BAB II TINJAUAN TEORI A....

32
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsi 1. Pengertian Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha-usaha itu dapat bersifat sementara atau dapat juga bersifat permanent. Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah dan melawan dan “konsepsi” berarti pertemuan antara sel telur yang telah matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan, jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma. (Wiknjosastro, 2007, p.905) 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh warga Negara Indonesia adalah sebagai berikut: a. Metode Sederhana Kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan dan Simptotermal yaitu paduaan antara Suhu Basal dengan Lendir Serviks. Sedangkan

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A....

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kontrasepsi

1. Pengertian

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya

kehamilan, usaha-usaha itu dapat bersifat sementara atau dapat juga

bersifat permanent. Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti

mencegah dan melawan dan “konsepsi” berarti pertemuan antara sel

telur yang telah matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan,

jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dan

sperma. (Wiknjosastro, 2007, p.905)

2. Metode Kontrasepsi

Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

warga Negara Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Metode Sederhana

Kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi

sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode

kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi

(MAL), Coitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir

Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan dan Simptotermal yaitu

paduaan antara Suhu Basal dengan Lendir Serviks. Sedangkan

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

metode kontrasepsi dengan alat yaitu Kondom, Diafragma, Cup

Serviks dan Spermisid

b. Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu

kombinasi (mengandung hormone progesterone dan estrogen

sintetik) dan yang hanya berisi progesterone saja. Kontrasepsi

hormonal kombinasi terdapat pada Pil dan Suntikan/injeksi.

Sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi progesterone terdapat

pada Pil, Suntik dan Implant.

c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR).

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu

AKDR yang mengandung hormone (sintetik progesterone) dan

yang tidak mengandung hormone.

d. Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu: Metode

Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW

sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah

memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga

mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP

sering dikenal dengan vasektomi yaitu memotong atau mengikat

saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

e. Metode Kontrasepsi Darurat

Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2

macam yaitu: Pil dan AKDR.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

3. Angka Kegagalan Kontrasepsi dalam Tahun Pertama

Tabel 2.1 angka kegagalan kontrasepsi Kegagalan Per 100 perempuan Metode Kontrasepsi

Teoritis (%) Praktek (%) Kontap Wanita/MOW Kontap Pria/MOP Suntikan Pil Oral Kombinasi (POK) Mini Pil IUD Kondom Diafragma Spermisid Coitus Interuptus KB alamiah Laktasi Tanpa Kontrasepsi Implant

0,04 0,15 0,25 0,5 1

1-3 2 2 2

16 2-20 15 90 0,3

0,1-0,5 0,2-0,6

3-5 4-10 5-12 5-6

10-20 19 13

20-40 40-50

19 90 1-3

Sumber data: Buku KB dan Kontrasepsi dr. Hanafi Hartanto

B. Implant

1. Definisi

Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi yang berupa susuk

yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormone yang

dipasang pada lengan atas. (Handayani, 2010, p.116).

2. Jenis Implant

Dikenal 2 macam implant, yaitu:

a. Non Biodegradable Implant

Dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Norplant (6 kapsul) berisi hormone levonegestrel daya kerja 5

tahun.

2) Norplant-2 (2 batang) berisi hormone levonegestrel daya kerja 3

tahun.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

3) Satu batang berisi ST-145, daya kerja 2 tahun. Rencana siap

pakai tahun 2000.

4) Satu batang berisi hormone 3-keto desogestrel daya kerja 2,5-4

tahun.

Sedangkan Non Biodegradeble implant dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu:

1) Norplant

Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 batang silastik (karet

silastik) yang berisi dengan hormone levonogestrel dan ujung-

ujung kapsul ditutup dengan silastik adhesive. Tiap kapsul

mempunyai panjang 34 mm, diameter 2,4 mm berisi 36 mg

levonogestrel, serta mempunyai ciri sangat efektif dalam

mencegah kehamilan untuk 5 tahun. Saat ini norplant yang

paling banyak dipakai.

2) Norplant-2

Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 2 batang silastik yang

padat, dengan panjang tiap batang 44 mm, dengan msing-

masing batang diisi dengan 70 mg levonogestrel di dalam

matriks batangnya. Ciri Norplant-2 adalah sangat efektif untuk

mencegah kehamilan 3 tahun.

Pada kedua macam implant tersebut, levonogestrel berfungsi

melalui membrane silastik dengan kecepatan yang lambat dan

konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormone dalam plasma

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi. Pelepasan

hormone tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama,

kemudian menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun.

b. Biodegradable Implant

Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan

pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut di dalam

jaringan tubuh pembawanya sama sekali tidak diperlukan untuk

dikeluarkan lagi seperti pada norplant.

Dua macam implant biodegradable sedang diuji coba saat ini pada

sejumlah wanita, yaitu:

1) Capronor, suatu batang polymer hormone levonogestrel, pada awal

penelitian dan pengembangannya, capronor berupa satu kapsul

biodegradable yang mengandung levonogestrel yang dilarutkan

dalam minyak ethil-aleate dengan diameter kapsul <0,24 cm dan

panjang kapsul yang diteliti terdiri dari 2 ukuran:

a) 2,5 cm: berisi 16 mg levonogestrel, melepaskan 20 mcg

hormone/harinya.

b) 4 cm: berisi 25 mg levonogestrel, melepaskan 30-50 mcg

hormone/harinya.

2) Narethindrone Pellets

a) Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90%

norethindrone (NET).

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

b) Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET yang akan

dilepaskan saat pellets dengan perlahan-lahan melarut.

c) Pellets berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar

daripada butir besar.

d) Uji coba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 pellets.

e) Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi bertambah

dengan banyaknya jumlah pellets.

f) Sediaan empat pellets tampaknya memberikan perlindungan

yang besar terhadap kehamilan untuk sekurang-kurangnya 12

bulan.

g) Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid irregular.

Perdarahan inter menstrual atau perdarahan bercak merupakan

problin utama.

h) Terjadi rasa sakit payudara pada 4% akseptor.

i) Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing-masing pellets

kurang kecil dari 2% kolesterol dalam satu butir telur ayam

tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.

j) Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas.

Prosedur insersi seperi pada capronor, dan dapat dipakai

dengan insersi yang sama.

k) Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu dibuat

insisi 3 mm, pellets diletakkan kira-kira 3 cm dibawah kulit.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

Tidak diperlukan penjahitan luka insisi, cukup ditutup dengan

verband saja. (Handayani, 2010, p.116-119)

Jenis Kontrasepsi yang Masih dipakai Sekarang:

1) Norplant

Terdiri dari 2 batang silastik lembut berongga dengan panjang

kira-kira 3,4 mm, dan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36

mg levonogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

2) Implanon

Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40

mm dan diameter 2 mm, yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel

dan lama kerjanya 3 tahun.

3) Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonogesterel

dengan daya kerja 3 tahun. (Saifuddin, 2006,p.MK 54)

3. Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja yang tepat dari implant belum jelas benar,

seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja implant

tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara :

mencegah ovulasi, mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasi, perubahan lender serviks menjadi

kental sehingga menghambat pergerakan sperma. (Saifuddin, 2006,

p.MK-53)

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

4. Efektivitas

a. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5

tahun pertama ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD

dan metode barier.

b. Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada

tahun ke-6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.

c. Norplant-2 sama efektifnya dengan norplant , untuk waktu 3 tahun

pertama. Semula diharapkan norplant-2 juga akan efektif untuk 5

tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan

dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, disangka terjadi

penurunan dalam pelepasan hormonnya. (Everret, 2007, p.182)

Implant mempunyai evektivitas yang tinggi, angka

kegagalannya norplant <1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun

pertama. Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan

pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil. Implant

sangat efektif, angka kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan

per tahun. (Handayani, 2010,p.120) ,(Saifuddin, 2006, p.MK 54).

5. Keuntungan

Ada 2 macam keuntungan kontrasepsi implant,yaitu:

a. Keuntungan Kontrasepsi:

1) Daya guna tinggi.

2) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan.

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.

5) Bebas dari pengaruh hormone estrogen.

6) Tidak mengganggu kegiatan senggama.

7) Tidak mengganggu produksi ASI.

8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.

9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

b. Keuntungan Nonkontrasepsi

1) Mengurangi nyeri haid.

2) Mengurangi jumlah darah haid.

3) Mengurangi/memperbaiki anemia.

4) Melindungi terjadinya kanker endometrium.

5) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.

6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang

panggul.

7) Menurunkan angka kejadian endometriosis. (Saifuddin, 2006,

p.MK-54).

6. Kerugian

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid

berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya

jumlah haid, serta amenorea.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

Timbulnya keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, peningkatan/penurunan

berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pening/pusing kepala,

perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness), membutuhkan

tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, tidak

memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk

AIDS, klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini

sesuai dengan keinginan akan tetapi harus pergi ke klinik untuk

pencabutan, efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obatan

tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturate),

terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000

perempuan per tahun).

7. Efek Samping

a. Amenorrhea

Yakinkan klien bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek

samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada

kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid

yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk

merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.

b. Perdarahan bercak (spotting) ringan

Spotting sering ditemukan terutama pada tahun pertama penggunaan.

Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan

apapun.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

Bila klien mengeluh dapat diberikan:

1) Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 mcg EE) selama 1 siklus pertama.

2) Ibu profen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari), terangkan pada

klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.

c. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)

Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg

dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan

terlalu mencolok. Bila berat badan berlebihan, hentikan pemakaian

implant dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.

d. Ekspulsi

Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah terdapat tanda-tanda infeksi

daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada

tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang

berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang lain atau ganti cara.

e. Infeksi pada daerah insersi

Bila infeksi tanpa nanah: bersihkan dengan sabun dan air atau

antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan

dilepas dan minta klien kontrol 1 minggu lagi. Bila tidak membaik,

cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti cara.

Bila ada abses: bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus

keluar, cabut implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotika oral 7

hari. (Handayani, 2010,p.121)

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

8. Yang dapat Menggunakan Implant

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak ataupun yang belum.

c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan

menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.

e. Pascapersalinan dan tidak menyusui.

f. Pascakeguguran.

g. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak strerilisasi.

h. Riwayat kehamilan ektopik.

i. Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah pembengkakan

darah atau anemia bulan sabit (sickle cell).

j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung

estrogen.

k. Sering lupa menggunakan pil.(Saifuddin, 2006, p.MK-55)

9. Yang tidak dapat Menggunakan Implant

a. Hamil atau diduga hamil.

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

e. Miom uterus dan kanker payudara.

f. Gangguan toleransi glukosa. (Saifuddin,2006, p.MK-55)

10. Waktu mulai Menggunakan Implant

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, tidak

diperlukan metode kontrasepsi lain.

b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakin tidak terjadi

kehamilan. Bila diinsersikan setelah hari ke-7 siklus haid , klien

jangan melakukan hubungan seksual atau mengguakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja

diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan

seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari.

d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,

insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak

perlu menggunakan metode kontrasepsi lain.

e. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,

insersi dapat dilakukan setiap saa, tetapi jangan melakukan

hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode

kontrasepsi yang lain selama 7 hari saja.

f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin

menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat,

asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan

kontrasepsi terlebih dahulu dengan benar.

g. Bila sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR)

dan klien ingin menggantinya dengan implant, insersi implant dapat

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak

perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien menggantinya

dengan implant, implant dapat diinsersikaan pada saat haid hari ke-7

dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja, AKDR segera

dicabut.

I. Pasca keguguran implant segera diinsersikan. (Saifuddin,2010 p.MK-

53)

11. Teknik Pemasangan Implant.

a. Mempersiapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptic.

b. Menentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas lipatan

siku pada bagian dalam lengan di alur antara otot biseps dan triseps.

Gunakan spidol untuk menandai dengan membuat garis sepanjang 6-

8 cm.

c. Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi terhadap obat

anestesi, isi alat suntik dengan 2 ml obat anestesi (1% tanpa

epinefrin) dan disuntikkan tepat di bawah kulit sepanjang jalur

tempat pemasangan. Pemberian anestesi juga dapat dilakukan

dengan semprotan.

d. Mengeluarkan inserter dari kemasannya, kemudian meregangkan

kulit di tempat pemasangan dan memasukkan jarum inserter. Untuk

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat jarum inserter ke

atas, sehingga kulit terangkat.

e. Melepaskan segel inserter dengan menekan penopang pendorong

inserternya.

f. Memutar pendorong inserter 900 atau 1800 dengan mempertahankan

pendorong inserter tetap diatas lengan.

g. Dengan tangan yang lain secara perlahan menarik jarum keluar dari

lengan sambil tetap mempertahankan penopang inserter di

tempatnya.

Catatan: prosedur ini berlawanan dengan suatu penyuntikan, dimana

pendorong di dorong den inserter dipertahankan. (Saifuddin, 2006,

p.PK-29).

C. Pengetahuan

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Wawan

dan Dewi, 2010, p.11)

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

Pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

yaitu: (Notoadmodjo, 2003)

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab “tahu” ini adalah

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat

menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memeperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmodjo, 2003;11

adalah sebagai berikut:

a. Cara Kuno untuk Memperoleh Pengetahuan

1) Cara Coba Salah (Trial and Eror)

Cara ini telah dipakai sebelum kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

menggunakan kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut terpecahkan.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenaran baik berdasarkan fakta empiris maupun

penalaran sendiri.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara Modern dalam Memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Franscis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold

Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian

yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

4. Proses Perilaku “TAHU”

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003),

diamati langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian

dan tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan

baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial dimana individu mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption dan sikapnya terhadap stimulus.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi

yang baik adalah: aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,

sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter, murah agar

terjangkau untuk semua orang, dapat diterima oleh orang banyak,

pemakaian jangka panjang (continuation rate tinggi).

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

Faktor-faktor dalam memilih kontrasepsi :

1. Faktor pasangan: motivasi dan rehabilitasi, meliputi:

a. Umur

Ada beberapa fase umur yang sebaiknya menggunakan alat

kontrasepsi adalah sebagai berikut:

1) Fase Menunda Perkawinan/kehamilan.

Fase menunda kehamilan bagi PUS denan usia isteri kurang

dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan. Alasan

menunda/mencegah kehamilan:

a) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak

mempunyai anakdulu karena berbagai alasan.

b) Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta

masih muda.

c) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena

pasangan muda masih tinggi frekuensi bersenggamanya,

sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.

d) Penggunaan IUD mini bagi yang belummempunyai anak

pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta

dengan kontraindikasi terhadap pil oral.

Prioritas kontrasepsi yang dipakai:

a) Pil.

b) AKDR.

c) Cara sederhana (kondom, spermisid).

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

2) Fase Menjarangkan Kehamilan

Periode usia isteri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia

paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak

anatara kelahiran adalah 2-4 tahun. Alasan menjarangkan kehamilan:

a) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk

mengandung dan melahirkan.

b) Segera setelah anak pertama lahir maka dianjurkan untuk

memakai IUD sebagai pilihan utama.

c) Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun

disini tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada

pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.

d) Disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.

Prioritas kontrasepsi yang dipakai:

a) AKDR.

b) Suntikan.

c) Mini Pil.

d) Pil.

e) Cara sederhan

f) Norplant

g) Kontap (Jika > 30 tahun).

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

3) Fase Menghentikan/Mengakhiri Kehamilan

Periode umur isteri diatas 30 tahun terutama diatas 35 tahun,

sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah 2 orang anak. Alasan

mengakhiri kesuburan:

a) Ibu-ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak

hamil/tidak punya anak lagi karena alasan medis dan alasan

lainnya.

b) Pilihan utama kontrasepsi mantap.

c) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan

mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan

komplikasi.

Prioritas kontrasepsi yang dipakai:

a) Kontap.

b) AKDR.

c) Norplant.

d) Suntikan.

e) Mini Pil.

f) Pil.

g) Cara Sederhana.

b. Gaya hidup

Remaja adalah kelompok marginal dan kesalahan yang mereka

lakukan dianggap aib oleh masyarakat sehingga persoalan reproduksi

remaja di Indonesia tidak diperhitungkan oleh pembuat kebijakan.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

Fakta yang terbaru menyebutkan bahwa:

1) 15% remaja sudah melakukan hubungan seks di luar nikah.

2) Jumlah HIV-AIDS pada akhir tahun 2005 sebanyak 46,19% adalah

remaja (usia 15-29 tahun) dimana 43,5% terinfeksi melalui

hubungan seksual yang tidak aman dan 50% tertular lewat jarum

suntik.

3) 60% dari pekerja seks di Indonesia adalah remaja perempuan

berusia 24 tahun atau kurang dan 30%nya adalah mereka yang

berusia 15 tahun atau kurang.

4) 20% dari 2,3 juta kasus aborsi tidak aman serta menyebabkan

komplikasi yang dapat membawa mereka pada

kematian.(Saifuddin, 2006, p.U-47).

c. Jumlah Anak

Anak adalah harapan dan cita-cita dari sebuah perkawinan. Berapa

jumlah anak yang diinginkan, tergantung dari keluarga itu sendiri.

Apakah satu, dua, tiga dan seterusnya. Dengan demikian untuk

memiliki sejumlah anak adalah sebuah pilihan, yang mana pilihan

tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai yang dianggap sebagai satu

harapan atas setiap keinginan yang dipilih orang tua.

d. Sikap

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan Infeksi Menular Seksual (IMS)

adalah penyakit yang mendapat perhatian penting pada kesehatan

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

masyarakat di seluruh dunia. Rata-rata terdapat lebih dari satu juta

orang setiap hari yang menjalani perawatan antenatal, kesehatan

seksual dan reproduksi atau penyakit ginekologik lain

mengindikasikan adanya masalah ISR/IMS yang meluas. Banyak

orang khususnya perempuan yang mengalami ISR/IMS tidak

mendapat perawatan dan pengobatan dengan tepat karena:

1) Orang-orang yang menunjukkan ada gejala ISR/IMS tidak

mengetahui bahwa mereka sebenarnya terinfeksi. Banyak

perempuan yang tidak mendapat informasi tentang cairan vagina

yang normal dan tidak normal, sehingga mereka akan menganggap

cairan vagian yang keluar walaupun akibat ISR/IMS sebagai

sesuatu yang wajar.

2) Banyak orang yang menduga bahwa mereka mungkin terinfeksi,

tetapi tidak segera berobat karena tidak menganggap penyakit ini

penting, merasa malu, penyakit yang di derita merupakan masalah

sosial, tidak mengetahui akses berobat dan tidak dapat menjangkau

pengobatan.

e. Dukungan suami.

Peran dan partisipasi suami/isteri dalam Keluarga Berencana (KB)

antara lain menyangkut:

1) Pemakaian alat kontrasepsi.

2) Tempat mendapatkan pelayanan.

3) Lama pemakaian.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

4) Efek samping dari penggunaan kontrasepsi.

5) Siapa yang menggunakan kontrasepsi.

Dalam hal komunikasi, peran suami/isteri antara lain:

1) Suami/isteri memakai kontrasepsi.

2) Suami/isteri memakai kontrasepsi, tapi dibicarakan dengan suami.

3) Suami/isteri tidak memakai kontrasepsi, tapi tidak dibicarakan

dengan suami/isteri.

2. Faktor kesehatan: kontraindikasi absolute atau relative, meliputi:

a. Status kesehatan

Beberapa kondisi medis yang akan meningkatkan risiko jika terjadi

kehamilan: Hipertensi (tekanan darah > 160/100mmHg), diabetes:

insulin dependen dengan nefropati /neuropati/retinopati atau penyakit

vascular lain atau > 20 tahun telah menderita diabetes, penyakit

jantung iskemia, stroke, penyakit jantung katup dengan hipertensi,

karsinoma payudara, karsinoma endometrium atau ovariium, Infeksi

Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS, sirosis hati, hepatoma, penyakit

trofoblas ganas, anemia bulan sabit, skistosomiasis dengan fibrosis

hati, TBC. Keadaan-keadaan tersebut diperlukan pilihan metode

kontrasepsi yang efekti. (Saifuddin, 2006, p. U-26).

b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul

Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode

kontrasepsi adalah untuk menentukan apakah ada: kehamilan, keadaan

yang membutuhkan perhatian khusus, masalah (misalnya diabetes atau

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan san

pengelolaan lebih lanjut. Keadaan ini dapat diselesaikan dengan

anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau

kemungkinan hamil dapat disingkirkan. Sebagian besar cara

kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak

membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan

laboratorium untuk klien baru umumnya tidak diperlukan karena:

1) Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (umur 16-35

tahun) dan umumnya sehat.

2) Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan

perhatian (misalnya kanker genetalia dan payudara, fibroma uterus)

jarang didapat pada umur sebelum 35 atau 40 tahun.

Dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan syarat pemakaian

kontrasepsi secara berlebihan sehingga mempengaruhi pemilihan

metode kontrasepsi dari klien. Akibatnya, banyak pemeriksaan

laboratorium yang sebenarnya tidak diperlukan (misalnya

pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa, atau Pap Smear).

Walaupun permintaan menjadi klien keluarga berencana meningkat,

kemampuan pelayanan terbatas karena tidak tersedianya laboratorium

untuk pemeriksaan yang diminta. Keadaan ini merupakan hambatan

terhadap pemilihan kontrasewpsi dan pelaksanaan pelayanan. Terbaik

sesuai dengan pilihannya, penilaian calon klien harus dibatasi pada

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

prosedur yang diperlukan untuk semua kllien pada setiap tatanan.

(Saifuddin, 2010,p U-11)

3. Faktor metode kontrasepsi: penerimaan dan pemakaian

berkesinambungan, meliputi:

Efektivitas

Efektivitas kontrasepsi merupakan salah satu faktor dalam pemilihan

konrasepsi yang dilihat dari angka kegagalan bagi pasangan suami-isteri

yang menggunakan kontrasepsi secara konsisten dan benar atau kegagalan

cara penggunaan kontrasepsi yang benar serta kegagalan bagi suami isteri

dalam kondisi sehari-harinya/ sebenarnya.

Dalam hubungan pilihan kontrasepsi, klien perlu informasi tentang:

1) Efektivitas relative dari berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.

2) Efek negative kehamilan yang tidak diinginkan pada kesehatan dan

risiko kesehatan potensial pada kehamilan dengan kondisi medis

tertentu. (Hartanto, 2004, p.37)

E. Dukungan Suami

Peran dan partisipasi suami istri dalam Keluarga Berencana (KB)

antara lain menyangkut:

1. Pemakaian alat kontrasepsi.

2. Tempat mendapatkan pelayanan.

3. Lama pemakaian.

4. Efek samping dari penggunaan kontrasepsi.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

5. Siapa yang menggunakan kontrasepsi.

Dalam hal komunitas, peran suami istri antara lain:

1. Suami memakai kontrasepsi.

2. Istri memakai kontrasepsi, tapi dibicarakan dengan suami.

3. Suami istri tidak memakai kontrasepsi, tapi tidak dibicarakan suami

istri.

Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi adalah tanggung jawab

pria dalam kesehatan reproduksi terutama dalam pemeliharaan kesehatan

dan kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang sehat

dan aman pada dirinya, istri dan keluarganya. Peningkatan partisipasi pria

dalam KB dan kesehatan reproduksi adalah langkah yang tepat dalam upaya

mendorong kesehatan gender.

Dalam kurun waktu 30 tahun keberhasilan program KB masih

banyak didominasi oleh peran serta wanita dalam penggunaan alat dan

metode kontrasepsi. Pada tahun 2002 tercatat Tingkat Pemakaian

Kontrasepsi (CPR) adalah 60,3%. Kontribusi pria terhadap angka tersebut

hanya 1,3% saja yang terdiri dari kondom (0,9%) dan vasektomi (0,4%) ini

berarti 59% pemakaian kontrasepsi adalah wanita.

Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya peserta KB pria antara

lain:

1. Kondisi lingkungan sosial budaya, masyarakat dan keluarga yang

masih menganggap partisipasi pria yang belum atau tidak penting

dilakukan serta pandangan yang cenderung menyerahkan tanggung

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

jawab pelaksanaan KB dan kesehatan reproduksi sepenuhnya kepada

para wanita.

2. Pengetahuan, kesadaran Pasangan Usia Subur (PUS) dan keluarga

dalam KB pria rendah.

3. Keterbatasan jangkauan (aksebilitas) dan kualitas pelayanan KB pria.

Meskipun dari dua metode KB pria telah tersedia berbagai merek

kondom dan telah dikembangkan beberapa teknik vasektomi yang relative

lebih baik, sering kali menjadi alasan utama yang dikemukakan dari

berbagai pihak mengapa kesertaan pria dalam KB rendah adalah

terbatasnya metode atau kontrasepsi yang tersedia. (Handayani, 2010,

p.128)

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

F. Kerangka Teori Di bawah ini adalah fakto-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi. Variabel dependent : dukungan suami dan pengetahuan tentang alat kontrasepsi implant. Variabel independent : pemelihan alat kontrasepsi implant.

Gaya Hidup

Umur

Jumlah Keluarga

Pengalaman

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Panggul

Sikap

Riwayat Keluarga Kesehatan

Kerugian

Biaya

Efek Samping

Metode Kontrasepsi

Status Kesehatan

Pasangan

Komplikasi

Efektivitas

Riwayat Haid

Dukungan Suami

Pengetahuan

Pemilihan Kontrasepsi

Implant

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Kontrasepsidigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-dwiastritr... · 2. Metode Kontrasepsi Beberapa metode kontrasepsi yang lazim digunakan oleh

G. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep yang disusun adalah :

Variabel dependent : Dukungan suami, efektivitas, efek samping dan

pengetahuan .

Variabel independent: pemilihan kontrasepsi implant.

H. Hipotesis

1. Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan alat

kontrasepsi implant.

2. Ada hubungan antara pengetahuan tentang alat kontrasepsi implant

dengan pemilihan alat kontrasepsi implant.

Dukungan Suami

Pemilihan Alat Kontrasepsi Implant

Pengetahuan