugas kesehatan, pekerja masyarakat, pekerja

sosial, media, profesonal, pendidik, pengambil keputusan, administrator

dan orang-orang yang peduli;

(e) penyadaran dan partisipasi masyarakat luas dan lembaga-lembaga

swasta dan LSM yang tidak bekerja sama dengan industri tembakau di

dalam mengembangkan dan menerapkan program-program dan strategi-

strategi lintas sektoral untuk pengendalian tembakau; dan

(f) penyadaran masyarakat mengenai dan akses informasi kesehatan,

ekonomi dan konsekuensi lingkungan produksi dan konsumsi tembakau.

Page 14: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

13

Pasal 13

Iklan, promosi dan sponsorship tembakau

1. Negara Anggota menyadari bahwa pelarangan iklan, promosi dan

sponsorship akan mengurangi konsumsi tembakau.

2. Tiap Negara Anggota harus, berkaitan dengan konstitusi atau prinsip

perundangan, melakukan pelarangan terhadap penayangan iklan, promosi dan

sponsorship tembakau. Dalam hal ini termasuk, berkenaan dengan lingkungan

hukum dan perangkat teknis yang berlaku bagi Negara anggota terkait,

pelarangan bersifat komprehensif terhadap iklan, promosi dan sponsorship yang

berasal dari wilayah asal ke wilayah lain. Dalam hal ini, dalam kurun waktu 5

tahun setelah berlakunya Konvensi terhadap Negara anggota terkait, Setiap

Negara anggota harus melaksanakan tindakan legislatif, eksekutif, administratif

yang tepat dan/atau tindakan dan laporan yang terkait untuk memenuhi Pasal

21.

3. Suatu Negara Anggota yang tidak siap melaksanakan pelarangan

komprehensif karena konsititusi dan prinsip perundangan harus menerapkan

pembatasan terhadap seluruh iklan, promosi dan sponsorship tembakau. Dalam

hal ini termasuk, berkenaan dengan lingkungan hukum dan perangkat teknis

yang berlaku, pembatasan atau pelarangan secara komprehensif terhadap iklan,

promosi dan sponsorship yang berasal dari wilayah asal dengan pengaruh

sampai keluar wilayah. Dalam hal ini, setiap Negara anggota harus

melaksanakan tindakan legislatif, eksekutif dan administratif dan/atau tindakan-

tindakan lain dan laporan terkait untuk memenuhi Pasal 21.

4. Secara minimum, dan berkenaan dengan prinsip-prinsip konstitusi atau

perudangan, tiap Negara Anggota harus:

(a) melarang seluruh bentuk iklan, promosi dari sponsorship tembakau

yang mempromosikan produk tembakau dengan maksud yang berbeda,

menyesatkan atau bermaksud untuk memberikan kesan yang salah

mengenai karakteristik, pengaruhnya terhadap kesehatan, bahaya atau

emisi;

(b) mensyaratkan bahwa pesan kesehatan atau peringatan menyertai

seluruh iklan temakau, dan juga promosi dan sponsorship;

Page 15: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

14

(c) membatasi penggunaan insentif secara langsung atau tidak

langsung yang mendorong masyarakat untuk membeli produk-produk

tembakau;

(d) mensyaratkan, jika tidak ada pelarangan komprehensif,

pemberitahuan kepada lembaga pemerintah yang berwenang mengenai

pengeluaran uang oleh industri tembakau untuk iklan, promosi dan

sponsorship yang belum dilarang. Lembaga yang berwenang dapat

menetapkan agar angka-angka tersebut tersedia, berkenaan dengan

Undang undang nasional, bagi masyarakat dan Negara anggota, seperti

tercantum di Pasal 21;

(e) melaksanakan pelarangan komprehensif atau, dalam kasus

dimana Negara anggota terkait tidak dalam posisi melaksanakan

pelarangan komprehensif karena undang-undang dan prinsip

perundangan yang berlaku, melakukan pembatasan terhadap iklan,

promosi dan sponsorship tembakau di radio, televisi, media cetak dan

juga media lain seperti Internet dalam kurun waktu 5 tahun; dan

(f) melarang, atau dalam kasus dimana Negara anggota terkait tidak

dalam posisi untuk melarang karena konstitusi atau prinsip perundangan

yang berlaku, membatasi sponsorship tembakau pada acara-acara

internasional, kegiatan dan/atau peserta yang bergabung di dalamnya.

5. Negara Anggota terdorong untuk melakukan tindakan di luar yang

ditetapkan dalam alinea 4.

6. Negara Anggota bekerja sama dalam pengembangan teknologi dan cara-

cara lain yang perlu dilakukan untuk mempermudah pemusnahan iklan-iklan

antar negara.

7. Negara Anggota yang mengadakan pelarangan terhadap beberapa

bentuk iklan, promosi dan sponsorship tembakau mempunyai hak untuk

melarang bentuk-bentuk iklan, promosi dan sponsorship tembakau memasuki

wilayah mereka dari luar batas negara dan mengenakan sanksi yang sama

seperti yang berlaku bagi iklan, promosi dan sponsorship dalam negeri yang

berasal dari wilayah dalam negeri berkenaan dengan undang-negara nasional.

Alinea ini tidak mensahkan atau menyetujui sanksi tertentu.

Page 16: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

15

8. Negara Anggota mempertimbangkan elaborasi protokoler yang

menetapkan tindakan khusus yang memerlukan kerjasama internasional untuk

melakukan pelarangan komprehensif terhadap iklan, promosi, sponsorship

tembakau di luar batas teritorial suatu negara.

Pasal 14

Tindakan pengurangan permintaan berkaitan dengan ketergantungan dan

pembebasan dari tembakau

1 Setiap Negara Anggota harus mengembangkan dan menyebarkan

pedoman tepat, komprehensif dan terpadu berdasarkan bukti-bukti penelitian

dan cara-cara terbaik, mempertimbangkan keadaan dan prioritas nasional, dan

harus mengambil tindakan efektif untuk mempromosikan upaya penghentian

penggunaan tembakau dan pengobatan yang memadai terhadap

ketergantungan pada tembakau.

2. Sampai saat ini, tiap Negara Anggota harus:

(a) merancang dan menerapkan program-program efektif yang

ditujukan untuk mempromosikan penghentian penggunaan tembakau, di

tempat-tempat seperti lembaga-lembaga pendidikan, fasilitas layanan

kesehatan, di lingkungan tempat kerja dan olahraga;

(b) memasukkan diagnosa dan perawatan ketergantungan pada

tembakau dan jasa konseling terhadap upaya penghentian penggunaan

tembakau di dalam program kesehatan dan pendidikan, rencana dan

strategi dengan partisipasi petugas kesehatan, pekerja masyarakat dan

pekerja sosial bila diperlukan;

(c) mendirikan fasilitas layanan kesehatan dan program pusat

rehabilitasi untuk diagnosa, konseling, pencegahan dan perawatan

ketergantungan terhadap tembakau; dan

(d) kolaborasi dengan Negara anggota lain untuk fasilitasi kemudahan

dan keterjangkauan biaya untuk perawatan ketergantungan terhadap

tembakau termasuk produk-produk farmasi sesuai Pasal 22. Produk-

produk dan konstituen mereka bisa termasuk obat-obatan, produk-produk

yang digunakan untuk memberi obat-obatan dan diagnostik bila perlu.

Page 17: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

16

BAGIAN IV: TINDAKAN-TINDAKAN YANG BERKAITAN DENGAN

PENGURANGAN PASOKAN TEMBAKAU

Pasal 15

Perdagangan ilegal produk-produk tembakau

1. Negara Anggota mengakui bahwa eliminasi berbagai bentuk

perdagangan produk-produk tembakau secara tidak sah termasuk

penyelundupan, pengolahan produksi tidak sah dan pemalsuan/peniruan, dan

pengembangan serta penerapan UU nasional yang terkait, sebagai tambahan

terhadap perjanjian subregional, regional dan global, merupakan komponen

pengendalian tembakau yang esensial.

2. Setiap Negara Anggota harus memberlakukan dan menerapkan tindakan

legislatif, eksekutif, administratif atau tindakan lain untuk memastikan bahwa

seluruh unit paket produk-produk tembakau dan pengemasan dan luar diberi

tanda untuk membantu Negara Anggota di dalam menentukan asal produk-

produk tembakau tersebut, dan dalam kaitan denan UU nasional dan perjanjian

bilateral atau, multilateral, membantu Negara Anggota di dalam menentukan titik

diversi dan monitor, arus dokumen dan pengendalian produk-produk tembakau

dan status Iegalnya. Tiap Negara anggota harus:

(a) mensyaratkan bahwa unit kemasan produk-produk tembakau

untuk dijual eceran atau dan jumlah besar yang dijual di pasar dalam

negeri dengan pernyataan: "Penjualan hanya diperbolehkan (disisipkan

nama negara, unit subnasional, regional atau federal)” atau lakukan

penandaan cara lain yang efektif menunjukkan tujuan akhir atau mana

yang membantu lembaga berwenang di dalam menentukan apakah

produk masih secara legal untuk dijual di pasar domestik; dan

(b) pertimbangkan, bila perlu, mengembangkan penelusuran praktis

yang akan mengamankan sistem distribusi dan membantu penyelidikan

perdagangan tidak sah.

3. Tiap Negara Anggota harus mensyaratkan bahwa informasi atau

menandai kemasan khusus di alinea pasal tersebut harus disajikan dalam

bentuk legible dan/atau timbul dalam bahasa utama.

Page 18: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

17

4. Dengan pandangan untuk mengeliminasi perdagangan ilegal untuk

produk-produk tembakau, setiap Negara Anggota harus:

(a) monitor dan mengumpulkan data mengenai perdagangan produk-

produk tembakau yang lewati batas negara, termasuk perdagangan

ilegal, dan pertukaran informasi diantara petugas bea cukai, pajak dan

lembaga-lembaga berwenang lainnya, bila perlu, di dalam kaitan dengan

UU nasional dan perjanjian bilateral dan multilateral yang dapat

diterapkan;

(b) memberlakukan dan memperkuat legislasi dengan sanksi dan

perbaikan yang diperlukan, terhadap perdagangan produk-produk

tembakau, termasuk pemalsuan/peniruan dan perdagangan gelap rokok;

(c) mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa

seluruh perangkat pabrik rokok, rokok tanpa bandrol dan lain-lain produk

tembakau dihancurkan, menggunakan metode ramah lingkungan bila

memungkinkan, atau dibuang terkait dengan UU nasional;

(d) memberlakukan dan menerapkan tindakan-tindakan memonitor,

mendokumentasikan dan mengendalikan penyimpanan dan distribusi

produk-produk tembakau diatur dan pergerakannya dibawah suspensi

pajak atau bea di dalam wilayah yurisdiksinya; dan

(e) melakukan tindakan yang diperlukan agar memungkinkan

penyitaan sebagai akibat perdagangan tidak sah produk-produk

tembakau.

5. Informasi yang dikumpulkan sesuai sub paragraf 4(a) dan 4(d) dari pasal

tersebut harus, bila perlu, diberikan garis besar oleh Negara Anggota dalam

laporan berkala mereka kepada Konperensi Negara anggota, berkaitan dengan

Pasal 21.

6. Negara Anggota harus, bila perlu dan terkait dengan UU nasional,

membangun kerja sama antara lembaga-lembaga nasional, regional dan antar

pemerintah secara internasional untuk menyelidiki, mengadili dan

melaksanakan, dengan maksud untuk memusnahkan perdagangan ilegal

produk-produk tembakau. Penekanan khusus harus diberikan pada kerja di

Page 19: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

18

tingkat regional dan subregional untuk memerangi perdagangan tidak sah

produk-produk tembakau.

7. Tiap Negara anggota harus mengupayakan untuk memberlakukan dan

menerapkan tindakan-tindakan lebih lanjut, untuk mengendalikan dan mengatur

produksi dan distribusi produk-produk tembakau untuk mencegah perdagangan

tidak sah.

Pasal 16

Penjualan kepada dan oleh anak-anak di bawah umur

1. Tiap Negara Anggota harus memberlakukan dan menerapkan tindakan-

tindakan legislatif, eksekutif, administratif atau tindakan lain pada tingkat

pemerintah untuk melarang penjualan produk-roduk tembakau kepada

seseorang dibawah usia yang ditetapkan dalam undangundang domestik,

undang-undang nasional yaitu 18 tahun. Tindakan-tindakan tersebut meliputi:

(a) mensyaratkan bahwa seluruh penjual produk-produk tembakau

menaruh indikator yang jelas dan nampak mengenai larangan penjualan

tembakau kepada anak-anak di bawah umur dan, bila ragu, mintalah

pembeli tembakau memberikan bukti yang diperlukan bahwa ybs udah

mencapai usia yang sah secara hukum;

(b) melarang penjualan produk-produk tembakau dengan cara

penempatan yang bisa secara langsung dicapai, seperti rak-rak di toko;

(c) melarang memproduksi dan menjual kembang gula, makanan

kecil, mainan dan lain-lain obyek dalam bentuk produk-produk tembakau

yang menarik anak-anak di bawah umur; dan

(d) memastkan bahwa mesin-mesin penjual produk tembakau di

bawah yurisdiksinya tidak boleh diakses oleh anak-anak di bawah umur

dan tidak boleh mempromosikan penjualan produk-produk tembakau

kepada anak-anak di bawah umur.

2. Tiap Negara Anggota harus melarang atau menyebarluaskan pelarangan

distribusi produk tembakau gratis kepada masyarakat luas terutama anak-anak

di bawah umur.

Page 20: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

19

3. Tiap Negara Anggota harus mengupayakan untuk melarang penjualan

rokok secara individu atau dalam paket kecil yang meningkatkan daya beli

terhadap produk tersebut oleh anak-anak.

4. Negara Anggota menyadari bahwa untuk meningkatkan efektivitas, upaya

menghindari penjualan produk tembakau harus, bila perlu, diterapkan

bersamaan dengan peraturan lain dalam Konvensi.

5. Ketika menandatangani, meratifikasi, menerima, menyetujui atau

memberiakukan Konvensi atau setiap saat sesudah itu. Negara anggota dapat,

membuat deklarasi tertulis yang mengikat, menunjukkan komitmen untuk

melarang memperkenalkan mesin penjual produk tembakau di dalam wilayah

hukumnya atau, bila perlu, secara total melarang mesin penjual produk

tembakau. Deklarasi yang dibuat berkenaan dengan pasal ini disirkulasikan oleh

Depositary kepada seluruh Negara anggota di Konvensi.

6. Tiap Negara Anggota dapat memberlakukan dan menerapkan tindakan-

tindakan legislatif, eksekutif, administratif yang efektif, termasuk sanksi terhadap

penjual dan distributor, untuk memastikan terpenuhinya kewajiban yang

terkandung di paragraf 1- 5 di pasal tersebut.

7. Tiap Negara Anggota harus, bila perlu, memberlakukan dan menerapkan

tindakan-tindakan legislatif, eksekutif, administratif atau lainnya yang efektif

untuk melarang penjualan produk-produk tembakau oleh seseorang di bawah

umur yang ditetapkan di dalam undang-undang domestik, undang-undang

nasional yaitu 18 tahun.

Pasal 17

Pemberian dukungan terhadap altematif kegiatan yang secara ekonomis viable

Negara Anggota harus, dalam kerjasama satu dengan lainnya dan

organisasi antar pemerintah internasional dan regional, menyebarluaskan, bila

perlu, kepada petani tembakau, pekerja pabrik pengolahan tembakau, bisa juga

penjual perorangan mengenai altematif kegiatan yang secara ekonomis viable.

BAGIAN V: PROTEKSI LINGKUNGAN

Pasal 18

Proteksi lingkungan dan kesehatan manusia

Page 21: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

20

Di dalam menjalankan kewajiban-kewajiban mereka di bawah Konvensi

tersebut, Negara Anggota sepakat untuk mengenakan jatuh tempo berkaitan

dengan proteksi lingkungan dan kesehatan manusia sehubungan dengan

lingkungan berkenaan dengan budi daya tembakau dan pengolahannya di

dalam wilayah terkait.

BAGIAN VI: PERTANYAAN YANG BERKAITAN DENGAN KEWAJIBAN

Pasal 19

Kewajiban

1. Dengan maksud untuk pengendalian tembakau, Negara Anggota harus

mempertimbangkan pengambilan tindakan legislatif atau menyebarluaskan

undang-undang yang sudah ada, bila perlu, untuk menghadapi masalah kriminal

dan sipil, termasuk kompensasi.

2. Negara Anggota bekerjasama satu sama lain untuk bertukar informasi

melalui Konperensi Negara Anggota berkaitan dengan Pasal 21 termasuk:

(a) informasi mengeai pengaruh terhadap kesehatan akibat konsumsi

tembakau dan pengaruh asak rokok berkaitan dengan Pasal 20.3(a); dan

(b) informasi mengenai perundangan dan peraturan dalam

pelaksanaan seperti halnya yurisprudensi.

3. Negara Anggota harus, bila perlu dan sepakat secara bersama, dalam

batas-batas perundangan, kebijakan, praktek hukum dan pengaturan perjanjian

yang dapat diterapkan secara nasional; saling membantu dalam pelaksanaan

hukum berkaitan dengan masalah sipil dan kriminal konsisten dengan Konvensi

tersebut.

4. Konvensi harus tidak boleh mempengaruhi atau membatasi hak-hak

mengakses lembaga hukum Negara Anggota satu sama lain dimana hak-hak

tersebut ada.

5. Konperensi Negara Anggota dapat mempertimbangkan, jika

memungkinkan, pada tahap awal, memperhitungkan pekerjaan yang sedang

dilakukan dalam lingkup internasional, masalah yang berkaitan dengan

Page 22: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

21

kewajiban termasuk pendekatan internasional yang diperlukan terhadap

masalah dan perangkat untuk mendukungnya, sesuai permintaan, Negara

Anggota di dalam kegiatan perundangan dan kegiatan lainnya berkaitan dengan

pasal ini.

BAGIAN VII: KERJASAMA KEILMUAN DAN TEKNIS

SERTA KOMUNIKASI INFORMASI

Pasal 20

Riset, surveilans dan pertukaran informasi

1. Negara Anggota melakukan pengembangan dan promosi riset nasional

dan melakukan koordinasi program riset di tingkat regional dan internasional

dalam bidang pengendalian tembakau. Sampai saat ini, tiap Negara anggota

harus:

(a) memprakarsai dan bekerjasama secara langsung atau melalui,

dengan organisasi-organisasi antar pemerintah internasional yang

kompeten dan badan-badan lain; pelaksanaan asesmen riset dan

keilmuan, dan juga melakukan promosi dan mendorong riset yang

menyampaikan determinan dan konsekuensi konsumsi tembakau dan

pengaruh asap rokok seperti juga riset untuk mengidentifikasi altematif

budi daya tanaman; dan

(b) mempromosikan dan memperkuat, dengan dukungan dari

organisasi-organisasi antar pemerintah regional dan internasional dan

badan-badan lain, melatih dan mendukung mereka yang tergabung

dalam pengendalian tembakau, termasuk riset, penerapan dan evaluasi.

2. Negara Anggota harus membangun program-program untuk surveilans

nasional, regional dan global mengenai keluasan, pola, detrminan dan

konsekuensi konsumsi tembakau dan pengaruh asap rokok. Sampai kini,

Negara Anggota harus berintegrasi dengan program-program surveilans

kesehatan nasional, regional dan global sehingga data dapat diperbandingkan

dan dapat dianalisa pada tingkat regional dan internasional, bila perlu.

3. Negara Anggota mengakui pentingnya bantuan keuangan dan teknis dari

organisasi-organisasi antar negara di tingkat, regional dan internasional dan

badan-badan lain. Setiap Negara anggota harus mengupayakan untuk:

Page 23: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

22

(a) membangun secara progresif sistem nasional untuk surveilans

epidemiologik konsumsi tembakau dengan indikator sosial, ekonomi dan

kesehatan yang terkait;

(b) bekerjasama dengan organisasi-organisasi antar pemerintah

internasional dan regional yang kompeten dan badan-badan lain;

termasuk lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah, dalam

surveilans tembakau regional dan global serta pertukaran informasi

mengenai indikator yang dijelaskan dalam alinea 3 (a) dari pasal ini; dan

(c) bekerjasama dengan WHO di dalam mengembangkan pedoman

atau prosedur untuk menguraikan pengumpulan, analisis, dan

penyebaran data surveilans berkaitan dengan tembakau.

4. Negara Anggota harus, berkenaan dengan undang-undang nasional,

mempromosikan dan memfasilitasi pertukaran informasi keilmuan, teknis,

sosioekonomi, komersial dan hukum yang tersedia secara umum, seperti halnya

informasi mengenai praktek-praktek industri tembakau dan budi daya tembakau,

yang relevan dengan Konvensi tersebut, dan dalam melaksanakan harus

memperhitungkan dan menyampaikan kebutuhan khusus Negara anggota-

Negara Anggota dari negara-negara berkembang dan Negara anggota-Negara

Anggota dalam negara dalam transisi ekonomi. Tiap Negara anggota harus

mengupayakan untuk:

(a) secara progresif menciptakan dan memelihara database mutakhir

hukum dan peraturan mengenai penerapannya, seperti halnya

yurisprudensi, dan bekerjasama di dalam pengembangan program-

program regional dan global pengendalian tembakau;

(b) secara progresif menciptakan dan memelihara data mutakhir dari

program-program surveilans nasional berkaitan dengan alinea 3 (a) dari

pasal tersebut; dan

(c) bekerjasama dengan organisasi-organisai internasional kompeten

untuk secara progresif menciptakan dan memelihara sebuah sistem

global untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi secara berkala

mengenai produksi tembakau, pengolahannya dan kegiatan industri

Page 24: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

23

tembakau yang mempunyai dampak pada Konvensi atau kegiatan

pengendalian tembakau nasional.

5. Negara Anggota harus bekerjasama di dalam organisasi-organisasi antar

pemerintah internasional dan regional dan lembaga-lembaga keuangan dan

pembangunan dimana mereka merupakan anggota, untuk mempromosikan dan

mendorong penyediaan sumberdaya teknis dan keuangan kepada sekretariat

untuk membantu Negara anggota yang berasal dari negara berkembang dan

Negara anggota yang berasal dari negara dalam masa transisi untuk memenuhi

komitmen mereka mengenai riset, surveilans dan pertukaran informasi.

Pasal 21

Pelaporan dan pertukaran informasi

1. Setiap Negara Anggota harus mengajukan kepada Konperensi Negara

Anggota, melalui Sekretariat, laporan berkala mengenai penerapan Konvensi,

yang harus memasukkan hal-hak berikut ini:

(a) informasi tentang tindakan-tindakan legislatif, eksekutif,

administratif atau lainnya yang diambil dalam rangkap menerapkan

Konvensi;

(b) informasi, bila perlu, mengenai hambatan atau penghalang yang

dialami di dalam penerapan Konvensi, dan pada tindakan-tindakan yang

diambil untuk mengatasi penghalang tersebut;

(c) informasi, bila perlu, mengenai bantuan keuangan dan teknis yang

disediakan atau diterima untuk kegiatan pengendalian tembakau;

(d) informasi mengenai surveilans dan riset seperti yang diuraikan

pada Pasal 20; dan

(e) informasi yang diuraikan dalam Pasal 6.3,13.2,13.3, 13.4(d), 15.5

dan 19.2.

2. Frekuensi dan format laporan dari Negara Anggota harus ditentukan oleh

Konperensi Negara Anggota. Setiap Negara anggota harus membuat laporan

awal dalam kurun waktu 2 tahun setelah pemberlakuan Konvensi di negara

terkait.

Page 25: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

24

3. Konperensi Negara Anggota, sesuai Pasal 22 dan 26, harus

mempertimbangkan untuk membantu Negara Anggota-Negara Anggota dari

negara berkembang dan Negara Anggota-Negara Anggota dari negara dalam

masa transisi ekonomi, atas permintaan mereka, di dalam memenuhi kewajiban

di dalam pasal tersebut.

4. Pelaporan dan pertukaran informasi di bawah Konvensi harus menjadi

kewajiban berdasarkan undang-undang nasional mengenai kerahasiaan dan

bersifat pribadi. Negara anggota harus menjaga, seperti disetujui bersama,

setiap informasi rahasia yang dipertukarkan.

Pasal 22

Kerjasama bidang keilmuan, teknis dan hukum dan ketersediaan tenaga ahli

terkait

1. Negara Anggota harus bekerjasama secara langsung atau melalui badan-

badan internasional yang kompeten untuk memperkuat kapasitas mereka untuk

memenuhi kewajiban yang timbul dari Konvensi tersebut, memperhitungkan

kebutuhan Negara Anggota dari negara-negara berkembang dan Negara

Anggota dari negara-negara dalam masa transisi ekonomi. Kerjasama semacam

itu harus meningkatkan aliha keahlian teknis, ilmu pengetahuan dan hukum,

seperti disepakati bersama, menyusun dan memperkuat strategi, rencana dan

program pengendalian tembakau nasional yang bertujuan:

(a) fasilitasi pengembangan, alih dan perolehan teknologi,

pengetahuan, ketrampilan, kapasitas dan keahlian berkaitan dengan

pengendalian tembakau;

(b) ketersediaan tenaga ahli teknis, keilmuan, hukum dan lain-lain

untuk membangun dan memperkuat strategi, rencana dan program

pengendalian tembakau nasional,yang bertujuan pada penerapan

Konvensi melalui:

(i) membantu, berdasarkan permintaan, di dalam

pengembangan fondasi legislatif yang kuat seperti halnya program-

program teknis, termasuk dalam hal pencegahan untuk mulai,

promosi penghentian dan proteksi terhadap pengaruh asap rokok;

Page 26: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

25

(ii) membantu, bila perlu pekerja pabrik tembakau dalam

pengembangan altematif penghidupan yang secara ekonomis dan

hukum viable dan secara ekonomis viable; dan

(iii) membantu, bila perlu, petani tembakau menggeser produksi

pertanian kepada tanaman lain yang secara ekonomis viable.

(c) mendukung program pelatihan atau sensitisasi untuk karyawan

terkait berkenaan dengan Pasal 12;

(d) penyediaan, bila perlu, bahan baku yang diperlukan, peralatan dan

perlengkapan, seperti halnya dukungan logistik, untuk strategi, rencana

dan program pengendalian tembakau;

(e) Identifikasi metode pengendalian tembakau, termasuk perawatan

komprehensif terhadap ketergantungan nikotin; dan

(f) promosi, bila perlu, hasil riset untuk meningkatkan keterjangkauan

perawatankomprehensif terhadap ketergantungan nikotin.

2. Konperensi Negara Anggota harus mempromosikan dan memfasilitasi

alih keahlian teknis, ilmu pengetahuan, dan hukum serta teknologi dengan

dukung keuangan yang aman sesuai Pasal 26.

BAGIAN VIII: PENGATURAN KELEMBAGAAN DAN SUMBERDAYA

KEUANGAN

Pasal 23

Konperensi Negara Anggota

1. Konperensi Negara Anggota dalam hal ini diselenggarakan. Sesi pertama

Konperensi harus diadakan oleh WHO tidak lebih dari satu tahun setelah

pemberlakuan Konvensi. Konperensi tersebut akan menentukan tempat dan

waktu sesi-sesi regular berikutnya pada sesi pertama.

2. Sesi khusus Konperensi Negara Anggota harus diselengarakan di lain

waktu jika sangat diperlukan oleh Konperensi, atau bila ada permintaan terkahir

dari salah satu Negara anggota, bila dalam waktu 6 bulan setelah permintaan

Page 27: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

26

dikomunikasikan kepada mereka oleh Sekretariat Konvensi, telah didukung oleh

paling sedikit sepertiga dari Negara Anggota.

3. Konperensi Negara Anggota harus memberlakukan sesuai konsensus

aturan prosedur pada sesi pertama.

4. Konperensi Negara Anggota sesuai konsensus harus memberlakukan,

aturan keuangan untuk diri sendiri seperti halnya mengatur pendanaan dari

setiap badan-badan pendukung dapat ditetapkan seperti halnya penyediaan

keuangan menentukan berfungsinya sebuah sekretariat. Pada tiap sesi biasa

harus memberlakukan anggaran untuk periode keuangan sampai dengan sesi

biasa yang akan datang.

5. Konperensi Negara Anggota harus tetap berada di bawah tinjauan

berkala dalam hal penerapan Konvensi dan mengambil keputusan yang

diperlukan untuk mempromosikan penerapan yang efektif dan dapat

memberlakukan protokol, tambahan dan amandemen, terhadap Konvensi,

sesuai dengan Pasal 28, 29, dan 33.

Sampai saat ini harus:

(a) mempromosikan dan memfasilitasi pertukaran informasi sesuai

Pasal 20 dan 21;

(b) mempromosikan dan mengarahkan pengembangan dan perbaikan

berkala metodologi perbandingan untuk riset dan pengumpulan data,

sebagai tambahan untuk Pasal 20, berkaitan dengan penerapan

Konvensi.

(c) mempromosikan, bila perlu, pengembangan, penerapan dan

evaluasi strategi, rencana dan program, seperti halnya kebijakan, legislasi

dan tindakan-tindakan lain;

(d) mempertimbangkan laporan yang diajukan oleh Negara Anggota

sesuai Pasal 21 dan memberlakukan laporan berkala mengenai

penerapan Konvensi;

(e) mempromosikan dan memfasilitasi pengerahan sumber dana

untuk penerapan Konvensi sesuai Pasal 26;

Page 28: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

27

(f) mendirikan badan-badan pendukung yang diperlukan untuk

mencapai tujuan Konvensi;

(g) meminta, bila perlu, jasa dan kerja sama, dan informasi yang

diberikan oleh, organisasi-organisasi dan badan-badan terkait dan

kompeten dalam sistem PBB dan organisasi-organisasi antar pemerintah

tingkat internasional dan regional dan organisasi-organisasi dan badan-

badan non pemerintah sebagai alat untuk memperkuat penerapan

Konvensi; dan

(h) mempertimbangkan tindakan lain, bila perlu, untuk pencapaian

tujuan Konvensi dalam hal pengalaman yang diperoleh selama

penerapan.

6. Konperensi Negara Anggota harus menciptakan kriteria untuk partisipasi

para pengamat pada pelaksanaannya.

Pasal 24

Sekretariat

1. Konperensi Negara Anggota harus mendirikan sekretariat tetap dan

mengatur fungsi-fungsinya. Konperensi Negara Anggota harus berupaya

melaksanakannya pada sesi pertama.

2. Sampai suatu waktu dimana sekretariat tetap terbentuk, fungsi-fungsi

sekretariat di bawah Konvensi tersebut harus difasilitasi oleh WHO.

3. Fungsi-fungsi sekretariat seharusnya adalah:

(a) mengatur sesi-sesi Konperensi Negara Anggota dan setiap badan

yang mendukung dan memberikan layanan yang diperlukan;

(b) mengirimkan laporan-laporan yang diterima kepada Konvensi;

(c) memberikan dukungan kepada Negara Anggota, terutama Negara

Anggota yang berasal dari negara berkembang dan Negara Anggota

yang berasal dari negara-negara dalam masa transisi ekonomi, berupa

Page 29: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

28

kompilasi dan komunikasi informasi yang diperlukan sesuai dengan

aturan dalam Konvensi;

(d) mempersiapkan kegiaran berdasarkan Konvensi sesuai pedoman

Konperensi Negara Anggota dan mengajukannya kepada Konperensi

Negara Anggota;

(e) memastikan, sesuai pedoman Konperensi Negara Anggota,

koordinasi yang perlu dilakukan dengan organisasi-organisasi antar

pemerintah internasional dan regional, dan badan-badan lain;

(f) melaksanakan, di bawah pedoman Konperensi Negara Anggota,

pengaturan administratif atau kontraktual yang mungkin diperlukan untuk

secara efektif melepaskan dari fungsi-fungsinya; dan

(g) melaksanakan fungsi-fungsi lain dari sekretariat sesuai rincian

Konvensi dan oleh setiap protokol, serta fungsi-fungsi lain seperti yang

ditetapkan oleh Konperensi Negara Anggota.

Pasal 25

Hubungan antara Konperensi Negara Anggota dan organisasi-orqanisasi

antar pemerintah

Agar terjalin kerjasama teknis dan keuangan dalam rangka mencapai

tujuan Konvensi, Konperensi Negara Anggota dapat meminta kerjasama

organisasi-organisasi antar pemerintah internasional dan regional yang

kompeten termasuk lembaga-lembaga keuangan dan pembangunan.

Pasal 26

Sumberdaya keuangan

1. Negara Anggota mengakui peran penting dari sumberdaya keuangan di

dalam mencapai tujuan Konvensi.

2. Setiap Negara Anggota harus memberikan dukungan keuangan dalam

kaitannya dengan kegiatan nasional yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

Konvensi, sesuai dengan rencana, prioritas dan program.

Page 30: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

29

3. Negara Anggota harus mempromosikan, bila perlu, pemanfaatan saluran-

saluran bilateral, regional, subregional dan multilaeral lainnya untuk memberikan

pendanaan bagi pengembangan dan penguatan program-program pengendalian

tembakau komprehensif multisektoral dari negara-negara berkembang dan

negara-negara yang sedang dalam transisi ekonomi. Maka, altematif yang viable

secara ekonomis untuk produksi tembakau, termasuk diversifikasi tanaman

harus disampaikan dan didukung dalam lingkup pengembangan strategi

nasional untuk pembangunan berkesinambungan.

4. Negara Anggota yang diwakili dalam organisasi antar pemerintah regional

dan internasional terkait, dan lembaga-lembaga keuangan dan pembangunan

harus mendorong lembaga-lembaga tersebut untuk memberikan bantuan

keuangan untuk Negara Anggota dari negara-negara berkembang dan untuk

Negara Anggota dengan transisi ekonomi untuk membantu mereka di dalam

memenuhi kewajibannya sesuai Konvensi, tanpa membatasi hak berpartisipasi

di dalam organisasi-organisasi tersebut.

5. Negara Anggota setuju bahwa:

(a) untuk membantu Negara Anggota di dalam memenuhi

kewajibannya sesuai Konvensi, seluruh sumberdaya terkait yang

potensial dan tersedia, keuangan, teknis, atau sebaliknya, masyarakat

dan swasta yang tersedia untuk kegiatan pengendalian tembakau, harus

dikerahkan dan dimanfaatkan agar memberikan manfaat bagi seluruh

Negara Anggota, terutama negara-negaa berkembang dan negara-negaa

dengan ekonomi dalam transisi;

(b) Sekretariat harus memberikari nasehat kepada Negara Anggota

dari negara-negara berkembang dan Negara Anggota dengan ekonomi

dalam transisi, sesuai permintaan, berdasarkan sumber dana yang ada

untuk memfasilitasi penerapan kewajiban sesuai Konvensi;

(c) Konperensi Negara Anggota dalam sesi pertama harus meninjau

sumber-sumber potensial yang ada dan mekanisme bantuan berdasarkan

studi yang dilakukan oleh sekretariat dan informasi terkait lainnya, dan

mempertimbangkan kecukupannya; dan

(d) hasil dari tinjauan harus diperhitungkan oleh Konperensi Negara

Anggota di dalam menentukan keperluan untuk meningkatkan

Page 31: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

30

mekanisme yang ada atau untuk membangun pendanaan global atau

mekanisme keuangan yang diperlukan untuk menyalurkan sumberdaya

keuangan ambahan, sesuai kebutuhan, kepada Negara Anggota dari

Negara-negara berkembang dan Negara Anggota dalam transisi ekonomi

untuk membantu mereka di dalam mencapai tujuan Konvensi.

BAGIAN IX: PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 27

Penyelesaian perselisihan

1. Apabila terjadi perselisihan antara dua atau lebih Negara anggota

berkaitan dengan interpretasi atau aplikasi Konvensi, Negara Anggota harus

mencari melalui saluran diplomatik untuk penyelesaian perselisihan melalui

negosiasi atau cara-cara damai lainnya sebagai pilihan mereka sendiri,

termasuk kantor-kantor, mediasi dan konsiliasi. Kegagalan untuk mencapai

kesepakatan oleh kantor-kantor, mediasi atau konsiliasi tidak boleh menyerap

Negara Anggota pada perselisihan dari tanggungjawab untuk meneruskan

mencari penyelesaian tersebut.

2. Ketika meratifikasi, menerima, menyetujui, secara formal memastikan

atau mulai melaksanakan Konvensi, atau setiap saat sesudahnya, negara atau

organisasi integrasi ekonomi regional dapat mengumumkan secara tertulis

kepada Depositary yang, untuk perselisihan yang tidak terselesaikan sesuai

alinea 1 dari pasal tersebut, wajib menerima arbitrasi ad hoc sesuai dengan

prosedur yang diberlakukan sesuai konsensus oleh Konperensi Negara

Anggota.

3. Peraturan dalam pasal ini harus berlaku sesuai dengan tiap protokol

seperti antara Negara Anggota dengan protokol, kecuali jika ditetapkan lain di

dalamnya.

BAGIAN X: PENGEMBANGAN KONVENSI

Pasal 28

Amandemen terhadap Konvensi

Page 32: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

31

1. Setiap Negara Anggota dapat mengusulkan amandemen terhadap

Konvensi. Amandemen tersebut akan dipertimbangkan oleh Konperensi Negara

Anggota.

2. Amandemen terhadap Konvensi harus diberlakukan oleh Konperensi

Negara Anggota. Naskah amandemen yang diusulkan kepada Konvensi harus

dikomunikasikan kepada Negara Anggota oleh Sekretariat paling tidak 6 bulan

bulan sebelum sesi pada saat diusulkan untuk digunakan. Sekretariat harus juga

mengkomunikasikan amandemen yang diusulkan kepada Negara Anggota yang

menandatangani Konvensi dan, untuk informasi, kepada depositary.

3. Negara Anggota harus berupaya untuk mencapai kesepatan melalui

konsensus pada setiap amendemen Konvensi yang diusulkan. Jika seluruh

upaya tidak dapat mencapai kesepakatan, amandemen harus sebagai pilihan

terakhir untuk diberlakukan berdasarkan ¾, suara mayoritas dari Negara

Anggota yang hadir dan memberi suara pada sesi tersebut. Untuk pasal ini,

Negara Anggota yang hadir dan memberi suara artinya adalah Negara Anggota

yang hadir dan memberikan suara setuju atau tidak setuju. Setiap amandemen

yang diberlakukan harus dikomunikasikan oleh Sekretariat kepada Depositary

yang harus mensirkulasikannya seluruh Negara anggota agar diterima.

4. Perangkat yang menyatakan menerima amandemen harus disimpan oleh

Depositary. Sebuah amandemen yang dibertakukan sesuai alinea 3 dari pasal

ini harus dilaksanakan oleh Negara Anggota yang telah sepakat setidaknya

pada hari ke 90 setelah tanggal diterimanya perangkat kesepakatan yang

disetujui setidaknya oleh 2/3 dari Negara Anggota yang hadir di Konvensi oleh

Depositary.

5. Amandemen harus dilaksanakan terhadap Negara anggota lain pada hari

ke 90 setelah tanggal dimana suatu Negara anggota menyimpan pada

Depositary perangkat kesepatan mengenai amandemen terkait.

Pasal 29

Pemberlakuan dan amendemen pasal-pasal tambahan pada Konvensi

1. Pasal tambahan pada Konvensi ini dan amandemen yang harus

diusulkan, diberlakukan dan diterapkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

pada Pasal 28.

Page 33: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

32

2. Pasal tambahan pada Konvensi ini harus membentuk bagian yang

integral daripadanya dan jika tidak dilakukan hal tersebut, sebuah referensi

terhadap Konvensi tersebut pada saat yang bersamaan berlaku sebagai

referensi bagi setiap pasal tambahan.

3. Pasal tambahan harus dibatasi pada daftar, formulir dan bahan deskriptif

lain yang berkaitan dengan prosedural, keilmuan, teknis atau hal-hal

administratif.

BAGIAN XI: PERATURAN AKHIR

Pasal 30

Reservasi

Tidak ada reservasi yang boleh dibuat bagi Konvensi ini.

Pasal 31

Penarikan

1. Setiap saat setelah 2 tahun dari tanggal dimana Konvensi ini diterapkan

pada satu Negara anggota, maka Negara anggota tersebut harus menarik diri

dari Konvensi dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada Depositary.

2. Setiap penarikan harus berlaku berdasarkan jatuh tempo tahunan dari

tanggal diterimanya oleh Depositary mengenai pemberitahuan penarikan, atau

pada tanggal sesudahnya yang dirinci dalam pemberitahuan penarikan tersebut.

Pasal 32

Hak memilih/memberikan suara

1. Setiap Negara Anggota pada Konvensi ini harus mempunyai suara,

kecuali seperti diatur pada paragraf 2 pasal ini;

2. Organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional, berkenaan dengan

kompetensi mereka, harus melaksanakan hak mereka untuk memberikan suara

dengan 1 suara dengan jumlah suara sama dengan jumlah Negara Anggota

yang merupakan Negara Anggota di dalam Konvensi. Organisasi semacam itu

tidak boleh melaksanakan haknya untuk memberikan suara jika negara-Negara

Anggotanya mempunyai hak untuk itu, dan sebaliknya.

Page 34: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

33

Pasal 33

Protokol

1. Setiap Negara Anggota di Konvensi tersebut harus mempunyai 1 suara,

kecuali seperti ditetapkan di dalam alinea 2 dari pasal ini.

2. Konperensi Negara Anggota dapat memberlakukan protokol terhadap

Konvensi tersebut. Didalam memberlakukan protokol tersebut setiap upaya

harus dilakukan untuk mencapai konsensus. Jika seluruh upaya untuk mencapai

konsensus sudah dilakukan dan tidak tercapai kesepakatan ebagai upaya akhir

protokol harus diberlakukan melalui pengambilan suara ¾ mayoritas Negara

Anggota yang hadir dan memberikan suara pada sesi tersebut. Untuk pasal ini,

seluruh Negara anggota yang hadir dan memberikan suara artinya Negara

Anggota yang hadir dan memberikan suara setuju atau tidak setuju.

3. Naskah dari setiap protokol yang diusulkan harus dikomunikasikan

kepada Negara Anggota melalui Sekretariat setidaknya 6 bulan sebelum sesi

saat mana hal tersebut diusulkan untuk diberlakukan.

4. Hanya Negara Anggota yang terkait dengan Konvensi yang mungkin

merupakan Negara Anggota bagi suatu protokol.

5. Setiap protokol yang terkait dengan Konvensi harus mengikat hanya pada

Negara Anggota yang terkait dengan protokol yang dipertanyakan. Hanya

Negara Anggota yang terkait dengan protokol dapat mengambil keputusan atas

hal-hal yang secara eksklusif terkait dengan protokol yang dipertanyakan.

Pasal 34

Tanda tangan

Konvensi tersebut harus terbuka untuk tanda tangan seluruh anggota

WHO dan tiap negara yang bukan anggota WHO tetapi anggota dari UN dan

oleh organisasi-organisasi intergrasi ekonomi regional di kantor pusat WHO di

Jenewa dari tanggal 16 Juni sampai 22 Juni 2003, dan setelah itu kantor pusat

UN di New York, dari tanggal 30 June 2003 - 29 Juni 2004.

Page 35: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

34

Pasal 35

Ratifikasi, penerimaan, persetujuan, konfirmasi formal atau

1. Konvensi ini harus dikenakan ratifikasi, penerimaan, persetujuan atau

aksesi oleh Negara-negara dan terhadap konfirmasi resmi atau aksesi oleh

organisasi-organisasi intergrasi ekonomi regional. Harus terbuka untuk aksesi

sejak hari setelah tanggal Konvensi ditutup dengan tanda tangan. Perangkat

ratifikasi, penerimaan, persetujuan, konfirmasi resmi atau aksesi harus disimpan

oleh Depositary.

2. Setiap organisasi integrasi ekonomi regional yang menjadi suatu Negara

anggota pada Konvensi tanpa suatu Negara Anggotanya menjadi suatu Negara

anggota harus diikat dengan seluruh kewajiban di bawah Konvensi. Di dalam

kasus organisasi-organisasi, salah satu atau lebih Negara Anggotanya adalah

suatu Negara anggota pada Konvensi, organisasi dan negara-Negara

Anggotanya harus memutuskan tanggung jawab selanjutnya unjuk kerja yang

timbul karena kewajibannya di bawah Konvensi. Dalam kasus tersebut,

organisasi-organisasi dan negara anggora tidak berhak melaksanakan hak-

haknya di bawah Konvensi secara bersama-sama:

3. Organisasi-organisasi integrasi ekonomi regional harus, di dalam

perangkat mereka berhubungan dengan konfirmasi resmi atau perangkat aksesi

mereka, mengumumkan sejauh mana kompetensi mereka berkenaan dengan

hal-hal yang diatur oleh Konvensi. Organisasi-organisasi tersebut harus juga

menginformasikan kepada Depositary, siapa yang sebaliknya harus

menginformasikan kepada Negara Anggota, akan setiap modifikasi penting

berkenaan dengan kompetensi mereka.

Pasal 36

Penerapan

1. Konvensi ini harus diterapkan pada hari ke 90 menyertai tanggal

penyimpanan ke 40 perangkat ratifikasi, penerimaan, persetujuan, konfirmasi

resmi atau aksesi dengan Depositary.

2. Setiap Negara yang meratifikasi, menerima atau menyetujui Konvensi

atau memulai setelah kondisi-kondisi ditetapkan pada alinea 1 pasaI ini untuk

diterapkan telah dipenuhi, Konvensi harus menerapkannya dalam waktu 90 hari

Page 36: Konvensi WHO Tentang ian Tembakau (Versi Bahasa Indonesia)

Terjemahan Resmi

Kerangka Kerja Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau

35

mengikuti hari dimana penyimpanan perangkat ratifikasi, penerimaan,

persetujuan atau aksesi.

3. Untuk setiap organisasi integrasi ekonomi regional menyimpan satu

perangkat konfirmasi resmi atau perangkat aksesi setelah kondisi-kondisi

ditetapkan pada alinea 1 dari pasal ini untuk diterapkan telah terpenuhi,

Konvensi harus menerapkan pada hari ke 90 mengikuti tanggal penyimpanan

perangkat konfirmasi resmi aau suatu aksesi.

4. Untuk pasal ini, setiap perangkat yang disimpan oleh organisasi integrasi

ekonomi regional tidak boleh diperhitungkan sebagai tambahan, terhadap

simpanan yang dilakukan oleh Negara Anggota dari organisasi.

Pasal 37

Depositary

Sekjen PBB harus menjadi depositary daripada konvensi dan

amandemen-amandemen terhadapnya dan dari protokol dan tambahan pasal-

pasal yang diambil sesuai dengan Pasal 28, 29, dan 33,

Pasal 38

Naskah Otentik

Keaslian dari Konvensi, yang mana naskah dalam bahasa Arab, Cina,

Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol secara merata otentik, dan harus disimpan

oleh Sekjen PBB.

DENGAN DISAKSIKAN oleh yang bertanda tangan di bawah ini, telah dberikan

wewenang, telah menanda tangani Konvensi tersebut.

DIKERJAKAN di JENEWA tanggal dua puluh satu bulan Mei tahun dua ribu tiga.

Pertemuan pleno ke 4, 21 Mei 2003.

A56NR/4

Jakarta, 13 Januari 2009 Diterjemahkan dari: Bahasa Inggris Oleh: Drs. Sularno Popomaruto Penterjemah Resmi & Tersumpah berdasarkan SK.Gub.KDKI Jkt. No.1715/2000