Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi...

150
KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI (Spektrum Politik dan Kekuasaan India, Singapura, Bangladesh dan Myanmar)

Transcript of Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi...

Page 1: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

KONSTITUSI,RULE OF LAW

DAN DEMOKRASI(Spektrum Politik dan Kekuasaan India,Singapura, Bangladesh dan Myanmar)

Page 2: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak CiptaKetentuan Pidana

Pasal 113(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komerial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 3: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

KONSTITUSI,RULE OF LAW

DAN DEMOKRASI(Spektrum Politik dan Kekuasaan India,Singapura, Bangladesh dan Myanmar)

Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum.

Page 4: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

Cetakan I September 2018x+140 hlm.; 14,5 x 20,5cmISBN: 978-602-492-000-5

Penulis:Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum.

Layout:Eko Taufi q

Desain Cover:Husni Mubarok

Gambar Cover: (freepik.com)

Penerbit:CV. ABSOLUTE MEDIA

Krapyak Kulon RT 03 No. 100, Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta

Email: [email protected]: 087839515741 / 082227208293

Website: www.penerbitabsolutemedia.com

Page 5: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

v

KATA PENGANTAR

Asia adalah wilayah yang kaya secara empiris untuk menciptakan teori dan menguji hipotesis untuk berbagai isu ketatanegaraan. Perbedaan dalam realitas politik, ekonomi, sosial, dan budaya di seluruh wilayah ini memungkinkan sarjana untuk mengajukan pertanyaan yang mungkin sulit bagi para peneliti yang bekerja di wilayah lain di dunia. Ilmu politik telah datang tak hanya untuk menghargai kekayaan keragaman politik ini sebagai alat untuk memahami bukan hanya Asia Tenggara, tetapi juga untuk mengembangkan teori lebih lanjut yang relevan ke lapangan secara lebih umum.

Pijakan hukum untuk membaca sistem politik di suatu negara adalah konstitusi. Ia merupakan hukum tertinggi yang (diharapkan) mempengaruhi operasi kekausaan sebuah negara. Oleh sebab itu, membicarakan sistem politik di suatu negara pertama-tama tentu akan terkait dengan kekuasaan dan isi, cara, sifat, serta cara menjalankan kekuasaan itulah yang kemudian “menghidupkan” konstitusi. Namun di sisi lain, kekuasaan telah dijalankan keluar dari garis-garis besar haluan konstitusi itu sendiri. Di sini ada pesan yang cukup penting di dipahami. Sebuah negara memerlukan konstitusi dan ia tak hanya ciri anutan demokrasi dan rule of law, tetapi sebagai sebuah identitas. Dan tentu saja, yang dimaksudkan dengan identitas itu acapkali harus dibaca secara teliti karena ia mengandung dan menampilkan wajah-wajah tertentu berjalannya pemerintahan suatu negara. Wajah-wajah yang berbeda itu kemudian dijelaskan dengan adanya relativitas, kebudayaan,

Page 6: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

vi KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

nilai-nilai lokal, respek (atau kebencian) terhadap sebuah ideologi, pengaruh internaisonal, dan sebagainya.

Dengan demikian, bisa saja, operasi kekuasaan yang terkait dengan sistem pemerintahan menampilkan demokrasi parlementer, namun cara demokrasi ini dijalankan di setiap negara kemudian menjadi tidak semudah membaca teks-teks konstitusi belaka tetapi harus dilihat dalam konteks keseluruhan dari negara tersebut. Umpamanya, rule of law, adalah konsep mendasar demokrasi, yang membawa anjuran pemisahan kekuasaan, menjunjung tinggi hak asasi, dan memperjuangkan independensi pengadilan. Corak kepartaiaan dan manajemen pemerintahan juga berpedoman kepada rule of law, supaya tidak dijalankan secara tertutup, minim akuntabilitas, dan menindas kelompok yang tidak bersesuaian dengan politik pemerintah. Namun cobalah dilihat, bagaimana misalnya Singapura menafsirkan rule of law itu. Mengapa walau dikatakan tidak secara substantif dijalankan tetapi negara ini mampu menjadi negara maju, disenangi investor, dan pengadilannya dipuja oleh pelaku usaha komersial. Singapura tak bisa dibayangkan dengan sebagai negara totaliter sebagaimana China misalnya, walaupuin bayangan-bayangan ke arah sana tentu saja begitu terang: dominasi partai dan pemerintahan, kendali media, tindakan keras kepada oposisi, dan sebagainya.

Juga perhatikan India. Negara besar dengan sistem demokrasi parlementer yang bersedia membayar mahal dengan kemungkinan munculnya otokrasi dan instabilitas serta keterbelahan ras dan etnis, termasuk kekacuan atas dasar sentimen agama. Tetapi India tidak pernah mengalami kudeta militer, tidak seperti Bangladesh atau Pakistan, atau kemudian bertindak menangkal oposisi dengan kekuatan hukum dan cara-cara yang menidnas seperti di Singapura. Lalu, berikutnya Myanmar, negara yang memulai

Page 7: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

viiKata Pengantar

dengan baik untuk menghormati supremasi konstitusi, pluralisme, dan demokrasi multipartai, tetapi atas nama stabilitas sistem seperti itu dicela dan lebih dari setengah abad di bawah penindasan junta militer yang kejam.

Dalam pandangan hipotetis, sistem politik yang demokratis akan menghormati pengadilan. Sistem politik yang nondemokratis akan menyingkirkan pengadilan. Singapura secara santun memuja rule of law, memiliki konstitusi, tetapi begitu pengadilan tidak memihak pemerintah, konstitusi dengan gampang diubah pemerintah dan parlemen supaya hakim tidak bisa mengontrol eksekutif. Para hakim di Singapura amat terhormat, memiliki ketercukupan pendapatan, terdidik dengan baik, tetapi dilarang menguji undang-undang dan tindakan-tindakan pemerintah. India pernah mengalami zaman gelap demokrasi, dan menyingkirkan para hakim, tetapi bisa melalui masa itu dan pengadilan, yang bermanuver di bawah rezim yang dominan, bersedia membenahi diri dan sekarang bukan saja sebagai institusi yang terpecaya dan jauh dari korupsi, tetapi menjadi Lembaga yang memihak public demi menegakkan hak-hak fundamental. Bagaimana dengan Myanmar? Senafas dengan kediktatoran militer, pengadilan pun ditekukuk di bawah ketiak penguasa, yang sulit dipulihkan ketika mengalami demokratisasi seperti sekarang. Demokrasi di Myanmar memberikan sanjungan dunia dan sekaligus memberikan harapan penegakan hak-hak warga lebih baik lagi, tetapi berhadapan dengan kemiskinan dan konflik etnis, yang dipicu oleh pasifisme pemerintah untuk memihak kemajemukan.

Bangladesh lahir dari gelora nasionalisme yang memerdekakan dirinya tetapi segera terjebak kepada pemujaan personalitas pemimpin negara. Dengan bungkus korupsi, kudeta militer bergantian dan kemiskinan tetap menjadi isu yang menakutkan,

Page 8: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

viii KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

dan eskperimen demokrasi parlementer sejak 1990 menghasilkan pertarungan politik yang memperparah kelembagaan partai. Demokrasi parlementer hanya menyediakan para politisi kemenangan dan kekalahan, sesudah itu partai lenyap dari peran kemasyarakatan. Sekarang terjebak ke dalam politik dinasti, di saat negara tetatanga Pakistan, Sri Lanka, dan India sudah bergeser jauh ke arah meritokrasi. Tetapi, di saat Singapura menunjukkan ciri politik dinasti, tak ada celaan ke arah negeri jiran ini.

Demikian, buku ini disusun dengan argument bahwa konstitusi bukanlah kitab statis, tetapi norma-norma di dalamnya ternyata bisa digerakkan oleh para penyelenggara negara untuk satu kepentingan yang tidak pernah tunggal. Kasus India, Singapura, Bangladesh, dan Myanmar disajikan untuk memancing perhatian pembaca mengenai isu tersebut. Tentu saja ambisi ideal buku yang tidak semewah judulnya ini, barangkali ada satu atau dua hal sesuatu yang bisa diambil dan dipelajari oleh Indonesia untuk mengambil hal terbaik sembari berhati-hati kemungkinan terjebak kepada hal-hal buruk.

Buku ini jauh dari sempurna. Setiap sapa dan peringatan pembaca akan penulis perhatikan untuk perbaikan karya selanjutnya.

Surakarta, 28 Agustus 2018

Page 9: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... vDAFTAR ISI ....................................................................... ix

BAB I KONSTITUSIONALISME DAN AKTIVISME PERADILAN (DISKURSUS DOKTRIN PEMISAHAN KEKUASAAN DALAM KONSTITUSI INDIA) ...................................... 1

A. Pendahuluan ................................................................ 1B. Konseptualisasi Konstitusionalisme .............................. 4C. Pemisahan Kekuasaan................................................... 7D. Peran Mahkamah Agung .............................................. 10E. Penutup ........................................................................ 26

BAB II RULE OF LAW, POLITIK, DAN LEGITIMASI KEKUASAAN (KASUS SINGAPURA) ............. 29

A. Pendahuluan ................................................................ 29B. Pembatasan Kekuasaan ................................................. 35C. Independensi Peradilan ................................................ 40D. Legitimasi dan Pemilu Bebas ........................................ 51D. Penutup ........................................................................ 64

BAB III DEMOKRASI TANPA MULTIPARTAI DAN KEPEMIMPINAN DINASTI (KASUS BANGLADESH) ............................................... 65

A. Pendahuluan ................................................................ 65B. Masa Rintisan (1972-1975) ......................................... 67

Page 10: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

x KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

C. Menuju Aliansi Kepartaian (1990-sekarang) ................ 77D. Kelembagaan yang Lemah ............................................ 85E. Faksionalisme dan Pemimpin Puncak ........................... 87F. Kepemimpinan Dinasti ................................................ 89G. Penutup ........................................................................ 94

BAB IV TRANSISI DEMOKRASI, KENDALI MILITER, DAN JALAN TERJAL KE ARAH PERDAMAIAN (KASUS MYANMAR) ....................................... 95

A. Pendahuluan ................................................................ 95B. Memandang Demokrasi ............................................... 100C. Menuju Demokrasi ...................................................... 111D. Perubahan Konstitusi ................................................... 117E. Peran Bantuan Asing .................................................... 124F. Penutup ........................................................................ 132

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 135

Page 11: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

1

BAB I

KONSTITUSIONALISMEDAN AKTIVISME PERADILAN

(DISKURSUS DOKTRIN PEMISAHAN KEKUASAAN DALAM KONSTITUSI INDIA)

A. Pendahuluan

Dengan pengecualian periode 1975 dan 1977, India telah berfungsi sebagai cahaya pemerintahan demokratis di negara berkembang sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947. India adalah republik konstitusional dengan parlemen yang representatif; memiliki media yang bebas dan berkembang; dan dengan cara-cara tertentu berusaha meniru cara tata pemerintahan Amerika.1 Dan selama beberapa dekade telah terjadi pertukaran antara kelompok orang Amerika dan India pada isu-isu mulai dari pengembangan pertanian hingga reformasi pendidikan hukum hingga berbagai masalah sosial, agama, dan budaya.2 Terlepas dari semua keberhasilan di masa lalu, saat ini, dan tidak diragukan lagi di masa depan, masalah yang meluas dan bersaing telah lama melanda negara ini. Negara dan para agennya seperti politisi, birokrat, dan polisi secara rutin dianggap rendah oleh masyarakat

1Jayanth K. Krishnan, “Social Policy Advocacy and the Role of the Courts in India”, American Asian Review, Vol. 21, hlm. 91.

2Jayanth K. Krishnan, “Professor Kingsfield Goes to Delhi: American Academics, the Ford Foundation, and the Development of Legal Education in India”, American Journal of Legacy History, Vol. 46, 2004, hlm. 447.

Page 12: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

2 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

umum. Bukti empiris menunjukkan bahwa sumber penghinaan ini adalah persepsi publik bahwa korupsi merajalela di antara para aktor negara ini.

Konstitusi terdiri dari seperangkat norma (aturan, prinsip atau nilai) yang menciptakan, menyusun, dan mungkin mendefinisikan batas, kekuasaan, atau otoritas pemerintah. Dipahami dengan cara ini, semua negara memiliki konstitusi dan semua negara dengan demikian adalah negara konstitusional. Apa pun yang dapat dikenali sebagai sebuah negara harus memiliki beberapa sarana untuk menetapkan dan menetapkan pembatasan yang ditempatkan pada 3 bentuk dasar kekuasaan pemerintah: kekuasaan legislatif (membuat undang-undang), kekuasaan eksekutif (menerapkan hukum), dan kekuasaan peradilan (mengadili sengketa di bawah hukum). Kemerdekaan Peradilan sangat penting di negara demokratis. Kekuasan kehakiman seharusnya tidak bertanggung jawab dan dipertanggungjawabkan kepada parlemen karena India mengikuti teori pemisahan kekuasaan. Di India, jika ada undang-undang untuk mempertahankan konstitusionalisme, akan dinyatakan tidak sah dan tidak konstitusional.

Konstitusi India dicirikan sebagai manifesto revolusi sosial dengan agenda transformatif yang eksplisit. Konstitusi disusun pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi mengamanatkan negara untuk memperbaiki bukan hanya ketidakadilan masa lalu kolonial tetapi juga kesalahan-kesalahan kuno seperti pelanggaran tak tersentuh, status perempuan, dan patriarki Hindu. Status perempuan adalah pusat proyek nasionalisme modernisasi yang sadar diri ini. Seperti dalam masyarakat pascakolonial lainnya, hukum dipahami sebagai agen utama perubahan sosial. Mengakui pentingnya reformasi hukum

Page 13: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

3Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

sebagai katalis untuk perubahan sosial dan pentingnya hak dalam mengatasi ketidakadilan India warisan colonial, dengan perpecahan kelas, kasta, gender, dan agama, Konstitusi menekankan pentingnya hak asasi manusia, prinsip-prinsip kesetaraan, dan watak non-diskriminasi.

Dalam perjalanan menegakkan konstitusi, peranan Mahkamah Agung dengan pengujian konstitusional tidak dapat diabaikan. Hingga saat ini, belum ada data opini publik yang sistematis dan serius terhadap Mahkamah Agung. Kadang-kadang, organisasi jajak pendapat bertanya tentang pandangan publik terhadap peradilan. Masalahnya adalah bahwa dalam beberapa kasus yang terisolasi ini, “hakim” diperlakukan sebagai satu kesatuan dan bukan sebagai serangkaian pengadilan yang terpisah dan hierarkis. Di India, sangat penting untuk menyelidiki apa yang dipikirkan publik karena sementara Mahkamah Agung dipuji oleh para ahli, pengadilan yang lebih rendah (khususnya di tingkat distrik) digambarkan dengan cara yang sangat negatif.3

Mahkamah menafsirkan karakter konstitusi India sehubungan dengan pelaksanaan pemerintahan, termasuk pelekatan doktrin pemisahan kekuasaan. Karena berurusan dengan persoalan yang menyangkut politik, tak terhindarkan bahwa Mahkamah harus mengalami tekanan dan konflik dengan cabang kekuasaan lain.

Perdana Menteri Nehru adalah seorang pembangun institusi yang luar biasa. Terlepas dari perbedaan yang serius dengan para hakim Mahkamah Agung, Nehru menghormati otoritas mereka dan menjauhkan intervensi peradilan dari partai maupun pemerintah. Sebaliknya, putrinya, Indira Gandhi tertarik untuk membangun hanya lembaga-lembaga tingkat mikro dan bergantung terutama

3George H. Gadbois & Mool Chand Sharma, “Law Students Evaluate the Supreme Court: A Case of Enchantment”, Journal of Indian Law Institution, Vol. 31, 1989.

Page 14: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

4 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

pada birokrasi untuk menerapkan kebijakannya. Gandhi mencoba mengendalikan peradilan melalui promosi hakim yang bermotif politik dan amandemen konstitusi untuk menjauhkan Mahkamah Agung dalam melakukan pengujian. Gandhi juga berusaha mensubordinasikan birokrasi dengan keinginannya sendiri dan menggunakan Gubernur untuk melakukan kontrol terhadap pemerintah negara bagian. Selama Masa Darurat terjadi erosi yang serius terhadap struktur institusional dan putranya Sanjay menjadi pusat otoritas ekstra-konstitusional. Darurat Internal diberlakukan pada 25 Juni 1975. Hal ini dianggap oleh banyak orang sebagai bab paling gelap dalam demokrasi India era pasca-kemerdekaan. Lebih dari separuh penduduk negara ini lahir setelah 1975. Mayoritas orang India, oleh karena itu, tidak memiliki kesan langsung tentang apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis tetapi mengabaikan Konstitusi demokratis.

B. Konseptualisasi Kons tusionalisme

Konstitusionalisme adalah ide, yang sering dikaitkan dengan teori-teori politik John Locke dan para pendiri negara Amerika, bahwa pemerintah dapat dan harus secara hukum terbatas dalam kekuasaannya, dan bahwa otoritas atau legitimasinya tergantung pada mereka yang mengamati batasan-batasan ini. Menurut Pasal 16 Deklarasi Hak Asasi Manusia Perancis dan Warga Negara 1789, “Setiap masyarakat di mana jaminan hak tidak terjamin, atau pemisahan kekuasaan yang ditentukan, tidak memiliki konstitusi.”

Konstitusionalisme adalah konsep modern yang berarti supremasi hukum dan bukan perorangan. Konstitusionalisme menginginkan tatanan politik di mana kekuasaan pemerintah dibatasi. Pembentukan negara konstitusional pada dasarnya adalah suatu proses historis dan merupakan hasil perjuangan panjang

Page 15: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

5Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

melawan monarki, absolutisme dan feodalisme. Perjuangan seperti itu sebagian besar terjadi di negara-negara barat dan kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia.

Beberapa bentuk konstitusionalisme memang ada di negara-negara kota Yunani dan Romawi kuno. Para filsuf Yunani seperti Plato dan Aristoteles mengkaji konstitusionalisme dari titik tolak normatif dan moral. Dengan pendirian kekaisaran Romawi, konstitusionalisme mendapat dorongan lebih lanjut. Meskipun otokrasi yang tidak bertanggung jawab berlaku di kekaisaran Romawi, konstitusionalisme Romawi membuat kontribusi penting untuk pengembangan konsep ini. Suatu perubahan besar terjadi setelah disintegrasi Imperium Romawi pada abad ke-6 M. Abad pertengahan yang mengikutinya, kebanyakan menciptakan feodalisme.

Dominasi Kekristenan atau gereja-gereja di atas sistem politik adalah ciri khas dari periode ini. Gagasan para pemikir politik seperti St. Augustine dan St. Thomas membuat otoritas sekuler tunduk pada otoritas gereja. Otoritas Paus atas semua pemimpin sekuler dan agama di dunia Kristen didirikan. Baru setelah hampir 800 tahun, raja melawan untuk menggulingkan kekuasaan Kepausan.

Renaissance dan Reformasi di negara-negara Eropa menandai kemunculan kembalipandangan humanistik dan ilmiah. Ini menghancurkan konsep universalisme dan skolastisisme abad pertengahan dan membantu dalam penciptaan negara-negara nasional sekuler dan berdaulat. Namun, penting untuk dicatat bahwa periode ini menyaksikan munculnya monarki absolut yang menghambat laju negara konstitusi. Akibatnya, kepausan menurun, tetapi sebagai gantinya ditetapkan aturan monarki absolut di Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, dan Prusia. Terlepas dari kenyataan

Page 16: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

6 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

bahwa negara pasca Renaisans tidak benar-benar konstitusional dan demokratis, pertumbuhan aktual negara konstitusional modern muncul di sini; Inggris menduduki tempat paling penting dalam perkembangan konstitusionalisme.

Perang saudara tahun 1640-1648 diikuti oleh revolusi gemilang tahun 1688 menegaskan kedaulatan rakyat. Dengan berlakunya berbagai tindakan reformasi kemudian, apa yang disebut Dicey sebagai rule of law menjadi prinsip utama sistem politik Inggris. Perancis juga dipengaruhi oleh gelombang konstitusionalisme. Dipicu ajaran “kontrak social” dari Rousseau, revolusi Perancis membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan konstitusional. Meskipun Perancis menyaksikan naik turunnya beberapa monarki yang tidak stabil, akhirnya negara ini memulai jalan pemerintahan konstitusional. Amerika Serikat juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam hal ini. Deklarasi Kemerdekaan tahun 1776 secara tegas menegaskan hak demokratis dari rakyat dan supremasi konstitusi.

Periode pasca perang dunia pertama, bertentangan dengan harapan, menyaksikan munculnya reaksi otoriter terhadap konstitusionalisme dalam bentuk komunisme di Rusia, Fasisme di Italia dan Nazisme di Jerman. Namun, satu aspek yang luar biasa dari periode ini adalah pembentukan Liga Bangsa-Bangsa yang bertujuan untuk resolusi konstitusional konflik antar negara. Perang Dunia Kedua menyaksikan kehancuran kediktatoran di Italia, Jerman dan Jepang. Satu-satunya model yang bertahan sebagai alternatif konstitusionalisme barat adalah model komunis dari Uni Soviet dahulu.

Periode pasca Perang Dunia Kedua juga ditandai oleh kemajuan demokratisasi dan munculnya sejumlah negara dunia ketiga. Periode ini adalah periode dunia bipolar. Akibatnya, negara-

Page 17: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

7Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

negara yang baru merdeka ini memilih model barat atau Soviet. Penerimaan model Barat bisa merujuk kepada model Inggris atau Amerika. Apa pun itu, faktanya tetap bahwa konstitusionalisme melakukan gerakan yang kuat selama periode ini dan hari ini kita menemukan sebagian besar negara telah mengadopsi demokrasi dan konstitusionalisme sebagai prinsip bernegara. Dengan runtuhnya komunisme Soviet dan berakhirnya kolonialisme dan rasisme, konstitusionalisme telah menjadi jalan dunia.

C. Pemisahan Kekuasaan

Doktrin Pemisahan Kekuasaan dapat ditelusuri kembali ke Aristoteles, yang menyatakan: “Ada tiga elemen dalam setiap konstitusi, pertama, deliberatif, yang membahas segala sesuatu yang penting secara umum; kedua pemerintah; dan ketiga, elemen peradilan. Doktrin menyoroti 3 fungsi dasar yang diperlukan untuk organisasi negara mana pun. Saat ini, mereka didefinisikan sebagai legislatif, eksekutif dan peradilan.

Pemisahan kekuasaan adalah prinsip yang ditetapkan oleh Montesquieu pada abad ke-17 setelah mengamati Sistem Inggris pada saat itu. Doktrin pemisahan kekuasaan menetapkan bahwa ada tiga entitas yang berbeda di pusat pembuatan keputusan dan proses pembuatan hukum. Montesquieu percaya bahwa perlindungan terbaik terhadap tirani adalah melakukan pemisahan Eksekutif, Legislatif, dan Peradilan.

Pemisahan kekuasaan memainkan peran penting menjaga legislatif, eksekutif, dan yudisial dalam sistem pemerintahan supaya bertahan setara satu sama lain dan bahwa tidak ada cabang yang menjadi terlalu kuat. Setiap cabang memiliki kekuasaan dan tugasnya sendiri untuk melayani rakyat dan pemerintah. Ketiga

Page 18: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

8 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

cabang memainkan peran penting dalam checks and balances dan semua kekuasaan didistribusikan secara merata.

Pertanyaan yang sekarang muncul adalah apakah harus ada pemisahan yang ketat dari masing-masing fungsi di atas. Locke menyatakan bahwa ada kelemahan konsentrasi pembuatan undang-undang, konsentrasi pelaksaan undang-undang, di mana mereka dapat membebaskan diri dari ketaatan pada hukum yang mereka buat, dan sesuai dengan hukum, baik dalam pembuatan dan pelaksanaannya, untuk keuntungan pribadi mereka sendiri. Demikian pula, Montesquieu percaya bahwa: Ketika kekuasaan legislatif disatukan dengan kekuasaan eksekutif dalam satu orang atau dalam satu badan, tidak ada kebebasan. Demikian pula jika kekuasaan peradilan tidak terpisah dari kekuasaan legislatif dan dari kekuasaan eksekutif. Jika bergabung dengan kekuasaan legislatif, kekuasaan atas kehidupan dan kebebasan warga akan sewenang-wenang, karena hakim akan menjadi legislator. Jika bergabung dengan kekuasaan eksekutif, hakim bisa memiliki kekuatan penindas.

Seringkali dipahami bahwa di India perdebatan tentang pemisahan kekuasaan berkepanjangan selama penyusunan Konstitusi itu sendiri. Ini diperdebatkan secara ekstensif di Majelis Konstituante. Doktrin ini tidak diberikan status konstitusional dalam Konstitusi tetapi jelas terlihat bahwa konstitusi India telah dijiwai oleh semangat pemisahan kekuasaan. Karena menjalankan sistem pemerintahan parlementer dan meskipun ada upaya oleh para perumus konstitusi untuk menjaga organ-organ pemerintahan dipisahkan satu sama lain, tetapi banyak yang tumpang tindih dan kombinasi kekuasaan telah diberikan kepada masing-masing organ.

Sayap legislatif dan eksekutif saling berhubungan erat satu sama lain karena eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif atas

Page 19: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

9Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

tindakannya dan mengambil kekuasaannya dari legislatif. Kepala eksekutif adalah presiden, tetapi pandangan yang lebih dekat menunjukkan bahwa ia hanya jabatan nominal dan kekuasaan sesungguhnya ada pada Perdana Menteri dan kabinetnya seperti tercantum dalam Konstitusi Pasal 74 (1). Dalam situasi tertentu, Presiden memiliki kapasitas untuk menjalankan fungsi peradilan dan legislatif. Peradilan juga menjalankan fungsi administratif dan legislatif. Parlemen juga dapat menjalankan fungsi-fungsi peradilan, misalnya jika seorang presiden harus diberhentikan di kedua majelis Parlemen. Dengan demikian ketiga organ bertindak sebagai pengontrol dan keseimbangan satu sama lain dan bekerja dalam koordinasi dan kerja sama untuk membuat sistem kerja tata pemerintahan parlementer. India sebagai negara yang sangat besar dan beragam membutuhkan sistem seperti ini di mana semua organ bertanggung jawab satu sama lain serta terkoordinasi satu sama lain dan jika mekanisme itu absen, maka memungkinkan pemerintahan menjadi sangat kaku dan sulit.

Menurut Konstitusi, Parlemen dan badan legislatif negara bagian di India memiliki kekuasaan untuk membuat undang-undang dalam yurisdiksi masing-masing. Kekuasaan ini sesungguhnya tidak mutlak. Konstitusi menyerahkan kepada Mahkamah Agung kekuasaan menguji validitas konstitusional semua undang-undang. Jika undang-undang yang dibuat oleh Parlemen atau badan legislatif negara melanggar ketentuan Konstitusi, Mahkamah Agung memiliki kekuasaan untuk menyatakan hukum tersebut tidak sah atau ultra vires. Meskipun begitu, para pendiri bangsa India menginginkan agar Konstitusi menjadi dokumen yang dapat diadaptasi dan bukannya kerangka kerja yang kaku.

Oleh karena itu Parlemen telah diinvestasikan dengan kekuasaan untuk mengubah Konstitusi. Pasal 368 Konstitusi

Page 20: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

10 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

memberi kesan bahwa kekuasaan amandemen tersebut oleh Parlemen adalah mutlak dan mencakup seluruh norma-norma konstitusi. Tetapi Mahkamah Agung telah bertindak sebagai pengendali terhadap semangat legislatif Parlemen sejak kemerdekaan. Dengan maksud melestarikan cita-cita asli yang dibayangkan oleh pembuat konstitusi, Mahkmamah menyatakan bahwa Parlemen tidak dapat mengubah, merusak, atau mengubah fitur dasar Konstitusi dengan dalih amandemen. Ungkapan struktur dasar (a basic structure) itu sendiri tidak dapat ditemukan dalam Konstitusi. Mahkamah Agung mengakui konsep ini untuk pertama kalinya dalam perkara Kesavananda Bharati yang bersejarah pada tahun 1973. Sejak itu Mahkamah Agung telah menjadi penerjemah Konstitusi dan menguji semua amandemen yang dibuat oleh Parlemen.

Penting untuk dicatat bahwa pemisahan kekuasaan masih merupakan prinsip penting dari konstitusi India. Yang paling penting adalah sistem peradilan yang sepenuhnya independen dari eksekutif dan legislatif. Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung memiliki kekuatan pengujian hukum untuk menyatakan setiap undang-undang yang disahkan oleh parlemen menjadi inkonstitusional. Para hakim sangat dilindungi oleh Konstitusi, perilaku mereka tidak terbuka untuk diskusi di Parlemen dan pengangkatan mereka hanya dapat dilakukan oleh Presiden dengan berkonsultasi dengan Ketua Mahkamah Agung India. Jelas bahwa Doktrin Pemisahan Kekuasaan belum diimplementasikan dalam format ketat di India atau diberi status Konstitusional.

D. Peran Mahkamah Agung

Konstitusi India efektif pada tanggal 26 Januari 1950, dan dua hari kemudian upacara pengukuhan terhadap Mahkamah Agung.

Page 21: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

11Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

Pasal 124 dan 147 Konstitusi memberikan dasar konstitusional bagi Mahkamah Agung. Berdasarkan ketentuan-ketentuan ini, Mahkamah memiliki kewenangan sendiri, memeriksa perkara banding, dan menjalankan fungsi pertimbangan hukum. Komposisi awal Mahkamah Agung adalah 8 hakim, termasuk Ketua, tetapi seiring waktu jumlah itu telah berkembang, di mana hari ini ada 26 hakim. Berdasarkan Pasal 124 Konstitusi, Parlemen meningkatkan jumlah Hakim dari 8 pada tahun 1950 menjadi 11 pada tahun 1956, 14 pada tahun 1960, 18 pada tahun 1978, dan 26 pada tahun 1986.4

Pasal 124 juga menyatakan bahwa agar memenuhi syarat sebagai hakim agung, seorang individu harus telah menjadi hakim tinggi setidaknya 5 tahun atau memiliki pengalaman sebagai pengacara praktik di hadapan Pengadilan Tinggi atau Mahkamah Agung sekurang-kurangnya 10 tahun. Selain itu, konstitusi menetapkan usia pensiun hakim agung adalah 65 tahun. Dan hakim-hakim dipilih oleh Presiden atas usul Perdana Menteri dan mempertimbangkan suara Ketua Mahkamah Agung.

Dalam tahun-tahun awal pembentukannya, Mahkamah Agung tampak puas atas kepemimpinan Perdana Menteri pertama India, Jawaharlal Nehru, yang memiliki visi menciptakan republik demokratis-sosialis.5 Dalam beberapa kasus selama 1950-an dan awal 1960-an, Mahkamah memihak pemerintah dalam kebijakan menasionalisasi industri, menciptakan monopoli atas sektor-sektor tertentu, dan mengatur bisnis swasta.6 Tetapi setelah pengawasan

4Lihat S.K. Verma & K. Kusum (Editors), 2000, Fifty Years of the Supreme Court of India: Its Grasp and Reach, Oxford University Press.

5Diskusi menarik dan lengakp visi Nehru, lihat Stanley Wolpert, 1996, Nehru: A Tryst with Destiny, Oxford University Press.

6Misalnya dalam putusan perkara Ram Krishna Dalmia v. Justice Tendulkar (1958) dan Putusan Perkara Hamdard Dawakhana v. India (1960).

Page 22: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

12 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

yang lebih ketat kemudian ditimpakan kepada pengadilan, ada saat-saat tertentu ketika Mahkamah Agung membatalkan aksi pemerintah. Otoritas parlemen untuk mengamendemen Konstitusi, khususnya bab tentang hak-hak dasar warga negara, ditantang sejak tahun 1951. Setelah kemerdekaan, beberapa undang-undang diberlakukan di negara bagian dengan tujuan mereformasi kepemilikan tanah dan struktur penyewaan. Ini sesuai dengan janji pemilu partai Kongres yang berkuasa untuk mengimplementasikan tujuan sosialis dari Konstitusi

Misalnya, antara 1950 dan 1960, Parlemen India mengeluarkan undang-undang yang menanggalkan kekuasaan tuan tanah dari perkebunan besar yang mereka miliki di seluruh negeri.7 Untuk menghindarkan pengawasan pengadilan atas kebijakan ini, Parlemen pada tahun 1951 mengubah konstitusi (yang di India hanya mempersyaratkan dukungan 2/3 suara masing-masing kamar parlemen), yang menghapus masalah pengambilalihan properti dari yurisdiksi Mahkamah Agung.8 Dalam sebuah langkah yang mengejutkan bagi pengamat pada saat itu, Mahkamah Agung melalui pemeriksaan 2 perkara identik menolak untuk membatalkan kewenangan yurisdiksinya dan memutuskan bahwa kompensasi harus diberikan kepada para tuan tanah, dan bahwa pembayaran kompensasi itu harus sesuai dengan nilai pasar.9 Pada tahun 1952 (dalam perkara Sankari Prasad Singh Deo v. Union of India) dan 1955 (dalam perkara Sajjan Singh v. Rajasthan), Mahkamah Agung menolak menjunjung tinggi kekuasaan Parlemen untuk mengamandemen bagian Konstitusi termasuk

7Diskusi menarik soal reformasi agraria misalnya R.S. Gae, “Land Law in India: With Special Reference to the Constitution”, International Comparatuve Law Quartly, Vol. 22, 1973, hlm. 312.

8S.P. Sathe, 2002, Judicial Activism in India: Transgressing Borders and Enforcing Limits, Oxford University Press, hlm. 46-47.

9Ibid., hlm. 47.

Page 23: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

13Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

yang mempengaruhi hak-hak dasar. Secara signifikan, dua hakim yang berbeda pendapat dalam kasus Sajjan Singh v. Rajasthan menimbulkan keraguan apakah hak-hak dasar warga negara dapat menjadi permainan partai mayoritas di Parlemen.

Sebagai tanggapan, Parlemen mengubah konstitusi lagi pada tahun 1954. Ketentuan baru ini memungkinkan untuk kompensasi kepada pemilik properti, tetapi hanya ketika tanah pribadi diambilalih secara langsung untuk kepentingan umum.10 Mahkamah Agung menanggapi dalam putusan perkara K. K. Kochuni v. Madras (1960) bahwa perubahan undang-undang dasar itu menegasikan Pasal 19 soal hak atas properti. Dalam kasus tengara ini, Mahkamah Agung menyatakan bahwa, dan bukan Parlemen, yang akan menentukan apakah negara memberikan kompensasi yang memadai dan apakah suatu peraturan merupakan telah memuat materi kompensasi tersebut.

Posisi kuat Mahkamah Agung soal kepemilikan ha katas tanah selama dua dekade pertama India merdeka dapat dilihat sebagai anti-demokrasi, terutama mengingat dominasi Partai Kongres Nehru di tingkat lokal, negara bagian, dan federal. Namun dalam wacana ilmiah muncul narasi alternatif: bahwa sementara Mahkamah Agung tampaknya berbagi visi Nehruvian tentang sosialis India, sebagaimana terbukti dalam keputusannya tentang hak-hak buruh industri dan pengaturan dan kontrol ekonomi, tetapi ia tidak pernah melepaskan integritas. Beberapa kasus hukum properti memberi kesempatan kepada Mahkamah Agung untuk menampilkan kemerdekaannya dari tekanan agresif yang dilakukan oleh pemerintah nasional. Tetapi dengan berpegang pada prinsip-prinsip konstitusi daripada preferensi kebijakan politisi, Mahkamah Agung memilih rule of law dan, mungkin sama pentingnya, bahwa

10Ibid.

Page 24: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

14 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

pengadilan tidak akan membatasi individu hak-hak bahkan ketika ditekan untuk melakukannya oleh pemerintah yang semakin kuat. Dengan mengakses kebijakan ekonomi Nehru, Mahkamah Agung dipandang oleh para elit sebagai modal yang sangat besar. Pada saat yang sama, sikap tegas Mahkamah Agung tentang masalah pengambilalihan tanah ditafsirkan sebagai tanda bahwa lembaga ini tidak akan tunduk kepada pemerintah. Jawaharlal Nehru meninggal pada tahun 1964. Meskipun Partai Kongres terus berkuasa, selama sepuluh tahun berikutnya reputasi Mahkamah Agung dalam wacana ilmiah semakin meningkat.

Nehru diganti pertama kali oleh seorang perdana menteri sementara (Gulzari Lal Nanda) dan kemudian oleh L.B. Shastri, yang meninggal dalam jabatan pada tahun 1966. Selanjutnya putri Nehru, Indira Gandhi (tidak ada hubungan dengan Mahatma Gandhi), yang merupakan anggota Parlemen saat itu, terpilih sebagai perdana menteri dalam pemilihan yang sengit.11 Meskipun Gandhi menang dan fakta bahwa Partai Kongres mempertahankan mayoritas di Parlemen, lanskap politik sudah terpecah.

Dalam upaya konsolidasi dan memperkuat otoritasnya, Ny. Gandhi mulai mengesampingkan kekuasaan pengujian konstitusional Mahkamah Agung, yang muncul sebagai masalah utama dalam kasus Gandunath v. Punjab (1966). Sikap Mahkamah Agung dalam kasus ini identik dengan putusan Sajjan Singh v. Rajastha (1965). Mahkamah Agung dihadapkan dengan kasus hukum properti yang mirip dengan yang telah diputuskan beberapa tahun sebelumnya. Parlemen telah mengesahkan amandemen konstitusi yang mengatakan bahwa jenis-jenis tertentu tanah milik pribadi yang sebelumnya kebal dari pengambilan pemerintah sekarang dapat diambil alih untuk kepentingan umum oleh

11Paul R. Brass, 1994, The Politics of India since Independence, Cambridge University Press.

Page 25: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

15Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

pemerintah pusat atau negara bagian. Pemohon dalam kasus ini berpendapat bahwa amandemen ini secara tidak adil menargetkan propertinya dan menggugat, mengklaim pelanggaran hak dasar. Mundur pada presedennya, Mahkamah Agung memutuskan bahwa karena amandemen konstitusi berbeda dari undang-undang biasa, maka Mahkamah tidak memiliki wewenang untuk membatasi kekuasaan Parlemen untuk mengurangi hak-hak dasar apa pun. Pada tahun 1967, 11 hakim di Mahkamah Agung membalikkan posisinya. Dengan komposisi 6:5, dalam kasus Golaknath v. State of Punjab, Ketua Mahkamah Agung Subba Rao mengajukan posisi bahwa Pasal 368, yang berisi ketentuan yang berkaitan dengan amandemen Konstitusi, hanya menetapkan prosedur perubahan. Pasal 368 tidak memberi Parlemen kekuasaan untuk mengamendemen Konstitusi. Kekuasaan melakukan amandemen (kekuasaan konstituen) Parlemen muncul dari ketentuan lain yang terkandung dalam Konstitusi (Pasal 245, 246, 248) yang memberinya kekuasaan membentuk undang-undang. Dengan demikian, pengadilan tertinggi ini menyatakan bahwa kekuasaan melakukan amandemen dan kekuasaan legislatif Parlemen pada dasarnya sama. Oleh karena itu, setiap amandemen Konstitusi harus dianggap hukum sebagaimana yang dipahami dalam Pasal 13 (2). Putusan mayoritas tersebut secara tersirat menyerukan konsep pembatasan kekuasaan Parlemen untuk mengamendemen Konstitusi. Pandangan ini menyatakan bahwa Konstitusi memberikan tempat permanen bagi kebebasan dasar warga negara. Pasal 13, menurut pandangan mayoritas hakim, menyatakan pembatasan ini melekat pada kekuasaan Parlemen. Parlemen tidak dapat memodifikasi, membatasi atau merusak kebebasan dasar karena hal ini merupakan skema. Para hakim menyatakan bahwa hak-hak dasar sangat sakral dan transendental dalam arti bahwa

Page 26: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

16 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

mereka tidak dapat dibatasi bahkan jika langkah semacam itu untuk menerima persetujuan bulat dari kedua kamar Parlemen. Para hakim mempertimbangkan pembentukan badan konstituante jika Parlemen bertujuan mengubah hak-hak dasar.

Dalam putusan yang menentang Gandhi ini, Mahkamah Agung menyatakan bahwa badan ini berkewajiban untuk melestarikan hak-hak dasar. Parlemen adalah badan yang terlalu politis, yang terlalu mudah tunduk pada tingkah para politisi yang dibimbing oleh kehendak mayoritas, keinginan untuk bertahan dalam jabatan, atau kepentingan semata. Hak-hak dasar, di sisi lain, adalah perlindungan yang teguh bagi minoritas yang membutuhkan seorang arbiter independen untuk melindungi kepentingan mereka; dan dalam perkara Golaknath Mahkamah Agung dengan tegas memilih untuk menerima peran ini.

Dalam beberapa minggu setelah putusan perkara Golaknath, Partai Kongres mengalami kerugian besar dalam pemilihan parlemen dan kehilangan kekuasaan di beberapa negara bagian. Tetapi kesempatan untuk menguji supremasi parlementer muncul kembali ketika Parlemen memperkenalkan undang-undang untuk memberikan akses yang lebih besar ke kredit bank untuk sektor pertanian dan memastikan distribusi kekayaan dan sumber produksi yang adil. Cara yang ditempuh adalah menasionalisasikan bank-bank dan meruntuhkan kekuasaan para bangsawan dalam upaya untuk asset-aset mereka sebagai prasyarat untuk menggabungkan diri saat kemerdekaan India.

Pada tingkat lain, pertikaian itu menyangkut kesucian properti sebagai hak fundamental yang dijaga ketat oleh bangsawan, yang nilainya jauh lebih kecil daripada sebagian besar asset orang-orang miskin yang diuntungkan oleh pemerintahan Kongres yang mengklaim melaksanakan program pembangunan

Page 27: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

17Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

sosialis. Kurang dari dua minggu setelah Mahkamah Agung menjatuhkan membatalkan undang-undang itu, dalam sebuah langkah cepat untuk mengamankan mandat rakyat dan untuk meningkatkan kedudukannya sendiri, Perdana Menteri Indira Gandhi membubarkan Parlemen dan mengadakan pemilu.

Dalam putusan perkara lain, secara jelas Mahkamah Agung mengirimkan pesan mengisyaratkan melawan apa yang dilihatnya sebagai taktik koersif Gandhi untuk membatasi hak-hak dasar yang diajukan pemohon. Pertama, Mahkamah Agung memihak pemegang saham individu yang mengajukan permohonan bahwa karena menolak untuk menjual saham mereka di berbagai bank swasta kepada pemerintah, Gandhi secara tidak konstitusional menasionalisasikan lembaga-lembaga keuangan ini sebagai sarana pemegang hak fundamental pemegang saham yang habis masa berlakunya.12 Kedua, satu tahun kemudian, Mahkamah Agung menyatakan bahwa rencana Gandhi untuk memaksa sebuah provinsi berdaulat kecil di India selatan untuk bergabung tanpa kompensasi adalah pengambilan yang tidak adil.13

Ketiga perkara di atas memberikan pemahaman bahwa Mahkamah Agung bersedia untuk melawan kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh pemerintah.14 Putusan perkara Kesavananda Bharati (1973) adalah yang paling penting dalam konteks ini. Fakta-fakta seputar Kesavananda Bharati muncul pada kemenangan elektoral Partai Kongres pada tahun 1971 di majelis rendah Parlemen, dengan Nyonya Gandhi di pucuk pimpinan. Selama kampanye, Gandhi telah berjanji bahwa jika

12Putusan Perkara R.C. Cooper v. India (1970).13Putusan Perkara Madhavrao Scindia v. India (1971).14Lihat Sathe, op.cit., hlm. 63-67.

Page 28: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

18 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

terpilih dia akan berusaha untuk mengekang aktivisme peradilan.15 Percaya bahwa Gandhi dan partainya memiliki modal politik yang sangat besar setelah pemilihan, ia berhasil mendorong amandemen konstitusi yang membatalkan putusan perkara Golaknath. Isu hukum utama adalah apakah perubahan undang-undang dasar yang dilakukan Parlemen tidak terikat Pasal 368 dan berapa banyak yang sebenarnya dapat diubah. Untuk ini, putusan yang diberikan oleh Mahkamah Agung menyatakan bahwa kekuasaan amandemen konstitusi oleh parlemen tunduk pada struktur dasar Konstitusi, dan setiap amandemen yang merusak struktur dasar akan menjadi inkonstitusional. Dalam penilaian ini, pemisahan doktrin kekuasaan dimasukkan dalam struktur dasar konstitusi dan dengan demikian setiap amandemen yang memberikan dominasi satu organ atas yang lain akan menjadi inkonstitusional. Harus diingat bahwa di India doktrin pemisahan kekuasaan tidak diikuti dengan sangat kaku.

Dalam perkara tersebut, sikap hakim terpecah. Dengan perbandingan 7:6, Mahkamah menyatakan bahwa putusan Golaknath tidak bernalar secara hukum. Menurut 7 hakim agung, Parlemen dapat mengubah hak-hak dasar dalam konstitusi melalui amandemen konstitusi, tetapi tidak melalui bagian undang-undang. Lagi pula, bahkan dalam hak-hak dasar itu sendiri, mayoritas berpendapat, pengecualian ada yang menunjukkan bahwa jaminan ini dapat dibatasi. Namun demikian, sementara Mahkamah bersedia mengembalikan kekuasaan Parlemen untuk mengamandemen konstitusi, termasuk hak-hak dasar, tetapi ia juga memperkenalkan doktrin struktur dasar (basic structure doctrine). Berdasarkan prinsip ini, menurut Mahkamah, Konstitusi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak pernah bisa dikompromikan atau

15Ibid., hlm. 68-69.

Page 29: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

19Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

disalahgunakan oleh orang-orang yang dipercayakan memiliki otoritas publik dan kalau tidak, demokrasi India akan lenyap. Dalam pandangan Mahkamah, struktur dasar ini termasuk supremasi konstitusi, bukan parlementer; bentuk pemerintahan republik; sekularisme dan federalisme; pemisahan kekuatan; menghormati hak-hak fundamental dan negara kesejahteraan; dan menjaga kesatuan negara.

Bagi Gandhi dan pendukungnya, putusan perkara Kesavananda Bharati adalah perlawanan langsung. Meskipun perkara Golaknath telah ditolak, pembatalan putusan itu sendiri adalah kenyamanan yang dingin mengingat sikap Mahkamah terhadap struktur dasar konstitusi. Memang Gandhi bertekad untuk tidak mengizinkan Mahkamah untuk menentukan kontur Konstitusi dan kekuasaan (dan pembatasan) dari pemerintah. Tapi seperti yang akan kita lihat di bagian berikutnya, Mahkamah menolak untuk menyerah kepada Perdana Menteri, setidaknya untuk sementara waktu, yang lebih meningkatkan citranya.

Mengikuti putusan perkara Kesavananda Bharati tersebut, Gandhi mengambil langkah-langkah dramatis untuk membatasi efek pengadilan. Seperti disebutkan di atas, Pasal 124 Konstitusi India menyebutkan kualifikasi yang diperlukan untuk hakim agung. Ketentuan tidak tertulis selama ini mengatur bahwa jabatan Ketua Mahkamah Agung akan diberikan kepada hakim agung yang telah memiliki masa jabatan paling lama. Pada saat putusan perkara Kesavananda Bharati, Ketua Mahkamah Agung berada dalam kubu mayoritas, yang mendukung pemerintah, tetapi karena dia mendekati 65 tahun, dia berada di ambang kewajiban pensiun.16 Kandidat berikutnya, hakim agung J.M. Shelat, bersimpati dalam

16Sathe, op.cit., hlm. 72-73.

Page 30: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

20 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

gagasan pembatasan kekuasana pemerintah dan bercermin dalam perkara tersebut, ia bukan sosok yang bisa diajak kompromi.17

Shelat saat itu juga sudah mendekati 65 tahun, maka dengan dalih bahwa seandainya kursi kepemimpinan Mahkamah Agung diberikan kepanya akan menimbulkan pergantian yang terlalu cepat, maka Gandhi memotong kesempatan Shelat. Gandhi mengajukan nama hakim yang lebih yunior, A.N. Ray, yang dianggap memihak pemerintah dalam perkara Kesavananda Bharati.

Manipulasi proses pemilihan Ketua Mahkamah Agung, memicu perselisihan pengadilan terhadap pemerintah. Sebagi protes, sebanyak 3 hakim agung lain, yang lebih senior daripada Ray, mengundurkan diri.18 Dengan pengunduran diri tersebut, menyusul kematian dan pensiun hakim agung lainnya, Gandhi segera mengisi jabatan hakim agung dengan mereka yang nyaman dengan pemerintah. Praktis, di bawah kepemimpinan Ray, reputasi Mahkamah Agung tercoreng. Dalam situasi ini, secara sepihak Gandhi mengumumkan negara dalam keadaan darurat, membekukan konstitusi, dan memenjarakan ratusan oposisi.

Pernyataan negara dalam keadaan darurat ini digugat ke Pengadilan Tinggi. Pengadilan kemudian membuktikan bahwa Gandhi melanggar larangan korupsi dalam undang-undang memilu, memecat yang bersangkutan dari posisi sebagai anggota parlemen, dan mencabut hak politik dalam satu periode pemilihan. Gandhi mengajukan keberatan ke Mahkamah Agung, sembari memperoleh dukungan parlemen untuk meloloskan sebuah perubahan undang-undang dasar yang mengkuasakan pembentukan sebuah panel khusus dalam parlemen untuk memeriksa dugaan pelanggaran

17Ibid., hlm. 69-70.18Ibid., hlm. 73.

Page 31: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

21Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

pemilu yang melibatkan seorang Perdana Menteri.19 Perubahan itu dinyatakan berlaku surut dan Gandhi berharap, bahwa Mahkamah Agung akan memihak dirinya.

Melalui putusan perkara, Indira Nehru Gandhi v. Raj Narain (1975), Mahkamah Agung membatalkan perubahan undang-undang dasar tersebut. Sebanyak 3 hakim mengatakan bahwa perubahan undang-undang dasar itu bertentangan dengan doktrin struktur dasar. Yang lain mengatakan bahwa parlemen bukan badan peradilan. Sementara hakim lain mengatakan bahwa Parlemen tidak boleh membentuk undang-undang yang memungkinkan Mahkamah Agung melakukan peninjauan atas putusan pengadilan di tingkat lebih rendah. Walaupun perubahan undang-undang dasar ditolak, tetapi Mahkamah Agung menolak bukti-bukti kesalahan Gandhi dan membiarkan yang bersangkutan terus memegang jabatan sebagai kepala pemerintahan.

Dalam putusan ini Mahkamah menegaskan putusan perkara Kesavananda terdahulu dan mempertahankan struktur dasar kosntitusi serta pemisahan kekuasaan, menjadikannya sebuah putusan yang penting. Sengketa dalam kasus ini berkaitan dengan pemilihan Perdana Menteri, di mana parlemen telah menyatakan bahwa pemilihan umum tidak dibatalkan, sehingga bertindak dalam kapasitas peradilan. Ini membuat aksi-aksi parlemen menjadi ultra-vires. Parlemen tidak dapat berdalih memiliki kekuasaan untuk melakukan amandemen konstitusi atau sejenisnya kemudian merampas peran peradilan. Dengan demikian posisi pemisahan kekuasaan ditegakkan dan ditegaskan dalam kasus ini.

Ba g i b e b e r a p a p e n g a m a t , Ma h k a m a h A g u n g mengkompromikan putusan monumentalnya dengan tidak membatalkan pemilihan Gandhi. Tapi untuk sebagian besar,

19Ibid., hlm. 73-75.

Page 32: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

22 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Mahkamah Agung memainkannya dengan benar. Mahkamah telah berhasil menempatkan pemeriksaan yang diperlukan atas kekuasaan pemerintah yang represif sambil mengakui bahwa melangkah lebih jauh (misalnya, membatalkan pemilihan) dapat membahayakan posisinya karena berhadapan dengan publik yang telah memilih Gandhi dan partainya untuk menguasai pemerintahan. Keadaan darurat adalah era paling polarisasi di India sejak memperoleh kemerdekaan. Putusan Mahkamah Agung membantu mengkonsolidasikan reputasinya dalam wacana keilmuan sebagai lembaga integritas yang bersedia membatalkan inisiatif Perdana Menteri yang jelas-jelas kasar. Tetapi ketika masa itu berlanjut selama dua tahun, citra Mahkamah yang yang teguh luntur karena badan ini meletakkan kuasa di bawah Pemerintah.

Keadaan darurat berlangsung dari 26 Juni 1975, hingga 23 Maret 1977. Selama waktu ini Gandhi secara otokratis menguasai India, memenjarakan lawan-lawannya, menghalangi protes dan pemogokan, dan menangguhkan kebebasan sipil. Banyak yang telah ditulis tentang pelanggaran dan korupsi yang dia lakukan20 tetapi untuk tujuan kita yang penting adalah bahwa setelah kasus tersebut, Gandhi meminta Mahkamah Agung, dan sang Ketua Ray khususnya, sekali lagi untuk mempertimbangkan kembali apakah doktrin struktur dasar adalah konstitusional. Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Mahkamah mengorganisasikan sebuah panel yang terdiri atas 13 hakim untuk membahas masalah ini meskipun tidak pernah tercatat dalam register perkara.21

Langkah tersebut ditafsirkan oleh sejumlah pakar sebagai konsesi serius atas pemerintahan diktator Gandhi. Meskipun

20Misalnya Charles R. Epp, 1998, The Rights Revolution: Lavyers, Activists and Supreme Courts in Comparative Perspective, University of Chicago Press, hlm. 1998.

21Sathe, op.cit., hlm. 85-87.

Page 33: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

23Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

Mahkamah akhirnya menolak untuk membuat keputusan tentang masalah ini, namun tetap tampak bimbang karena dua hal: Pertama, dengan menyetujui permintaan pemerintah tanpa memenuhi syarat pemeriksaan perkara, ia dipandang tunduk di hadapan pemerintah. Kedua, Mahkamah, untuk kreditnya, memang memungkinkan pengacara kebebasan sipil yang diakui untuk berdebat menentang doktrin struktur dasar. Tetapi dengan tidak mengeluarkan penilaian yang menegaskan sentimen mereka (dan bukannya hanya mengabaikan sidang) reputasi di hadapan pemerintah telah dipertanyakan.22

Tanpa ragu, bagaimanapun, momen paling obyektif Mahkamah datang dalam perkara A.D.M. Jabalpur v. Shiv Kant Shukla (1976). Di sini, Mahkamah dihadapkan dengan isu hukum apakah selama keadaan Darurat pemerintah dapat menangguhkan hak individu atas kebebasan yang dijamin berdasarkan Pasal 21 Konstitusi. Masalah ini melibatkan penahanan Gandhi terhadap lawan-lawan politiknya. Laporannya adalah bahwa di dalam penjara, polisi terlibat dalam taktik kasar termasuk menyiksa mereka yang ditahan. Sebuah gugatan balik diluncurkan oleh Gandhi, yang mencari pembalikan beberapa putusan Pengadilan Tinggi negara bagian yang secara berbeda melarang penangguhan pemerintah atas habeas corpus. Mungkin karena ketakutan bahwa keberadaan institusionalnya dipertaruhkan, Mahkamah menyerah pada keinginan pemerintah. Mahkmamah, yang telah dikhawatirkan oleh banyak orang, mengatakan bahwa tindakan-tindakan pemerintah dalam keadaan darurat tidak berada dalam pengawasan pengadilan mengingat hal itu merupakan keberlakuan hukum yang tidak normal. Jika dalam perkara-perkara sebelumnya Mahkamah dianggap gagah melawan dominasi pemerintah, namun

22Ibid.

Page 34: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

24 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

dalam perkara ini ia benar-benar sudah kalah. Sampai keadaan darurat dicabut dan bahkan dalam pemilu berikutnya Gandhi terhempas dari kekuasaan, kritik terhadap integritas Mahkamah tidak pernah berhenti.

Pada 1977, Gandhi mencabut keadaan darurat. Dengan penuh percaya diri, Gandhi menggelar pemilu. Di luar dugaan, Partai Kongres mengalami kekalahan terbesar sejak kemerdekaan. Pemerintahan Gandhi terguling dan oposisi berkuasa. Kekalahan ini dan demokratisasi pada tahun 1977 disambut dengan kegembiraan luar biasa, termasuk dari sekelompok hakim baru di Mahkamah Agung yang tertarik untuk mengejar isu-isu keadilan sosial.23 Setelah pemulihan demokrasi, Mahkamah dengan cepat mencoba untuk merehabilitasi integritasnya dengan, misalnya, menunjuk komisi untuk menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini juga mulai memungkinkan penggugat secara langsung untuk mengajukan petisi dalam hal-hal di mana pemerintah pusat dituduh melanggar hak-hak dasar konstitusi. Setiap orang dan tidak harus menguasakan kepada kuasa hukum, dapat mengajukan tuntutan ke Mahkamah Agung. Dan ada upaya menerapkan komitmen jangka panjang untuk bantuan hukum; badan bantuan hukum nasional didirikan, di bawah perlindungan dari Ketua Mahkamah Agung, menghasilkan sejumlah skema layanan hukum inovatif di mana kelompok-kelompok keadilan sosial menggunakan hukum “secara sistematis dan berkesinambungan” untuk mempromosikan kepentingan berbagai konstituen.

Tindakan Mahkamah membantu memulai gerakan litigasi kepentingan publik (public interest litigation) selama akhir 1970-

23Upendra Baxi, “Taking Suffering Seriously: Social Action Litigation in the Supreme Court of India”, dalam Rajeev Dhavan, R. Sudarshan, & Salman Khurshid, 1985, Judges and the Judicial Power, hlm. 289.

Page 35: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

25Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

an dan awal 1980-an. Perkembangan ini menghasilkan perubahan sosial yang penting seperti melindungi hak kelompok yang dikucilkan dan tidak berdaya, meningkatkan kesadaran publik terhadap banyak masalah, memberi energi gerakan akar rumput, meningkatkan pengawasan terhadap lembaga pemerintah, dan meningkatkan integritas kelembagaan Mahkamah.

Dalam perkara Delhi Development Authority v. UEE Electrical Engineering(P) Ltd. (2004), putusan Mahkamah Agung telah berusaha mengklarifikasi makna dan tujuan pengujian konstitusional sebagai perlindungan dan bukan instrumen untuk merusak fungsi eksekutif. Mahkamah Agung membuat pengamatan bahwa Seseorang dapat dengan mudah mengklasifikasikan bahwa di bawah pemisahan kekuasaan, tindakan administratif dapat dikendalikan oleh pengujian pengadilan. Basis pengujian bisa berujung pernyataan bahwa keputusan administratif itu bertentangan dengan undang-undang, irasionalitas, atau terdapat kesalahan prosedur.

Dalam perkara S.R. Bommai v Union of India (1994) para hakim mengatakan bahwa ada situasi tertentu di mana unsur politik mendominasi dan menutup pintu pengujian oleh pengadilan. Pelaksanaan kekuasaan Pasal 356 adalah persoalan politik dan oleh karena itu peradilan tidak boleh ikut campur. Mahkamah Agung mengatakan bahwa sulit untuk mengembangkan norma-norma yang dapat dikelola secara hukum untuk meneliti keputusan politik dan jika pengadilan melakukannya maka itu akan memasuki semak-semak politik dan mempertanyakan kebijaksanaan politik, yang harus dihindari oleh pengadilan.

Dalam putusan perkara Almitra H. Patel Vs. Union of India (1998), di mana isu hukum yang diajukan adalah apakah pemerintah daerah harus mengeluarkan regulasi untuk

Page 36: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

26 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

menciptakan lingkungan yang bersih di Kota Delhi, Pengadilan memutuskan bahwa bukan wewenang Mahkamah Agung untuk memberi petunjuk cara pelaksanaan organ-organ pemerintahan dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan mereka, dan Mahkamah hanya dapat mengarahkan pihak berwenang untuk melaksanakan tugas mereka sesuai dengan apa yang telah ditugaskan kepada mereka menurut undang-undang.

Ada pengakuan pemisahan kekuasaan yang luas (meskipun tidak absolut) dalam putusan perkara Divisional Manager, Aravali Golf Course vs. Chander Haas (2008). Konstitusi India tidak mendesain peradilan menjadi legislatif atau pengganti kegagalan kerja kedua organ lainnya. Dengan demikian, kebutuhan muncul bagi pengadilan untuk menetapkan keterbatasannya sendiri.

Hakim Agung A.S. Anand, yang juga Ketua Mahkamah Agung, dalam sebuah kuliah umum memperingatkan bahwa aktivisme peradilan tidak boleh melahirkan “hakim yang berpetualang” karena hakim harus berhati-hati dan berdisiplin dalam melaksanakan fungsi-fungsi yudisial mereka. Hasil terburuk dari aktivisme peradilan adalah ketidakpastian. Kecuali hakim melakukan pengendalian diri, masing-masing hakim dapat menjadi hukum bagi dirinya sendiri dan mengeluarkan arahan sesuai keinginan pribadinya, yang akan menciptakan kekacauan.

E. Penutup

Konstitusionalisme adalah karakter yang mengendalikan penyalahgunaan kekuasaan otoritas negara. Diskusi di atas menjelaskan bahwa Mahkamah Agung memainkan peran penting untuk menegakkan supremasi hukum di India dan membuat keseimbangan diantara organ-organ Pemerintah. Namun, tuduhan aktivisme peradilan telah secara teratur dikenakan,

Page 37: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

27Konstitusionalisme dan Aktivisme Peradilan

tetapi Mahkamah berhasil dalam peran sebagai penjaga Konstitusi sebagaimana ditugaskan oleh Konstitusi.

Konstitusi India adalah dokumen yang direncanakan secara sangat teliti yang dirancang untuk menjunjung tinggi integritas dan kebebasan setiap warga negara. Konstitusi memang tidak sepenuhnya menganut doktrin pemisahan kekuasaan tetapi memiliki konsep-konsep soal itu dan menjadikannya sebagai prinsip pemandu. Tetapi doktrin Pemisahan Kekuasaan telah dimasukkan dalam doktrin struktur dasar konstitusi sebagaimana dipertahankan oleh Mahkamah Agung dalam sejumlah kasus.

Page 38: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi
Page 39: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

29

BAB II

RULE OF LAW, POLITIK, DAN LEGITIMASI KEKUASAAN

(KASUS SINGAPURA)

A. Pendahuluan

Penulisan ini didorong oleh penguasaan Lembaga perwakilan oleh People’s Action Party (PAP) yang berkuasa di Singapura selama tiga dekade terakhir. PAP telah mempertahankan kursi legislatif lebih dari 95% meskipun mengalami penurunan rata-rata perolehan suara yaitu hanya 65% sejak 1984, dibandingkan dengan perolehan 74% dari 1972-1980. Hasil pemilu Singapura 2015, menunjukkan PAP melanjutkan deretan panjang dominasi elektoral, dan membuat keuntungan substansial dalam perolehan suara dari pemilihan sebelumnya. Tidak ada komisi pemilihan independen dan kontrol proses formulasi daerah pemilihan pada dasarnya bersifat politis. Departemen Pemilihan Singapura berada di bawah kantor Perdana Menteri (PM) dan PM menunjuk Komite Peninjauan Batas Pemilihan (EBRC) yang mengubah batas-batas pemilihan sebelum setiap pemilihan, tanpa perlu persetujuan Parlemen. Dari 1965 hingga 1987, Singapura secara spasial dibagi menjadi daerah pemilihan dengan sistem proporsional. Pada tahun 1988, pemerintah PAP memperkenalkan distrik-distrik baru, seolah-olah untuk meningkatkan representasi etnis minoritas di legislatif. Pada tahun 1988, kuota etnis yang dikenal sebagai Skema Representasi Kelompok (GRC) diperkenalkan, yang mengharuskan

Page 40: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

30 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

setidaknya satu kandidat etnis minoritas (India, Melayu atau campuran etnis) di masing-masing daerah pemilihan. Dengan sistem proporsional, masing-masing pemilih memiliki satu suara untuk memilih daftar partai dan partai dengan suara terbanyak yang menjadi pemenang.

Singapura adalah sebuah negara yang luar biasa. Konsisten menempati posisi puncak sebagai negara dengan daya saing ekonomi dunia24, tingkat kematian bayi paling rendah25, tingkat melek huruf mencapai 96% serta tingkat kepemilikan rumah yang telah meningkat dari 29,4 persen pada tahun 1970 menjadi 90,5 persen pada tahun 2013. Sebagai perbandingan, tingkat kepemilikan rumah di Amerika Serikat pada tahun 2014 adalah 64 persen. Singapura memiliki tingkat korupsi yang rendah; sektor keuangan yang tertata, dan lokasi luar biasa sebagai pelabuhan alami yang terletak di antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan di jalur laut yang menghubungkan langsung dari Australia ke Asia Selatan dan Eropa, serta China ke India dan sekitarnya. Dengan stabilitas politik yang tinggi telah menjadikan Singapura sebagai salah satu pusat kekayaan terkemuka di dunia, dengan PDB per kapita tertinggi keenam di dunia (US $ 56.286), tepat di depan Amerika Serikat (US $ 54.629) dan jauh di depan Jerman, Inggris, Prancis, dan Jepang.

Dipisahkan dari federasi Malaysia pada tahun 1965, Singapura mengubah sumber dayanya yang sangat terbatas — lokasi strategis,

24Singapura secara konsisten menduduki peringkat sebagai salah satu dari lima negara teratas di dunia dalam Indeks Daya Saing Global. Singapura menempati peringkat kedua dalam daftar ini pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 (Amerika Serikat berada di urutan kelima pada tahun 2013 dan ketiga pada tahun 2014).

25Bank Dunia melaporkan bahwa tingkat kematian bayi Singapura yang 2,2 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 adalah tingkat kematian bayi nasional terendah ketiga di dunia, lebih baik daripada Jerman (3,2), Australia (3,4), Inggris (4), dan Amerika Serikat (6), dan jauh di atas tetangga terdekatnya — Malaysia (7), Indonesia (25), dan Thailand (11).

Page 41: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

31Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

pelabuhan alami, dan modal manusia — menjadi salah satu negara dengan ekonomi global yang paling kompetitif dan sukses. World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, telah menempatkan Singapura sebagai salah satu dari dua ekonomi dunia yang paling kompetitif di setiap peringkat WEF dari 1996 hingga 2001. Dan, dalam survei serupa yang dilakukan oleh Institute for International Management Development ( IMD) di Lausanne, Swiss, Singapura menduduki peringkat kedua setiap tahun, dari tahun 1996 hingga 2001. Dan sama seperti para pendukung kemajuan ekonomi, maka proses rule of law yang akan diproyeksikan, Singapura tampaknya menegakkan supremasi hukum. Singapura menduduki peringkat ke-6 di atas Amerika Serikat ketika para responden IMD tahun 1997 ditanya apakah mereka memiliki kepercayaan penuh terhadap administrasi peradilan di masyarakat. Dan para pemimpin pemerintah telah lama menegaskan komitmen mereka terhadap rule of law dan perannya dalam kemakmuran ekonomi. Lee Kuan Yew, yang menjabat sebagai perdana menteri Singapura selama 30 tahun, mengatakan kepada Parlemen pada tahun 1995 bahwa ajudikasi “merit dan sesuai dengan hukum” sangat penting, terutama ketika pemerintah adalah pihak dalam kasus tersebut.

Singapura memiliki Konstitusi tertulis dengan peradilan yang para hakim telah dibayar dengan baik dan terdidik untuk menafsirkan dan menegakkannya. Konstitusi secara eksplisit menjamin hak-hak individu, termasuk perlindungan proses hukum terhadap perampasan hidup atau kebebasan. Jika rule of law diterapkan, maka kita mungkin berharap bahwa para hakim di Singapura akan memiliki kekuasaan mengadili peradilan dalam konteks yang tidak mengancam (langkah satu), mulai mengembangkan pembacaan luas ketentuan-ketentuan kunci konstitusi (langkah dua), dan kemudian doktrin hukum

Page 42: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

32 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

diperpanjang, dikembangkan dari bidang ekonomi, ke arena politik dan sosial (langkah ketiga). Ternyata peradilan Singapura, pada kenyataannya, mengambil dua langkah pertama dalam proses. Tetapi pemerintah, mengikuti ketentuan Konstitusi Singapura, mampu mematikan mesin-mesin pembaruan itu sebelum langkah ketiga bisa diambil.

Sementara Singapura memiliki konstitusi tertulis, dan menganut versi tipis dari Rule of Law, Singapura tidak mengklaim menjalankan demokrasi liberal sebagaimana dianut di Barat. “Cita-cita, aspirasi, dan nilai-nilai politik Singapura tidak terukir dalam batu dan tidak melampaui generasi,” demikian ditulis oleh Kevin Tan Yew Lee menulis.26 Di Singapura, Konstitusi “sejauh ini dilihat sebagai kerangka dasar kemajuan sosial dan ekonomi.”27 Konstitusi Singapura, tidak seperti Konstitusi Amerika, “tidak didasarkan pada filosofi Lockean tentang pemerintahan terbatas yang menekankan kontrol dan penagwasan terhadap pemerintah. Sebaliknya, konstitusi adalah dokumen pragmatis yang memberikan batu loncatan untuk tindakan pemerintah.”28

Konstitusi Singapura secara harfiah adalah hasil kerja kolektif. Versi paling awal ditulis oleh komisi bentukan Inggris yang diketuai oleh George Rendel, yang menyerahkan kekuasaan atas banyak urusan internal dan sosial ke badan pemerintahan lokal sementara sembari tetap mempertahankan kendali Inggris atas keamanan internal dan kebijakan luar negeri.29 Selanjutnya melalui Perjanjian 1963 dengan pemerintah Inggris, yang Singapura

26Kevin Tan Yew Lee, “The Evolution of Singapore’s Modern Constitution: Developments from 1945 to the Present Day”, Singapore Academic Law Journal, Vol. 1, 1989, hlm. 1.

27Ibid.28Ibid.29Ibid., hlm. 8-9.

Page 43: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

33Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

menjadi bagian dari Federasi Malaya.30 Ketika Singapura keluar dari Federasi pada bulan Agustus 1965, dokumen lain diperlukan tetapi, “bukannya menyusun konstitusi yang benar-benar baru, Pemerintah mengambil jalan untuk mengadopsi, mengadaptasi dan menambah Konstitusi yang telah diberlakukan sejak 1963.”31

Pada tahun 1979, melalui prosedur parlementer dengan dukungan suara mayoritas sederhana, parlemen mengesahkan sebuah undang-undang dalam rangka perubahan konstitusi.32 Undang-Undang ini memerintahkan Jaksa Agung untuk melakukan kodifikasi atas dokumen-dokumen hukum lain yang menjadi dasar konstitusi Singapura, yaitu The Constitution (Amendment) Act of 1965, the Republic of Singapore Independence Act of 1965, dan the provisions of the Federal Constitution of Malaysia. Membuat dokumen tunggal akan membutuhkan penyelesaian sejumlah konflik di antara dokumen-dokumen sebelumnya. Jaksa Agung diberi “kekuasaan dalam kebijaksanaannya” untuk membuat modifikasi yang diperlukan, termasuk kekuasaan untuk menulis ulang Bab, Pasal, dan ayat dalam Konstitusi Singapura dan Konstitusi Malaysia...yang mungkin perlu untuk dilakukan konsolidasi. Intinya di sini Konstitusi Singapura bukanlah sebuah dokumen tunggal, koheren, dan mencerminkan teori politik atau ideologi tertentu, melainkan merupakan upaya pragmatis untuk mengatur fungsi pemerintahan. Hal ini tidak menghalangi pertimbangan Singapura sebagai negara konstitusional, tetapi untuk mengatakan bahwa telah menjalankan konstitusionalisme, masih memerlukan pengkajian lebih lanjut.

30Ibid., hlm. 14.31Ibid., hlm. 17.32S. Jayakumar, “Legislation Comment: The Constitution (Amendment) Act, 1979 (No.

10)”, Malaysia Law review, Vol. 21, 1979, hlm. 111-112.

Page 44: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

34 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Partai Aksi Rakyat (PAP), telah memerintah negara pulau ini dari tahun 1959 hingga saat ini, tanpa interupsi, sehingga dapat dengan mudah mengubah Konstitusi (dan sering menggunakan istilah “revisi” konstitusi. Perubahan itu sendiri membutuhkan minimal dukungan 2/3 suara parlemen. Oleh karena capaian kursi tidak pernah kurang dari 93%, maka persyaratan itu bukanlah hal yang sulit untuk dipenuhi. Prosedur demikian juga dikenal dalam perubahan undang-undang dasar federal di Amerika Serikat, namun hal yang cukup unik untuk dibaca dalam kasus ini adalah keinginan perubahan berasal dari inisiatif partai yang mengendalikan pemerintahan (dan selalu menguasai mayoritas kursi parlemen) dan bukan menciptakan suatu prosedur yang memungkinkan organ lain mengawasi pemerintah.

Diantara organ itu adalah Pengadilan. Dan di Singapura khususnya dalam kasus-kasus mengenai properti dan investasi, institusi itu telah memainkan peran penting dalam melindungi hak dan menegakkan kontrak bahkan ketika putusannya merugikan kepentingan Pemerintah. Yong Pung How, Ketua Mahkamah Agung Singapura menjelaskan betapa pentingnya Rule of Law bagi Singapura. Kami adalah bangsa, katanya, “yang sepenuhnya didasarkan pada Rule of Law. Ini adalah hukum yang jelas dan praktis serta kepatuhan dan penegakan hukum yang efektif yang memberikan landasan bagi pembangunan ekonomi dan sosial kita.”33 Singapura memiliki hakim yang sangat terlatih, dibayar dengan baik dan terdidik, dan teknokrat dengan kemampuan tertinggi. Investasi sangat aman di Singapura. Aturan dibuat di depan umum, dan proses legislatif diamati dan diikuti dengan presisi; tetapi lebih dari itu, dengan juga penuh komitmen. Rule

33Li-Ann Thio, “Lex Rex or Rex Lex?: Competing Conceptions of the Rule of Law in Singapore”, Pasific Basin Law Journal, Vol. 20, 2002, hlm. 29.

Page 45: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

35Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

of law itu sendiri adalah nilai normatif yang penting di Singapura. Sangat penting dalam setiap ukuran kedalaman dan jangkauan konstitusionalisme untuk mempertimbangkan aturan dan prosedur sebagai bagian dari pertimbangan ideologi dan cita-cita yang mendorong kemajuan. Pada poros ini rule of law, proses dan prosedur komitmen Singapura cukup tinggi.

B. Pembatasan Kekuasaan

Konstitusi pragmatis Singapura disusun pertama dan terutama untuk menciptakan institusi, insentif, dan aturan yang diperlukan untuk membentuk negara setelah dikucilkan dalam federasi Malaya. Salah satu alasan Malaysia melakukan ini adalah pembagian multietnis, rasial, dan agama di Federasi. Malaysia khawatir bahwa populasi etnis Tionghoa Singapura yang besar akan membuat politik dan perkembangan ekonomi ke arah kelompok itu dan menjauh dari pribumi Melayu, jauh dari Muslim Malaysia dan terhadap umat Buddha, Taois, dan Kristen di kedua negara yang telah memiliki bagian kekayaan dan pengaruh ekonomi yang tidak proporsional. Ras dan etnis, dan ketegangan yang bisa terjadi, tentu saja terdepan di benak para pemimpin di Singapura dan juga Malaysia. Ras dan etnis, dan ketegangan yang bisa terjadi, tentu saja menjadi masalah terdepan di benak para pemimpin di Singapura dan juga Malaysia.

Terombang-ambing, dengan hampir tidak ada tanah yang subur, tidak ada pasokan air minum, dan masyarakat beragam yang tinggal di tempat yang berdekatan di negara kepulauan, prioritas pertama Singapura (sebagaimana bagi para penulis Konstitusi AS) adalah menciptakan pemerintah yang cukup kuat untuk memerintah. Pendekatan pragmatis Singapura terhadap penulisan konstitusi semakin nampak. Demikian pula pada saat melakukan

Page 46: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

36 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

amandemen konstitusi dalam rangka mengubah dukungan mayoritas parlemen menjadi mayoritas sederhana. Sebuah negara yang memfokuskan kendali eksklusif kemungkinan akan lebih enggan untuk menurunkan penghalang bagi amandemen. Jelas ada batas-batas pemerintah yang hadir dan menjadi perhatian Partai yang berkuasa. Dengan demikian, pembatasan kekuasaan bukanlah prioritas bagi negara Singapura.

Dalam salah satu pidato pertama sebagai Perdana Menteri, Lee Kuan Yew ketika berbicara saat meresmikan pusat pendidikan politik bagi para pegawai negeri yang dipersiapkan untuk membantu melakukan manajemen transasi pascakolonial, mengatakan bahwa “Rakyat pada umumnya tidak peduli dengan bentuk dan kebaikan hukum dan konstitusi. Mereka juga tidak peduli dengan teori pemisahan kekuasaan dan netralitas pegawai negeri dalam konstitusi seperti itu…Jika masa depan tidak lebih baik…kemudian pada akhir masa jabatan lima tahun orang-orang hampir tidak mungkin percaya, baik dalam partai politik yang mereka pilih maupun sistem politik yang mereka warisi.” Dalam pidato yang sama Lee Kuan Yew muda, khawatir tentang tantangan komunisme, dan perselisihan rasial dan agama, mengakhiri pidatonya di dataran normatif yang lebih tinggi: “Saya meminta Anda,” katanya, “untuk bergabung dengan kami dalam hal ini.” “Untuk bekerja lebih efektif bersama dalam membangun basis yang aman dan sehat untuk lembaga-lembaga demokratis melalui mana kita berharap untuk membangun masyarakat yang liberal, adil dan bahagia.”

Konstitusi Singapura mengandung dan terus memuat ketentuan hak dasar, termasuk perlindungan untuk berbicara, dan hak untuk berkumpul dan membentuk perkumpulan. Namun, hak-hak ini dibuat lebih rendah dibandingkan nilai dan prioritas

Page 47: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

37Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

lain. Kebebasan berbicara, dilindungi oleh Pasal 14 Konstitusi, tetapi bukan prioritas dibandingkan dengan keamanan nasional, ketertiban umum, moralitas, perlindungan hak-hak istimewa parlemen, penghinaan terhadap pengadilan, fitnah, dan hasutan. Jaminan hak untuk berkumpul secara damai harus dibuang jauh-jauh manaka Parlemen merasa perlu untuk melakukan pembatasan dalam rangka keamanan nasional, ketertiban umum, dan kesusilaan. Jaminan untuk membentuk perkumpulan tidak begitu penting manaka Parlemen merasa perlu untuk melakukan pembatasan dalam rangka keamanan nasional, ketertiban umum, dan kesusilaan. Ketentuan-ketentuan ini sangat penting. Meskipun Singapura memiliki mempercayai kontrol terhadap pemerintahan dan pelaksanaan kekuasaan, dan meskipun batasan-batasan ini jelas meningkatkan kebebasan individu, tampaknya adil untuk menyimpulkan bahwa batasan itu tidak terlalu penting sebagaimana lazimnya dianut dalam setiap konstitusi pada umumnya.

Pemerintah memerintahkan wajib militer (military service). Kemampuan pemerintah Singapura untuk memobilisasi seluruh penduduk terhadap potensi agresor adalah aspek penting dari kebijakan pertahanan Singapura. Sejak kemerdekaan, postur pertahanan Singapura berkembang dari waktu ke waktu, tetapi pada umumnya masih berorientasi pencegahan. Pada 15 Juni 2004, Menteri Pertahanan Laksamana Muda Teo Chee Hean, mengumumkan pengurangan masa wajib militer dari 36 bulan menjadi 24 bulan. Pengurangan ini merupakan yang pertama sejak wajib militer dimulai pada tahun 1967.

Singapura memulai wajib militer pada tahun 1967, dua tahun setelah kemerdekaannya pada tahun 1965. Ini dilaksanakan terutama untuk logika militer, menjawab kebutuhan angkatan bersenjata sendiri sebagai tanggapan terhadap penarikan Angkatan

Page 48: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

38 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Bersenjata Inggris dan Angkatan Darat Malaysia. Berdasarkan Undang-Undang yang ditetapkan pada tanggal 1 Agustus 1970, semua penduduk laki-laki dan Penduduk Permanen (PR) di atas usia 18 tahun harus mengikuti kewajiban ini. Para wajib militer harus menempauh 2-2,5 tahun tergantung pada tingkat pendidikan sebelumnya dan peringkat yang dicapai selama periode wajib militer. Setelah itu, mereka harus melaksanakan kewajiban siap operasi salama 40 hari dalam setahun sampai usia 40-50 tahun, tergantung komposisi pasukan.

Wajib militer secara sosial tidak populer. Meskipun 98 persen pemudatelah terdaftar, oposisi sosial terhadap wajib militer adalah lazim. Mayoritas resistansi datang dari pelajar Sekolah Menengah dan Sekolah Menengah China, yang menyebutkan terputusnya studi mereka dan membahayakan kesehatan. Alasan lain untuk sentimen anti wajib militer adalah persepsi bahwa kebijakan tersebut adalah salah satu dari metode Inggris untuk mempertahankan pemerintahan kolonial mereka di Singapura. Publik menunjukkan dukungan dan simpati bagi para siswa yang menuntut pembebasan total wajib militer. Namun, karena situasi menemui jalan buntu, para siswa kemudian menyerah dan mengubah posisi mereka, untuk menuntut penundaan pendaftaran sebagai gantinya. Meski ada protes terus-menerus, pemerintah tidak menyerah. Protes akhirnya selesai dengan penangkapan para siswa. Kebijakan wajib militer terus berlanjut meskipun tidak populer. Salah satu alasan taktik kuat pemerintah kolonial adalah kecurigaan mereka terhadap keterlibatan Partai Komunis Malaya dalam protes mahasiswa. Pada periode yang sama, ancaman komunis di Singapura banyak terjadi. Pemerintah telah mencurigai bahwa Partai Komunis Malaya mengambil kesempatan itu dan membajak rancangan undang-undang wajib militer yang kontroversial untuk

Page 49: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

39Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

menghasut subversi, untuk menyebarkan satu ideologi Melayu mereka.

Pada tahun 1984, pemerintah mengadaptasi konsep pertahanan total, untuk menarik kekuatan berbagai segmen masyarakat dalam pertahanan. Ini menunjukkan pentingnya kelima bidang ini dalam pertahanan Singapura di lingkungan baru. Pertahanan Sipil adalah memperlengkapi warga negara dengan keterampilan yang diperlukan untuk merespons selama keadaan darurat dan krisis sipil. Pertahanan ekonomi menempatkan sistem ekonomi yang kuat untuk memastikan keberlangsungan fungsi ekonomi selama krisis atau perang. Pertahanan Sosial menekankan perlunya menjaga kerukunan rasial di Singapura yang multi-etnis dan multi-agama. Pertahanan Psikologis menggerakkan warga untuk tetap berkomitmen dan tahan terhadap segala tantangan. Model ini mengintegrasikan instansi pemerintah yang relevan, organisasi sektor swasta, dan semua warga Singapura sebagai tanggapan terhadap berbagai ancaman dan tantangan yang mungkin dihadapi negara.

Sejak pelaksanaan kebijakan wajib militer, ukuran dan kekuatan penduduk dengan keterampilan dengan pengalaman militer telah meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi. Ini berdampak pada pemikiran strategis pertahanan Singapura. Pada tahun 1989 dan 1990, setelah penumpukan besar ukuran komponen cadangan terorganisir, sebagai hasil dari 20 tahun wajib militer, pemikiran strategis pertahanan mengalami pergeseran seiring dengan peresmian divisi senjata gabungan pertama di Angkatan Darat Singapura. Namun, angka-angka itu menurun antara 1999 - 2010.

Rule of law Singapura tidak terfokus pada demokrasi, tetapi untuk mengamankan stabilitas untuk menarik investasi

Page 50: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

40 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

asing.34 Stabilitas ini dijamin lebih jauh melalui memprioritaskan kepentingan komunitas dan membangun nilai-nilai Konfusianisme. Pada satu analisis, peradilan Singapura telah menganut bentuk legalisme komunitarian, di mana hak-hak negara mengalahkan individu.35

Cara lain untuk melindungi hak-hak dasar adalah melalui perdebatan diantara berbagai lembaga politik. Namun Singapura mengabaikan mekanisme ini. Parlemen Singapura adalah unicameral. Tidak ada pemisahan antara Eksekutif dan Legislatif dan tidak ada federalism. Lembaga yang mungkin berfungsi sebagai kontrol adalah lembaga peradilan dan memang mereka melakukan fungsi itu sejauh menyangkut bidang ekonomi dan hak milik. Akan tetapi, dalam hukum publik, pengadilan telah dilumpuhkan oleh amandemen konstitusi dan, sebagaimana beberapa orang berpendapat, dengan berbagai pendekatan kreatif oleh pemerintah untuk menjamin independensi.

C. Independensi Peradilan

Konstitusi Singapura dengan terang memberikan jaminan kekuasaan kehakiman yang merdeka. Hakim pada Mahkamah Agung memegang jabatan sampai usia 65 tahun. Tetapi Konstitusi juga memberi wewenang kepada Presiden (selaku kepala negara), atas “nasehat Perdana Menteri” untuk menunjuk seseorang yang berusia enam puluh lima tahun atau lebih untuk menjadi Hakim Agung, Hakim Banding atau Hakim Tinggi Pengadilan dalam jangka waktu tertentu. Mekanisme ini cukup sering digunakan. Bukan saja untuk rekrutmen calon hakim agung, namun

34Thio, op.cit., hlm. 26.35Eugene Kheng-Boon Tan, “We v. I: Communitarian Legalism in Singapore, Australian

Journal of Asian Law, Vol. 4, 2002, hlm. 11-18.

Page 51: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

41Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

mempertahankan jabatan mereka yang sudah mencapai usia 65 tahun. Ketua Mahkamah Agung pertama, Wee Chong Jin (lahir 28 September 1915, pertama kali diangkat 5 Januari 1963 di usia 48 tahun) bertahan sebagai Ketua Mahkamah Agung selama 8 tahun sesudah mencapai usia 65 tahun (berhenti pada 27 September 1990, 75 tahun). Dengan demikian, karir di Mahkamah Agung Wee berlangsung selama 27 tahun dan menjadi hakim yang paling lama dalam jabatan tak hanya di Singapura, tetapi bahkan di lingkungan negara-negara Commonwealth.

Yong Pung How (lahir 11 April 1926, pertama kali diangkat sebagai hakim agung 1 Juli 1989 saat berusia 63 tahun dan ditunjuk sebagai Ketua Mahkamah Agung pada usia 64 tahun pada 28 September 1990) bahkan bertahan salama 15 tahun sebagai Ketua Mahkamah Agung walaupun seharusnya sudah berhenti pada saat mencapai 65 tahun (tahun 1991) dan baru berhenti tahun 2006 (80 tahun). Dengan demikian, karir Yong di Mahkamah Agung selama 17 tahun. Pada saat dilantik untuk pertama kali, Yong mengumumkan penghapusan wig tradisional yang dikenakan oleh hakim dan pengacara, dan juga penggunaan istilah alamat kuno untuk menyapa hakim Mahkamah Agung seperti “My Lord” atau “Your Lordship.” Dia juga membuat sistem peradilan Singapura lebih efisien dalam memproses kasus selama masa jabatannya dengan memperkenalkan teknologi mutakhir ke ruang sidang.

Chan Sek Keong (lahir 5 November 1937) menjadi Jaksa Agung 1 Mei 1992 hingga 10 April 2006 dan kemudian bahkan pada usia 69 tahun, yaitu pada 11 April 2006, ia ditunjuk menjadi Ketua Mahkamah Agung Singapura yang ketiga. Chan berhenti dalam jabatan itu pada 6 November 2012 saat mencapi usia 75 tahun. Hakim Mahkamah Agung yang diangkat kembali setelah pensiun adalah sebagai berikut (dengan usia pensiun mereka dalam

Page 52: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

42 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

kurung): Frederic Arthur Chua (78); Choor Sing (70); Dennis D’Cotta (71); AP Rajah (79); TS Sinnathuray (68); dan L.P. Thean (70).

Dan sementara Mahkamah Agung saat ini hanya memiliki satu hakim yang berusia di atas 65 tahun, penting untuk dicatat bahwa pemerintah telah mengubah Konstitusi pada tahun 1971 untuk menetapkan penunjukan pejabat-pejabat di lingkungan Mahkamah Agung yang menjalankan kewenangan sebagai hakim agung dalam jangka waktu tertentu. Sekarang ada 5 orang hakim senior dan 10 anggota Komisi Yudisial. Perhatikan juga bahwa apa pun yang dilakukan oleh Hakim Senior atau anggota Komisi Yudisial ketika bertindak sesuai dengan ketentuan pengangkatannya akan memiliki validitas dan efek yang sama seperti jika dilakukan oleh Hakim dan, dalam hal itu, dia memiliki kekuasan yang sama dan menikmati kekebalan yang sama seolah-olah dia telah menjadi hakim agung. Kekuasaan dan kekebalan, kecuali masa jabatan, ditentukan oleh Presiden.

Terkait dengan independensi peradilan adalah masalah kekuasaan kehakiman dan otonomi. Konstitusi Singapura memiliki apa yang tampaknya menjadi klausa supremasi yang kuat: “Konstitusi ini adalah hukum tertinggi Republik Singapura dan setiap undang-undang yang disahkan oleh Legislatif setelah berlakunya Konstitusi ini yang tidak konsisten dengan Konstitusi ini dibatalkan.” Pengujian konstitusional semestinya hadir secara kuat dan terutama sekali untuk melindungi hak-hak dasar.36 Dan, memang, ada periode di akhir 1980-an ketika mekanisme sangat mungkin terjadi. Tapi ternyata tidak. Amandemen konstitusi melakukan intervensi.

36Gordon Silverstein, “Globalization and the Rule of Law: A Machine That Runs of Itself?”, International Journal of Constituional Law, Vol. 1, 2003, hlm. 438-440.

Page 53: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

43Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

Pada tahun 1980, Ong Ah Chuan dituduh memiliki lebih dari 15 gram heroin, yang, menurut hukum si Singapura, dianggap terlibat dalam perdagangan narkoba dan karena itu (jika terbukti bersalah) dikenakan hukuman mati. The Privy Council (yang saat itu adalah peradilan tertinggi dan ini berlangsung sampai 1994), bersikeras bahwa kata “hukum” pada Bab IV, pasal 9 ayat (1) Konstitusi Singapura meliputi juga “prinsip-prinsip keadilan alamiah yang telah membentuk bagian common law Inggris yang beroperasi di Singapura sejak awal diberlakukannya konstitusi.” Setelah mengungkapkan makna hak-hak dasar, pengadilan kemudian memutuskan bahwa dalam kasus khusus ini pemerintah tidak, melanggar hak-hak tersebut, ketika menuntut terdakwa dengan hukuman mati.

Putusan perkara Ong Ah Chuan kembali menghantui pemerintah 8 tahun kemudian ketika Pengadilan Tinggi Singapura secara mengejutkan memerintahkan pembebasan 4 pembangkang yang telah ditangkap dan ditahan tanpa pengadilan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISA) warisan kolonial Inggris. Dengan alasan bahwa pemerintah telah gagal mengikuti persyaratan prosedural ISA sendiri, Chng Suan Tze dan tiga lainnya meminta pengadilan untuk memerintahkan pembebasan mereka.

Pada bulan Desember 1988, pengadilan tertinggi di Singapura memutuskan bahwa Pemerintah telah gagal mengikuti prosedur hukum dalam Undang-Undang Keamanan Internal ketika menahan empat pembangkang yang ditangkap dan ditahan di pusat penahanan pemerintah yang agak kejam di Whitely Road. Keempat pembangkang, termasuk Chng Suan Tze, membawa kasus mereka ke Pengadilan Tinggi, yang memerintahkan pembebasan mereka, dengan dalih, “Semua kekuasaan memiliki

Page 54: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

44 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

batasan hukum dan rule of law menuntut bahwa pengadilan harus dapat memeriksa pelaksanaan kekuasaan diskresi.” Enam minggu setelah pengadilan menjatuhkan putusan perkara Chng Suan Tze, pemerintah mengusulkan amandemen konstitusi yang mencabut kewenangan pengadilan untuk melakukan peninjauan kembali dalam kasus serupa di masa depan. Dengan cermat dan tepat mengikuti aturan konstitusional mereka, amandemen berhasil diputuskan hanya dalam 9 hari sejak diajukan pertama kali di hadapan. Sebagai efek, amandemen tersebut menggulirkan doktrin peradilan dalam kasus-kasus keamanan internal kembali ke standar yang ditetapkan dalam kasus 1971, yang mendahului perkara Chng Suan Tze dan perkara Ong Ah Chuan. Amandemen-amandemen ini juga menghapuskan hampir semua jalan banding bagi mereka yang ditangkap berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal, dan amandemen-amandemen itu juga menghentikan semua upaya pemeriksaan banding ke Privy Council.

Penerimaan pengadilan terhadap kerangka kerja PAP dapat dilihat sebagai persetujuan implisit dari kebijakan exceptionalism yang sangat mendasar terhadap aturan PAP. Daripada berfokus pada hak-hak sipil-politik, fokus dari tahun 1959 hingga 1990 adalah pada hak-hak sosio-ekonomi.37 Pengadilan telah membentuk hukum untuk masyarakat di Singapura, dan bahwa perdebatan politik seperti di banyak demokrasi liberal Barat adalah “kutukan” ke sistem politik Singapura. Pada pendekatan ini, hubungan antara lembaga peradilan dan eksekutif kemudian menjadi lebih dekat dan menghasilkan penerimaan rule of law di mana peradilan telah menormalkan, melegitimasi, dan meningkatkan keadaan yang diinginkan oleh pemerintah. “Hubungan dekat dan konsultatif ” antara eksekutif dan peradilan mungkin lebih baik dicirikan sebagai

37Thio, op.cit., hlm. 11.

Page 55: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

45Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

pembagian kekuasaan di dalam eksekutif, daripada pemisahan kekuasaan yang lebih luas. Ini tidak berarti bahwa ada gangguan eksekutif langsung dan disengaja dengan (atau konsultasi tentang) pengambilan putusan peradilan. Sebaliknya, normalisasi yudisial atas agenda eksekutif berlangsung lebih halus dan secara tidak langsung. Keadaan ini merupakan bagian dari rezim legalisme statisme: cabang-cabang pemerintahan tidak dipisahkan, tetapi dibagi. Kritik terhadap argumen ini, dilontarkan pada kenyataan bahwa sistem hukum Singapura memiliki legitimasi internasional, mengabaikan fakta bahwa legitimasi internasional ini sebagian besar didasarkan pada persepsi kepastian komersial dan kecepatan yang mengesankan untuk memproses klaim. Keprihatinan internasional umumnya tidak diarahkan pada hak-hak rakyat Singapura, dan mereka tidak melihat peradilan sebagai pihak yang memegang legitimasi internasional, tetapi sebagai untuk mewujdukan legalisme kosong.

Setelah awal kolonial dan kemudian awal darurat di tengah-tengah kekhawatiran pemberontakan komunis, kekuasaan eksekutif Singapura diperoleh dengan mengorbankan hak-hak ini dan dikenal sebagai rezim pengecualian. Kekuasaan eksekutif jauh dari kritik dan dibenarkan atas nama persatuan nasional dan ketertiban umum, sementara hak konstitusional sipil dan politik ditunda pemenuhannya. Namun, pengecualian ini telah menjadi norma, karena tidak pernah pemulihan kepada keadaan normal. Lembaga eksekutif tetap terisolasi dari setiap kritik politik atau pengawasan. Menggunakan pengadilan dan pencemaran nama baik dan contempt of court untuk membungkam oposisi melalui gugatan perdata dan penjatuhan denda daripada Undang-undang Keamanan Internal, telah menormalkan pengecualian ini.

Page 56: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

46 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Pengadilan telah mengakui bahwa hak atas kebebasan berbicara tidak dapat bersifat absolut.38 Sama seperti sirkulasi publikasi asing, kebebasan berbicara dipandang sebagai hak istimewa daripada hak.39 Sebagai contoh, polisi harus menyetujui semua pertemuan publik di Singapura, kecuali jika acara tersebut diadakan di bawah naungan pemerintah.40 Dalam yurisprudensi politik pencemaran nama baik di Singapura, telah ada penerimaan peradilan terhadap kebijakan eksekutif bahwa kebebasan berbicara harus berakhir di mana hak individu dimulai; bahwa kritik terhadap pejabat publik sehubungan dengan perilaku resmi mereka harus menghormati batasan yang ditetapkan oleh undang-undang larangan pencemaran nama baik.41 Meskipun serangan yang berapi-api mungkin ditujukan kepada pejabat publik, akan tetapi serangan tidak boleh melanggar hak untuk melindungi reputasi. Karena tingkat perlindungan seperti itu tidak ditentukan, maka dilakukan dengan mengorbankan hak-hak individu. Dengan cara ini, undang-undang pencemaran nama baik melindungi eksekutif dari kritik dengan cara yang mencerminkan sifat statis pengadilan Singapura. Pencemaran nama baik dalam yurisprudensi di Singapura berbeda dari yurisdiksi common law lainnya. Sedangkan di banyak yurisdiksi hukum umum lainnya, setiap pencemaran nama baik adalah pengorbanan yang diperlukan bagi politisi, karena tidak mendapatkan perlindungan karena alasan demokrasi. Meskipun demikian, di wilayah hukum tersebut, gagasan yang memasuki kehidupan publik termasuk asumsi risiko pengawasan publik menjadi berlaku. Pada pandangan ini, orang-

38Putusan Perkara Attorney General v. Lingle & Ors, 1995.39James Gomez, “Free Speech and Opposition Parties in Singapore”, Asia Reparteurs Journal,

Vol.5, 2005, hlm. 3. 40Lihat Public Entertainments and Meetings Act, 1959.41Michael Hor, “The Freedom of Speech and Defamation: Jeyaratnam Joshua Benjamin v.

Lee Kuan Yew”, Singapore Journal of Legal Studies, 1992, hlm. 542.

Page 57: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

47Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

orang terbaik harus tertarik mendukung kepemimpinan Singapura tanpa takut akan merusak reputasi mereka. Pendekatan berbeda diambil oleh lembaga peradilan untuk kebebasan berbicara mirip dengan kebebasan lain, seperti hak atas kebebasan beragama, yang dapat dibatasi jika pelaksanannya merugikan kepentingan umum. Pengadilan Singapura hanya menempatkan penggunaan selektif atas putusan-putusan pengadilan asing, dan menolak preseden asing dalam kaitannya pemeriksaan pencemaran nama baik. Di Singapura, telah diperdebatkan bahwa nilai kebebasan berbicara, khususnya untuk politisi oposisi, dibatasi melalui tekanan yang diciptakan oleh undang-undang pencemaran nama baik ini. Ini diperparah oleh dugaan ketakutan yang ditanamkan di media lokal untuk tidak menyebarluaskan komentar oposisi. Terlepas dari kekhawatiran ini, pengadilan Singapura merasa ada kebutuhan untuk melindungi reputasi pemerintah dan untuk mempertahankan stabilitas dan ketertiban, bahkan jika harus menciptakan landasan baru untuk kekuasaan eksekutif. Pengadilan Singapura merasa perlu memberikan perlindungan kepada eksekutif dengan harapan akan membantu fungsi eksekutif sehari-hari. Dalam konteks statisme dan perlindungan ini diberikan kepada eksekutif di mana pengadilan Singapura beroperasi.

Penggunaan kasus pencemaran nama baik oleh pemerintah di Singapura mungkin mengarah pada persepsi bahwa penggunaannya membungkam oposisi politik. Lee Kuan Yew berpendapat bahwa jika dia tidak melakukan penuntutan atas tindak pidana itu, maka apapun yang diluncurkan dari mulut setiap orang akan dianggap benar. Bagi Lee, mereka yang menuduh penuntutan pencemaran nama baiknya dirancang untuk membungkam oposisi berarti “tidak memahami seberapa siap tuduhan ketidakjujuran atau korupsi akan

Page 58: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

48 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

diyakini di wilayah di mana korupsi, kronisme, dan nepotisme masih menjadi wabah.”

Tuduhan pencemaran nama baik tidak hanya berlaku bagi figur atau pemberitaaan dalam negeri, akan tetapi juga terhadap penerbitan asing. Dalam putusan perkara Review Publishing Co Ltd v. Lee Hsien Loong, Far Eastern Economic Review, sebuah majalah berita berbahasa Inggris yang berbasis di Hong Kong, ditemukan telah mempublikasikan sebuah artikel yang memfitnah baik mantan Perdana Menteri maupun Perdana Menteri saat ini. Artikel ini sebagian besar didasarkan pada kritik terhadap pemerintah yang dilontarkan oleh Dr. Chee Soon Juan (Sekretaris Jenderal Singapore Democratic Party, partai oposisi), dan komentar tentang tindakan pencemaran nama baik yang dia hadapi pada saat itu. Tidak seperti beberapa publikasi asing yang dihadapkan dengan tindakan pencemaran nama baik, Far Eastern Economic Review melakukan serangan balik. Bloomberg, The Economist, dan FinanceAsia.com semuanya mengajukan permintaan maaf, membayar ganti rugi, dan mengganti biaya perkara atas Lee Kuan Yew setelah tuntutan pencemaran nama baik diluncurkan terhadap mereka di Singapura.

Para tergugat menyatakan bahwa kritik dan kata-kata lain yang dilontarkan menuduh Lee Kuan Yew telah menganiaya lawan-lawan politik di bawah undang-undang pencemaran nama baik yang usang yang mendukung keberadaan penggugat. Namun, para tergugat menyangkal bahwa kata-kata ini mengimplikasikan Lee Hsien Loong dengan cara apa pun, kecuali sejauh mereka mempresentasikannya, “sebagai korban budaya ayahnya yang tidak transparan.” Dalam penilaian ringkas, Hakim Woo Bih Li, menentang argumentasi tergugat. Para tergugat menyarankan bahwa harus ada pengadilan untuk memberikan keadilan kepada mereka, karena posisi penggugat; tetapi hakim mengatakan bahwa

Page 59: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

49Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

membiarkan hal ini terjadi akan menempatkan tergugat asing dalam posisi yang lebih menguntungkan daripada para tergugat lokal. Ini adalah posisi yang aneh, mengingat posisi kekuasaan yang dipegang oleh penggugat sebagai Perdana Menteri dan Menteri Mentor. Namun, pengadilan menemukan bahwa, dalam contoh ini, karena tergugat bukan warga Singapura, mereka tidak berhak menikmati kebebasan berbicara yang dijamin oleh konstitusi sehingga tidak perlu memutuskan pendekatan apa yang harus diambil oleh pengadilan untuk interpretasi kebebasan tersebut.

Perlu dicatat bahwa Singapura membuat pembatasan peredaran penerbitan asing. Lee Kuan Yew menuntut agar media beroperasi di Singapura untuk memperkuat dan tidak merusak nilai-nilai budaya dan sikap sosial pemerintah. Pada pandangan ini, kebebasan pers harus disubordinasikan dengan kebutuhan untuk mempertahankan integritas Singapura. Pemerintah akan mengambil “tindakan tegas” untuk memastikan kesatuan tujuan Singapura. Publikasi asing memerlukan izin untuk beredar di Singapura, dan Menteri Informasi, Komunikasi, dan Seni dapat memberi atau menolak persetujuan distribusi publikasi asing di Singapura tanpa menugaskan alasan apa pun. Untuk menggarisbawahi betapa seriusnya pemerintah dalam menjaga media asing di bawah pengawasan, larangan diberlakukan pada distribusi Far Eastern Economic’s Review setelah publikasi artikel dan penolakan Far Eastern Economic Review untuk mematuhi ketentuan baru yang diberlakukan. Dengan demikian, tampaknya tidak ada kepastian komersial (selain dari garis PAP) untuk perusahaan media asing yang beroperasi di Singapura, dan hak komersial mereka untuk membawa modal asing ke dalam ekonomi Singapura tidak ditegakkan. Khususnya, kurangnya kepastian komersial ini

Page 60: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

50 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

juga tidak konsisten dengan agenda ekonomi pemerintah untuk mendorong investasi internasional.

Meskipun pengadilan dapat terus mempertahankan reputasi Singapura, nampaknya beberapa terdakwa tidak memperoleh bantuan hukum yang cukup dalam persidangan di pengadilan Singapura. Meskipun bukan karena kekurangan penasehat hukum yang cukup berpengalaman atau terlatih, akan tetapi tak ada pengacara berpengalaman yang bersedia membantu kasus-kasus yang tidak populer secara politis. Ini adalah contoh utama dari pengaruh statistisme, rule of law yang tipis tentang berfungsinya sistem hukum Singapura. Menyangkal bantuan hukum yang memadai, keduanya memadamkan perbedaan pendapat dan lebih lanjut menunjukkan kekosongan klaim-klaim relativis budaya pemerintah.

Meskipun pemerintah Singapura mungkin berharap bahwa pesan kuat yang dikirim oleh pengadilan dalam putusan pencemaran nama baik dan penghinaan baru-baru ini akan mengendurkan perdebatan tentang sistem hukum Singapura, sepertinya yang terjadi adalah sebaliknya. Masalah pemberian bantuan hukum yang memadai ini mengingatkan kita pada cara yang sangat nyata dan konfrontatif dari implikasi praktis keputusan pengadilan terhadap rule of law Singapura. Masalah ini dapat ditempatkan dalam konteks yang lebih luas dari sekedar pemeriksaan perkara fitnah dan penghinaan baru-baru ini, tetapi juga mengacu upaya meningkatkan hubungan antara pengadilan, pemerintah, dan peran hukum di Singapura. Keputusan ini memberikan contoh bagaimana undang-undang pencemaran nama baik digunakan untuk mempromosikan kerangka prosedural yang diterima secara hukum di mana supremasi hukum dilemahkan.

Page 61: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

51Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

Dengan demikian, konfigurasi ketatanegaraan di Singapura dapat diungkapkan memiliki pemisahan kekuasaan yang sangat lemah, dengan Presiden selaku kepala negara, dan kemudian sebuah Parlemen di mana antara 93-100 persen dari semua kursi telah dipegang oleh satu partai sejak negara itu didirikan dan peradilan yang sangat dihormati, dikompensasi dengan sangat baik, dan sangat berbakat, namun, tersisa dengan ruang yang sangat kecil untuk mengembangkan pengujian konstitusional. Dengan penguasaan partai yang sudah sejak lama menguasai pemerintahan, mekanisme parlementer digunakan untuk membuka jalan amandemen konstitusi, terutama saat merespon putusan pengadilan yang tidak menguntungkan pemerintah.

D. Legi masi dan Pemilu Bebas

Meskipun tidak memiliki populasi yang sangat besar dan wilayah yang luas, sistem politiknya layak mendapat perhatian bukan hanya dari para sarjana di Asia Tenggara. Para pemimpin politik dan ekonomi di seluruh Asia dan kawasan berkembang lainnya menganggap negara kota ini sebagai “keajaiban ekonomi”, dan rezim otoriter seperti Vietnam dan Republik Rakyat Cina mungkin melihat model Singapura sebagai panduan untuk “membuka” ekonomi mereka sendiri.42 Setidaknya secara formal, Lee Kuan Yew menunjukkan bahwa pemerintahannya pada dasarnya “representatif” dan bahwa ia memperlakukan warga dari semua latar belakang etnis secara adil.43 Jika benar, pernyataan Lee menyiratkan bahwa pemilihan negara itu bebas dan adil. Orang

42Diane K. Mauzy, “The Challenge to Democracy: Singapore’s and Malaysia’s Resilient Hybrid Regimes,” Taiwan Journal of Democracy, Vol. 2, No. 2, 2006, hlm. 47-68.

43Lee Kuan Yew, 2000, From Third World to First: The Singapore Story, 1965-2000, New York: HarperCollins, hlm. 166, 254, 494.

Page 62: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

52 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

mungkin juga menyangka kelompok etnis di Singapura tidak bervariasi dalam perilaku politik mereka. Pada prinsipnya, hipotesis ini dapat diuji secara empiris. Namun penelitian ilmu sosial sebelumnya mengenai pemilihan umum Singapura hampir selalu bersifat kualitatif, menggambarkan undang-undang pemilihan dan hasil atau mencatat banyak peristiwa dan kepribadian kampanye, tetapi tidak bergantung pada metode statistik tingkat tinggi yang biasa digunakan dalam studi pemilu Amerika atau Eropa.44

Partai PAP telah memegang kekuasaan di Singapura sejak 1959, ketika Lee Kuan Yew pertama kali ditunjuk sebagai Perdana Menteri ketika Singapura adalah wilayah administratif Inggris dengan otonomi khusus. Lee mempertahankan jabatan (dan PAP juga mempertahankan kendali) selama periode singkat ketika Singapura adalah menjadi bagian Federasi Malaysia (dari 1963 hingga melepaskan diri dari federasi pada 1965). Pada dekade-dekade awal Singapura pasca kemerdekaan, hasil pemilu bahkan lebih suram bagi partai-partai oposisi; 1965-1980, tidak seorang pun kandidat oposisi terpilih. Jumlah terbesar kemenangan oposisi terjadi pada tahun 1991, ketika lawan-lawan dari PAP berhasil memenagkan 4 kursi. Bahkan pada tahun itu, PAP hampir tidak terancam karena masih mempertahankan kontrol dari 32 daerah pemilihan. Pada tahun 1980, titik pusat representasi elektoral oposisi, PAP mencapai kemenangan di semua 75 daerah pemilihan negara, yang sebagian besar bahkan tidak diperebutkan oleh oposisi. Merenungkan sejarah “kesuksesan pemilihan” spektakuler oleh PAP, seorang pengamat luar mungkin tergoda untuk mempertanyakan keadilan dari kontes politik semacam itu. Orang asing yang hanya memiliki pengetahuan minim tentang Singapura mungkin akan

44Misalnya C. Paul Bradley, “Leftist Fissures in Singapore Politics,” Western Political Quarterly, Vol.18, No. 2, 1965, hlm. 292-308

Page 63: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

53Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

membandingkan pemilihan negara itu dengan pemerintahan kediktatoran partai tunggal seperti Mugabe di Zimbabwe45, Lukashenko di Belarus46, atau bahkan Fidel Castro di Kuba47, bukannya membandingkan keberadaan satu partai yang menonjol seperti Jepang48 atau Swedia. Bagaimana, kemudian, pemilihan umum Singapura dapat berlanjut satu dekade ke decade berikutnya untuk menghasilkan kemenangan yang tidak seimbang bagi PAP ?

Sejak 1965 telah ada 11 Pemilu di Singapura, dan di masing-masing tahap ini PAP mempertahankan kekuasaan dengan dukungan 60-87% suara rakyat. Penampilan yang kuat itu telah diperkuat secara signifikan ketika diterjemahkan ke dalam kursi di Parlemen: Total suara berkisar antara 70 hingga 87 persen dalam empat pemilihan pertama yang diterjemahkan ke dalam 100 persen kursi di Parlemen. Dan, meskipun tidak pernah di bawah 60 persen, keterwakilan PAP di Parlemen tidak pernah di bawah 93 persen.

PAP telah memenangkan 100 persen kursi di Parlemen di masing-masing dari 4 pemilihan umum pertama (1968, 1972, 1976, dan 1980). Karena itu, ketika kehilangan 2 kursi pada tahun 1984, seketika menjadi goncangan yang nyaris tak terbayangkan. Tetapi ketika persentase suara rakyat diperhitungkan, tingkat kepanikan di Partai lebih mudah dipahami. Setelah memenangkan 87 persen suara populer pada tahun 1968, tetapi turun menjadi 70 persen pada tahun 1972, PAP terus mendapatkan kembali popularitasnya, meningkat menjadi 74 persen pada tahun 1976

45James R. Arnold dan Roberta Wiener, 2007, Robert Mugabe’s Zimbabwe, Brookfield, CT: Twenty-First Century Books.

46Margarita M. Balmaceda, James I. Clem, dan Lisbeth I. Tarlow, (Editors), 2003, Independent Belarus: Domestic Determinants, Regional Dynamics, and Implications for the West, Cambridge, MA: Harvard University Press

47Susan Eckstein, 2003, Back from the Future: Cuba under Castro,London: Routledge.48Ethan Scheiner, 2005, Democracy without Competition in Japan: Opposition Failure in a

One-Party Dominant State, New York and Cambridge, England: Cambridge University Press, 2005.

Page 64: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

54 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

dan 78 persen pada tahun 1980. Dan kemudian datang tahun 1984, ketika popularitas partai itu menurun menjadi 65 persen.

Ada lebih dari 20 partai politik oposisi yang terdaftar di Singapura dan segelintir yang saja secara konsisten memperoleh lebih dari seperempat suara dalam pemilihan umum Singapura sejak 1984. Beberapa komentator percaya bahwa oposisi juga penting dalam menjalankan peran penting ”checks and balances”, yang secara teoritis mengekang segala ekses otoriter yang mungkin ingin digoda oleh partai penguasa. Meskipun peran oposisi digambarkan lemah di Singapura, kehadirannya yang berkelanjutan sampai batas tertentu berfungsi untuk melegitimasi demokrasi Singapura. Pada periode sebelum Partai Aksi Rakyat (PAP) berkuasa, ada lingkungan politik yang lebih bebas yang lebih kondusif bagi kegiatan kebebasan berbicara yang umumnya terkait dengan demokrasi multi-partai. Singapura adalah unik dalam arti bahwa Konstitusi Pasal 14 tentang hak-hak dimulai dengan berfokus pada pembatasan kebebasan berekspresi di mana hak kebebasan berekspresi sendiri terdegradasi ke peran sekunder. Oleh karena itu, di Singapura, hak atas kebebasan berekspresi tidak mutlak, tetapi dapat dibatasi oleh Parlemen, yang memiliki kekuasaan untuk mengatur pembatasan kebebasan ini. Karena itu, Parlemen, dan bukan pengadilan, menentukan sejauh mana kebebasan yang dijamin oleh Konstitusi. Aktivis hak asasi manusia, sarjana asing, dan pemimpin oposisi Singapura menunjukkan sejumlah praktik yang dapat merugikan kandidat non-PAP.

Partai oposisi saat ini beroperasi di lingkungan komunikasi yang terbatas. Peraturan pemilu terus direvisi dan diperketat, penggalangan dana partai politik hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu, inovasi konstitusional dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan partai-partai oposisi, gerakan serikat

Page 65: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

55Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

buruh nasional terkait dengan partai yang berkuasa, organisasi akar rumput diawasi secara politik, dan media dikontrol secara langsung, diintimidasi, atau dipantau dengan swa-sensor. Dalam lingkungan yang terbatas seperti itu, salah satu metode yang terbuka bagi partai oposisi adalah penggunaan komunikasi verbal langsung untuk menyampaikan pesan mereka kepada kelompok kecil dan besar orang. Namun, keberadaan beberapa undang-undang utama, yang telah direvisi selama bertahun-tahun, memang berdampak pada penggunaan efektif komunikasi verbal langsung oleh pihak-pihak oposisi. Penting untuk memahami bahwa aturan semacam itu berlaku sama untuk semua partai politik, tetapi dalam kenyataannya partai-partai oposisi paling dirugikan oleh aturan-aturan ini. Seringkali ada pengecualian untuk partai yang berkuasa di pemerintahan; sebagai alternatif, partai yang berkuasa menggunakan semua alat komunikasi yang dapat digunakan untuk mengendalikan pembicaraan; ini adalah keuntungan yang tidak dinikmati oleh partai oposisi. Untuk komunikasi politik langsung, partai-partai oposisi telah ditolak izin untuk mengadakan acara publik atau untuk membuat pidato politik; mereka dituntut dengan pencemaran nama baik pejabat PAP baik selama maupun di luar periode pemilu; apalagi mereka sering berisiko ditangkap. Bahkan ketika mereka terpilih menjadi anggota parlemen, waktu bicara mereka terbatas dan pidato mereka tidak dilindungi.

Selama beberapa dekade terakhir, PAP telah mampu menggunakan undang-undang untuk membatasi oposisi untuk berkomunikasi langsung berskala besar. Pembatasan semacam itu mempengaruhi politisi oposisi yang terpilih dan yang tidak terpilih. Selama bertahun-tahun, politisi oposisi telah mengalami sejumlah kesulitan yang terkait dengan lisensi hiburan. Para pemimpin oposisi pertama-tama melanggar Undang-Undang karena memang

Page 66: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

56 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

dianggap melakukan kesalahan, tetapi setelah itu, undang-undang itu dilanggar dengan sengaja, terutama melalui tindakan pembangkangan sipil Chee Soon Juan dari SDP. Argumen-argumen para pemimpin oposisi di pengadilan bahwa pidato-pidato dan pertemuan-pertemuan politik mereka bukan merupakan ‘hiburan’ yang menyebabkan amandemen terhadap Undang-Undang pada tahun 2000, dan untuk penggantian namanya menjadi Undang-Undang tentang Kehadiran dan Pertemuan Publik (PEMA) dengan jumlah yang lebih besarIzin diperlukan untuk acara seperti acara politik luar ruang, tetapi jarang atau tidak pernah dikeluarkan untuk partai oposisi. Penolakan izin telah untuk demonstrasi non-pemilu, makan malam dengan tema politik, dan pawai.

Perubahan dan amandemen UU dilakukan ketika serangkaian kegiatan pembangkangan sipil dilakukan oleh sekretaris jenderal Partai Demokrat Singapura Chee Soon Juan untuk menyoroti sifat inkonstitusional dari Undang-Undang Hiburan Publik. Dua dari aksi-aksi ini terjadi di Rafbec Place. Yang pertama adalah pada 29 Desember 1998, ketika Chee diberi tanggung jawab untuk memberikan ceramah tanpa lisensi. J. B. Jeyaretnam, yang mewakili Chee di pengadilan atas insiden 29 Desember 1998, menulis surat kepada presiden pada Januari 1999, dengan alasan bahwa pembicaraan Chee bukanlah hiburan publik. Dia juga menegaskan bahwa undang-undang sudah ”’melanggar hak-hak Dr Chee sebagai warga negara, serta hak konstitusional setiap warga negara Singapura untuk kebebasan informasi dan berserikat dan dia lebih jauh berpendapat bahwa itu adalah kasus yang sangat tepat untuk dirujuk ke Mahkamah Konstitusi.” Meskipun demikian, argument tersebut tidak diterima, dan Chee diadili di pengadilan. Di sana, Chee mengatakan hak konstitusionalnya untuk kebebasan berbicara “dilanggar oleh persyaratan untuk izin berbicara di depan

Page 67: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

57Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

umum”, dan Jeyaretnam mengatakan kepada pengadilan bahwa pelanggaran Chee “bukanlah ruang lingkup undang-undang akan tetapi terkait dengan konstitusi sehingga tuntutan harus dibatalkan.” Namun hakim mengatakan bahwa pengadilan tak berwenang menangani persoalan ini karena ketiadaan pengujian konstitusional jika isu tersebut diarahkan kepada pelanggaran konstitusi. Hakim kemudian menolak argumen Chee bahwa undang-undang itu tidak konstitusional, dan Chee memilih untuk menghabiskan tujuh hari di penjara daripada membayar denda sebesar S $ 1.400.

Pada bulan Maret, Chee diadili karena kembali melanggar Undang-Undang dengan membuat pidato pada tanggal 5 Januari 1999, di lokasi serupa. Dia dinyatakan bersalah melanggar undang-undang dan dijatuhi pidana denda S $ 2.500. Sekali lagi dia menolak membayar denda dan memilih penjara 12 hari sebagai gantinya. Selain itu, pejabat SDP Wong Hong Toy dinyatakan bersalah membantu Chee dan dijatuhi pidana denda S $ 2.400. Keduanya mengajukan banding atas putusan tersebut dan mengajukan permintaan untuk mendebat kasus mereka di hadapan Pengadilan Tinggi Singapura. Kasus-kasus ini membuat berita internasional dan menjadi fokus advokasi banyak organisasi internasional.

Chee menjadi lebih banyak berurusan dengan pihak berwenang setelah dia secara terbuka menyatakan bahwa polisi telah menolaknya untuk mengadakan dua rapat umum pada akhir tahun 1999. Dia menuduh mereka “mendiskriminasi dan melanggar hak kebebasan berpendapat setelah menolak memberikan izin melakukan unjuk rasa pada bulan Agustus. Dalam sebuah surat ke Kementerian Dalam Negeri, Chee mengatakan pejabat dan anggota parlemen dari PAP yang berkuasa “secara rutin memberikan

Page 68: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

58 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

pidato politik” dan bertanya ‘Mengapa undang-undang tidak memperlakukan semua pihak secara setara?”

Terkait dengan kasus ini adalah bahwa J.B. Jeyaretnam pada tahun 1997, menghadapi 9 gugatan pencemaran nama baik oleh 11 menteri PAP dan anggota parlemen karena mengatakan pada rapat umum pemilu bahwa Tang Liang Hong baru saja menyerahkan dua laporan polisi yang dibuat oleh Tang Liang Hong melawan Goh Chok Tong dan rakyatnya. Hakim di persidangan membuktikan bahwa kata-kata Jeyaretnam bersifat pencemaran nama baik karena memiliki makna yang jauh lebih rendah daripada yang diklaim oleh Goh. Hakim memberikan Goh 10 persen tuntutan ganti kerugian S $ 200.000 yang diklaimnya, dan juga memerintahkan Jeyaretnam membayar 60 persen dari biaya perkara Goh (Low et al. 1997). Jeyaretnam pada bulan April 2002 secara resmi meminta maaf kepada Lee Kuan Yew dan anggota PAP lainnya untuk pernyataan yang dibuat selama kampanye tahun 1997. Sebagai ganti permintaan maaf, semua bersedia mencabut pengaduan pencemaran nama baik dan membatalkan tuntutan pencemaran nama baik. Pembatalan itu sesungguhnya tidak memilik makna karena Jeyaretnam dalam perkembangan yang sama sudah dinyatakan pailit pada tahun 2001 dan kehilangan kursinya di Parlemen. Jeyaretnam telah kehilangan banding terakhir terhadap putusan kepailitan, karena terlanjur meladeni gugatan oleh pejabat PAP yang mengklaim bahwa dia telah memfitnah mereka di koran milik Worker’s Party pada tahun 1995, ketika Jeyaretnam menjadi pemimpin redaksi. Sebuah artikel di sana telah mengkritik penyelenggara kampanye yang mempromosikan penggunaan bahasa Tamil. Sesuai dengan hukum Singapura, kepailitan menyebabkan seseorang dilarang memegang jabatan publik.

Page 69: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

59Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

Meskipun tidak ada pemimpin oposisi yang pernah dieksekusi di Singapura sejak kemerdekaan, beberapa telah mengalami berbagai kemalangan setelah PAP memandang mereka sebagai ancaman. Tiga tahun setelah Barisan Sosialis (Front Sosialis) memenangkan Chia Thye Poh di daerah pemilihan Jurong pada tahun 1963, polisi Singapura menangkapnya di bawah Undang-Undang Keamanan Internal dan menahannya di penjara sampai 1989. Setelah pengacara dan calon Partai Pekerja Joshua Benjamin Jeyaretnam mengalahkan PAP pada pemilu tahun 1981 daerah pemilihan Anson, dia dipenjara sebentar oleh pemerintah karena penipuan, dia dipecat, dan akhirnya dia digugat kepailitan oleh para pemimpin PAP. Pada pemilihan umum 1992 di Marine Parade, Dr. Chee Soon Juan adalah kandidat Partai Demokrat Singapura yang mengumpulkan hampir seperempat suara pemilih, menantang kandidat PAP yang dipimpin oleh perdana menteri saat itu, Goh Chok Tong. Pada tahun berikutnya, Chee dipecat sebagai dosen Universitas Nasional. Pemerintah kemudian mengirimnya ke penjara 4 kali dan membekukan parspor, untuk kemudian dilanjutikan dengan gugatan kepailitan.

Kritik terhadap sistem pemilu juga menunjuk pada penyensoran publikasi internasional serta media domestik yang tidak disukai oleh partai yang berkuasa. Dengan demikian, pemerintah mencegah perselisihan dengan membekuikan suara-suara oposisi. Batasan kedua pada komunikasi politik adalah batas keras pada berapa lama kampanye pemilihan dapat berlangsung: hanya sembilan hari. Kandidat oposisi dengan demikian memiliki sedikit waktu untuk menguraikan pandangan mereka. Jadwal pemilu lazimnya diumumkan mendadak dan bisa hanya dalam 2 minggu, sekali lagi ini merupakan usaha serius menghalangi politisi non-PAP untuk memobilisasi dukungan politik. Pemerintah

Page 70: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

60 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

mengancam kepada mereka yang tinggal di perumahan yang disediakan oleh negara untuk menunda perbaikan, jika mereka nekat menyokong oposisi. Dan, meskipun para pejabat pemilu konon tidak melacak identitas pemilih, surat suara yang dipilih ditandai dengan nomor pendaftaran pemilih, sangat mungkin mengintimidasi warga yang sedang mempertimbangkan suara terhadap PAP.

Meskipun Lee Kuan Yew mengklaim bahwa peluang ekonomi Singapura terbuka bagi semua kelompok etnis, masyarakat secara efektif dikelompokkan menjadi tiga lapisan utama. Di bagian atas adalah 75 persen penduduk yang etnis Cina (biasanya etnis Fujian, Kanton, atau Hakka). Penghasilan bulanan rata-rata mereka pada tahun 2006 adalah Sg $ 6.520, dan 10,8 persen dari warga China adalah lulusan universitas pada tahun 2000. Lapis berikutnya adalah 9 persen etnis India (umumnya orang Tamil). Penghasilan mereka (S $ 5.940 / bulan pada tahun 2006) dan pencapaian pendidikan hampir mencapai orang Tionghoa (8,1 persen lulusan universitas pada tahun 2000). Akhirnya, orang-orang Melayu menjadi lapis paling bawah, mencapai 14 persen dari populasi dan terdegradasi menjadi hampir setengah pendapatan bulanan rata-rata (Sg $ 3,850 pada tahun 2006) dan seperlima yang menikmati pendidikan (1,8 persen lulusan universitas pada tahun 2000) dibandingkan etnis China.

Sementara orang Melayu tampaknya telah menjadi kelompok etnis yang paling mungkin menentang PAP yang didominasi orang Tionghoa dalam beberapa dekade pertama Singapura pasca kemerdekaan, desegregasi selanjutnya mungkin telah menumpulkan solidaritas etnopolitik orang Melayu. Di tempat mereka telah muncul generasi pemimpin oposisi berikutnya, seperti Chee Soon Juan, yang berpendidikan tinggi, kelas menengah, dan etnis

Page 71: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

61Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

China. Sebagaimana diprediksi oleh teori modernisasi, penciptaan kelas menengah yang besar tampaknya mengancam kemampuan PAP untuk memonopoli kekuatan politik. Tidak lagi bersedia diperlakukan seperti “anak-anak” oleh generasi pemimpin PAP yang lebih tua, anak-anak muda China saat ini telah menunjukkan tanda-tanda pemberontakan ringan seperti mendengarkan musik anti-pemerintah49 atau duduk di lantai kereta MRT.

Lee dan para elit Partai khawatir bahwa kemampuan mereka untuk meyakinkan publik agar menerima pemerintahan represif mereka telah menurun. Karena hilangnya era pasca Perang Dunia II lenyap dari ingatan, konflik yang lama dikhawatirkan terjadi, peringatan PAP gagal terwujud, dan, mungkin yang paling penting, seiring pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran yang menyebar, ruang yang sangat kecil mulai terbuka untuk pertumbuhan partai oposisi. Ini hanya didorong, Lee dan para elit Partai yakin, dengan fakta bahwa dalam jangka panjang perdamaian dan kemakmuran mendorong pergolakan-pergolakan. Ini adalah sesuatu yang sudah lama dikhawatirkan Lee.

Meskipun ia tentu saja tidak ingin mengambil risiko keuntungan Singapura dengan menyerahkan kekuasaan yang nyata kepada oposisi apa pun di Parlemen, Lee dan pemimpin PAP bertekad untuk membawa segelintir tokoh yang mapan dari luar arena politik ke Parlemen. Itu akan membawa efek yang dekat dengan oposisi tetapi dengan sedikit risiko. Cara pertama yang mereka kembangkan untuk melakukan ini adalah menciptakan posisi baru melalui utusan golongan. Sebanyak 3 orang dan sekarang paling banyak mencapai 9 orang, posisi ini diangkat dari para calon legislatif yang gagal memperoleh suara untuk

49Phua Siew Chye dan Lily Kong, “Ideology, Social Commentary and Resistance in Popular Music: A Case Study of Singapore,” Journal of Popular Culture, Vol.30, no. 1, 1996, hlm. 215-231.

Page 72: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

62 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

menduduki kursi parlemen. Suara-suara oposisi akan terwakili mereka dan mereka akan memperoleh hak-hak anggota parlemen kecuali menyangkut undang-undang cadangan, undang-undang keuangan, amandemen konstitusi, mosi tidak percaya kepada pemerintah, dan prosedur pemecatan Presiden dalam masa jabatan.

Utusan Golongan diperkenalkan setelah Pemilihan Umum 1984, yang dilihat oleh banyak orang sebagai bencana PAP. Pada tahun 1990, Partai merasa cengkeramannya semakin melonggar. Hanya beberapa bulan sebelum Lee Kuan Yew mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri, Partai memperkenalkan cara kedua untuk membawa pada suara oposisi melalui pengangkatan anggota parlemen tidak melalui pemilihan tetapi penunjukkan. Mereka diambil dari kalangan nonpolitisi seperti orang-orang terkemuka, kalangan pelaku usaha, tokoh komunitas, pemimpun buruh, yang bisa memberikan perspektif baru dalam proses politik tetapi tidak secara tegas berperan sebagai oposisi. Mereka menikmati hak-hak parlementer kecuali hal-hal yang berlaku juga bagi Utusan Golongan.

Ada sedikit keraguan bahwa PAP dapat terus memegang mayoritas yang solid di Parlemen bahkan tanpa inovasi-inovasi ini, jadi mengapa harus begitu bersusah payah? Jika kursi PAP di Parlemen tergantung pada pemilu, maka mereka tidak akan mampu melewati amandemen konstitusi di lima dari sebelas Parlemen yang telah terbentuk sejak Pemilihan Umum pertama di 1968 dan baru saja membuatnya menjadi keenam. Gabungkan itu dengan elitisme PAP yang mendalam dan perubahan generasi yang tidak dapat dihindari pada 1990-an, dan tentu saja ada logika untuk dilihat. Rekruitmen parlemen nonelectoral bukan satu-satunya cara penting di mana evolusi oposisi telah tumpul di Singapura. Alat yang jauh lebih efektif adalah tuntutan keperdataan dan ketentuan

Page 73: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

63Rule of Law, Politik, dan Legitimasi Kekuasaan

kepailitan. Menuntut pembangkang karena pencemaran nama baik atau menuduh melakukan penggelapan pajak, jauh lebih mudah dilakukan daripada melemparkannya ke penjara, dan itu sama efektifnya. Di Singapura, hanya mereka yang mau mengambil risiko merusak keuangan berani menantang pemerintah secara terbuka. Anggota Parlemen di Singapura kehilangan kursi mereka dan dilarang mencalonkan diri untuk jabatan selama lima tahun jika mereka dihukum karena tindak pidana dengan denda lebih dari S $ 2000. Para anggota parlemen juga akan dipecat jika mereka dinyatakan pailit.

Pengaturan seolah-olah memberikan kesan yang baik karena para pelaku kejahatan seharusnya tidak menulis undang-undang, dan mereka yang keuangan pribadinya berada dalam tunggakan yang besar menimbulkan risiko korupsi yang terlalu besar untuk memegang jabatan. Selama bertahun-tahun, gugatan perdata untuk pencemaran nama baik terhadap pejabat pemerintah yang dikombinasikan dengan pidana denda untuk pelanggaran seperti berbicara tanpa izin telah mengakibatkan pemecatan (dan larangan dari mencalonkan diri untuk jabatan) untuk setidaknya 4 kandidat oposisi utama: J.B. Jeyaretnam ( dituntut berulang kali karena pencemaran nama baik dan kepailitan), Wong Hong Toy (dihukum dan didenda lebih dari S $ 2000 untuk pelanggaran kampanye), Tang Liang Hong (dituntut karena pencemaran nama baik) dan Chee Soon Juan (dituntut karena pencemaran nama baik dan dihukum karena berbicara di depan umum tanpa izin). Mereka adalah figure yang menjanjikan, memimpin kandidat oposisi. Semua dilarang berkompetisi dalam pemilu. Tidak ada yang dipenjarakan atau disakiti secara fisik. Meskipun pemilu Singapura tampaknya bebas dari kecurangan dan kekerasan, tapi

Page 74: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

64 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

tidak pernah menghasilkan keyakinan persetujuan rakyat untuk jalannya pemerintahan. Singapura memiliki penilaian buruk soal ini.

D. Penutup

Singapura memiliki sejarah singkat sebagai Negara berdaulat. Tidak seperti yang lain, orang Singapura tidak memiliki sejarah panjang, nenek moyang yang sama, atau rasa persatuan yang lahir dari revolusi berdarah. Kesempatan yang sama untuk semua, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau status sosial, ras, bahasa, atau agama. Meritokrasi. Intoleransi terhadap korupsi. Komitmen untuk perdagangan bebas dan sistem pasar. Di atas segalanya, tekad untuk mengembangkan Singapura, memberikan kehidupan yang lebih baik kepada warga Singapura untuk bertahan hidup dan berhasil melawan rintangan.

Di Singapura, PAP adalah partai politik yang dominan, yang kuat karena posisi sentral di negara itu, memenangkan pemilihan reguler tetapi tidak terlalu kompetitif. Dalam posisi terdepan ini, PAP telah berusaha, sebagian besar berhasil, untuk mengaktifkan depolitisasi. Munculnya media baru telah memfasilitasi repolitisasi masyarakat sipil Singapura. Pada saat yang sama, prinsip hukum dan rule of law harus diterapkan dengan kepraktisan represif. Tidak ada gunanya memiliki hukum yang indah, mewujudkan cita-cita paling mulia, hanya untuk melakukan hal lain dalam praktik. Konstitusi yang elegan dapat dengan mudah dimiliki, dan tidak sulit ditemukan. Yang penting adalah bagaimana hukum berlaku dalam praktik. Ujian paling benar dari keberhasilan hukum, dari rule of law, terletak pada manfaat yang dihasilkannya bagi masyarakat dan individu.

Page 75: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

65

BAB III

DEMOKRASI TANPA MULTIPARTAI DAN KEPEMIMPINAN DINASTI

(KASUS BANGLADESH)

A. Pendahuluan

Pemerintahan Bangladesh secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Bangladesh, menjalankan demokrasi multipartai, sistem perwakilan, negara kesatuan, dan parlemen unicameral. Lembaga perwakilan ini dikenal sebagai Jatiyo Sangsad.50 Jatiyo Sangsad terdiri 300 anggota, dengan mayoritas kursi dialokasikan untuk perwakilan yang dipilih secara langsung, dan juga termasuk kursi yang disediakan untuk perempuan. Pemerintahan parlementer Bangladesh dijalankan sejak tahun 1991, dengan pemilihan umum secara teratur dilakukan sesudahnya, kecuali tahun 2007 ketika darurat nasional diproklamasikan oleh pemerintah sementara yang didukung oleh militer.51 Mahkamah Agung Bangladesh terdiri dari dua cabang yaitu Divisi Pengadilan Tinggi (High Court Division) dan Divisi Banding (Appellate Division).

Pemisahan India yang belum merdeka meninggalkan Bangladesh sebagai bagian dari pemerintahan Pakistan. Setelah mengamankan kemerdekaan pasca Perang Pembebasan Bangladesh, pada tahun 1971, Bangladesh didirikan sebagai republik

50Konstitusi 1972, Pasal 65.51Adeeba Khan, “The Politics Of Constitutional Amendments In Bangladesh: The Case Of The

Non-Political Caretaker Government, International Review of Law, Vol. 9, No. 5, 2015, hlm.163.

Page 76: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

66 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

parlementer. Pemerintahan presidensial beroperasi selama 15 tahun hingga tahun 1990, diwarnai kudeta militer oleh Khandaker Mushtaq Ahmed pada tahun 1975, diikuti oleh pengambilalihan berturut-turut oleh Letnan Jenderal Zia-ur-Rahman dan Jenderal Hussain Muhammad Irsyad pada tahun 1977 dan 1982. Pada tahun 1991, Bangaldesh kembali ke demokrasi parlementer, dipimpin oleh perempuan Perdana Menteri pertama, Khaleda Zia. Pada tanggal 11 Januari 2007, militer Bangladesh mempengaruhi keadaan darurat, dengan mendukung pemerintah sementara yang seolah-olah tidak memihak. Pemilihan umum sekarang diadakan sejak tahun 2008.

Konstitusi Bangladesh, yang disahkan pada tahun 1972, menetapkan Bangladesh sebagai pemerintahan yang demokratis, dan menjunjung tinggi doktrin supremasi konstitusi. Bab III berisi jaminan perlindungan hak-hak fundamental, antara lain menjamin kesetaraan di depan hukum, perlindungan terhadap diskriminasi atas dasar jenis kelamin, kasta, agama, dan sebagainya, kesempatan yang sama dalam pekerjaan public, kebebasan berpikir dan menyampaikan pendapat, dan memeluk keyakinan. Pasal 7 Konstitusi secara eksplisit mengaitkan doktrin kedaulatan rakyat dan bahwa pelaksanaan kekuasaan dilakukan organ-organ konstitusional tertentu harus diefektifkan sesuai batas-batas konstitusional. Pasal 142 Konstitusi menagtur bahwa tiap amandemen konstitudi dilakukan dengan cara yang mirip dengan mekanisme Konstitusi India, dengan antara lain menetapkan bahwa minimal 2/3 mayoritas Parlemen diperlukan untuk mengajukan usul, ditambah dengan persyaratan formal persetujuan Presiden sesudahnya. Selanjutnya, setiap pengabaian terhadap prosedur-prosedur ini akan membuat kekeliruan amandemen konstitusi. Menariknya, pada tahun 2011, dilakukan perubahan untuk

Page 77: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

67Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

mengakomodasi bahwa terdapat norma-norma tertentu dalam konstitusi yang tidak boleh diubah karena menyangkut struktur dasar.

Sistem kepartaian mengalami perubahan signifikan dalam empat dekade sejak kelahiran Bangladesh. Selama tiga tahun pertama pemerintahan demokratis (1972-1975), negara itu bergerak dari satu partai yang dominan ke sistem partai tunggal. Selama lima belas tahun kekuasaan militer (1975-1990) kita menyaksikan munculnya partai-partai politik yang disponsori oleh negara yang mempertahankan kendali kekuasaan pemerintah tetapi membiarkan banyak partai politik beroperasi dalam oposisi dengan kontrol ketat negara. Setelah pemulihan demokrasi elektoral pada tahun 1991, pada awalnya (1991-2001) sistem dominan dua partai kemudian berevolusi menjadi dua aliansi elektoral yang dipimpin oleh dua partai besar. Sejak 2014 negara ini tampaknya telah kembali ke sistem dominan satu partai.

B. Masa Rin san (1972-1975)

Pada saat kemerdekaan, Bangladesh memulai dengan sistem partai tunggal yang dominan. Liga Awami (AL) adalah partai yang dominan. Partai ini didirikan pada 1949 dan segera muncul sebagai suara nasionalis kaum Bengali. Partai ini mendapatkan dukungan rakyat dengan memperjuangkan otonomi daerah penuh untuk East Bengal (Bagian dari Pakistan) dan pengakuan Bangla sebagai bahasa negara. AL adalah mitra utama dari aliansi Juktofront yang menyapu pemilihan Majelis Provinsi tahun 1954 yang menghancurkan kekuasaan Liga Muslim (ML), partai yang memimpin Pakistan.

Pada 1960-an, AL memperluas basis dukungan melalui proposal otonomi yang lebih radikal, diluncurkan pada tahun

Page 78: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

68 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

1966 di bawah kepemimpinan karismatik Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman. Berkampanye pada agenda nasionalis Bengali, AL memenangkan kemenangan besar dalam Majelis Nasional (167 dari 169 kursi) dan pemilihan Majelis Provinsi (288 dari 300 kursi) tahun 1970, pemilihan bebas dan adil pertama yang diadakan dalam sejarah Pakistan. Mandat elektoral ini memberikan legitimasi kepada pemerintah yang dipimpin AL selama Perang Pembebasan Bangladesh pada tahun 1971 dan rezim AL pasca kemerdekaan pada tahun 1972.

AL, sekali lagi, memenangkan mayoritas dalam pemilihan parlemen pertama pada tahun 1973 dengan memenangkan 287 dari 300 kursi. AL menghadapi sedikit perlawanan dari partai politik lainnya. Partai yang menentang kelahiran Bangladesh, Jamaat-i-Islami (JI) dan Liga Muslim (ML) dilarang di bawah Pasal 12 dan 38 Konstitusi Bangladesh yang melarang partai berbasis agama. Penentangan utama terhadap AL lalu dilakukan oleh partai-partai kiri, dua faksi Partai Nasional Awami (NAP), Partai Komunis Bangladesh (CPB), partai komunis bawah tanah dan Jatiya Samajtantrik Dal (JSD) yang baru dibentuk tahun 1972 oleh faksi sempalan pemimpin sayap kepemudaan AL sendiri.

Terlepas dari dominasi AL dalam sistem pemilihan, pemerintah pindah ke sistem partai tunggal pada awal 1975. Partai itu bernama Bangladesh Krishak Shramik Awami League (BAKSAL). Semua partai politik, termasuk AL, dibubarkan dan anggotanya diminta untuk bergabung dengan BAKSAL. Tetapi percobaan dengan sistem partai tunggal hanya berlangsung singkat. Setelah pembunuhan Mujibur Rachman dan pengambilalihan kekuasaan negara oleh militer, semua kegiatan politik dilarang di bawah Undang-Undang Darurat Militer yang diumumkan pada bulan November 1975.

Page 79: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

69Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

Sebagaimana sudah ditulis di atas, pada pemilihan umum 1970 di Pakistan, Liga Awami pimpinan Sheikh Mujib memenangkan pemilihan umum Pakistan. Pemerintah militer di bawah Jenderal Yahya Khan Pakistan menunda penyerahan kekuasaan. Pada bulan Maret Mujib mengklaim telah menjadi kepala pemerintahan de facto di Pakistan Timur. Pada awal Perang Pembebasan Bangladesh dia ditangkap dari rumahnya oleh tentara Pakistan. Setelah kemerdekaan Bangladesh pada 16 Desember 1971, Sheikh Mujibur Rahman dibebaskan dari tahanan di Pakistan atas melalui London. Dia diterbangkan dari London, Inggris dan kemudian berhenti di India dalam perjalanan ke Bangladesh. Mujibur memimpin pemerintah sebagai Perdana Menteri Bangladesh selama tiga tahun.

Rachman kemudian menjadi Presiden Bangladesh. Dia mendirikan pemerintah persatuan nasional, BAKSAL, pada 7 Juni 1975 dengan melarang semua partai politik, dan pers independen. Dia adalah Ketua BAKSAL. Meskipun BAKSAL dimaksudkan untuk membawa stabilitas Bangladesh dan meningkatkan hukum dan ketertiban, kebijakan itu menciptakan permusuhan di kalangan birokrasi, militer dan masyarakat sipil. Mereka dan para pendukungnya menentang pemerintahan partai tunggal karena dianggap otoriter. Pemerintahan ditandai dengan penyensoran dan penyalahgunaan peradilan secara luas, dan ditentang oleh masyarakat sipil, intelektual, dan semua kelompok politik. Bangladesh sendiri dalam kekacauan ketika korupsi merajalela dan kekurangan makanan dan distribusi yang buruk menyebabkan bencana kelaparan. Nasionalisasi telah gagal menghasilkan kemajuan nyata. Itu adalah pemerintahan yang sangat lemah tanpa jalan yang jelas dan negara hampir bangkrut.

Sejumlah perwira militer kemudian membentuk aliansi yang direncanakan untuk menggulingkan pemerintah dan mendirikan

Page 80: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

70 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

pemerintahan militer. Mereka menentang pembentukan BAKSAL. Mereka juga memandang pemerintah terlalu takluk terhadap India dan menjadi ancaman bagi Angkatan Darat Bangladesh. Khondaker Mostaq Ahmed, menteri kabinet Liga Awami di bawah pemerintahan Mujib, setuju untuk mengambil alih kepresidenan. Pada pagi hari 15 Agustus 1975, aksi dilaksanakan. Militer menyerbu kediamaan Presiden Mujibur Rahman. Sheikh Kamal, putra Mujib, ditembak di ruang tamu lantai dasar. Mujibur diminta untuk mengundurkan diri dan diberi waktu untuk mempertimbangkan posisinya. Dia menelepon Kolonel Jamil Uddin Ahmad, kepala Intelijen Militer yang baru. Ketika Jamil tiba dan memerintahkan pasukan kembali ke barak, dia ditembak di gerbang. Mujibur lalu ditembak dan tewas. Penghuni lain yang tewas dalam serangan itu adalah Sheikh Fazilatunnesa Mujib, istri Mujibur (terbunuh di lantai atas); Sheikh Nasser, adik laki-laki Mujibur dan beberapa pelayan (di kamar kecil); Sheikh Jamal; Sheikh Russel (10 tahun); dan dua menantu perempuan dari Mujibur. Dua anak perempuan Mujibur lainnya, Sheikh Hasina dan Sheikh Rehana, sedang di Jerman Barat pada saat itu. Mereka dilindungi pemerintah India dan diterbangkan ke India. Dia tinggal di New Delhi, di pengasingan sendiri. Dia kembali ke Bangladesh pada 17 Mei 1981. Empat dari pemimpin pendiri Liga Awami, Perdana Menteri pertama Bangladesh, Tajuddin Ahmed, mantan Perdana Menteri Mansur Ali, mantan Wakil Presiden Syed Nazrul Islam dan mantan Menteri Dalam Negeri A. H. M. Qamaruzzaman, ditangkap. Tiga bulan kemudian, pada 3 November 1975, mereka dibunuh di Penjara Pusat Dhaka.

Khondaker Mustaq Ahmed mengambil kursi kepresidenan dan kemudian melakukan pemecatan terhadap Mayor Jenderal K M Shafiullah dan menunjuk Mayor Jenderal Ziaur Rahman menjadi

Page 81: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

71Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

Kepala Staf Angkatan Darat yang baru. Diperkirakan Rahman tahu tentang kudeta militer itu. Namun, kudeta 15 Agustus 1975 menyebabkan periode ketidakstabilan dan kerusuhan di Bangladesh dan meresahkan tentara. Mereka kemudian digulingkan oleh kudeta lain yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Khaled Mosharraf pada 3 November 1975. Mosharraf sendiri terbunuh dalam sebuah kontra pemberontakan empat hari kemudian pada tanggal 7 November. Pemberotnakan itu membiarkan Mayor Jenderal Ziaur Rahman berkuasa dan menegakkan hukum dan ketertiban.

Namun, kedisiplinan tentara telah benar-benar runtuh dan sulit untuk melucuti senjata para prajurit dan mengembalikan mereka ke barak-barak. Rahman menyadari bahwa gangguan oleh pemberontakan harus ditekan kuat jika disiplin harus dipulihkan di Angkatan Darat Bangladesh. Rahman menindas Jatiyo Samajtantrik Dal (JSD atau Partai Sosialis Nasional) di bawah pimpinan pensiunan tentara Letnan Kolonel Abu Taher dan Gonobahini. Abu Taher dijatuhi hukuman mati dan tokoh-tokoh partai lainnya dikirim ke penjara. Taher dieksekusi pada 21 Juli 1976. Rahman menjadi administrator darurat militer setelah mendudukan Hakim Sayem ke kursi kepresidenan pada 19 November 1976. Dia mencoba untuk mengintegrasikan angkatan bersenjata, memberikan pemulihan status yang sesuai dengan kualifikasi dan senioritas mereka. Sementara ini membuat marah beberapa veteran perang kemerdekaan, yang dengan cepat mencapai posisi tinggi setelah kemerdekaan pada 1971, Rahman mengirim para perwira yang tidak puas sebagai misi diplomatik di luar negeri untuk meredam kerusuhan. Rahman menjadi Presiden ke-7 Bangladesh pada 21 April 1977. Tahun-tahun kekacauan dari administrasi politik Liga Awami dan BAKSAL sebelumnya telah menyebabkan sebagian besar institusi negara Bangladesh berantakan, dengan

Page 82: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

72 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

ancaman internal dan eksternal yang konstan. Dengan asumsi kontrol penuh dari negara, Rahman memberlakukan darurat militer dan memperkenalkan reformasi besar-besaran untuk pembangunan negara.

Rahman memperkenalkan kembali politik multi-partai Pada tahun 1978, Jenderal Rahman mencalonkan diri dan memenangkan satu periode lima tahun sebagai Presiden. Pemilihan tahun depan diadakan untuk Majelis Nasional. Para penentang mempertanyakan integritas pemilu. Dia mengizinkan Sheikh Hasina, putri Sheikh Mujibur Rahman, untuk kembali ke Bangladesh pada tahun 1981. Selama masa kekuasaannya, Rahman dikritik karena perlakuan kejam terhadap para penentangnya di tubuh militer. Meskipun ia menikmati popularitas dan kepercayaan publik secara keseluruhan, rehabilitasi Zia terhadap beberapa orang paling kontroversial di Bangladesh menimbulkan oposisi sengit dari para pendukung Liga Awami. Di tengah spekulasi dan kekhawatiran kerusuhan, Rahman melanjutkan perjalanan ke Chittagong pada tanggal 29 Mei 1981 untuk membantu menyelesaikan sengketa politik daerah. Rahman dan rombongannya menginap di Chittagong Circuit House. Pada awal pagi tanggal 30 Mei, ia dibunuh oleh sekelompok perwira tentara. Juga terbunuh enam pengawal dan dua pembantu.

Rahman dihormati atas peran mengakhiri kekacauan tahun-tahun terakhir pemerintahan Sheikh Mujib dan membangun demokrasi dengan menghapuskan BAKSHAL (partai yang didirikan oleh Mujib). Di sisi lain, Rahman diserang oleh para pengeritiknya karena menekan oposisi. Beberapa pembunuh Syekh Mujibur Rahman dan keluarganya dikirim ke luar negeri selama masa jabatannya sebagai presiden. Dalam putusan Pengadilan Tinggi Dhaka dinyatakan bahwa perebutan kekuasaan oleh kudeta militer antara 1975 dan 1979, termasuk rezim militer Zia

Page 83: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

73Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

sebagai “melanggar hukum dan tidak konstitusional.” Undang-undang darurat militer yang diumumkan Zia, kekuasaannya pada kepresidenan pada 1977, dan referendum yang diadakan pada 1978 dinyatakan “tidak dikenal oleh konstitusi.” Namun, reformasi ekonomi Zia dikreditkan dengan membangun kembali ekonomi dan langkahnya menuju Islamisasi memberinya dukungan rakyat Bangladesh. Visi nasionalisnya juga menarik banyak orang yang membenci partai-partai politik lainnya yang diduga condong ke India dan Uni Soviet.

Ketika Zia dibunuh pada Mei 1981, Wakil Presiden Abdus Sattar sedang berada di rumah sakit dan secara otomatis menjadi Pjs Presiden Bangladesh. Berbicara kepada wartawan asing di Bangabhaban pada 4 Juni, ia mengumumkan bahwa pemilihan dilaksanakan dalam waktu 180 hari setelah kematian mantan presiden sesuai dengan konstitusi, untuk “menggagalkan konspirasi yang mengganggu proses demokrasi di negara ini.” Keadaan darurat diberlakukan. Tanggal pemilihan 21 September diundur menjadi 15 November, karena partai-partai oposisi menuntut lebih banyak waktu untuk berkampanye. Kekerasan terjadi ketika 12 perwira tentara dieksekusi karena terlibat dalam pembunuhan Zia. Sattar membentuk Dewan Keamanan Nasional sebaagi wadah Angkatan Bersenjata Bangladesh dapat berkontribusi terhadap pembangunan bangsa. Dia terpilih tanpa perlawanan sebagai Ketua Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) pada Januari 1982.

Akan tetapi, Sebuah kudeta tak berdarah yang dipimpin oleh kepala Angkatan Darat Bangladesh Hussain Muhammad Ershad menggulingkan pemerintahan Sattar pada tahun 1982. Pada pagi hari tanggal 24 Maret, kepala Angkatan Laut Bangladesh, Angkatan Udara Bangladesh, dan sekretaris militer Presiden memasuki Bangabhaban dan memaksa Sattar untuk menandatangani

Page 84: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

74 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

pernyataan melepaskan kekuasaan. Darurat militer dinyatakan. Sattar digantikan oleh pensiunan hakim A. F. M. Ahsanuddin Chowdhury. Dengan menangguhkan konstitusi dan membekukan partai politik, Ershad mengambil alih jabatan Presiden pada 11 Desember 1983 dengan menyingkirkan Chowdhury.

Sebuah payung besar partai-partai politik bersatu melawan Ershad. Khaleda Zia memimpin BNP, yang bersekutu dengan Liga Awami, yang dipimpin oleh Sheikh Hasina, dan Jamaat-e-Islami Bangladesh. Partai-partai Islam lainnya dan aliansi bergabung dengan barisan oposisi. Mereka menyerukan pemogokan dan protes yang melumpuhkan negara dan ekonomi. Meskipun parlemen dibubarkan, pemilihan baru diboikot oleh oposisi, termasuk Liga Awami dan Jamaat. Para mahasiswa meluncurkan kampanye oposisi yang semakin intensif, yang akhirnya memaksa Ershad untuk mundur pada 6 Desember 1990. Barat, yang telah mendukungnya selama hampir satu dekade, tidak lagi mendukungnya dalam rangka mengakhiri Perang Dingin yang efektif. Letnan Jenderal Nuruddin Khan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, tidak seperti pendahulunya Letnan Jenderal Atiqur Rahman, tidak mendukung Presiden. Ershad menunjuk Hakim Shahabuddin Ahmed membentuk pemerintahan sementara yang netral dan bersiap untuk pemilihan umum yang demokratis. Ini adalah inovasi yang tidak disediakan dalam konstitusi. Shahabuddin segera menempatkan Ershad ditahan, suatu tindakan yang dinyatakan ilegal pada tahun 1998 dalam sebuah kasus yang diajukan ke Mahkamah Agung. Namun Ershad divonis bersalah atas tuduhan terpisah dan tidak terkait sebelas tahun setelah penangkapan ini.

Dari uraian di atas, baik Zia maupun Ershad membentuk partai-partai yang disponsori negara dengan menggunakan patronase negara dan juga mesin-mesin negara, terutama badan-

Page 85: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

75Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

badan intelijen. Melarang sejumlah partai yang ada serta menarik pensiunan birokrat dan teknokrat sipil bergabung dengan partai-partai mereka. Untuk meningkatkan dukungan politik, baik Zia maupun Ershad menggunakan politik Islam dan merehabilitasi kelompok-kelompok Islam bawah tanah atau menjadi tidak aktif secara politik setelah Perang Pembebasan nasional tahun 1971.

Pada bulan Februari 1979, pemilihan umum untuk parlemen kedua diadakan di mana partai bentukan Zia, BNP, memenangkan 207 dari 300 kursi. AL, berpartisipasi dalam pemilihan pada saat-saat terakhir dan hanya memenangkan 39 kursi. Aliansi elektoral ML-IDL di mana JI adalah mitra mengamankan 20 kursi. JI sendiri memenangkan enam kursi. JSD mengamankan 8 kursi dan independen memenangkan 16 kursi. Meskipun dua belas partai diwakili di parlemen kedua, pemilihan, yang diselenggarakan di bawah rezim militer, tidak memiliki kredibilitas dan secara luas dianggap direkayasa oleh rezim. Partai-partai oposisi beroperasi di bawah kontrol ketat dan pemilihan diadakan ketika negara itu berada di bawah Darurat Militer. Setelah pembunuhan Zia pada bulan Mei 1981, janda Zia, Khaleda Zia dibujuk untuk menjadi ketua BNP pada tahun 1984 untuk mengadakan berbagai faksi partai bersama-sama. Sejak itu Khaleda tetap menjadi ketua BNP. Dia berhasil mengubah BNP dari partai yang disponsori negara menjadi partai oposisi saat dia mengambil keputusan untuk tidak berpartisipasi dalam pemilihan parlemen yang diselenggarakan oleh penguasa militer Ershad. Untuk pertama kalinya BNP terlibat dalam gerakan yang menuntut berakhirnya kekuasaan militer.

Ershad yang merupakan penguasa militer kedua (1982-1990) mengikuti jejak pendahulunya, Zia, dan mendirikan partai politiknya sendiri, Partai Jatiya (JP) pada tahun 1986, terdiri dari, sekali lagi, faksi-faksi yang memisahkan diri dari partai-partai yang

Page 86: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

76 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

ada dan beberapa pensiunan sipil dan pejabat militer. JP terdiri dari faksi-faksi yang berasal dari BNP, UPP dan ML. Setelah pembentukan JP, Irsyad menyelenggarakan pemilihan parlemen pada tahun 1986.

BNP memutuskan untuk memboikot pemilu tetapi AL, yang dipimpin sejak 1981 oleh Sheikh Hasina, putri bapak bangsa Mujibur Rahman, memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilihan. Hasina diundang menjadi Ketua AL untuk menghindari perpecahan di dalam partai. JI juga berpartisipasi dalam pemilihan, kali ini maju sendiri. Hasil pemilihan menunjukkan partai Ershad, JP memenangkan 153 dari 300 kursi umum. AL memenangkan 76, dan sepuluh diperoleh JI. Sebanyak 29 kursi lainnya dimenangkan oleh 8 partai lainnya. Independen memenangkan 32 kursi. Pemilihan ini juga dianggap penuh kecurangan. Sekali lagi, oposisi politik harus berfungsi dalam batas-batas yang ketat.

AL, yang awalnya berpartisipasi dalam pemilihan parlemen 1986, akhirnya mengundurkan diri dari parlemen sebagai awal untuk memulai demonstrasi jalanan melawan menuntut pengunduran diri rezim. Pada bulan Desember 1987, Ershad menyerukan pemilihan parlemen lainnya pada Maret 1988. Baik BNP dan AL memboikot pemilu ke parlemen keempat ini. JI juga tidak berpartisipasi dan bergabung dalam gerakan pro-demokrasi. Ini memungkinkan JI mendemonstrasikan kehadirannya sebagai pemain dalam politik jalanan dan partai ini mengkonsolidasikan posisinya dalam politik arus utama. Baik AL maupun BNP pada tahap itu tidak merasakan ketidaknyamanan dalam menghubungkan JI dalam gerakan anti-Ershad.

Hasil pemilihan parlemen keempat dapat diprediksi di mana JP memenangkan 251 dari 300 kursi. Tak satu pun dari partai-partai lain yang berpartisipasi dalam pemilihan memiliki

Page 87: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

77Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

kredibilitas dan dilaporkan JP “memberikan kursi secara cuma-cuma” sehingga memberikan kehadiran oposisi di parlemen. Tidak mengherankan, pemilihan parlemen keempat, sekali lagi, dianggap sebagai penipuan dan bahkan lelucon.

Menyusul pemilihan parlemen yang curang ini, gerakan politik terhadap Ershad semakin intensif dan ia harus mengundurkan diri pada bulan Desember 1990. Pemilihan parlemen yang diselenggarakan oleh Non-party Caretaker Government (NCG), yang diadakan pada Februari 1991, menghasilkan transfer kekuasaan kepada pemerintahan sipil yang dipilih dalam pemilu.

C. Menuju Aliansi Kepartaian (1990-sekarang)

Dalam tiga dekade sejak pemulihan demokrasi elektoral pada tahun 1991, sistem kepartaian telah menjadi jauh lebih stabil dan identifikasi partisan pemilih juga semakin mendalam. Periode ini telah menyaksikan organisasi pemilihan parlemen secara reguler dan rotasi kekuasaan antara dua partai politik besar, AL dan BNP. Serupa dengan negara lain, sistem pemilu proprosional memfasilitasi munculnya sistem dominan dua partai di Bangladesh. Banyak dari partai-partai yang lebih kecil, terutama partai-partai kiri, berangsur-angsur menjadi terpinggirkan.

Sistem pemilu proporsional juga menghasilkan kesenjangan yang lebar antara pembagian suara dan pembagian kursi partai politik di parlemen. Masing-masing dari dua partai besar pada umumnya menerima hampir bagian yang sama dari suara rakyat. Tetapi perbedaan yang tidak proporsional dalam pembagian kursi di parlemen yang menentukan partai mana yang akan membentuk pemerintah dan siapa yang akan menjadi oposisi. Kedua partai secara bertahap mengadopsi strategi menempa aliansi elektoral dengan partai-partai kecil untuk menarik suara

Page 88: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

78 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

tambahan yang dapat memastikan dukungan mayoritas mereka di kursi parlemen yang diperebutkan. Akibatnya, sistem dominan dua partai berevolusi berubah menjadi dua aliansi elektoral yang dipimpin oleh dua partai besar yang secara virtual menghapuskan kemungkinan munculnya partai atau aliansi elektoral ketiga yang kredibel.

Sejak 1991, tujuh pemilihan parlemen telah diselenggarakan di Bangladesh, yang mana empat pemilu diantaranya, yaitu pemilu yang ke-5, ke-7, ke-8, dan ke-9, diselenggarakan oleh Pemerintah Sementara Partai (NCG). Kedua partai, AL dan BNP bergantian memegang kekuasaan; BNP dengan Khaleda Zia sebagai perdana menteri membentuk pemerintahan selama 1991-1996 dan 2001-2006, dan AL dengan Sheikh Hasina sebagai perdana menteri selama 1996-2001 dan 2009-sekarang. Paling akhir, pada 2014, hasil Pemilu menunjukkan kemenangan AL yang berkuasa di Bangladesh tidak dapat diragukan, karena partai oposisi utama memboikot jalannya Pemilu di negara itu. Oposisi Bangladesh, Partai Nasionalis, mendesak pemilih agar memboikot apa yang mereka sebut pemilu “palsu.” Pemboikotan itu menyebabkan calon-calon Awami memborong kemenangan karena mereka tidak mempunyai saingan dalam lebih separuh daerah pemilihan negara itu. Praktis, partai berkuasa meraih kemenangan mutlak dengan merebut 105 kursi. Sejumlah partai sekutu hanya meraih beberapa kursi parlemen.

Pemilihan pertama, yang diselenggarakan oleh NCG pada Februari 1991 merupakan pemerintahan sementara menyusul pengunduran diri Ershad. Pemilihan untuk parlemen kelima melihat baik BNP maupun AL memenangkan 31 persen suara, yang sebelumnya memenangkan 140 kursi dibandingkan dengan 88 kursi yang terakhir. JP dengan 12 persen suara populer

Page 89: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

79Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

memenangkan 35 kursi. JI memenangkan 6 persen suara populer dan 18 kursi. Karena tidak memiliki mayoritas kursi yang absolut, BNP mampu membentuk pemerintah dengan dukungan dari JI. Dengan demikian, JI menjadi partai penentu setelah pemilihan.

Setelah pemilihan parlemen kelima, awalnya ada beberapa keterlibatan bipartisan antara AL dan BNP tetapi keterlibatan awal ini secara bertahap terkikis setelah BNP yang berkuasa mencoba untuk memanipulasi pemilihan sela. AL memulai kampanye untuk melembagakan sistem NCG untuk mengatur pemilihan parlemen di masa depan. Setelah pemerintahan serupa dalam pemilu parlemen keenam yang diselenggarakan oleh BNP yang berkuasa yang diboikot oleh semua pihak, AL berhasil memaksa BNP untuk menerima sistem NCG yang dilembagakan melalui amandemen ke-13 konstitusi. Pemilihan untuk parlemen ketujuh diselenggarakan di bawah NCG. Kali ini AL dengan 37 persen suara, muncul sebagai partai tunggal terbesar di parlemen dengan 146 kursi. BNP dengan suara 33 persen memperoleh 116 kursi. JP (32 kursi) kembali menjadi partai ketiga terbesar di parlemen. Kursi JI tetap seperti sebelumnya tetapi jumlahnya telah menurun secara signifikan.

Sebelum pemilihan untuk parlemen kedelapan, BNP mulai membangun aliansi elektoral dengan partai-partai Islam. Sebanyak 3 partai yaitu, JI, Oikkya Jote Islam (IOJ) dan faksi JP (Naziur Rahman) bergabung dengan aliansi ini yang dikenal sebagai aliansi empat partai. Langkah JI yang awalnya netral memungkinkan partai sebelumnya untuk bergabung dengan mobilisasi AL yang dipimpin untuk NCG, ke dalam aliansi politik dengan BNP, memiliki dampak transformatif terhadap keberuntungan pemilihan aliansi dalam pemilihan parlemen berikutnya. Aliansi ini semakin

Page 90: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

80 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

mengeraskan pemisahan politik Islamis /kanan vs sekuler/kiri di negara ini.

Pemilihan parlemen yang kedelapan pada 1 Oktober 2001 yang diselenggarakan oleh NCG kembali melihat transfer kekuasaan. Kali ini aliansi empat partai yang dipimpin BNP memenangkan mayoritas dua pertiga di parlemen dengan mengamankan 216 kursi meskipun hanya menerima 47 persen suara rakyat. Meskipun AL meningkatkan bagiannya dari suara populer dari 37 persen pada pemilu 1996 menjadi 40 persen dalam pemilihan 2001, tetapi hanya hanya mampu merebut 62 kursi. Strategi aliansi BNP melayani partai dengan baik. Dua anggota JI menjadi menteri kabinet. Dengan demikian, JI, yang menentang kemerdekaan Bangladesh dan dilarang pada periode pasca-pembebasan tahun 1970-an dapat naik ke kekuasaan negara melalui aliansi empat partai.

Periode setelah pemilihan 2001 juga melihat munculnya beberapa kelompok ekstrimis seperti Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh (JMB), Jagrata Muslim Janata Bangladesh (JMJB), Harkat-ul-Jihad Islami (HUJI), Hizbul Tahrir dan Hizbut Tauhid. Beberapa kelompok ini seperti JMB / JMJB dan HUJI terlibat dalam kegiatan teroris yang tersebar luas. Rezim empat partai awalnya menolak keberadaan kelompok teroris Islam. Tapi akhirnya bergerak melawan mereka. Beberapa pemimpin JMB / JMJB ditangkap oleh pasukan keamanan. Setelah larangan internasional terhadap JMB dan Hizbul Tahrir, kelompok-kelompok ini juga dilarang oleh pemerintah.

Menyaksikan keberhasilan strategi aliansi elektoral BNP, AL juga mulai mencari sekutu partai untuk membangun aliansi elektoral. Sementara BNP menjalin aliansi dengan partai-partai Islamis, AL mencari dukungan dari partai-partai kiri. Pada tahun

Page 91: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

81Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

2005, AL memasuki aliansi elektoral dengan 10 partai lainnya dan kemudian memperluasnya menjadi 14 aliansi besar partai. Mitra aliansi utama adalah faksi Ershad dari JP, JSD (Inu), Partai Buruh Bangladesh (BWP), dan 10 partai kecil lainnya. Namun, pemilihan parlemen kesembilan menjadi sangat ramai karena pemerintahan BNP mencoba memanipulasi pembentukan NCG dan menolak mengoreksi daftar pemilih yang cacat. Oposisi pimpinan AL mengancam akan menggagalkan pemilihan yang dijadwalkan awal tahun 2007 dan memicu agitasi jalan kekerasan. Akhirnya, militer mengintervensi dan memasang NCG sipil yang didukung oleh militer.

Krisis politik Bangladesh 2006–2008 dimulai setelah berakhirnya administrasi Partai Nasionalis Bangladesh dan dijalankan oleh pemerintahan sementara pada akhir November 2006. Di bawah konstitusi, pemerintah sementara mengelola pemerintahan dalam periode sementara selama 90 hari dan melaksanakan pemilihan parlemen. Konflik politik dimulai dengan penunjukan Presiden Dr. Iajuddin Ahmed, sebagai kepala pemerintahan sementara, karena kegagalan partai-partai besar dalam menyepakati 5 orang calon yang dipertimbangkan. Pada masa-masa sebelumnya, Ketua Mahkamah Agung akan memimpin pemerintahan sementara. Tetapi, Ketua Mahkamah Agung K.M. Hasan mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Sheikh Hasina dari Liga Awami dan sekutunya menuntut pengunduran diri Ahmed, tetapi dia menolak. Pada awalnya Liga Awami dan sekutunya mengumumkan bahwa mereka akan memboikot pemilihan yang direncanakan karena pengaruh BNP. Penasihat Presiden, Mukhlesur Rahman Chowdhury, bertemu berulang kali dengan Sheikh Hasina dan Khaleda Zia. Setelah negosiasi berhasil, ia membawa semua pihak ke Presiden untuk dialog.

Page 92: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

82 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Akhirnya mereka memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilu pada untuk pemilihan 22 Januari 2007. Pada menit terakhir, Liga Awami dan sekutu-sekutunya mundur dari pemilihan pada 3 Januari, situasi yang segera membahayakan stabilitas negara. Uni Eropa dan PBB menarik pengawas pemilihannya, mengatakan tindakan AL itu tak mungkin menjamin pemilu yang adil. Sebuah kelompok termasuk Jenderal Moeen U Ahmed, Kepala Angkatan Darat, Iajuddin Ahmed untuk menyatakan keadaan darurat dan mengundurkan diri, kemudian menunjuk kepala pemerintahan sementara. Para penentang intervensi militer khawatir tentang ancaman terhadap demokrasi, tetapi banyak lainnya yang berharap seorang teknokrat profesional yang memimpin upaya untuk menstabilkan negara dan mengurangi korupsi di pemerintahan. Pada tanggal 11 Januari 2007, Dr. Iajuddin Ahmed mengundurkan diri dari posisinya sebagai Kepala Pemerintaan, setelah menerima pengunduran diri dari para penasihatnya. Dia mempertahankan posisinya sebagai Presiden dan untuk sementara merangkap sebagai menteri pertahanan. Ahmed mengeluarkan mengakui bahwa Komisi Pemilihan Umum dan pemerintahannya tidak dapat menjalankan pemilihan. Dia menunjuk mantan Hakim Agung Fazlul Haque sebagai Kepala Pemerintahan Sementara dan memberlakukan keadaan darurat. Keesokan harinya, dalam konsultasi dengan militer, Ahmed menunjuk Fakhruddin Ahmed sebagai Kepala Pemerintahan yang baru. Dia adalah bankir terkemuka yang pernah bekerja di Bank Dunia dan Bank Nasional Bangladesh. Masa jabatan Iajuddin Ahmed sebagai Presiden akan berakhir pada 5 September 2007. Pemerintah mengumumkan pada waktu itu bahwa ia akan tetap menjabat sampai setelah pemilihan nasional (yang direncanakan pada waktu itu akan diadakan pada

Page 93: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

83Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

akhir 2008). Ini untuk memilih anggota parlemen baru, yang akan memilih seorang presiden.

“Persaingan sengit” antara Liga Awami dan BNP telah mempengaruhi bangsa tersebut selama dua dekade terakhir, walaupun posisi politik mereka tidak begitu jauh. Kedua partai tersebut dipimpin oleh perempuan yang dekat dengan kepala negaar sebelumnya yang telah dibunuh: Sheikh Hasina, putri sulung dari Sheikh Mujibur Rahman, sejak tahun 1981 telah menjadi Ketua Liga Awami. Khaleda Zia, kepala BNP, adalah janda dari Ziaur Rahman.

Pemerintah menekan aktivitas politik untuk mencoba memulihkan stabilitas. Pada musim semi, hal tersebut mulai bergerak pada kasus-kasus korupsi, menuntut 160 orang, termasuk pemimpin partai, politisi lainnya, pegawai negeri dan pengusaha untuk tindakan yang terjadi pada akhir 1990-an. Bangladesh telah memiliki reputasi yang sangat ekstrim untuk korupsi di bawah kedua partai politik utama. Selain itu, beberapa pengamat berspekulasi bahwa pemerintah sementara mencoba untuk memaksa kedua pemimpin partai mengasingkan diri untuk menstabilkan negara dan mengurangi polarisasi politik. Pemerintah sementara saat itu juga menuntut Sheikh Hasina untuk dugaan pembunuhan atas kematian empat orang selama protes pada musim gugur tahun 2006. Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Khaleda Zia tidak dapat dijerat hukum dibawah undang-undang darurat untuk peristiwa yang terjadi sebelum keadaan darurat namun mengajukan banding, pada bulan September 2007 Mahkamah Agung Bangladesh memutuskan bahwa persidangan Zia harus dilanjutkan. Menjelang akhir tahun 2008, pemerintah sementara menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan demokratis dan mengadakan pemilu pada bulan Desember. Liga Awami

Page 94: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

84 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

dan sekutunya dimenangkan oleh dua pertiga mayoritas, dan membentuk pemerintahan pada tahun 2009.

Setelah jeda dua tahun pemilihan parlemen kesembilan diselenggarakan pada 29 Desember 2008 oleh NCG yang didukung militer. Aliansi besar AL yang dipimpin adalah pemenang dengan 262 kursi dan 57 persen suara. Oposisi BNP memimpin empat partai aliansi mengamankan 34 kursi dengan 38 persen suara.

Namun, sistem NCG di mana tiga pemilihan diselenggarakan pada tahun 1996, 2001 dan 2008, dihapuskan pada bulan Juni 2011 oleh amandemen ke-15 konstitusi. Amandemen itu mengikuti putusan Mahkamah Agung yang menyatakan sistem NCG sebagai tidak konstitusional. BNP memimpin aliansi memulai gerakan jalanan menuntut pemulihan sistem NCG dan menolak untuk berpartisipasi dalam pemilihan apapun di bawah pemerintahan pimpinan AL saat ini.

Namun pemerintah mampu menahan kekerasan jalanan dan memajukan jadwal pemilihan parlemen kesepuluh. Upaya oleh PBB untuk membujuk dua kekuatan politik gagal. Aliansi pimpinan BNP akhirnya memboikot dan berusaha untuk menggagalkan pemilihan parlemen yang dijadwalkan. Pemerintah membalas dengan tindakan keras termasuk pemenjaraan pemimpin oposisi dalam berskala besar. Terlepas dari situasi yang sangat tidak stabil, pemerintah mampu mengatur pemilihan parlemen ke-10 yang diboikot oleh BNP. Di sebagian besar aliansi pimpinan AL “terpilih” tanpa perlawanan. Di 147 kursi yang tersisa, kontestasi terjadi di tengah-tengah banyak kekerasan dan ketegangan yang menghasilkan partisipas pemilih yang agak rendah pada 5 Januari 2014. Oposisi parlemen direkayasa dengan faksi JP yang memutuskan untuk bergabung dengan kedua pemerintah sebagai menteri dan juga melayani sebagai oposisi setia di parlemen.

Page 95: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

85Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

Aliansi pimpinan AL membentuk pemerintahan pada 12 Januari 2014. Menyusul pemilihan parlemen yang kesepuluh, oposisi yang dipimpin BNP secara bertahap menjadi sangat lemah karena tidak hadir di parlemen dan juga gagal melakukan gerakan yang berhasil melawan pemerintah. Bangladesh, sekali lagi, tampaknya kembali ke sistem dominan satu partai.

Saat ini, ada desas-desus tentang perpecahan di dalam BNP mengenai posisi mereka vis-à-vis partisipasi dalam pemilihan parlemen kesebelas yang akan datang yang dijadwalkan pada akhir 2018 atau awal 2019. Perseteruan antara individu dan kelompok juga hadir dalam AL untuk nominasi kursi parlemen untuk pemilu mendatang. Tetapi tidak ada perpecahan terbuka dalam partai selama Sheikh Hasina adalah ketua partai yang diterima semua pihak. Baik di AL maupun BNP akan mengalami persaingan tajam antara anggota partai untuk nominasi di hampir semua deaerah pemilihan untuk pemilihan yang akan datang. Kedua belah pihak takut bahwa calon pemboikot dari partai dapat merusak peluang para kandidat partai dalam pemilihan yang akan datang. Munculnya kandidat-kandidat pemberontak ini mencerminkan kelemahan dan ketidakdisiplinan dalam struktur organisasi setiap partai.

D. Kelembagaan yang Lemah

Meskipun partai-partai besar mempertahankan di atas struktur organisasi yang rumit di tingkat nasional dan sub-nasional, mesin partai umumnya aktif hanya menjelang pemilihan. Untuk merebut kekuasaan melalui proses pemilihan, partai sering mengkooptasi pemimpin lokal dominan yang mengontrol suara atau dianggap “dapat dipilih”. Para pemimpin yang dikooptasi ini umumnya bergerak lebih cepat dalam hirarki partai dibandingkan

Page 96: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

86 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

pengurus partai yang lama dan tepercaya. Bahkan AL yang secara tradisional memiliki kehadiran organisasi akar rumput terkuat menunjukkan kecenderungan ini.

Pada 1950-an dan 1960-an, AL membangun kehadiran akar rumput ketika memobilisasi orang di belakang agenda nasionalis Bengali. Kekuatan organisasi partai itu ditunjukkan selama kampanye pemilihan umum 1970 dan gerakan non-kerja sama Maret 1971. Tetapi selama Mujibur Rahman dipenjara di Pakistan, koherensi organisasi partai melemah. Organisasi itu semakin melemah selama 15 tahun kekuasaan militer ketika partai tidak dapat beroperasi dengan bebas. Selama periode ini, dua partai yang disponsori negara, BNP dan JP, muncul tetapi memfokuskan perhatian pada politik patronase daripada membangun organisasi partai.

Setelah pemulihan demokrasi elektoral pada tahun 1991, AL, BNP dan JP disibukkan dengan misi memenangkan pemilu dengan menggunakan uang dan kekuatan otot daripada membangun organisasi partai dari akar rumput ke tingkat nasional. Erosi kekuatan organisasi di dalam kedua partai ditunjukkan oleh pertikaian di dalam partai dan ketergantungan pada kepemimpinan puncak untuk pengambilan keputusan.

Baik AL maupun BNP mempertahankan sejumlah besar pengurus politik tetapi mereka jarang digunakan untuk menyebarkan ideologi partai atau program atau memantau kinerja perwakilan partai mereka ketika terpilih. Sebaliknya, sebagian besar pengurus digunakan baik untuk kampanye pemilu maupun untuk agitasi jalanan. Rapat untuk memilih pengurus dari berbagai tingkatan partai baik tidak terjadi atau tidak teratur, atau sekedar serominial. AL setidaknya menyelenggarakan pertemuan dewan nasional secara teratur tetapi BNP dan JP tidak. Pertemuan-

Page 97: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

87Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

pertemuan dewan partai-partai dewasa ini kebanyakan adalah acara seremonial dan tidak ada diskusi atau perdebatan mengenai kebijakan yang terjadi selama pertemuan-pertemuan ini. Hal ini bertolak belakang dengan tahun-tahun awal pendirian AL ketika pertemuan dewan menyaksikan perdebatan yang hidup termasuk perpecahan yang terkenal dari partai pada tahun 1957 di pertemuan dewan Kagmari mengenai isu-isu penting kebijakan nasional dan luar negeri.

E. Faksionalisme dan Pemimpin Puncak

Kurangnya koherensi organisasi digarisbawahi oleh perseteruan individual di dalam partai-partai politik. Ada kontestasi dan perebutan kekuasaan tidak hanya di antara pimpinan partai senior tetapi juga di antara para pemimpin muda dari kalangan mahasiswa dan pemuda. Perselisihan-perselisihan ini sering mengarah pada bentrokan yang sengit dan pembunuhan. Namun, faksionalisme bukanlah sesuatu yang baru bagi politik Bangladesh. Lihatlah, AL, NAP, BNP dan JP ,semua didirikan oleh faksi-faksi yang memisahkan diri dari partai-partai yang ada. Tapi sebelumnya pepercahan didasarkan pada perbedaan politik antar faksi. Hari ini jarang faksi terbentuk atas isu-isu kebijakan. Kontestasi sebagian besar karena alasan jabatan dan posisi dalam hirarki partai. Kelompok-kelompok faksi melanjutkan kesetiaan mereka kepada para pemimpin faksi tetapi pada akhirnya mereka mematuhi keputusan pimpinan partai puncak.

Selama bertahun-tahun, perseteruan kelompok dalam partai-partai telah berlanjut tetapi sejak kembalinya demokrasi elektoral pada tahun 1991, praktik perpecahan yang mengarah pembentukan partai-partai baru telah menurun. Ketentuan Pasal 70 konstitusi telah memaksakan batasan pada kebebasan politisi individu

Page 98: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

88 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

untuk pindah partai setelah mereka terpilih ke parlemen. Alasan lain adalah perlunya maupun BNP sekarang memiliki nilai-nilai pencitraan bagi para politisi yang mencari kemenangan elektoral.

Semua partai politik bergantung pada karisma atau pengakuan nama pemimpin mereka. Meskipun pada saat kemerdekaan, AL telah mengembangkan sekelompok pemimpin tingkat nasional, banyak dari mereka menguasai berbagai distrik, dan partai juga memiliki pemimpin pemuda yang terkenal, pada tahun 1970, status dan otoritas moral Mujibur Rahman begitu tinggi sehingga semua pemimpin dan seluruh organisasi partai sepenuhnya bergantung pada karismanya. Ini ditunjukkan dengan sangat jelas dalam pemilihan ketuapartai. Setelah kemerdekaan negara itu, Mujibur telah menyarankan partai untuk memisahkan organisasi partai dari mesin pemerintah. Pada pertengahan Februari 1972, komite kerja AL memutuskan untuk memisahkan organisasi partai dan menteri dilarang memegang pengurus partai apa pun.52 Tetapi dewan partai, yang bertemu pada bulan April 1972, membalikkan keputusan awal ini dan meminta Mujibur untuk melanjutkan sebagai ketua partai karena tidak ada penggantinya. Kepadanya juga diserahkan wewenang untuk menunjuk pengurus lain, seperti sekretaris jenderal.

Pertemuan dewan partai harus berulang kali ditunda pada tahun 1973. Pada pertemuan dewan pada tahun 1974, Mujibur membujuk partai untuk membebaskannya dari beban kepengurusan partai karena tuntutan berat mengingat kewajiban sebagai Perdana Menteri. Partai i memilih AHM Kamruzzaman, anggota dari komando tinggi partai, sebagai ketua partai, tetapi mengizinkannya merangkap sebagai menteri. Tetapi perpisahan

52R. Jahan, 2005, Bangladesh Politics: Problems and Issues, Dhaka: University Press Ltd, hlm. 109.

Page 99: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

89Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

ini berlangsung singkat. Setelah Sheikh Hasina menjadi ketua partai pada tahun 1981 ia terus menjadi ketua dan juga kepala pemerintahan ketika ia terpilih menjadi perdana menteri pada tahun 1996, 2009, dan 2014.

BNP dan JP tidak pernah berusaha untuk memisahkan jabatan ketua partai dan kepala pemerintahan. Dalam tiga dasawarsa terakhir semua partai besar bahkan menjadi lebih bergantung pada pimpinan tertinggi partai-partai. Selama bertahun-tahun, dua pemimpin dinasti, Syeikh Hasina dan Khaleda Zia, telah mengkonsolidasikan kendali mereka di partai masing-masing. Meskipun kedua pemimpin kalah dalam pemilihan parlemen, mereka tidak menghadapi tantangan internal partai. Kedua pemimpin, telah melakukan kontrol hegemonik atas agenda eksekutif, legislatif dan politik negara tanpa memeriksa otoritas mereka. Bukan hanya Hasina dan Khaleda, tetapi para pemimpin puncak partai lain juga memiliki kekuatan absolut yang serupa di partai mereka masing-masing.

F. Kepemimpinan Dinas

Dua partai politik besar di Bangladesh adalah dinasti, seperti partai terkenal lainnya di Asia Selatan. Dinasti politik berarti keluarga politik terkemuka menjalankan partai. Ini membatasi tingkat demokrasi internal para pihak: pengambilan keputusan, termasuk pemilihan kepemimpinan, menjadi “urusan keluarga.” Ini sangat problematik di Bangladesh, yang berjuang untuk konsolidasi demokratis, dan di mana partai-partai politik seharusnya menjadi “sekolah demokrasi” dan mengembangkan keterampilan warga negara melalui transparansi, suara, dan partisipasi. Di seluruh dinasti politik Asia Selatan umumnya menurun. Dinasti Nehru-Gandhi dari Partai Kongres India dan klan Bhutto dari Partai

Page 100: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

90 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Rakyat Pakistan memburuk. Tetapi melawan kecenderungan ini, dinasti ‘Mujib’ (atau Sheikh-Wazed) di Bangladesh berkembang pesat.

Untuk mencegah fragmentasi, baik AL maupun BNP beralih ke para pemimpin dinasti untuk mengatasi berbagai kelompok faksi. Dua pemimpin perempuan dinasti muncul selama tahun 1980 dan terus memegang kendali partai-partai mereka. Sheikh Hasina, putri Mujibur dijadikan ketua AL pada tahun 1981 untuk mencegah pemisahan partai. Demikian pula, Khaleda Zia, janda Ziaur Rahman diangkat menjadi ketua BNP pada tahun 1984 untuk menggelar pemilu. Kedua pemimpin ini kemudian secara bertahap membangun dukungan akar rumput yang kuat di masing-masing partai berdasarkan pengakuan nama dinasti mereka. Gerakan pro-demokrasi yang sukses yang dipimpin oleh kedua pemimpin perempuan ini juga membantu mentransformasi partai yang merupakan warisan negara menjadi partai yang kredibel dan para pemimpin nasional. Sejak awal 1980-an, kedua pemimpin ini telah berhasil menegaskan kendali mereka atas berbagai kelompok yang bermusuhan dan mempertahankan posisi sebagai ketua partai. Mereka telah memimpin partai mereka melalui kemenangan dan kekalahan dalam 6 (enam) kali pemilihan parlemen.

BNP telah tunduk pada tekanan politik, kasus-kasus pengadilan, dan penahanan. Pemimpin BNP Khaleda Zia dikenakan tuduhan 36 kasus, banyak yang diduga bermotif politik. Dia saat ini dipenjara karena korupsi dan kemungkinan besar akan tetap di sana. Tarique Rahman, putranya dan bertindak sebagai ketua BNP, mungkin akan tetap di pengasingan untuk menghindari penangkapan atas tuduhan korupsi dan pencucian uang. Tidak diragukan lagi, itu adalah fakta yang mengganggu bahwa BNP berada dalam krisis yang mengerikan. Hampir 28 bulan setelah

Page 101: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

91Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

pemilihan umum yang diboikot yang tidak perlu, partai sayap kanan tengah saat itu berada dalam keadaan melayang. Tampaknya bingung tentang langkah-langkah berikutnya, dan tentu saja kehilangan ide untuk kebangkitannya. Karena despotisme dan kleptokrasi dari rezim AL saat ini, BNP sekarang lenyap sebagai organisasi politik fungsional.

Gagasan bahwa Khaleda Zia (atau putranya Tarique Rahman) dapat kembali membentuk pemerintahan dengan mayoritas kini menjadi fakta yang tidak jelas bagi partai besar. Setidaknya, tidak melalui pemilihan di bawah rezim yang berkuasa. Meski begitu, seseorang dapat mulai mengagumi ketelitian yang dengannya kepemimpinannya telah menetapkannya pada mode penghancuran diri. Sebenarnya, ini adalah kasus untuk AL juga. Putranya, Tarique Rahman, yang memiliki pengaruh besar terhadap partai dan simpatisannya, kehilangan momentum karena ia berada di pengasingan di London, sementara para pengusungnya sangat marah karena ditindas oleh para penegak hukum.

Sementara BNP masih hidup melalui beberapa acara talk show TV populis, yang pemerintah secara sportif mengizinkan untuk memproyeksikan kebebasan berbicara, dan melalui pengeras suara di masjid dan tidak ada jumlah kesetiaan yang tidak dapat tenggelam ke Ide yang lebih besar dari demokrasi dan kerukunan beragama dapat mengubah itu. Pertanyaannya adalah apakah loyalis secara sadar bersedia tenggelam dengannya. Juru bicara BNP yang tidak jelas di televisi atau debat publik mungkin berbicara tentang introspeksi, paranoia keamanan, dan audit politik, tetapi kedengarannya seperti tidak lebih dari “rengekan dan erangan.” Meskipun dibantu kehadiran media, BNP tidak lagi menentukan agenda berita. Beberapa pemimpin senior partai mungkin tetap

Page 102: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

92 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

berpegang pada partai, tetapi mereka tidak dapat mengubah arah sampai Tarique Rahman ingin melihat perubahan yang berarti.

Dinasti Sheikh-Wazed dari Liga Awami, yang berkuasa, di sisi lain, sedang berkembang. Liga Awami dipimpin oleh Sheikh Hasina, putri ‘bapak pendiri’ Bangladesh - mendiang presiden Sheikh Mujibur Rahman yang dibunuh pada tahun 1975 bersama dengan beberapa anggota keluarganya yang lain. Hasina berada di luar negeri pada saat itu dan selamat, dan dia mengambil alih kepemimpinan partai pada tahun 1981. Hasina adalah perdana menteri dari tahun 1996 hingga 2001 dan kembali dari tahun 2009. Selama masa perdana menteri periode pertama, keluarganya memantapkan dirinya sebagai dinasti yang berkuasa, membangun dukungan politik dalam pemerintahan dan administrasi dan memperluas kekuatan ekonominya. Paman jauh Hasina, Zillur Rahman, adalah presiden Bangladesh sejak 2009 hingga ia meninggal pada awal 2013. Hari ini, sepasang saudara sepupu Hasina dan anggota keluarga besar lainnya memainkan peran penting dalam partai.

Putra Hasina, Sajeeb Ahmed Wazed (juga dikenal dengan nama panggilannya ‘Joy’) adalah pemimpin partai yang siap untuk mengambil kendali ketika saatnya tiba. Joy bergabung dengan partai pada tahun 2009 sebagai anggota utama dan dia saat ini adalah Penasihat Bidang teknologi informasi di kantor Perdana Menteri, dengan pangkat dan status sebagai menteri kabinet. Joy telah “diminta” oleh beberapa pemimpin lokal AL untuk “bertanggung jawab” dan baru-baru ini mengambil bagian dalam pertemuan massal dan kunjungan internasional bersama ibunya. Di situs web AL, di media sosial dan di poster-poster pemilihan partai, tiga anggota keluarga itu tampak bersama-sama. Cabang partai terbaru, Liga Awami Projonmo, menampilkan Sheikh

Page 103: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

93Demokrasi Tanpa Multipartai dan Kepemimpinan Dinasti

Mujibur, Hasina dan Joy di beranda situs webnya dan secara terang-terangan menekankan kepemimpinan sebagai beralih dari “generasi ke generasi.”

Wazed juga memiliki kepentingan ekonomi sendiri di Bangladesh. Selain memiliki saham di beberapa bisnis AS (di antaranya perusahaan perangkat lunak Mvion Inc), ia sekarang mengendalikan program “Digital Bangladesh” milik pemerintah Bangladesh, yang bertujuan untuk menciptakan, antara lain,” citra positif Bangladesh di luar negeri.” Kepentingan bisnis Wazed di Bangladesh sulit untuk diverifikasi. Beberapa rumor menunjukkan bahwa ia telah memperoleh saham mayoritas di bisnis telekomunikasi Bangladesh dan sebagian besar saham di Airtel (operator telepon seluler internasional yang berbasis di India). Beberapa orang mengatakan dia termasuk di antara lima orang terkaya di Bangladesh.

Di antara desas-desus ini dapat ditambahkan tuduhan Khaleda bahwa putra Perdana Menteri memiliki US $ 300 juta dalam rekening bank, sebuah tuduhan yang dengan cepat menyebabkan kasus pencemaran nama baik terhadap dirinya. Meskipun Joy menyangkal ambisi politiknya dan membiarkan ibunya mengendalikan pemilihan umum 2018 mendatang, ia ditempatkan dengan baik secara politis. Dia mendapatkan pengalaman politik, mendapatkan perhatian berlimpah dan menjadi wajah yang akrab bagi pemilih. Dengan kepentingan bisnis pribadi yang mendukung kelanjutan pemerintahan Liga Awami, dan dengan kekuatan terkonsolidasi dan dinasti saingan yang rusak, tak ada halangan bagi pewaris dinasti politik Mujib untuk memastikan kelanjutan supremasi partainya.

Page 104: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

94 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

G. Penutup

Tulisan di atas telah melacak dan menafsirkan tatanan demokratis di Bangladesh. Evolusi partai-partai politik yang telah menggunakan instrumen mobilisasi politik, yang diilhami oleh tujuan-tujuan politik yang jelas, tidak dapat bertahan hidup di luar gerakan bersejarah yang dipimpin oleh Mujibur Rahman dalam kemerdekaan Bangladesh. Partai-partai politik yang telah muncul sebagai pewaris gerakan ini telah secara progresif menyimpang dari ideologi partai yang mengilhami gerakan pembebasan menuju konsepsi masyarakat yang lebih materialistis yang didasarkan pada perjuangan tak henti-hentinya untuk menangkap dan mengabadikan kekuasaan eksklusif negara.

Di sini saya menyarankan bahwa suatu proses demokratis yang digerakkan oleh partai-partai politik tanpa tambatan ideologis yang kuat, yang lebih terlibat dalam menangkap jabatan cenderung kurang mempraktekkan demokrasi di dalam organisasi mereka sendiri atau untuk memperkuat institusi dan nilai-nilai demokratis. Dalam tatanan politik seperti itu, yang telah berkontribusi pada budaya the winners take all hari ini, intoleransi yang ditanggung oleh kekerasan telah datang untuk menentukan hubungan antara partai. Berkomitmen pada sistem penalaran publik untuk menyelesaikan perbedaan politik, tetap merupakan prospek yang jauh. Dalam pemerintahan semacam itu cara kerja tatanan demokratis, di mana kekuasaan dapat secara damai berpindah tangan, di mana rule of law dapat diandalkan untuk menjinakkan kekerasan dan perwakilan terpilih dapat dibuat responsif terhadap keprihatinan pemilih tetap tidak kurang aspiratif saat ini.

Page 105: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

95

BAB IV

TRANSISI DEMOKRASI, KENDALI MILITER, DAN JALAN TERJAL KE ARAH

PERDAMAIAN (KASUS MYANMAR)

A. Pendahuluan

Myanmar memberikan kesempatan unik untuk mempelajari pemerintahan yang baru-baru ini telah memulai proses liberalisasi dan demokratisasi politik. Unsur transisi yang diperlukan, meskipun tidak mencukupi, adalah pemilihan umum 2015, yang menghasilkan penyerahan kekuasaan pemerintah dari Partai Solidaritas dan Pembangunan PBB (USDP) yang dipimpin militer ke partai oposisi prodemokrasi utama, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Asia Tenggara adalah wilayah yang kaya secara empiris untuk menciptakan teori dan menguji hipotesis untuk berbagai isu ketatanegaraan. Perbedaan dalam realitas politik, ekonomi, sosial, dan budaya di seluruh wilayah ini memungkinkan sarjana untuk mengajukan pertanyaan yang mungkin sulit bagi para peneliti yang bekerja di wilayah lain di dunia. Ilmu politik telah datang untuk menghargai kekayaan keragaman politik ini sebagai alat untuk memahami bukan hanya Asia Tenggara, tetapi juga untuk mengembangkan teori lebih lanjut yang relevan ke lapangan secara lebih umum. Beberapa contoh misalnya, pertama, varians dalam jenis rezim di seluruh Asia Tenggara, yang memungkinkan untuk ide-ide baru dan pengujian hipotesis mengenai modernisasi

Page 106: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

96 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

politik, liberalisasi, dan demokratisasi.53 Kedua, pemilihan umum yang bebas dan adil dan “demokratisasi yang terpimpin” di Myanmar (Burma)54, yang baru-baru ini telah menantang penelitian sebelumnya tentang transisi politik. Demikian pula, kemunduran baru-baru ini di Thailand menuju otoritarianisme militer, dibandingkan dengan konsolidasi proses demokrasi Indonesia, terus menjadi berita utama dunia. Ketiga, beberapa konflik politik kekerasan terlama di dunia ada di Filipina selatan, Timor Timur, Thailand selatan, dan banyak daerah perbatasan Myanmar, yang semuanya menyulitkan analisis demokratisasi di mana kekuasaannegara masih ditantang secara terbuka melalui cara-cara koersif.

Pemilu nasional 2015 baru-baru ini di Myanmar memungkinkan untuk perubahan kontrol pemerintah dari partai politik yang terutama terdiri dari mantan perwira militer di Union Solidarity and Development Party (USDP), ke sebuah partai yang anggotanya termasuk beberapa yang paling terkenal kontemporer ikon demokrasi di seluruh dunia, seperti Aung San Suu Kyi dan lainnya di Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Untuk negara nasional yang, boleh dibilang, masih berada di tahap awal hingga menengah dari proses liberalisasi dan demokratisasi politik, mengeksplorasi keinginan dan keinginan serta ketakutan individu yang mendukung satu partai di atas partai lainnya dalam pemilu terakhir memungkinkan. peneliti untuk lebih memahami transisi dari otoritarianisme dari perspektif preferensi partai.

Dari sudut pandang geografis, Myanmar adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan India dan

53Ian Marsh, “Democratization and State Capacity in East and Southeast Asia,” Taiwan Journal of Democracy, Vol. 2, No. 2, 2006, hlm. 69-91.

54Misalnya, Renaud Egreteau, 2016, Caretaking Democratization: The Military and Political Change in Myanmar, New York: Oxford University Press.

Page 107: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

97Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

Bangladesh di Barat Laut, Cina di Timur Laut, Laos dan Thailand di Timur dan Selat Bengal dan Asia Tenggara Andaman di Barat. Di bagian Timur, memisahkan Myanmar dari Thailand, Laos dan Cina. Wilayah ini mencakup pantai Tenasserim, Andaman Asia Tenggara, berbatasan dengan semenanjung Shan di bagian Utara Myanmar.55 Myanmar adalah salah satu koloni Inggris dan diserang oleh Jepang pada tahun 1942 hingga 1945. Invasi Jepang (1942 1945) di Myanmar telah membuka tingkat kesadaran nasionalisme dan kemerdekaan di Myanmar. Gagasan kesadaran dalam kemerdekaan diperjuangkan oleh nasionalis di bawah kepemimpinan Jenderal Aung San yang mendorong nasionalisme dalam mengejar kemerdekaan. Setelah Perang Dunia II, Myanmar menghadapi ketidakstabilan politik akibat pemberontakan komunis dan konflik etnis lainnya di Myanmar. Namun Myanmar berhasil mencapai kemerdekaan dari Kerajaan Inggris pada tanggal 4 Januari 1948 dan menjadi sebuah republik. Sejak kemerdekaan Myanmar, negara itu mengadopsi sistem demokrasi parlementer.56

Implementasi sistem demokrasi parlementer telah bertahan selama 14 tahun sampai kudeta oleh Jenderal Ne Win pada 2 Maret 1962. Munculnya kekuatan militer dalam politik Myanmar mengganggu pelaksanaan dan konsolidasi proses demokrasi di Myanmar. Pemerintah militer dalam sistem politik Myanmar telah menelanjangi era baru di arena politiknya ketika Myanmar dikuasai kekuatan militer yang mempraktikkan sistem sosialis.57 Akibatnya kudeta 1962 telah menyebabkan Myanmar menjalankan kebijakan pintu tertutup terhadap negara-negara asing dan

55Sunil Kumar Pokhrel, 2008, Country Studies Series: Myanmar, Massachusetts, Brandeis University, hlm. 1.

56Clerk D. Neher, “Asian Style Democracy”, Asian Survey, Vol.34, No. 2, 949.57Josef Silverstien, 2004, Burma’s Struggle For Democracy: The Army Against The People,

Australia: ANU E Press, hlm. 73.

Page 108: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

98 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

kebijakan isolasi diri dari seluruh dunia. Sejak 1974, pemerintah Myanmar memperkuat sistem sosialis dengan menggunakan sistem ekonomi sosialis atau cara Birma menuju sosialisme. Keadaan itu berkontribusi pada situasi ekonomi Myanmar yang tidak stabil meskipun beberapa perubahan dalam kepemimpinan telah terjadi. Kemunduran ekonomi dan pembangunan sebelumnya yang terdiri dari tekanan politik yang diterapkan pada masyarakat telah mendorong orang untuk bangkit dan menentang pemerintah militer di Myanmar. Kenaikan orang-orang terlihat jelas antara 1988 hingga 1989, ketika demonstrasi terjadi dan masyarakat memberontak terhadap penguasa junta militer.

Setelah beberapa dekade mempraktekkan isolasi sejak 1962, Myanmar mulai mengalami perubahan politik, sosial dan ekonomi yang sangat besar pada akhir 1980-an. Perubahan ini tidak hanya menantang rezim militer yang ada dan yang telah berkuasa sejak 1962, tetapi juga mengubah persepsi dan kesadaran rakyat terhadap pemerintah militer Myanmar. Untuk mengembalikan kepercayaan rakyat, militer berusaha untuk membawa perubahan tertentu dalam sistem ekonomi dan politik Myanmar. Namun, pemulihan pemerintah dalam politik, ekonomi, dan sosial gagal mencapai dukungan dan kepercayaan publik. Di sisi lain orang menjadi semakin berani menuntut keadilan dan menolak pemerintah militer di Myanmar. Keberatan ini jelas terlihat pada 1988 ketika orang-orang Myanmar berdemonstrasi dan berparade di sepanjang jalan menuntut hak-hak pemilihan dan reformasi pemerintah melalui pilihan rakyat .58

Tekanan rakyat Myanmar telah mendorong pemerintah untuk menerapkan sistem pemilihan terbuka yang disebut Demokratisasi Myanmar pada 1990. Oleh karena itu, pada tahun

58Ibid., hlm. 77-80.

Page 109: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

99Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

1990, berbagai partai pemilihan dibentuk untuk membentuk pemerintahan melalui proses demokrasi. Dalam pemilihan ini, Liga Demokrasi Nasional (NLD) yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi memenangkan pemilihan dengan memperoleh mayoritas suara yang diperebutkan. Kekalahan yang mempermalukan militer mencoreng pemerintahan yang telah memerintah selama hampir 30 tahun (1962-1990). Kekalahan ini menunjukkan penolakan orang-orang terhadap militer di arena politik Myanmar. Oleh karena itu, kemenangan publik ini tidak bertahan secara praktis setelah militer menangkap Aung San Suu Kyi dan telah menyangkal kemenangan partai selama pemilihan. Karena itu pemerintah militer kembali berkuasa di Myanmar dan proses demokratisasi Myanmar sedikit terhalang. Tindakan militer terhadap hasil pemilihan umum pada tahun 1990 menegaskan penolakannya untuk proses demokratisasi Myanmar.59

Sejak itu, Myanmar telah menghadapi ekonomi yang lamban, menghadapi masalah persatuan nasional, terputus dari hubungan eksternal baik dengan negara-negara regional maupun kehilangan identitas mereka ke seluruh dunia. Dengan kata lain, politik militer di Myanmar telah menempatkan proses demokratisasi Myanmar di masa kegelapan. Kegagalan proses demokratisasi di Myanmar dipicu oleh penolakan rezim militer untuk menyerahkan kekuasaan mereka kepada rakyat. Pemerintah tidak hanya enggan untuk mendengarkan permintaan masyarakat tetapi juga mengambil tindakan memenjarakan anggota pro-demokrasi dan NLD (Liga Nasional Demokrasi) termasuk pemimpin, Aung San Suu Kyi.

59Junhan Lee, “Primary Causes Of Asian Democralization, Dispelling Conventional Myths”, Asian Survey, Vol.22. No.6, 2002, hlm. 821.

Page 110: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

100 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

B. Memandang Demokrasi

Kata demokrasi berasal dari demo kata Yunani kuno yang berarti ‘orang’ dan ‘kratos’ yang berarti ‘pemerintahan’. Dengan ini, demokrasi berarti ‘pemerintahan oleh rakyat’. Ini juga dapat didefinisikan sebagai sistem politik yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk membentuk dan mengendalikan pemerintah.60 Orang akan mengelola pemerintah melalui sistem representasi di mana mereka akan memilih pemimpin selama proses pemilihan untuk mewakili suara orang-orang di lembaga perwakilan (legislatif ).61 Klasifikasi ideologi dapat dikategorikan ke dalam beberapa tingkatan. Ada 5 kategori yang disebutkan oleh Fred R. Von Dev Mehden dalam bukunya yang berjudul “Politik Negara-Negara Maju” yang dikenal sebagai demokrasi individual, demokrasi kolektif, demokrasi proletariat, demokrasi terpimpin dan demokrasi elitis. Robert A. Dahl (1983) berpendapat bahwa Demokrasi yang sedang diterapkan saat ini sebenarnya adalah kombinasi dari empat sumber, yaitu ideologi demokrasi Yunani, tradisi republik, representasi pemerintahan dan persamaan politik.62

Secara keseluruhan negara-negara Asia Tenggara adalah wilayah yang dijajah oleh Barat. Kolonisasi berkontribusi pada penerimaan dan penyerapan sistem pemerintahan yang dipengaruhi oleh barat. Namun, sistem pemerintahan ini tidak menggunakan praktik demokrasi yang sesungguhnya.63 Oleh karena itu, setelah Perang Dingin, negara-negara Asia Tenggara mengalami proses demokratisasi menuju praktik demokrasi

60J. Roland Pennock, 1979, Democratic Political Theory, New York: Princeton University Press, hlm. 173-174.

61C.F Strong, 1972, Modern Political Constitutions, London: English Language Books Society, hlm. 173.

62Robert Dahl, 1983, Modern Politics Analysis. New Jersey:Englewood Cliff, hlm. 34-35.63Junhan Lee, op.cit., hlm. 821.

Page 111: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

101Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

yang lebih efektif. Mayoritas negara di Asia Tenggara meskipun mempraktekkan demokrasi dalam sistem pemerintahan, tetapi mereka masih diselimuti oleh gaya otokratik seperti Singapura, Thailand, Indonesia, Kamboja, dan Filipina. Gaya pemerintahan ini secara tidak langsung membuat praktik sistem demokrasi di Asia Tenggara sangat diperdebatkan.64 Selanjutnya, keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi telah berhasil mengendalikan kesejahteraan rakyat dan bergerak menuju masyarakat demokratis tanpa prasangka ekonomi.

Berakhirnya Perang Dingin pada tahun 1991 menunjukkan bahwa kemenangan kekuatan demokratis telah menyebabkan demokratisasi menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Fenomena ini juga melanda negara-negara komunis di Indocina dan Myanmar. Oleh karena itu, proses demokratisasi Asia Tenggara melanda juga negara-negara komunis. Proses transisi telah diterima sebagai cara demokratis dalam pemerintahan dan mengarah ke penerapan sistem kapitalis dalam kegiatan ekonomi negara.65 Hal ini terlihat jelas di masyarakat Kamboja yang menerima sistem demokrasi setelah konflik dan Perang Sipil pada 1979-1994. Konflik dan kudeta di Kamboja berhasil diselesaikan dengan menyelenggarakan pemilihan terbuka yang didukung oleh negara-negara dari Asia Tenggara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan negara adidaya. Ini adalah fakta yang terbukti bahwa demokrasi memungkinkan menyelesaikan berbagai masalah dan memberi orang hak secara adil terlibat dalam urusan nasional. Penerapan sistem demokrasi juga terlihat di Myanmar, ketika orang-orang bangkit pada tahun 1988 dan berperang melawan praktik sosialis otokratis Myanmar. Proses ini berhasil memberikan

64Clerk D. Neher, op.cit., hlm. 949.65Ibid., hlm. 956.

Page 112: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

102 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

kesempatan kepada rakyat untuk mempraktekkan demokrasi setelah diperintah di bawah pemerintahan militer dari tahun 1962-1990.66 Penerimaan pada sistem demokrasi seperti itu dibuktikan oleh kemenangan NLD di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi dalam pemilihan umum tahun 1990.

Yang penting di sini adalah implementasi dan praktik demokrasi yang otentik hanya bisa cocok di barat. Ini karena pengalaman dan pemahaman mereka tentang demokrasi dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Alasannya adalah bahwa negara-negara Asia Tenggara baru mencapai kemerdekaannya sekitar tahun 1940-an dan 1950-an. Dengan demikian, sistem demokratisasi di Asia Tenggara tidak dapat diterapkan sepenuhnya seperti di dunia barat. Oleh karena itu, demokrasi di Asia Tenggara adalah demokrasi yang integral dengan nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat Asia Tenggara.67 Negara-negara demokratis membagi kekuasaan negara dalam parlemen (legislasi), administrasi (eksekutif ) dan peradilan.68 Negara demokratis melakukan pemilihan dengan mengintegrasikan kekuatan rakyat dalam memilih pemimpin yang dipimpin oleh Perdana Menteri atau Presiden.69

Demokrasi presidensial menggunakan sebuah majelis di mana anggota dipilih langsung. Negara yang menerapkan sistem demokrasi parlementer di Asia Tenggara, meliputi parlemen terdiri dari dua majelis yang dikenal sebagai DPR dan Senat. Kedua badan

66David Martin Jones, “Democratization, Civil Society And Illiberal Middle Class Culture In Pacific Asia”, Comparative Politics, Vol. 30, 1998, hlm. 148.

67Junhan Lee, op.cit., hlm. 833-835.68Amitav Acharya, 2001, Constructing A Security Community In Southeast Asia, New York:

Oxford University Press, hlm. 421.69Leon P. Baradot, 1979, Political Ideologies: Their Origin And Impact, United States: Practice

Hall Inc., hlm. 121.

Page 113: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

103Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

dipilih oleh orang-orang melalui sistem pemilihan untuk bertindak sebagai perwakilan untuk menyampaikan pendapat, masalah dan proposal kepada pemerintah.70 Pada akhirnya, itu mengarah pada formasi pemerintahan yang dipilih melalui kekuatan rakyat dan bertanggung jawab untuk kepentingan public.71

Perkembangan Demokrasi Setelah mencapai kemerdekaan pada 4 Januari 1948,

Jenderal Aung San telah membentuk pemerintahan sendiri dan segera terbang ke Inggris untuk menyatakan penolakannya untuk bergabung dengan negara-negara Persemakmuran. Akibatnya, ia dibunuh pada tahun 1947. Perkembangan politik Myanmar berkembang pesat dengan munculnya banyak partai politik seperti Anti Fascist People Freedom League (AFPFL) yang mempraktekkan demokrasi liberal. Pemerintahan ini dipimpin oleh U Nu yang diangkat sebagai Perdana Menteri Myanmar pada tahun 1948 sampai ia dicopot dari kekuasaan oleh kudeta 1962 yang dipimpin oleh Jenderal Ne Win. Jenderal Ne Win menilai kebijakan yang dipraktekkan oleh U Nu memiliki posisi yang lemah dan telah memicu ketidakpuasan di antara orang-orang terutama dalam hal pembangunan dan pemberantasan kemiskinan. Akibatnya, pemberontakan mulai menunjukkan kekecewaan mereka melalui demonstrasi oleh kelompok minoritas pemberontakan, seperti kelompok etnis Karen, Pa-O, Rohingya dan Mujahid, meluncurkan serangan dan sabotase terhadap pemerintah U Nu.

Sebagai hasil dari tekanan dan tuntutan, pada Oktober 1958 U Nu menyerahkan jabatan itu kepada Jenderal Ne Win

70Barry Holden, 1974,The Nature Of Democracy, Great Britain: Thomas Nelson And Sons Ltd., hlm. 33.

71Lipson Leslie, 1969, The Democratic Civilization, London:Oxford University Press, hlm. 20.

Page 114: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

104 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

untuk memulihkan stabilitas negara dan perdamaian nasional. Pengunduran diri ini telah membuka peluang untuk pemilihan umum pada Juni 1960. Jenderal Ne Win mengklaim sistem demokrasi yang dipraktekkan oleh U Nu tidak sesuai untuk Myanmar. Penunjukan Jenderal Ne Win secara keseluruhan telah membawa beberapa perubahan dalam arena politik dan ekonomi Myanmar, di tengah kegagalannya untuk mencapai dukungan publik. Karena itu ia berhasil memperkuat kekuatan militer dan mampu mengendalikan perlawanan rakyat dengan menerapkan politik dan sanksi ekonomi. Meskipun dianggap sukses oleh partai yang berkuasa tetapi itu dengan cara lain menstimulasi kematangan pemikiran orang untuk bangkit dan melawan pemerintah otokratis Myanmar. Pada pemilihan tahun 1960, U Nu menang telak. Kemenangan U Nu adalah karena dia menggunakan agama (Buddha) sebagai isu utama selama kampanye pemilihan. Dia berjanji akan menjadikan agama Budha sebagai agama resmi dan kehidupan di Myanmar. Pada tahun 1961, agama Buddha diadopsi sebagai agama negara di Burma. Untuk etnis minoritas yang telah dijanjikan kesetaraan sebagai konsesi menyokong republik, ini adalah pelanggaran besar terhadap kesepakatan mereka. Etnis minoritas melihat UU Agama Negara tidak hanya sebagai masalah agama, tetapi juga sebagai masalah konstitusional. Konstitusi tidak lagi dilihat sebagai pelindung mereka, melainkan memaksakan “tirani mayoritas”. Bagi etnis minoritas, pendirian agama Buddha sebagai agama negara menjadi simbol tirani mayoritas di bawah sistem semi-kesatuan Konstitusi. Beberapa kelompok yang lebih radikal di antara etnis minoritas memutuskan untuk memulai pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah pusat. Tujuan mereka adalah untuk mendapatkan otonomi politik dan penentuan nasib sendiri, seperti yang dijanjikan pada awalnya

Page 115: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

105Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

oleh Jenderal Aung San. Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) adalah gerakan bersenjata yang paling serius setelah RUU agama negara disahkan pada tahun 1961. Menurut Graver (1993), orang-orang Kachin menganggap RUU baru sebagai bukti lebih lanjut dari “Burmanisasi” oleh pemerintah pusat. Kachin bersedia mencegah ini dengan cara apa pun, bahkan dengan pemberontakan bersenjata.72

Gerakan bersenjata itu, yang dibentuk pada 5 Februari 1961, dengan demikian merupakan reaksi terhadap berlalunya hukum agama, serta ketidakpuasan umum atas ketidaksamaan, diskriminasi dan kelalaian etnis yang dirasakan. Kachin berusaha menyelesaikan perbedaan mereka dan mendapatkan kembali hak mereka melalui saluran politik, tetapi tidak dapat mencapai apa pun dengan cara itu. Perlawanan terhadap pemerintah pusat terus berlanjut dari 1961 hingga hari ini, dengan pengecualian 17 tahun gencatan senjata dari 1994 hingga 2011. KIA, dengan cepat menjadi salah satu organisasi pemberontak paling sukses di negara ini. Ini menjadi salah satu pemain paling penting di Front Demokrasi Nasional (NDF) di mana tuntutan awal untuk separatisme digantikan oleh tuntutan untuk federalisme. Ketika KIO / KIA menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah militer pada 24 Februari 1994, NDF, sangat lemah.73

Namun, proses implementasi sistem demokrasi Myanmar diserbu oleh campur tangan militer dalam sistem politik. Gangguan militer dilakukan melalui kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Ne Win, yang secara tiba-tiba menghapus sistem demokrasi dengan memperkenalkan sistem sosialis. Jenderal Aung San pernah

72Paul Keenan, 2013, By Force of Arms: Armed Ethnic Groups in Burma, New Dehli, India: Viji Books India Pvt Limited, hlm. 9-10.

73Ibid., hlm. 119.

Page 116: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

106 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

menyatakan bahwa untuk menjaga stabilitas politik di Myanmar adalah dengan menempatkan militer sebagai badan profesional dan tidak terlibat dalam arena politik. Ini karena keterlibatan politik militer akan membahayakan stabilitas politik satu negara (Myanmar). Hal ini terutama terlihat selama pemilihan Myanmar 1960, meskipun U Nu terpilih, Jenderal Ne Win memimpin kudeta untuk mengakhiri kepemimpinan U Nu menuduh bahwa pemerintah demokratis gagal menyatukan rakyat dan memberantas kemiskinan.

Jenderal Ne Win adalah kawan seperjuangan Jenderal Aung Sann dan salah satu orang paling penting dalam merancang politik Myanmar. Jenderal Ne Win memperkenalkan sistem demokrasi sosialis yang dipengaruhi oleh perkembangan komunis yang terjadi di Vietnam dan China. Pada Maret 1962, ia menggantikan sistem demokrasi U Nu dan memasang kebijakan militer.74. Dia mengklaim bahwa tindakan pemerintah U Nu memiliki kecenderungan untuk memberikan memprioritaskan pengaruh barat dan bahwa sistem semacam itu tidak relevan dengan Myanmar. Sejalan dengan sistemnya, parlemen dibubarkan, partai-partai politik dilarang dan hak-hak asasi dikontrol. Sang jenderal memperkenalkan politik dan ekonomi berbasis radikal yang dikenal sebagai “Jalan Burma menuju Sosialisme”. Untuk mengontrol sistem politik Myanmar, Partai Program Sosialis Burma (BSPP) diperkenalkan dan diubah menjadi Partai Persatuan Nasional (NUP) pada tahun 1988 sebagai cara untuk menarik dukungan rakyat pada kepemimpinannya. Jenderal Ne Win mengadopsi kebijakan isolasi (pintu tertutup) ke seluruh dunia. Implementasi

74Clark D. Neher, op.cit., hlm. 166-167.

Page 117: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

107Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

kebijakan isolasi bertujuan untuk menyatukan rakyat dan mencegah konflik dipicu oleh pengaruh barat.75

Untuk mendapatkan dukungan publik pada tahun 1971, Jenderal Ne Win meyakinkan rakyat dengan memperbaiki citranya untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Dia memang ingin dikenal sebagai pemimpin militer tetapi dia mencoba menggambarkan dirinya sebagai Perdana Menteri di mata rakyat. Pada Januari 1972, Myanmar menjadi Republik Sosialis dan melakukan reformasi konstitusi. Kepemimpinan Ne Win meningkatkan ketidakstabilan politik karena penindasan dan penindasan terhadap kelompok minoritas. Akibatnya, pemerintahan Ne Win menghadapi demonstrasi menuntut keadilan pada tahun 1962 dan 1974. Mengikuti oposisi dan tuntutan masyarakat, Jenderal Ne Win mengundurkan diri pada tahun 1981 dari tampuk kepemimpinan BSPP. Namun, ia tetap sebagai Perdana Menteri Myanmar dan dibantu oleh beberapa pemimpin termasuk Jenderal Sein Lwin, Dr Maung Maung, dan Jenderal Saw Maung.76 Namun, pengaruh Jenderal Saw Maung menjadi lebih jelas dengan dibentuknya Dewan Pemulihan Hukum dan Ketertiban Negara (SLORC), sebagai tujuan untuk mengendalikan anarki dan memenangkan dukungan rakyat. Upaya-upaya ini gagal; sebagai akibatnya orang-orang bangkit memberontak dan menentang pemerintah militer Myanmar. Hal ini jelas diilustrasikan oleh masyarakat Myanmar yang melakukan demonstrasi pada tahun 1988 menentang dan membuktikan bahwa pemerintah militer Myanmar sebagai sebuah kegagalan. Pemerintah menanggapi tindakan tersebut dengan melemparkan orang-orang ke penjara, menyiksa dan membunuh.

75Ibid., hlm. 166. 76Ibid., hlm. 169.

Page 118: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

108 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Pembunuhan massal demonstran di Myanmar pada bulan September 1988 menodai kredibilitas pemerintahan Ne Win.77 Tidak hanya mengundang kritik internasional yang disebabkan oleh rezim militer, itu juga membangkitkan gerakan nasionalis Myanmar untuk melawan dan menuntut pengunduran diri militer. Situasi ini membangkitkan kesadaran orang-orang di Myanmar untuk bersatu dan menentang pemerintahan militer. Bagi penguasa militer, jika pemerintahan mereka gagal menyatukan rakyat, itu akan mengarah pada kondisi yang tidak stabil yang merupakan situasi yang tidak dapat menciptakan perdamaian dan mengembangkan negara. Dengan demikian, situasi ini meningkatkan kewaspadaan di antara para pemimpin nasionalis seperti Aung San Suu Kyi, mengajukan petisi akan dibawa melalui pemilihan pada tahun 1990.

Liga Demokrasi Nasional (NLD) secara resmi didirikan pada bulan September 1988. Partai yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi ini adalah partai oposisi melawan SLORC. Keanggotaannya diyakini mencapai 1-3 juta anggota pada tahun 1990. Aung San Suu Kyi dibantu oleh beberapa tokoh terkemuka seperti Aung Gyi, seorang jenderal militer selama pemerintahan Ne Win, yang pernah mengkritik sikap pemerintah dalam masalah hak asasi manusia dan merupakan ketua NLD. Selain itu, NLD bergabung dengan seorang tokoh terkenal bernama Tin U, yang pernah memegang jabatan Menteri Pertahanan . Dia kemudian bergabung dengan NLD pada tahun 1988 untuk menentang penerapan pemerintahan militer di Myanmar. Tujuan NLD adalah untuk menuntut hak asasi manusia, penerapan sistem demokrasi setelah resolusi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan keadilan untuk kelompok minoritas. NLD mendesak pelaksanaan sistem demokrasi parlementer untuk mengakhiri kekuatan militer yang memerintah pemerintah. Mereka

77Ibid., hlm. 167-168.

Page 119: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

109Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

juga meminta DPR dan pengadilan harus dibentuk kembali dan bersikeras bahwa militer seharusnya tidak menjadi bagian dari mereka. Prinsip yang diusulkan adalah bahwa setiap kelompok etnis minoritas harus diberikan hak untuk membuat undang-undang mereka sendiri (di daerah tertentu) atau menyebarluaskan undang-undang untuk wilayahnya sendiri dalam hal untuk berhubungan dengan administrasi politik dan ekonomi . NLD berjuang keras sebagai cara untuk menarik dukungan orang. Hal ini terbukti berdasarkan hasil pemilihan pada tahun 1990, NLD meraih 392 dari 485 kursi parlemen, yang lebih dari 60% jumlah keseluruhan.78

SLORC menolak kemenangan NLD dalam pemilihan 1990; bahkan pemerintah militer menuduh Suu Kyi sebagai pengkhianat. Karena peristiwa ini, banyak pemimpin senior NLD ditangkap, termasuk 2000 warga sipil dan demokrat sepanjang Mei hingga Desember 1990. Pada tahun 1991 lebih dari 25 anggota parlemen ditangkap dan dipenjarakan dengan tuduhan dituduh mengancam keamanan nasional Myanmar.79 Militer bahkan memburu lawan-lawan pemerintah yang terutama memaksa kelompok-kelompok minoritas untuk melarikan diri ke daerah perbatasan seperti Thailand, Kamboja dan Malaysia. Setelah insiden ini, para pengungsi mendirikan Aliansi Demokrasi untuk Burma (DAB) dan mendirikan pemerintahan sementara untuk menantang SLORC. DAB bersama dengan Suu Kyi telah berjuang untuk mengklaim demokrasi di negara yang diduduki militer.

Untuk memulihkan kepercayaan dan keyakinan rakyat terhadap SLORC, pemerintah militer Myanmar mengubah nama SLORC menjadi Dewan Perdamaian dan Pembangunan

78Josef Silverstien, “Aung San Suu Kyi: Is She Burma’s Woman Of Destiny?”, Asian Survey, Vol. 30, No. 10, 1990, hlm. 1007-1019.

79Chee Soon J., 1998, To Be Free: Stories From Asia: Decolonization, Nationalism And Separatism, London: I.B Tourris Publishers, hlm. 82.

Page 120: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

110 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Negara (SPDC) pada tahun 1997, namun SPDC masih gagal memperoleh dukungan rakyat. Pembebasan Suu Kyi pada tahun 2000 membangkitkan semangat rakyat untuk memberontak dan menuntut pelaksanaan demokrasi di Myanmar. Pada bulan Mei 2002, komunitas internasional memberi tekanan kepada PBB untuk ikut campur dalam urusan Myanmar. Komunitas internasional menekan dan mengkritik administrasi militer Myanmar dan mendorong pemerintah militer untuk mengambil pendekatan positif untuk mengurangi tekanan internasional.

Situasi ini mempengaruhi Perdana Menteri Myanmar, Khin Nyut, untuk menggunakan pendekatan yang lebih positif terutama dalam menerapkan sistem demokrasi yang melindungi hak asasi manusia di Myanmar. Dia bertanggung jawab atas pemecatan Jenderal Swa Maung pada tahun 1992 yang didukung oleh Jenderal Than Shwe. Pengangkatannya sebagai Perdana Menteri membuka jalan menuju demokrasi, membangun kembali komunitas internasional, kepercayaan PBB dan ASEAN melalui presentasinya tentang “Rencana Demokrasi”, tetapi reformasi belum berjalan dengan baik ketika Khin Nyut harus mengundurkan diri setelah menghadapi masalah kesehatan yang serius. Pengunduran diri Khin Nyut membahayakan kemampuan pemerintah untuk melanjutkan pelaksanaan “Rencana Demokrasi”. Ini karena pengunduran dirinya termasuk pembebasan Suu Kyi dan Myanmar menjadi ketua ASEAN pada tahun 2006. Jenderal Soe Win kemudian ditunjuk sebagai Perdana Menteri untuk menggantikan Jenderal Khin Nyut dan menekankan bahwa proses implementasi demokrasi mengikuti “Rencana Demokrasi” yang dilaksanakan sangat lambat dan harus melalui tahap-tahap tertentu.

Page 121: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

111Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

C. Menuju Demokrasi

Karena penindasan brutal pemerintah SPDC pada 2007 terhadap Saffron Revolution, pemerintah Myanmar menghadapi kritik internasional yang intens. Oleh karena itu, pemerintah SPDC menyelenggarakan Konvensi Nasional, yang merupakan langkah pertama dan kedua menuju demokrasi, menurut mereka. Pada tahun 2007, SPDC membentuk komite penyusunan konstitusi (54 orang anggota), langkah ketiga menuju demokrasi, dan mengadakan referendum untuk konstitusi baru pada Mei 2008, ketika sejumlah besar penduduk benar-benar berjuang untuk bertahan hidup setelah Topan Nargis. Pada akhir Mei 2008, SPDC mengumumkan bahwa hampir 98 persen orang mengambil bagian dalam referendum, dan dari itu 92,48 persen memilih mendukung rancangan konstitusi.

Pada tanggal 7 November 2010, Myanmar menyelenggarakan pemilihan multi-partai yang pertama sejak tahun 1990. Pemilu menandai selesainya “peta jalan” yang dibuat pada tahun 2003 oleh Dewan Perdamaian dan Pembangunan Negara (SPDC). Peta jalan menyajikan transisi yang dikelola dengan hati-hati ke bentuk pemerintahan baru di mana peran militer dijamin secara konstitusional sebelum dialihkan ke pemerintahan sipil.80 Organisasi pemilihan pada tahun 2010 direncanakan secara hati-hati untuk memastikan kelanjutan dari struktur kekuasaan yang ada dan mempertahankan kontrol militer.81 Banyak partai oposisi pada dasarnya menentang pemilihan karena Konstitusi 2008,

80Marte Nilsen dan Stein Tønnesson, “Can Myanmar’s 2008 Constitution Be Made To Satisfy Ethnic Aspirations?”, Policy Brief, PRIO: Peace Research Institute Oslo, hlm. 2. Baca juga Robert H. Taylor, 2009, The State in Myanmar, London: C, Hurst and Company, hlm. 491.

81M. Skidmore dan T. Wilson, “Interpreting the Transition in Myanmar,” dalam N. Cheesman, M. Skidmore dan T. Wilson (Editors), 2012, Myanmar’s Transition: Openings, Obstacles and Opportunities, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, hlm. 3.

Page 122: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

112 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

dianggap tidak sah. Keraguan-raguan partisipasi ini menyebabkan perpecahan dalam beberapa partai oposisi, dengan beberapa kelompok, seperti partai oposisi terkemuka NLD, memutuskan untuk memboikot pemilu sementara yang lain memutuskan untuk mengikuti pemilihan.82 Karena boikot dan perpecahan banyak kelompok oposisi bersamaan dengan peluang terbatas untuk keterlibatan rakyat, pemilu menjadi tidak bebas dan adil. Meski begitu, pemilihan pemerintah sipil yang terbentuk menandai era baru untuk mengakhiri sistem satu partai, yang telah mendominasi selama lebih dari 40 tahun, dan memulihkan pemerintahan perwakilan untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.83

USDP (Union Solidarity and Development Party) dibentuk oleh elit militer sesaat sebelum pemilihan tahun 2010, dan sebagian besar anggota terdiri dari mantan anggota militer. Setelah memenangkan pemilihan pada tahun 2010, mantan Jenderal dan Presiden baru Thein Sein membentuk pemerintahan semi-sipil yang baru. Kekuasaan diserahkan dari junta militer ke pemerintah semi-sipil yang baru pada tanggal 30 Maret 2011. Karena semua badan legislatif dan eksekutif dikontrol oleh tentara, para pengamat dan para ahli mengharapkan meragukan perubahan di bawah pemerintahan baru.84 Oleh karena itu, semua orang lebih dari sedikit terkejut ketika salah satu hal pertama yang dilakukan di bawah pemerintahan baru ini adalah untuk memperkenalkan garis reformasi liberal dan perubahan kebijakan. Pendaftaran ditawarkan kepada partai-partai oposisi politik dan Presiden

82Michael Lidauer, “Towards a new state in Myanmar,” dalam Michael Gravers dan Flemming Ytzen’s (Editors), 2014, Burma/Myanmar – Where Now?, Copenhagen: NIAS Press – Nordic Institute of Asian Studies, hlm. 72.

83Skidmore & Wilson, op.cit., hlm. 3.84Kyaw Yin Hlaing, “Understanding Recent Political Changes In Myanmar”, Asia: A Journal

of International and Strategic Affairs, Vol.34, No. 2, hlm. 197-198.

Page 123: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

113Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

mengatur pertemuan dengan para pengusaha dan tokoh masyarakat di mana dia mengundang mereka untuk bekerja sama dengan pemerintah. Para pemimpin masyarakat sipil diberi kesempatan untuk mengekspresikan pendapat mereka, dan beberapa saran mereka segera berubah menjadi kebijakan konkrit.85

Pengumuman reformasi demokratis yang dibuat oleh Thein Sein pada Maret 2011 diterima dengan tidak percaya dan mengejutkan, baik di dalam negeri maupun internasional. Optimisme dengan cepat menyebar di kalangan nasional dan luar negeri. Bagi banyak pihak, reformasi memberi harapan baru untuk mengakhiri kediktatoran militer, perang sipil, dan keterbelakangan. Memang, ada alasan untuk berharap. Tanda-tanda perkembangan positif dapat dilihat segera setelah pengumuman: tahanan politik dibebaskan, sensor media dilonggarkan, reformasi untuk meliberalisasi ekonomi diperkenalkan, dan lebih banyak kebebasan diberikan kepada serikat pekerja dan organisasi masyarakat sipil. Pemerintahan Thein Sein juga berhasil menegosiasikan kesepakatan gencatan senjata dengan berbagai organisasi bersenjata etnis (EAO) Karen, Shan, Mon, Naga dan Chin, secara efektif menghentikan pertempuran yang berlangsung lama di wilayah-wilayah ini.86

Pemerintah memulai dialog dengan lawan terkuat USDP, pemimpin NLD Aung San Suu Kyi, untuk memulai proses rekonsiliasi. Thein Sein juga mendukung sejumlah langkah praktis, seperti lokakarya dan seminar, untuk memfasilitasi debat publik tentang perubahan jangka panjang yang lebih signifikan bagi Myanmar (Skidmore & Wilson, 2012, 4). Pada bulan Oktober 2011 dan Januari 2012, lebih dari 500 tahanan politik dibebaskan,

85Ibid., hlm. 206.86Kristian Stokke dan Olle Törnquist, 2013, Transformative Democratic Politics,

Democratization in the Global South: The Importance of Transformative Politics, Palgrave MacMillan, hlm. 5.

Page 124: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

114 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

dan sensor media dilonggarkan. Masyarakat internasional melihat perubahan Myanmar dan ditanggapi dengan mencabut sanksi dan membangun kembali hubungan diplomatic.87 Pergeseran dramatis dalam hubungan internasional memberikan Myanmar peningkatan peluang untuk perdagangan, bantuan luar negeri, dan investasi. Reformasi yang diperkenalkan pada tahun 2011 tidak diragukan lagi memberikan peluang baru bagi warga Myanmar, karena kelompok masyarakat sipil mampu berserikat dan mengekspresikan diri secara lebih bebas. Secara umum, belum ada tingkat kebebasan yang tinggi di Myanmar sejak kudeta militer pada 1962.88 Kemajuan lebih lanjut dikembangkan pada 2012-2013. Sensor media secara bertahap diturunkan, dan pada Januari 2014, sensor internet juga dihapuskan.

Sangat mungkin bahwa ketegasan China yang meningkat di wilayah tersebut mempengaruhi keputusan rezim militer untuk membuka politik. Sanksi yang dikenakan oleh AS dan Uni Eropa membuat Myanmar secara politik dan ekonomi terisolasi dan sangat bergantung pada China. Memperbaiki hubungan mereka dengan Barat akan meningkatkan peluang ekonomi dan mengurangi ketergantungan ini. Untuk melakukan ini, ada kebutuhan untuk meningkatkan catatan hak asasi manusia mereka, dan memang reformasi telah berdampak nyata di bidang hak asasi manusia. Selama tahun 2012, pemerintah membebaskan hampir 700 aktivis, biarawan dan seniman, melonggarkan sensor media, dan melegalkan hak untuk membentuk perserikatan. Sementara itu, pemerintah baru menjauhkan diri dari China, mantan sekutu politik dan keuangan rezim lama.

87Ibid., hlm. 4.88Hlaing, op.cit., hlm. 197-207.

Page 125: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

115Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

Pada 1 April 2012, pemilihan umum diadakan untuk mengisi 46 kursi kosong di badan legislatif nasional. Pemilu 2012 memiliki standar kredibilitas yang lebih tinggi daripada yang terjadi pada tahun 2010. NLD didaftar ulang dan menang telak. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, partai oposisi utama diwakili di legislatif.89 Pada akhir tahun itu, parlemen di pusat pemerintahan Naypyidaw mulai memainkan peran yang lebih efektif dalam permainan politik. NLD mulai menggunakan komite parlementer untuk memeriksa kementerian dan kebijakan dan, setelah beberapa waktu, ini memberi keyakinan kepada anggota USDP untuk melakukan hal yang sama.

Setelah memasuki parlemen, Aung San Suu Kyi ditempatkan sebagai kepala komite Rule of Law and Stability, yang memberi NLD kemampuan untuk menggunakan pengaruh di luar proporsi melebihi jumlah aktual mereka. Ketua Parlemen dan pemuka, pada saat itu, Shwe Mann, juga melakukan upaya untuk menggunakan parlemen untuk menantang eksekutif. Dia menampilkan dirinya sebagai pemimpin reformis dengan meminta anggota parlemen untuk mengesahkan undang-undang yang akan memodernisasi pemerintah. Dia secara terbuka mengkritik pemerintah atas kegagalan mereka, dan mendorong anggota parlemen untuk membawa reformasi dan “konsep modern” daripada berdiam di masa lalu. Lebih jauh lagi, dia blak-blakan tentang korupsi dalam sistem negara, mengumumkan bahwa pegawai pemerintah di seluruh negeri secara rutin terlibat dalam berbagai bentuk korupsi. Terbukti, Shwe Mann bertekad untuk menggunakan upayanya mengubah parlemen menjadi lembaga penting di Myanmar.90 Dia menyukai perubahan konstitusi yang akan mengekang kekuatan

89Nilsen dan Tønnessen, loc.cit.90Hlaing, op.cit., hlm. 205.

Page 126: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

116 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

militer, dan dipandang sebagai calon presiden yang mungkin dalam pemilihan mendatang pada 2015. Namun, usahanya di parlemen berakhir tiba-tiba pada suatu malam di bulan Agustus 2015 ketika militer diam-diam memecatnya dari kepemimpinan USDP.

Sejak diperkenalkannya reformasi demokratis pada tahun 2011, terbukti bahwa semakin banyak ruang terbuka bagi kaum pro-demokrasi untuk bekerja bersama mendorong demokratisasi lebih lanjut.91 Sejak 2011, pemerintah telah mengizinkan anggota parlemen untuk berbicara tentang hak-hak demokratis dan sejak 2012 parlemen telah memainkan peran yang semakin penting dalam hal checks and balances. Namun lembaga yang paling dominan dan kuat di negara itu masih militer, yang dijamin 25 persen dari kursi di parlemen dan memiliki hak untuk mencalonkan dua wakil presiden negara itu. Meskipun banyak kemajuan telah dicapai, pada akhir 2013 tidak ada rule of law dan tidak ada pengadilan yang independen. Hukum yang sebelumnya digunakan untuk memenjarakan para pembangkang masih berlaku. Di antara yang paling represif dari undang-undang ini adalah Hukum Transaksi Elektronik, yang dapat menjatuhkan pidana 15 tahun penjara karena mendistribusikan informasi dalam bentuk digital yang dianggap merugikan kepentingan atau menurunkan martabat organisasi atau orang. Selain itu, pemerintah baru terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia berat terhadap etnis minoritas. Menetapkan aturan hukum dan demokrasi dalam sistem saat ini kemungkinan besar akan sulit, karena konstitusi itu sendiri tidak memiliki legitimasi dan menimbulkan beberapa rintangan bagi pembangunan demokratis.

Semua mata tertuju pada Myanmar sebagai pemilihan parlemen nasional diadakan 8 November 2015. Sebanyak 91 partai

91Ibid., hlm. 197.

Page 127: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

117Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

dan ratusan kandidat independen menjadi bagian dari kontes untuk memperebutkan lebih dari 1.100 kursi. Harapan yang tinggi karena ini merupakan yang pertama menyambut benar-benar pemilihan “bebas dan adil” dalam beberapa dekade.92 NLD, yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, memenangkan kemenangan besar dengan lebih dari 85 persen kursi di majelis nasional parlemen dan majelis regional dan negara bagian. Union Electoral Committee (UEC) adalah badan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pemilihan, dengan militer mempertahankan hak konstitusionalnya untuk campur tangan jika melihat kebutuhan untuk melakukannya. UEC sebagian besar dikritik karena kurangnya independensi dan ketidakberpihakan dalam memimpin pemilihan. UEC dibentuk pada tahun 2010 dan terdiri dari 16 anggota pemerintah, yang ditunjuk oleh Presiden. Awalnya hanya ada 8 anggota di UEC, tetapi setelah tekanan berat dari aktivis, pada 3 April 2015 personel itu digandakan dengan 8 anggota dengan memperhatikan komposisi etnis. UEC bertugas menyusun aturan dan peraturan partai politik dan partisipasi pemilih dalam pemilu. Badan ini juga bertanggung jawab untuk menangani sengketa terkait pemilihan, mengatur pengamat pemilu, dan mengurus semua logistik yang terkait dengan pemilihan.

D. Perubahan Kons tusi

Pada 2015, partai oposisi utama, NLD, menang telak dalam pemilihan yang “bebas dan adil” dan pertama kali dalam sejarah Myanmar. Para pengamat di seluruh dunia menahan napas ketika mereka menunggu untuk melihat apakah rezim akan menerima pengalihan kekuasaan secara damai, dan menghela napas dengan

92Marte Nilsen dan Stein Tønnesson, 2014, Myanmar’s National Census: Helping or Disrupting Peace?, PRIO Policy Brief, PRIO: Peace Research Institute Oslo.

Page 128: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

118 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

lega ketika mereka melakukannya. Meskipun narasi meyakinkan, melihat lebih dekat pada proses demokratisasi di Myanmar mungkin mengungkap cerita yang berbeda. Di akhir alur cerita, kita harus melihat bahwa Myanmar adalah negara yang damai dan demokratis - setidaknya lebih dari sebelumnya. Namun, daripada melihat lebih banyak kedamaian di negara ini, kita melihat bahwa daerah-daerah etnis tertentu, seperti Negara Bagian Kachin, mengalami peningkatan dramatis dari konflik kekerasan. Beberapa berpendapat bahwa tindakan peperangan saat ini lebih komprehensif sekarang daripada dalam waktu yang sangat lama. Selanjutnya, militer telah berhasil mempertahankan kekuasaan mereka sebagai penjaga konstitusi, sementara secara bersamaan meningkatkan legitimasi mereka dan menghalangi kemajuan demokrasi lebih lanjut.

Aung San Suu Kyi, yang secara konstitusional dicegah untuk menjadi Presiden, bekerja erat dengan Presiden yang diajukan oleh LND, Htin Kyaw. Dia telah mengumumkan secara terbuka bahwa, terlepas dari rintangan konstitusional, dia akan “di atas presiden”. Selain menjadi Menteri Luar Negeri, Suu Kyi mengambil tiga jabatan Menteri lainnya: Pendidikan, Kelistrikan, dan Energi, dan Kepala Kantor Presiden. Selanjutnya, sebagai Menteri Luar Negeri dia juga anggota Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional, yang didominasi oleh militer. Akhirnya, parlemen menunjuknya sebagai “state counsellor” posisi yang dirancang khusus untuknya, yang menempatkannya dalam posisi yang sama sebagai perdana menteri.93 Kritikus berpendapat bahwa, meskipun ia telah mendapatkan pengaruh politik, Aung San Suu Kyi tidak berhasil menantang

93Bart Gaens, “Aung San Suu Kyi’s Shadow Presidency – Myanmar’s New Civilian Government Faces Numerous Challenges”, The Finnish Institute of International Affairs, Vol. 11, 2016, hlm. 1.

Page 129: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

119Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

kepentingan elit lama atau secara signifikan mengubah kebijakan negara. Kritik ini terutama terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung dari Rohingya. Posisi baru Suu Kyi memberinya banyak tantangan, salah satunya adalah tantangan karena harus memegang jabatan 4 kementerian pada saat yang sama, sementara juga berusaha untuk mengarahkan Presiden. Sementara konstitusi menyatakan bahwa seorang menteri harus mengundurkan diri dari jabatan parlemen mereka ketika berada di pemerintahan, Aung San Suu Kyi memiliki hubungan langsung dengan parlemen melalui perannya sebagai “state counsellor”.

Perkembangan konstitusi di Myanmar pada tahun 2015 merupakan hasil dari proses perubahan formal yang dimulai pada tahun 2013 di bawah Presiden Thein Sein (Maret 2011 – Maret 2016). Untuk memahami pentingnya perkembangan ini, prosedur formal negara untuk amandemen konstitusi akan dipaparkan, diikuti oleh karakterisasi proses menjelang tahun 2015, termasuk kegagalan utamanya dalam menyediakan forum yang tulus untuk partisipasi. Hasil dari proposal untuk amandemen menunjukkan perpecahan yang mendalam di dalam Parlemen mengenai masalah reformasi konstitusi, serta pengabaian soal pengadilan.

Konstitusi 2008 adalah hasil dari proses penyusunan yang berlarut-larut dan sangat terbatas yang membentang dari 1993 hingga 2007.94 Proses amandemen formal di bawah Konstitusi 2008 bersifat rinci dan spesifik. Proposal untuk mengamendemen Konstitusi harus diserahkan dalam bentuk RUU yang khusus untuk tujuan amandemen konstitusi (Pasal 433). RUU yang diusulkan harus didukung oleh setidaknya 20 persen dari semua anggota Parlemen (664 anggota, termasuk 166 dari utusan tentara)

94M. Crouch, “The layers of legal development in Myanmar’, dalam M. Crouch dan T. Lindsey (Editors), 2014, Law, Society and Transition in Myanmar, Oxford: Hart Publishing.

Page 130: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

120 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

(Pasal 434). Ini berarti bahwa proses mengajukan RUU dapat dimulai dengan anggota parlemen non-militer (anggota yang dipilih), namun persetujuan akhir membutuhkan beberapa tingkat dukungan dari militer.

Militer masih menjadi aktor utama di semua bidang, dan memainkan peran kunci dalam pemerintahan dan juga di parlemen.95 Menurut Konstitusi 2008, kekuasaan eksekutif negara akan “sepenuhnya di bawah kendali angkatan bersenjata” (Sisk, 2013, 21). Konstitusi memberikan tiga posisi kunci menteri militer: Pertahanan, dalam negeri, dan urusan perbatasan, serta 25 persen kursi di parlemen, secara efektif memastikan bahwa militer memiliki hak veto atas setiap amandemen konstitusi. Selain itu, salah satu wakil presiden adalah seorang perwira militer, dan lima menteri lainnya di kabinet terikat dengan militer.96 Konstitusi memungkinkan militer untuk membubarkan pemerintah sipil dan parlemen dan memerintah secara langsung jika Presiden menyatakan keadaan darurat. Militer juga memiliki hak untuk bertanggung jawab atas urusannya sendiri, dan anggota-anggota bekas junta telah menerima kekebalan hukum.

Suu Kyi sangat sadar bahwa dia membutuhkan dukungan militer untuk menjaga stabilitas.97 Meskipun demikian, beberapa berpendapat bahwa hasil pemilu tahun 2015 dan dialog selanjutnya antara Suu Kyi dan elit lama untuk memastikan transisi yang mulus dapat menjadi tanda bahwa kemampuan militer untuk mempengaruhi hasil pemilu mungkin semakin berkurang. Militer tetap menjadi pemain yang menentukan dalam politik sipil, dan tanda-tanda perubahan konstitusional masih belum

95Ibid., hlm. 2.96Ibid., hlm. 2.97Ibid.

Page 131: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

121Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

terlihat.98 Meskipun ada gagasan dari komunitas etnis dan partai oposisi, Parlemen menolak untuk mempertimbangkan mengubah konstitusi 2008.

Konstitusi menetapkan dua tingkat amandemen yang berbeda, tergantung pada ketentuan yang terkait. Kedua tingkatan membutuhkan lebih dari 75 persen persetujuan di Parliament. Tingkat 1 adalah membutuhkan dukungan suara yang lebih tinggi: lebih dari 75 persen persetujuan di Parlemen diikuti oleh referendum nasional dengan suara lebih dari separuh dari mereka yang memenuhi syarat untuk memilih (Pasal 436 huruf a). Proses persetujuan ini berlaku untuk sebagian besar ketentuan tentang kekuasaan pemerintah dan militer: Bab I tentang Prinsip-prinsip Dasar, Bab II tentang Struktur Negara; kualifikasi presiden dan wakil presiden; pembentukan parlemen nasional dan lokal, kursi militer yang tidak dipilih di Parlemen; pembentukan pemerintahan, Dewan Keamanan Nasional (badan yang paling kuat), dan kekuasaan presiden atas negara bagian/wilayah dan zona dengan otonomi khusus; hirarki sistem pengadilan; keadaan darurat; dan ketentuan amandemen itu sendiri.

Tingkat 2, sebaliknya, membutuhkan lebih dari 75 persen persetujuan anggota parlemen (Pasal 436 huruf b) tetapi tidak ada referendum nasional, yang memastikan bahwa anggota parlemen militer memiliki keputusan akhir mengenai ketentuan-ketentuan ini. Bagian ini mencakup semua norma-norma Konstitusi 2008 selain yang secara khusus disebutkan dalam bagian 436 (a) yang telah dibahas di atas. Ini termasuk penunjukan dan impeachment anggota parlemen, proses pengesahan legislasi, proses pembentukan komite parlemen, hak warga negara dan usaha melindungi hak-hak ini, dan pemilihan. Kesimpulan yang jelas dari struktur

98Ibid.

Page 132: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

122 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

amandemen konstitusional ini adalah bahwa kekuasaan militer tidak boleh berubah, sementara hak-hak individu dapat ditinjau oleh Parlemen dan militer.

RUU untuk amandemen konstitusi yang dibahas oleh Parlemen pada pertengahan 2015 adalah puncak dari momentum reformasi sejak 2011 dan seruan untuk proses formal perubahan konstitusi yang dimulai pada tahun 2013. Konstitusi 2008 mulai berlaku pada tahun 2011. Baru pada pertengahan 2012, Liga Nasional Demokrasi (LND), salah satu pendukung utama perubahan demokratis, setuju untuk berpartisipasi dalam pemilu sela dan memenangkan setiap kursi yang diperebutkan (43 kursi). Seruan untuk amandemen konstitusi dari NLD dan Generasi 88 menyebabkan proses resmi amandemen formal, yang akhirnya dirusak oleh kurangnya partisipasi yang tulus.

Terlepas dari hilangnya legitimasi ini, dua gagasan amandemen konstitusi diusulkan di Parlemen pada bulan Juni 2015. RUU pertama, tertanggal 11 Juni 2015 dan diterbitkan dalam Myanma Alin, amandemen yang terkait di bawah Pasal 436 huruf a, atau Tingkat 1, yang membutuhkan referendum nasional. Proposal pertama ini berisi enam isu yang dipilih oleh anggota parlemen. Satu-satunya amandemen yang disetujui adalah mengubah kata-kata dari bagian Pasal 59 huruf d tentang persyaratan jabatan Presiden. Berdasarkan ketentuan ini, seseorang yang dinominasikan sebagai calon presiden harus terbiasa dengan urusan militer. Usulan mengubah kata “militer” menjadi “pertahanan”, dan ini disetujui oleh suara 88 persen anggota parlemen, tetapi referendum yang diperlukan untuk memberlakukan amandemen tidak pernah diadakan. Sebanyak 5 proposal lainnya hanya menerima 58 hingga 61 persen dukungan, yang gagal memenuhi ambang 75 persen. Yang paling signifikan dari proposal yang gagal ini adalah saran

Page 133: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

123Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

untuk mengubah bagian Pasal 436 huruf a untuk mengurangi ambang persetujuan menjadi 70 persen.

RUU kedua mengenai isu dalam persoalan Tingkat 2, dan dengan demikian tidak memerlukan referendum. RUU itu kembali diajukan ke Parlemen oleh anggota USDP, U Thein Zaw. Isinya mencakup antara lain mengubah ketentuan semula, di mana Presiden menunjuk menteri utama (yang mewakili setiap wilayah negara bagian), diganti dengan ketentuan bahwa dalam hal penunjukkan menteri utama, Presiden memperhatikan pertimbangan parlemen lokal.

Sejak 2011, hal ini menimbulkan banyak pertanyaan ketika parlemen negara bagian dan daerah baru mulai menegaskan kekuasaan mereka dan menguji batas-batas otoritas mereka. Proposal itu juga sebagai tanggapan terhadap kasus yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi mengenai masalah kekuasaan legislatif dan perpajakan negara bagian, di mana pengadilan menolak untuk menafsirkan kekuasaan legislatif dan perpajakan negara bagian dan daerah; Mahkamah menganggap sebagai masalah yang harus dinegosiasikan dengan pemerintah pusat.

Singkatnya, amandemen konstitusi menunjukkan bahwa hanya Parlemen yang memiliki kemampuan untuk memperluas daftar masalah di bawah kendali negara. Pengadilan hanya memiliki sedikit kekuasaan untuk menginterpretasikan masalah-masalah konstitusi. Ke depan, ini dapat mengarah pada situasi yang sulit di mana, daripada membiarkan pengadilan untuk memenuhi mandatnya untuk menafsirkan Konstitusi, setiap masalah baru yang muncul yang tidak secara langsung disebutkan dalam jadwal mungkin memerlukan amandemen konstitusi formal. Singkatnya, secara sempit membatasi ruang lingkup kekuasaan legislatif. Pada akhir 2015, proses amandemen konstitusi menjadi berita

Page 134: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

124 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

ketika demam pemilu mulai merebak. Dengan mayoritas kursi dimenangkan oleh NLD, pemerintahan baru yang mulai menjabat pada tahun 2016 akan terus mendorong perubahan konstitusi lebih lanjut. Sementara NLD akan dapat mengesahkan undang-undang yang dipilihnya, NLD tidak dapat mengeluarkan proposal untuk amandemen konstitusi tanpa persetujuan setidaknya beberapa anggota militer.

E. Peran Bantuan Asing

Sepanjang sejarah Myanmar, situasi internal dan politik domestik Myanmar telah tidak stabil karena konflik etnis dan pemberontakan komunis. Serangkaian pemerintahan telah gagal untuk menjaga orang-orang Myanmar karena tidak ada perdamaian dan stabilitas di negara ini. Di bawah rezim militer U Ne Win dan rezim Sosialis sejak itu, Myanmar mengikuti “Jalan Burma menuju Sosialisme” yang merupakan sistem tertutup. Selama waktu itu, ada lebih sedikit bantuan internasional yang ditujukan untuk pembangunan negara daripada bantuan yang sebagian besar bermanfaat bagi para donor. Sebagian besar dukungan keuangan selama masa jabatan U Nu dan rezim militer berasal dari pemerintah Asia seperti Jepang, Cina, India dan Thailand.

Namun, mitra Asia lebih cenderung menekankan investasi infrastruktur dan cenderung tidak mendukung inisiatif tata kelola. Semasa rezim militer dari 1989 hingga 2010, karena sistem politik dan pemerintahan kediktatoran, Myanmar telah lama menjadi penerima bantuan luar negeri terendah di kawasan itu, Myanmar memiliki tingkat PDB per kapita terendah di Asia Tenggara dan peringkat 132 dari 169 Indeks Pembangunan Manusia PBB. Bantuan Jepang, bantuan dari China, dan donor Asia lainnya dibahas untuk membuktikan bahwa sebagian besar bantuan

Page 135: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

125Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

internasional berasal dari donor Asia yang terutama fokus pada keuntungan mereka daripada pembangunan politik dan ekonomi Myanmar.

Bantuan Jepang ke Myanmar pada 1950-an jelas terlihat bermanfaat bagi sejak tahun 1950-an; Jepang memanfaatkan program bantuannya untuk mengamankan pengaruh politik dan akses ekonomi. Selama tahun-tahun itu, pemerintah Jepang memberi bantuan kepada Myanmar, mengumumkan bahwa itu adalah reparasi. Ini termasuk investasi dan dukungan teknis yang juga dapat bermanfaat bagi Jepang. Misalnya, reparasi yang didanai untuk proyek bantuan Buluchaung, yang didukung oleh Nippon Corporation dan mereka tidak pernah diminta oleh pemerintah Burma dan itu membawa manfaat besar bagi ekspor untuk industri Jepang. Selama pemerintahan U Ne Win, Myanmar menerima sejumlah besar bantuan dari Jepang dengan total US $ 2,2 juta. Meskipun Myanmar menerima bantuan dari donor Asia, tapi tidak benar-benar untuk tujuan pembangunan di Myanmar.99

Karena penindasan brutal terhadap protes rakyat pada tahun 1988, salah satu pendukung keuangan pemerintah Asia terbesar kepada pemerintah Myanmar hingga 1988, yaitu pemerintah Jepang, juga ikut kecaman internasional dalam menangguhkan program bantuannya ke Myanmar. Meskipun Jepang melanjutkan program bantuannya pada Februari 1989, setelah pengumuman oleh pemerintah SLORC tentang pemilihan umum, tekanan domestik dan internasional diberikan kepada pemerintah Jepang untuk memberi sanksi kepada Myanmar. Oleh karena itu, menurut piagam ODA Jepang tahun 1992, bantuan Jepang ke Myanmar ditolak. Pada tahun 1995, bantuan Jepang terbatas pada hibah

99James Reilly, “China And Japan In Myanmar: Aid, Natural Resources And Influence”, Asian Studies Review, Vol. 37, No. 2, 2013, hlm. 141-157.

Page 136: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

126 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

skala kecil untuk tujuan kemanusiaan dan investasi di Myanmar melambat.100 Namun, Jepang berusaha untuk terlibat dengan Myanmar dalam kerangka regional yang berorientasi di sekitar negara-negara Sungai Mekong mulai dari akhir 2006.

Setelah peristiwa penindasan demonstrasi mahasiswa pada 1988-89, China adalah negara pertama yang mengakui rezim militer. Sejak itu, China muncul sebagai salah satu sumber paling penting investasi, perdagangan, dan bantuan. Selama pemerintahan SLORC dan SPDC, pemerintah China sebagian besar bekerja sama dengan pemerintah, memberikan pinjaman dan hibah dalam proyek-proyek infrastruktur. Bantuan China ke Myanmar biasanya dalam bantuan untuk infrastruktur. Sektor-sektor yang disediakan China adalah sektor pertanian, sektor transportasi dan sektor energi, termasuk tenaga listrik. Ini termasuk proyek kereta api, jalan dan bangunan, proyek-proyek telekomunikasi dan proyek pembangkit listrik tenaga air.

Sementara negara-negara barat memberi sanksi kepada Myanmar, China telah mengambil kesempatan untuk terlibat dengan Myanmar guna memenuhi kepentingan strategis mereka dengan melihat proyek-proyek yang mereka dukung. Menyediakan proyek kelistrikan di Myanmar biasanya bertujuan untuk mengirim energi kembali ke Provinsi Yunnan Cina. Membangun proyek kereta api dan jalan di Myanmar dari Provinsi Yunnan ke bagian barat Myanmar juga untuk memenuhi kepentingan strategis China yang akan mendapatkan akses ke Samudera Hindia. Setelah menyelesaikan jalan melintasi Myanmar, China dapat mengurangi ketergantungan pada Selat Malaka untuk pengiriman 80% dari minyak impor mereka untuk menghindari kerentanan kontrol

100Toshihiro Kudo, 2007, Myanmar And Japan: How Close Friends Become Estranged, Institute Of Developing Economies, hlm. 8.

Page 137: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

127Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

AS terhadap jalur ini. Bantuan Cina ke Myanmar terutama untuk mendapatkan keuntungan China selama rezim militer.

Setelah bantuan Cina ke Myanmar selama rezim militer, Korea adalah donor lain yang memberikan bantuan kepada Myanmar. Namun, cara Korea memberikan bantuan benar-benar berbeda dari bantuan China. Pemerintah Korea menyediakan program bantuan hibah melalui KOICA sejak tahun 1991 KOICA (Badan Kerjasama Internasional Korea) terutama memberikan bantuan hibah dan dukungan teknis di daerah-daerah di mana kebutuhan Pemerintah Myanmar dapat dipenuhi, Pembangunan Infrastruktur, Tata Kelola Ekonomi dan Pemerintahan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah fokus utama di mana Korea memberi dukungan kepada rezim militer. Melalui pemerintah SPDC dan SLORC, Korea mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan membantu Myanmar dalam sektor kesehatan, sektor pertanian dan peternakan serta sektor pendidikan. Dibandingkan dengan China dan Jepang sebagai donor, Korea tidak hanya bekerja dengan pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur, tetapi juga bekerja dengan sektor swasta, LSM dan universitas untuk menyediakan sektor yang dapat meningkatkan mata pencaharian orang-orang Myanmar. Tampaknya KOICA memberikan bantuan untuk pembangunan sosio-ekonomi dan tujuan kemanusiaan. Tidak ada bantuan demokratis yang diberikan oleh KOICA.

Tetangga besar lainnya yang memberikan bantuan kepada Myanmar sejak kemerdekaannya adalah India. India dan Myanmar memiliki hubungan baik sejak kedua negara berusaha bersama untuk mendapatkan kemerdekaan dari Inggris. India memberikan bantuan kepada seluruh pemerintahan Myanmar, bahkan selama pemerintah militer, karena memiliki kepentingan strategis dan ekonomi di Myanmar. India berusaha bersaing dengan China di

Page 138: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

128 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Myanmar. Namun, kerjasama ekonomi dan bantuan India untuk Myanmar kurang dari China dengan hanya melihat jumlah proyek dan bisnis dari kedua negara di Myanmar. Sepanjang sejarah hubungan India-Myanmar, setiap kali hubungan China-Myanmar menghangat, hubungan India-Myanmar terhempas. India terutama memberikan bantuan kepada Myanmar dalam bantuan militer, membangun jalan dekat perbatasan antara India dan Myanmar dan di sektor pertanian dan teknologi. Pembangunan kapasitas untuk para pejabat adalah salah satu bantuan yang diberikan India selama rezim militer.

Pada tahun 1949, karena pemberontakan komunis di Myanmar, India membantu Myanmar, memberikan senjata kepada tentara dan mengatur pinjaman dari negara-negara Persemakmuran. Selama junta militer di bawah kediktatoran Ne Win, India dan hubungan Myanmar mengalami banyak pasang surut karena kebijakan nasionalisasi Ne Win, memaksa mayoritas masyarakat India untuk melarikan diri dari Burma dan India memberikan bantuan kepada kelompok pemberontak Myanmar. Oleh karena itu, bantuan India tidak hadir selama pemerintahan Ne Win. Baru setelah tahun 1991, India dan Myanmar yang memformulasikan India menjadi lebih baik tetapi bantuan India sangat minim dan langka. India telah membantu Myanmar dalam proyek-proyek besar hanya setelah tahun 2010. Secara umum, bantuan India bertujuan untuk mengembangkan daerah perbatasan antara Myanmar dan India. India telah membantu membangun Jalan Rid-TiTain dan meningkatkan jalan yang ada di Negara Bagian Chin, di perbatasan antara India dan Myanmar.

Setelah tindakan keras tahun 1988 terhadap gerakan demokratis di Myanmar, AS, bersama-sama dengan pemerintah Australia, Kanada, Inggris, dan Uni Eropa, berusaha untuk

Page 139: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

129Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

mengisolasi junta yang berkuasa melalui sanksi dan bantuan yang dibatasi selama rezim militer. Karena sanksi tersebut, Myanmar tidak menerima bantuan bilateral dari donor barat seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris. Namun, negara-negara tersebut memberikan bantuan kemanusiaan melalui PBB dan organisasi internasional, seperti UNDP, UNFPA, UNHCR, UNICEF, UNEP, UNAID, UN-Habitat, UN-OCHA dan WFP. Selama pemerintah militer sejak 1988, bantuan melalui PBB dan lembaga internasional lainnya disediakan untuk Myanmar, bukan bantuan bilateral dari negara-negara barat. Di bawah kekuasaan pemerintah militer, negara-negara barat tidak memberikan bantuan bilateral ke Myanmar sebagai persyaratan politik. Bantuan dari negara-negara barat tidak sesuai dengan kondisi memaksakan demokratisasi di Myanmar, tidak seperti di negara-negara lain di mana bantuan adalah sebagai insentif untuk memulai demokratisasi. Selama masa itu, bantuan multilateral dari PBB dan organisasi internasional lainnya hanya memberikan bantuan pembangunan sosial-ekonomi untuk meningkatkan mata pencaharian warga Myanmar.

Oleh karena itu, bantuan internasional terhadap Myanmar sangat minim berdasarkan PDBnya dibandingkan dengan negara lain dan tidak dapat dikirimkan secara efektif karena pembatasan dari pemerintah. Kehadiran bantuan internasional di bawah pemerintah militer hingga 2010 sebagian besar untuk infrastruktur dari negara-negara tetangga dan bantuan pembangunan sosial-ekonomi melalui badan-badan PBB. Tidak ada kehadiran bantuan demokratis untuk pemerintah atau organisasi masyarakat sipil atau aktivis politik di dalam negeri untuk membujuk pemerintah militer atau aktor politik lainnya memgusahakan demokratisasi di Myanmar.

Page 140: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

130 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Setelah bencana topan Nargis pada tahun 2008, bantuan internasional ke Myanmar menjadi aktif lagi karena pemerintah tidak dapat memberikan bantuan yang diperlukan kepada para korban. Sejak bencana itu, bantuan kemanusiaan bilateral Barat melonjak, seperti AS, Inggris, Uni Eropa, Australia, dan Swedia. Meskipun pemerintah militer memblokir bantuan bantuan internasional karena takut invasi dari pihak luar, akhirnya pemerintah harus mengizinkan lembaga bantuan internasional untuk melaksanakan kegiatan mereka di daerah-daerah yang terkena badai. Namun, masalah yang dihadapi oleh badan-badan internasional dan, sampai taraf tertentu, kelompok bantuan lokal, berkisar dari sekadar mendapatkan akses ke daerah-daerah yang terkena bencana untuk memastikan pasokan bantuan didistribusikan secara efektif dan mencapai penerima manfaat yang dimaksud. Selama masa bencana, AS, Prancis, dan Inggris mengirim kapal-kapal angkatan laut yang membawa bantuan darurat yang diperlukan ke Myanmar meskipun pemerintah Myanmar tidak membiarkan kapal AS itu masuk ke wilayah Myanmar.

Bantuan kemanusiaan mencapai puncaknya pada US $ 522 juta pada tahun 2008. Menurut profil Myanmar yang dikeluarkan pada tahun 2011 di situs bantuan kemanusiaan global, yang didasarkan pada data dari Bank Dunia, Perjanjian Kredit Pengembangan dan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan, “bantuan kemanusiaan menyumbang hampir seperempat dari bantuan ke Myanmar.” Oleh karena itu, hingga tahun 2011, komunitas internasional atau donor lebih fokus pada bantuan kemanusiaan setelah bencana Nargis terpisah dari bantuan pembangunan sosio-ekonomi awal ke Myanmar. Tidak ada bantuan politik untuk mendorong rezim militer untuk melakukan demokratisasi sampai pemerintah sipil baru memperoleh

Page 141: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

131Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

kepercayaan dari masyarakat internasional pada tahun 2012 bahwa Myanmar berada di jalur demokratisasi. Masyarakat internasional menyambut baik reformasi Myanmar dengan meningkatkan tingkat bantuan. Tampaknya komunitas internasional percaya bahwa Myanmar dapat maju dengan transisi politiknya jika bantuan yang diperlukan diberikan untuk meningkatkan kriteria demokratis dan akhirnya membawa perkembangan dan kemakmuran kepada warga. Kan Zaw, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi, juga mengakui bahwa “laju pembangunan yang cepat tidak akan mungkin tanpa kerjasama internasional.”

Setelah Presiden U Thein Sein memutuskan menunda bendungan Myitsone pada September 2011, hubungan China dan Myanmar memudar dan investasi langsung China ke Myanmar turun lebih dari 90% menjadi US $ 407 juta selama periode yang sama tahun 2012 dibandingkan dengan tahun fiskal 2011. Karena hubungan antara China dan Myanmar mendingin, Myanmar juga mengurangi ketergantungannya pada China. Cina bahkan tidak terdaftar sebagai donor. Mungkin karena ada masalah bantuan China, dan mungkin bantuan keseluruhan dari pemerintah China bisa jadi tidak menurun. Sementara itu, India meningkatkan bantuannya ke Myanmar di sektor pertanian dan pembangunan infrastruktur. Myanmar muncul sebagai penerima bantuan pembangunan India terbesar setelah Afghanistan.

Dari uraian di atas, meskipun bantuan tidak populer selama pemerintahan militer dan bantuan bukanlah insentif untuk demokratisasi di Myanmar, bantuan telah menjadi hadiah bagi pemerintah sipil Myanmar yang baru untuk maju dengan proses demokratisasi mereka. Di Myanmar, reformasi politik telah dimulai dari para pelaku di dalam negeri dan pemerintah itu sendiri, di mana para donor tidak memainkan peran utama ketika melangkah

Page 142: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

132 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

menuju negara demokratis. Namun, demokratisasi di Myanmar telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan semua aktor di dalam negara menunjukkan antusiasme. Oleh karena itu, donor internasional telah datang untuk mendukung transisi demokrasi sejak tahun 2012. Sekarang, bantuan memainkan peran utama dalam reformasi sektor pemerintah dan penguatan masyarakat sipil, yang diperlukan di negara demokratis. Donor biasanya mendukung reformasi sektor pemerintah, pembangunan perdamaian, dan dukungan pemilihan pada tahun 2015 sebagai bantuan demokratis dan donor juga bekerja dengan lembaga pemerintah atau melalui LSM internasional, badan-badan PBB untuk memberikan bantuan. Myanmar telah mengadakan pemilu pada tahun 2015 dan tampaknya dukungan pemilihan telah menjadi populer di kalangan para donor. Terlalu banyak bantuan dalam satu bidang dapat mengurangi bantuan di sektor lain yang juga perlu direformasi, seperti media dan pendidikan kewarganegaraan melalui organisasi masyarakat sipil setempat. Dukungan untuk penguatan masyarakat sipil kurang dari dukungan untuk sektor reformasi lainnya.

F. Penutup

Perkembangan di Myanmar sejak 2013 berbicara dalam mendukung argumen gradualis/transformatif: elit otokratik memiliki sedikit insentif untuk mendirikan institusi yang mempromosikan demokrasi persaingan sejati, karena ini menempatkan mereka pada risiko kehilangan kekuatan mereka. Namun, mereka mungkin, seperti dalam kasus ini, memiliki insentif untuk membentuk lembaga yang tampak lebih demokratis untuk meningkatkan hubungan luar negeri dan meningkatkan peluang ekonomi mereka. Ketegasan China yang meningkat di wilayah itu, dikombinasikan dengan isolasi politik dan ekonomi

Page 143: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

133Transisi Demokrasi, Kendali Militer, dan Jalan Terjal ke Arah Perdamaian

dari negara-negara Barat, menempatkan pemerintah di Myanmar di bawah banyak tekanan. Pihak berwenang di Myanmar sadar bahwa mereka harus memperbaiki catatan hak asasi manusia mereka untuk menghangatkan diri ke Barat. Reformasi yang dilaksanakan pada tahun 2011 memiliki implikasi dramatis bagi hubungan luar negeri dan peluang perdagangan negara, dan telah mengurangi ketergantungan mereka pada China.

Dengan demikian, reformasi telah banyak menguntungkan elit militer dan kroninya. Tentu saja, rakyat pada umumnya juga menikmati manfaat dari reformasi. Ada perbaikan besar, terutama di bidang hak asasi manusia. Namun, reformasi hanya memberikan kebebasan terbatas dan belum secara struktural mengubah hubungan kekuasaan di masyarakat. Militer masih mendominasi arena politik, seperti dapat dilihat oleh kurangnya negosiasi substantif pada amandemen konstitusi meskipun ada dukungan luas untuk ini. Peningkatan konflik kekerasan, perebutan lahan, dan permusuhan etno-agama di daerah-daerah tertentu juga mengalihkan dari ekspektasi demokratis.

Myanmar bukan lagi negara yang otoriter, tetapi bukan negara demokrasi penuh. Menurut urutan demokratis, kita harus berharap bahwa, selama transisi tetap di bawah kontrol militer/elit yang ketat, perdamaian dan stabilitas di negara akan diperkuat. uraian bab ini menunjukkan bahwa ini belum terjadi di Myanmar. Bahkan, alih-alih stabilitas, permusuhan agama dan konflik sipil telah meningkat di beberapa daerah selama proses transisi.

Mempertahankan stabilitas dan perdamaian adalah penting dalam transisi demokrasi. Namun, analisis ini menimbulkan keraguan pada kemampuan pendekatan gradua;os yang tidak mendorong perdamaian dan stabilitas atau demokrasi substansial. Pemerintah militer pra-2010 membentuk Konstitusi pada tahun

Page 144: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

134 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

2008 yang secara efektif menghalangi kemajuan lebih lanjut menuju demokrasi. Selain itu, Konstitusi tidak memiliki legitimasi dan, seperti yang akan ditunjukkan lebih jelas dalam kasus Myanmar, adalah akar dari banyak konflik. Sementara institusi negara dan supremasi hukum penting untuk menjaga stabilitas dan memupuk demokrasi, itu juga membutuhkan partisipasi yang inklusif dan kesepakatan luas dalam pembentukan lembaga-lembaga ini. Myanmar telah melalui perjalanan panjang menuju demokrasi. Dapatkah perubahan positif dipertanggungjawabkan kepada elit “reformis”, yang memperkenalkan dan menerapkan “peta jalan” lebih dari satu dekade yang lalu? Ini jelas menempatkan negara pada jalur yang benar, jauh dari kediktatoran militer yang ketat dan menuju sipil, pemerintahan yang representatif. Namun, prosesnya telah dan masih jauh dari damai, dan masih banyak penghalang jalan besar yang perlu dihapus untuk bergerak melampaui apa yang sekarang merupakan pemerintah yang dipilih secara demokratis di bawah kendali militer.

Namun, ada banyak tantangan dalam hal demokratisasi, pemerintahan yang baik, pembangunan ekonomi, rekonsiliasi nasional, kekerasan komunal di Negara Bagian Rakhine, bagian utara Myanmar. Demikian juga, mata pencaharian yang lebih baik bagi warga negara seperti pendidikan yang baik dan sistem perawatan kesehatan, kemiskinan dan pengangguran yang tersisa untuk ditangani. Oleh karena itu, komitmen reformasi Myanmar masih jauh untuk mewujudkan demokrasi yang berfungsi penuh. Ini adalah ketika peran bantuan asing datang untuk mewujudkan demokratisasi Myanmar dengan lebih berhasil. Masyarakat internasional menyambut baik langkah-langkah reformasi pemerintah Myanmar saat ini dengan meningkatnya tingkat bantuan.

Page 145: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

135

DAFTAR PUSTAKA

Buku Amitav Acharya, 2001, Constructing A Security Community In

Southeast Asia, New York: Oxford University PressBarry Holden, 1974,The Nature Of Democracy, Great Britain:

Thomas Nelson And Sons LtdC.F Strong, 1972, Modern Political Constitutions, London: English

Language Books SocietyCharles R. Epp, 1998, The Rights Revolution: Lavyers, Activists and

Supreme Courts in Comparative Perspective, University of Chicago Press

Chee Soon J., 1998, To Be Free: Stories From Asia: Decolonization, Nationalism And Separatism, London: I.B Tourris Publishers

Ethan Scheiner, 2005, Democracy without Competition in Japan: Opposition Failure in a One-Party Dominant State, New York and Cambridge, England: Cambridge University Press,

J. Roland Pennock, 1979, Democratic Political Theory, New York: Princeton University Press

James R. Arnold dan Roberta Wiener, 2007, Robert Mugabe’s Zimbabwe, Brookfield, CT: Twenty-First Century Books

Josef Silverstien, 2004, Burma’s Struggle For Democracy: The Army Against The People, Australia: ANU E Press

Lipson Leslie, 1969, The Democratic Civilization, London:Oxford University Press

Page 146: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

136 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Leon P. Baradot, 1979, Political Ideologies: Their Origin And Impact, United States: Practice Hall Inc.,

Lee Kuan Yew, 2000, From Third World to First: The Singapore Story, 1965-2000, New York: HarperCollins

M. Skidmore dan T. Wilson, “Interpreting the Transition in Myanmar,” dalam N. Cheesman, M. Skidmore dan T. Wilson (Editors), 2012, Myanmar’s Transition: Openings, Obstacles and Opportunities, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies

M. Crouch dan T. Lindsey (Editors), 2014, Law, Society and Transition in Myanmar, Oxford: Hart Publishing.

Margarita M. Balmaceda, James I. Clem, dan Lisbeth I. Tarlow, (Editors), 2003, Independent Belarus: Domestic Determinants, Regional Dynamics, and Implications for the West, Cambridge, MA: Harvard University Press

Marte Nilsen dan Stein Tønnesson, “Can Myanmar’s 2008 Constitution Be Made To Satisfy Ethnic Aspirations?”, Policy Brief, PRIO: Peace Research Institute Oslo

Michael Gravers dan Flemming Ytzen’s (Editors), 2014, Burma/Myanmar – Where Now?, Copenhagen: NIAS Press – Nordic Institute of Asian Studies

Paul R. Brass, 1994, The Politics of India since Independence, Cambridge University Press.

Paul Keenan, 2013, By Force of Arms: Armed Ethnic Groups in Burma, New Dehli, India: Viji Books India Pvt Limited

Robert Dahl, 1983, Modern Politics Analysis. New Jersey:Englewood Cliff

S.K. Verma & K. Kusum (Editors), 2000, Fifty Years of the Supreme Court of India: Its Grasp and Reach, Oxford University Press.

Page 147: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

137Daftar Pustaka

S.P. Sathe, 2002, Judicial Activism in India: Transgressing Borders and Enforcing Limits, Oxford University Press

Susan Eckstein, 2003, Back from the Future: Cuba under Castro,London: Routledge.

Sunil Kumar Pokhrel, 2008, Country Studies Series: Myanmar, Massachusetts, Brandeis University

Toshihiro Kudo, 2007, Myanmar And Japan: How Close Friends Become Estranged, Institute Of Developing Economies

JurnalAdeeba Khan, “The Politics Of Constitutional Amendments

In Bangladesh: The Case Of The Non-Political Caretaker Government, International Review of Law, Vol. 9, No. 5, 2015

Bart Gaens, “Aung San Suu Kyi’s Shadow Presidency – Myanmar’s New Civilian Government Faces Numerous Challenges”, The Finnish Institute of International Affairs, Vol. 11, 2016

C. Paul Bradley, “Leftist Fissures in Singapore Politics,” Western Political Quarterly, Vol.18, No. 2, 1965

Clerk D. Neher, “Asian Style Democracy”, Asian Survey, Vol.34, No. 2

David Martin Jones, “Democratization, Civil Society And Illiberal Middle Class Culture In Pacific Asia”, Comparative Politics, Vol. 30, 1998

Diane K. Mauzy, “The Challenge to Democracy: Singapore’s and Malaysia’s Resilient Hybrid Regimes,” Taiwan Journal of Democracy, Vol. 2, No. 2, 2006

Eugene Kheng-Boon Tan, “We v. I: Communitarian Legalism in Singapore, Australian Journal of Asian Law, Vol. 4, 2002

Page 148: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

138 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

George H. Gadbois & Mool Chand Sharma, “Law Students Evaluate the Supreme Court: A Case of Enchantment”, Journal of Indian Law Institution Vol. 31, 1989.

Gordon Silverstein, “Globalization and the Rule of Law: A Machine That Runs of Itself?”, International Journal of Constituional Law, Vol. 1, 2003

Ian Marsh, “Democratization and State Capacity in East and Southeast Asia,” Taiwan Journal of Democracy, Vol. 2, No. 2, 2006

James Gomez, “Free Speech and Opposition Parties in Singapore”, Asia Reparteurs Journal, Vol.5, 2005

James Reilly, “China And Japan In Myanmar: Aid, Natural Resources And Influence”, Asian Studies Review, Vol. 37, No. 2, 2013

Jayanth K. Krishnan, “Social Policy Advocacy and the Role of the Courts in India”, American Asian Review, Vol. 21

Jayanth K. Krishnan, “Professor Kingsfield Goes to Delhi: American Academics, the Ford Foundation, and the Development of Legal Education in India”, American Journal of Legacy History, Vol. 46, 2004

Josef Silverstien, “Aung San Suu Kyi: Is She Burma’s Woman Of Destiny?”, Asian Survey, Vol. 30, No. 10, 1990

Junhan Lee, “Primary Causes Of Asian Democralization, Dispelling Conventional Myths”, Asian Survey, Vol.22. No.6, 2002

Kyaw Yin Hlaing, “Understanding Recent Political Changes In Myanmar”, Asia: A Journal of International and Strategic Affairs, Vol.34, No. 2

Page 149: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

139Daftar Pustaka

Kristian Stokke dan Olle Törnquist, 2013, Transformative Democratic Politics, Democratization in the Global South: The Importance of Transformative Politics, Palgrave MacMillan

Kevin Tan Yew Lee, “The Evolution of Singapore’s Modern Constitution: Developments from 1945 to the Present Day”, Singapore Academic Law Journal, Vol. 1, 1989

Li-Ann Thio, “Lex Rex or Rex Lex?: Competing Conceptions of the Rule of Law in Singapore”, Pasific Basin Law Journal, Vol. 20, 2002

Marte Nilsen dan Stein Tønnesson, 2014, Myanmar’s National Census: Helping or Disrupting Peace?, PRIO Policy Brief, PRIO: Peace Research Institute Oslo.

Michael Hor, “The Freedom of Speech and Defamation: Jeyaratnam Joshua Benjamin v. Lee Kuan Yew”, Singapore Journal of Legal Studies, 1992

Phua Siew Chye dan Lily Kong, “Ideology, Social Commentary and Resistance in Popular Music: A Case Study of Singapore,” Journal of Popular Culture, Vol.30, no. 1, 1996

Rajeev Dhavan, R. Sudarshan, & Salman Khurshid, 1985, Judges and the Judicial Power

Renaud Egreteau, 2016, Caretaking Democratization: The Military and Political Change in Myanmar, New York: Oxford University Press

S. Gae, “Land Law in India: With Special Reference to the Constitution”, International Comparatuve Law Quartly, Vol. 22, 1973

S. Jayakumar, “Legislation Comment: The Constitution (Amendment) Act, 1979 (No. 10)”, Malaysia Law review, Vol. 21, 1979

Page 150: Konstitusi Rule of Law - layanan.hukum.uns.ac.id file...pada saat cita-cita dan aspirasi hak asasi manusia menjadi diskusi menarik diantara pemimpin bangsa yang baru merdeka. Konstitusi

140 KONSTITUSI, RULE OF LAW DAN DEMOKRASI

Undang-UndangKonstitusi 1972

Putusan PengadilanPutusan Perkara R.C. Cooper v. India (1970).Putusan Perkara Madhavrao Scindia v. India (1971).Putusan Perkara Attorney General v. Lingle & Ors, (1995).