Konstanta Laju Reaksi dan Teori Kinetika Kimia
-
Upload
yenni-aulia -
Category
Documents
-
view
2.096 -
download
12
description
Transcript of Konstanta Laju Reaksi dan Teori Kinetika Kimia
Konstanta Laju Reaksi dan Teori Kinetika Kimia
Oleh Yenni Auliawati, 0906640942
Kelompok 10
Konstanta Laju Reaksi
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi yang
berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan konsentrasi zat terlarut
dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Berdasarkan eksperimen, laju
reaksi meningkat tajam dengan naiknya suhu. Svante Arrhenius menyarakan
bahwa tetapan laju bervariasi secara eksponensial dengan kebalikan dari suhu.
Persamaannya adalah sebagai berikut:
k = A e-Ea/RT
ln k = ln A – EaRT
dengan k = tetapan laju reaksi, Ea = energy pengaktifan reaksi, A = tetapan
Arrhenius, T = temperatur dalam K, dan R = tetapan gas ideal. Energi pengaktifan
adalah energi minimum agar molekul-molekul dapat bereaksi. Semakin tinggi
temperatur, nilai eksponen negatif semakin kecil, sehingga nilai k semakin besar,
yang berarti bahwa laju semakin
cepat: T naik k naik laju reaksi naik.
Teori dalam Kinetika Kimia
Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori tabrakan ini hanya hanya
dapat digunakan untuk reaksi elementer bimolekular. Teori ini dapat digunakan
untuk reaksi orde satu dan dengan pengerjaan lebih jauh dapat digunakan untuk
reaksi elementer trimolekul.
1
LTM 2 KIMIA FISIKA 2010
Teori Tumbukan Reaksi Bimolekular
Sejumlah teori yang menghubungkan tetapan laju reaksi dengan sifat-sifat
molekul yang terlibat adalah teori tumbukan dari reaksi bimolecular. Contoh
reaksi bimolecular adalah:
NO(g) + O3(g) NO2(g) + O2(g).
Atau A + B C + D
Menurut teori ini laju reaksi adalah hasil kali dari frekuensi tumbukan dan
fraksi tumbukan yang mempunyai cukup energi untuk bereaksi. Frekuensi
tumbukan antara molekul jenis 1 dan molekul jenis 2 adalah
Z12 ¿ ρ1 ρ2 π σ2<vr >¿
Dengan σ=r A+rB sebagai garis tengah tumbukan, ¿ vr>¿ sebagai kecepatan
relative rata-rata dari kedua jenis molekul, ρ1 ρ2 sebagai jumlah molekul per
satuan volum. Jari-jari tumbukan dari A dan B dinyatakan sebagai rA dan rB.
Frekuensi tumnukan dalam suatu gas murn adalah
Z11=1
21/2 ρ2
π σ2<vr>¿
Kecepatan rata-rata dari molekul jenis 1 dan jenis 2 diberikan oleh persamaan
¿ vr>¿( 8 kTπμ )
1 /2
Dan kecepatan rata-rata relative dari dua molekul jenis satu dinyatakan sebagai
21 /2<vr >¿ , dengan
¿ v>¿( 8kTπm )
1/2
Supaya reaksi dapat terjadi, energy tumbukan atom harus sama melampaui nilai
kritik tertentu. Energi efektif adalah eneri kinetik yang sesuai dengan komponen
kecepatan relatif kedua molekul pada garis yang menghubungkan kedua pusat
molekul pada saat tumbukan.
2
LTM 2 KIMIA FISIKA 2010
Menurut teori ini, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel
pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan
hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi cukup serta arah tumbukan
yang tepat. Jadi laju reaksi akan bergantung pada tiga hal berikut:
- frekuensi tumbukan
- freaksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
- freaksi partikel dengan energi cukup yang bertumbukan dengan arah yang
tepat
- Energi pengaktifan tercapai, hal ini berhubungan erat dengan temperatur.
- Orientasi molekul tepat, hal ini berhubungan erat dengan konsentrasi,
semakin besar konsentrasi, kemungkinan terjadi tumbukan dengan
orientasi yang benar semakin besar.
Teori Kompleks Teraktifasi atau Teori Keadaan Transisi
Teori tumbukan yang sebelumnya ternyata memiliki beberapa kelemahan,
antara lain,
tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang
harus dilewati (disebut energi aktivasi = energi pengaktifan) untak dapat
menghasilkan reaksi. Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya
lebih besar atau sama dengan energi pengaktifan (Ea).
molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang
tidak sama jumlahnya dibandingkan dengan molekul yang sederhana
struktur ruangnya.
Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh teori keadaan transisi. Dalam teori
ini diandaikan bahwa ada suatu keadaan yang harus dilewati oleh molekul-
molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk).
Keadaan tersebut dinamakan keadaan transisi. Mekanisme reaksi keadaan transisi
dapat ditulis sebagai berikut:
A + B → T* –> C + D
3
LTM 2 KIMIA FISIKA 2010
dimana:
- A dan B adalah molekul-molekul pereaksi
- T* adalah molekul dalam keadaan transisi
- C dan D adalah molekul-molekul hasil reaksi
Secara diagram, keadaan transisi ini dapat dinyatakan sesuai kurva berikut:
Gambar 1: kurva keadaan transisiSumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-1/teori-tumbukan-dan-teori-keadaan-
transisi/
Dari diagram terlihat bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi
keadaan awal sampai dengan energi keadaan transisi. Hal tersebut berarti bahwa
molekul-molekul pereaksi harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi
pengaktifan (Ea) agar dapat mencapai keadaan transisi (T*) dan kemudian menjadi
hasil reaksi (C + D).
Laju atau konstanta yang di hitung dengan bantuan teori kompleks
teraktivasi didasarkan pada (a) reaktan diubah menjadi suatu kompleks teraktivasi
sebelum diubah menjadi produk, dan (b) ada suatu kesetimbangan antara
kompleks yang teraktivasi dan reaktan. Reaksi dapat dituliskan sebagai
A + B AB produk
Dan konstanta laju yang di hitung untuk pembentukan produk adalah
4
LTM 2 KIMIA FISIKA 2010
k=Kkb
hT
Q ¿
QA QB
e−E 0o/RT
Di mana K adalah koefisien transmisi, hamper sama dengan satu, Qi adalah fungsi
partisi dari Eoo adalah keadaan energy kinetic nol dari kompleks teraktivasi dan
tekanan, serta QA dan QB adalah fungsi partisi molekular. Fungsi partisi Qi
ditentukan sebagai
Q = Qtr Qrot Qvib Qel
Fungsi partisi adalah hasil kali fungsi partisi untuk berbagai derajat kebebasan,
kecuali untuk modus vibrasi yang berhubungan dengan penguraian dibutuhkan
penyelesaian khusus. Fungsi partisi vibrasi Qvib untuk modus yang normal adalah
Qvib = (1 - e−hvib /kT)-1 . jumlah derajat kebebasan vibrasi adalah 3 NA+ 3NB – 7
untuk nonlinear dan 3 NA+ 3NB – 6 untuk kompleks teraktivasi linear (satu derajat
kebebasan adalah kurang dari molekul normal jika ini diubah menjadi
penggerakan translasi sepanjang koordinat reaksi) dan 3 Ni – 6 atau 3 Ni – 5
adalah derajat kebebasan vibrasi untuk molekul normal nonlinear dan molekul
linear.
Referensi
Alberty, A. Robert. 1984. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Anonim. Teori tumbukan dan Teori Keadaan Transisi. http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-1/teori-tumbukan-dan-teori-keadaan-
transisi/
Subowo,Tutu dan Sunjaya, Akhmad. 1985. Teori Contoh Soal-soal Latihan Kimia
Fisika 2. Bandung: Penerbit Armico.
5
LTM 2 KIMIA FISIKA 2010
6