KONSEP UMUM PENYAKIT

4
KONSEP UMUM PENYAKIT KONSEP TENTANG KENORMALAN Sebagian besar orang memiliki pendapat tertentu mengenai normal dan mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit sebagai suatu penyimpangan dari keadaan normal atau tidak adanya keadaan normal. Akan tetapi, jika dilihat dengan lebih cermat, konsep kenormalan telihat kompleks dan tidak dapat didefinisikan secara singkat dan jelas. Jadi konsep penyakit tidaklah sederhana. Segala parameter pengukuran yang dipakai pada individu atau kelompok individu memiliki semacam nilai rata-rata yang dianggap normal. Nilai rata-rata untuk tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah diperoleh dari pengamatan banyak individu dan mencakup sejumlah variasi tertentu. Variasi nilai-nilai normal terjadi karena beberapa alasan, pertama, tiap orang berbeda dari yang lain dalam susunan genetik mereka. Dengan demikian, didunia ini tidak ada individu yang memiliki gen yang benar-benar sama kecuali mereka berasal dari satu ovum yang sudah dibuahi. Kedua, tiap individu memiliki perbedaan dalam pengalaman hidup dan interaksi mereka dengan lingkungan. Ketiga, tiap indvidu terdapati variasi parameter fisiologik karena cara mekanisme kontrol pada fungsi tubuh. Sebagai contoh, konsentrasi glukosa darah pada seseorang yang sehat secar signifikan bervariasi pada waktu yang berbeda dalam sehari, bergantung pada asupan makanan, aktivitas individu, dan sebagainya. Variasi ini umumnya terjadi dalam kisaran tertentu. Situasi ini dianalogikan dengan ruangan yang suhunya dikontrol oleh termostat. Suhu dapat sedikit turun dibawah tingkat yang diinginkan sebelum terditeksi oleh termostat. Kemudian, tindakan korektif termostat dapat sedikit

description

konsep umum penyakit yang merupakan konsep terjadinya penyakit pada manusia

Transcript of KONSEP UMUM PENYAKIT

Page 1: KONSEP UMUM PENYAKIT

KONSEP UMUM PENYAKIT

KONSEP TENTANG KENORMALAN

Sebagian besar orang memiliki pendapat tertentu mengenai normal dan

mendefinisikan penyakit atau keadaan sakit sebagai suatu penyimpangan dari

keadaan normal atau tidak adanya keadaan normal. Akan tetapi, jika dilihat

dengan lebih cermat, konsep kenormalan telihat kompleks dan tidak dapat

didefinisikan secara singkat dan jelas. Jadi konsep penyakit tidaklah sederhana.

Segala parameter pengukuran yang dipakai pada individu atau kelompok

individu memiliki semacam nilai rata-rata yang dianggap normal. Nilai rata-rata

untuk tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah diperoleh dari pengamatan

banyak individu dan mencakup sejumlah variasi tertentu.

Variasi nilai-nilai normal terjadi karena beberapa alasan, pertama, tiap

orang berbeda dari yang lain dalam susunan genetik mereka. Dengan demikian,

didunia ini tidak ada individu yang memiliki gen yang benar-benar sama kecuali

mereka berasal dari satu ovum yang sudah dibuahi. Kedua, tiap individu

memiliki perbedaan dalam pengalaman hidup dan interaksi mereka dengan

lingkungan. Ketiga, tiap indvidu terdapati variasi parameter fisiologik karena

cara mekanisme kontrol pada fungsi tubuh. Sebagai contoh, konsentrasi glukosa

darah pada seseorang yang sehat secar signifikan bervariasi pada waktu yang

berbeda dalam sehari, bergantung pada asupan makanan, aktivitas individu, dan

sebagainya. Variasi ini umumnya terjadi dalam kisaran tertentu. Situasi ini

dianalogikan dengan ruangan yang suhunya dikontrol oleh termostat. Suhu

dapat sedikit turun dibawah tingkat yang diinginkan sebelum terditeksi oleh

termostat. Kemudian, tindakan korektif termostat dapat sedikit melebihi batas

suhu yang diinginkan sebelum asupan panas dihentikan. Memang variasi suhu

tubuh semacam ini dapat terjadi pada semua orang, meskipun dalam keadaan

normal. Akhirnya pada parameter fisiologik yang diukur dengan cara yang cukup

rumit, sejumlah variasi yang signifikan dalam nilai-nilai yang diamati dapat

diperoleh dari kesalahan atau ketidakcermatan yang menyertai proses

pengukuran itu sendiri.

KONSEP TENTANG PENYAKIT

Page 2: KONSEP UMUM PENYAKIT

Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu

yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran

normal. Tolak ukur biologik yang paling berguna untuk kenormalan berkaitan

dengan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dalam tubuh

dan beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan ini atau perubahan-perubahan pada

lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan kekostanan yang layak

pada lingkungan internal. Semua sel dalam tubuh memerlukan sejumlah tertentu

oksigen dan nutrien untuk kelangsungan hidup dan fungsinya, dan sel juga

memerlukan lingkungan yang menyediakan kisaran suhu yang sempit,

kandungan air, keasaman, dan konsentrasi garam. Dengan demikian

pemeliharaan kondisi internal dalam batas yang cukup sempit merupakan

gambaran penting tubuh normal. Penyakit dikatakan ada, jika beberapa fungsi

tubuh dan strkuktur tubuh menyimpang dari keadaan normal sampai pada suatu

keadaan berupa rusak atau terancamnya kemampuan untuk mempertahankan

homeostatis normal atau individu tidak dapat lagi menghadapi tantangan

lingkungan. Pandangan subjektif seseorang mengenai penyakit berkaitan

dengan gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan

nyaman.

Penyakit tidak melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang

benar-benar baru., tetapi lebih merupakan perluasan atau distorsi proses

kehidupan yang tedapat pada individu. Bahkan pada kasus infeksi yang jelas,

yang selama menderita penyakit ini tubuh benar-benar terinvasi, agen infeksius

itu sendiri bukan merupakan penyakit tetapi hanya mencetuskan perubahan-

perubahan yang akhirnya bermanisfestasi sebagai penyakit. Dengan demikian

penyakit sebenarnya merupakan berbagai proses fisiologik yang telah

mengalami distorsi. Untuk memahami dan mengobati penyakit secara adekuat

harus memperhitungkan identitas proses-proses normal yang dipengaruhi, sifat-

sifat gangguan, dan akibat-akibat sekunder gangguan semacam itu pada proses

vital yang lain.

Berdasarkan anemnesis, diyakini bahwa saat ini oenyakit merupakan

suatu bentuk kehidupan beru, semacam pemilikan tubuh oleh agen dari luar.

Dari dugaan ini muncul bahwa bentuk “eksorsisme” tertentu untuk

menyingkirkan agen penyakit tersebut merupakan terapi yang sesuai. Namun

dalam keadaan adanya agen infeksiusyang invasif, usaha pengobatan dengan

antibiotik saja dapat tidak menyembuhkan pasien jika perhatian yang

Page 3: KONSEP UMUM PENYAKIT

semestinya tidak ditujukan pada proses-proses instrinsik tubuh yang telah

menjadi kacau.

Topik yang muncul kembali dengan variasi pada volume ini adalah

bahwa, diatas segalanya, penyakit merupakan “bagian dan bidang” pasien.

Proses normal dan abnormal mewakili segi-segi yang berbeda pada spektrum

kontinu yang sama. Pada kenyataanya, benih-benih penyakit sering terdapat

didalam mekanisme adaptif tubuh itu sendiri, mekanisme yang merupakan suatu

pendang bermata-dua yang potensial. Sebagai contoh, leukosit, yang penting

dalam merespons serbuan mikroba, dapat menjadi agen pada cedera jaringan.

Mekanisme yang memungkinkan seseorang menjadi kebal terhadap infeksi

tertentu juga membentuk dasar untuk reaksi alergik, seperti hay fever dan asma.

Dengancara yang sama, mekanisme proliferasi sel yang memungkinkan individu

untuk memperbaiki luka dan secar konstan memperbarui populasi sel di dalam

berbagai jaringan dapat menimbulkan sifat yang tidak terkontrol, mencetuskan

kanker.