Konsep realita ketuhanan (sl sh1)
description
Transcript of Konsep realita ketuhanan (sl sh1)
(Dharma Enlightenment Smart World)
OM Namaskara ya Namah, Om Swastiastu, Pranam Everyone,
Perkenalkan nama saya: Putu Eka Shanti Dharma,,,
Disini saya akan sharing tentang sedikit pengetahuan tentang Ketuhanan, simaklah mudah-mudahan bermanfaat, semoga selalu diberkati dan dalam limpahan anugrah Ida Sang Hyang Widhi Wasa,,,OM
Saya akan menjelaskan setitik air yang ada dalam samudra pengetahuan yang luas ini, anugrah Tuhan dalam Manifestasinya sebagai IBU dan BAPAK ilmu pengetahuan, Om Sri Saraswati Jaya ya Namaha,,,Hormat hamba kepada semua para dewa dan dewi serta para RSI dan ascended Master serta Guru-guru suci yang sejalan dengan Cinta Kasih TUHAN,,,
Mari kita mulai dengan apa dan siapa sebenarnya Tuhan itu, yang anda puja, sembah dan diserukan setiap ada persembahyangan?
Tuhan Yang Maha Esa atau didalam bahasa sansekerta dan Kawi yang telah lama ditinggalkan akibat proses penyebaran sekta dan aliran kepercayaan sejak agama dan dpemujaan dikembangkan oleh para guru-guru suci, Dahulu Kala beliau disebut SANG HYANG MAHA WENANG / TUHAN YANG MAHA KUASA adalah hakikat kebenaran, realitas absolut, seru para Rsi, Beliau itu bukan ini dan bukan itu. Beliau itu sifatnya Sat-Chit-Ananda (penuh berlimpahan dengan eksistensi suci kesadaran karunia) yang merupakan intisari dan makna dari seluruh penciptaan, pemeliharaan dan pengembalian jagat raya dan segala isinya yang sebenarnya terbungkus oleh kesadaran dan kebahagiaan Ilahi yang serba gaib dan misterius yang tak terpikirkan (Terjemahan Lontar Buana Sunya). Beliaulah yang disebut WIDHI, atau SUNYA.
Mari kita menuju kewujud dewa-dewi, maka semua ide dan makna yang ada di balik penampilan sebenarnya adalah sebuah fenomena alam yang sistimatik yang sesungguhnya utusan Tuhan itu sendiri. Beliau dikenal dengan nama Parama Brahman, kata para berarti dari zaman awal, tak bermula, dan Brahman adalah kata lain dari Tuhan Maha Pencipta, kemudian oleh manusia dimuliakan dengan berbagai macam sebutan yang dikaitkan dengan berbagai jenis simbol untuk mempermudah menghayatinya dengan berbagai macam cara yang antara lain melalui budaya.
Dengan dasar kebudayaan timbul dan berkembang dari benih yang ada sejak jaman dulu kala, yang terbukti dari peninggalan-peninggalan baik berupa lingga-lingga, arca-arca, dan candi. Berdasarkan temuan-temuan tersebut bahwa agama berkembang pada saat itu adalah agama Hindu dan Budha, didasari oleh adanya bukti dalam bentuk relief maupun lukisan/tulisan pada arca-arca, lingga, dan candi yang menggambarkan dewa Brahma, Wisnu, Siwa, Saraswati, Durga dan Ganesa. Di mana temuan-temuan atau peninggalan ini ada di Jawa, Bali dan Sumatera. Peninggalan yang ditemukan oleh ahli budayawan yang menonjolkan bentuk arca Brahma, Wisnu, Siwa, Saraswati, Durga, dan Ganesa mengandung makna yang amat tinggi.
Demikian adanya perbedaan antara pemahaman TUHAN, dan wujud DEWA dan DEWI
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
Para Dewa dan Dewi
Om Guru Brahma (Hormat pada Dewa Brahma)
Dewa ini adalah asal-usul, benih dari seluruh ciptaan-ciptaan ini, sifatnya tak terbatas ditinjau dari sudut ruang waktu, nama, asal-usul dan bentuk yang datang dariNya. Beliaulah ciptaan pertama dari Hyang Maha Esa, dan membawa serta dengannya sifat ahankara. Secara teologis beliau sering dianggap sebagai pencipta yang tidak diciptakan (Svayambhu), manusia yang terlahir sendiri. Beliaulah leluhur utama kita dengan segala kebajikan dan kebejatan morlanya, tetapi juga adalah yang serba maha dan disebut juga sebagai ayah-bunda kita (Pitamaha). Beliau juga Lokesa, pemimpin alam semesta, beliau juga disebut Dhatr, yang mengayomi. Beliau juga disebut Viswakarma, sang arsitek agung dari jagat-raya ini. Menurut mitologi Hindu, Brahma lahir dari pusar Maha Wisnu, itulah sebabnya beliau juga disebut Nabhija ( yang lahir dari pusar), Kanja ( yang lahir dari air) dan sebagainya. Sebenarnya nama asli beliau adalah Narayana, namun kemudian nama tersebut diambil alih oleh Sri Vishnu.
Setiap candi Shiwa atau Vishnu menyediakan sudut utara atau dinding utara untuk arca sang Brahma, dan arcanya ini harus dipuja setiap hari, karena beliau adalah inti dewata yang terpenting (Pariwara Dewata), yang bertugas utama Yang Maha Esa). Di Manawadharmasastra 10 terdapat sloka berikut ini : “dari benih tercipta telur alam-semesta yang maha suci terang-benderang laksana jutaan sinar. Dari telur ini Ia menciptakan dirinya sendiri ke rupa Sang Brahma, sang pencipta asal-muasal (ayah-ibu) jagat raya ini”
OM Sri Hare Vishnu (Hormat pada Dewa Wisnu)
Dewa ini disebut Sang Pemelihara jagat-raya dan seluruh isinya. Beliau adalah dewa kedua di dalam konsep Trimurti yang bersifatkan Satvaguna, yang amat bertanggung jawab dengan kelestarian alam-semesta ini. Kata Vishnu itu berarti : “Yang telah memasuki atau mengisi semuanya. Sifat beliau dengan demikian adalah teramat gaib, namun beliau hadir dimana saja. (Baca Bhagavar-gita). Beliaulah inti jiwa yang bergerak dari dalam raga manusia, para dewa dan berbagai makhluk lainnya. Nama lain beliau adalah Narayana, yang dapat berarti : (a) Yang telah merubah air sorgawi sebagai tempatnya bersemayam. (b) Yang adalah tujuan semua manusia (c) Yang telah menciptakan hati nurani manusia. (d) Tujuan terakhir umat manusia.
Hyang Vishnu digambarkan sebagai Nilameghasyama, yang artinya berbadan biru atau ungu, bunga ibarat warna antariksa yang dilihat dari bumi. Beliau disimbolkan dengan satu wajah dan empat lengan tangan yang masing-masing memegang Sankha (kerang laut sebagai alat tiup) cakra, gada, dan bunga padma (teratai). Beliau mengenakan kalungan Kaustubha, yang tergantung cantik pada ikal rambutnya yang disebut Srivatsa. Di dada kirinya
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
Beliau juga mengenakan kalungan bunga warna-warni penuh wewangian yang disebut Waijayanti. Keempat tangan berarti empat mata angin, di mana hadir kekuatan beliau. Sankha bermakna maha panca bhuta, cakra berarti pikiran kosmis, gada berarti budhi (intelek) kosmis, dan bunga teratai, lambang kesucian yang berasal dari kekotoran. Ikal rambut Srivasta menyiratkan berbagai objek-objek kenikmatan duniawi, mutiara Kaustubha adalah simbol penikmat Srivasta. jadi yang menikmati dan dinikmati adalah perhiasan bagiNya semata, demikian arti kedua hal ini. Kalungan bunga Waijayanti berarti elemen lembut yang hadir di alam-semesta ini (bhuta-tanmatras). Kadang-kadang ada dua buah senjata, yaitu Nandaka (pedang kebijaksanaan) dan Sarnga (anak panah) yang menyiratkan indriyas kosmis.
OM Namah Shiwaya (Hormat pada Dewa Siwa)
Shiwa adalah dewa ketiga di dalam Trimurti atau trinitas, beliau bertanggung jawab dalam melebur kembali dunia ini, bersifatkan Tamas, beliau ditugaskan Tuhan Yang Maha Esa untuk menghancurkan semua ciptaan yang sudah habis masa kerjanya, untuk didaur ulang kembali, sesuai karma masing-masing ke bentuk baru. Sabda para resi, Shiwa ini sebenarnya adalah Brahma dan Vishnu itu menjadi satu. Shiwa berasal dari Puranas dan Rudra dari Veda dan agamas. Ada pendapat lain, bahwa Shiwa berasal dari ajaran non Aryan dan usianya lebih tua dari Rudra, karena banyak lingga-yoni yang ditemukan di peradaban Mohanjo-Daro.
Pemujaan kepada Shiwa penuh dengan mantram dan ritual-ritual serta gaib dan misterius, disimbolkan sebagai Lingga, beliau selalu diwujudkan sebagai pria atletis yang amat tampan menawan berkulit kebiru-biruan dan harum ibarat kamfer. Tangan dan kakinya dibedaki dengan abu suci. Beliau bermata tiga, dan mata ketiganya yang jarang sekali terbuka ini terletak ditengah-tengah kedua alis-matanya, berlengan empat, masing-masing memegang Trisula, Damaru, (gendang kecil), sedang dua tangan yang lainnya bermudra abhaya (memberikan perlindungan) dan Varada (memberikan berkah). Dari gelungan rambutnya yang ibarat mahkota, terpancar dan mengalirlah sungai Gangga. bulan sabit adalah penghias rambutnya, dan berkilau memakai sarung pendek yang terbuat dari kulit harimau, kadang-kadang dari kulit gajah. Berbagai ular, khususnya ular kobra (lambang sperma) adalah kalungan yang menghiasi leher dan lengannya, diantaranya yang disebut Yajnopavita (benang suci). Beliau juga memakai kalungan yang terdiri dari tengkorak kepala.
OM Sri Saraswati Dewi Ya Namah (Hormat pada Dewi Saraswati)
Saraswati adalah shakti Sang Hyang Brahma, semenjak zaman permulaan beliau sudah dianggap bundanya alam semesta dan segala penciptaan ini, karena beliaulah yang mendapatkan tugas khusus dari dari Sang Pencipta Brahma untuk mencipta dan merancang semua ciptaan ini. Arti kata Saraswati adalah “yang mengalir”; di Reg-Veda, beliau digambarkan sebagai sebuah sungai yang senantiasa mengalir, beliau memberkahi kesuburan setiap kandungan wanita dan juga kesucian bagi semua pemuja-pemujanya. Ada beberapa sebutan lainnya untuk beliau ini seperti : Sarada (pemberi arti), Vagiswari (guru tutur-bahasa), Brahmi (istri sang Brahma), Mahavidua (ilmu yang maha tinggi), dan lain sebagainya. Beliau adalah personifikasi dari semua bentuk ilmu…… seni, budaya, literatur, sains, dan berbagai keterampilan seperti seni ukir, pahat, patung dan lain-laian nya. Setiap seniman di India berwarna brahmana karena berada di bawah naungan Saraswati! Beliau berkulit putih karena
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
dasar ilmu pengetahuan, beliau adalah putih, suci dan bersih. Kebodohan atau kekurang-pengetahuan (avidya) berwarna hitam karena diliputi oleh kegelapan. Beliau dilambangkan duduk di atas bunga teratai, dengan berwahanakan seekor angsa dengan keempat tangannya, masing-masing beliau memegang Vina (suling), Akshamala (tasbih), Pustaka (kitab buku). Tangan yang satunya bermain Vina dan bermudra memberkahi. Sering juga beliau dilukiskan dengan Pasa (kwas), Ankusa (alat penyuntik, bunga Padma (teratai), Trisula, Sankha (alat tiup yang terbuat dari lokan raksasa), cakra, kecapi, dan sebagainya. Kadang-kadang beliau berwajah lima dan bertangan delapan, juga bermata tiga, berleher biru; dalam aspek ini beliau disebut sebagai Mahasaraswati yang penuh dengan unsur inti Durga (Parwati). Tunggangan beliau, sang angsa bernama Hamsa, seperti tunggangan Dewa Brahma. Sering sekali seekor burung merak menjadi wahana beliau selain angsa tersebut.
Om Sri Laksmi Dewi Ya Namah (Hormat pada Dewi Laksmi)
Dewi Laksimi adalah manifestasi dari Maheswari yang maha sakti, berdasarkan tiga bentuk gunas (tamas, rajas dan satvas). Beliau dewi Kemakmuran, Kekayaan dan Keberlimpahan karena semua yang ada didunia ini adalah hasil kreasi beliau. Beliau juga sebagai pendamping Wisnu didalam memelihara Jagat raya ini. Dalam agama Hindu, Laksmi (Dewanagari: लक्ष्मी�; IAST: Lakshmī) adalah dewi kekayaan, kesuburan, kemakmuran, keberuntungan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan. Dalam kitab-kitab Purana, Dewi Laksmi adalah Ibu dari alam semesta, sakti dari Dewa Wisnu. Dewi Laksmi memiliki ikatan yang sangat erat dengan Dewa Wisnu. Dalam beberapa inkarnasi Wisnu (Awatara) Dewi Laksmi ikut serta menjelma sebagai Sita (ketika Wisnu menjelma sebagai Rama), Rukmini (ketika Wisnu menjelma sebagai Kresna), dan Alamelu (ketika Wisnu menjelma sebagai Wenkateswara). Merak dalam penggambaran Dewi laksmi, yang mana adalah simbol dari kebenaran mutlak penciptaan hitam dan putih. sebab merak sesekali waktu mengembangkan bulu-bulunya sebagai lambang keindahan yang abadi dan lambang pernikahan.
Dewi Laksmi disebut juga Dewi Uang. Ia juga disebut "Widya", yang berarti pengetahuan, karena Beliau juga Dewi pengetahuan keagamaan. Ia juga dihubungkan dengan setiap kebahagiaan yang terjadi di antara keluarga dan sahabat, perkawinan, anak-anak, kekayaan, dan kesehatan yang menjadikannya Dewi yang sangat terkenal di kalangan umat Hindu.
Om Sri Durga Dewi Ya Namah (Hormat pada Dewi Durga)
Durga adalah dewa yang paling di puja di India dan berbagai pelosok dunia pada saat ini, beliau terkenal dengan nama-nama Dewi, Dewi Ma, Dewi Mata, Durga Ma dan lain sebagainya. Seluruh Purana dan Dewi Bhavatham didedikasikan kepadanya, demikian juga halnya dengan karya shahstra suci yang disebut Dewi Mahatmyam. Dewi Durga disebut juga sebagai Dewi Durga Saptasati atau Candi, dan hadir secara penuh hormat di dalam karya suci yang disebut Markandeya Purana, kitab ini dianggap sangat sakral dan setiap sloka dianggap
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
sebagai sebuah mantram, setiap mantram ini mampu menghasilkan pengharapan, hasrat dan permohonan kita. Durga juga bisa berarti “sulit untuk didekati”, karena beliau adalah personifikasi berbagai kesaktian dan gabungan kekuatan para dewa-dewi, namun sebagai bunda jagat-raya beliau adalah ibu yang penuh kasih sayang yang tidak terhingga. India dan Indoesia penuh dengan berbagai candi demi pemujaan yang pernah jaya-raya (di Indonesia), namun pada saat ini konsep yang terkembang di Indonesia adalah konsep salah-kaprah, Dewi Durga dianggap dewinya setan dedemit, semua ini adalah propaganda agama lain yang pernah mengalahkan kerajaan-kerajaan Hindu di masa oknum-oknum lalu, dengan menjelek-jelekkan peranan Dewi Durga yang sesungguhnya, padahal candi Prambanan dan Candi Sewu terang-terang didedikasikan kepada kebesaran Sang Pertiwi, Maheswari ini. Demikian juga konsep Ratu Kidul, laut selatan, adalah personifikasi Dewi Sri (berbaju hijau dan ungu, lambang Vishnu) yang sengaja diselewengkan oleh oknum-oknum agama lain dimasa lalu, ternyata kaum Hindu sendiri banyak terkecoh dan termakan oleh isu-isu itu.
Para dewa dan dewi TRI MURTI tersebut yang merupakan awal atau cikal bakal dari keberadaan dan terciptanya para dewa dan dewi diseluruh jagat raya dengan berbagai macam bentuk dan rupa sampai Bhatara dan Leluhur kita.
Maka kembali dengan seloka bagawadgita yang saya padukan dengan Lontar Siwa, Wisnu dan Brahma Tatwa serta Lontar Buana Kosa dan Sunya, Yang kesemuanya menjelaskan seperti ini kurang lebih,,,Om Semoga diberkati dan Mohon ampun apabila ada yang kurang Sempura ya Tuhan.
Jika engkau wahai pemujaku yang suci dan bijaksana, memujaKU maka engkau akan kembali kepadaKU, apabila engkau memuja manifestasiKu (Para Dewa dan Dewi) maka saat engkau kembali engkau akan sampai pada alam dewa dan dewi, apabila engkau selalu memuja bhutha (buta sakti, bhatara sakti dan sejenisnya) maka engkau kembali kealam ciptaanKu itu, maka itu pahamilah semua keberadaanKu itu.
Sebelum anda mengerti dengan semua hal diatas, maka berhati-hatilah didalam mencari jalan Ketuhanan itu, yang sepertinya kelihatan Mudah, NIKMAT, Gampang, Simple bahasa kerennya, tetapi efek dan akibatnya harus dipahami terlebih dahulu sebelum mengambil langkah yang ingin dituju,,,
Terimakasih, Salam Bahagia untuk KITA semua,,,
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)
(Dharma Enlightenment Smart World)