KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun...

22
KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK A. Kilas Historis Konsep Kerja Kelompok Sejarah kelompok sama tuanya dengan sejarah manusia. Sejak awal kehidupan manusia, antara individu satu adegan dengan yang lainnya terkait dalam menciptakan kebersamaan. Selanjutnya, hasil dari perbuatan-perbuatan keompok dijadikan warisan yang dialihkan dari generasi ke generasi, sehingga membentuk pola-pola perilaku. Kelompok merupakan suatu jalan alamiah untuk berkomunikasi dan berhubungan antara seseorang dengan orang lain. Oleh karena itu, apabila berbicara sejarah kelompok tidak mengindikasikan tentang kapan atau dimana pertama kali kelompok dibentuk, tetapi seluruh kebudayaan menghasilgunakan kelompok di dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Secara khusus di dalam profesi-profesi bantuan seperti konseling, kelompok merupakan suatu sistem yang kritis untuk setiap pribadi. Sebagai suatu arena interaksi sosial, kelompok berpotensi menyediakan atau memenuhi suatu rentang kebutuhan manusia untuk: (a) memiliki dan diterima; (b) disahkan melalui proses umpan-balik; (c) bertukar pengalaman bersama dengan yang lain; dan (d) kesempatan bekerja dengan orang lain tentang tugas-tugas umum (Anderson & Carter, 1984: 115). Kendati kelompok didefinisikan dengan pelbagai cara, tampaknya pendapat Johnson dan Johnson (1991) melingkupi kualitas kebanyakan bentuk kelompok. Menurut mereka, kelompok adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, yang bertemu dalam interaksi tatap muka, dengan kesadaran satu sama lain akan kepemilikan dan pencapaian tujuan bersama (Samuel T. Gladding, 1995: 3-4). Sementara itu konsep kerja kelompok (group work) melingkupi seluruh tipe aktivitas yang ditampilkan oleh kelompok-kelompok yang teroraganisasikan, seperti kelompok tugas/kerja, bimbingan/psychoeducational, psikoterapi, dan konseling/pemecahan masalah interpersonal. Pada tahun 1990, konsep tersebut secara lebih khusus dikemukakan oleh The Association for Specialists in Group

Transcript of KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun...

Page 1: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

KONSEP, MODEL-MODEL, DAN

PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK

A. Kilas Historis Konsep Kerja Kelompok

Sejarah kelompok sama tuanya dengan sejarah manusia. Sejak awal

kehidupan manusia, antara individu satu adegan dengan yang lainnya terkait dalam

menciptakan kebersamaan. Selanjutnya, hasil dari perbuatan-perbuatan keompok

dijadikan warisan yang dialihkan dari generasi ke generasi, sehingga membentuk

pola-pola perilaku. Kelompok merupakan suatu jalan alamiah untuk berkomunikasi

dan berhubungan antara seseorang dengan orang lain. Oleh karena itu, apabila

berbicara sejarah kelompok tidak mengindikasikan tentang kapan atau dimana

pertama kali kelompok dibentuk, tetapi seluruh kebudayaan menghasilgunakan

kelompok di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Secara khusus di dalam profesi-profesi bantuan seperti konseling, kelompok

merupakan suatu sistem yang kritis untuk setiap pribadi. Sebagai suatu arena

interaksi sosial, kelompok berpotensi menyediakan atau memenuhi suatu rentang

kebutuhan manusia untuk: (a) memiliki dan diterima; (b) disahkan melalui proses

umpan-balik; (c) bertukar pengalaman bersama dengan yang lain; dan (d)

kesempatan bekerja dengan orang lain tentang tugas-tugas umum (Anderson &

Carter, 1984: 115).

Kendati kelompok didefinisikan dengan pelbagai cara, tampaknya pendapat

Johnson dan Johnson (1991) melingkupi kualitas kebanyakan bentuk kelompok.

Menurut mereka, kelompok adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih

individu, yang bertemu dalam interaksi tatap muka, dengan kesadaran satu sama

lain akan kepemilikan dan pencapaian tujuan bersama (Samuel T. Gladding, 1995:

3-4).

Sementara itu konsep kerja kelompok (group work) melingkupi seluruh tipe

aktivitas yang ditampilkan oleh kelompok-kelompok yang teroraganisasikan,

seperti kelompok tugas/kerja, bimbingan/psychoeducational, psikoterapi, dan

konseling/pemecahan masalah interpersonal. Pada tahun 1990, konsep tersebut

secara lebih khusus dikemukakan oleh The Association for Specialists in Group

Page 2: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

Work (ASGW, 1990) sebagai berikut, bahwa kerja kelompok diartikan sebagai suatu

praktek professional yang luas, yang mengarah kepada pemberian bantuan atau

penyelesaian tugas-tugas dalam suatu adegan (setting) kelompok. Definisi ini

mencakup penerapan teori dan proses kelompok oleh praktisi professional yang

terandalkan, yang membantu suatu keterikatan keumpulan orang satu sama lain

untuk mencapai tujuan mereka, yang mungkin bersifat pribadi, antar pribadi atau

yang berkaitan dengan tugas.

Kerja kelompok telah berkembang melaui pertumbuhan sejarah yang

berbeda. Di Inggris, pertengahan tahun 1800-an muncul suatu gerakan yang disebut

terapi moral (moral therapy) yang menyembuhkan pasien gangguan mental melalui

perlakuan di dalam adegan pedesaan untuk menghirup udara segar, melukis, serta

dirawat secara manusiawi.

Selama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan

dengan penekanan pada fungsionalitas dan penataran pragmatis. Perkembangan

keompok selepas tahun 1800-an menunjukkan suatu gerakan yang dinamis,

dikarenakan disumbang oleh kemunculan disiplin-disiplin psikologi, sosiologi,

filsafat, dan pendidikan. Jane Addams bereksperimen yang terfokus pada para

imigran dan yang miskin di Hull House, Chicago. Dia mengorganisasikan indivisu-

individu kepada budaya Amerika Baru atau diasingkan darinya, dengan maksud

dan memberdayakan kelompok melalui keikutsertaan mereka dalam membaca,

kerajinan tangan, dan aktivitas-aktivitas keompok. Focus dari Hull House terutama

pada hubungan timbal-balik yang mendorong “keterarahan-diri dan kehormatan-

diri individu”. Model kerja kelompok yang dirancang Addams menekankan pada

“masayarakat sosial yang luas” yang di dalamnya anggota kelompok memiliki asal-

usul, tujuan-tujuan, dan kebutuhan yang sama.

Masih pada tahap awal tahun 1900-an, tepatnya tahun 1905 di Rumah Sakit

Umum Massachusetts, Boston. Joseph Hersey Pratt merupkan orang pertama yang

menggunakan kelompok yang tidak berorientasi pada kerja/tugas atau tidak

mengutamakan pendidikan-psikologis (psychoeducational). Dia memulai

psikoterapi kelompok untuk pasien-pasien bekas pengidap turbeculosis (TBC) yang

berada dalam kondisi kronis dan depresi. Pratt merupakan orang pertama yang

Page 3: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

menulis tentang dinamika yang terjadi di dalam adegan kelompok, dan karyanya

dipersiapkan sebagai suatu model pemimpin-pemimpin lain mengeksplorasi ke

dalam kelompok mereka. Dia menggunakan kelompok untuk mengajar pasien cara-

cara merawat diri mereka sendiri, melalui penalaran-penalaran yang ekonomis dan

ramah (manusiawi).

Jesse B. Davis, kepala sekolah Grand Rapids High School di Michigan,

pada tahun 1907 mengarahkan kelas berbahasa Inggris setiap minggu yang

dicurahkan kepada “Bimbingan Moral dan Jabatan”. Dia tidak menekankan pada

dinamika dan proses kelompok, melainkan pada fungsionalitas suatu kelompok

sebagai lingkungan belajar keterampilan hidup dan nilai-nilai.

Awal kemajuan kerja terapeutik kelompok mengalami kelambatan dari

tahun 1910-1919. Pada masa tersebut Perang Dunia I terjadi, kelompok digunakan

dengan keras untuk kepentingan yang bermanfaat. Para tentara ditugaskan dalam

kelompok-kelompok perang. Selama masa itu dikembangkan tes-tes psikologis

kelompok, seperti Army Apha and Beta (tes inteligensi). Kelompok juga digunakan

dalam suatu cara yang terbatas untuk merawat para tentara yang kelelahan

bertempur. Dengan demikian, selama perang kerja tim ditekankan baik pada

personil sipil maupun militer.

Barulah pada tahun 1920-an-1930-an, hakikat kelompok-kelompok diteliti

secara lebih terbuka. Teori utama yang muncul di dalam gerakan kelompok adalah

dari J. L. Moreno. Ia menerbitkan makalah filosofis tentang metode-metode

kelompok, yang ditulis di bawah nama J. M. Levy. Seperti halnya di Eropa,

pandangan Moreno kemudian berpengaruh terhadap perkembangan teori dan

praktek kelompok di Amerika Serikat. Karya-karya tulisnya ditekankan pada

psikoanalitik dan perspektif psikologis psikodrama merumuskan “Theatre of

Spontaneity”. Ide Moreno kemudian mempengaruhi para ahli lain, seperti Fritz

Perls yang menemukan teknologi Gestalt; dan William Schutz yang membentuk

teknik-teknik pertemuan.

Bimbingan dan konseling kelompok menawali babakan bentuk baru.

Bentuk konseling kelompok merujuk kepada collective counseling dari Alfred

Adler, yang dilaporkan dan dipergunakan awal tahun 1922. Selama tahun 1920-an

Page 4: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

banyak pula dilakukan investigasi terhadap fenomena kelompok kecil oleh para

ilmuwan sosial. Allport (1924) meneliti tipe interaksi dan norma yang berlaku

dalam adegan kelompok kecil, serta bagaimana individu dipengaruhi oleh

kelompok. Penilaian tampilan kelompok melawan individu dilakukan oleh Gordon

(1924) dan Watson (1928).

Pada tahun 1930-an sejarah kerja kelompok tercatat dalam lima peristiwa

penting. Pertama, peningkatan publikasi dan praktek pendidikan psikologis dan

bimbingan kelompok. Kedua, J. L. Moreno melanjutkan menulis dan presentasi

kreatifnya. Ia memperkenalkan istilah terapi kelompok dan psikoterapi kelompok

ke dalam perbendaharaan profesi bantuan (1930: 1932). Moreno juga membentuk

perlakuan kelompok yang disebut Psikodrama. Ketiga, studi lapangan dilakukan

oleh para sosiolog, seperti Muzafer Sherif (1936), Theodore Newcomb dan W. F.

Whyte yang masing-masing hasil karya studi selama 3,5 tahun tentang sistem sosial

yang luas melalui pergerakan ke dalam daerah kumuh di Boston. Dia menemukan

gang, klub, dan organisasi politik yang berdampak dramatis terhadap kehidupan

individu. Keempat, selama decade tersebut pertama ditemukan tentang kelompok

bantuan-diri (self-help group) di Amerika dan alkoholik tanpa nama (Alcoholics

Anonymous). Terakhir, adalah fenomena pergerakan perlakuan psikoanalitik

terhadap matra kelompok.

Perang Dunia II dan tahun 1940-an dipandang sebagai periode awal kerja

kelompok modern. Dua arahan utama di dalam perkembangan resmi dari kelompok

selama masa ini, yaitu: (1) penulisan teori dan praktek dari Kurt Lewin dan Wilfred

Bion; dan (2) pematapan organisasi-organisasi kelompok. Iklim kerja kelompok

dikembangkan selama masa ini, yang merefleksikan reaksi perlawanan masyarakat

Amerika dan Inggris terhadap keotoriteran dan kediktatoran, dalam kerangka

mempertunjukkan kepedulian dan mendorong demokrasi.

Dekade 1950-an ditandai oleh perbaikan yang meningkat dalam

keseluruhan aspek kerja kelompok. Bales (1950) mencatat peran-peran stereotip

dari banyak kelompok yang kelebihan waktu yang gawat. Pada waktu yang

sama,Karen Horney, Harry Stack Sullivan dan Carl Rogers mengembangkan

Page 5: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

perspektif teori yang berbeda terhadap “adegan klinis yang berbeda untuk tipe

permasalahan klinis yang berbeda pula”.

Selama 1950-an prosedur kelompok mulai diterapkan pada praktek

konseling keluarga, yang antara lain dipelopori oleh Rudolph Dreikurs; yang pada

awalnya bekerja dengan kelompok orang tua. Konsep baru tentang kelompok pun

berkembang pada masa ini. Istilah kelompok perkembangan (developmental group)

awalnya digunkan oleh Richard Blake dan Jane Mouton. Buku teks pertama tentang

kerja kelompok diterbitkan tahun 1958, yang berjudul Counseling and Learning

through Discussion oleh Helen I. Driver. Terminologi kerja dengan kelompok

menjamur pada decade 1950-an. Sejumlah tipe baru kelompok yang disebut

“kelompok mutu/quality groups” diimplementasikan oleh orang Jepang di bawah

pengarahan ahli kelompok tugas/kerja W. Edwards Deming. Tipe-tipe kelompok

ini selanjutnya mempengeruhi industry Amerika pada dekade 1980-an.

Kerja kelompok, secara khusus konseling dan psikoterapi kelompok

terkenal di tahun 1960-an. Para praktisi kelompok mempopulerkannya pada The

New York Times yang merancang tahun 1968 sebagai tahun kelompok. Dua

kelompok yang poupler dengan sebutan Marathon groups (George Bach dan Fred

Stoller, 1964) dan basic encounter group atau encounter group (kelompok

pertemuan) dikembangkan oleh Carl Rogers (1967) dari teoti konseling individual.

Berbagai peristiwa penting dari periode ini patut pula dicatat, khususnya dalam

perkembangan teori dan praktek kelompok. Para pakar teori sekaligus praktisi yang

berorientasi eksistensial-humanistik, yang dikenal pada decade ini, antara lain Fritz

Perls (1967); Eric Berne (1964;1966); William C. Schutz (1967); Jack Gibb (1961);

George Bach (1967) dam Carl Rogers.

Penelitian kelompok kerja dan pertumbuhan kelompok bantuan-diri

diperhalus selama decade 1970-an dan 1980-an. Kelompok kerja/tugas menjadi

lebih penting dan berpengaruh dari tahun 1970-an hingga kini. Kelompok

pendidikan psikologis dimunculkan kembali selam periode penting 1980-an dan

1990-an. Etika dan standar professional untuk pemimpin kelompok diadopsi pada

masa 90-an, serta organisasi-organisasi kelompok mulai melanjutkan

pertumbuhannya dengan subur.

Page 6: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

Berkaitan dengan kilasan sejarah kelompok di atas, George M. Gazda

(1984) memetakan garis waktu historis tentang prosedur-prosedur kelompok, yang

didukung oleh fakta yang komprehensif.

Kilasan sejarah perkambangan kelompok yang terpaparkan di atas berasal

dan bersumber dari belahan dunia Barat, khususnya di Indonesia, untuk meninjau

perkembangan konsep dan praksis konseling kelompok, tampaknya tidak dapat

dipisahkan dari garis historis perkembangan pendidikan. Rochman Natawidjaja

dalam hal ini mengisyaratkan perspektif pemikiran dan praksis kependidikan yang

konsisten dalam mengembangkan bimbingan pada umumnya, dan konseling

kelompok pada khususnya.

Menurut Rochman (1987), jauh sebelum masyarakat Indonesia bersentuhan

dengan budaya Amerika Serikat, Ki Hajar Dewantara telah menciptakan sistem

pendidikan yang pada gilirannya diambil sebagai dasar pengembangan pendidikan

nasional, termasuk konsep dasar bimbingan.

Namun untuk memperoleh fakta empirik yang menggambarkan sejarah

perkembangan bimbingan dalam keseluruhan adegan pendidikan, diperlukan suatu

penelitian yang terpadu dan komprehensif dari kalangan yang mempedulikannya.

Hasil dari penelitian yang dimaksud, pada gilirannya akan memperkaya khazanah

pemikiran dan dapat dijadikan bahan masukan untuk memprediksi kecenderungan

arah bimbingan pada masa-masa mendatang.

B. Model-model Utama Kerja Kelompok

Gladding (1995) menggunakan empat model untuk memandang kelompok

yang difokuskan pada standar-standar kelompok, yakni: (1) Teori Sistem Umum

(General System Theory); (2) Teori Kelompok Terfokus-Kontak (Contact-Focused

Group Theory); (3) Model Kelompok TRAC (tasking, relating, acquiring, and

contacting); dan (4) Model Kelompok Standar/Spesial (Specialty/Standards Model

of Groups).

Model (1) dipandang sebagau suatu cara utama yang menjelaskan kelompok

dan proses-prosesnya. Dari perspektif ini, suatu kelompok dipandang sebagai

perangkat organisme tunggal yang umumnya disebut anggota, yang lebih satu

periode waktu atau periode-penyelaan ganda, bertalian tatap muka satu sama lain,

Page 7: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

memproses materi-energi dan informasi. Dalam model sistematik ini, anggota

kelompok yang selalu menentukan antara kebutuhan-kebutuhan untuk

membedakan mereka sendiri dan memadukan dengan yang lain. Dalam cara ini,

mereka mirip satu keluarga. Dari perspektif sistem, pimpinan kelompok harus

mengubah upaya-upaya mereka dalam anggota bantuan dan kelompok sebagai

suatu keseluruhan yang mencapai keseimbangan dari kebutuhan-kebutuhannya.

Pimpinan, dengan demikian sebagai pengembang kelompok.

Kepercayaan utama dari model sistem umum adalah kesehatan kelompok

itu sendiri. Kelompok mungkin bekerja di dalam suatu cara yang fungsional atau

disfungsional bergantung pada banyak factor, antara lain pertalian antar pribadi,

kesehatan mental individu yang terlibat, dan keterampilan pemimpin kelompok.

Model (2) memfokuskan pada tujuan kelompok, malahan pada dinamika-

dinamika mereka sebagaimana dalam teori sistem umum di atas. Tiga kelompok

kontak utama yang dijelaskan dalam model ini, yaitu: bimbingan kelompok,

konseling kelompok, dan psikoterapi kelompok. Di dalam beberapa kasus, sulit

membedakan ketiga kelompok tersebut. Menurut Ohlsen (1977) letak perbedaan

antara konseling kelompok dengan psikoterapi kelompok adalah lebih pada hasil

dari keterlibatan orang, alih-alih pada proses itu sendiri. Perbedaan antara ketiga

kelompok tersebut menurut Mahler (1971) terletak pada: (1) pembatasan awal

tujuan kelompok; (2) ukuran kelompok; (3) pengelolaan isi; (4) lamanya kehidupan

kelompok; (5) tanggung jawab pemimpin; (6) kepelikan masalah; (7) kompetensi

pemimpin.

Gazda (1984: 1989) dan Rochman Natawidjaja (1987) mengukur perbedaan

dan persamaan ketiga tipe kelompok yang dimaksud dalam suatu cara yang

kontinum. Dalam hal ini tampak tujuan-tujuan yang tumpang tindih, kompetensi

professional dan kekhasan masing-masing, seperti tergambar sebagai berikut.

Page 8: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

Pencegahan dan

kemudahan

Pertumbuhan

Pencegahan-kemudahan

dan penyembuhan Penyembuhan

Bimbingan kelompok

Kelompok latihan

keterampilan hidup

(keterampilan sosial)

Koseling kelompok

Kelompok-latihan

Kelompok latihan

kepekaan

Kelompok

perkembangan

organisasional

Kelomok pertemuan

Kelompok berstruktur

(termasuk latihan

keterampilan hidup)

Psikoterapi kelompok

Kelompok latihan

Keterampilan hidup

(keterampilan sosial)

Gambar 1.1 hubungan antara Proses-proses Kelompok

Sumber: Diramu dari George M. Gazda (1984: 1989); Rochman Natawidjaja

(1987); dan Samuel T. Gladding (1995).

Model (3) dikenal melalui singkatan TRAC (tasking/penugasan;

relating/pertalian; acquiring/perolehan; dan contacting/hubungan kontak). Tiap-

tiap tulisan tersebut menampilkan suatu area di dalam gambaran total kerja

kelompok, yang dipetakan dalam gambar2.1 berikut.

Page 9: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

Gambar 2.1. Peta Proses dan Manajemen Kelompok TRAC

Sumber: Samuel T. Gladding (1995: 18)

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa kelompok penugasan difokuskan pada

pencapian tugas; sementara dalam kelompok pertalian tujuan dicapai untuk

meningkatkan pilihan-pilihan bagi pergerakan ke dalam kehidupan tiap pribadi;

sedangkan kelompok perolehan diarahkan kepada hasil belajar anggota yang dapat

diterapkan kepada yang lain. Akhirnya kelompok hubungan-kontak difokuskan

pada pertumbuhan individual para anggota.

Model yang terakhir (4), yaitu model kelompok standar/spesial, kelompok

dibatasi menurut tujuan, fokus, dan kompetensi yang dibutuhkan mereka. ASGW

(1990) mengembangkan standar untuk setiap kelompok ke dalam empat tipe, yaitu:

(1) bimbingan/pendidikan psikologis; (2) konseling/pemecahan masalah antar

pribadi; (3) psikoterapi/rekonstruksi kepribadian; dan (4) tugas/kerja. Keempat

kelompok standar tersebut memerlukan keterampilan-keterampilan ini yang mirip,

seperti keterampilan bekerja untuk membangun kekompakan dan memecahkan

Page 10: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

konflik; serta keterampilan khusus untuk kepentingan yang khusus pula, seperti

pengetahuan menggemakan pengajaran, dan teknik-teknik praktis dalam kelompok

pendidikan psikologis.

D. Persoalan Etik dan Legal Kerja Kelompok

Konselor sebagai pemimpin kerja kelompok selalu dituntut untuk membuat

keputusan yang tepat dan bijaksana, yang menunjukkan kinerja profesionalnya.

Setiap keputusan yang dihasilkannya didasarkan atas pedoman etik organisasi

profesional yang telah disepakati, baik pada tingkat lokal (daerah) maupun tingkat

nasional. Para praktisi kerja kelompok terkadang dibingungkan disaat harus

mengambil keputusan; apakah berlandaskan pedoman etik, standar-standar legal,

atau keduanya. Etik dan hukum tidaklah satu dan sama. Namun para konselor di

dalam pembuatan keputusan yang terbaik dan bijaksana, seyogianya menggunakan

pelbagai informasi dan sumber yagn terandalkan

Informasi yang sekadarnya tidaklah cukup. Pengetahuan tentang etik itu

sendiri bukanlah jaminan berperilaku etik sebagaimana mestinya. Pimpinan atau

konselor dan anggota kelompok harus selalu mempraktekkan apa yang mereka

pelajari. Hanya dengan praktek, keterampilan bernalar mereka yang bekerja dalam

kelompok menjadi tajam serta melandasi perilaku dengan segala konsekuensinya.

Oleh karena itu, pengambilan keputusan etik dan legal adalah suatu aktivitas

dinamis yang membutuhkan perhatian hati-hati, bila konselor kelompok ingin tetap

bertahan dan bertindak searah dengan minat para anggota kelompok. Hal tersebut

menjadi tanggung jawab setiap pimpinan kelompok untuk berusaha berpikir secara

etik dan bertindak secara pprofesional.

Kerja kelompok merupakan merupakan suatu proses yang kompleks,

sehingga mereka yang terlibat di dalamnya harus mempertimbangkan pelbagai segi.

Oleh karena itu, pada bagian berikut dikupas tentang hakikat dan persoalan etis

serta peraturan-peraturan legal yang berpengaruh terhadap bidang kerja kelompok.

E. Hakikat dan Persoalan Etis Kerja Kelompok

Dalam kerja kelompok, etis didefinisikan sebgai aturan-aturan tingkah laku

berdasarkan atas seperangkat nilai-nilai professional. Berperilaku etis adalah

bertindak di dalam suatu cara yang diterima secara professional berdasarkan atas

Page 11: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

nilai-nilai. Perlakuan etis, dengan demikian merupakan penarikan kesimpulan yang

benar dan tepat berdasarkan atas nilai-nilai.

Adapun persoalan pokok (issues) yang berkaitan dengan kode etik

professional dan seyogianya diperhatikan dalam penyelenggaraan kerja kelompok,

yaitu mencakup: (1) Latihan pimpinan kelompok; (2) Penyaringan anggota

kelompok; (3) Hak anggota kelompok; (4) Kerahasiaan; (5) Hubungan pribadi

antara anggota dengan pimpinan kelompok; (6) Hubungan rangkap; (7) Hubungan

pribadi antar anggota; (8) Penggunaan teknik-teknik kelompok; (9) Nilai-nilai

pimpinan; (10) Rujukan; dan (11) Pengakhiran dan tindak lanjut.

1. Latihan Pimpinan Kelompok

Ciri-ciri atau karakteristik pimpinan kelompok merupakan hal yang vital

dalam kerja kelompok. Ciri-ciri yang dimaksudkan mencakup kualitas kesadaran

diri, ketulusan, kemampuan untuk membentuk kehangatan, memelihara hubungan,

kepekaan dan pemahaman, kepercayaan-diri, rasa humor, fleksibilitas perilaku dan

kemauan untuk menilai-diri. Tanpa ciri-ciri tersebut, para pimpinan kelompok atau

konselor berpotensi untuk tidak efektif dan mengalami kesulitan dalam menjalin

hubungan antar pribadi.

Biasanya individu yang menjadi pimpinan kelompok mengikuti latihan

lanjutan, yang diselenggarakan dan merupakan tanggung jawab program

pendidikan profesional. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa para

lulusannya terintegrasi secara pribadi dan kompeten untuk terlibat dalam

memimpin kelompok.

Di samping kualitas pribadi, dalam latihan pimpinan kelompok tercakup

pula materi-materi pelatihan dan pengalaman praktek yang terpilih. Bagi individu-

individu yang bermaksud untuk menjadi pimpinan kelompok, dibutuhkan materi

pelajaran tentang kepribadian, perilaku menyimpang, teori konseling, hubungan

manusiawi sistematis, dan pengukuran, sebagimana dibutuhkan pula pengajaran

tentang teori dan praktek kerja kelompok (Vander Kolk, 1985). Menurut Corey,

dkk. (1993) dan Yalom (1985), mereka juga perlu terlibat di dalam tipe-tipe

Page 12: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

pengalaman kelompok yang berbeda, baik sebgai peserta dan pemimpin, maupun

sebagai pendamping pimpinan.

Kemampuan khusus yang menjadi standar professonal pimpinan kelompok

menurut Association for Specialitis in Group Work (ASGW, 1990) mencakup tiga

kelompok besar, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan khusus,

kemampuan dalam bidang keterampilan khusus, dan pengalaman memimpin klinis.

Rochman Natawidjaja (1987) merinci ketiga kemampuan khusus itu sebagai

berikut. Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan meliputi: (1) teori-teori

utama mengenai konseling kelompok, termasuk persamaan dan perbedaan di antara

teori-teori itu; (2) prinsip-prinsip pokok tentang dinamika kelompok serta gagasan-

gagasan dasar mengenani proses kelompok; (3) kekuatan dan kelemahan diri

sendiri, nilai-nilai hidup yang dianutnya dan ciri-ciri pribadinya sendiri yang dapat

memberikan pengaruh terhadap kemampuan sebagainya pemimpin kelompok; (4)

persoalan-persoalan pokok mengenai etika dan profesi yang khusus berkaitan

dengan pekerjaan kelompok; (5) informasi mutakhir tentang penelitian dalam

bidang pekerjaan kelompok; (6) peranan dan perilaku yang bersifat memudahkan

peserta konseling kelompok yang mungkin diharapkan oleh para peserta itu; (7)

keuntungan dan kerugian dari pekerjaan keompok dan situasi-situasi saat kerja

kemlompok tepat atau tidak tepat digunakan sebagai suatu bentuk intervesensi yagn

bersifat terapeutik; dan (8) ciri-ciri interaksi kelompok dan peranan konselor yang

terlibat dalam tahap-tahap perkembangan kelompok.

Kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan khusus yang seyogianya

dikuasai seorang konselor kelompok, mencakup: (1) mampu menyaring dan

menilai kesiapan klien untuk turut serta dalam suatu kelompok; (2) memiliki

definisi yang jelas mengenai konseling kelompok dan mampu menerangkan tujuan

serta prosedur konseling kelompok kepada para anggota kelompok; (3)

mendiagnosis perilaku yang merusak diri sendiri pada para anggota kelompok dan

mampu menangani kasusu-kasus yang memperlihatkan perilaku demikian itu

dalam kelompok yang bersangkutan dengan cara yang konstruktif; (4) membuat

model perilaku yang tepat untuk para anggota kelompok; (5) menafsirkan perilaku

non verbal secara teliti dan tepat; (6) menggunakan keterampilan yagn dimilikanya

Page 13: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

dengan cara yang tepat pada waktunya dan efektif; (7) melakukan penangan

masalah pada saat yang kritis dalam keseluruhan proses kelompok; (8) mampu

memanfaatkan teknik, strategi dan prosedur konseling kelompok; (9)

menggerakkan factor-faktor terapeutik yang dapat menimbulkan perubahan-

perubahan tertentu, baik dalam kelompok maupun pada diri individu anggotanya;

(10) mampu menggunakan prosedur kelompok penunjan gseperti pemberian

pekerjaan rumah; (11) mampu bekerja sama dengan pemimpin kelompok yagn lain

secara efektif; (12) mampu secara efektif mengarahkan pertemuan kelompok

menuju kepada penutupannya dan mampu mengakhirinya; (13) mampu

menggunakan prosedur tindak lanjut untuk mempertahankan dan menunjang hasil

konseling yagn telah diperoleh anggota kelompok yang bersangkutan; dan (14)

mampu menggunakan prosedur penilaian untuk mengetahui hasil kegiatan

kelompok.

Dalam hal kemampuan yang berkaitan dengan pengalaman memimpin

klinis, seorang kelompok harus mampu: (1) membuat kritis mengenai rekaman

kegiatan kelompok; (2) mengamati pelaksanaan konseling kelompok; (3) turut serta

sebagai seorang anggota dalam kelompok; (4) menjadi pendamping pemimpin

kelompok; (5) melakukan praktek konseling kelompok secara madiri; dan (6)

melaksanakan program magang (internship).

Sekaitan dengan etika kepemimpinan kelompok sangatlah penting

diperhatikan, bahwa para konselor seharusnya memahami keterbatasan dirinya

dalam kemampuan, keterampilan, ataupun dalam pengalaman praktis. Dengan

pemahaman seperti itu, para konselor tidak sembarang membantu atau memimpin

konseling kelompok yagn di luar keterbatasannya.

Bagi pemimpin konseling kelompok pemula, sangatlah dianjurkan untuk

banyak belajar mengenali dan memperkaya pengalaman kerja dengan sejumlah

persoalan pokok professional dan personal yang berpengaruh terhadap kemampuan

memandu kelompok.

2. Penyaringan Anggota Kelompok Potensial

Page 14: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

Penyaringan anggota kelompok potensial merupakan persoalan pokok yang

kedua di dalam kerja kelompok. Proses ini lebih sulit daripada yang diduga, dan

menjadi peristiwa yang lebih kompleks manakala kelompok terdiri dari anggota

tidak sukarela (nonvolunteers).

Tugas penyaringan pada dasarnya meliputi tiga proses sebagai berikut.

Pertama, diawali ketika pemimpin kelompok memformulasikan tipe kelompok

yang disukai dan sesuai dengan kualifikasi kepemimpinannya. Kedua, proses

rekrutmen atau penerimaan. Dalam proses ini, pemimpin atau konselor sudah

menentukan bahwa dirinya tidak salah tampil pada tipe kelompok yang harus

dipadunya. Dalam proses penerimaan, anggota potensial berhak utuk mengetahui

tujuan-tujuan kelompok, prosedur dasar yang digunakan, apa yang diharapkan

sebagai anggota peserta dan dari pimpinan kelompok, serta berbagai risiko

sebagaimana keikutsertaan dalam kelompok. Penerimaan ke dalam kelompok

dipandu dalam sejumlah cara, mencakup penyebaran percobaan sebagaimana

halnya pengarahan, kontak pribadi dengan anggota kelompok dari bantuan

professional yang memungkinan diketahui kecocokan individu-individu untuk

setiap pengalaman. Ketiga, adalah tugas penyaringan para pelamar oleh pemimpin

untuk memastikan bahwa mereka sanggup memberi manfaat dan menyumbang

terhadap kelompok. Tipe penyaringan ini menyangkut kepemimpinan satu persatu

atau kelompok untuk membangun hubungan, menjelaskan norma-norma dan

harapan perilaku kelompok, serta untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang

kelompok yang mungkin dimiliki individu pelamar.

Suatu aspek penyaringan yang penting di samping menyediakan kontak

pribadi, juga untuk mengetahui apakah anggota kelompok potensial sekarang

tengah berada dalam berbagai perlakuan kesehatan mental. Jika mereka sedang

dalam perlakuan, maka yang esensial bagi pimpinan kelompok adalah mengontak

pemberi layanan kesehatan mental lain itu dan menginformasikan tentang

keinginan anggota potensial untuk berperan-serta dalam kelompok (Gazda, 1989).

Anggota kelompok potensial akhirnya haris memutuskan, apakah akan bekerja

sama atau tidak dalam kolabari dengan professional itu.

Page 15: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

3. Hak-hak Anggota Kelompok

Anggota kelompok memiliki hak yang harus dihormati dan dilindungi , apabila

kelompok ingin berlangsung baik. Hak-hak yang dimaksud seimbang dengan hak-

hak pengguna layanan professional.

Pedoman khusus yang berkaitan dengan hak dalam situasi-situasi kelompok

yang terutama harus dilindungi menurut Pedoman Etik untuk Konselor Kelompok

(ASGW, 1989) adalah sebagai berikut. Anggota kelompk harus diberitahu sebelum

menajdi anggota kelompok, bahwa peran-serta mereka di dalam kelompok adalah

sukarela dan mereka dapat meninggalkan kelompok kapanpun mereka kehendaki.

Selanjutnya, anggota kelompok berhak untuk menolak mengikuti perintah-perintah

atau saran-saran dari pimpinan dan anggota yang lain. Mereka harus berharap untuk

dirawat dan dihormatisecara individual serta dilindungi dari ancaman dan intimidai

fisik dan psikologis. Meerka juga harus diberitahu sejelas mungkin tentang yang

dapat dan tidak dapat dilakukan oleh pimpinan kelompok. Pada dasarnya, anggota

kelompok berhak untuk mengetahui serealistik mungkin tentang tipe prosedur

kelompok yang dipergunakan dan risiko keterlibatan mereka.

4. Kerahasiaan

Kerahasiaan adalah hak anggota kelompok. Setiap anggota berhak untuk

menyatakan pemikiran-pemikiran pribadi, perasaan-perasaan, dan

menginformasikan kepada pimpinan dan anggota kelompok yang lain serta

mengharapkan, bahwa tiada jalan bagi yang bukan anggota kelompok untuk

mempelajari hal-hal tersebut. Apabila anggota kelompok tidak sanggup memelihara

rahasia, maka kehancuran proses kelompok yang akan terjadi. Landasan

pemeliharaan rahasia adalah materi kepercayaan. Kelompok yang berkeinginan

produktif, mensyaratkan anggotanya saling percaya satu sama lain.

Menurut Rochman Natawidjaja (1987) kerahasiaan merupakan persoalan

pokok yang paling penting dalam konseling kelompok. Ini bukan hanya berarti

bahwa konselor harus memelihara kerahasiaan tentang apa yang terjadi dalam

konseling kelompok itu, melainkan juga konselor sebagai pemimpin harus

menekankan kepada semua peserta pentingnya pemeliharaan kerahasiaan itu.

Page 16: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

Mereka harus diingatkan, bahwa segala sesuatu yang terjadi selama konseling

kelompok berlangsung merupakan rahasia mereka bersama sebagai kelompok.

Konselor sebagai pemimpin kelompok harus menghadapi kepentingan dan

kenyataan kerahasiaan selama proses penyaringan awal kelompok. Ini harus pula

ditegaskan kepada anggota kelompok potensial, bahwa kerahasiaan diharapkan

setiap orang di dalam kelompok dalam rangka menumbuhkan kepercayaan,

kekompakkan, dan pertumbuhan.

Terkadang konselor harus mengetahui, bahwa di antara anggota kelompok tidak

dapat menjamin kerahasiaan dan mungkin hal itu berkaitan dengan kasus etis dan

atau peraturan hukum yang mendorong konselor membuka kerahasiaan. Namun,

untuk menetukan batas kerahasiaan itu sendiri, sangat bergantung kepada para

peserta konseling kelompok. Dalam hal ini, konselor perlu tanggap terhadap

kehendak kelompok untuk membatasi kerahasiaan itu.

Ada beberapa hal yang menimbulkan kekecualian di dalam memelihara

kerahasiaan. Apabila tindakan peserta dalam konseling kelompok tertentu

memungkinkan syatu kerugian atau bahaya terhadap orang lain atau kepada

kepentingan umum, maka konselor seyogiayanya mempertimbangkan peristiwa itu

untuk dapat pengusutan lebih lanjut oleh pihak lain yang lebih berwenang. Untuk

hal ini, konselor seyogiayanya memeberikan informasi terbatas kepada pihak yang

berwenang itu. Walaupun demikian, penyampaian informasi semacam itu

seyogianya dilakuakn atas sepengetahuan individu peserta yang bersangkutan.

Dengan demikian, konselor tetap menghormati hak peserta yang bersangkutan

untuk mengetahui dan mengatur perilakunya. Dalam ‘pelanggaran’ terhadap

kerahasiaan itu, konselor perlu memahami peraturan hukum yang berlaku yang

berkenaan dengan persoalan tersebut. Dalam hal kode etik profesional konselor

telah bebrbaur dengan kode etik profesional hukum dan kepengacaraan.

5. Hubungan pribadi antara anggota dengan pimpinan kelompok

Ragam dan jenis hubungan anggota kelompok dengan pimpinan akan

bervariasi dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Dalam kelompok tugas/kerja,

kontak kebetulan antara anggota dengan pemimpin kelompok biasanya tidak dapat

Page 17: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

dihindari dan mungkin produktif. Bagaimanapun dalam kelompok terapeutik,

setiap kontak adalah mungkin menjadi tidak pantas dan dapat destruktif untuk

keterlibatan pribadi sebagaimana keterlibatan kelompok secara keseluruhan. Hal ini

adalah lebih mungkin, bahwa hubungan antara anggota dengan pemimmpin

kelompok akan mengganggu terhadap kelompok sebagai keseluruhan, jika mereka

tidak menangani secara hati-hati.

Setiap hubungan yang mengutamakan pilih kasih dapat merupakan suatu

hambatan untuk memfokuskan pada topik personal yang penting ke dalam konteks

kelompok itu sendiri. Biasanya, kontak pribadi di luar antara pemimpim kelompok

dengan anggota dalam konseling kelompok dilarang atau menghamabat, karena

perilaku tersebut memungkinkan untuk menimbulkan ketergantungan. Bahkan

menurut ASGW (1989) perilaku tersebut termasuk pelanggaran.

6. Hubungan rangkap

Hubungan rangkap berlangsung ketika pimpinan kelompok menemukan

dirinya sendiri dalam dua peran yang bertentangan secara potensial dengan anggota

kelompok. Di dalam adegan konseling, seorang pemimpin kelompok mungkin juga

menjadi guru para anggota. Hubungan rangkap dapat berpengaruh negatif terhadap

orang yang terlibat di dalam kerja kelompok, baik secara halus/tidak ketara maupun

nyata. Oleh karena itu, hubungan rangkap sebaikanya dihindarkan.

Jika hubungan rangkap tidak dapat dihindari, maka harus dieksplorasi

secara hati-hati oleh dan memerlukan kepedulian klien seluruhnya, serta dipantau

secara ketat oleh pihak luar yang netral. Setiap suatu perangkat adalah preventif,

tetapi solusi terbaik kedua adalah mengakhiri setiap hubungan yang dimaksud.

7. Hubungan pribadi antar anggota kelompok

Jika kontak antar anggita di luar kelompok mengahsilkan bagian kelompok

dan menjadi gangguan, maka pimpinan kelompok hendaknya menangani hal itu.

Secara keseluruhan, fokus fokus dari kelompok harus menjadi hubungan yang

terbuka ke dalam adegan kelompok. Hal ini merupakan harga dan saling

mempengaruhi yang halus antara anggota kelompok dengan lingkungan kelompok,

dan saat tiap anggota membentuk dan merespons terhadap kehidupan sosial mereka.

Page 18: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

Interaksi yang lebih spontan, lebih bervariasi akan menjadi lingkungan dan

meningkatkan kemungkinan bahwa persoalan seluruh anggota akan menjadi

bersinggungan.

Faktor yang umumnya menentukan persoalan tersebut adalah konteks.

Terkadang, dalam konteks tertentu hubungan di antara anggota di luar kelompok

terstruktur justru menyembuhkan, terkadang untuk konteks yang lain akan menjadi

gangguan. Oleh karena itu, konselor sejak awal harus mengantisipasi serta

meningkatkan peserta akan kemungkinan terjadinya hubungan seperti itu.

8. Penggunaan teknik-teknik kelompok

Tekni-teknik atau latihan cara-cara yang terstruktur menggerakan para

anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka dapat memiliki suatu kekuatan

yang berpengaruh terhadap anggota kelompok dan terhadap perubahan serta kerja

sama mereka. Mereka juga dapat mencegah pasang-surut alamiah dari kelompok

dan mungkin diragukan secara etis.

Terdapat teknik-teknik khusus untuk situasi dan tahapan yang berbeda

dalam suatu kelompok. Corey (1990) mengakui bahwa latihan terstruktur adalah

baik ketika mereka difokuskan pada pencapaian tujuan-tujuan kelompok dan atau

anggota kelompok. Pimpinan kelompok berhadapan dengan persoalan etis ketika

dirinya kekurangan keterampilan atau kepekaan untuk menggunakan latihan

sebagaimana mestinya.

Dalam memilih suatu latihan untuk kelompok, konselor harus selalu

memiliki alasan dan harus merangkai latihan yang sesuai dengan pemenuhan

kebutuhan kelompok. Oleh karena itu, penggunaan teknik yang terpisah dari

hubungan dan bermacam teori untuk melakukan “tipu-daya” merupakan cara-cara

kerja yang tidak profesional dan tidak etis.

Terdapat 12 macam latihan yang dapat dikerjakan pemimpin kelompok,

yaitu menulis, bergerak, menyentuh, hubungan dua dan tiga arah, pergiliran, seni

dan keterampilan, membaca fantasi umum, umpan-balik, kepercayaan, dilema

moral, dan keputusan kelompok (Jacobs, dkk., 1988). Kapanpun latihan digunakan

dalam kelompok, seyogiayanya diproses melalui persetujuan kelompok dan

Page 19: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

diinformasikan demi kebaikan mereka maupun kelompok sendiri. Adapun cara-

cara pemerosesan mencakup pertukaran di dalam kelompok kecil, pertukaran di

dalam kelompok secara keseluruhan, atau kombinasi daro metode-metode tersebut.

9. Nilai-nilai pimpinan

Pemimpin atau konselor kelompok memiliki nilai-nilai yang baik dn buruk,

yang mempengaruhi tujuan, metode, dan puncak keberhasilan kerja dan konseling

kelompok. Pemimpin yang berusaha untuk menyembunyikan nilai-nilainya dalam

situasi tertentu mungkin secara nyata melakukan kesalahan alih-alih kebaikan.

Bagaimanapun pemimpin harus hati-hati tidak memaksakan nilai-nilainya pada

anggota kelompok.

Tanggung jawab puncak dari anggota kelompok adalah membuat keputusan

berdasarkan nilai-nilai terbaiknya. Pemimpin membantu anggota dalam

mengeksplorasi nilai-nilai yang mereka pelihara dengan baik. Jika pemimpin dan

anggota kelompok memiliki konflik nilai-nilai, maka pemimpin bertanggungjawab

untuk membuat referral (rujukan). Hal ini penting diperhatikan dan disadari oleh

pemimpin akan pengaruh nilai-nilai di dalam pelbagai bidang kelompok. Dengan

demikian, kesadaran konselor akan nilai-nilai yang mempengaruhi konseling

kelompok merupaan salah satu segi tanggung jawab profesioanl dan etis yang tidak

dapat diabaikan.

10. Rujukan

Rujukan adalah pengalihan anggota kepada kelompok lain, yang dihasilkan

ketika pimpinan kelompok secara nyata tidak dapat membantu anggota untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan; atau rujukan dilaksanakan pula

ketika terjadi konflik antara pimpinan dengan anggota yang sulit untuk dipecahkan.

Proses membuat rujukan meliputi pengukuran nilai-nilai yang sewajarnya

dan keterbatasan pimpinan kelompok. Tahapan dalam proses rujukan mencaup: (1)

pengidentifikasian kebutuhan untuk merujuk; (2) penilaian sumber rujukan yang

potensial; (3) mempersiapkan klien untuk rujukan; dan (4) mengkoordinasikan

pengalihan.

Page 20: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

11. Pengakhiran dan tindak lanjut

Pengakhiran dan tindak lanjut menjadi persoalan pokok etis dikarenakan

kesalahan kelalaian daripada kesalahan kepanitiaan. Kelompok membutuhkan

tindakan berbentuk pembukaan sebelum pengakhiran. Persoalan pokoknua

berkaitan dengan kelekatan dan pelepasan yang terutama pada saat pengakhiran.

Dalam hal ini, pimpinan kelompok hendaknya menginformasikan kepada anggota

tentang tahapan-tahapan yang bakal ditempuh di antara sesi-sesi konsultasi

bersama; kapan mulai aktivitas dan kapan berakhir suatu kelompok. Di antara

tahapan atau sesi-sesi yang dimaksud, diinformasikan pula kemajuan serta dampak

yang diperoleh dari kerja kelompok berikut kelanjutannya. Di samping itu, tindak

lanjut setelah pengakhiran juga menguntungkan konselor serta membantu menilai

keefektifan apa yang dilakukan di dalam dan mengembangkan gaya kepemimpinan

kelompok. Boleh jadi, sebagian besar materi penilaian yang lebih bermakna dapat

menguntungkan konselor selama 30 hari atau lebih setelah kelompok berakhir. Pada

waktu itu para anggota kelompok lebih mandiri dari pimpinan dan mungkin dapat

menjadi lebih jujur.

F. prinsip-prinsip etis pendorong kerja kelompok

Pelbagai persoalan pokok etis seperti yang telah dipaparkan di atas, sangatlah

penting diperhatikan oleh para pimpinan kelompok (konselor kerja kelompok)

dalam kerangka mengetahui dasar-dasar yang melandasi pengambilan keputusan

yang akan dilakukannya. Selanjunya, setiap keputusan dapat dibuat dalam

pelabagai cara, melalui proses penggunaan pendekatan yang lebih halus.

Untuk mendorong dan mengimplementasikan pedoman etis dalam kerja

kelompok dapat ditempuh melalui dua tahapan, yaitu pelatihan dan praktik. Kedua

tahapan tersebut merupakan peluang atau kesempatan yang disediakan dalam

adegan pendidikan, yang berupaya mempersiapkan para pimpinan kelompok yang

menguasai pengetahuan dan menghayati etik profesionalnya.

Pelatihan tentang persoalan-persoalan pokok etis bagi para pimpinan

kelompok merupakan suatu proses multidimensional. Dikatakan sebagai

multidimensional, karena proses pelatihan berlangsung melalui beberapa tahapan

Page 21: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

sebagai berikut. Tahap pertama, para pimpinan kelompok harus mengenal akrab

kode etik dan peratutan-peraturan. Tahap kedua, mereka harus menjadi akrab

dengan etika dan nilai-nilai yang mereka miliki. Tahap ketiga, mereka harus

menguasai praktik kemelut-kemelut dan pembuatan keputusan etis. Tahap terakhir,

mereka seyogianya menyadari akan perkembangan pembuatan keputusan etis yang

membutuhkan jam terbang lebih banyak sebagai praktikan.

Seorang pimpinan kerja kelompok yang profesional seyogianya menempuh

tahapan pelatihan atau memadukan penguasaan atas aspek-aspek tersebut,

dikarenakan melalui penempuhan tahapan yang dimaksud mereka dipersiapkan

untuk: (1) memiliki kepekaan terhadap persoalan-persoalan pokok dan peraturan-

peraturan etis; (2) membantu dirinya sendiri dalam mempelajari penalaran tentang

situasi-situasi etis; (3) mengembangkan suatu rasa tanggung jawab secara moral di

dalam tindakan-tindakannya; (4) mengajarakan toleransi akan kebauran dalam

pembuatan keputuasan etis.

Dalam upaya mempersiapan dan mengembangkan para konselor kerja

kelompo yang memiliki kesadaran akan kode etik profesional, tampaknya

diperlukan kerja sama yang terpadu antara pengambil kebijakan, lembaga

pendidikan dan dengan organisasi profesi bimbingan dan konseling. Kerja sama

demikian sangat mendesak dan penting untuk diselenggarakan, mengingat

kecenderungan ke depan memperhadapkan konselor pada tantangan profesional

dalam setiap dimensi pelayanannya.

Page 22: KONSEP, MODEL-MODEL, DAN PERSOALAN ETIK KERJA KELOMPOK · PDF fileSelama permulaan tahun 1900-an, kelompok dibentuk dan digunakan dengan ... Dengan demikian, selama perang kerja tim

DAFTAR PUSTAKA

Gladding, S. T. (1995). Group Work: a Counseling Specialty. Englewood Cliffs,

New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Natawidjaja, R. (1987). Pendekatan-pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok.

Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, P2LPTK.