KONSEP NORM PADA RING ] DAN APLIKASINYA …digilib.unila.ac.id/30862/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of KONSEP NORM PADA RING ] DAN APLIKASINYA …digilib.unila.ac.id/30862/3/SKRIPSI TANPA BAB...
KONSEP NORM PADA RING [ ] DAN APLIKASINYA PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DIOPHANTINE NON LINEAR
TIGA VARIABEL
(Skripsi)
Oleh
SYIFA RAHMADONA FIRDAUZ
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
KONSEP NORM PADA RING , - DAN APLIKASINYA PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DIOPHANTINE NON LINEAR
TIGA VARIABEL
Oleh
SYIFA RAHMADONA FIRDAUZ
Himpunan bilangan bulat Gaussian merupakan himpunan bagian dari himpunan
bilangan kompleks yang dinotasikan dengan , - dimana , - * | +. Di , - suatu ukuran baik panjang maupun jarak dihitung dengan menggunakan norm. Norm pada , - merupakan suatu fungsi , - . Salah satu penggunaan konsep norm pada ring , - yaitu dapat menyelesaikan persamaan Diophantine non linear. Pada penelitian ini, konsep norm pada ring
, - digunakan pada persamaan Diophantine non linear tiga variabel untuk mengklasifikasikan solusi primitif persamaan tripel Pythagoras dan persamaan
Hasilnya menunjukkan bahwa diperoleh solusi primitif untuk persamaan tripel Pythagoras dengan ganjil memiliki bentuk dimana , ( ) dan Kemudian untuk persamaan dengan ( ) diperoleh solusi primitif dimana , ( ) dan .
Kata Kunci: norm, prima, bilangan bulat Gaussian , ring , -, persamaan Diophantine
ABSTRACT
THE CONCEPT OF NORM ON RING [ ] AND ITS APPLICATION ON
THREE VARIABLES NONLINEAR DIOPHANTINE EQUATIONS
By
SYIFA RAHMADONA FIRDAUZ
Gaussian integers are the subset of complex numbers, denoted by [ ] and defined by [ ] { | . In [ ] , size is measured by the norm. The function [ ] , called the norm. Application of norm on ring [ ] concept can be used to solve nonlinear Diophantine equations by applying the concept of
norm on ring [ ] into three variables nonlinear Diophantine equations. The applications will address the following issues: classification of (primitive)
Pythagorean triples and classification of (primitive) solutions to . The solutions are every primitive Pythagorean triple with is an odd number, and has the form where , and , and the solutions to with are described by the formula where , and .
Keywords: norm, prime, Gaussian integers , ring [ ], Diophantine equations.
KONSEP NORM PADA RING [ ] DAN APLIKASINYA PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN DIOPHANTINE NON LINEAR
TIGA VARIABEL
(Skripsi)
Oleh
Syifa Rahmadona Firdauz
1417031116
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
I.00Z0686180119961_lH
|FHnlnr erl10x
1001111109009190,401
"I
0011000
Su,ISIWqI
Inri
ti:H:ulttH
911190II
IJ
uOSFtlnr
HN
EMSI'IPH
H
:Od11 1npnr
B10=IupI:ISdIBIs111Snin
100 1IS661 lOI61C1
TCISS
TIITIIpttWttHttn
'IS'n "IS.S'IptUS rrEIqnS : Eulgtulgural uE{ng
SHISS"
H'vc:sp0.IsI
,Is'|0sl,:| _|_9n31||||
lrnstI.lu
1
VOH
9[lICOI11dN7 1VOttII VN00VIIVtt V JI
8I0Z teretrnd $tr'Eurd'ateT repueg
811ndslISIOA:ufl ll1011lISIInuOd
I LIOpitt llllIuOW 101 1ul ISdlIISp 8o18=tX uosII1nOS
Iop lJIplloss u?oOd lIS IOp IUI ISdIIttS tillttCl uttI}KttouI Iul uSuOCI
:llI10I:
VA VOIVNON_NVIIdOIC IV5VSI=
NVIVS=AN
VCIVVASDIEVNv[r]z3ntt vcIIVI ION dISNOX:
usnlltf
:ilpnf
9111COII: `SISttl10AOdOttroN
zn7p:9)pltlllJItS iN
:rur rle,&q p ue8uel epuu1raq Eued edeg
VttLSISVHVIISdlttXS XYViVANid
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis, Jawa Barat pada tanggal 25 Januari 1997, sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara, putri dari pasangan Bapak Iwan Farid
Siradjudin dan Ibu Sarinah.
Menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Azhar 4 Bandar
Lampung tahun pelajaran 2001/2002, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Al-Azhar 1
Perumnas Way Halim pada tahun 2002-2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2008-2011, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 5 Bandar Lampung pada tahun 2011-2014.
Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui Jalur
SBMPTN (tes tertulis).
Pada awal tahun 2017 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Indonesia Port
Corporation II (PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang) dan pertengahan
tahun 2017 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bandar
Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT kupersembahkan karya
sederhana ini kepada :
Papah dan Mamah tercinta dengan segala doa, kasih sayang, motivasi, dan
pengorbanannya selama hidupku.
Adik-adikku tersayang, Nabila Qudratullah dan Anggara Mohammad Sahid
yang selalu memberi doa, serta berbagi suka, duka, canda dan tawa.
Keluarga Besarku tercinta yang selalu memberikan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini
Dosen-Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa serta selalu
memberikan masukan, motivasi dan semangat kepada penulis.
Sahabat-sahabatku tersayang yang selama ini menemaniku dalam setiap
kebersamaan yang penuh makna.
Almamaterku Universitas Lampung.
KATA INSPIRASI
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
(QS. Al-Baqarah :216)
Dunia itu hanya 3 hari saja. Yaitu, hari kemarin, sudah pergi
dengan segala isinya (tanpa bisa diulang kembali). Hari esok,
namun mungkin saja engkau tidak menjumpainya (lantaran ajal
menjemputmu) dan hari ini, itulah yang menjadi milikmu, maka
isilah dengan amalan.
(Al-Hasan Albashri)
SANWACANA
Alhamdulillah penulis ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Konsep Norm pada Ring [ ] dan
Aplikasinya Pada Penyelesaian Persamaan Diophantine Non Linear Tiga
Variabel. Penulisan skripsi ini tak lepas dari pengarahan, bimbingan, motivasi
serta dukungan dan kerjasamanya dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
ingin mengucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Amanto, S,Si., M,Si. selaku Dosen Pembimbing I, atas segala
bantuan dan waktunya untuk membimbing, memberi arahan, dan nasihat.
2. Bapak Dr. Aang Nuryaman, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II, atas
bimbingan, kritik dan sarannya yang membangun.
3. Bapak Subian Saidi S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembahas atas saran, kritik
serta kesediaan untuk menguji selama proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dr. Asmiati, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas
bimbingan, saran serta pengarahan dalam pembelajaran selama proses
perkulian.
5. Ibu Prof. Dra. Wamiliana, M.A., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas
Lampung.
6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
7. Seluruh Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung atas pembelajaran serta
pengalaman yang telah diberikan selama ini.
8. Mamah, Papah, Bila, dan Angga atas doa yang tak henti-hentinya, kasih
sayang, cinta, semangat, dan pengorbanan yang luar biasa.
9. Atika Faradilla, Annisa Hevita GKS, Tri Wulandari, Yeti Rahmawati,
Indah, Vivi, Hizkia, Vanesha, Reka, Camel, Kiki Alen, Fauzia, serta
rekan-rekan Matematika 2014 atas perjuangan, canda, tawa serta
kebersamaan yang luar biasa selama ini.
10. Kim Namjoon, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Kim Seokjin, Min Yoongi,
Jung Hoseok, , Park Jimin atas motivasinya selama lima tahun terakhir.
Serta almamaterku tercinta Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sehingga dapat
bermanfaat bagi penulis. Terimakasih.
Bandar Lampung, Maret 2018
Penulis
Syifa Rahmadona Firdauz
NPM. 1417031116
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR SIMBOL ....................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keterbagian ....................................................................................... 3
2.2 Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) ................................................. 5
2.3 Bilangan Prima ................................................................................. 8
2.4 Modulo ............................................................................................. 9
2.5 Persamaan Diophantine ................................................................... 14
2.6 Sistem Bilangan Kompleks .............................................................. 15
2.7 Ring .................................................................................................. 17
2.8 Daerah Integral ................................................................................. 21
2.9 Bilangan Bulat Gaussian .................................................................. 23
ii
2.10 Norm ................................................................................................ 27
2.11 Norm dan Unit dalam Ring [ ] ...................................................... 29
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 32
3.2 Metode Penelitian .............................................................................. 32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Konsep Norm pada Ring [ ] ........................................................... 35
4.2 Penyelesaian Persamaan Diophantine Nonlinear .............................. 56
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 63
5.2 Saran ................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
: bilangan bulat
[ ] : bilangan bulat Gaussian
| : membagi habis
: tidak membagi habis
: lebih besar atau sama dengan
: lebih kecil atau sama dengan
: modulo
: berelasi kongruen dengan modulo
: Norm dari alpha
: anggota
: untuk setiap
: terdapat
[ ] : fungsi memetakan setiap elemen himpunan
[ ] kepada
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang ilmu matematika, sering kali ditemukan berbagai macam
permasalahan. Contohnya adalah permasalahan yang dimodelkan kedalam
persamaan Diophantine, baik persamaan Diophantine linear maupun non linear.
Secara umum diketahui bahwa persamaan Diophantine adalah persamaan dengan
variabel-variabel tertentu sehingga solusi-solusinya merupakan bilangan bulat.
Persamaan Diophantine pertama kali dipelajari oleh seseorang yang bernama
Diophantus dari Alexandria yang dikenal dengan julukan bapak dari aljabar.
Koefisien dari persamaan Diophantine hanya melibatkan bilangan bulat. Tidak
ada bilangan pecahan di persamaan. Persaaman Diophantine linear paling
sederhana berbentuk . Dalam perkembangannya Persamaan
Diophantine tidak harus linear, dapat saja kuadrat ataupun kubik. Persamaan non
linear yang akan dibahas merupakan persamaan paling sederhana berbentuk
atau disebut persamaan tripel Pythagoras.
Persamaan tripel Pythagoras yang akan dibahas khususnya yaitu persamaan tripel
Pythagoras primitif. Persamaan ini memiliki beragam penyelesaian, baik dengan
2
menggunakan faktorisasi tunggal di maupun secara geometri dan yang akan
dibahas oleh penulis ialah dengan menggunakan konsep norm pada Ring [ ]
yang juga digunakan faktorisasi tunggal di [ ] dalam penyelesaiannya.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah mengkaji konsep norm pada ring [ ]
dan aplikasinya untuk penyelesaian persamaan Diophantine non linear tiga
variabel.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat
mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
2. Menambah wawasan tentang materi struktur aljabar, khususnya mengenai
konsep norm pada ring [ ].
3. Mempelajari lebih dalam lagi tentang metode ring [ ] dan aplikasinya
untuk penyelesaian persamaan Diophantine non linear tiga variabel
(terutama persamaan tripel Pythagoras primitif).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keterbagian
Definisi 2.1.1
Bilangan bulat a membagi habis bilangan bulat b (ditulis | ) jika dan hanya jika
ada bilangan bulat k sehingga . Jika a tidak membagi habis b maka
ditulis (Burton, 1980).
Istilah lain untuk | adalah a faktor dari pembagi b atau b kelipatan dari a.
Bila a pembagi b maka juga pembagi b, sehingga pembagi suatu bilangan
selalu terjadi berpasangan. Jadi dalam menentukan semua faktor dari suatu
bilangan bulat cukup ditentukan faktor-faktor positifnya saja, kemudian tinggal
menggabungkan faktor negatifnya.
Teorema 2.1.1
Untuk setiap berlaku pernyataan berikut:
1. | jika dan hanya jika t u .
2. Jika | dan | maka | .
3. Jika | dan | maka | .
4. | dan | jika dan hanya jika t u .
4
5. Jika | dan maka | | | |.
6. Jika | dan | , maka | untuk sebarang bilangan bulat x dan y
(Sukirman, 1997).
Bukti
1. Jika , maka jelas bahwa | , sesuai penjelasan sebelumnya.
Sebaliknya, diketahui | berarti ada sehinga 1 = ka. Persamaan ini
hanya dipenuhi oleh dua kemungkinan berikut: k = 1, a = 1 atau
. Jadi berlaku jika | t u . Jadi terbukti
| t u ,
2. Diketahui | dan | yaitu ada sehingga dan
Dengan mengalikan kedua persamaan tersebut diperoleh :
yaitu | .
3. Diketahui | dan | , maka terdapat sehingga
(2.1)
dan
(2.2)
Persamaan (2.1) disubstitusikan ke persamaan (2.2), sehingga diperoleh
.
4. Diketahui
(2.3)
dan
(2.4)
5
Persamaan (2.3) dikalikan persamaan (2.4), diperoleh .
Diperoleh , yakni atau , jadi terbukti
t u .
5. Diberikan b = ac untuk suatu Diambil nilai mutlaknya | | | |
| || |. Karena maka | | . Sehingga diperoleh | | | || | | |.
6. Diketahui | dan | , maka terdapat sedemikian sehingga
dan . Untuk sebarang berlaku
yang berarti |
2.2 Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB )
Definisi 2.2.1
Misalkan a atau b dua bilangan bulat dengan minimal salah satunya tidak nol.
Faktor persekutuan terbesar (FPB) atau greatest common divisor (gcd) dari a dan
b adalah bilangan bulat d yang memenuhi:
(i) | dan | , dan
(ii) jika | dan | maka c
Dari Definisi 2.2.1, syarat (i) menyatakan bahwa d adalah faktor persekutuan dari
a dan b. Sedangkan syarat (ii) menyatakan bahwa d adalah faktor persekutuan
terbesar. Selanjutnya, jika d faktor persekutuan terbesar dari a dan b akan ditulis
(Sukirman,1997).
6
Teorema 2.2.1 (Algoritma Pembagian)
Diberikan bilangan bulat dan dengan 0a maka ada tepat satu
pasang bilangan-bilangan dan sehingga:
dengan
Algoritma pembagian adalah suatu cara atau prosedur yang dapat dipakai untuk
mendapatkan faktor persekutuan terbesar. Ilustrasinya adalah :
Diberikan dua bilangan bulat dan dengan , maka dapat
dicari dengan mengulang algoritma pembagian.
Maka , sisa terakhir dari pembagian di atas yang bukan nol merupakan
(Graham, 1975).
Teorema 2.2.2
Jika dan dua bilangan bulat yang keduanya tak nol maka terdapat bilangan
bulat dan sehingga
(2.5)
Persamaan (2.5) disebut dengan identitas Bezout (Sukirman, 1997).
Contoh
7
Identitas Benzout menyatakan bahwa dapat disajikan dalam bentuk
kombinasi linear atas a dan b. Ekspresi ruas kanan pada (2.5) disebut kombinasi
linear dari a dan b. Pada teorema ini keberadaan x dan y tidak harus tunggal.
Bukti
Bentuk S himpunan semua kombinasi linear positif dari a dan b sebagai berikut
{ | }
Perhatikan bahwa, jika maka | | , yaitu dengan
mengambil bila positif atau bila negatif. Jadi, himpunan
tak kosong. Menurut sifat urutan, terjamin memiliki anggota terkecil, katakan
saja . Selanjutnya, dibuktikan . Karena maka terdapat
sehingga . Dengan menerapkan algoritma pembagian pada
dan maka terdapat dan sehingga , dengan
Selanjutnya ditunjukkan , sehingga diperoleh | . Jika maka dapat
ditulis
Faktanya sedangkan syaratnya ini bertentangan dengan pernyataan
bahwa elemen terkecil sehingga disimpulkan atau | . Argumen yang
sama dapat dipakai dengan menerapkan algoritma pembagian pada dan untuk
menunjukkan | . Jadi, terbukti bahwa adalah faktor persekutuan dari dan .
Selanjutnya ditunjukkan faktor persekutuan ini adalah yang terbesar. Misalkan
adalah bilangan bulat positif dengan | dan | maka | yaitu | . Jadi
, karena tidak mungkin pembagi lebih besar dari bilangan yang dibagi.
Terbukti bahwa
8
2.3 Bilangan Prima
Definisi 2.3.1
Sebuah bilangan bulat disebut bilangan prima, jika dan hanya jika habis
dibagi dengan 1 dan bilangan sendiri (Burton,1980).
Definisi 2.3.2
Bilangan bulat dan dikatakan coprima atau relatif prima jika
(Burton, 1980).
Teorema 2.3.1
Bilangan dan relatif prima jika dan hanya jika terdapat bilangan bulat
sehingga .
Bukti
Karena dan relatif prima maka fpb . Identitas Bezout menjamin
adanya bilangan bulat sehingga . Sebaliknya, misalkan ada
bilangan bulat . Dibuktikan fpb . Karena | dan |
maka | jadi | . Karena itu disimpulkan .
Teorema 2.3.2
Jika fpb , maka berlaku pernyataan berikut
1. Jika | dan | maka |
2. Jika | maka |
9
Bukti
1. Diketahui | dan | . Artinya terdapat sedemikian sehingga
. Berdasarkan hipotesis, fpb . Oleh karena itu dapat
dituliskan untuk suatu bilangan bulat x dan y. Akibatnya
Karena terdapat bilangan bulat sedemikian sehingga
| . Terbukti bahwa, jika | dan | maka | .
2. Diketahui | , fpb . Oleh karena itu dapat dituliskan
untuk suatu bilangan bulat x, y. Akibatnya
Karena diketahui | dan faktanya | maka | . Karena
, sehingga terbukti |
2.4 Modulo
Definisi 2.4.1
Misalkan bilangan bulat. Operasi (d b c modulo )
memberikan sisa jika dibagi dengan . Notasi: sedemikian
sehingga , dengan . Bilangan disebut modulo, dan
hasil aritmatika modulo terletak di dalam himpunan { } (Grillet,
2007).
10
Definisi 2.4.2 (Relasi Kongruensi)
Misalkan dan adalah bilangan bulat dan , dikatakan kongruen
dengan modulo atau ditulis jika habis membagi .
Jika tidak kongruen dengan dalam modulo , maka ditulis
(Grillet, 2007).
Kekongruenan dapat pula dituliskan dalam hubungan
yang dalam hal ini adalah bilangan bulat.
Contoh
dapat ditulis sebagai .
Sehingga , dapat dituliskan sebagai .
Teorema 2.4.1
Misalkan adalah bilangan bulat positif.
1. Jika dan adalah sebarang bilangan bulat maka
(i)
(ii)
(iii) untuk suatu bilangan bulat tak negatif .
2. Jika dan , maka
(i) )
(ii)
(Grillet, 2007).
11
Bukti
1. (i) berarti dengan , diperoleh
d
(ii) berarti:
, dengan
(iii) berarti dengan .
{ }
(
) (
) (
)
{( ) (
) (
)
}
d
2. (i)
Jadi,
12
(ii) , untuk suatu
, untuk suatu
d
Teorema 2.4.2
Jika adalah bilangan prima dan adalah bilangan bulat positif dimana ,
maka (Burton, 1980).
Bukti
Diasumsikan bilangan positif pertama kelipatan dari , yaitu bilangan
bulat. Sehingga terdapat barisan sebagai berikut:
(2.6)
Tidak ada satu pun suatu bilangan dari barisan di atas yang habis dibagi , karena
barisan tersebut terbentuk dengan pola dimana . Oleh karena
dan , maka . Kemudian, dari barisan tersebut tidak ada dua
bilangan yang kongruen . Dengan kata lain, jika bilangan-bilangan
tersebut dibagi dengan , maka sisa pembagiannya akan selalu berbeda satu sama
lain. Diasumsikan bahwa ada dua bilangan kongruen , yaitu dan
sehingga untuk .
Karena , maka diperoleh
(2.7)
13
Karena dan harus lebih besar dan harus lebih kecil dari , maka ini
menyatakan . Persamaan (2.7) kontradiksi dengan asumsi awal bahwa
dan harus berbeda. Oleh karena itu, himpunan barisan pada (2.6) harus
kongruen terhadap . Selanjutnya jika himpunan tersebut
dikalikan dan dikenai modulo, maka diperoleh :
Sehingga,
Karena gcd ( ) , maka
Contoh
Tunjukkan bahwa sisa pembagian oleh adalah .
Untuk menunjukkan hal di atas, dengan menggunakan relasi kongruensi cukup
ditunjukan bahwa .
Bukti
14
2.5 Persamaan Diophantine
Definisi 2.5.1
Persamaan Diophantine adalah persamaan suku banyak atas bilangan bulat
dalam variable dengan solusi bilangan bulat, ditulis sebagai
, dengan adalah fungsi variabel dengan (Burton, 1980).
Contoh
1. , dengan dan bilangan bulat
2. , dengan dan bilangan bulat
3. , dengan dan bilangan bulat positif
Persamaan Diophantine dapat berbentuk linear (contoh 1) maupun non linear
(contoh 2 dan 3).
Teorema 2.5.1
Persamaan linear Diophantine mempunyai penyelesaian jika dan
hanya jika | dimana (Burton, 1980).
Bukti
dan |
| ada bulat sehingga .
| ada bilangan bulat dan sehingga :
15
berarti dan
Teorema 2.5.2
Jika dan penyelesaian persamaan Diophantine
, maka penyelesaian umum persamaan tersebut adalah
dan
dengan parameter bilangan bulat (Burton, 1980).
2.6 Sistem Bilangan Kompleks
Definisi 2.6.1
Sistem bilangan kompleks adalah bilangan kompleks yang dilengkapi oleh
operasi penjumlahan ( ) dan perkalian ( ) yang memenuhi aksioma atas
lapangan (Churchill, 1999).
Teorema 2.6.1
Untuk semua bilangan kompleks berlaku sifat aditif dan asosiatif terhadap
penjumlahan.
(2.8)
(2.9)
Bukti.
Misal dan maka :
16
Teorema 2.6.2
1. Perkalian bilangan-bilangan kompleks bersifat komutatif.
(2.10)
2. Perkalian bilangan-bilangan kompleks bersifat asosiatif.
(2.11)
3. Perkalian bilangan-bilangan kompleks bersifat distributif terhadap
penjumlahan.
(2.12)
Bukti
Misal dan maka :
1.
17
2.
( )
3.
2.7 Ring
Definisi 2.7.1
Suatu grup adalah himpunan yang diperlengkapi dengan operasi biner
pada yang memenuhi aksioma-aksioma berikut:
1. Operasi biner asosiatif, yaitu berlaku
18
2. Terdapat elemen identitas untuk pada G, yaitu terdapat sedemikian
hingga
3. Untuk setiap mempunyai invers , yaitu terdapat
sedemikian hingga
(Dummit and Foote, 2004).
Definisi 2.7.2
Suatu grup dikatakan abelian (komutatif) jika operasi biner pada adalah
komutatif, yaitu maka
Contoh
Didefinisikan himpunan { | }. Selanjutnya didefinisikan pada
, dengan . Tunjukkan grup komutatif!
Harus dipenuhi aksioma grup berikut:
1. Tertutup, yaitu
Bukti :
Diketahui . Akan dibuktikan dengan kontradiksi.
Andaikan
19
, kontradiksi.
Jadi pengandaian salah, yang benar
Dengan kata lain
2. Asosiatif, yaitu
Bukti :
3. Terdapat elemen netral / identitas, yaitu
Bukti :
Misal elemen netral untuk dari , maka :
tidak mungkin, sebab .
Oleh karena itu, satusatunya penyelesaian persamaan di atas adalah
yang merupakan elemen netral pada .
4. Terdapat invers, yaitu
20
Bukti :
apakah ? atau ?
Andaikan , maka
, kontradiksi.
Jadi yang benar , dengan kata lain
5. Komutatif, yaitu
Bukti :
Berdasarkan (i) sd (v), maka disimpulkan grup komutatif .
Definisi 2.7.3
Himpunan R dengan dua operasi biner + (penjumlahan) dan (perkalian) atau
ditulis merupakan ring jika memenuhi aksioma berikut:
21
1. merupakan grup komutatif;
2. Opersi perkaliannya bersifat asosiatif, yaitu untuk
setiap ;
3. Hukum distributif terpenuhi di R, yaitu untuk setiap
dan
(Dummit and Foote, 2004).
Contoh
Didefinisikan himpunan { | }. Selanjutnya didefinisikan dua
operasi pada S, yaitu dan dengan definisi :
i.
ii.
Pasangan membentuk ring.
2.8 Daerah Integral
Definisi 2.8.1
Jika dan elemen tak nol dari ring sedemikian sehingga , maka dan
adalah pembagi nol. Dengan kata lain adalah pembagi nol (Fraleigh, 2000).
Teorema 2.8.1
Dalam ring pembagi nol adalah elemen elemen yang tidak relatif prima
terhadap n (Fraleigh, 2000 ).
22
Akibat 2.8.2
Jika sebuah bilangan prima, maka tidak mempunyai pembagi nol.
Definisi 2.8.2
Ring komutatif dengan elemen satuan yang tak memuat pembagi nol disebut
daerah integral (Fraleigh, 2000).
Definisi 2.8.3
Misalkan adalah Daerah Integral dan 1 adalah elemen satuan di ,
merupakan unit jika dan hanya jika u membagi 1 sedemikian sehingga
untuk suatu . Dengan kata lain, mempunyai invers
terhadap operasi perkalian pada (Dummit and Foote, 2004).
Contoh
Elemen unit di adalah dari . karena | dan karena |
( )
Definisi 2.8.4
Misalkan dan bukan unit di daerah integral . dikatakan irreducible
jika di , maka unit atau unit di (Dummit and Foote, 2004).
23
2.9 Bilangan Bulat Gaussian
Definisi 2.9.1
Bilangan bulat Gaussian adalah bilangan kompleks yang bagian real dan bagian
imajinernya adalah bilangan bulat. Dengan operasi penjumlahan dan perkalian
bilangan kompleks, himpunan bilangan bulat Gaussian membentuk ring yang
dinotasikan dengan dan dituliskan dengan
{ | }
(Andreescu dkk, 2010).
Berikut ini akan dibuktikan bahwa himpunan semua bilangan bulat Gaussian
dengan operasi penjumlahan dan perkalian membentuk ring.
Teorema 2.9.1
Jika diberikan himpunan semua bilangan bulat Gaussian :
{ | }
Pada didefinisikan dua operasi :
(i) Operasi penjumlahan ( + ), yaitu :
(ii) Operasi perkalian ( ), yaitu :
maka, membentuk ring (Andresescu dkk, 2010).
24
Bukti
a. Harus dibuktikan grup komutatif.
(i) Diberikan sebarang , maka diperoleh:
Karena dan , maka .
Jadi operasi tertutup pada
(ii) Diberikan sebarang maka diperoleh:
Jadi operasi bersifat assosiatif pada .
(iii) Diberikan sebarang , maka terdapat
sehingga,
Dari persamaan
dan
Maka dan
Jadi merupakan elemen netral pada
(iv) Untuk setiap , terdapat sehingga,
25
Dari persamaan
dan
Maka dan
Jadi merupakan invers pada
(v) Diberikan sebarang , maka diperoleh :
Jadi operasi komutatif.
Dari (i), (ii), (iii), (iv), dan (v) disimpulkan < grup komutatif.
b. Terhadap per s per l () rus d bu t :
(i) Diberikan sebarang maka
karena dan , maka
J d per s tertutup p d .
(ii) Assosiatif
Diberikan sebarang , maka diperoleh:
26
( )
c. Terhadap operasi d rus d pe u
(i) Distributif kiri
Diberikan sebarang maka diperoleh:
(ii) Distributif kanan
Diberikan sebarang maka diperoleh:
27
Teorema 2.9.2
Ring merupakan daerah integral (Andresescu dkk, 2010).
Bukti
Untuk membuktikan ring daerah integral cukup dibuktikan.
( i ) Ring komutatif
Diberikan sebarang , maka diperoleh:
( ii ) Ring tidak memuat pembagi nol
Ring tidak memuat pembagi nol, sebab jika diambil sebarang
maka
2.10 Norm
Definisi 2.10.1
(a) Diberikan ruang linier . Fungsi yang memenuhi :
(i) untuk setiap dan
jika dan hanya jika
(ii) | | untuk setiap skalar dan
(iii) untuk setiap,
disebut norm.
28
(b) Ruang linier yang diperlengkapi dengan suatu norm seperti Definisi
2.10.1 (a) disebut ruang bernorm dan dituliskan dengan ( )
(Royden,2010).
Definisi 2.10.2
Misal untuk dan dengan
Diberikan fungsi yang memenuhi:
1. (i) untuk setiap .
(ii) jika dan hanya jika .
2. untuk setiap dan konstanta.
3. untuk setiap .
disebut sebagai norm.
Bukti
1. (i)
jelas.
(ii)
dengan dan .
Sehingga .
2.
29
Sehingga
3.
( )
( )
dengan .
Sehingga
2.11 Norm dan Unit dalam Ring Z[i]
Definisi 2.11.1
Norm pada merupakan fungsi :
Untuk . Maka, norm dari , disimbolkan dengan ,
terdefinisikan sebagai
.
Norm di atas menyatakan ukuran besaran dari elemen . Norm juga digunakan
untuk pembuktian eksistansi (keberadaan) unit dan keprimaan dalam ring .
Selain itu, norm juga digunakan untuk mengukur sisa keterbagian pada ring
30
Teorema 2.11.1
Fungsi norm bersifat multiplikatif, yaitu :
)) = N()N( ), (Andresescu dkk, 2010).
Bukti
Diberikan sebarang dengan dan , maka
diperoleh :
Akan dihitung dan N :
dan
Karena kedua hasil sama, jadi
Sifat multiplikatif norm N pada ini juga dapat digunakan untuk
menghubungkan struktur multiplikatif pada dengan struktur multiplikatif pada
, dan juga dapat untuk menghubungkan keterbagian, keprimaan pada
dengan keterbagian serta keprimaan dalam ring
Definisi 2.11.2
Misalkan . Bilangan bulat Gaussian dikatakan unit dari jika dan
hanya jika N
31
Sehingga unit dari adalah 1, -1, i,-i. Unit-unit tersebut dapat dicari dengan
cara berikut:
Diberikan sebarang , sebagai unit. Maka terdapat elemen lain
sedemikian sehingga,
( )
N (
Karena bilangan bulat, maka
Maka diperoleh solusi dan Dalam ring ,
maka solusi tersebut menjadi dan
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017.
3.2 Metode Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membangun konsep-konsep pada ring bilangan bulat Gaussian [ ], dengan
langkahlangkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan norm pada bilangan bulat Gaussian [ ]
b. Membangun sifat-sifat keterbagian pada bilangan bulat Gaussian [ ].
c. Mendefinisikan pengertian prima dalam ring [ ] dan sifat-sifatnya serta
memperumum teorema faktorisasi tungggal dari ke ring [ ]
2. Menggunakan konsep norm pada ring bilangan bulat Gaussian [ ] untuk
penyelesaian persamaan Diophantine non linear tiga variabel, dengan batasan
masalah pada persamaan-persamaan:
, ,
33
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengubah persamaan awal ke dalam bentuk persamaan yang memuat
bilangan bulat Gaussian.
b. Menunjukkan bahwa dan merupakan relatif prima di [ ]
dengan a,
c. Menunjukkan bahwa merupakan suatu kuadrat (atau kubik) atau
kelipatan suatu kuadrat (atau kubik) di [ ].
d. Menentukan solusi dari persamaan tersebut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Persamaan Diophantine adalah persamaan dengan variabel variabel tertentu
sehingga solusinya merupakan bilangan bulat. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, persamaan Diophantine non linear dapat diselesaikan dengan metode
ring [ ], dengan syarat persamaan tersebut dapat difaktorkan menjadi bilangan
bulat Gaussian [ ]. Penyelesaian tersebut menggunakan norm serta sifat sifat
faktorisasi tunggal dalam ring [ ] yang merupakan perumuman sifat-sifat
faktorisasi tunggal pada bilangan bulat . Dengan menjabarkan persamaan
Diophantine menjadi perkalian elemenelemen prima dalam ring [ ], akan
diperoleh solusi bilangan bulat yang memenuhi.
5.2 Saran
Pada penelitian ini hanya dibahas persamaan Diophantine non linear 3 variabel
dengan metode ring bilangan bulat Gaussian [ ]. Disarankan pada penelitian
selanjutnya untuk membahas persamaan Diophantine menggunakan bilangan
bulat Gaussian pada [ ] dengan lebih dari 3 variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Andreescu, T., Andrica, D., Cucurezeanu, I. 2010. An Introduction to Diophantine
Equation. Birkhauser. New York.
Burton, D.M. 1980. Elementary Number Theory. University Of New
Hampshire.United State of America.
Churchill, R., 1999. Complex Variable and Applications. McGraw-Hill. New
York.
Dummit, D.S., Foote, R.M. 2004. Abstract Algebra . Third Edition. Y&Y. United
States of America.
Fraleigh, J.B. 2000. A First Course In Abstract Algebra. Sixth Edition. Addison
Wesley Publishing Company, Inc. Philippines
Graham, M. 1975. Modern Elementary Mathematics. Harcort Brace Jonanovich,
inc. New York.
Grillet, P.A. 2007. Graduate Text In Mathematics. Second Edition. Springer. New
York
Royden, H. 2010. Real Analysis. Forth Edition. Pearson. United States of
America.
Sukirman, M. P. 1997. Ilmu Bilangan. Universitas Terbuka. Jakarta.
1. COVER.pdf2. ABSTRAK.pdf2.5 ABSTRACT.pdf3. COVER DALAM.pdf4.pdf5.pdf6.pdf7 RIWAYAT HIDUP.pdf8 PERSEMBAHAN.pdf8.5 KATA INSPIRASI.pdf9 SANWACANA.pdf10. DAFTAR ISI.pdf11 DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN.pdfBAB I.pdfBAB II.pdfBAB III.pdfBAB V.pdfDAFTAR PUSTAKA.pdf