Konsep_Dasar_SIG.pdf
-
Upload
orlandosurya -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Konsep_Dasar_SIG.pdf
0
A. Pendahuluan
Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan
bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa wilayah dalam
bentuk informasi spatial (keruangan). GIS mampu memberikan informasi yang
sangat detail mengenai atribut yang dimiliki oleh tiap wilayah yang ingin diketahui
maupun untuk keperluan analisis. Jika kita melihat perkembangan di negara-
negara maju, penerapan GIS sebagai sumber informasi kewilayahan sangat
tinggi kuantitas dan kualitas (tingkat akurasi) penggunaanya bila dibandingkan
pada negara-negara yang sedang berkembang.
GIS tidak hanya digunakan secara intern tetapi sudah memasuki dunia
internet, dimana pada website-website tertentu (luar negeri) memfokuskan pada
pemetaan yang dihadapkan langsung dengan interface GIS sehingga berlomba-
lomba untuk memikat investor dengan menampilkan informasi-informasi yang
diinginkan. Fakta di atas didasarkan atas kebutuhan negara-negara maju dalam
menetapkan ataupun kontrol terhadap kawasan/wilayah yang khususnya lebih
besar pada orientasi pendapatan/profit, seperti penetapan kawasan industri,
bussiness centre.
Geografi berperan dalam bidang mapping and planning harus mampu
memberikan suatu informasi tata ruang dengan cara penyajian yang baik kepada
seluruh lapisan masyarakat sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Hal yang
perlu diingatkan, bahwa tidak semua lapisan masyarakat termasuk investor
mengerti isi yang terkandung dalam dokumen tata ruang.
Sistem Informasi Geografi Geografis atau lebih dikenal dengan nama SIG,
merupakan suatu sistem yang berbasis komputer digunakan untuk menyimpan,
mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai
referensi keruangan, untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan
dan perencanaan.
SIG memiliki rujukan spasial (keruangan) yang dapat berujud lokasi (titik,
garis, area), distribusi, serta terintegrasikan dengan data atribut yang berkaitan
dengan tiga unsur penting geografis tersebut secara keruangan. Data geospatial
dibedakan menjadi data grafis (atau disebut juga data geometris) dan data
1
atribut (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen : titik (node), garis
(arc) dan luasan (poligon) dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili
geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah.
Komponen utama SIG adalah sistem komputer, data geospatial dan pengguna,
seperti diperlihatkan pada gambar 1. berikut.
B. Sejarah Sistem Informasi Geografis (SIG)
Belajar dari sejarah perkembangan SIG seperti dijelaskan Wikipedia (2005)
bahwa tidak ada satu negarapun yang mampu berdiri sendiri tanpa mendapat
pengaruh dari negara lain. Temuan Roger Tomlinson yang telah terlebih dahulu
menggagas kegiatan menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang
dikumpulkan (1960) untuk inventarisasi Tanah Kanada (Canadian Land Inventory
atau CLI) dimana kegiatannya adalah untuk mengetahui kemampuan lahan di
wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah,
pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:
250000 yang bertahan sampai tahun 1970-an.
SIG ada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan
geografis. Pada tahun 1970-an di beberapa negara bagian Amerika mulai
menggunakan SIG untuk keperluan pengelolaan sumberdaya lahan dan
2
perencanaan wilayah. Dangermond (1982) mengawali pengembangan paket
perangkat lunak (soft ware) SIG yang populer yaitu ARC/INFO. Dewasa ini, GIS
berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi
saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti: (1) analisis penyakit
epidemik (demam berdarah) , (2) analisis kejahatan (kerusuhan) , (3) navigasi
dan vehicle routing (lintasan terpendek), (3) analisis bisnis (sistem stock dan
distribusi), (4) urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah), (5)
peneliti: spatial data exploration, (6) utility (listrik, PAM, telpon) inventory and
management, (7) pertahanan (military simulation), dan lain-lain.
C. Konsep Dasar SIG
SIG atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai GIS, merupakan
akronim dari: Geographic Information System, merupakan komputer yang
berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital
dan analisa terhadap permukaan geografi bumi.
SIG secara umum dapat dipahami sebagai sistem yang berbasis
komputer, yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, menganalisis serta
mengaktifkan kembali data yang berhubungan dengan keruangan untuk
berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Burrough dalam Suryantoro (2005) menjelaskan SIG merupakan
himpunan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengaktifkan
sesuai kehendak, pentransformasian, serta penyajian data spasial dari suatu
fenomena nyata di permukaan bumi untuk maksud tertentu.
Aronoff juga memberikan batasan SIG sebagai sistem berbasis
komputer yang memberikan empat kemampuan untuk menangani data
bereferensi geografis, yaitu masukan data, pengelolaan atau manajemen data
(penyimpana dan pengaktifan kembali), manipulasi dan analisis, serta hasil
keluaran. Sedangkan Parent membatasi SIG sebagai sistem yang memuat data
dengan rujukan spasial yang dapat dianalisis dan dikonversi menjadi informasi
untuk keperluan tertentu. Defenisi GIS selalu berubah karena GIS merupakan
bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif masih baru.
3
Beberapa defenisi lain dari GIS adalah: (1) Definisi GIS (Rhind, 1988):
GIS is a computer system for collecting, checking, integrating and analyzing
information related to the surface of the earth. (2) Definisi GIS yang dianggap
lebih memadai (Marble & Peuquet, 1983) and (Parker, 1988; Ozemoy et al.,
1981; Burrough, 1986): GIS deals with space-time data and often but not
necessarily, employs computer hardware and software.
Purwadhi, 1994 mnedefinisikan SIG ke dalam dua pengertian, yaitu:
1. SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem
penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga
dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan.
2. SIG merupakan manajemen data spasial dan non-spasial yang berbasis
komputer dengan tiga karakteristik dasar, yaitu: (i) mempunyai fenomena
aktual (variabel data non-lokasi) yang berhubungan dengan topik
permasalahan di lokasi bersangkutan; (ii) merupakan suatu kejadian di suatu
lokasi; dan (iii) mempunyai dimensi waktu.
Berikut ini, penjelasan tentang GIS berdasarkan urutan akronimnya
sebagai berikut:
1. Geography: Istilah ini digunakan karena GIS dibangun berdasarkan pada
‘geografi’ atau ‘spasial’. Objek ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam
suatu keruangan atau space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi
alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk
memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai
dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk
mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi.
4
Gambar 2. Data Spasial
(Source: Purwadhi, 1997)
FORMAT TITIK FORMAT GARIS
- Koordinat tunggal - koordinat titik awal dan akhir
- Tanpa panjang mempunyai panjang tanpa luasan
- Tanpa luasan
Contoh: Contoh:
- lokasi kecelakaan - jalan, sungai
- Letak pohon - utility
FORMAT POLIGON FORMAT PERMUKAAN
Koordinat dengan titik awal
dan akhir sama mempunyai
panjang dan luasan
Contoh:
- tanah persil
- bangunan
Area dengan kordinat vertikal-area dengan
ketinggian
Contoh:
- peta slope
- bangunan bertingkat
5
2. Information. Informasi berasal dari pengolahan sejumlah data, dalam SIG informasi
memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri
karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua
data harus diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi
intelligent. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografis yang
representatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya mengklik
mouse pada objek. Perlu diingat bahwa semua informasi adalah data tapi tidak
semua data merupakan informasi.
3. System. Pengertian ini merujuk kepada suatu sistem yang terdiri dari kumpulan
elemen-elemen yang saling berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan
yang dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.
D. Pentingnya SIG
Berikut adalah alasan dibutuhkannya SIG :
1. Penanganan data geospatial sangat buruk
2. Peta dan statistik sangat cepat kadaluarsa
3. Data dan informasi sering tidak akurat
4. Tidak ada pelayanan penyediaan data
5. Tidak ada pertukaran data
Dengan diterapkannya SIG, didapat keuntungan sebagai berikut :
1. penanganan data geospatial menjadi lebih baik dalam format baku
2. revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
3. data geospatial dan informasi lebih mudah dicari, dianalisis dan
direpresentasikan
4. menjadi produk bernilai tambah
5. data geospatial dapat dipertukarkan
6. produktivitas staf meningkat dan lebih efisien
7. penghematan waktu dan biaya
8. keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik
6
Tabel 1. Kelebihan SIG dan kekurangan pekerjaan manual tanpa SIG.
Peta SIG Pekerjaan Manual
Penyimpanan Database Digital Skala dan Standar berbeda
Baku dan terpadu
Pemanggilan Kembali Pencarian dengan
komputer
Cek dan manual
Pemutakhiran Sistematis Mahal dan memakan waktu
Analisis overlay Sangat cepat Memakan waktu dan
tenaga
Analisis spatial Mudah Rumit
Penayangan Murah dan cepat Mahal