Kontrasepsi metode alamiah

17
METODE KONTRASEPSI ALAMI A. Coitus Interuptus (Senggama terputus) Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelalminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Cara Kerja Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. Manfaat Kontrasepsi Efektif bila digunakan dengan benar Tidak mengganggu produksi ASI Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya Tidak ada efek samping Dapat digunakan setiap waktu Tidak membutuhkan biaya Nonkontrasepsi Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam

description

Kontrasepsi metode alamiah

Transcript of Kontrasepsi metode alamiah

METODE KONTRASEPSI ALAMI

A. Coitus Interuptus (Senggama terputus)Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelalminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.Cara KerjaPenis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.ManfaatKontrasepsi Efektif bila digunakan dengan benar Tidak mengganggu produksi ASI Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya Tidak ada efek samping Dapat digunakan setiap waktu Tidak membutuhkan biayaNonkontrasepsi Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalamKeterbatasan Efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4 18 kehamilan per 100 perempuan per tahun) Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksualDapat dipakai untuk Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain Pasangan yang membutuhkan metode pendukung Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teraturTidak dapat dipakai untuk Suami dengan pengalaman ejakulasi dini Suami yang sulit melakukan senggama terputus Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis Ibu yang mempunyai pasangan yang sulit bekerjasama Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputusIntruksi bagi klien Meningkatkan kerjasama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungna seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan menyepakati penggunaan metode senggama terputus Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya Tidak dianjurkan pada masa subur

B. Metode Amenorea Laktasi (MAL) Metode anemorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susus ibu (ASI) MAL sebagai kontrasepsi bila: Menyusui secara penuh (full breast feeding) Belum haid Umur bayi kurang dari 6 bulan Efektif sampai 6 bulan Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnyaCara kerja Penundaan atau penekanan ovulasiKeuntungan kontrasepsi Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan) Segera efektif Tidak mengganggu senggama Tidak ada efek samping secara sistemik Tidak perlu pengawasan medis Tidak perlu obat atau alat Tanpa biayaKeuntungan non kontrasepsi Untuk bayi Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibody perlindungan lewat ASI) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai Untuk ibu Mengurangi perdarahan pasca persalinan Mengurangi risiko anemia Meningkatkan psikologik ibu dan bayiKeterbatasan Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan Mungkin sulit dilaksanankan karena kondisi social Efektivitasnya tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDSYang dapat menggunakan MALIbu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkanTabel 1 Keadaan yang memerlukan perhatianKeadaan Anjuran

Ketika mulai memberikan makanan pendamping secara teratur (menggantikan satu kali menyusui)Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI

Ketika haid sudah kembaliMembantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI

Bayi menghisap susu tidak sering (on demand)Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI

Bayi berumur 6 bulan atau lebihMembantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI

Yang seharusnya tidak pakai MAL Sudah mendapat haid setelah bersalinan Tidak menyusui secara ekslusif Bayinya sudag berumur lebih dari 6 bulan Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lam dari 6 jamInstruksi kepada klien (hal yang harus disampaikan kepada klien) Seberapa sering harus menyusuiBayi disusui secara on demand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi menyelesaikan menghisap dari satu payudara sebelum memberikan payudara lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir (hind milk)bayi hanya membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau samasekali tidak memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya Susui bayi ibu juga pada malam hari karena meyusui waktu malam membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI. Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selai ASI sampai dengan umur 6 bulan Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap kurng sering dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi Haid. Ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai menggunakan metode KB lainnya Untuk kontrasepsi dan kesehatan: Anda memerlukan metode kontrasepsi lain ketika anda mulai dapat haid lagi, jika anda tidak lagi menyusui secara eksklusif atau bila bayi anda sudah berumur 6 bulan Konsultasi dengan bidan/dokter atau di klinik/puskesmas sebelum anda mulai memakai metode kontrasespsi lainnya Jika suami/pasangan anda berisiko tinggi terpapar IMS, termasuk AIDS, anda harus pakai kondom ketika pakai MAL Apa yang harus dilakukan bila pasien menyusui tidak secara eksklusif atau berhenti menyusui Anda perlu kondom atau metode kontrasepsi lain ketika anda tidak menyusui lagi secara eksklusif Ke klinik KB untuk membantu memilihkan atau memberikan metode kontrasepsi lain yang sesuaiBeberapa catatan dari consensus Bellagio (1988) untuk mencapai keefektifan 98% Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sesekali diberi 1 2 teguk air.minuman pada upacara adat/agama) Perdarahan sebelum 56 hari pascapersalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid) Bayi menghisap secara langsung Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah lahir Kolostrum diberikan kepada bayi Pola menyusui on demand dan dari kedua payudara Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jamSetelah bayi berumur 6 bulan, kembalinya kesuburan, kembalinya kesuburan mungkin didahului haid, tetapi dapat juga tanpa didahului haid. Efek ketidaksuburan karena menyusui sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek: Cara menyusui Seringnya menyusui Lamanya setiap kali menyusui Jarak antara menyusui Kesungguhan menyusui

C. Metode Kalender (Ogino Knaus) Dasar : menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir. Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan Herman Kraus du Austria, yang bekerja sendiri-sendiri, menemukan bahwa: Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid berikutnya, tetaspi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang. Knaus : ovulais selalu terjadi oada hari ke-15 sebelum haid yang akan datang. Problem terbesar dengan metode kalendar adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari. Tehnik metode kalendar:seorang wanita menentukan masa suburnya dengan: Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa suburnya. Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi: Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang dari 2 hari sebelum permulaan haid berikutnya. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari Ovum hidup selama 24 jam. Diperlukan catatan siklus haid 8 bulan atau lebih Hari pertama persangkaan masa subur : siklus terpendek 18. Asal angka 18 adalah 14 + 2 +2 2 menunjukkan hari hidup spermatozoa Hari terakhir persangkaan masa subur: siklus terpanjang 11. Asal angka 11 adalah 14 2 1 1 menunjukkan hari hidup ovum Efektivitas metode kalenderAngka kegagalan : 14.4 47 kehamilan pada 100 wanita per tahun.

D. Metode Lendir serviks Dasar : perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen Peranan lendir serviksLendir serviks yang diatur oleh hormon estrogen dan progesteron ikut berperan dalam reproduksi. Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir serviks oleh sel serviks, yaitu : Lendir tipe E Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi Sifat-sifat : Banyak, tipism seperti air (jernih) dan viskositas rendah. Spinnbarkeit elastisitas besar. Spinnbarkeit = sampai seberapa jauh lendir dapat diregangkan sebelum putus. Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis (fernlike pattern, ferning, arborization) Spermatozoa dapat menembus lendir ini Lendir tipe G Diproduksi pada awal praovulasi dan setelah ovulasi Sifat-sifat: Kental Viskositas tinggi Keruh (opaque) Dibuat karena peninggian kadar progesterone Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini Ciri-ciri lendir serviks pada berbagai fase sari siklua haid (30 hari): Fase 1: Haid Hari 1-5 Lendir dapat ada tau tidak, dan tertutup oleh darah hai Perasaan wanita : basah dan licin (lubrikatif)

Fase 2: Pasca haid Hari 6-10 Tidak ada lendir atau hanya sedikit sekali Perasaan wanita :kering Fase 3: Awal pra-ovulasi Hari 11-13 Lendir keruh, kuning atau putih, dan liat Perasaan wanita: liat dan/atau lembab Fase 4 Segera sebelum, pda saat dan sesudah ovulasi. Hari 14-17 Lendir bersifat jernih, licin, basah, dapat diregangkan Dengan konsistensi seperti putih telur Hari terakhir dari fase ini dikenal sebagai gejala-puncal(peak symptom) Perasaan wanita: lubrikatif dan/atau basah Fase 5 Pasca-ovulasi Hari 18-21 Lendir sedikit, keruh dan liat Perasaan wanita: liat dan/atau lembab Fase 6 Akhir Pasca ovulasi atau segera pra haid Hari 27-30 Lendir jernih dan seperti air Perasaan wanita: liat/dan atau lembab dan/atau basah Tehnik metode lendir serviks:Abstinens dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut sampai dengan hari ke-empat setelah gejal apuncak (peak symptom)

Penyulit-penyulit metode lendir serviksa. Keadaan fisiologis: sekresi vagina karena rangsangan seksualb. Keadaan patologis: infeksi vagina, serviks, penyakit-penyakit, pemakaian obat-obatanc. Keadaan psikologis: stres (fisik dan emosional) Efektivitas metode lendir serviksAngka kegaglan: 0,4-39.7 kehamilan pada 100 wanita per tahun. Disamping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya kegagalan/ kehamilan: Pengeluaran lendir mulainya melambat Gejala puncak (peak symptom) timbul terlalu awal/dini Lendir tidak dirasakan oleh si-wanita atau dinilai/interpretasi salah.E. Metode suhu basal (termal) Dasar : peninggian suhu badan basal 0.2 0.5 pada waktu ovulasi.Peninggian suhu badan basal mulai 1-2 hari setelah ovulasi dan disebabkan oleh peningian kadar hormon progesteron. Teknik metode basal: Umumnya digunakan termometer khusus dengan kaliberasi yang diperbesar (basar termometer), meskipun termometer biasa dapat dipakai juga. Waktu pengukuran harus pada saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak sedikitnya 3-5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak. Pengukuran dilakukan secara : Oral (3 menit) Rektal (1 menit), ini cara terbaik Vaginal Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu badan basal: Influenza atau infeksi traktus respiratorius lain Infeksi/ penyakit-penyakit lain yang meninggikan suhu badan Inflamasi lokal lidah , mulut atau daerah anus. Faktor-faltor situasional seperti mimpi buruk, jet lag, mengganti popok bayi pukul 6 pagi Jam tidur yang iregular Pemakaian minuman panas dingin sebelum pengambilan suhu badan basal Pemakaian selimut elektrik Kegagalan membaca termometer dengan tepat/ baik Macam- macam peninggian suhu badan basal: Peninggian suhu yang mendadak (abrupt). Ini yang paling sering terjadi Peninggian suhu yang perlahan-lahan Peninggian suhu yang bertingkat, umumnya didahului penurunan suhu yang cukup tajam Peninggian suhu seperti gigi gergaji Catatan: Pada beberapa kasus, kadang-kadang SBB sama sekal tidak meninggi selama ovulasi, atau kadang-kadang sudah meninggi pra0-ovulasi Demikian pula pada siklus haid yang ovu;atoar, SBB tidak meninggi dan ini ditemukan pada :1. Gadis muda2. Klimakterium/ pra menopause3. Segera post partum4. laktasi bila tidak terjadi fertilisasi, corpus luteum akan berhenti bekerja, produksi hormon progesteron menurun, dan akhirnua suu badan basal menurun lagi. Suhu badan post ovulasi adalah lebih tinggi daripada suhu badan pra-ovulasi, meskipun tidak terjadi ovulasi.

Efektivitas Metode Suhu Badan BasalAngka kegagalan : 0,3 6,6 kehamilan pada 100 wanita per tahun. Kerugian utama metode suhu badan basal adalah bahwa abstines sudah harus dilakukan pada masa pra-ovulasi.

F. Metode symptothermal Dasar : kombinasi antara metode lendir serviks dan suhu badan basal. Efektivitas : Angka kegagalan : 4.9-34.4 kehamilan pada 100 wanita per tahun

Kontraindikasi metode KB alamiahUmumnya merupakan kontraindikasi relatif:a. Siklus haid yang tidak terarurb. Riwayat siklus haid yang an-ovulatorc. Kurve suhu tubuh yang tidak teraturKomplikasi metode KB alamiaha. Komplikasi yang langsung tidak adab. Persoalan timbul bila terjadi kegaglan/kehamilan, karena ada data yang menunujukkan timbulnya kelainan-kelainan janin yang berhubugnan dengan fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.

Keuntungan non-kontraseptif dari metode KB alamiah:a. Untuk pasangan suami istri yang menginginkan kehamilan, metode SBB, metode lendir serviks, dapat menentukan hari-hari subur suami dan istri, sehingga senggama dapat direncanakan pada saat-saat itub. Dapat digabungkan dengan metode kontrasepsi lain, misalnya dengan metode kontrasepsi barrier