Konservasi Tanah Dan Air

8
Konservasi Tanah di Pulau Nusa Penida Agustus 22, 2007 — La An Selamat datang di Pulau Nusa Penida. Pulau Nusa Penida merupakan satu dari tiga Pulau di Kecamatan Nusapenida, Kab. Klungkung Prop. Bali. 2 pulau lain adalah Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Nusa Lembongan. Ketiga pulau ini identik dengan kekeringan di Provinsi bali selain bagian timur dari Pulau Bali. Dari ketiga Pulau tersebut hanya Pulau Nusa Lembongan yang cukup bekembang dengan pariwisatanya dan saat ini nusa ceninganpun dah mulai berkembang. Sedangkan Pulau Nusa Penida cukup tertinggal. Transportasi dan listrik merupakan masalah utama perkembangan pariwisata di pulau ini selain masalah air bersih tentunya. Masyarakat Nusa Penida mengandalkan hidupnya dari bertani. Komoditas pertanian andalan Nusa Penida adalah jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang ijo, kelapa dan jambu mete. Bahkan penduduk setempat menjadikan ubi kayu sebagai makanan pokok yang diolah menjadi gaplek. Produksi jagung, kacang tanah, dan jambu mete pada tahun 2002 terbesar se- Klungkung (kompas.com, 04-12-2003).

Transcript of Konservasi Tanah Dan Air

Page 1: Konservasi Tanah Dan Air

Konservasi Tanah di Pulau Nusa Penida

Agustus 22, 2007 — La An

Selamat datang di Pulau Nusa Penida. Pulau Nusa Penida merupakan satu dari tiga Pulau di Kecamatan Nusapenida, Kab. Klungkung Prop. Bali. 2 pulau lain adalah Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Nusa Lembongan. Ketiga pulau ini identik dengan kekeringan di Provinsi bali selain bagian timur dari Pulau Bali. Dari ketiga Pulau tersebut hanya Pulau Nusa Lembongan yang cukup bekembang dengan pariwisatanya dan saat ini nusa ceninganpun dah mulai berkembang. Sedangkan Pulau Nusa Penida cukup tertinggal. Transportasi dan listrik merupakan masalah utama perkembangan pariwisata di pulau ini selain masalah air bersih tentunya.

Masyarakat Nusa Penida mengandalkan hidupnya dari bertani. Komoditas pertanian andalan Nusa Penida adalah jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang ijo, kelapa dan jambu mete. Bahkan penduduk setempat menjadikan ubi kayu sebagai makanan pokok yang diolah menjadi gaplek. Produksi jagung, kacang tanah, dan jambu mete pada tahun 2002 terbesar se-Klungkung (kompas.com, 04-12-2003).

Berkembang pertanian di Nusa Penida ini tidak lepas dari bagusnya teknik konservasi tanah yang diterapkan di Pulau ini. Pulau Nusa Penida merupakan daerah lahan kering dengan topografi berombak sampai bergelombang dan didominasi oleh batu

Page 2: Konservasi Tanah Dan Air

gamping. Tanah-tanah di Nusa Penida sebenarnya sangat subur dimana dari hasil sampel tanah di ketahui bahwa Kejenuhan Basa (KB) sangat tinggi akan tetapi perlu dilakukan penambahan N, P, K dan bahan organik. Akibat solum tanah yang dangkal (< 30 cm) serta bentuk lereng yang curam (didominasi oleh lereng > 45%) serta dengan keadaan curah hujan yang rendah ( rata-rata 1.152 mm/thn, data tahun 2003) menyebabkan potensi Erosi di daerah ini sangat tinggi.

Untuk menghindari tingginya tingkat erosi tersubut masyarakat nusa penida melakukan pembuatan terasering pada lahan-lahan pertanian yang mempunyai lereng yang terjal (> 15 %), hal ini dilakukan karena masyarakat tau bahwa apabila hal ini tidak dilakukan maka tanah2 yang mempuyai solum dangkal tersebut akan cepat habis diterjang erosi. Dan yang paling mencengangkan bahwa terasering tersebut sangat unik.

Seperti yang terlihat pada gambar batas terasering di susun oleh batu kapur dan hampir seluruh lahan di nusa penida di buat seperti ini. Tidak bisa dibayangkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat terasering ini di seluruh lahan di nusa penida. Akan tetapi usaha ini masih terkendala dengan ketersediaan air akibat rendahnya curah hujan dan tidak bisanya memanfaatkan air dari sungai bawah tanah yang cukup tinggi tersedia di nusa penida. Potensi air sebenarnya sangat besar di Nusa Penida. Selain berasal dari hujan, potensi air dari mata air juga sangat. Adapun mata air yang terdapat di Nusa Penida adalah Mata air Penida dengan debit 125 liter per detik, Seganing (175 lt/dtk), Temaling (175 lt/dtk), Guyangan (175 lt/dtk), dan mata air Pelilit (125 lt/dtk). Total potensi air bersih mencapai 800 lt/dtk atau 69 juta lt/hari. (Balipost.co.id, 29-04-2007). Dengan potensi air sebanyak itu bila mampu dimanfaatkan akan sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidup petani di Nusa Penida. Selain pembuatan embung, penyedotan mata air juga di perlukan. Akan tetapi permasalahan yg ada saat ini adalah

Page 3: Konservasi Tanah Dan Air

lokasi mata air-mata air yang ada sangat susah di jangkau oleh petani karena berada di bawah jurang di tepi laut. Untuk penyedotan mata air mungkin perlu dilakukan pemetaan aliran sungai bawah tanah di pulau nusa penida sehingga bisa dilakukan pengeboran untuk penyedotan air tanah tersebut. Untuk penyedotan bisa memanfaatkan kincir angin seperti pemanfaatan angin untuk pembangkit listrik di nusa penida.

Metode dalam konservasi tanah ada beberapa macam, salah satunya adalah metode mekanik dengan pembuatan terasering. Menurut Arsyad (1989) metode mekanik merupakan perlakuan fisik mekanis terhadap terhadap tanah sehingga mampu mengurangi laju aliran permukaan dan erosi dengan cara pembangunan bagunan yang akhirnya mampu meningkatkan kemampuan penggunaan lahan. Adapun fungsi dari metode mekanik adalah (1) untuk mengurangi laju aliran permukaan, (2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan sehingga kekuatan aliran permukaan tidak merusak, (3) meningkatkan kapisitas infiltrasi tanah dan memperbaiki aerasinya dan (4) mampu menyediakan air bagi tanaman. terasering merupakan metode konservasi tanah mekanik yang berfungsi untuk mengurangi panjang lereng sehingga dapat mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan yang akhirnya mampu menekan laju erosi, fungsi lainnya adalah untuk menangkap air sehingga mampu menyediakan air bagi tanaman.

http://mbojo.wordpress.com/2007/08/22/konservasi-tanah-di-pulau-nusa-penida/

Page 4: Konservasi Tanah Dan Air

KONSERVASI AIR PERLU DILAKUKAN

Jakarta, Kompas    Mengingat lingkungan hidup di sekitar kita telah kian rusak, upaya-upaya yang terkait dengan pelestarian lingkungan dan konservasi air perlu dilakukan.    Upaya inilah yang sedang digiatkan perusahaan Coca-Cola Indonesia bekerja sama dengan USAID di Bumi Perkemahan dan Wisata Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (18/3), dalam rangka menyambut Hari Air Sedunia, 22 Maret 2007.    Siswa dari empat sekolah menengah atas (SMA) di kawasan Bekasi, SMA Negeri 2, SMAN 6, SMA YPI, dan SMA Al-Azhar 4 Kemang Pratama dilibatkan dalam aktivitas konservasi air.    Sejumlah warga Kampung Wangkal dan murid SDN Sukadanau, Bekasi, pun turut terlibat dalam peringatan tersebut.    Kegiatan diawali dengan mengajak siswa SMA bermain sambil belajar tentang air dengan mengamati ekosistem di sekitar Danau Cibubur.    Koordinator acara, Triyono Prijosoesilo, mengatakan, dengan aktivitas ini diharapkan para siswa SMA itu mendapat gambaran tentang pentingnya pohon dalam proses resapan dan tangkapan air.    Bersama para pakar, mereka dilibatkan dalam sebuah diskusi ringan

Page 5: Konservasi Tanah Dan Air

tentang peran penting air dalam kehidupan sehari-hari serta kaitan air dengan lahan kritis, bencana, dan usaha penanggulangannya.

Pengelolaan sumber air    Sesuai dengan tema Hari Air Sedunia 2007 "Coping with Water Scarcity", melalui kegiatan ini ditekankan pentingnya kerja sama dari semua pihak dalam pengelolaan sumber air dan usaha konservasi air.    USAID/Spesialis Lingkungan dan Ai, Suzanne Billharz, menyatakan, air adalah bagian utama dari kehidupan kita.    Kita memerlukannya tidak hanya untuk minum dan mencuci, tetapi juga untuk menanam bahan pangan kita.    Air yang bersih dan aman sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.    Dengan bertambahnya jumlah penduduk, tingginya tingkat polusi, berkurangnya luas hutan, dan tererosinya daerah aliran sungai, kita harus bersama menghadapi tantangan global ini dengan memelihara dan menjaga persediaan sumber air bersih.

Bibit pohon    Para peserta kemudian mengajak masyarakat umum untuk lebih peduli terhadap air dan konservasi lingkungan hidup dengan cara membagikan bibit pohon kepada para pengemudi yang lewat pintu tol Cibubur dan sekitarnya.    Jumlah bibit yang akan dibagikan seluruhnya 2.007 bibit, 500 di antara dibagikan pada hari Minggu kemarin.    Sisa bibit akan diserahkan kepada beberapa sekolah dan pengelola area rehabilitasi lahan kritis dan area hulu sungai.(LOK)

Dimuat di Kompas, 20 Maret 2007

http://elokdyah.multiply.com/journal/item/97