konsep ruang dari teori cahaya oleh witelo
-
Upload
bidari-putri-rosadi -
Category
Documents
-
view
252 -
download
19
description
Transcript of konsep ruang dari teori cahaya oleh witelo
Nama : Bidari Putri Rosadi
NIM : I.0214022
Dosen : Ir. Ana Hardiana, M.T.
Konsep ruang yang terwujud karena aspek pencahayaan.
Teori cahaya oleh Witelo :
Kualitas-kualitas ruangan yang didapatkan dari cahaya yang murni atmosferik ada empat, yaitu :
a. Diaphanitas (tembus pandang)b. Densitas (kepekatan)c. Obscuritas (kegelapan)d. Umbra (bayangan)
Dari teori cahaya yang disampaikan oleh Witelo dapat dibuat konsep ruangan dengan memanfaatkan keempat kualitas ruang tersebut, seperti berikut :
1. Diaphanitas (tembus pandang)Penerapan diaphanitas (tembus pandang) pada ruangan dapat dilakukan dengan cara
memberikan struktur diafan (tembus pandang) pada dinding ruangan. Struktur diafan dapat berupa jendela stained glass atau kaca patri dan juga pintu yang berupa kaca patri.
Gambar 1. Kaca patriSumber :
http://4.bp.blogspot.com/-bUGl8bhVaRY/VXlLLmz3ItI/AAAAAAAAHtY/VV1HZ_HWbyc/s1600/kaca%2Bpatri.jpg
2. Densitas (kepekatan)Ada sedikit perbedaan antara kepekatan dan kegelapan yaitu kegelapan masih ada
sedikit gradasi yang tercipta sebaliknya kepekatan sangat gelap dan tidak ada gradasinya. Agar suatu ruang memiliki kepekatan dapat dilakukan dengan cara meninggikan bangunan. Misalnya, pada atas ruangan diberikan bagian yang menjorok seperti kubah tanpa ada jendela atau cahaya sedikitpun.
Gambar 2. Kubah sebagai elemen kepekatanSumber : http://simas.kemenag.go.id/public/upload/images/kubah-mesjid-at-tin-dari-
dalam_3409_l.jpg
3. Obscuritas (kegelapan)Dalam kegelapan ini masih ada gradasi yang terlihat dan tidak seperti pekat yang
sangat gelap. Kegelapan pada ruangan dapat didapatkan dengan penggunan kualitas material yang digunakan pada ruangan tersebut. Pada gereja terdapat kapel-kapel yang berfungsi sebagai tempat berdoa. Pastinya agar khusyuk dalam berdoa dibutuhkan ruang yang gelap agar mendapatkan ketenangan. Kapel-kapel didesain dengan menggunakan kualitas material dari permukaan yang terkena cahaya. Sehingga cahaya yang masuk benar-benar minimal atau tidak ada sama sekali.
4. Umbra (bayangan)Umbra (bayangan) dapat memberikan kesan yang berbeda seperti kesan dramatis
yang didapatkan saat memasuki ruangan. Cahaya yang masuk dapat melalui pelubangan pada dinding atau dari jendela.
Gambar 3. Cahaya masuk yang menghasilkan bayangan
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6f/Crepuscular_Rays_at_Noon_in_Saint_
Peters_Basilica,_Vatican_City_(5939069865).jpg
Gambar 4. Cahaya masuk melalui pelubangan pada dinding
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-i7Hu4Db1AjU/T1bPtf0IBcI/AAAAAAAAACg/AmyQUtfwDlI/s320/
notre_dame_du_haut11.jpg
Gambar 5. Cahaya yang masuk menyinari tempat yang tepat sehingga memunculkan kesan dramatis
Sumber : http://orig15.deviantart.net/adc1/f/2010/015/7/3/lawang_sewu_indoor_by_williecun.jpg