Konsep Tol Laut

7
http://www.neraca.co.id/article/44515/Realisasi-Tol-Laut-Bakal-Tekan-Ongkos-Logistik Realisasi Tol Laut Bakal Tekan Ongkos Logistik Infrastruktur Ekonomi Maritim NERACA Jakarta - Sarana transportasi laut yang solid sangat dibutuhkan bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang secara geografis didominasi oleh unsur air dan kelautan. Atas dasar hal tersebut, Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) menilai bahwa Indonesia harus lebih banyak lagi membangun transportasi laut disamping sarana transportasi darat maupun udara. Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Angkatan 49, Boedhi Setiadjid, mengatakan bahwa dalam kalkulasi pembiayaan, secara umum biaya transportasi laut hanya 30%, sementara sisanya 70% terjadi di darat, yakni berupa biaya angkutan darat, pergudangan dan perijinan. “Di luar biaya-biaya itu, di darat sering ditemui praktek-praktek ilegal berupa pungutan-pungutan tak resmi yang semakin memberatkan dunia usaha sehingga menyebabkan ekonomi biaya

description

Ekonomi Maritim

Transcript of Konsep Tol Laut

http://www.neraca.co.id/article/44515/Realisasi-Tol-Laut-Bakal-Tekan-Ongkos-LogistikRealisasi Tol Laut Bakal Tekan Ongkos LogistikInfrastruktur Ekonomi Maritim

NERACAJakarta - Sarana transportasi laut yang solid sangat dibutuhkan bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang secara geografis didominasi oleh unsur air dan kelautan. Atas dasar hal tersebut, Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) menilai bahwa Indonesia harus lebih banyak lagi membangun transportasi laut disamping sarana transportasi darat maupun udara.Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Angkatan 49, Boedhi Setiadjid, mengatakan bahwa dalam kalkulasi pembiayaan, secara umum biaya transportasi laut hanya 30%, sementara sisanya 70% terjadi di darat, yakni berupa biaya angkutan darat, pergudangan dan perijinan.Di luar biaya-biaya itu, di darat sering ditemui praktek-praktek ilegal berupa pungutan-pungutan tak resmi yang semakin memberatkan dunia usaha sehingga menyebabkan ekonomi biaya tinggi, kata Boedhi dalam keterangan resmi yang diterima Neraca, Selasa (19/8).Menurut Boedhi, konsep tol Laut akan dapat mengembangkan ekonomi maritim, yaitu dengan menjadikan laut sebagai basis konektivitas produksi dan pemasaran antar daerah/pulau di Indonesia dan regional. Adanya disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia membuat moda angkutan laut terbilang paling murah, sehingga harus digenjot. Realisasi tol laut dapat menurunkan biaya logistik dan diharapkan stabilitas harga barang maupun komoditas antar daerah bisa terjaga, sehingga disparitas harganya tidak terlalu tinggi antara wilayah satu dengan lainnya, jelas BoedhSebelumnya, tol laut digambarkan sebagai armada kapal besar yang secara reguler berlayar melayani angkutan logistik dari ujung barat Indonesia ke ujung timur Indonesia dan sebaliknya. Kapal-kapal secara reguler menghubungkan wilayah-wilayah/pulau-pulau sekitarnya maupun ke kawasan regional di wilayah Asia-Pasifik. Untuk membangun moda transportasi dengan konsep Tol Laut, pemerintah harus melibatkan pendanaan swasta dan untuk merangsang keterlibatan swasta pemerintahan yang baru sebaiknya memangkas perizinan yang menghambat pengembangan infrastrukturnya, tambah Boedhi.Dia melanjutkan, saat ini pihaknya tengah mengkaji lebih jauh bagaimana implementasi program strategis Tol Laut dapat diterapkan dalam sistem konektivitas nasional berikut tantangan dan hambatannya. Kemaritiman Indonesia dapat menjadi aset tersendiri, sekarang tinggal bagaimana komitmen pemerintah terpilih untuk melaksanakan program itu. Kita juga mengrapkan agra pengembangan teknologi kelautan ke depan dapat mendukung pembangunan pros Maritim nasional, tukas Boedhi.Sementara itu, wacana pembangunan Tol Laut atau dalam konsep yang lebih luas yaitu pembangunan poros maritim, presiden terpilih Joko Widodo, dinilai akan sulit terealisasi. Menurut Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Ridwan Djamaluddin, salah satu hambatan realisasi Tol Laut adalah fungsi sistem monitoring laut Indonesia yang tidak berfungsi. Dalam sistem monitoring di KKP misalnya, saya coba klik-klik semalam tapi tidak jalan. Agak memalukan sistem monitoring laut kita tidak punya, ujar Ridwan Djamaluddin.Dia menjelaskan, sistem monitoring laut sebenarnya merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan Tol Laut tersebut. Pasalnya kata Ridwan, dengan sistem tersebut lalu lalang kapal mampu dipantau dengan baik. Jika hal itu tidak berjalan, maka data dan posisi kapal di laut tidak bisa diketahui.Selain tidak berfungsinya sistem monitoring laut, sebut Ridwan, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia juga belum siap untuk menjalankan Tol Laut. Menurut dia, syarat pengembangan Tol Laut adalah infrastruktur pelabuhan sebagai tempat bersandar kapal-kapal. Pelabuhan sudah banyak, tapi secara teknis banyak pelabuhan kita yang tidak siap dengan Tol Laut ini, kata diaBahkan, Ridwan juga mengatakan bahwa konsep pengembangan poros maritim tidak hanya berbicara hanya transportasi, tetapi juga berbicara mengenai sumberdaya alam yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah mendatang. Namun, kata dia, faktor teknologi menjadi kendala pengembangan sumberdaya alam di laut. Ketika kita bicara laut, kita harus tahu ada apa saja di laut, ada minyak,ada potensi gas besar, cilakanya dengan teknologi asing itu lebih tinggi, dan mereka melakukan riset, akurasinya baik dan ini takutnya sudah sampai ke dunia bisnisnya, kata Ridwan.Oleh karena itu, lanjut Ridwan, pemerintah mendatang harus memperbaiki sistem monitoring laut dan perbaikan pelabuhan-pelabuhan di seluruh daerah Indonesia tersebut, bila ingin menjalankan konsep tol laut ini.

Konsep Tol Laut Jokowi Sejalan dengan Kabinet Pak SBYREP | 23 May 2014 | 16:39 Dibaca: 280 Komentar: 2 1 Pagi ini ada berita perihal ide tol laut yang digagas oleh pak Jokowi. adapun sumber beritanya adalah sebagai berikut : http://finance.detik.com/read/2014/05/23/080453/2590253/4/tol-laut-ala-jokowi-tak-perlu-pembebasan-lahan-dan-hemat-bbmYah..ide tol laut ini membuat saya teringat akan program Pendulum Nusantara yang selalu diutarakan dalam masa pemerintahan SBY dan sudah dimasukkan dalam program MP3EI yang dicanangkan dalam masa pemerintahan pak SBY. Program tol laut yang diutarakan oleh Pak Jokowi sangat sama dengan program Pendulum Nusantara dalam MP3EI dimana salah satu eksekutor program (juga sebagai penggagas konsep) adalah pak RJ Lino dengan proyek Deep Sea Port the new tanjung periok yang sedang konstruksi. Untuk hal ini saya acungi jempol untuk Pak SBY dan jajaran pembantunya yang memiliki konsep pengembangan ekonomi yang cukup visioner.Sebenarnya apa sih Pendulum nusantara itu atau yang oleh Pak Jokowi disebut sebagai Tol Laut??Pendulum Nusantara yang digagas oleh Pak RJ Lino merupakan sistem rute pelayaran koridor barat - timur nusantara dengan menjadikan 6 pelabuhan utama sebagai konektivitas utamanya. Yah pelabuhan-pelabuhan utama tersebut adalah Belawan, Batam, Tanjung Priuk, Tanjung Perak, Makasar dan Sorong. Saat ini pelabuhan-pelabuhan ini memang sudah ada namun akan ditingkatkan agar dapat menampung kapal dengan kapasitas 3000 Teu ke atas atau 60.000 DWT keatas. Sehingga kapal-kapal yang melewati hub utama tersebut diharapkan menggunakan kapal diatas 3.000 TEU atau minimum sekelas Panamax. Lalu diluar 6 Hub utama tersbut dibuat sub Hub/pelabuhan pengumpan sebagai pendistribusian selanjutnya ataupun menggunakan fasilitas darat.

Pendulum Nusantara Plansumber : http://hafidafhmsr.blogspot.com/2013/02/pendulum-nusantara.htmlPanamax adalah klasifikasi kelas kapal yang memiliki ukuran Kapal Kargo dengan kapasitas 3.001 - 5100 TEU.

Kapal Ukuran Panamax. (Panjang : 292 m dan lebar : 21,2 m serta draft 12 m)Apakah pendulum nusantara itu hanya sebatas konsep?? Untungnya program Pendulum Nusantara sudah mulai dieksekusi dengan dimulainya konstruksi New Tanjung Priok Port saat pemerintahan pak SBY dimana port tersebut akan menjadi Hub International.

new tanjung priok port (sumber : http://finance.detik.com/read/2012/07/17/135215/1967291/4/ini-dia-the-new-tanjung-priok-pelindo-ii)

kontruksi new tanjung priok Phase I (sumber:http://www.tribunnews.com/images/editorial/view/933482/new-tanjung-priok)Bahkan pelabuhan baru ini direncanakan minimum kedalama dermaga sedalam 16 m bahkan ada dermaga yang memiliki kedalam 19 m sehingga dapat menampung kapal sekelas new Panamax (kapasitas diatas 10.000 TEU). Untuk Crane sudah menggunakan super post Panamax sehingga akan setara dengan pelabuhan di Singapura. Untuk pelabuhan Tanjung Priok saat ini baru bisa disandarkan dengan kapal dibawah 5000 TEU itupun cukup kesulitan dalam handlingnya. Sehingga barang lebih banyak dibongkar disingapura lalu menggunakan kapal yang lebih kecil menuju tanjung priok.Diharapkan dengan konsep Pendulum nusantara yang dimasukkan dalam konsep MP3EI yang disusun dalam masa kabinet pak SBY ini suatu saat Negara Maritim Indonesia dapat terbentuk sesuai dengan jenis negara indonesia yang berupa kepulauan dan dapat menekan ongkos distribusi barang. Dari hub-hub utama menuju pelabuhan sub hub maupun jaringan jalan darat antar kota yang terintegrasi dengan pelabuhan. Sehingga kedepannya perpindahan barang dari Jakarta ke Surabaya melalui kapal, serta dilanjutkan dengan transportasi darat menuju kota-kota disekitar Surabaya begitupun ke Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Ini pula yang menjelaskan kenapa jika saya mendatangkan jeruk dari Pontianak lebih mahal dibandingkan mendatangkan jeruk mandrin dari Singapura. Bagaimanapun transportasi laut merupakan transportasi yang efisien dalam mengangkut komoditas untuk skala volume yang besar.Bagaimanapun saya katakan salut untuk pak SBY dengan jalannya proyek mercusuar ini yang menghabiskan dana Rp 20 triliun untuk pembangunan tahap 1 New tanjung Priok, bagaimanapun ini kinerja beliau yang sangat baik beserta jajaran pembantunya (menko perekonomian Pak Hatta Rajasa, Mentri BUMN pak Dahlan Iskan serta Pak RJ Lino). Walaupun banyak cacimaki atas kinerja beliau, namun tidak banyak presiden yang dapat melakukan seperti yang beliau lakukan dalam masa jabatannya.Siapapun presidennya, semoga Pendulum Nusantara akan tetap berlanjut dengan segala programnya untuk kemandirian logistik tanah air. Dan kebijakan listrik nasional dalam untuk pembangunan pembangkit dapat dipercepat karena seringnya terkendala dengan kebijakan daerah.#Damniloveindonesia