Konsep Perawat Gigi

20
Konsep Perawat Gigi 1. Pendekatan Pasien Pendekatan pasien ini sangat penting karena sebagai seorang perawat gigi harus dapat melakukan pendekatan yang cukup intim dengan pasien guna membina hubungan saling percaya dan mempermudah kelancaran proses pengobatan kepada pasien. Pendekatan pasien ini juga berfungsi untuk mengurangi hambatan psikologis yang ada pada pasien,karena kondisi psikologis pada pasien sangat berperan cukup besar dalam kesembuhan pasien tersebut Pendekatan pasien ini juga penting mengingat pasien yang datang itu terdiri dari bermacam-macam sifat,diantaranya adalah pasien yang memiliki isolasi sosial.Karena itu seorang perawat gigi harus mendekati nya dengan cara Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan Seorang perawat gigi juga harus melakukan pendekatan spiritual dengan pasien karena seorang perawat profesional harus mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar manusia (KDM), dan mampu memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat.

description

perawat gigi

Transcript of Konsep Perawat Gigi

Page 1: Konsep Perawat Gigi

Konsep Perawat Gigi

1. Pendekatan Pasien

Pendekatan pasien ini sangat penting karena sebagai seorang perawat gigi harus

dapat melakukan pendekatan yang cukup intim dengan pasien guna membina

hubungan saling percaya dan mempermudah kelancaran proses pengobatan kepada

pasien. Pendekatan pasien ini juga berfungsi untuk mengurangi hambatan psikologis

yang ada pada pasien,karena kondisi psikologis pada pasien sangat berperan cukup

besar dalam kesembuhan pasien tersebut

Pendekatan pasien ini juga penting mengingat pasien yang datang itu terdiri dari

bermacam-macam sifat,diantaranya adalah pasien yang memiliki isolasi sosial.Karena

itu seorang perawat gigi harus mendekati nya dengan cara Membina hubungan saling

percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien

mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang

lain, dan mengajarkan pasien berkenalan

Seorang perawat gigi juga harus melakukan pendekatan spiritual dengan pasien

karena seorang perawat profesional harus mampu memberikan pelayanan kesehatan

kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar manusia (KDM), dan mampu

memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual yang komprehensif

yang ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat. Selain itu parawat yang

profesional harus memiliki visi transendental .

Visi transendental adalah sebuah cita-cita dan harapan suatu profesi dimana semua

aktivitas, pengabdian, dan tujuan hidupnya tidak hanya beriorientasi kesuksesan dunia

tetapi sampai akhirat. Bahkan kesuksesan akhirat menjadi prioritas dibanding

kesejahteraanya yang fana,sementara,sebentar diibaratkan seperti sebuah titik.

Sedangkan kehidupan akhirat berlangsung selamanya seperti garis tak berujung.

Aspek spritual merupakan salah satu aspek yang paling penting yang perlu

diperhatikan oleh perawat, karena itu perawat dituntut harus mampu dalam

membingbing pasien melaksanakan ibadahnya kepada tuhan. Melalui ibadah pasien

mendapatkan ketenangan jiwa, pencerahan, dan rasa nyaman.

Page 2: Konsep Perawat Gigi

2. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah dilakukan melalui proses Analisa,yang terdiri dari :

1) Tahapan Anamnesa

A.Cara Pengumpulan Data

Wawancara atau Anamnesa

Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan

masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara

berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang

dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan

dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat

dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien

memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan

keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut

selama tahap pengajian.

Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.

Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan

kemampuan skill komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya

digunakan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik

adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk

bertukar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal

maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan

memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara aktif,

diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal

yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit

dipelajari. 

Page 3: Konsep Perawat Gigi

B.Tahapan wawancara / komunikasi :

a.Persiapan

Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan

dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka

buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling

percaya dengan klien.

Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau

memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk

dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa

guna memperlancar wawancara.

b.Pembukaan atau perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan

memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan

faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan

informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana,

bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.

c.Isi / tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan

pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

•Fokus wawancara adalah klien.

•Mendengarkan dengan penuh perhatian.

•Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien.

•Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien.

•Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya.

•Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya.

•Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

Page 4: Konsep Perawat Gigi

d.Terminasi

Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus

mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan,

sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai

keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat

perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.   

C.Jenis Anamnesis

Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan

Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan

tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya.

Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan

permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang

paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.

Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan.

Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab

pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan

permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut

Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari

anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis. 

2) Intervensi

A. PENGERTIAN INTERVENSI PERAWAT

Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien”. (Bulechek & McCloskey, 1994).

Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan keperawatan mandiri.

Page 5: Konsep Perawat Gigi

Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri. Namun demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di sebagian besar negara bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik keperawatan.

Tujuan intervensi adalah sebagai pengantar untuk mengatur atau mendesain tindakan

perawatan berdasarkan respon klien terhadap masalah kesehatannya, dengan sasaran

mencegah, menghilangkan atau meminimalkan penyebab yang mempengaruhi status

kesehatan tersebut.

a.Tujuan dokumentasi tahap perencanaan:

• Sebagai kerangka kerja dalam implementasi keperawatan.

• Merupakan inti dokumentasi keperawatan yang berorientasi pada masalah.

• Sebagai referensi dalam melakukan modifikasi rencana keperawatan.

• Sarana komunikasi tim keperawatan dalam pendelegasian tugas/instruksi

keperawatan.

• Sebagai landasan ilmiah yang logis dan sistematis dalam mengerjakan asuhan

keperawatan kepada pasien.

• Agar semua rencana tindakan dapat dipilih disesuaikan kondisi klien sehingga

efektif.

B. JENIS INTERVENSI KEPERAWATAN

Perencanaan dan tindakan keperawatan adalah tahap dalam proses keperawatan berdasarkan

masalah actual dari klien. Maksud dokumentasi adalah menemukan secara tepat sebagai

gambaran intervensi keperawatan yang meliputi :

1. Intervensi terapeutik

Tindakan terapeutik adalah askep yang langsung sesuai keadaan klien. Rencana keperawatan

yng lebih dari satu harus di kerjakan sungguh-sungguh sesuai prioritas masalah dalam

diagnosa keperawatan.

2. Intervensi pemantapan/ observasi

Proses ini membutuhkan ketajaman observasi perawat termasuk keterampilan mengevaluasi

yang tepat. Program yang lebih efektif sangat menentukan kesehatan klien.

Perawat harus lebih melihat perkembangan yang baik dan buruk dari klien seperti:

Page 6: Konsep Perawat Gigi

Mengobservasi tanda-tanda vital

Diagnosa Keperawatan

Tindakan Keperawatan (Terapeutik)

Therapi Medic

Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

Cemas

Mengatur posisi

Mengajarkan tehnik batuk

Mengajarkan kegiatan untuk mengurangi stress

Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman

Mengurangi pergerakan

Mengatur pemberian Oksigen

Memeriksa sputum

Infus cairan elektrolit sesuai BB

D. KOMPONEN DOKUMENTASI INTERVENSI KEPERAWATAN

Dokumentasi intervensi Mengidentifikasi mengapa sesuatu terjadi terhadap klien, apa

yang terjadi, kapan, bagaimana, dan siapa yang melakukan intervensi :

Why : Harus dijelaskan alasan tindakan harus dilaksanakan dan data yang ada dari hasil

dokumentasi pengkajian dan diagnosa keperawatan.

What : Ditulis secara jelas, ringkas dari pengobatan atau tindakan dalam bentuk action verb.

When : Mengandung aspek yang penting dari dokumentasi intervensi. Pencatatan pada waktu

pelaksanaan intervensi sangat penting dalam hal pertanggung jawaban hukum dan efektifitas

tertentu.

How : Tindakan dilaksanakan dalam penambahan pencatatan yang lebih detail. Misalnya, “

miring kanan atau kiri dengan bantuan perawat.” Menandakan suatu prinsip ilmiah dan

rasional dari rencana tindakan. Metode ini akan bisa meningkatkan dalam upaya-upaya

penggunaan prosedur keperawatan yng tepat.

Who : siapa yang melaksanakan intervensi harus selalu dituliskan pada dokumnetasi serta

tanda tangan sebagai pertanggung jawaban.

Intervensi yang memerlukan suatu dokumentasi khusus

Ada dua dokumentasi yang memerlukan pendokumentasian khusus yaitu :

Page 7: Konsep Perawat Gigi

1. Prosedur invasive

Tindakan invasive merupakan bagian yang penting dari proses keperawatan, Karena

memerlukan pengetahuan tentang IPTEK yang tinggi. Untuk itu pengetahuan lanjutan

diperlukan dalam upaya meningkatkan tanggung jawab dalam pemberian intervensi.

Misalnya perawat memberikan transfusi, kemoterapi, memasang kateter. Tindakan tersebut

diatas akan membawa resiko yang tinggi pada klien terhadap komplikasi, yang tentunya perlu

informed consent sebelum tindakan di laksanakan.

2. Intervensi mendidik klien

Perawat berperan penting dalam mengenal kebutuhan belajar klien dalam rencana mendidik

klien dan memelihara laporan kegiatannya.

Rencana tindakan keperawatan meliputi :

1) Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan harus merupakan prioritas utama untuk merawat klien. Hal tersebut

harus menyangkut langsung kearah situasi yang mengancam kehidupan klien.

2) Kriteria hasil

Setiap diagnosa keperawatan harus mempunyai sedikitnya satu kriteria hasil. Kriteria hasil

dapat diukur dengan tujuan yang diharapkan yang mencerminkan masalah klien.

3) Rencana tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan adalah memperoleh tanggung jawab mandiri, khususnya oleh perawat

yang dikerjakan bersama dengan perintah medis berdasarkan masalah klien dan bantuan yang

diterima klien adalah hasil yang diharapkan. Masing-masing masalah klien dan hasil yang

diharapkan didapatkan paling sedikit dua rencana tindakan.

E. PERANAN DOKUMENTASI INTERVENSI

Pentingnya dokumentasi rencana asuhan keperawatan, yaitu :

a) Berisikan informasi yang penting dan jelas.

b) Sebagai alat komunikasi antara perawat dan perawat.

c) Memudahkan melaksanakan masalah keperawatan yang berkelanjutan.

d) Dokumentasi yang ekslusif untuk pencatatan hasil yang diharapkan untuk pasien.

F. KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN

Kriteria perencanaan harus mencakup:

Page 8: Konsep Perawat Gigi

a. Perumusan tujuan

- Berfokus pada masyarakat

- Jelas dan singkat

- Dapat diukur dan diobservasi

- Realistis

- Ada target waktu

- Melibatkan peran serta masyarakat.

b. Rencana tindakan

- Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.

- Mengarah pada tujuan yang akan dicapai.

- Realistis

- Disusun berurutan dan ada rasionalnya.

c. Kriteria hasil

- Menggunakan kata kerja yang tepat.

- Dapat dimodifikasi dan Spesifik.

G.  Contoh IntervensiContoh kasus : Pasien A datang ke RS mengatakan bahwa sudah lima hari tidak bisa BAB. Pasien tersebut jarang minum dan makan sayur. TD 140 / 90 mmHg, suhu 38,7 °C, dan denyut nadinya 100 x / menit.

Intervensi        :Hari /Tanggal

No Dx Tujuan Intervensi TTD /Nama

Selasa,20 – 9 – 11

Tujuan: Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 1x24 jam. Diharapkan Pasien mampu BABDengan normal

a.    -  Menganjurkan makan  makanan berserat.b.     - Menganjurkan banyak minum air.c.     - Kolaborasi pemberian analgetik.d.    - Mengukur TTV.

3) Dokumentasi

A. Pengertian Dokumentasi Keperawatan

Page 9: Konsep Perawat Gigi

Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis dari kegiatan

yang telah dilakukan oleh perawat (Priharjo, 1995 dalam Hariyati, 2007). Dokumentasi

keperawatan menggambarkan keadaan perkembangan pasien, mencatat asuhan

keperawatan yang telah diberikan, dan mencatat riwayat kesehatan untuk masa yang akan

datang.

Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan perkembangan

kondisi klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat

(Fisbach, 1991, Carpenito, 1991).

Pendokumentasian merupakan laporan secara tertulis atau bentuk tetap lainnya yang

menyajikan fakta yang otentik dan benar dari suatu kejadian tindakan, pernyataan

transaksi atau prosedur. Pelaporan merupakan Pembicaraan atau tulisan informasi di

antara staf pemberi perawatan dan mengkonfirmasikan informasi tertentu pada kelompok

klien yang berhubungan dengan keperawatan

B. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi Keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat dari berbagai aspek :

1. Hukum

Semua catatan tentang informasi klien merupakan dokumentasi yang resmi yang

bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi

keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa

maka dokumentasi sangat diperlukan. Dokumentasi dapat dijadikan barang bukti di

pengadilan. Oleh karena itu data di identifikasi secara lengkap, jelas dan objektif dan

ditandatangani oleh perawat, nama jelas, tanggal, perlunya penulisan dengan jelas

agar tidak menimbulkan salah interpretasi.

2. Jaminan Mutu

Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberikan kemudahan bagi

perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Selain itu untuk mengetahui

sejauh mana masalah klien dapat diatasi dan seberapa jauh masalah baru dapat di

identifikasi dan di monitor melalui catatan yang akurat, hal ini akan membantu

meningkatkan mutu keperawatan.

3. Komunikasi

Page 10: Konsep Perawat Gigi

Dokumentasi keperawatan merupakan alat perekam terhadap masalah yang berkaitan

dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada

dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam asuhan keperawatan

4. Keuangan

Dokumentasi dapat menjadi acuan pertimbangan biaya perawatan klien, dengan

dokumentasi perawatan dinilai tindakan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

tingkat ketergantungan klien.

5. Pendidikan

Dokumentasi keperawatan berisi riwayat perkembangan klien dari masuk rumah sakit

sampai dengan pasien pulang. Perkembangan pasien merupakan bahan pembelajaran

yang efektif bagi mahasiswa atau profesi keperawatan.

6. Penelitian

Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang

dapat menjadi bahan atau obyek riset dan pengembangan profesi keperawatan.

7. Akreditasi

Melalui dokumentasi keperawatan dilihat sejauh mana peran dan fungsi keperawatan.

Tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan guna pembinaan dan

pengembangan lebih lanjut. Pendokumentasian yang profesional akan meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan.

C. Tahapan Pendokumentasian

1. Pengkajian

Format pengkajian keperawatan berisikan pengkajian awal perawat terhadap klien

yang baru masuk ke ruangan. Pengkajian dibuat berdasarkan wawancara langsung

klien dan keluarga serta pemeriksaan fisik head to toe.

Format pengkajian diisi dalam bentuk narasi dan atau check list. Pengkajian

memberikan data dasar dalam menyusun rencana asuhan. Format diiisi dengan data

mentah bukan hasil analisa atau kesimpulan.

2. Perencanaan

Perencanaan dibuat oleh ketua tim berdasarkan hasil analisa data pasien. Format yang

diisi dalam bentuk kolom. Rencana keperawatan yang dibuat mengacu pada standar

Page 11: Konsep Perawat Gigi

rencana keperawatan dan memuat diagnosa keperawatan, tujuan, kriteria evaluasi, dan

intervensi keperawatan

3. Implementasi dan Evaluasi

Merupakan pencatatan tentang semua tindakan keperawatan (mandiri maupun

kolaboratif) dan aktivitas yang dilakukan untuk dan bersama klien. Tidak hanya

menuliskan tindakan yang dilakukan tetapi juga respon klien terhadap intervensi yang

dilakukan, sehingga saat menuliskan implementasi juga melakukan evaluasi

4. Catatan Perkembangan

Format catatan perkembangan keperawatan berisikan informasi tentang catatan

perkembangan kondisi kesehatan klien setiap hari berdasakan rencana keperawatan

yang telah dibuat. Formatnya dalam Bentuk SOAP dan berisi narasi. Secara narasi,

penulisan diawali dengan diagnosa keperawatan, dilengkapi dengan pernyataan

subyektif dan obyektif, serta perencanaan lebih lanjut.

Format SOAP terdiri dari:

S ( Subyektif) : Keluhan klien dan atau keluarga

O (Obyektif) : Apa yg diamati, didengar, disentuh, dicium, diukur

A (Analisa) : Kesimpulan perawat tentang kondisi klien

P (Perencanaan) : Tindakan yg ditetapkan untuk menyelesaikan masalah

Perawat juga dapat membuat dokumentasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mulut

beserta cara-caranya untuk menunjang kesehatan pasien.

3. Praktek Mandiri

Page 12: Konsep Perawat Gigi

Permenkes No 58 tahun 2012 merupakan perubahan dari ketentuan sebelumnya. Dengan

diberlakukannya Permenkes No 58 tahun 2012, dinyatakan tidak belaku lagi ketentuan

mengenai perawat gigi sebelumnya yaitu Keputusan Menteri Kesehatan No.

378/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar profesi Perawat Gigi. Pada Kepmenkes No.

378/Menkes/SK/III/2007 yang sudah dinyatakan tidak berlaku, kompetensi perawat gigi

terdiri atas:

1. Manajemen

2. Pengawasan Penularan Penyakit (Cross Infection Control)

3. Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan

4. Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut

5. Perlindungan Khusus

6. Tindakan Asuhan Keperawatan di Klinik:

7. Rujukan

8. Peneliti

9. Hukum dan perundang - undangan

10. Asisten dokter gigi

11. Asisten Dokter Gigi Spesialis

12. Sikap

 Pada Kepmenkes tersebut  tindakan Asuhan Keperawatan di Klinik yang dapat dilakukan perawat gigi meliputi:

- Pencabutan gigi sulung dengan topikal anaesthesi dan infiltrasi anaesthesi.

- Pencabutan gigi tetap akar tunggal dengan infiltrasi anaesthesi.

- Preparasi kavitas dan penumpatan (gigi sulung dan gigi tetap pada satu/dua permukaan menggunakan amalgam, silikat,dsb).

- Preparasi kavitas dengan excavator dan penumpatan dengan ART.

- Pertolongan pertama (first aid/relief pain) trepanasi gigi gangraen dengan periapikal absces

Namun ada beberapa perawat gigi yang menjalankan praktik diluar kompetensinya sebagai

perawat gigi, Kesalahan perawat gigi yang memungkinkan bisa terjadi adalah pada tindakan

Page 13: Konsep Perawat Gigi

dalam tugas-tugas mandiri dan atau tugas kolaborasi serta tugas-tugas yang merupakan

pendelegasian wewenang. 

Kondisi semacam ini, dianggap merupakan suatu kewajaran dan kelaziman, bahkan dampak

etis akibat dari tindakan yang dilakukan diabaikan. Sehingga dengan leluasa perawat gigi

membuka peluang bisnis/praktek kedokteran gigi yang semestinya bukan grey area

kompetensi perawat gigi. 

Akibat dari tindakan perawat gigi, maka akan berdampak etis sebagai berikut : 

1. Ketidakadilan : karena ada profesi lain yang dirugikan.

2. Kerisauan sosial : dengan munculnya bentuk mall praktik yang dilakukan perawat gigi

3. Pelemahan peraturan dan sanksi : dengan tidak adanya tindakan dan sanksi atas tindakan

yang dilakukan, maka dianggap peraturan tidak dapat berfungsi dengan benar.

4. Kolaborasi dengan Dokter / Dokter Gigi

Dalam pelaksanaannya, dokter gigi tidak dapat menjalankan sendiri tugas pokok dan

fungsinya dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat,

melainkan harus bermitra kerja dengan perawat gigi.

Masalah yang timbul saat ini adalah pertama : Keterbatasan jumlah dokter gigi yang bekerja

di pelayanan kesehatan di Indonesia dengan ratio terhadap penduduk 1 : 21.500, dimana ideal

ratio 1 : 2000 dan itupun penyebarannya tidak merata. Kedua : tugas ganda dokter gigi selain

sebagai penangung jawab pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga sebagai pejabat struktural

yang menyita perhatian dan konsentrasi lebih dalam pelaksanaannya. Sehingga seringkali

tugas pokok dan fungsinya tidak dapat dilaksanakan dengan baik, sementara pelayanan di

masyarakat harus berjalan dengan baik. Untuk mengatasi hal tersebut, dokter gigi akan

melimpahkan tugas dan wewenangnya kepada perawat gigi sebagai mitra kerjanya.

Tugas limpah yang diberikan oleh dokter gigi kepada perawat gigi kadang tidak jelas,

sehingga perawat gigi harus menyelesaikan semua tugas dokter gigi di Puskesmas sebagai

pemberi pelayanan, walaupun yang dilakukan oleh perawat gigi bukan kompetensi dan

kewenangannya. Akan tetapi hal tersebut berjalan sebagai sesuatu yang wajar dan biasa tanpa

memperhatikan dampak etika dan hukum.

Secara singkat atau garis besar Perawat gigi adalah seorang petugas yang membantu

pekerjaaan dokter gigi selama melakukan tugas pelayanannya.

Page 14: Konsep Perawat Gigi

Peran dan fungsi atau tugas dan wewenang : sesuai namanya sebagai asisten atau pembantu

dokter gigi, selain membantu pelaksanaan pekerjaan dokter gigi di klinik atau tempat

pelayanan praktek, perawat gigi juga dididik untuk menguasai pengetahuan mengenai

kesehatan gigi termasuk semua jenis alat dan perlengkapannya,sehingga dalam

berkolaborasi,seorang perawat gigi harus bisa mengetahui apa saja alat yang akan digunakan

dalam pengobatan selanjutnya tanpa harus menunggu instruksi dari dokter gigi. Digunakan

pada pengobatan selanjutnya agar praktek selanjutnya dapat berjalan dengan lancar.

Perawat gigi juga bertugas mensterilkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktek

pengobatan selanjutnya untu

Perawat gigi juga punya kemampuan dan kewenangan melakukan sebagian pekerjaan dokter

gigi, seperti tugas yang menyangkut upaya pendidikan kesehatan gigi (dental health

education), pembersihan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, penambalan dan

pencabutan gigi sederhana