Konsistensi Tanah

5
MATERI III KONSISTENSI TANAH 1. Pengertian Konsistensi Tanah Konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. Penurunan kadar air akan menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan (stickness) dan kelenturan (plasticity), menjadi gembur (friable), dan lunak (soft), serta menjadi keras dan kaku (coherent) pada saat kering (Hanafiah, 2012). Konsistensi tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda yang lain (Hardjowigeno, 1993). 2. Penetapan Konsistensi Tanah Penetapan konsistensi tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Prinsip penetapan secara kualitatif adalah penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah. Penetapan konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan angka Atterberg, pada metode kuantitatif ini terdapat penetapan batas-batas konsistensi tanah yang dinyatakan dengan angka kandungan air pada batas cair dan batas plastis (lekat) suatu tanah (Tim Dosen Jurusan Tanah, 2012). a. Penetapan Konsistensi Secara Kualitatif Penetapan konsistensi ini dilakukan pada beberapa kadar air tanah, yaitu pada saat basah, lembab, dan kering (Tim Dosen Jurusan Tanah, 2012). 1) Konsistensi tanah dalam keadaan kering Tabel 1. Konsistensi tanah dalam keadaan kering KODE KONSISTENSI URAIAN 0 Lepas (loose) Tidak melekat satu dengan yang lain

description

tanah

Transcript of Konsistensi Tanah

Page 1: Konsistensi Tanah

MATERI IIIKONSISTENSI TANAH

1. Pengertian Konsistensi TanahKonsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar yang

merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. Penurunan kadar air akan menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan (stickness) dan kelenturan (plasticity), menjadi gembur (friable), dan lunak (soft), serta menjadi keras dan kaku (coherent) pada saat kering (Hanafiah, 2012). Konsistensi tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda yang lain (Hardjowigeno, 1993).

2. Penetapan Konsistensi Tanah Penetapan konsistensi tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kualitatif dan

secara kuantitatif. Prinsip penetapan secara kualitatif adalah penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah. Penetapan konsistensi tanah secara kuantitatif sering diistilahkan dengan angka Atterberg, pada metode kuantitatif ini terdapat penetapan batas-batas konsistensi tanah yang dinyatakan dengan angka kandungan air pada batas cair dan batas plastis (lekat) suatu tanah (Tim Dosen Jurusan Tanah, 2012).a. Penetapan Konsistensi Secara Kualitatif

Penetapan konsistensi ini dilakukan pada beberapa kadar air tanah, yaitu pada saat basah, lembab, dan kering (Tim Dosen Jurusan Tanah, 2012).1) Konsistensi tanah dalam keadaan kering

Tabel 1. Konsistensi tanah dalam keadaan keringKODE KONSISTENSI URAIAN

0Lepas(loose)

Tidak melekat satu dengan yang lain

1Lunak(soft)

Agregat dapat pecah dengan mudah dan lepas seperti bubuk dengan pijatan yang ringan

2Agak Keras

(slightly hard)Dapat dipecahkan dengan menekan agregat diantara ibu jari dan telunjuk

3Keras(hard)

Dapat dipecahkan tanpa kesulitan dengan tangan: memerlukan tenaga cukup untuk memecahkan dengan ibu jari dan telunjuk

4Sangat Keras(very hard)

Hanya bisa dipecahkan dengan tangan dengan tekanan yang sangat besar; tidak bisa pecah dengan tekanan antar ibu jari dan telunjuk

5Ekstrem Keras

(extreemely hard)Tidak dapat dipecahkan dengan tekanan oleh tangan

2) Konsistensi tanah dalam keadaan lembab

Page 2: Konsistensi Tanah

Tabel 2. Konsistensi tanah dalam keadaan lembabKODE KONSISTENSI URAIAN

0Lepas(loose)

Tidak melekat satu dengan yang lain

1Sangat Gembur (very friable)

Material tanah dapat dipecah dengan tekanan lemah dan mudah hancur menjadi butiran lepas

2Gembur (friable)

Material tanah mudah dipecah dengan tekanan agak lemah diantara ibu jari dan telunjuk dan hancur menjadi butiran lepas

3Teguh (firm)

Material tanah dapat dipecahkan dengan tekanan agak kuat antara ibu jari dan telunjuk

4Sangat Teguh

(very firm) Material tanah bisa dipecahkan dengan tekanan yang kuat antara ibu jari dan telunjuk

5Ekstrem Teguh

(extreemely firm)

Material tanah dapat dipecahkan dengan tekanan sangat kuat, tidak pecah karena tekanan oleh ibu jari dan telunjuk

3) Konsistensi dalam keadaan basah a) Kelekatan (Stickiness)

Kelekatan adalah kualitas adhesi antara material tanah dengan bahan lainnya yang ditunjukkan dengan kekuatan adhesi (kelekatan) bila material tanah ditekan antara ibu jari dan telunjuk (Tim Dosen Jurusan Tanah, 2012).

Tabel 3. Konsistensi tanah dalam keadaan basah (kelekatan)KODE KONSISTENSI URAIAN

0Tidak Lekat(non sticky)

Setelah dilepaskan dari tekanan, tidak ada material tanah yang melekat pada ibu jari dan telunjuk

1Agak Lekat

(slightly sticky)

Setelah ditekan, material tanah masih terlihat pada ibu jari dan telunjuk, tetapi kemudian mudah lepas sehingga menjadi bersih

2Lekat

(sticky)

Setelah ditekan, material tanah masih melekat pada ibu jari dan telunjuk, dan sulit untuk dilepaskan ada kecenderungan untuk merekatkan

3Sangat Lekat(very sticky)

Setelah ditekan, material tanah melekat sangat kuat pada ibu jari dan telunjuk serta cenderung untuk merekatkan keduanya

b) Plastisitas (Plasticity) Plastisitas adalah kemampuan material tanah untuk berubah bentuk secara kontinyu

(tidak pecah atau putus) akibat pengaruh desakan dan kembali tetap bertahan pada bentuk itu

Page 3: Konsistensi Tanah

bila desakan dihilangkan. Ditetapkan dengan cara menggulung material tanah basah pada telapak tangan dengan garis tengah gulungan sekitar 3 mm (Tim Dosen Jurusan Tanah, 2012).

Tabel 4. Konsistensi dalam keadaan basah (plastisitas)KODE KONSISTENSI URAIAN

0Tidak Plastik(non plastic)

Tidak bisa dibuat gulungan

1Agak Plastik

(slightly plastic)

Bisa digulung tetapi segera akan putus bilamana dibengkokkan menjadi cincin, bentuk tanah berubah dengan sedikit tekanan

2Plastik

(plastic)

Bisa dibentuk gulungan tetapi putus bilamana dibengkokkan menjadi bentuk cincin, perubahan bentuk terjadi dengan tekanan sedikit kuat

3Sangat Plastik(very plastic)

Bisa dibentuk gulungan dan bisa dibengkokkan menjadi cincin, perubahan bentuk massa tanah bisa terjadi dengan tekanan yang kuat

b. Penetapan Konsistensi SecaraKuantitatifKonsistensi ditetapkan secara langsung di laboratorium berdasarkan angka-angka

Atterberg. Angka Atterberg adalah persentase berat lengas tanah yang diukur pada saat tanah mengalami perubahan konsistensi. Angka Atterberg banyak digunakan untuk kepentingan teknik sipil daripada untuk pertanian. Berikut ini batas konsistensi berdasarkan perubahan tanah dari kondisi kering ke kondisi basah.1) Batas Cair (BC) : kandungan lengas tanah pada saat tanah dapat mengalir bebas tanpa

tekanan, di bawah standar getaran. Penentuan dilakukan dengan cara mengetuk-ngetuk tanah basah dalam cawan Cassagrande.

2) Batas Lekat (BL) : kandungan lengas pada saat masih kering yang dibasahi secara perlahan dan mulai melekat pada logam.

3) Batas Gulung (BG): kandungan lengas pada saat keliatan mulai terasa dan tanah dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki. Tanah mulai berada pada kondisi semi-padat.

4) Batas Berubah Warna (BBW) : kandungan lengas tanah pada saat pasta mulai kering karena masih ada air kapiler, tetapi udara mulai masuk ke dalam pori yang ditandai oleh perubahan warna secara tegas menjadi berwarna lebih muda. Tanah memasuki kondisi padat.

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsistensi Tanaha. Tekstur tanahb. Sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganikc. Strukturd. Kadar air tanah

Page 4: Konsistensi Tanah

Referensi:Hanafiah, Kemas Ali. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada: JakartaHardjowigeno, Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.Akademika Pressindo:

JakartaTim Dosen Jurusan Tanah. 2012. Panduan Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Tanah.

Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya