KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

141
KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Disusun Oleh : Sri Mulya Nurhakiky NIM. 10210417 PROGRAM STUDI SI FAKULTAS USHULUDDIN PRODI TAFSIR HADITS INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 2014 M/1435 H

Transcript of KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

Page 1: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN

(Kajian Tafsir Tematik)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Disusun Oleh :

Sri Mulya Nurhakiky

NIM. 10210417

PROGRAM STUDI SI

FAKULTAS USHULUDDIN PRODI TAFSIR HADITS

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA 2014 M/1435 H

Page 2: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)
Page 3: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur selalu untuk Allah

SWT, pemberi rahmat dan petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang bejudul “KONSEP

PSIKOTERAPI MENURUT AL-QURAN (Kajian Tafsir

Tematik) ini dengan lancar guna meraih gelar Sarjana Strata

Satu (S.Ud) pada Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Tak lupa shalawat dan

salam penulis panjatkan kepada baginda Muhammad Saw.

yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan

menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis

mendapatkan banyak hambatan yang sempat membuat down,

namun dengan adanya do’a restu dan motivasi juga semangat

dari orang-orang terdekat yang pada akhirnya penulis bisa

dengan bangga mempersembahkan skripsi ini kepada kedua

orang tua sebagai hasil kerja keras selama menuntut ilmu

disini. Terima kasih tak terhingga untuk Bapak H. Jaenudin

dan Ibu Aning Setiawati yang selalu mendo’akan dan memberi

dukungan baik secara materi maupun moril. Selanjutnya

dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih

kepada

Page 4: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

1. Ibu Hj. Khuzaemah T. Yanggo

2. Ibu Hj. Maria Ulfah, MA selaku dekan fakultas

Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta atas

ilmu, bimbingan dan motivasinya kepada penulis dalam

banyak hal

3. Bapak DR. H. Ulinnuha, Lc, MA yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini

4. Segenap instruktur tahfizh dan para dosen Institute Ilmu

Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

5. Untuk yang selalu membantu, memotivasi serta mood

booster penulis sehingga skripsi ini akhirnya bisa

selesai.

6. Teman-teman satu angkatan Ushuludin “USIQ” yang

selalu saling memotivasi satu sama lain. I LOVE U

ALL

Kepada mereka semua penulis haturkan beribu-ribu terimak

kasih, semoga Allah Swt membalas semua kebaikan mereka

dengan pahala yang berlimpah di sisi-Nya, Amin..

Page 5: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................

Pedoman Transliterasi ...................................................................................

Abstraksi ........................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................

E. Metodologi Penelitian dan Penulisan .................................................

F. Teknik dan Sistematika Penulisan .....................................................

BAB II : PSIKOTERAPI MENURUT TINJAUAN PARA AHLI

A. Pengertian Psikoterapi .......................................................................

B. Sejarah Singkat Psikoterapi ...............................................................

C. Aspek-Aspek Kajian Psikoterapi .......................................................

1. Objek Psikoterapi ........................................................................

2. Metode Psikoterapi .....................................................................

3. Permasalah Psikologis yang Dapat Diterapi ...............................

D. Pendekatan-Pendekatan dalam Psikoterapi ......................................

1. Psikoanalisis ...............................................................................

2. Behavioristik ..............................................................................

3. Humanistik ................................................................................

4. Kognitif .....................................................................................

5. Terapi Kelompok dan Keluarga ................................................

6. Psiko Religius ............................................................................

Page 6: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

7. Psikoterapi Qurani ....................................................................

E. Tujuan dan Manfaat Psikoterapi .....................................................

BAB 111: PSIKOTERAPI PERSPEKTIF AL-QURAN

A. Isyarat Psikoterapi dalam Al-Quran ..............................................

B. Ayat-Ayat Psikis dalam Al-Quran ................................................

C. Penafsiran Ulama Terhadap Ayat-Ayat Psikoterapi dalam Al-Quran

........................................................................................................

D. Konsep Psikoterapi dalam Al-Quran .............................................

1. Terapi Jiwa Melalui Ruqyah .....................................................

2. Terapi Jiwa Melalui Sabar dan Shalat ......................................

3. Terapi Jiwa Melalui Puasa .........................................................

4. Terapi Jwa Melalui Dzikir dan Doa ...........................................

5. Terapi Jiwa Melalui Zakat dan Sedekah ....................................

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................

B. Saran ................................................................................................

Page 7: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran memiliki banyak aspek keistimewaan dan kemukjizatan.

Salah satunya adalah mukjizat psikologis. Al-Quran diturunkan untuk mengubah

pandangan, kecenderungan dan perilaku manusia dan memberi petunjuk kepada

mereka untuk mengubah kesesatan dan kebodohannya dengan mengarahkan kepada

apa yang baik dan pantas, memberi pandangan baru tentang karakter dan misi

manusia dalam kehidupan, nilai dan moral baru, serta ide-ide tentang kehidupan.

Al-Quran merupakan sumber pedoman, bimbingan dan kekuatan bagi kaum

muslimin diseluruh penjuru dunia. Melalui Al-Quran, Islam membimbing manusia

menuju hidup sehat baik lahir maupun batin. Dalam Al-Quran mengandung daya

penyembuh. Berpedoman kepada Al-Quran dan Al-Sunnah, Islam membimbing

manusia menuju hidup sehat, yaitu perilaku takwa berupa perilaku yang ditandai

dengan ketaatan kepada sang Kh.ik sebagai konsep psikoterapi Islami.1

Terdapat banyak ayat dalam Al-Quran yang merujuk kepada analisis jiwa

manusia dalam berbagai konteksnya, sehingga menarik perhatian manusia untuk

melakukan pengkajian terhadap ilmu ini. Kenyataannya Al-Quran telah terlebih

dahulu mengkaji psikoterapi dengan menunjukan perhatian yang amat dalam terhadap

kepribadian manusia serta berbagai problem hidupnya melalui analisis terhadap

pikiran dan jiwa manusia. Inilah mukjizat kitab suci yang dianugerahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Al-Quran menganalisis keseluruhan aspek psikologi manusia,

bahkan setiap sudut dan relung benak manusia diungkapkan dengan jelas dalam

lembaran-lembaran kitab suci Al-Quran. Setiap aspek keadaan jiwa manusia bagai

sebuah buku yang terbuka. Oleh karena itu tidak salah dan tidak berlebihan jika

dinyatakan bahwa Al-Quran telah memberikan dasar-dasar psikoterapi dan

membukakan pintu hati dan pikiran manusia guna penelitian lebih lanjut demi

kepentingan umat manusia.2

Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan

standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara yang

1 Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran, (Jakarta: UIN Jakarta Press 2004) h.

221.

2 Afzalur Rahman, Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran, (Bandung: Mizan, 2007), h. 305

Page 8: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

2

terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Al-Quran menawarkan berbagai

macam psikoterapi yang menurut penelitian mutakhir modern sudah terbukti sangat

manjur dalam menyeimbangkan sisi kemanusiaan sehingga manusia mendapat

kehidupan yang tentram dan damai, sehingga tujuan penciptaannya untuk menghamba

tidak terganggu.3

Secara mengagumkan Al-Quran telah berhasil mempengaruhi kepribadian

manusia dan mengubahnya secara mendasar. Ringkasnya, Al-Quran telah mencapai

keberhasilan tiada banding diantara berbagai seruan keagamaan sepanjang sejarah

dalam melahirkan perubahan yang besar pengaruhnya terhadap kepribadian orang dan

masyarakat Islam.4

Al-Quran diyakini sebagai satu-satunya kitab suci yang memiliki energi daya

gugah yang luar biasa, serta semacam pengaruh yang dapat melemahkan dan

menguatkan jiwa seseorang. Peristiwa keislaman Umar bin Khattab RA menjadi bukti

kemukjizatan Al-Quran secara psikologis.

Ada lagi sebuah peristiwa lain. Kali ini tokohnya adalah „Utbah bin Rabi‟ah

yang diutus oleh kaum musyrik Makkah menghadap Nabi Muhammad Saw. setibanya

dihadapan Nabi, Nabi pun membacakan kepadanya beberapa ayat dari syrah Hamim,

As-Sajdah. „Utbah kembali ke kaumnya, dan dari kejauhan yang melihat „Utbah

berkata, “Abu Al-Walid („Utbah) datang dengan wajah yang berbeda dengan

wajahnya ketika berangkat.”

Rupanya ayat-ayat yang didengarnya berbekas dalam jiwanya, sehingga keadaannya

pun berubah.

Al-Quran merupakan terapi dan rahmat bagi orang-orang beriman, yakni dapat

menghilangkan sesuatu yang terdapat didalam hati berupa berbagai penyakit sepert

keragu-raguan, kemunafikan, kesyirikan dan kesesatan. Al-Quran dapat

menyembuhkan dari semua itu dan juga sebagai rahmat yang bisa didapatkan

daripadanya keimanan, hikmah, pencarian kebaikan dan keinginan padanya. Dan h.

ini tidak akan berlak kecuali bagi orang yang beriman kepadanya, membenarkannya,

dan mengikutinya, maka ia akan menjadi terapi dan rahmat.5

3 Ensiklopedia Mukjizat Al-Quran dan Hadis, Kemukjizatan Pikoterapi Islam, h. 3

4 Muhammad Usman Najati, Psikologi Qurani, (Bandung: Marja 2010) h. 259

5 Ahmad Husain Ali Salim, Terapi Al-Quran Untuk Penyakit Fisik dan Psikis Manusia, (Jakarta: Asta

Buana Sejahtera, 2006), h. 352)

Page 9: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

3

Jiwa manusia itu memiliki karakteristik yang dilengkapi dengan kemampuan

dan rahasia yang tinggi. Karakteristik tersebut bisa dilihat dari emosinya, seperti

sedih, senang, takut, kecemasan, duka, kegelisahan, kesusahan dan perasaaan-

perasaan lain waktu tertentu. Perasaan-perasaan tersebut muncul ketika seseorang

menghadapi peristiwa-peristiwa menyakitkan dalam hidupnya karena adanya

perubahan kondisi psikologis yang terlihat dari fisiknya seperti, perubahan raut muka,

keluar keringat, tertawa, cemberut, dan tanda-tanda lainnya. Terkadang perubahan

terjadi sangat dalam yang dirasakan oleh jiwa seseorang seperti detak jantung yang

bergerak cepat, sesak nafas dan lain-lain. Para ahli berpendapat bahwa sejumlah

gangguan jiwa dan tekanan sosial yang terus menerus berdampak pada imunitas tubuh

dan munculnya penyakit tertentu. 6

Penyakit kejiwaan ini sangat banyak indikasinya. Dengan mengungkapkannya

melalui psikoterapi dan dibantu oleh penelitian yang dibutuhkan, maka akan

ditemukan apakah penderitanya dalam kondisi yang normal atau menderita sakit

jiwa.7

Sebagian penelitian menjelaskan bahwa rata-rata tingkat kesembuhan

penderita penyakit jiwa yang diterapi dengan metode psikoterapi modern berkisar

60%-64%. Tentu tingkat itu belum bisa diterima apabila dibandingkan dengan

kesembuhan penderita penyakit jiwa yang tanpa menggunakan psikoterapi yang

berkisar 40%-60%. Ditambah lagi ada beberapa penderita yang bertambah buruk

kondisinya setelah diterapi dengan pengobatan psikoterapi. Disamping itu h.

terpenting yang harus kita lakukan ialah bukan sekedar terapi jiwa setelah terjadi.

Melainkan yang lebih penting dan lebih utama adalah melakukan pencegahan dari

penyakit itu. Minimal kita sekuat tenaga meminimalisasi terjadinya penyakit tersebut.8

Oleh karena itu Allah SWT menurunkan Al-Quran, karena di dalam Al-Quran

akan didapati banyak hikmah dan nasihat, baik dengan konsep pah.a, hukuman

maupun kisah yang semuanya ini dapat menjadi pelajaran guna perbaikan hati. Pada

saat itulah hati menginginkan sesuatu yang dapat bermanfaat baginya dan

menghindari segala sesuatu yang dapat membahayakannya. Dari sinilah hati akan

6 Hisham Th.bah dkk, Ensiklopedia Al-Quran Dan Hadis, (Bekasi: Sapta Sentosa 2008), h. 1-2

7 Ahmad Husain Ali Salim, Terapi Al-quran, h. 25

8 M. Usman Najati, Psikologi Qurani, (Surakarta: Aulia Press Solo, 2008), h. 322

Page 10: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

4

menyukai pengarahan yang ada dan membenci kebatilan yang merusak setelah

sebelumnya ia sangat membenci segala arahan dan menyukai semua kebatilan.9

Al-Quran memang merupakan penyembuh dan rahmat bagi yang hatinya

dipenuhi keimanan, yang senantiasa membuka hatinya sehingga nilai-nilai Al-Quran

bersinar disana. Nilai-nilai Al-Quran itu akan melahirkan ketenangan, kenyamanan

dan rasa aman di hatinya. Ia merasakan kenikmatan yang tidak pernah dan tidak akan

bisa dirasakan oleh orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. Di dalam Al-quran

sendiri terdapat banyak ayat yang menegaskan bahwa Al-Quran sebagai penyembuh,

diantaranya firman Allah SWT dalam surat Yunus10

(75: ]01[)سسة يس

Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan

penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta

rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus [10] :57 ).

Dengan ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa pelajaran dan obat jiwa itu

ditawarkan kepada semua manusia (beriman maupun kafir). Siapapun dia yang

mengikuti pelajaran dan menggunakan obat itu akan memperoleh manfaat dan

keberuntungan berupa jiwa yang sehat. Sedangkan bagi orang beriman akan

mendapatkan nilai tambah berupa hidayah dan rahmat Allah. Sebaliknya, siapapun dia

(beriman/ kafir) bila menyia-nyiakan pelajaran dan tanpa peduli dengan obat (nilai-

nilai dan arahan) tersebut, tidak akan dapat menikmati manfaat dan keuntungannya.

Jiwanya menjadi labil dan tak kunjung matang walau usia terus beranjak tua.11

Suatu h. yang menjadi keyakinan setiap muslim bahwa Al-Quran Al-Karim

diturunkan Allah SWT untuk memberi petunjuk kepada setiap manusia,

menyembuhkan penyakit hati yang menjangkiti manusia. Namun apakah Al-Quran

dapat menyembuhkan penyakit jasmani.

Dalam h. ini, para ulama menukilkan dua pendapat : ada yang mengkhususkan

penyakit hati, ada pula yang menyebutkan penyakit jasmani dengan cara meruqyah

9 Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, (Depok: Gema Insani 2005), h. 468.

10

Jamal Muhammad Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, ( Jakarta : penerbit zaman 2011)

h. 394.

11

Muhammad Thohir, 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat, (Jakarta : Lentera Hati 2006), h. 37.

Page 11: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

5

dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan oleh Qurthubi dalam tafsirnya dan juga Asy-

Syaukani dalam Fathul Qadir.

Al-Quran bukan sekedar menawarkan terapi untuk kejiwaan dan akal saja,

namun ia pun menawarkan penyembuhan bagi penyakit tubuh juga.12

Berikut ini bukti bacaan Al-Quran sebagai penyembuh jasmani dalam hadis yang

diriwayatan Imam Bukhari.

ذ ح أبي سعيذ حذثي مو ع ت أبي اى أبي بشش ع ب شعبت ع ذس حذث بشبس حذثب غ ب

ع اىخذسي سضي اىي

أح ا عيى حي أت سي عيي أصحبة اىبي صيى اىي بسب ب أ فبي يقش يبء اىعشة في

تقش ى ن ساق فقبىا إ اء أ د عن و مزىل إر ىذغ سيذ أىئل فقبىا عو حتى ىب ب

اى قطيعب ب جعيب فجعيا ى ا تجعيا ى و فبشأ فأت يت ع بزاق يج اىقشآ شبء فجعو يقشأ بأ

قبه فسأى فضحل سي عيي حتى سأه اىبي صيى اىي ب ببىشبء فقبىا ىب أخز ب أدساك أ

سقيت خ اضشبا ىي بس ب سا اىبخبسي .ز

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada

kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Bisyr dari Abu Al

Mutawakkil dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu bahwa beberapa orang

sahabat Nabi sh.lallahu 'alaihi wasallam mengadakan suatu perjalanan, ketika

mereka melewati salah satu perkampungan dari perkampungan Arab, orang-orang

kampung tersebut tidak menerima mereka, ketika sikap mereka masih seperti itu

seorang pemimpin mereka terkena sengatan kalajengking, lalu mereka pun berkata;

"Apakah diantara kalian ada yang mempunyai obat, atau seorang yang bisa

meruqyah?" lalu para sahabat Nabi pun berkata; "Sesungguhnya kalian tidak mau

menerima kami, maka kamipun tidak akan melakukannya sehingga kalian

memberikan imbalan kepada kami, " akhirnya mereka pun berjanji akan memberikan

beberapa ekor kambing."Lalu seorang sahabat Nabi membaca Ummul Qur`an dan

mengumpulkan ludahnya seraya meludahkan kepadanya hingga laki-laki itu sembuh,

kemudian orang-orang kampung itu memberikan kepada para sahabat Nabi beberapa

ekor kambing." Namun para sahabat Nabi berkata; "Kita tidak akan mengambilnya

hingga kita bertanya kepada Rasulullah sh.lallahu 'alaihi wasallam tentang h. ini, "

lalu mereka bertanya kepada Nabi sh.lallahu 'alaihi wasallam tentang pemberian itu

12 Musfir bin Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, (Depok: Gema Insani 2005), h. 468.

Page 12: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

6

hingga membuat beliau tertawa. Beliau bersabda: "Tidak tahukah bahwa itu ruqyah,

ambillah pemberian tersebut dan berilah bagiannya untukku." Hadis riwayat

Bukhari13

Konsep psikoterapi yang ditawarkan Al-Quran tidak hanya terbatas pada tiga

dimensi, yaitu fisik-biologi, kejiwaan dan sosio kultural seperti yang dikaji

psikoterapi modern, tetapi psikoterapi Al-Quran juga membahas dimensi kerohanian

dan spiritual, suatu wilayah yang belum dibahas oleh psikoterapi modern karena

perbedaan dasar pijakan.14

Terlampauinya batas keseimbangan dapat berbentuk gerak kearah berlebihan,

dan dapat pula kearah kekurangan. Dari sini dapat dikatakan Al-Quran

memperkenalkan adanya penyakit-penyakit yang menimpa hati dan yang menimpa

akal. Penyakit-penyakit kejiwaan pun beraneka ragam dan bertingkat-tingkat. Sikap

angkuh, benci, dendam, fanatisme dan kikir yang antara lain disebabkan karena

bentuk keberlebihan seseorang. Sedangkan rasa takut, cemas, pesimisme, rendah diri

dan lain-lain adalah karena penyakit kekurangannya.

Penyakit rohani yang demikian itu sudah pula diderita oleh ummat manusia

dari sejak zaman dahulu kala. Nabi Muhammad SAW pada suatu hari pernah

menjumpai sahabat bernama Abu Umamah yang sedang dilanda penyakit jiwa berupa

kehilangan gairah hidup, pesimistis, dan tidak ada keberanian untuk mengambil

langkah. Menghadapi yang demikian itu Nabi Muhammad SAW mengajarkan sebuah

doa kepadanya, yaitu

اىجب اىبخو اىش اعبل غيبت اىذياىي اي اعربل اىعجز اىنسو

Ya Allah aku berlindung diri kepadaMu dari perasaan ragu-ragu, pesimistis, rasa

lemah kemauan, malas, pengecut, kikir, terlilit hutang dan diisolir oleh orang lain.

(H. R. Abu Umamah)15

Ibnu Taimiyah berpendapat mengenai pengaruh Al-Quran terhadap

penyembuhan beberapa penyakit kejiwaan. Ia mengatakan bahwa Al-Quran adalah

obat segala h. yang ada dalam hati. Di dalam Al-Quran juga terdapat hikmah, suri

tauladan, baik dengan janji ancaman, pujian maupun dengan kisah yang mengandung

hikmah untuk menyucikan hati, hingga hati itu akan mencintai h. yang positif dan

13 LIDWA , Bukhari, Kitab : Pengobatan, Bab : Jampi dengan surat Alfatihah, No. Hadist : 5295

14

Sudirman Tebba, Tasawuf Positif, (Bogor: Kencana 2003), h. 67

15

Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran, (Jakarta: UIN Jakarta Press 2004) h.

230.

Page 13: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

7

membenci segala h. yang negatif. Hati jadi cenderung mencintai kebenaran dan

membenci kesalahan. Al-Quran pun dapat menyembuhkan penyakit yang timbul

karena keinginan yang buruk.16

Suatu ketika, Syaikh Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah ditanya, “Wahai Syekh,

seseorang mendapatkan musibah. Ia sadar, bila musibah itu berlangsung terus

menerus, rusaklah nasibnya di dunia dan di akhirat. Ia telah berusaha dengan

sungguh-sungguh mencegah musibah tersebutdengan berbagai cara. Akan tetapi,

musibah tesebut malah semakin menjadi-jadi. Maka, bagaimanakah ia harus

mengatasinya? Bagaimanakah ia melepaskan diri dari musibah tersebut?”

Syaikh Imam Ibn Qayyim menjawab, “Alhamdulillah. Dengarkanlah wahai

saudaraku, telah ditetapkan hadis Nabi yang termasuk hadis Bukhari. Diceritakan

bahwa Abu Hurairoh menyampaikan sabda Nabi.

ب ازه الله داء الا ازه ى شبء

“Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.”

Penyakit yang akan dibahas disini meliputi penyakit hati, ruh, dan badan serta

obat-obatnya. Nabi muhammad mengategorikan kejahilan sebagai penyakit, dan

obatnya adalah bertanya atau belajar kepada orang pandai.17

Selain sebagai potret jiwa dan raga, Al-Quran juga berfungsi sebagai

obat/terapi psikologis. Efek penyembuhan dengan memperdengarkan ayat-ayat Al-

Quran atau meminta pasien untuk membacanya, terbukti sangat luar biasa.

Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menerangkan tentang konsep psikoterapi,

dan menjadi ayat penyembuh bagi jasmani dan rohani, tetapi penulis belum

menemukan suatu buku khusus yang menjelaskan secara detail tentang konsep

psikoterapi Al-Quran bagi kita.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mendalami lebih lanjut tentang Konsep

Psikoterapi menurut Al-Quran ini, karena menyadari akan pentingnya psikoterapi

yang bernafaskan islam, terutama bagi mereka yang beragama islam, dimana

kebutuhan manusia terhadap ketentraman hidup kadang-kadang sulit dicapai, karena

16 Muhammad Usman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru 2004)

h. 360.

17

Ibnul Qayyim Al-Jauzi, Terapi Penyakit Hati, (Jakarta : Qisthi Press 2006), cet ke-4, h. 1-3

Page 14: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

8

adanya kendala dari dalam diri dan dari luar yang sukar dihindarkan. Al-Quran

mengandung banyak petunjuk dalam segala bidang kehidupan, maka untuk menjaga

agar mereka jangan sampai mengalami penderitaan yang lebih jauh, bimbingan Allah

yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah dapat digunakan oleh setiap orang yang

memahaminya dan dapat pula dimanfaatkan oleh para ahli di bidang psikoterapi

islami.18

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka penulis dapat

mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya:

1. Pengertian psikoterapi

2. Terapi menurut Al-Quran

3. Bentuk dan teknik psikoterapi dalam Al-Quran

4. Masalah yang dapat disembuhkan melalui psikoterapi

5. Al-Quran memandang masalah kesehatan psikis

6. Tujuan dan manfaat psikoterapi

Agar penjelasan tidak meluas dan langsung pada pokok pembahasan, maka

penulis membatasi penelitian ini pada masalah: Bentuk dan teknik psikoterapi dalam

Al-Quran.

Oleh karena itu rumusan masalah skripsi ini adalah: Bagaimana bentuk dan

teknik psikoterapi dalam Al-Quran ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk membahas lebih dalam mengenai bentuk

dan teknik psikoterapi menurut Al-Quran. Dengan penelitian ini diharapkan akan

memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang mukjizat Al-Quran terhadap

aspek psikologis. Karena banyak masyarakat modern ini yang hidupnya jauh dari

agama, jauh dari Al-Quran, padah. dengan membaca Al-Quran hidup akan lebih

tentram.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

18 Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islami, (Jakarta: Bulan Bintang 2002) h. 25.

Page 15: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

9

1. Untuk menambah Khazanah ilmu pengetahuan terutama dalam h. psikoterapi

2. Untuk mengetahui bagaimana Al-Qur‟an memandang psikoterapi

3. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat disembuhkan melalui psikoterapi

Al-Quran

4. Untuk mengetahui aspek medis yang terkandung melalui ibadah-ibadah yang

disebutkan dalam Al-Quran

5. Untuk lebih meyakinkan diri kita bahwa Al-quran merupakan mukjizat yang nyata

diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

6. Menambah keimanan dan kecintaan kita terhadap Al-Quran.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk pembuktian keaslian penelitian ini, selama proses pembuatannya

penulis telah melakukan tinjauan pustaka. Dalam h. ini, penulis menemukan beberapa

karya ilmiyah yang berkaitan dengan psikoterapi dalam Al-Quran. Namun, penulis

tidak menemukan buku atau karya ilmiyah yang berjudul sama. Diantara karya

ilmiyah yang berkaitan dengan psikoterapi adalah sebagai berikut:

1. Psikologi dalam Perspektif Hadis karya Muhammad Usman Najati. Penerbit

Pustaka al-Husna Baru tahun 2004. Pembahasan psikologi dalam perspektif hadis

ini membahas pengetahuan tentang psikologi atau ilmu jiwa menurut perspektif

hadis mulai dari tingkah laku, emosi, masa pertumbuhan, kepribadian, dll. Di

bagian terakhir buku ini membahas sedikit tentang psikoterapi atau pemulihan jiwa

tetapi menurut perspektif hadis.19

2. Ilmu Jiwa dalam Al-quran karangan Muhammad Usman Najati. Penerbit Pustaka

Azzam tahun 2005. Dalam buku ilmu jiwa dalam Al-Quran ini pembahasan nya

sama dengan psikologi dalam perspektif hadis. Bab pembahasannya pun sama.

Dan di bab terakhir ada pembahasan psikoterapi menurut Al-Quran tetapi hanya

sedikit pembahasannya.20

3. Psikologi Qurani, karya Muhammad Usman Najati. Penerbit Marja tahun 2010.

Masih pengarang yang sama, buku ini menjelaskan tentang psikologi Al-Quran.

Membahas macam-macam emosi yang terjadi pada manusia dan sudah tertuliskan

dalam Al-Quran. Pada bab akhir pembahasan dalam buku ini menjelaskan sedikit

19

Muhammad Usman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru

2004)

20

Muhammad Usman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al-quran, (Jakarta:Pustaka Azzam 2005)

Page 16: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

10

tentang psikoterapi dalam Al-Quran, tetapi tidak membahas secara lengkap. Bab

serta pembahasannya pun tidak jauh berbeda dengan yang sudah di tulis sebelum-

sebelumnya.21

4. Buku induk mukjizat kesehatan ibadah yang merupakan karya Dr. Jamal Elzaky.

Merupakan buku yang membahas tentang kesehatan-kesehatan jasmani yang kita

dapatkan apabila kita beribadah. Kesehatan rohani atau jiwa yang dibahas tidak

terlalu banyak.22

5. Terapi Penyakit Hati merupakan buku karangan Syekh Ibnul Qayyim Al-Jauzi.

Buku ini menerangkan penyakit-penyakit hati yang banyak dialami kita dan terapi

terapi apa saja yang dapat dijadikan penyembuhan bagi kita. Juga berisi nasihat-

nasihat agar hati selalu sehat.23

6. Ensiklopedi Al-Quran

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menghimpun semua sumber yang

penulis dapatkan tentang psikoterapi dalam Al-Quran dari buku-buku yang penulis

dapatkan, baik itu buku-buku islami ataupun buku psikologi umum dan dilengkapi

dengan ayat-ayat Al-Quran beserta penafsirannya.

E. Metodologi Penelitian dan Penulisan

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kepustakaan (library research),

yaitu dengan menjadikan Al-Qur‟an sebagai sumber primer. Untuk membahas

persoalan, penulis menggunakan metode maudhu’i (tematik) sebagai salah satu

metode tafsir Al-Qur‟an. Untuk memahami makna secara mufradat, penulis

memperguanakan mu’jam dan kamus-kamus lain yang diperlukan agar dapat

memaknai secara tepat.

2. Sumber Penelitian

Disamping itu penulis juga mengkaji hasil kajian ilmiah yang sesuai pokok

pembahasan ini dari pakar yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun, demikian

penulis masih tetap menggunakan Al-Qur‟an sebagai referensi utama (primer),

juga menggunakan sejumlah referensi sekunder dari kitab-kitab tafsir dan hadis

21 Usman Najati, Psikologi Qurani, (Bandung: Marja 2010)

22

Jamal Muhammad Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, ( Jakarta : penerbit zaman 2011)

23

Ibnul Qayyim Al-Jauzi, Terapi Penyakit Hati, (Jakarta : Qisthi Press 2006)

Page 17: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

11

yang dapat menunjang penelitian, diantaranya adalah Tafsir al-Qurthuby karya

Imam Al Qurthubi, tafsir At-Thabari, karya-karya Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauzi,

dan beberapa karya tafsir lainnya.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data secara dokumentatif

dari berbagai sumber di beberapa perpustakaan serta mencari informasi terkait dari

berbagai artikel di internet sebagai bahan yang selanjutnya ditelaah secara intens

sehingga dapat mendukung dalam kejelasan dan pembuktian suatu masalah.

Metode ini juga disebut juga dengan teknik dokumentasi, yaitu mencari data

mengenai h. atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan

sebagainya. Teknik ini merupakan penelaahan terhadap renfrensi-renfrensi yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian.

4. Metode Analisis Data

Penerapan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analisys) berisi

ayat-ayat Al-Qur‟an yang berawal dari identifikasi. Uraian ayat-ayat tersebut

didukung oleh hadis-hadis Rasulullah yang digali dari berbagai kitab-kitab hadis.

Serta pandangan mufassir terhadap penafsiran yang berhubungan dengan ayat-ayat

psikoterapi

5. Validitas Data

Untuk membuktikan penelitian yang dilakukan oleh penulis itu bisa dijadikan

sebuah karya ilmiyah, maka dalam penelitiannya penulis mengumpulkan data-data

yang dianggap valid untuk dijadikan referensi. Data-data tersebut berupa data

primer dan data skunder seperti yang dijelaskan pada sumber penelitian.

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini dengan menggunakan buku pedoman penulisan

skripsi yang diterbitkan IIQ.

Adapun sistematikanya untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini,

penulis membagi pembahasan menjadi empat bab, dengan sistematika sebagai

berikut:

Page 18: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

12

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang

masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat/tujuan penelitian,

metode penelitian dan penulisan, serta sistematika penulisan.

Bab kedua merupakan pembahasan yang terdiri dari: Pengertian Psikoterapi,

dalam pembahasan ini penulis mencari pengertian psikoterapi menurut pakar-pakar

psikologi. Sejarah Singkat Psikoterapi, dalam meneliti keilmuan kita harus

mengetahui sejarah asal mula berdirinya ilmu tersebut. Dalam pembahasan ini penulis

mengambil sejarah psikoterapi umum yang dikutip dari buku-buku psikologi. Aspek-

aspek kajian Psikoterapi, Pendekatan-pendekatan dalam Psikoterapi, serta yang

terakhir dalam bab ini ialah Tujuan serta Manfaat Psikoterapi.

Bab ketiga merupakan pembahasan mengenai: Isyarat Psikoterapi dalam Al-

Quran, Ayat-ayat psikis dalam Al-Quran, Penafsiran Ulama terhadap ayat-ayat

psikoterapi dalam Al-Quran, Konsep Psikoterapi Al-Quran.

Bab empat atau bab terakhir dalam penulisan skripsi ini yaitu bab penutup

yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Dan kemudian dilanjutkan dengan daftar

pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah, Psikoterapi Islami, Jakarta: Bulan Bintang 2002

Ghazali, Syeikh Muhammad, Tafsir Tematik dalam Al-Quran, Jakarta: Gaya Media

Pratama 2005

Page 19: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

13

Salim, Ahmad Husain Ali, Terapi Al-Quran Untuk Penyakit Fisik dan Psikis

Manusia, Jakarta: Asta Buana Sejahtera, 2006

Al-Jauzi, Ibnul Qayyim, Terapi Penyakit Hati, Jakarta : Qisthi Press 2006

Najati, Muhammad Usman, Ilmu Jiwa dalam Al-quran, Jakarta:Pustaka Azzam 2005

Najati, Muhammad Usman, Psikologi Qurani, Bandung: Marja 2010

Najati, Muhammad Usman, Psikologi dalam Perspektif Hadis, Jakarta: Pustaka al-

Husna Baru 2004

Nata, Abudin, Perspektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran, Jakarta: UIN Jakarta

Press 2004

Shihab, M. Quraish, Mukjizat Al-Quran, Bandung: Mizan 2007

Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran Tentang Zikir dan Doa, Jakarta: Penerbit

Lentera Hati 2008

Tebba, Sudirman, Tasawuf Positif, Bogor: Kencana 2003

Th.bah, Hisham dkk, Ensiklopedia Al-Quran Dan Hadis, Bekasi: Sapta Sentosa

2008

Thohir, Muhammad, 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat, Jakarta : Lentera Hati 2006

Az-Zahrani, Musfir bin Said, Konseling Terapi, Depok: Gema Insani 2005

Elzaky, Jamal Muhammad, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, Jakarta :

penerbit zaman 2011

LIDWA, Pustaka Hadis

Page 20: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

13

BAB II

PSIKOTERAPI MENURUT TINJAUAN AHLI

A. Pengertian Psikoterapi

Definisi Psikoterapi istilah psikoterapi mempunyai pengertian cukup banyak

dan kabur, terutama karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang

operasional ilmu empiris seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan penyuluhan, kerja

sosial, pendidikan dan ilmu agama.

Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy.

Psyche mempunyai beberapa arti antara lain :

1. Jiwa dan hati

2. Dalam mitologi Yunani psyche adalah seorang gadis cantik yang bersayap

seperti kupu-kupu. Jiwa digambarkan berupa gadis dan kupu-kupu simbol

keabadian

3. Ruh, akal dan diri

4. Dalam bahasa Arab psyche dapat dipadankan dengan nafs, dengan bentuk

jama’nya nufus. Ia memiliki beberapa arti diantaranya jiwa, ruh, darah, jasad,

orang, diri sendiri.

Dari beberapa arti etimologis tersebut, dapat dipahami bahwa psyche atau

nafs adalah bagian dari diri manusia dari aspek yang lebih bersifat rohani dan paling

tidak lebih banyak menyinggung sisi yang dalam dari eksistensi manusia ketimbang

fisik atau jasmaniyahnya.1

Sedangkan menurut istilah, Psikoterapi adalah pengobatan penyakit dengan

cara kebatinan, atau penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental

atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari atau penyembuhan lewat

keyakinan agama, dan diskusi personal dengan para guru atau teman. Lewis R.

Wolberg. MO (1997) dalam bukunya Hamdani Bakran yang berjudul Konseling dan

Psikotrapi Islam mengatakan bahwa: Psikoterapi adalah perawatan dengan

menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan

1 M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam: Penerapan Metode

Sufistik, (Jakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), h. 223

Page 21: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

14

emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional

dengan pasien, yang bertujuan:

(1) menghilangkan, mengubah atau menemukan gejala-gejala yang ada

(2) memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak, dan

(3) meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan yang positif. 2

Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist).

Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar

belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.

Psikoterapis merupakan istilah umum untuk menyebut semua orang yang melakukan

psikoterapi. Psikoterapi bisa diartikan sebagai suatu interaksi antara dua orang atau

lebih yang hasilnya adalah mengubah pikiran, perasaan atau perilaku seseorang

menjadi lebih baik.

Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih,

yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang

dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan keterampilan

psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal.

Psikoterapi kadang diidentikkan dengan psikoanalisis, yaitu suatu cara untuk

menganalisis jiwa seseorang dengan menggunakan teknik-teknik tertentu. Psikoterapi

juga diartikan dengan penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental

atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri. Sebenarnya psikoterapi bukan hanya

untuk pengobatan, tetapi juga untuk upaya pencegahan dan konstruktif, demikian

pendapay Carl Jung.3

Psikoterapi adalah proses profesional dengan kode etik tertentu. Jadi kalau

mahasiswa bertemu dan ada temannya yang ingin konsultasi kemudian mahasiswa

tersebut memberi tahu cara pemecahannya langsung saat itu, tanpa asesment yang

adekuat, hal itu tidak dapat disebut psikoterapi. Ada aturan-aturan tertentu kalau

proses itu psikoterapi. Antara lain aturan itu menyangkut biaya, waktu, tempat, alat-

2 M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam: Penerapan Metode

Sufistik, (Jakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), h. 228

3 Frieda Fordman, Pengantar Psikologi Carl. G. Jung, (Jakarta: Bhatara Karya Aksara, 1988), h. 69

Page 22: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

15

alat yang digunakan, teknik-teknik yang diterapkan, landasan teori yang mendasari

proses terapi. Jadi kalau suatu interaksi antara teman jelas bukan proses terapi,

meskipun interaksi membawa perubahan.4

Dikatakan dalam buku Singgih Dirga Gunarsa: "Dalam Oxford English

Dictionary, perkataan “psychotherapy” tidak tercantum tetapi ada perkataan

“psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit

dengan mempergunakan tehnik psikologis untuk melakukan intervensi psikis".

Dengan demikian perawatan melalui tehnik psikoterapi adalah perawatan yang

secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik

terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.

Sebagaimana diketahui, bahwa perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga

dapat dilakukan dengan pendekatan dari bidang Kedokteran, antara lain dengan

farmakoterapi.5

Psikoterapi adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh faktor-

faktor psikologis dari bagaimana orang tetap menjaga kesehatannya, mengapa orang

menjadi sakit dan bagaimana tanggapan mereka ketika menjadi sakit. Sementara itu

psikoterapi islami merupakan cara psikoterapi yang melandaskan citra manusia

menurut ajaran islam. Dalam pandangan islam, manusia merupakan khalifah di muka

bumi yang memiliki fitrah yang suci dan beriman. Manusia bukan hanya sekumpulan

daging melainkan memiliki roh yang berasal dari Tuhannya. Dengan demikian

manusia selalu memiliki interaksi yang khusus dengan Tuhannya. Psikoterapi islami

menggunakan Al-Quran dan hadist sebagai ladasan utamanya.6

Diakui atau tidak, banyak orang yang sebenarnya telah banyak mengidap

penyakit jiwa, namun ia tidak sadar akan penyakitnya. Bahkan ia tidak mengerti dan

memahami bagaimana seharusnya yang diperbuat untuk menghilangkan penyakitnya.

Karenanya dibutuhkan pengetahuan tentang psikoterapi. Psikoterapi berbeda dengan

pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis sebagai

gangguan kena sihir, kesurupan atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang

4 M.A. Subandi, Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar Offset, 2002), h. 5

5 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: Gunung Mulia, 1992), h. 154-155

6 Aliah B.Purwakania, Pengantar Psikologi kesehatan Islami, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada

2008), h. 6-7

Page 23: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

16

kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan

kurang wawasan ilmiahnya.7

Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan

standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara

modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi

tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena

yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.

Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya).

Justru psikoterapi hanya digunakan untuk menangani orang yang waras yang sedang

mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin

meningkatkan kemampuan pikiranya. Sedangkan penanganan orang gila adalah

urusan rumah sakit.

Dalam sesi psikoterapi, akan membahas dan menganalisa hambatan psikologis

yang ada dalam diri klien, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan

metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila klien

ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada

orang yang tidak mau dibantu.8

B. Sejarah Singkat Psikoterapi

Dari semua cabang ilmu kedokteran, maka cabang ilmu kedokteran jiwa

(psikiatri) dan kesehatan jiwa (mental health) adalah yang paling dekat dengan

agama. Bahkan di dalam mencapai derajat kesehatan yang mengandung arti keadaan

kesejahteraan (well being) pada diri manusia, terdapat titik temu antara kedokteran

jiwa, di satu pihak dan agama di lain pihak.9

Tak dapat dipungkiri bahwa teori dan praktek psikoterapi yang dikenal

sekarang ini tidak lain adalah merupakan produk dari masyarakat barat. Jelas memang

7 M. Surya, Teori-teori Konseling, (Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2003), h.21

8 Sunardi Permanarian & M. Assjari. Teori Konseling (Bandung: PLB FIP UPI 2008), h.17

9 Dadang Hawari, Al-quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Prima Yasa, 1995), h. 11.

Page 24: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

17

lahirnya suatu teori atau metode pendekatan pendekatan psikoterapi tidak dapat

dipisahkan dari kondisi dan situasi serta nilai-nilai budaya masyarakat barat.10

Psikoterapi berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita

penyakit jiwa. Berabad-abad yang lalu orientasi mistik,upaya mengusir roh jahat

dengan cara tidak manusiawi (mengisolasi, mengikat, memasung, memukul).

Menyembuhkan orang sakit melalui pengaruh hubungan seseorang dengan orang lain

sudah lama dilakukan setua umur manusia di dunia ini dengan menanamkan atau

meningkatkan perasaan sehat. Bentuk penyembuhan di atas kemudian disebut dengan

psikoterapi. Penyembuhan pada masa jauh sebelum masehi dilakukan dengan

menggunakan kekuatan-kekuatan misalnya yang dimiliki oleh sesepuh, orang pintar

atau tokoh agama.

Pada zaman yunani kuno (600 SM – 600 M) muncul Aristoteles (384 SM –

322 SM) dan Hipocrates (460 SM – 377 SM) sebagai bapak dari ilmu kedokteran

modern menggunakan metode observasi, pengontrolan dan penyimpulan rasional dari

suatu gejala, rekreasi, istirahat, berpantang makan, pemijatan dan latihan fisik. Pada

abad pertengahan (600 – 1500 M) pengaruh Hipocrates mulai tenggelam saat zaman

Romawi yang mengedepankan kekuatan-kekuatan supranatural.11

Pada abad ke-18

perhatian terhadap cara merawat penderita sakit jiwa meingkat. Penderita

diperlakukan lebih manusiawi, tempat penampungan orang sakit berubah menjadi

rumah sakit Pjilipe Pinel di Prancis memperkenalakan pendekatan sikap ramah di

rumah sakit. Pada awal abad ke-19 muncul latihan penguasaaan diri sebagai teknik

perubahan perilaku , teknik ini berawal dari teknik hukuman untuk mengubah dan

merekontruksi seseorang agar kembali kepada keadaan sebelumnya. Salah seorang

psikiater bernama Benyamin Rush (1745 M – 1813 M) menggunakan teknik tersebut

untuk merawat penderita penyakit “mania” padahal ia adalah pelopor perubahan

pendekatan dengan dasar kemanusiaan pada penderita sakit jiwa.

Dhorotea Lyde (1802 M – 1887 M) sebagai tokoh perubahan lain memprotes

perlakuan-perlakuan keras dan kejam terhadap penderita sakit jiwa dan menurutnya

mereka juga mempunyai kebutuhan akan kebebasan fisik. Pengaruh pendekatan

kemanusaiaan, diantaranya muncul teknik hipnotis atau sugesti untuk mengubah

dorongan-dorongan psikis pada penderita neuroti seperti pada penderita histeria. Pada

abad ke-19 teknik hipnotis juga dapakai oleh Jean Martin Charcot (1825-1983) dan

10Subandi, psikologi Islam, (Surakarta: Muhamadiyah University Press, 1996), h. 73

11

Andi Mappiare, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 1992), h. 32

Page 25: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

18

Hippolyte Bernheim (1840-1919) yang orientasinya lebih jelas bahwa ganguan-

ganguan kejiwaaan psikologis (yang terdapat di alam bawah sadar). Pemahaman

tersebut kemudian melahirkan Sigmun Frued (1856-1939) yang melakukan revolusi

dalam dunia psikoterapi yakni psikoanalisis sebagai teknik psikoterapi. Pengaruh

Frued bagitu lama sampai dengan tahun60-an dan banyak pusat-pusat yang

mempelajari teknik tersebut. Permasalahan yang dihadapi klien adalah konflik yang

ditekan atau ditahan (repressed) di dalam alam tak sadar. Kemudian untuk mencapai

kesembuhan , hal-hal yang ditekan atu ditahan dalam alam tidak sadar dikeluarkan

(uncovering unlocking prosses) untuk diketahui dan kemudian dianalisis dan

interpretasi.12

Ilmu kesehatan mental atau psikoterapi ini berkembang pesat terutama setelah

perang dunia ke 2 yang dampaknya sangat parah terhadap mental bangsa Eropa dan

Amerika. Psikoterapi merupakan bagian objek dari kajian psikologi agama (Pastoral),

yang dalam perkembangannya kemudian menjadi ilmu terapan.13

Sebagai dampak modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, pola hidup/ gaya hidup masyarakat negara maju sudah berubah, dimana

nilai-nilai moral, etika, agama dan tradisi lama ditinggalkan karena dianggap usang.

Kemakmuran materi yang diperoleh ternyata tidak selamanya membawa kepada

kesejahteraan (well being). Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat negara maju

telah kehilangan aspek spiritual yang merupakan kebutuhan dasar setiap manusia,

apakah ia seorang beragama ataupun seorang yang sekuler sekalipun. Kekosongan

spiritual, kerohanian dan rasa keagamaan inilah yang menimbulkan permasalahan

psikososial di bidang kesehatan jiwa. Sehubungan dengan hal itu para ahli kini

berpendapat bahwa manusia bukanlah mahluk biopsikososial semata, melainkan

biopsikososio spiritual.14

Pada tahun 60-an psikoanalisis mulai memudar yang kemudian diikiti dengan

munculnya psikolologi klinis dan psikologi konseling sebagai reaksi dari perubahan-

perubahan yang terjadi di masyarakat setelah perang dunia kedua. Carl Rogers yang

merubah pendekatan konseling tidak langsung (nondirective conseling) dan

pendekatan terpusat pada klien (Clien Centris Approach) yang kemudian menjadi

Person Centred approach. Pada saat hampir bersamaan muncul terapi perubahan

12 Henrikus, Sejarah Psikoterapi ppt.,

13

Dadang Hawari , Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa ( Yogyakarta: PT. Dana

Bhakti Prima Yasa 1995), h. 34

14

Dadang Hawari , Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, h. 13

Page 26: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

19

perilaku (Behaviour Therapy) sebagai teknik yang berlawanan dengan psikoanalisis.

Dan pada akhir tahun 50-an dan 1960 mulai banyak mendapatkan sambutan, masalah

perilaku dipahami sebagai sebagai gejala yang muncul dan dapat bisa diubah dan

kemudian mempengaruhi keseluruhan kepribadian individu yang bersangkutan.15

Tak diragukan lagi bahwa psikoterapi barat telah mengalami kelesuan sampai

sekarang dalam menerapi penyakit-penyakit jiwa dan bahayanya. Bahkan dari sekian

banyak kasus yang ada menunjukan bahwa para psikitiater itu sendiri adalah orang-

orang yang terkena penyekit jiwa, sehingga mereka perlu unutk diterapi terlebih

dahulu sebelum menerapi orang lain. Malah ada sebagaian psikiater yang melakukan

bunuh diri. Pada bulan mei 1975 seorang psikolog Amerika yang bernama Gicub

Morino melakukan bunuh diri pada usia 70 tahun. Rahasia bunuh diri yang dilakukan

beberapa psikiater di barat merujuk kepada sebab yaitu hilangnya kepercayaan kepada

Allah. Kelemahan keimanan yang melanda para psikolog dan ketidaktahuan mereka

akan Allah dengan sebenar-benarnya menyebabkan hilangnya kepercayaan psikiater

terhadap dirinya sendiri, hancurnya nilai-nilai akhlak dan sifat luhur di kalangan

mereka.16

C. Aspek-Aspek Kajian Psikoterapi

Psikoterapi mengandung arti ganda. Pada satu sisi ia mengandung arti yang

jelas yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi pada segi lain ia menunjuk pada

sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis

pada suatu titik dan konseling pada titik lainnya. Psikoterapi fokus pada masalah

penyembuhan-penyesuaian-pengobatan. Psikoterapi juga dijalankan berdasarkan ilmu

atau teori kepribadian.17

Terkait dengan aspek-aspek yang dikaji dalam psikoterapi, penulis telah

menghimpun dari berbagai literatur ilmiah yang penulis dapatkan. Kajian psikoterapi

yang ingin penulis sampaikan antara lain sebagai berikut:

15 Lynn Wilcox, Ilmu Jiwa Berjumpa Tasawuf, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta, 2003) h. 22

16

Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik, (Jakarta: Mizan Publika, 2004), h. 133-135

17

Andi Mappiare, pengantar konseling dan psikoterapi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) h. 20

Page 27: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

20

1. Objek Psikoterapi

Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan, perawatan, atau

pengobatan dari psikoterapi adalah manusia secara utuh, yakni yang berkaitan

atau menyangkut dengan gangguan pada:

a. Mental, yaitu yang berhubungan dengan fikiran, akal, ingatan atau proses yang

berasosiasi dengan fikiran, akal, dan ingatan. Seperti mudah lupa, malas

berfikir, tidak mampu berkonsentrasi, picik, tidak dapat mengambil suatu

keputusan dengan baik dan benar bahkan tidak memiliki kemampuan

membedakan antara yang halal dan haram, yang bermanfaat dan yang

mudharat serta yang hak dan yang batil.18

b. Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau jiwa,

religius, yang berhubungan dengan agama, keimanan, dan yang menyangkut

dengan nilai-nilai transendental. Seperti syirik, nifak, fasik dan kufur.19

c. Moral, yaitu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya

lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran,

pertimbangan atau penelitian atau watak yang terjabarkan dalam bentuk

berfikir, berbicara, bertingkah laku dan sebagainya.20

Moral, akhlak atau tingkah laku merupakan ekspresi dari kondisi mental dan

spiritual. Ia mncul dan hadirsecara sepontan dan otomatis dan tidak dapat

dibuat-buat atau direkayasa.

d. Fisik (Jasmaniah), tidak semua gangguan fisik dapat disembuhkan dengan

psikoterapis islam, kecuali memang ada izin Allah SWT. Tetapi adakalanya

sering dilakukan secara kombinasi dengan terapi medis atau melalui ilmu

kedokteran pada umumnya.21

Gangguan pada fisik adakalanya muncul akibat

perubahan jiwa yang disebabkan oleh keadaan-keadaan tertentu yang bersifat

fluktuatif.

Jiwa manusia memiliki karakteristik yang dilengkapi dengan

kemampuan dan rahasia yang tinggi. Karakteristik tersebut bisa dilihat dari

18 M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam: Penerapan Metode

Sufistik, (Jakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), h. 237

19

M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam: Penerapan Metode

Sufistik, h. 240

20

M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam: Penerapan Metode

Sufistik, h. 249

21

M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam: Penerapan Metode

Sufistik, h. 251

Page 28: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

21

emosinya, seperti sedih, senang, takut, kecemasan, duka, kegelisahan,

kesusahan dan perasaaan-perasaan lain waktu tertentu. Perasaan-perasaan

tersebut muncul ketika seseorang menghadapi peristiwa-peristiwa

menyakitkan dalam hidupnya karena adanya perubahan kondisi psikologis

yang terlihat dari fisiknya seperti, perubahan raut mauka, keluar keringat,

tertawa, cemberut, dan tanda-tanda lainnya. Terkadang perubahan terjadi

sangat dalam yang dirasakan oleh jiwa seseorang seperti detak jantung yang

bergerak cepat, sesak nafas dan lain-lain. Para ahli berpendapat bahwa

sejumlah gangguan jiwa dan tekanan sosial yang terus menerus berdampak

pada imunitas tubuh dan munculnya penyakit tertentu. 22

2. Metode Psikoterapi

James P.Chaplin lebih jauh membagi pengertian psikoterapi dalam dua sudut

pandang. Secara khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan teknik khusus

pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri

setiap hari. Secara luas, psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan

agama melalui pembicaraan informal atau diskusi personal dengan guru atau

teman. Pada pengertian di atas, psikoterapi selain digunakan untuk penyembuhan

penyakit mental, juga dapat digunakan untuk membantu, mempertahankan dan

mengembangkan integritas jiwa, agar ia tetap tumbuh secara sehat dan memiliki

kemampuan penyesuaian diri lebih efektif terhadap lingkungannya. Tugas utama

psikiater adalah memberi pemahaman dan wawasan yang utuh mengenai diri

pasien serta memodifikasi atau bahkan mengubah tingkah laku yang dianggap

menyimpang. Oleh karena itu, boleh jadi psikiater yang dimaksudkan di sini

adalah para guru, orang tua, saudara dan teman dekat yang biasa digunakan

sebagai tempat curahan hati serta memberi nasihat-nasihat kehidupan yang baik.23

Corak metode psikoterapi terbagi kepada dua aliran besar. Pertama,

metode psikoterapi tradisional, dimana didalam megobati penyakit kejiwaan

mempergunakan kekerasan serta menuntut si penderita untuk melupakan faktor

kejiwaan yang mengganggu dirinya. Cara yang dipakai dalam metode ini adalah

konseling, penyuluhan, penyugestian, baik melalui hipnotis atau tidak, rileksasi,

musik dan lain-lain. Terapi jiwa yang menggunakan sarana-sarana tersebut,

22 Hisham Th.bah dkk, Ensiklopedia Al-Quran Dan Hadis, (Bekasi: Sapta Sentosa 2008), h. 1-2

23

Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik, (Jakarta: Mizan Publika 2004), h. 133

Page 29: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

22

memang bisa mengurangi penyakit dan bahkan menghilangkanya. Tetapi terapi

seperti ini kesembuhanya hanya bersifat temporer (sementara waktu). Hanya saja

kelebihan metode ini adalah dapat untuk menerapi sebagian besar kondisi secara

umum.24

Kedua, metode psikoterapi insight, metode ini berdiri diatas kaidah

pengungkapan secara verbal dan menuntut si pasien untuk melakukan

pengingatan. Cara yang paling menonjol dalam metode psikoterapi yang kedua

ini adalah pengosongan emosi, konsultasi kejiwaaan secara klinis, metode

psikoanalisis dalam ragam bentuknya, baik menggunakan ramuan-ramuan atau

tidak.

Terapi dengan berbagai bentuk sarana tersebut bertujuan untuk

mengadakan perubahan dalam diri manusia sehingga setelahnya orang yang

bersangkutan lebih tentram baik dengan dirinya sendiri maupun orang lain.

Namun metode ini tidak dapat dipraktikan untuk setiap keadaan. Kesuksesan

terapi ini juga berkaitan dengan kecakapan dalam memilih kondisi yang tepat.25

Selain menggunakan metode tersebut diatas ada terapi-terapi lain yang sering

dilakukan para psikiater, yang disebut dengan pelengkap terapi. Antara lain :

1. Fisioterapi (terapi fisik) adalah terapi yang menggunakan berbagai prosedur,

seperti pijat, gerak badan, mandi dengan air panas, kompres, semburan air dll.

2. Terapi Okupasional adalah metode dimana pasien-pasien diberikan pekerjaan

ringan. Terapi ini dapat memulihkan kepercayaan diri, mengalihkan perhatian

pasien dari diri sendiri, membantu membangun dan memelihara kontak

dengan kenyataan dan mengembangkan kemampuan kreatifnya.

3. Terapi Rekreasi yaitu terapi yang menggunakan kegiatan-kegiatan seperti

pertandingan, atletik, tarian, pesta, hiburan dan permainan. Langkah-langkah

itu berharga untuk memberikan kehidupan sosial yang normal selama di

rumah sakit dan mempersiapkan individu untuk kembali ke masyarakat.

4. Biblioterapi yaitu program membaca terarah yang dirancang untuk

meningkatkan pemahaman pasien tentang dirinya sendiri dan untuk

24 Amir an-Najar, Ilmu Jiwa Dalam Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Azzam 2010), h. 273.

25

Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik, (Jakarta: Mizan Publika 2004), h. 135

Page 30: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

23

memperluas cakrawala budayanya serta memberikan beraneka ragam

pengalaman emosionalnya.

5. Terapi Musik, terapi ini merupakan sarana untuk memberikan situasi yang

menyenangkan bagi pasien penyakit mental. Terapi ini telah dikenal sejak

jaman Yunani Kuno. Pengaruh dari musik yang tenang adalah memberi

ketenangan bagi pasien-pasien yag gempar, juga sebaliknya.26

6. Terapi Al-Quran ialah terapi yang menggunakan Al-Quran atau

mendengarkan bacaan Al-Quran sebagai metode penyembuhan.

Dalam buku Al-‘Ijaz fi Al-Qur’an karya Muhammad Kamil Abdush Shamad,

sebagaimana dikutip oleh M. Quraish Shihab, mengenai pengaruh ayat-ayat

Al-Quran terhadap kondisi psikologis dan fisiologis manusia. Penelitian ini

dilakukan terhadap sukarelawan non-muslim berusia antara 17-40 tahun

menggunakan alat ukur MEDAQ (Medical Data Quetient). Sebelum

penelitian dimulai, setiap responden dipasangi empat jarum elektrik di tubuh

masing-masing yang dikoneksikan ke mesin pengukur berbasis komputer.

Pada uji coba pertama, para responden diperdengarkan 85 kali ayat-

ayat Al-Quran secara mujawwad (tanpa lagu). Pada percobaan kedua, 85 kali

diperdengarkan kalimat-kalimat biasa berbahasa Arab secara mujawwad. Dan

pada percobaan ketiga para responden dibiarkan duduk membisu sambil

menutup mata tanpa dibacakan apa-apa. Hasilnya 65% resonden yang

mendengarkan ayat-ayat Al-Quran mendapat ketenangan batin dan

ketegangan sarafnya turun hingga 97%. Begitulah kemukjizatan Al-Quran

yang bukan sekedar kitab bacaan, namun mampu memotret jiwa dan raga

manusia.27

Namun sayangnya psikoterapi menurut Al-Quran ini belum begitu

populer di kalangan psikoterapis dunia. Hanya segelintir psikoterapis muslim

yang menggunakan metode ini.

3. Permasalahan-permasalahan psikologis yang dapat diterapi

Gangguan kejiwaan dalam kontek ilmu kesehatan mental (psikoterapi)

merupakan kumpulan dari keadaan tidak normal, baik itu karena faktor jasmani,

yang membuat orang jadi tidak percaya diri, minder dan gelisah, panik, frustasi,

26 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius 2006) h. 578-579.

27

M. Quraish Shhihab, Mukjizat Al-Quran,(Bandung: Mizan 2007), h. 241-242.

Page 31: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

24

maupun bersifat kejiwaan. Kesehatan mental yang terganggu berpengaruh

terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan. Gejala-gejalanya antara lain terlihat pada

perasaan (gelisah, iri, dengki, dendam, murung, was-was, risau, kecewa, putus

asa, dll.), pikiran (mudah lupa, tidak mampu konsentrasi pada suatu pekerjaan,

tidak berpikir realistis, histeris, pandangan kosong, dll) dan jasmani.28

Dalam khasanah literatur Islam Klasik, maslah gangguan kejiwaan sudah

banyak dibahas dalam Tasawuf, sebagai paya psikoterapi terhadap penyakit jiwa

yang oleh Al-Ghazali () disebut dengan istilah amrad al-qulub atau aswam an-

nufus. Ibn Qayyim al-Jawzi juga mengembangkan pendekatan yang bersifat

kerohanian untuk psikoterapi dengan at-tibb an-nabawi dan juga dalam kitab

madarij as-salikin.

Menurut Imam Ghazali dalam Ihya ulumuddin, semua manusia dalam

keadaan sakit (gangguan jiwa), kecuali manusia yang dikehendaki Allah untuk

tidak sakit, seperti para Nabi dan Rasul. Cuma bedanya diantara mereka itu ada

yang sadar akan penyakitnya dan ada pula yang tidak sadar karena takut makan

obatnya.29

Banyak sekali masalah-masalah psikologis yang sudah terbukti dapat

disembuhkan dengan psikoterapi diantaranya yaitu:

- Berhenti merokok

- Bingung menentukan pilihan

- Depresi

- Fobia (ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda,binatang atau situasi

tertentu)

- Frigiditas (hilangnya atau berkurangnya dorongan seksual pada wanita

padahal masih dalam usia prosuktif)

- Gangguan bicara (gagap,kata-kata yang tidak lancar)

- Insomnia (gangguan tidur/susah tidur)

- Halusinasi

- Kebiasaan buruk

- Kecemasan berlebihan

- Kemalasan dan kebiasaaan menunda

28 Sa’adi, Nilai Kesehatan Mental Islam dalam Kebatinan Kawruh Jiwa Suryomentaram, (Jakarta:

Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), h. 72.

29

Sa’adi, Nilai Kesehatan Mental Islam dalam Kebatinan Kawruh Jiwa Suryomentaram, h. 89-90

Page 32: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

25

- Kesulitan diet/menurunkan berat badan

- Kesulitan mencapai orgasmeketegangan

- Ketergantungan/ketergantungan

- Konflik diri,

- Luka batin

- Menaikan berat badan, menambah nafsu makan

- Meninggalkan fikiran negatif

- Menyembuhkan, meringankan alergi

- Migraine

- Paranoid (perasaan cemas dan takut yang tidak rasional

- Psikosomatis (penyakit yang tak terdeteksi oleh medis)

- Sakit hati, mudah panik

- Suka sesama jenis

- Tidak bisa mengendalikan diri, tidak percaya diri

- Trauma30

Ilmu modern telah menetapkan bahwa kesuksesan hidup di dunia

merupakan buah hasil ketenangan jiwa. Hal ini menjadi obsesi bagi

kebanyakan orang sakit saat kini yang sedang ditimpa kerusakan. Sedangkan

kegelisahan jiwa adalah sebagai pertanda dan preseden buruk untuk masa

sekarang. Sebagaimana telah sering dinyatakan oleh kajian-kajian kejiwaan

bahwa faktor pemicu hampir kebanyakan penyakit kejiwaan adalah tidak

adanya keyakinan akan qadha dan qadar Allah, baik maupun buruk. Juga

tidak adanya keyakinan akan hari akhir nanti.31

Penyakit yang akan dibahas disini meliputi penyakit hati, ruh, dan

badan serta obat-obatnya. Nabi muhammad mengkategorikan kejahilan

sebagai penyakit, dan obatnya adalah bertanya atau belajar kepada orang

pandai. Allah memberitahukan dalam Al-Quran bahwa Al-Quran adalah Asy-

Syifa.

Bacaan Al-Quran tersebut ternyata mampu menyembuhkan penyakit

dan menghilangkannya sama sekali, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Alfatihah merupakan obat yang paling mudah. Seandainya menggunakannya

30

Sunardi, P & Assjari, M. Teori Konseling. (Bandung: PLB FIP UPI, 2008), h. 43-45

31

Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-Quran, (Jakarta: Akbar, 2002), h. 310

Page 33: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

26

untuk pengobatan secara baik, seseorang tentu akan melihat hasil yang

menakjubkan. Dalam masalah ini ada sesuatu yang harus dipahami dan

dipelajari yakni segala macam zikir, ayat dan obat bermanfaat untuk

penyembuhan. Akan tetapi, terkabulnya doa sangat ditentukan oleh kekuatan

serta kemauan keras orang yang bersangkutan. Datangnya kesembuhan sangat

dipengaruhi oleh pelakunya. 32

D. Pendekatan-Pendekatan dalam Psikoterapi

1. Psikoanalisis

Psikoanalisis adalah teknik atau metoda pengobatan yang dilakukan oleh

terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya

selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya

selama ini. Tokoh utama dalam pendekatan psikoanalisis adalah Sigmund Feud

(1856-1939), seorang neurologist dari Austria. 33

Teori dan praktek ini dipengaruhi oleh oleh filsafat Yunani dan Romawi kuno

maupun perkembangan sains modern di abad 19.

Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengubah kesadaran individu, sehingga

segala sumber permasalahan yang ada didalam diri individu yang semulanya tidak

sadar menjadi sadar, serta memperkuat ego individu untuk dapat menghadapi

kehidupan yang realita.34

Didalam terapi psikoanalisis ini sangat dibutuhkan sifat dari terapeutik,

maksudnya adalah adanya hubungan interpersonal dan kerja sama yang

professional antara terapis dan klien, terapis harus bisa menjaga hubungan ini agar

klien dapat merasakan kenyamanan, ketenangan dan bisa rileks menceritakan

permasalahan serta tujuannya untuk menemui terapis. Karena focus utama dalam

proses terapi ini adalah menggali seluruh informasi permasalahan dan

menganalisis setiap kata-kata yang diungkapkan oleh klien. Psikoanalisis

memiliki tiga penerapan :

- suatu metoda penelitian dari pikiran.

- suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.

32 Ibnul Qayyim Al-Jauzi, Terapi Penyakit Hati, (Jakarta : Qisthi Press 2006)cet ke-4 h. 4

33

Mc leod, J. Pengantar konseling: Teori dan study kasus. Alih bahasa: A.K. Anwar, (Jakarta:

Kencana Prenanda Media Group, 2008), hlm 45-47

34

Subandi, Psikologi Islam, h. 73

Page 34: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

27

- suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.35

2. Behavioristik

Teori behavioral menganggap bahwa pada dasarnya manusia bersifat

mekanistik dan hidup dalam alam yang deterministik. Perilaku manusia adalah

hasil respon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas melalui interaksi

ini kemudian berkembang pola-pola perilaku yang kemudian membentuk

kepribadian. Tokoh utama dalam terapi ini adalah Ivan Pavlov dengan classical

conditioning. Teori ini tidak lain adalah pengaruh dari pemikiran objektif-

natularistik dalam psikologi. Pendekatan ini memandang manusia dari sudut

perilaku yang tampak, yang bisa di observasi dan dikuatifikasi.36

Dalam konsep behavioral, perilaku manusia merupakan hasi dari proses

belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi kondisi-kondisi belajar.

Asumsinya bahwa gangguan tingkah laku itu diperoleh melalui hasil belajar yang

keliru dan karenanya harus diubah melalui proses belajar, sehingga dapat lebih

sesuai. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara

otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi).

Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai

sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang

yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika

saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".37

Tujuan utama konseling behavioral adalah menghilangkan tingkah laku yang

salah (maladaptive) dan menggantikannya dengan tingkah laku baru yang lebih

sesuai. Secara rinci tujuan tersebut adalah untuk:

- Menghapus pola-pola perilaku maladptif klien dan membantu mereka

mempelajari tingkah laku yang lebih konstruktif,

- Mengubah tingkah laku maladptif klien,

- Menciptakan kondisi-kondisi baru yang memungkinkan terjadinya proses

belajar ulang.

35 Sunardi, P & Assjari, M. Teori Konseling, h. 57

36

Subandi, Psikologi Islam, h. 74

37

Corey, Gerald. Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: PT Refika Aditama, 2009), h. 66

Page 35: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

28

Fungsi terapis adalah melaksanakan asesmen dan penilaian secara terus

menerus, menetapkan sasaran perubahan perilaku dan bagaimana mengajarkan

untuk mencapainya, peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, serta

membantu mengembangkan tujuan-tujuan pribadi dan sosialnya. 38

Nilai benar dan salah dalam psikologi ini sesungguhnya adalah sesuatu yang

tidak memiliki dasar ilmiah. Dalam pandangan psikologi ini, manusia tak

ubahnya lempung yang bentuknya sepenuhnya tergantung pada pengaruh

lingkugan atau rentetan stimuli yang mengenainya. Jadi, dengan demikian konsep

benar dan salah sudah seharusnya disingkirkan dari wilayah studi tentang tingkah

laku manusia.39

3. Humanistik

Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai

reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit

memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia

dalam pengembangan teori psikologis. Aliran humanistik ini sangat

mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang yang mana tampak

juga dipengaruhi oleh kondisi budaya masyarakat Barat yang sangat

mengagungkan nilai-nilai individu.40

Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James

Bugental (1964), sebagai berikut:

- Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.

- Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.

- Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang

lain.

- Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.

- Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki

kreativitas.41

Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia

itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya

38 Subandi, Psikologi Islam, h. 75

39

Audith M. Turmudhi, Membangun Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: SIPRESS, 1994), h. 11

40

Subandi, Psikologi Islam, h. 76

41

Prabowo, Hendro & B.P. Riyanti. Psikologi umum 2. (Jakarta: Universitas Gunadarma, 1998), hlm

103

Page 36: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

29

sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya

sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan

sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis

tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien

untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.

Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah

mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered therapy). Terapi

tersebut percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan

eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan, dan ketulusan.42

4. Kognitif

Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia

itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy

lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.

Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan

disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy

antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.

Tujuan utama dalam pendekatan Cognitive adalah mengubah pola pikir

dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Prinsip utama dari

terapi ini adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara

berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien

bagaimana menerapkan pola piker dan perilaku yang tepat, sehingga dapat

membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.43

5. Pendekatan Terapi Kelompok dan Keluarga

Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi individu

untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang

memiliki masalah serupa. Sedang terapi keluarga adalah bentuk terapi khusus

yang membantu pasangan suami istri, atau hubungan orang tua-anak, untuk

42 Feist, Jess & Gregory J. Fest.Teori kepribadian, edisi 7 buku 1. (Jakarta: Salemba Humanika, 2011),

h.145

43

Corsini, R.J. &Wedding, D. Current Psychotherapies. Edisi 9. (Belmont: Brooks/Cole, 2011), h. 98-

99

Page 37: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

30

mempelajari cara yang efektif, untuk hubungan satu sama lain dan untuk

menangani berbagi masalahnya.44

Dari berbagi pendekatan terapi di atas, tidak satupun menyebutkan pendekatan

terapi ukhrawi. Freud bahkan dalam The Future of an Ilusion menganggap bahwa

orang yang memeluk suatu agama berarti ia telah menderita delusi, ilusi dan

obsesional neurosis yang berasal dari ketidakmampuan manusia dalam

menghadapi kekuatan insting dari dalam dirinya sendiri. Agama merupakan

kumpulan neurosis yang disebabkan oleh kondisi serupa dengan kondisi yang

menimbulkan neurosis pada anak-anak.45

Dalam islam sangat dianjurkan untuk shalat berjamaah karena ditinjau dari

aspek psikologi kebersamaan itu sendiri memberikan aspek terapeutik. Terapi

kelompok ini bertujuan untuk menimbulkan suasana kebersamaan tadi. Beberapa

ahli psikoterapi pun berpendapat bahwa perasaan keterasingan dari orang lain

adalah penyebab utama terjadinya gangguan jiwa. Dengan sholat berjamaah yang

dianjurkan agama ini perasaan terasing dari orang lain itu dapat hilang.46

6. Pendekatan Psiko-Religius

Dengan pendekatan ini dimaksudkan menjadikan keimanan dan pengalaman

ajaran agama sebagai media bagi individu untuk menjaga kesehatan mental,

mencegah gangguan mental dan menyembuhkan gangguan atau sakit mental.

Melalui berbagai cara yang diajarkan oleh setiap agama seperti penghayatan akan

cinta dan kasih sayang Tuhan kepada manusia.47

7. Pendekatan Psikoterapi Qurani

Umat Islam memiliki Al-Quran yang adalah petunjuk bagi manusia, yang

diturunkan oleh Allah SWT. dan Allah menciptakan manusia sudah barang tentu

tahu persis siapa itu manusia, apa dan siapa yang baik dan buruk, dan apa yang

semestinya dilakukan manusia. Kitab Allah yang autentik ini didalamnya

terkandung keterangan mengenai manusia. Tugas para psikolog muslimlah untuk

44 Gunarsa, S.D,dkk. Konseling dan Psikoterapi. (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), h. 33

45

Mujib, A. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 5

46

Djamaludin Ancok, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), cet ke-2, h. 100

47

Sa’adi, Nilai Kesehatan Mental Islam Dalam Kebatinan Kawruh Jiwa Suryomentaram, (Jakarta:

Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), h. 86

Page 38: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

31

mendeskripsikan sifat-sifat manusia dan nilai-nilai moral menurut Al-Quran.

Konsep manusia Qurani ini atau teori tentang manusia yang diturunkan dari

Al-Quran itu harus diverifikasi dengan menggunakan metodologi ilmiah.

Membangun Psikoterapi berdasarkan Al-Quran secara keilmuan jelas mungkin,

sedangkan secara imani jelas harus. Untuk itu pengetahuan tentang psikoterapi

harus didialogkan dengan pemahaman tentang Al-Quran, karena kedua sumber itu

bisa saling menjelaskan.48

Dalam hal psikoterapi dapat disimpulkan bahwa metode psikoterapi dan ajaran

psikologi di barat belum mencapai tingkatan yang dituntut di timur. Medrad Boss,

seorang filosof Swiss yang terkenal pernah mengatakan bahwa dipandang dari

sudut ajaran-ajaran dan tingkah laku guru-guru timur, metode-metode dan tujuan-

tujuan psikoterapi, psikologi barat tidaklah memadai. Menurut Boss, jika

dibandingkan dengan tingkat peurnian diri yang dituntut oleh latihan-latihan dari

timur, maka analisa latihan barat yang paling baik sekalipun tidak lebih dari suatu

kursus pengantar saja bagi timur.49

E. Tujuan dan Manfaat Psikoterapi

Jiwa manusia memiliki karakteristik yang dilengkapi dengan kemampuan dan

rahasia yang tinggi. Karakteristik tersebut bisa dilihat dari emosinya, seperti sedih,

senang, takut, kecemasan, duka, kegelisahan, kesusahan dan perasaaan-perasaan lain

waktu tertentu. Perasaan-perasaan tersebut muncul ketika seseorang menghadapi

peristiwa-peristiwa menyakitkan dalam hidupnya karena adanya perubahan kondisi

psikologis yang terlihat dari fisiknya seperti, perubahan raut muka, keluar keringat,

tertawa, cemberut, dan tanda-tanda lainnya. Terkadang perubahan terjadi sangat

dalam yang dirasakan oleh jiwa seseorang seperti detak jantung yang bergerak cepat,

sesak nafas dan lain-lain. Para ahli berpendapat bahwa sejumlah gangguan jiwa dan

tekanan sosial yang terus menerus berdampak pada imunitas tubuh dan munculnya

penyakit tertentu. 50

Ilmu kesehatan mental atau psikoterapi ini menyentuh kehidupan manusia

pada banyak hal yang sangat penting dan oleh karena itu ilmu kesehatan mental

48 Audith M Turmudhi, Membangun Paradigma Psikologi Islami, h. 15

49

Artikelbuddhist.com/2011/05/psikologi-agama-buddha-dalam-perspektif-kepribadian-yang-

sehat.html

50

Hisham Th.bah dkk, Ensiklopedia Al-Quran Dan Hadis, (Bekasi: Sapta Sentosa 2008), h. 1-2

Page 39: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

32

penting bagi setiap orang. Ilmu kesehatan mental sangat bernilai dalam membantu

seseorang untuk memahami dirinya sendiri dengan lebih baik. Apabila dia meneliti

dorongan-dorongan dasarnya, baik yang biologis maupun yang psikologis, maka ia

akan memperoleh penjelasan-penjelasan mengenani beberapa tingkah lakunya.

Kemudian apabila ia melangkah lebih jauh dan meneliti kegiatan-kegiatan alam tak

sadarnya, maka ia segera menemukan penjelasan-penjelasan tentang beberapa

tegangan yang terdapat di dalam dirinya. Dalam proses tersebut ia belajar menaksir

kekuatan dan kelemahan-kelemahannya dan menggabungkan sikap-sikap objektif

yang akan membantunya menjaga suatu pandangan yang seimbang terhadap banyak

segi kehidupan yang sehat, baik mental maupun fisik.

Apabila seseorang memahami dirinya sendiri lebih baik dan juga memahami

dirinya berharga, maka ia lebih siap untuk menyelami perasaan-perasaan, emosi-

emosi dan motivasi-motivasi yang dimiliki oleh orang lain. Ia akan segera

menyesuaikan cara hidupnya dengan sesamanya sehingga ia dapat hidup dengan

mereka secara harmonis.

Dari segi pandangan umum prinsip-prinsip psikoterapi penting sekali dalam

persiapan untuk kehidupan keluarga dan profesional. Para perawat dan dokter akan

menemukan banyak bahan yang digunakan secara praktis dalam menangani pasien

mereka karena ilmu kesehatan mental memberikan mekanisme motivasi dan tingkah

laku manusia. Para orang tua dan guru yang bertindak menurut ilmu ini dan

menggunakan secara tepat prinsip-prinsipnya yang sehat dapat mengarahkan dan

membimbing tingkah laku dan sikap para remaja pada waktu mereka berkembang

melalui tahap-tahap kehidupan yang berbeda dalam perkembangan kepribadan

kehidupan mereka. Dan akhirnya studi tentang psikoterapi dapat memberikan banyak

cara preventif dan juga cara pengobatan yang akan membantu mengurangi banyak

masalah sosial yang kompleks dan berat yang disebaban oleh kenakalan, kejahatan

dan ketidakmampuan menyesuaikan diri yang lain, baik yang ringan maupun yang

berat.51

Sementara manfaat psikoterapi menurut Muhammad Mahmud ialah:

1. Membantu penderita dalam memahami diri sendiri, mengetahui sumber patalogi

dan kesulitannya, serta memberikan perspektif masa depannya

2. Membantu penderita dalam menentukan bentuk-bentuk pataloginya

51 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental,Pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan

mental serta teori-teori yang terkait, (Jogjakarta:Penerbit kanisius.2006), h.. 24-25

Page 40: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

33

3. Membantu penderita dalam menentukan langkah-langkah dan pelaksanaannya.52

Sedangkan manfaat terapi dalam psikoterapi yang berdasarkan Al-Quran ialah:

1. Membersihkan qalbu dari penyakit-penyakit, baik penyakit yang berhubungan

dengan Tuhan maupun dengan diri sendiri.

2. Menguasai pengaruh dorongan-dorongan primitif, sehingga dorongan tersebut

dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya

3. Meningkatkan derajat dari nafs untuk mencapai tujuan penyempurnan diri (insan

kamil). Karena diri yang sempurna itu tidak akan tercapai, maka usaha ini

merupakan proses yang terus menerus

4. Menumbuhkan sifat, sikap dan perbuatan yang baik (akhlaqul karimah)

5. Meningkatkan seluruh potensi untuk menjalankan tugas sebagai khalifah di muka

bumi.53

52 Muhammad Mahmud, Ilm al-Nafs al-Ma’ashir fi Dhaui al-Islam, (Jeddah: Dar al-syuruq, 1984), h.

402

53

Subandi, Psikologi Islam, h. 81

Page 41: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

65

BAB III

PSIKOTERAPI PERSPEKTIF AL-QURAN

A. Isyarat Psikoterapi dalam Al-Quran

Al-Quran mulia yang diturunkan oleh Allah SWT.

kepada RasulNya Muhammad SAW. bukanlah semata-mata

kitab agama atau kitab fikih, melainkan sebuah kitab yang

komprehensif, yang menghimpun semua bidang ilmu

pengetahuan, semua aspek kehidupan, dan segala bentuk

kebijaksanaan, sekaligus juga keagungan dan kemuliaan

akhlak, serta keindahan dan kemegahan karya sastra. Al-Quran

memang merupakan penyembuh dan rahmat bagi orang yang

hatinya dipenuhi keimanan, yang senantiasa membuka hatinya

sehingga nilai-nilai Al-Quran bersinar disana. Nilai-nilai Al-

Quran itu akan melahirkan rasa nyaman dan tenang di hati.

Di dalam Al-Qur‟an sendiri terdapat banyak ayat yang

menegaskan bahwa Al-Quran sebagai penyembuh, diantaranya

firman Allah SWT dalam surat Yunus1

1 Jamal Muhammad Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan

Ibadah, terj. Dedi Slamet Riyadi, ( Jakarta : Penerbit Zaman 2011) h. 394.

Page 42: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

66

] [

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu

pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-

penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta

rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus [10]

:57 ).

Dengan ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa

pelajaran dan obat jiwa itu ditawarkan kepada semua manusia

(beriman maupun kafir). Siapapun dia yang mengikuti

pelajaran dan menggunakan obat itu akan memperoleh manfaat

dan keberuntungan berupa jiwa yang sehat. Sedangkan bagi

orang beriman akan mendapatkan nilai tambah berupa hidayah

dan rahmat Allah. Sebaliknya, siapapun dia (beriman/ kafir)

bila menyia-nyiakan pelajaran dan tanpa peduli dengan obat

(nilai-nilai dan arahan) tersebut, tidak akan dapat menikmati

Page 43: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

67

manfaat dan keuntungannya. Jiwanya menjadi labil dan tak

kunjung matang walau usia terus beranjak tua.2

Istilah psikoterapi tidak ditemukan secara persis di

dalam Al-Quran, sungguhpun ditemukan sejumlah ayat yang

menuturkan tentang hal tersebut, maka rumusan-rumusan

standar dalam dunia psikiatri yang telah banyak memusatkan

perhatian pada kesehatan mental tentu tidak dinafikan.3Dalam

ayat itu mengandung pengertian bahwa didalam Al-Quran

benar-benar terdapat obat aneka macam penyakit yang sering

kali bersarang didalam hati manusia berupa penyakit syahwat,

keraguan, kegelisahan, keresahan juga amarah dan kebencian.

Semua itu karena Al-Quran mengandung nasihat, kabar

gembira, peringatan, janji, dan sekaligus juga ancaman. Semua

itu akan melahirkan rasa takut dan harap dalam diri setiap

hamba yang senantiasa membaca, memperhatikan, dan

menelaah maknanya. Hatinya akan selalu dipenuhi keinginan

untuk terus melakukan perbuatan baik dan menjauhi segala

keburukan, kejahatan atau kesesatan.4

2Muhammad Thohir, 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat, (Jakarta :

Lentera Hati 2006), h. 37.

3Lajnah pentashihan mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat

Departemen Agama RI, Tafsir Al-Quran tematik, Kesehatan Dalam

Perspektif Al-Quran,2009, h. 3

4 Jamal Elzaky, Buku Induk Kesehatan Ibadah, h. 393

Page 44: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

68

Sebagaimana telah dipaparkan diatas mengenai

pengertian psikoterapi menurut bahasa, psycho yang berarti

jiwa, ruh, nafs, dan therapy yang berarti pengobatan. Dalam

Al-Quran istilah jiwa digunakan istilah nafs, qalb, roh dan

aql.Kata nafs dalam Al-Quran menunjukan zat dalam

keseluruhan, lebih menyatakan unsur penggerak dan aktivitas

biologis daripada arti yang sadar atau berfikir pada manusia. Ia

merupakan kata-kata umum meliputi manusia keseluruhannya,

tidak khusus menunjukan pemikiran. Kata nafs terdapat dalam

Al-Quran sebanyak 367 kali.

Kata qalb selalu digunakan berkaitan dengan emosi dan

akal pada manusia. Jauh lebih khusus daripada nafs. Ia tidak

menunjukan motif-motif naluri atau unsur biologis, tetapi

terhadap pada bagian yang disadari. Kata qalb muncul dalam

Al-Quran sebanyak 144 kali.

Kata ruh digunakan oleh Al-Quran dengan bermacam-

macam arti. Ada yang digunakan sebagai pemberian hidup,

wahyu dan malaikat yang membawanya. Dalam semua yang

ditunjukkan oleh Al-Quran tidak didapati hanya menyatakan

badan saja, juga tidak badan dan roh dengan arti manusia dan

aktivitasnya seperti halnya dengan nafs, yang menunjukan

Page 45: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

69

bahwa ruh berbeda dengan nafs menurut Al-Quran. Kata ruh

dalam Al-Quran terdapat sebanyak 25 kali.

Kata aql sebagai kata benda mujarrad tidak disebut

sama sekali dalam Al-Quran. Tetapi sebagai kata kerja „aqala

dengan segala akar katanya ada dalam Al-Quran sebanyak 49

kali. Semuanya menunjukan unsur pemikiran pada manusia.5

B. Ayat-Ayat Psikis dalam Al-Quran

Al-Quran banyak sekali menyebutkan mengenai penyakit-

penyakit psikis yang berhunbungan dengan kejiwaan manusia

seperti:

1. Hati yang sakit (maradhun) diantaranya: QS.2:10, 5:52,

8:49, 9:125, 22:53, 24:50.

.[2]

“dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah

penyakitnya”. (QS. Al-Baqarah[2]: 10)

5Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta:

Pustaka al-Husna, 1992), cet ke 2, h. 307-308

Page 46: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

70

.[5] “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit

dalam hatinya (orang-orang munafik)”.(QS. Al-Maidah [5]:

52)

Kaum munafik adalah kaum yang gemar mengobarkan

fitnah dan tindakan memata-matai untuk kepentingan musuh

dan kemenangan mereka atas kaum Muslimin. Mereka

membuat kerusakan di bumi, meski demikian mereka

mengklaim bahwa merekalah yang melakukan perbaikan.

Mereka tidak mengetahui realitas nyata dan tidak menyadari

kondisi mereka sendiri. Apabila mereka dseru kepada

keimanan, mereka mengolok-olok kaum Mukminin, menyebut

mereka sebagai orang dungu, lemah akal, atau bodoh. Padahal,

realitasnya merekalah orang-orang yang dungu.6 Maka dalam

Al-Quran Allah menjelaskan bahwa dalam hati mereka

terdapat penyakit yang disebabkan kemunafikan mereka, lalu

Allah menambahkan penyakit lagi kepada mereka.

6Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith, terj. Muhtadi, dkk. (Jakarta:

Gema Insani, 2012), jilid 1, h. 11

Page 47: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

71

2. Hati bisa tenang jika selalu mengingat Allah QS.13:28

]:[

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.(QS. Ar-Ra‟d

[13]: 28).

Orang –orang yang mendapat petunjuk Illahi dan

kembali menerima tuntunanNya sebagaimana disebut pada ayat

yang itu adalah orang-orang yang beriman dan hati mereka

menjadi tentram setelah sebelumnya bimbang dan ragu.

Ketentraman itu bersemi di hati mereka disebabkan karena

dzikrullah yakni mengingat Allah, atau karena ayat-ayat Allah

yakni Al-Quran yang sangat mempesona kandungan dan

redaksinya. Sungguh! Camkanlah bahwa hanya dengan

mengingat Allah, hati menjadi tentram.7

7M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. Pesan, Kesan dan

Keserasian, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),vol 6, h. 587

Page 48: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

72

3. Gila (Majnun) diantaranya: QS.15:6, 26:27, 37:36, 44:14,

51:39/52, 52:29, 68:2, 51:81/22

(6: [15]“Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran

kepadanya, Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang

gila”. (QS. Al-Hijr [15]: 6)

Ucapan orang-orang kafir ini memanggil Nabi

Muhammad dengan sebutan wahai orang yang diturunkan

kepadanya adz-Dzikr bertujuan mengejek dan mencemooh

Nabi. Hal ini dipertegas mereka mengatakan bahwa engkau

adalah orang gila. Panggilan seperti itu tidak digunakan Al-

Quran untuk Nabi Muhammad, manusia seluruhnya termasuk

orang kafir.8

][2:

8M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. Pesan, Kesan dan

Keserasian, vol 7, h. 93

Page 49: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

73

“Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus

kepada kamu sekalian benar-benar orang gila".(QS. Asy-

Syuara [26]: 27)

4. Gila (Jinnatin) diantaranya: QS.7:184, 23:25/70, 34:8/46

:[7]

“Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman

mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia

(Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi

peringatan lagi pemberi penjelasan”. (QS. Al-A‟raf [7]:

184)

5. Jiwa yang menyesali dirinya QS. 75:2

] [

“Dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali

(dirinya sendiri)”. (QS. Al-Qiyamah [75]: 2)

Page 50: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

74

6. Jiwa yang tenang QS. 89:27

][

“Hai jiwa yang tenang”. (QS. Al-Fajr [89]: 27)

Pada ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan

hukuman orang-orang yang tersiksa yang jiwa nya tidak akan

tenang. Dalam ayat ini Allah menjelaskan kondisi jiwa orang-

orang mukmin, mereka adalah orang-orang yang bersih

ruhaninya yang jauh dari hal-hal yang bersifat materi.

Muthmainnah artinya yakin dengan sebenar-benarnya.9 Hal

inilah yang membuat jiwa mereka tenang.

7. Rasa sedih atau berduka cita diantaranya: QS.28:13, 20:40,

9:40, 3:176, 31:23, 36:76, 6:48, 7:37,

][

9Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith, jilid 3, h. 838

Page 51: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

75

“Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya

senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia

mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (QS. Al-

Qashash [28]: 13)

8. Sifat Berkeluh kesah QS.70:20

20 : [70]

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah”. (QS. Al-

Ma‟arij [70]:20)

Sesungguhnya manusia itu tercipta dengan sifat suka

mengeluh, yaitu ambisi yang besar dan sedikit kesabaran.

Apabila ia ditimpa keburukan, kefakiran, atau penyakit, ia

berkeluh kesah, bersedih hati atau mengaduh. Apabila ia

ditimpa kekayaan, jabatan, kehormatan, kekuatan, kesehatan

dan lain-lain maka ia bersikap bakhil dan kikir. Keluhan dalam

ungkapan lain ialah kekacauan dan goncangan yang menimpa

seseorang ketika menghadapi ketakutan atau ketika dalam

ketamakan.10

9. Sifat tergesa-gesa QS.17:11

10Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith, jilid 3, h. 719

Page 52: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

76

(11 : [17] “Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia

mendoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat

tergesa-gesa”. (QS. Al-Isra [17]: 11)

Diantara rahmat Allah terhadap hamba-hambaNya

adalah tidak mengabulkan bagi mereka doa tersebut yang

menunjukan kebodohan hamba itu sendiri. Sering kali kita

mendengarkan seorang ibu yang mendoakan anaknya dengan

sesuatu yang apabila Allah mengabulkannya, maka dia sendiri

yang akan merasa hancur dan binasa. Dan kalau sekiranya

Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti

permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah

diakhiri umur mereka. (QS. Yunus [10]: 11) Maksudnya,

apabila Allah mengabulkan doa mereka yang buruk tentu itu

akan menjadi akhir kehidupan mereka. Dengan demikian

ketahuilah bahwa tidak dikabulkannya doa yang baik juga

mengadung hikmah. Allah memiliki hikmah dalam menahan

Page 53: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

77

kebaikan yang kamu inginkan. Mungkin saja jika Dia

mengabulkan doamu maka itu akan menjadi bala bagimu.11

10. Ingkar tak bersyukur, seperti pada QS.100:6

][

“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima

kasih kepada Tuhannya”.(QS. Al-Adiyat [100]: 6)

Semua manusia baik mukmin ataupu kafir sangat

mengingkari nikmat berdasarkan wataknya. Maksudnya

manusia benar-benar mengingkari atau mendurhakai nikmat

Rabb. Disamping sangat mendurhakai dan mengingkari

nikmat, manusia juga bersaksi terhadap dirinya bahwa ia

mengingkari nikmat dengan bahasa kondisi dan pengaruh hal

tersebut yang terlibat dalam ucapan dan tindakan dengan

mendurhakai Rabb.12

Yang semuanya ini dapat menjadi sumber kegelisahan

dan kecemasan. Semua kegelisahan dan kecemasan ini terjadi

11Syekh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi, terj.

Tim Terjemah Safir Al-Azhar, (Medan: Duta Azhar, 20008), jilid 8, h. 58

12

Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith, jilid 3,h. 871

Page 54: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

78

akibat mereka yang selalu mengikuti hawa nafsu dan hati

mereka jauh dari keimanan.13

C. Penafsiran Ulama terhadap ayat-ayat psikoterapi

dalam Al-Quran

[10]

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu

pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-

penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta

rahmat bagi orang-orang yang beriman”.(QS. Yunus

[10]: 57)

Hai seluruh manusia, dimana dan kapanpun sepanjang

masa, sadarilah bahwa sesungguhnya telah datang kepada

kamu semua pegajaran yang sangat agung dan bermanfaat dari

Tuhan dan obat yang sangat ampuh bagi apa yakni penyakit-

penyakit kejiwaan yang terdapat dalam dada yakni hati

13Djamaludin Ancok, Fuad Nashori, Psikologi Islami, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 1995), h. 96

Page 55: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

79

manusia dan petunjuk yang sangat jelas menunjukan kebenaran

dan kebajikan serta rahmat yang amat besar lagi melimpahbagi

orang-orang mukmin.14

Ayat ini ditujukan kepada seluruh manusia. Ayat

tersebut memberi gambaran tentang mau‟izah atau pelajaran itu

memiliki fisik hingga ia dapat datang bagaikan manusia,

meskipun sebenarnya ia adalah ungkapan kata-kata. Yang

demikian itu karena Allah berkehendak memberikan gambaran

gerak yang masuk kedalam iman.

Kata mau‟izah adalah nasihat untuk kebaikan dan

menjauhi kejahatan dengan kalimat yang berkesan. Mau‟izah

adalah petunjuk yang berasal dari Rabb yang dipercayai,

karena dialah yang menciptakan dari yang tiada menjadi ada

dan sebaliknya.15

“Dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)

dalam dada”. Menurut pendapat Abu Ja‟far Muhammad bin

Jarir Ath-Thabari, dalam kitabnya Jami‟ Al Bayân an Ta‟wil

14Syeikh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi,

(Medan: Duta Azhar), terj, jilid 6, h. 101

15

Syeikh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi,

(Medan: Duta Azhar), terj, jilid 6, h. 291

Page 56: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

80

Ayi Al Quran atau lebih terkenal disebut Tafsir Ath-Thabari,

ayat iniartinya, dan obat bagi apa-apa yang ada dalam dada dari

kebodohan. Dengannya Allah menyembuhkan kebodohan

orang yang bodoh. Dengannya Dia menghilangkan dan

memberi petunjuk diantara makhlukNya, siapa yang Dia

inginkan diberi petunjuk.16

Menurut Tafsir Ath-Thabari ini makna kata penyakit-

penyakit yang berada dalam dada di artikan sebagai kebodohan

yang berada dalam diri manusia. Dan Allah memberikan

obatnya melalui Al-Quran kepada siapa saja yang Ia

kehendaki.

Allah telah menurunkan penyembuh bagi manusia dari

penyakit hati, seperti: tamak, iri dan dengki yang mengotori

langkah kehidupan dan merusak batin. Karena setiap langkah

manusia mempunyai sumber awal yaitu hati. Sumber ini harus

terlebih dahulu disembuhkan, sehingga perbuatan yang muncul

dapat seiring dengan dengan sumbernya. Suci dan menyucikan,

selamat dan menyelamatkan.17

16Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-

Thabari, terj,(Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), jilid 13, h. 588

17

Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-

Thabari, jilid 13, h.

Page 57: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

81

Kata syifâ/ penyembuh berada dimuka untuk

menerangkan bahwa hidayah itu sesungguhnya selalu

menunjuk kearah jalan yang lurus. Jika seseorang bertanya

bedanyasyifâdan rahmat, kami jawab syifâ berarti

menghilangkan apa yang membuat sakit dalam hati, sedangkan

rahmat ialah pemberian hidayah yang tidak mengandung rasa

sakit.Syifâ juga bisa berarti pengobatan (kuratif), sedangkan

rahmat bisa berarti tindakan pencegahan (preventif). 18

(82:17

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al

Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang

zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isrâ [17]: 82)

Menurut penafsiran Asy-Sya‟rawi,semuanya berfungsi

untuk menyembuhkan, bukan hanya untuk penyakit fisik tetapi

juga batin. Kesembuhan non fisik harus didahulukan. Mau‟izah

bagaikan memiliki fisik yang datang dari Tuhanmu sebagai

obat penyakit batin yang merupakan sumber penyakit fisik.Bila

18Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi , (Jakarta:Pustaka Azzam),

Page 58: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

82

mau‟izah itu di dengar, niscaya unsur tubuh menjadi normal

dan selaras hingga akhirnya ia dapat mengantarkan menuju

tujuan yang sebenarnya. Disamping itu, ia juga adalah rahmat

yang jika diikuti akan terhindar dari segala penyakit.19

Surah Al-Isra tersebut memberikan dua contoh bagi

penerimaan Al-Quran. jika ia diterima oleh mukmin, ia akan

mendapat obat penawar dan rahmat. Bila ia diterima oleh orang

zalim, dia akan mendapat kerugian.

Sedangkan menurut pendapat Ath-Thabari (w. 310 H)

dalam tafsirnya mengatakan, Wahai Muhammad, telah aku

turunkan Al-Quran kepadamu sebagai penawar, yang bisa

menawarkanmu dari kebodohan dan kesesatan, menjadikan

petunjuk bagi yang buta, dan rahmat bagi orang-orang

mukmin. Apa yang diturunkan kepadamu berupa Al-Quran,

tidak akan menambah bagi orang kafir kecuali kerugian.

Maksudnya adalah kehancuran, karena setiap diturunkan

kepada mereka ayat yang berupa perintah atau larangan,

mereka mengkafirkannya dan tidak pernah melaksanakannya,

19Syeikh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi,

(Medan: Duta Azhar), jilid 6, h. 292-294

Page 59: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

83

serta tidak pernah meninggalkan apa yang dilarang kepada

mereka.20

Namun apakah syifâ Qurani hanya sekedar obat yang

bersifat maknawi bagi penyakit-penyakit hati dan jiwa,

sehingga dia menyelamatkan seorang muslim dari

kebingungan, keraguan, dan gundah gulana serta hilangnya

dalam dirinya sifat-sifat iri, dengki, hasad dan penyakit

maknawi lainnya, ataukah Al-Quran itu yang dapat dijadikan

obat untuk penyakit yang dapat menyerang tubuh?

Ayat yang menegaskan bahwa Al-Quran merupakan

obat bagi apa yang terdapat dalam dada (hati), menurut M.

Qurash Shihab dalam tafsir Al-Misbah, penyebutan kata dada

yang diartikan dengan hati, menunjukan bahwa wahyu-wahyu

Ilahi itu berfungsi menyembuhkan penyakit-penyakit rohani

seperti ragu, dengki takabbur dan semacamnya. Memang oleh

Al-Quran hati ditunjuknya sebagai wadah yang menampung

rasa cinta dan benci, berkehendak dan menolak. Bahkan hati

dinilai sebagai alat untuk mengetahui. Hati juga mampu

20Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-

Thabari, terj, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), jilid 16, h. 878

Page 60: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

84

menghadirkan ketenangan dan jga kegelisahan, serta

menampung sifat-sifat baik dan terpuji.21

Menurut pendapat Al-Qurthubi kata penawar itu terbagi

menjadi dua pendapat: pertama, penawarhati dengan hilangnya

kebodohan dan keraguan. Juga karena terbukanya pebutup hati

dari penyakit kebodohan, serta pemahaman akan mukjizat dan

perkara-perkara yang menunjukan kepada esensi Allah.

Kedua,kesembuhan dari berbagai penyakit lahir dengan ruqyah

dan ta‟awwudz dan semacamnya itu.22

Sementara ulama memahami bahwa ayat-ayat Al-Quran

juga dapat menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani. Seperti

hadis yang diriwayatkan bukharitentangsahabat yang

meruqyahkepalasukuyangtersengatkalajengkingdengansurat al-

fatihah.

Tanpa mengurangi penghormatan pada Al-Quran dan

hadist Nabi saw agaknya riwayat ini bila benar adanya maka

yang dimaksud bukanlah penyakit jasmani melainkan penyakit

ruhani yang diakibatkan oleh jiwa. Ia adalah psikosomatik.

Memang tidak jarang seseorang merasa sesak nafas atau dada

bagaikan tertekan karena tidak adanya keseimbangan ruhani.

21M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol. 6, h. 102

22

Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, jilid 10, h. 785

Page 61: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

85

Sufi besar Hasan al-Bashri, sebagaimana dikutip oleh

Muhammad Quraish Shihabberkata:

“Allah menjadikan Al-Quran obat terhadap penyakit-penyakit

hati, dan tidak menjadikanya obat penyakit jasmani.” 23

(31 : [13]“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan

bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi

jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah

mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran Itulah dia)

sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah.

Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui

bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia

23M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, vol. 6, h. 102

Page 62: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

86

beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia

semuanya. dan orang-orang yang kafir Senantiasa ditimpa

bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau

bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka,

sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak

menyalahi janji”. (QS. Ar-Ra‟d [13]: 31)

Dalam tafsir Al-Misbah mengutip pendapat Thahir Ibnu

„Asyur menjadikan perandaian ayat tersebut seakan-akan

menyatakan bahwa seandainya ada bacaan yang sifatnya

seperti disebutkan itu, maka tentulah kitab Al-Quran ini yang

dapat melakukannya, tetapi Al-Quran tidak diturunkan untuk

itu. Yang perlu digarisbawahi dan dikembangkan dari

padangan ulama ini, bahwa Al-Quran tidak diturunkan utuk

menjadi bukti indrawi yang dapat melahirkan hal yang bersifat

supra rasional, tetapi ia adalah bukti aqliyah sekaligus kitab

hidayah yang menerangi akal dan pikiran serta obat bagi

keresahan jiwa dan penyakit ruhani yang pada gilirannya

mengantar kepada kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.24

Pendapat yang kuat yang tidak diragukan lagi adalah

bahwa Al-Quran merupakan obat penawar dengan arti yang

24M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan

Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol 6, h. 593-594

Page 63: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

87

umum dan luas. Dia merupakan obat untuk badan jasmani dan

juga untuk jiwa (non materi). Pengobatan penyakit-penyakit

tubuh memang ada dalam sunnah dan hal itu bukanlah suatu

keanehan. Karena ketika kamu membaca Kalamullah, maka

ketahuilah bahwa yang berkata adalah Allah. Dia adalah Tuhan

pemilik segala sesuatu. Tatkala sebagian orang mengkritik dan

menolak masalah ini di depan seorang ulama, mereka

mengatakan : “Bagaimana si sakit bisa sembuh dengan sekedar

kata-kata ini ini tidak masuk akal.”Ulama tadi menjawab:

“Diamlah kau wahai unta!. Orang tadi pun marah dan ingin

meninggalkan tempat dalam kondisi emosi yang meningkat.

Lalu ulama tadi menoleh kepadanya dan berkata: “Lihatlah

bagaimana suatu kata dapat mempengaruhi kepada kamu tadi,

lalu bagaimana dengan kata-kata milik Allah.25

Demikian pula firman Allah

25Syeikh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi, Tafsir Sya‟rawi,

(Medan: Duta Azhar), terj, jilid 6, h. 246-247

Page 64: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

88

(44 : [41] “Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam

bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa

tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran)

dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab?

Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar

bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak

beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al

Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. mereka itu adalah

(seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh”. (QS.

Fushshilat [41]: 44)

Mencakup sebagai penawar atau obat bagi penyakit hati,

seperti keraguan, kemunafikan dan selainnya. Sebagai obat

bagi badan jika dijadikan sebagai ruqyah dengan Al-Quran,

sebagaimana yang terdapat dalam kisah seseorang yang

mengobati orang yang disengat serangga dengan surat Al-

Fatihah.26

26Syeikh Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa‟ul Bayan, (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2007), terj, jilid 3, h. 981

Page 65: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

89

D. Konsep Psikoterapi dalam Al-Quran

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku”

(QS. asy-Syu‟ara [26]:80)

Perhatian Islam terhadap penyembuhan kejiwaan tidak

kurang dari perhatiannya terhadap penyembuhan jasmani.

Karena penyakit jiwa lebih merusak bagi manusia daripada

penyakit badan/ jasmani. Awal kesembuhan bukan ditangan

dokter atau obat-obatan, melainkan dari Allah. Langkah awal

untuk kesembuhan dari penyakit adalah keyakinan dan

prasangka baik kepada Allah.27

Rasul bersabda

27Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Quran, terj. M.

Zaenal Arifin, dkk. (Jakarta: Zaman, 2013), cet ke 2, h. 47 28

يزيد القزوينى, صحيح سنن اتن ما جة, كتاب الطة, تاب سنن اللحا فظ أتى عثد الله محمد تن

. الجز ء الثا نى, )مكتثة المعارف : الر يا ض(2542العسل,

Page 66: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

90

“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Salamah telah

menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubbab telah

menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Abu

Al Ahwash dari Abdullah dia berkata, "Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Gunakanlah dua

jenis terapi penyembuhan; madu dan Al Qur'an."(HR. Ibnu

Majah)29

Gejala-gejala yang tersembunyi, rasa takut dan

ketidaktahuan, insomnia, kegoncangan saraf, rasa jahat, putus

asa, rasa ragu, dan setiap yang mengandung kejiwaan dan

perasaan manusia, semuanya menghancurkan harapan,

menghalangi kehendak, dan menjadikan pribadi yang goncang

itu tidak mampu menghadapi kesulitan dan beban hidup.

Oleh sebab itu, pengobatan penyakit kejiwaan dan

menghilangkan rasa putus asa, rasa takut dan keraguan dari

manusia serta merangkak menuju alam yang tenang, tentram

dan damai. Ini adalah kondisi yang diharapkan Islam dari

seorang muslim. Penyembuhan kejiwaan direalisasikan dengan

mencari kesembuhan dari Allah SWT lewat berkah doa atau

29Ibnu Majah, Kitab : Pengobatan, Bab : Madu, No. Hadist : 3443,

(LIDWA, Pustaka Hadis)

Page 67: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

91

ruqiyah atau permohonan perlindngan kepada Allah dari

kejahatan jin dan diri sendiri (hawa nafsu).30

1. Terapi jiwa melalui ruqyah

a. Definisi Ruqyah

Secara terminologi ruqyah adalahsebuah perlindungan

yang digunakan untuk melindugi orang yang terkena

penyakit seperti panas karena disengat binatang,

kesurupan, dan yang lainya. Sedangkan makna ruqyah

secara etimologi syariah adalah doa dan bacaan-bacaan

yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan

kepada Allah untuk mencegah atau mengobati bala dan

penyakit. Terkadang doa dan bacaan tersebut disertai

dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan

atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang

diruqyah. Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa

dan bacaan yang bersumber dari Al-Quran dan As-

Sunnah.31

Dalam Al-Quran kata ruqyah tidak tertulis secara

eksplisit, namun isyarat yang menunjukan bahwa Al-

Quran bisa dijadikan media ruqyah tersirat dalam ayat

30Abdul Mun‟im Qindil, Isyarat-isyarat Kedokteran dalam Al-

Quran dan As-Sunah, (Jakarta: Akademika Presindo, 2010), h. 133.

31

Abu Umar Basyir Al-Maidani, Metode Pengobatan Nabi SAW,

(Jakarta: Griya Ilmu, 2005) h. 39

Page 68: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

92

(82: [17]

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan

Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang

zalim selain kerugian”.(QS. Al-Isrâ [17]: 82)

Junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan para

sahabatnya telah mencontohkan pengobatan dengan

mempergunakan Al-Qur‟an dan doa-doa untuk mengobati

berbagai macam penyakit, baik disebabkan oleh tukang sihir

seperti guna-guna dan lain-lainnya atau disebabkan oleh

gangguan jin seperti kerasukan dan penyakit-penyakit aneh

lainnya atau terkena gigitan binatang berbisa. Rasulullah juga

mempergunakan ayat-ayat Al-Qur‟an dan doa-doa untuk

penjagaan dan perlindungan.

Page 69: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

93

“ Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Mutsanna

Telah menceritakan kepada kami Wahb Telah menceritakan

kepada kami Hisyam dari Muhammad dari Ma'bad dari Abu

Sa'id Al Khudri ia berkata; Dalam perjalanan yang kami

lakukan, kami singgah di suatu tempat, lalu datanglah

seorang wanita dan berkata, "Sesungguhnya ada seorang

kepala kampung sakit, sementara orang-orang kami sedang

tiada. Apakah salah seorang dari kalian ada yang bisa

meruqyah?" Maka berdirilah seorang laki-laki yang kami

sendiri tidak tahu bahwa ia bisa meruqyah. Ia beranjak

bersama wanita itu, lalu meruqyah, dan ternyata yang

diruqyah sembuh. Kemudian sang kepala kampung

memerintahkan agar laki-laki itu diberi tiga puluh ekor

32 Muhammad ibn Ismâ‟îl al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, kitâb

ath-Thib, bâb ar-Ruqâ bi fâtihati al-kitâb, no hadis: 5736, (Kairo: Dâr at-

Taufiqiyyah, 2012), jilid 4, h. 24

Page 70: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

94

kambing, dan kami pun diberinya minuman susu. Setelah

pulang, kami bertanya padanya, "Apakah kamu memang

seorang yang pandai meruqyah?" Ia menjawab, "Tidak, dan

tidaklah aku meruqyahnya, kecuali dengan Ummul Kitab."

Kami katakan, "Janganlah kalian berbuat apa-apa, hingga

kita sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan

bertanya pada beliau." Ketika kami sampai di Madinah, kami

pun menuturkan hal itu pada Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam, dan beliau bersabda: "Lalu siapa yang

memberitahukannya, bahwa itu adalah ruqyah. Bagikanlah

kambing itu, dan aku juga diberi bagian." Abu Ma'mar

berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdul Warits

Telah menceritakan kepada kami Hisyam Telah menceritakan

kepada kami Muhammad bin Sirin Telah menceritakan

kepadaku Ma'bad bin Sirin dari Sa'id Al Khudri dengan

hadits ini. (HR. Bukhari)33

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbagai

bentuk gangguan mental berpangkal pada aspek kalbu sebagai

pusat dari diri manusia. Ini sama sekali bukan berarti

psikoterapi Islam dalam hal ini psikoterapi ruqyah

mengesampingkan peranan dimensi fisik, psikologis dan sosial.

33Bukhari, Kitab : Keutamaan Al-Qur`an Bab : Keutamaan al-

Fatihah No. Hadist : 4623, (LIDWA, Pustaka Hadis)

Page 71: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

95

Suatu bentuk gangguan mental (psikopatologi) bisa juga

berpangkal pada dimensi fisik, psikologis atau sosial. Maka

peran agama Islam dalam terapi ruqyah lebih memfokuskan

pada dimensi spiritual (dengan memberikan Psikoterapi dan

konseling secara Islami dan membacakan ayat-ayat suci Al-

Qur‟an dan doa-doa Rasulullah) selain dimensi fisik, psikologis

atau sosial.34

b. Pembagian Ruqyah

Dalam syariat islam dikenal dua macam ruqyah yaitu

ruqyah syar‟iyah dan ruqyah syirkiyah. Ruqyah syar‟iyah yaitu

ruqyah yang benar menurut syariat islam diantaranya dengan

cara membacakan ayat Al-Quran, meminta perlindungan

kepada Allah dzikir dan doa dengan maksud menyembuhkan

penyakit. Sedangkan ruqyah syirkiyah adalah ruqyah yang

sering dipraktekan oleh para dukun. Ruqyah dikalangan para

dukun lebih sering dikenal dengan jampi-jampi.

34H.B.Adz-Dzakiey, Konseling dan Psikoterapi Islam: Penerapan

Metode sufistik, (Yogjakarta: Fajar Pustaka Baru, 2003), h. 19

Page 72: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

96

35 “Telah menceritakan kepadaku Abu Ath Thahir; Telah

mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan

kepadaku Mu'awiyah bin Shalih dari 'Abdur Rahman bin

Jubair dari Bapaknya dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i dia

berkata; "Kami biasa melakukan mantera pada masa

jahiliyah. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam; 'Ya Rasulullah! bagaimana pendapat Anda

tentang mantera? ' Jawab beliau: 'Peragakanlah manteramu

itu di hadapanku. Mantera itu tidak ada salahnya selama

tidak mengandung syirik.”36

c. Batasan Ruqyah

Ruqyah yang sesuai dengan syar‟i memiliki beberapa

ketentuan tertentu. Jika tidak memiliki kriteria tersebut maka

ruqyah tersebut sama dengan jampi-jampi yang dilakukan

oleh para dukun. Kriteria ruqyah yang syar‟i dijelaskan

berikut ini:

35Imam Abî Husain Muslim bin Al-Hajjâj Al-Qutsairy An-

Naisâbûrî, Shahih Muslim, (Beirut: Maktabah al-Ma‟arif), kitab: as-salâm,

bab: la ba‟sa bi ar-ruqô mâ lam yakun fîhi syirkun, hadis no: 2200, h. 1378

36

LIDWA, Pustaka Hadis

Page 73: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

97

- Bacaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al-quran, do‟a

yang syari atau tidak bertentangan dengan do‟a yang

dituntunkan rosul.

- Menggunakan bahasa arab kecuali tidak mampu

menggunakannya.

- Tidak bergantung pada ruqyah sebab ruqyah hanyalah

sebab yang dapat berpengaruh ataupun tidak.

- Tidak menggunakan do‟a atau permintaan kepada selain

Allah.

- Tidak menggunakan ungkapan yang diharamkan, seperti

celaan.

- Tidak mensyaratkan dengan cara-cara yang aneh seperti

harus dalam keadaan junub atau harus berada di kubur.37

Sebagaimana di nukil dari Fathul majid, imam As-

suyuti berkata,”ruqyah itu boleh jika memenuhi tiga syarat,

yaitu bacaaan ruqyah dengan menggunakan ayat Al-Quran atau

nama dan sifat Allah. Menggunakan bahasa arab atau kalimat

yang memilii makna dan jelas artinya, dan harus yakin bahwa

ruqyah hanya dapat berpengaruh dengan izin Allah, bukan dari

ruqyah itu sendiri.38

37Hasan Bishri, .Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah Terapi

Gangguan Sihir dan Jin Sesuai Syariat Islam, (Jakarta: Pustaka Baru,

2005), h. 47 38

Page 74: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

98

d. Tahapan-tahapan dalam psikoterapi melalui ruqyah

1). Berwudhu

Para Pasien sebelum mengikuti prosesi terapi ruqyah

harus berwudhu terlebih dahulu untuk mesucikan dirinya agar

dirinya selalu dijaga malaikat yang ditugaskan Allah SWT.

Wudhu selain sudah dituntunkan Rasulullah shallallahu „alaihi

wa sallam dalam penelitian terakhir ternyata memiliki efek

refreshing, penyegaran, membersihkan badan dan jiwa, serta

pemulihan tenaga. Oleh karena itu dapat dipahami apabila ada

seseorang yang sedang marah oleh Rasulullah shallallahu

„alaihi wa sallam disarankan mengambil air wudhu. Disinilah

terletak salah satu rahasia dan hikmah wudhu‟.39

2). Berbaring atau duduk dengan mengambil sikap relaksasi

tubuh (otot) yang enak dan nyaman dan relaksasi fikiran.

Dengan berbaring atau duduk dengan melemaskan dan

mengendorkan semua bagian tubuh termasuk otot. Mengutip

beberapa hasil penelitian bahwa relaksasi otot ini ternyata

dapat mengurangi kecemasan, tidak dapat tidur (insomnia),

mengurangi hiperaktifitas pada anak, mengurangi toleransi

39Hembing Wijayakusuma, Hikmah Shalat Untuk Pengobatan dan

Kesehatan, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1996), h. 67.

Page 75: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

99

sakit dan membantu mengurangi merokok bagi para perokok

yang ingin sembuh atau berhenti merokok.40

3). Mendengarkan Lantunan Ayat Suci Al-Qur‟an dengan

Khusyuk.

Setelah berwudhu dan mengambil sikap tubuh yang

enak dan nyaman serta menenangkan fikiran. Maka para pasien

diperdengarkan dengan lantunan bacaan Ayat Suci Al-Qur‟an

dengan khusyuk dan boleh mengikuti bacaan Ayat suci Al-

Qur‟an dalam hati. Al-Qur‟an secara harfiah (kata demi kata,

bukan hanya makna) merupakan obat bagi penyakit-penyakit

hati. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur‟an :

.(57: [10] “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu

suatu pelajaran dari Tuhanmu, dan penyembuh terhadap

penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat

untuk orang-orang yang beriman.” (Yunus [10]:57)

Keutamaan membaca Al-Quran ialah dapat

menjernihkan hati dan mengobati penyakit jiwa. Sesungguhnya

ketenangan jiwa dan raga akan diberikan kepada orang yang

40Elvira SD. Kumpulan Makalah Psikoterapi,.( Balai Penerbit :

FKUI:2005), h. 5-7

Page 76: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

100

mau membaca Al-Quran dengan penuh keikhlasan dan

berpasrah diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu

mendengarkan atau membaca Al-Qur‟an dapat dijadikan

sebagai teknik membersihkan jiwa dari segala penyakit-

penyakit hati (iri, dengki, sombong, ujub, takabur, riya, dan

lain sebagainya).

Membaca Al-Quran dapat memperbanyak kebaikan,

dan menguatkan harapan untuk meraih surga. Membaca Al-

Quran dapat menjadi terapi bagi kegelisahan yang timbul

akibat rasa berdosa.41

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah

pernah bersabda:

)(

“Tidak ada suatu kelompok yang berada di rumah Allah

SWT yang membaca Al-Quran. Mereka saling memberi

41Muhammad Usman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadis, h.

356-357.

42

Imam Abî Husain Muslim bin Al-Hajjâj Al-Qutsairy An-

Naisâbûrî, Shahih Muslim, (Beirut: Maktabah al-Ma‟arif), kitab: adz-dzikr

wa ad-du‟â wa at-taubah wa al-istighfâr, bab: fadhl al-ijtimâ‟ „alâ tilâwatil

qurân wa „alâ dzikr, hadis no 2700, h.1647

Page 77: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

101

pelajaran diantara mereka. Melainkan akan diturunkan

bagi mereka ketenangan, limpahan rahmat, dikelilingi oleh

para malakat, dan Allah akan mengingat orang yang

bersama mereka.”43

(HR. Muslim)

Menurut Alan Goldstein sebagaimana dikutip oleh

Sentot Haryanto, telah menemukan semacam zat morfin

alamiah pada diri manusia, yaitu dalam otak manusia yang

disebut endogegonius morphin atau yang sering disingkat

dengan endorphin atau endorfin yang memiliki fungsi

kenikmatan (pleasure principle).44

Zat tersebut dapat

dirangsang dan mempercepat tubuh untuk memproduksi

endorfin dengan cara relasasi otot dan fikiran yang

mengeluarkan gelombang-gelombang alfa yang berhubungan

dengan ketenangan dan kondiri relaks dalam menikmati

lantunan ayat suci Al-Qur‟an.45

Selain memberikan efek ketenangan dalam

mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur‟an, mungkin beberapa

pasien akan mengalami suatu keadaan tazkiah (pensucian jiwa)

untuk menghilangkan atau melenyapkan segala kotoran dan

43LIDWA, Pustaka Hadis

44

Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2001), h. 84

45

Sabiilatul, Psikoterapi Ruqyah dalam Tinjauan Psikoterapi

Islami, http://sabiilatul.wordpress.com/2012/05/01/psikoterapi-ruqyah-

dalam-tinjauan-psikologi-islami/. Diakses tanggal 2-10-2014.

Page 78: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

102

najis yang terdapat dalam dirinya secara psikologis dan

rohaniyah. Dimana dapat terjadi kondisi unconscious

(ketidaksadaran) seperti menangis tanpa terkendali yang

mengeluarkan semua ketegangan dalam dirinya bahkan gerak

tubuhnya menjadi tidak terkendali (yang akan langsung

ditangani khusus oleh Ustadz yang meruqyah) jika dalam

dirinya sudah sangat banyak kotoran-kotoran dosa dan

kemaksiatan dalam jiwa, qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik

yang tercemari sifat-sifat dan unsur-unsur syaitaniyah.46

Dari semua penjabaran dan pembahasan yang telah

dikemukakan menunjukkan bahwa ruqyah syar‟iyyah punya

legalitas yang begitu kuat baik dari segi dalil Al-Qur‟an dan

Sunnah maupun dari segi penelitian ilmiah, maka janganlah

kita ragu untuk mempraktikkan dan menjadikannya sebagai life

style kita sebagai seorang mukmin, pengikut Rasulullah

shallallahu „alaihi wa sallam. Agar warisan Rasulullah

shallallahu „alaihi wa sallam yang satu ini tidak asing dalam

kehidupan masyarakat Islam sekarang atau di masa mendatang.

46I.Mizra dan G.Iful, Holistic HSQ:Metode menemukan Karakter

Diri Berdasarkan Simbolisasi Al-Quran, (Bandung: Dzikr Press, 2007), h.

87

Page 79: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

103

e. Ayat-Ayat Al-Quran Yang Bisa Digunakan Untuk

Meruqyah

1). Ruqyah untuk mengobati rasa sakit

Dalam kitab tafsir Al-Qurthubi disebutkan, Tulis surat

Al-Fatihah, empat ayat surat Al-Baqarah, ayat yang berbicara

tentang pengandalian angin, ayat kursi dan dua ayat setelahnya,

bagian akhir suratAl-Baqarah, bagian pertama surat An-Nisa,

ayat pertama surat Al-Maidah, ayat pertama surat Al-An‟am,

ayat pertama surat Al-A‟raf, ayat dalam surat Yunus, juga ayat

dalam surat Thâhâ, kemudian sepuluh ayat awal surat Ash-

Shaffât, Al-Ikhlas dan Al-Mu‟awwidzatain. Ditulis di

dalam bejana yang bersihkemudian mandi tiga kali denga air

itu juga disiramkan pada bagian yang sakit tiga kali, kemudian

berwudhu dengan air itu lalu menuaikan shalat dan memohon

kesembuhan kepada Allah. Lakukan hal tersebut selama tiga

hari.47

47Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, jilid 10, h. 787-788

Page 80: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

104

48

“Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah

menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abdul Aziz dia

berkata; "Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin

Malik, lalu Tsabit berkata; "Wahai Abu Hamzah, aku sedang

menderita suatu penyakit." Maka Anas berkata; "Maukah

kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam?" dia menjawab; "Tentu." Anas berkata;

"ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII

ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA

YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang

menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya

Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat

menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang

tidak menyisakan rasa sakit)."49

2). Ruqyah untuk mengobati gangguan jin/ syaitan

48

Muhammad ibn Ismâ‟îl al-Bukhârî, Shahîh al-Bukhârî, kitâb

ath-Thib, bâb ar-Ruqyatun Nabi, no hadis: 5742, (Kairo: Dâr at-

Taufiqiyyah, 2012), jilid 4, h. 30

49

LIDWA, Pustaka Hadis, Kitab : Pengobatan Bab : Jampi nabi

ShollAllahu 'alaihi wa Salam

Page 81: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

105

Adapula ayat-ayat Al-Quran yang digunakan untuk

mengobati orang-orang yang terkena gangguan syetan/jin yaitu

dengan bacaan ayat kursi, lalu setelah membaca ayat kursi

kemudian membaca Al-Mu‟awwidzatain(surat Al-Falaq dan

surat An-Nas)50

3). Ruqyah untuk mengobati sengatan hewan

Selain dengan bacaan surat Al-Fatihah untuk mengobati

sengatan kalajengking, Rasullulah pernah mengobati jemarinya

yang tersengat kalajengking, seperti yang ditulis dalam buku

karangan Abdul Mun‟im Qindil:

“Kalajengking menyengat jemari Rasulullah ketika beliau

sedang shalat. Setelah shalat beliau berkata: “Allah telah

melaknat kalajengking ini, ia tidak membiarkan orang shalat

dan yang lainnya”. Kemudian beliau mengambil air dan garam

lalu diusap pada jarinya yang disengat seraya berdoa membaca

Qul Yâ Ayyuhal Kâfirûn..., Qul A‟ûdzu bi Rabbil Falaq..., Qul

A‟ûdzu Bi Rabbin Nâs...51

4). Ruqyah untuk mengobati hilang akal

50 Ibn Qayyim Al-Jauziyyah, Panduan Rawatan Perubatan

Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, terj. Razali Muhammad isa,

(Selangor: Darul Ehsan, 1996), h. 29

51

Abdul Mun‟im Qindil, Isyarat-isyarat Kedokteran dalam Al-

Quran dan Sunah,terj. Dedi Junaedi, (Jakarta:Akademika Pressindo, 2001),

h. 132

Page 82: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

106

Al-Fatihah selain digunakan untuk mengobati sengatan

binatang juga bisa digunakan untuk mengobati/ meruqyah

orang yang hilang akal.

“Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah

menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyr dari

Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa beberapa

sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi dalam suatu

perjalanan yang mereka lakukan. Kemudian mereka singgah di

sebuah kampung Arab, sebagian penduduk kampung tersebut

lalu berkata, "Sesungguhnya pemimpin kami tersengat, apakah

52 Abu Daud Sulaiman bin al-Asy‟ats al-Azdi as-Sijistani, Shohih

Sunan Abu Daud, (Ar-Riyadh: Maktabah Al-Ma‟arif), kitab : Ath-Thib, bab:

Kaifa Ar-Ruqô?, hadis no: 3896, h. 470

Page 83: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

107

salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu yang

bermanfaat bagi sahabat kami tersebut?" Kemudian salah

seorang dari para sahabat tersebut menjawab, "Ya. Demi

Allah, sesungguhnya aku akan menjampi, akan tetapi kami

telah meminta kalian agar menjamu kami namun kalian

menolak untuk menjadikan kami sebagai tamu. Aku tidak akan

menjampi hingga kalian memberikan hadiah kepadaku."

Penduduk kampung tersebut kemudian memberikan hadiah

sekumpulan kambing kepadanya, lalu sahabat tersebut datang

kepada orang yang tersengat dan membacakan Surat Al

Fatihah kepadanya, lalu meniupkan hingga orang tersebut

sembuh seolah-olah telah terbebas dari ikatan." Abu Sa'id Al

Khudri berkata, "Kemudian mereka memenuhi janjinya untuk

memberikan hadiah kepada para sahabat sebagaimana yang

mereka janjikan. Kemudian para sahabat berkata, "Bagilah

kambing-kambing tersebut!" Lalu sahabat yang telah

membacakan jampi mengatakan, "Kalian jangan

melakukannya hingga kita datang kepada Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam dan minta pertimbangannya."

Lalu mereka pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam dan menyebutkan hal tersebut kepada beliau.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Dari

mana kalian mengetahui bahwa Al Fatihah adalah jampi?

Page 84: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

108

Kalian telah berbuat baik, bagilah dan berilah aku bagian

bersama kalian."53

Terapi Jiwa Melalui Sabar dan Shalat

a. Sabar dan sholat sebagai penolong

Berbagai pengalaman kita lalui dalam kehidupan

beragama. Ada orang yang sejak kecil taat beragama, sampai

dewasa ketaatan beragamanya tidak berubah, bahkan

meningkat. Sebaliknya ada pula orang yang ketatannya

melaksanakan ibadah berkurang setelah ia mengalami

kemajuan di bidang jabatan dan materi. Ada orang yang

semakin tinggi pangkatnya, semakin rajin shalatnya, sebaliknya

ada orang yang menghentikan shalatnya karena mengalami

kekecewaan dalam hidupnya. Berapa banyak orang yang

kehilangan makna hidup, sampai akhirnya orang tersebut

mencari jalan untuk melepaskan diri dari ketakutan,

kebingungan, kesedihan dan kekecewaan. 54

Obat paling manjur untuk penyakit seperti itu adalah

sabar dan takwa kepada Allah sebagaimana firmanNya

53 LIDWA, Pustaka Hadis, Abu Daud, Kitab : Pengobatan Bab :

Tata cara ruqyah No. Hadist : 3401.

54

Zakiah Darajat, Shalat Menjadikan Hidup Lebih Bermakna.

Jakarta: Ruhama, 1996), h. 29

Page 85: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

109

..

“Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar

maka Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang

berbuat baik"(QS. Yusuf [12]: 90)

Kisah Nabi Yusuf ini menjadi suatu contoh nyata

bahwa sesungguhnya imbalan dari dari Allah atas kesabaran

dan ketakwaan itu sangat melimpah. Sesungguhnya siapa yang

bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak akan

menyia-nyiakan ganjaran buat mereka karena mereka termasuk

al-muhsinin yakni yang mantap kebajikannya.55

Sabar dan sholat adalah obat dari segala macam

penyakit dan masing-masing tidak terpisahkan dari yang lain.56

Para dokter jiwa sepakat bahwa gejala stres itu bisa

hilang dengan cara curhat kepada teman atau orang terdekat.

Kalau tidak ada orang yang dijadikan tempat untuk itu, maka

setidaknya cukuplah Allah sebagai tambatan dan penolong.

Telah terbukti banyak orang sakit yang tidak bisa disembuhkan

55M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol.6, h. 503

56

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, Indahnya Sabar, terj. AM. Halim,

(Jakarta: Magfirah Pustaka, 2006), h. 107

Page 86: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

110

oleh dokter. Akhirnya mereka berserah diri dengan melakukan

shalat dan pasrah kepada Allah sehingga memperoleh

kesembuhan.57

Sabar dan sholat merupakan cara yang diberikan Allah

kepada manusia dalam menghadapi kegundahan-kegundahan

dalam menjalani kehidupan. Pendekatan-pendekatan spiritual

yang dalam juga sangat membentuk diri kita dalam

menghadapi permasalahan. Untuk membantu manusia dalam

menghadapi dirinya yang sedang menghadapi berbagai

masalah itu, maka Allah menyuruh kita shalat, disamping kita

harus bersabar. Sebagaimana firman Allah dalam Al-

Quran dalam surat Al-Baqarah

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan

Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali

bagi orang-orang yang khusyu'. (QS. Al-Baqarah [02]: 45)

57Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-

Quran, (Jakarta: Akbar, 2002), h. 309

Page 87: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

111

Wasta‟înu (dan mintalah pertolongan ), artinya

hendaklah kalian meminta pertolongan dan uluran tangan dari

yang Maha Kuasa dalam segala hal, karena pada hakikatnya

manusia tidak akan mampu melakukan apapun kecuali atas izin

Allah.

Bi ash-Shobri (dengan sabar), Allah memerintahkan

agar bersabar dalam ketaatan dan meninggalkan

penyimpangan. Jika dia bersabar dalam meninggalkan

kemaksiatan, maka sesungguhnya dia telah bersabar dalam

ketaatan. 58

..

[39]“...Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah

yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Apalagi jika perbuatan tersebut adalah suatu kebajikan,

untuk itu lakasanakanlah segala kebajikan dengan penuh

kesabaran semata-mata mengharapka ridho Allah.

58Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, jilid 1, h. 816

Page 88: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

112

Wa ash-Sholâh (dan sholat), artinya menghadapkan diri

kepada Sang Pencipta, rukuk dan sujud dengan khusyuk, sesuai

syarat dan rukunnya. Memohon pertolongan Allah dengan

sholat juga bisa diartikan banyak membaca doa dan

permohonan ketika melakukan sholat, terutama pada saat

sujud. Sujud merupakan keadaan paling dekat antara hamba

dan Tuhannya.

Wa Innahâ la kabîratun illa „alaal-khôsyi‟în (dan

sesunguhnya yang demikian itu sungguh sangat berat, kecuali

bagi orang-orang yang khusyuk), artinya sholat sebagai suatu

kewajiban benar-benar menjadi sesuatu yang sangat berat

kecuali bagi orang-orang yang betul-betul taat, pasrah dan

ridha dengankketentuan Allah.

Kaliamat ...wainnahâ lakabîratun....(...dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh sangat berat....),

secara tersirat mengandung pengertian bahwa ketaatan dalam

bentuk shalat dengan tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan

Allah, tidaklah memiliki nilai sama sekali. Untuk itu dalam

melaksanakan shalat, seorang hamba hendaknya

memperhatikan rukun-rukun shalat dengan baik dan sungguh-

Page 89: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

113

sungguh. Pada saat itu dia tidak ada satupun yang terlintas

dalam pikirannya kecuali Allah.59

Dengan shalat manusia tidak akan merasa sendirian

dalam menghadapi kesulitan. Walaupun ia tidak melihat Allah,

namun ia sadar bahwa Allah senantiasa bersamanya dan selalu

menjadi penolongnya. Shalat merupakan sarana hubungan

manusia dengan Tuhannya. Melalui shalat manusia dapat

berdialog secara langsung tanpa perantara dengan Sang

Pencipta. Sehingga hal ini akan memberikan efek ia merasa

atau menyadari bahwa dirinya tidak sendirian, tidak merasa

kesepian, selalu ada yang melihatnya, memperhatikannya,

yaitu Allah SWT. Dengan kondisi kejiwaan seperti itu ia

mampu mengungkapkan perasaannya kepada Allah, ia akan

berdoa memohon dan mengadu kepada Allah.60

Disamping itu, shalat juga memiliki pengaruh penting

dalam menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan

perasaan gelisah dan stress, yang dianggap biang keladi

munculnya penyakit jiwa. Hal itu karena shalat dapat

menghapus dosa dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran

59Qamaruddin Shaleh, dkk., Ayat-ayat Larangan dan Perintah

dalam Al-Quran, (Bandung: Diponegoro, 2002), h. 442

60

Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, h. 89

Page 90: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

114

kesalahan serta membangkitkan harapan meraih ampunan dan

ridha Allah swt.

:[23]

“ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya”.

(QS. Al-Mu‟Minun[33]: 1-2)

Para pakar ilmu jiwa mengatakan bahwa manfaat shalat

bagi seorang ditinjau dari sudut kejiwaan lebih banyak dari

hanya sekedar dihitung, dan lebih umum dari hanya sekedar

disebut. Dalam shalat seseorang meningat Tuhannya.

Sesungguhnya semua urussan berada di tanganNya.

Sesungguhnya manusia dalam dunia ini hanya milik Allah

semata.

Manfaat lain dari shalat adalah untuk memantapkan

jiwa dan keinginan dengan bersandar dan menyerahkan diri

dan segala sesuatunya hanya kepada Allah swt bukan kepada

yang lainnya. Sholat juga melatih diri untuk mencintai aturan,

mematuhi keteraturan dalam pekerjaan dan kehidupan, karena

shalat dikerjakan pada waktu-waktu yang teratur. Dengan

Page 91: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

115

mengerjakan sholat seseorang akan belajar bagaimana

bersaudara, bersikap, bersabar, santun, tenang dan

mebiasakan diri memfungsikan pikiran untuk hal-hal yang

bermanfaat. Hal ini dikarenakan seseorang akan fokus

terhadap makna ayat-ayat Al-Qur‟an dan menghayati makna

shalat dalam shalat.61

b. Sholat sebagai terapi psikis harian.

Allah SWT mewajibkan kepada seorang muslim untuk

melakukan sholat lima kali sehari semalam, dan Nabi SAW

menetapkan shalat-shalat sunah. Sholat bukan hanya sebuah

kewajiban yang harus dikerkajan dan dipatuhi oleh setiap

muslim, tapi juga harus dilakukan secara sungguh-sungguh

sehingga mereka dapat merasakan manfaat positif dari sholat.

Mendirikan shalat berarti menyelaraskan aspek-aspek

pikiran (niat), kata-kata (pelafalan), dan tindakan (gerakan)

sehingga meningkatkan kesehatan dan penyembuhan dalam

sebuah medan energi.62

Apabila seorang muslim senantiasa melakukan shalat pada

waktunya sejak mulai balighserta melakukan shalat-shalat

61Imam Musbikin, Melogikakan Rukun Islam. (Yogjakarta: Diva

Press, 2008), h.26-27

62

Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin, (Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2005), h. 83

Page 92: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

116

sunat sebatas kemampuannya, maka ia akan sehat karena

dalam pelaksanaan shalat itu ia melakukan gerakan-gerakan

untuk semua otot badan dan menggerakkan persendian dalam

setiap rakaat, yang karena nya dapat memacu detak jantung dan

melancarkan aliran darah.63

Aloe Saboe dalam bukunya “Hikmah Kesehatan dalam

Sholat” sebagaimanadikutipoleh Muhammad Kamil,

mengatakan bahwa hikmah yang didapat dari gerakan-gerakan

sholah tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah dan

dengan sendirinya akan membawa efek pula pada kesehatan

rohaniah atau kesehatan mental jiwa seseorang. Ditinjau dari

ilmu kesehatan, setiap gerakan,sikap, serta setiap perubahan

dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan sholat

adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi

kesehatan tubuh.64

Lewat analisis kejiwaan bahwa shalat wajib yang lima

waktu itu mempunyai fungsi pengobatan atau fungsi kuratif

terhadap gangguan kejiwaan. Maka kita temukan fungsi

kejiwaan lainnya bagi shalat wajib yang harus dilaksanakan

pada waktu yang telah ditentukan. Semangat Islam untuk

melakukan shalat khususnya berjamaah mendorong

63Abdul Mun‟im Qindil, Isyarat-isyarat Kedokteran dalam Al-

Quran dan Sunnah, (Jakarta: Akademika Pressindo 2010), h. 22.

64

Yahya Jaya, Spiritualisasi Islam, (Jakarta: Ruhama, 1994), h. 50

Page 93: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

117

terealisasinya tujuan kejiwaan. Yaitu mempererat hubungan

mahabbah diantara orang-orang yang melakukan shalat dan

semakin menguatkan rasa kasih sayang diantara mereka.65

Shalat subuh. Pada waktu subuh batin orang yang

bangun tidur itu masih lega, belum menghadapi persoalan,

belum ada yang dikeluh kesahkan. Maka dalam memasuki hari

itu, setiap orang ingin merasa terjamin ketentraman dan

kemanan hidupnya sepanjang hari nanti. Untuk itulah ia perlu

memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar ia selamat dan tidak

terganggu dalam menjalani tugasnya selama satu hari nanti.

[17]:

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir

sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh.

Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”.

(QS. Al-Isra[17]:78)

Ini adalah perintah dari Allah untuk melaksanakan

shalat-shalat, akan tetapi Allah mengkhususkan shalat subuh

65Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-

Quran, (Jakarta: Akbar 2004) cet 5, hal 325-326

Page 94: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

118

dengan memberikan pujian yang lebih, yaitu shalat subuh ini

disaksikan oleh malaikat-malaikat Allah.66

Dalam buku Pengobatan Dengan Shalat, Zahir Rabih

mengatakan, “Sesungguhnya hormon kortisol yang merupakan

hormon aktifitas dalam tubuh manusia mulai bertambah seiring

dengan masuknya waktu fajar. Karena itulah manusia merasa

bergairah dan memiliki semangat yang besar setelah shalat

fajar. Pada saat terbit matahari, tubuh memerlukan penyesuaian

fisik, diantaranya untuk mencairkan endapan lemak pada

dinding pembuluh darah yang terjadi pada saat kita tidur.

Untuk mencairkan endapan-endapan lemak itu kita perlu

bergerak dan berolahraga. Namun ternyata dalam shalat fajar

sudah cukup menjadi sarana untuk mencairkan lemak dalam

tubuh.67

Allah mewajibkan shalat subuh karena dengan shalat

itu hubungan batinnya dengan Allah akan diperkuat, ia ingat

bahwa Allah maha penyayang, Allah dekat dan senantiasa

melindungi. Dengan demikian hati mereka merasa tentram dan

aman dalam perjalanan hidupnya hari itu. Faidah lainnya juga

ialah menghilangkan kemalasan, melancarkan peredaran darah

setelah tidur, menjaga kesehatan, mengusir kesedihan, dan

66Imad Ali Abdus Sami Husain, Keajaiban Shalat Subuh, (Solo:

Wacana Ilmiah Press, 2006), h. 41

67

Jamal Elzaky, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, h. 128.

Page 95: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

119

mencegah penyakit-penyakit jiwa dan tubuh. 68

Shalat dzuhur. Setiap muslim yang melakukan shalat

dengan perasaan lega dan optimis menghadapi tugas dan

pekerjaannya dipagi hari. Kendati pun ia telah memulai

pekerjaannya dengan senang hati, namun kadang-kadang

terjadi pula hambatan, rintangan yang tidak diperhitungkan

sebelumnya. Rencana dan pembagian waktu yang telah

direncanakan untuk menghadapi pekerjaan sehari itu

terganggu.

Menurut perhitungan kejiwaan, bila perasaan tidak

tenang dan pikiran penuh dengan berbagai masalah yang tidak

terselesaikan, maka daya pikir akan menurun atau bahkan

mungkin tidak bekerja. Sedangkan apabila orang tersebut

mengalami masalah-masalah yang agak menyakitkan,

menggelisahkan dan mencemaskan, maka semua itu tidak

dapat hilang hanya dengan istirahat siang selama 1 jam yang

diberikan kantor. Hal tersebut harus di atasi dengan pelegaan

batin yang dapat dilakukan dengan shalat dzuhur.69

Inilah barangkali hikmahya mengapa shalat dzuhur itu

wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat waktunya.

Seseorang yang lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal

68Adnan Tharsyah, Keajaiban Shalat bagi Kesehatan, Terj.

Abdullah,(Jakarta: Senayan Publishing, 2007), h. 180

69

Jamal Elzaki,Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, h. 128

Page 96: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

120

yang mengganggu sejak pagi akan merasa agak segar apabila

bersuci dan berwudhu. Sedangkan pelaksanaan shalat dzuhur

akan memberikan kelegaan dan ketentraman seperti yang telah

diuraikansebelumnya.

Shalat ashar. Kemampuan jasmani beraktivitas atau

bekerja pada waktu siang hari dalam keadaan panas, memang

tidak sekuat pagi hari lagi. Kesegaran jasmani menurun,

kemampuan berfikir agak berkurang, sebaliknya emosi mudah

terangsang. Oleh karena itu manusia diwajibkan kembali shalat

asar. Dengannya dapat menjadi penyembuhan efektif dari

segala sesuatu yang dilalui pada hari itu, seperti kendala-

kendala emosional, ketegangan, dan kelelahan.70

Dari sana

dapat kita lihat bahwa fungsi sholat asar sebagai pencegah

gangguan kejiwaan adalah dengan sholat asar, syaraf-syaraf

dan otot-otot yang tegang karena bekerja di waktu siang hari

dapat kembali regang dan rileks. Sehingga dengan begitu,

kondisi fisik dan psikis manusia tetap terjaga. Allah pun

memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga shalat Ashar.

Allah berfirman

70Adnan Tharsyah, Keajaiban Shalat bagi Kesehatan, terj.

Abdullah,(Jakarta: Senayan Publishing, 2007), h. 187

Page 97: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

121

]:[ “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat

wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan

khusyu'”. (QS. Al-Baqarah [2]: 238)

Dalam surat al-Baqarah ayat 238 ini Allah secara

khusus memerintahkan untuk memelihara shalat wusthâ.

Menurut sebagian ulama, shalat wusthâ ini merupakan shalat

Ashar yang memang sering luput dari perhatian kaum

Mukminin disebabkan oleh kesibukkan mereka dalam urusan

dunia.71

Shalat maghrib. Pada waktu pergantian siang dan

malam, yang kadang-kadang mencekam jiwa, terutama bagi

mereka yang merasa kurang berhasil mengerjakan tugasnya.

Setelah matahari terbenam, azan magrib bekumandang.

Rupanya Allah memberi kesempatan bahkan mewajibkan

kepada manusia untuk menghadap kepadaNya guna

menunaikan kewajiban pembersihan diri dari berbagai masalah

yang menyesakkan dada, serta memohon ampun atas

kekhilafan dan kesalahan dalam perjalanan hidup seharian tadi,

71Qamaruddin Shaleh, dkk., Ayat-ayat Larangan dan Perintah, h.

514

Page 98: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

122

dan selanjutnya bersyukur atas segala keberhasilan yang

dicapainya pada hari itu. Dengan demikian terlepaslah dirinya

dari berbagai macam hal yang mengganggu perasaan, dan ini

jelas merupakan pencegahan terhadap gangguan kejiwaan.

Shalat isya. Agar tidur nyenyak, mohonlah

perlindungan kepada Allah agar dijaga Nya selama tidur.

Buatlah perhitungan terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari

bangun tidur sampai kepada malam menjelang tidur kembali.

Inilah tempat kita muhasabah diri dan introspeksi diri.

Sehingga jika ada keberhasilan, kita dapat bersyukur, dan

apabila banyak hal yang belum tercapai kita mohonkan kepada

Allah jalan keluarnya. Hal ini dilakukan agar hati menjadi

tenang dan semua anggota tubuh serta pikiran dapat beristirahat

secara maksimal. “Batas antara kita dengan orang-orang

munafik adalah menghadiri shalat Isya dan Subuh, sebab

orang-orang munafik tidak sanggup menghadiri kedua shalat

tersebut” (Imam Malik).72

Selain sholat wajib, sholat-sholat sunnah juga memiliki

arti penting bagi terapi kejiwaan manusia. Bukan tanpa alasan

Rosululah mensyariatkan kepada ummatnya untuk merutinkan

melakukan sholat sholat sunnah karena didalamnya banyak

72Imad Ali Abdus Sami Husain, Keajaiban Shalat Subuh, (Solo:

Wacana Ilmiah Press, 2006), h. 58

Page 99: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

123

sekali terkandung unsur ketenangan batin bagi manusia

sehingga manusia akan lebih siap menerima segala sesuatu

yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Diantara

pentingnya sholat-sholat sunnah sebagai sarana terapi jiwa

antara lain akan penulis terangkan berikut ini:

Shalat sunnah rawatib ialah sholat yang disunnahkan

sebelum atau sesudah sholat fardu yang lima. Mempunyai

manfaat pembinaan yang memperkuat mental, dan menambah

kesehatannya, karena pendekatan kepada Allah lebih

ditingkatkan dengan kesadaran dan kemauan untuk lebih

banyak memperoleh kesempatan untuk menentramkan batin.73

Sholat sunah rowatib secara psikis menjadikan manusia merasa

senang mendekati hal-hal positif dengan penuh keihklasan.

Shalat tahajjud. Ketahuilah bahwa shalat tahajud

adalah sholat sunah yang sangat dianjurkan. Sholat mala

merupakan keistimewaan orang-orang yang bertakwa.74

Dengan sholat tahajjud gumpalan masalah yang bertumpuk,

petaka benang kusut yang memusingkan kepala sedikit demi

sedikit mulai terurai, maka perasaannya mulai lega, pandangan

73Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Panduan Praktis Shalat

Sunah dan Puasa Sunah, terj. Ade Ichwan Ali, (Bogor: Pustaka Ibnu

„Umar, 2013), h. 5

74

Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Panduan Praktis Shalat

Sunah dan Puasa Sunah, h. 41

Page 100: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

124

terhadap dunia dan kehidupannya mulai sedikit cerah dan

secercah harapan mulai muncul dalam hatinya.

Shalat Tahajjud merupakan shalat paling afdhal setelah

shalat fardu karena shalat malam merupakan bentuk

pendekatan diri kepada Allah dan sebaga penebus dosa.

75Betapaistimewanya sholat tahajjud ini sehingga Allah

memerintahkan manusia untuk berupaya mendirikanya.

Sebagaimana firman Allah:

(79:[17]“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang

tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;

Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat

yang Terpuji”.(QS. Al-Isra [17]: 79)

Shalat istikharah, Berapa banyak manusia yang

kebingungan menghadapi berbagai pilihan dalam hidupnya.

Agar pertimbangan itu mantap dan tidak disesali dikemudian

hari, maka mohonlah petunjuk kepada Allah.

Shalat istikharah jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka dapat

75Yusuf Khaththar Muhammad, Mukjizat Shalat Tahajjud, (Solo:

Wacana Ilmiah Press, 2014), cet ke 3, h. 83-84

Page 101: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

125

dikatakan bahwa ia merupakan terapi bagi gangguan kejiwaan

yang disebut konflik jiwa.

Sungguh banyak macam gangguan kejiwaan yang

disebabkan oleh konflik batin yang tidak teratasi, bahkan tidak

jarang orang yang terserang berbagai penyakit psikosomatik

seperti sesak nafas, sakit lambung dan lain-lain.

Maka shalat istikharah berfungsi sebagai cara untuk

mengatasi konlik jiwa dan menghindarkan seseorang dari

berbagai penyakit yang disebabkan oleh konflik jiwa tersebut.

Sholat istikharah secara psikis mampu menghilangkan

perasaan bimbang, ragu-ragu, serta perasaan kehilangan arah

tujuan.Allah berfirman

:[8]

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada

Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami

akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan

mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia

yang besar”. (QS. Al-Anfal [8]: 29).

Page 102: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

126

Mengenai ayat ini Imam Nawawi berkata, “Hati orang

yang bertakwa akan dibersihkan dan pikirannya menjadi jernih,

sehingga ia dapat mengikuti mana yang hak dan menjauhi yang

batil. (Riyadush Shalihin).76

Shalat Hajat, Tiap orang mempunyai idaman hati, atau

satu cita-cita yang diidamkan. Kita tidak cukup hanya bekerja

dan berusaha dengan sungguh untuk mencapai cita-cita

tersebut. Tetapi kita perlu memperkuat usaha dengan shalat

hajat. Agar mental dan kejiwaan kita pun merasa tenang dan

optimis, bahwa apa yang kita inginkan pasti dikabulkan oleh

Allah Yang Maha Pengasih. Sholat hajat secara psikis

menjadikan manusia lebih energik, semangat, dan tidak mudah

putus asa dalam menempuh harapan hidup.77

c. Aspek Psikologis dalam Sholat

Ada empat aspek psikologis dalam shalat: aspek olah

raga, aspek meditasi, aspek autosugesti, dan aspek

kebersamaan.

Aspek olah raga.Shalat ditinjau dari segi kesehatan

dianggap sebagai latihan olahraga yang dilakukan dengan

teratur pada waktu tertentu, di siang hari dan malamnya.

76M. Sodik Mustika, dkk., Rahasia Shalat Istikharah, (Yogyakarta:

Mutiara Medika, 2008), h. 216

77

Dadang Hawari, Al-Qur‟an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan

Kesehatan Jiwa. (Jogjakarta: Dana Bhakti PrimaYasa,1996), h.107-110

Page 103: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

127

Olahraga ini menjadikan badan kuat dan semangat. Dan telah

jelas bahwa seorang muslim yang senantiasa melaksanakan

shalat, ia tidak mengalami terkilit tulang rawan, bungkuknya

tulang belakang, atau keringnya persendian meskipun usia dan

ketuaan menghampirinya.78

Shalat adalah proses yang menuntut suatu aktifitas fisik.

Kontraksi otot, tekanan atau message pada bagian otot-otot

tertentu dalam pelaksanaan shalat merupakan suatu proses

relaksasi. Salah satu terapi yang banyak dipakai dalam proses

gangguan jiwa adalah relaksasi. Hasil riset menyatakan, shalat

berisi aktivitas yang menghasilkan bio-energi yang

menghantarkan si pelaku dalam situasi seimbang. Shalat yang

berisi aktivitas fisik dan rohani, khususnya shalat yang banyak

rakaatnya tidak dapat dipungkiri akan dapat meng-hilangkan

kecemasan.

Semua gerakan, sikap dan prilaku dalam Sholat dapat

melemaskan otot yang kaku, mengendorkan tegangan system

syaraf, menata dan mengkonstruksi persendian tubuh, sehingga

mampu mengurangi (atau bahkan menghilangkan) stress,

kekejangan, rheumatik, pegal-linu, encok, dan semua penyakit

syaraf dan persendian lainnya. Sholat juga merupakan terapi

78Abdul Mun‟im Qindil, Isyarat-isyarat Kedokteran dalam Al-

Quran dan Sunnah, (Jakarta: Akademika Pressindo 2010), h. 22.

Page 104: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

128

psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif

sekaligus. Kebersihan dalam sholat merupakan proses untuk

mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil

dari kebersihan. Karena itu, sholat merupakan terapi bagi

penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis.79

Aspek Meditasi.Shalat memiliki efek seperti meditasi

atau yoga, bahkan merupakan meditasi atau yoga tingkat tinggi

jika dilakukan dengan benar dan khusyu‟. Dalam shalat terjadi

hubungan rohani atau spiritual antara manusia dengan Allah.

Dalam aksi spiritualisasi islam, shalat dipandang sebagai

munajat (berdoa dalam hati dengan khusu‟) kepada Allah.

Kondisi inilah yang menurut Djamaludin Ancok mirip dengan

meditasi atau yoga.80

Orang yang sedang shalat, dalam

melakukan munajat, tidak merasa sendiri. Ia merasa seolah-

olah berhadapan dengan Allah, serta didengar dan diperhatikan

munajatnya. Suasana spiritualitas shalat yang demikian, dapat

menolong orang mengungkapkan segala perasaan, keluhan dan

permasalahannya kepada Allah. Dengan suasana shalat yang

khusu‟ itu pula orang memperoleh ketenangan jiwa (annafsul

muthmainnah) karena merasa diri dekat dengan Allah dan

79Djamaludin Ancok, Fuat Nashori, Psikologi Islami, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2001), cet ke-4, h. 98

80

Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2001), h. 81

Page 105: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

129

meperoleh ampunannya. Bagi manusia yang melaksanakan

shalat wajib secara terus menerus dan melaksanakan shalat

sunnah secara rajin. Dan semua shalat itu dilaksanakan secara

khusu‟ maka nilai-nilai kesehatan mental yang terkandung

didalam ibadah shalat tersebut akan berpengaruh pada dirinya.

Nilai-nilai kesehatan mental yang terdapat dalam ibadah shalat

tersebut tertuang dalam bentuk fungsi shalat sebagai pengobat

(curative), pencegah (preventive), pembina (constructive),

dalam kesehatan mental. Aspek Autosugesti. Bacaan

dalam shalat disamping berisi pujian juga berisikan do‟a atau

permohonan pada Allah agar berkenan memberikan jaminan

keselamatan dunia akhirat. Ditinjau dari teori hipnosis yang

menjadi landasan terapi kejiwaan, pengucapan kata-kata do‟a

itu berisi suatu proses autosugesti. Lafazh do‟a shalat

merupakan terapi terapi self-hypnosis.81

Joe H. Slate (psikolog

berlisensi, profesor, dan pendiri Parapsychology Research

Foundation), dalam bukunya yang berjudul Energi Aura

memanfaatkan energi aura untuk menjaga kesehatan dan

meraih keberhasilan karier, menulis : Tahap intervensi

menyeluruh merupakan strategi pemberdayaan diri yang

terstruktur yang memanfaatkan relaksasi fisik, pembayangan

81Djamaludin Ancok, Fuat Nashori, Psikologi Islami, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2001), cet ke-4, h. 99

Page 106: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

130

mental, dan ucapan-ucapan positif untuk menyuntik aura

dengan energi yang dahsyat. Energy ruhani shalat dapat

membantu membangkitkan harapan, menguatkan tekad,

meninggikan cita-cita, dan juga melepaskan kemampuan yang

luar biasa yang menjadikan seseorang lebih siap menerima

ilmu, pengetahuan, himah, serta sanggup melaksanakan tugas-

tugas kepahlawanan yang hebat.

Aspek Kebersamaan. Islam menyarankan agar shalat-

shalat fardhu dapat dilaksanakan secara berjamaah. Disamping

berpahala lebih banyak, ternyata secara psikologis berjamaah

atau kebersamaan akan memberikan aspek terapeutik. Akhir-

akhir ini berkembang terapi yang disebut terapi kelompok yang

tujuan utamanya adalah menimbulkan suasana kebersamaan.

Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa perasaan

keterasingan dari orang lain adalah penyebab utama terjadi-nya

gangguan jiwa. Rutinitas shalat berjamaah akan memunculkan

sense in-group, rasa keterlibatan, rasa kebersamaan sehingga

menepis perasaan terasing dari orang lain, dan menisbikan

stres.82

2. Terapi jiwa melalui puasa

82Henny Narendrani Hidayati dan Andri Y, Psikologi Agama,

(Jakarta: Uin Press, 2007), h. 33

Page 107: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

131

[2]

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum

kamu agar kamu bertakwa” (QS. al-Baqarah[2]: 183)

Puasa dalam bahasa Indonesia berarti menahan makan

dan minum. Sedangkan dalam bahasa Arab puasa berasal dari

kata Shiyam dari akar kata :Shama-yashumu-shauman-

shiyaman artinya menahan dari makan dan minum, berkata-

kata kotor dan melakukan perbuatan jelek. Menurut

terminologi shiyam atau puasa, berarti: menahan diri dari

makan, minum dan berjima‟ mulai terbit fajar hingga terbenam

matahari.83

Puasa adalah sarana menstabilkan makanan dan

minuman dan sebagai pelaksanaan perintah dari Allah SWT.

Dalam ayat diatas dnyatakan bahwa berpuasa

khususnya di bulan Ramadhan diwajibkan bagi orang beriman

83Jaya,Yahya. Spiritualisasi Islam, (Jakarta: Ruhama, 1994), h. 75

Page 108: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

132

supaya keimanannya bertambah. Keimanan dan ketakwaan

manusia kadang naik kadang turun (tidak stabil). Disinilah

puasa akan berperan mempebaharui jiwa manusia yang

semakin gersang dan bergelimang dengan dosa-dosa yang

menutupi kepekaan hatinya untuk melakukan kebaikan.

Dengan puasa hati ditempa kembali, kepekaan sosial

ditumbuhkan dan rasa solidaritas ditumbuhkan kembali,

membimbing atau mengendalikan hawa nafsu dan menahan

diri dari dorongan-dorongan naluri yang bersifat negatif, atau

dalam istilah psikologi disebut self-control.84

Menurut

Zakiah Darajat, peranan puasa dalam menciptakan kesehatan

mental cukup besar, baik sebagai media psikoterapi, sebagai

pencegahan, ataupun sebagai alat bina kesehatan.85

Dua aspek dalam diri manusia yang tidak pernah lepas

dari pelaksanaan puasa, pertama aspek fisikal, dan yang kedua

aspek psikologis. Pada aspek fisikal seorang muslim yang

berpuasa akan senantiasa menahan dari makan dan minum.

Sedangkan pada aspek psikologis, seorang muslim yang

berpuasa mematuhi peraturan dan perintah berhubungan

84Rahman, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kesehatan, (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2001), h. 5-6

85

Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin, h. 95

Page 109: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

133

dengan sifat tercela, seperti; berdusta, takabbur, mengumpat,

hasad, iri hati, dan riya‟.

Sifat-sifat tercela yang bersarang dalam hawa nafsu dan

keinginan yang berpusat di perut dan yang ditunggangi oleh

sifat-sifat syaitan menjadi sasaran asasi dalam ibadah puasa.

Seorang muslim yang berpuasa berusaha dan berjuang mati-

matian untuk menekan, menahan, menindas dan

mengendalikan hawa nafsu, terutama dari sifat-sifat tercela.86

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ibadah puasa

bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik atau jasmani.

Pada saat seseorang melaksanakan ibadah puasa, maka terjadi

pengurangan jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya

sehingga kerja beberapa organ tubuh seperti hati, ginjal, dan

lambung terkurangi. Puasa memberikan kesempatan kepada

metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam

sehingga efektivitas fungsionalnya akan selalu normal dan

semakin terjamin. Di samping memberikan kesempatan kepada

metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam,

puasa juga memberikan kesempatan kepada otot jantung untuk

memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.87

86Jaya,Yahya. Spiritualisasi Islam, h. 90

87

Rahman, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kesehatan, (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2001), h. 136

Page 110: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

134

Disamping bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan

fisik atau jasmani, puasa bermanfaat pula bagi kesehatan

psikis. Cott (Ancok & Suroso, 1995), seorang ahli jiwa bangsa

Amerika, menyebutkan bahwa pernah dilakukan eksperimen

untuk menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan cara

berpuasa. Eksperimen tersebut dilaku-kan oleh Nicolayev,

seorang guru besar pada The Moscow Psychiatric Institute.

Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yang sama

besar baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita.

Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-

obatan, sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk

berpuasa selama 30 hari. Hasil eksperimen tersebut

menyimpulkan bahwa pasien-pasien yang tidak bisa

disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa disembuhkan

dengan cara berpuasa, selain itu kemungkinan pasien untuk

tidak kambuh lagi setelah 6 tahun kemudian ternyata tinggi

dengan terapi melalui puasa. Cott juga menyebutkan bahwa

penyakit susah tidur (insomnia), dan rasa rendah diri juga dapat

disembuhkan dengan cara melakukan puasa. 88

Rasulullah bersabda: berpuasalah, niscaya kalian sehat!

88Djamaludin Ancok, Fuat Nashori, Psikologi Islami, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2001), cet ke-4, h. 58

Page 111: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

135

Penelitian ilmiah mengatakan bahwa sistem pertahanan

tubuh orang yang berpuasa lebih baik daripada orang yang

tidak berpuasa, terutama pada kinerja otot, hati, pencernaan dan

pernapasan. Puasa juga membuat orang yang melaksanakannya

memiliki kondisi kejiwaan yang lebih stabil, kecerdasan yag

tinggi, perasaan lebih dekat kepada Sang Pencipta, senang

melakukan ibadah, lebih mengasihi dan bersimpati kepada

orang lain dan merasa lepas dari berbagai tekanan.89

Hikmah di balik pelaksanaan ibadah puasa meliputi

penguatan iman dan pemantapannya. Dengan keimanan yang

tertanam dalam diri seorang muslim, maka ia akan merasa

dikawal dan diawasi sehingga kemauan untuk melakukan

perbuatan tercela dan maksiat mampu dihindari. Puasa

mendidik kemauan agar selalu kuat dan tabah untuk melakukan

kebajikan.90

Seorang muslim yang berpuasa harus punya

keyakinan bahwa ia selalu dikawal dan diawasi oleh Allah

SWT. Dengan demikian apabila ia berniat untuk melakukan

suatu pelanggaran terhadap ketentuan puasa, maka ia selalu

ingat bahwa ia sedang berpuasa. Jika seseorang menyakiti

89Zaghlul Raghib al-Najar, Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadis

Nabi, terj. Yodi Indrayadi, (Jakarta: Zaman, 20010) h. 371

90

T. A. Lathief Rousydiy, Puasa Hukum dan Hikmahnya, (Medan:

Rimbow, 1993), h. 28

Page 112: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

136

hatinya atau merugikan pribadinya, maka kemarahannya

dibendung dan keyakinannya senantiasa bersama Allah SWT.

Seorang yang berpuasa secara kontinyu melatih dirinya supaya

selalu dalam kesabaran dan ketaqwaan kepada Allah SWT.91

Puasa yang diamalkan dengan penuh perhitungan,

keimanan dan ketaqwaan akan melahirkan kejujuran,

keikhlasan dan kesabaran yang akhirnya akan mendatangkan

anugerah sebagai orang yang bertaqwa dan mencapai kondisi

psikologis yang nyaman, damai, dan memiliki kesehatan

mental yang baik. Puasa dengan dorongan iman, taqwa dan

penuh perhitungan merupakan puasa hakiki yang melahirkan

solidaritas dan dapat pula memaklumi perasaan orang-orang

fakir dan miskin.

Maka seorang mukmin yang berpuasa akan menghadapi

hidupnya di hari itu dengan psikologis yang lebih lapang,

bersikap lebih toleran dan tolong-menolong, lebih mampu

beradaptasi dengan alam lingkungannya, serta lebih mampu

91Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(Yogjakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), h. 211-213

Page 113: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

137

menahan pelbagai interaksi dan perbincangan sesama

manusia.92

Dengan demikian, psikoterapi puasa dapat dijadikan

sebagai metode baru dalam kesehatan mental. Psikoterapi

Puasa juga merupakan suatu langkah bagi usaha manusia

dalam mensimilarkan antara sains modern dengan kemajuan

yang membelakangi dimensi spiritual, sehingga pakar-pakar

sains dan ilmu pengetahuan, tanpa agama melahirkan

kegersangan dan kegoncangan psikologis manusia. Dengan

demikian psikoterapi puasa yang esensial dari teori dan

metode psikoterapi Islam dapat membantu

menumbuhkembangkan kesehatan mental dan kepribadian,

serta menjadi realitas bagi kepentingan spiritual manusia

dalam menghadapi rintangan dan tantangan zaman yang

semakin sulit.93

92Jamal Elzaki, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, terj. Dedi

Slamet Riyadi, h. 241 93

Khairunnasihin, Puasa Sebagai Sarana Penyucian Jiwa,

http://khairunnas.tripod.com/artikel/id3.html. diakses pada tanggal 2-10-

2014

Page 114: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

138

[7] :

13)

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap

(memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah

berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-„Araf [7]: 31)

Tidak ada yang lebih membahayakan umat manusia

daripada sikap berlebih-lebihan, karena berlebih-lebihan

merupakan bahaya dan perbuatan yang merugikan. Tetapi

Allah juga melarang tindakan yang menyusahkan dan

menyengsarakan dengan membatasi konsumsi makanan karena

ini merupakan kebakhilan dan membahayakan.94

Oleh karena

itu Allah mewajibkan kita untuk berpuasa karena didalam

puasa terdapat hikmah yang sangat besar.

3. Terapi jiwa melalui dzikir dan doa

a. Dzikir

94Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Wasith, jilid 1, h. 564

Page 115: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

139

Secara umum dzikrullah adalah perbuatan mengingat

Allah dan keagungannya dalam bentuk yang meliputi hampir

semua ibadah, perbuatan baik, berdoa, membaca Al Quran,

mematuhi orang tua, menolong teman yang dalam kesusahan

dan menghindarkan diri dari kejahatan dan perbuatan dzalim.

Dalam arti khusus dzikrullah adalah menyebut nama Allah

sebanyak-banyaknya dengan memenuhi tatatertib, metode,

rukun dan syarat sesuai yang diperintah oleh Allah dan

rosulnya.95

Berdzikir menimbulkan efek ketenangan badi yang

melakukannya. Sebagimana firman Allah

[13]“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar Rad

[13] : 28)

Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah,

ketentraman itu bersemi di dada mereka dikarenakan dzikrullah

yakni mengingat Allah, atau karena ayat-ayat Allah yakni Al-

95Abdul Muiz, Makna Dzikir Bagi Kehidupan Muslim, (Buletin

Jumat: Suara Quran, 2013)

Page 116: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

140

Quran yang sangat mempesona kandungan dan redaksinya.

Sungguh! Camkanlah bahwa dengan hanya mengingat Allah

hati menjadi tentram.96

Para ulama berbeda pendapat tentang apa yang

dimaksud dzikrillah dalam ayat ini. Ada yang memahaminya

dalam arti Al-Quran, ada juga yang memahaminya dalam arti

zikir secara umum, baik berupa ayat Al-Quran ataupun

selainnya. Bahwa zikir bisa mengantar pada ketenangan jiwa,

tentu saja apabila zikir itu dimaksudkan untuk mendorong hati

mneuju kessadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah

SWT. bukan sekedar ucapa dengan lidah. 97

Kita dapat berkesimpulan bahwa kehidupa manusia

betapapun mewahnya tidak akan menyenangkan jika tidak

dibarengi dengan ketentraman hati, sedangkan ketentraman

hati baru dapat dirasakan bila manusia yakin dan percaya

bahwa ada sumber yang tidak bisa dikalahkan yang selalu

mendampingi dan memberi harapan.98

Ilmu modern telah menetapkan bahwa kesuksesan

hidup di dunia merupakan buah hasil bagi ketenangan jiwa. Hal

96M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Penerbit Lentera

Hati, 2002), vol. 6, h. 587

97

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tentang Zikir dan Doa,

(Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 121-122

98

M. Quraish Shihab, Wawasan Al0Quran Tentang Zikir dan Doa,

h. 126.

Page 117: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

141

ini menjadi obsesi bagi kebanyakan orang sakit saat kini yang

sedang tertimpa kerusakan. Sedangkan, kegelisahan jiwa

adalah sebagai pertanda dan presenden buruk untuk masa

sekarang.99

Tidak ada obat yang lebih baik untuk mengobati hati

selain dzikir. Kebanyakan para ulama

menganjurkanpengobatan baik melalui pendekatan dan

memasukan dzikir kepada Allah sebagai hal yang pokok.100

Nabi Isa AS, pernah mengingatkan “ Janganlah kalian

berkumpul tanpa mengingat Allah, karena berkumpul tanpa

mengingat Allah itu akan mengeraskan hati.” Semakin banyak

lidah digunakan mengingat Allah, akan menjadi semakin

lembut hatinya, dikaruniai dengan perasaan sayang, rahmat dan

cinta.101

Dzikir dibagi tiga:pertama,Dzikir dengan lisan (dzikr

bil al-lisan), yakni membaca atau mengucapkan kalimat-

kalimat takbir, tahmid, dan tahlil dengan

bersuara.Kedua,Dzikir dalam hati (dzikr bi al-qalb), yakni

membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tahmid,

99Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam Al-

Quran, (Jakarta: Akbar 2004) cet ke 5, hal 310.

100

Hamza Yusuf, Hatiku Surgaku, (Ciputat: Penerbit Lentera Hati,

2009), h. 292

101

Hamza Yusuf, Hatiku Surgaku, h. 272

Page 118: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

142

dan tahlil dengan membatin, tanpa mengeluarkan suara.

Sebagian ulama menafsirkan dzikir dalam hati ni, adalah

bertafakkur merenungi keMahabenaran dan keMahabesaran

Allah SWT dengan penuh keyakinan dan perasaan tulus.

Ketiga,Dzikir dengan panca indra atau anggotabadan(dzikr bi

al-jawarih), yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada

Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah dan

meninggalkan segala larangan-Nya. Tentang dzikir dengan

panca indra ini, sebagian ulama tasawuf memiliki pengertian

dan konsep yang berdeda, yakni melalui tujuh penjuru panca

indra:

- Dzikir kedua mata dengan menangis

- Dzikir kedua telingan dengan mendengarkan hal-hal yang

baik

- Dzikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian

- Dzikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada

Allah SWT

- Dzikir ruh dengan menyerah kepada Allah dan rela atas

segala keputusan-Nya

- Dzikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban

Page 119: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

143

- Dzikir kedua tangan dengan bersedekah.102

Pengungkapan dzikir tersebut merupakan kalimat

tafakkur atas penciptaan Allah berupa gerak nafas dzikir

seluruh mahluk-Nya baik yang tidak terlihat. Penghayatan

dzikir ini sesuai dengan firman Allah:

(191 : [3] “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri

atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan

ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah

Kami dari siksa neraka”. (QS. Ali Imran [3]: 191).

b. Do‟a

102Dadang Hawari, Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi

Medis, (Bandung: Raja Grafindo, 2005), h. 92

Page 120: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

144

Do‟aberasal dari bahasa Arab, du‟a.Kata tersebut

dalam sistem kata bahasa Arab berbentuk masdar yang

bermakna mencari, meminta dan memohon.103

Doa dalam

istilah agamawan adalah permohonan hamba terhadap

Tuhannya agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan

pertolongan, baik untuk pemohon maupun orang lain. Doa itu

harus beriringan dengan keyakinan dan penuh pengharapan,

yaitu sikap yang memastikan diri bahwa sesuatu yang

dilakukannya akan berhasil. Salah satu ayat yang populer

dalam konteks doa ialah firman Allah

]:[

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang

Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku

mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia

memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-

103Muhammad Ismail Ishak, Ensiklopedi Do‟a dan Dzikir, (Jakarta:

ALIFBATA, 2007), h. 1

Page 121: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

145

Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.(QS. Al-

Baqarah [2]: 186)

Dalam hal ini, seorang muslim yakin bahwa doanya

pasti didengar oleh Allah SWT dan dikabulkan-Nya apa yang

menjadi harapannya.104

Doa senantiasa dikabulkan oleh Yang

Maha Kuasa, apabila doa itu disertai dengan kerendahan hati

dan suara yang lembut. Orang yang congkak dan tidak mau

bermohon dan meminta bantuan kepada Allah SWT dianggap

sebagai orang yang hina dan akan diazab di neraka Jahannam.

Ia merupakan sebab yang paling utama dalam

melenyapkan perkara yang tidak dikehendaki dan dalam

memperoleh apa yang diminta. Akan tetapi pengaruhnya bisa

berbeda-beda baik karena lemahnya doa yang dipanjatkan,

karena doa tersebut tidak disukai Allah seperti mengandung

permusuhan didalamnya atau karena lemahnya hati orang yang

berdoa.105

Doa adalah obat yang paling baik dan merupakan

musuh segala bencana. Doa akan melenyapkan penyakit

sekaligus menyembuhkannya, mencegah datangnya penyakit

104 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran tentang Dzikir dan

Doa, h. 179

105

Ibnu al Qayyim al-Jauzi, Siraman Rohani bagi Orang yang

Mendambakan Ketenangan Hati, (Jakarta:PT. Lentera Basritama, 2000), h.

18-19

Page 122: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

146

sekaligus menghilangkannya. Ia adalah senjata orang

beriman.106

Al Isra: 82

[17]

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al

Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang

zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra [17]: 82)

Menurut Dadang Hawari, dari Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia menyatakan bahwa berdoa dan berdzikir

merupakan bentuk komitmen keagamaan seseorang yang

merupakan unsur penyembuh penyakit atau sebagai

psikoterapeutik yang mendalam. Doa dan dzikir merupakan

terapi psikoreligius yang dapat membangkitkan rasa percaya

diri dan optimisme yang paling penting selain obat dan tindakan

medis.107

106Ibnu al Qayyim al-Jauzi, Siraman Rohani Bagi Orang yang

Mendambakan Ketenangan Hati, h. 20

107

SandiSetiawan,http://setiawansandisijalu.blogspot.com/2014/01/

makalah-psikologi-agama-tentang-dzikir.html. diakses tanggal 2-10-2014.

Page 123: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

147

Harus diingat bahwa kalaupun apa yang dimohonkan

tidak sepenuhnya tercapai, namun dengan doa tersebut seseotag

telah hidup dalam suasana optimisme, harapan, dan hal ini tidak

diragukan lagi akan memberikan dampak yang sangat baik

dalam kehidupannya. Karena itu jika doa tidak menghasilkan

apa yang diminta, paling tidak manfaatnya adalah ketenangan

batin si pendoa karena ia telah hidup dalam harapan.108

Berkaitan dengan itu , doa dan dzikir merupakan komitmen

keimanan seseorang. Doa adalah permohonan yang

dimunajatkan ke kehadirat Allah SWT. Dzikir adalah

mengingat Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya.

4. Terapi Jiwa Melalui Zakat dan Sedekah

a. Sedekah Bagi Kesehatan Jiwa

Sedekah berasal dari kata shodaqoh yang berarti suatu

pemberian yang diberikan seseorang kepada orang lain secara

spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah

tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh

seseorang sebaga kebajikan yang mengharap ridho Allah dan

pahala semata.

Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang

menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa membeerikan

108M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran tentang Dzikir dan Doa,

h. 183

Page 124: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

148

sedekah. Salah satu ayat yang menganjurkan untuk bersedekah

yaitu sebagaimana firman Allah SWT

][

“tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan

mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh

(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau

Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan

Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari

keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya

pahala yang besar”. (QS.An-Nisa [4]: 114)

Selain dalam Al-Quran Rasulullah SAW dalam

beberapa hadisnya pun mengutarakan betapa pentingnya

sedekah karena di dalamnya mengandung berbagai keutamaan-

keutamaan besar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW

“Obatilah penyakit kalian dengan sedekah”109

Islam adalah agama yang lebih maju dan bisa melintas

batas dari sekedar pengetahuan yang bisa disaksikan secara

109Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam Mu‟jam al Kabir, 10/128,

no 10196

Page 125: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

149

kasat mata oleh manusia. Artinya dalam memandang sebuah

penyakit untuk mendapatkan penyembuhan pun, islaam sangat

mendalam. Tidak terbatas dari kondisi fisik, akan tetapi lebih

jauh lagi. Islam yang mempunyai sisi-sisi yang terkadang sulit

diterima oleh akal mansia yang terbatas.

Fakta ilmiah telah membuktikan keajaiban sedekah

untuk kesembuhan dari penyakit. menurut riset yang dilakukan

oleh Michal Ann Strahilevitz menyumbang memberiakan

cahaya kehangatan dan kebahagiaan, memberi sedekah

membuat diri kita merasa senang dengan diri kita sendiri,

memberi sedekah membantu kita menghindari perasaan

bersalah diri, dan memberi dapat mempertahankan image diri.

Seseorang akan terangsang memiliki perasaan bahagia. Ketika

seseorang mengeluarkan sebagian hartanya, akan memberikan

rasa senang yang samadengan ketika menerima uang. Dengan

demikian, berarti juga bahwa sedekah secara langsung akan

berpengaruh pada kondisi psikis seseorang.

Imam Ibn Qayyim al-Jauzi mengatakan, “Sedekah

memiliki dampak yang sangat besar untuk mencegah petaka

dan musibah meskipun sedekah itu dilakukan oleh orang yang

jahat ataupun berdosa, bahkan jika dilakukan oleh orang kafir.

Sesungguhnya Allah mencegah segala bahaya, malapetaka dan

bencana dari orang atau masyarakat yang selalu bersedekah.

Page 126: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

150

Perintah zakat merupakan perintah yang berlaku umum bagi

semua golongan masyarakat.”110

Dari tinjauan psikologi sedekah dapat melepaskan

bindingproblem (keterikatan terhadap sesuatu). Binding

problem adalahmasalah yang sangat besar dalam berspiritual.

Keterikatan manusia terhadap dorongan nafsu adalah penyebab

utama ketidakbahagiaan. Untuk itulah perlu adanya cara praktis

untuk dapat melepaskan diri dari keterikatan ini. Dan dalam hal

ini sedekah merupakan cara yang ampuh. Bersedekah akan

membuat seseorang terlatih untuk melepaskan segala apa saja

yang mengikat dalam dirinya. Manusia terdiri dari jasad, nafs,

dan ruh. Untuk mencapai kesadaran ruh/jiwa diperlukan

pembebasan dari belenggu atau ikatan jasad dan nafs.

Pembebasan terhadap ikatan dan belenggu ini menjadi hal

terpenting untuk berspiritual.Tindakan yang paling tepat untuk

melepaskan keterikatan ini adalah dengan bersedekah.111

110Jamal Elzaki, h. 222

111

Setiyo Purwanto,makalah psikologi sedekah:tips praktis meraih

bahagia.UMS

Page 127: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

151

b. Zakat Menghilangkan Iri Dengki

][

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha

mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. At-Taubah [9]:

103)

Zakat dari segi bahasa berarti suci, bersih. Pengertian

suci dan bersih ini berarti membersihkan harta dan

membersihkan diri orang orang kaya daripada sifat bakhil.

Zakat dapat membersihkan jiwa dari kotornya sifat kikir,

tamak, berfoya-foya, egoisme dan keras hati terhadap fakir

miskin. 112

Zakiah Daradjat dalam bukunya “Zakat Pembersih

Harta dan Jiwa” (1992) membahas hubungan zakat dengan

112M. Usman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al-Quran, h. 290

Page 128: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

152

kesehatan mental, disertai contoh yang terjadi di kehidupan

nyata. Dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang mengeluh

cemas dan gelisah tanpa sebab, padahal orang itu kaya dan

bekecukupan. Orang tersebut datang dan bertanya kepada

Zakiah Daradjat,

“Saya sering merasa gelisah dan hidup tidak tentram, benarkah

penyakit saya tersebut dikarenakan saya tidak berzakat?”,

“Berapa anda menentukan zakat yang wajib anda keluarkan?”

“Yah itu tidak saya hitung. Yang penting hampir setiap hari

saya mengeluarkan uang sepuluh ribu rupiah, kadang lebih.”

“Yang anda berikan kepada orang miskin atau peminta

sumbangan dengan cara seperti itu bukanlah zakat, akan tetapi

shadaqoh atau sumbangan sukarela. Anda berpahala dengan

sumbangan seperti itu, tetapi kewajiban anda untuk

melaksanakan zakat dengan cara seperti itu belum terlaksana.”

Page 129: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

153

Wanita itu terdiam. Ia tersentak dan menyesali

dirinyamengapa selama ini ia tidak menanyakan kepada orang

yang mengerti zakat.113

Manfaat zakat bagi penerimanya sudah jelas,

membantunya dalam memenuhi keperluan hidup yang tidak

dapat dipenuhinya sendiri. Sedangkan manfaat bagi yang

menunaikan cukup banyak, terutama dalam menjadikan hidup

bersih dan sehat. Boleh jadi orang tidak pernah menyangka

bahwa zakat mempunyai pengaruh bagi kesehatan, baik

jasmani maupun rohani. Ada hubungan antara kesehatan dan

zakat, terutama kesehatan mental.114

Tekanan kehidupan yang sulit seringkali menumbuhkan

sifat iri dan dengki dalam jiwa orang yang fakir dan

membutuhkan. Orang yang iri dan dengki tidak merasa senang

jika orang lain mendapatkan limpahan anugerah dan nikmat

semetara ia tidak. Gangguan kejiwaan seperti itu dapat

disembuhkan jika si penderita membuka diri dan bergaul

dengan semua kalangan masyarakat, serta aktif menolong dan

113

Zakiah Daradjat,Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, (Jakarta:

alifbata,1992), h. 33

114

M. Fuad Nasar, Zakat Sebagai Terapi KegelisahanJjiwa,

pusat.baznas.go.id/berita-artikel/zakat-sebagai-terapi-kegelisahan-jiwa/.

Diakses pada tanggal 18-10-2014

Page 130: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

154

membantu orang lain, serta mengambil sebagian hartanya

untuk dibagikan kepada orang lain. Karena itulah Allah

mewajibkan kepada hambaNya yang lebih kaya untuk

membantu orang yang lebih fakir.

Zakat juga melatih jiwa agar jujur, terpercaya, ikhlas,

mementingkan orang lain, dermawan dan rela berkorban. Jika

sifat-sifat seperti itu telah dimiliki oleh setiap muslim, niscaya

komunitas islam akan menjadi komunitas yang kokoh dalam

berbagai kehidupan termasuk bidang ekonomi.115

115Jamal Elzaki, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah, h. 228

Page 131: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

157

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikoterapi mengandung arti ganda. Pada satu sisi ia

mengandung arti yang jelas yaitu satu bentuk terapi psikologis.

Tetapi pada segi lain ia menunjuk pada sekelompok terapi

psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis

pada suatu titik dan konseling pada titik lainnya. Psikoterapi

fokus pada masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.

Psikoterapi juga dijalankan berdasarkan ilmu atau teori

kepribadian.1

Istilah Psikoterapi tidak tertulis secara jelas dalam Al-

Quran. Namun banyak ayat Al-Quran yang mengisyaratkan

bahwa Al-Quran ini merupakan terapi jiwa. Banyak terapi-

terapi yang ditawarkan oleh Al-Quran untuk menyembuhkan

segala penyakit fisik maupun psikis .

Terapi-terapi fisik atau psikis yang ditawarkan Al-Quran antara

lain:

1 Andi Mappiare, pengantar konseling dan psikoterapi, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada) h. 20

Page 132: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

158

1. Ruqyah

2. Sabar dan Shalat

3. Puasa

4. Dzikir dan Doa

5. Zakat dan Sedekah

B. SARAN

1. Kepada para psikiater muslim-muslimah agar

memebudayakan pengobatan kejiwaan berdasarkan

konsep yang ditawarkan Al-Quran. Selain dari

keilmuan Barat yang telah dipelajari

2. Kepada muslim-muslimah hendaklah selalu menjadikan

Al-Quran sebagai pegangan hidup kita agar senatiasa

terjaga dari berbagai macam penyakit jasmani maupun

rohani seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya

Page 133: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

159

DAFTAR PUSTAKA

Abdushshamad, Muhammad Kamil Mukjizat Ilmiah dalam Al-

Quran, Jakarta: Akbar, 2002

Ancok, Djamaludin Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1995

Bishri, Hasan.Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah Terapi

Gangguan Sihir dan Jin Sesuai Syariat Islam,

Jakarta:2005

al-Bukhârî , Muhammad ibn Ismâ’îl, Shahîh al-Bukhari, Kairo:

Dâr at-Taufiqiyyah, 2012

Corey, Gerald Konseling dan Psikoterapi, terj: Budi Anwar,

Jakarta: PT Refika Aditama, 2009

Corsini, R.J. &Wedding, D. Current Psychotherapies. Edisi 9.

Belmont: Brooks/Cole, 2011

Daradjat, Zakiah, Psikoterapi Islami, Jakarta: Bulan Bintang

2002

Adz-Dzaky, M. Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi

Islam: Penerapan Metode Sufistik, Jakarta: Fajar

Pustaka Baru, 2001

Page 134: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

160

Elvira, Kumpulan Makalah Psikoterapi, Balai Penerbit :

FKUI:2005

Feist, Jess & Gregory J. Fest.Teori kepribadian, edisi 7 buku 1,

terj: Widya Setiarini Jakarta: Salemba Humanika, 2011

Fordman, Frieda, Pengantar Psikologi Carl. G. Jung, Jakarta:

Bhatara Karya Aksara, 1988

Ghazali, Syeikh Muhammad, Tafsir Tematik dalam Al-Quran,

Jakarta: Gaya Media Pratama 2005

Gunarsa, Singgih D. Konseling dan Psikoterapi, Gunung

Mulia, Jakarta, 1992

Haryanto, Sentot, Psikologi Shalat, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2001

Hawari, Dadang, Al-quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan

Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Prima Yasa, 1995

Hawari, Dadang, Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi

Medis, Bandung: Raja Grafindo, 2005

Henrikus, Sejarah Psikoterapi ppt

Hidayati, Henny Narendrani dan Andri Y, Psikologi Agama,

Jakarta: Uin Press, 2007

Husain, Imad Ali Abdus Sami Keajaiban Shalat Subuh, Solo:

Wacana Ilmiah Press, 2006

Page 135: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

161

J. Mcleod,Pengantarkonseling: Teori dan study kasus, Terj:

A.K. Anwar, Jakarta: KencanaPrenanda Media Group,

2008

Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim, Panduan Rawatan Perubatan

Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, terj. Razali

Muhammad isa, Selangor: Darul Ehsan, 1996

Al-Jauzi, Ibnu al Qayyim, Siraman Rohani bagi Orang yang

Mendambakan Ketenangan Hati, Jakarta:PT.

Lentera Basritama, 2000

Al-Jauzi, Ibnul Qayyim, Terapi Penyakit Hati, Jakarta : Qisthi

Press 2006

Jaya, Yahya. Spiritualisasi Islam, Jakarta: Ruhama, 1994

Langgulung, Hasan Teori-teori Kesehatan Mental, Jakarta:

Pustaka al-Husna, 1992

Mahmud, Muhammad Ilm al-Nafs al-Ma’ashir fi Dhaui al-

Islam, Jeddah: Dar al- syuruq, 1984

Al-Maidani, Abu Umar Basyir, Metode Pengobatan Nabi SAW,

Jakarta: Griya Ilmu, 2005

Mappiare, Andi Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta:

PT.Raja Grafindo, 1992

Mizra, I. dan G.Iful, Holistic HSQ:Metode menemukan

Karakter Diri Berdasarkan Simbolisasi Al-Quran,

Bandung: Dzikr Press, 2007

Page 136: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

162

Muhammad, Yusuf Khaththar, Mukjizat Shalat Tahajjud, Solo:

Wacana Ilmiah Press, 2014

Mujib, Abdul, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam.(Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2002

Musbikin, Imam Melogikakan Rukun Islam. Yogyakarta: Diva

Press, 2008

Mustika, M. Sodik, dkk., Rahasia Shalat Istikharah,

Yogyakarta: Mutiara Medika, 2008

Muiz, Abdul Makna Dzikir Bagi Kehidupan Muslim, Buletin

Jumat: Suara Quran, 2013

An-Naisâbûrî , Abî Husain Muslim bin Al-Hajjâj Al-Qutsairy,

Shahih Muslim, Beirut: Maktabah al-Ma’arif

Al-Najar, Zaghlul Raghib Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadis

Nabi, terj. Yodi Indrayadi, Jakarta: Zaman, 2010

An-Najar, Amir Ilmu Jiwa Dalam Tasawuf, Jakarta: Pustaka

Azzam 2010

An-Najar, Amir Psikoterapi Sufistik, Jakarta: Mizan Publika

2004

Najati, Muhammad Usman, Ilmu Jiwa dalam Al-quran,

Jakarta:Pustaka Azzam 2005

Najati, Muhammad Usman, Psikologi Qurani, Bandung: Marja

2010

Page 137: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

163

Najati, Muhammad Usman, Psikologi dalam Perspektif Hadis,

Jakarta: Pustaka al-Husna Baru 2004

Nata, Abudin, Perspektif Islam tentang Pendidikan

Kedokteran, Jakarta: UIN Jakarta Press 2004

Permanarian, Sunardi & M. Assjari. Teori Konseling Bandung:

PLB FIP UPI 2008

Prabowo, Hendro & B.P. Riyanti. Psikologi Umum 2. Jakarta:

Universitas Gunadarma, 1998

Purwakania , Aliah B., Pengantar Psikologi kesehatan Islami,

Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada 2008

Purwanto, Setiyo, Makalah Psikologi Sedekah: Tips Praktis

Meraih Bahagia. UMS

Qindil, Abdul Mun’im, Isyarat-isyarat Kedokteran dalam

Al-Quran dan As-Sunah, Jakarta: Akademika Presindo,

2010

Rahman, Hikmah Puasa Tinjauan Ilmu Kesehatan, Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2001

Rousydiy, T. A. Lathief Puasa Hukum dan Hikmahnya,

Medan: Rimbow, 1993

Sa’adi, Nilai Kesehatan Mental Islam dalam Kebatinan

Kawruh Jiwa Suryomentaram, Jakarta: Puslitbang

Page 138: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

164

Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat

Kementrian Agama RI, 2010

Salim, Ahmad Husain Ali, Terapi Al-Quran Untuk Penyakit

Fisik dan Psikis Manusia, Jakarta: Asta Buana

Sejahtera, 2006

Semiun, Yustinus, Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit

Kanisius 2006

Shaleh, Qamaruddin dkk., Ayat-ayat Larangan dan Perintah

dalam Al-Quran,Bandung: Diponegoro, 2002

Shihab, M. Quraish, Mukjizat Al-Quran, Bandung: Mizan 2007

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan

Keserasian Al-Quran, Jakarta: Lentera Hati, 2002

Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran Tentang Zikir dan

Doa, Jakarta: Penerbit Lentera Hati 2008

As-Sijistani, Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi,

Shohih Sunan Abu Daud, Ar-Riyadh: Maktabah Al-

Ma’arif

Subandi, M.A. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan

Kontemporer, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset,

2002

Subandi, psikologi Islam, (Surakarta: Muhamadiyah University

Press, 1996

Page 139: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

165

Surya, M., Teori-teori Konseling, Bandung: C.V. Pustaka Bani

Quraisy, 2003

Sya’rawi, Syeikh Muhammad Mutawalli Tafsir Sya’rawi,

Medan: Duta Azhar

Asy-Syanqithi, Syeikh Tafsir Adhwa’ul Bayan, Jakarta:

Pustaka Azzam, 2007

Tebba, Sudirman, Tasawuf Positif, Bogor: Kencana 2003

Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Tafsir Ath-

Thabari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009

Thalbah, Hisham dkk, Ensiklopedia Al-Quran Dan Hadis,

Bekasi: Sapta Sentosa 2008

Tharsyah, Adnan, Keajaiban Shalat bagi Kesehatan, Terj.

Abdullah,Jakarta: Senayan Publishing, 2007

Thayyarah, Nadiah Buku Pintar Sains dalam Al-Quran, terj. M.

Zaenal Arifin, dkk. Jakarta: Zaman, 2013

Thohir, Muhammad, 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat, Jakarta :

Lentera Hati 2006

Turmudhi, Audith M. Membangun Paradigma Psikologi Islam,

Yogyakarta: SIPRESS, 1994

Wijayakusuma, Hembing, Hikmah Shalat Untuk Pengobatan

dan Kesehatan, Jakarta: Pustaka Kartini, 1996

Wilcox, Lynn Ilmu Jiwa Berjumpa Tasawuf, Jakarta : PT.

Serambi Ilmu Semesta 2003

Page 140: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

166

Yusuf, Hamza Hatiku Surgaku, Ciputat: Penerbit Lentera Hati,

2009

Az-Zahrani, Musfir bin Said, Konseling Terapi, Depok: Gema

Insani 2005

Az-Zuhaili, Wahbah Tafsir Al-Wasith, terj. Muhtadi, dkk.

Jakarta: Gema Insani, 2012

Elzaky, Jamal Muhammad, Buku Induk Mukjizat Kesehatan

Ibadah, Jakarta : penerbit zaman 2011

LIDWA, Pustaka Hadis

TIM Artikel Buddha, Kepribadian Yang Sehat Dalam

Perspektif Agama Budha.

Artikelbuddhist.com/2011/05/psikologi-agama-

buddha-dalam-perspektif-kepribadian-yang-sehat.html.

diakses pada taggal 2-10-2014.

Sabiilatul, Ruqyah dalam Tinjauan Psikologi Islami,

http://sabiilatul.wordpress.com/2012/05/01/psikoterapi-

ruqyah-dalam-tinjauan-psikologi-islami/.

Diakses tanggal 2-10-2014.

M. Fuad Nasar,Zakat Sebagai Terapi Kegelisahan Jiwa,

pusat.baznas.go.id/berita-artikel/zakat-sebagai-terapi-

kegelisahan-jiwa/. Diakses pada tanggal 18-10-

2014

Page 141: KONSEP PSIKOTERAPI DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik)

167

Khairunnasihin, http://khairunnas.tripod.com/artikel/id3.html.

diakses pada tanggal 2-10-2014

Sandi Setiawan, http://setiawansandisijalu.blogspot.com/2014/

01/makalah-psikologiagama-tentang-dzikir.html.

diakses tanggal 2-10-2014.