Konsep One Health-fb

80
Konsep “One Health” Untuk Layanan Prima Adang Bachtiar [email protected] Seminar Profesi Kesehatan – Dinkes Pandeglang Pandeglang- Sept 2013 Download site: https://www.facebook.com/#!/grou ps/iakmi.pusat/

Transcript of Konsep One Health-fb

Konsep “One Health”Untuk Layanan Prima

Adang [email protected]

Seminar Profesi Kesehatan – Dinkes PandeglangPandeglang- Sept 2013

Download site: https://www.facebook.com/#!/groups/iakmi.pusat

/

Fakta ke-1 :STATUS PENCAPAIAN MDGs tidak semua baik

(Penyajian KaBappenas-Tampak Siring 2010)

GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN

• Target 1a : Proporsi penduduk dengan pendapatan di bawah 1 dollar per hari

Status : tercapai (Achieved)• Target 1c : Menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita

Status : tercapai (Achieved)

GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

• Target 2a : Menjamin pada 2015 semua anak perempuan, laki-laki maupun

perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar

Status : akan tercapai (on track)

GOAL 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

• Target 3a: menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan tahun 2005, dan di semua jenjang sebelum 2015

Status : akan tercapai (on track)

GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

•Target 4a : Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu

1990 dan 2015

Status : akan tercapai (on track)

GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

•Target 5a : Mengurangi ¾ angka kematian ibu (AKI) dalam kurun waktu

1990 dan 2015

•Status : terjadi penurunan AKI yang signifikan tetapi

perlu upaya keras untuk mencapai target 2015.

•Target 5b : akses terhadap kesehatan reproduksi

•Status : akan tercapai (achieved)

GOAL 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT

MENULAR LAINNYA (TB)

• Target 6a : Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurun

kasus baru pada tahun 2015

• Status : diperkirakan tidak tercapai dan

diperlukan upaya keras untuk

menurunkan status HIV pada tahun 2015.• Target 6c : Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya

kasus malaria dan penyakit menular lainnya (TB) tahun 2015

• Status 1 : pengendalian malaria akan tercapai (on

track)• Status 2 : penemuan dan penyembuhan TB tercapai

(achieved)

GOAL 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

•Target 7a : Menurunkan hingga separuhnya proporsi rumah tangga tanpa

akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan

serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015

• Status 1 : sanitasi layak akan tercapai (on track)• Status 2 : air minum layak akan tercapai (on track)

MENGAPA BISA SEPERTI INI?

• NSPK lemah• Propinsi hilang arah• Kab/Ko bias politik • Modal sosial daerah diskordans tdk dukung MDG

•Demoratisasi kes blm optimal, pemerintah cenderung sendiri & dominasi•Advokasi politik kes terhambat

•Variasi antar daerah & sosek•Pendekatan HDI blm terintegrasi & efektif•Budaya orientasi sakit blm positive paradigm

• Kemampuan mgmt kes daerah amat terbatas

• Health impact assmnt (-)• Logistik kes msh lemah

• PHC mlemah terutama UKBM• Mutu blm optimal• Fragmentasi(rujukan tdk jalan)• “Komersialisasi”

•Mgmt SDM daerah lemah shg mslh nakes kronisdan TERKOTAK2•Kinerja Nakes di daerah terus menurun & tdk terdeteksi•Sinergi pusat-daerah lemah

• Akses (-): econ barrier• BOK sgt terpusat cenderung

macet• APBD kes kecil tdk ada tgg jwb

daerah

STEERING & DESENTRALISASI

Pencapaian MDG

tersendat

OUTCOMEMGMT KES

CIVIC ENGAGEMENT

SDM KES

INFRA STRUKTUR

KES

PEMBIAYAAN KES

Fakta ke-2 :MUTU LAYANAN TIDAK OPTIMAL

ANC K1 Sesuai 5T

Dg bayi =<12 bln Dg anak >12 bln dan <60 bln Total

n % n % n %

sesuai 482 37,1 662 38,4 1144 37,9

tidak 816 62,9 1060 61,6 1876 62,1

MUTU YANG SEMAKIN SEMAKIN MENURUN

82.4

Persen Kesesuaian 7TANC Pertama

SesuaiTidak

KINERJA TIDAK BERMUTU:Tidak ada hubungan tingginya Cakupan

Campak dengan Prevalensi

Riskesdas, 2007

DATA KASUS DUGAAN MALPRAKTIK YANG DILAPORKAN

1. 12 -02-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan caecar Polda Metro Jaya

Tgl Korban Terlapor Kasus Lapor

2. 23-04-04 Wulan Yulianti RSCM Jkt Meninggal krn operasi pd usus Polda Metro Jaya3. 28 -04-04 Alm Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Penggelapan M/R Polda Metro Jaya4. 07-06-04 Jeremiah RS Budi Lestari Bks Operasi caecar mengakibatkan Polda Metro Jaya

RS Hermina, Bekasi luka & cacat5. 11 -06-04 Mindo Sihombing RS Persahabatan Jkt Gagal operasi hernia Polda Metro Jaya6. 15-06-04 Anissa Safitri RSCM Jkt Hidrocepalus Polda Metro Jaya7. 24 -06-04 Alm. Jajang RSUD Sukabumi Jabar Wabah malaria di Sukabumi Polda Jawa Barat8. 30-06-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan

Polda Metro Jaya9. 07 -07-04 Robinson L. Tobing RS Kodam Bkt Barisan Vegetativ State akibat operasi/ Polda Sumatra Medan cacat permanen

Utara 10. 12-07-04 Anissa Safitri Yayasan Amal Beduli Perbuatan tdk menyenangkan Polda Metro Jaya

Seribu, Jkt krn memulangkan pasien11. 08 -07-04 Ngatmi RS Persahabatan Jkt Operasi kanker payudara Polda Metro Jaya12. 14-07-04 Rohati RS Darmais Jkt Meninggal dunia akibat gagal Polda Metro Jaya

operasi kanker payudara13. 18 -07-04 Dr Jane P PT Newmont Minahasa Pencemaran limbah B3

Mabes PolriRaya, Sulawesi Utara

14. 18-07-04 Srifika Modeong RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri15. 18 -07-04 Rasyid Rahman RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri

16. 18-07-04 Juhria RatubaheRS CM & RS MMC Jkt Keracunan Mercury & arsen Mabes Polri

17. 18 -07-04 Masna Stiman RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri

18. 26-07-04 Revy Anastasia RS Cikini Jkt Keracunan Obat Polda Metro Jaya19. 09 -07-04 Revy Anastasia Apotik RS Cikini Jkt Keracunan Obat Polda Metro Jaya20. 12-08-04 Rasyid Rahman Menkes Ahmad Sujudi Pencemaran nama baik dgn Mabes Polri

Mentamben P Yusgiantoro menyatakan tdk ada pencemaranMen LH Nabiel Makarim

21. 18 -08-04 Fellina Azzahra RS Karya Medika Jkt Meninggal krn salah operasi usus Polda Metro Jaya22. 31-08-04 Again Isna Nauli RS Islam Bogor Kelalaian medis yg berakibat SATGA OPS Polda

cacat permanen Jawa Barat23. 03 -09-04 Anggi & Anggeli RSCM Jkt Membiarkan pasien yg hrs dirawat

Polda Metro Jaya24. 03-09-04 Andreas RS Pasar Rebo Jkt Kelahiran yg mengakibatkan cacat Polda Metro Jaya25. 03 -09-04 Maena Nurrocmah RS Setia Mitra Jkt Operasi usus Polda Metro Jaya26. 15-09-04 Fellina Azzahra RS K Medika Cibitung Meninggal krn operasi usus Polda Metro Jaya

RSCM Jkt27. 16-09-04 Leonardus W Pete RS Silom Gleaneglas Penyaderaan krn tdk mampu byr

Polda Metro Jaya28. 27-09-04 Wino Polres Sorong Papua Penganiayaan mengakibatkan Mabers Polri

Wiran mata dan dada rusak parah

29. 28-09-04 Lexyano Hamsalim RS Medistra Jkt Infeksi akibat operasi klip jantung Polda Metro Jaya

30. 28-09-04 Parrel Davin H.A RS Eva Sari Lalai mengakibtakan org lain Polda Metro Jaya

Sinurat Rawamangun Jkt meninggal31. 05-10-04 Rizka Hudha RS Harapan Bunda Jkt Lalai mengakibatkan kematian Polda Metro Jaya32. 05-10-04 Masita Ariani Klinik Bedah Plastik Kegagalan bedah plastik pd hidung Dit Reskrim Polda

(Annisa) Bandung Jawa Barat33. 07-10-04 Tyava Putra Juliarty Klinik Dharma Bakti 2 Keracunan obat mengakibatkan Polda Metro Jaya

RS harapan Kita Jkt Steven Johnson Syndrom

34. 20-10-04 Chealfiro M.P RSCM Jkt Operasi Hemia Polda Metro Jaya35. 20-10-04 Sahat Parulian RS Cikini Jkt Pencemaran nama baik Polda Metro Jaya36. 06-11-04 Fatimah RSCM Jkt Kelalaian mengakibatkan kematian

Polda Metro Jaya37. 10-11-04 Panca Satriya Dr. Siti Fadillah S Dugaan tindak pidana membuat Mabes Polri

Hasan Kesuma (Menkes RI) perasaan tdk menyenangkan38. 14-01-05 Siti Zulaeha RSUD Pasar Rebo Jkt Kesalahan dlm operasi Polda Metro Jaya39. 16-02-05 Selli Wane Carolina RS Fatmawati Jkt Kesalahan dlm operasi pd tulang

Polda Metro Jayabelakang berakibat cacat

40. 24-02-05 Martha Manulang RS St Carolus Jkt Salah obat Polda Metro Jaya

41. 11-03-05 Chris RS Sumber Waras Jkt Kesalahan dlm operasi Polda Metro Jaya

RS Mitra Kemayoran Jkt42. 11-03-05 Tumi RS Harun Jkt Kesalahan dlm operasi Polda Metro Jaya43. 11-03-05 Erwin Said dr. GW Sp.B Pelaku tanpa seizin korban SIAGA OPS

mengambil ginjal korban Bandar Lampung44. 12-05-05 Royke Bagalutu, SH Rosyid Rusdi Melarang membawa anak ke SATGAS OPS Jabar

Sandino Brata RS Hasan Sadikin Bandung(Asisten I Sukabumi)

45. 26-05-05 Royke Bagalatu, SH PT BIO FARMA Indo Pemberian vaksin polio yg tdk SATGAS OPS Jabar

diakui WHO46. 12-06-05 Nabila Ka Dinkes Jabar Anaknya kejang2, panas berak2

Polda Metro JayaDinkes Depok setelah imunisasi polio, kmd Menkes RI meninggalPT Bio Farma Indonesia

47. 18 -06-05 Wagirin RS Pelabuhan Kelalaian Medis Polda Metro Jaya

Yahya, 2006

GAMBARAN MUTU

DI INDONESIA

GAMBARAN MUTU

DI INDONESIA

GAMBARAN MUTU

DI INDONESIA

GAMBARAN MUTU

DI INDONESIA

GAMBARAN MUTU

DI INDONESIA

Fakta ke-3 :PHC TERABAIKAN

56

Persen Kesesuaian WaktuANC Pertama

sesuaitidak

Ketidaksesuaian Waktu K1

Proporsi yang cukup besar (56%) menunjukkan beberapa hal, yaitu:

Masalah aksesibilitas-availabilitas

Masalah ignoransi di masyarakat

Yankes Bagi BalitaIndikator 12-60 bulan

n %

Pemantauan pertumbuhan Anak Balita minimal 8 kali atau sesuai umur (akses)tidak sesuai 415 24,1

Sesuai 1307 75,9Pemantauan perkembangan Anak Balitai minimal 2 kali atau sesuai umur

tidak sesuai 1249 72,5sesuai 473 27,5

Pemberian Vitamin A kapsul merah dalam 6 bulan terakhir

Tidak 485 28,2Ya 1237 71,8

Indikator pelayanan kesehatan Anak Balita (kualitas)Ya 314 18,2

Tidak 1408 81,8

Penjaringan Belum Optimal

Penjaringan Kesehatan Siswa Kls 1 SD/MI n %

Melakukan

Tidak

16

106

13,186,9

Aksesibilitas-Availabilitas-Efektifitas PUSKESMAS tdk optimal

Sulitnya penempatan

SDM

Terbatasnya anggaran

pmbangunan

Akuntabilitas sistem tmsk keuangan

Sinergi Nakes dlm

TQC

Penggunaan teknol kes yg

# optimal

GAP antara kebutuhan & penyediaan

Kualitas layanan yg blm

optimal

Infrastruktur & suplai obat

tbts

Jaminan Kes bagi masy (miskin)

Budaya / Orientasi Mutu

Msh rendah

(Bachtiar, Lokakarya DTPK, 2008)

Komitmen/Kepemimpinan Dinkes rendah

Pembinaan Mutu Dinas Kesehatan thdPUSKESMAS tdk optimal

SDM terbatas & sub

standar

Terbatasnya anggaran

Operasional

StandarPembinaan

(-)

Sisfokes& Knowl Mgmt

optimal

Advokasi kes (-)

SupervisiTdk berjalan

EvaluasiTdk Berjalan

PengawasanTdk Berjalan

Mgmt Prog sub-optimal

Leadership & Orientasi Mutu

Msh rendah

1) In-depth peserta workshop Puskesmas, 20082) Dinkes Malang, 2011

BELANJA DAERAH UNTUK UKM Rerata 7 Prov

PR.1 Program Kesehatan Masyarakat 6.58%PR 1.1 KIA 0.70%PR 1.2 Gizi 0.97%

PR 1.3 Imunisasi 0.12%PR 1.4 TBC 0.06%

PR 1.5 Malaria 0.30%PR 1.6 HIV/AIDS 0.03%

PR 1.7 Diare 0.00%PR 1.8 ISPA 0.01%

PR 1.9 Demam Berdarah 0.06%PR 1.10 Penyakit Menular Lain 0.15%

PR 1.11 Penyakit Tidak Menular 0.03%PR 1.12 KB 0.57%

PR 1.13 Usaha Kesehatan Sekolah 0.07%PR 1.14 Kesehatan Remaja 0.01%

PR 1.15 Kesehatan Lingkungan 1.20%PR 1.16 Promosi Kesehatan 0.41%

PR 1.17 Penanggulangan Bencana 0.02%PR 1.18 Surveilans 0.05%

PR 1.19 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 1.83%

Gani, 2011

Fakta ke-4 :PERBEKALAN TERABAIKAN

AksesibiltasYang Terbatas/Belum Optimal

Kemampuan Estimasi Kebutuhan Obat

Kapasitans Mgmt Perbekkes di

Pusat & DaerahYang Terbatas

Kapasitan Mgmt Informasi

Perbekkes Pusat &Daerah

Jumlah Obat BeredarUntuk Kepentingan Nas Terbatas

Obat Mahal & Tdk Tepat Guna

Beredarnya ObatSubstandar/palsu

Menghebatnya Black MarketObat Untuk Kesehatan

Mutu & Safety ProgramTerganggu

DAMPAK

AKAR MASALAH

Sistem Produksi Obat

DN blm optimal

Sistem BinwasHarga Obat Blm Optimal

95% Bahan BakuMasih impor

Kapasitas sektorKimia Dasar

Terbatas

Stimulasi Pajak& kemudahan (-)

Kapasitas BUMN Obat Terbatas

Regulasi IndustriHulu Bahan Obat Belum Kondusif

Alkes tidak terstandar dan nil-tera

Regulasi pusat & daerahStd & peneraan blm optimal

(Regulasi HTA)

Infrastruktur Alkes

Blm optimal terutama di

daerah

Ignorancy YankesPentingnya tera alkes

Ketersediaan alkes Bermutu tbts

Layanan kestdk terpecaya

Ignorancy diSektor industri

& home-industy

Hambatan capaiPatient safety

Kapasitas produksiterbatas

DAMPAK

AKAR MASALAH

Mutu & Safety ProgramTerganggu

Kapasitas Mgmt Alkes Di Daerah Msh

Hrs dikembangkan

Keterjangkauan Obat

Kapasitans Mgmt Pengendalian Obat

Pusat & DaerahYang Terbatas

Kapasitas Mgmt Informasi

Perbekkes Pusat &Daerah

Harga Obat YangBlm Terkendali

Obat Mahal danTdk Tepat Guna

Beredarnya ObatSubstandar/palsu

Menghebatnya Black MarketObat Untuk Kesehatan

Mutu & Safety Program Terganggu

DAMPAK

AKAR MASALAH

Mismatch Kebutuhan ObatDengan Kebutuhan Sistem DRG/INA-CBG

Sistem Produksi Obat

DN blm optimal

Sistem BinwasHarga ObatBlm Optimal

TransparansiSistem PenetapanHarga Obat Pasar

Kapasitas BinfarDlm Sistem

DRG/INA-CBGBlm optimal

Kebijakan Orphan drugs& Inovasi blm optimal

Sistem FormulariumBlm Optimal

Fakta ke-5 :NAKES TERABAIKAN

Dokter Layanan Primer Cenderung Di Kota Untuk Menjadi Berdaya

30

Mencari sesuap nasi “berdarah-2” dan tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk efektif berfungsi, mis untuk layanan primer di desa

PADAHAL:Tenaga Kesehatan Faktor Kritis

Paling signifikan dalam pencapaian pembangunan kesehatan (berkontribusi 80% terhadap keberhasilan)

Anand S, Bärnighausen T. Health workers and vaccination coverage in developing countries: an econometric analysis. The Lancet, 2007, 369: 1277–1285.

Speybroeck N et al. Reassessing the relationship between human resources for health, intervention coverage and health outcomes. Background paper prepared for The world health report 2006. Geneva, World Health Organization, 2006 (http://www.who.int/hrh/documents/reassessing_relationship.pdf).

Sayangnya seringkali diabaikan: Lemah dalam

Sistem produksi nakes, termasuk mutu Perencanaan dan penyediaannya Pendayagunaan Nakes, termasuk diklat; retensi & karir Sinergi antar Pusat-Daerah, antar sektor, termasuk

pemantauan dan sistem informasi tenaga kesehatan

Bachtiar, GHWA-Bangkok 2011

Bukti-1:Public Health Performance Index

(PHAI) and No. Physicians

No. Doctors at Health Center

PH

P I

nd

ex

DistrictCity

Bukti-2:Hubungan Nakes dengan Mortalitas

(Data dari 117 negara)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0 1 2 3 4 5

Density (workers per 1,000, log)

Mo

rta

lity

(p

er

1,0

00

, lo

g)

Maternal

Infant

Under-5

Sumber: Anand & Baernighausen- 2004 (JLI)

Jadi dimana masalahnya?

Jenjang Layanan

Jenjang sektoral dan sistem kesehatan

Jenjang kebijakan publik

Penyajian Jawa Barat

Tingkat Puskesmas Terkait manajemen SDM:

Pemindahan tenaga Puskesmas (Kab/ Kota) yang tidak mempertimbangkan kualifikasi yang telah dimiliki, menyebabkan kekacauan pada pelaksanaan perencanaan tenaga

Terkait anggaran: Kebutuhan Pedoman/ Standar 6 upaya wajib dan 9 upaya

pengembangan dan manajemen belum semua Puskesmas memiliki dengan lengkap, dan pemenuhannya membutuhkan anggaran yang tidak kecil

Workshop Mutu Layanan Puskesmas-Kemenkes, 2011

Penyajian Jawa Barat

Tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota & Propinsi Masalah kapasitas kebijakan & manajerial

Keterbatasan baik jumlah dan kemampuan yang tidak sebanding dengan jumlah Puskesmas dalam pelaksanaan fasilitasi monitoring evaluasi dan verifikasi hasil PKP.

Keterbatasan dalam memenuhi pemenuhan kebutuhan BOP, tenaga dan sarana prasarana yang diusulkan oleh Puskesmas

Keterbatasan kewenangan dalam pembinaan Puskesmas sebagai UPTD Dinas Kesehatan Kab/ Kota.

Masalah Health Account Keterbatasan anggaran kegiatan di Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk

kegiatan fasilitasi monitoring evaluasi dan verifikasi

Workshop Mutu Layanan Puskesmas-Kemenkes, 2011

MUNGKINKAH TELAH TERJADIKERUSAKAN SISTEM KESEHATAN?

Inefficient Health System

Misdirected & Overheated Personal Care Neglected PHC priorities

Budget orientation for

curative

Educate communityfor curative

only

Overloaded hospital unsafe

care, anger and critics

Limited ability for healthy life style

regulations

Soc Det of Health esp.

Poverty

Unhealthy life styles

Low capacity for PHC devt

Limited budget for

PHC

Non-vitalized PHC

infrastructures

Low ability in

health politics

PHC considered not for profit

only

Limited synergy of Acad-Buss-Govt for Comm

EmpowermentFailure in gatekeeping PHC system Low

understanding of social capital for

health

Low & non standardized Health profession’s competenciesModif: Bachtiar, 2011. WHO Meeting for CHW at Srilanka

Implikasi Kebijakan

Pada 3 jenjang:

Jenjang Layanan Jenjang Sektor Kesehatan Jenjang Pembangunan Wilayah

“Beyond Health” tmsk Kapasitas

Fiskal

Jenjang Sektoral (Sistem Kesehatan)

“ONE HEALTH” STRATEGI

• MDG goals• Merokok• Napza &

alkohol• Diet seimbang• Healthy life• Kecelakaan• Keswamas

MDG-NCDTarget Jenjang

Keluarga/ Komunitas

Layanan KESMAS Inpres no1&3 /2011

ttg percepatan pembangunan

ManajemenSektor Kes:

Percepatan Penanggula

ngan Kemiskinan

6. Kepemimpinan kes & Akuntabilitas

5. Pembiayaan Kes

4. Obat & alkes

3. SIK & surveilens

2. Mgmt SDMKes

1.Mutu Yankes

PembiayaanKes/UHC

PNPM

PKH

PendidikanUKP

UKM

ModalSosial

.

.

. 1.GOAL:Bangkes yang

partisipatif bagi semua

(Healthy Public Policy)

3.KEKUATAN-

KELEMAHAN PERBEDAAN UTK FOKUS

4. PERENC BANGKES SINERGIST

IK

5. KOMUNIKA

SI & KOLABORA

SI

2.PERAN & TGG

JAWAB MASING-MASING

Promotif- Preventif

Rujukan

Sekto

r K

es

Sem

ua

Sekto

r

Ind

ivid

ual-

Kelu

arg

a-

Masy-Y

an

kesm

as

3.Kapasitasi Kelembagaan di daerah2.ROADMAP SEKTOR 4.Sisfo KAWASAN

8.Conveningstakeholders

13.Monev & MutuPembangunan Kes

10.Yankes Rujukan

12.BrokeringKnowledge

1.Kepemimpinan Berbagai Sektor Untuk KAWASAN

14.Upaya Pengembangan(NEW INITIATIVES)

5. NSPK untk KAWASAN

5a.Std Bangkes & sektor terkait

16.Indikator Pembangunan lain

17.Indikator Perceived

19.Anggaran untuk Kesehatan di

Kawasan

20.Anggaran Pembangunan

Kawasan

LER

AN

ING

&G

RO

WT

H

INTE

RN

AL

PRO

CES

SFI

NA

NC

IAL

CLI

ENT

7. Aliansi & Jaringan (THINK TANK)

18.Dampak Kes utk Pembangunan Kawasan

5b.PenyediaanNakes&SDM

5c.Penyedian SarPras

5d.Kapasitasi Masy

6.BEYOND HEALTHCAPACITY

15.INDIKATOR KES di kawasan

9.Yankesdas termasukUKBM

11.BEYOND HEALTHPROGRAMS

PRINSIP DASAR

Prinsip KE-1:

Kesehatan adalah HAK Pertama

• “Everyone has the right to a standard of living adequate for the health and well being of himself and his family, including food, clothing, housing and medical care, and necessary social services, and the right to security in the event of unemployment, sickness, disability, widowhood, old age or other lack of livelihood in circumstances beyond his control. Motherhood and childhood are entitled to special care and assistance. [article 25]”

• “Setiap orang memiliki hak berkehidupan layak untuk kesehatan dan kesejahteraan diri dan keluarganya, termasuk hak mendapatkan makanan, perumahan, pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial wajib lainnya, dan hak untuk mendapat perlindungan pada saat tidak bekerja, sakit, cacat, janda renta, lansia, atau keadaan kehidupan yang tidak memadai diluar kemampuannya. Ibu usia produktif dan anak2 seharusnya mendapat perlakuan dan pelindungan khusus”

Universal Declaration of Human Rights, 1948

“The enjoyment of the highest attainable standard of health is one of the

fundamental rights of every human being..."

Prinsip Ke-2:

Kesehatan Bermutu Tinggi Adalah HAK

• Pelayanan Kesehatan & Penanganan Faktor Risiko Kesehatan

• Kemerdekaan berpendapat & hak mendapat pelayanan

• Hak lanjut dalam pelayanan sesuai kebutuhan spesifik

• Perlakuan non-diskriminatif dan kesetaraan• Tanggung jawab obligor langsung (provider kes)• Tanggung jawab bersama (Pemerintah & masy)• Saling keterkaitan berbagai sektor dan masy madani

Dimensi-2 dari “RIGHTS TO HEALTH”

Prinsip KE-3:

PENTINGNYA MENGELOLA PENGETAHUAN

MISIBELAJAR

LAYANAN

COMMUNITYLOYALTY

AB/02/hal48Belajar = Standarisasi dinamis

Kontrolkerusakan

KontrolKerja-ulang

Informasi umpan balik kinerja,bandingkan dg ukuran-2kinerja dalam sistem, danmengambil tindakan untukpeningkatan

Kumpulanstandar untuk

kontrol &perbaikan

Input Transformasi OutputPemenuhan needs(pemegang kendali)

KontrolAwal

Diseminasi standar

KontrolSaat proses

Informasi dalam hal kebutuhan yg tdk terpenuhi dari pelanggan (Gap)

Studi

UkuranAksi

12

3

4

5 6 7

Dimensi Dari Menuju

Layanan Sekedar rutinitas Pembelajar

Pengembangan Basic saja Bertahap maju

Persaingan Konflik Internal PuskesmasMenuju IPM

Proses Mutu Artikulasi Internal Pemenuhan Need

Pola Inovasi Lompatan jauhserasi teknologi

dan budaya kerja

Difusi sosial Sekedar teknis saja Kohesif dg masy

Paradigma INOVASI

Bachtiar, 2011

Memberdayakan

Orientasi “pasar”

Inovatif

Kompetitif

PerananKEPALA

PUSKESMASAntisipatif

KatalistikPROFESIONAL/

PELAKSANAYANG MELAYANIKLIEN/PASIEN &

MASYSEBAIK-BAIKNYA

Inovatif

Orientasi Klien

Orientasi Misi

SYARAT DASAR: LEADERSHIP

- Customer satisfaction (external & internal)

- Improving processes

- Continuous activity

- Preventive measure

- Elimination of a problem

FOKUS PEMBELAJARAN MUTU

ANALISASITUASI

FORMULASISTRATEGI

PENGENDALIANSTRATEGI

IMPLEMENTASISTRATEGI

Tahapan Strategis Setiap Fokus

KEGAGALAN UPAYA MUTUKEGAGALAN UPAYA MUTU

Sangat terfokus pada teknis statistik, bukan KLIEN Penuh dengan upaya mekanistik mengumpulkan data,

mengukur mutu, standarisasi, menyajikan data, tetapi KLIEN internal tdk terpenuhi kebutuhannya

Hanya terfokus pada “quality worklife”, bukan KLIEN EXT Upaya standarisasi berhenti pada pemenuhan std

infrastruktur dan proses kerja, tetapi TIDAK mengukur perubahan yang terjadi pada OUTPUT & OUTCOME

KEGAGALAN UPAYA MUTUKEGAGALAN UPAYA MUTU

Manajer menggunakan asumsi, tdk EVIDENCE BASED Data cross-sectional, single method SAJA

Proses transformasi tidak direncanakan, tdk ada ACTION PLAN Tidak ada milestones (ukuran) yang komprehensif pada

kesistemn (SIPOC system)

Tidak sabar dalam proses transformasi Pentahapan yang jelas Dukungan yg konsisten dari suprastruktur

KEGAGALAN UPAYA MUTUKEGAGALAN UPAYA MUTU

Malah menciptakan birokrasi baru, tdk MENYEDERHANAKAN

Penuh dengan prosedur baru yang membingungkan

Hanya oleh yang tahu saja, tdk semua pekerja, tdk INKLUSIF

Konsep mutu sbg alat menekan, terasing, timbul elit baru, demoralisasi, turn-over

Tidak mampu merubah struktur organisasi yang ada, tdk STRUCTURES FOLLOW FUNCTION

KEGAGALAN UPAYA MUTUKEGAGALAN UPAYA MUTU

Tidak menjanjikan insentif jangka panjang

Gagal di semua lini motivasi kerja (Ikuti Maslow Theory)

Kinerja mutu tidak terkait pengembangan karir

Justru menghambat kreatifitas & inovasi

Prosedur tidak pernah diubah sesuai kebutuhan sinergisitk internal-eksternal

Tidak berhasil membangkitkan ‘rasa-suka’ & ‘cinta’ mutu

Tdk terjadi loyalitas klien eksternal

Tdk terjadi efek bola salju sukses di 1 unit ke unit lain dst

Profesi yang survive_1

Three (3) competencies are needed in job markets: Computer literacy Critical system thinking Ability to serve

For first timer job seekers: Positive energy and respect people Output oriented Abide to rules and implement regulations/commands

Prinsip Ke-4:

Profesi yang survive_2

Three (3) barriers for first time job seekers: No working experiences Limited ability in human relation Low professional competencies

Prinsip Ke-4:

MAMPU JADI AGENT OF CHANGE_1

Knowledge-driven model Profesi memanfaatkan iptek utk bangkes (hardskills yang

tangguh)

Problem-solving model Profesi memanfaatkan iptek untuk memecahkan masalah

bangkes (Hardskill plus softskills)

Prinsip Ke-4:

MAMPU JADI AGENT OF CHANGE_2

Interactive model Profesi memanfaatkan Iptek dan terlibat dalam kehidupan

sosial kesehatan untuk bangkes (hardskills & sofskills)

Enlightenment model Profesi memanfaatkan iptek secara akumulatif untuk

proses pencerahan dan perbaikan bangkes (softskills, softskills, softskills)

Prinsip Ke-4:

SYARAT AGENT OF CHANGE_1

Memiliki kompetensi diatas rata-rata

Miliki kesadaran dan komitmen membangun sistem kerja keprofesian:

Menggerakan perubahan kebijakan (policy changes) – sebagai Health Advocater and Leader

Membangun program kerja - sebagai Fasilitator Meluaskan berbagai bentuk program sehingga

pelayanan menjadi optimal – sebagai Inovator

SYARAT AGENT OF CHANGE_2

Miliki kemampuan sebagai komunikator yang efektif

Melakukan reformasi sehingga profesionalisme dan conduct of ethics semakin baik – sebagai Reformis

Pengetahuan yang terus bertambah setiap waktu melalui pertukaran pengetahuan dan ketrampilan diantara sesama – sebagai Knowledge Holder

Mendorong jaringan kesefahaman (Network and Alliance) yang semakin luas – sebagai Energizer

SYARAT AGENT OF CHANGE_3

Miliki kemampuan sebagai memobilisasi sumberdaya secara efektif

Menyusun rencana aksi menuju “bersertifikat” bermutu dan aman di wilayah kerjanya – sebagai Planner

Memanfaatkan berbagai sumberdaya sehingga rencana tsb terwujud – sebagai Implementator

Mampu belajar dari kekurangan dan kesalahan untuk langkah maju – sebagai Manusia Pembelajar

Akhlakul

Kharimah

Leadership

Inter-indiv behavior

Indiv Behavior in

Orgnz

Simpulan Prinsip Ke4:

Softskills-Softskills-Softskills

Musa, Nadhoriyah As Suluk At Tandzimi min Mandhuril Islam, 1995

PEMBELAJARAN UNTUK ONE HEALTH

MISI KESEHATAN

SKILLS &MINDSETS

HIRARKIKERJA

INSENTIFKERJA

PROSESKERJA

SYNERGISM FOR ONE HEALTH

MENARA PROFESI MENJADI MODEL

Berbagi untuk

mampuKELOLA

Berbagi untuk

menjadi KREATIF

Berbagi untuk

menjadi PEMIMPIN

Berbagi untuk

DITERIMA siapa saja

Berbagi untuk

mengolah DATA/FAKTABerbagi

untuk selalu

BELAJAR

Berbagi untuk

menjadi “CAHAYA”

SUCCESSFUL SYNERGISM are..

Ciri sukses sinergi One Health: Setiap profesi faham dan dapat akses serta melayani setiap pemangku kepentingan Setiap usaha yang dikerjakan efektif dan mampu dikembangkan dg baik Proses kerja dilaksanakan sesuai prosedur, jelas-jernih, dimulai dengan komunikasi

profesi, saling memahami, mengerti posisi kerja diri, dan mampu layani Pelaporan dilakukan dg baik: lengkap, akurat, tepat waktu, tepat isi Mekanisme umpan balik berjalan lancar-efektif untuk semua pemamngku

kepentingan Setiap masalah yang ditemukan, cepat dan efektif diselesaikan

Klien &

Masy

Sektor & LSM

Profesi

Kes

TQM/Risk Control Culture

Synergizing mindset

For HEALTHPolicy and Program

Issues

Policy & problem

ramification

Stakeholders’ acceptance

Policy development & implementation

Pressure group activation

Lessons Learned

STEP BY STEP AS ALWAYS

Inilah Tantangan Sesungguhnya

High Professional Skills

Kearifan PROFESI

Partisipatif-inklusif

Keterbukaan

Ciptakan peluang

Kreatif-inovatif

Mari kita berubah..

Akhlakul

Kharimah

Leadership

Inter-indiv behavior

Indiv Behavior in

Orgnz

Simpulan Prinsip Ke4:

Softskills-Softskills-Softskills

Musa, Nadhoriyah As Suluk At Tandzimi min Mandhuril Islam, 1995

As Suluk Al-mudir (Leadership)1

Adil (Fairness) Qudwah hasanah (leading “walk the talk”) Al Fahm (visioner) Shidq (Honesty) Amanah (Responsible) Fathonah (Intelligent/smart) Tabligh (Orator/Communicator) Mu’allim (Knowledgable/transfering know-how)

Madhi, Al Qiyadah Al Muatsiroh, 2002

As Suluk Al-mudir (Leadership)2

Munazzim (Skillful manager) Mubaadarah (Decisive) Ats Tsiqoh (Creating condusive working

climate, i.e trust, warm, peaceful, outcome focus)

Al ‘Udhwiyah (caring interaction, i.e to subordinates, clients etc)

At Takayyuf (empowering and participation) Tidak Mubadzir (effective-efficient)

As Suluk Al Fardiyah (Individual behavior)

Ihlas karena Allah Muhaasabah (Self evaluation & correction) Honesty Optimistic Taubat Tadabbur (Managing Knowledge of Allah, qouliyah/Qur’an &

Hadits and qouniyah/ sciences) Tawadhu’ (humble for Allah/rendah hati)

As Suluk Al Jama’i(Inter-individual behavior)

INCLUDING PROVIDER-CLIENT RELATIONSHIP

Ta’awun (team work for the benefit of patient) Amar ma’ruf nahi munkar Empathy and caring Obey to the leader for the sake of Allah Khusnudzon Not doing Ghibah Not doing Hasad

Musa, 1995; Luth, 2001, Tasmara, 1996; 2001

Musyawarah Al jiddu fil ‘amal (hard work for helping others) Patience (for solving others’ problem) Istiqomah (continuous positive improvement) Al Himmah Al ‘Aaliyah (high/best achievement

orientation)

Musa, 1995; Luth, 2001, Tasmara, 1996; 2001

Murroqobah (In Allah control, self control) Honesty Amanah (responsible) Balance between hard work & achievement,

with akhirat orientation Ihsan (optimizing the works)

Musa, 1995; Luth, 2001, Tasmara, 1996; 2001

Itqon (professional) Efective and efficient Creative Managing new knowledge Teamwork (amal jama’i) Serving others with IHLAS for service

excellence

Musa, 1995; Luth, 2001, Tasmara, 1996; 2001