Konsep Pedoman Koefisien Aliran (2014 10 06)
-
Upload
aisunamngalih -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
description
Transcript of Konsep Pedoman Koefisien Aliran (2014 10 06)
Kerangka Daftar Isi Konsep Pedoman Penentuan Nilai Koefisien Aliran Tahunan Untuk
Berbagai Jenis Penutupan Lahan di Beberapa DAS
DAFTAR ISI ...................................................................................................
PRAKATA .................................................................................................
PENDAHULUAN ...................................................................................................
1. RUANG LINGKUP.................................................................................................
2. ACUAN NORMATIF...............................................................................................
3. ISTILAH DAN DEFINISI.........................................................................................
4. DATA DAN PERSYARATAN.................................................................................
4.1. Data ...........................................................................................
4.1.1. Data Karakteristik DAS ..............................................................................
4.1.2. Data Hujan .................................................................................................
4.1.3. Data Debit / Aliran sungai ..........................................................................
4.1.4. Data Morfologi Sungai ...............................................................................
4.1.5. Data Tutupan Lahan ..................................................................................
4.2. Persyaratan ...............................................................................................
4.2.1. Data ...............................................................................................
4.2.2. Pengujian Data ..........................................................................................
4.2.3. Penentuan Metode Perhitungan (Memadai atau tidak memadai)..............
5. PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN ALIRAN.........................................................
5.1. Harian ..................................................................................................
5.2. Bulanan ..................................................................................................
5.3. Tahunan ...................................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................
PENDAHULUAN
Saat ini parameter-parameter model, koefisien, formula, metode dan teknologi yang
berkaitan dengan sumber daya air dominan memakai hasil penelitian di luar negeri yang
kondisinya berbeda dengan Indonesia. Oleh karena itu ketelitian dalam melakukan
analisa sumber daya air sangat bergantung dari metode, pendekatan dan parameter
model yang digunakan.
Perubahan tata guna lahan berdampak pada perubahan karakteristik hidrologi yaitu
peningkatan debit maksimum, penurunan debit minimum dan peningkatan kadar sedimen,
sejauh mana perubahan yang terjadi pada berbagai kondisi karakteristik spasial dan
temporal dapat diselidiki menggunakan Metode yang tertuang dalam pedoman ini.
Diharapkan pedoman ini dapat membantu memberikan gambaran tentang hubungan
antara perubahan penutup lahan dan perubahan iklim terhadap besarnya jumlah
kekurangan air pada waktu musim kemarau, kejadian banjir, kerusakan bangunan air dan
penurunan umur layan waduk.
1. RUANG LINGKUP
Pedoman Penentuan Nilai Koefisien Aliran Tahunan Untuk Berbagai Jenis Penutup Lahan
di Beberapa DAS meliputi hal-hal berikut:
1. Analisis dan Verifikasi Koefisien aliran di DAS Mikro dan DAS Makro
2. Analisis dan Verifikasi Hubungan Hujan-Erosi-Aliran Sedimentasi
2. ACUAN NORMATIF
Pd ?
SNI ?
3. ISTILAH DAN DEFINISI
3.1
DAS makro
DAS diluar DAS Cimanuk yang meliputi DAS Serayu, Bengawan Solo dan Brantas
3.2
DAS mikro
DAS Citarum hulu yang meliputi Sub DAS Citeupus, CIharus dan Cimanyar
3.3
demplot
Suatu tempat dimana tanaman dikembang biakkan secara vegetatif atau generatif
3.4
erosi
peristiwa pengikisan tanah, sedimen, batuan, dan pertikel lain, akibat angin, air atau
es dan kerekteristik hujan.
3.5
hidrograf
grafik yang menggambarkan hubungan antara unsur-unsur aliran (tinggi dan debit)
dengan waktu (stage hydrograph, ducharge hydrograph).
3.6
koefisien aliran
sebagai nisbah antara laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan.
3.7
rating curve
suatu kurva yang menyajikan data tinggi muka air (m) versus debit aliran (m3/s)
3.8
sedimentasi
proses pengendapan material hasil erosi air, angin, gelombang laut dan gletsyer
4. DATA DAN PERSYARATAN
Koefisien limpasan adalah rasio jumlah limpasan terhadap jumlah curah hujan, dimana
nilainya tergantung pada tekstur tanah, kemiringan lahan, dan jenis penutupan lahan.
Pada daerah aliran sungai (DAS) berhutan dengan tekstur tanah liat berpasir, nilai
koefisien limpasan berkisar antara 0.10 - 0.30. Pada lahan pertanian dengan tekstur
tanah yang sama, nilai koefisien limpasan adalah 0.30 – 0.50 (Prastowo, 2003).
Koefisien limpasan dapat dikategorikan berdasarkan koefisien aliran tahunan yang dapat
dipakai sebagai petunjuk kehilangan air dari sistem DAS, serta koefisien aliran sesaat
yang merupakan perbandingan antara aliran sesaat yang disebabkan oleh curah hujan
penyebabnya. Koefisien limpasan tahunan selama beberapa kurun waktu tertentu dapat
menggambarkan kondisi suatu DAS terhadap masukan air hujan yang responnya dapat
menjadi gambaran kesehatan suatu DAS ditinjau dari aspek tata air.
Koefisien limpasan dapat ditentukan dengan metode rasional. Metoda rasional
menyatakan bahwa puncak limpasan pada suatu DAS akan diperoleh pada intensitas
hujan maksimum yang lamanya sama dengan waktu konsentrasi (Tc). Waktu konsentrasi
adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk pengaliran air dari yang paling ujung dari
suatu DAS sampai ke outlet. Apabila lama hujannya kurang dari waktu konsentrasi, maka
intensitasnya kemungkinan lebih besar akan tetapi luas DAS yang memberikan kontribusi
terhadap debit akan lebih kecil dari total luas DAS (A). Apabila lama waktu hujan lebih
besar dari waktu konsentrasi maka luas areal sama dengan total luas DAS (A) tetapi
intensitasnya kurang dari intensitas hujan pada lama hujan sama dengan Tc.
Q=C.i.A......................(3)
C = Q/ (i.A).................(4)
C= Q/ Vol.Hujan.........(5)
dimana Q : puncak limpasan (L3T-1); C : koefisien limpasan ( 0 < C <1); i : intensitas hujan
maksimum dengan lama hujan sama dengan waktu konsentrasi (L.T-1); A: luas DAS (L2).
Dalam satuan khusus di mana i dalam mm/jam; A dalam hektar dan Q dalam m/det,
maka rumus tersebut dinyatakan:
C= Q0 .0028 . i . A ...................(6)
Angka koefisien limpasan berkisar antara 0 sampai 1. Angka 0 menunjukan bahwa
semua air hujan terdistribusi menjadi air intersepsi dan terutama infiltrasi. Sedangkan nilai
limpasan sama dengan 1 menunjukan bahwa semua air hujan mengalir sebagai limpasan
(run-off).
Berikut adalah contoh hasil perhitungan nilai koefisien aliran untuk wilayah DAS
Bengawan Solo yang menggunakan data dari pos Jurug, Paseban, dan Kauman.
Tabel 1 Hasil Analisa koefisien aliran bulanan rata-rata DAS Bengawan Solo
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 Jurang Gempal 0.49 0.81 0.79 0.73 0.94 0.26 0.20 0.00 0.34 0.00 0.24 0.56
2 Jurug 0.83 0.91 0.70 0.71 0.68 0.73 0.08 0.28 0.45 0.44 0.49 0.68
3 Paseban 0.68 0.75 0.89 0.71 0.94 0.49 0.00 0.00 0.36 0.42 0.45 0.70
4 Ngrukun 0.94 0.61 0.78 0.71 0.86 0.63 0.31 0.16 0.48 0.32 0.44 0.78
5 Kauman 0.85 0.84 0.99 0.76 0.83 0.67 0.23 0.05 0.27 0.37 0.47 0.78
Sumber : Data Debit dan Data Hujan Tahun 1990 - 2013 (Puslitbang Pengairan)
Koefisien Run OffSub DASNo
Gambar 1 Koefisien aliran rata-rata bulanan DAS Bengawan Solo
4.1 DATA
Besarnya koefisien aliran untuk daerah aliran sungai (DAS) dihitung berdasarkan rata-rata
bulanan debit yang mengalir di outlet demplot dibagi dengan rata-rata curah hujan hasil
pengamatan aktual. Koefisien aliran didasarkan pada perbandingan antara besarnya
aliran dan besarnya curah hujan rata-rata tersebut khususnya pada bulan-bulan yang
curah hujannya cukup besar. Pada bulan-bulan kering tidak dimasukkan dalam
perhitungan karena perhitungan koefisien aliran permukaan yang dilakukan adalah untuk
mengetahui berapa porsi hujan yang menjadi aliran. Untuk bulan-bulan kering, terlihat
masih ada aliran, bila diperhitungkan maka koefisien alirannya dapat melebihi 1.0 padahal
curah hujan hampir tidak ada. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari air tanah yang keluar
sebagai baseflow. Untuk mengetahui koefisien aliran suatu DAS, maka dibutuhkan data-
data pendukung seperti data karakteristik DAS, hujan, debit / aliran sungai, morfologi
sungai dan tutupan lahan.
4.1.1 DATA KARAKTERISTIK DAS
Karakteristik DAS yang dibutuhkan dalam perhitungan debit banjir :
1) Karakteristik topografi DAS adalah bentuk dan ukuran DAS, kemiringan lereng, dan
umumnya ditentukan dari peta topografi.
2) Karakteristik geologi dan tanah DAS meliputi:
a) Jenis batuan;
b) Penyebaran jenis batuan dan luas batuan;
c) Sifat fisik batuan;
d) Keseragaman dari jenis batuan;
e) Tekstur dan struktur tanah;
3) Karakteristik tata guna lahan, yaitu luas dan jenis tata guna tanah yang sangat
berpengaruh terhadap koefisien aliran dan kapasitas infiltrasi.
Dengan karakteristik DAS yang berbeda-beda, maka nilai koefisien limpasan untuk
masing-masing DAS akan berbeda pula. Berikut adalah nilai koefisien aliran untuk
berbagai macam tutupan:
Tabel 2 Koefisien Aliran PermukaanKondisi Daerah Pengaliran dan Sungai Koefisien Limpasan
4.2 Daerah pegunungan yang curam4.3 Daerah pegunungan tersier4.4 Tanah bergelombang dan hutan4.5 Tanah dataran yang ditanami4.6 Persawahan yang diairi4.7 Sungai di daerah pegunungan4.8 Sungai kecil di dataran4.9 Sungai besar yang lebih dari setengah daerah
pengalirannya terdiri dari daratan
0,75 – 0,900,70 – 0,800,50 – 0,750,45 – 0,600,70 – 0,800,75 – 0,850,45 – 0,750,50 – 0,75
Informasi tataguna lahan sangat berguna untuk menganalisa seberapa besar perubahan
tutupan lahan yang terjadi dari kurun waktu ke waktu. Perubahan tersebut dapat
dikorelasikan dengan koefisien aliran yang akan dihasilkan. Selain itu, perubahan tutupan
lahan juga mempengaruhi tingginya tingkat erosi dan sedimentasi pada suatu DAS.
Terlihat bahwa setiap parameter tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Selain dipengaruhi oleh penggunaan lahan, hujan, dan kemiringan lereng, jenis tanah
juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam tingkat erosi dalam suatu DAS.
Jenis tanah bila dihubungkan dengan sifat tanah yaitu sifat fisik tanah dan kandungan
bahan organik akan menentukan tinggi rendahnya erodibilitas tanah. Jenis tanah yang
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi seperti andisol dan aluvial memiliki tingkat
erodibilitas rendah. Sedangkan tanah yang memiliki erodibilitas tinggi seperti grumusol
yang mengandung kandungan debu dan pasir akan mudah tererosi. Andosol adalah jenis
tanah yang terdapat dilereng gunung api, karena terbentuknya berasal dari bahan induk
abu gunung api. Meskipun jenis tanahnya tergolong mengandung banyak bahan organik
dan tidak mudah tererosi.
4.1.2 DATA HUJAN
Curah hujan / presipitasi adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah selama periode
tertentu yang diukur dengan satuan milimeter. Presipitasi merupakan faktor utama yang
mengendalikan proses daur hidrologi di suatu wilayah DAS. Di Indonesia, pola hujan
terbagi menjadi tiga yaitu pola hujan moonsonal, ekuatorial dan lokal. Pola hujan suatu
wilayah DAS sangat penting diketahui untuk menentukan hujan puncak yang merupakan
waktu dimana debit tertinggi sering terjadi. Data yang digunakan dalam analisis
perhitungan koefisien aliran adalah tinggi curah hujan rata-rata, intensitas hujan dengan
berbagai durasi curah hujan, jaringan stasiun hujan dan periode pencatatan curah hujan.
4.1.3 DATA DEBIT / ALIRAN SUNGAI
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit
yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air
(dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan
waktu. Secara matematis, debit dapat diketahui dengan cara sebagai berikut:
Q=A∗V
dengan :
Q = laju volume aliran (m3/detik)
A = luas penampang melintang alur sungai (m2)adalah kecepatan rata-rata
v = penampang melintang alur sungai (m/detik)
Hal-hal berikut ini adalah yang mempengaruhi debit air:
1. Intensitas hujan.
2. Pengundulan Hutan
3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian
4. Intersepsi
5. Evaporasi dan Transpirasi
Data debit sungai dengan menggunakan hasil pengukuran luas penampang basah dan
kecepatan aliran umumnya telah direkap dan diformulasikan dalam suatu persamaan dan
kurva tinggi muka air-debit aliran sungai atau lebih dikenal dengan istilah rating cuve yang
senantiasa dikoreksi untuk setiap kurun waktu atau peristiwa tertentu. Dengan rating
curve yang dibentuk, maka debit aliran dapat dimonitor dan dievaluasi sesuai dengan
tinggi muka airnya, sehingga neraca air suatu kawasan dapat diketahui sebagai bentuk
pendekatan potensi sumber daya air.
4.1.4 DATA MORFOLOGI SUNGAI
Data morfologi sungai yang berkaitan dengan perhitungan koefisien aliran yaitu :
1) Geometri sungai, meliputi panjang, lebar, kemiringan, ketinggian, dan kekasaran alur
dan palung sungai;
2) Bangunan sungai yang dapat digunakan sebagai sarana perhitungan debit banjir,
seperti bendung dan cek dam.
4.1.5 DATA TUTUPAN LAHAN
Dalam menganalisis koefisien aliran sangat dibutuhkan data tutupan lahan wilayah DAS.
Tutupan lahan sangat mempengaruhi jumlah aliran yang terjadi pada suatu lahan. Berikut
adalah salah satu contoh tutupan lahan untuk wilayah DAS Cimanuk.
Tabel 3 Luas Penggunaan Lahan DAS CimanukNo. Penggunaan Lahan Luas (Km2) %1 Pemukiman 416,5194 11,142 Area Terisi Air 32,5883 0,873 Gedung 0,4035 0,014 Hutan 382,9386 10,255 Hutan Rawa 0,0518 0,006 Industri 4,9892 0,138 Pasir Laut 1,5439 0,049 Penggaraman 8,4395 0,23
10 Perkebunan/ Kebun 482,8904 12,9211 Rawa 0,4394 0,01
No. Penggunaan Lahan Luas (Km2) %12 Rumput/Tanah Kosong 19,0537 0,5113 Sawah Irigasi 655,4789 17,5414 Sawah Tadah Hujan 484,4251 12,9615 Semak Belukar 539,7081 14,4416 Tambak/ Empang 60,7891 1,6317 Tanah Berbatu 2,3012 0,0618 Tegalan/ Ladang 644,0725 17,23
Tabel 4 Tataguna Lahan Daerah Aliran Sungai Ciharus–Ciharus Tonggoh
1994 1997 2001 2005 2010
1 Ladang / Tegalan 0.576
2 Kebun/Perkebunan 1.193 1.193 1.193 1.193
3 Sawah 0.022 0.022 0.022 0.022
4 Semak Belukar 0.639
No Jenis LahanLuas Lahan (km2)
Tahun
Tabel 5 Tataguna Lahan Daerah Aliran Sungai Ciharus – Ciharus Tonggoh (%)
1994 1997 2001 2005 2010
1 Ladang / Tegalan 47.407
2 Kebun/Perkebunan 98.189 98.189 98.189 98.189
3 Sawah 1.811 1.811 1.811 1.811
4 Semak Belukar 52.593
No Jenis LahanLuas Lahan (%)
Tahun
4.2 PERSYARATAN
4.2.1 DATA
Dalam melakukan perhitungan suatu parameter, data yang digunakan harus sesuai
dengan persyaratan, agar menghasilkan sebuah nilai parameter yang baik sehingga
mewakili kondisi sebenarnya. Apabila data yang digunakan tidak sesuai dengan
persyaratan, seperti data curah hujan yang digunakan tidak merata diseluruh demplot.
Maka nilai curah hujan tidak dapat mewakili jumlah air yang jatuh ke permukaan tanah.
Indikasinya akan terlihat pada hasil perhitungan koefisien aliran.
Beberapa persyaratan dalam penggunaan data hidrologi dalam perhitungan koefisien
aliran adalah:
a. Data curah hujan harus mewakili seluruh DAS yang dijadikan objek
b. Pengukuran debit harus memadai agar menghasilkan rating curve yang baik
4.2.2 PENGUJIAN DATA
Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan sangat baik
untuk digunakan untuk perhitungan atau tidak. Pengujian yang dilakukan terhadap data
yang akan digunakan terdiri dari tiga metode yaitu pengujian konsistensi, pengujian
outlier, pengujian trend dan pengujian homogenitas. Data yang tidak lolos pengujian tidak
akan disertakan untuk analisis.
a. Pengujian konsistensi
Pengujian konsistensi dilakukan untuk melihat perubahan pada data (umumnya dipakai
untuk data debit), jika data tersebut mengikuti 1 garis lurus maka data tersebut konsisten
dan dapat dipakai untuk analisis selanjutnya.
b. Pengujian outlier
Pemeriksaan data outlier adalah data yang menyimpang cukup jauh dari trend
kelompoknya. Keberadaan data outlier biasanya mengganggu pemilihan jenis distribusi
suatu sampel data sehingga data perlu dihapus dari data yang digunakan dalam analisis.
Data outlier bawah dapat langsung dibuang namun data outlier atas harus
dipertimbangkan dengan dibandingkan data hujan atau banjir historis dan informasi hujan
atau banjir di stasiun terdekatnya. Pengujian metode ini menetapkan ambang bawah XL
dan ambang atas XH sebagai berikut.
XH = exp (X+ Kn S)
XL = exp (X - Kn S)
dengan
XH = nilai ambang atas
XL = nilai ambang bawah
X = nilai rata-rata dari logaritma sampel data
Kn = besaran yang tergantung pada jumlah sampel data disajikan pada Tabel 2
S = simpangan baku dari logaritma sampel data
n = jumlah sampel data
Berikut adalah contoh perhitungannya.
Contoh Pengujian Outlier untuk Hujan Harian Maksimum di Pos Hujan Wonorejo - Luwu
Timur
iData Data Terurut
Y = LN X(Y - Yrata-
rata)(Y - Yrata-
rata)^2(mm) (mm)
1 86 215 5.371 0.747 0.557
2 82 202 5.308 0.684 0.468
iData Data Terurut
Y = LN X(Y - Yrata-
rata)(Y - Yrata-
rata)^2(mm) (mm)
3 70 162 5.088 0.463 0.215
4 76 158 5.063 0.438 0.192
5 86 156 5.050 0.426 0.181
6 128 145 4.977 0.353 0.124
7 124 128 4.852 0.228 0.052
8 86 125 4.828 0.204 0.042
9 93 124 4.820 0.196 0.038
10 215 120 4.787 0.163 0.027
11 65 111 4.710 0.085 0.007
12 102 108 4.682 0.058 0.003
13 107 107 4.673 0.049 0.002
14 104 105 4.654 0.030 0.001
15 79 105 4.654 0.030 0.001
16 82 104 4.644 0.020 0.000
17 93 102 4.625 0.001 0.000
18 92 98 4.585 -0.039 0.002
19 74 93 4.533 -0.092 0.008
20 105 93 4.533 -0.092 0.008
21 162 93 4.533 -0.092 0.008
22 158 92 4.522 -0.102 0.010
23 55 92 4.522 -0.102 0.010
24 92 89 4.489 -0.135 0.018
25 125 86 4.454 -0.170 0.029
26 156 86 4.454 -0.170 0.029
27 202 86 4.454 -0.170 0.029
28 145 82 4.407 -0.217 0.047
29 111 82 4.407 -0.217 0.047
30 93 79 4.369 -0.255 0.065
31 78 78 4.357 -0.267 0.072
32 105 76 4.331 -0.293 0.086
33 98 74 4.304 -0.320 0.102
34 89 70 4.248 -0.376 0.141
35 120 65 4.174 -0.450 0.202
36 108 55 4.007 -0.617 0.380
Sum 3.208
AVERAGE 106.8333 4.624 0.000 0.089 0.092
STD. DEVIASI 0.298 0.303
N 36
AVERAGE 106.833
MAX 215 YH = Yrata + Kn* Sy = 5.423
MIN 15.4 YL = Yrata - Kn* Sy = 3.825
Kn 2.639
XH 226.5643mm, lebih besar dari hujan harian maksimum yang pernah terjadi, tidak ada outlier max
XL 45.8422mm, lebih kecil dari hujan harian minimum yang pernah terjadi, tidak ada outlier minimum
Pengujian outlier dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya pencilan data terkecil atau
terbesar, jika terdapat pencilan dari data yang diuji tersebut maka pencilan dibuang dan
tidak dimasukan ke dalam analisis
c. Pengujian trend
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki trend atau tidak.
Langkah pengerjaannya, yaitu:
a. Susun data dan diberi angka urut (Kyi)
b. Kemudian urutkan data dari nilai terbesar hingga terkecil (Kyi mengikuti)
c. Beri angka berurut (Kxi)
d. Hitung nilai D = Kxi-Kyi
e. D2
f. ß = ∑ D2
g. Rsp=1− 6∗ßn∗(n2−1)
h. t t=Rsp√ n−21−Rsp2
❑
i. Perhatikan tabel batas pengujian berikut ini:
Batasan untuk Pengujianv 0.025 0.9754 -2.78 2.785 -2.57 2.57
Batasan untuk Pengujian6 -2.54 2.547 -2.36 2.368 -2.31 2.319 -2.26 2.26
10 -2.23 2.2311 -2.2 2.212 -2.18 2.1814 -2.14 2.1416 -2.12 2.1218 -2.1 2.120 -2.09 2.0924 -2.06 2.0630 -2.04 2.0440 -2.02 2.0260 -2 2
100 -1.98 1.98160 -1.97 1.97
Tak Terhingga -1.96 1.96
d. Pengujian homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data hujan suatu
stasiun penakar hujan dengan stasiun terdekatnya. Hal ini digunakan untuk
mengetahui data yang dianggap tidak mungkin terjadi pada suatu wilayah.
Metode perhitungannya sangat sederhana, yaitu: mengurutkan data hujan maksimum
dari tahun x sampai xn. Selanjutnya data tersebut dikumulatifkan dengan tahun
sebelumnya. Setelah itu, buat hubungan antara data kumulatif stasiun A dengan
stasiun B.
TahunPengujian Homogenitas Leuwidaun Ciharus Kumulatif
Leuwidaun Ciharus2011 - 4 219 315.8 139 1282011 - 5 173 214.4 312 342.42011 - 6 41 0 353 342.42011 - 7 27 0 380 342.42011 - 8 0 0 380 342.42011 - 9 0 0 380 342.42011 - 10 49 263.2 429 605.62011 - 11 372 410 801 1015.62011 - 12 318 351.3 1119 1366.92012 - 1 353.5 331.3 1472.5 1698.22012 - 2 211.5 439.2 1684 2137.42012 - 3 241 241.2 1925 2378.62012 - 4 309 497.8 2234 2876.42012 - 5 125 157.2 2359 3033.62012 - 6 32 42.4 2391 30762012 - 7 0 0 2391 30762012 - 8 0 0 2391 3076
TahunPengujian Homogenitas Leuwidaun Ciharus Kumulatif
Leuwidaun Ciharus2012 - 9 0 24.3 2391 3100.32012 - 10 128 206.2 2519 3306.52012 - 11 244 455.5 2763 37622012 - 12 547 410.5 3310 4172.52013 - 1 279.3 577.3 3589.3 4749.82013 - 2 227 369.4 3816.3 5119.22013 - 3 294.5 320.7 4110.8 5439.92013 - 4 403 625.6 4513.8 6065.52013 - 5 168 369.1 4681.8 6434.62013 - 6 108 127.8 4789.8 6562.42013 - 7 199 317.1 4988.8 6879.52013 - 8 1 38 4989.8 6917.52013 - 9 40 114.1 5029.8 7031.62013 - 10 80 156.2 5109.8 7187.82013 - 11 116 145.1 5225.8 7332.92014 - 1 147 210 5372.8 7542.92014 - 2 138 304.9 5510.8 7847.82014 - 3 544 569.7 6054.8 8417.52014 - 4 104 415.8 6158.8 8833.3
4.2.3 PENENTUAN METODE PERHITUNGAN (MEMADAI ATAU TIDAK MEMADAI)
4.2.4 LAMPIRAN PERHITUNGAN
5 PERHITUNGAN NILAI KOEFISIEN ALIRAN
Untuk perhitungan koefisien aliran, rumus umum yang digunakan adalah C= QI∗A
,
dimana Q adalah debit rata-rata (m3/s), I adalah tebal hujan (m3) dan A adalah luas DAS
(m2). Hal yang harus diperhatikan adalah satuan yang digunakan saat proses perhitungan
dilakukan. Berikut adalah Skema perhitungan nilai C untuk harian, bulanan dan tahunan.
Dimana :
T : Perioda
A : Luas Catchment Area (Km2)
Qi : Debit ke i (m3/det)
BFi : Base Flow ke i (m3/det)
5.1 Jam-jaman
C=3.6A
∑i=1
n
(Qi−BFiRi )Dimana :
Qi : Debit aliran jam ke i (m3/det)
BFi : Debit BaseFlow jam Ke i (m3/det)
Ri : Hujan Jam ke i (mm)
A : Luas DAS (Km2)
C : Koefisien Aliran Jam-jaman
5.2 Harian
C=84.6A
∑i=1
365
(Qi−BFiRi )Dimana :
Qi : Debit harian tanggal ke i (m3/det)
BFi : BaseFlow harian tanggal Ke i (m3/det)
Ri : Hujan rata-rata das pada tanggal ke i (mm)
A : Luas DAS (Km2)
C : Koefisien Aliran harian
5.3 Bulanan
C=84.6A
∑i=1
12TQi−TBFi
Ri
Dimana :
TQi : Total Debit Bulanan pada bulan ke i (m3/det)
TBFi : Total BaseFlow Bulanan pada bulan ke i (m3/det)
Ri : Total Hujan bulanan rata-rata das pada bulan ke i (mm)
A : Luas DAS (Km2)
C : Koefisien Aliran Bulanan
Contoh :
- Plot debit bulanan selama tahun tersedia
- Hitung total base flow bulanan.
- Jumlahkan data debit bulanan selama tahun tersedia
- Hitung direct runoff dengan cara, [total debit bulanan – total base flow bulanan
selama tahun tersedia]
- Cbulanan=[ Volume direct runoff / Volume hujan]
- Tahapan tersebut dilakukan untuk beberapa tahun berbeda
Berikut adalah tabel resume perhitungan koefisien run off tahunan
Bulan R (mm) Q (m3/det) BF (m3/det) Q-BF (m3/det) Vol R (m3) Vol Q (m3) C
Jan - 2011 125 1041.04 884.12 156.92 57,075,000 13,557,888 0.24Feb - 2011 128 1022.95 825.16 197.79 58,444,800 17,089,056 0.29Mar - 2011 264 1146.22 874.51 271.71 120,542,400 23,475,744 0.19Apr - 2011 219 1208.86 945.3 263.56 99,995,400 22,771,584 0.23
May - 2011 173 1187.15 812.82 374.33 78,991,800 32,342,112 0.41Jun - 2011 41 569.36 391.5 177.86 18,720,600 15,367,104 0.82Jul - 2011 27 547.15 403.93 143.22 12,328,200 12,374,208 1.00
Aug - 2011 0 417.23 367.97 49.26 - 4,256,064 -Sep - 2011 0 367.06 348 19.06 - 1,646,784 -Oct - 2011 49 468.05 319.3 148.75 22,373,400 12,852,000 0.57Nov - 2011 372 821.15 506.1 315.05 169,855,200 27,220,320 0.16Dec - 2011 318 854.42 522.66 331.76 145,198,800 28,664,064 0.20Jan - 2012 353.5 2003.06 1001.61 1001.45 161,408,100 86,525,280 0.54Feb - 2012 211.5 1203.62 413.54 790.08 96,570,900 68,262,912 0.71Mar - 2012 241 1173.15 542.5 630.65 110,040,600 54,488,160 0.50Apr - 2012 309 1141.25 781.2 360.05 141,089,400 31,108,320 0.22
May - 2012 125 955.08 521.42 433.66 57,075,000 37,468,224 0.66Jun - 2012 32 427.42 216 211.42 14,611,200 18,266,688 1.25Jul - 2012 0 278.96 191.27 87.69 - 7,576,416 -
Aug - 2012 0 340.46 255.13 85.33 - 7,372,512 -Sep - 2012 0 301.49 234.3 67.19 - 5,805,216 -Oct - 2012 128 376.27 212.35 163.92 58,444,800 14,162,688 0.24Nov - 2012 244 1225.15 520.8 704.35 111,410,400 60,855,840 0.55Dec - 2012 547 2434.41 1571.7 862.71 249,760,200 74,538,144 0.30
Perlu ada keterangan untuk bulan kering
5.4 Tahunan
C=84.6A
∑i=1
nQiRi
Dimana :
Qi : Total Debit Tahunan pada tahun ke i (m3/det)
Ri : Total Hujan tahunan rata-rata das pada tahun ke i (mm)
A : Luas DAS (Km2)
C : Koefisien Aliran Tahunan