KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAWAS PAI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/242/1...pembinaan...

302
i KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAWAS PAI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMK KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh M.SYAFII NIM. M1.12.010 Tesis diajukan sebagia pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Transcript of KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAWAS PAI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/242/1...pembinaan...

  • i

    KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAWAS PAI

    DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

    PROFESIONAL GURU PAI SMK KOTA SALATIGA

    TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    Oleh

    M.SYAFII

    NIM. M1.12.010

    Tesis diajukan sebagia pelengkap persyaratan

    untuk gelar Magister Pendidikan Islam

    PROGRAM PASCA SARJANA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    ٦إِنَّ َمَع ٱۡلعُۡسِر يُۡسرا ٥ فَإِنَّ َمَع ٱۡلعُۡسِر يُۡسًرا

    Artinya: 5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

    6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ( Q.S.Al-Insyiroh:5-6)1

    1 .Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahannya, Jakarta : 2004, 902

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan karya terbaikku ini kepada :

    1. Kedua orang tua saya (almarhum) dan mertua saya (almarhum) yang

    mendidik serta membimbing saya dengan sabar dan ikhlas.

    2. Istriku tercinta, Irni Susilo, yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku

    dalam suka maupun duka.

    3. Anak – anak yang kusayangi setiap saat : Marcelli Lianawati, Levi

    Kurniawan, Meylina Nugraheni, Hermawan Galih Wicaksono, Andy

    Kurniawan, anak – anak yang selalu memberi semangat pada saya, Semoga

    kita selalu bersatu, baik dalam suka maupun duka wahai permata hatiku.

    4. Sahabat-sahabat, teman kuliah angkatan 2012 dan teman mengajar di SMKN

    1 Salatiga.

    5. Guru – guru Pendidikan Agama Islam SMK Kota Salatiga.

  • vii

    ABSTRAK

    KONTRIBUSI SUPERVISI PENGAWAS PAI DALAM MENINGKATKAN

    KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI SMK KOTA SALATIGA TAHUN

    PELAJARAN 2014/2015

    Supervisi yang dilakukan pengawas PAI memiliki peran yang sangat penting

    dalam penyelenggaraan pendidikan. Melalui supervisi pembelajaran, Pengawas PAI

    diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru PAI yang lebih baik dari sebelumnya.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sejauh mana konstribusi supervisi

    yang dilakukan pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI

    SMK Kota Salatiga, (2) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan supervisi yang

    dilakukan Pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi professional guru PAI SMK

    Kota salatiga.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di SMK

    Kota Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah Pengawas PAI dan objek penelitian ini

    adalah kegiatan supervisi pembelajaran yang dilakukan Pengawas PAI SMK. Sedangkan

    informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru PAI SMK dan Kasi Pakis

    Kankemenag Kota Salatiga.Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara,

    observasi dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan cara triangulasi

    metode dan sumber. Teknik analisa data menggunakan model interaktif, reduksi data,

    penyajian data dan penarikan kesimpulan.

    Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Kontribusi supervisi pengawas PAI

    dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI SMK Kota kurang maksimal.

    Terbukti tingkat kehadiran pengawas PAI dalam melakukan supervisi kepada guru PAI

    SMK Kota Salatiga rata-rata hanya sekali dalam satu semester. Ironisnya, materi

    pembinaan pengawas PAI hanya dititik beratkan pada pemeriksaan administrasi

    pembelajaran. Pengawas PAI jarang melakukan kunjungan kelas dan kunjungan supervisi

    kepada guru PAI SMK Kota Salatiga lebih banyak dilakukan di ruang kepala sekolah.

    Kadang-kadang pengawas PAI datang ke sekolah hanya pada saat ulangan semester.

    Sehingga dampaknya kurang dapat dirasakan terhadap peningkatan kompetensi

    profesional guru PAI. Padahal sebenarnya guru PAI sangat mengharapkan kunjungan

    kelas dan demontrasi mengajar dari pengawas PAI agar dapat dikembangkan pada

    pembelajaran di kelas. (2) Faktor pendukung supervisi yang dilakukan pengawas PAI

    adalah pengalaman kerja sebagai pengawas PAI dan menjadi guru PAI cukup memadai serta

    mendapat dukungan berbagai pihak dalam melakukan pembinaan kepada guru PAI.

    Sedangkan faktor penghambat supervisi yang dilakukan pengawas PAI adalah beban kerja

    pengawas PAI dalam membina guru PAI cukup besar. Satu pengawas PAI harus membina

    kurang lebih 50 guru PAI mulai dari SMP/MTs sampai SMA/MA dan SMK. Selain itu, masih

    ditemukan guru PAI yang belum membuat perangkat pembelajaran sehingga kurang siap

    untuk menerima supervisi dari pengawas PAI. Tak jarang pengawas PAI melakukan

    kunjungan supervisi secara insendental yang menyebabkan guru PAI kurang respon terhadap

    supervisi yang dilakukan. Oleh karena itu, kegiatan supervisi pengawas PAI harus lebih

    dioptimalkan.

    Kata Kunci : Supervisi , Pengawas PAI, Kompetensi Profesional Guru

  • viii

    THE CONTRIBUTION OF THE SUPERVISION OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION

    SUPERVISOR IN ENHANCING THE PROFESSIONAL COMPETENCE OF THE ISLAMIC

    RELIGIOUS EDUCATION TEACHERS

    OF VOCATIONAL SCHOOLS IN SALATIGA CITY

    IN THE ACADEMIC YEAR 2014/2015

    ABSTRACT

    Supervision is done by the supervisor of Islamic religious education has a very important

    role in administering education. One of the efforts to improve the professional competence of

    teachers of Islamic Religious Education is through teaching that is done by the supervisor. Via a

    teaching supervision, the supervisor of Islamic Religious Education is expected to increase the

    professional competence of the teachers become better than before.

    The purpose of the research is to find out (1) The extent of the contribution of the

    implementation of the supervision carried out by the supervisor of Islamic religious education in

    boosting the professional competence of teachers of Islamic religious education in Salatiga. (2)

    The supporting and inhibiting factors in the implementation of supervision to enhance the

    professional competence of the teachers of Islamic Religious Education in Salatiga.

    This study used a qualitative approach. The research was done in the vocational schools in

    Salatiga. The subject of this study is the Islamic Religious Education Supervisor of Vocational

    Schools and the object of the research is the teaching activity which is done by the supervisor of

    Vocational Schools in Salatiga City. While the informants in this research are the Heads of the

    vocational schools, Heads Of Religious Education and Islamic Religious Section of the Ministry

    Of Religions in Salatiga, and the Islamic Religious Education of Vocational School Teachers in

    Salatiga City. The data collection technique of this study is using interviews, observations and

    documentations. Testing the validity of the data obtained is using the triangulation methods and

    sources. While the data analysis technique is using an interactive models, data reductions, data

    presentations and withdrawal conclusions.

    The research concludes that: (1) the supervisory contributions made by the Islamic

    Religious E supervisor in improving the professional competence of teachers of Islamic Religious

    Education of vocational schools in Salatiga city is less than the maximum because the level of

    supervisory presence in giving a supervision on average is only once a semester. Ironically, the

    guidance material of supervision is more be emphasized in checking the teaching administration.

    The supervisor rarely conducted classroom visits ; supervision of Islamic Religious Education

    Teachers is more done in the principal's office. (2) The factors that supporting the supervision

    were the experience as a supervisor and became a teacher of Islamic Religious Education in a

    sufficient time, and also got a support from various parties in conducting guidance to Islamic

    Religious Education Teachers. While inhibiting factors of carrying out a supervision was a large

    workload. A supervisor ought to supervise more than 50 Islamic Religious Education Teachers of

    SMP/MTs , SMA/MA and SMK. In addition, sometimes a supervisor found teachers who had

    not made a lesson plan, so they were less ready to accept the supervision given. Often, a

    supervisor did a supervision suddenly which caused the teacher did not respond the supervision

    well. Therefore, the supervisory activities of the Islamic Religious Education Supervision should

    in optimized.

    Key words: Supervision, Supervisor Islamic Education, Teacher Professional Competence.

    vii

  • ix

    PRAKATA

    Bismillahirrahmanirrahim

    Dengan mengucap syukur “Alhamdulillahi Rabbil „Alamin” , segala puji bagi

    Allah yang menciptakan manusia dan alam semesta, juga memberikan petunjuk

    dan menghiasi diri kita dengan taqwa kepada-Nya serta meninggikan derajat bagi

    orang – orang yang beriman dan berilmu.

    Dalam usaha untuk menyelesaikan penulisan tesis ini tidak mungkin dapat saya

    lakukan sendiri tanpa adanya partisipasi aktif dari para pihak yang dengan ikhlas

    telah meluangkan waktunya untuk membantu kelancaran dan kesempurnaan

    penelitian tesis ini.

    Untuk itu perkenankanlah saya mengucapkan rasa terima kasih kepada :

    1. Bapak Dr.Rahmad Haryadi, M.Pd.selaku Rektor IAIN Salatiga,yang telah

    member kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi Program S-2

    di IAIN Salatiga.

    2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN

    Salatiga yang telah memberikan restu dan selalu mendo‟akan pada

    penulisan tesis ini.

    3. Bapak Dr.H.M.Zulfa, M.Ag, dan Dr.Winarno,M.Pd selaku dosen

    Pembimbing yang dengan penuh kesabaran serta meluangkan waktu

    ditengah kesibukannya senantiasa membimbing dan memotivasi penulis.

    4. Bapak Bambang Dwi Hersedianto, S.Pd, M.Pd, Kepala SMKN 1,

    Drs.Kamaruddin, M.Pd, Kepala SMKN 2, Drs.Hadi Sutjipto, M.T, Kepala

    SMKN 3, Drs. M.Busri, M.Pd,Kepala SMK Muhammadiyah, Drs. Joko

    Aniswontoro, M.Pd.I, Kepala SMK Diponegoro, Sardi, S.Pd, Kepala SMK

    PGRI 1 Salatiga beserta segenap guru dan karyawan yang telah memberi

    izin dan akses yang sebesar-besarnya untuk melakukan penelitian.

    5. Teman –teman guru Pendidikan Agama Islam di SMK baik Negeri maupun

    swasta yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penelitian.

    6. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Agama Islam

    Pasca sarjana IAIN Salatiga, yang selalu member dukungan.

  • x

    7. Istri dan anak - anaku yang selalu memberikan dorongan dan memberikan

    inspirasi hingga selesainya penulisan tesisi ini.

    8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan telah

    membantu menyelesaikan tesis ini.

    Sungguh saya tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali

    hanya berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat

    atas amal kebaikan yang telah diberikan.

    Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah saya sajikan

    dalam penulisan tsisi ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak hal-

    hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut, dengan segala bentuk

    kritik yang membangun dan saran sangat saya harapkan, demi lebih

    sempurnanya tesis ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi dunia

    pendidikan, khususnya bagi guru – guru Pendidikan Agama Islam dan

    Pengawas Pendidikan Agama Islam.

    Salatiga, Mei 2015

    Penulis,

    M.Syafi‟i,S.Ag,SH,.M.Kn

    NIM: M.1.12.010

  • xi

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

    HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iii

    MOTTO................................................................................................................. iv

    PERSEMBAHAN ................................................................................................. v

    ABSTRAK ........................................................................................................... vi

    ABSTRACT ......................................................................................................... vii

    PRAKATA ............................................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

    BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

    A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

    D. Signifikasi Penelitian ................................................................... 9

    E. Penelitian Yang Relevan ............................................................... 9

    F. Metodologi Penelitian ................................................................... 12

    G. Sistematika Penulisan Tesis ......................................................... 25

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Konsep Kontribusi Supervisi ...................................................... 28

    1. Pengertian Kontribusii ............................................................. 28

    2. Pengertian Supervisi ................................................................. 29

    3.Tujuan Supervisi ........................................................................ 30

    4.Langkah-Langkah Pelaksanaan Supervisi.................................. 32

    5.Teknik dan Pendekatan Supervisi .............................................. 34

  • xii

    B. Pengawas Pendidikan Agama Islam ............................................. 38

    1.Pengertian pengawas PAI ........................................................ 38

    2.Tujuan Kepengawasan PAI ........................................................ 42

    3.Fungsi Kepengawasan PAI ........................................................ 44

    4.Wewenang dan Tanggung Jawab Serta Tugas Pengawas

    PAI ............................................................................................ 45

    C. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam ............. 51

    1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ................................ 51

    2. Standar Kompetensi Guru ......................................................... 54

    3. Ciri-Ciri Guru Profesional......................................................... 59

    4. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru PAI .................... 65

    BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN

    A. Profil Sekolah ................................................................................ 70

    1. Profil SMK Negeri 1 Salatiga ................................................. 70

    2. Profil SMK Negeri 2 Salatiga ................................................. 78

    3. Profil SMK Negeri 3 Salatiga ................................................. 83

    4. Profil SMK Muhammadiyah Salatiga ..................................... 92

    5. Profil SMK Diponegoro Salatiga ............................................ 98

    6. Profil SMK PGRI 1 Salatiga ................................................... 103

    B. Profil Pengawas PAI SMK Kota Salatiga ..................................... 109

    a. Drs. Wahid Hasim, M.Pd.I ...................................................... 110

    b. Drs. Takwim ............................................................................ 114

    C. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran Pengawas PAI Dalam

    Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI SMK

    Kota Salatiga ................................................................................. 116

    1. Langkah-langkah pelaksanaan supervisi pembelajaran

    pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi

    profesional guru PAI SMK Kota Salatiga ............................... 117

  • xiii

    2. Teknik dan Pendekatan supervisi pengawas PAI dalam

    meningkatkan kompetensi profesional guru PAI SMK

    Kota Salatiga ........................................................................... 131

    D. Faktor Pendukung dan Penghambat Supervisi Pengawas

    PAI Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru

    PAI SMK Kota Salatiga ................................................................ 136

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Kontribusi Supervisi Pengawas Pendidikan Agama Islam

    Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI

    SMK Kota Salatiga Tahun 2014/2015 .......................................... 142

    1. Supervisi Pengawas PAI Terhadap Kegiatan

    pembelajaran Guru PAI Salatiga ............................................. 143

    2. Teknik dan Pendekatan Pengawasan PAI .............................. 152

    B. Faktor Pendukung dan Penghambat Supervisi Pengawas

    PAI Serta Solusinya ..................................................................... 167

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan ....................................................................................... 180

    B. Saran .............................................................................................. 181

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

    185

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 188

    BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 286

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 : Keadaan Guru SMKN 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ...... 74

    Tabel 2 : Keadaan guru PAI SMKN 1 Salatiga Tahun Pelajaran

    2014/2015 ....................................................................................... 75

    Tabel 3 : Keadaan sarana dan prasarana SMKN 1 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ....................................................................... 76

    Tabel 4 : Keadaan Guru SMKN 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ...... 80

    Tabel 5 : Keadaan guru PAI SMKN 2 Salatiga Tahun Pelajaran

    2014/2015 ....................................................................................... 81

    Tabel 6 : Keadaan sarana dan prasarana SMKN 2 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ....................................................................... 82

    Tabel 7 : Keadaan Guru dan Karyawan SMKN 3 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ....................................................................... 88

    Tabel 8 : Keadaan guru PAI SMKN 3 Salatiga Tahun Pelajaran

    2014/2015 ....................................................................................... 89

    Tabel 9 : Keadaan sarana dan prasarana SMKN 3 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ....................................................................... 91

    Tabel 10 : Keadaan Guru SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ............................................... 95

    Tabel 11 : Keadaan Tenaga Kependidikan SMK Muhammadiyah

    Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 ........................................... 96

  • xv

    Tabel 12 : Keadaan Guru PAI SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ....................................................................... 96

    Tabel 13 : Keadaan Sarana dan Prasarna Pendidikan SMK

    Muhammadiyah ............................................................................. 97

    Tabel 14 : Keadaan Guru SMK Diponegoro Salatiga Tahun Pelajaran

    2014/2015 ...................................................................................... 100

    Tabel 15 : Keadaan guru PAI SMK Diponegoro Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ....................................................................... 101

    Tabel 16 : Keadaan sarana dan prasarana SMK Diponegoro Salatiga

    Tahun Pelajaran 2014/2015........................................................... 102

    Tabel 17 : Keadaan Guru SMK PGRI 1 Salatiga Tahun Pelajaran

    2014/2015 ...................................................................................... 105

    Tabel 18 : Keadaan Tenaga Kependidikan SMK PGRI 1 Salatiga

    ……….. .......................................................................................... 105

    Tabel 19 : Keadaan guru PAI SMK PGRI 1 Salatiga Tahun Pelajaran

    2014/2015 ....................................................................................... 106

    Tabel 20 : Sarana dan prasarana SMK PGRI 1 Salatiga Tahun

    Pelajaran 2014/2015 ...................................................................... 107

    Tabel 21 : Daftar Sekolah/ Guru PAI Binaan Drs.Wahid Hasim, M.Pd.I

    dan Jumlah Kunjungan Supervisi Tahun Pelajaran 2014/2015 ..... 111

    Tabel 22 : Daftar Sekolah/ Guru PAI Binaan Drs. Taqwim dan Jumlah

    Kunjungan Supervisi Tahun Pelajaran 2014/2015 ........................ 114

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Pedoman wawancara ................................................................... 188

    Lampiran 2 : Panduan dokumentasi ................................................................ 193

    Lampiran 2 : Panduan observasi ...................................................................... 193

    Lampiran 3 : Catatan lapangan ........................................................................ 194

    Lampiran 4 : Pengujian keabsahan data .......................................................... 263

    Lampiran 5 : Analisis data ............................................................................... 272

    Lampiran 6 : Foto kegiatan ............................................................................... 277

    Lampiran 7 : Biografi Penulis ........................................................................... 286

    Lampiran 8 : Surat keterangan penelitian ......................................................... 287

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumber daya

    manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya

    yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

    manusia Indonesia seutuhnya. Sumber daya yang berkualitas akan

    menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka

    mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang

    terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

    Pendidikan merupakan upaya yang paling mendasar dan strategis

    sebagai wahana penyiapan sumber daya manusia (dalam arti luas).2 Pola

    pendidikan yang diterapkan para guru seharusnya lebih banyak diarahkan

    untuk meningkatkan sumber daya manusia. Guru tidak hanya berperan sebagai

    fasilitator, pembimbing, komunikator, evaluator, namun juga sebagai model

    dan inovator. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu faktor penentu

    tinggi rendahnya prestasi hasil pendidikan. Bahkan tidak berlebihan jika guru

    disebut sebagai kunci keberhasilan dalam mencerdaskan bangsa.

    Di sisi lain, rendahnya mutu pendidikan yang hampir melanda seluruh

    jenis dan jenjang pendidikan selalu menjadi problem klasik pendidikan di

    Indonesia. Masalah mutu pendidikan termasuk Pendidikan Agama Islam

    2 A. Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, Jakarta: Alfa Grafikatama, 1998, 38.

  • 2

    merupakan masalah urgen yang bisa dijadikan baromater kualitas suatu bangsa

    dan tingkat kecerdasan masyarakat. Oleh karenanya, dalam pembukaan UUD

    1945 ditekankan mengenai keinginan bangsa untuk mewujudkan masyarakat

    yang cerdas tersebut.

    Masyarakat yang cerdas hanya dapat dihasilkan melalui pendidikan

    yang bermutu. Tilaar menggaris bawahi, bahwa pendidikan yang berkualitas

    bukan hanya pendidikan yang mengembangkan intelegensi akademik, tetapi

    perlu mengembangkan seluruh spektrum intelegensi manusia yang meliputi

    berbagai aspek kebudayaan3. Kunci utama dalam meningkatkan mutu

    pendidikan adalah mutu para guru. Demikian juga semua unsur yang terlibat

    di dalam proses pendidikan persekolahan, termasuk pengawas sekolah

    merupakan ujung tombak maju mundurnya pendidikan.

    Menurut Nurdin dan Usman, berhasil atau tidaknya kurikulum

    pendidikan yang telah ditetapkan/direncanakan, kuncinya adalah terletak pada

    proses belajar mengajar sebagai ujung tombak dalam mencapai sasaran.4

    Dalam hal ini, keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang,

    sangat banyak ditentukan oleh kompetensi profeional guru, yakni sejauh mana

    kemampuan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui paroses

    belajar mengajar yang efektif dan efisien.

    Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru

    merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan

    dikembangkan terus menerus agar dalam pembelajaran dapat efektif dan

    3 H.A.R.Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 14.

    4 Nurdin dan Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press,

    2003, 57.

  • 3

    efesien. Guru dituntut harus memiliki kualitas kinerja yang memadai, mampu

    untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi

    pedagogik, personal, professional maupun sosial. Hal tersebut lantaran guru

    merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran

    institusional, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai

    dari aspek guru itu sendiri dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut

    kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam suatu manajemen

    pendidikan yang profesional.

    Oemar Hamalik menjelaskan bahwa guru adalah suatu jabatan

    profesional yang memiliki peranan dan kompetensi profesional5. Sedangkan

    dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ditetapkan bahwa yang dimaksud

    dengan guru adalah “Pendidik profesional yang mendidik, mengajar,

    membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

    pada pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

    pendidikan menengah 6.

    Dengan demikian guru memiliki peranan yang sangat penting dalam

    menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru

    harus mampu mamikirkan dan membuat perencanaan dengan seksama dalam

    meningkatkan kesempatan belajar siswanya dan memperbaiki kualitas

    mengajarnya. Guru harus mampu berperan sebagai pengelola proses belajar

    mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang mampu menciptakan kondisi dan

    5 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: SD.

    Bumi Aksara, 2002, 8. 6 Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Bandung: Yrama Widya,

    2009 , 23.

  • 4

    lingkungan belajar mengajar yang kondusif dan efektif. Disamping itu,

    seorang guru juga dituntut agar mampu mengorganisasikan kelas,

    menggunakan metode belajar yang berfariasi, maupun sikap dan karakteristik

    guru dalam mengelola proses belajar mengajar.

    Dalam proses pendidikan, pendidik atau guru dituntut pula memiliki

    kompetensi pada bidang masing-masing. Oleh karena itu, untuk menghasilkan

    kualitas guru yang memiliki kompetensi baik, perlu dilakukan adanya

    pembinaan dan pengawasan secara kontinu (terus-menerus) sesuai dengan

    perkembangan, kegiatan pembinaan kependidikan. Kegiatan pengawasan atau

    supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

    membantu para guru dan pegawai sekolah yang pada umumnya dalam

    melaksanakan pekerjaan atau tugas mereka, agar berjalan dengan lebih baik

    dan efektif dari sebelumnya7.

    Untuk meningkatkan profesionalitas, seorang guru dapat dibimbing

    oleh supervisor yang dalam istilah pendidikan disebut pengawas. Pengawas

    mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, serta mempunyai

    peran yang sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah.

    Keberadaannya sangat diharapkan oleh guru dalam rangka membantu dan

    membimbing guru ke arah tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran

    guru mata pelajaran, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

    lingkungan sekolah-sekolah yang bernaung pada Kementerian Agama.

    Pengawasan dalam rangka mengetahui serta memperbaiki berbagai kelemahan

    7 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, 76.

  • 5

    yang selama ini dilakukan menuju pencapaian tujuan kegiatan yang telah

    direncanakan dan ditetapkan.

    Tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah membina dan

    mengawasi penyelenggaraan pendidikan baik teknis edukatif maupun

    adminitratif pada satuan pendidikan tertentu. Pengawas sekolah sudah diatur

    keberadaannya dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. UU RI No

    20 Tahun 2003 dan PP No 19 tahun 2005 merupakan payung hukum yang

    melandasi tugas pejabat fungsional tersebut.

    Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah sebagai

    bagian dari pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan yang secara

    institusional bertanggung jawab terhadap penjaminan mutu pendidikan

    memiliki peranan sangat penting dalam mengawasi, membina, memantau,

    dan mengembangkan kemampuan profesional para guru PAI di sekolah serta

    melaksanakan penilaian terhadap semua hasil kegiatan profesi mereka, agar

    sekolah yang dibinanya dapat meningkatkan mutu pendidikan.

    Sementara itu, permasalahan seputar kepengawasan PAI dalam

    hubungannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan

    isu aktual yang tak kunjung selesai dalam arus perbincangan seiring dengan

    otonomi daerah. Pelimpahan wewenang dari pusat ke daerah tidak selamanya

    berdampak positif dalam pelaksanaannya karena tidak semua daerah

    mempunyai SDM yang memadahi. Perbincangan mengenai wacana

    kepengawasan tersebut tidak bisa dilepaskan dari realitas empirik keberadaan

    pengawas dewasa ini yang dinilai kurang mampu mengoptimalisasi segala

  • 6

    potensi positif yang dimilikinya dalam rangka meningkatkan profesionalitas

    guru yang berdampak pada meningkatnya kualitas pendidikan di

    sekolah/madrasah.

    Menurut Kadir Djaelani sebagaimana yang dikutif Ahmad

    Habibullah, dkk, pada pelaksanaannya terdapat beberapa persoalan ketika

    melihat beberapa catatan tentang kondisi pengawas PAI saat ini yaitu sebagai

    berikut :

    (1) sebagian pengawas pendidikan agama kurang mendalami teknis

    kependidikan, (2) kurangnya frekuensi aktifitas pembinaan terhadap

    pengawas bila dibandingkan dengan aktifitas pembinaan terhadap

    GPAI, (3) banyaknya sekolah yang kurang terawasi dengan baik

    akibat fasilitas perjalanan belum memadai, dan (4) pengawas

    dihadapkan pada persoalan membuat karya tulis untuk melengkapi

    persyaratan kenaikan pangkatnya dan tugas-tugas administratif atau

    yang bersifat konseptual dirasakan memberatkan dan mengakibatkan

    kemampuan profesionalnya menjadi terabaikan. Keberadaan

    pengawas dipersepsi telah membuat sekolah/madrasah tidak bisa

    melakukan aktivitas secara leluasa. Salah satu penyebabnya adalah

    pengawas tidak memiliki kompetensi yang harus dimilikinya, dengan

    kata lain belum profesional.8

    Berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan standar

    profesionalisme dan kinerja pengawas PAI telah dilaksanakan, yakni (salah

    satunya) melalui pembinaan secara berkala melalui forum evaluasi bulanan

    Pokjawas Kemenag Kota Salatiga. Demikian juga dalam rangka

    meningkatkan SDM, pengawas PAI selalu diikutsertakan dalam diklat

    kepengawasan maupun pengembangan kurikulum PAI baik tingkat regional

    maupun nasional.

    8 Ahmad Habibullah, dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan

    Agama Islam, Jakarta: PT Pena Citasatria, 2008, 3.

  • 7

    Langkah tersebut di atas diharapkan akan berimplikasi positif

    terhadap kinerja dan konstribusi pengawas PAI dalam meningkatkan

    profesionalitasnya yang berimbas pada peningkatan profesionalitas guru PAI.

    Oleh karena itu, perlu kiranya terdapat perhatian khusus dan pengkajian

    ulang secara komprehensif terhadap pengawas PAI tentang konstribusinya

    seiring terbitnya PMA No. 2 tahun 2012 (tentang Pengawas Madrasah dan

    Pengawas PAI pada Sekolah Umum) agar pola kerja yang terbangun semakin

    dinamis, maju dan menjadi inspirasi bagi insan pendidikan khususnya bagi

    peningkatan profesionalitas guru dan masyarakat pada umumnya.

    Kolaborasi sinergis antara pengawas dan guru profesional diharapkan

    dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara signifikan baik secara

    kelembagaan maupun prestasi akademik. Sepanjang pengamatan peneliti,

    kerjasama kedua komponen di atas cukup membawa dampak positif bagi

    peningkatan mutu pendidikan, setidaknya hal ini telah penelti temukan di

    SMK di kota Salatiga, dimana guru-guru Pendidikan Agama Islam yang

    mempunyai hubungan sinergis dengan pengawas dalam mengawal proses

    belajar mengajar cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa, dalam arti

    semakin baik kontribusi pengawas dan profesionalisme guru, akan berdampak

    pada mutu Pendidikan Agama Islam di sekolah.

    Berdasarkan kerangka pikir di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

    penelitian lapangan tentang sejauh mana peran pengawas Pendidikan Agama

    Islam di sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru

    Pendidikan Agama Islam di SMK kota Salatiga dengan mengambil judul

  • 8

    penelitian: “Konstribusi Supervisi Pengawas Pendidikan Agama Islam Dalam

    Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Di

    SMK Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini

    dirumuskan sebagai berikut:

    1. Sejauhmana konstribusi supervisi pengawas Pendidikan Agama Islam

    dalam meningkatkan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama

    Islam di SMK kota Salatiga?

    2. Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat supervisi

    pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kompetensi

    profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMK kota Salatiga?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan

    penelitian ini adalah untuk;

    1. Mengetahui konstribusi supervisi pengawas Pendidikan Agama Islam

    dalam meningkatkan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama

    Islam di SMK kota Salatiga.

    2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat

    supervisi pengawas Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan

    kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMK kota

    Salatiga.

  • 9

    D. Signifikansi Penelitian

    1. Manfaat Akademis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

    pemikiran bagi Program Magister Pendidikan Islam (MPI) berkaitan dengan

    pengembangan konsep-konsep tentang implementasi manajemen mengajar

    dan kompetensi profesional guru pendidikan Agama Islam, dalam rangka

    peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam serta bisa menjadi masukan bagi

    guru pendidikan agama Islam di SMK kota Salatiga.

    2. Manfaat Praktis

    Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

    salah satu bahan acuan dalam pengingkatan SDM guru Pendidikan Agama

    Islam serta peran pengawas dan para siswa untuk menuju standar kompetensi

    yang diharapkan, khususnya di lingkungan SMK kota Salatiga. Disamping itu

    juga diharapkan berguna bagi para guru agama dalam meningkatkan kualitas

    pembelajaran melalui perbaikan manejemen mengajar dan peningkatan

    profesionalitas.

    E. Penelitian Yang Relevan

    Ada beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai

    pembanding dalam penulisan tesis ini, yaitu:

    1. Tesis Kholil Tahun 2010 dengan judul Kontribusi Pengawas PAI dalam

    Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Madrasah

    Ibtidaiyah Swasta (MIS) di Kabupaten Demak. Penelitian tersebut

  • 10

    mengungkap tentang peran Pengawas PAI (PPAI) dalam menerapkan

    supervisi administrasi MIS di Kabupaten Demak.

    Hasilnya adalah bahwa terdapat beberapa kecamatan (Wedung)

    sudah melaksanakan supervisi maupun pembinaan secara intensif terutama

    supervisi manajerial, namun ada juga MI di kecamatan tertentu yang belum

    menerapkan supervisi tersebut baik supervisi manajerial maupun supervisi

    akademik dalam rangka meningkatkan kinerja tenaga pendidik dan

    kependidikan. Meskipun penelitian tersebut mengungkap tentang kinerja

    pengawas PAI di Kabupaten Demak, akan tetapi fokus penelitiannya pada

    pelaksanaan program pengembangan KTSP Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan

    bukan sekolah umum9.

    Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis lebih ditekankan

    kepada konstribusi pengawas dalam upaya meningkatkan kompetensi

    profesional guru. Pada pelaksanaannya, secara informal pengawas PAI di

    Kota Salatiga terbagi menjadi dua, yaitupengawas kecil (pengawas MI/SD)

    dan pengawas besar (SMP/sederajat, SMA/sederajat dan SMK).

    2. Tesis Nafiul Lubab Tahun 2013 dengan judul Kinerja Pengawas PAI SMA

    di Kota Semarang Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah kualitatif

    deskriptif. Hasil penelitian tersebut lebih ditekankan pada kinerja

    pengawas PAI SMA di kota Semarang pada tahun 2012 adalah sebagian

    pengawas ada yang telah memenuhi kriteria tugasnya dengan baik, namun

    9 Kholil, Kontribusi Pengawas PAI dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

    (KTSP) Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) di Kabupaten Demak

    Eprints.walisongo.ac.id/97/1/_Tesis_ Sinopsis.pdf, 2010.

  • 11

    ada juga yang belum baik karena beberapa faktor10

    . Perbedaan tesis

    tersebut dengan kajian penulis adalah terletak pada jenis penelitian dan

    pendekatan yang dipakai. Demikian juga dari sisi wilayah penelitian dan

    subyek penelitian juga berbeda dengan kajian penulis. Apalagi kajian

    penulis lebih terfokus kepada konstribusi pengawas PAI SMK terhadap

    peningkatan profesionalitas guru PAI di SMK Kota Salatiga.

    3. Tesis Aceng Toha Tahun 2013 dengan judul Fungsional Jabatan

    Pengawas Pendidikan Agama Islam : Studi Tentang Implikasi KMA No.

    381/1999 Terhadap Kinerja Pengawas PAI di Kandepag Garut. Adapun

    jenis penelitian tersebut adalah deskriptif korelasional yang mengungkap

    sejauh mana kinerja pengawas PAI di Kabupaten Garut dalam

    menjalankan tugasnya berkaitan dengan diberlakukannya KMA 381/1999.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kinerja pengawas PAI

    belum optimal karena kurangnya dukungan dari aspek manajerial dan

    lingkungan dengan rincian 42,9% kedua aspek tersebut memberikan

    kontribusi terhadap kinerja pengawas PAI Madya dan hanya 4,1%

    memberikan kontribusi terhadap kinerja pengawas PAI Muda dalam

    melaksanakan tugasnya11

    . Sedangkan dalam penelitian yang penulis

    lakukan lebih ditekankan pada peran atau kontribusi pengawas sebagai

    supervisor dalam meningkatkan profesionalitas guru PAI SMK.

    10

    Nafiul Lubab, Kinerja Pengawas PAI SMA di Kota Semarang dari eprints.walisongo.ac.id, Tesis dari IAIN Walisongo Semarang, 2012. 11

    Aceng Toha, Fungsional Jabatan Pengawas Pendidikan Agama Islam : Studi Tentang

    Implikasi KMA No. 381/1999 Terhadap Kinerja Pengawas PAI di Kandepag Garut

    repository.upi.edu/1231, 2013.

  • 12

    F. Metodologi Peneleitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Metode penelitian sangat penting untuk membantu mempermudah

    peneliti dalam mengumpulkan data. Metode penelitian yang dipergunakan

    disesuaikan dengan jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar,

    pendekatan penelitian terbagi dua, yaitu penelitian kuatitatif dan kualitatif.

    Pendekatan penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah kualitatif

    diskriptif dengan cara mendeskripsikan fenomena yang ada. Dalam penelitian

    kualitatif, temuan–temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau

    bentuk hitungan lainnya, sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data

    sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif karena penelitian ini berupa

    perilaku seseorang, peranan organisasi dan hubungan timbal balik.

    Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini termasuk pada jenis

    fenomenologis yaitu dieksplorasi dan diperdalam dari suatu fenomena sosial

    atau suatu lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan

    waktu.

    Lebih konkritnya, penggunaan metode penelitian deskriptif dengan

    pendekatan fenomenologis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

    a. Mendeskripsikan fenomena yang ada, menganalisis dari kondisi

    objektif tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan

    pengawas sekolah dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan

    kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMK kota

    Salatiga.

  • 13

    b. Menemukan dan mengembangkan suatu teori tertentu yaitu untuk

    mengungkapkan upaya-upaya yang dilakukan pengawas PAI dalam

    melakukan supervisi untuk meningkatkan kompetensi profesional guru

    Pendidikan Agama Islam di SMK Kota sesuai dengan yang

    diharapkan.

    c. Menggali pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas PAI,

    berupa sifat hubungan supervisor dengan guru PAI dalam konteks

    kegiatan perbaikan pembelajaran, teknik dan pendekatan yang

    digunakan supervisor, kendala-kendala yang dihadapi dalam

    pelaksanaan supervisi pengawas PAI.

    2. Latar Seting Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SMK Kota Salatiga yang terdiri tiga

    SMK Negeri dan tiga SMK swasta. Yakni SMK Negeri 1, SMK Negeri 2,

    SMK Negeri 3, SMK Muhammmadiyah, SMK Diponegoro dan SMK

    PGRI 1 Salatiga. Pemilihan lokasi tersebut dengan pertimbangan bahwa

    keberadaan Pendidikan Agama Islam di SMK Kota Salatiga sangat

    strategis dan merupakan ujung tombak kualitas pendidikan agama dan

    moral peserta didik pada lembaga tersebut yang notabene merupakan

    pendidikan vocational. Sementara pengawas PAI yang bertugas

    melakukan supervisi di sekolah-sekolah tersebut sepanjang pengetahuan

    peneliti masih perlu ditingkatkan peran dan fungsinya dalam upaya

    peningkatan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam.

  • 14

    Adapun pemilihan masalah ini, dengan pertimbangan untuk

    mengetahui sejauh mana konstribusi Pengawas Pendidikan Agama di

    SMK dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI. Terutama

    guru PAI SMK yang jumlahnya cukup besar dan sangat membutuhkan

    bimbingan supervisi dari pengawas. Peneliti juga ingin mempelajari

    langkah-langkah pengawas dalam melakukan supervisi di sekolah beserta

    faktor pendukung dan kendala-kendala yang dihadapi untuk dicarikan

    solusinya.

    3. Subjek dan Informan Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pengawas

    Pendidikan Agama Islam yang bertugas melakukan supervisi terhadap

    guru Pendidikan Agama Islam di SMK Kota Salatiga. Sedangkan

    informan untuk memperoleh data penelitian ini adalah pengawas

    Pendidikan Agama Islam yang memberikan layanan supevisi di SMK

    Kota Salatiga, enam kepala SMK di Kota Salatiga, guru mata pelajaran

    PAI yang bertugas di SMK kota Salatiga berjumlah enam orang yang

    mendapat layanan supervisi. Selain itu, yang juga dijadikan informan

    dalam penelitian ini adalah Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam dan

    Keagamaan Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga .

    Dengan demikian dalam penelitian ini supervisor, kepala sekolah ,

    guru-guru mata pelajaran PAI, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam

    dan Keagamaan Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga yang dijadikan

  • 15

    informan penelitian adalah mereka yang dianggap dapat memberikan

    informasi sesuai dengan yang diperlukan. Subjek atau informan pada

    penelitian ini dipilih berdasarkan creterian based selection yaitu

    pengambilan subjek penelitian yang didasarkan pada tujuan tertentu.

    4. Metode Pengumpulan Data

    Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang

    layanan supervisi yang dilakukan pengawas PAI yang bertugas di SMK

    Kota Salatiga kepada guru-guru PAI untuk mendapatkan bimbingan

    dalam memperbaiki proses belajar mengajar yang memungkinkan guru-

    guru dapat merencanakan dan melaksanakan tugasnya secara kompeten

    atau memiliki kompetensi profesional. Secara rinci data yang dibutuhkan

    terdiri atas data :

    a. tanggapan guru dan supervisor tentang layanan supervisi,

    b. perencanaan dan pelaksanaan supervisi,

    c. langkah-langkah supervisi yang diterapkan,

    d. faktor pendukung kegiatan supervisi,

    e. faktor penghambat kegiatan supervisi dan solusinya.

    Sedangkan untuk menjaring data dalam penelitian ini digunakan

    instrumen pengumpulan data sebagai berikut :

    a). Wawancara

    Wawancara dalam mengungkapkan informasi dengan

    mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk dijawab dengan lisan pula.

  • 16

    Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan

    tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi.

    Peneliti menggunakan wawancara untuk menghimpun data

    yang tidak dapat diperoleh melalui metode yang lain. Teknik ini juga

    dipakai sebagai alat untuk menguji kebenaran data yang didapat

    dengan metode lain. Wawancara digunakan untuk memperoleh data

    secara umum dan luas tentang hal-hal yang menonjol, penting dan

    menarik untuk diteliti lebih mendalam. Yakni yang berkaitan dengan

    kegiatan supervisi pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi

    profesional di SMK Kota Salatiga. Wawancara diajukan kepada

    informan yaitu pengawas PAI yang bertugas melakukan supervisi

    akademik di SMK Kota Salatiga .

    Wawancara yang dilakukan kepada pengawas PAI untuk mengetahui

    sejauh mana kontribusi pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi

    profesional di SMK Kota Salatiga. Materi wawancara dengan pihak supervisor

    dan pihak terkait berkenaan dengan kegiatan kepengawasan, upaya-upaya

    supervisor dalam membina guru, faktor pendukung dan faktor penghambat

    pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas PAI untuk menghadapi

    kendala-kendala yang ada berikut solusinya dalam meningkatkan kompetensi

    profesional guru PAI.

    Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan

    menggunakan panduan wawancara secara terbuka dan dilakukan dalam situasi

    yang santai. Penyusunan panduan wawancara didasarkan pada kajian referensi

  • 17

    tentang supervisi pendidikan. Berdasarkan kajian tersebut didesainlah format

    wawancara bebas dengan tetap mengacu pada pedoman pokok wawancara

    yang telah dibuat. Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara

    pewancara dengan informan , tetapi pewancara menggunakan tujuan

    penelitian sebagai pedoman. Kebaikan wawancara ini adalah informan tidak

    menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancari.12

    b). Observasi

    Menurut Nasution sebagaimana yang dikutif Sugiyono menyatakan

    bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.13

    Sedangkan manfaat

    observasi menurut Patton seperti yang dikutif Sugiyono antara lain :

    a) akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial,

    b) akan diperoleh pengalaman langsung, c) peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang

    lain,

    d) peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dalam wawancara,

    e) peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, f) peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga

    memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi

    sosial yang diteliti 14

    .

    12

    Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,

    Bandung: Alfabeta, 2010, 74. 13

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R dan

    B), Bandung: Alfabeta, 2007, 310. 14

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R dan

    B), Bandung: Alfabeta, 2007, 313-314.

  • 18

    Penggunaan metode observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

    mengamati pelaksanaan supervisi yang dilakukan pengawas PAI untuk

    membantu meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar

    serta sarana dan prasarana pendidikan yang terkait dengan masalah yang dikaji

    di lokasi penelitian. Untuk kelancaran observasi tersebut dibantu dengan format

    observasi yang didesain untuk itu. Pelaksanaan observasi yang dlakukan dalam

    penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan observasi deskriptif (descriptive

    observation) secara luas dengan mengamati secara umum situasi yang terjadi di

    di SMK Kota Salatiga .

    Selanjutnya setelah perekaman dan analisis data pertama, diadakan

    penyempitan pengumpulan datanya serta mulai melakukan observasi terfokus

    (focused observation), antara lain pengamatan pada pelaksanaan supervisi

    pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. Akhirnya

    setelah dilakukan analisis dan observasi yang berulang-ulang, kemudian

    diadakan penyempitan lagi dengan melakukan observasi selektif (selective

    observation), yaitu dengan mengamati objek / peristiwa yang menjadi fokus

    temuan atau solusi atas permasalahan yang ada dalam penelitian.

    c). Dokumentasi

    Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

    observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan

    catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

    atau karya-karya monumental seseorang15

    .

    15

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R dan

  • 19

    Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

    tempat penelitian, melalui buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

    laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian.

    Dokumentasi digunakan dalam upaya menelusuri dan menemukan informasi

    tentang berbagai kebijakan dan prosedur pelaksanaan supervisi yang dilakukan

    pengawas PAI16

    Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

    dengan mencermati dokumen-dokumen yang ada yaitu berupa buku-buku,

    majalah, ataupun catatan-catatan administrasi. Metode ini digunakan untuk

    memperoleh data yang bersifat dokumenter seperti struktur organisasi, sejarah

    berdirinya, dokumen kegiatan supervisi akademik, letak geografis, data jumlah

    pengawas, sarana prasarana, administrasi dan lain-lain yang didokumentasikan

    agar dapat melengkapi data yang diperlukan.

    Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data non manusia yang

    berkaitan dengan fokus penelitian dan sebagai pelengkap data primer sehingga

    diperoleh data yang berkualitas. Peneliti dalam studi dokumentasi memperoleh

    berbagai data, misalnya profil, visi dan misi, struktur organisasi dan segala

    komponen yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi di SMK Kota Salatiga.

    5. Pemeriksaan Data

    Dalam penelitian ini, peneliti dalam mencari validitas atau keabsahan

    data menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

    B), Bandung: Alfabeta, 2007, 329. 16

    Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,

    Bandung: Alfabeta, 2010, 77.

  • 20

    keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

    keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu17

    Teknik triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    teknik triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik

    derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Moelong menjelaskan hal

    ini dapat dicapai dengan cara :

    a) membandingkan data hasil pengamatan dan data hasil wawancara.

    b) membandingkan data yang dikatan informan yang satu dengan

    informan yang lain

    c) membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai

    pendapat orang lain

    d) membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen terkait

    Sedangkan menurut Sugiyono, teknik triangulasi data berarti peneliti

    menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan

    data dari sumber yang sama, yakni peneliti menggunakan teknik observasi

    partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang

    sama secara serempak18

    .

    Mengacu dari berbagai pendapat di atas, triangulasi data yang dilakukan

    peneliti di SMK Negeri Kota Salatiga dengan cara :

    17

    Moleong , Lexy J, (2013),Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, 330. 18

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R dan

    B), Bandung: Alfabeta, 2007, 340.

  • 21

    a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

    dengan guru terkait dengan pelaksanaan supervisi yang dilakukan

    pengawas PAI.

    b) membandingkan apa yang dikatakan guru yang satu dengan guru yang

    lain

    c) membandingkan perspektif seorang guru yang satu dengan berbagai

    pendapat guru yang lain

    d) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang

    ada kaitannya dengan pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan

    pengawas di SMK Kota Salatiga.

    6. Teknik Analisis Data

    Analisa data merupakan salah satu tahapan yang sangat penting,

    setelah peneliti memperoleh dan mengumpulkan data-data baik secara

    perilaku, simbol-simbol, dokumen atau sebagainya. Langkah selanjutnya

    adalah menganalisa data tersebut secara teliti dan cermat dengan cara mencari

    dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dari

    pengamatan peran serta dan bahan-bahan tersebut dan untuk

    mengkomunikasikan apa yang telah ditemukan dalam penelitian. Analisa data

    yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain analisa di lapangan dan analisa

    setelah data terkumpul.Uraian data berupa kalimat-kalimat bukan angka-angka

    atau tabel-tabel. Data yang diperoleh diorganisir dalam struktur yang mudah

    dipahami dan diuraikan.

  • 22

    Analisa data dilakukan bersama-sama dengan pengumpulan data dan

    dilanjutkan setelah kembali ke lapangan. Hasil analisis sementara akan selalu

    dikonfirmasikan dengan data-data yang baru yang memiliki tingkat

    kepercayaan lebih akurat baik diperoleh dari wawancara, observasi maupun

    dokumentasi. Pemanfaatan teori yang relevan dipakai sebagai pisau analisis

    data kualitatif akan menghasilkan analisis diskriptif yang berbobot dan

    memiliki makna mendalam.

    Menurut para ahli beberapa teknik analisa data yang dapat digunakan

    dalam penelitian kualitatif. Diantaranya adalah model mengalir (flow model),

    dan model interaktif yang keduanya berbeda. Pada model mengalir terdapat

    tiga komponen analisis, yakni : reduksi data, sajian data dan penarikan

    kesimpulan atau verifikasi, ketiga komponen kegiatan ini dilakukan secara

    jalin- menjalin dengan proses pengumpulan data.

    Menurut Miles dan Huberman sebagaimanayang dikutif oleh Idrus,

    analisa data model interaktif terdiri tiga hal utama yaitu reduksi data dan

    penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga kegiatan tersebut

    merupakan kegiatan yang jalin menjalin pada saat, sebelum dan sesudah

    pengumpulan dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum19

    .

    Setelah data terkumpul maka ketiga komponen tersebut berinteraksi

    dan bila kesimpulan dirasa kurang kuat, maka perlu ada verifikasi dan peneliti

    kembali mengumpulkan data di lapangan. Sebagai upaya memudahkan

    mencari pokok masalah, dibuat daftar ringkasan wawancara / format

    19

    Muhammad Idrus, Model Penelitian Iilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009, 147.

  • 23

    wawancara, yang berisi setelah catatan -catatan lapangan yang ditulis lengkap

    dan ditelaah dari lapangan. Karena data yang didapatkan ada yang terbentuk

    dokumen, maka analisis datang harus dibantu dengan membuat lembar isian

    ringkasan dokumen yang diberikan ringkasan dari data tersebut.

    Lembaran tersebut dibukukan karena dokumen-dokumen itu sering

    kali berkepanjangan dan secara khusus memerlukan penjelasan. Dalam

    penelitian ini data yang berbentuk dokumen antara lain berhubungan dengan

    pelaksanaan supervisi pengawas PAI di SMK Kota Salatiga.

    Analisa sesudah data terkumpul mencakup kegiatan mengembangkan

    kategori dengan sistem koding (memberi kode), dan selanjutnya

    mengembangkan mekanisme kerja terhadap data yang telah dikategorikan.

    Proses kegiatan menganalisis data setelah data terkumpul adalah :

    a) mengumpulkan data yang terjaring

    b) memberi tanda pada sumber asal data

    c) memberi nomor sesuai urutan kronologis waktu mengumpulkan

    data

    d) membaca berulang kali keseluruhan data yang ada

    Selanjutnya peneliti menyusun kategori koding dengan membubuhkan

    nomor pada kategori-kategori sambil memberikan nomor kategori koding

    sesuai dengan satuan data. Proses analisis data dilakukan melalui tiga jalur

    yang berlangsung secara bersamaan yaitu :

    1) data reduction (penyederhanaan data) adalah proses pemilihan,

    pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan merangkum data kasar

  • 24

    yang muncul dari catatan lapangan dan difokuskan pada hal yang

    penting.

    2) penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

    kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

    untuk menentukan pola-pola yang lebih sederhana.

    3) verifikasi atau penyimpulan data adalah pada tahap permulaan

    penyimpulan masih bersifat longgar dan terbuka kemudian meningkat

    menjadi lebih rinci dan mengakar kuat.

    Selain dengan cara diatas, analisis data dapat dilakukan secara induktif.

    Alasannya, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda

    karena analisis induktif dapat menciptakan hubungan lebih eksplisit, dikenal

    dan akuntabel, dapat mengurangi data secara sistematis dan dapat membuat

    keputusan- keputusan yang akurat, analisis induktif dapat menemukan

    kebenaran bermakna serta dapat memperhitungkan nilai-nilai secara terperinci.

    Analisis data induktif itu dilakukan dengan mengorganisasikan data

    yang diperoleh dari berbagai sumber, mengurutkan, mengelompokkan,

    memberi kode dan mengkategorikan sesuai dengan tema yang diangkat dalam

    penelitian. Untuk kesinambungan dan kedalaman pelacakan data dengan

    penelitian ini digunakan model analisis data interaktif. Kegiatan itu dilakukan

    dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses

    berlanjut, berulang, dan terus menerus. Dalam proses ini aktivitas penelitian

    bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan data selama proses

    ini masih berlangsung.

  • 25

    Berdasarkan dari uraian di atas, maka langkah-langkah analisis data

    dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisa data interaktif. Yakni,

    analisa data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, yakni proses

    reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sementara dilakukan

    selama pengumpulan data masih berlangsung, sedangkan untuk verifikasi dan

    penarikan kesimpulan akhir dilakukan setelah pengumpulan data selesai.

    Pengumpulan data dalam penelitian ini, seperti telah diuraikan di atas

    dilakukan melalui wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumentasi.

    Adapun reduksi data dilakukan melalui kegiatan penajaman, penggolongan,

    penyeleksian, dan pengorganisasian data. Penajaman data dilakukan dengan

    mentransformasi kata-kata dan kalimat yang panjang menjadi suatu kalimat

    yang ringkas dan lebih bermakna. Penggolongan data dilakukan melalui

    pengelompokkan data sejenis dan mencari polanya.

    G. Sistematika Penulisan Tesis

    Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu

    penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis secara garis besarnya.

    1. Bagian Awal

    Bagian awal ini terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan,

    pernyataan keaslian tesis, halaman persembahan, motto, kata pengantar, daftar

    isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

  • 26

    2. Bagian Isi

    Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan , signifikasi penelitian, manfaat atau kegunaan penelitian,

    penelitian yang relevan,metodologi penelitian dan sistematika penulisan

    tesis.

    Bab II berisi tentang konsep supervisi yang meliputi pengertian, tujuan dan

    fungsi supervisi, teknik supervise, pengertian pengawas PAI,

    TUPOKSI Pengawas sebagai supervisor , kompetensi guru, pengertian

    guru dan kompetensi profesional guru. Konsep-konsep teori tersebut

    dijadikan landasan dalam penelitian pelaksanaan supervisi yang

    diawali dengan menggambarkan secara deskriptif pelaksanaan

    supervisor.

    Bab III berisi tentang paparan data dan temuan penelitian. Pada bab ini berisi

    profil sekolah yang dijadikan obyek penelitian, pelaksanaan supervise

    yang dilakukan pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi

    professional guru PAI, factor pendukung dan penghambat pelaksanaan

    supervisi pengawas PAI .

    Bab IV Dalam bab ini akan dijelaskan analisa hasil penelitian yang telah

    dilakukan diantaranya pelaksanaan supervisi pengawas terhadap guru

    PAI dan konstribusinya dalam meningkatkan profesionalitas guru PAI.

    Kemudian diungkapkan secara khusus temuan hasil penelitian dan

    pembahasannya, untuk mengungkap sejauh mana kontribusi supervisi

    pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di

  • 27

    SMK Kota Salatiga, factor pendukung dan penghambatnya serta solusi

    yang ditawarkan dalam peningkatkan profesionalitas guru PAI .

    Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan

    supervisi pengawas dalam meningkatkan kompetensi profesional

    guru SMK Kota Salatiga.

    3.Bagian Akhir

    Pada bagian akhir berisi tentang daftar pustaka, lampiran, lampiran,

    surat keterangan telah melakukan penelitian dan daftar riwayat hidup

    penulis.

  • 28

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Konsep Kontribusi Supervisi

    1. Pengertian Kontribusi

    Menurut Kamus Ilmiah Populer, kontribusi diartikan sebagai uang

    sumbangan atau sokongan. Kontribusi juga berasal dari bahasa inggris yaitu

    contribute, contribution,maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan,

    melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat

    berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang

    individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama.

    Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku

    yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif

    maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh,seseorang melakukan kerja

    bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasanaasri di daerah tempat ia

    tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun

    pendatang.20

    Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, diartikan sebagai

    uang iuran pada perkumpulan, sumbangan. Bertitik tolak pada kedua kamus di

    atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusi adalah merupakan

    sumbangan, sokongan atau dukungan terhadap sesuatu kegiatan 21

    .

    20

    Dany,H. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Gita Media , 264. 21

    Yandianto, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006, 282.

  • 29

    Dalam hal ini konstribusi berarti individu tersebut berusaha

    meningkatkan efisisensi dan efektivitas hidupnya dengan cara menajamkan

    posisi perannya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang spesialis, agar lebih

    tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai

    bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kontribusi

    supervisi Pengawas PAI dalam meningkatkan kompetensi profesional guru

    PAI adalah keterlibatan pengawas PAI melalui kegiatan supervisi untuk

    memberikan sumbangan kepada guru PAI yang berdampak terhadap

    peningkatan kompetensi profesional guru PAI.

    2. Pengertian Supervisi

    Sebelum membahas tentang konsep supervisi pendidikan yang

    dilakukan Pengawas Pendidikan Agama Islam dalam arti luas, terlebih dahulu

    perlu dijelaskan pengertian supervisi dari para ahli di bidang pendidikan.

    Menurut Ngalim Purwanto, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang

    direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam

    melakukan pekerjaan mereka secara efektif22

    .

    Pendapat senada dikemukakan Sahertian, supervisi adalah suatu usaha

    menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan

    guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif agar lebih

    22

    Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2002, 76.

  • 30

    mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan fungsi pengajaran23

    . Supervisi

    juga dapat diartikan sebagai serangkaian usaha pemberian bantuan kepada

    guru dalam bentuk layananan profesional yang diberikan oleh supervisor

    (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya) guna meningkatkan

    mutu proses dan hasil belajar mengajar24

    .

    Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kegiatan supervisi dalam

    dunia pendidikan merupakan layanan profesional berupa pembinaan dari

    seorang supervisor kepada tenaga pendidik dan kependidikan.

    Sasaran pembinaan tersebut menyangkut seluruh aspek

    penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah dalam rangka

    meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Layanan supervisi dapat berupa

    perbaikan manajemen atau pengelolaan sekolah dan perbaikan pengelolaan

    kegiatan belajar mengajar yang lebih dikenal dengan istilah supervisi akademik

    atau supervisi pembelajaran. Dalam hal ini supervisi yang dilakukan Pengawas

    Pendidikan Agama Islam terhadap guru PAI lebih dititik beratkan pada

    supervisi akademik atau supervisi pembelajaran.

    3.Tujuan Supervisi

    Pandangan para ahli pendidikan mengenai tujuan supervisi pembelajaran

    atau supervisi akademik sesuai dengan sudut pandang masing-masing, namun

    mereka sepakat bahwa tujuan inti dari supervisi pembelajaran adalah

    23

    Sahertian, Piet A, Prinsip danTeknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

    2008, 17. 24

    Muslim, Sri Banun, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme

    Guru, Bandung: Alabeta, 2010, 41.

  • 31

    membantu guru meningkatkan kualitas profesionalnya dalam mengajar.

    Dibawah ini tujuan supervisi dalam akademik menurut pandangan para ahli:

    a. Hariwung mengemukakan tujuan supervisi akademik adalah membantu guru untuk tumbuh dan berkembang dalam ruang lingkup

    mengajar dan kehidupan kelas, memperbaiki ketrampilan mengajar,

    dalam memperluas pengetahuan mereka serta menggunakan

    persiapan mengajar25

    .

    b. Glickman mengatakan bahwa tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru-guru belajar bagaimana meningkatkan

    kemampuan dan kapasitasnya, agar murid-muridnya dapat

    mewujudkan tujuan belajar yang telah ditetapkan26

    .

    c. Neagle mengatakan bahwa melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat

    27.

    Pengembangan kemampuan dalam kontek ini janganlah ditafsirkan

    secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan kemampuan dan

    ketrampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen

    (commitmen) atau kemampuan (willingness) atau motivasi (motivation) guru.

    Sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi guru, kualitas

    pembelajaran akan meningkat.

    Uraian berbagai pendapat mengenai tujuan supervisi pembelajaran di

    atas, pada intinya tujuan supervisi dalam bidang akademik yaitu untuk

    membantu para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, agar

    dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada akhirnya

    akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Jika supervisi pendidikan sudah

    25

    Saiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabata 2010, 104. 26

    Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional

    Guru. Jakarta: Bumi Aksara,1992, 4. 27

    Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional

    Guru. Jakarta: Bumi Aksara,1992, 4.

  • 32

    tertuju pada keberhasilan siswa dalam memperoleh kualitas pembelajaran yang

    lebih baik artinya supervisi pendidikan tersebut sesuai dengan tujuannya.

    4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Supervisi

    Salah satu tugas pokok pengawas PAI adalah melaksanakan supervisi

    akademik. Seorang pengawas harus memahami langkah-langkah atau tahapan

    supervisi akademik yang akan dilaksanakan. Dalam buku pedoman supervisi

    pengawas madrasah dan pengawas PAI pada sekolah Kakanwil Kemenag Jawa

    Tengah, secara umum tahapan kepengawasan terbagi beberapa tahap yaitu (a)

    penyusunan program pengawasan, (b) pelaksanaan program pengawasan, (c)

    evaluasi program pengawasan,dan (d) pelaporan program pengawasan28

    .

    Secara lebih khusus, pelaksanaan supervisi akademik sebagai upaya

    untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dikelas dapat ditempuh

    melalui tiga tahap yaitu petemuan awal, pengamatan pelaksanaan pembelajaran

    dan pertemuan akhir. Pada tahap persiapan atau pertemuan awal menyiapkan

    instrument supervisi, melakukan pertemua awal dengan guru dan diskusi

    rencana kegiatan pembelajaran khususnya aspek mana yang perlu mendapat

    perhatian pengawas.

    Pada tahap pelaksanaan pengawas mencermati tahapan pembelajaran

    guru di kelas mulai dari awal sampai akhir. Pada pertemuan akhir atau penutup

    mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru, menyampaikan nilai hasil guru

    dalam pembelajaran, member pembinaan untuk meningkatkan kualitas

    28

    Buku Pedoman Supervisi Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI Pada Sekolah, Kakanwil

    Kemenag Jawa Tengah 2012, 18.

  • 33

    pembelajaran. Selanjutnya melaksanakan rencana tindak lanjut yakni meminta

    kepada guru untuk menevisi rencana pembalajaran yang tidak sesuai dan

    menyampaikan hasil supervisi kepada kepala madrasah sebagai bahan

    pembinaan lebih lanjut29

    .

    Pendapat serupa dikemukakan oleh Prasojo dan Sudiyono, dalam

    pelaksanaan supervisi untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru di kelas

    ditempuh melalui tiga langkah, tahap pra observasi, observasi dan post

    observasi. Pada tahapan pra observasi sebelum observasi kelas, supervisor

    melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi

    dan wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan,metode dan strategi,

    media pengajaran,evaluasi, dan analisis. Pada tahapan observasi setelah

    wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam

    kegiatan mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas 30

    .

    Pada tahapan post observasi, setelah obesrvasi kelas selesai, sebaiknya

    supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang kesan guru terhadap

    penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru. Di samping itu

    melakukan identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu

    ditingkatkan,gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan, dan lain sebagainya.

    Berdasarkan pendapat tersebut secara umum langkah-langkah dalam

    pelaksanaan supervisi akademik meliputi penyusunan program pengawasan,

    pelaksanaan program pengawasan, evaluasi program pengawasa dan pelaporan

    29

    Buku Pedoman Supervisi Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI Pada Sekolah,Kakanwil

    Kemenag Jawa Tengah 2012, 97-99. 30

    Prasojo, LD dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan,Yogyakarta: Gava Media, 2011, 89.

  • 34

    program pengawasan. Sedangkan dalam pelaksanaan program pengawasan

    akademik untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan

    pembelajaran di kelas dapat ditempuh melalui tiga langkah yaitu tahap

    persiapan (pra obesrvasi), tahap pelaksanaan (obesrvasi) dan tahap penutup

    serta tindak lanjut atau post observasi.

    5. Teknik dan Pendekatan Supervisi

    Beberapa teknik supervisi akademik atau pembelajaran yang dapat

    digunakan supervisor termasuk Pengawas PAI untuk meningkatkan dan

    mengembangkan potensi yang dimiliki seorang guru antara lain digolongkan

    menjadi dua, yaitu teknik perseorangan (individu) dan teknik kelompok.

    Diantara teknik-teknik tersebut diuraikan sebagai berikut:

    a. Teknik Perseorangan (individu)

    Teknik perseorangan ialah teknik supervisi yang dilakukan secara

    perseorangan31

    . Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:

    1) Kunjungan Kelas

    Pengawas sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk melihat

    cara guru mengajar dikelas. Tujuannya memperoleh data mengenai

    keadaan sebenarnya guru mengajar.Dengan data tersebut supervisor dapat

    berbincang-bincang mengenai kesulitan yang dihadapi guru.

    31

    Piet A Sahertian dan Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta 2008, 53-83.

  • 35

    Kunjungan kelas ini berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru

    agar meningkatkan kualitas cara mengajar guru dan belajar siswa. Ada

    tiga macam kunjungan kelas yaitu, kunjungan tanpa diberi tahu,

    kunjungan dengan cara member tahu dan kunjungan kelas atas undangan

    guru.

    2) Observasi Kelas

    Melalui kunjungan kelas, supervisor dapat mengobservasi situasi

    belajar mengajar yang sebenarnya. Ada dua macam observasi kelas, yaitu:

    a) Observasi langsung; dengan menggunakan alat observasi, supervisor

    mencatat absen yang dilihat pada saat guru sedang mengajar.

    b) Observasi tidak langsung, orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang

    kaca dimana murid-murid tidak mengetahuinya (biasanya dilakukan

    dalam laboratorium untuk pengajaran mikro).

    Tujuan observasi yaitu untuk memperoleh data yang seobyektif

    mungkin, bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis

    kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki hal belajar

    mengajar. Bagi guru sendiri data tersebut dapat membantu mereka untuk

    mengubah cara mengajar mereka agar lebih baik. Dan bagi murid-murid akan

    dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar mereka.

    3) Percakapan Pribadi

    Antara supervisor dan guru melakukan pertemuan empat mata untuk

    membicarakan masalah-masalah yang dihadapi guru.Tujuannya yaitu

    memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan

  • 36

    kesulitan yang dihadapi, memupuk dan mengembangkan hal mengajar yang lebih

    baik, memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang sering dialami

    oleh seorang guru, serta menghilangkan dan menghindari segala prasanga yang

    bukan-bukan.

    4) Saling Mengunjungi Kelas

    Yang dimaksud dengan saling mengunjungi kelas ialah saling

    mengunjungi antara guru yang satu dengan yang lain yang sedang mengajar.

    Kegiatan ini dimaksudkan untuk bertukar pengalaman. Keuntungannya yaitu

    mengamati rekan lain yang sedang member pelajaran, membantu guru-guru yang

    ingin memperoleh pengalaman atau ketrampilan tentang teknik dan metode

    mengajar, member motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar, sifat

    bawahan dengan pemimpin tidak ada sama sekali sehingga diskusi berlangsung

    secara wajar dan mudah mencapai penyelesaian masalah.

    5) Menilai Diri Sendiri

    Salah satu tugas yang paling sulit adalah menilai kemampuan diri sendiri

    dalam menyajikan bahan pelajaran.Untuk mengukur kemampuan mengajarnya,

    disamping menilai anak didiknya, juga penilaian terhadap diri sendiri merupakan

    teknik yang dapat membantu guru dalam pertumbuhannya. Alat yang dapat

    digunakan yaitu: daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan pada siswa

    untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas, menganalisis tes-tes terhadap unit-

    unit kerja, mencatat aktivitas siswa dalam suatu catatan (record) baik mereka

    bekerja secara kelompok maupun perorangan.

  • 37

    b.Teknik Kelompok

    Yang dimaksud dengan teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan

    secara kelompok32

    . Adapun kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

    1) Rapat Guru

    Berbagai hal yang dapat dijadikan bahan dalam rapat-rapat yang diadakan

    dalam rangka kegiatan supervisi seperti ha-hal yang berhubungan dengan

    pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.Tujuannya yaitu untuk memberikan

    bantuan kepada seluruh guru secara umum.

    2) Mengadakan Diskusi Kelompok

    Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-

    kelompok guru bidang studi sejenis (biasanya untuk madrasah lanjutan),dapat

    pula dibentuk kelompok-kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran

    tertentu. Kelompok-kelompok yang telah dibentuk itu diprogramkan untuk

    mengadakan pertemuan atau diskusi guna membicarakan hal-hal yang

    berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar mengajar.

    Di dalam diskusi supervisor atau kepala madrasah dapat memberikan

    pengarahan, bimbingan, nasehat-nasehat ataupun saran-saran yang diperlukan.

    3) Mengadakan Penataran-Penataran

    Teknik kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah

    banyak dilakukan.Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu,

    penataran tentang metodologi pengajaran dan penataran tentang administrasi

    pendidikan.

    32 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2008, 122.

  • 38

    Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik supervisi dibagi menjadi

    dua golongan, antara lain yaitu teknik perseorangan atau individu dan teknik

    kelompok. Teknik individu ini diberikan kepada guru yang mempunyai masalah

    tertentu yang bersifat perorangan.Yang termasuk dalam teknik individu ini adalah

    kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas,

    dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik kelompok ditujukan pada dua orang

    atau lebih, guru-guru yang mempunyai masalah yang sama akan dikelompokkan

    dan diberi layanan sesuai kebutuhan. Yang termasuk dalam teknik kelompok

    adalah rapat guru, diskusi kelompok dan penataran.

    Berbagai teknik tersebut, belum tentu cocok untuk membina semua

    guru.Misalkan salah satu teknik cocok diterapkan pada seorang guru, tetapi teknik

    tersebut tidak cocok diterapkan pada guru yang lainnya.Ini berarti bahwa kepala

    madrasah harus mampu menetapkan teknik mana yang tepat yang sekiranya

    mampu mengembangkan kemampuan guru dan karakteristik teknik-teknik

    tersebut sehingga dapat menyesuaikan teknik mana yang tepat.

    B. Pengawas Pendidikan Agama Islam

    1. Pengertian Pengawas PAI

    Secara etimologi pengawas berasal dari kata “awas” yang artinya:

    (1) dapat melihat baik-baik; tajam penglihatan: ia sudah tua, tetapi matanya masih

    awas, (2) tajam tiliknya; dapat mengetahui (melihat) segala yg gaib (rahasia dan

    sebagainya): ia mencari dukun yg awas, (3) tidak meleng (memperhatikan baik-

    baik); waspada: kita harus tetap awas terhadap gerak-gerik musuh, (4) hati-hati;

    ingat: awas ada ular!. Kemudian derivasinya awas ialah pengawas, artinya orang

    yg mengawasi: pengawas hutan. Lalu derivasi lainnya pengawasan, maknanya

  • 39

    penilikan dan penjagaan: pengawasan atas ekspor dan impor; di bawah

    pengawasan organisasi dunia Persatuan Bangsa Bangsa (PBB)33

    .

    Sedangkan pengawas secara terminologi adalah orang yang melakukan

    pekerjaan pengawasan di sekolah34

    . Dalam konteks pengawas sekolah, Permen

    PAN No. 21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka

    kreditnya pada bab I pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa pengertian pengawas

    sekolah adalah Pegawai negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan

    wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan

    pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.

    Demikian juga pengawasan merupakan fungsi manajemen yang diperlukan

    untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna

    menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang dikehendaki. Dalam beberapa

    literatur, istilah pengawas ini juga dikenal dengan bahasa yang lain yaitu

    supervisi. Pengawas Pendidikan Agama Islam adalah guru agama berstatus

    Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan pejabat yang berwenang untuk melakukan

    pengawasan penyelenggaraan pendidikan agama pada sekolah35

    .

    Tugas pokok pengawas sekolah adalah melakukan penilaian dan

    pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi

    akademik maupun supervisi manajerial. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok

    dan fungsi pengawas sebagaimana yang dikemukakan di atas, setiap pengawas

    33

    Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 34

    Ahmad Habibullah, dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama

    Islam, Jakarta: PT Pena Citasatria,2008, 10. 35

    Peraturan Menteri Agama RI. No.2 Tahun 2012 tentang Pengawas Pendidikan Agama

    Islam Pada Sekolah.

  • 40

    dituntut memiliki kemampuan dasar tertentu yang berbeda dengan tenaga

    kependidikan lainnya36

    .

    Keberhasilan pengawas dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor

    dapat dilihat dari sejauhmana pengawas bisa membantu memecahkan masalah-

    masalah internal pada satuan pendidikan dan seberapabesar kontribusinya dalam

    melakukan perbaikan. Menurut Jasmani ciri supervisi pendidikan adalah mampu

    merumuskan masalah, pengumpulan data, mengolah data, mengumpulkan hasil

    penelitian, melakukan penilaian, melakukan perbaikan, melakukan bantuan dan

    bimbingaan, dan melakukan kerjasama secara kekeluargaan37

    .

    Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    pengawas / supervisor merupakan seorang PNS profesional yang ditunjuk

    pemerintah yang membantu s