Konstipasi kadek

7
Konstipasi Defenisi Langkah pertama dalam mengevaluasi pasien adalah untuk menentukan apa yang dimaksud dengan sembelit. Pasien dapat mendefinisikan konstipasi sebagai tinja jarang terjadi (kurang dari 3 dalam seminggu), tinja yang keras, mengejan berlebihan, atau rasa evakuasi tidak lengkap Epidemiologi Sekitar 40% pasien kelompok usia lebih dari 65 tahun mengalami konstipasi. Namun pada dasarnya frekuensi buang air besar tidak menurun seiring peningkatan usia yang normal. Usia yang meningkat beresiko meningkatkan penggunaan laksatif (pencahar). Meski tak ada bukti adanya korelasi antara kinerja usus dengan faktor usia. Etiologi

description

m, xc,.zx.

Transcript of Konstipasi kadek

KonstipasiDefenisi

Langkah pertama dalam mengevaluasi pasien adalah untuk menentukan apa yang dimaksud dengan sembelit. Pasien dapat mendefinisikan konstipasi sebagai tinja jarang terjadi (kurang dari 3 dalam seminggu), tinja yang keras, mengejan berlebihan, atau rasa evakuasi tidak lengkap

Epidemiologi

Sekitar 40% pasien kelompok usia lebih dari 65 tahun mengalami konstipasi. Namun pada dasarnya frekuensi buang air besar tidak menurun seiring peningkatan usia yang normal. Usia yang meningkat beresiko meningkatkan penggunaan laksatif (pencahar). Meski tak ada bukti adanya korelasi antara kinerja usus dengan faktor usia.Etiologi

Patofisiologi

Konstipasi pada dasarnya bukanlah penyakit. Konstipasi hanyalah gejala yang menunjukan adanya penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Pendekatan pengobatannya harus dimulai dengan mengenali penyebabnya. Gangguan saluran cerna seperti sindrom iritasi usus atau diverkulitis, gangguan metabolik seperti diabetes melitus dan gangguan endokrin seperti hipotiroidisme bisa jadi merupakan penyebab konstipasi tersebut. Selain itu diet rendah serat dan akibat obat-obatan seperti opiat juga dapat menjadi penyebab konstipasi.Jika selama ini konstipasi lebih sering dialami oleh orang lanjut usia, hal ini mungkin lebih disebabkan karena diet yang kurang tepat (rendah serat dan cairan), elastisitas otot perut yang berkurang dan kurangnya aktivitas olahraga.

Obat-obatan tertentu memang telah terbukti mampu menyebabkan konstipasi, dimana obat-obatan tersebut menghambat fungsi neurologis atau otot saluran cerna, terutama pada usus besar, sehingga menyebabkan terjadinya konstipasi. Opiat dan turunannya adalah contoh obat yang dapat menyebabkan efek konstipasi melalui efek antimotilitasnya.

Beberapa faktor atau kondisi berikut dapat menyebabkan konstipasi:1. Penyakit pada saluran cerna; sindrom iritasi usus, diverkulitis, penyakit saluran cerna atas, Penyakit pada anal dan rektum, wasir, tumor, hernia, volvulus usus, sifilis, TB, infeksi cacing, limphogranuloma, Penyakit hirscprung's2. Gangguan metabolik dan endokrin; diabetes melitus dengan neuropati, hipotiroidisme, pheokromositoma, hiperkalsemia, kelebihan glukagon enterik.

3. Kehamilan; Penekanan motilitas usus, peningkatan penyerapan cairan dari usus besar, penurunan aktivitas fisik, perubahan diet, Kurangnya asupan cairan, diet rendah serat, penggunaan garam besi.

4. Neurogenik; penyakit sistem syaraf pusat, trauma otak, cedera spinal kordata, tumor sistem syaraf pusat, kecelakaancerebrovaskular, penyakitparkinson's5. Psikogenik; Psikogenik untuk mengabaikan/menunda dorongan untuk buang air besar, penyakit psikiatrik.

6. Penggunaan obat-obatan tertentu

Obat-obatan pemicu konstipasi:

1. Analgesik; inhibitor prostaglandin sintesis dan opiat.

2. Antikolinergik; antihistamin, agen antiparkinsonian (misal: benztrophin, trihexaphenidyl), fenotiazin, dan antidepresan trisiklik.

3. Antasida yang mengandung kalsium karbonat atau alumunium hidroksida

4. Barium sulfat

5. Pemblok kanal kalsium

6. Klonidin

7. Diuretik (boros kalium)

8. Pemblok Ganglion

9. Sediaan besi

10. Antiinflamasi nonsteroid

11. Natrium polistirena sulfonat

Tanda dan GejalaTanda dan gejala yang perlu diperhatikan dalam mengetahui apakah seseorang mengalami konstipasi atau tidak:

1. Perlu diketahui kondisi apakah pasien mengeluhkan kondisi kurangnya volume tinja saat buang air besar, perasaan perut yang penuh, rasa sakit saat buang air besar.

2. Tanda dan gejala seperti tinja keras, kecil atau kering. Ketidaknyamanan pada perut, sakit, kram, mual dan muntah, sakit kepala, dan kelelahan.

Kriteria Rome III1. Lebih dari 2 tanda dibawah ini

a. Mengejan setidaknya 25% dari defekasi

b. Feses keras setidaknya 25% dari defekasi

c. Sensasi evakuasi feses yang tidak lengkap untuk setidaknya 25% dari defekasi

d. Sensasi penyumbatan atau obstruksi anorektal untuk setidaknya 25% dari defekasi

e. Defekasi kurang dari 3 kali per minggu

f. Diperlukan bantuan manuver setidaknya 25% dari defekasi

2. BAB terasa puas saat defekasi sangat jarang tanpa penggunaan laxative

3. Tidak memenuhi jika dimasukan kedalam kriteria IBS

Kriteria terpenuhi untuk 3 bulan terakhir dengan onset gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosisPemeriksaan LaboratoriumUntuk mengetahui adanya konstipasi perlu dilakukan pemeriksaan berikut:

1. Serangkain pemeriksaan termasuk proktoskopi, sigmoidoskopi, kolonoskopi, atau suntikan barium mungkin diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya patologi kolorektal.

2. Pemeriksaan fungsi tiroid untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan metabolik dan endokrin

3. Penyalahgunaan laksatif/pencahar. Penyalahgunaan laksatif akan mengakibatkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat ditandai dengan kondisi hipokalemia, atau terjadinya kehilangan protein gastroenteropati yang dapat ditandai dengan terjadinya hipoalbuminemia.

TatalaksanaDietPasien diberikan diet tinggi serat dan cairan

Obat-obat yang digunakan pada konstipasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Table 14-4. Pharmacologic management of constipation.

Agent

Dosage

Onset of Action

Comments

Fiber laxativesBran powder

1-4 tbsp orally twice daily

Days

Inexpensive; may cause gas, flatulence

Psyllium

1 tsp once or twice daily

Days

(Metamucil; Perdiem)

Methylcellulose

1 tsp once or twice daily

Days

(Citrucel) Less gas, flatulence

Calcium polycarbophil

1 or 2 tablets once or twice daily

12-24 hours

(FiberCon) Does not cause gas; pill form

Guargum

1 tbsp once or twice daily

Days

(Benefiber) non-gritty, tasteless, less gas

Stool surfactantsDocusate sodium

100 mg once or twice daily

12-72 hours

(Colace) Marginal benefit

Mineral oil

15-45 mL once or twice daily

6-8 hours

May cause lipoid pneumonia if aspirated

Osmotic laxativesMagnesium hydroxide; magnesium sulfate

15-30 mL orally once or twice daily

3-12 hours

(Milk of magnesia; Epsom salts)

Lactulose or 70% sorbitol

15-60 mL orally once daily to three times daily

24-48 hours

Cramps, bloating, flatulence

Polyethylene glycol (PEG 3350)

17 g in 8 oz liquid once or twice daily

3-24 hours

(Miralax) Less bloating than lactulose, sorbitol

Stimulant laxativesBisacodyl

5-15 mg orally as needed

6-8 hours

May cause cramps; avoid daily use if possible

Bisacodyl

10 mg per rectum as needed

1 hour

Cascara

4-8 mL or 2 tablets as needed

8-12 hours

(Nature's Remedy) May cause cramps; avoid daily use if possible

Senna

8.6-17.2 mg orally one to three times daily

8-12 hours

(ExLax; Senekot) May cause cramps; avoid daily use if possible

EnemasTap water

500 mL per rectum

5-15 minutes

Phosphate enema

120 mL per rectum

5-15 minutes

Commonly used for acute constipation or to induce movement prior to medical procedures

Soapsuds enema

Up to 1500 mL per rectum

5-15 minutes

Impaction

Mineral oil enema

100-250 mL per rectum

To soften and lubricate fecal impaction

Agents used for acute purgative or to clean bowel prior to medical proceduresPolyethylene glycol (PEG)

4 L orally administered over 2-4 hours

< 4 hours

(GoLYTELY; CoLYTE; NuLYTE) Used to cleanse bowel before colonoscopy

Sodium phosphate

45 mL in 12 oz water; may repeat in 10-12 hours

1-6 hours

Used before colonoscopy

Magnesium citrate

10 oz

3-6 hours

Lemon-flavored

Combination kits: sodium phosphate and bisacodyl

(Fleet) Commonly used prior to barium enema