Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135...

140
KONSERVASI EX SITU TUMBUHAN OBAT DI KEBUN RAYA BOGOR SYAMSUL HIDAYAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135...

Page 1: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

KONSERVASI EX SITU TUMBUHAN OBAT DI KEBUN RAYA BOGOR

SYAMSUL HIDAYAT

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 2: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2011

Syamsul Hidayat E 351090021

Page 3: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

ABSTRACT SYAMSUL HIDAYAT. Medicinal Plants’ Ex situ Conservation in Bogor Botanic Gardens. Under supervision of ERVIZAL A.M. ZUHUD and DIDIK WIDYATMOKO. Bogor Botanic Gardens (Kebun Raya Bogor) has a long history of medicinal plant conservation. In order to improve the quality of the medicinal plant collections and their uses, Kebun Raya Bogor (KRB) needs to adopt relevant public and visitor expectations and manage key aspects of medicinal plant conservation and utilization. This study aims to establish a management strategy for the KRB medicinal plants collection. A set of questionnaires were used in this study. The data were processed using the Likert scale, set scoring method, and the AHP (analytic hierarchy process). The study suggested a total of 60 species to be given more attention. Of the 60 species assessed 9 species of which were prioritized, including Anaxagorea javanica, Coscinium fenestratum, Eusideroxylon zwageri, Heritiera littoralis, Kadsura scandens, Santalum album, Lunasia amara, Scorodocarpus borneensis, and Terminalia bellirica. Three basic conservation aspects (“tri-stimulus amar”) and the key KRB functions need to be strengthened and should be in line with the public expectations in order to achieve an integrated medicinal plant ex situ conservation.

Key words : public expectations, integrated conservation, Bogor Botanic Gardens

Page 4: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

RINGKASAN

SYAMSUL HIDAYAT. Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh ERVIZAL A.M. ZUHUD dan DIDIK WIDYATMOKO.

Kebun Raya Bogor (KRB) memiliki keterikatan sejarah yang kuat dalam

pelestarian tumbuhan obat. Dalam rangka meningkatkan kualitas koleksi tumbuhan berpotensi obat serta pemanfaatannya, maka perlu diadakan pendataan secara detail mengenai jumlah koleksi tumbuhan berpotensi obat dan beberapa aspek konservasinya. Demikian pula agar tercipta kegiatan konservasi tumbuhan obat yang efektif dan efisien perlu menentukan spesies dan aksi konservasi prioritas. Hal ini sangat penting sebagai dasar ilmiah bagi pengembangan program konservasi KRB pada masa yang akan datang. Apa yang diharapkan masyarakat terhadap KRB perlu dijadikan dasar dalam menentukan program dan kebijakan dalam pelestarian tumbuhan obat.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengkaji kondisi terkini koleksi spesies tumbuhan obat di KRB, pemanfaatan,

kategori kelangkaan, dan spesies prioritasnya. 2. Menggali harapan masyarakat terhadap peran KRB dalam konservasi ex situ

tumbuhan obat. 3. Mengkaji apakah program konservasi tumbuhan obat di KRB sudah sesuai

dengan harapan masyarakat dalam rangka penyusunan aksi konservasi pada masa yang akan datang.

Penelitian dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September – Desember 2010, dengan menggunakan seperangkat alat kuisioner. Kuisioner berupa lembar tes pernyataan ditujukan kepada masyarakat umum dan industri, lembar uji penentuan spesies prioritas ditujukan kepada peneliti/praktisi terkait, sedangkan lembar matriks pembandingan berpasangan ditujukan kepada para pengamat/pengawas koleksi KRB. Data diolah dengan menggunakan skala Likert, metode skoring, dan

Berdasarkan hasil inventarisasi tercatat 764 spesies koleksi berpotensi tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. Famili dengan spesies tumbuhan obat terbanyak adalah Fabaceae sedangkan habitus terbanyak adalah berupa pohon. Gangguan perut atau pencernaan adalah kelompok penyakit yang paling banyak menggunakan spesies tumbuhan obat. Sembilan spesies yaitu Anaxagorea javanica, Coscinium fenestratum, Eusideroxylon zwageri, Heritiera littoralis, Kadsura scandens, Santalum album, Lunasia amara, Scorodocarpus borneensis, dan Terminalia bellirica ditetapkan sebagai spesies prioritas.

AHP (analytic hierarchy process) dengan software expert choice.

Didorong tri-stimulus amar konservasi, aktivitas KRB dan harapan masyarakat dapat terpadu sempurna. Beberapa kebijakan yang dapat diterapkan antara lain: (1) pembangunan pusat informasi tumbuhan obat dan jaringan komunikasi masyarakat terkait tumbuhan obat, (2) penyelenggaraan program interpretasi, etnomedical tour, wisata kuliner dan kedai sehat, (3) penyelenggaraan pelatihan, pendidikan dan pengembangan budidaya tumbuhan obat, (4) promosi dan penelitian serta pameran tumbuhan obat dan hasil penelitiannya, dan (5) pengembangan taman obat dan pusat plasma tumbuhan obat nusantara.

Page 5: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebut sumber. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

Page 6: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

KONSERVASI EX SITU TUMBUHAN OBAT

DI KEBUN RAYA BOGOR

SYAMSUL HIDAYAT

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 7: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr.Ir. Agus Hikmat M.Sc.F

Page 8: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Judul Tesis : Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor Nama : Syamsul Hidayat NRP : E 351090021

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof.Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS Ketua Anggota

Dr. Didik Widyatmoko, M.Sc

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Konservasi Biodiversitas Tropika

Dr. Ir. A. Machmud Thohari, DEA Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian: 1 Juni 2011 Tanggal Lulus:

Page 9: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir dalam rangka program magister sains ini telah selesai dikerjakan. Penelitian dengan judul Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor, telah dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan September hingga Desember 2010 di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Ir. Mustaid Siregar MSi yang telah berkenan memberikan izin belajar kepada penulis. Selanjutnya terima kasih terutama ditujukan untuk Prof.Dr.Ir. Ervizal A.M. Zuhud MS dan Dr. Didik Widyatmoko M.Sc selaku pembimbing serta para dosen di program studi Konservasi Biodiversitas Tropika dimana penulis menimba ilmu. Penghargaan dan terima kasih selayaknya penulis sampaikan kepada para peneliti di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dan para pengamat/pengawas koleksi tumbuhan KRB yang telah bersedia membantu proses kelancaran penelitian. Demikian pula apresiasi penulis sampaikan kepada rekan peneliti dari Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik- Departemen Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman-Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,Departemen Kehutanan, Taman Sringanis, Wana Tani, Karya Sari, serta beberapa pihak baik secara individu maupun kelembagaan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Ungkapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada rekan-rekan sivitas KVT 2009/2010, KVT 2010/2011 dan MEJ 2009/2010 atas dukungannya serta para staf program pascasarjana di DKSHE yang telah membantu kelancaran proses ajar dan penyusunan tesis.

Selanjutnya tidak terlupakan terima kasih kepada keluarga terutama teh Titi Juhaeti, dan istri Siti Rohani serta anak-anak tercinta Syarifah Nesya Agniasari dan Sania Fadhila Rosya yang telah mendukung, membantu dan mendampingi penulis sepenuh hati hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

Bogor, Juni 2011

Syamsul Hidayat

Page 10: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 6 Juli 1968 dari ayah R Iskandar dan ibu R Neneng Dahlia. Penulis adalah putra ke lima dari delapan bersaudara.

Tahun 1987 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan khusus. Penulis memilih Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan.

Setelah lulus dari IPB sebagai sarjana kehutanan pada tahun 1992, penulis sempat bekerja sebagai konsultan kehutanan untuk melakukan Amdal di bidang vegetasi. Pada tahun 1993 penulis diterima sebagai PNS di Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sejak saat itu hingga sekarang penulis bekerja sebagai peneliti bidang Ekologi dan Konservasi tumbuhan khususnya menangani tumbuhan obat.

Page 11: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..xiv

DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………..xv

1 PENDAHULUAN ……………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang …………………………………………….……….1

1.2 Perumusan Masalah ……………………………………………………..4

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………..6

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………..6

2 TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………..7

2.1 Kebun Raya Bogor ……………………………………………………. 7

2.2 Tumbuhan Obat ……………………………………………………..9

2.3 Kriteria Kelangkaan dan Prioritas Konservasi ……………………11

2.4 Pengertian Konservasi ……………………………………………14

2.5 Masyarakat Terkait Tumbuhan Obat ……………………………………15

2.5.1 Masyarakat umum ……………………………………………16

2.5.2 Masyarakat industri obat/jamu ……………………………………16

2.5.3 Masyarakat praktisi obat tradisional ……………………………17

2.5.4 Masyarakat peneliti ……………………………………………17

3 METODOLOGI ……………………………………………………………19

3.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………19

3.2 Metode ……………………………………………………………24

3.2.1 Lokasi dan waktu penelitian ……………………………………24

3.2.2 Alat dan bahan ……………………………………………………24

3.2.3 Metode pengumpulan data ……………………………………25

3.2.4 Pengolahan data ……………………………………………28

4 HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………31

4.1 Koleksi Tumbuhan Obat ……………………………………………31

Page 12: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

xi

4.1.1 Jumlah koleksi tumbuhan obat …………………………... 31

4.1.2 Potensi dan prospek pemanfaatan ……………………………33

4.1.3 Kelangkaan koleksi tumbuhan obat ……………………………38

4.2 Kegiatan dan Harapan KRB ……………………………………………40

4.3 Harapan Masyarakat ……………………………………………………43

4.3.1 Masyarakat umum ……………………………………………44

4.3.2 Masyarakat industri obat tradisional ……………………………51

4.3.3 Masyarakat praktisi obat tradisional ……………………………54

4.3.4 Masyarakat peneliti ……………………………………………59

4.4 Rancangan Program Konservasi ……………………………………62

4.4.1 Spesies prioritas ……………………………………………62

4.4.2 Aksi prioritas ……………………………………………………67

5 SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………75

5.1 Simpulan ……………………………………………………………75

5.2 Saran ……………………………………………………………………76

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………77

LAMPIRAN ……………………………………………………………………84

Page 13: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan familinya di KRB ……31

2. Sepuluh spesies koleksi tumbuhan obat tertua di KRB ……………35

3. Jumlah spesies koleksi tumbuhan obat yang langka ……………………38

4. Kegiatan KRB yang berkaitan dengan konservasi tumbuhan obat ……41

5. Harapan pegawai KRB dan masyarakat terhadap aktivitas

konservasi tumbuhan obat ……………………………………………43

6. Kelompok masyarakat dan tujuan mengunjungi tumbuhan

koleksi KRB ……………………………………………………………44

7. Skor yang sesuai untuk setiap komponen konservasi tumbuhan

Obat ……………………………………………………………………45

8. Karakteristik pengunjung yang paling sesuai terhadap konservasi

tumbuhan obat di KRB ……………………………………………46

9. Harapan masyarakat umum ……………………………………………47

10. Harapan masyarakat industri obat tradisional ……………………………51

11. Harapan masyarakat praktisi obat tradisional ……………………………55

12. Harapan masyarakat peneliti ……………………………………………59

13. Sembilan spesies prioritas dengan kategori A ……………………63

14. Hasil sintesis spesies prioritas alternatif untuk aksi konservasi

di KRB ……………………………………………………………66

15. Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB

untuk masyarakat umum ……………………………………………70

16. Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB

untuk masyarakat industri obat tradisional …………………………... 71

17. Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB

untuk masyarakat praktisi ……………………………………………72

18. Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB

untuk masyarakat peneliti ……………………………………………73

Page 14: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Diagram alir “tri-stimulus amar konservasi”: stimulus, sikap dan

perilaku aksi konservasi ……………………………………………23

2. Konsep skematik solusi konservasi tumbuhan obat berdasarkan harapan

masyarakat dan tupoksi KRB ……………………………………………24

3.

4. Jumlah koleksi KRB berpotensi obat ……………………………………33

Hirarki pembandingan berpasangan untuk spesies prioritas ……………29

5. Asal koleksi tumbuhan berpotensi obat di KRB ……………………35

6. Sepuluh jenis penyakit tertinggi dalam penggunaan spesies di KRB ……36

7. Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat ……………38

8. Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang diharapkan

masyarakat ……………………………………………………………42

9. Irisan antara harapan masyarakat umum dengan aktivitas KRB ……47

10. Harapan masyarakat umum, fungsi KRB dan stimulus alamiah ……48

11. Harapan masyarakat umum, fungsi KRB dan stimulus manfaat ……49

12. Harapan masyarakat umum, fungsi KRB dan stimulus rela-religius ……50

13. Irisan antara harapan masyarakat IOT dengan aktivitas KRB ……51

14. Harapan masyarakat industri, fungsi KRB dan stimulus alamiah ……52

15. Harapan masyarakat industri, fungsi KRB dan stimulus manfaat ……53

16. Harapan masyarakat industri, fungsi KRB dan stimulus rela-religius …..54

17. Irisan antara harapan masyarakat praktisi dengan aktivitas KRB ……55

18. Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus alamiah ……56

19. Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus manfaat ……57

20. Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus rela-religius …..58

21. Irisan antara harapan masyarakat peneliti dengan aktivitas KRB ……59

22. Harapan masyarakat peneliti, fungsi KRB dan stimulus alamiah ……60

23. Harapan masyarakat peneliti, fungsi KRB dan stimulus manfaat ……61

24. Harapan masyarakat peneliti, fungsi KRB dan stimulus rela-religius …..62

Page 15: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Koleksi tumbuhan KRB yang diketahui berpotensi obat ……………85

2. Daftar tumbuhan obat di KRB yang perlu perhatian dan kategori

kelangkaannya menurut berbagai versi lembaga …………………..126

3. Beberapa contoh spesies liar di KRB yang berpotensi obat …………..128

4. Kuisioner kepada para praktisi dan peneliti tumbuhan obat berupa

pertanyaan terbuka dan lembar uji penentuan spesies prioritas ......129

5. Contoh jawaban kuisioner yang telah diisi responden peneliti …..135

6. Hasil skoring penentuan prioritas untuk konservasi tumbuhan obat …..136

7. Lembar kuisioner kepada masyarakat umum ..........................................138

8. Contoh jawaban kuisioner oleh seorang responden ..............................141

9. Karakteristik pengunjung KRB yang menguntungkan terhadap

komponen perlindungan (save) tumbuhan obat ……………….….144

10. Karakterisitik pengunjung KRB yang menguntungkan terhadap

komponen pengawetan (study) tumbuhan obat ………………..…145

11. Karakteristik pengunjung KRB yang menguntungkan terhadap

komponen pemanfaatan (use) tumbuhan obat …………………..146

12. Karakteristik pengunjung KRB yang menguntungkan terhadap

komponen harapan konservasi tumbuhan obat …………………..147

13. Tingkat kerelaan berkorban pengunjung terhadap konservasi tumbuhan

obat …………………………………………………………………..148

14. Matriks uji pembandingan berpasangan …………………………..149

Page 16: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

xv

DAFTAR SINGKATAN

Balittro : Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik AHP : Analytic Hierarchy Process

Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BGCI : Botanic Gardens Conservation International BPTO : Balai Penelitian Tanaman Obat CBD : Convention on Biological Diversity CITES : The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora COP : Conference of The Parties CR : Critically Endangered

DIKNAS : Pendidikan Nasional DD : Data Deficient

EN : Endangered EW : Extinct in The Wild

GACP : Good Agricultural and Collection Practices EX : Extinct

GSPC : Global Strategy for Plant Conservation IABGC : International Agenda for Botanic Gardens Conservation IBSAP : Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional IOT : Industri Obat Tradisional IPB : Institut Pertanian Bogor IUCN : The International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources KLH : Kementerian Lingkungan Hidup

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LC : Least Concern

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat NE : Not Evaluated

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini NT : Near Threatened

PKT KRB : Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor POM : Pengawasan Obat dan Makanan Renstra : Rencana Strategis RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah SOP : Standard Operational Procedur TOGA : Tanaman Obat Keluarga

WCMC : World Conservation Monitoring Centre VU : Vulnerable

WHO : World Health Organization WWF : World Wide Fund for Nature

Page 17: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebun Raya Bogor (KRB) memiliki keterikatan sejarah yang kuat dalam

pelestarian tumbuhan obat. Pendiri KRB yaitu Prof. Caspar George Carl

Reinwardt merintis kebun ini dengan menyelidiki berbagai tumbuhan yang

digunakan dalam pengobatan. Tumbuhan ini kemudian dikumpulkan dalam

sebuah kebun botani yang disebut Buitenzorg. Beberapa kebun raya tua di dunia,

awalnya berdiri sebagai upaya dari pelestarian tumbuhan obat. Waylen (2006)

menyebut beberapa contoh kebun raya tua yang dimaksud, yaitu Kebun Raya

Padua (1545), Kebun Raya Chelsea (1673) dan Kebun Raya Kew (1847). Kebun

Raya Padua awalnya merupakan area budidaya herba obat dan sebagai tempat

belajar siswa dalam membedakan dan menggunakan herba obat secara benar.

Kebun Raya Chelsea oleh para apoteker dijadikan tempat untuk melatih

identifikasi tumbuhan dan budidaya tumbuhan eksotik untuk obat. Kebun Raya

Kew oleh direktur pertamanya tidak hanya diperuntukkan bagi para ilmuwan

botani tetapi juga digunakan sebagai tempat pelayanan bagi para pedagang obat

dan bahan kimia.

Tumbuhan obat merupakan sumber daya alam yang sangat berkaitan erat

dengan aspek kesehatan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sejak

dahulu. Sejumlah spesies tumbuhan yang berguna dan berkembang di masyarakat

Indonesia saat ini berasal dari hasil introduksi tanaman dari luar negeri melalui

KRB. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi pertanian dan sumber bahan obat

alami yang diintroduksi pada tahun 1848 dari Afrika Barat ke Indonesia melalui

KRB dan akhirnya menjadi induk kelapa sawit di Asia Tenggara. Tanaman

introduksi lainnya yang tercatat antara lain adalah teh, kayu manis, karet, coklat

dan bahkan kina yang merupakan bahan utama alami untuk pengobatan malaria

memiliki sejarah yang kuat dengan perkembangan KRB. Beberapa spesies

tumbuhan obat ini telah berhasil menyebar di berbagai daerah di Indonesia

sebagai hasil pengembangan dan penelitian yang dilakukan kebun raya saat itu.

Sampai tahun 2001 Laboratorium Konservasi Tumbuhan, Fakultas Kehutanan

IPB, telah mendata berbagai laporan penelitian dan literatur tentang tumbuhan

Page 18: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

2

obat (sekitar 2039 spesies) yang berasal dari hutan Indonesia (Zuhud 2009).

Sementara itu Tilaar (2004) menyatakan bahwa lebih dari 8000 spesies

merupakan tanaman yang mempunyai khasiat obat dan baru sekitar 800-1200

spesies yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk obat tradisional atau jamu.

Data dari IBEC (Indonesian Bio-pharmaceutical Exhibition and Congress) yang

disampaikan di Keraton Yogyakarta pada 18 Juli 2004 menunjukkan terdapat

7000 spesies tumbuhan obat di Indonesia, namun baru 465 spesies yang terjaring

dalam daftar industri obat tradisional. Terlepas dari data yang beragam saat ini,

beberapa spesies tumbuhan obat dikabarkan telah termasuk dalam kategori

langka. Dokumen IBSAP (Bappenas 2003) dalam lampirannya menyebutkan 44

spesies tumbuhan obat Indonesia yang dikategorikan langka.

Pelestarian keanekaragaman hayati secara ex situ merupakan hal penting

dalam strategi konservasi keanekaragaman hayati sebagaimana dicanangkan

dalam Agenda 21 Indonesia (KLH 1997). Dalam Agenda 21 disebutkan bahwa

‘upaya pelestarian harus disertai dengan pemeliharaan sistem pengetahuan

tradisional dan pengembangan sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati yang

dilandasi oleh pembagian keuntungan yang adil’. KRB sebagai lembaga

konservasi ex-situ tumbuhan tentu memiliki tanggung jawab moral dalam

pelaksanaan pelestarian spesies tumbuhan obat asli Indonesia yang banyak terkait

dengan sistem pengetahuan tradisional yang telah mengalami proses kelangkaan.

Berdasarkan Renstranya (Sari et al. 2005), terdapat 4 misi penting KRB, dua di

antaranya sangat terkait dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati, yaitu (1)

pendayagunaan tumbuhan tropika dan (2) peningkatan apresiasi masyarakat

terhadap tumbuhan dan lingkungan. Dua misi konservasi yang mengarah kepada

pemanfaatan sumberdaya tumbuhan secara berkelanjutan ini realisasinya masih

jauh dari harapan. Pendayagunaan tumbuhan tropika seperti halnya kelapa sawit

dan kina pada masa awal perkembangan KRB belum lagi terulang. Sementara

misi lainnya yaitu pelestarian tumbuhan tropika dalam pelaksanaannya masih

terfokus dalam bentuk kebun koleksi.

Terkoleksinya spesies tumbuhan obat serta terdokumentasinya pengetahuan-

pengetahuan tradisional dari berbagai daerah di Nusantara merupakan upaya

penting bagi terciptanya kelestarian spesies tumbuhan obat Indonesia. Hal ini

Page 19: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

3

tentu sejalan dengan Target 8 dan 9 GSPC (CBD 2002) di mana 60% spesies

terancam kepunahan dapat dikoleksi secara ex situ dan 70% dari keragaman

tumbuhan pangan yang bernilai ekonomi dapat dikonservasi dan yang

berhubungan dengan pengetahuan lokal dapat dipertahankan. Target 8 GSPC

bahkan telah direvisi dalam COP 10 CBD 2010 di mana persentase tumbuhan

terancam kepunahan yang harus dikoleksikan menjadi 75% (Sharrock and

Oldfield 2011). Menurut Jackson dan Sutherland (2000), tumbuhan obat termasuk

kelompok spesies yang bernilai penting bagi sosial ekonomi masyarakat lokal dan

bersama dengan spesies pangan termasuk dalam prioritas program International

Agenda for Botanic Gardens in Conservation (IABGC). Dalam hal ini taman

koleksi tumbuhan obat dapat dikembangkan oleh kebun raya sebagai taman

penting untuk pameran dan pendidikan yang bernilai penting ekonomi dan

konservasi bagi masyarakat (Leadlay and Greene 1998).

KRB saat ini memiliki koleksi 3411 spesies, dari 1259 genera dan 215

famili tumbuhan, di antaranya adalah spesies tumbuhan obat. Koleksi yang

berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan belahan dunia ini memiliki habitus

yang sangat beragam, mulai dari tumbuhan merambat, herba, perdu sampai

pohon-pohon berkayu berukuran besar. Semua spesies koleksi tercatat dengan

baik, termasuk aspek taksonomi dan ekologinya di Bagian Registrasi, namun saat

ini belum tersedia data yang komprehensif mengenai kegunaannya sebagai obat

dari masing-masing spesies koleksi tersebut serta kategori kelangkaannya.

Akurasi data mengenai keberadaan tumbuhan obat dan kategori

kelangkaannya di suatu lembaga sangat mendukung upaya konservasi secara

berkelanjutan (Langpap 2005). Untuk itu dalam rangka meningkatkan kualitas

informasi tentang koleksi, khususnya koleksi tumbuhan berpotensi obat, perlu

diadakan pendataan secara detail mengenai jumlah koleksi tumbuhan berpotensi

obat dan berbagai aspek konservasinya. Hal ini sangat penting sebagai dasar

ilmiah bagi pengembangan program konservasi di KRB pada masa yang akan

datang, yang tidak hanya bertitik tolak dari kepentingan pengelola tetapi juga

berorientasi kepada kebutuhan masyarakat.

Page 20: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

4

1.2. Perumusan Masalah

Kebun raya didefinisikan sebagai lembaga yang memiliki koleksi tanaman

hidup yang terdokumentasi untuk keperluan penelitian, konservasi, pameran dan

pendidikan. Karakteristik suatu kebun raya antara lain dicirikan dengan adanya (1)

label yang memadai pada tanaman koleksi, (2) informasi ilmiah untuk koleksi, (3)

dokumentasi koleksi yang baik, (4) komunikasi dan informasi dengan kebun raya

lain, (5) pertukaran biji atau material dengan kebun raya lain, (6) komitmen dan

tanggung jawab untuk memelihara koleksinya, (7) monitoring tanaman

koleksinya, (8) promosi konservasi melalui pendidikan lingkungan, (9) penelitian

terhadap tanaman koleksinya serta (10) terbuka untuk umum (Jackson and

Sutherland 2000). Selanjutnya Ballantyne et al. (2007) menyatakan bahwa kebun

raya adalah tempat yang paling berpotensi untuk kegiatan pendidikan masyarakat

dan untuk memotivasi sikap pro konservasi serta merangsang publik untuk

melakukan upaya-upaya konservasi.

Ironisnya, kebun raya dalam pengertian umum sering diartikan sebagai

kebun kumpulan pepohonan yang ditata rapih, indah dan nyaman untuk rekreasi.

Kemudian kebun raya menjadi kawasan tujuan wisata yang mendatangkan

penghasilan. Pemahaman ini begitu kuat melekat di masyarakat kita hingga fungsi

utamanya sebagai kawasan konservasi, lahan penelitian biologi, sarana pendidikan

lingkungan sekaligus sebagai museum hidup sering terlupakan (Darnaedi 2001).

Demikian yang terjadi saat ini, padahal kebun raya memiliki sejarah panjang dan

peranan besar dalam kegiatan eksplorasi dan dokumentasi keragaman spesies

tumbuhan termasuk di dalamnya pengembangan ilmu pengetahuan sistematika,

hortikultura, dan saat ini bidang filogenetika molekular (Crane et al. 2009).

Salah satu aset penting kebun raya adalah tumbuhan obat. Sejak zaman

kebangkitan di Eropa, beberapa kebun raya di universitas-universitas dunia telah

melakukan dan memperlakukan tanaman koleksinya sebagai sesuatu yang bernilai

secara medis dan farmasi kepada para mahasiswa di bidang kedokteran. Untuk

tujuan ini, spesimen tumbuhan yang dikoleksi dari alam baik oleh para botanis

maupun oleh para pengusaha pengembang tanaman, telah dikirim ke kebun raya,

pada umumnya berupa biji dan dikembangbiakkan di kebun raya (Müller and

Wille 2001). Sejak itu, kegiatan dan penelitian kebun raya diarahkan kepada

Page 21: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

5

berbagai kepentingan dasar manusia seperti pengobatan berdasarkan tumbuh-

tumbuhan yang penting. (Donaldson 2009). Dalam perkembangannya

pengetahuan tumbuhan obat saat ini di beberapa kebun raya seringkali diabaikan

(Crane et al. 2009), padahal secara historis tumbuhan obat adalah bagian penting

dari suatu kebun raya (Shan-an and Zhong-ming 1991).

Konservasi tumbuhan obat Indonesia adalah suatu hal yang tidak bisa

ditunda lagi. Sebagai lembaga konservasi ex situ, KRB berkewajiban melestarikan

dan mengembangkan koleksi tumbuhan obatnya. Kompetensi KRB dalam

konservasi tumbuhan secara umum adalah menyiapkan bahan perumusan

kebijakan tentang konservasi ex situ tumbuhan tropika, pengembangan kawasan

konservasi ex situ dan model konservasi tumbuhan langka, pelaksanaan penelitian

konservasi dan pendayagunan tumbuhan, reintroduksi dan pemulihan jenis-jenis

tumbuhan tropika, serta pengembangan pendidikan lingkungan (LIPI 2002). Agar

kompetensi ini dapat terlaksana dengan baik, maka mutlak dibutuhkan data dasar

yang memadai. Dalam hal ini data dasar seperti jumlah koleksi tumbuhan obat

yang dimiliki, informasi khasiat dan bagian tumbuhan yang digunakan dari

koleksi tersebut, serta aspek-aspek konservasi koleksi tumbuhan obat

bersangkutan seharusnya tersedia dengan baik.

Tumbuhan obat tidak sekedar menjadi koleksi yang dilindungi tetapi

seharusnya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Apa yang diharapkan

masyarakat terhadap KRB tentunya perlu dijadikan dasar dalam menentukan

program dan kebijakannya dalam pelestarian tumbuhan obat. Belum terwujudnya

tujuan konservasi tumbuhan obat di KRB secara kongkrit diduga dikarenakan

belum sejalannya antara program kegiatan KRB dengan harapan masyarakat.

Pendayagunaan koleksi terutama koleksi tumbuhan obat belum optimal

dikarenakan KRB belum memiliki data secara lengkap dan akurat, terutama

mengenai kepastian bahwa suatu koleksi merupakan tumbuhan obat dan

bagaimana kategori kelangkaannya, serta belum menentukan prioritas spesies

tumbuhan obat yang dapat menuntun aksi konservasinya ke arah yang lebih

efektif dan komprehensif sesuai dengan kompetensi KRB dan harapan

masyarakat.

Page 22: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

6

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Mengkaji kondisi terkini koleksi spesies tumbuhan obat di KRB,

pemanfaatan, kategori kelangkaan, dan spesies prioritasnya.

2. Menggali harapan masyarakat terhadap peran KRB dalam konservasi ex

situ tumbuhan obat.

3. Mengkaji apakah program konservasi tumbuhan obat di KRB sudah

sesuai dengan harapan masyarakat dalam rangka penyusunan aksi

konservasi pada masa yang akan datang.

1.4. Manfaat Penelitian

Keakuratan data dan informasi ilmiah mengenai potensi koleksi tumbuhan

obat yang dimiliki KRB sangat bermanfaat bagi KRB dan masyarakat luas.

Rancangan aksi konservasi tumbuhan obat yang sudah disusun dapat dijadikan

rujukan bagi tindakan konservasi tumbuhan obat di KRB maupun di lembaga

konservasi lainnya pada masa yang akan datang. Rancangan aksi ini juga dapat

diadopsi untuk kelompok tumbuhan lainnya.

Page 23: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

7

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebun Raya Bogor

KRB pada mulanya merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau

taman buatan) yang paling tidak telah ada pada pemerintahan Sri Baduga

Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Sunda, sebagaimana tertulis

dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga

kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka.

Oleh karenanya sejak Reinwardt tiba di Indonesia pada tahun 1816 dia melihat

setidaknya terdapat satu instansi botani yang sebenarnya sudah berjalan yang

berkedudukan di Bogor (Goss 2004).

Goss (2004) menerangkan ketika Hasskarl datang ke Bogor tahun 1817 dia

melihat kebun sebagai taman yang cantik namun tidak ada sentuhan sains. Sejak

itu Hasskarl mentransformasi kebun raya dari taman kantor gubernur jenderal

menjadi instansi yang didedikasikan untuk menginterpretasikan alam daerah

kolonisasi dan sebagai pusat pengetahuan alam. Reinwardt mendapatkan

wewenang untuk mengurus sains dan pertanian di daerah koloni Belanda ini untuk

segera menjawab tugasnya antara lain mengumpulkan informasi tentang flora

yang memiliki manfaat ekonomi. Sejak awal abad 20 instansi biologi

pemerintahan kolonial Belanda diidentikkan dengan KRB.

KRB saat ini merupakan suatu kawasan konservasi ex situ yang mengoleksi

berbagai spesies tumbuhan yang ditata dalam tatanan arsitektur lanskap.

Tumbuhan koleksinya diutamakan berasal dari Indonesia, yang dimanfaatkan

sebagai tempat penelitian, pendidikan lingkungan dan rekreasi. Koleksi KRB

dicatat di Bagian Registrasi agar menjadi jelas asal usul tumbuhan tersebut

(Yuzammi et al. 2006).

Secara umum masyarakat mengenal kebun raya sebagai tempat rekreasi

alam, namun sebenarnya fungsi kebun raya bukan sekedar tempat rekreasi. Ruang

lingkup tugas dan fungsi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-

KRB), LIPI diuraikan dengan jelas dalam Keputusan Presiden RI Nomor 103

tahun 2001 serta Keputusan Ketua LIPI Nomor 1151/M/2001 (LIPI 2002).

Adapun tugas KRB diuraikan sebagai berikut:

Page 24: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

8

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program,

pelaksanaan penelitian bidang konservasi ex situ tumbuhan tropika serta evaluasi

dan penyusunan laporan.

Sedangkan fungsi PKT-KRB adalah:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang konservasi ex situ tumbuhan

tropika.

2. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis penelitian

bidang konservasi ex situ tumbuhan tropika.

3. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan penelitian bidang konservasi

ex situ tumbuhan tropika.

4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang konservasi ex situ tumbuhan

tropika.

5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang konservasi ex situ

tumbuhan tropika.

6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang konservasi ex situ.

7. Pelaksanaan urusan tata usaha.

Sementara itu secara global misi kebun raya di dunia sebenarnya adalah

(International Agenda Botanic Gardens in Conservation):

1. Mencegah kehilangan spesies dan keanekaragaman genetik tumbuhan.

2. Mencegah degradasi lingkungan alam.

3. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan nilai penting tumbuhan dan

ancaman yang dihadapinya.

4. Meningkatkan manfaat alam lingkungan.

5. Mempromosikan dan menjamin pemanfaatan sumberdaya alam secara

berkelanjutan.

Dari tugas dan fungsi serta misi secara global di atas maka dapat disimpulkan

pada hakekatnya terdapat 4 fungsi utama dari suatu kebun raya, yaitu:

1. Fungsi konservasi, yaitu melestarikan representasi keanekaragaman tumbuhan

secara ex situ untuk menjadi back up yang penting dan sumber pemulihan

jenis-jenis tumbuhan terancam kepunahan serta lahan-lahan terdegradasi.

Page 25: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

9

2. Fungsi penelitian, yaitu melaksanakan dan memfasilitasi berbagai kegiatan

penelitian dan pengembangan di bidang botani, konservasi, hortikultura dan

pemanfaatan tumbuhan.

3. Fungsi pendidikan, yaitu menyajikan informasi yang jelas dan memberikan

kemudahan bagi pengunjung untuk meningkatkan pengetahuan di bidang

botani, konservasi, lingkungan, budidaya dan pemanfaatan tumbuhan, serta

mampu merangsang tumbuh-kembangkan kesadaran, kepedulian,

tanggungjawab dan komitmen masyarakat terhadap pelestarian sumberdaya

hayati.

4. Fungsi rekreasi, yaitu mampu menciptakan suasana yang nyaman, aman,

menyegarkan dan inspiratif untuk mendukung kehidupan sosial

kemasyarakatan yang lebih baik.

2.2. Tumbuhan Obat

Sepanjang sejarah kehidupan manusia, tumbuhan obat merupakan

kebutuhan utama di alam sehingga sangat dekat hubungan antara manusia dengan

pengembangan botani dan pengetahuan tumbuhan obat (Shan-an and Zhong-ming

1991). Tumbuhan obat telah berabad-abad didayagunakan oleh bangsa Indonesia

dalam bentuk jamu untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan yang

dihadapinya dan merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia yang perlu

dipelihara dan dilestarikan. Pengetahuan tentang obat tumbuh-tumbuhan asli

Indonesia dan cara pemakaiannya diperoleh hanya dengan melihat dan mendengar

belaka dari orang tuanya. Sementara di luar negeri pengobatan dengan tumbuh-

tumbuhan itu oleh beberapa pihak dianjurkan secara kuat dan meyakinkan

(Sastroamidjojo 1997).

Tumbuhan obat didefinisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian, seluruh

tanaman dan atau eksudat tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau

ramuan obat-obatan. Ahli lain mengelompokkan tumbuhan berkhasiat obat

menjadi tiga kelompok (Siswanto 2004), yaitu:

1. Tumbuhan obat tradisional merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau

dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai

bahan baku obat tradisional.

Page 26: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

10

Pengertian obat tradisional berdasarkan UU RI No.23 tahun 1992 tentang

Kesehatan pasal 1 menyebutkan bahwa: Obat tradisional adalah bahan atau

ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara turun

temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

2. Tumbuhan obat modern merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan

penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang diduga

mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi

belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat.

Sedangkan Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tanaman obat

Indonesia seperti yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan

No.149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu:

1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional

atau jamu.

2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan

baku obat (precursor).

3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut

digunakan sebagai obat.

Selanjutnya berdasarkan keputusan Kepala Badan POM RI No.

HK.00.05.4.2411 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat

bahan alam Indonesia, obat tradisional dikelompokkan menjadi tiga yaitu jamu,

obat herbal terstandar, dan fitofarmaka (Suharmiati dan Handayani 2006). Obat

alami didefinisikan sebagai sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka

dan farmasetik, berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak,

kelompok senyawa atau senyawa murni

Organisasi kesehatan dunia memperkirakan sekitar 400 juta orang di dunia

percaya akan obat herbal dan 25% resep-resep pengobatan didasarkan pada

bahan-bahan obat yang berasal dari tumbuhan (Rai et al. 2000). Sementara itu

saat ini diperkirakan lebih dari 50.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi di dunia

digunakan untuk keperluan obat dan 15.000 spesies tumbuhan obat secara global

berasal dari alam (Helmi 2008).

Page 27: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

11

mengalami ancaman diakibatkan kehilangan habitat, pemanenan berlebihan untuk

perdagangan, tekanan jenis-jenis invasif dan pencemaran (Hamilton 2008).

Peran tumbuhan obat menurut Schopp-Guth and Fremuth (2001) sangat

penting dalam bidang biologi dan ekologi yaitu sebagai pondasi dimana tumbuhan

obat memberikan akses keterlibatan masyarakat dalam konservasi di habitat

alaminya. Dalam kata lain keterkaitan tumbuhan obat dengan manusia cukup

besar dalam mengatur dan menentukan konservasi serta pemanfaatan tumbuhan

secara berkelanjutan.

2.3. Kriteria Kelangkaan dan Prioritas Konservasi

IUCN telah mengatur kriteria yang tepat untuk mengevaluasi risiko

kepunahan ribuan spesies dan subspesies. Tujuannya adalah untuk menyampaikan

urgensi isu-isu konservasi kepada publik dan pembuat kebijakan, serta membantu

komunitas internasional untuk mencoba mengurangi kepunahan spesies. (IUCN

2010).

1.

Berdasarkan kriteria IUCN tahun 2008 (IUCN 2010) spesies

diklasifikasikan ke dalam sembilan kelompok, didasarkan pada tingkat penurunan

dan ukuran populasi, wilayah distribusi geografis, dan derajat fragmentasi

populasi. Sembilan kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

2.

Punah (EX) - tidak ada individu yang tersisa.

3.

Punah di alam (EW) - dikenal hanya untuk bertahan hidup di penangkaran,

atau sebagai populasi naturalisasi di luar jangkauan bersejarah.

4.

Kritis (CR) – resiko kepunahan ekstrim di alam liar dalam waktu dekat.

5.

Genting (EN) - risiko kepunahan sangat tinggi di alam liar.

6.

Rawan (VU) - risiko kepunahan tinggi di alam liar.

7.

Hampir terancam (NT) - kemungkinan menjadi langka dalam waktu dekat.

8.

Risiko rendah (LC) - tidak memenuhi syarat untuk kategori risiko punah. Taksa

menyebar luas dan melimpah termasuk dalam kategori ini.

9.

Data belum mencukupi (DD) - tidak cukup data untuk membuat penilaian

risiko kepunahan.

Belum dievaluasi (NE) - belum dievaluasi terhadap kriteria

Page 28: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

12

Berdasarkan kriteria kelangkaan tersebut di atas, Red list IUCN tumbuhan

Indonesia tercatat 740 spesies di antaranya 204 termasuk kategori rawan, 70

genting, dan 112 kritis (IUCN 2010). Kelangkaan menurut versi Nature Serve

Conservation (2010) meliputi ukuran populasi (untuk spesies), luas penguasaan

daerah, luas penghunian, jumlah kemunculan (populasi yang berbeda), jumlah

kemunculan atau persentase area dengan viabilitas yang baik, dan spesifisitas

lingkungan.

Beberapa spesies tumbuhan obat dinyatakan langka serta terancam

kepunahan. Di Indonesia, kegiatan eksploitasi hutan, konversi hutan dan

pemanfaatan lahan hutan oleh masyarakat, serta pengambilan tumbuhan obat

dengan tidak mempertimbangkan aspek kelestarian dapat dipandang sebagai

faktor-faktor yang mempengaruhi kelestarian dan penurunan populasi tumbuhan

obat, sehingga secara tidak disadari kelangkaan spesies tumbuhan obat terus

meningkat (Herlina 2010). Hasil penelitian Hidayat (2006) beberapa sebab

kelangkaan tumbuhan obat di alam antara lain adalah:

Namun demikian untuk menetapkan prioritas konservasi tidak hanya

didasarkan kepada kriteria kelangkaan tetapi juga faktor lainnya seperti ekonomi,

politik, dan sosial (Risna et al. 2010).

1. Penebangan liar

2. Diversifikasi lahan

3. Pemanenan langsung

4. Pemakaian bagian tertentu tumbuhan secara berlebihan

5. Populasi hidup mengelompok

6. Pemanfaatan tumbuhan multiguna

7. Sedikit menghasilkan anakan

8. Struktur populasi tidak seimbang

9. Bencana alam

Meelis et al. (2004) menyatakan bahwa penyebab kelangkaan tumbuhan

obat dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu kelangkaan secara alami dan

kelangkaan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia yang tidak sesuai dengan

kaidah ekologi/lingkungan. Noerdjito dan Maryanto (2005) menyatakan bahwa

penyebab utama kepunahan adalah perburuan dan perdagangan yang tidak

Page 29: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

13

terkendali dari spesies langka serta kerusakan habitat yang diakibatkan oleh

kegiatan manusia.

Ironisnya pengetahuan yang tersedia mengenai tumbuhan obat di lembaga-

lembaga konservasi masih sangat kurang. Hal ini merupakan tantangan utama

dalam prioritas kegiatan konservasi dan dalam rangka menjamin pemanfaatan

tumbuhan yang berkelanjutan. Di antara berbagai permasalahan dalam penelitian,

pendugaan keberadaan tumbuhan obat dan ancaman potensialnya butuh perhatian

utama (Dhar et al. 2000). Menurut Hamilton (2008) kajian potensi dan

pemanfaatan berkelanjutan tumbuhan obat saat ini merupakan kunci untuk

pelestarian di seluruh habitatnya. Pernyataan ini mengantisipasi kenyataan banyak

lembaga konservasi di dunia saat ini terfokus pada kegiatan yang berhubungan

dengan sumberdaya genetika tumbuhan khususnya pada tumbuhan pangan dan

tumbuhan obat liar, namun sangat kurang aplikasi pemanfaatannya (Meilleur and

Hodgkin 2004). Dalam kaitan ini Kala (1999) memperkirakan dalam 50 tahun ke

depan hampir 50% spesies tumbuhan tingkat tinggi di dunia akan mengalami

kepunahan.

Diperlukan program pemulihan spesies terancam dan langka diakibatkan

meningkatnya konsumsi terhadap sumberdaya seperti obat-obatan. Bahkan

peningkatan perhatian kehilangan keanekaragaman hayati perlu menjadi trend

dalam program pemulihan spesies (Kerkvlieta and Langpapc 2007). Pada dekade

ini, dengan meningkatnya kepedulian terhadap resiko kepunahan dan kehilangan

variasi genetika, pusat konservasi ex situ dan in situ, secara terwakili telah

berkembang di belahan dunia dengan tujuan umum adalah menyelamatkan

tumbuhan, keanekaragaman gen, dan membuatnya selalu tersedia dan siap untuk

dimanfaatkan (Barazani et al. 2008). Sebagian besar tumbuhan (selain serealia

dan kacang-kacangan) memiliki biji non ortodoks atau berbiak secara vegetatif,

sehingga metode pelestarian yang sesuai adalah kebun koleksi (Leunufna 2007).

2.4. Pengertian Konservasi

Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con

(together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya

memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have) secara bijaksana

Page 30: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

14

(wise use). Secara tertulis ide ini pertama kali dikemukakan oleh Theodore

Roosevelt (1902) seorang Amerika. Sebenarnya jauh sebelum itu konservasi

dalam pelaksanaannya telah dimulai di Asia. Raja Asoka (252 SM) di India

mengumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan

dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) pada saat itu telah

memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul

Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumber daya alam milik kerajaan

yang digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan rasional bagi

pengelolaan dan pembangunan negaranya (Mackinnon 1993).

Dalam UU RI No 5 tahun 1990 Konservasi sumber daya alam hayati

didefinisikan sebagai pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya

dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya

dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan

nilainya. Menurut Bari dan Supriatna (1999), konservasi muncul karena adanya

kekhawatiran terjadinya kepunahan. Konservasi ini diartikan oleh para ahli

sebagai kebijaksanaan dan program jangka panjang untuk mempertahankan

komunitas alami dalam kondisi yang memungkinkan berlangsungnya evolusi.

Konservasi tumbuhan mengandung pengertian manajemen penggunaan oleh

manusia atas tumbuhan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan

keuntungan optimal yang berkelanjutan bagi generasi masa kini pada saat yang

bersamaan harus memelihara potensi-potensinya untuk memenuhi kebutuhan dan

aspirasi generasi mendatang. Konservasi tumbuhan tidak hanya bermakna

perlindungan tumbuhan dari ancaman kepunahan, tetapi juga mengandung

pengertian jaminan keberlanjutan pemanfaatannya bagi peningkatan kesejahteraan

manusia sebagai modal dasar pembangunan (Basuki et al. 1999).

Pikiran yang salah tentang konservasi adalah anggapan bahwa masalah

konservasi adalah masalah teknis/ilmiah semata. Pengalaman Indonesia dan

negara-negara lain menunjukkan bahwa konservasi bukanlah semata-mata

masalah teknis/ilmiah melainkan masalah yang kompleks meliputi masalah teknis,

ilmiah, ekonomi, dan sosial (Suhirman 2001).

Ada dua metode utama untuk mengkonservasi biodiversitas, yaitu

konservasi in situ (dalam habitat alaminya) dan konservasi ex situ (di luar habitat

Page 31: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

15

alaminya). Menurut Zuhud et al. (dalam Herlina 2010) tujuan konservasi ex situ

adalah a) untuk diintroduksi kembali ke habitat aslinya, b) untuk kegiatan

pemuliaan dan c) untuk tujuan penelitian dan pendidikan. Prioritas konservasi ex

situ diberikan untuk spesies yang habitatnya telah rusak atau tidak dapat

diamankan lagi. Konservasi ex situ juga harus digunakan untuk meningkatkan

spesies lokal yang hampir punah menjadi tersedia kembali di alam.

Konservasi ex situ tidak selalu secara tegas dapat dipisahkan dari konservasi

in situ. Sebagai contoh adalah konservasi tumbuhan obat yang membutuhkan dua

metode konservasi secara terpadu (integrated). Keterikatan secara khusus

konservasi tumbuhan obat dengan sistem budaya, mata pencaharian dan

perekonomian memberikan peranan penting dalam kehidupan manusia. Berjuta-

juta orang di dunia telah menggunakan herbal obat, sementara berjuta-juta orang

lainnya telah mendapatkan penghasilan dari pemanenan secara alam maupun hasil

budidaya tumbuhan obat, atau terlibat langsung dalam perdagangan dan proses-

prosesnya. Tumbuhan obat secara signifikan telah menjadi lambang kemakmuran

di beberapa sistem budaya, dan seringkali dijadikan sebagai sumber kekuatan.

(Hamilton 2009).

2.5. Masyarakat Terkait Tumbuhan Obat

Penggunaan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam bidang

pengobatan adalah suatu seni yang sama tuanya dengan sejarah peradaban umat

manusia (Waluyo 2009). Zuhud (2009) bahkan mengatakan ramuan jamu atau

obat tradisional berkembang bukan atas landasan saintifik gaya ilmu farmasi

barat, tetapi sepenuhnya atas dasar empiris yang teruji melalui trial dan error

secara turun menurun. Pengetahuan masyarakat akan tumbuhan obat tertentu juga

dapat ditelusuri dengan nama-nama yang dijadikan nama kampungnya. Di

Kabupaten Bogor tidak kurang dari 20 kecamatan dan 100 desa memakai nama

tumbuhan sebagai nama kampungnya, sebagian di antaranya adalah nama

tumbuhan obat (Hidayat 2009).

Page 32: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

16

2.5.1. Masyarakat umum

Meskipun bangsa Indonesia sejak dahulu kala hidup di tengah-tengah

kekayaan sumber daya alam, akan tetapi sejarah juga mencatat bahwa kebanyakan

tanaman perdagangan berasal dari negara lain. Seiring dengan kemajuan zaman

dan toleransi masyarakat terhadap invasi kebudayaan luar menyebabkan secara

perlahan banyak sekali spesies tumbuhan asing yang telah melebur dalam

kehidupan sehari-hari (Waluyo 2009). Terlebih lagi potensi ekonomi cukup besar

di sektor obat herbal ini. Pasar obat herbal Indonesia pada 2003 sebesar Rp 2,5

triliun, dan meningkat menjadi Rp 8 triliun-Rp 10 triliun pada 2010.

Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sebenarnya sudah lama seperti

di berbagai daerah dengan tradisinya dan juga adanya TOGA, namun menurut

Damayanti et al. (2009) dengan masuknya program kesehatan dari pemerintah

yang berkiblat ke pengobatan modern, kemandirian masyarakat akan kesehatan

masing-masing semakin menurun. Menurut Suharmiati dan Handayani (2006)

program Toga sebenarnya lebih mengarah kepada self care untuk menjaga

kesehatan anggota keluarga serta untuk menangani penyakit ringan. Meskipun

pengobatan modern berkembang pesat, namun menurut Padua et al. (1999)

tumbuhan obat masih merupakan hasil hutan non kayu yang bernilai penting dan

menjadi prioritas serta isu konservasi di masyarakat.

2.5.2. Masyarakat industri obat/jamu

Pada awalnya tumbuhan obat hanya dikonsumsi langsung dalam bentuk

segar, rebusan, atau racikan. Pada perkembangannya tumbuhan obat dikonsumsi

lebih praktis dalam bentuk pil, kapsul, sirup, atau kaplet dan diproduksi dalam

skala industri yang memiliki teknologi modern (Siswanto 2004). Industri jamu

adalah industri yang memiliki aspek ekonomi, sosial dan budaya. Segala spesies

bahan baku yang digunakan industri jamu 98% berasal dari dalam negeri dan

sisanya saat ini sudah berhasil dibudidayakan. Industri jamu banyak memberi

manfaat karena melibatkan ratusan ribu petani, melibatkan para peneliti di bidang

pertanian, teknologi pangan, bioteknologi, farmakognosi, farmakologi, serta

kimia.

Page 33: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

17

Jumlah industri obat tradisional di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Pada tahun 1997 baru 449 industri yang terdiri dari 429 industri kecil obat

tradisional (IKOT) dan 20 industri obat tradisional (IOT), sepuluh tahun

kemudian tepatnya pada tahun 2008 telah menjadi 1166 industri terdiri dari 1037

IKOT dan 129 IOT (Balittro 2010). Dengan meningkatnya jumlah industri dan

produksi obat tradisional secara langsung meningkatkan penggunaan bahan baku

tumbuhan obat.

2.5.3. Masyarakat praktisi obat tradisional

Praktisi obat tradisional atau pengobat tradisional merupakan ujung tombak

untuk masyarakat di sekitarnya yang sangat berpengaruh dalam menghadapi

berbagai masalah kesehatan. Pengobat tradisional seperti tertuang dalam Surat

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1076 2003 dikelompokkan menjadi empat

yaitu (1) kelompok pengobat tradisional ramuan, (2) pengobat tradisional

keterampilan, (3) pengobat tradisional supranatural, dan (4) pengobat tradisional

berdasar pada kaidah agama (Pudjiastuti 2009).

Pengobat tradisional di Indonesia sering diidentikkan dengan dukun. Pada

umumnya mereka berpendirian bahwa ilmu pengobatan yang suci ini sekali-kali

tidak boleh diumumkan kepada khalayak ramai, sehingga belum pernah disiarkan

karangan tentang pengetahuan mereka yang memenuhi syarat ilmiah

(Sastroamidjojo 1997). Pada kenyataannya di Indonesia dukun memegang peran

penting dalam penanganan kesehatan pertama di berbagai wilayah pedesaan

(Padua et al. 1999).

2.5.4. Masyarakat peneliti

Selain pengobat tradisional secara formal saat ini sudah ada beberapa rumah

sakit di Indonesia yang sudah menggunakan herbal sebagai pengobatan. Beberapa

rumah sakit itu adalah RS Persahabatan Jakarta, Pusat Kanker Nasional Dharmais

Jakarta, RS Sardjito Yogyakarta, RS Karyadi Semarang, RS Hasan Sadikin

Bandung, RS Dr Sutomo Surabaya, RS Syaiful Anwar Malang, RSAL

Mintohardjo Jakarta, RS Pirngadi Medan, RS Kandou Manado, RS Sanglah Bali,

RS Holistic Tourism Hospital Purwakarta dan RS Wahidin Sudirohusodo

Page 34: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

18

Makassar. Obat tradisional dari tumbuhan mulai mendapat perhatian yang layak

dari dunia penelitian kedokteran sejak masuknya bala tentara Jepang ke Indonesia

yang menyebabkan persediaan obat menipis (Sastroamidjojo 1997).

Penelitian tumbuhan obat telah berlangsung di Indonesia lebih dari 50

tahun. Penelitian ditekankan pada sample koleksi, inventarisasi, etnobotani,

bioteknologi, agronomi, kandungan kimia, skrining farmakologi dan toksikologi,

standardisasi produksi, formulasi dan konservasi (Padua et al. 1999).

Upaya pendekatan penyelamatan sumberdaya genetika tumbuhan melalui

pola kolaboratif dan partisipatif merupakan alternatif untuk menjawab tantangan

konservasi. Semua ini tentu saja didasarkan pada asumsi bahwa masyarakat

memiliki kepentingan dan keterkaitan dengan sumberdaya alam di sekitarnya. Di

sisi lain, masyarakat cenderung akan mau memberikan komitmen jangka panjang

dalam upaya konservasi sumberdaya genetika tumbuhan di Indonesia. Komitmen

itu tidak saja muncul tanpa adanya kepastian akses manfaat dan akses kepada

proses pengambilan kebijakan dalam upaya penyelamatan tumbuhan pada tataran

teknis/lapangan (Wirasena 2010). Peneliti dari berbagai disiplin ilmu sangat

diperlukan untuk menjembatani upaya konservasi tumbuhan obat dengan

komitmen masyarakat. Di samping penelitian botani, penelitian biokimia harus

dilakukan untuk mengatasi potensi kegunaan tumbuhan. KRB dengan hasil

eksplorasinya yang kaya dapat menyumbangkan material dengan identitas

ilmiahnya serta lokasi dimana material tersebut berada (Suhirman 1999).

Page 35: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

19

3. METODOLOGI

3.1. Kerangka Pemikiran

Tumbuhan obat adalah salah satu kekayaan koleksi KRB dan merupakan

kekayaan alam yang dibutuhkan oleh masyarakat dari masa ke masa. Pemenuhan

kebutuhan tumbuhan obat yang hanya bersandarkan keberadaannya di alam tanpa

budidaya akan semakin sulit dan alam pun akan kehabisan stoknya. Hal ini terjadi

di beberapa kawasan hutan seperti di Taman Nasional Ujung Kulon untuk kasus

pule dan di Taman Nasional Meru Betiri untuk kasus kedawung (Hidayat 2006).

Kekayaan dan keanekaragaman spesies tumbuhan obat yang dimiliki bangsa

Indonesia ini ternyata belum memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan

masyarakatnya (Waluyo 2009). Penanganan secara pasif (in situ) tumbuhan obat

yang hidup di kawasan konservasi relatif memadai, akan tetapi bagi spesies

tumbuhan obat liar yang hidup di luar wilayah sistem cagar alam secara teknis

tidak terjamin keamanannya (Djumidi et al. 1999). Dalam hal ini Suhirman

(1999) telah mengingatkan bahwa manusia tidak menyadari betapa pentingnya

tumbuhan tidak hanya untuk kesejahteraan tetapi juga untuk kelangsungan hidup

kita, mereka tidak peduli akan kepunahan spesies. Pelibatan berbagai pemangku

kepentingan dalam mengkaji dan mengembangkan kebijakan, hukum, dan strategi

akan mempengaruhi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya tumbuhan obat

(WHO-IUCN-WWF 2010).

Dalam rangka menuju pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di

bidang tumbuhan obat, maka diperlukan suatu strategi pengembangannya.

Pengembangan tumbuhan obat di Indonesia perlu adanya dukungan penuh

kebijakan pemerintah terutama adanya jaminan terselenggaranya penelitian yang

berkelanjutan. Langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain: inventarisasi

dan karakterisasi keanekaragaman spesies tumbuhan obat, kerjasama antar

lembaga penelitian, LSM, dan perusahaan farmasi serta lembaga penelitian

independen lainnya, serta penentuan skala prioritas arah penelitian tumbuhan obat

(Purwanto 2002). Dalam hal ini penentuan prioritas konservasi tumbuhan obat

merupakan salah satu prioritas penelitian yang dinyatakan dalam draft Guidelines

on The Conservation of Medicinal Plants.

Page 36: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

20

Penyusunan strategi pengelolaan konservasi tumbuhan didorong oleh

adanya masalah-masalah terkait dengan lingkungan hidup. Untuk dapat mengatasi

masalah-masalah tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang mampu

mengelola sumberdaya alam secara bijaksana (Rideng 1999). Sumberdaya

manusia secara mikro mencakup dua aspek yaitu aspek fisik (postur tubuh,

kesehatan, daya tahan, dan sebagainya) dan aspek non fisik (kognitif, afektif dan

psikomotor). Kedua aspek tersebut saling melengkapi sehingga merupakan

kesatuan yang utuh. Kualitas kedua aspek tersebut perlu terus ditingkatkan

melalui pendidikan.

Salah satu bentuk pengelolaan tumbuhan adalah koleksi secara ex situ.

Koleksi ex situ menurut Lascurain et al. (2008) menyediakan bahan untuk

penelitian, reintroduksi, pendidikan, dan peningkatan kepedulian masyarakat.

Pelestarian ex situ tumbuhan obat sebenarnya secara langsung dapat bermanfaat

bagi kehidupan manusia (Diwyanto 2002) dan dapat dilakukan dengan berbagai

cara, antara lain:

1. Penyimpanan dalam kamar-kamar bersuhu dingin.

2. Kebun koleksi.

3. Kebun plasma nutfah.

4. Kebun botani/kebun raya.

KRB sudah lama memiliki koleksi tumbuhan obat baik secara khusus

maupun yang tersebar di pelosok kebun. Saat ini tumbuhan obat koleksi KRB

baru berperan sebagai penghias dan pelengkap taman. Beberapa koleksi

mengalami kematian dan kehilangan baik akibat alami, ulah manusia, maupun

bencana alam (Hidayat et al. 2007). Sesuai kaidah konservasi terutama mengenai

pemanfaatan yang berkelanjutan seharusnya koleksi tumbuhan obat KRB dapat

dirasakan keberadaan dan manfaatnya oleh masyarakat umum. Di sisi lain sebagai

lembaga konservasi flora ex situ skala nasional dan internasional, KRB sangat

diharapkan kiprahnya untuk memenuhi Target 8 dan 9 GSPC (CBD 2002) dimana

60% spesies terancam dapat dikoleksi secara ex situ dan 70% dari keragaman

tumbuhan pangan dan bernilai ekonomi dapat dikonservasi serta yang

berhubungan dengan pengetahuan lokal dapat dipertahankan.

Page 37: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

21

Secara historis tumbuhan obat adalah bagian penting dari kebun raya (Shan-

an and Zhong-ming 1991), Kebun raya memerankan secara penuh dalam berbagai

kegiatan mulai dari seleksi, analisis, pendugaan, budidaya, konservasi, dan

perlindungan tumbuhan obat (Akerele 1991). Keberadaan kebun raya sebagai

lembaga konservasi ex situ berperan sangat penting dalam perlindungan,

pengawetan, dan pemanfaatan sumber daya alam seperti tumbuhan obat.

Suhirman (2001) menyatakan ada empat strategi yang perlu dikerjakan

dalam bidang konservasi keanekaragaman tumbuhan:

1. Penggemblengan ahli konservasi menjadi kader konservasi.

2. Penentuan prioritas taksa yang akan dikonservasi.

3. Pendidikan konservasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

4. Penegakan hukum.

Selain itu Suhirman (2001) juga menyatakan pentingnya penentuan

ancaman terhadap tumbuhan tertentu, karena tanpa pengetahuan yang benar

tentang faktor-faktor yang mengancam suatu spesies maka tidak mungkin kita

dapat melaksanakan konservasinya secara seksama.

Pada dasarnya konservasi berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat.

Konservasi sering dianggap hanya merupakan beban saja karena menghabiskan

pikiran, dana yang besar, tenaga yang melelahkan dan berkepanjangan.

Pandangan tersebut diduga bahwa upaya konservasi dilihat sebagai suatu

kewajiban dimana tidak tampak adanya kegiatan yang diiringi oleh proses

pemanfaatannya (Diwyanto 2002). Masyarakat di sekitar kebun botani melihat

kebun dari kepentingan masing-masing, sehingga kalau kebun botani tidak

memberi manfaat apapun kepada dirinya mereka tidak akan termotivasi untuk

tidak merusak apalagi memeliharanya. (Ruslan & Sastrapradja 2008).

Di Indonesia pemanfaatan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat terus dikembangkan, namun rendahnya pengetahuan dasar

pemanfaatan sumberdaya genetika dari tumbuhan menyebabkan ketidakpedulian

masyarakat dalam kegiatan konservasi tumbuhan (Basuki et al. 1999). Penyebab

lain yang lebih mendasar adalah kurangnya informasi tentang konservasi

tumbuhan kepada masyarakat. Tingkat mengetahui, memahami, dan mampu

mengelola sesuai dengan etika konservasi hanya akan terlaksana melalui proses

Page 38: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

22

pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal atau

penyuluhan (Bari dan Supriatna 1999).

Menurut Bari dan Supriatna (1999) upaya pelestarian sumberdaya hayati

tumbuhan harus ditingkatkan melalui pendidikan. Pendidikan konservasi

seharusnya tidak hanya untuk masyarakat umum tetapi juga untuk para politikus

dan pembuat kebijakan (Suhirman 1999). Etika pemanfaatan tumbuhan harus

menjadi kesadaran dan langkah utama umat manusia dalam mengelola

sumberdaya alam hayati. Konservasi adalah salah satu etika pilihan yang disadari

dan akan menjamin kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain. (Bari dan

Supriatna 1999).

Hal yang penting menurut Amzu (2007) untuk dapat terwujudnya

konservasi seperti apa yang diharapkan adalah prasyarat adanya kerelaan

berkorban untuk konservasi. Kerelaan berkorban sebenarnya adalah suatu sikap

yang timbul dikarenakan adanya nilai obyek yang memenuhi harapan. Nilai dapat

memotivasi individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu (Sumitomo 2004).

Azwar (2010) menjelaskan bahwa pengetahuan mengenai proses

terbentuknya sikap individu dan kelompok akan sangat bermanfaat dalam

penanganan masalah-masalah sosial. Penanganan itu antara lain dalam bentuk

pemberian stimulus-stimulus tertentu untuk memperoleh efek perilaku yang

diinginkan. Dalam kaitan konservasi tumbuhan obat Amzu (2007) mengajukan

konsep tri-stimulus amar konservasi sebagai alat untuk mengimplementasikan

pengelolaan kawasan konservasi (Gambar 1). Sukarnya tujuan konservasi

terwujud memuaskan tidak lain penyebabnya adalah terjadi bias pemahaman dan

pengalaman dalam masyarakat antar konteks nilai-nilai alamiah (Bio-ekologi dan

kelangkaan) nilai-nilai manfaat (ekonomi) dan nilai-nilai rela-religius (agama,

keikhlasan, moral dan sosial budidaya).

Nilai alamiah adalah nilai-nilai kebenaran di alam. Tumbuhan obat KRB

memiliki catatan di Bagian Registrasi sehingga nilai kebenaran secara ilmiah dan

historis adalah stimulus utama dalam pelestariannya. Sebagai tumbuhan yang

ditanam di luar habitatnya tumbuhan obat koleksi KRB banyak mengalami

kematian dan gangguan dalam pertumbuhannya. Beberapa spesies langka menjadi

koleksi yang kritis bagi KRB sehingga memerlukan perhatian khusus.

Page 39: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

23

Gambar 1 Diagram alir “tri-stimulus amar konservasi”: stimulus, sikap dan perilaku aksi konservasi (Amzu 2007).

Nilai manfaat berkaitan erat dengan pandangan praktis atau pragmatis, yang

bahkan menjadi pegangan banyak orang, terutama apabila dikaitkan dengan

kenyataan dan tujuan yang ingin dicapai baik pada tingkat individu, kelompok

maupun masyarakat (Amzu 2007). Beragam bakteri, kapang, serta makhluk mikro

lainya telah diketahui sebagai kekayaan tersembunyi di antara spesies koleksi

tumbuhan obat. Beragam penyakit dapat diatasi tumbuhan obat mulai dari

gangguan kulit hingga gangguan organ dalam manusia, ini merupakan nilai yang

belum termanfaatkan dari koleksi tumbuhan obat KRB (Hidayat et al. 2006).

Nilai rela, moral dan spiritual bangsa Indonesia yang berkaitan dengan

konservasi tumbuhan sebagai kearifan berbagai suku dan agama yang dianut

bangsa Indonesia dapat disampaikan, yang secara umum ditekankan kepada sikap

harmonis dengan Tuhan, terhadap sesama makhluk dan terhadap alam lingkungan

(Bari dan Supriatna 1999). Kecintaan terhadap alam dan tumbuhan, kesenangan

akan keindahan taman/tumbuhan, kesejukan, ketenangan, kenyamanan dan

keamanan adalah beberapa contoh nilai yang dapat mendorong kerelaan

masyarakat untuk konservasi. Menurut Amzu (2007) stimulus rela-religius sangat

berpengaruh dan efektif mendorong terwujudnya sikap dan perilaku untuk aksi

konservasi.

Tri-Stimulus Amar Konservasi • Stimulus Alamiah Nilai-nilai kebenaran dari alam, kebutuhan keberlanjutan sumberdaya alam hayati sesuai dengan karakter bioekologinya • Stimulus Manfaat Nilai-nilai kepentingan untuk manusia: manfaat ekonomi, manfaat obat, manfaat biologis/ekologis dan lainnya • Stimulus Rela Nilai-nilai kebaikan, terutama ganjaran dari Sang Pencipta Alam, nilai spritual, nilai agama yang universal, pahala, kebahagiaan, kearifan budaya/ tradisional, kepuasan batin dan lainnya

Sikap Konservasi Cognitive persepi, pengetahuan, pengalaman, pandangan, keyakinan Affective emosi, senang- benci, dendam, sayang, cinta dll Overt actions kecenderungan bertindak

Perilaku Aksi Konservasi

Konservasi

Page 40: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

24

Selanjutnya berdasarkan pada modifikasi konsep tri stimulus amar

konservasi, skema solusi konservasi tumbuhan obat yang dapat memenuhi

harapan masyarakat dan sesuai fungsi KRB adalah sebagai berikut:

Tri Stimulus amar konservasi

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Tupoksi: Konservasi Penelitian Pendidikan Rekreasi

Harapan

Solusi Konservasi : Pemanfaatan TO berkelanjutan, berkeadilan, beradab dan berdaulat

3.2. Metode

3.2.1. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan September – Desember 2010, baik data

primer maupun data sekunder.

3.2.2. Alat dan bahan

Katalog koleksi KRB dan buku-buku tentang tumbuhan obat sebagai alat

utama dalam inventarisasi dan identifikasi koleksi tumbuhan obat. Sebagai bahan

kajian adalah semua koleksi tumbuhan yang terdapat di kebun koleksi dan data-

Gambar 2 Konsep skematik solusi konservasi tumbuhan obat berdasarkan harapan masyarakat dan tupoksi KRB.

Page 41: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

25

data koleksi yang terdapat di Bagian Registrasi Koleksi KRB. Berbagai laporan

dan berkas/dokumen koleksi tumbuhan obat di KRB menjadi bahan pendukung.

Seperangkat alat kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas

tiga macam kuisioner:

1. Kuisioner berupa pernyataan-pernyataan yang disusun dalam lembaran tes

yang memuat informasi dan harapan masyarakat terhadap KRB dan koleksi

tumbuhan obat.

Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner ini diperoleh dengan melakukan

wawancara pendahuluan terhadap 100 orang pengunjung dan 50 orang pegawai

KRB untuk memperoleh gambaran pendapat dan harapan tentang keberadaan

tumbuhan obat di KRB. Selanjutnya hasil wawancara ini disusun menjadi

beberapa pernyataan dan ditanya ulang kepada 100 orang pengunjung lainnya

untuk mendapatkan respon setuju atau tidak setuju. Dua puluh pernyataan yang

mendapatkan respon setuju paling banyak dipilih sebagai pernyataan pada

kuisioner akhir dengan skala Likert.

2. Kuisioner untuk menentukan spesies prioritas konservasi di kebun, terutama

ditujukan kepada orang atau badan tertentu yang bergerak di bidang tumbuhan

obat. Kuisioner ini berupa lembar uji penentuan spesies prioritas (Lampiran 4).

3. Kuisioner yang ditujukan kepada pengamat/pengawas KRB untuk menentukan

spesies mendesak ditindaklanjuti berupa matriks uji pembandingan

berpasangan (Lampiran 14).

3.2.3. Metode pengumpulan data

Untuk mendapatkan sejumlah data yang pasti dan akurat sesuai tujuan

penelitian maka telah dilakukan tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. Dalam rangka mengkaji data terkini koleksi tumbuhan obat di KRB maka

dilakukan:

a. Inventarisasi koleksi baik secara desk study maupun observasi di kebun.

Desk study dengan mengacu kepada katalog koleksi KRB menandai

semua spesies tumbuhan yang diduga bermanfaat sebagai bahan obat

berdasarkan pustaka-pustaka yang telah disiapkan di meja kerja.

Page 42: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

26

Observasi dilakukan dengan cara mengecek ke kebun mengenai spesies

yang telah ditandai pada katalog untuk memastikan keberadaannya.

b. Observasi potensi dan kegunaan koleksi dilakukan dengan penggalian

informasi melalui buku kebun dan hasil-hasil penelitian serta pustaka

tumbuhan obat.

c. Kategori kelangkaan dan spesies prioritas dicek berdasarkan dokumen-

dokumen berikut: IUCN red list 2010, WCMC 1997, IBSAP 2003, BGCI

priority 2008 dan CITES 2010.

d. Wawancara terstruktur untuk mendapatkan spesies prioritas dan spesies

yang mendesak ditindaklanjuti. Spesies prioritas dengan menggunakan

lembar uji penentuan spesies prioritas ditujukan kepada para peneliti dan

praktisi tumbuhan obat yang berkaitan di bidangnya. Taksa yang diuji

adalah spesies yang telah dilakukan pengecekan status dan kategori

kelangkaannya. Sejumlah 30 peneliti/praktisi terlibat dalam pengisian

lembar uji ini. Sementara itu lembar uji berupa matriks pembandingan

berpasangan digunakan untuk menentukan spesies prioritas yang perlu

segera ditindaklanjuti aksi konservasinya. Responden untuk matriks ini

dipilih para pengamat/pengawas koleksi KRB yang sehari-hari bekerja di

kebun koleksi.

2. Penggalian harapan masyarakat dilakukan melalui wawancara dan

kuisioner. Wawancara dilakukan baik kepada pengunjung (mewakili masyarakat

umum), praktisi kesehatan/pengobat tradisional, industri obat tradisional dan

peneliti untuk mendapatkan sejumlah informasi mengenai harapan masyarakat

terhadap peran KRB dalam pengelolaan koleksi tumbuhan obat dan aspek-aspek

konservasi lainnya.

Penentuan responden dilakukan sebagai berikut:

Responden masyarakat umum

Responden dipilih dengan metode random sampling. Penentuan jumlah responden

didasarkan pada data pengunjung pada bulan Oktober 2010. Jumlah responden

diambil dengan menggunakan rumus Slovin (Riduwan dan Akdon 2009), yaitu:

Page 43: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

27

n= dengan presisi 5% (tingkat kepercayaan 95%), dimana:

n = jumlah sample (responden)

N= jumlah populasi sample, dalam hal ini diambil jumlah rata-rata

pengunjung dalam seminggu setelah dikurangi wisatawan mancanegara dan

dikurangi wisatawan anak-anak, sehingga diperoleh N = 4551 dan n = 368

Selanjutnya pengambilan sampling per hari dilakukan dengan proportionate

random sampling dengan rumus ni = x n, dimana:

ni = jumlah sample menurut hari

Ni = jumlah sample seluruhnya (368)

n = jumlah pengunjung rata-rata dalam hari bersangkutan

N = jumlah pengunjung dalam seminggu (4551)

Dengan demikian diperoleh sample (ni) untuk hari Senin hingga hari Minggu

sebagai berikut:

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Total

29 27 35 28 21 92 136 368

Responden praktisi/pengobat, industri dan peneliti dipilih secara acak dari

berbagai lembaga terkait seperti berikut:

a. Mewakili praktisi/pengobat adalah 2 pengobat dari Taman Sringanis, 2

praktisi dari Karyasari, 1 orang dari Wana Tani dan 7 orang perawat/bidan.

b. Mewakili industri obat tradisional adalah 1 orang dari Liza Herbal, 2 orang

dari Kampoeng Djamoe, 1 orang dari Parang Husada dan 1 dari Aneka Sari.

c. Mewakili peneliti adalah 16 orang dari LIPI, 2 orang dari Balitro, 2 orang dari

Litbang Kehutanan, 2 orang dari BPTO, 2 orang dari IPB dan 1 orang LSM.

3. Untuk mengkaji apakah program konservasi tumbuhan obat di KRB sudah

sesuai dengan harapan masyarakat maka dilakukan pengecekan aktivitas KRB

yang berkaitan dengan konservasi tumbuhan obat melalui laporan tahunan KRB

tahun 2000 hingga tahun 2009.

Page 44: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

28

3.2.4. Pengolahan data

Hasil inventarisasi dan observasi koleksi ditabulasikan dalam suatu daftar

kegunaan tumbuhan obat sedangkan hasil pengecekan kategori kelangkaan

ditabulasikan dalam daftar koleksi tumbuhan obat yang perlu perhatian lebih.

Daftar koleksi tumbuhan obat yang perlu perhatian lebih dijadikan dasar

dalam pembuatan kuisioner untuk mendapatkan spesies prioritas konservasi.

Spesies prioritas diperoleh dengan total skor yang dihasilkan dari lembar uji

penentuan spesies prioritas untuk setiap taksa yang dinilai. Skor total diperoleh

dengan menjumlahkan skor setiap unsur penilaian, sehingga diperoleh rentang

skor dengan tiga kategori (Risna et al. 2010) yaitu kategori A (memerlukan aksi

konservasi segera) dengan nilai total > 50, kategori B (aksi konservasi bisa

ditunda) dengan nilai total 42-50 dan kategori C ( belum/tidak memerlukan aksi

konservasi secara aktif) dengan nilai total < 42.

Agar pelaksanaan konservasi di KRB lebih efisien dan efektif sesuai dengan

kondisi koleksi terkini maka perlu diadakan uji pembandingan kepentingan antar

spesies koleksi bersangkutan. Pembandingan antar spesies tidak dimaksudkan

untuk menghilangkan spesies dari daftar prioritas konservasi. Pembandingan

lebih menekankan kepada alternatif prioritas berdasarkan kriteria-kriteria yang

dianggap penting pada situasi dan kondisi spesies di kebun saat ini. Kriteria yang

diperbandingkan ditentukan berdasarkan kesepakatan responden terkait yang

dianggap mengetahui kondisi spesies di kebun. Jika dalam penentuan spesies

prioritas tahap pertama menggunakan 17 kriteria yang berlaku secara umum

(Lampiran 4), maka dalam uji pembandingan spesies ini hanya menggunakan tiga

kriteria yang dianggap berhubungan langsung dengan kepentingan

keberlangsungan spesies tersebut di kebun. Tiga kriteria tersebut yaitu (1) status

dan kelangkaan spesies, (2) ancaman keberadaan spesies di kebun dan (3) manfaat

spesies secara langsung bagi masyarakat.

Untuk menentukan koleksi tumbuhan obat yang mana harus segera

ditindaklanjuti aksi konservasinya, maka diambil spesies dengan skor tertinggi

(kategori A) untuk dianalisis lebih lanjut. Dalam hal ini digunakan analisis AHP

(analytic hierarchy process) dengan menggunakan software expert choice. Matrik

pembandingan berpasangan adalah dasar dari analisis ini. Nilai yang ditetapkan

Page 45: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

29

setiap sel matriks berada di antara satu sampai dengan sembilan (Dermawan

2009).

Untuk menguji apakah pembandingan yang dilakukan oleh responden sudah

konsisten, maka diuji dengan uji konsistensi. Pembandingan dianggap konsisten

bila nilai inconsistency ratio lebih kecil dari 0,1. Uji konsistensi dilakukan baik

saat pelaksanaan pembandingan kepentingan antar kriteria maupun pembandingan

kepentingan antar spesies. Hirarkinya adalah seperti disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Hirarki pembandingan berpasangan untuk spesies prioritas

(5) Sangat Setuju

Hasil wawancara dengan masyarakat mengenai harapan konservasi

tumbuhan obat di KRB diolah dengan skala Likert (Metode Likert’s Of

Summated Rating) melalui program excel. Nilai skala Likert sebagai berikut:

(4) Setuju

(3) Netral (tidak pasti)

(2) Tidak setuju

(1) Sangat Tidak Setuju

spesies prioritas alternatif

status kelangkaan

spesies pilihan

ancaman keberadaannya

di kebun

spesies pilihan

manfaat langsung

spesies pilihan

Tingkat 1 Tujuan Tingkat 2 Kriteria Tingkat 3 Pilihan

Page 46: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

30

Selanjutnya penilaian dilakukan untuk masing-masing komponen

konservasi dengan menggunakan rumus standard skala Likert t-test. Rumusnya

adalah (Azwar 2010):

dimana:

X = Skor responden pada skala Likert yang hendak diubah menjadi skor T

= Mean skor kelompok

s = Standar deviasi kelompok

Responden dengan nilai T di atas 50 dianggap favorable (sesuai atau

menguntungkan) dan persentase favorable diinterpretasikan sebagai berikut

(Riduwan dan Akdon 2009):

0% - 20% sangat lemah

21% - 40% lemah

41% - 60% cukup

61% - 80% kuat

81% - 100% sangat kuat

Harapan masyarakat yang diperoleh dari kuisioner ditabulasikan dalam

suatu tabel harapan. Selanjutnya untuk menyusun aksi konservasi maka dilakukan

pengecekan silang antara harapan masyarakat dengan aktivitas KRB dalam

sepuluh tahun terakhir. Diagram Venn digunakan untuk menggambarkan irisan

antara harapan masing-masing tipologi masyarakat dengan aktivitas KRB.

Harapan masyarakat yang belum terarsir dengan aktivitas KRB dijadikan dasar

dalam menyusun aksi konservasi tumbuhan obat pada masa yang akan datang.

Page 47: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

31

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koleksi Tumbuhan Obat

4.1.1. Jumlah koleksi tumbuhan obat

Berdasarkan hasil pengecekan di kebun dan penelusuran pustaka diperoleh

764 spesies koleksi KRB berpotensi sebagai tumbuhan obat dari 465 genera dan

135 famili. Jumlah spesies terbanyak adalah dari famili Fabaceae yaitu 58 spesies

diikuti oleh Euphorbiaceae, Zingiberaceae dan Apocynaceae masing-masing 57,

31, dan 29 spesies. Secara lengkap jumlah spesies tumbuhan obat di KRB

berdasarkan familinya seperti pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Jumlah spesies tumbuhan obat berdasarkan familinya di KRB

No. Famili Jumlah spesies 1. Fabaceae 58 2. Euphorbiaceae 57 3. Zingiberaceae 31 4. Apocynaceae 29 5. Rutaceae 28 6. Verbenaceae 27 7. Moraceae 25 8. Acanthaceae 22 9. Arecaceae 20

10. Rubiaceae 19 11. Lauraceae 16 12. Myrtaceae 15 13. Araceae 15 14. Annonaceae 14 15. Meliaceae 13 16. Menispermaceae 12 17. Sapindaceae 12 18. Poaceae 11 19. Asteraceae 11 20. Sterculiaceae 10 21. Famili lainnya (115 famili) < 10

Berdasarkan data Zuhud (2009) spesies tumbuhan obat di hutan hujan

tropika yang terbanyak adalah dari famili Fabaceae, yaitu sebanyak 110 spesies

diikuti oleh Euphorbiaceae sebanyak 94 spesies. Famili Fabaceae atau polong-

polongan di KRB juga merupakan kelompok terbesar tumbuhan obat dengan total

58 spesies diikuti oleh Euphorbiacea dengan 57 spesies. Dengan demikian data

Page 48: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

32

ini sebenarnya memiliki kemiripan dengan komposisi famili tumbuhan obat di

alam. Kondisi ini merupakan satu kekuatan KRB dalam promosi dan

pengembangan koleksi tumbuhan obat. Komposisi famili yang mirip dengan

kondisi di alam akan memudahkan masyarakat dalam mencari bahan obat alam

sekaligus juga mencegah kepunahan bahan obat di alam. Kelompok famili

tumbuhan obat yang terbanyak spesiesnya terwakili di KRB juga merupakan

kelompok famili tumbuhan yang umum digunakan oleh masyarakat dalam

pengobatan tradisional.

Hal yang agak berbeda adalah famili Poaceae dan Asteraceae yang dalam

Zuhud (2009) berada dalam posisi 10 besar dengan jumlah spesies lebih dari 20,

ternyata di KRB dua famili ini hanya memiliki anggota tumbuhan obat 11 spesies

dan tidak termasuk dalam 10 besar famili. Hal ini disebabkan kondisi di KRB

yang tidak bisa mempertahankan beberapa spesies Asteraceae yang pada

umumnya bersifat semusim sebagai koleksi tetap yang teregistrasi.

Ketidakmampuan mempertahankan spesies dari famili Asteraceae di kebun

koleksi adalah kelemahan KRB yang perlu segera diperbaiki. Secara alami

sebenarnya famili Asteraceae dan Poaceae yang berpotensi obat banyak tumbuh

liar di KRB, sehingga memungkinkan kedua famili ini di alam memang sebagai

10 famili terbesar berpotensi obat sebagaimana terdapat dalam data Zuhud (2009).

Beberapa contoh spesies liar dari dua famili tersebut yang tumbuh di KRB di

antaranya adalah Eclipta alba (L.) Hassk., Bidens pilosa L., Ageratum conyzoides

L., Emilia sonchifolia (L.) DC ex Weight., Vernonia cinerea (L.) Less, Paspalum

conjugatum Berg. dan Imperata cylindrica Nees C.E. Hubb.

Asteraceae dan Poaceae adalah dua famili tumbuhan yang cukup penting

dalam pengobatan alami. Banyak spesies dari kedua famili ini merupakan bahan

dasar pengobatan sehingga KRB perlu melengkapi komposisi spesiesnya dengan

spesies dari kedua famili tersebut. Mengingat banyaknya famili Asteraceae dan

Poaceae yang tumbuh liar dan dibutuhkan masyarakat, selayaknya kedua famili

ini termasuk dalam posisi sepuluh besar terwakili spesiesnya di KRB seperti

kondisi di alam.

Jumlah tumbuhan obat yang terkoleksi di KRB sebenarnya masih sedikit

dibandingkan dengan potensi tumbuhan obat Indonesia seperti telah diuraikan

Page 49: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

33

pada bab pendahuluan. Berdasarkan pengamatan di lapangan hal ini dikarenakan

beberapa faktor antara lain:

1. Banyak spesies tumbuhan obat liar di kebun yang tidak teregistrasi sebagai

koleksi KRB. Beberapa contoh spesies liar berpotensi obat dapat dilihat

pada Lampiran 3.

2. Pada umumnya spesies tumbuhan obat yang bersifat semusim tidak

ditanam sebagai koleksi.

3. Koleksi tumbuhan obat yang ada di KRB hanya spesies yang adaptif di

daerah dataran rendah basah.

4. Terjadinya kasus-kasus kehilangan spesies tumbuhan obat yang unik,

menarik, dan dikenal luas oleh masyarakat.

5. Tidak intensifnya kegiatan eksplorasi dan pengumpulan spesies tumbuhan

obat dari berbagai daerah Indonesia.

6. Data di atas belum termasuk spesies berpotensi obat yang habitatnya

belum terwakili di KRB seperti hutan bakau (mangrove).

4.1.2. Potensi dan prospek pemanfaatan

Koleksi tumbuhan obat KRB terdiri atas berbagai habitus (Gambar 4), yang

terbanyak adalah berupa pohon berkayu yaitu 311 spesies. Jika dibandingkan

Gambar 4 Jumlah koleksi KRB berpotensi obat.

2 3 5 10

122 132

179

311

0

50

100

150

200

250

300

350

jum

lah

spes

ies

Habitus

Page 50: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

34

dengan taman obat atau kebun obat seperti Taman Sringanis, Karyasari, Kampung

Djamoe, maupun kebun-kebun obat milik pemerintah seperti di Balittro dan

BPTO Tawangmangu tentu kondisi ini sangat berbeda. Pada umumnya koleksi

kebun-kebun obat tersebut lebih didominasi spesies berhabitus herba dan

tumbuhan semusim, dikarenakan lahan yang terbatas. Hal ini juga berkaitan erat

dengan kebutuhan produksi suplemen kesehatan yang mereka hasilkan pada

umumnya berasal dari herba dan tumbuhan semusim. Para praktisi pengembang

tumbuhan obat dan industri obat tradisional pada umumnya terfokus kepada

spesies yang berupa herba dan semak dikarenakan juga periode produksinya lebih

cepat dan lebih mudah ditumbuhkembangkan.

KRB saat ini belum mengarah kepada produksi suplemen obat sehingga

belum memperhitungkan faktor produksi tumbuhan. Sehubungan dengan adanya

perbedaan konsep ini, maka seorang peneliti sekaligus praktisi tumbuhan obat

memberi saran agar KRB lebih memfokuskan pengembangan konservasi

tumbuhan obat berhabitus pohon dibandingkan habitus lainnya. Pemikiran ini

didasarkan potensi KRB yang lebih banyak memiliki koleksi berupa pohon

dibandingkan kebun obat secara umum. Selain itu KRB memiliki basis ilmiah

yang cukup memadai sebagai dasar bagi pengembangan tumbuhan obat dan

penentuan status konservasinya.

Tumbuhan obat koleksi KRB ini berasal dari berbagai daerah baik dari

daerah nusantara maupun dari luar negeri. Dari Gambar 5 tampak bahwa koleksi

tumbuhan obat KRB sebagian besar masih berasal dari pulau Jawa, yaitu 305

spesies atau 40% dari total jumlah koleksi. Jumlah total koleksi tumbuhan obat

yang berasal dari dalam negeri adalah 559 spesies yang berarti baru sekitar 27%

dari jumlah 2039 spesies tumbuhan obat di hutan tropis Indonesia. Dengan

demikian masih cukup banyak tumbuhan obat Indonesia yang belum terkoleksi di

KRB terutama tumbuhan yang berasal dari luar Jawa. Dengan koleksi yang

berasal dari berbagai daerah dan berbagai negara ini memungkinkan KRB

memiliki keunggulan bahan dan informasi untuk beberapa tumbuhan obat yang

tidak dimiliki kebun obat atau taman obat komersial. Potensi ini menjadi bekal

bagi prospek penelitian dan pengembangan bahan obat alami pada masa yang

akan datang.

Page 51: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

35

Beberapa spesies tumbuhan obat yang terdapat di KRB juga memerlukan

upaya perbanyakan sebagai antisipasi dari kematian spesies tersebut akibat

umurnya yang sudah tua. Kematian spesies tanpa ada generasi pengganti sebagai

hasil perbanyakan dari individu yang sama akan menyebabkan KRB kesulitan

mencari penggantinya dan sekaligus menghilangkan potensi plasma nutfah spesies

yang bersangkutan. Sepuluh spesies koleksi tumbuhan obat tertua di KRB

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Sepuluh spesies koleksi tumbuhan obat tertua di KRB No. Nama spesies Tahun koleksi Asal

1. Altingia excelsa Noronha 1844 Jawa 2. Caesalpinia coriaria (Jacq.) Willd. 1850 India 3. Ficus adenosperma Miq. 1866 Maluku 4. Tectona grandis L. 1866 Jawa 5. Connarus semidecandrus Jack 1870 Bangka 6. Pandanus tectorius Soland. ex Park. 1888 Kep. Pasifik 7. Decaspermum fruticosum J.R. Forst. &

G. Forst. 1891 Maluku

8. Acalypha wilkesiana Mull. Arg. 1894 Malaya 9. Kigelia africana (Lam.) Benth. 1895 India

10. Alpinia malaccensis (Burm. f.) Roscoe 1897 Kalimantan

Gambar 5 Asal koleksi tumbuhan berpotensi obat di KRB.

205

305

7757 44 29 28 19

0

50

100

150

200

250

300

350

Jum

lah

spes

ies

Asal tumbuhan

Page 52: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

36

Tumbuhan tua tersebut pada Tabel 2 pada umumnya berupa pohon besar

yang sewaktu-waktu dapat tumbang dan mati akibat alami maupun terjangan

angin. Hal ini telah terjadi pada beberapa spesies tumbuhan obat seperti pala

(Myristica fragrans Houtt.), selungkit (Canthium horridum Blume), dan dodoyo

(Erythroxylum ecarinatum Burck) yang rata-rata umurnya di atas 50 tahun

(Hidayat et al. 2006). Belum adanya upaya perbanyakan baik secara konvensional

maupun melalui kultur jaringan terhadap spesies tersebut mengakibatkan KRB

tidak memiliki lagi spesies ini dikarenakan tidak ada anakan yang berasal dari

individu yang sama. Spesies tersebut mungkin saja masih ada di luar KRB atau di

habitat alamnya namun sejarah spesies tersebut di KRB dan genetikanya adalah

potensi yang berbeda.

Kehilangan spesies tentu akan mengurangi potensi pemanfaatan tumbuhan

obat tertentu pada masa yang akan datang. Setiap spesies memiliki keunikan

dalam pemanfaatannya sebagai bahan obat alami. Beragam penyakit dapat diatasi

oleh tumbuhan obat. Satu spesies bisa saja dimanfaatkan untuk berbagai penyakit.

Dari informasi masyarakat dan berbagai sumber pustaka, banyak penyakit yang

dapat diobati oleh koleksi tumbuhan obat di KRB yang berjumlah 764 spesies.

Sepuluh jenis penyakit tertinggi yang terkait dalam penggunaan 764 spesies

tersebut seperti diperlihatkan pada Gambar 6.

Gambar 6 Sepuluh jenis penyakit tertinggi dalam penggunaan spesies di KRB

192

113 104 9773

55 44 36 32 30

0

50

100

150

200

250

Jum

lah

spes

ies

digu

naka

n

Jenis penyakit/gangguan kesehatan

Page 53: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

37

Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati gangguan perut atau

pencernaan adalah yang paling banyak. Hal ini sesuai pula dengan data Zuhud

(2009) yang menyatakan kelompok penyakit yang tertinggi dengan jumlah spesies

tumbuhan obatnya adalah penyakit saluran pencernaan (487 spesies tumbuhan

obat). Sementara itu hasil penelitian Solikin (2009) di Kebun Raya Purwodadi

menyatakan pemanfaatan tumbuhan untuk obat penyakit kulit seperti cacar, kudis,

bisul dan kurap adalah paling banyak. Berdasarkan data di atas baik penyakit

yang berhubungan dengan sistem pencernaan maupun yang berhubungan dengan

penyakit kulit tampaknya merupakan dua penyakit yang umum terjadi di

masyarakat Indonesia.

Selain kedua penyakit itu malaria dan flu kerap pula terjadi di Indonesia.

Pada Gambar 6 kedua penyakit ini digabungkan dalam satu jenis gangguan

kesehatan yaitu demam. Adanya beberapa kawasan yang rawan malaria

menyebabkan beberapa masyarakat lokal berusaha mengobatinya secara alami.

Pada umumnya spesies yang memiliki rasa pahit baik daun, batang, atau akarnya

berhubungan dengan pengobatan penyakit ini (Hidayat 2008).

Setiap spesies ada yang memiliki manfaat dari seluruh bagiannya atau hanya

bagian-bagian tertentu saja yang bermanfaat sebagai obat. Dari koleksi tumbuhan

di KRB, daun merupakan bagian tumbuhan terbanyak digunakan (303 spesies)

untuk pengobatan sedangkan umbut paling sedikit digunakan (10 spesies). Hal ini

sesuai pula dengan data Zuhud (2009) yang menyatakan bahwa daun merupakan

bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat, yaitu sebesar 749

spesies (33,50%), sedangkan umbut merupakan bagian tumbuhan yang paling

sedikit digunakan, yaitu sebanyak 8 spesies (0,18%). Demikian pula hasil

penelitian Solikin (2009) di Kebun Raya Purwodadi yang menyatakan bagian

organ tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk pengobatan penyakit adalah

daun. Secara lengkap bagian-bagian tumbuhan yang digunakan dan jumlah

spesies yang digunakannya tersaji pada Gambar 7.

Page 54: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

38

Selain daun, yang cukup banyak bagian digunakan adalah akar. Akar

menempati posisi kedua terbanyak digunakan sebagai bahan obat. Hal ini perlu

perhatian lebih mengingat akar adalah organ utama penunjang tegaknya sebuah

tumbuhan. Pengambilan akar tumbuhan akan lebih berpengaruh terhadap

kelangsungan tumbuhan dibandingkan pengambilan bagian lainnya. Penggunaan

bagian akar tumbuhan untuk bahan baku obat harus dipertimbangkan karena

secara fisiologis, pengambilan akar tanaman biasanya dilakukan dengan menggali

atau mencabut tumbuhan sehingga dapat mengancam kelangsungan hidup dan

kelestarian spesies tumbuhan (Solikin 2009). Beberapa kasus hilangnya spesies

tumbuhan obat di KRB diakibatkan adanya informasi penggunaan bagian akar

tumbuhan tertentu untuk pengobatan tradisional. Pasak bumi (Eurycoma

longifolia Jack.) dan ginseng jawa (Talinum paniculatum Gaertn.) adalah contoh

spesies yang hilang akibat dicabut akarnya.

4.1.3. Kelangkaan koleksi tumbuhan obat

Kelangkaan menimbulkan berbagai penafsiran, namun secara umum

kategori kelangkaan yang banyak digunakan adalah didasarkan pada kategori

yang dikeluarkan oleh IUCN. Meski demikian beberapa lembaga baik nasional

Gambar 7 Bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat.

303

12184 81

59 47 46 37 2610

0

50

100

150

200

250

300

350

Jum

lah

spes

ies

Bagian tumbuhan yang digunakan

Page 55: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

39

maupun internasional memiliki sedikit perbedaan dalam menentukan langka

tidaknya suatu spesies tumbuhan. Di antara spesies koleksi tumbuhan obat yang

terdata di KRB, beberapa di antaranya dapat digolongkan dalam kategori

tumbuhan langka. Tabel 3 memperlihatkan jumlah spesies koleksi tumbuhan obat

KRB yang langka berdasarkan versi berbagai lembaga terkait.

Tabel 3 Jumlah spesies koleksi tumbuhan obat yang langka Versi lembaga Kategori Jumlah spesies IUCN CR 3

En 1

V 9

Lc 26

NT 1

DD 1

WCMC

2 IBSAP (langka) 26 Renstra TOI 21 BGCI (prioritas) 18 CITES (apendiks) 5

Secara rinci spesies koleksi tumbuhan obat KRB yang termasuk dalam

kategori langka dapat dilihat pada Lampiran 2. Secara keseluruhan diperoleh 66

spesies koleksi tumbuhan obat yang perlu perhatian. Terdapat 41 spesies yang

termasuk dalam kategori IUCN dimana 13 di antaranya termasuk dalam kategori

terancam kepunahan (CR, En, dan Vu). Hal ini berarti 3,37% dari jumlah total

tumbuhan Indonesia yang termasuk dalam kategori terancam kepunahan dan

15,29% dari jumlah koleksi KRB secara keseluruhan yang masuk kategori

terancam kepunahan menurut versi IUCN (2010). Menurut Risna et al. (2010)

tumbuhan Indonesia terancam kepunahan sejumlah 386 spesies dan 85 di

antaranya sudah terkoleksi di KRB. Contoh spesies tumbuhan obat yang terancam

kepunahan menurut IUCN namun belum terkoleksi di antaranya adalah

Calophyllum insularum P.f. Stevens yang termasuk kategori langka (Endangered).

Sementara itu untuk spesies tumbuhan obat Indonesia yang dikategorikan

langka menurut IBSAP (Bappenas 2003) tercatat 44 spesies. KRB saat ini baru

memiliki 26 spesies atau 59% dari spesies langka menurut versi IBSAP. Beberapa

spesies penting yang belum terkoleksi di antaranya adalah sidowayah

Page 56: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

40

(Woodfordia floribunda Salisb.) dan bidara laut (Strychnos ligustrina Bl.). Spesies

lainnya pernah dikoleksi namun gagal dipertahankan keberlanjutan hidupnya

dikarenakan berbagai faktor misalnya karena kegagalan beradaptasi di

lapangan/kebun seperti purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.) dan kemukus

(Piper cubeba L.) atau karena pencurian seperti pasak bumi (Eurycoma longifolia

Jack) dan tabat barito (Ficus deltoidea Jack). Kehilangan beberapa koleksi

tumbuhan obat di kebun merupakan faktor penting untuk tindak lanjut konservasi

pada masa yang akan datang. Peremajaan beberapa spesies tumbuhan obat masih

belum menjadi perhatian utama dikarenakan keterbatasan stok bibit. Sementara

trend pemanfaatan terhadap beberapa spesies tumbuhan obat langka dan menarik

menyebabkan spesies tersebut popular dan menjadi sasaran pihak tak bertanggung

jawab untuk mencurinya di kebun. Kehilangan spesies tentu merupakan

konsekuensi terbukanya koleksi KRB bagi pengunjung, namun demikian

konsekuensi ini tentunya juga perlu diantisipasi dengan tindakan yang bijak

konservasionis.

Beberapa spesies tumbuhan obat menjadi prioritas tindakan konservasi

menurut BGCI namun hal ini bukan berarti selalu sejalan dengan kepentingan

konservasi di Indonesia. Pada umumnya spesies prioritas menurut BGCI bukan

merupakan spesies prioritas maupun spesies mendesak untuk konservasi di

Indonesia, sebagai contoh adalah papaya (Carica papaya L.) dan bandotan

(Ageratum conyzoides L.). Papaya adalah spesies yang telah banyak dibudidaya

dan belum menjadi masalah dalam kelangsungan hidupnya, demikian pula

bandotan adalah spesies liar yang masih terdapat melimpah di alam. Spesies yang

perlu mendapat perhatian adalah Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr. yang

tidak termasuk langka pada versi nasional maupun internasional tetapi menjadi

prioritas bagi BGCI. Spesies yang dikenal sebagai akar kuning ini tentunya juga

mengalami degradasi di alam dan perlu perhatian khusus dalam konservasi.

4.2. Kegiatan dan Harapan KRB

Dalam Draft Rencana Kegiatan KRB 2010- 2014 dilaporkan bahwa dalam

kurun waktu 2004-2009 KRB telah melakukan kegiatan yang difokuskan pada

peningkatan mutu koleksi, pengembangan kawasan konservasi ex situ,

Page 57: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

41

pemanfaatan tumbuhan untuk tujuan reintroduksi dan rehabilitasi lahan serta

pendayagunaan dan pengembangan potensi tumbuhan untuk pemanfaatan.

Selanjutnya kegiatan KRB saat ini difokuskan kepada pengembangan kawasan

konservasi ex situ dalam bentuk kebun raya daerah.

Berdasarkan penelusuran informasi dari laporan-laporan teknis KRB tahun

2000 sampai tahun 2009, terdapat beberapa kegiatan terkait dengan konservasi

tumbuhan obat (Tabel 4).

Tabel 4 Kegiatan KRB yang berkaitan dengan konservasi tumbuhan obat Kegiatan yang pernah dilakukan KRB

1. Penggalian informasi pemanfaatan tumbuhan obat dari masyarakat 2. Inventarisasi spesies tumbuhan obat 3. Koleksi tumbuhan obat liar 4. Penyuluhan dan sosialisasi pemanfatan pekarangan dan lahan marjinal 5. Pelatihan Perbanyakan tumbuhan obat 6. Budidaya tumbuhan obat di lahan masyarakat 7. Identifikasi tumbuhan koleksi berpotensi obat 8. Perbanyakan spesies tumbuhan obat langka 9. Pendataan populasi dan sebaran tumbuhan obat langka 10. Studi banding ke beberapa kebun tumbuhan obat 11. Workshop dan pameran tumbuhan obat 12. Pengembangan pembibitan khusus tumbuhan obat 13. Pengembangan taman tematik obat 14. Reintroduksi tumbuhan obat langka 15. Pembuatan buku dan poster tumbuhan obat 16. Cerdas cermat konservasi tumbuhan obat

Berdasarkan hasil kuisioner ternyata pengunjung yang mengetahui kegiatan

KRB dalam konservasi tumbuhan obat relatif sedikit. Hanya 23% dari pengunjung

yang mengetahui KRB telah melakukan eksplorasi dan koleksi tumbuhan obat,

sementara 25% pengunjung lainnya mengetahui KRB melakukan upaya

perbanyakan tumbuhan obat. Kegiatan-kegiatan lain seperti reintroduksi,

pameran, dan penelitian relatif tidak diketahui informasinya. Hasil ini mendukung

hasil penelitian Wedelia (2011) yang menyatakan bahwa masyarakat sebagian

besar mengetahui KRB sebagai tempat rekreasi/wisata bukan tempat untuk

menambah ilmu pengetahuan.

Sementara itu sejumlah harapan masyarakat terhadap keberadaan tumbuhan

obat di KRB diperoleh melalui kuisioner. Bila digambarkan dalam diagram Venn

Page 58: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

42

maka antara kegiatan KRB saat ini dengan harapan masyarakat seperti tampak

pada Gambar 8.

Gambar 8 Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang diharapkan masyarakat.

Berdasarkan wawancara dengan 50 orang pegawai yang mewakili berbagai

bagian di KRB pada umumnya setuju bahwa tumbuhan obat terkait erat dengan

sejarah perkembangan KRB, oleh karenanya konservasi tumbuhan obat di KRB

perlu dipertahankan.

Sejumlah harapan pegawai KRB terhadap keberadaan tumbuhan obat dan

harapan berbagai kelompok/tipologi masyarakat disajikan pada Tabel 5. Harapan–

harapan yang tercantum pada Tabel 5 pada dasarnya sejalan dan mendukung

harapan KRB yang tertuang pada Visinya dalam Renstra PKT KRB 2005-2009

(Sari et al. 2005). Dalam Renstra tertulis bahwa Visi KRB adalah menjadi salah

satu kebun raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian

tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan, dan pariwisata. Untuk mencapai

Visinya dibutuhkan dukungan pemikiran dan sikap positif baik dari pegawai KRB

maupun dari berbagai unsur masyarakat terkait. Harapan pegawai dan masyarakat

merupakan modal terciptanya aktivitas yang sinergis antara kebutuhan KRB dan

kebutuhan atau harapan masyarakat.

Aktivitas yang telah dilakukan KRB

Harapan masyarakat

Kesesuaian aktivitas KRB dan harapan masyarakat

Page 59: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

43

Tabel 5 Harapan pegawai KRB dan masyarakat terhadap aktivitas konservasi tumbuhan obat

Harapan KRB MU MI MPr MPe Kebun tumbuhan obat √ √ √ Koleksi spesies asli, langka, endemik √ √ Koleksi berhabitus semak, perdu, liana, dan pohon √ Koleksi sebagai stok produk makanan/minuman kesehatan √ Perbanyakan untuk pengganti yang mati √ Koleksi sebagai stok bahan penelitian √ Eksplorasi tumbuhan obat √ Pameran tumbuhan obat √ √ Pameran produksi obat tradisional √ Bermanfaat bagi pegawai dan pengunjung √ Display simplisia dan jamu √ √ √ Pembibitan dan budidaya tumbuhan obat √ √ √ √ Peraga pendidikan dan studi banding (laboratorium alam) √ √ √ Penjualan makanan kesehatan, cindera mata dan tumbuhan obat

√ √

Leaflet, brosur, buku koleksi tumbuhan obat √ √ √ √ Papan informasi kegunaan tumbuhan dan nama daerah √ Peta petunjuk dan pemanduan ke lokasi tumbuhan obat √ Kelas terbuka khasiat tumbuhan obat √ √ Koleksi luar negeri dan upaya aklimatisasinya √ Perbanyakan koleksi langka √ √ √ Promosi/publikasi hasil penelitian √ √ √ √ Prioritas koleksi bahan baku obat tradisional √ Produksi obat tradisional √ √ Penghubung industri obat tradisional dengan masyarakat √ Koleksi khas nusantara dan medikasi ilmiah √ Sumber plasma nutfah tumbuhan obat Indonesia √ Kandungan biokimia √ Komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan √ Gerakan sosial kemanusiaan √ Sarana pendidikan formal dan masuk kurikulum sekolah √ √ Jejaring komunikasi dan pusat informasi √ √ MU: masyarakat umum, MI: masyarakat industri obat tradisional, MPr: masyarakat praktisi, MPe: masyarakat peneliti

4.3. Harapan Masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara setidaknya diperoleh beberapa jenis stimulus

yang diungkapkan masyarakat yang dapat merekatkan kepentingan konservasi

tumbuhan obat di KRB dengan harapan masyarakat. Stimulus-stimulus yang

dimaksud adalah stimulus historis, stimulus lanskap, stimulus ilmiah, stimulus

manfaat, stimulus ekonomi, stimulus berbagi pengetahuan, stimulus kenyamanan,

kesenangan dan kerelaan berkorban. Selanjutnya stimulus-stimulus ini dapat

diringkas lagi menjadi tiga stimulus utama yaitu stimulus alamiah (ilmiah-

historis-lanskap), stimulus manfaat (ekonomi–non ekonomi), dan stimulus rela-

Page 60: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

44

religius (berbagi pengetahuan-kesenangan-kerelaan berkorban) sesuai dengan

teori yang dikembangkan Amzu (2007) dengan tri-stimulus amar.

Dengan pendekatan tri-stimulus amar maka harapan masyarakat dapat

dijajaki kemungkinan realisasinya dan fungsi KRB dalam konservasi tumbuhan

obat dapat dioptimalkan. Selanjutnya akan diuraikan harapan masyarakat sesuai

dengan tipologi masyarakat yang berkaitan dengan tumbuhan obat yaitu (1)

masyarakat umum, (2) masyarakat praktisi, (3) masyarakat industri obat

tradisional dan (4) masyarakat peneliti.

4.3.1. Masyarakat umum

Masyarakat umum dalam penelitian ini adalah masyarakat pengunjung KRB

yang diasumsikan mewakili masyarakat pengguna tumbuhan obat. Dari 368

responden ternyata hanya 91 orang yang memiliki tujuan untuk mengunjungi

koleksi tumbuhan obat di KRB, detailnya seperti pada Tabel 6.

Tabel 6 Kelompok masyarakat dan tujuan mengunjungi tumbuhan koleksi KRB

Kelompok masyarakat

Jumlah yang mengunjungi koleksi KRB (orang) Koleksi buah

Koleksi hias

Koleksi obat

Koleksi pangan

Koleksi kayu

Tidak jawab total

Ibu RT 1 8 8 0 2 2 21 PNS 4 13 4 0 5 1 27 Buruh 15 36 14 3 11 7 104 Usahawan 6 16 5 1 4 0 32 Guru 7 9 12 0 1 1 30 Mahasiswa 38 67 48 2 14 3 172 Total 71 149 91 6 37 14 368 persentase 19,29 40,48 24,72 1,63 10,0 3,80

Melalui Likert test secara umum pengunjung memiliki kategori cukup

hingga kuat dalam harapan-harapan konservasi tumbuhan obat yang akan datang.

Harapan tertinggi jatuh pada pernyataan “Koleksi tumbuhan obat KRB merupakan

sarana pembelajaran bagi masyarakat” dengan skor rata-rata 4,49. Ini berarti KRB

dituntut untuk mengembangkan aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan

informasi dan pengetahuan tumbuhan obat secara umum.

Sementara untuk masing-masing komponen konservasi rata-rata skor

tertinggi adalah sebagai berikut:

Page 61: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

45

• komponen perlindungan (save) adalah pernyataan “Koleksi tumbuhan

obat adalah bagian penting dari kebun raya” dengan skor 4,55

• komponen pengawetan (study) adalah pernyataan “Publikasi koleksi

tumbuhan obat berguna bagi pengunjung” dengan skor 4,39 dan

• komponen pemanfaatan (use) adalah pernyataan “Koleksi tumbuhan

obat sebagai bahan penelitian dan pengembangan bahan obat alami”

dengan skor 4,42.

Dengan demikian masyarakat menganggap koleksi tumbuhan obat adalah

bagian yang sangat penting bagi KRB, oleh karenanya perlu dilakukan publikasi

yang berguna bagi pengunjung serta penelitian dan pengembangan tumbuhan obat

sebagai bahan obat alami. Hasil ini sejalan dengan harapan pegawai KRB yang

menganggap tumbuhan obat adalah bagian penting dari KRB dan perlu upaya

perbanyakan serta pembibitan untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat.

Meski harapan terhadap konservasi dalam skala Likert masih tergolong

kategori cukup namun jumlah responden yang sesuai (favorable) sudah melebihi

50% (Tabel 7). Nilai ini cukup signifikan untuk mendukung konservasi tumbuhan

obat.

Tabel 7 Skor yang sesuai untuk setiap komponen konservasi tumbuhan obat Komponen konservasi Skor favorable Jumlah responden yang favorable Perlindungan 20-25 175 orang (47,50%) Pengawetan 21-25 153 orang (41,57%) Pemanfaatan 22-25 178 orang (48,37%) Harapan 21-25 189 orang (51,36%)

Karakteristik pengunjung yang paling sesuai (favorable) terhadap

konservasi secara ringkas seperti terlihat pada Tabel 8 sedangkan secara detail

dapat dilihat pada Lampiran 9-13. Kelompok ibu rumah tangga (ibu rt) dan

kalangan wiraswastawan merupakan kelompok masyarakat yang termasuk

kategori kuat dalam mendukung konservasi tumbuhan obat di KRB. Dengan

demikian kedua kelompok masyarakat ini dapat lebih diandalkan untuk terlibat

dalam aksi-aksi konservasi pada masa yang akan datang dibandingkan kelompok

masyarakat lainnya.

Page 62: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

46

Tabel 8 Karakteristik pengunjung yang paling sesuai terhadap konservasi tumbuhan obat di KRB

Komponen konservasi

Karakteristik

Profesi Usia (th)

Jenis kelamin Pendidikan

Peng-hasilan

Tempat tinggal

Perlindungan ibu rt > 40 laki S1 > 3 juta Luar Jabar Pengawetan ibu rt > 40 laki S1-S3 > 3 juta Jakarta Pemanfaatan Wiraswasta > 40 laki S2-S3 > 3 juta Bandung Harapan Wiraswasta > 40 laki D3 1-3 juta Bandung

Dari aspek usia, pendidikan, dan penghasilan tampaknya semakin tinggi

usia, pendidikan, dan penghasilan maka mereka lebih sesuai (favorable) terhadap

konservasi tumbuhan obat. Namun hal ini tidak sejalan dengan komponen harapan

dimana kelompok yang berpenghasilan sedang (1-3 juta) dengan pendidikan D3

tampak lebih sesuai (favorable) dibanding kelompok lain. Harapan identik dengan

kebutuhan, sehingga masyarakat yang kurang penghasilannya lebih membutuhkan

aktivitas konservasi KRB yang memenuhi kebutuhan masyarakat dibandingkan

masyarakat berpenghasilan tinggi.

Pengunjung yang berasal dari luar Bogor tampak lebih sesuai (favorable)

terhadap konservasi tumbuhan obat dibanding pengunjung dari daerah Bogor.

Namun bila dihubungkan dengan kerelaan berkorban untuk konservasi justru

masyarakat Bogor lebih sesuai (favorable) dibanding masyarakat luar Bogor. Hal

ini diduga berkaitan erat dengan ongkos yang relatif lebih sedikit dikeluarkan oleh

masyarakat Bogor dibandingkan masyarakat dari luar Bogor. Semakin tinggi usia,

pendidikan, dan tingkat penghasilan pengunjung tampak semakin kuat dalam

kerelaan berkorban terhadap konservasi tumbuhan obat. Hal ini merupakan isyarat

bahwa konservasi tumbuhan obat berkaitan erat dengan kondisi perekonomian dan

pengetahuan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan wawancara diperoleh berbagai harapan masyarakat umum

terkait konservasi dan koleksi tumbuhan obat KRB (Tabel 9). Secara umum

masyarakat mengharapkan adanya aktivitas KRB yang dapat menambah

wawasan/pengetahuan mereka dalam pengembangan tumbuhan obat.

Page 63: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

47

Tabel 9 Harapan masyarakat umum No. Harapan-harapan 1. Display simplisia jamu/herbal 2. Peraga pendidikan formal dan studi banding 3. Kebun obat yang bersih, menarik, informatif, nyaman dan menyenangkan 4. Display/papan informasi kegunaan tumbuhan obat dan nama daerahnya 5. Penjualan makanan dan cindera mata dari tumbuhan obat 6. Leaflet, brosur dan buku tentang koleksi tumbuhan obat 7. Peta petunjuk menuju lokasi tumbuhan obat dan pos/pemandu tempat

bertanya 8. Kelas khusus tentang khasiat tumbuhan obat 9. Penjualan tumbuhan obat dengan harga terjangkau masyarakat umum

10. Sosialisasi pembibitan dan budidaya tumbuhan obat

Dari harapan-harapan pada Tabel 9, harapan 3 dan 6 sebenarnya sudah

dilakukan KRB tetapi perlu peningkatan kualitas agar sesuai dengan harapan

masyarakat. Irisan yang terjadi antara harapan masyarakat umum dengan fakta

aktivitas yang terjadi di KRB saat ini seperti tampak pada Gambar 9.

Gambar 9 Irisan antara harapan masyarakat umum dengan aktivitas KRB.

Dalam hal keberadaan kebun dan informasi yang memadai sekitar tumbuhan

obat maka KRB dapat membentuk suatu taman tematik obat yang ilmiah dan

informatif yaitu taman yang dilengkapi dengan display-display informasi yang

menarik dan ragam kegiatan ilmiah yang atraktif. Stimulus yang direspon secara

positif oleh masyarakat adalah stimulus alamiah yang meliputi aspek kepentingan

ilmiah, historis dan lanskap KRB. Stimulus–stimulus ini merupakan modal dasar

bagi KRB untuk dapat mengembangkan potensinya di bidang pendidikan dan

rekreasi.

Secara historis KRB didirikan sebagai kebun botani yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan spesies yang bermanfaat bagi tumbuhan obat. Tumbuhan

harapan masyarakat

umum

fakta aktivitas KRB

Harapan 3 dan 6

Page 64: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

48

obat merupakan kekayaan asli Indonesia dan sangat terkait dengan kegiatan

konservasi yang dilakukan oleh KRB sejak didirikan hingga saat kini. Stimulus ini

mendapat dukungan dengan tingginya skor rata-rata (4,55) pada pernyataan

komponen konservasi ”Koleksi tumbuhan obat adalah bagian penting dari KRB”.

Secara alamiah lanskap KRB memiliki daya tarik sebagai kebun raya yang

berada di tengah-tengah kota. Namun Sumitomo (2004) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa untuk meningkatkan nilai atau daya tarik pengunjung, KRB

perlu menambah variasi tanaman dan bentuk taman serta jenis kegiatan yang

dapat dilakukan pengunjung. Hal ini sejalan dengan pernyataan masyarakat yang

memiliki respon tinggi yaitu koleksi tumbuhan obat KRB dapat dibentuk sebagai

taman tematik yang memiliki aspek keindahan dan pengetahuan.

Sementara dari aspek ilmiah, KRB memiliki keunggulan dalam informasi

ilmiah koleksi-koleksinya dibandingkan kebun atau taman obat yang dimiliki

pihak pengembang tumbuhan obat. Stimulus ilmiah ini dinyatakan antara lain

sebagai berikut: “ Publikasi koleksi tumbuhan obat berguna bagi pengunjung”.

Secara skematik harapan masyarakat dapat dipadukan dengan fungsi KRB

berdasarkan stimulus alamiahnya (Gambar 10).

Gambar 10 Harapan masyarakat umum, fungsi KRB dan stimulus alamiah.

Dalam hal pengembangan tumbuhan obat dan obat-obatan alami yang

dihasilkan, masyarakat sangat mengharapkan adanya sarana sosial dan komersial

Stimulus alamiah: ilmiah, historis, lanskap

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Pendidikan Rekreasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 9) no. 2,3,4,7

Taman tematik obat ilmiah-informatif

Page 65: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

49

di KRB terkait pemanfaatan koleksi tumbuhan obat. Stimulus manfaat ekonomi

dari tumbuhan obat baik bagi KRB maupun masyarakat sangat berperan untuk

terlaksananya program konservasi tumbuhan obat sesuai harapan masyarakat.

Adanya harapan sebagian masyarakat terhadap KRB sebagai sarana

pendidikan baik formal maupun non formal khususnya di bidang tumbuhan obat

sangat relevan dengan fungsi Pendidikan KRB. Menurut Bari dan Supriatna

(1999) pendidikan konservasi tumbuhan dapat dilakukan dengan membangun

arboretum di sekitar sekolah, sementara sekolah yang berdekatan dengan kebun

raya dapat memanfaatkan lembaga tersebut sebagai sumberdaya pendidikan.

Harapan lain terkait stimulus manfaat dari tumbuhan obat ini adalah

pengembangan ke arah komersial yaitu KRB dapat menyediakan sarana jual beli

tumbuhan obat maupun makanan/minuman kesehatan dan cindera mata yang

dihasilkan dari tumbuhan obat. Semangat masyarakat untuk kembali ke alam

masih terasa hingga saat ini, sehingga muncul harapan adanya wisata makanan

sehat alami dan jamu khas KRB (Gambar 11).

Gambar 11 Harapan masyarakat umum, fungsi KRB dan stimulus manfaat.

Hubungan harmonis antara KRB sebagai pengelola kebun dengan

masyarakat sebagai penikmat kebun perlu terus dijaga agar terjadi keseimbangan

Stimulus manfaat: ekonomi, non ekonomi

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Pendidikan Rekreasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 9) no. 1,2,5,8,9

Wisata kuliner sehat alami & outlet souvenir/ jamu

Page 66: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

50

antara misi konservasi KRB dengan harapan-harapan masyarakat. Di bidang

konservasi tumbuhan obat stimulus rela-religius dalam hal kerelaan berkorban

untuk mendapatkan kesenangan dan kenyamanan sangat berpengaruh terhadap

kedua pihak. KRB harus meningkatkan fasilitas pelayanan untuk memberi

kenyamanan pengunjung, di pihak lain pengunjung pun harus rela mengeluarkan

dana lebih untuk mendapatkan fasilitas yang diharapkan.

Seperti telah diisyaratkan sebelumnya bahwa konservasi tumbuhan obat

berkaitan erat dengan kondisi perekonomian masyarakat baik langsung maupun

tidak langsung. Namun demikian dengan stimulus hubungan harmonis dan untuk

menyenangkan masyarakat maka KRB perlu memperhatikan harapan-harapan

masyarakat tidak hanya yang berpenghasilan tinggi. Beberapa harapan

masyarakat dalam hal ini menekankan pentingnya fasilitas petunjuk dan

informasi yang dapat mendukung pengenalan koleksi tumbuhan obat. Harapan –

harapan ini setidaknya memiliki relevansi yang kuat dengan fungsi KRB dalam

bidang konservasi, pendidikan, dan rekreasi (Gambar 12).

Gambar 12 Harapan masyarakat umum, fungsi KRB dan stimulus rela-religius.

Stimulus rela-religius: hubungan harmonis, kerelaan berkorban

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Pendidikan Rekreasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 9) no. 4,6,7,10

Pemanduan dan papan interpretasi khusus tumbuhan obat

Page 67: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

51

4.3.2. Masyarakat industri obat tradisional

Konsumsi tumbuhan obat terus berkembang seiring berkembangnya industri

obat tradisional. Produksi industri obat tradisional tidak saja dipasarkan di

Indonesia, tetapi meluas ke mancanegara. Hal ini membangkitkan sebagian

masyarakat untuk berlomba-lomba mengeksplorasi sekaligus mengeksploitasi

sumberdaya alam bahan baku industri obat. Eksploitasi spesies tropika oleh

negara-negara barat sebagai sumber obat-obatan relatif banyak terjadi saat ini,

namun sejauh ini kebun raya belum berperan sebagai bagian penting dari kondisi

demikian (Heywood 1991). Kegiatan eksplorasi sudah banyak dilakukan oleh

berbagai lembaga penelitian dan industri maupun perorangan namun hasilnya

tidak terdokumentasi dengan baik sehingga kita tidak memiliki literatur yang utuh

tentang tumbuhan obat dan ramuan pengobatannya (Hasnam et al. 2000).

Beberapa harapan yang terungkap dari masyarakat industri obat tradisional

(IOT) terhadap KRB adalah seperti pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10 Harapan masyarakat industri obat tradisional No. Harapan-harapan 1. Memprioritaskan koleksi tumbuhan obat untuk bahan baku obat tradisional 2. Sebagai ajang pameran produksi obat tradisiona 3. Mendukung produksi obat tradisional melalui penelitian ilmiahnya 4. Sebagai sumber informasi ilmiah bagi industri obat tradisional 5. Menjadi jembatan produksi obat tradisional dengan masyarakat

Selama ini KRB belum melakukan aktivitas seperti yang diharapkan oleh

masyarakat IOT. Pada umumnya aktivitas yang berhubungan dengan IOT terbatas

pada upaya perbanyakan dan budidaya bahan baku jamu di beberapa daerah

penghasil jamu. Irisan antara harapan masyarakat IOT dengan fakta aktivitas KRB

saat ini seperti tampak pada Gambar 13.

Gambar 13 Irisan antara harapan masyarakat IOT dengan aktivitas KRB.

harapan masyarakat

IOT

fakta aktivitas KRB

Belum terjadi irisan

Page 68: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

52

Sebagai salah satu lembaga ilmiah, KRB dituntut memberi kontribusi nyata

dalam peningkatan pengetahuan masyarakat. Oleh karena itu harapan masyarakat

industri obat tradisional agar KRB dapat berkiprah dalam penelitian tumbuhan

bahan baku obat perlu ditindaklanjuti. Penelitian bersama KRB-IOT pernah

dilakukan antara tahun 1996-2000 di daerah Cilacap dan Kediri. Pada saat itu

penelitian lebih ditekankan kepada aspek teknik budidaya beberapa bahan baku

obat tradisional. Menurut Djumidi et al. (1999) upaya budidaya merupakan salah

satu usaha konservasi secara ex situ yang strategis bagi pemanfaatan tumbuhan

obat berkelanjutan. Beberapa industri obat tradisional mulai mengembangkan

budidaya tumbuhan obat. Saat ini beberapa industri membutuhkan KRB sebagai

mitra yang mendukung dalam penelitian kandungan bahan obat alami dan kualitas

bahan baku obat yang bersangkutan. Dengan demikian KRB seharusnya mulai

memperkuat dasar penelitian di bidang fitokimia dan farmakologi untuk

mendukung kerjasama dengan pihak industri (Gambar 14).

Gambar 14 Harapan masyarakat industri, fungsi KRB dan stimulus alamiah.

Selain kerjasama penelitian, selama ini KRB belum pernah mengadakan

pameran bertema obat tradisional, sedangkan pameran tumbuhan obat pernah

dilakukan sekali. Dalam sepuluh tahun terakhir ini tidak ada kiprah KRB dalam

pengembangan industri obat tradisional sementara harapan beberapa industri,

Stimulus alamiah-ilmiah

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Penelitian Pendidikan

Harapan terkait: (mengacu Tabel 10) no. 3,4

Penelitian bersama KRB-IOT: fitokimia & farmakologi

Page 69: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

53

terutama industri kecil obat tradisional adalah KRB dapat berperan sebagai salah

satu bagian promosi produk mereka. Stimulus manfaat pengetahuan tumbuhan

obat dan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat industri, tumbuhan

obat merupakan pijakan bersama ke arah kegiatan ini (Gambar 15). Melalui

pameran obat tradisional yang berbasis ilmiah, KRB dapat menjalankan fungsi

konservasinya terutama dalam pemanfaaatan sumberdaya hayati secara

berkelanjutan.

Gambar 15 Harapan masyarakat industri, fungsi KRB dan stimulus manfaat.

Selain stimulus alamiah-ilmiah dan stimulus manfaat, kemitraan dengan

industri obat tradisional dapat berpijak pada stimulus rela-religius. Kerelaan KRB

untuk memberi pelayanan dan kemudahan demi pemanfaatan berkelanjutan dan

berkeadilan dalam konservasi tumbuhan obat perlu dibangkitkan. Beberapa

industri mengharapkan informasi yang pasti dari KRB baik tentang kebenaran

material bahan obat alami maupun potensi pasar dari obat tradisional yang

dihasilkan. Kerelaan berkorban pihak industri untuk mendatangi KRB secara

langsung maupun berkomunikasi melalui surat dan telpon merupakan pertanda

bahwa KRB adalah salah satu lembaga yang diandalkan untuk informasi. Oleh

Stimulus manfaat: ekonomi, pengetahuan

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Penelitian Pendidikan

Harapan terkait: (mengacu Tabel 10) no. 1,2,5

Pameran obat tradisional berbahan baku tumbuh-tumbuhan

Page 70: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

54

karenanya pembentukan KRB sebagai sumber informasi bahan baku obat alami

dan pemasaran layak untuk ditindaklanjuti (Gambar 16).

4.3.3. Masyarakat praktisi obat tradisional

Praktisi obat tradisional dalam hal ini adalah para pengobat yang

menggunakan ramuan bahan tumbuh-tumbuhan baik dalam pelayanan kesehatan

formal maupun tradisional. Berdasarkan wawancara dengan praktisi obat

tradisional dan praktisi kesehatan diperoleh beberapa harapan terhadap KRB dan

koleksi tumbuhan obatnya seperti tercantum pada Tabel 11.

Sebagian dari harapan-harapan pada Tabel 11 sebenarnya sudah dilakukan

oleh KRB. KRB memiliki koleksi tumbuhan dari berbagai habitus dan berasal dari

berbagai negara terutama daerah tropis. Koleksi ini tersebar di kebun koleksi yang

penataannya didasarkan persamaan famili, oleh karenanya tumbuhan obat yang

non herba tersebar di berbagai pelosok kebun. Aklimatisasi spesies luar negeri

secara umum juga dilakukan KRB meskipun belum secara khusus untuk spesies

tumbuhan obat.

Stimulus rela-religius: kemudahan dan kebenaran informasi

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 10) no. 1,4

Sumber bahan baku dan informasi pemasaran

Gambar 16 Harapan masyarakat industri, fungsi KRB dan stimulus rela-religius.

Page 71: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

55

Tabel 11 Harapan masyarakat praktisi obat tradisional No. Harapan-harapan

1. Koleksi tumbuhan obat berhabitus semak, perdu, liana, dan pohon 2. Koleksi tumbuhan obat di KRB dapat menjadi stok buat produk

makanan/ minuman kesehatan yang dapat dibeli masyarakat 3. Memperkaya koleksi tumbuhan obat yang berasal dari luar negeri dan

melakukan aklimatisasi di kebun 4. Sarana studi banding pengelolaan tumbuhan obat 5. Sumber untuk melengkapi koleksi tanaman obat para praktisi 6. Pusat studi ilmiah tumbuhan obat modern secara formal 7. Sumber informasi/sosialisasi budidaya serta pengadaan bibit tumbuhan

obat 8. Membentuk jejaring antar pemangku kepentingan dunia tumbuhan obat 9. Menyusun SOP budidaya tumbuhan obat langka untuk menghasilkan

herbal berkualitas dan terstandar 10. Melakukan gerakan sosial kemanusiaan pengembangan tumbuhan obat 11. Melakukan promosi ke luar kota dengan kegiatan yang menarik di bidang

tumbuhan obat 12. Mempublikasikan hasil penelitian tumbuhan obat 13. Membuka kelas khusus pemanfaatan tumbuhan obat

Irisan harapan masyarakat praktisi obat tradisional dengan aktivitas KRB

saat ini seperti tampak pada Gambar 17.

Gambar 17 Irisan antara harapan masyarakat praktisi dengan aktivitas KRB.

Berdasarkan harapan-harapan tersebut pada Tabel 11 pada dasarnya para

praktisi obat tradisional dan kesehatan mengharapkan adanya peningkatan

pengetahuan dari KRB. Budidaya tumbuhan obat merupakan harapan utama para

praktisi mengingat tidak banyak orang melakukan budidaya tumbuhan obat yang

dibutuhkan para praktisi. Menurut Herlina (2010) pengembangan budidaya

harapan masyarakat praktisi

fakta aktivitas

KRB

Harapan 1, 3 dan 12

Page 72: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

56

tumbuhan obat didasarkan kepada beberapa pertimbangan antara lain (1)

besarnya potensi tumbuhan obat dan kayanya pengetahuan tradisional masyarakat

akan pemanfaatannya, (2) berkembangnya pasar simplisia/obat tradisional atau

adanya perusahaan jamu di sekitar lokasi, (3) tersedianya lahan yang sesuai baik

secara ekologis maupun aksesibilitas untuk pengembangan budidaya tumbuhan

obat, dan (4) tersedianya sumberdaya manusia (para pakar dibidang biofarmaka

dan petani). Keempat hal tersebut biasanya kurang diantisipasi para praktisi di

bidang tumbuhan obat.

Salah satu jalan untuk menambah kegiatan yang dapat dilakukan KRB

adalah membuka tempat pembibitan (nursery) bagi pengunjung yang akan

menambah pengetahuan mereka dalam bidang budidaya, sehingga menghilangkan

kesan monoton pada obyek demikian menurut penelitian Sumitomo (2004).

Gambar 18 Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus alamiah.

Pembibitan tumbuhan obat dengan prosedur operasional yang baik adalah

kegiatan yang didasarkan atas fungsi KRB dalam konservasi yang didorong oleh

stimulus alamiah (Gambar 18). Dalam hal ini secara historis dan ilmiah KRB

mempunyai potensi untuk menyebarkan pengetahuan teknik budidaya kepada para

praktisi. KRB dapat berperan sebagai pusat pembibitan tumbuhan obat yang

Stimulus alamiah: historis-ilmiah

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Pendidikan

Harapan terkait: (mengacu Tabel 11) no. 2,3,5,7,9

SOP budidaya tumbuhan obat

Page 73: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

57

menyediakan fasilitas bibit serta teknik-teknik pembibitan yang berkualitas.

Sebagai langkah pengembangan budidaya yang membutuhkan lahan luas maka

KRB dapat bekerjasama dengan petani dan pemilik lahan di beberapa kawasan

sekitar KRB.

Selain sebagai sarana pendidikan di bidang budidaya khususnya, para

praktisi berharap KRB juga berperan sebagai sarana sosial sekaligus ajang

komersial bagi pengembangan obat tradisional. Adanya keinginan beberapa pihak

agar KRB menyediakan makanan/minuman kesehatan yang berasal dari tumbuhan

obat merupakan stimulus bagi KRB untuk meningkatkan pengetahuan di bidang

ini. Stimulus manfaat adalah pendorong bagi KRB untuk menyediakan sarana

komersial seperti kedai sehat atau warung sehat bugar di sekitar koleksi tumbuhan

obat (Gambar 19).

Gambar 19 Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus manfaat.

Sebagai lembaga yang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai

kalangan para praktisi berharap KRB tidak terlalu ekslusif komersial. Kegiatan

sosial tetap harus ditonjolkan dalam membangun citra KRB sebagai pusat

pengetahuan dan konservasi tumbuhan obat. Sebagai penyeimbang kegiatan

komersial di bidang makanan/minuman kesehatan maka para praktisi berharap

Stimulus manfaat: ekonomi-pengetahuan

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Pendidikan Rekreasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 11) no. 2,4,6,10,13

Kedai sehat alami, kelas pemanfaatan tumbuhan obat

Page 74: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

58

adanya berbagi pengetahuan dan pengalaman. Salah satu yang diharapkan adalah

adanya kelas-kelas khusus mengenai pengenalan dan pemanfaatan tumbuhan obat.

Pada umumnya para praktisi tidak memiliki lahan yang luas untuk dapat

menyediakan tumbuhan obat sebagai bahan praktek mereka. Sebagian besar

koleksi tumbuhan obat mereka adalah spesies yang berhabitus kecil yaitu dari

golongan herba yang mudah tersedia dan mudah diperoleh di masyarakat. Selain

itu tumbuhan berhabitus herba relatif tidak terlalu membutuhkan lahan yang luas

dan lebih sering dibutuhkan dalam praktek pengobatan. Oleh karenanya mereka

berharap koleksi KRB lebih memfokuskan kepada tumbuhan obat non herba

sebagai sarana pelengkap kebutuhan mereka. Demikian pula spesies tumbuhan

obat yang berasal dari luar negeri untuk bisa diaklimatisasikan di KRB. Stimulus

kerelaan berkorban demi kelangsungan pengembangan pemanfaatan tumbuhan

obat menjadi pendorong KRB untuk memfasilitasi kebutuhan para praktisi. Agar

terbina kemitraan yang baik antara KRB dengan para praktisi maka perlu

pembentukan suatu jaringan komunikasi (Gambar 20). Jaringan ini berfungsi

sebagai sarana untuk berbagi informasi mengenai kebutuhan spesies tumbuhan

obat oleh para praktisi yang kemudian dapat ditindaklanjuti aksi konservasinya

oleh KRB.

Stimulus rela-religius kerelaan berkorban

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Penelitian Rekreasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 11) no. 1,3,5,8,11,12

Jejaring komunikasi, promosi, dan publikasi pengobat berbahan tumbuhan

Gambar 20 Harapan masyarakat praktisi, fungsi KRB dan stimulus rela-religius.

Page 75: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

59

4.3.4. Masyarakat peneliti

Beberapa harapan peneliti terhadap keberadaan koleksi tumbuhan obat di

KRB di antaranya seperti tercantum pada Tabel 12.

Tabel 12 Harapan masyarakat peneliti No. Harapan-harapan

1. Memprioritaskan koleksi tumbuhan obat langka 2. Memprioritaskan koleksi tumbuhan obat khas pada suku-suku tradisional 3. Meremajakan dan mengadakan spesies tumbuhan obat yang hilang 4. Koleksi tumbuhan obat menjadi stok buat bahan penelitian 5. Sebagai sumber plasma nutfah tumbuhan obat Indonesia 6. Melakukan kegiatan komersial pengembangan khasiat tumbuhan obat 7. Melakukan penelitian kandungan biokimia dan mempublikasikannya 8. Membentuk sebuah taman obat berdasarkan kondisi lokasi, habitat dan

lanskapnya atau berdasarkan pemanfaatannya 9. Memproduksi obat tradisional dan menjual ke pengunjung

10. Mengembangkan tempat medikasi ilmiah dan medikal tour 11. Sebagai sarana peraga pendidikan formal 12. Sebagai pusat informasi bagi lembaga penelitian tumbuhan obat 13. Mengadakan display khusus dan pameran tumbuhan obat secara berkala 14. Membangun taman obat yang edukatif 15. Mengadakan kerjasama dengan kementerian pendidikan nasional untuk

pengadaan kurikulum tumbuhan obat di sekolah-sekolah

Aktivitas terkait tumbuhan obat di KRB saat ini sebenarnya sebagian besar

sudah sesuai dengan harapan peneliti. KRB adalah lembaga penelitian sehingga

sebagian besar aktivitasnya tak terlepas dari kebutuhan dan tujuan peneliti. Pola

pikir peneliti yang ilmiah dan alamiah menjadi dasar pengembangan koleksi

tumbuhan obat di KRB seperti masalah kelangkaan dan keunikan spesies. Irisan

antara harapan masyarakat peneliti dengan aktivitas KRB seperti pada Gambar 21.

Gambar 21 Irisan antara harapan masyarakat peneliti dengan aktivitas KRB.

harapan masyarakat peneliti

fakta aktivitas

KRB

Harapan 1,3,8,11,12,14

Page 76: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

60

Harapan-harapan peneliti pada Tabel 12 sesuai dengan karakternya lebih

banyak menekankan aspek ilmiah, namun tidak melupakan unsur pendidikan dan

wisata. Stimulus alamiah berupa kelangkaan dan kekhasan spesies tumbuhan obat

berdasarkan etnis merupakan perhatian utama bagi para peneliti (Gambar 22).

Gambar 22 Harapan masyarakat peneliti, fungsi KRB dan stimulus alamiah.

Keberlangsungan spesies tumbuhan obat di alam semakin terancam dan

banyak mengalami kelangkaan. KRB diharapkan dapat lebih berperan untuk

menyelamatkan spesies langka dan spesies khas dari berbagai etnis di Indonesia.

Harapan ini sangat selaras dengan fungsi konservasi KRB terutama dalam hal

pemulihan jenis-jenis tumbuhan terancam kepunahan. Terkait dengan ini maka

taman koleksi obat harus ditata sedemikian rupa sehingga sesuai dengan karakter

spesies maupun harapan masyarakat agar taman obat disesuaikan dengan kondisi

habitat dan pengelompokan pemanfaatan. Stimulus alami berupa lanskap KRB

yang menunjang dapat menjadi pendorong ke arah aktivitas yang lebih kreatif dan

dinamis seperti rute etnomedical plants atau etnomedical tour (Gambar 22).

Stimulus alamiah: kelangkaan, lanskap

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Rekreasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 12) no. 1,2,3,5,8,10,14

etnomedical tour

Pusat plasma etnomedical plants

Page 77: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

61

Dalam rangka kelancaran penelitiannya, peneliti berharap KRB dapat

menjadi salah satu penyedia tumbuhan obat sebagai bahan penelitian. Koleksi

tumbuhan obat tidak hanya berada di taman display tetapi diharapkan KRB

memiliki kebun khusus sebagai bahan yang dapat digunakan untuk peneliti,

terutama yang berhubungan dengan kandungan biokimia. Sebagai pusat

konservasi tumbuhan maka KRB juga diharap berperan sebagai pusat informasi

tumbuhan obat bagi para peneliti di lembaga lain sekaligus juga sebagai pusat

komersial yang profesional bagi hasil penelitian di bidang tumbuhan obat baik

melalui pameran atau aktivitas menarik lainnya (Gambar 23).

Gambar 23 Harapan masyarakat peneliti, fungsi KRB dan stimulus manfaat.

Dalam hal penyebarluasan pengetahuan tumbuhan obat Indonesia, peneliti

berharap KRB dapat berperan dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karenanya

kerjasama dengan pihak pendidikan nasional perlu dijajaki agar tumbuhan obat

masuk menjadi bagian kurikulum di sekolah. Tujuan pendidikan konservasi

adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, keterampilan dan

kemampuan masyarakat dalam mengamankan dan melestarikan sumber daya alam

hayati tumbuhan (Bari dan Supriatna 1999). Pendidikan untuk mengenal

Stimulus manfaat: ekonomi, pengetahuan

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Penelitian Rekreasi

Harapan terkait: (mengacu Tabel 12) no. 4,6,7,9,12,13

Pameran berkala tumbuhan obat dan hasil penelitiannya

Pusat informasi tumbuhan obat

Page 78: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

62

tumbuhan obat tidak harus selalu di kelas atau sekolah-sekolah tetapi dapat

aplikatif di alam. Taman dan pohon pelindung jalan dapat dijadikan sarana

pendidikan konservasi dengan menyediakan informasi tentang spesies tumbuhan

tersebut mulai dari asal-usulnya dan manfaatnya bagi manusia serta bagaimana

perlindungan dan konservasi yang harus dilakukan oleh masyarakat.

Gambar 24 Harapan masyarakat peneliti, fungsi KRB dan stimulus rela-religius

Menurut Rideng (1999) Pendidikan konservasi tumbuhan lebih ditekankan

pada penanaman sikap peduli siswa terhadap konservasi tumbuhan. Dalam hal ini

stimulus berupa kerelaan berbagi ilmu pengetahuan khususnya tentang tumbuhan

obat kepada generasi muda merupakan pendorong bagi KRB dan juga peneliti

untuk bersama-sama menciptakan suatu sistem pendidikan yang mendukung

konservasi tumbuhan obat (Gambar 24).

4.4. Rancangan Program Konservasi

4.4.1. Spesies prioritas

Dalam melakukan aktivitas konservasi maka perlu dilakukan skala prioritas

terhadap spesies yang berkaitan agar pelaksanaannya dapat dilakukan lebih efisien

dan efektif. Spesies prioritas didefinisikan oleh Departemen Kehutanan (2008)

Stimulus rela- religius: berbagi ilmu penget ahuan

KRBMasya-rakat

Tumbuhan obat

Fungsi terkait: Konservasi Pendidikan

Harapan terkait: (mengacu Tabel 12) no. 11,14,15

Kurikulum pendidikan nasional

Page 79: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

63

sebagai spesies yang dinilai penting untuk dilakukan konservasi jika dibandingkan

dengan spesies lain.

Berdasarkan kriteria-kriteria kelangkaan dan prioritas konservasi baik secara

nasional maupun internasional maka tercatat 66 spesies koleksi tumbuhan obat

KRB yang perlu mendapat perhatian khusus (daftar tumbuhan secara lengkap

terdapat pada Lampiran 2). Setelah dilakukan uji prioritas spesies dengan lembar

uji penentuan spesies prioritas berdasarkan skoring (Lampiran 4) maka diperoleh

sembilan spesies dengan skor tertinggi (hasil skoring secara lengkap dapat dibaca

pada Lampiran 6). Sembilan spesies prioritas yang dimaksud beserta data

ilmiahnya diuraikan dalam Tabel 13.

Tabel 13 Sembilan spesies prioritas dengan kategori A

No. Nama spesies 1 Anaxagorea javanica Blume

Spesies ini tumbuh di semak-semak dan pinggir kawasan hutan dataran rendah. Keberadaannya di alam semakin terancam akibat banyaknya konversi lahan di habitatnya. Daerah sebarannya meliputi Sumatera, Sulawesi dan Jawa. Dalam dokumen IBSAP spesies ini termasuk dalam daftar tumbuhan obat langka. KRB sudah mengoleksinya sejak tahun 2003 melalui eksplorasi di kawasan hutan Sumatera. Bagian akarnya yang digunakan sebagai tonikum bagi ibu yang baru melahirkan menambah rawan keberlanjutan spesies ini di alam. Lembar uji menghasilkan skor 52.

2 Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr. KRB mengoleksinya melalui eksplorasi di Lampung pada tahun 1974 tetapi kemudian mati dan dikoleksi lagi dari Bengkulu pada tahun 1993. Akarnya yang digunakan sebagai obat luka menambah kerawanan untuk kelangsungan hidupnya. Meskipun belum termasuk langka menurut IUCN maupun IBSAP, tetapi BGCI memasukannya sebagai spesies prioritas konservasi. Lembar uji menghasilkan skor 52.

3 Eusideroxylon zwageri Teisjm. & Binn. Tumbuh di kawasan hutan dataran rendah dengan daerah sebarannya meliputi Sumatera, Kalimantan hingga kepuauan Filipina. Spesies ini termasuk penghasil kayu yang keras dan tahan lama. Sejak tahun 1869 sudah dikoleksi KRB sebagai pemberian sultan Sambas, sayang kemdian tumbang pada bencana alam tahun 2006. Selain sebagai obat terkena racun kalajengking, spesies ini merupakan kayu perdagangan dunia yang dilindungi. IUCN memasukannya sebagai tumbuhan terancam dengan kategori rawan. Lembar uji menghasilkan skor 52.

4 Heritiera littoralis Dryand. ex W.T. Aiton Spesies ini pernah dikoleksi KRB sejak tahun 1965 namun mengalami kematian. Tahun 2004 melalui eksplorasinya di Sulawesi spesies ini kembali dikoleksi KRB. Meskipun IUCN belum memasukkan kategori terancam namun spesies ini sudah terdaftar sebagai spesies langka menurut IBSAP. Bijinya yang dapat dimakan dan sebagai obat diare ditambah akarnya yang sering digunakan sebagai racun ikan merupakan ancaman kelangsungan hidup di alam. Banyaknya pemanfaatan bagian kayu baik untuk industri kertas maupun sebagai kayu bakar merupakan ancaman serius di beberapa daerah. Sementara dengan sifatnya yang hanya memiliki satu macam bunga yaitu jantan atau betina saja menambah rawannya spesies ini untuk bereproduksi. Lembar uji menghasilkan skor 56.

Page 80: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

64

5 Kadsura scandens (Blume) Blume Spesies ini tumbuh di kawasan hutan primer daerah pegunungan. Banyaknya pembukaan lahan menjadi kebun & ladang di beberapa daerah sebarannya, menyebabkan spesies ini terancam. Buahnya yang manis sering dimakan baik oleh satwa maupun manusia yang menemukannya. Sementara akarnya dipercaya ampuh sebagai obat batuk. Spesies ini termasuk dalam daftar tumbuhan obat langka dokumen IBSAP. KRB sudah mengoleksinya sejak tahun 1954 melalui ekspedisinya di Kalimantan. Lembar uji menghasilkan skor 59.

6 Lunasia amara Blanco Spesies ini dikenal sebagai aprodisiak bagi kaum lelaki. IBSAP memasukkannya sebagai tumbuhan obat langka. Tumbuhan ini tumbuh menyebar terutama di Indonesia bagian Timur dan umumnya di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 400 mdpl. Perambahan di habitatnya seperti di Sulawesi dan Jawa mengakibatkan spesies ini semakin berkurang di alam. Selain sebagai aprodisiak, kulit batangnya dan daunnya banyak dimanfaatkan untuk mengobati diabetes, penyakit malaria dan terkena racun ular. Penggunaan kulit batang dan daun dapat mengganggu kelangsungan hidup spesies di alam. KRB mengoleksinya sejak tahun 1895 namun mati, kemudian mengoleksi lagi pada tahun 1960 melalui ekspedisinya di Jawa Timur. Lembar uji menghasilkan skor 57.

7 Santalum album L. Spesies ini terutama tumbuh di dataran rendah di Indonesia bagian timur. Tingginya nilai kayu cendana menyebabkan spesies ini banyak dieksploitasi dan mengalami penurunan populasi di habitatnya. Kayunya berwarna putih kekuningan dan berbau harum jika kering, dimanfaatkan untuk bahan kosmetika. IUCN memasukkan ke dalam kategori rawan sementara CITES memasukkannya ke daftar appendiks II. KRB pertama mengoleksi spesies ini tahun 1907 dari pulau Timor. Lembar uji menghasilkan skor 58.

8 Scorodocarpus borneensis (Baill.) Becc. Pohon ini tersebar di Indonesia bagian barat, tumbuh di daratan rendah dan daerah bukit sampai 300 m dpl, terutama pada tanah kering. KRB mengoleksi dari Kalimantan pada tahun 1988. Buah digunakan untuk diabetes dan kulitnya untuk cacingan, kayunya baik sebagai bahan konstruksi ruangan. Meningkatnya perambahan hutan di habitatnya mengancam keberadaan spesies ini, sehingga spesies ini dimasukkan dalam daftar tumuhan obat langka. Lembar uji menghasilkan skor 56.

9 Terminalia bellirica (Gaertn.) Roxb. Di Pulau Jawa pohon ini tumbuh terpencar-pencar di bawah ketinggian 300 m mdpl, terutama di dalam hutan-hutan jati Jawa Tengah dan Timur. Keberadaan di alam semakin berkurang akibat banyaknya perambahan di kawasan ini. IBSAP memasukannya sebagai tumbuhan obat langka. KRB sudah mengoleksi spesies ini sejak tahun 1919 yang berasal dari India sedangkan koleksi dari Jawa tahun 1936. Buahnya dianggap sebagai tonikum mengancam kelangsungan hidupnya di alam. Lembar uji menghasilkan skor 54.

Berdasarkan skor yang diperoleh masing-masing spesies nilainya berkisar

dari 52-59, suatu rentang nilai yang tidak terlalu berjauhan. Pemberian kategori

dengan menggunakan 17 kriteria ini tentu berlaku secara kondisi umum (nasional-

internasional) dikarenakan kriteria-kriteria penilaian skor yang digunakan berlaku

secara umum. Pada kasus tertentu seperti di KRB sembilan spesies ini akan

berada dalam kondisi yang khusus dan mendapatkan perhatian berbeda

berdasarkan pengamatan para perawat/pemelihara koleksi bersangkutan di kebun.

Page 81: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

65

Dalam hal ini perlu kriteria lebih lanjut yang bersifat lokal dan kondisional, serta

berhubungan secara langsung dengan kepentingan keberadaan spesies

bersangkutan di kebun. Kriteria ini berbeda dengan kriteria yang digunakan pada

penentuan spesies prioritas dengan skoring, sehingga hasilnya diperoleh bobot

yang berbeda untuk masing-masing spesies yang sama-sama memiliki kategori A

tersebut. Urutan spesies prioritas menjadi berubah karena hanya kriteria yang

berhubungan langsung dengan kepentingan spesies di kebun yang digunakan

dalam uji pembandingan berpasangan ini. Penentuan spesies alternatif ini tidak

menjadikan spesies prioritas lain (kategori A) menjadi tidak prioritas lagi, namun

pelaksanaan upaya konservasi disesuaikan dengan kondisi spesies secara khusus

di KRB. Dalam hal ini bobot ditekankan pada sudut kepentingan keberlangsungan

hidup koleksi di KRB. Hal ini dilakukan agar KRB lebih efektif dan efisien dalam

aktivitas konservasi pada masa yang akan datang.

Berdasarkan informasi dari semua pengamat/pengawas kebun koleksi maka

diperoleh tiga kriteria utama yang khusus dapat diaplikasikan untuk tindakan

konservasi suatu spesies koleksi KRB yaitu (1) status dan kelangkaan spesies, (2)

ancaman keberadaan spesies di kebun dan (3) manfaat spesies secara langsung

bagi masyarakat.

Melalui uji matriks pembandingan berpasangan dari tiga kriteria tersebut di

atas, diperoleh nilai kepentingan seperti berikut:

Status dan kelangkaan spesies sama pentingnya dengan ancaman

keberadaan spesies di kebun tetapi sedikit lebih penting dibandingkan manfaatnya

langsung bagi masyarakat. Sedangkan ancaman keberadaan spesies koleksi di

kebun jelas lebih penting dibandingkan manfaatnya secara langsung bagi

masyarakat.

Selanjutnya dengan bantuan expert choice melalui uji matriks

pembandingan berpasangan diperoleh bobot masing-masing adalah ancaman

keberadaan koleksi di kebun 0,475, status dan kelangkaan 0,376 dan manfaat bagi

masyarakat 0,149 dengan ratio konsistensi 0,05. Angka-angka tersebut

menunjukkan bahwa kriteria ancaman keberadaan koleksi di kebun lebih penting

dibandingkan kriteria lainnya dalam memutuskan tindakan konservasi suatu

spesies koleksi di KRB. Dengan demikian aspek ancaman keberadaan spesies di

Page 82: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

66

kebun mendapat perhatian lebih dan prioritas dibandingkan dua kriteria lainnya.

Hal ini sangat wajar mengingat KRB adalah tempat koleksi sehingga ancaman

keberadaannya di kebun lebih utama bagi para pengawas/pengamat kebun. Dari

angka di atas juga terlihat Status dan kelangkaan spesies memiliki bobot lebih

penting dibandingkan manfaat spesies. Hal ini terkait dengan tanggung jawab

KRB dalam pelestarian spesies tumbuhan langka, baik spesies tersebut bermanfaat

atau belum bermanfaat bagi masyarakat. Dengan ratio konsistensi 0,05 berarti

penentuan bobot oleh responden dianggap valid berdasar uji konsistensi. Artinya

responden memiliki kesepakatan dan penilaian yang konsisten terhadap kriteria-

kriteria yang dinilai.

Sintesis prioritas alternatif dengan matriks pembandingan berpasangan

diperoleh hasil bahwa spesies Eusideroxylon zwageri mendapat prioritas

terpenting untuk aksi konservasi di KRB. Selengkapnya nilai prioritas alternatif

disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14 Hasil sintesis spesies prioritas alternatif untuk aksi konservasi di KRB Bobot Kriteria Prioritas

alternatif Alternatif spesies Langka (0,376)

Ancaman (0,475)

Manfaat (0,149)

Anaxagorea javanica Blume 0,180 0,176 0,138 0,172 Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr.

0,207 0,136 0,111 0,159

Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.

0,153 0,194 0,265 0,190

Heritiera littoralis Dryand. ex W.T. Aiton

0,102 0,121 0,127 0,115

Kadsura scandens (Blume) Blume 0,113 0,097 0,112 0,105 Santalum album L. 0,083 0,083 0,069 0,081 Lunasia amara Blanco 0,069 0,092 0,078 0,081 Scorodocarpus borneensis (Baill.) Becc.

0,052 0,052 0,066 0,054

Terminalia bellirica (Gaertn.) Roxb. 0,041 0,048 0,034 0,043

Apabila dipandang manfaat langsung bagi masyarakat bobotnya lebih

penting atau status dan kelangkaan spesies bobotnya lebih penting daripada

kriteria lainnya, maka urutan spesies prioritas terpenting pun akan berubah. Hal

Page 83: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

67

yang menarik adalah semakin tinggi bobot manfaat maka Eusideroxylon zwageri

atau ulin memperlihatkan bobot kepentingan semakin tinggi. Semakin kecil bobot

ancaman dan bobot manfaat, semakin tinggi bobot kelangkaan maka posisi

spesies prioritas terpenting akan berubah. Kriteria status dan kelangkaan akan

merubah ulin ke posisi kedua setelah Coscinium fenestratum pada saat bobot ini

bernilai 0,606 dan berubah ke posisi ketiga setelah Anaxagorea javanica pada saat

bobot ini bernilai 0,651.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa aspek status dan kelangkaan suatu

spesies akan sangat berpengaruh terhadap penentuan spesies prioritas terpenting

dibandingkan kriteria lainnya. Kriteria status dan kelangkaan akan sangat

berpengaruh terhadap urutan kepentingan konservasi spesies bila bobotnya

berubah.

4.4.2. Aksi prioritas

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan KRB, dihubungkan dengan

harapan masyarakat, maka terdapat beberapa harapan kegiatan yang belum

terpenuhi sampai saat ini. Secara ringkas harapan yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1. Harapan masyarakat umum

Pada umumnya masyarakat berharap adanya kemudahan-kemudahan dalam hal

mendapatkan informasi tentang tumbuhan obat, budidaya dan kegunaannya baik

secara formal melalui kelas-kelas khusus maupun informal melalui display taman

dan papan informasi atau pemanduan. Masyarakat juga berharap dapat

memperoleh simplisia jamu/herbal, makanan dan cindera mata yang berasal dari

tumbuhan obat maupun tumbuhan obatnya sendiri dengan harga terjangkau.

2. Harapan masyarakat industri

Masyarakat industri secara umum berharap KRB dapat berperan sebagai

penghubung masyarakat dengan produksi obat tradisional melalui kegiatan

pameran. Koleksi tumbuhan KRB diharapkan juga menjadi salah satu sumber

bahan baku obat tradisional dan sumber informasi ilmiah bagi industri obat

tradisional.

Page 84: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

68

3. Harapan masyarakat praktisi

Masyarakat praktisi pada umumnya kesulitan dalam memperoleh beberapa spesies

tumbuhan sebagai bahan obat dan bahan olahan makanan/minuman kesehatan.

Oleh karenanya KRB diharapkan dapat menjadi sumber pengadaan spesies dan

sarana studi ilmiah pengelolaan serta budidaya tumbuhan obat, terutama untuk

spesies berasal dari luar negeri. Informasi dan komunikasi antara praktisi

diharapkan dapat difasilitasi oleh KRB dengan membentuk jaringan antar

pemangku kepentingan tumbuhan obat sehingga tercipta aktivitas sosial

kemanusiaan secara bersama berlandaskan pengembangan pemanfaatan tumbuhan

obat.

4. Harapan masyarakat peneliti

Pada umumnya peneliti berharap KRB berperan sebagai pusat plasma nutfah

tumbuhan obat terutama tumbuhan khas pada suku-suku tradisional yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan penelitian. Peneliti juga berharap koleksi tumbuhan

obat KRB dapat dikembangkan sebagai tempat medikasi ilmiah dan sarana

pendidikan formal, serta menjadi pusat informasi bagi lembaga-lembaga

penelitian tumbuhan obat. Pengembangan koleksi ke arah pemanfaatan secara

komersial dan profesional berdasarkan kajian ilmiah dapat dilakukan melalui

display khusus maupun pameran berkala hasil para peneliti tumbuhan obat.

Berdasarkan uraian harapan masyarakat di atas maka dapat disusun suatu

rancangan kebijakan dan aksi konservasi terhadap masing-masing tipologi

masyarakat terkait tumbuhan obat.

Selain harapan-harapan yang perlu ditindaklanjuti seperti diuraikan di atas,

beberapa kegiatan yang dilakukan KRB saat ini sebenarnya belum memenuhi

harapan masyarakat. Ketidaksesuaian antara kegiatan dan harapan ini

dimungkinkan karena beberapa hal yang menyangkut perbedaan kepentingan.

KRB sebagai pengelola pada umumnya masih berorientasi pada kegiatan ilmiah

(scientific oriented) sementara masyarakat sebagai pengguna lebih mengharapkan

kegiatan yang bersifat aplikasi pemanfaatan (user oriented). KRB yang memiliki

beban untuk melestarikan tumbuhan tropika masih terpaku kepada kajian-kajian

dasar yang mendukung keberadaan koleksinya. Beberapa kegiatan bersinggungan

dengan aktivitas masyarakat namun belum menyentuh langsung kebutuhan

Page 85: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

69

masyarakat. Oleh karenanya kegiatan yang belum memenuhi harapan masyarakat

ini perlu disempurnakan ke arah pemenuhan kebutuhan masyarakat. Upaya

perbanyakan dan penyuluhan tumbuhan obat oleh KRB masih difokuskan kepada

spesies langka, endemik, dan unik secara taksonomi. Di lain pihak masyarakat

membutuhkan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada produksi baik produksi

tumbuhan obat maupun barang atau jasa yang dihasilkan dari tumbuhan obat.

Agar semua aktivitas KRB dapat beririsan secara sempurna dengan harapan

masyarakat maka aksi konservasi ke depan selain didasarkan kepada fungsi

lembaga sebaiknya diprioritaskan kepada spesies yang termasuk kategori penting

untuk segera ditindaklanjuti serta menampung harapan dan kebutuhan masyarakat.

Perbanyakan tumbuhan obat untuk bisa disebarkan ke masyarakat dan sebagai

bahan produksi minuman atau makanan kesehatan adalah saran utama yang

diperoleh dari masyarakat baik masyarakat peneliti, praktisi, maupun masyarakat

umum. Keberadaan taman tematik obat-obatan sangat dibutuhkan masyarakat

sebagai wahana wisata tumbuhan obat sekaligus memperdalam pengetahuan

tumbuhan obat Indonesia. Hal ini sangat diinginkan oleh pengunjung maupun

oleh peneliti dan praktisi. KRB sebagai lembaga konservasi juga dituntut untuk

bisa mensosialisasikan keberadaan koleksi tumbuhan obatnya serta

mendiseminasikan pengetahuan dan keterampilannya mengenai perbanyakan dan

pemanfaatan tumbuhan obat.

Rancangan kebijakan dan aksi konservasi yang dapat diterapkan untuk

memenuhi harapan masyarakat seperti tersebut di atas sekaligus mengoptimalkan

fungsi KRB khususnya dalam konservasi tumbuhan obat adalah sebagai berikut:

a. Aksi prioritas konservasi untuk masyarakat umum

Untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap tugas dan fungsi KRB maka

KRB harus melakukan diseminasi informasi kegiatan yang lebih luas kepada

masyarakat. Melalui diseminasi informasi masyarakat akan mengetahui dan

merasakan peranan penting KRB dalam pelestarian tumbuhan obat. Tabel 15

menyajikan Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat untuk

masyarakat umum.

Page 86: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

70

Tabel 15 Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB untuk masyarakat umum

Harapan masyarakat Kebijakan dan Aksi konservasi Display dan Papan informasi Kebijakan: Program Interpretasi

Aksi: Membangun rute penjelajahan koleksi berpotensi obat dan tumbuhan khas etnis nusantara dengan papan interpretasi yang menarik dan membangkitkan semangat konservasi serta semangat persatuan nasional. Sesuai misi pembangunan nasional dalam menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa (RPJM 2005-2015)

Simplisia jamu/herbal, makanan dan cindera mata yang berasal dari tumbuhan obat

Kebijakan: Medical garden shop dan Wisata kuliner alami Aksi: a. Perbanyakan spesies tumbuhan obat langka baik ditetapkan

secara nasional (IBSAP) maupun secara internasional (IUCN) sebagai bahan simplisia dan herbal

b. Mengemas paket-paket cindera mata yang alami maupun buatan berbasis pengembangan pemanfaatan koleksi tumbuhan obat secara berkelanjutan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya ekonomi bersinambungan sesuai misi pembangunan nasional RPJM 2005-2015

Informasi tentang tumbuhan obat, budidaya dan kegunaannya

Kebijakan: Taman obat Aksi: Mengembangkan spesies baik untuk tujuan komersial maupun tujuan sosial ke masyarakat. Komoditas Tanaman Obat unggulan versi Ditjen POM (2001) seperti sambilito, pegagan, jati belanda, tempuyung, temulawak, daun ungu, cabe jawa, sanrego, pasak bumi, pace, daun jinten, dan kencur dikembangkan teknologi budidaya dan pemanfaatannya.

b. Aksi prioritas konservasi untuk masyarakat industri

Kendala-kendala yang dihadapi industri obat tradisional di Indonesia sangat

kompleks mulai dari budidaya, proses produksi, penelitian dan pengembangan

produk maupun pemasarannya (Pramono 2001). KRB dapat berperan melalui

penelitian terkait dengan teknologi budidaya maupun jaringan pengembang dan

pemasaran produk obat tradisional. Dalam usaha pemanfaatan tumbuhan obat

perlu diperhatikan kelestarian spesies tumbuhan tersebut agar tidak punah. Upaya

peningkatan budidaya selain melestarikan sumber bahan obat tradisional

diharapkan dapat mengembangkan produksi tumbuhan obat dalam negeri, dan

selanjutnya diekspor untuk memberikan nilai tambah ekonomi (Muharso 2000).

Menurut Sastrapradja (2000) yang sebenarnya harus kita kembangkan

segera adalah teknologi yang dapat meningkatkan nilai tambah sumber bahan

baku obat tersebut. Pengalaman negara lain untuk menemukan sebuah senyawa

kimia yang nantinya dapat dikembangkan menjadi obat, memerlukan waktu yang

lama dan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Penelitian tumbuhan obat di negara-

Page 87: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

71

negara maju seperti di Eropa dan Amerika yang telah menghasikan berbagai

produk obat dilakukan dengan cara interdisipliner yang diawali dengan

pengungkapan sistem pengetahuan tradisional suatu kelompok masyarakat yang

selanjutnya dilakukan analisis fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa

bahan aktif yang mungkin bermanfaat sebagai bahan baku obat (Purwanto 2001).

Menurut Sinambela (2002) keanekaragaman plasma nutfah tumbuhan obat

Indonesia sebagai sumber bahan obat selayaknya diteliti secara lebih

komprehensif dengan pemilihan strategi pendekatan bioprospecting yang tepat.

Aksi prioritas konservasi untuk masyarakat industri obat tradisional ringkasnya

tersaji pada Tabel 16.

Tabel 16 Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB untuk masyarakat industri obat tradisional

Harapan masyarakat Kebijakan dan Aksi konservasi Sumber informasi ilmiah bagi industri obat tradisional.

Kebijakan: Penelitian bersama fitokimia Aksi: Kegiatan bioprospecting KRB dengan berpijak pada kekayaan koleksi dan hasil penelitian etnobotani

Penghubung masyarakat dengan produksi obat tradisional

Kebijakan: Pameran obat tradisional Aksi: Kegiatan berkala pameran produksi obat tradisional berbahan baku tumbuhan obat. Hal ini mendukung RPJM 2010-2014 (Bappenas 2010) yang menekankan terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan nasional. pada masa yang akan datang.

c. Aksi prioritas konservasi untuk masyarakat praktisi

Sesuai tupoksinya KRB bertugas dalam konservasi tumbuhan tropika baik

tumbuhan berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan demikian

harapan masyarakat praktisi untuk memperoleh spesies luar negeri layak untuk

ditindaklanjuti, meskipun sebenarnya secara umum KRB telah melakukan koleksi

dari luar negeri melalui pertukaran biji (seed exchange). Program seed exchange

yang selama ini dilakukan KRB dapat menjembatani harapan sebagian masyarakat

praktisi untuk mengoleksi tumbuhan obat dari daerah tropika lainnya. Program

lainnya sebagai aksi konservasi untuk memenuhi harapan praktisi antara lain

disajikan pada Tabel 17.

Page 88: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

72

Tabel 17 Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB untuk masyarakat praktisi

Harapan masyarakat Kebijakan dan Aksi konservasi Koleksi tumbuhan obat luar negeri

Kebijakan: Pertukaran materi tumbuhan obat Aksi: a. Membuat data spesies tumbuhan obat dari luar yang

spesifik dan dibutuhkan sebagai bahan obat tradisional namun dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya baik untuk kesehatan (UU RI No. 23 tahun 1992) maupun untuk konservasi (UU RI N0.5 tahun 1990)

b. Jalin komunikasi dengan BGCI c. Melakukan aklimatisasi spesies dari luar negeri sesuai

Renstra KRB dan Renstra LIPI Produksi makanan/minuman obat tradisional

Kebijakan: Kedai sehat alami Aksi: a. Melakukan penelitian kandungan biokimia & farmakologi

untuk menjawab tantangan ke depan isu nasional di bidang pangan dan kesehatan (PN 9) serta untuk melindungi masyarakat dari makanan/minuman yang tidak memenuhi standar kesehatan (UU RI No 23 tahun 1992).

b. Jalin kerjasama dengan perusahaan obat tradisional sebagai transfer informasi di bidang obat tradisional.

Jaringan informasi dan komunikasi

Kebijakan: Pusat informasi tumbuhan obat Aksi: Membentuk jaringan kerjasama dengan para pemegang kepentingan dalam rangka pembangunan ekonomi berkelanjutan sesuai tanggung jawab LIPI (Renstra LIPI)

Herbal kualitas dan terstandar Kebijakan: SOP budidaya tumbuhan obat Aksi: Mengembangkan teknik budidaya dan pemanenan sesuai GACP WHO 2003

Kelas khusus khasiat tumbuhan obat

Kebijakan: Pelatihan tumbuhan obat Aksi: Paket wisata khusus tumbuhan obat dengan meningkatkan unsur-unsur afektif dan kognitif masyarakat agar terbentuk masyarakat yang berwawasan dan peduli terhadap konservasi tumbuhan obat.

d. Aksi prioritas konservasi untuk masyarakat peneliti

Dihubungkan dengan RPJM 2010-2014 (Bappenas 2010) bahwa dalam

kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya

alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup makin berkembang melalui

penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat. Adanya

kesadaran sebagian pihak akan perlunya jaringan komunikasi terutama dalam

pengembangan obat tradisional merupakan stimulus yang perlu direspon secara

positif oleh KRB. Melalui potensi kelembagaan, KRB dapat membentuk suatu

forum yang menghubungkan para praktisi obat tradisional dan pengembang

tumbuhan obat agar lebih mengarah kepada pemanfaatan tumbuhan obat secara

berkelanjutan dan berkeadilan.

Page 89: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

73

Pemanfaatan berkelanjutan juga merupakan fokus perhatian peneliti.

Melalui kajian ilmiahnya para peneliti berharap hasil-hasil penelitian dapat

dikembangkan baik secara sosial kemasyarakatan maupun secara komersial dan

profesional. Peneliti berharap KRB dengan koleksi tumbuhan obatnya dapat

berperan dalam pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan adalah

salah satu fungsi KRB. Gerakan pengembangan kebun obat di sekolah-sekolah

dapat diselaraskan dengan kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Melalui kerjasama

dengan Departemen Pendidikan Nasional, KRB dapat menyumbangkan pemikiran

dalam kurikulum sekolah baik tingkat SD, SLTP, maupun SLTA.

Rancangan kebijakan dan aksi konservasi bagi masyarakat peneliti secara

detail seperti disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18 Rancangan kebijakan dan aksi konservasi tumbuhan obat di KRB untuk masyarakat peneliti

Harapan masyarakat Kebijakan dan Aksi konservasi Pendidikan ke sekolah Kebijakan: Kurikulum Diknas

Aksi: a. Jalin kerjasama dengan Diknas sebagai upaya ikut

mencerdaskan bangsa sesuai tanggung jawab LIPI (Renstra LIPI)

b. Siapkan materi sesuai kurikulum DIKNAS & sistem PAUD c. Kembangkan taman obat sekolah sebagai upaya konservasi

spesies tumbuhan khas di lingkungan masing-masing.

Wisata tumbuhan obat Kebijakan: Medical tour Aksi: a. Menyusun paket wisata edukatif sebagai upaya

pengembangan wawasan & gagasan dari berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat sesuai tanggung jawab LIPI (Renstra LIPI)

b. Memberikan pelayanan dan fasilitas yang alamiah dan menyegarkan dengan pemanfaatan kebun obat secara serasi antara kegiatan sosial ekonomi dan konservasi sesuai misi pembangunan nasional (RPJM 2005-2025)

Pemanfaatan tumbuhan obat secara komersial dan profesional berdasarkan kajian ilmiah

Kebijakan: Pameran tumbuhan obat Aksi: Agenda tahunan pameran tumbuhan obat dan hasil penelitian para peneliti, industri dan pemerhati tumbuhn obat

Koleksi tumbuhan khas pada suku-suku tradisional

Kebijakan: Pusat plasma etnomedical plant Aksi: a. Eksplorasi tumbuhan obat ke berbagai daerah Nusantara b. Pengumpulan contoh-contoh simplisia dan kemasan obat

tradisional dari berbagai suku Nusantara c. Pengembangan kebun obat Nusantara

Page 90: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

74

Fungsi penting lain KRB menurut masyarakat peneliti adalah sebagai

tempat rekreasi yang edukatif dan ilmiah. Hasil penelitian Wedelia (2011)

terhadap 100 orang pengunjung KRB, 78 orang diantaranya menyatakan

bertujuan untuk berekreasi/wisata. Potensi ini tentu perlu lebih diarahkan agar

menjadi rekreasi yang bermanfaat sesuai misi KRB dan juga LIPI untuk ikut

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain menyoroti bidang pendidikan dan pemanfaatan secara ilmiah

terhadap spesies tumbuhan obat. Faktor kelangkaan dan kekhasan spesies tertentu

menjadi perhatian masyarakat peneliti. Perlu adanya aktivitas khusus menangani

spesies khas suku-suku tradisional Nusantara agar tidak mengalami kepunahan.

Dengan rancangan kebijakan dan aksi konservasi seperti diuraikan pada

Tabel 15 - Tabel 18, spesies prioritas yang terpilih juga ditetapkan sebagai obyek

utama baik dalam program konservasi, penelitian, pendidikan, maupun rekreasi

pada setiap aksi konservasi tersebut di atas. Pengembangan pemanfaatan spesies

prioritas koleksi tumbuhan obat melalui berbagai alternatif aktivitas tersebut

semua diarahkan sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya hayati khususnya

tumbuhan obat secara berkelanjutan, berkeadilan, beradab dan berdaulat.

Page 91: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

75

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Kebun Raya Bogor memiliki peran penting dalam pelestarian tumbuhan

obat dan menjadi salah satu tumpuan masyarakat dalam meningkatkan

pengetahuannya. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat 764 spesies koleksi berpotensi sebagai tumbuhan obat dari 465

genera dan 135 famili. Komposisi spesies di KRB dan aspek pemanfaatannya

memiliki kemiripan kondisi di alam. Potensi ini merupakan keunggulan KRB

dalam pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat. Beberapa spesies

tumbuhan obat langka masih belum terkoleksi KRB, sementara beberapa

spesies langka lainnya mengalami kehilangan dan kematian sehingga perlu

diantisipasi dengan pemanfaatan koleksi secara berkelanjutan. Sembilan

spesies prioritas merupakan arahan dalam aktivitas konservasi tumbuhan obat

di KRB pada masa yang akan datang.

2. Secara umum masyarakat mengharapkan peran KRB yang lebih aktif dalam

pemanfaatan dan pengembangan koleksi berpotensi obat dengan melibatkan

unsur masyarakat terkait. Masyarakat umum mengharapkan adanya

kemudahan informasi di bidang tumbuhan obat dan pemanfaatannya,

masyarakat praktisi lebih berharap adanya jalinan komunikasi yang mengarah

ke peningkatan kualitas pengembangan obat tradisional, masyarakat industri

mengharap adanya dukungan ilmiah dari KRB untuk produksi obatnya,

sedangkan masyarakat peneliti lebih menekankan aspek pendidikan dan

pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat dan hasil penelitiannya.

3. Aktivitas konservasi tumbuhan obat oleh KRB sampai saat ini belum

sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya

perbedaan kepentingan antara aktivitas KRB dengan harapan masyarakat.

Aktivitas KRB saat ini masih terfokus pada kajian dasar untuk mendukung

kualitas koleksinya, sementara masyarakat lebih berharap aktivitas yang

mengarah ke aplikasi pemanfaatannya. Dua kutub kepentingan ini sebenarnya

bisa menjadi satu kekuatan dan terjadi irisan yang sempurna dengan didorong

Page 92: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

76

tri stimulus amar konservasi dan pendekatan fungsi KRB. Irisan sempurna

aktivitas KRB dan harapan masyarakat dapat diwujudkan dengan disusunnya

kebijakan dan aksi konservasi yang terpadu sesuai kebutuhan konservasi dan

kebutuhan atau harapan masyarakat. Beberapa kebijakan yang dapat

diterapkan antara lain: (1) pembangunan pusat informasi tumbuhan obat dan

jaringan komunikasi masyarakat terkait tumbuhan obat, (2) penyelenggaraan

program interpretasi, etnomedical tour, wisata kuliner dan kedai sehat, (3)

penyelenggaraan pelatihan, pendidikan dan pengembangan budidaya

tumbuhan obat, (4) promosi dan penelitian serta pameran tumbuhan obat dan

hasil penelitiannya, dan (5) pengembangan taman obat dan pusat plasma

tumbuhan obat nusantara.

5.2. Saran

Agar semua aktivitas KRB dapat beririsan secara sempurna dengan harapan

masyarakat maka aksi konservasi ke depan selain didasarkan kepada fungsi

lembaga sebaiknya diprioritaskan kepada spesies prioritas serta menampung

aspirasi dan harapan masyarakat. Sebagai contoh, sembilan spesies prioritas yang

dihasilkan dalam penelitian ini memerlukan upaya perbanyakan, sementara

masyarakat berharap adanya perbanyakan spesies tumbuhan obat dan informasi

teknologi budidayanya. Dengan demikian program pelatihan dan pendidikan

budidaya tumbuhan obat untuk masyarakat dapat difokuskan kepada sembilan

spesies prioritas ini di samping tumbuhan obat unggulan lain. Rancangan

kebijakan dan aksi konservasi yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat

dijadikan paket dasar untuk pelaksanaan konservasi ex situ tumbuhan obat yang

berkelanjutan, berkeadilan, beradab dan berdaulat.

Page 93: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

77

DAFTAR PUSTAKA Akerele O. 1991. Medicinal plants: policies and priorities. Di dalam:Akerele O,

Heywood V, Synge H, editor. Conservation in Medicinal Plants. Cambridge: Cambridge University Press.

Amzu E. 2007. Sikap Masyarakat Dan Konservasi. Suatu Analisis Kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.) Sebagai Stimulus Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat, Kasus di Taman Nasional Meru Betiri. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Azwar S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ballantyne R, Pocker J, Hughes K. 2007. Environmental awareness, interest and motives of botanic gardens visitors: implication for interpretive practice. Tourism Management 29 (2000): 439-444.

[Balittro] Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2010. Wanafarma melestarikan hutan dengan tanaman obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.32/6. Bogor: Balitro.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2003. Indonesia biodiversity strategy and action plan. Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003- 2020. Jakarta: Bappenas.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014. Buku 1 Prioritas Nasional. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

Barazani O, Avi Perevolotsky, Rivka Hadas. 2008. A problem of the rich: prioritizing local plant genetic resources for ex situ conservation in Israel. Biological Conservation 141:596–600.

Bari A dan Supriatna N. 1999. Pemikiran tentang pendidikan konservasi di Indonesia. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 2-3 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 85-90.

Basuki, Bargumono, Lagiman, Nurugaini. 1999. Peran perguruan tinggi dalam meningkatkan pengetahuan konservasi flora. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor 2-3 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 93-98.

[CBD] The Secretariat of The Convention on Biological Diversity. 2002. Global Strategy for Plant Conservation. Montreal, Quebec: CBD-UNEP.

Chai PK. 2006. Medicinal Plants of Sarawak. Kuching: Lee Miing Press. Chevallier A. 2001. Encyclopedia of Medicinal Plants. London: A Darling

Kindersley Book Crane P.R., Stephen D. Hopper, Peter H. Raven and Dennis W. Stevenson. 2009.

Plant science research in botanic gardens. Trends in Plant Science Vol.14 No.11. Cell Press.

Page 94: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

78

Dalimarta S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1-2. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Damayanti EK, Zuhud EAM, Sangat HM, Permanasari T. 2009. Pemanfaatan dokumentasi pengetahuan lokal tumbuhan obat untuk mewujudkan masyarakat mandiri kesehatan. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor, Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 239-244.

Darnaedi D. 2001. Kebun raya dan peranannya dalam konservasi tumbuhan. Di dalam: Arisoesilaningsih E, Yanuwiadi B, Indriyani S, Yulistyarini T, Ariyanti E, Yulia ND, Soejono, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Lahan Kering; Purwodadi, 30 Jan 2001. Purwodadi: Kebun Raya Purwodadi, LIPI dan Universitas Brawijaya Malang. hlm 19.

[Dephut] Departemen Kehutanan. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.57/Menhut-II/2008 Tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008 – 2018. Jakarta:Dephut.

Dermawan R. 2009. Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan & Perencanaan Strategis. Bandung: Alfabeta.

Dhar U, Ranbeer S, Rawal, Upreti J. 2000. Setting priorities for conservation of medicinal plants, a case study in the Indian Himalaya. Biological Conservation 95: 57-65.

Ditjen POM. 2001. Kebijakan Nasional Pengembangan Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Diwyanto K. 2002. Peranan plasma nutfah tumbuhan obat dan aromatik untuk menunjang kesinambungan bahan baku industri. Di dalam: Naiola BP, Chairul, Hoesen DSH, Hartutiningsih, Utami NW, Panggabean G, Praptiwi, Purwanto, Kahono S, Juhaeti T, Jamal Y, Suryasari Y, editor Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP; Bogor, 8-10 Agu 2001. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 38-49.

Djumidi, Widiyastuti Y, Sugiarso S, Sutjipto. 1999. Strategi konservasi tumbuhan obat langka di BPTO Tawangmangu. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 2-3 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 12-14.

Donaldson JS. 2009. Botanic gardens science for conservation and global change. Trends in Plant Science Vol.14 No.11. Cell Press.

Eisai. 1986. Medicinal Herb Index in Indonesia. Jakarta: PT Eisai Indonesia. Goh SH, Chuah CH, Mok JSC, Soepadmo R. 1995. Malaysian Medicinal Plants

for The Treatment of Cardiovascular Diseases. Selangor: Pelanduk Publications.

Goss AM. 2004. The Floracrats: Civil Science, Bureaucracy and Institutional Authority in The Netherlands East Indies and Indonesia, 1840-1970. USA: The University of Michigan.

Hamilton A. 2008. Medicinal Plants In Conservation and Development. Case Studies and Lessons Learnt. Salisbury, UK: Plantlife International.

Page 95: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

79

Hamilton A. 2009. Medicinal plants, conservation and livelihoods. Biodiversity and Conservation 13: 1477–1517. Netherlands : Kluwer Academic Publishers.

Hartini S. 2005. Jenis-jenis flora berpotensi di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk, Sumatera Utara. Ekologia, Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol. 5 No.2 Oktober 2005. Bogor: Universitas Pakuan.

Hasnam EA, Hadad, Bermawi N. Sudjindro, Novarianto. 2000. Konservasi Plasma Nutfah Tanaman Industri. Makalah disampaikan pada Pertemuan Komisi Nasional Plasma Nutfah di Puslitbangtri, Bogor tanggal 22-23 November 2000.

Helmi 2008. Pemanfaatan, Potensi Tumbuhan Obat Alami dan Keamanannya. Malang: Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang.

Herlina. 2010. Pengembangan Budidaya Tumbuhan Obat Herbal sebagai Komoditas Agribisnis Berbasis Kearifan Lokal dalam Konsep Bioregion. <http://uripsantoso.wordpress.com/2010/04/02/ > akses 16 Maret 2011

Heywood V. 1991.Botanic gardens and the conservation of medicinal plants. Di dalam: Akerele O, Heywood V, Synge H, editor. Conservation in Medicinal Plants. Cambridge: Cambridge University Press.

Hidayat S. 2005. Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hidayat S, Putri WU, Isnaini Y, Kusuma YWC. 2006. Koleksi Sayang Koleksi Tumbang Mengenang Bencana Angin Puting Beliung 1 Juni 2006. Jakarta: LIPI Press.

Hidayat S. 2006. Tumbuhan Obat Langka di Pulau Jawa Populasi dan Sebaran. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

Hidayat S. 2007. Kajian keberadaan tumbuhan obat liar di kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri. Ekologia, Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol.7 No.2 Oktober 2007. Bogor: Universitas Pakuan.

Hidayat S. 2008. Khasiat Herbal Berdasar Warna, Bentuk, Rasa, Aroma dan Sifat. Jakarta: Flona serial.

Hidayat S. 2009. Toponimi Bogor dalam dunia tumbuhan sebagai salah satu kajian dasar etnobotani. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor. Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 12-20.

Hidayat S dan Wahyuni S. 2010. Tumbuhan Obat Berpotensi Hias. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Hidayat S. 2010. Laporan Akhir Kegiatan Program Insentif Bagi Peneliti dan Perekayasa. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

[IUCN] International Union For the Conservation of Nature and Natural Resources. 2010. IUCN Red List of Threatened Spesies. Version 2010.2. <http://www.iucnredlist.org > akses 18 Agustus 2010.

Jackson PSW and Sutherland LA. 2000. International Agenda for Botanic Gardens Conservation International. UK: BGCI.

Kala CP. 1999. Status and conservation of rare and endangered medicinal plants in the Indian trans-Himalaya. Biological Conservation 93 (2000): 371-379

Page 96: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

80

Kerkvlieta J & Langpap C. 2007. Learning from endangered and threatened species recovery programs: A case study using U.S. endangered species act recovery score. Ecological Economic 63:499 – 510.

[KLH] Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1997. Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan). Jakarta: KLH.

Lasmadiwati E. 2001. Panduan Percontohan Tanaman Obat Taman Sringanis. Bogor: Taman Sringanis.

Langpap C. 2005. Conservation of endangered species: can incentives work for private landowners? Ecological Economics 57:558–572. www.elsevier.com/locate/ecolecon

Lascurain M, Lopez C, Sharrock S. 2008. The role of botanic gardens in supporting the conservation and sustainable use of non-timber forest products. BGjournal. Journal of Botanic Gardens Conservation International Vol.5/1 : 16-19.

Leadlay E and Greene J. 1998. The Darwin Technical Manual for Botanic Gardens. London, UK: Botanic Gardens Conservation International.

Leunufna S. 2007. Kriopreservasi untuk konservasi plasma nutfah tanaman: peluang pemanfaatannya di Indonesia. Jurnal AgroBiogen 3(2):80-88. Bogor: BB Biogen.

[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2002. Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 1151/M/2001 Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta: Biro Organisasi dan Kepegawaian, LIPI.

Mackinnon K. 1993. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Meelis P, Rein K, Reier U, Tuvi EL, Roosaluste E, Vellak A, Zobel M. 2004. Grouping and prioritization of vascular plant species for conservation: combining natural rarity and management need. Biological Conservation 123 (2005) 271–278.

Meilleur B and Hodgkin T. 2004. In situ conservation of crop wild relatives: status and trends. Biodiversity and Conservation 13: 663–684.

Muharso. 2000. Kebijakan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Indonesia. Makalah seminar “Tumbuhan Obat di Indonesia”, Kerjasama Indonesian Resource Centre for Indigenous Knowledge (INRIK), Universitas Pajajaran dan yayasan Ciungwanara dengan Yayasan KEHATI. 26-27 April 2000.

Müller S and Wille. 2001. Gardens of paradise. Endeavour Vol. 25(2) 2001. Elsevier Science Ltd.

Noerdjito dan Maryanto. 2005. Kriteria Jenis Hayati Yang Harus Dilindungi Oleh dan Untuk Masyarakat Indonesia. Bogor: Pusat Penelitian Biologi,LIPI.

[NSC] Nature Serve Conservation. 2010. Nature Serve Conservation Status. <http://www.natureserve.org/explorer/ranking.htm> akses 6 Agustus 2010.

Padua LS. Bunyapraphatsara N. Lemmens RHMJ. 1999. Plant Resources of South-East Asia No.12(1): Medicinal and Poisonous Plants 1. Leiden: Backhuys Publishers.

Pramono E. 2001. Prospek dan potensi pengembangan komoditas agromedicine di Indonesia. Di dalam: Naiola BP, Chairul, Hoesen DSH, Hartutiningsih, Utami NW, Panggabean G, Praptiwi, Purwanto, Kahono S, Juhaeti T, Jamal

Page 97: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

81

Y, Suryasari Y, editor. Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP; Bogor, 8-10 Agu 2001. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 31-37.

Pudjiastuti. 2009. Profile penggunaan ramuan tanaman obat oleh pengobat tradisional untuk menanggulangi penyakit rematik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor. Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 298-304.

Purwanto Y. 2001. Studi etnomedisinal dan fitofarmakope tradisional di Indonesia. Di dalam: Naiola BP, Chairul, Hoesen DSH, Hartutiningsih, Utami NW, Panggabean G, Praptiwi, Purwanto, Kahono S, Juhaeti T, Jamal Y, Suryasari Y. editor. Prosiding Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP; Bogor, 8-10 Agu 2001. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 96-109.

Purwanto Y dan Waluyo EB. 2010. Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Rahayu M, Susiarti S, Purwanto Y. 2007. Kajian pemanfaatan tumbuhan hutan non kayu oleh masyarakat lokal di kawasan konservasi PT Wira Karya Sakti Sungai Tapa-Jambi. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity Vol.8 No.1. Januari 2007. hal 73-79. Surakarta: Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret.

Rahayu M dan Rugayah. 2007. Pengetahuan tradisional dan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Berita Biologi, Jurnal Ilmiah Nasional 8 (6) Desember 2007. hal 489-500. Bogor: Pusat Penelitian Biologi, LIPI.

Rahayu M dan Rugayah. 2010. Pengetahuan lokal dan pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Berita Biologi, Jurnal Ilmiah Nasional 10 (1) April 2010. hal 67-75. Bogor: Pusat Penelitian Biologi, LIPI.

Rai LK, Prasad P, Sharma E. 2000. Conservation threats to some important medicinal plants of the Sikim Himalaya. Biological Conservation 93: 27-33.

Rideng IM. 1999. Pendidikan konservasi flora melalui pendidikan sekolah: pelaksanaan dan masalahnya. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 2-3 Jul 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 99-102.

Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Risna RA, Kusuma YWC, Widyatmoko D, Hendrian dan Pribadi DO. 2010. Spesies Prioritas untuk Konservasi Tumbuhan Indonesia. Seri I Araceae, Cyatheaceae, Nepenthaceae, Orchidaceae. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI.

Rudjiman, Adriyani, Indriyatno, Wiguno, Fauzie L, Nuraida, Saraswati R. 2003. Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I-IX. Jakarta: Yayasan Sarana Wanajaya

Page 98: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

82

Ruslan J dan Sastrapradja. 2008. Kebun Botani dan Masyarakat. Serpong: Puspiptek.

Said RM. 1972. Pharmacographia Indica. India: Hamdard Institute. Sangat HM, Zuhud EAM, Damayanti EK. 2001. Kamus Tumbuhan Obat

Indonesia (Etnofitomedika 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sari R, Sutrisno, Hendrian, Puspitaningtyas DM, Darwandi, Hidayat S, Yuzammi,

Suhendar. 2005. Renstra PKT-KRB 2005-2009. Planting the Future. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor.

Sastrapradja SD. 2000. Pengelolaan Sumber Hayati Indonesia. Kasus Khusus Tumbuhan Obat. Makalah seminar “Tumbuhan Obat di Indonesia”, Kerjasama Indonesian Resource Centre for Indigenous Knowledge (INRIK), Universitas Pajajaran dan yayasan Ciungwanara dengan Yayasan KEHATI. 26-27 April 2000.

Sastroamidjojo S. 1997. Obat Asli Indonesia. Jakarta:Dian Rakyat. Schopp-Guth A and Fremuth W. 2001. Sustainable use of medicinal plants and

nature conservation in The Prespa National Park area, Albania. Medicinal Plant Conservation 7: 5–8.

Shan-an H and Zhong-ming C. 1991. The role of Chinese Botanical Gardens in conservation of medicinal plants. Di dalam: Akerele O, Heywood V, Synge H, editor. Conservation in Medicinal Plants. Cambridge: Cambridge University Press.

Sharrock and Oldfield. 2011. The GSPC targets for 2020. BGjournal. Journal of Botanic Gardens Conservation International Volume 8 /1 Januari 2011. UK: BGCI.

Sinambela JM. 2002. Pemanfaatan plasma nutfah dalam industri obat-obatan. Buletin Plasma Nutfah 8(2): 78-83. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Siswanto YW. 2004. Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Solikin. 2009. Potensi jenis-jenis herba liar di Kebun Raya Purwodadi sebagai obat. Di dalam: Setiawan, Rahayu S, Rumhayati B, Alghofari AR, Naba A, Maryanto S, Widodo, editor. Proceeding Basic Science National Seminar; Malang, February 21st

Suharmiati dan Handayani L. 2006. Cara Benar Meracik Obat Tradisional. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

2009. Malang: Brawijaya University. p VIII-47 -52

Suhirman. 1999. Ex situ conservation management. Di dalam: Darnaedi D, Irawati, Wiriadinata, Abdulhadi R, Suhirman, Puspitaningtyas DM, Asikin D, Hadiah JT, Widyatmoko D, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara; Bogor, 2-3 Juli 1997. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. hlm 12-14.

Suhirman. 2001. Strategi konservasi keanekaragaman tumbuhan lahan kering. Di dalam: Arisoesilaningsih E, Yanuwiadi B, Indriyani S, Yulistyarini T, Ariyanti E, Yulia ND, Soejono, editor. Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Lahan Kering; Purwodadi, 30 Januari 2001. Purwodadi: Kebun Raya Purwodadi, LIPI dan Universitas Brawijaya Malang. hlm 14-18.

Page 99: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

83

Sumitomo EH. 2004. Permintaan dan Peramalan Kunjungan Wisatawan di Kebun Raya Bogor. Bogor: Program Agribisnis, Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tilaar M. 2004. Meraih citra Indonesia sebagai produsen bahan baku berbasis tumbuhan OKA melalui penggalangan potensi anak bangsa. Makalah pada Seminar Tumbuhan Obat, Kosmetika, dan Aromatik. Bogor: Puslit Biologi.

Valkenburg JLCH and Bunyapraphatsara N. 2001. Plant Resources of South-East Asia No.12(2) Medicinal and Poisonous Plants 2. Leiden: Backhuys Publisher.

Waluyo EB. 2009. Etnobotani: memfasilitasi penghayatan, pemutakhiran pengetahuan dan kearifan lokal dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan. Di dalam: Purwanto Y dan Waluyo EB, editor, Keanekaragaman Hayati, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan, Prosiding Seminar Nasional Etnobotani IV; Cibinong, 18 Mei 2009. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI. hlm 12-20.

Wardah. 2005. Pemanfaatan tumbuhan pada masyarakat Kasepuhan desa Cisungsang di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun, Kabupaten Lebak Banten. Berita Biologi, Jurnal Ilmiah Nasional 7 (6) Desember 2005. hal 323-332. Bogor: Pusat Penelitian Biologi, LIPI.

Waylen K. 2006. Botanic gardens: using biodiversity to improve human well-being. Medicinal Plant Conservation Vol.12. IUCN Species Survival Commission. Bonn: Bundesamt fur Naturschutz.

Wedelia L. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor. Bogor: Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

[WHO-IUCN-WWF-TRAFFIC]. 2010. Draft: Guidelines on The Conservation of Medicinal Plants.

Winarto WP. 2007. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobat Herbal. Jakarta: Karyasari

Windadri FI, Rahayu M, Uji T, Rustiami H. 2006. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat oleh masyarakat local suku Muna di Kecamatan Wakarumba, kabupaten Muna, Sulawesi Utara. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, Vol.7 No.4. hal 333-339. Surakarta: Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret.

Wirasena P. 2010. Peran Kearifan Lokal Dalam Penyelamatan Sumber Daya Genetik Tanaman Hutan di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tananam. Bogor :Balitbang Kehutanan.

Yuzammi, Sutrisno, Sugiarti. 2006. Manual Pembangunan Kebun Raya. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI.

Zuhud EAM. 2009. Potensi hutan tropika Indonesia sebagai penyangga bahan obat alam untuk kesehatan bangsa. Jurnal Bahan Alam Indonesia. Vol. VI No. 6. hal. 45-50. Jakarta: Puslitbang Farmasi, Departemen Kesehatan.

Page 100: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lampiran 1 Koleksi tumbuhan KRB yang diketahui berpotensi obat

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

1. Abelmoschus manihot (L.) Medik Gedi Malvaceae darah tinggi Daun 2

2. Abelmoschus moschatus Medik. Gandapura Malvaceae penghangat badan Biji 3

3. Abrus precatorius L. 0000000000000 Saga rambat Fabaceae sariawan, batuk, radang tenggorokan Daun 15

4. Acacia concinna (Willd.) DC. 0000 Kate kecil Fabaceae nyeri badan, sakit kepala, demam Daun 6

5. Acacia pennata (L.) Willd Rigot Fabaceae rematik, batuk Akar 6

6. Acacia pluricapitata Steud. ex Benth. Segani Fabaceae sakit kepala, sariawan Daun , batang 6

7. Acacia pseudointsia Miq. Kayap Fabaceae gatal-gatal Buah 6

8. Acalypha grandis Benth. Ekor kucing Euphorbiaceae antidiare Bunga & daun 6

9. Acalypha hispida Burm.f. Ekor kucing Euphorbiaceae perdarahan, peluruh kencing Bunga 2

10. Acalypha wilkesiana Mull. Arg.….. Ekor kucing Euphorbiaceae batuk darah, pegal linu, sariawan Daun 15

11. Acanthus ilicifolius L. …………… Daruju pantai Acanthaceae kanker, luka kena racun, bisul Akar , biji 4

12. Acanthus montanus T. Anderson … Daruju Acanthaceae kanker,bisul, pembersih darah,peluruh dahak Akar 15

13. Acmena acuminatissima (Blume) Merr. & L.M. Perry

Jambu taplok Myrtaceae diare, kencing manis, sakit pinggang Daun 5

14. Acorus calamus L. ………………… Deringau Araceae penenang, gangguan lambung & limpa Rimpang 2

15. Actinorhytis calapparia (Blume) H.A. Wendl. & Drude ex Scheff.

Pinang kelapa Arecaceae lulur kesehatan

6 Buah

16. Adansonia digitata L. Baobab Bombacaceae disentri, bengkak Biji, daun 14

17. Adenanthera pavonina L. Saga pohon Fabaceae bengkak Kulit batang 3

18. Adinandra dumosa Jack . Medang api-api Theaceae bersihkan luka Daun 12

19. Adinandra sarosanthera Miq. Theaceae bersihkan luka Daun 12

Page 101: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

20. Aegle marmelos (L.) Corr. Maja Rutaceae penyakit dalam Daging buah 1

21. Aerva sanguinolenta (L.) Blume Sambang colok Amaranthaceae kencing darah Semua bagian 15

22. Aganosma marginata (Roxb.) G. Don Akar ara tanah Apocynaceae saluran kencing, demam, anemia Akar & daun 6

23. Agelaea macrophylla (Zoll.) Leenh. Akar tanduk Connaraceae memperkuat tulang Akar 12

24. Ageratum conyzoides L. 000000000 Bandotan Asteraceae radang tenggorokan, sariawan, luka, bisul Daun 15

25. Aglaia argentea Blume Bayur Meliaceae anti kanker Biji 6

26. Aglaia edulis (Roxb.) Wall. Langsatan Meliaceae diare Buah 6

27. Aglaia elliptica Blume

Kayu kasai Meliaceae tumor, luka

6 Kulit batang, daun

28. Aglaia lawii (Wight) Saldanha ex Ramamoorthy

Langsat lutung Meliaceae sakit kepala

6 Daun

29. Aglaia odorata Lour. 000000000000 Pacar cina Meliaceae perut kembung, percepat persalinan Bunga 4

30. Aglaia odoratissima Blume 000000 Pancal kidang Meliaceae darah kotor, kencing nanah 1, sari rapet Daun 23

31. Aglaonema simplex Blume 000000 Sri rejeki Araceae demam, perlancar kelahiran Daun , umbi 1

32. Alangium salvifolium (L. f.) Wangerin

Merlapang Alangiaceae sakit perut Daun 3

33. Albizia procera (Roxb.) Benth. Wangkal Fabaceae sesak nafas Kulit batang 3

34. Alchornea rugosa (Lour.) Mull. Arg. Ki bewok Euphorbiaceae demam, sakit kepala, gatal Daun 1

35. Aleurites moluccana (L.) Willd. 00 Kemiri Euphorbiacee asma, rematik, penyubur rambut Buah 1

36. Allamanda cathartica L. 0000000000 Alamanda Apocynaceae penawar racun, lever, pencahar, batuk Daun 15

37. Allophylus cobbe (L.) Raeusch Cukilan Sapindaceae perut kembung Daun 3

38. Alocasia macrorrhizos (L.) G. Don Sente Araceae batuk Tangkai daun 1

Page 102: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

39. Aloe vera L. Lidah buaya Asphodeiaceae darah tinggi Daging daun 15

40. Alpinia galanga (L.) Willd. Lengkuas putih Zingiberaceae panu, kurap, eksim Rimpang 2

41. Alpinia katsumadai Hayata 0000000 Makna kecil Zingiberaceae sakit dada, malaria, demam, sakit kepala Rimpang 5

42. Alpinia malaccensis (Burm. f.) Roscoe

Lengkuas malaka Zingiberaceae bisul 15, cacar air Rimpang 17

43. Alpinia nieuwenhuizii Vahl 0000000 Kepalang Zingiberaceae bisul, rambut kotor, muntah-muntah Rimpang 5

44. Alpinia officinarum Hance Laoas Zingiberaceae diare, demam, malaria Rimpang 6

45. Alpinia vitellina (Lindl.) Ridl. Puar minyak Zingiberaceae demam Rimpang 6

46. Alpinia zerumbet (Pers.) B.L. Burtt & R.M. Smith

Lengkuas laki Zingiberaceae demam, diare, malaria

6 Rimpang & daun

47. Alstonia angustiloba Miq. Pulai hitam Apocynaceae sakit gigi Getah 6

48. Alstonia macrophylla Wall. ex G. Don 0

Pulai Apocynaceae tonikum, peluruh haid, malaria Kulit batang 6

49. Alstonia scholaris (L.) R. Br. Pulai Apocynaceae malaria Kulit kayu 16

50. Altingia excelsa Noronha Rasamala Hamamelidaceae mencret 3 Daun 51. Alyxia reinwardtii Blume 00000000 Kayu rapet Apocynaceae demam, sariawan, keputihan Kulit batang 15

52. Amomum aculeatum Roxb. Parahulu Zingiberaceae tetes mata Tangkai daun 6

53. Amomum compactum Roem. & Schult.

Kapulaga Zingiberaceae peluruh dahak Buah 15

54. Amomum maximum Roxb. Hangasa Zingiberaceae sakit kepala Daun 16

55. Amorphophallus variabilis Blume Acung Araceae digigit ular Batang 1

56. Amydrium magnificum (Engl.) Nicolson

Araceae gatal-gatal

8 Daun

Page 103: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

57. Amydrium zippelianum (Schott) Nicolson

Tombu Araceae batuk, luka terpotong dan bengkak Batang 6

58. Anacardium occidentale L. Jambu monyet Anacardiaceae mencret Kulit kayu 1

59. Anacolosa frutescens Blume 00000 Kopi gunung Olacaceae tenaga ibu setelah melahirkan Akar 12

60. Anadendrum microstachyum Backer & Alderwer

Daun ketam Araceae anti racun, perlancar kelahiran Daun & batang

1

61. Ananas comosus (L.) Merr. Nanas Bromeliaceae gugurkan kandungan Buah muda 15

62. Anaxagorea javanica Blume 00000 Pelir musang Annonaceae penguat tubuh setelah melahirkan Akar 15

63. Ancistrocladus tectorius (Lour.) Merr.

Akar bebulus Ancistrocladaceae disentri, malaria 6, sakit perut Akar 18

64. Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees

Sambiloto Acanthaceae diabetes mellitus

15 Daun

65. Angiopteris evecta (G. Forst.) Hoffm. Paku gajah Marattiaceae tekanan darah tinggi Rimpang 12

66. Annona muricata L. Sirsak Annonaceae hernia, sakit kulit Akar , daun 15

67. Annona squamosa L. Srikaya Annonaceae lumpuh, kejang Akar 1

68. Anodendron candoleanum Wight. Apocynaceae sakit perut Getah 12

69. Antiaris toxicaria (Pers.) Lesch. Upas Moraceae disentri Biji 6

70. Antidesma bunius (L.) Spreng. 0000 Buni Euphorbiaceae darah tinggi , jantung berdebar, anemia Buah 4

71. Antidesma ghaesembilla Gaertn. 000 Ande-ande Euphorbiaceae demam nifas, pelancar ASI , keputihan Daun 4

72. Antidesma montanum Blume Ande-ande Euphorbiaceae sakit gigi Kulit 1

73. Aquilaria malaccensis Lam. Gaharu Thymelaeaceae muntah-muntah Daun, kulit 1

74. Arcangelisia flava (L.) Merr. Kayu kuning Menispermaceae hepatitis Batang 16

75. Archidendron clyperia (Jack.) Benth Kibonteng Fabaceae luka bakar Daun 12

Page 104: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

76. Archidendron ellipticum (Blume) L.C. Nielsen

Petai burung Fabaceae basmi kutu rambut

12 Daun

77. Ardisia crenata Roxb. Mata ayam Myrsinaceae demam, diare, batuk Daun 5

78. Ardisia elliptica Thunb. Lempeni Myrsinaceae bengkak Daun 12

79. Ardisia fuliginosa Blume Ajag Myrsinaceae infeksi luka, kudis Getah 1

80. Ardisia humilis Vahl Lampeni Myrsinaceae sakit perut Buah 1

81. Ardisia lanceolata Roxb. Lapeni Myrsinaceae demam Ranting 12

82. Areca catechu L. 00000000000000 Jambe Arecaceae penguat gigi & gusi, kudis, difteri Biji 4

83. Areca vestiaria Giseke Pinang merah Arecaceae cacingan Buah 1

84. Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Aren Arecaceae sakit pinggang 1, sariawan, TBC Akar , nira 19

85. Arenga undulatifolia Becc. Aren gelora Arecaceae keracunan makanan Umbut 12

86. Aristolochia tagala Cham. Kalayar Aristolochiaceae tonikum, peluruh kentut, peluruh haid Akar 6

87. Artabotrys hexapetalus (L. f.) Bhandari

Kenanga cina Annonaceae kolera

6 Daun

88. Artabotrys suaveolens Blume Pisang-pisang Annonaceae flu, sakit kepala Batang 12

89. Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg

Keluwih Moraceae lumpuh Daun 3

90. Artocarpus anisophyllus Miq. Puan Moraceae luka terpotong Daun 12

91. Artocarpus elasticus Reinw. ex Blume

Terep Moraceae mimisan, disentri,TBC Pucuk daun 1

92. Artocarpus heterophyllus Lam. Nangka Moraceae malaria, pelancar ASI Akar, biji 4

93. Artocarpus integer (Thunb.) Merr. Cempedak Moraceae infeksi luka Kulit batang 12

94. Artocarpus kemando Miq. Cempedak air Moraceae sakit gigi Getah 12

Page 105: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

95. Asparagus racemosus Willd. Asparagus Asparagaceae diare, rematik,diabetes Seluruh bagian 7

96. Asplenium nidus L. Paku sarang burung Aspleniaceae sakit kepala Daun 12

97. Asystasia nemorum Nees Daun moreto Acanthaceae batuk dan sakit dada Seluruh bagian 6

98. Atalantia ceylanica Oliver 0000000 Jeruk kates Rutaceae pereda sakit, rematik, sakit kepala, batuk Buah 5

99. Averrhoa bilimbi L. 00000000000000 Belimbing wuluh Averrhoaceae jerawat, panu, sariawan, darah tinggi, batuk Buah 15

100. Averrhoa carambola L. 0000000000 Belimbing Averrhoaceae darah tinggi, malaria, sakit kencing-BAB Buah 15

101. Azadirachta indica A. Juss. 000000 Mimba Meliaceae kencing manis, diare, malaria, masuk angin Daun 2

102. Baccaurea lanceolata (Miq.) Mull.Arg.

Limpasu Euphorbiaceae bengkak

12 Buah

103. Baccaurea macrophylla Mull. Arg. Rambai Euphorbiaceae iritasi kulit kena ulat Kuli batang 12

104. Baccaurea motleyana Mull. Arg. Rambai Euphorbiaceae sakit mata Kulit batang 12

105. Baccaurea racemosa (Reinw. ex Blume) Mull. Arg.

Menteng Euphorbiaceae batuk Daun 12

106. Bambusa vulgaris Schrad. ex Wendl. Bambu kuning Poaceae hepatitis Rebung bambu 2

107. Barleria candida Ness Daun landep Acanthaceae sakit gigi Daun & akar 15

108. Barleria cristata L. Landep Acanthaceae peluruh dahak Daun & akar 15

109. Barleria lupulina Lindl. Landik Acanthaceae digigit serangga Daun 15

110. Barringtonia acutangula (L.) Gaertn. Putat Lecythidaceae borok, gatal-gatal Kulit batang 6

111. Barringtonia asiatica (L.) Kurz Keben Lecythidaceae sakit perut, rematik Daun 6

112. Barringtonia macrocarpa Hassk. Songgom Lecythidaceae gatal-gatal, borok Buah, batang 1 000

113. Barringtonia racemosa (L.) Spreng. Songgom penggung Lecythidaceae rematik 6, muntah darah Kulit batang 22

Page 106: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

114. Bauhinia acuminata L. 0000000000 Kupu-kupu Fabaceae batuk, sakit kepala, darah tinggi Akar, bunga 6

115. Bauhinia fulva Blume ex Korth. Kupu-kupu Fabaceae diare, batuk Akar 6

116. Bauhinia purpurea L. 0000000000 Kupu-kupu Fabaceae kembung, cacingan, penawar racun, diare Kulit batang 6

117. Bauhinia scandens L. Kupu-kupu Fabaceae batuk Daun 11

118. Bauhinia tomentosa L. 00000000000000

Kupu-kupu Fabaceae bisul, peluruh batu ginjal, aprodisiak Daun, buah, biji

6

119. Bauhinia variegata L. Tali kancu Fabaceae penyakit kulit & bisul Kulit batang 6

120. Begonia glabra Aubl. Begonia Begoniaceae luka, gatal-gatal Rimpang 5

121. Begonia popenoei Standl. Cembilung Begoniaceae bibir pecah-pecah Daun 16

122. Belamcanda chinensis (L.) DC. Brojo lintang Iridacee asma, batuk, bau nafas Akar 7

123. Bischofia javanica Blume Gintungan Euphorbiaceae diare, borok Kulit batang 1

124. Bixa orellana L. Kasumba keling Bixaceae disentri Daun 16

125. Blechnum orientale L. Paku Blechnaceae demam Daun tua 12

126. Blumea balsamifera (L.) DC. 0000 Sembung Asteraceae masuk angin, lemah badan Daun 15

127. Boehmeria nivea (L.) Gaud. Rami Urticaceae sakit kepala Daun 3

128. Borassus flabellifer L. Lontar Arecaceae TBC, disentri Nira 11

129. Bouea macrophylla Griff. 00000000 Gandaria Anacardiaceae darah kotor, penambah nafsu makan Buah 11

130. Bougainvillea glabra Choisy 00000 Bugenfil Nyctaginaceae keputihan, haid tak teratur Daun 4

131. Breynia racemosa Mull. Arg. Gembiran Euphorbiaceae cuci kulit gatal Daun 6

132. Bridelia ovata Decne. Langlang belut Euphorbiaceae pencahar Daun 5

133. Bridelia stipularis (L.) Blume Kanyere badak Euphorbiaceae diare Daun 12

Page 107: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

134. Brucea javanica (L.) Merr. 000000 Buah makasar Simaroubaceae disentri, mencret, malaria Akar 15

135. Brugmansia candida Pers. 0000000 Kecubung gunung Solanaceae asma, penahan rasa sakit Daun 15

136. Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lam. Buah lindur Rhizophoraceae diare Daun 137. Brunfelsia americana L. 000000000 Solanaceae bisul, borok, sakit kepala, kejang perut Daun 15

138. Brunfelsia uniflora (Pohl.) D. Don Melati kosta Solanaceae sakit persendian, bengkak Daun 5

139. Buchanania arborescens (Blume) Blume

Popohan Anacardiaceae luka

1 Daun

140. Butea monosperma (Lam.) Taub. Palasa Fabaceae batuk, digigit serangga, kurap Daun 5

141. Butea superba Roxb.000000000000 Palasa Fabaceae digigit ular / serangga, sakit gigi Kulit batang 6

142. Caesalpinia bonduc (L.) Roxb. 0000 Kemrunggi Fabaceae kembung dan saluran kencing terganggu Daun 6

143. Caesalpinia coriaria (Jacq.) Willd. Dewi Fabaceae demam, luka kronis Akar 6

144. Caesalpinia crista L. 00000000000 Akar kaliki Fabaceae disentri, perangsang muntah Biji 6

145. Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw. Kembang merak Fabaceae pencahar, peluruh haid Daun & bunga 6

146. Caesalpinia sappan L. Secang Fabaceae TBC4 , sariawan 15, tonikum Kulit batang 22

147. Calamus caesius Blume Rotan Arecaceae keracunan makanan Umbut 12

148. Calamus ornatus Blume ex Schult.f. Rotan Arecaceae sakit perut Umbut 12

149. Calamus scipionum Lour. Rotan Arecaceae penyakit kulit Batang muda 12

150. Callicarpa candicans (Burm. f.) Hochr.

Meniran kebo Verbenaceae luka, mencegah bengkak Daun 6

151. Callicarpa pedunculata R. Br. Memeniran Verbenaceae bisul Akar 6

152. Calophyllum inophyllum L. 0000 nyamplung Clusiaceae kanker, keputihan, susah BAB Buah 4

153. Calophyllum soulattri Burm.f. 0000 Sulatri Clusiaceae rematik, luka, masalah kulit Akar & biji 6

Page 108: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

154. Calotropis gigantea (Willd.) Dryand ex W.T. Aiton

Biduri Asclepiadaceae digigit ular, kutu babi

1 Getah

155. Camellia sinensis (L.) O. Kuntze Teh Theaceae mencret, pusing Daun i

156. Campnosperma auriculata Hook f. Tarantang Anacardiaceae luka Kulit batang 12

157. Cananga odorata (Lam.) Hook. f. & Thomson

Kenanga Annonaceae demam

4 Bunga

158. Canarium littorale (Blume) Miq. Martundung Burseraceae gatal-gatal I, kudis Getah 18

159. Canarium vulgare Leenh. 000000000 Kenari Burseraceae mencret, malaria, beri-beri Kulit batang, biji

11

160. Canna indica L. Bunga tasbih Cannaceae kencing batu Daun 15

161. Capparis micracantha DC. 0000000 Kayu tujuh Capparidaceae sakit perut, penguat setelah melahirkan Akar 6

162. Capsicum frutescens L. 0000000000000

Cabe rawit Solanaceae sakit perut, rematik, lumpuh Daun , buah, akar

4

163. Cardiospermum helicacabum L. 00 Pare gunung Sapindaceae pencahar, pelancar kencing Akar 15, 22

164. Carica papaya L. 00000000000000000

Papaya Caricaceae luka bakar, cacing kremi, diare Getah , akar, daun

4

165. Carissa carandas L. Karandan Apocynaceae nyeri lambung Akar 15

166. Carmona retusa (Vahl) Masam. 00 Kinangan Boraginaceae diare, disentri, sakit perut, batuk Daun 6

167. Caryota mitis Lour. Palem saray raja Arecaceae sariawan umbut 12

168. Cassia fistula L. Asam trengguli Fabaceae patah tulang, luka Kulit batang 6

169. Cassia javanica L. 00000000000000 Trengguli Fabaceae susah BAB, darah tinggi, syaraf lemah Buah 4

170. Casuarina equisetifolia J.R.Forster & G.Forster

Cemara Casuarinaceae haid tak teratur, kejang perut, disentri Daun 5

171. Catharanthus roseus (L.) G. Don Tapak dara Apocynaceae diabetes mellitus Daun 15

Page 109: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

172. Cayratia trifolia (L.) Domin 00000 Kibarela Leeaceae gatal kepala dan ketombe Daun 6

173. Ceiba pentandra (L.) Gaertn. 0000 Randu Bombacaceae asma, batuk, radang amandel, disentri Daun 4

174. Celastrus paniculatus Willd. Sila Celastraceae disentri 6 Daun 175. Celtis philippensis Blanco 0000000 Ulmaceae radang paru-paru, impotensi 6, sakit perut Akar 22

176. Cerbera manghas L. 0000000000 Bintaro Apocynaceae pencahar dan perangsang muntah Daun & buah 6

177. Cestrum nocturnum L. 0000000000 Kembang sedap malam Solanaceae sakit gigi, demam, keputihan Daun & bunga 5

178. Chydenanthus excelsus (Blume) Miers 0

Besole Lecythidaceae anti diare dan perangsang muntah Biji 6

179. Cibotium barometz (L.) J. Smith Paku simpai Cyatheaceae pendarahan Sisik rimpang 16

180. Cinnamomum burmanni Nees ex Blume

Kayu manis Lauraceae nyeri lambung, sakit perut, diare, rematik Kulit batang, daun

2

181. Cinnamomum cassia (L.) Nees ex Blume

Kayu manis cina Lauraceae asma, mual, batuk

5 Kulit batang

182. Cinnamomum grandifolium Cammerl.

Kayu manis Lauraceae sakit perut Akar 12

183. Cinnamomum iners Reinw. ex Blume Kayu manis hutan Lauraceae rematik, mulas Kulit kayu 1

184. Cinnamomum javanicum Blume Kayu kelasa Lauraceae penyakit usus Daun 8

185. Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm.

Selasihan Lauraceae darah tinggi

1 Daun

186. Cinnamomum rhynchophyllum Miq. Lauraceae sakit perut Daun 12

187. Cinnamomum verum J. Presl Kayu manis Lauraceae anti bakteri & jamur Kulit batang 13

188. Cissus discolor Blume Sambang Vitaceae gugurkan kandungan Daun 6

189. Cissus hastata (Miq.) Planch. 00000 Akar asam riang Vitaceae peluruh dahak dan muntah Daun, batang & buah

6

Page 110: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

190. Cissus repens Lam. 000000000000 Mata ketam Vitaceae digigit ular/kalajengking Getah 12

191. Citrus aurantifolia (Christm. & Panz.) Swingle

Jeruk nipis Rutaceae batuk , difteri, jerawat, flu, pelangsing Buah 4

192. Citrus aurantium L. Jeruk nipis Rutaceae malaria Buah 1

193. Citrus hystrix DC. Jeruk purut Rutaceae flu, lelah badan Buah, daun 2

194. Citrus maxima (Burm.) Merr. Jeruk bali Rutaceae sakit jantung Buah 15

195. Citrus medica L. Jeruk bayi Rutaceae pegal linu, rematik Daun 1

196. Clausena excavata (Burm. f.) Hook. & Thomson

Kibaseta Rutaceae sakit kuning

1 Daun

197. Clausena harmandiana Pierre ex Guillaumin

Kasai Rutaceae muntah, mencret

1 Buah

198. Clausena indica Oliver 000000000 Kibaseta Rutaceae sinusitis, demam, mencret Daun 15

199. Clausena lansium (Lour.) Skeels Wampi Rutaceae batuk, asma, hepatitis Daun 6

200. Clerodendrum buchanani (Roxb.) Walp.

Kembang bugang Verbenaceae wasir, susah tidur

Akar /bunga

201. Clerodendrum calamitosum L. 00000 Kembang bugang Verbenaceae disentri, wasir, kencing batu, pendarahan Semua bagian 15

202. Clerodendrum capitatum Schum. & Thouars

Kapitatum Verbenaceae sakit kepala

5 Daun

203. Clerodendrum fragrans Willd. Sewanua Verbenaceae anti sengat Akar 1

204. Clerodendrum indicum (L.) O.K. 0 Rangga dipa Verbenaceae rsakit saluran kencing, sesak nafas Daun 2

205. Clerodendrum japonicum (Thunb.) Sweet

Bunga pagoda Verbenaceae kencing darah, rematik, radang usus, haid Bunga, biji 15

206. Clerodendrum paniculatum L. 0000 Bunga pagoda Verbenaceae anemia, keputihan, wasir Bunga i

207. Clerodendrum serratum (L.) Moon Senggugu Verbenaceae bersih darah dan penawar racun Akar 15

Page 111: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

208. Clerodendrum thomsonae Balf. f. Nona makan sirih Verbenaceae radang telinga Daun 4

209. Clerodendrum wallichii Merr. Kembang bugang Verbenaceae demam nifas Akar 15

210. Clidemia hirta (L.) D. Don Kadudu batu Melastomataceae batuk 1, bisul Akar , buah 18

211. Clinacanthus nutans (Burm. f.) Lindau 0

Dandang gendis Acanthaceae kencing manis, gangguan ginjal Daun 15

212. Clitoria ternatea L. Kembang telang Fabaceae radang mata merah Bunga 4

213. Cnestis palala (Lour.) Merr. 000000 Andur balimbing Connaraceae sakit perut, saluran kencing, malaria Akar 6

214. Cocculus laurifolius DC. 00000000 Ki pacar Menispermaceae darah tinggi, rematik, sakit kepala,sakit perut Akar & batang 6

215. Cocculus trilobus (Thunb.) DC. 00 Ki pacar Menispermaceae peluruh kencing, epilepsi Batang , akar 6

216. Cocos nucifera L. 000000000 Kelapa Arecaceae keracunan obat, jamur, dan jengkol, cacingan Air buah 4

217. Codiaeum variegatum Blume Puring Euphorbiaceae cacingan Akar 15

218. Coffea arabica L. 000000000000 Kopi Rubiaceae sakit kepala, peluruh lendir, penawar racun Buah 5

219. Coix lacryma-jobi L. Jail Poaceae kencing batu Akar 15

220. Cola acuminata (P. Beauv.) Schott & Endl.

Kola Sterculiaceae Aprodisiak dan sakit kepala Biji

221. Coleus atropurpureus Benth. Jawer kotok Lamiaceae wasir, diabetes, diare Daun 15

222. Colocasia esculenta (L.) Schott Talas Araceae luka Batang 1

223. Combretum nigrescens King Combretaceae luka Daun 12

224. Combretum quadrangulare Kurz 0 Songka Combretaceae gangguan pencernaan Biji 6

225. Combretum sundaicum Miq. Akar gambir Combretaceae sakit kepala Daun 6

226. Combretum trifoliatum Vent. Sonsong Combretaceae disentri, tonikum Biji 6

Page 112: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

227. Connarus grandis Jack Akar mambu Connaraceae asma dan sakit dada Kulit batang 6

228. Connarus monocarpus L. Ki carang Connaraceae sakit perut,gatal, sipilis Kulit, akar 6

229. Connarus semidecandrus Jack 00 Akar kalat Connaraceae pencahar, peluruh cacing, demam Daun 6

230. Coptosapelta tomentosa (Blume) Valeton ex K. Heyne

Kertupai Rubiaceae cacingan, bisul, demam Akar 6

231. Cordyline fruticosa (L.) A. Chev. 0000

Anjuang Asteliaceae BAB berdarah, TBC, batuk darah, disentri Daun, akar, bunga

4

232. Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr.

Akar kuning Menispermaceae luka 12, penyakit kuning

18 Akar

233. Cosmos caudatus H.B. & K. Kenikir Asteraceae kurang nafsu makan Daun 2

234. Costus malortieanus H.A. Wendl. Pacing bludru Costaceae bengkak, gatal, eksim, demam Rimpang 5

235. Costus megalobractea K. Schum. 0 Pacing besar Costaceae bengkak, gatal, eksim, demam Rimpang 5

236. Costus mexicanus Liebm. ex Peters. Pacing meksiko Costaceae peluruh air seni, digigit ular berbisa, eksim Rimpang 5

237. Costus speciosus (J.Konig) Sm. var. vulgaris

Pacing Costaceae digigit ular, gatal-gatal, pertumbuhan rambut Batang & daun

2

238. Costus spiralis (Jacq.) Roscoe Pacing spiral Costaceae bengkak, gatal, eksim, demam Rimpang 5

239. Cratoxylum cochinchinense (Lour.) Blume

Mampat Hypericaceae infeksi kulit 12 , luka

18 Daun

240. Cratoxylum formosum (Jack) Dyer Pohon marong Hypericaceae diare Daun 12

241. Crescentia alata H.B. & K. 000000 Tanjung Bignoniaceae pengelat, anti pendarahan, disentri Daun 6

242. Crescentia cujete L. Pohon kalabas Bignoniaceae eksim, gondokan Buah 1

243. Crinum asiaticum L. 0 Bakung Amaryllidaceae peluruh keringat, peluruh muntah Akar 2

244. Croton argyratus Blume Parengpeng Euphorbiaceae kencing batu Daun 1

Page 113: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

245. Croton caudatus Geisel. Akar mendarong Euphorbiaceae sakit perut Kulit batang 6

246. Croton eluteria Benn. Kaskar Euphorbiaceae pencahar Biji 6

247. Croton tiglium L. Kemalakian Euphorbiaceae pencahar Biji 6

248. Cryptocarya densiflora Blume Pohon wuhar Lauraceae masuk angin Batang 1

249. Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm.

Mesoyi Lauraceae cacingan Kulit kayu 1

250. Curculigo capitulata (Lour.) Kuntze Buah congkok Amaryllidaceae disentri Daun 15

251. Curculigo latifolia Dryand. 00 Congkok Amaryllidaceae penambah nafsu makan,batuk Buah , akar 1

252. Curcuma aeruginosa Roxb. Temu hitam Zingiberaceae kudis, rematik Rimpang 15

253. Curcuma heyneana Valeton & Zijp Temu giring Zingiberaceae pembersih darah, penyakit kulit Rimpang 15

254. Curcuma longa L. 000 Kunyit Zingiberaceae rematik, eksim, kudis, disentri, hepatitis Rimpang 15

255. Curcuma mangga Valeton & Zijp Temu mangga Zingiberaceae nyeri perut Rimpang 15

256. Curcuma soloensis Valeton Temu bayi Zingiberaceae gatal, batuk, demam Rimpang 6

257. Curcuma xanthorrhiza Roxb. 0 Temulawak Zingiberaceae malaria, diare, radang lambung, anemia Rimpang 15

258. Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe Temu putih Zingiberaceae nyeri haid, tumor rahim,pelega perut Rimpang 2

259. Cycas revoluta Thunb. ex Murray Penawar jambe Cycadaceae luka, memar, darah tinggi Akar , biji 5

260. Cycas rumphii Miq. Pakis haji Cycadaceae penyakit kulit Buah 12

261. Cyclea barbata Miers 000 Cincau rambat Menispermaceae disentri, darah tinggi, demam Daun 4

262. Cymbopogon nardus (L.) Ridl. 0 Sereh Poaceae nyeri lambung, batuk, pegal-pegal Seluruh bagian 4

263. Cymbopogon winterianus Jowitt 0 Rumput keminjalan Poaceae peluruh air seni, keringat, dahak Akar 15

264. Cynometra cauliflora L. Nam-nam Fabaceae diare, penyegar badan Daun, buah 5

Page 114: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

265. Cyperus malaccensis Lam. Darengdeng Cyperaceae peluruh air seni Batang 6

266. Cyperus rotundus L. 0000 Teki Cyperaceae peluruh haid dan sehabis melahirkan Umbi 6

267. Cyrtanthera carnea (Lindl.) Bremek. Acanthaceae perut mulas, bisul Daun 5

268. Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.

Cemara pandak Podocarpaceae sariawan Daun i 00000

269. Daemonorops sabut Becc. Rotan gelang Arecaceae keracunan makanan Umbut 12

270. Dalbergia ferruginea Roxb. Kayu laka Fabaceae peluruh haid Kayu 6

271. Dasymaschalon blumei Finet & Gagnep

Kenanga hutan Annonaceae disentri, vertigo, demam Akar 6

272. Decaspermum fruticosum J.R. Forst. & G. Forst.

Kayu demang Myrtaceae disentri 1 Daun 000 00

273. Delonix regia (Bojer ex Hook.) Rafin Flamboyan Fabaceae penyakit kulit Daun 274. Dendrocnide stimulans (L. f.) Chew Pulus Urticaceae antihelmintik, mata kuning Daun & akar 6

275. Dendrolobium umbellatum (L.) Benth.

Blanakan Fabaceae tonikum, malaria Daun 6

276. Derris elegans Benth. Akar tuba Fabaceae digigit ular Daun 6

277. Derris elliptica (Roxb.) Benth. Tuba Fabaceae peluruh haid Akar 6

278. Derris scandens (Roxb.) Benth. Bendan Fabaceae peluruh haid, dahak, dan air seni Batang 6

279. Desmos chinensis Lour. 0 Kenanga hutan Annonaceae disentri, vertigo, demam , malaria Akar 6

280. Dianella ensifolia (L.) DC. 000000 Tegari Phormiaceae bisul, borok, gatal, herpes, luka, rematik Akar & daun 15

281. Dictyoneura acuminata Blume Asam-asam Sapindaceae malaria Daun 3

282. Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott Sri rejeki Araceae sakit tenggorokan, sakit mulut Daun 5

283. Dillenia excelsa (Jack) Gilg. Ki segel Dilleniaceae diare Akar 12

Page 115: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

284. Dillenia indica L. Simpur Dilleniaceae diare Daun 11

285. Dillenia philippinensis Rolfe 0 Sempur Dilleniaceae sariawan, penyegar badan Buah 5

286. Dillenia suffruticosa (Griff.) Martelli Sempur air Dilleniaceae gatal-gatal , luka Kulit batang 12

287. Dinochloa scandens (Blume ex Nees) Kuntze

Bambu cangkore Poaceae perjelas penglihatan Air batang 16 0

288. Dioscorea alata L. Ubi kelapa Dioscoreaceae digigit kalajengking Akar 3

289. Dioscorea bulbifera L. Gembolo Dioscoreaceae bengkak Umbi 5

290. Dioscorea hispida Dennst. Gadung Dioscoreaceae digigit ular Getah 1

291. Dioscorea pentaphylla L. Katak dewot Dioscoreaceae bisul Umbi 5

292. Diospyros buxifolia (Blume) Hiern Kayu hitam Ebenaceae asma Akar 12

293. Diplazium esculentum (Retz.) Sm Paku tanjung Woodsiaceae batuk, bau badan Daun 5

294. Dipteracanthus repens (L.) Hassk. Sekatan Acanthaceae luka, borok, sakit gigi Daun 6

295. Dipterocarpus gracilis Blume Pelalar Dipterocarpaceae aprodisiak Kulit batang i

296. Dipterocarpus retusus Blume Keruing gunung Dipterocarpaceae luka Resin i

297. Dischidia major (Vahl.) Merr. Akar bani Asclepiadaceae batuk Akar 6

298. Dischidia benghalensis Colebr. Asclepiadaceae tonikum Akar 6

299. Dolichandrone spathacea (L. f.) K. Schum.

Kayu jaran Bignoniaceae sariawan Daun 1 000000

300. Donax canaeformis (G. Forst.) K. Schum.

Bamban Marantaceae alergi 16 Batang 000

301. Dracaena fragrans Ker-Gawl. Hanjuang Dracaenaceae gatal-gatal Daun 8

302. Dryobalanops aromatica Gaertn. f. Kayu kamper Dipterocarpaceae rematik Daun 1

Page 116: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

303. Dryobalanops lanceolata Burck Kayu kamper Dipterocarpaceae menghentikan perdarahan luka Getah batang 12

304. Durio zibethinus Murray Durian Bombacaceae malaria, demam, sakit gigi Daun, batang 1

305. Elaeocarpus angustifolius Blume Jenetri Elaeocarpaceae sakit perut, nyeri dada 6 Daun 306. Elaeocarpus grandiflorus Sm.

000 Anyang-anyang Elaeocarpaceae pelancar air seni, bisul, diare Buah , daun,

getah 2

307. Elaeocarpus sphaericus (Gaertn.) K. Schum.

Ganitri Elaeocarpaceae luka tergores, gatal-gatal, sariawan Daun 3

308. Elatostema repens (Lour.) Hall. f. Sisik naga bukit Urticaceae rematik, bengkak, terkilir Seluruh bagian 6

309. Eleiodoxa conferta (Becc.) Burnet Kelubi Arecaceae malaria Umbut 12

310. Elephantopus scaber L. 0000 Tapak liman Asteraceae radang amandel,diare, radang ginjal, rahim Seluruh bagian 2

311. Eleutherine palmifolia (L.) Merr. 0 Bawang sabrang Iridaceae demam, nifas, sembelit, radang usus Daun, umbi 15

312. Embelia philippinensis A.DC. Kacembang Myrsinaceae sakit mata Batang 12

313. Endospermum moluccanum (Teijsm. & Binn.) Becc.

Kayu raja Euphorbiaceae anti tumor Bunga 1 000000

314. Entada phaseoloides (L.) Merr. Bendoh Fabaceae pegel linu 16, bersihkan ketombe Biji 21

315. Entada rheedii Spreng. 00 Bendoh Fabaceae cuci kepala pengganti sabun, demam Kulit batang, biji

6

316. Epipremnum pinnatum (L.) Engl. Lolo munding Araceae rematik, kanker, tonikum 6, luka Daun 17

317. Eranthemum elegans R. Br. ex Roem. & Schult.

Kimelati gunung Acanthaceae darah tinggi, malaria, pelancar kencing Daun 5

318. Eranthemum pulchellum Andr. Lara wudun Acanthaceae bisul, radang mata Daun 5

319. Eriobotrya japonica (Thunb.) Lindl. Lokwat Rosaceae batuk, asma, mencret Bunga 5

320. Erycibe malaccensis Clarke Kakuwasa Convolvulaceae sakit kepala Daun 6

321. Erycibe rheedii Blume Penawar ganggang Convolvulaceae sakit perut Akar 6

Page 117: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

322. Eryngium foetidum L. 00 Walangeri Apiaceae perangsang nafsu makan Daun & akar 15

323. Erythrina crista-galli L. 000 Cangkringan Fabaceae beri-beri, memar, gatal-gatal Daun 5

324. Erythrina fusca Lour. 00 Cangkring Fabaceae beri-beri, kencing nanah Daun 5

325. Erythrina variegata L. Dadap ayam Fabaceae rematik Daun 1

326. Erythropalum scandens Blume Olacaceae digigit binatang berbisa, keracunan jamur Akar 12

327. Eucalyptus alba Reinw. ex Blume Kayu putih Myrtaceae panas badan 1 Daun

328. Eugenia uniflora L. Dewandaru Myrtaceae sariawan, gusi berdarah, bibir pecah-pecah Buah 5

329. Euodia hortensis J.r. & G.Forst. 0 Zodiac Rutaceae sakit perut, gangguan haid, demam, malaria Daun 6

330. Euonymus javanicus Blume Awa kudang Celastraceae luka Daun 8

331. Eupatorium triplinerve Vahl 0 Prasman Asteraceae diare, sariawan, sakit kepala, flu Daun 15

332. Euphorbia antiquorum L. 00 Sudu-sudu Euphorbiaceae bengkak dan infeksi kulit Getah 6

333. Euphorbia barnhartii Croizat Sudu-sudu Euphorbiaceae sakit telinga Getah 6

334. Euphorbia neriifolia L. Sesudu Euphorbiaceae sakit telinga Getah daun 6

335. Euphorbia plumerioides Teijsm. ex Hassk.

Sudu-sudu Euphorbiaceae pencahar Kulit batang 15 00000

336. Euphorbia pulcherrima (Grahmen) Willd. ex Klotzsch

Pohon merah Euphorbiaceae disentri, TBC

15 Daun

337. Euphorbia tirucalli L. Kayu urip Euphorbiaceae patah tulang Kulit 15

338. Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.

Ulin Lauraceae kena racun kalajengking Kayu 12

339. Excoecaria cochinchinensis Lour. Sambaing darah Euphorbiaceae pendarahan haid Daun 15

340. Fagraea racemosa Jack ex Wall. Tembesu Loganiaceae beri-beri Daun 1

Page 118: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT BAGIAN

DIGUNAKAN 341. Fibraurea chloroleuca Miers Akar kuning Moraceae sakit kuning 1 Akar 342. Ficus adenosperma Miq. Fangkis Moraceae malaria Akar 6

343. Ficus ampelas Burm. f. Hampelas Moraceae diare Getah 6

344. Ficus annulata Blume Bulu Moraceae demam, lepra Daun, akar 5

345. Ficus benjamina L. beringin Moraceae demam, batuk rejan Akar, daun 5

346. Ficus callosa Willd. Karet kebo Moraceae rematik, mag, bisul Akar 2

347. Ficus dammaropsis Diels. Pohon kapiak Moraceae batuk Getah 6

348. Ficus deltoidea Jack Tabat barito Moraceae aprodisiak wanita Daun 6

349. Ficus elastica Nois. ex Blume Karet kebo Moraceae bisul Getah 5

350. Ficus fistulosa Reinw. ex Blume Beunying Moraceae sariawan Akar 1

351. Ficus microcarpa L. f. Bregat Moraceae luka, sakit gigi Akar & getah 6

352. Ficus racemosa L. var. Gondang Moraceae tenaga ibu melahirkan Daun 12

353. Ficus religiosa L. Bodhi Moraceae kesuburan wanita Akar udara 6

354. Ficus ribes Reinw. ex Blume 00000

Walen Moraceae perlancar ASI, diare, malaria, mencret Getah, kulit batang

5

355. Ficus sagittata Vahl Darandan Moraceae penenang syaraf Daun 6

356. Ficus septica Burm. f. 0000000

Awar-awar Moraceae pencahar dan perangsang muntah Getah, daun & buah

6

357. Flacourtia inermis Roxb. Lobi-lobi Flacourtiaceae bisul, malaria Buah, daun 5

358. Flacourtia rukam Zoll. & Moritzi Rukam Flacourtiaceae tekanan darah tinggi 12, diare Daun , buah 20

359. Flemingia strobilifera (R.Br.) Ait. Apa-apa kebo Fabaceae pelangsing badan Seluruh bagian 3

360. Galearia filiformis (Blume) Pax Ki tako Euphorbiaceae perlancar kelahiran, anti bisa, bisul Daun 1

Page 119: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

361. Garcinia celebica L. (cf.) Manggis hutan Clusiaceae sakit perut Daun 1

362. Garcinia dulcis Kurz 00 Mundu Clusiaceae perawatan setelah melahirkan Daun 1

363. Garcinia lateriflora Blume Manggis Clusiaceae radang amandel Getah 1

364. Garcinia latissima Miq. Dolo magota Clusiaceae luka Getah kayu i

365. Garcinia mangostana L. 0000 Manggis Clusiaceae maag, perawatan setelah melahirkan Kulit kayu 1

366. Gardenia augusta (L.) Merr. Kaca piring Rubiaceae sariawan Daun 2

367. Garuga floribunda Decne 00000 Kayu kambing Burseraceae setelah melahirkan, luka dalam Kayu 1

368. Geunsia pentandra (Roxb.) Merr. Ambong Verbenaceae mencret Daun 1

369. Gigantochloa apus (Blume ex Schult. f.) Kurz

Bambu apus Poaceae pencegah mual,hentikan perdarahan & kejang Batang 5

370. Gigantochloa verticillata (Willd.) Munro

Bambu jawa Poaceae pencegah mual,hentikan perdarahan & kejang Batang 5

371. Gleditsia fera (Lour.) Merr. Fabaceae pencahar Daun 6

372. Gliricidia maculata H.B. & K. Glirisidia Fabaceae sakit mata Air batang 3

373. Globba pendula Roxb. Pedas kancil Zingiberaceae sakit perut Rimpang 1

374. Globba variabilis Ridl. 00 Puar halia Zingiberaceae perawatan setelah melahirkan Seluruh bagian 6

375. Glochidion rubrum Blume Dempul lelet Euphorbiaceae peluruh dahak Daun 6

376. Gloriosa superba L. Kembang sungsang Liliaceae eksim, kurap, kudis Rimpang 15

377. Glycosmis cochinchinensis Pierre Jeruk gongseng Rutaceae sakit empedu, mulas Daun 5

378. Glycosmis pentaphylla (Retz.) Correa Jerukan Rutaceae gatal-gatal Daun 3

379. Gmelina asiatica L. 0 Bulangan Verbenaceae penyakit kelamin, pembersih darah Akar 6

Page 120: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

380. Gmelina elliptica (Gaertn.) Moldenke Wareng Verbenaceae tetes telinga Getah daun 6

381. Gomphostemma crinita Wall. Cempaka hutan Lamiacea perawatan setelah kelahiran Akar 6

382. Gomphostemma javanicum (Blume) Benth.

Galipung bulu Lamiacea luka, luka dalam

6 Daun

383. Grammatophyllum speciosum Blume Anggrek Orchidaceae digigit ular atau kalajengking Batang 6

384. Graptophyllum pictum (L.) Griff. Daun wungu Acanthaceae wasir Daun 15

385. Guazuma ulmifolia Lam. Jati belanda Sterculiaceae diare, pelangsing Biji, daun 2

386. Gynochthodes coriacea Blume Akar lempedu Rubiaceae sakit kepala Seluruh bagian 6

387. Gynura procumbens (Lour.) Merr. Sambung nyawa Asteraceae darah tinggi, tumor, liver, diabetes, maag Daun 2

388. Harrisonia brownii A.Juss. Kayu bilis Simaroubaceae malaria Daun 6

389. Harrisonia perforata (Blanco) Merr. Sesepang Simaroubaceae diare, kolera, disentri Kulit akar 390. Haemanthus multiflorus Martyn Bunga desember Amaryllidaceae luka bakar Umbi 5

391. Hedychium coronarium J. Konig Gondasuli Zingiberaceae radang amandel, gangguan haid Bunga 15

392. Hedychium cylindricum Ridl. Tepus Zingiberaceae demam Rimpang 12

393. Hedychium longicommutatum Baker Tepus lada Zingiberaceae sipilis Akar 6

394. Helicia robusta (Roxb.) R. Br. ex Wall.

Hidung anjing Proteaceae perawatan setelah melahirkan Daun 8

395. Heliconia collinsiana Griggs Pisang hias Heliconiaceae mulas perut, sakit pinggang Seluruh bagian 5

396. Helicteres isora L. Kayu ules Sterculiaceae sakit perut/diare Daun 4

397. Helminthostachys zeylanica (L.) Hook.

Jajalakan Ophioglossaceae kencing batu Umbi 1

398. Hemigraphis alternata (Burm. f.) T. Anderson

Sambang getih Acanthaceae disentri, wasir

15 Daun

Page 121: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

399. Heritiera littoralis Dryand. ex W.T. Aiton

Dungen Sterculiaceae mencret

11 Biji

400. Hernandia peltata Meissn. Kemirau Hernandiaceae penawar racun, muntah darah Akar, batang 5

401. Hevea brasiliensis (Willd. ex A. Juss.) Mull. Arg.

Karet Euphorbiaceae luka bakar

12 Daun

402. Heynea trijuga Sims. Mamak Meliaceae kolera Daun 6

403. Hibiscus mutabilis L. 0000 Waru landak Malvaceae muntah darah, darah haid banyak, bisul Bunga 2

404. Hibiscus rosa-sinensis L. 000 Kembang sepatu Malvaceae demam, batuk, sariawan, TBC Akar , daun 15

405. Hibiscus sabdarifa L. Rosella Malvaceae sakit perut Daun 3

406. Hibiscus tiliaceus L. 00 Waru lengis Malvaceae TBC, batuk, amandel, disentri Daun 4

407. Hiptage benghalensis (L.) Kurz Jaranan Malpighiaceae perawatan setelah melahirkan Akar 1

408. Homalomena cordata Schott Keladi Araceae gatal-gatal Getah 3

409. Horsfieldia glabra (Blume) Warb. Mendarahan Myristicaceae bisul Daun 1

410. Horsfieldia spicata (Roxb.) Sinclair Mendarahan Myristicaceae hepatitis Kulit luar 7

411. Hoya diversifolia Blume Kapalan Asclepiadaceae rematik Daun 6

412. Hoya lacunosa Blume 00 Hoya Asclepiadaceae digigit serangga dan bengkak Seluruh bagian 6

413. Hunteria zeylanica (Retz.) Gardn. ex Thwaites

Gitan obat Apocynaceae luka

1 Daun

414. Hydnocarpus anthelminthica Pierre ex Laness.

Pohon sosis Flacourtiaceae penyakit kulit dan lepra Biji 6

415. Hydnocarpus kurzii (King) Warb. Kulau Flacourtiaceae penyakit kulit & lepra Biji 6

416. Hyptis brevipes Poit. Boborongan Lamiaceae disentri Daun 1

417. Ilex cymosa Blume Timah-timah Aquifoliaceae gatal-gatal Daun 12

Page 122: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

418. Indorouchera griffithiana (Planch.) Hall. f.

Akar tanduk Linaceae sakit kepala

6 Daun & bunga

419. Inocarpus fagiferus (Park.) Fosb.

Gayam Fabaceae diabetes

8 Kulit batang & getah

420. Intsia bijuga (Colebr.) Kuntze Kayu besi Fabaceae malaria Kulit kayu 1

421. Ipomoea digitata L. 000 Akar keremak Convolvulaceae aprodisiak, tonikum, demam, bronchitis Akar 6

422. Irisine herbstii Hook. Bayam merah Amaranthaceae sakit kepala Daun 2

423. Irvingia malayana Oliv. ex Benn. Pauh kijang Irvingiaceae anti malaria Kulit batang i

424. Ixora barbata Roxb. 00 Siantan putih Rubiaceae haid tak teratur, luka, darah tinggi Bunga 5

425. Ixora chinensis Lam. Soka Rubiaceae tekanan darah tinggi Bunga 6

426. Ixora coccinea L. Soka merah Rubiaceae disentri, bronchitis Bunga 6

427. Ixora grandifolia Zoll. & Moritzi Sikatan Rubiaceae sakit perut Daun 6

428. Ixora javanica (Blume) DC. Soka jawa Rubiaceae antitumor Seluruh bagian 15

429. Ixora longifolia Sm. Jarong-jarong Rubiaceae sakit gigi Akar 6

430. Jasminum elongatum (Bergius) Willd.

Pancasuda Oleaceae demam, batu ginjal Daun 6

431. Jasminum multiflorum (Burm. f.) Andrews

Melati bintang Oleaceae peluruh haid, perangsang muntah Akar 6

432. Jasminum sambac (L.) W.T. Aiton Melati Oleaceae hentikan ASI, digigit serangga Bunga 4

433. Jatropha curcas L. 000000

Jarak pagar Euphorbiaceae pembersih darah, rematik, gusi berdarah Daun, biji, getah

15

434. Jatropha gossypifolia L. Jarak kosta merah Euphorbiaceae pencahar Biji 15

435. Jatropha multifida L. Jarak cina Euphorbiaceae susah BAB Daun 15

Page 123: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

436. Jatropha podagrica Hook. f. 0 Jarak bali Euphorbiaceae bengkak terpukul, demam, digigit ular Getah 5

437. Justicia gendarussa Burm.f. Gandarusa Acanthaceae sakit kepala, rematik Daun 15

438. Kadsura scandens (Blume) Blume Hunyur buut Schisandraceae demam, batuk Akar & batang 16

439. Kaempferia angustifolia Roscoe Kunci pepet Zingiberaceae mulas perut Rimpang 2

440. Kaempferia galanga L. 0 Kencur Zingiberaceae batuk, muntah-muntah, tetanus Rimpang 2

441. Kalanchoe integra (Medikus) O. Kuntze x kirkii N.E. Br.

Cocor bebek Crassulaceae keracunan makanan Akar 3 0

442. Kalanchoe laciniata (L.) DC. Cocor bebek Crassulaceae sakit kepala, bisul Daun 6

443. Kalanchoe mortagei Raym. -Hamet & H. Perrier

Cocor bebek Crassulaceae demam

3 Daun

444. Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers. Cocor bebek Crassulaceae nyeri lambung, rematik, wasir Daun 15

445. Kibatalia arborea (Blume) G.Don Kayu santen Apocynaceae antelmintik Getah 446. Kigelia africana (Lam.) Benth. Pohon sosis Bignoniaceae sipilis, rematik Buah 6

447. Knema cinerea (Poir.) Warb. Kayu jelema Myristicaceae sakit persendian Kulit batang 12

448. Knema laurina (Blume) Warb. Mendarahan Myristicacea sakit gigi Getah 1

449. Koordersiodendron pinnatum Merr. Rao Anacardiaceae anti pacet Kulit kayu 1

450. Kopsia fruticosa (Ker) A. DC. Kilutung Apocynaceae disentri Buah 15

451. Labisia pumila (Blume) F.Vill. 00 Mata pelanduk Myrsinaceae segarkan badan setelah melahirkan Daun 1

452. Lagerstroemia indica L. Bungur siam Lythraceae batuk berdarah, disentri, hepatitis Akar & daun 5

453. Lagerstroemia loudonii Teijsm. & Binn.

Bungur Lythraceae batuk, muntah darah, hepatitis, disentri Akar 4

454. Lagerstroemia speciosa (L.) Pers. Bungur Lythraceae luka Daun 1

Page 124: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

455. Languas galanga (L.) Stuntz 0 Lengkuas Zingiberaceae disentri, penawar racun, batuk, bronchitis Rimpang 1

456. Lansium domesticum Corr. 0 Dukuh Meliacea maag, rematik, darah tinggi Kulit buah biji 1

457. Lantana camara L. 000 Tembelekan Verbenaceae rematik, melonggarkan nafas, pereda nyeri Akar, daun 4

458. Laportea decumana (Roxb.) Wedd. Daun pulus Urticaceae nyeri badan, sakit perut, sakit kepala, demam Daun 6

459. Lasia spinosa (L.) Thwaites Sambang Araceae batuk gatal Daun 1

460. Lawsonia inermis L. Pacar jawa Lythraceae jari kejang, keputihan Daun 4

461. Leea aculeata Blume ex Spreng. Mali-mali Leeaceae luka Kulit batang 12

462. Leea angulata Korth. ex Miq. Sulangkar Leeaceae luka , cacar air Kulit batang 16

463. Leea indica (Burm. f.) Merr. Girang Leeaceae anti racun ular 1, melemaskan payudara Kulit batang 17

464. Lepionurus sylvestris Blume Pelir kambing Opiliaceae nyeri otot Akar 6

465. Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh. Kayu matahari Sapindaceae sakit lambung Akar 12

466. Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit

Petai cina Fabaceae infeksi jamur kulit Kulit batang 12

467. Limnocharis flava (L.) Buch. Genjer Limnocharitaceae keracunan jengkol Daun 3

468. Limonia acidissima L. Kawista Rutaceae epilepsi Seluruh bagian 14

469. Litchi chinensis Sonn. Leci Sapindaceae mencret, susah BAB Daun 5

470. Litsea garciae Vidal Kangkala Lauraceae beri-beri Daun 12

471. Litsea grandis Hook. Medang Lauraceae sakit perut Kulit kayu 12

472. Litsea noronhae Blume Medang Lauraceae diare Daun 1

473. Litsea odorifera Valeton Brawas Lauraceae sakit pinggang Daun 1

474. Lodoicea maldivica (Gmel.) Pers. Kelapa afrika Arecaceae sakit gula, aprodisiak Buah I

Page 125: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

475. Lunasia amara Blanco 0000

Sanrego Rutaceae bengkak, sakit kulit, sakit perut, tonikum Kulit batang & daun

15

476. Luvunga sarmentosa (Blume) Kurz Ki racun Rutaceae jerawat Akar 1

477. Lygodium circinnatum (Burm. f.) Sw. Paku ata Schizaeaceae korengan Aka r 16

478. Macaranga conifera Mull. Arg. Mesepat Euphorbiaceae malaria Daun & akar 6

479. Macaranga gigantea Müll.Arg. Biruwak Euphorbiaceae sariawan Getah batang 1

480. Macaranga hypoleuca Mull. Arg. Mahang kapur Euphorbiaceae membantu persalinan Akar 1

481. Macaranga pruinosa Müll.Arg. Mahang Euphorbiaceae untuk kesehatan kulit Daun 12

482. Macaranga triloba (Reinw. ex Blume) Müll.Arg.

Mahang abu Euphorbiaceae sakit pinggang, diare Daun, kulit batang

1

483. Maclura cochinchinensis (Lour.) Corner

Kayu tegeran Moraceae malaria

Akar

484. Maesa perlarius (Lour.) Merr. Kayu nasi Myrsinaceae sakit kuning Akar 3

485. Mallotus floribundus (Blume) Mull. Arg.

Tapen Euphorbiaceae demam

1 Bunga

486. Mallotus peltatus (Geisel.) Mull. Arg. Balik angin Euphorbiaceae patah tulang Kulit batang 487. Mallotus philippensis (Lam.) Mull.

Arg. Kapasan Euphorbiaceae cacingan, herpes Buah 6 000

488. Mallotus repandus (Willd.) Mull.

Arg. Akar carek putih Euphorbiaceae batuk, liver Akar 6

489. Mangifera foetida Lour. 0000 Bacang Anacardiaceae diare, perut mulas, cacingan, nafsu makan Buah 5

490. Mangifera indica L. Mangga Anacardiaceae gusi berdarah,cacingan Buah, biji 4

491. Manihot esculenta Crantz Singkong Euphorbiaceae kanker payudara Kulit & umbi 15

492. Manilkara hexandra (Roxb.) Duby Sawo alas Sapotaceae disentri, mencret, panas dalam Buah 5

Page 126: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

493. Manilkara kauki (L.) Duby 0 Sawo kecik Sapotaceae disentri, mencret, panas dalam Buah 5

494. Mapania cuspidata (Miq.) Uittien Selingsingan Cyperaceae gatal kena ulat Daun 12

495. Maranta arundinacea L. Arairut Marantaceae diare, radang usus Umbi 15

496. Marsdenia tinctoria R. Br. Tarum akar Asclepiadaceae penyubur rambut, sakit perut Akar 5

497. Matthaea sancta Blume Poko Monimiaceae sakit kepala Daun 6

498. Medinilla radicans (Blume) Blume Medinela Melastomataceae disentri Daun 6

499. Melaleuca cayuputi Powell Gelam Myrtaceae digigit serangga Daun 8

500. Melanolepis multiglandulosa Reich.f. Daun kapur Euphorbiaceae batuk, berbagai penyakit kulit daun 6

501. Melastoma malabathricum L. 00 Senduduk Melastomataceae sakit gigi, diare, disentri, tonikum Akar, daun 15

502. Melia azedarach L. 000000 Mindi Meliaceae cacingan, nyeri lambung, darah tinggi Buah, daun 15

503. Melicope denhamii (Seemem) T.g. Hartley

Sampang Rutaceae penyakit kulit

6 Daun & kulit batang

504. Melicope glabra (Blume) T.G. Hartley

Sampang Rutaceae maag Daun 3

505. Melicope lunu-ankeda (Gaertn.) T.G.Hartley

Sampang Rutaceae malaria Getah kulit kayu

6

506. Merremia mammosa (Lour.)Hallier f. Bidara upas Convolvulaceae radang usus buntu, amandel bengkak Umbi 15

507. Merremia peltata (L.) Merr. Carayun Convolvulaceae menghentikan perdarahan luka Daun 12

508. Mesua ferrea L. Nagasari Clusiaceae diare Biji 15

509. Metroxylon sagu Rottb. Sagu Arecaceae herpes Getah 12

510. Michelia alba DC. Cempaka putih Magnoliaceae keputihan, demam Bunga 4

511. Michelia champaca L. Cempaka Magnoliaceae sakit gigi Getah 1

Page 127: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

512. Michelia figo (Lour.) Spreng. Cempaka mulya Magnoliaceae malaria Daun 5

513. Micromelum minutum Wight. & Arn. Ki mangkok Rutaceae iritasi kulit Daun 6

514. Millettia sericea (Vent.) Wight & Arn. ex Hassk.

Akar tuba Fabaceae gigi berlubang, sakit mata Daun 6

515. Mimusops elengi L. Tanjung Sapotaceae demam, sesak nafas Daun 5

516. Mirabilis jalapa L. Bunga pukul empat Nyctaginaceae diabetes, aprodisiak, Biji, daun 15

517. Moghania involucrata (Benth.) Kuntze 0

Kacang mas Fabaceae keracunan jengkol, lancarkan ASI Daun 5

518. Moghania macrophylla (Willd.) Kuntze

Apa-apa Fabaceae sakit perut, bisul/borok Saluruh bagian 15

519. Moghania strobilifera Jaume St.Hil. Hahapaan Fabaceae rematik, sakit tulang, epilepsi Seluruh bagian 15

520. Morinda citrifolia L. 00000 Mengkudu Rubiaceae darah tinggi, hepatitis, demam, batuk Buah 15

521. Moringa pterygosperma Gaertn. 00000

Kelor Moringaceae beri-beri, lumpuh, sariawan, sakit kepala Kulit batang/akar

15

522. Morus alba L. 000 Murbei Moraceae kencing manis, darah tinggi, radang sendi Daun, buah 15

523. Murraya exotica L 000000

Kemuning Rutaceae infeksi saluran kencing, keputihan, sakit gigi Daun, ranting & akar

15

524. Murraya koenigii Spreng 00000

Kemuning cina Rutaceae pelangsing tubuh dan penghalus kulit Kulit, batang & akar

5

525. Murraya paniculata (L.) Jack 0000 Kemuning Rutaceae bisul, rematik, memar, infeksi saluran kencing Akar 2

526. Mussaenda frondosa L. Nusa indah Rubiaceae sakit kepala Daun 1

527. Mussaenda pubescens Aiton 000 Nusa indah Rubiaceae flu, radang amandel dan tenggorokan Batang & daun 15

528. Myristica fatua Houtt. 0000 Pala laki Myristicaceae aprodisiak, pelancar peredaran darah Buah 5

529. Myristica iners Blume Penarahan Myristicaceae eksim Getah

Page 128: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

530. Myxopyrum nervosum Blume Ki kupu Oleaceae peluruh cacing, gangguan pencernaan Daun, batang, akar

6

531. Nauclea subdita (Korth.) Steud. Gempol Rubiaceae sakit perut Akar 12

532. Nephelium lappaceum L. Rambutan Sapindaceae demam Kulit, daun 533. Nervilia aragoana Gaud. Anggrek Orchidaceae TBC, batuk, bengkak Seluruh bagian 6

534. Nyctanthes arbor-tristis L. 00000

Srigading Oleaceae TBC, demam nifas, gangguan haid Kulit batang, buah

15

535. Nymphaea lotus L. Tunjung Nymphaeaceae bisul, borok, tbc Bunga 5

536. Nypa fruticans Wurmb Nipah Arecaceae herpes Getah 1

537. Octomeles sumatranus Miq. Benuang Datiscaceae sakit perut Daun 1

538. Oroxylum indicum (L.) Vent. Kayu pedang Bignoniaceae aprodisiak Akar 16

539. Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. Kumis kucing Lamiaceae infeksi ginjal, kencing batu, peluruh air seni Daun 15

540. Oryza sativa L. Padi Poaceae penyubur rambut Biji 3

541. Pachystachys coccinea (Aubl.) Nees Bunga merah Acanthaceae penahan rasa sakit Daun 15

542. Paederia foetida L. 00000 Sembukan Rubiaceae sakit kuning, bronchitis, rematik, perut mulas Seluruh bagian 2

543. Pandanus affinis Kurz 000 Pandan Pandanaceae penguat setelah melahirkan Daun 6

544. Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandan wangi Pandanaceae rematik Daun 15

545. Pandanus conoideus Thou. 00 Buah merah Pandanaceae tumor otak, kanker hati, diabetes, darah tinggi Buah 2

546. Pandanus furcatus Roxb. Pandan kowang Pandanaceae melancarkan ASI Umbut 1

547. Pandanus polycephalus Lam. Pandan kecil Pandanaceae gusi berdarah Daun 5

548. Pandanus tectorius Soland. ex Park. Pandan darat Pandanaceae sakit perut, disentri Tunas daun 1

549. Pangium edule Reinw. 00 Picung Flacourtiaceae luka, bisul, dan penyakit kulit Daun & buah 6

Page 129: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

550. Parameria laevigata (Juss.) Moldenke

Kayu rapet Apocynaceae nyeri rahim Kulit batang 15

551. Paranephelium macrophyllum King Mata kucing Sapindaceae penyakit kulit Biji 7

552. Pararuellia napifera (Zoll.) Bremek Gempur batu Acanthaceae batu ginjal Daun 6

553. Parkia speciosa Hassk. Petai Fabaceae kencing manis,disentri Buah 1

554. Parkia timoriana (DC.) Merr. Kedawung Fabaceae penyakit kulit & bisul Biji 16

555. Passiflora edulis Sims Markisa Passifloraceae sariawan 7 Buah 556. Pavetta axillaris Bremek Soka hutan Rubiaceae TBC, muntah-muntah akar 12

557. Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit. Patah tulang Euphorbiaceae penyakit kulit, penawar racun kalajengking Getah 15

558. Peltophorum pterocarpum (DC.) K.Heyne

Flamboyan kuning Fabaceae luka terpotong

12 Daun

559. Pentaspadon motleyi Hook. f. Kedondong tunjuk Anacardiaceae kudis &penyakit kulit Kulit batang 12

560. Peronema canescens Jack 00 Sungkai Verbenaceae malaria, demam, gatal-gatal Daun 1

561. Persea americana Mill. 00 Alpukat Lauraceae kencing batu, darah tinggi, sakit kepala Daun 4

562. Phaleria capitata Jack Kayu susuan Thymelaeaceae penyakit kulit Biji 11

563. Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Mahkota dewa Thymelaeaceae pelelap tidur Buah & daun 16

564. Phyllanthus acidus (L.) Schult. Cereme Euphorbiaceae peluruh dahak, pencahar Daun, buah 15

565. Phyllanthus emblica L. Malaka Euphorbiaceae diare, demam Buah 6

566. Phyllanthus oxyphyllus Miq. 00 Asin-asin Euphorbiaceae menjaga kesehatan setelah melahirkan Daun 6

567. Phyllanthus reticulatus Poir. Cungcung belut Euphorbiaceae asma, radang tenggorokan Daun 6

568. Picrasma javanica Blume Ki pahit Simaroubaceae malaria Kulit batang 3

Page 130: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

569. Pinanga coronata (Blume ex Martelli) Blume

Bingbin Arecaceae tetes mata Daun 16 0000

570. Pinus merkusii Jungh. & de Vriese Pinus Pinaceae kudis, eksim, gatal-gatal Resin 4

571. Piper aduncum L. Sirihan Piperaceae diare Daun 1

572. Piper betle L. 00000 Sirih Piperaceae pendarahan gusi dan hidung (mimisan) Daun 15

573. Piper concinnum DC. Sirih hutan Piperaceae sesak nafas Daun 8

574. Piper majusculum Blume Sirih hutan Piperaceae luka baru, bengkak Daun 8

575. Piper muricatum Blume Lagan-lagan Piperaceae bisul Daun 1

576. Piper nigrum L. 00 Lada Piperaceae peluruh kentut, sesak nafas Akar dan biji 2

577. Piper porphyrophyllum N.E. Br. Sirih merah Piperaceae sakit perut Daun 8

578. Piper retrofractum Vahl 00 Cabe jawa Piperaceae diare, kembung, sakit gigi, tonikum Daun, buah 15

579. Piper sarmentosum Roxb. ex Hunter Karuk Piperaceae batuk, asma, nyeri gigi 2, TBC Akar 23

580. Pisonia grandis R. Br. 0 Kol banda Nyctaginaceae asma, bengkak, bisul, sakit kuning Daun 2

581. Pisonia longirostris Teijsm. & Binn. Nyctaginaceae luka baru Kulit batang 6

582. Pisonia umbellifera (Forst.) Seem. Angkola Nyctaginaceae rematik Daun 6

583. Pittosporum moluccanum (Lam.) Miq.

Giramong Pittosporaceae sakit perut

3 Kulit batang

584. Planchonia valida (Blume) Blume Putat Lecythidaceae malaria Kulit kayu 16

585. Plantago major L. 0000 Daun urat Plantaginaceae batuk, kencing batu, cacingan, wasir, luka Daun 15

586. Plectocomia elongata Martelli ex Blume

Rotan bubuay Arecaceae bengkak

16 Daun

587. Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E. Br.

Daun suji Agavaceae beri-beri Daun 15

Page 131: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT BAGIAN

DIGUNAKAN 588. Pleomele elliptica (Thunb.) N.E.Br. Hanjuang Agavaceae batuk, asma Daun 589. Pluchea indica (L.) Lees. Beluntas Asteraceae demam, bau badan Daun 15

590. Plumbago scandens L. 0000 Ceraka Plumbaginaceae rematik, memar, keseleo, kanker darah Seluruh bagian 15

591. Plumbago zeylanica L. Daun encok Plumbaginaceae rematik , sakit kepala kedinginan Daun 4

592. Plumeria rubra L. 0000 Kamboja Apocynaceae kencing nanah, kaki bengkak pecah-pecah Kulit batang 4

593. Podocarpus neriifolius D.Don Kiputri Podocarpaceae rematik Kulit kayu i

594. Pogostemon cablin (Blanco) Benth. Nilam Lamiaceae penghangat badan, rematik Daun 595. Poikilospermum suaveolens (Blume)

Merr. Leksa Cecropiaceae asma

1 Batang

596. Polyalthia beccarii King Annonaceae penyakit kulit Daun 6

597. Polyalthia longifolia (Sonn.) Thwaites

Glodogan Annonaceae febrifuge Kulit batang 6

598. Polyalthia suberosa (Roxb.) Thwaites

Annonaceae penggugur kandungan Akar

599. Polyscias fruticosa (L.) Harms Kedondong laut Araliaceae batu ginjal,bau badan Daun & akar 15

600. Polyscias scutellarium (Burm. f.) Fosb.

Mangkokan Araliaceae pelancar kencing

15 Akar

601. Pometia pinnata J.R. Forst. & G. Forst.

Matoa Sapindaceae tonikum

5 Buah

602. Pongamia pinnata (L.) Pierre Bangkongan Fabaceae sakit perut Kulit 1

603. Pouteria firma (Miq.) Baehni Kayu sama-sama Sapotaceae sariawan 7 Kulit batang 604. Premna oblongata Miq. 00 Cincau Verbenaceae batuk ,demam, masuk angin, bronchitis Daun 15

605. Premna serratifolia L. Ki pahang Verbenaceae rematik, sakit kepala, batuk, demam Daun 6

606. Protium javanicum Burm. f. Tenggulun Burseraceae batuk Daun 16, 23

Page 132: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

607. Prunus arborea (Blume) Kalkman Urubara Rosaceae diare, muntah Akar 12

608. Prunus javanica (Teijsm. & Binn.) Miq.

Kayu tampui nasi Rosaceae haid tak teratur, gatal-gatal, bengkak Bunga 5

609. Pseuderanthemum bicolor (Schrank) Radlk. ex Lindau

Pospor Acanthaceae luka, borok

6 Akar & daun

610. Psidium guajava L. 00000 Jambu biji Myrtaceae diabetes, mag, diare Buah, daun 15

611. Psychotria curviflora Wall. Ki kores wungu Rubiaceae malaria, batuk, ibu melahirkan Akar 6

612. Psychotria viridiflora Reinw. ex Blume

Halan Rubiaceae kena gigitan ular dan serangga 6 , luka Daun 18

613. Pterocarpus indicus Willd. Angsana Fabaceae peluruh air seni, diare , sariawan Daun 5

614. Pterospermum javanicum Jungh. Bayur Sterculiaceae luka, berak darah Kulit batang 1

615. Punica granatum L. 0000 Delima Punicaceae cacingan, sariawan, darah tinggi, rematik Buah 15

616. Pycnarrhena cauliflora (Miers) Diels Sengkubak Menispermaceae sakit kepala Daun 1

617. Quassia amara L. 0000000 Kicongcorang Simaroubaceae gangguan usus, hati dan ginjal Kayu 15

618. Quisqualis indica L. Ceguk/wudani Combretaceae cacingan Biji 15

619. Rauvolfia serpentina (L.) Benth. ex Kurz

Pule pandak Apocynaceae darah tinggi, malaria

15 Akar

620. Reissantia indica (Willd.) N. Halle Mangender Celastraceae rematik, merawat setelah melahirkan Daun 6

621. Rhaphidophora korthalsii Schott Ekor naga Araceae kanker & penyakit kulit Daun 622. Rhinacanthus nasutus (L.) Kurz Tarebak Acanthaceae kurap, kudis Akar & daun 15

623. Rhodamnia cinerea Jack Andong Myrtaceae diare Kulit batang 1

624. Rhoeo spathacea (Swartz) W.T. Stearn

Nanas kerang Commelinaceae TBC, disentri Daun & bunga 15

625. Ricinus communis L. var. specious Jarak kaliki Euphorbiaceae borok, hernia, bengkak Biji 4

Page 133: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

626. Rinorea anguifera Kuntze Rambutan pacat Violaceae luka, batuk Daun 1

627. Rinorea lanceolata (Wall.) Kuntze Inai kecil Violaceae demam Akar 6

628. Saccharum officinarum L. Tebu wulung Poaceae jantung berdebar, panas, batuk Batang 15

629. Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. & Vilm.

Salak Arecaceae mencret berdarah

1 Pucuk

630. Salacia macrophylla Blume Mempedal Hippocrateaceae sakit perut Daun 11

631. Sandoricum koetjape (Burm. f.) Merr.

Kecapi Meliaceae tonikum Kulit kayu 16

632. Sansevieria cylindrica Bojer 0 Lidah mertua bulat Agavaceae perangsang tumbuh rambut Batang 15

633. Sansevieria trifasciata Prain 000 Nanas belanda Agavaceae penyubur rambut, digigit ular, batuk Daun, rimpang 5

634. Santalum album L. Cendana Santalaceae patah tulang, demam Kayu 1

635. Sapindus rarak DC. 0000 Lerak Sapindaceae jerawat, encok, kudis, kutu kepala Resin 5

636. Sapindus saponaria L. Buah sabun Sapindaceae peluruh dahak Buah, biji 6

637. Sapindus trifoliatus L. Sapindaceae diare , kolera Buah 14

638. Saraca declinata (Jack) Miq. Bunga sapu tangan Fabaceae diare Kulit batang 12

639. Sauropus androgynus (L.) Merr. Katuk Euphorbiaceae pelancar ASI Daun 15

640. Schefflera elliptica Harms Pulowaras Araliaceae sakit gigi Kayu 6

641. Schima wallichii (DC.) Korth. Puspa Theaceae iritasi kulit Kulit batang 14

642. Schizostachyum blumei Nees Bambu tamiang Poaceae sakit mata Air batang 3

643. Schleichera oleosa (Lour.) Oken Kesambi Sapindaceae diare, lambung bengkak Pucuk daun 1

644. Scindapsus hederaceus (Zoll. & Moritzi) Miq.

Akar ular Araceae aprodisiak, diare,asma Buah 6 0

Page 134: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

645. Scorodocarpus borneensis (Baill.) Becc.

Kulim Olacaceae diabetes

12 Daun & ranting

646. Selaginella daederleinii Hieron 0 Cakar ayam Selaginellaceae kanker paru, hepatitis, infeksi urinaria Seluruh bagian 15

647. Selaginella willdenovii (Desv. ex Poir.) Baker

Paku rane Selaginellaceae luka, obat gosok, menstruasi, kebugaran Seluruh bagian 8

648. Semecarpus anacardium L. f. Anacardiaceae stimulan Buah 14

649. Senna alata (L.) Roxb. 00 Ketepeng cina Fabaceae penyakit kulit, cacing gelang, pencahar Daun 6

650. Senna siamea (Lam.) Irwin & Barneby

Johar Fabaceae malaria Daun 16, 23

651. Serenoa repens (Bartram) Small Palmetto Arecaceae pelancar air seni Buah 13

652. Sericocalyx crispus (L.) Bremek Pecah beling Acanthaceae luka Daun 15

653. Shorea palembanica Miq. Tengkawang majau Dipterocarpaceae penyakit kuning Kulit batang 12

654. Siegesbeckia orientalis L. 00 Jabung Asteraceae berbagai penyakit kulit & sipilis Getah 6

655. Smilax blumei A. DC. Canar Smilacaceae rematik Akar 6

656. Smilax china L. 0000 Gadung cina Smilacaceae kanker,keputihan, rematik Akar 2

657. Smilax leucophylla Blume 000 Canar bokor Smilacaceae luka hidung, bersihkan darah, sipilis Akar 6

658. Smilax zeylanica L. Canar Smilacaceae penyakit kulit, rematik Akar 6

659. Solanum torvum Swartz 00000 Takokak Solanaceae darah tinggi, nafsu makan, nyeri jantung Buah, daun 15

660. Sonchus arvensis L. 00000 Tempuyung Asteraceae darah tinggi, bisul, kencing batu Daun 2

661. Sonneratia caseolaris (L.) Engl. Pidada Sonneratiaceae sakit kulit Daun 12

662. Soulamea amara Lamk. Penawar pipis Simaroubaceae kejang perut, batuk rejan, sesak nafas Akar 15

663. Spatholobus ferrugineus (Zoll. & Moritzi) Benth.

Akar berbat Fabaceae demam, diare Air batang 1

Page 135: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

664. Spatholobus littoralis Hassk. Menyirihan Fabaceae pegal, luka baru Kulit, getah 1

665. Stachytarpheta cayennensis (L.C.Rich.) Vahl

Pecut kuda Verbenaceae disentri

15 Daun

666. Stelechocarpus burahol (Blume) Hook. f. & Thomson

Kepel Annonaceae penghalus kulit

16, 23 Buah

667. Stenochlaena palustris (Burm.f.) Bedd.

Pakis bang, miding Blechnaceae haid tak teratur

1 Akar

668. Stephania japonica (Thunb. ex Murr) Miers

Camcau minyak Menispermacea disentri, sakit perut, demam, hepatitis Umbi 6

669. Sterculia macrophylla Vent. Tapak gajah Sterculiaceae aprodisiak Biji 1

670. Sterculia coccinea Jack Hantap Sterculiaceae bisul Biji 1

671. Sterculia foetida L. Kepuh Sterculiaceae kencing nanah Buah 1

672. Sterculia urens Roxb. Sterculiaceae penykit kulit Getah i

673. Streblus asper Lour. Serut Moraceae pelancar ASI Daun 16, 23

674. Strobilanthes laevigatus Clarke Pecah beling Acanthaceae kencing manis Daun 15

675. Strombosia ceylanica Gardn. Daru-daru Olacaceae rematik Daun 12

676. Strophanthus caudatus (Burm. f.) Kurz.

Apocynaceae perangsang jantung

6 Biji

677. Strophanthus divaricatus (Lour.) Hook. & Arn.

Apocynaceae rematik, luka digigit serangga, scabies 6 Biji

678. Strophanthus gratus Baill. 0 Oleander rambat Apocynaceae sipilis dan berbagai tumor Seluruh bagian 6

679. Strophanthus kombe Oliv. Apocynaceae jantung dan pelancar air seni Biji 13

680. Strychnos colubrina L. Bidara laut Loganiaceae aprodisiak Kayu 681. Strychnos lucida R.Br. 0 Bidara laut Loganiaceae demam , digigit ular, luka, eksim Akar & kayu 6

Page 136: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

682. Strychnos nux-vomica L. 0 Bidara laut Loganiaceae perangsang sistem syaraf Biji 13

683. Styrax benzoin Dryand Menyan Styracaceae luka,borok, antiseptik Getah 13

684. Suregada glomerulata (Blume) Baill. Limau-limau Euphorbiaceae demam 6 Akar

685. Swietenia macrophylla King Mahoni Meliaceae malaria 3 Biji 686. Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Mahoni Meliaceae malaria 3 Biji 687. Swinglea glutinosa Merr. Tabog Rutaceae penyakit kulit Buah 6

688. Synedrella nodiflora (L.) Gaertn. Jotang kuda Asteraceae rematik dan terkilir Daun 6

689. Syzygium aqueum (Burm. f.) Alston Jambu air Myrtaceae mulas Kulit batang 1

690. Syzygium cumini (L.) Skeels Duwet Myrtaceae amandel, ginjal Buah 1

691. Syzygium jambos (L.) Alston 00 Jambu mawar Myrtaceae sariawan, panas dalam, flu, demam Buah 5

692. Syzygium malaccense (L.) Merr. & L.M. Perry

Jambu bol Myrtaceae lemah lambung,peluruh kencing, tonikum Buah 5

693. Syzygium paucipunctatum (Koord. & Valeton) Merr. & L.M. Perry

Myrtaceae penyakit kulit

12 Daun

694. Syzygium polyanthum (Wight) Walp Salam Myrtaceae diare, kencing manis, mag, gatal-gatal Daun 2

695. Syzygium polycephalum (Miq.) Merr. & L.M. Perry

Gowok Myrtaceae disentri, diare, sakit pinggang, keseleo Buah 5

696. Syzygium pycnanthum Merr. & L.M. Perry

Kupa Myrtaceae sakit gigi, muntah darah Buah 5

697. Syzygium zeylanicum (L.) DC. Tabati Myrtaceae demam, batuk Daun 12

698. Tabernaemontana aurantiaca Gaudich

Cembirit Apocynaceae luka Getah

699. Tabernaemontana divaricata (L.) R.Br. ex Roem. & Schult.

Mondo kaki Apocynaceae luka dan bengkak

15 Getah

Page 137: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

700. Tabernaemontana macrocarpa Jack Cembirit Apocynaceae sakit gigi Buah 6

701. Tabernaemontana pandacaqui Poir. Jelutung badak Apocynaceae malaria Kulit batang 3

702. Tabernaemontana sphaerocarpa Blume

Gembirit Apocynaceae demam

6 Kulit batang

703. Tacca chantrieri Andre Taka Taccaceae rematik, demam Rimpang 6

704. Tacca palmatifida Baker Gadung tikus Taccaceae digigit hewan berbisa Umbi 4

705. Tadehagi triquetrum (L.) H.Ohashi Daun duduk Fabaceae gagal ginjal 6 Akar 706. Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn. Som jawa Portulacaceae aprodisiak Akar umbi 15

707. Tamarindus indica L. 0 Asam jawa Fabaceae batuk, radang payudara, bisul, luka, demam Buah, daun 2

708. Tapeinocheilos ananassae K. Schum. Bunga kasturi Costaceae digigit ular, luka Akar & daun 6

709. Tecoma stans (L.) Juss. ex H.B. & K. Tetulang Bignoniaceae gangguan pencernaan, ginjal Daun 6

710. Tectona grandis L. f. Jati Verbenaceae kolera, sakit kencing Daun 1

711. Teijsmanniodendron pteropodum (Miq.) Bakh.

Verbenaceae sakit pinggang

1 Kulit batang, daun

712. Terminalia arjuna (Roxb.) Wight & Am

Arjuna Combretaceae penguat jantung, pengurang kolesterol Kulit batang 13

713. Terminalia bellirica (Gaertn.) Roxb. Joho Combretaceae ambeien, cacingan, tonikum Buah 5

714. Terminalia catappa L. Ketapang Combretaceae sakit kencing,beri-beri Akar 1

715. Terminalia chebula Retz. Majakan keling Combretaceae diare, disentri Buah 13

716. Tetracera sarmentosa (L.) Vahl mempelas Dilleniaceae diare Daun 6

717. Tetracera scandens (L.) Merr. Kiasahan Dilleniaceae peluruh dahak Daun 4

718. Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch.

Ki barera Vitaceae luka, keluarkan kotoran telinga Air batang 1

Page 138: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

719. Theobroma cacao L. 000 Coklat Sterculiaceae ambeien, cacing kremi, darah rendah Biji 5

720. Thespesia populnea (L.) Soland. ex Correvon

Waru laut Malvaceae tekanan darah tinggi

12 Daun

721. Thevetia peruviana (Pers.) Merr. Ginje Apocynaceae racun panah Getah 15

722. Thottea tomentosa (Blume) Ding Hou Singa depa Aristolochiaceae tonikum Akar 15

723. Thuja orientalis L. Cemara kipas Cupressaceae demam, batuk,mencret Daun 5

724. Thunbergia affinis S. Moore Acanthaceae sakit kepala Daun 15

725. Timonius timon (Spreng.) Merr. Berombong Rubiaceae malaria , darah tinggi Kayu, daun 1

726. Tinomiscium petiolare Hook. & Thomson

Ki koneng Menispermaceae sariawan, demam, rematik Getah & akar 6

727. Tinomiscium phytocrenoides Kurz Seriawan susu Menispermaceae sariawan, cacingan Air batang 1

728. Tinospora crispa (L.) Miers ex Hook. f. & Thomson

Brotowali Menispermaceae luka infeksi, kudis, malaria, sakit kuning Batang & daun 4

729. Tinospora glabra (Burm.f.) Merr. Pancasona Menispermaceae kencing manis Batang 1

730. Toddalia asiatica L. Akar kucing Rutaceae malaria,rematik,disentri Daun

731. Trevesia burckii Boerl. Tapak harimau Araliaceae bisul Daun 1

732. Trevesia sundaica Miq. Ponggang Araliaceae nafsu makan Daun 5

733. Trigonostemon longifolius Baill. Euphorbiaceae demam, disengat lebah Akar 6

734. Triphasia trifolia (Burm.f.) A.Wilson Jeruk kingkit Rutaceae batuk, sakit perut Buah, daun 15

735. Turpinia sphaerocarpa Hassk. Kibangkong Staphyleaceae gatal-gatal Daun 12

736. Tylophora tenuis Blume Akar saput tunggal Asclepiadaceae keracunan arsenik Akar 6

737. Typha angustifolia L. Ekor kucing Typhaceae hentikan perdarahan Polen 13

Page 139: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

738. Uraria crinite Desv. Ekor anjing Fabaceae disentri Akar

739. Urena lobata L. Pulutan Malvaceae darah tinggi Daun &ranting 15

740. Uvaria purpurea Blume Kalak Annonaceae sakit perut, sakit kulit Daun 6

741. Uvaria rufa Blume 00 Kalak Annonaceae demam, tenaga setelah melahirkan Akar, kayu 6

742. Ventilago madraspatana Gaertn. Lian Rhamnaceae gatal & penyakit kulit Kulit batang 6

743. Vetiveria zizanioides (L.) Nash. ex Small

Akar wangi Poaceae bau mulut, bau badan, encok, pegal-pegal Akar 15

744. Vitex cannabifolia Sieber & Zucc. Verbenaceae cacingan Buah 15

745. Vitex glabrata R. Br. 00 Bihbul Verbenaceae peluruh cacingan dan gangguan pencernaan Kulit batang 6

746. Vitex negundo L. 0 Lagungi laut Verbenaceae diare, kolera, gangguan hati Bunga 6

747. Vitex quinata (Lour.) F.N. William Gofasa Verbenaceae perangsang nafsu makan, tonikum Kulit batang 6

748. Vitex trifolia L. 00000 Legundi Verbenaceae batuk, kudis,luka, beri-beri, demam Daun 15

749. Vitis geniculata Miq. Kibarera Vitaceae radang tenggorokan Buah 11

750. Voacanga grandifolia (Miq.) Rolfe Kalak kambing Apocynaceae cacingan, diare 6, gatal Daun 23

751. Wedelia biflora (L.) DC. Seruni laut Asteraceae pelancar air seni Daun 15

752. Willughbeia angustifolia (Miq.) Mark.

Akar karet Apocynaceae penyakit syaraf 12, penyakit dalam

18 Getah

753. Wrightia antidysenterica J. Grah. Bintaos Apocynaceae disentri Daun 754. Xanthosoma nigrum (Vell.) Mansf. Kimpul Araceae kena racun serangga Getah 15

755. Zanthoxylum rhetsa (Roxb.) DC. Kayu lemah Rutaceae sakit perut, nyeri dada 6 Kulit batang 756. Zebrina pendula Schnizl 00 Rumput belang Commelinaceae batuk darah, disentri, keputihan, bisul Seluruh bagian 2

757. Zingiber amaricans Blume Lempuyang emprit Zingiberaceae pusing sebelah, diare Rimpang 4

Page 140: Konservasi Ex situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor · tumbuhan obat dari 465 genera dan 135 famili. ... 75 5.1 Simpulan ... Diagram Venn irisan kegiatan KRB dengan kegiatan yang

Lanjutan

N0. NAMA SPESIES

NAMA LOKAL

FAMILI KEGUNAAN OBAT

BAGIAN DIGUNAKAN

758. Zingiber aromaticum Valeton 0 Lempuyang wangi Zingiberaceae kurang nafsu makan, batuk, sakit empedu Rimpang 2

759. Zingiber littorale Valeton Lempuyang emprit Zingiberaceae obesitas Rimpang 760. Zingiber officinale Roxb. 00000 Jahe Zingiberaceae sakit kepala, sakit perut, keseleo, bengkak Rimpang 15

761. Zingiber ottensii Valeton 0 Bunglai hantu Zingiberaceae kejang-kejang, sembelit, sakit kepala Rimpang 5

762. Zingiber zerumbet (L.) J. Sm. 00 Lempuyang gajah Zingiberaceae sakit empedu, badan lemah, diare Rimpang 2

763. Ziziphus angustifolius (Miq.) Hatus ex Steen.

Bidara Rhamnaceae kontrasepsi

6 Akar

764. Ziziphus jujuba Mill. Jojoba Rhamnaceae panu, kadas Seluruh bagian 1

Sumber : 1. Sangat H, Damayanti, Zuhud (2001); 2. Winarto WP (2003); 3. Hidayat S (2005); 4. Lasmadiwati E (2001); 5. Rudjiman et al. (2003); 6. Valkenburg JLCH and Bunyapraphatsa N (2001); 7. Hidayat S dan Wahyuni S (2010); 8. Purwanto Y dan Waluyo EB (2010); 9. Dalimarta S (2006); 10. Goh SH et al. (1995); 11. PT Eisai (1986); 12. Chai PK (2006); 13. Chevallier A (2001); 14. Said RM (1972); 15. Hidayat S (2010); 16. Hidayat S (2006); 17. Windadri et al. (2006); 18. Rahayu et al. (2007); 19. Wardah (2005); 20. Hartini S (2005); 21. Rahayu M dan Rugayah (2007); 22. Rahayu M dan Rugayah (2010); 23. Hidayat S (2007)