Konsep menyusui

5
A. Konsep dasar frekwensi menyusui 1. frekwensi menyusui Sebaiknya menyusui bayi tanpa di jadwalkan melainkan on demand, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhanya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (misal, kencing) atau ibu sudah perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara dalam 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam (Suradi, 2003) Pada awalnya, bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik. Hal ini disebkan oleh isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui ASI tanpa dijadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Kegiatan menyusu bayi dimalam hari akan sangat berguna bagi ibu yang bekerja. Hal ini akan memacu produksi ASI dan mendukung keberhasilan penundaan kehamilan. (Bahiyatun, 2009) 2. rutinitas pemberian ASI Aktifitas pemberian ASI, tentu cukup menyita waktu ibu di minggu- minggu pertama. Tapi ini bukan masalah, ini semua proses belajar sebagai ibu baru yang akan berubah seiring pertumbuhan bayi. Walaupun bayi yang menentukan kapan saatnya minta ASI, tapi pelan-pelan ibu bisa menciptakan rutinitas yang sesuai untuk berdua. a. Hari pertama bayi mungkin hanya terlihat antusian minta ASI beberapa jam setalah lahir, kemudian setelah itu istirahat atau tidur lagi. Tapi ibu perlu rajin memberikan ASI beberapa kali dalam sehari. b. Hari kedua karena ibu dan bayi masih sama-sama memahami kebiasaan masing-masing, maka sebagai panduan berilah ASI setiap 1,5 jam sampai 3 jam sekali atau sekitar 8 sampai 12 kali pemberian ASI dalam 24 jam. c. Hari ke tiga dank e empat semakin rutin member ASI, maka produksi ASI pun meningkat sehingga payudara ibu akan terasa penuh. Keadaan ini akan membuat bayi anda tampak lebih kenyang karena mendapat cukup ASI. Ibu juga bisa melihat perubahan kotoran bayi.

description

konsep dasar frekuensi menyusui

Transcript of Konsep menyusui

Page 1: Konsep  menyusui

A. Konsep dasar frekwensi menyusui1. frekwensi menyusuiSebaiknya menyusui bayi tanpa di jadwalkan melainkan on demand, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhanya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (misal, kencing) atau ibu sudah perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara dalam 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam (Suradi, 2003)Pada awalnya, bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik. Hal ini disebkan oleh isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui ASI tanpa dijadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Kegiatan menyusu bayi dimalam hari akan sangat berguna bagi ibu yang bekerja. Hal ini akan memacu produksi ASI dan mendukung keberhasilan penundaan kehamilan. (Bahiyatun, 2009)2. rutinitas pemberian ASIAktifitas pemberian ASI, tentu cukup menyita waktu ibu di minggu-minggu pertama. Tapi ini bukan masalah, ini semua proses belajar sebagai ibu baru yang akan berubah seiring pertumbuhan bayi. Walaupun bayi yang menentukan kapan saatnya minta ASI, tapi pelan-pelan ibu bisa menciptakan rutinitas yang sesuai untuk berdua.

a. Hari pertamabayi mungkin hanya terlihat antusian minta ASI beberapa jam setalah lahir, kemudian

setelah itu istirahat atau tidur lagi. Tapi ibu perlu rajin memberikan ASI beberapa kali dalam sehari.

b. Hari keduakarena ibu dan bayi masih sama-sama memahami kebiasaan masing-masing, maka

sebagai panduan berilah ASI setiap 1,5 jam sampai 3 jam sekali atau sekitar 8 sampai 12 kali pemberian ASI dalam 24 jam.

c. Hari ke tiga dank e empatsemakin rutin member ASI, maka produksi ASI pun meningkat sehingga payudara ibu

akan terasa penuh. Keadaan ini akan membuat bayi anda tampak lebih kenyang karena mendapat cukup ASI. Ibu juga bisa melihat perubahan kotoran bayi.

d. Hari ke lima sampai ke dua puluh delapanpada saat ini, biasanya ibu dan bayi akn merasa lebih rileks dan nyaman dalam pemberian

ASI. Karena rutinitas sudah muali terbentuk dan dapat memberikan ASI 8 sampai 12 kali pemberian ASi dalam 24 jam.(Lee, 2009)

Ibu harus memberikan ASI pada bayi sesering mungkin. Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, anjurkan ibu untuk member ASI nya pada bayi setiap atau sesudah 4 jam, yang paling baik adalah membangunkanya selama siklus tidurnya. Pada hari ke tigs setelah lahir, sebagian besar bayi menyusui setiap2-3 jam . (Bahiyatun,2009)

B. konsep dasar kecukupan pasokan ASI1. Pengertian kecukupan

Page 2: Konsep  menyusui

Cukup :dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginanKecukupan:perihal cukup, tidak kurang(kamus besar bahasa Indonesia edisi ke tiga, 2001)Pasok:pengadaan persediaan, pembekalan, suplaiPasokan:dipasokan, disuplai(kamus besar bahasa indonesai sdisi ketiga,2002)

2. penentuan kecukupan pasokan susuJika bayi puas sesudah setiap periode menyusui tidur 2-4 jam, dan pertambahan berat sesuai, pasokan susunya cukup. Bayi yang “tidur dangkal” memerlukan banyak kontak tubuh dengan ibu selama bulan-bulan pertama. Ibu dari bayi yang bangun dan berjaga-jaga ini jangan diduga mempunyai paokan susus yang kurang. Namun jika bayi menyusu dengan kuat dan mengosongkan kedua payudara secara sempurna tetapi tampak tidak puas sesudahnya, gelisah, dan bangun sesudah 1-2 jam, dan gagl menambah berat secara memuaskan, pasokan susu mungkin tidak cukup.(Behrman,2000)3. Tanda bayi cukup ASI

a. Bayi berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning mudab. Bayi sering buang air besar berwarna kekuning-kuningan dengan bentuk “berbiji”c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur cukupd. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jame. Payudara ibu merasa lunak dan kosong setiap selesai menyusuif. Ibu dapat merasakan rasageli karena aliran ASI, setiap kalli bayi mulai menyusu.g. Bayi bertambah berat badannya.(Bahiyatun,2009)

4. Cara memperbanyak produksi ASIa. Menyusui bayi setiap 2 jam(siang dan malam hari) dengan lama menyusui 10-15 menit

di setiap payudarab. Bangunkan bayi, lepas baju yang menyebabkan rasa gerah, dan duduklah selama

menyusui.c. pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarka suara

menelam yang aktif.d. susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis

menyusui.e. tidurlah besebelahan dengan bayi.f. petugas kesehatan harus mengawasi ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap

kali terdapat masalah pada posisi penenmpelang. yakinlah bahwa ibu dapat memproduksi ASI lebih banyak dengan melakukan hal-hal

tersebut

5. pengeluaran ASIBila ASIberlebihan sampai keluarmemancar, sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu sebelum menyusui. Hal ini untuk menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu. Tindakan pengeluaran ASI juga dilakukan pada ibu yang bekerja yang menyimpan ASI untukbayinya dirumah disebabkan ASI yang merembes karena payudara penuh, untuk bayi yang mempunyai masalah menghisap (misalnya,berat badan lahir rendah),menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI, atau ibu sakit sehingga tidak dapat langsung menyusui bayinya.

Page 3: Konsep  menyusui

6. kerangka konsepKerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan(Notoatmojo,2005)

7. HipotesaAda hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Frekuensi Menyusui Dengan Kecukupan Pasokan ASI di rumah sakit

BAB IIIMETODE PENELETIAN

Metode penelitian ini adalah cara memecahkan masalah menurut metode keilmuan yang akan digunakan dalam penelitian(Notoadmojo,2001). Pada bab ini disajikan antara lain, desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sample, sampling,identifikasi variable, definisi operasional, pengumpulan data dan analisis data, alat ukur, etika penelitian, keterrbatasan.

1. desain penelitianDesain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan (Nurslam,2003)Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dimana pada penelitian ini menekankan pada waktu pengukuran data variable dependen dan independen dilakukan hanya satu kali, pada saat itu saja, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang frekuensi menyusui dengan kecukupan pasokan ASI di rumah sakit2. lokasi dan waktu penelitian

a. Lokasi penelianPenelitian ini dilakukan di rumah sakit

b. Waktu penelitianWaktu penelitian adalah waktuu pelaksanaan dan perencanaan mulai pembuatan proposal hingga menulis laporan penelitian/KTI. Penelitian ini dilaksanakan bulan februari-juni 2011

3. populasi, sample dan samplinga. Populasi

menurut Budiman tahun 2008 mengatakan populasi, disebut juga universe adalah sekelompok individu yang tinggal diwilayah yang sama yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di rumah sakit

Page 4: Konsep  menyusui

b. SampleSample adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo,2005)Sample pada penelitian ini adalah semua ibu nifas di rumah sakit pada bulan maret tahun 2011 yang memenuhi criteria sample.Criteria sample penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Ibu nifas yang sedang menyusui di rumah sakit2) Ibu nifas yang bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan

menjadi peserta penelitian3) Ibu hang bisa membaca dan menulis

c. Sampling desainSampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.(Notoatmodjo,2005)Jenis pengambilan sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah consecutive sampling yang menetapkan subjek yang memenuhi criteria penelitian dimasukan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi.(Nursalam, 2003)

4. identifikasi variable