KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta...

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: IKHSAN ZAINUDIN NIM K2507021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2012

Transcript of KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta...

Page 1: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA

SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

IKHSAN ZAINUDIN

NIM K2507021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 2: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Ikhsan Zainudin

NIM : K. 2507021

Jurusan/ Program Studi : PTK/ Pendidikan Teknik Mesin

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, september 2012

Penulis

Ikhsan Zainudin

NIM. K2507021

Page 3: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM

MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA

SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Skripsi

Oleh :

Ikhsan Zainudin

K 2507021

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

September 2012

Page 4: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim

Penguju Skripsi Fakultas Keguruan dan ILmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Surakarta, September 2012

Dosen Pembimbing I

Drs Suwachid, M.Pd, M.T.

NIP. 19500104 197903 1 001

Dosen Pembimbing II

Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd

NIP. 19800701 200501 1 001

Page 5: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hari : …………………

Tanggal : …………………

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Suharno, S.T, M.T. _____________

Sekretaris : Budi Harjanto, S.T., M.Eng _____________

Anggota I : Drs. Suwachid, M.Pd, M.T. _____________

Anggota II : Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd _____________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si.

NIP 1966 04 15 1991 03 1 002

Page 6: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRAK

Ikhsan Zainudin. KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FAKTORY DALAM MEMPERSIAPKAN LULUSAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta, (2) Kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK N 5 Surakarta, (3) Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan teaching factory dan usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasinya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan strategi yang digunakan adalah penelitian deskriptif tunggal terpancang. Sumber datanya adalah informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling . Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, analisis dokumen dan arsip. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis model interaktif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta melalui tiga tahap, yaitu proses produksi, proses pemasaran, dan evaluasi. (2) Kontribusi pelaksanaan teaching factory yaitu menambah pengetahuan, kemampuan, pengalaman, disiplin, serta menumbuhkan sikap profesional siswa. (3) Dalam pelaksanaan teaching factory mengalami beberapa kendala antara lain (a) Waktu pelaksanaan teaching factory yang sangat sedikit, (b) Belum adanya tempat khusus pelaksanaan teaching factory (c) Jumlah tenaga pengajar, (d) Peran siswa kurang maksimal, (e). Struktur organisasi. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah (a) Memanfaatkan waktu luang siswa, (b) Penambahan tempat pelaksanaan teaching factory, (c) Penambahan jumlah tenaga pengajar, (d) Melakukan persiapan pelaksanaan teaching Factory dengan sebaik-baiknya serta menambah sarana dan prasarana teaching factory, (e) Memilih pengurus teaching factory yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Kata Kunci : Kontribusi, Teaching Factory, Siswa SMK, Dunia Kerja

Page 7: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRACT

Ikhsan Zainudin. CONTRIBUTION OF TEACHING FACTORY IN PREPARING GRADUATES ENTERING THE WORLD OF WORK STUDENT SMK N 5 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2O11/2012. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, September 2012.

The purpose of this study is to determine (1) implementation of teaching factory in SMK N 5 Surakarta, (2) contribution implementation of teaching factory in preparing graduates to enter the world of work student of SMK N 5 Surakarta, (3) constraints faced in the implementation of the teaching factory and efforts were made to overcome.

This research is a qulitative and strategis used are descriptive study single rooted. The source data consisted of informants, dokuments, places, and events. The sampling technique used was purposive sampling. The technique of collecting data through interviews, observations, and document analysis. The validity of the data used was the triangulation of sourch (data) and method. The data analysis technique used is interactive model analysis technique which include data reduction, presentation of data, and drawing conclusions.

The results showed that (1) implementation of teaching factory in SMK N 5 Surakarta implemented through three stages of production processes, marketing processes, and evaluation. (2) Contribution teaching factory implementation among others to increase knowledge, skills, experience, and student discipline and cultivate students' professional attitude. (3) In the implementation of teaching factory, the SMK N 5 Surakarta having some problems, among others (a) execution time teaching factory are very few, (b) no special place teaching factory implementation, (c) number of teachers still lack, (d) the role student is less maxsimum, (e) the organizational structure. The efforts of the SMK N 5 Surakarta to overcome these obstacles (a) enjoy free time students, (b) additional space for the implementation of the teaching factory, (c) increasing the number of teachers, (d) prepare in the best implementation of teaching factory and adding infrastructure of teaching factory, (e) elect a teaching factory capable of carrying out their duties properly.

Keywords : Contribution, Teaching Factory, Student SMK

Page 8: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

MOTTO

“ Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar”

(Q.S Al-Baqarah : 153)

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah

hendaknya kamu berharap”

( QS. Alam Nashroh: 7-8)

“...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”

(QS. Al Mujadilah: 11)

Page 9: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

v Ayah dan Ibu

Doamu yang selalu menyertaiku, kerja keras dan pengorbanan yang tiada henti

dan kasih sayang yang tak ternilai. Semuanya membuatku tegar dan selalu

optimis menjalani hidup. Tiada kasih sayang yang seindah dan setulus kasih

sayangmu.

v Keluarga Besarku

Yang berada di Kuamang Kuning, Jambi maupun yang di Boyolali yang tak

pernah lelah menyemangatiku hingga aku bisa berjalan sampai disini.

v Sahabat dan Teman-teman PTM 2007

Terima kasih untuk semua kenangan dan kebersamaan kita. Semoga tidak cukup

sampai disini tapi sampai kelak dihari tua.

v Keluarga Besar Nadira

Buktikan bahwa kita bisa, pantang menyerah, tuntaskanlah jalan dan impian kita.

v Almamaterku Tercinta

Page 10: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

proposal skripsi ini. skripsi ini berjudul “Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri

dan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 5

Surakarta”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mengalami

hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak, hambatan

dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan,

dorongan, dan motivasi, bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi

ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Pragram Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Bapak Drs. Suwachid, M.Pd, M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.

5. Bapak Ngatou Rohman, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal

skripsi.

6. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

7. Segenap karyawan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.

8. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materiil.

9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2007.

Page 11: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

10. Kepada seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.

Penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik

dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan proposal ini sangat penulis

harapkan.

Akhirnya, semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

sebagai acuan pelaksanaan penelitian dan demi semua pihak yang

memerlukannya. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan berkah maghfirah

bagi kita semua. Amin.

Surakarta, 03 Agustus 2012

Penulis

Page 12: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v

HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi

HALAMAN HALAMAN MOTTO............................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6

1. Tinjauan Tentang SMK ................................................................ 6

a. Pengertian Pendidikan Kejuruan ............................................ 6

b. Kurikulum .............................................................................. 7

c. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ........................ 9

2. Tinjauan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja ........... 11

a. Proses Belajar Mengajar ...................................................... 12

b. Teaching Factory ................................................................. 15

c. Tujuan Ujian dan Sertifikasi Keahlian ................................. 24

3. Dunia Kerja ................................................................................ 24

Page 13: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

a. Pengertian Dunia Kerja ........................................................ 24

b. Persyaratan dan Kualifikasi yang Dituntut Oleh Industri .... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 31

C. Kerangka Berfikir ............................................................................ 32

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................... 36

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................... 36

C. Sumber Data ..................................................................................... 38

D. Teknik Sampling .............................................................................. 39

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

F. Validitas Data ................................................................................... 41

G. Analisis Data .................................................................................... 42

H. Prosedur Penelitian .......................................................................... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 47

1. Sejarah SMK N 5 Surakarta ....................................................... 47

2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai Sekolah ............................... 47

3. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta ................................... 49

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .................................................. 49

1. Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta .................................. 50

2. Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory Dalam

Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK

N 5 Surakarta ............................................................................. 59

3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching

Factory di SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan

Untuk Mengatasi Kendala-kendala Tersebut ............................. 63

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori .................. 68

1. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta ............. 68

2. Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory Dalam

Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK

N 5 Surakarta ............................................................................. 72

Page 14: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching

Factory di SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan

Untuk Mengatasi Kendala-kendala Tersebut ............................. 73

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 74

A. Simpulan .......................................................................................... 74

B. Implikasa .......................................................................................... 77

C. Saran................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34

2 Model Analisis Interaktif .......................................................................... 43

3 Skema Prosedur Penelitian........................................................................ 45

4 Denah Bengkel Teknik Otomotif .............................................................. 65

Page 16: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ....................................................... 3

3 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian .................................................... 36

Page 17: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Wawancara ............................................................................. 82

2. Panduan Wawancara ............................................................................. 84

3. Catatan Lapangan.................................................................................. 88

4. Matrik Wawancara ............................................................................. 123

5. Profil Sekolah...................................................................................... 129

6. Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 137

7. Tata Tertib dan Sanksi Teaching Factory ........................................... 144

8. Spesifikasi Teknis Auriga Esemka dan Pesona Esemka..................... 153

9. Penelusuran Tamatan Siswa SMN 5 Surakarta .................................. 154

10. Piagam Kerja Sama ............................................................................. 155

11. Presentasi Seminar Proposal Skripsi ................................................... 156

12. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ......................................... 157

13. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ........ 158

14. Surat Permohonan Izin penelitian ....................................................... 159

15. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Dikpora ................................. 160

Page 18: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidang pendidikan mempunyai peranan penting dalam menyiapkan

Sumber Daya Manusia yang berguna bagi pembangunan. Dalam rangka

menyiapkan sumber daya manusia yang dapat berperan aktif dalam pembangunan,

Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan secara terus menerus

berupaya meningkatkan peranannya melalui berbagai kebijakan penyelenggaraan

pendidikan.

Kebijakan Pemerintah dalam bidang pendidikan tercantum dalam

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :

205/U/1999 Bab II yang berbunyi : Kebijakan Pelaksanaan Pendidikan Dasar dan

Menengah, khususnya mengenai pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan , antara

lain :

1. Meningkatkan daya tampung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri melalui

penambahan unit gedung baru, ruang teori perbaikan fasilitas pendidikan dan

peningkatan penggunaan fasilitas pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta

yang berstatus disamakan dan merintis penyelenggaraan kursus-kursus singkat

dan program diploma pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta terpilih.

2. Melaksanakan penataan (reengineering) bidang keahlian SMK sesuai dengan

potensi dan kebutuhan serta penelusuran tamatan.

3. Menyelesaikan penyesuain kurikulum SMK, pelaksanaan uji kompetensi,dan

sertifikasi secara bertahap.

4. Peningkatan kerjasama industri melalui Pemberdayaan Majelis Pendidikan

Sekolah (MPS) dan instansi lain dalam penelengaraan Pendidikan sistem

ganda.

5. Mengupayakan peningkatan pemanfaatan fasilitas pendidikan yang ada serta

melaksanakan perawatan dan perbaikan secara sistem.

Page 19: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

6. Memantapkan standar mutu dan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan

melalui pembakuan dan koordinasi perencanaan, pemantapan, pelaksanaan,

dan evakuasi dampak pelaksanaan.

Disamping kebijakan-kebijakan tersebut, pendidikan yang

diselenggarakan harus dapat mengantisipasi tantangan era globalisasi. Era

globalisasi adalah suatu era yang membawa dua dampak sekaligus pada bangsa,

lembaga, bahkan pada individu, yaitu : terbukanya secara luas untuk saling

bekerjasama dan terjadinya persaingan secara ketat dan semakin tajam.

Berdasarkan Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012

Jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 7,6 juta orang, dengan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, dimana TPT Februari

2012 sebesar 6,32 persen turun dari TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan

TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen (2012 : 5).

Pada bulan februari 2012, berdasarkan Berita Resmi Statistik No.

33/05/Th. XV, Tingkat Pengangguran Terbuka menurut pendidikan, pendidikan

menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah

Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,51

persen (2012).

Untuk merealisasikan visi tersebut, strategi yang dibuat ialah dengan

peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana SMK, peningkatan jumlah dan

kualitas tenaga pengajar dan kurikulum, menjalin kemitraan dengan DUDI, baik

dalam hal meningkatkan kompetensi kurikulum maupun dalam hal kerja sama

menyerap lulusan SMK, dan menerapkan model pembelajaran teaching Factory.

Teaching Factory merupakan suatu konsep pembelajaran dalam keadaan

yang sesungguhnya sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara

kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang

inovatif dan praktik produktif merupakan konsep metode pendidikan yang

berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras

dengan kebutuhan dunia industri. Melalui pelaksanaan teaching factory SMK

Negeri 5 Surakarta mempersiapkan peserta didiknya menjadi lulusan yang siap

Page 20: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kerja, cerdas, kompetitif dan memiliki kemampuan atau pengetahuan sesuai

dengan tuntutan dunia kerja.

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

(Sumber: Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 2012 : 5)

Pada saat ini SMK Negeri 5 Surakarta telah menerapkan program

pembelajaran teaching factory, yaitu teaching factory dengan perakitan mesin

perkakas/CNC dan perakitan sepeda motor KANZEN AURIGA. Hal ini

membuktikan bahwa SMK Negeri 5 Surakarta serius dalam mempersiapkan

peserta didiknya, agar dapat menghasilkan tamatan yang siap kerja sesuai dengan

tuntutan dunia kerja.

Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta pada program

Teknik Otomotif dimulai sejak tahun 2008, dengan bekerjasama PT. Kanzen

Motor Indonesia. Siswa SMK N 5 Surakarta melakukan perakitan kendaraan roda

dua dengan komponen-komponen sepeda motor yang di suplay dari PT. Kanzen

Motor Indonesia. Produk barang hasil teaching factory siswa Teknik Otomotif

SMK N 5 Surakarta berupa kendaraan roda dua sepeda motor Kanzen Pesona-

Esemka dan Auriga-Esemka.

Dari latar belakang masalah diatas, maka kasus yang diungkap dalam

penelitian ini adalah internal lembaga. Mengingat pentingnya untuk

mensukseskan tujuan dari pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu

mencetak tenaga kerja tingkat menengah melalui teaching factory maka perlu

diketahui bagaimanakah pelaksanaan teaching factory serta konstribusi dari

pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia

kerja. Untuk itu penulis menetapkan judul penelitian “ Kontribusi Pelaksanaan

Pendidikan Tertinggi Yang di Tamatkan

2010 2011 2012 Februari Agustus Februari Agustus Februari

SD Kebawah 3,71 3,81 3,37 3,56 3,69 SMP 7,55 7,45 7,83 8,37 7,80 SMA 11,90 11,90 12,17 10,66 10,34 SMK 13,81 11,87 10,00 10,43 9,51 Diploma I/II/III 15,71 12,78 11,59 7,16 7,50 Universitas 14,24 11,92 9,95 8,02 6,95 Jumlah 7,41 7,14 6,80 6,56 6,32

Page 21: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Teaching Factory Dalam Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa

SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan teaching factory di SMK Negeri 5 Suarakarta?

2. Bagaimanakah konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam

mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK Negeri 5

Surakarta?

3. Adakah kendala-kendala yang dihadapi dalam kontribusi pelaksanaan

teaching factory di SMK Negeri 5 Surakarta dan usaha yang dilakukan untuk

mengatasi kendala tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah penelitian tersebut diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1. Mendiskripsikan tentang pelaksanaan teaching factory yaitu perakitan

kendaraan roda dua dan roda empat di SMK N 5 Surakarta.

2. Mengetahui Kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan

lulusan memasuki dunia kerja siswa SMK Negeri 5 Surakarta.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan teaching

factory yaitu perakitan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat di SMK

Negeri 5 Surakarta dan usaha mengatasinya.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian adalah menjawab masalah yang ada.

Penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian yang berkaitan dengan

Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory di SMK.

Page 22: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah.

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengefektifkan kesiapan siswa dalam

menghadapi dunia kerja di SMK terutama menyangkut kualitas lulusan siswa.

b. Bagi Dunia Kerja / Dunia Industri

Sebagai masukan bagi dunia kerja/dunia industri yang menjadi institusi

pasangan untuk semakin meningkatkan peran sertanya dalam pelaksanaan

teaching factory bagi siswa SMK Negeri 5 surakarta pada khususnya.

c. Sebagai bahan untuk menambah khasanah pustaka dan sebagai salah satu

sumber bagi peneliti selanjutnya.

d. Bagi Program Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas maret

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengefektifkan kesiapan

mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja terutama menyangkut kualitas

lulusan mahasiswa program Pendidikan Teknik Mesin UNS.

Page 23: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang SMK

a. Pengertian Pendidikan Kejuruan

Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur prndidikan

sekolah dan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah dilasanakan oleh lembaga

formal, dilakukan disekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang terprogram

secara teratur, berjenjang, berkesinambungan dan memakan waktu yang lama.

Jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan diluar

sekolah baik dilembagakan maupun tidak, bahan yang diajarkan bersifat praktis

(ketrampilan) dan dirasakan kebutuhan pada saat sekarang. Menurut UUSPN

pasal 11 ayat 1, “jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, kjuruan,

luarbiasa, keagamaan, akademik dan pendidikan professional.

Menurut penjelasan atas UUSPN, pasal 11 ayat 1,”… pendidikan

kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mengandung misi untuk

mendidik dan membelajarkan anak agar mempunyai kemampuan akademis dan

ketrampilan yang siap untuk terjun dilapangan kerja.” Sedangkan House Commite

on Education and Labour menyatakan bahwa :

Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar ketrampilan dan kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan ketrampilan.Program kejuruan merupakan program pengembangan dan bukan program terminal, mempersiapkan siswa kepada pilihan maksimal untuk melanjutkan studi atau mendapatkan pekerjaan. (Oemar Hamalik, 1992 : 24)

Sedangkan definisi pendidikan kejuruan menurut Arikunto “Sebagai

pendidikan khusus yang direncanakan untuk menyiapkan peserta didik untuk

memasuki dunia kerja tertentu” (1998 : 18).

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat diartikan bahwa

pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap

kerja di lingkungan tingkat menengah, baik bekerja secara mandiri maupun

Page 24: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Sehingga tujuan dalam pendidikan

kejuruan secara garis besar membimbing siswa agar memiliki skill yang memadai

dapat tercapai. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan

diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja, meskipun tidak menutup

kemungkinan peserta didik melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pendidikan kejuruan merupakan bentuk pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pernyataan tersebut

mengandung pengertian bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan

pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja

dalam bidang tertentu. Pengertian mampu dalam hal ini bisa berarti mampu

memilih karir sesuai dengan bakat, minat serta kesempatan yang ada, mampu

memasuki dunia kerja , mampu berkompetisi serta mampu mengembangkan diri.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat diartikan bahwa

pendidikan kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang lebih

mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja

dalam bidang tertentu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk

berkompetisi di dunia kerja.

b. Kurikulum SMK

Kurikulum SMK dalam menyiapkan siswa didiknya agar menjadi

tamatan yang siap kerja dikelompokkan menjadi tiga program yaitu : normative,

adaptif, dan produktif. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1) Program Normatif

Program normatif merupakan kelompok diklat yang berfungsi

membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma

kehidupan sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial (anggota masyarakat)

baik sebagai warga Negara Indonesia maupu sebagai warga dunia. Program ini

berisi mata diklat yang menitikberatkan pada norma, sikap, dan prilaku yang harus

diajarkan, ditanamkan dan dilatihkan pada peserta didik. Mata diklat ini meliputi

Page 25: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Sejarah Nasional

dan Umum.

2) Program Adaptif

Program adaptif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi

membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang

luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan

sekitar. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian

kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan

prinsip dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan pada

kehidupan sehari-hari sebagai landasan untuk bekerja. Mata diklat ini meliputi

Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

Sosial,KKPI, dan Kewirausahaan.

3) Program Produktif

Program produktif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi

membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan standar di

dunia kerja. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena

itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha atau industri atau asosiasi profesi.

Kelompok Mata Pelajara produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi

membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada,

maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap

mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat

melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia

usaha / industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik

sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Adapun mata diklat ini pada

program keahlian teknik mesin meliputi Gambar Teknik, Pengetahuan Dasar

Teknik Mesin (PDTM), Motor Bakar, Kelistrikan Otomotif, dan lain-lain.

Pada dasarnya penyusunan kurikulum SMK merupakan suatu proses

dalam merencanakan, mengorganisasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi

Page 26: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

keseluruhan kegiatan pembelajaran baik disekolah maupun di institusi pasangan.

Pengelompokan kurikulum di atas dapat diartikan sebagai upaya SMK dalam

menetapkan kompetensi yang harus dikuasai tamatan sesuai dengan tuntutan

dunia pasar kerja, menentukan materi pembelajaran yang harus dipelajari, serta

menentukan kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilalui oleh peserta

didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan dapat menguasai pengetahuan,

mengembangkan ketrampilan, dan menanamkan sikap professional sesuai dengan

tuntutan dunia kerja.

c. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan

Adapun secara umum tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan yang

tercantum dalam GBPP, yaitu bahwa pendidikan menengah kejuruan sebagai

bagian dari pendidikan menengah dalam system pendidikan nasional yang

bertujuan :

1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat

mengembangkan sikap professional dalam bidangnya masing-masing.

2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi

dan mampu mengembangkan diri dibidangnya masing-masing.

3) Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat menengah yang

mandiri (bekerja untuk diri sendiri) dan atau untuk mengisi kebutuhan

dunia kerja dibidangnya masing-masing.

4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif,

dan kreatif, khususnya dibidangnya masing-masing (Kuriulum

SMK,GBPP, 1998).

Menurut penjelasan atas UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional pasal 15, merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Adapun tujuan pendidikan menengah kejuruan sebagai berikut :

Page 27: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Tujuan Umum

a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

b) Mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi warga Negara

yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

demokratis dan bertanggung jawab.

c) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan

kebangsaan, memahami, dan menghargai keanekaragaman budaya

bangsa Indonesia.

d) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian

terhadap lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam

dengan efektif dan efisien.

2) Tujuan Khusus

a) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu

bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha

dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai

dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

b) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih

dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan

mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang

diminati.

c) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri

maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih baik.

d) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai

dengan program keahlian yang dipilih. (Depdiknas-Kurikulum

SMK,2004 : 7)

Untuk merealisasika tujuan-tujuan tersebut di atas, SMK Negeri 5

Surakarta merealisasikan kegiatan-kegiatan belajar atau teaching factory.

Teaching factory merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian

Page 28: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

professional yang menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan

industri dan pengetahuan sekolah. Memadukan secara sistematik dan sinkron

program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh

melalui kegiatan teaching factory, menciptakan tamatan sebagai warga Negara

yang baik, berahlak mulia, mampu beradaptasi dengan lingkungan, dan mampu

memasuki dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah.

2. Tinjauan Kesiapan Siswa SMK Memasuki Dunia Kerja

Seperti telah kita ketahui bahwa pendidikan yang diselenggarakan harus

dapat mengantisipasi tantangan era globalisasi pada SMK khususnya dan sekolah

pada umumnya. Proses globalisai mengakibatkan restrukturasi dunia di sertai

banjir informasi yang berdampak terhadap kehidupan nyata. Kita adalah bagian

dari masyarakat informasi (information based society) yang memberikan peluang

partisipasi (participation opportunity) dan produktivitas sehingga dapat

berkonstribusi terhadap perkembangan keluarga, masyarakat dan bangsa. Menurut

Semiawan R.Chony atau Human Capacity Development (HCD) adalah hasil

interaksai antar individu dan masyarakat yang memiliki peluang berpartisipasi

“terkait dengan itu adalah masalah jenis kelamin, rakyat di daerah terpencil dan

rakyat miskin yang memiliki kendala partisipasi” (1998 : 9). Perkembangan

kemampuan manusia terkait erat dengan peluang partisipasi karena mewakili

perangkat masukan (set of input) yang menumbuh kembangkan kemampuan

manusia. Karena kondisi yang berubah-ubah terus menerus, diperlukan bukan saja

pemahaman, tetapi tindakan dan refleksi (action and reflection) terhadap tuntutan

zaman. Untuk itu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk fleksibel,

terbuka, berfikir kreatif, berfikir kritis, ketangkasan yang bersifat komplek namun

cermat, yang terkait dengan media informasi yang semakin canggih, kepekaan dan

kemampuan mengidentifikasikan dan mengatasi masalah, serta kemampuan kerja

sama antar manusia adalah tuntutan terhadap sekolah terutama di SMK (Sekolah

Menengah Kejuruan) untuk dikembangkan.

Kesiapan menurut Simpson yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono

adalah “kemampuan penempatan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu

Page 29: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

gerakan atau rangkain gerakan” (1994:29). Sedangkan menurut kamus besar

bahasa Indonesia Edisi ke dua mengartikan “kesiapan adalah sedia sudah sedia,

disediakan (tinggal memakai atau menggunakan saja), terampil dan professional

serta dapat langsug (tanpa latihan lagi) menjalankan pekerjaan” (1996:934).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan

merupakan suatu titik kematangan dimana seseorang dapat menempatkan diri dan

memiliki kemampuan jasmani dan rohani untuk melakukan suatu gerakan.

Dengan demikian kesiapan siswa SMK berarti siswa SMK telah memiliki

kematangan dan kemampuan jasmani serta rohani dalam melakukan suatu gerakan

yang akan dijalaninya setelah ia lulus nanti. Kesiapan siswa SMK dapat diketahui

melalui pendidikan system ganda, proses belajar mengajar, teaching factory dan

uji sertifikasi keahlian. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Proses Belajar Mengajar

1) Pengertian Proses

Menurut Muh. Uzer Usman, “Proses merupakan interaksi semua

komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama

lainnya saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai

tujuan” (2001 : 5).

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses adalah

urutan langkah yang menyangkut tingkah laku atau perbuatan dimana satu sama

lain saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai suatu

tujuan.

2) Pengertian Belajar

Beberapa ahli telah mencoba merumuskan atau membuat tafsiran tentang

belajar. Seringkali pula rumusan dan tafsiran mereka itu berbeda satu sama lain.

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar,

terlebih dahulu akan beberapa definisi para ilmuwan yang dikutip dari buku

psikologi pendidikan M. Ngalim Purwanto (1997: 84) sebagai berikut :

Page 30: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a) Gagne dalam buku The Conditions of Learning (1997) menyatakan bahwa:

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke

waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

b) Morgan dalam buku Introduction of Psycology (1978) mengemukakan :

“Belajar adalah setiap perbuatan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”

c) Witherrington, dalam buku Educational Psycology mengemukakan :

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”

d) Cronbach dalam bukunya Educational Psycology menyatakan : “Learning

is shown by change in behavior as a result of experience.” (Cronbach,

1954: 47).

Dengan demikian, belajar yang efektif adalah melalui pengalaman.

Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar

dengan menggunakan semua alat inderanya.

e) Oemar Hamalik mendefinisikan belajar (learning) merupakan proses

perubahan tingkah laku sebagai dari pengalaman dan latihan. (Oemar

Hamalik, 1990: 60).

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan

adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang

belajar, yaitu bahwa :

a) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi

juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman.

c) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,

harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

Page 31: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dengan demikian dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku pada diri seseorang, dimana perubahan tingkah laku ini

timbul sebagai akibat dari latihan-latihan yang dialaminya secara terorganisir.

3) Pengertian Mengajar

Pada dasarnya mengajar merupakan tugas utama dari seorang guru

sebagai pendidik. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang bersifat unik dan

sederhana. Dikatakan unik karena hal ini berkenaan dengan manusia yang belajar

yakni siswa dan yang mengajar adalah guru. Sederhana karena mengajar

dilaksanakan dalam keadaan praktis dikehidupan sehari-hari, mudah dihayati oleh

siapa saja dan pada prinsipnya mengajar adalah membimbing siswa dalam proses

belajar mengajar.

Menurut Slameto, “mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa

pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita” (1995: 29). Adapun defenisi

lain di negara-negara modern yang sudah maju mengatakan bahwa mengajar

adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Defenisi ini menunjukkan

bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Guru hanya

membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa.

Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada

siswa.

Mengajar didefinisikan oleh Sudjana, “Sebagai alat yang direncanakan

melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan siswa

melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin” (2000: 37).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu

kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik, agar

tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan terjadinya proses

belajar yang optimal.

4) Pengertian Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal

dengan guru sebagai pemeran utamanya. Dalam proses belajar mengajar sebagian

besar hasil belajar peserta didik ditentukan oleh peranan guru sebagai

Page 32: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pembimbing dalam kegiatan belajar siswa. Guru yang kompeten akan lebih

mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu

mengelola proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa berada pada

tingkat yang optimal.

Menurut Muh Uzer Usman, “Proses belajar mengajar adalah suatu

proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu” ( 2001 : 4). Sedangkan menurut Djago Tarigan, “Proses belajar

mengajar yaitu suatu proses kegiatan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan

pengealuasian program pengajaran” (1990 : 38)

Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas peneliti menyimpulkan

bahwa proses belajar mengajar adalah suatau kesatuan kegiatan yang tidak

terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, dan antara kedua

kegiatan ini terjadi interaksi edukatif yang saling menunjang dan melibatkan

komponen proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar terdapat tiga kegiatan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi program pengajaran. Kegiatan ini melibatkan

komponen proses belajar mengajar. komponen proses belajar mengajar meliputi :

Siswa, Guru, Tujuan, Bahan, Metode, Media, Evaluasi (Djago Tarigan, 1990 : 40)

b. Teaching Factory

1) Pengertian Teaching Factory

Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana

sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara

kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang

inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang

berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras

dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).

Pembelajaran keahlian atau ketrampilan yang dirancang dan

dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real

job) untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau

Page 33: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

konsumen. Dengan kata lain barang yang diproduksi dapat berupa hasil produksi

yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah atau

konsumen.

Teaching factory sebagai salah satu strategi pembelajaran memiliki

beberapa tujuan. Dalam makalah yang dipublikasikan American Society for

Engineering Education Annual Conference and Exposition, Alptekin, et al

menyatakan bahwa tujuan teaching factory ialah:

a) to graduate better professionals by providing leading edge concepts in modern manufacturing, enabling them to effectively compete in today's industry

b) to enhance the current curriculum that will focus on modern manufacturing concepts

c) to demonstrate viable solutions to the dynamics of technological challenges across the entire integrated business enterprise

d) to transfer technology and information from and to partner companies as well as local companies, with student activities, team projects and senior projects as the primary vehicle (2001: 1)

Menghasilkan lulusan yang professional di bidangnya, mengembangkan

kurikulum yang fokus pada konsep modern, mendemonstrasikan solusi yang tepat

untuk tantangan yang dihadapi dunia industri, serta transfer teknologi dari industri

yang menjadi partner dengan siswa dan institusi pendidikan.

Sementara pengembangan teaching factory di Penn State Univesity, The

University of Puerto Rico-Mayagues, The University of Washington, dan Sandia

Natinal Labs bertujuan untuk

a) Learning factories at each patner institution integrally coupled to tho curriculum for hands-on exprince in design, manufacturing, and product realization.

b) A practice-based enginering curriculum which balances analytical and theorytical knowledge with manufacturing, desaign, businiess realities, and profesional skill (Jorgensen, et al. 2995: 2).

Memberikan pengalaman nyata dalam desain, manufaktur, dan realisasi

produk yang dirancang serta mengembangkan sebuah kurikulum yang memiliki

keseimbangan antara pengetahuan teori dan analisis dengan manufaktur,

perancangan, kegiatan bisnis, dan ketrampilan yang professional.

Page 34: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Program Teaching Factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran

yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based

Training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau

keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan

standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai

dengan tuntutan pasar/ konsumen.

Dalam konsep sederhana Teaching factory merupakan pengembangan

dari unit produksi yang sudah dilaksanakan di SMK –SMK. Sebenarnya konsep

teaching factory merupakan salah satu bentuk pengembangan dari sekolah

kejuruan menjadi model sekolah produksi. Menurut Greinert dan Weimann dalam

Heru Subroto (2004), terdapat tiga model dasar sekolah produksi, yaitu: 1)

Sekolah produksi sederhana (Dereinwickelte produktionsschullyp Training Cum

production); 2) Sekolah produksi yang berkembang (Der einwickelte

produktionsschullyp) dan 3) Sekolah produksi yang berkembang dalam bentuk

pabrik sebagai tempat belajar (Der einwickelte produktionsschullyp inform der

Lernfabrik Prroduktion Training Corporation).

Model yang ketiga, yaitu Sekolah produksi yang berkembang dalam

bentuk pabrik sebagai tempat belajar (Der einwickelte produktionsschullyp inform

der Lernfabrik Prroduktion Training Corporation) selanjutnya dikenal dengan

Teaching factory Model.Penyelenggaraan model ini memadukan sepenuhnya

antara belajar dan bekerja, tidak lagi memisahkan antara tempat penyampaian

materi teori dan tempat materi produksi (praktik).

Pelaksanaan teaching factory di sekolah menengah kejuruan di Indonesia

menurut Moerwishmadhi yaitu dengan mendirikan unit usaha atau perusahaan di

dalam sekolah (2009). Unit usaha atau pabrik tersebutberproduksi untuk

menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi standar kualitas sehingga dapat

diterima oleh masyarakat atau konsumen. Dengan kegiatan produksi yang bisa

menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai jual, SMK dapat secara luas

mengembangkan potensinya untuk menggali sumber-sumber pembiayaan

sekaligus merupakan sumber belajar.

Page 35: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Adapun dalam proses pembentukan struktur organisasi manajemen

produksi kecil akan disusun sesuai bentuk struktur organisasi di pabrik serta

keterlibatan siswa yang bertugas dalam jangka waktu selama satu tahun akan

dipandu oleh guru produktif yang bertindak sebagai konsultan, assesor serta

fasilitator. Beberapa bagian dalam rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut

meliputi : kesiapan ruang produksi beserta peralatan dan bahan pendukung, tenaga

penjualan/ pemasaran, tenaga pembelian, pengelola gudang, kasir dan bagian

administrasi produksi serta pekerjanya. Tidak sedikit lembaga pendidikan

kejuruan yang senantiasa berusaha dan bekerja secara optimal dalam memotivasi

dan merespon penyaluran alumninya, baik sebagai tenaga kerja yang mengisi

lingkup pekerjaan maupun yang membuka lapangan kerja sendiri. Namun karena

minimnya informasi akan peluang kerja merupakan kendala dan kenyataan pahit

yang harus diterima bagi jajaran sekolah yang berada di daerah jauh dari kegiatan

bursa kerja/ bisnis.

Dengan adanya program teaching factory merupakan langkah positip

yang ditawarkan melalui kebijakan pemerintah guna mengembangkan jiwa

enterpreneur, dengan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu

menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah. Pembelajaran berbasis

produksi dalam paradigma lama hanya mengutamakan kualitas produk barang

atau jasa tetapi hasil dari produksi tersebut tidak ada dipakai atau di pasarkan

hanya semata – mata untuk menghasilkan nilai dalam proses belajar mengajar.

2) Model Pembelajaran Teaching Factory

Pengajaran teaching factory sebagai suatu pendekatan yang

menggabungkan belajar dan lingkungan kerja yang realistis dan muncul

pengalaman belajar yang relevan. Ini adalah proses praktek yang,

mengintegrasikan aplikasi berorientasi pelatihan dengan pendekatan pemecahan

masalah.

Teaching Factory adalah sebuah konsep pembelajaran yang bertujuan

untuk mengenalkan gambaran industri secara langsung pada siswa sehingga

memungkinkan mereka untuk belajar memahami, mengeksplorasi dan memiliki

Page 36: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pengalaman secara jelas dengan operasi penuh seperti industri. Siswa akan mudah

memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa dapat berlatih

proses, cara, atau pengoperasaian secara real time.

Dengan cara ini keterampilan siswa dapat dikembangkan dan dapat

memberikan kepercayaan yang lebih baik dari apa yang telah siswa pelajari

dengan menggunakan pendekatan student center. Banyak manfaat yang di dapat

dari pelaksanaan konsep teaching factory, menurut Yahya dan Muhamad

diantaranya adalah :

a) Proses belajar menjadi lebih efektif bagi siswa karena mengekspos ke lingkungan yang realistis.

b) Meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran juga sikap dan pola piker guru dan siswa.

c) Para siswa akan terbiasa dengan sifat multidisiplin dan rekayasa seperti diindustri.

d) Memastikan bahwa siswa dapat memahami, menggunakan, memelihara atau memperbaiki berbagai peralatan dan mesin di lantai pabrik, terlepas dari pekerjaan utama mereka.Siswa akan belajar dan mengambil tanggung jawab untuk berkomunikasi dengan seorang pelanggan, perencanaan dan penjadwalan bekerja dengan baik dan memastikan kualitas yang dicapai sebagaiman disyaratkan oleh spesifikasi order .

e) Siswa memungkinkan untuk berhubungan erat dengan aspek pekerjaan studi mereka dan mengurangi kesenjangan antara kebutuhan industri dan pelatihan.

f) Peneliti atau fakultas juga sepenuhnya dapat memanfaatkan penggunaan Teaching Factory untuk penelitian dan kegiatan pendidikan.

g) Kerjasama aktif dengan industri juga dapat mempertahankan relevansi dan dengan demikian memungkinkan untuk mendapatkan keuntung dari teknologi terbaru. Selain itu guru dan siswa mengalami-proyek nyata dalam kehidupan dan mengamati standar industri.

h) Perusahaan multinasional dan organisasi lainnya akan memberikan dana bantuan khusus untuk membantu teaching factory membangun citra mereka sebagai pusat keterampilan belajar kepada siapa pun.

i) Konsep yang tidak hanya menggabungkan teknologi yang terbaru tetapi juga proses dan teknologi konvensional sebelumnya selain menunjukkan kemajuan teknologi yang berharga (2010: 5). Tujuan dari model pembelajaran teaching factory dilandasi oleh tuntutan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 (KTSP), model pembelajaran

yang berbasis produksi dan pembelajaran di dunia kerja, dukungan mutu

pendidikan dan latihan yang berorentasi hubungan sekolah dengan dunia industri

Page 37: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

dan dunia usaha menerapkan unit produksi di sekolah. Landasan lain adalah

semakin mahalnya biaya bahan praktik siswa, peralatan yang harus terpelihara

dalam kondisi standar, motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga

sekolah serta menimbulkan kepercayaan diri dan juga kebanggaan bagi

lulusannya.

Secara umum pembelajaran dengan model pembelajaran teaching factory

ini bertujuan untuk melatih siswa untuk mencapai ketepatan waktu, kualitas yang

dituntut oleh industri, mempersiapkan siswa sesuai dengan kompetensi

keahliannya, menanamkan mental kerja dengan beradaptasi secara langsung

dengan kondisi dan situasi industri, menguasai kemampuan manajerial dan

mampu menghasilkan produk jadi yang mempunyai standar mutu industri.

3) Manajemen Teaching Factory

Manajemen teaching factory yang dimaksudkan adalah kegiatan

pengelolaan teaching factory. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen

sebagai, “sebuah proses perencanaan, pengorganisasian dan pengkoordinasian,

serta pengawasan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan

efesien” (2006). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan

perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara

benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Dengan pengertian tersebut, fungsi

manajemen kemudian dikelompokkan menjadi tiga meliputi: perencanaan

(planning), pelaksanaan (organizing) , dan pengawasan (controlling).

a) Perencanaan (planning)

Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa, “perencanaan adalah proses

mempersiapkan rangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan

dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi” (1988). Adapun aspek-aspek

perencanaan meliputi : 1) apa yang akan dilakukan; 2) siapa yang melakukan; 3)

kapan dilakukan; 4) dimana dilakukan; 5) bagaimana dilakukan; dan 6) apa saja

yang diperlukan agar tercapai tujuan secara maksimal. Perencanaan bertujuan

Page 38: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

untuk 1) sebagai standarpengawasan; 2) mengetahui kapan pelaksanaan dan

selesainya suatu kegiatan; 3) mengetahui siapa saja yang terlibat, baik kualifikasi

maupun kuantitasnya; 4) mendapatkan kegiatan-kegiatan yang sistematis

termasuk biaya dan kualitas pekerjaan; 5) meminimalkan kegiatan-kegiatan yang

tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu; 6) memberikan

gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan; 7) menyerasikan dan

memadukan beberapa subkegiatan; 8) mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal

ditemui; dan 9) mengarahkan pada pencapaian tujuan (Husaini : 2006).

b) Pelaksanaan (organizing)

Pengorganisasian adalah kegiatan mengidentifikasi dan memadukan

sumber-sumber yang diperlukan ke dalam kegiatan yang akan dilakukan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sudjana,2000). Sumber-sumber itu

meliputi tenaga manusia, fasilitas, alat-alat, dan biaya yang tersedia atau dapat

disediakan. Pengorganisasian menekankan pentingnya tingkah laku orang-orang

yang diberikan peranan dan tugas. Pengaturan tingkah laku orang-orang yang

diberikan peranan dan tugas dapat dilakukan dengan menetapkan pembagian

kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan

organisasi. Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi

yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

c) Pengawasan (controlling)

Pengawasan merupakan suatu proses yang harus dilakukan secara

sistematis dan rasional sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah dimiliki

(seperti rencana, tujuan, dan petunjuk-petunjuk umum organisasi). Proses

pengawasan meliputi kegiatan penentuan tujuan yang pragmatis, menetapkan

standar “performance”, mengadakan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan,

mengadakan koreksi atau modifikasi terhadap segala bentuk penyimpangan yang

terjadi (Burhanuddin : 1994)

Page 39: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4) Faktor Pendukung Teaching Factory

Secara garis besar faktor penting yang menentukan berjalan atau tidaknya

program teaching factory di sekolah adalah faktor sekolah dan guru. Untuk

meningkatkan kompetensi siswa SMK, pemerintah menargetkan 70 persen SMK

di Indonesia memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta berakreditasi

minimal B.

a) Faktor Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal yang diizinkan untuk mengadakan

proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Sekolah bersama dengan dinas

pendidikan mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan

pengetahuan dan kebutuhan dunia kerja. Sejalan dengan hal tersebut muncul

strategi-strategi baru untuk meningkatkan kualitas sekolah, diantaranya dengan

teaching factory. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

melalui dinas pendidikan terkait memberikan bantuan kepada SMK berupa

kemudahan izin untuk menyelenggarakan pendidikan berbasis produksi dan

pengakuan standar mutu atas produk-produk yang dihasilkan SMK, selain itu

dinas pendidikan juga membantu pengembangan keahlian yang diterapkan di

SMK. Dengan keaktifan dari pihak sekolah memungkinkan teaching factory

berjalan dengan baik tidak hanya dari segi pendidikan, tetapi juga dari dunia

usaha.

b) Faktor Guru

Guru adalah nahkoda dikelas saat proses belajar, karena guru adalah

orang yang paling tahu tentang kondisi saat itu dan bagaimana tindakan yang

harus dilakukan. Teaching factory memerlukan perhatian yang serius dari semua

pihak yang terlibat agar tujuan yang ditetapkan dapat terlaksana. Guru memiliki

tanggung jawab yang besar dalam hal ini, selain sebagai konsultan, asesor dan

fasilitator guru juga memiliki tanggung jawab moral kepada siswanya untuk

memberikan yang terbaik kepada mereka baik dari segi pengetahuan maupun

ketrampilan yang diajarkan.

Page 40: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

5) Elemen teaching factory

Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada tingkat

yang sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching

factory yang perlu dikembangkan yaitu :

a) Standar Kompetensi

Standar kompetensi yang dikembangkan dalam teaching factory adalah

kompetensi- kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia industri. Dengan

pengajaran yang berbasis kompetensi pada industry diharapkan siswa siap

menghadapi tuntutan kebutuhan kompetensi dunia industri. Kompetensi tersebut

ditimbulkan dari interaksi dalam menyelesaikan problem industri.

b) Siswa

Penggolongan siswa teaching factory adalah berdasarkan kualitas

akademis dan bakat/minat. Siswa dengan kualitas yang seimbang antara akademis

dan ketrampilan bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk

dalam program ini.Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan

untuk mengambil bagian yang termudah.

c) Media belajar

Teaching Factory menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk

proses pembelajaran. Pekerjaan produksi dapat berupa industrial order atau

standar produk. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur sebagai

media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi produk, dimensi, toleransi,

dan waktu penyelesaian.

d) Perlengkapan dan peralatan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

(1) Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang optimal

(2) Investasi

Page 41: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(3) Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa

bersamaan dengan penyelesaian pekerjaan “Production” pada tingkat

kualitas terbaik.

c. Tujuan Ujian dan Sertifikasi Keahlian

Menurut GBPP kurikulum SMK, ujian dan sertifikasi keahlian bertujuan

untuk :

1) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap keahlian yang dimiliki peserta baik yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan di SMK, maupun yang diperoleh di luar proses tersebut.

2) Mendorong peserta untuk meraih penguasaan kompetensi terstandar, sehingga mudah untuk dipasarkan.

3) Memacu SMK untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan dengan mutu standar (1997:17).

3. Dunia Kerja

a. Pengertian Dunia Kerja

Dunia kerja terdiri dari dua kata yaitu dunia dan kerja. Menurut Kamus

Bahasa Indonesia Kontemporer (1991:372): “ Dunia adalah lingkungan atau

lapangan kehidupan”. Sedangkan “Kerja adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mencari nafkah atau kegiatan melakukan sesuatu”. Berdasarkan pengertian

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dunia kerja adalah suatu lingkungan

yang mana terjadi kegiatan melakukan sesuatu dengan maksud mencari nafkah.

Dalam membahas dunia kerja kita tidak akan terlepas dari masalah

pekerjaan. Yang dimaksud dengan pekerjaan adalah kegiatan manusia untuk

memperoleh pendapatan. Menurut Suroto, “Pekerjaan adalah setiap kegiatan yang

menghasilkan barang/jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang yang

melakukan dibayar atau tidak” (1992:15). Setiap manusia akan selalu

membutuhkan pekerjaan guna melangsungkan hidupnya karena pekerjaan

merupakan sarana bagi kita untuk mendapatkan pendapatan guna memenuhi

kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-harinya, disamping juga ada unsur-unsur

pribadi lainnya seperti untuk mengaktualisasi diri, menguji kemampuan diri juga

sekaligus kita mungkin dapat melayani orang lain melalui jasa kita atau dengan

Page 42: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

apa yang kita kerjakan dalam pekerjaan kita. Bekerja mengandung arti

melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan karya yang dapat dinikmati.

Dapat pula diartikan bekerja adalah aktivitas manusia baik itu fisik maupun

mental dan dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan untuk mendapatkan

kepuasaan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah

adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Dunia kerja pada saat ini sarat dengan kompetisi. Adapun pengertian

kompetisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Pertandingan yang

mengharuskan semua pihak untuk saling bersaing”. Jadi di dunia kerja setiap

orang dituntut untuk saling bersaing demi mendapatkan apa yang mereka inginkan

dalam kehidupannya. Di masa sekarang ini usaha untuk mendapatkan pekerjaan

bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi dalam kondisi negara saat ini. Saat ini

jumlah tenaga kerja jauh lebih besar dibandingkan dengan kesempatan kerja yang

tersedia. Hal ini menuntut orang untuk bersaing dan berlomba dalam memasuki

pasar kerja. Berikut akan dijelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi

dinamika pasar kerja.

1) Tenaga kerja (manpower)

Tenaga kerja adalah daya manusia untuk melakukan pekerjaan.

Pengertian umum tersebut sesuai dengan pengertian tenaga kerja yang dimuat

dalam UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 tahun 2003 yaitu “Seseorang yang

mampu melakukan pekerjaan dengan baik guna menghasilkan jasa atau barang

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”. Sebagian dari jumlah penduduk usia

kerja yang mempunyai pekerjaan dan yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi

secara aktif atau pasif mencari pekerjaan disebut angkatan kerja. Dengan kata lain

juga dapat dikatakan bahwa angkatan kerja ialah bagian penduduk yang mampu

dan bersedia melakukan pekerjaan.

2) Kesempatan Kerja (employment) dan lowongan (vacancy)

Istilah employment dalam bahasa inggris berasal dari kata kerja to employ

yang berarti menggunakan dalam suatu proses atau mempekerjakan, atau usaha

Page 43: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

memberikan pekerjaan disertai sumber penghidupan. Jadi employment berarti

keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan atau keadaan penggunaan

tenaga kerja. Penggunaan istilah employment sehari-hari biasa dinyatakan dengan

jumlah orang yang dimaksudkan sejumlah yang ada dalam pekerjaan atau

mempunyai pekerjaan. Pengertian istilah ini mempunyai dua unsur yaitu

lapangan/kesempatan kerja dan orang yang dipekerjakan/ yang melakukan

pekerjaan tersebut.

Menurut Yudo Swasono & Endang Sulistyaningsih “Kesempatan kerja

(employment) mengandung pengertian lapangan pekerjaan dan lapangan untuk

bekerja, yang ada dari suatu kegiatan ekonomi (produksi)” (1987:20). Dengan

demikian kesempatan kerja adalah termasuk lapangan kerja yang masih lowong

dan yang sudah di duduki. Dari yang masih lowong tersebut (yang mengandung

arti adanya kesempatan) menimbulkan kebutuhan akan tenaga kerja. Kebutuhan

tenaga kerja yang secara riil diperlukan oleh perusahaan/lembaga penerima kerja

pada tingkat upah, posisi dan syarat tertentu melalui advertensi dan lain-lain itulah

yang dinamakan lowongan (vacancy). Berdasarkan pada Modul Bursa Kerja 4 A,

“Lowongan pekerjaan adalah pekerjaan yang belum ada atau belum cukup jumlah

orang yang melaksanakannya, terjadi karena perluasaan usaha, perubahan teknik

berproduksi atau karena ada tenaga kerja yang karena sesuatu hal berhenti dari

pekerjaannya dan harus diisi dengan tenaga baru” (2001:4).

Apabila jumlah angkatan kerja lebih besar dari jumlah lowongan yang

tersedia maka akan timbul pengangguran.Pengangguran adalah orang yang

mampu bekerja tetapi tidak mempunyai pekerjaan, dan ingin bekerja baik secara

aktif maupun pasif mencari pekerjaan. Sedangkan pengangguran adalah kejadian

atau keadaan orang sedang menganggur. Dalam pengertian makro ekonomis

pengangguran adalah sebagian dari angkatan kerja yang sedang tidak mempunyai

pekerjaan. Dalam pengertian mikro, pengangguran adalah keadaan seseorang

yang mampu dan mau melakukan pekerjaan tetapi sedang tidak mempunyai

pekerjaan (Suroto, 1992).

Untuk SMK, dunia kerja bagi siswa didiknya lebih difokuskan kepada

dunia usaha industri. Tuntutan dunia industri saat ini, tenaga kerja haruslah

Page 44: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

terampil dan ahli dalam bidang tertentu yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang

cukup. Hal ini dikarenakan semua dunia usaha industri menginginkan produk

yang dihasilkan dapat bermutu dan dapat diterima masyarakat. Kegiatan dunia

usaha industri adalah mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau

barang jadi. Dalam proses pengolahan inilah sangat dibutuhkan tenaga kerja

profesional. Untuk lulusan SMK sebagai tenaga kerja tingkat menengah biasanya

akan mengisi lowongan kerja di sektor usaha industri sebagai tenaga kerja

pengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau mengerjakan tugas-tugas

administrasi di perusahaan tempatnya bekerja.

b. Persyaratan dan Kualifikasi yang Dituntut Oleh Industri/Perusahaan

Menurut Randall S. Schuller dan Sussan E. Jackson, “Kategori utama

perusahaan dalam memilih karyawan yang akan bekerja pada perusahaan adalah :

1) Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

2) Kepribadian, minat dan kesukaan” (1997:287).

Peralatan bantu yang dapat digunakan untuk menilai pengetahuan,

keterampilan, kemampuan, pengalaman, dan kepribadian pelamar adalah dengan

cara mengadakan tes-tes penerimaan. Menurut T. Hani Handoko, “Jenis tes

penerimaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan karyawan yang

memenuhi syarat untuk bekerja pada perusahaan meliputi tes psikologi, tes

pengetahuan, dan performance test” (1995:89).

1) Tes psikologi (Psycological Test)

Tes psikologi adalah berbagai peralatan tes yang mengukur atau menguji

kepribadian atau tempramen, bakat, minat, kecerdasan, dan keinginan berprestasi.

Bentuk tes ini mencakup :

a) Tes Kecerdasan

Tes kecerdasan dilakukan untuk menguji kemampuan mental

pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.

Page 45: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b) Tes Kepribadian

Hasil dari tes kepribadian akan mencerminkan kesediaan

bekerjasama, sifat kepemimpinan dan unsur-unsur kepribadian

lainnya.

c) Tes Bakat

Tes bakat dilakukan untuk mengukur kemampuan potensial yang

dapat dikembangkan.

d) Tes Minat

Tes minat dilakukan untuk mengukur antusiasme pelamar terhadap

suatu jenis pekerjaan.

e) Tes Prestasi

Tes prestasi dilakukan untuk mengukur kemampuan para pelamar

selama ia mengikuti kegiatan pendidikan di bangku sekolah.

2) Tes Pengetahuan (Knowledge Test)

Tes pengetahuan dilakukan untuk menguji informasi atau pengetahuan

yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan

kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan.

3) Performance test

Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk

melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya. Sebagai contoh

tes mengetik untuk calon pengetik.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh perusahaan adalah :

a) Persyaratan umum

Persyaratan umum adalah persyaratan yang digunakan secara umum

untuk setiap calon tenaga kerja. Persyaratan umum itu antara lain :

usia, jenis kelamin, dan status.

Page 46: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b) Persyaratan khusus

Persyaratan khusus antara lain meliputi : kemampuan, keahlian,

pengalaman, kepribadian, serta minat dan kesukaan. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

(1) Kemampuan

Menurut Stephen P. Robbins, “Kemampuan adalah kapasitas seorang

individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan” (1996:92).

Kemampuan tersusun dalam dua perangkat faktor, yaitu :

(a) Kemampuan Intelektual

Menurut Stephen P. Robbins, “Kemampuan intelektual adalah

kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental”

(1996:85). Biasanya pembuktian kemampuan intelektual ini

menggunakan tes IQ atau tes intelegensi. Apabila intelegensinya

tinggi maka segala kegiatan mental maupun pengetahuan akan dapat

dijalaninya dengan mudah.

(b) Kemampuan Fisik

Menurut P. Robbins, “Kemampuan fisik adalah kemampuan yang

diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina,

kecekatan, kekuatan dan keterampilan serupa” (1996:83).

Kemampuan fisik benar-benar menjadi persyaratan utama yang

dituntut oleh dunia kerja karena tanpa memiliki kemampuan fisik

maka calon tenaga kerja tidak akan bisa menjalankan tugas yang

dibebankan kepadanya. Calon tenaga kerja harus mempunyai

stamina, cekatan dan kuat. Kemampuan fisik yang menjadi

persyaratan utama sebuah instansi perusahaan meliputi :

(a) Sehat jasmani dan rohani

(b) Bukan pengguna narkoba atau alkohol

(c) Tidak terkena penyakit AIDS/ virus HIV

(d) Keahlian

Page 47: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(2) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang di dapat di sekolah tempat

calon tenaga kerja melakukan kegiatan pendidikan. Bagi perusahaan atau instansi

pemerintah, persyaratan ini dibuktikan dengan ijazah yang mereka peroleh dari

sekolah. Kadang-kadang dalam tes memasuki dunia kerja baik tertulis maupun

lisan yang harus dikuasai bukan hanya materi yang diperoleh dari sekolah saja

melainkan mereka harus mengerti perkembangan jaman serta memiliki

pengalaman yang luas.

(3) Pengalaman

Untuk para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai tenaga kerja

tingkat menengah, persyaratan pengalaman kerja bisa didapatkan melalui program

pendidikan sistem ganda yang diselenggarakan sekolah dengan dunia kerja.

Pembuktian pengalaman tersebut menggunakan sertifikasi keahlian. Dengan

menggunakan sertifikasi keahlian dapat diketahui sejauhmana kemampuan dan

pengalaman kerja yang didapatkan oleh para calon tenaga kerja.

(4) Kepribadian

Menurut Stephen P. Robbins “Kepribadian adalah total jumlah dari cara-

cara dalam mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang

lain” (1996:85). Menurut Randall S. Schuller dan Sussan E. Jackson “Kepribadian

mengacu pada campuran unik sejumlah karakteristik yang mendefinisikan

seseorang dan menentukan pola interaksinya dengan lingkungan” (1997:300).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian

merupakan karakteristik seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain dengan

lingkungan di sekitarnya.

(5) Minat dan kesukaan

Minat dan kesukaan tercermin dari perilaku orang yang atas pekerjaan

yang dilakukan secara sukarela. Biasanya orang akan lebih puas dan lebih

menjalankan tugasnya secara memuaskan jika pekerjaan sesuai dengan minat dan

Page 48: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kesukaan mereka. Minat dan kesukaan digunakan sebagai dasar untuk

memutuskan jenis pekerjaan atau karier yang cocok bagi seorang calon tenaga

kerja.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Sudiyanto, yoga Guntur Sampurno dan Ibnu siswanto, (2011) dengan judul

Teaching Factory di SMK ST. Mikael Surakarta menyimpulkan bahwa

a. Pelaksanaan teaching factory di SMK St. Mikael Surakarta melalui

perencanaan dengan pembuatan rencana jangka panjang, menengah, dan

pendek, pelaksanaan dengan mengintegrasikan ke dalam kurikulum

sehingga melibatkan semua siswa, serta pengawasan dengan melakukan

koordinasi rutin dan form penilaian untuk semua siswa, karyawan, dan

guru

b. Faktor pendukung pelaksanaan teaching factory di SMK St. Mikael

Surakarta ialah budaya atau kultur yang baik, sumber daya manusia yang

berkompeten dibidangnya, dan fasilitas peralatan yang memadai.

Sedangkan faktor penghambatnya ialah: belum adanya ruang atau

bangunan khusus untuk unit produksi dan belum adanya karyawan yang

khusus mengelola unit produksi

2. Ibnu Siswanto (2011) Pelaksanaan Teaching Factory untuk Meningkatkan

Kempetensi dan Jiwa Kewirausahaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

menyimpulkan bahwa Teaching factory dapat berkontribusi dalam

meningkatkan kompetensi siswa SMK dengan cara:

a. mengusahakan 1 siswa 1 media pada saat praktik

b. mengkondisikan praktik yang dilakukan siswa supaya mampu

menghasilkan produk yang berkualitas

c. menerapkan standar sesuai dengan yang ada di industri dalam setiap

praktik yang dijalani siswa

d. memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk

mempraktikkan keterampilan yang dimilikinya dalam kegiatan teaching

factory.

Page 49: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Sedangkan teaching factory dapat berkontribusi dalam meningkatkan jiwa

kewirausahaan siswa dengan melibatkan siswa secara langsung dalam

keseluruhan proses usaha mulai dari perencanaan, produksi, dan pemasaran.

3. Ibnu Siswanto penelitian yang berjudul Faktor Pendukung dan

Penghambat Pelaksanaan Teaching Factory di SMK RSBI Daerah

Istimewa Yogyakarta menyimpulkan bahwa : Faktor pendukung yang

dimiliki pada umumnya ialah, adanya sumber permodalan berupa hibah,

Fasilitas peralatan produksi, Kemampuan guru, Pameran oleh pemerintah

daerah. Sedangkan faktor penghambatnya ialah, Manajemen operasional,

Kurangnya kerjasama dengan industri, Sifat program yang berupa proyek,

Kompetensi siswa, Pemasaran, Banyaknya program keahlian.

Menyimpulkan bahwa :

a. Faktor pendukung dalam pelaksanaan teaching factory adalah adanya

fasilitas peralatan yang memadai, kemampuan guru yang berkompeten

di bidang teaching factory, pameran oleh pemerintah daerah, serta

adanya sumber permodalan berupa hibah.

b. Faktor penghambat pelaksanaan teaching factory ialah manajemen

operasional, kurangnya kerja sama dengan industri, kompetensi siswa,

pemasaran, sifat program yang berupa proyek, ruang pelaksanaan

teaching factory.

c. Teaching factory dapat berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi

dengan cara satu siswa satu media praktik, menerapkan standar sesuai

yang ada di industri, memberikan kesempatan lebih banyak kepada

siswa pada saat praktik, mengkondisikan praktik untuk menghasilkan

barang yang berkualitas.

d. Teaching factory dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa dengan

melibatkan siswa secara langsung dalam keseluruhan proses usaha.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian diawali dengan bentuk penelitian

yang mengacu pada deskripsi lapangan serta out put pendidikan yang berlangsung

Page 50: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

di dalam obyek penelitian. Dalam hal ini adalah konstribusi pelaksanaan teaching

factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja di SMK Negeri 5

Surakarta. Data yang akan diperoleh nanti secara subtansial akan dipergunakan

sebagai balikan bagi pengembangan pendidikan menengah kejuruan serta

pemberdayaan komponen pendidikan dalam ikut mengentaskan pengangguran.

Teaching factory merupakan latihan profesionalisme siswa dengan

memberikan gambaran industri kepada siswa secara langsung sehingga

memungkinkan siswa untuk belajar memahami, mengeksplorasi, dan memiliki

pengalaman secara jelas dengan operasi penuh seperti industri. Teaching factory

melatih siswa untuk mencapai ketepatan waktu, kualitas yang dituntut industri,

mempersiapkan siswa dengan kompetensi keahliannya, menanamkan mental kerja

dengan beradaptasi secara langsung dengan kondisi dan situasi industri,

menguasai manajerial dan mampu menghasilkan produk jadi yang mempunyai

standar mutu industri.

Proses belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan guru

dan siswa, dimana dalam kegiatan tersebut terdapat interaksi edukatif yang saling

menunjang. Pada kegiatan ini, guru memegang peranan penting dalam mencapai

keberhasilan proses belajar mengajar dimana keberhasilan tersebut dapat

diketahui dari hasil hasil penelitian yang tertuang dalam buku laporan pendidikan

(rapor).

Ujian sertifikasi merupakan upaya pemberian pengakuan dan

penghargaan atas kompetisi yang telah dimiliki siswa setelah mengikuti proses

pengujian keahlian yang mengacu pada standar keahlian yang berlaku di dunia

kerja. Berdasarkan hasil penilaian ujian dan sertifikasi keahlian ini, maka dapat

ditentukan tingkat kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.

Pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki

dunia kerja siswa, khususnya di SMK Negeri 5 Surakarta merupakan sebuah

sistem pembelajaran memiliki komponen-komponen di dalamnya. Masing-

masing komponen saling berkorelasi dan berinteraksi dalam melaksanakan

teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja.

Permasalahan yang pertama kali antara lain adalah bagaimana mendapat

Page 51: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

gambaran secara detail atau konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam

mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja. Dari hasil pengamatan tersebut

kemudian memberikan solusi-solusi atau masukan baik sebagai pemecahan

masalah yang ada maupun ide-ide dalam mengembangkan sistem pendidikan

model tersebut. Semua itu dengan harapan nantinya akan terbentuk suatu model

sekolah kejuruan yang benar-benar mampu mengentaskan pengangguran serta

mendapatkan hasil/lulusan SMK yang berkompetisi dan memiliki daya saing

tinggi.

Untuk memudahkan pemahaman kerangka pemikiran penelitian, maka

digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

SMK

Penyiapan Siswa Agar Siap Berkompetisi di Dunia Kerja

Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan Teaching Factory

Uji Sertifikasi Keahlian

Lulusan Siap kerja

Page 52: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK

Negeri 5 Surakarta yang beralamat di Jl. Lanut Adisucipto No. 42, Surakarta, hal

ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang mendukung demi tercapainya

tujuan penelitian ini. Karena SMK Negeri 5 Surakarta memiliki data-data yang

dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu tentang pelaksanaan teaching factory yang

berupa perakitan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian

NO Waktu Kegiatan Pelaksanaan

1 Pengajuan Judul Januari 2012

2 Penyusunan Proposal Februari 2012

3 Seminar Proposal 30 Maret 2012

4 Izin Penelitian April 2012 –Mei 2012

5 Pelaksanaan penelitian Mei 2012 – juli 2012

6 Analisis Data Juli 2012

7 Penyusunan Laporan Agustus 2012 – Oktober 2012

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif yaitu

merupakan suatu penelitian untuk mencari kebenaran secara ilmiah dan

Page 53: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37 memandang obyek secara keseluruhan berdasarkan atas fenomena ilmiah dan

digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan informasi. “Penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri

dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya” (Moleong, 2001:3).

Sanapsiah Faisal mengemukakan bahwa : “Bentuk penelitian kualitatif

berusaha untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku partisipan,

mendeskripsikan tata dan interaksi yang komplek dari partisipan, memahami

keadaan yang terbatas jumlahnya dengan focus yang mendalam dan rinci,

deskripsi dan konklusi yang kaya akan konteks” (1990 : 22).

Dalam penelitian kualitatif, tidak dilakukan perbandingan antara

variable-variabel yang ada. Dalam penelitian ini yang penting adalah kemampuan

penelitian dalam menterjemahkan data yang diperoleh melalui wawancara,

observasi dan studi kepustakaan atau dokumen guna menentukan tinggi rendahnya

hasil penelitian.

Dalam penelitian ini penulis metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian deskriptif. Penelitian ini berusaha menggambarkan atau

melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya yaitu tentang bagaimana kesiapan siswa

Menengah Kejuruan (SMK) dalam berkompetisi didunia kerja.

2. Strategi Penelitian

Strategi dapat diartikan cara atau siasat berdasarkan rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu. Dalam

penelitian ini, strategi yang dipilih akan digunakan untuk mengamati,

mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil penelitian sekaligus

akan mendukung cara penelitian sampling atau cuplikan serta pemilihan

instrument penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi.

Dalam penelitian ini menggunakan strategi tunggal terpancang. Hal ini

berarti bahwa penelitian ini berusaha memfokuskan pada satu pemecahan

Page 54: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38 masalah. Dalam menjawab permasalahan tersebut penulis menggambarkan atau

mendeskripsikan data dan informasi yang diperoleh dari wawancara, observasi,

serta kepustakaan dan dokumen kedalam kalimat-kalimat tertulis ataupun lisan

dari informan dan keadaan yang ada

Penelitian ini disebut tunggal artinya hanya difokuskan pada satu

permasalahan saja yaitu mempersiapkan siswa SMK dalam memasuki dunia kerja.

Penelitian ini disebut terpancang artinya penulis terjun kelapangan sudah memiliki

bekal yang berupa asumsi-asumsi atau teori yang sudah ada.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip Moleong,

“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain” (2001:112).

Artinya sumber data delam penelitian kualitatif adalah manusia, tingkah laku,

dokumen serta benda-benda lainnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Informan

Menurut Moleong, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian” (2001:90). Jadi

informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian dan dapat

memberi informasi yang tepat kepada peneliti. Orang tersebut adalah kepala

sekolah, guru, siswa, pimpinan institusi pasangan.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa menjadi sumber data karena dalam pengamatan

harus sesuai dengan konteks dan situasi sosial yang melibatkan tempat, pelaku

dan peristiwa. Tempat dan peristiwa yang digunakan sebagai sumber data pada

penelitian ini adalah peristiwa di SMK Negeri 5 Surakarta dan di institusi

pasangan tempat pelaksanaan teaching factory.

Page 55: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3. Dokumen dan Arsip

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Dokumen adalah surat tertulis

atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan” (1997:211).

Sedangkan arsip menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Dokumen tertulis

yang mempunyai nilai historis, disimpan dan dipelihara khusus untuk referensi”

(1997:49). Dokumen dan arsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

siswa peserta teaching factory, daftar nilai PBM, prakerin serta uji kompetensi,

daftar inventaris sekolah, data guru dan karyawan SMK Negeri 5 Surakarta serta

dokumen lainnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan

permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.

Pengambilan sampel data penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

dalam menggali informasi dari informan. Teknik ini dilakukan karena sampel

yang diambil oleh peneliti adalah yang dianggap dapat mewakili informasi dan

dipandang mampu menangkap kedalaman data.

Data yang dikumpulkan didasarkan atas kebutuhan dan keperluan

penelitian dengan memilih informan yang dianggap mengetahui dan dapat

dipercaya menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalah secara

mendalam. Sehingga data yang didapat benar-benar dapat dipercaya dan dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan penulis.

Dengan menggunakan teknik purposive sampling artinya

apabila penelelitian yang dilakukan telah cukup maka penelitian

dihentikan kemudian peneliti membuat laporan hasil penelitian. Peneliti

hanya memilih informan yang dianggap benar-benar menguasai

permasalahan yang peneliti kaji, peneliti hanya mengamati kondisi lokasi

yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

Dalam melaksanakan penelitian tentang kontribusi pelaksanaan

teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja,

Page 56: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40 informan yang akan diwawancarai yaitu : kepala sekolah, ketua program, guru,

institusi pasangan dan siswa. Informan-informan tersebut yang dianggap benar-

benar menguasai permasalahan tentang pelaksanaan teaching factory di SMK N 5

Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :

1. Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong, “Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (2001:135).

Estenberg dalam Sugiyono mengemukakan, “Tiga jenis wawancara, yaitu

wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur” (2010: 233).

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan jenis wawancara terstruktur.

Wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara tak berstruktur.

Wawancara terstruktur digunakan bila telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh, sedangkan wawancara tak terstruktur

digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam

tentang subyek yang diteliti.

2. Observasi

Dalam teknik ini penulis melakukan pengamatan secara langsung pada

tempat dan obyek yang diamati, yaitu SMK Negeri 5 Surakarta dengan berperan

secara pasif. Peneliti mengamati, memahami dan mencatat segala sesuatu yang

berhubungan dengan obyek penelitian yang meliputi berbagai kegiatan dan

peristiwa yang terjadi. Untuk mendapatkan data yang valid, pengamatan

dilakukan beberapa kali di tempat yang sama.

Page 57: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Dokumentasi

Dalam teknik ini penulis mengumpulkan data dan menganalisis

dokumen dan arsip serta benda-benda lainnya yang terdapat pada obyek

penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu tentang

konstribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan

memasuki dunia kerja.

F. Validitas Data

Dalam penelitian, untuk mendapatkan keabsahan data,

diperlukan teknik pemeriksaan data yang didasarkan atas jumlah tertentu.

Sutopo mengemukakan, “Validitas data merupakan jaminan bagi

kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian”

(2002:77). Penelitian ini menggunakan trianggulasi untuk menjamin

validitas data.

Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan

untuk memperoleh tingkat kepercayaan data. Menurut Moleong,

“Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut” (2000:178). Patton

seperti yang dikutip noleh Sutopo (2002:78) dalam trianggulasi

membedakan 4 macam teknik trianggulasi sebagai cara untuk

meningkatkan validitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu triangulasi

data, triangulasi metode, triangulasi peneliti dan triangulasi teori.

Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas dalam

penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Dalam

trianggulasi sumber, peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda

untuk mengumpulkan data atau informasi sejenis, sehingga informasi yang

diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang

Page 58: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42 diperoleh dari narasumber lain. Dalam trianggulasi metode, data hasil wawancara

dilakukan uji keabsahan dengan sumber data hasil pengamatan atau juga dengan

data dokumentasi sehingga diharapkan mutu dari keseluruhan proses

pengumpulan data dalam penelitian ini menjadi valid/absah.

1. Trianggulasi Data (Sumber)

Cara ini mengarahkan penulis agar dalam mengumpulkan data, peneliti

wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia, artinya data yang

sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari berbagai sumber

data yang berbeda.

2. Trianggulasi Metode

Trianggulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tapi

dengan metode/ teknik pengumpulan data yang berbeda, dalam teknik ini

ditekankan pada penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan

diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan

informasinya. Dengan menggunakan metode yang berbeda untuk suatu informasi

yang sama, peneliti dapat menarik kesimpulan atas data yang digali secara lebih

mantap.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan

dengan proses pengumpulan data sampai diperoleh suatu kesimpulan. Menurut

Moleong, “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat ditemukan hipotesis kerja seperti yang disarankan data” (2001:28).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model teknik analisis

Interaktif, yang dimulai dari tahap pengumpulan data, kemudian Reduksi data,

penyajian data dan Penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

Page 59: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data. Langkah

pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan data pada

penelitian ini yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu wawancara,

observasi dan analisis dokumen. Pengumpulan data dilakukan selama

data belum memadai dan akan dihentikan apabila data telah memadai

untuk dapat dilakukan penarikan kesimpulan.

2. Reduksi Data

Langkah ini dilakukan setelah proses pengumpulan data. Kegiatan

reduksi data dilakukan selama penelitian dilaksanakan dengan cara menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi

data dengan cara sedemikian rupa sehingga penarikan kesimpulan akhir dari

penelitian dapat dilakukan dengan mudah.

3. Penyajian Data

Proses selanjutnya adalah penyajian data, yaitu mengorganisir informasi

secara sistematis untuk mempermudah dalam menggabungkan, dan merangkai

keterikatan antar data dalam menyusun penggambaran proses dan fenomena yang

ada pada obyek penelitian. Dengan data yang tersaji akhirnya peneliti akan dapat

menginterpretasikan fenomena yang ada dan membandingkan fenomena tersebut

dengan teori yang relevan.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan langkah analisis data yang

dilaksanakan segera setelah data diperoleh. Kesimpulan yang diambil mula-mula

masih belum jelas dan masih bersifat sementara, tetapi kemudian meningkat

sampai pada kesimpulan yang mantap yaitu pernyataan yang telah memiliki

landasan yang kuat.

Dalam penelitian ini, kegiatan, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan bekerja secara siklus. Artinya kegiatan-kegiatan tersebut

merupakan sesuatu yang saling terjalin pada sebelum, selama dan sesudah

pengumpulan data di lapangan. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir,

Page 60: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44 penulis berusaha untuk menarik kesimpulan berdasarkan semua hal yang didapat

dalam kegiatan reduksi data maupun penyajian data. Apabila kesimpulan tersebut

dirasa kurang mantap karena kurangnya rumusan reduksi maupun penyajian data

atau mengalami kesulitan dalam penarikan kesimpulannya, maka penulis kembali

melakukan kegiatan pengumpulan data sampai diperoleh data yang dapat

dianalisis dan menghasilkan kesimpulan yang mantap.

Untuk lebih jelasnya teknik analisis tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 3.1. Model Analisis Interaktif

Sumber : Mathew B. Miles dan D. Michael Huberman

Terjemah Tjetjep Rohendi Rohidi 1992:20

H. Prosedur Penelitian

Guna mempermudah penulisan laporan penelitian, perlu ditetapkan

prosedur penelitian dimana didalamnya dideskripsikan berbagai langkah-langkah

kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam penelitian.

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pendahuluan

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian data

Penarikan Kesimpulan/verifikasi

Page 61: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Studi pendahuluan dilakukan sebelum penyusunan proposal dan

pengurusan ijin penelitian. Pada tahap ini penulis belum memulai mengumpulkan

data. Kegiatan yang dilakukan meliputi orientasi lapangan untuk pengenalan

kondisi obyek penelitian serta untuk mempersiapkan fisik dan mental penulis.

Studi pendahuluan ini penting guna pengenalan dan pembentukan pemahaman

awal penulis terhadap fokus dan obyek penelitian agar ketika penulis benar-benar

terjun ke lapangan dapat menentukan cara masuk yang tepat ke obyek untuk

mendukung kelancaran pelaksanaan penelitian.

2. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap ini dilakukan berbagai kegiatan sebelum penulis terjun ke

lapangan seperti penyusunan proposal penelitian termasuk pengurusan ijin

penelitian dan persiapan pelaksanaan penelitian di lapangan. Persiapan yang

dimaksud antara lain meliputi berbagai perlengkapan yang digunakan seperti alat

tulis, alat perekam, rancangan biaya, dan pengaturan perjalanan.

3. Tahap Lapangan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data yang

diperlukan. Bersamaan dengan proses pengumpulan data tersebut berlangsung

pula proses analisis awal.

4. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini penulis membaca, menelaah, menafsirkan,

mengklasifikasikan serta menginterprestasikan data yang diperoleh untuk

mengambil kesimpulan. Analisis yang dilakukan merupakan analisis akhir dimana

peneliti membandingkan data yang diperoleh dilapangan dengan teori yang

relevan. Selanjutnya, berdasarkan analisis tadi dilakukan penarikan kesimpulan.

5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang hasilnya berupa

laporan penelitian berikutnya penggandaannya.

Page 62: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Secara singkat prosedur dalam penelitian dapat digambarkan dalam

skema sebagai berikut :

Proposal Persiapan Pelaksanaan

Analisis Akhir

Penarikan Kesimpulan

Mulai

Pengumpulan Data Dan Analisis Awal

Penulisan Laporan

Penggandaan Laporan

Page 63: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 3.2 Skema Prosedur Penelitian

Selesai

Page 64: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta

Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962.

Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak

di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi

Menengah merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di

Purwanegaran berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/ Dirpt/ RI tanggal

7 Agustus 65 Statusnya di Negerikan terdiri dari dua Jurusan, yaitu Mesin dan

Bangunan Gedung.

Dengan adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965

Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran,

kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran

diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta

yang terletak dijalan LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta.

Dengan adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta

Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997

yang dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor

menjadi 42.

2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai Sekolah

Sebagai sekolah negeri SMK N 5 Surakarta berusaha membantu

pemerintah baik tingkat daerah maupun pusat dalam mempersiapkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkarakter sebagai iron stock yang unggul terutama

Page 65: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

di tingkat menengah demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional melalui visi,

misi, tujuan, kebijakan mutu dan etos kerja sekolah, SMK N 5 memiliki visi dan

misi sebagai acuan kerja untuk meraih hasil yang terbaik.

a) Visi:

Menciptakan teknisi tingkat menengah yang profesional.

b) Misi:

1) Mendidik dan melatih peserta didik yang berkarakter.

2) Mendidik dan melatih peserta didik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

3) Mendidik dan melatih peserta didik agar memiliki karakter enterpreneur.

4) Mewujudkan sekolah sebagai wadah pengembangan daya kreatif dan inovatif.

5) Mewujudkan sekolah berstandard Internasional.

6) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan.

7) Mewujudkan SMK model.

c) Tujuan:

1) Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan menerapkan

budi pekerti luhur.

2) Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja serta

mengembangkan sikap profesional

3) Menyiapkan peserta didik dalam memilih karier, berkompetensi dan

mengembangkan sikap mandiri.

4) Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri.

5) Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang leebih tinggi.

6) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan rekayasa teknologi.

7) Menyiapkan dan melaksanakan komponen – komponen persyaratan sekolah

berstandard Internasional.

8) Merumuskan dan melaksanakan kebutuhan dan harapan pelanggan.

Page 66: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

9) Menjadikan tempat praktek bersama dengan SMK lain.

10) Menjadikan tempat pelatihan kerja, memberikan pelatihan ketrampilan bagi

masyarakat setempat.

11) Memiliki mitra dengan industri lokal, Nasional dan Internasional.

12) Menyelenggarakan program pendidikan karakter bangsa.

13) Menyelenggarakan praktek kewirausahaan, teaching factroy/business center

dan bermitra dengan industri.

14) Mewujudkan sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standard dunia

industri serta sesuai dengan kemajuan teknologi.

d) Nilai-Nilai Sekolah

Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kegotongroyongan.

3. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42

Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat

dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di

lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi

motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi

mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. SMK Negeri

5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang terdiri dari gedung dan

halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat menunjang kegiatan

belajar mengajar.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang penulis kaji yaitu tentang kontribusi

pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia

kerja siswa SMK N 5 Surakarta, maka untuk memberikan gambaran mengenai

data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan

teaching factory di SMK N 5 Surakarta. Pelaksanaan teaching factory di SMK N

5 Surakarta untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja beserta kontribusi

Page 67: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki dunia

kerja siswa SMK N 5 Surakarta dan kendala-kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan teaching factory serta usaha yang dilakukan untuk mengatasi

hambatan/kendala tersebut. Mengenai gambaran data penelitian tersebut, dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1. Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta

Teaching factory merupakan pelatihan yang langsung dilakukan dalam

rangka mengaplikasikan pengetahuan, sikap, keterampilan siswa. Pembelajaran

dan pelatihannya dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar

bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai

dengan tuntutan pasar atau konsumen.

Pada hakekatnya pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang

diharapkan membentuk para peserta didiknya untuk menjadi para usahawan baru

di masa depan sesuai dengan bidang keahliannya. Pendidikan merupakan proses

pembelajaran bagi peserta didik untuk mencapai berbagai macam kompetensi,

keterampilan dan sikap.Teaching factory ini diterapkan untuk mempersiapkan

siswa/lulusan SMK N 5 Surakarta memasuki dunia kerja ditingkat menengah.

Teaching factory merupakan komponen pendidikan yang langsung berhubungan

dengan perolehan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan oleh peserta didik.

Teaching factory dapat menyiapkan peserta didik dengan keterampilan dan

keahlian yang diperlukan dalam dunia kerja, diharapkan peserta didik akan

mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam dunia kerja dan berfungsi dalam

masyarakat serta dapat memperbaiki hidup dan kehidupanya di masa depan.

Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta melalui beberapa tahap yaitu

; persiapan pelaksanaan teaching factory, proses produksi, proses pemasaran atau

hasil produksi, evaluasi dan penilaian. Adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut :

Page 68: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. Persiapan Pelaksanaan Teaching Factory

Tahap persiapan merupakan tahap dimana siswa dibekali keterampilan

sesuai dengan program keahlian masing-masing berdasrkan kompetensi atau

keahliannya. Dalam pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta Program

Teknik Otomotif yaitu perakitan kendaraan roda dua dan perakitan kendaraan

roda empat, guru teaching factory terlebih dahulu mendapat pelatihan perakitan

untuk menguasai materi tentang perakitan kendaraan roda dua atau perakitan

kendaraan roda empat. Guru melakukan pelatihan di PT KANZEN Indonesia di

karawang, dalam pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta

bekerjasama dengan PT KANZEN Indonesia yaitu perakitan kendaraan roda dua.

Sedangkan untuk perakitan kendaraan roda empat di SMK N 5 Surakarta belum

bisa dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya, dikarenakan masih ada beberapa

faktor yang menghambat atau menjadi kendala dalam pelaksanaan perakitan

kendaraan roda empat tersebut.

Guru setelah menguasai materi pelatihan perakitan kendaraan roda dua

di PT. KANZEN Indonesia, selanjutnya membimbing peserta didik SMK N 5

Surakarta program Teknik Otomotif untuk melakukan perakitan kendaraan roda

dua. Hal itu senada dengan pernyataan informan 4 wawancara pada tanggal 20

juni 2012 dan pernyataan informan 7 pada wawancara pada tanggal 6 Agustus

2012 yang menyatakan bahwa sebelum kegiatan teaching factory dilaksanakan,

guru dibimbing terlebih dahulu untuk menguasai materi-materi tentang perakitan

kendaraan roda dua atau roda empat, setelah selesai melakukan pelatihan guru

menyampaikan materi perakitan kendaraan roda dua atau roda empat kepada

siswa SMK N 5 Surakarta.

Dalam pelaksanaan awal teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda

dua guru masih di dampingi oleh pihak konsultan dan asesor dari PT. KANZEN

Motor Indonesia untuk melakukan pembimbingan. Setelah guru atau pembimbing

menguasai sepenuhnya materi tentang perakitan kendaraan roda dua, konsultan

dan asesor dari pihak PT. KANZEN Motor Indonesia tidak lagi mendampingi

guru dalam pembimbingan melakukan perakitan kendaraan roda dua.

Page 69: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pelaksanaan teaching factory harus didasari bahwa peserta teaching

factory telah menguasai program keahlian sesuai program diklat masing-masing.

Maka pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta dilaksanakan oleh

peserta yang telah mendapatkan pembelajaran program keahlian yaitu kelas XII .

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal

yang melibatkan komponen belajar mengajar yaitu guru, siswa, tujuan, bahan,

metode, media dan evaluasi. Apabila PBM berjalan dengan baik maka akan

diperoleh hasil yang maksimal dan dapat menunjang kesiapan siswa untuk

berkompetisi di dunia kerja. Oleh karena itu harus ada koordinasi yang baik antar

komponen-komponen tersebut.

SMK N 5 Surakarta dalam kegiatan PBM juga mengadakan sinkronisasi

kurikulum dengan DUDI, sinkronisasi ini mencakup tentang ketentuan-ketentuan

kompetensi yang harus dipelajari di sekolah dan yang harus dipelajari di dunia

usaha/industri, sehingga lebih diarahkan dalam upaya pencapain belajar. Tujuan

diadakannya sinkronisasi kurikulum ini adalah untuk mengetahui perkembangan

dan tuntutan dunia kerja. Hal tersebut senada dengan pernyataan informan 1 pada

wawancara tanggal 14 juni 2012 dan informan 4 pada wawancara tanggal 20 juni

2012 bahwa PBM di SMK N 5 Surakarta terutama progam teknik otomotif selalu

searching dengan bengkel-bengkel, mekanik-mekanik dan dunia usaha atau dunia

industri untuk mengetahui kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja atau dunia

industri. Upaya sinkronisasi juga harus sesuai dengan profil kompetensi tamatan

untuk masing-masing tamatan. Dengan adanya teaching factory, merupakan salah

satu upaya SMK N 5 Surakarta untuk memenuhi kompetensi yang dibutuhkan

dunia kerja yang harus dikuasai oleh siswa.

Sebelum PBM berlangsung pihak SMK N 5 Surakarta membuat

perencanaan dan persiapan Proses Belajar Mengajar. Adapun perencanaan dan

persiapan tersebut meliputi kegiatan:

1) Menjelang tahun pelajaran baru wakil kepala sekolah bidang kurikulum

bersama stafnya menyusun dan mensosialisasikan kalender pendidikan untuk

kegiatan guru satu semester dan satu tahun.

Page 70: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2) Setiap guru menyusun rencana PBM dan membuat satuan acara pembelajaran

yang harus disyahkan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum.

Dengan perencanaan dan persiapan proses belajar mengajar yang baik

dan matang, diharapkan dapat mendukung kelancaran PBM di SMK N 5

Surakarta, dan diperoleh hasil belajar yang maksimal bagi siswa.

Penentuan bahan dan materi yang tepat akan berpengaruh pada

pencapain tujuan PBM. Penetapan tujuan tujuan harus mengacu pada kompetensi

yang akan dicapai setelah peserta didik menyelesaikan suatu pembelajaran.

Tujuan PBM meliputi 3 ranah yaitu, ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah

kognitif mengacu pada peningkatan pengetauan, ingatan, dan kemampuan

intelektual siswa. Ranah afektif mengacu pada perubahan sikap, nilai, perasaan,

dan minat, sedangkan ranah psikomotorik mengacu pada peningkatan

keterampilan.

Metode yang digunakan dalam PBM di SMK N 5 Surakarta selalu

menggunakan sistem yang bervariasi dan selalu dikembangkan sendiri oleh setiap

guru pengampu mata diklat. Disamping itu penentuan metode harus sesuai dengan

materi yang diajarkan. Menurut informan 1 pada wawancara tanggal 14 juni 2012

dan informan 3 wawancara pada tanggal 10 juni 2012 yang menyatakan bahwa

metode pembelajaran yang dilakukan di SMK N 5 Surakarta bervariasi sesuai

dengan mata diklat atau mata pelajaran yang akan di sampaikan, adakalanya

menggunakan metode diskusi, ceramah, praktek yang semua itu bertujuan agar

materi-materi yang disampaikan lebih di mengerti oleh siswa. Hal senada juga

diperkuat oleh informan 4 pada wawancara tanggal 20 juni 2012 yang

menyatakan. bahwa metode belajar yang digunakan oleh guru di SMK N 5

Surakarta memang bervariasi sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan.

Evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak SMK N 5 Surakarta meliputi

evaluasi formatif yang diadakan setiap selesai materi bab atau sub bab, evaluasi

sumatif yang dilaksanakan setiap akhir semester dan ujian akhir nasional.

Sedangkan untuk evaluasi penguasaan kompetensi melalui adanya ujian

kompetensi.

Page 71: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Siswa yang disertakan dalam program teaching factory adalah siswa

SMK N 5 Surakarta yang telah dianggap cukup memiliki keterampilan dasar

untuk dapat diikutkan dalam lini produksi yaitu siswa kelas XII. Dalam

pelaksanaan pembimbingan perakitan kendaraan roda dua tidak dilakukan satu

kelas sekaligus melainkan melalui beberapa tahap :

1) Mula-mula guru mengambil dua siswa tiap kelas. Sedangkan di program

Teknik Otomotif kelas XII terbagi menjadi tiga kelas, sehingga jumlah awal

siswa yang melakukan pelatihan perakitan kendaraan roda dua adalah enam

orang. Enam siswa tersebut melakukan pelatihan terlebih dahulu dengan

tujuan enam siswa ini yang nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing

kelas. Secara tidak langsung enam siswa ini adalah siswa yang berprestasi di

masing-masing kelasnya.

2) Kemudian guru membentuk kelompok di setiap masing-masing kelas. Setiap

kelompok berjumlah kurang lebih lima hingga sepuluh orang. Dalam

melakukan pelatihan perakitan kendaraan roda dua, setiap kelompok akan

dibimbing oleh tim ahli yang berasal dari kelasnya masing-masing dengan

didampingi guru sebagai konsultan dan asesor.

b. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta

Pada tahap ini siswa program teknik otomotif kelas XII SMK N 5

Surakarta mulai melakukan kegiatan teaching factory yaitu perakitan kendaraan

roda dua atau roda empat. Disini siswa mempraktekkan keterampilan dasar yang

terdapat dalam program praktek dasar kejuruan yang sudah dibekalkan dari

sekolah untuk disesuaikan dengan aktivitas kerja di teaching factory yang hampir

sama dengan kondisi dunia kerja yang sebenarnya.

Waktu pelaksanaan teaching fatory untuk program teknik otomotif di

SMK N 5 Surakarta dilaksanakan setelah siswa memasuki tingkatan kelas XII,

pada semester gasal dan genap. Pelaksanaan perakitan kendaraan ada dalam mata

pelajaran Mulok. Mula-mula guru mengambil enam siswa. Sedangkan di program

Teknik Otomotif kelas XII terbagi menjadi tiga kelas, dan setiap kelas guru

Page 72: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mengambil dua orang siswa yang paling berprestasi untuk melakukan pelatihan

perakitan kendaraan roda dua atau roda empat, dengan tujuan enam siswa ini yang

nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing kelas.

Pembimbingan pelatihan ini dilakukan sebagai pengganti praktek kerja

industri. Enam siswa tersebut tidak melaksanakan praktek kerja industri di dunia

kerja, melainkan melaksanakan pelatihan assembling kendaraan roda dua atau

roda empat, sedangkan siswa kelas XI yang lain melakukan praktek kerja industri

di dunia kerja atau dunia industri. Waktu pelaksanaan pelatihan assembling sama

dengan waktu pelaksanaan praktek kerja industri yang dilaksanakan siswa kelas

XI lainnya.

Pada saat siswa sudah kelas XII, terdapat mata pelajaran Mulok yang

materinya berisi tentang pelaksanaan perakitan kendaraan roda dua atau roda

empat. Dalam pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap

kelompok berjumlah lima sampai sepuluh orang. Pada saat pelaksanaan

pembimbingan perakitan kendaraan roda dua atau roda empat guru dibantu oleh

tim ahli yang telah dibentuk yaitu siswa yang telah melakukan pelatihan

perakitan.

Materi dalam pelaksanaan teaching factory disesuaikan dengan

pekerjaan yang akan dilakukan, yaitu semua yang berkaitan tentang perakitan

kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat. Sebelum siswa melakukan

pekerjaan (assembling), terlebih dahulu dilakukan pertemuan awal sebagai

pendalaman materi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Kesiapan siswa SMK N 5 Surakarta dalam memasuki dunia kerja

ditinjau dari pelaksanaan teaching factory, siswa SMK N 5 Surakarta telah

memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Terutama dengan pelaksanaan

teaching factory diharapkan siswa mempunyai kesiapan untuk memasuki dunia

kerja, karena selama praktek di teaching factory siswa SMK N 5 Surakarta sudah

bisa mengetahui tentang lingkungan kerja yang sebenarnya. Materi-materi serta

peraturan yang ada di teaching factory disesuaikan dengan kondisi dunia kerja

Page 73: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

yang sebenarnya. Sehingga setelah lulus siswa sudah terbiasa dengan keadaan

lingkungan kerja yang sebenarnya.

Pelaksanaan teaching factory di bagi menjadi tiga tahap yaitu : proses

produksi, proses pemasaran atau hasil produksi, dan evaluasi.

1) Proses Produksi

Pada tahap proses produksi ini adalah perakitan kendaraan roda dua

yaitu perakitan sepeda motor Kanzen AURIGA-ESEMKA dan PESONA-

ESEMKA. Proses produksi kendaraan roda dua ini segala spare part disuplay dari

pihak PT. KANZEN Motor Indonesia. Sedangkan proses perakitannya dilakukan

oleh siswa-siswa SMK N 5 Surakarta.

Sebelum melaksanakan perakitan, pihak dari SMK N 5 Surakarta

mengajukan proposal ke PT. KANZEN Motor Indonesia untuk mendapatkan

spare part dari sepeda motor AURIGA-ESEMKA dan PESONA-ESEMKA.

Setelah proposal disetujui dan spare part telah dikirim, proses perakitan

kendaraan roda dua tersebut baru bisa dilakukan.

Pertama kali pelaksanaan praktek perakitan siswa tidak langsung

melakukan perakitan dari komponen-komponen terurai menjadi sebuah kendaraan

utuh. Disini siswa diberikan pelatihan dan pendalaman materi tentang pekerjaan

yang akan dilakukan. Mula-mula siswa melepas komponen-komponen kendaraan

yang sudah jadi dan mengidentifikasinya. Setelah itu siswa melakukan ketahapan

berikutnya yaitu, melakukan perakitan dengan petunjuk yang ada sesuai dengan

SOP pelaksanaan perakitan.

Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta di Program Teknik

Otomotif keadaan dan peraturan yang digunakan disesuaikan dengan keadaan

dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga siswa dituntut layaknya sebagai

seorang tenaga kerja yang sesungguhnya.

Posisi siswa disini adalah sebagai mekanik, yang tugasnya melaksanakan

kegiatan berupa perawatan, perbaikan, penggantian atau pembuatan produk

berdasarkan pesanan konsumen. Dalam pelaksanaannya siswa tidak dibiarkan

Page 74: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

berjalan sendiri, tapi masih didampingi oleh guru. Adapun skema pelaksanaan

proses produksi adalah :

a) Order dari konsumen diadministrasikan oleh bagian administrasi dan

diserahkan kepada bagian ketua. Hasil dari ketua dikalkulasi harga diserahkan

kembali ke ketua program. Ketua program menyetujui dan mengesahkan hasil

perencanaan setelah mendapat persetujuan dari konsultan dan fasilitator.

b) Hasil perencanaan diserahkan kepada guru sesuai pesanan. Tugas lain dari

ketua program adalah menerima hasil penilaian pekerjaan dari guru dan juga

membuat laporan hasil pekerjaan yang akan diserahkan kepada konsultan.

c) Guru membagi tugas kepada kepala regu untuk mengerjakan pesanan sesuai

dengan jumlah siswa dan bagian masing – masing. Pada proses ini guru

memberikan target waktu penyelesaian pekerjaan.

d) Kepala regu menganalisa pesanan dan memberikan tugas pekerjaan kepada

siswa. Selama dalam proses produksi ini kepala regu setiap saat mengecek

hasil pekerjaan dan melaporkan hasil pekerjaan kepada guru.

2) Proses Pemasaran atau Hasil produksi

Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai

kepada pihak lain (Kotler, 1997).

Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan

usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli

maupun pembeli potensial.

Setelah perakitan kendaraan roda dua AURIGA-ESEMKA atau

PESONA-ESEMKA telah selesai. Kendaraan roda dua tersebut siap dipasarkan

setelah melalui beberapa tahap uji kelayakan yang akan dilakukan oleh guru dan

konsultan dari pihak PT.KANZEN Motor Indonesia. Apabila produk perakitan

Page 75: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kendaraan roda dua tersebut lulus uji kelayakan, produk tersebut telah siap untuk

dipasarkan. Adapun pemasaran hasil produksi melalui beberapa tahap yaitu:

a) Produk barang yang sudah jadi dicek ulang oleh guru. Kesesuaian produk

barang pesanan dan standar mutu produk harus disetujui oleh konsultan

sebelum proses pemasaran.

b) Bagian administrasi mendata kuantitas produk barang

c) Bagian pemasaran menjual produk barang kepada konsumen sesuai

kesepakatan yang telah disetujui bersama. Apabila dalam bentuk pesanan

maka bagian pemasaran menanyakan mutu dan jumlah barang kepada

pemesan dan dibuat laporan. Produk barang yang dibuat tanpa ada pesanan

maka bagian pemasaran bertugas menjual produk barang itu kepada konsumen

d) Setiap hasil penjualan harus dilaporkan kepada ketua program melalui bagian

administrasi.

3) Evaluasi dan Penilaian

Evaluasi pada dasarnya proses untuk menentukan tujuan atau membuat

keputusan sampai sejauh mana tujuan - tujuan pengajaran telah dicapai oleh

siswa. Proses evaluasi dilakukan setelah siswa selesai melakukan perakitan

kendaraan roda dua. Evaluasi atau penilaian dilakukan dengan kriteria-kriteria

yang telah ditentukan berdasarkan kompetensi pekerjaan. Adapun proses evaluasi

yang dilakukan di SMK N 5 Surakarta melalui beberapa tahapan sebagai berukut :

a) Setiap hasil pekerjaan yang telah dicek kualitasnya diserahkan kepada ketua

program untuk diperiksa kualitasnya kepada konsultan.

b) Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa dinilai oleh guru.

c) Tahapan penilaian ini guru bertindak sebagai asesor bagi siswa. Penilaian guru

diserahkan kepada bagian administrasi dan dilanjutkan ketua program.

Page 76: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

d) Penilaian yang diberikan kepada siswa adalah penilaian dalam bentuk lembar

penilaian kompetensi yang harus diisi setelah pekerjaan dan standar

kompetensi atau keahlian selesai. Dalam penilaian, lembar penilaian

kompetensi dibawa oleh siswa dan diberikan kepada asesor setiap melakukan

penilaian.

e) Pengumuman nilai dilakukan setiap akhir pekerjaan sesuai dengan batas waktu

yang telah ditentukan, dalam melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa

meliputi beberapa aspek yaitu, pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

siswa saat melaksanakan pekerjaan.

2. Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory dalam Mempersiapkan

Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N 5 Surakarta

a. Pengetahuan

Dengan adanya teaching factory di SMK N 5 Surakarta yaitu perakitan

kendaraan roda dua dan service kendaraan roda dua, membuat siswa mempunyai

pengetahuan secara langsung tentang pekerjaan-pekerjaan di dunia kerja/industri

secara nyata.

Menurut pendapat informan 5 dan informan 6 wawancara pada tanggal 7

juni 2012 menyatakan bahwa kegiatan teaching factory di SMK N 5 Surakarta

dapat menambah pengetahuan siswa dan dapat dijadikan bekal siswa setelah lulus

nanti. Hal senada juga diperkuat oleh informan 2 wawancara pada tanggal 14 juni

2012 yang menyatakan bahwa di teaching factory dilakukan pembinaan skill dan

kompetensi yang pendekatannya sudah ke dunia industri. Ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan siswa tentang dunia kerja.

b. Kemampuan

Dengan adanya teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda dua dan

service kendaraan roda dua, menambah kemampuan siswa untuk melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan di teaching factory yaitu merakit dan service kendaraan roda

Page 77: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dua dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2 wawancara pada

tanggal 14 juni 2012 dan informan 4 wawancara pada tanggal 20 juni 2012 yang

menyatakan bahwa kegiatan siswa dalam kegiatan perakitan dimulai dari

komponen-komponen terurai menjadi sebuah kendaraan roda dua atau roda

empat. jadi mulai kegiatan perakitan pertama kali sampai nanti proses

pemeriksaan akhir, yaitu uji kelayakan produk siswa dilibatkan dengan

didampingi guru. Hal senada juga di perkuat dengan pernyataan informan 7

wawancara pada tanggal 14 juli 2012 yang menyatakan bahwa awal siswa tidak

langsung merakit dari komponen-komponen menjadi sebuah kendaraan melainkan

dari kendaraan yang sudah jadi dilepas dan di identifikasi , kemudian dirangkai

kembali menjadi sebuah kendaraan, baik itu sepeda motor atau mobil.

Dengan adanya teaching factory yaitu kegiatan assembling dapat

menambah kemampuan siswa yang sebelumnya belum bisa merakit kendaraan

menjadi bisa dan mampu merakit kendaraan baik kendaraan roda dua maupun

roda empat. Hanya di kegitan teaching factory ini siswa mendapatkan kemampuan

merakit kendaraan roda dua atau roda empat.

c. Minat dan Kesukaan

Minat adalah kemauan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.

Sedangkan kesukaan adalah sesuatu yang dirasakan dalam diri seseorang yang

timbul dari diri pribadi tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Setelah siswa

melaksanakan teaching factory, maka dengan sendirinya mereka akan mengetahui

minat dan kesukaan dari pekerjaan itu. Dengan demikian pekerjaan di teaching

factory dapat diselesaikan dengan baik, karena minat dan kesukaan dari dalam diri

siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat informan 5 dan informan 6 wawancara pada

tanggal 7 juni 2012 Yang menyatakan bahwa mereka sangat senang dengan

adanya kegiatan perakitan yang dapat memberikan pengetahuan, kemampuan, dan

pengalaman yang dapat menjadi bekal untuk menghadapi dunia kerja.

Page 78: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

d. Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang paling baik. Dimana pengalaman setiap

orang itu berbeda-beda, baik itu pengalaman hidup atau pengalaman pekerjaan.

Dengan adanya pelaksanaan teaching factory yaitu perakitan kendaraan roda dua,

mereka mempunyai pengalaman kerja secara nyata dan langsung seperti keadaan

sebenarnya di dunia industri atau dunia kerja, sehingga pada waktu siswa terjun ke

dunia kerja sudah siap, karena kegiatan, peraturan dan sanksi yang ada di teaching

factory disesuaikan seperti kondisi dunia kerja yang sebenarnya. Hal ini sesuai

dengan pendapat informan 2 pada tanggal 14 juli 2012 dan informan 4 wawancara

pada tanggal 20 juni 2012 yang menyatakan bahwa setelah melakukan teaching

factory siswa akan lebih siap dalam menghadapi dunia kerja, karena siswa sudah

mempunyai pengalaman yang diperolah dari kegiatan teaching factory.

Siswa juga akan lebih siap dalam mengahadapi dunia kerja, karena

peraturan dan sanksi yang berlaku sudah disesuaikan dengan dunia kerja

misalnya, adanya jam minus, yaitu jam ketidakhadiran dalam mengikuti pelatihan.

Bila jumlah jam minus maksimum siswa melebihi aturan yang ditetapkan, maka

siswa yang bersangkutan di wajibkan mengganti di waktu lain. Dengan adanya

peraturan-peraturan dan sanksi yang diberlakukan di teaching factory akan

menambah pengalaman siswa tentang kondisi dunia usaha atau dunia industri

yang sesungguhnya, dan siswa akan lebih siap menghadapi keadaan seperti itu

setelah lulus nanti.

e. Disiplin

Disiplin artinya taat pada peratutan. Jika siswa sudah mentaati peraturan

maka ia adalah siswa yang memiliki kedisiplinan. Dengan adanya teaching

factory ini, siswa dituntut untuk disiplin terhadap peraturan yang ada di teaching

factory yang telah disesuaikan dengan keadaan industri atau dunia kerja. Dengan

adanya peraturan di teaching factory dan sanksi-sanksi maka dengan sendirinya

kedisiplinan akan terbentuk pada diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat

informan 6 wawancara pada tanggal 7 juni 2012 yang menyatakan bahwa siswa

Page 79: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

lebih disiplin setelah melaksanakan kegitan teaching factory, karena peraturan

yang ada sangat ketat sesuai dengan kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.

Peraturan dan sanksi yang ada di teaching factory memang seperti

keadaan dunia kerja yang sesungguhnya. Mulai dari pakaian seragam praktik,

rambut, kuku, jumlah jam minus, denda uang, ketidaktaatan kepada pimpinan dan

lain sebagainya. Peraturan dan sanksi tersebut akan membuat siswa lebih disiplin

dan menghargai waktu.

f. Kepribadian

Dengan adanya teaching factory ini, dapat membentuk pribadi siswa

untuk lebih baik dari sebelumnya. Karena siswa dididik untuk menjadi tenaga

kerja tingkat menengah yang mempunyai kepribadian yang baik. Membentuk

kepribadian mereka untuk berpikir lebih dewasa. Hal ini sesuai dengan pendapat

informan 1 wawancara pada tanggal 14 juni 2012 yang menyatakan bahwa adanya

usaha pembenahan kearah pribadi siswa, mental, agar siswa memang benar-benar

menjadi tenaga kerja yang lebih siap, yang mampu bersaing di dunia kerja.

Pada saat kegiatan teaching factory siswa juga dilatih untuk mempunyai

kepribadian yang baik. Hal ini diperkuat dengan adanya peraturan yang

mewajibkan siswa datang tepat waktu, berpakaian rapi, dilarang memakai anting-

anting atau aksesoris lain yang berlebihan, ketaatan kepada pimpinan dan lain

sebagainya. Siswa juga dilatih untuk bersifat jujur misalnya, mencuri barang-

barang teaching factory mengakibatkan siswa yang bersangkutan di kenai sanksi

pencabutan mengikuti pelatihan dan dikeluarkan. Selain itu jika siswa terlibat

perkelahian di lingkungan teaching factory atau diluar teaching factory (diketahui

oleh staff/instruktur) siswa yang bersangkutan dikenai sanksi pencabutan

mengikuti pelatihan (dikeluarkan).

g. Sikap professional

Dengan adanya pelaksanaan teaching factory, siswa lebih siap untuk

terjun ke dunia kerja, karena selama mereka teaching factory dilatih untuk bekerja

Page 80: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

secara professional. Ini sesuai dengan peraturan yang berlaku di teaching factory

misalnya, datang tepat waktu, pekerjaan harus selesai tepat waktu, siswa harus

taat kepada pimpinan, adanya jam minus maksimum, dikenai sanksi jika

melakukan pelanggaran.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan informan 6 wawancara pada

tanggal 7 juni 2012 yang menyatakan bahwa siswa dituntut bersikap profesional

dalam melaksanakan pekerjaan di teaching factory.

3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching Factory di

SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan Untuk Mengatasi

Kendala-kendala Tersebut.

Usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta dalam rangka

mempersiapkan siswanya untuk berkompetisi di dunia kerja juga mengalami

berbagai hambatan, adapun hambatan tersebut di antaranya adalah :

a. Waktu pelaksanaan

Dalam pelaksanaan teaching factory membutuhkan waktu yang tidak

sedikit, berhasil atau tidaknya pelaksanaan teaching factory juga sangat

bergantung pada waktu yang tersedia. Pelaksanaan teaching factory di SMK N 5

Surakarta, waktu pelaksanaannya di gabungkan dengan proses pembelajaran.

Sedangkan pelaksanaan teaching factory membutuhkan waktu yang benar-benar

maksimal agar saat siswa terjun bisa benar-benar maksimal melaksanakan

kegiatan di teaching factory. Kadang-kadang waktu pelaksanaan juga bersamaan

dengan kegiatan rapat, pameran, expo. Kegiatan seperti ini yang paling sering

menjadi kendala waktu pelaksanaan teaching factory.

Usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi hambatan

tersebut dengan membentuk tim ahli yang berasal dari siswa itu sendiri. Mula-

mula guru mengambil dua siswa tiap kelas. Sedangkan di program Teknik

Otomotif kelas XII terbagi menjadi tiga kelas, sehingga jumlah awal siswa yang

Page 81: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

melakukan pelatihan perakitan kendaraan roda dua adalah enam orang. Enam

siswa tersebut melakukan pelatihan terlebih dahulu dengan tujuan enam siswa ini

yang nantinya akan menjadi tim ahli di masing-masing kelas. Secara tidak

langsung enam siswa ini adalah siswa yang paling berkompeten di masing-masing

kelasnya. Enam orang siswa ini yang akan membimbing teman-teman satu

kelasnya saat praktik. Jika ada waktu luang siswa akan belajar mandiri di teaching

factory dengan dibimbing oleh tim ahli yang telah dibentuk, siswa akan meminta

izin kepada guru dan guru akan memberikan izin dengan catatan dan pengecualian

tertentu.

b. Tempat pelaksanaan teaching factory

Tempat pelaksanaan teaching factory adalah tempat dimana

berlangsungnya proses pelaksanaan teaching factory yang merupakan salah satu

faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan teaching factory. Di SMK N 5

Surakarta tempat pelaksanaan teaching factory belum terpisah sepenuhnya dengan

tempat pelaksanaan proses belajar mengajar. Masih ada sebagian yang tempatnya

menjadi satu dengan proses belajar mengajar, sehingga penggunaan tempatnya

bergantian antara proses belajar mengajar dengan pelaksanaan teaching factory.

Sedangkan idealnya teaching factory mempunyai tempat khusus atau tersendiri

dalam pelaksanaannya, agar proses pelaksanaannya berjalan dengan maksimal.

Ruang pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta masih

kurang luas, sehingga dalam pelaksanaannya hanya beberapa siswa saja yang bisa

melakukan kegiatan assembling dalam ruangan tersebut, karena tidak bisa

menampung siswa satu kelas sekaligus. Hal ini berdampak pada pemborosan

waktu yang digunakan dalam pelaksanaan teaching factory.

Page 82: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 4.1. Denah Bengkel Teknik Otomotif

Usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi hambatan

tersebut adalah mengusulkan penambahan tempat untuk pelaksanaan teaching

factory. Sehingga tempat antara pelaksanaan teaching factory dengan proses

belajar mengajar terpisah dan mampu menampung lebih banyak siswa dalam

melaksanakan praktik.

c. Tenaga pengajar

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya didik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,

dan pendidikan menengah.

Bengkel Kanzen

Bengkel Chasis

Kelistrikan Otomotif Bengkel

Bengkel Assembling

Bengkel Motor

Ruang Guru Ruang Alat

Mushola

Page 83: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Beban mengajar guru di SMK N 5 Surakarta program teknik otomotif

masih tinggi, karena memang jumlah guru atau tenaga pengajarnya yang masih

sedikit atau masih kurang. Jumlah guru untuk jurusan teknik otomotif di SMK N 5

Surakarta pada tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 12 guru. Adapun jumlah teknik

otomotif mempunyai 289 siswa yang di bagi menjadi sembilan kelas yaitu, untuk

kelas X dibagi menjadi tiga kelas, begitu pula untuk kelas XI dan XII. Sedangkan

kompetensi produktif pembelajaran yang harus di sampaikan kepada siswa teknik

otomotif berjumlah 27 kompetensi pembelajaran. Sehingga untuk

mengembangkan teaching factory masih sedikit mengalami kesulitan karena

beban mengajar guru yang sangat tinggi. Dengan beban guru untuk mengajar pada

proses belajar mengajar yang masih tinggi dan di tambah dengan beban untuk

membimbing siswa di teaching factory, hal ini sangat menyulitkan guru untuk

mengembangkan teaching factory.

Usaha yang dilakukan pihak SMK N 5 surakarta untuk mengatasi

hambatan tersebut adalah dengan mengusulkan penambahan Guru, sehingga

beban mengajar guru ideal yaitu 24 jam dalam seminggu sesuai dengan yang di

syaratkan pemerintah. Sehingga guru mempunyai waktu yang lebih untuk

mengembangkan teaching factory.

d. Peran Siswa

Peran siswa dalam teaching factory adalah melakukan perakitan

kendaraan roda dua maupun roda empat, mulai dari komponen terurai menjadi

barang yang siap di pasarkan. Peranan siswa dalam perakitan kendaraan roda dua

atau roda empat yang terjadi di SMK N 5 Surakarta belum maksimal, sebagian

besar pekerjaan perakitan masih dilakukan oleh guru pembimbing. Peran siswa

hanya membantu dalam kegiatan perakitan, sehingga peranan siswa kurang

maksimal dan manfaat serta pengalaman yang didapat tidak seperti yang

diharapkan. Kompetensi dan pengalaman yang di dapat siswa pun tidak sama

karena pekerjaan yang di lakukan setiap siswa tidak sama, hal ini terjadi karena

Page 84: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

kurangnya sarana dan prasarana pelaksanaan teaching factory dan kurangnnya

persiapan dalam pelaksanaan teaching factory.

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu

melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan perakitan kendaraan roda dua maupun

roda empat dengan matang agar pada saat pelaksanaan perakitan berjalan dengan

baik yaitu dengan membuat administrasi pembelajaran seperti silabus, program

tahunan atau program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga

arah dan tujuan pembelajaran perakitan jelas dan terencana dengan baik. selain itu

juga mengadakan penambahan sarana dan prasarana teaching factory agar

pelaksanaannya berjalan sesuai dengan lancar.

e. Struktur Organisasi Teaching Factory

Sebuah kegiatan terlaksana dengan baik karena adanya struktur

organisasi yang berjalan dengan baik. Seperti halnya teaching factory, jika

struktur organisasi tersusun dan berjalan dengan sebagaimana mestinya maka

pelaksanaannya pun akan berjalan dengan baik pula, sehingga sasaran dan tujuan

yang diharapkan dapat tercapai.

Struktur organisasi teaching factory di SMK N 5 Surakarta dalam

pelaksanaan perakitan kendaraan roda dua maupun roda empat sudah tersusun

dengan dengan baik, namun dalam pelaksanaannya belum berjalan sesuai yang

diharapkan. Hal ini terjadi karena masih adanya staff yang merangkap tugas

dalam pelaksanaan teaching factory yang seharusnya menjadi tugas dari staff

yang lain, sebagai contoh ketua masih merangkap tugas dari bendahara atau

humas (pemasaran) yang seharusnya sudah menjadi tugas dari orang lain. hal ini

mengakibatkan pelaksanaan tidak berjalan dengan maksimal.

Usaha untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan menyusun

struktur organisasi dengan baik yaitu, memilih pengurus teaching factory yang

benar-benar mampu dan bisa melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik.

Sehingga pada saat pelaksanan kegiatan teaching factory masing-masing

Page 85: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

pengurus mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal, dan tidak terjadi lagi

pengurus yang merangkap tugas yang bukan menjadi kewenangannya.

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti yaitu tentang

mempersiapkan lulusan SMK N 5 Surakarta memasuki dunia kerja maka dapat

dilihat dari pelaksanaan teaching factory yang dilakukan di SMK N 5 Surakarta

dalam mempersiapkan siswa untuk berkompetisi di duia kerja. Adapun

pelaksanaan teaching factory di SMK N 5 Surakarta melalui tiga tahap yaitu,

tahap proses produksi, pemasaran, dan tahap evaluasi. Apalagi hal tersebut telah

dapat dikuasai siswa dan hasil yang dicapai sudah maksimal, maka dapat

dikatakan siswa tersebut sudah mempunyai kesiapan dalam berkompetisi di dunia

kerja. Karena dengan adanya pelaksanaan teaching factory mempunyai banyak

manfaat diantaranya, pengetahuan, kemampuan untuk menegerjakan tugas-tugas

yang ada di teaching factory dengan baik, kepribadian, pengalaman, disiplin yang

tinggi, sikap professional. Akan tetapi pada kenyataannya dalam pelaksanaan

teaching factory di SMK N 5 Surakarta masih mengalami beberapa hambatan,

sehingga pihak SMK N 5 Surakarta berusaha untuk mengatasi hambatan tersebut

dengan berbagai cara agar lulusannya dapat unggul berkompetisi di dunia kerja.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dan berdasarkan perumusan

masalah yang dihubungkan dengan kajian teori, dapat dikemukakan hal-hal

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Teacing Factory di SMK N 5 Surakarta

a. Tahap persiapan Teaching Factory

Tahap persiapan merupakan tahap tahap awal yang dilakukan SMK N 5

Surkarta untuk mempersiapkan guru dan siswa dalam mempersiapkan siswanya

Page 86: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dalam pelaksanaan teaching factory yang dilakukan melalui pelatihan bagi guru

dan proses belajar mengajar bagi siswa di sekolah.

Proses belajar mengajar merupakan kesatuan kegiatan yang tidak

terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar, dan diantara

kedua kegiatan ini terjadi interaksi edukatif yang saling menunjang dan

melibatkan komponen belajar mengajar yaitu guru, siswa, tujuan, bahan, media,

dan evaluasi. PBM yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta juga sudah

melibatkan komponen-komponen tersebut. Hal ini berarti PBM yang dilaksanakan

di SMK N 5 Surkarta sudah sesuai dengan pendapat Djago Tarigan yang

menyatakan bahwa komponen belajar meliputi : siswa, guru, tujuan, bahan,

metode, media, dan evaluasi.

Keberhasilan PBM tidak lepas dari peranan guru, untuk itu SMK N 5

Surakarta selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas gurunya baik dengan

mengikutsertakan dalam penataran-penataran ataupun dengan pelatihan-pelatihan.

Peranan guru dalam PBM di SMK N 5 Surakarta adalah sebagai pendidik,

pengajar, pelatih, dan pemberi motivasi kepada siswa agar menjadi tamatan yang

sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Siswa SMK N 5 Surakarta Program Teknik

Otomotif dituntut untuk selalu berperan aktif dalam PBM diantaranya dengan

adanya diskusi dan tanya jawab. Guru juga harus dapat menentukan tujuan,

bahan/materi, metode mengajar, media yang digunakan dan evaluasi yang akan

dilaksanakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam PBM.

Penentuan materi yang digunakan dalam PBM harus sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Penentuan materi PBM di SMK N 5 Surakarta juga

selalu disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan disinkronkan dengan

tuntutan dunia kerja. Penentuan bahan/materi dalam PBM juga berperan pada

tujuan PBM, karena dalam menentukan tujuan PBM, guru SMK N 5 Surakarta

selalu menyesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan. Pelaksanaan PBM di

SMK N 5 Surakarta sudah menggunakan metode yang bervariasi dan disesuaikan

dengan kondisi siswa serta materi yang disampaikan.

Page 87: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Media yang digunakan dalam PBM harus dapat merangsang dan

mempermudah keinginan siswa untuk belajar. Penentuan media yang digunakan

PBM di SMK N 5 Surakarta selalu diupayakan untuk dapat mempermudah

penyampaian materi pelajaran dan mempermudah siswa dalam belajar, sehingga

guru-guru SMK N 5 Surakarta dapat menggunakan media yang sesuai dengan

materi yang diajarkan.

Evaluasi yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta meliputi evaluasi

formatif, evaluasi sumatif, dan evaluasi penguasaan kompetensi. Hal tersebut

membuktikan bahwa pelaksanaan evaluasi di SMK N 5 Surakarta sesuai dengan

kurikulum yang berlaku bagi SMK . dimana evaluasi yang harus dilaksanakan

bagi siswa SMK meliputi evaluasi formatif, sumatif, dan penguasaan kompetensi.

1) Proses Produksi

Proses produksi atau proses perakitan kendaraan roda dua dan kendaraan

roda empat sudah berjalan dengan baik dan terorganisasi dengan rapi walaupun

belum seratus persen seperti layaknya teaching factory yang ideal. Pada proses

perakitan kendaraan roda dua sudah berjalan sejak tahun 2009. Siswa SMK N 5

Surakarta telah berhasil merakit sepeda motor Kanzen yaitu, pesona-esemka dan

auriga-esemka.

Kegiatan perakitan kendaraan roda dua dan roda empat di SMK N 5

Surakarta di masukkan dalam mata pelajaran muatan lokal dan kegiatan praktek

kerja industri, namun untuk kegiatan perakitan sepeda motor Kanzen tidak

mempunyai jadwal tetap, disebabkan perakitan sepeda motor kanzen dilakukan

berdasarkan permintaan dari konsumen atau persediaan sepeda motor yang

dihasilkan.

Kegiatan proses produksi yang dilaksanakan di SMK N 5 Surakarta pada

program teknik otomotif sudah berjalan cukup baik, dilihat dari skema

pelaksanaan proses produksinya berjalan seperti layaknya sebuah dunia industri,

walaupun tidak seratus persen kondisinya sama. Dengan adanya tata tertib dan

peraturan ataupun sanksi yang diberlakukan layaknya sebuah industri,

Page 88: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

memberikan gambaran dan pengalaman dunia kerja atau dunia industri kepada

siswa.

2) Proses Pemasaran atau Hasil Produksi

Pembelajaran teaching factory merupakan pembelajaran keahlian yang

dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang

sesungguhnya untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan

pasar atau konsumen. Dengan kata lain barang yang diproduksi dapat berupa hasil

produksi yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah

atau konsumen. Pada proses pemasaran barang yang dihasilkan dalam hal ini

adalah sepeda motor Kanzen tidak bisa langsung dipasarkan, tapi masih harus

melalui beberapa pengujian. Ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan

kelayakan barang hasil produksi.

Pengujian kualitas atau kelayakan sepeda motor Kanzen yang dilakukan

di SMK N 5 Surakarta, yang pertama dilakukan oleh guru SMK N 5 Surakarta.

Dan yang kedua dilakukan oleh konsultan dari pihak Kanzen. Hal ini dilakukan

agar barang hasil produksi benar-benar layak untuk dipasarkan dan memenuhi

standar mutu yang ditentukan.

Dalam proses pemasaran hasil produksi yang terjadi di SMK N 5

Surakarta pada program teknik otomotif masih sepenuhnya dipegang oleh guru.

Hal ini dilakukan karena belum adanya susunan organisasi yang terstruktur

dengan baik. Sehingga siswa tidak banyak terlibat dalam kegiatan pemasaran hasil

produksi.

3) Evaluasi dan penilaian

Evaluasi pada dasarnya proses untuk menentukan sejauh mana tujuan -

tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Proses evaluasi dilaksanakan setelah

perakitan selesai dilakukan. Evaluasi di sini tidak hanya untuk siswa tetapi kepada

semua yang terlibat dalam kegiatan teaching factory yaitu guru ataupun ketua

program. Dengan adanya evaluasi tersebut dapat diketahui sejauh mana

Page 89: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

keberhasilan dan perkembangan kegiatan teaching factory yang dilaksanakan di

SMK N 5 Surakarta dan menjadi tolak ukur untuk pelaksanaan ke depannya nanti.

Sedangkan evaluasi yang dilakukan untuk siswa, seperti evaluasi yang

biasa dilakukan pada mata pelajaran praktek yang dilaksanakan di SMK N 5

Surakarta pada program teknik otomotif. Penilaian yang diberikan kepada siswa

adalah penilaian dalam bentuk lembar penilaian kompetensi yang harus di isi

setelah pekerjaan dan standar kompetensi atau keahlian selesai. Aspek-aspek yang

dinilai adalah sikap kerja, pengetahuan, dan keterampilan. Dan hasil penilaian

akan dicatat dalam buku rapor, karena kegiatan perakitan sepeda motor Kanzen

masuk dalam mata pelajaran muatan lokal.

2. Konstribusi Pelaksanaan Teaching Factory dalam Mempersiapkan

Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N 5 Surakarta

Berdasarkan data yang ada di lapangan, kontribusi pelaksanaan teaching

factory meliputi : menambah pengetahuan siswa secara langsung tentang

pekerjaan-pekerjaan di DUDI, menambah kemampuan siswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas mereka mereka, berkepribadian baik, minat dan

kesukaan dalam menghadapi tugas yang diberikan, menambah pengalaman siswa

mengenai lingkungan kerja, menambah disiplin siswa, dan menumbuhkan sikap

professional dalam melaksanakan berbagai pekerjaan yang diberikan. Hal ini

berarti kontribusi pelaksanaan teaching factory yang dilaksanakan di SMK N 5

Surakarta sudah sesuai dengan pendapat randall S.Schuller dan Susan E. Jackson

yang menyatakan bahwa kategori utama perusahaan dalam memilih karyawan

yang akan bekerja di perusahaan, yaitu : pengetahuan, kemampuan, kepribadian,

minat dan kesukaan, pengalaman, sikap professional.

Page 90: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3. Kendala-kendala Yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching Factory di

SMK N 5 Surakarta dan Usaha yang Dilakukan Untuk Mengatasi

Kendala Tersebut

Berdasarkan data yang ada di lapangan, hambatan yang dihadapi SMK N

5 Surakarta dalam mempersiapkan siswa didiknya agar siap berkompetisi di dunia

kerja meliputi : waktu pelaksanaan teaching factory, tempat pelaksanaan teaching

factory, jumlah guru, kurangnya peranan siswa, struktur organisasi teaching

factory yang belum berjalan dengan baik. Pada dasarnya hambatan yang dialami

SMK N 5 Surakarta untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja tersebut

terkait dengan pelaksanaan teaching factory.

Adapun usaha yang dilakukan SMK N 5 Surakarta untuk mengatasi

hambatan tersebut antara lain : memanfaatkan waktu luang siswa untuk

melaksanakan kegiatan teaching factory dengan mandiri yang di awasi dan

dibimbing oleh tim ahli yang telah dibentuk dari siswa itu sendiri, mengusulkan

penambahan tempat untuk pelaksanaan teaching factory agar terpisah dengan

kegiatan pelaksanaan proses belajar mengajar, mengusulkan penambahan Guru

agar beban mengajar guru ideal sesuai yang disyaratkan pemerintah, melakukan

persiapan pelaksanaan teaching factory dengan matang, memilih pengurus

teaching factory yang benar-benar mampu dan bisa melaksanakan tugas atau

kewenangan yang diberikan dengan baik.

Page 91: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan analisis yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik peneliti ini adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Teaching Factory di SMK N 5 Surakarta

a. Persiapan Pelaksanaan Teaching Factory

Tahap persiapan teaching factory di SMK N 5 Surakarta dilaksanakan

dalam upaya untuk mempersiapkan siswa agar siap terjun ke teaching factory.

Selain itu persiapan teaching factory dilaksanakan agar pelaksanaan berjalan

dengan lancar sesuai yang diharapkan.

b. Proses Produksi

Pada tahap proses produksi siswa peserta teaching factory telah

melakukan proses produksi yaitu perakitan kendaraan roda dua sepeda motor

Kanzen. Disini siswa melaksanakan tugasnya yaitu sebagai mekanik merakit

sepeda motor Kanzen sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dengan

dibimbing guru.

c. Proses Pemasaran atau Hasil Produksi

Pada proses pemasaran siswa tidak banyak terlibat. Hanya sesekali siswa

diikutkan dalam uji kualitas barang hasil produksi. Sedangkan untuk proses

pemasarannya sendiri sepenuhnya dikelola oleh guru dan staff SMK N 5

Surakarta program teknik otomotif. Hal ini di karenakan struktur organisasi yang

tidak berjalan dengan semestinya.

d. Evaluasi dan penilaian

Evaluasi teaching factory di SMK N 5 Surakarta untuk barang hasil

produksi yaitu perakitan sepeda motor Kanzen dilakukan oleh pihak konsultan

Kanzen. Sedangkan untuk evaluasi dan penilaian siswa dilakukan oleh guru

pembimbing. Aspek yang dinilai adalah sikap kerja, pengetahuan dan

Page 92: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

keterampilan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa

maupun guru yang terlibat dalam pelaksanakan teaching factory.

2. Konstribusi Pelaksanaan Teaching Factory dalam Mempersiapkan Lulusan

Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK N 5 Surakarta.

a. Pengatahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang didapat siswa selama

melaksanakan teaching factory perakitan kendaraan roda dua yaitu sepeda motor

Kanzen. Dengan melaksanakan pekerjaan di teaching factory yang disesuaikan

dengan kondisi dunia kerja yang sesungguhnya.

b. Kemampuan

Kemampuan merupakan kapasitas atau kesanggupan peserta teaching

factory dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan adanya teaching factory

membuktikan bahwa siswa SMK N 5 Surakarta mampu untuk melaksanakan

pekerjaan perakitan kendaraan roda dua.

c. Kepribadian

Kepribadian merupakan karakteristik seseorang dalam berinteraksi

dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya pelaksanaan

teaching factory, maka terbentuklah kepribadian siswa untuk bekerja secara

berhati-hati, teliti dan jujur.

d. Minat dan Kesukaan

Minat dan kesukaan tercermin dari perilaku seseorang atas pekerjaan

yang harus dilaksanakan. Seseorang akan lebih puas dan senang melaksanakan

pekerjaan jika pekerjaan tersebut sesuai dengan minat dan kesukaannya. Minat

dan kesukaan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan jenis pekerjaan

yang cocok bagi seorang calon tenaga kerja.

e. Pengalaman

Pengalaman merupakan pengetahuan yang diperoleh seseorang karena

mengalami suatu kegiatan. Bagi lulusan SMK N 5 Surakarta pengalaman dapat

diperoleh melalui teaching factory perakitan kendaraan roda dua.

Page 93: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

f. Disiplin

Dengan adanya tata tertib yang berlaku di teaching factory, peserta

teaching factory harus mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan adanya

peraturan yang berlaku tersebut dengan sendirinya dapat membentuk kedisiplinan

siswa.

g. Sikap Professional

Sikap professional merupakan sikap yang mampu melakukan pekerjaan

dengan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya serta memiliki komitmen

pribadi yang mendalam atas pekerjaannya tersebut. Dengan adanya teaching

factory ini, dapat menumbuhkan sikap siswa SMK N 5 Surakarta untuk lebih

loyal dan taat dalam melaksanakan tugas-tugas di teaching factory.

3. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Teaching Factory di

SMK N 5 Surakarta dan Usaha-usaha yang Dilakukan untuk Mengatasi

Kendala –kendala Tersebut.

a. Waktu Pelaksanaan

Minimnya waktu yang tersedia untuk melaksanakan teaching factory,

mengakibatkan pelaksanaan kegiatan teaching factory yaitu perakitan kendaraan

roda dua tidak berjalan secara maksimal. Sehingga membuat guru kesulitan untuk

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran sesuai yang direncanakan. Adapun usaha

yang dilakukan untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan membentuk tim ahli

yang di ambil dari siswa sendiri untuk membimbing teman-temannya jika ada

waktu luang, atau jika guru pembimbing tidak bisa hadir karena ada halangan.

b. Tempat Pelaksanaan Teaching Factory

Belum adanya tempat teaching factory khusus atau terpisah dari kegiatan

proses belajar mengajar. Usaha untuk mengatasi hambatan ini adalah ketua

program teknik otomotif mengusulkan untuk penambahan tempat teaching factory

sehingga kegiatan teaching factory terpisah dari proses belajar mengajar.

c. Tenaga Pengajar

Kurangnya tenaga pengajar menyebabkan beban mengajar guru sangat

tinggi, sehingga guru pembimbing dan staff yang terlibat hanya memiliki sedikit

waktu untuk mengelola dan mengembangkan teaching factory. Usaha untuk

Page 94: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

mengatasi hambatan ini adalah dengan mengusulkan penambahan tenaga pengajar

di program teknik otomotif.

d. Peran siswa

Peranan siswa yang kurang maksimal dalam pelaksanaan perakitan

kendaraan roda dua maupun roda empat mengakibatkan hasil dari pelaksanaan

teaching factory hasilnya belum sesuai dengan tjuan yang diinginkan. Usaha

untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan melakukan persiapan pelaksanaan

teaching factory dengan sebaik-baiknya serta melengkapi sarana dan prasarana

pelaksanaan teaching factory.

e. Struktur Organisasi

Kurang maksimalnya peranan struktur organisasi dalam pelaksanaan

teaching factory mengakibatkan administrasi pelaksanaan teaching factory tidak

berjalan secara maksimal. Usaha untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan

memilih pengurus yang benar-benar mampu dan bisa melaksanakan tugasnya

secara maksimal.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan kesimpulan tentang

kontribusi pelaksanaan teaching factory dalam mempersiapkan lulusan memasuki

dunia kerja siswa SMK N 5 Surakarta dapat dikemukakan implikasi sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan teaching factory di SMK N

5 Surakarta dalam mempersiapkan lulusan siswa memasuki dunia kerja adalah

dilakukannya dengan berbagai tahap antara lain : tahap persiapan, tahap

produksi, tahap pemasaran dan tahap evaluasi. Dengan dilakukannya berbagai

tahap ini membuktikan bahwa siswa SMK N 5 Surakarta sudah mempunyai

pengalaman dan kemampuan merakit kendaraan sepeda motor seperti yang

dilakukan di DUDI. Dengan dilaksanakannya teaching factory merupakan

nilai tambah bagi siswa yang dapat meningkatkan kesiapan dan kelulusan

SMK N 5 Surakarta untuk memasuki dunia kerja, sehingga masyarakat akan

lebih percaya menyekolahkan anaknnya di SMK N 5 Surakarta.

Page 95: KONTRIBUSI PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DALAM .../Kontribusi-Pelaksanaan...smk negeri 5 surakarta tahun ajaran 2011/2012 skripsi oleh: ikhsan zainudin nim k2507021 fakultas keguruan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan ide-ide baru yang dapat

digunakan sebagai pembaruan dunia kerja agar dapat meningkatkan

peranannya dalam dunia pendidikan dalam rangka menciptakan lulusan yang

berkualitas dan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

3. Hasil penelitian ini dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa lulusan

SMK N 5 Surakarta disamping mempunyai pengetahuan dan keterampilan

tentang merakit kendaraan roda dua juga mempunyai pengalaman bekerja

yang dapat digunakan sebagai bekal untuk berkompetisi di dunia kerja,

sehingga para lulusan tersebut dapat menjadi sumber daya manusia yang

unggul dan sanggup bersaing dengan para lulusan yang lain dalam

berkompetisi di dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Dengan

demikian dunia kerja tidak perlu meragukan kemampuan lulusan SMK N 5

Surakarta program teknik otomotif.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan ada beberapa

saran dan masukan sebagai berikut :

1. Dalam melaksanakan teaching factory pihak sekolah sebaiknya membuat

struktur pengelola teaching factory yang bisa bekerja dengan maksimal.

2. Dalam pelaksanaan perakitan setiap siswa mendapatkan pengalaman dan

kompetensi yang sama.

3. Sekolah SMK N 5 Surakarta diharapkan menambah tenaga pengajar di

program teknik otomotif dan menambah ruang pelaksanaan teaching factory.

4. Perencanaan waktu pelaksanaan teaching factory lebih teliti, agar tidak terjadi

berbenturan dengan kegiatan sekolah lainnya.

5. Dalam pelaksanaan perakitan peranan siswa lebih di maksimalkan.

6. Untuk SMK lain pelaksanaan teaching factory dapat memberikan masukan

dan ide-ide dalam mempersiapkan siswanya memasuki dunia kerja.