KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

16
(Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Volume 2, No.1, Juni 2020 (1-16) htttp://e-journal.sttaw.ac.id/index.php/kaluteros KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA KELSETARIAN LINGKUNGAN HIDUP Daud Darmadi Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya [email protected] Abstract The Cultural Mandate is God's command to all humanity to manage, and maintain the environment as a shared home. The church needs to have a service method and strategy that can awaken the congregation to the responsibility of managing the environment. Designing the service of the cultural mandate is to set the goals of the church, design learning curricula for the congregation oriented towards environmental management, apply service methods and strategies to build congregational awareness in practicing life based on managing the environment. Key Word: mandate, cultural, environment Abstrak Mandat Budaya adalah perintah Allah kepada semua umat manusia untuk mengelola, dan menjaga lingkungan hidup sebagai rumah bersama. Gereja perlu memiliki suatu metode dan strategi pelayanan yang dapat menyadarkan jemaat akan tanggungjawab mengelola lingkungan hidup. Rancang bangun pelayanan mandat budaya adalah dengan jalan menetapkan tujuan gereja, merancang kurikulum pembelajaran kepada jemaat yang berorientasi pada pengelolaan

Transcript of KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Page 1: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

(Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen)

Volume 2, No.1, Juni 2020 (1-16)

htttp://e-journal.sttaw.ac.id/index.php/kaluteros

KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA

KELSETARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Daud Darmadi

Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

[email protected]

Abstract

The Cultural Mandate is God's command to all humanity to

manage, and maintain the environment as a shared home. The

church needs to have a service method and strategy that can

awaken the congregation to the responsibility of managing the

environment.

Designing the service of the cultural mandate is to set the

goals of the church, design learning curricula for the congregation

oriented towards environmental management, apply service

methods and strategies to build congregational awareness in

practicing life based on managing the environment.

Key Word: mandate, cultural, environment

Abstrak

Mandat Budaya adalah perintah Allah kepada semua umat

manusia untuk mengelola, dan menjaga lingkungan hidup sebagai

rumah bersama. Gereja perlu memiliki suatu metode dan strategi

pelayanan yang dapat menyadarkan jemaat akan tanggungjawab

mengelola lingkungan hidup.

Rancang bangun pelayanan mandat budaya adalah dengan

jalan menetapkan tujuan gereja, merancang kurikulum

pembelajaran kepada jemaat yang berorientasi pada pengelolaan

Page 2: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2

lingkungan hidup, Menerapkan metode dan strategi pelayanan

untuk membangun kesadaran jemaat dalam mempraktekkan

kehidupan yang berbasis pada mengelola lingkungan hidup.

Kata kunci: mandate, budaya, Lingkungan hidup,

Pendahuluan

Allah menciptakan alam semesta pada awalnya dalam

keadaan baik dan sempurna. Dia sendiri berfirman bahwa apa

yang diciptakannya semua sempurna dan baik. Kejatuhan

manusia dalam dosa membuat alam yang indah ini menjadi

terkutuk, semak duri, dan binatang buas menjadikan

keharmonisan manusia dengan alam menjadi terkoyak. Ditambah

lagi perangai manusia yang berdosa tidak mampu mengelola alam

ini dengan baik. Tugas memelihara, mengelola dan memanfaatkan

SDM dengan tanggungjawab tidak dapat dilaksanakan.

Akibat yang pasti terjadi jika tanggungjawab mengelola

yang adalah mandat dari Allah ini tidak dapat dilaksanakan adalah

alam menjadi rusak dan anak cucu sebagai ahli waris akan

mengalami penderitaan. Setiap orang lintas etnis dan religi perlu

menyadari bahwa tugas menjaga dan mengelola ini adalah tugas

seluruh umat manusia secara universal. Sebab semua manusia

apapun etnik dan religinya tinggal di bumi yang sama; memiliki

tanggungjawab yang sama dalam mandat budaya ini.

Posisi gereja bukan gereja di bawah misi atau misi di bawah

gereja. Sebaliknya, keduanya harus diangkat ke dalam Missio Dei,

yang menjadi konsep yang memayunginya. Missio Dei

menciptakan Missio Ecclesiae. Gereja berubah dari pengutus

menjadi yang diutus.1

Pengutusan ini berhubungan erat dengan keseluruhan

pekerjaan Allah untuk menyelamatkan dunia, pemilihan Israel,

pengutusan para nabi kepada bangsa Israel dan kepada bangsa-

bangsa di sekitarnya, pengutusan Yesus Kristus ke tengah-tengah

1 David J. Bosh, Transformasi Misi Kristen, (Jakarta: BPK-

GM, 2006), hlm. 568

Page 3: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Daud Darmadi: Konsep Mandat Budaya sebagai…

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 3

dunia, pengutusan rasul-rasul dan pekabar-pekabar Injil kepada

bangsa-bangsa.2

Misi shalom Allah memiliki hakekat yang holistik. Hakekat

misi yang holistik ini dapat dijelaskan sebagai “suatu aspek yang

menyeluruh” yang memiliki kesatuan yang integral dengan aspek-

aspek lengkap yang utuh.3

Panggilan misi meliputi sebuah kesadaran akan

kebutuhan-kebutuhqan dari dunia yang terhilang, perintah

Kristus, keprihatinan bagi mereka yang terhilang, sebuah

komitmen yang radikal kepada Allah, penegasan dari gereja Anda,

restu dan pengutusan, hasrat yang dalam, karunia Roh, dan

kerinduan yang tak terlukiskan yang memotivasi melebihi segala

pengertian.4 dapat dipahami bahwa tanggungjawab misi tidak

hanya sebatas kepada manusianya saja namun termasuk kepada

ekologi dunia tempat dimana karya keselamatan sedang

berlangsung.

Berangkat dari berbagai definisi misi di atas ada suatu

tanggungjawab bersama, orang percaya dalam berkarya lebih

nyata untuk melaksanakan mandat budaya. Jemaat dan gereja

perlu membuat program yang bersifat pelayanan untuk

membangun kesadaran bersama pentingnya melestarikan

lingkungan hidup.

Gereja perlu merancang dan merekonstruksi sebuah

pelayanan dan pembelajaran yang di dalamnya ada muatan-

muatan mandat budaya, yang berbasis lingkungan hidup.

Pelayanan dalam khotbah dan misi, penginjilan perlu

ditambahkan muatan-muatan untuk menyadarkan jemaat

terhadap pentingnya tanggung jawab mandat budaya.

Muara yang hendak dicapai adalah jemaat dan semua

orang percaya memiliki kepedulian dalam menjaga kelestarian

2 Arie de Kuiper, Misiologi (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1996), 10 3 Yakob Tomatala, Teologi Misi, (Jakarta: YT Leadership

Foundation, 2003), hlm. 63 4 M. David Sills, Panggilan Misi, (Surabaya: Momentum,

2011), 23

Page 4: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 4

lingkungan hidup sebagai rumah bersama segala mahluk. Jika hal

ini terjadi dan tertanam dalam kehidupan setiap orang maka

kelestarian lingkungan hidup akan dapat terjaga.

Metode

Metode yang digunakan dalam menyusun artikel ini adalah

melalui studi literatur. Penulis melakukan penelitian atas sumber-

sumber pustaka yang ada dan melakukan studi teologis tentang

mandat bersama untuk mengelola lingkungan hidup sebagai

rumah bersama umat manusia.

Pembahasan

Tanggung Jawab Manusia terhadap Mandat Budaya

Taman Eden yang dikisahkan dalam kitab Kejadian, adalah

sebuah negeri impian bagi segenap umat manusia. Lingkunan

alam buatan Allah yang sempurna diciptakan untuk manusia,

sebagai tempat untuk berkarya sebagai bagi kemuliaannya.

Namun taman Eden yang indah tidak lagi menjadi tempat bagi

manusia karena kejatuhannya di dalam dosa. Tempat ini hanya

menjadi impian bagi anak-anak manusia, dan terus menerus

diceritakan agar tetap menjadi harapan bahwa taman Eden akan

kembali.

Bumi yang telah rusak dan mejadi tua tidak bisa dibiarkan

begitu saja perlu ada kepedulian dari setiap manusia sebagai

mahluk mulia yang tinggal didalamnya untuk menjaga dan

memelihara. Tugas ini menjadi tugas bersama secara universal,

lintas etnis, lintas agama. Dalam upaya menyelamatkan bumi

sebagai wujud pelaksanaan mandat budaya, setiap umat manusia

bertemu.

Dalam perjumaannya ini mucul pertanyaan, milik siapakah

bumi ini? dan siapakah yang bertanggungjawab untuk

menjaganya? Dalam Mazmur 24:1 dituliskan “TUHANlah yang

empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di

Page 5: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Daud Darmadi: Konsep Mandat Budaya sebagai…

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 5

dalamnya.” Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan yang mempunyai

bumi karena Dialah yang menciptakannya. Akan tetapi bila kita

baca dalam bagian lain dalam Kitab Mazmur 115: 16 “Langit itu

langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya

kepada anak-anak manusia.” Ayat ini memberikan jawaban yang

pasti bahwa bumi adalah milik Allah yang diberikan kepada

manusia.

Hal yang sama juga dikatakan oleh John Stott sebagai

berikut:

“Jadi jawaban Alkitabiah yang lengkap atas pertanyaan kita

ialah bahwa bumi ini milik Allah sekaligus milik manusia.

Milik Allah sebab Ia yang menciptakannya. Milik kita sebab

Ia telah memberikannya kepada kita. Tapi jelas bukan

memberikannya kepada kita sedemikian tuntas sehingga Ia

sama sekali tak punya hak dan tak punya control lagi

atasnya, melainkan memberikannya kepada kita supaya

menguasainya atas nama DIa. Itulah sebabnya penguasaan

kita atas bumi ini adalah berdasarkan hak pakai, bukan

berdasarkan hak milik. Kita hanya penggarap saja; Allah

sendiri tetap (dalam artinya yang paling harafiah) ‘Tuan

tanah’-nya, Tuan atas semua tanah.”5

Manusia diberikan sebuah tanggungjawab yang unik

dalam Kejadian pasal 1:26 dan 28. Allah menempatkan manusia

sebagai ciptaan diantara ciptaan-Nya yang lain dan diberi

tanggungjawab khusus. Dari ayat di atas dapat dituliskan bahwa

tanggungjawab manusia terhadap ciptaan-Nya adalah:

Pertama, Allah memberikan manusia kekuasaan atas bumi,

dalam ayat 26 dituliskan Berfirmanlah Allah, ‘Baiklah kita

mejadikan manusia menurut gambar Kita … supaya mereka

berkuasa … atas seluruh bumi’. Untuk melaksanakan mandate

menguasai bumi Tuhan memperlengkapi manusia dengan

menciptakannya menurut gambar dan rupa Allah sendiri.

5 John Stott, Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF), 1996, hlm. 150

Page 6: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 6

Berkuasa disini memiliki arti bahwa manusia tidak dapat

mengeksplorasi sampai habis Sumber Daya Alam yang ada, akan

tetapi manusia harus mengusahakannya untuk menjadi lebih baik.

Tentu saja pada awalnya sebelum segala macam bentuk

kerusakan alam dan pencemaran ada, alam telah memberikan

manfaat secara langsung kepada manusia, akan tetapi pada masa

kini manusia memiliki tanggungjawab untuk mengelola dan

mengusahakannya. Melalui pertanian, peternakan, pengolahan

alam melalui industri adalah wujud tanggungjawab manusia

dalam menguasai bumi.

Kedua, adalah tanggungjawab untuk menaklukkan bumi.

Dalam Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah

berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah

banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas

ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala

binatang yang merayap di bumi." Menaklukkan bumi adalah

mandat tanggungjawab kedua yang perlu dipahami dalam cara

pandang yang benar.

Berangkat dari kata menaklukkan ׁבַש kabash6, memang כָּ

memiliki arti yang negatif yaitu menaklukkan atau menundukkan.

Sekalipun demikian studi yang benar dari kata ini tidak bisa

diambil dalam pengertian berdasarkan etimologinya saja, akan

tetapi juga harus dilahat bagaimana kata-kata ini dipakai dalam

konteksnya. Menaklukkan adalah sebuah tanggungjawab bersama

yang bersifat kooperati antara Allah dengan manusia. Kekuasaan

untuk menaklukkan adalah anugerah Allah yang menuntut sebuah

tanggungjawab. Kekuasaan itu harus membiaskan keprihatinan

yang sama terhadap kelestarian lingkungan seperti keprihatinan

pencipta-Nya. Manusia diberi tanggungjawab untuk untuk

mengelola dan mendayadunakannya sedemikian rupa untuk

melayani Allah dan sesama manusia.

6 Mickelson, Book View 3 Dictionary, (Software Komputer:

The Word)

Page 7: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Daud Darmadi: Konsep Mandat Budaya sebagai…

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 7

Manusia Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup

Kejatuhan manusia dalam dosa membuatnya tidak dapat

menempati taman Eden. Mereka harus keluar dari sana dan

menempati bumi yang terkutuk, dan untuk mengusahakannya

harus bekerja dengan keras. Dalam keadaan seperti ini manusia

bukannya semakin baik akan tetapi dosa da pemberontakannya

kepada Allah semakin besar (Kej.6:5-7).

Akibat kejahatan manusia yang semakin besar Allah

murka dan menenggelamkan bumi dengan air bah. Hanya Nuh

dan keluarganya, seorang yang benar diantara orang-orang

sejamannya yang hidup bergaul dengan Allah (Kej. 6:8-9).

Mengapa Allah menghancurkan bumi? Karena manusia jahat dan

memberontak tidak lagi menjalankan kehidupan sebagai mahluk

yang diberikan tanggungjawab mandat budaya.

Namun demikian Allah adalah kasih, Dia masih ingin

manusia memiliki kesadaran dan kembali kepada

tanggungjawabnya sebagai pengelola bumi. Orang-orang yang

benar di mata Tuhan seperti Nuh dan keluarganya adalah mereka

yang diselamatkan untuk dijadikan mandataris-mandataris baru

dalam penciptaan kembali dunia yang telah rusak binasa.7

Kerusakan alam yang terjadi penyebab utamanya adalah

manusia itu sendiri. Allah menghancurkan kota Sodom dan

Gomora (Kej. 18:16-19:29), karea kejahatan yang dilakukan oleh

manusia. Lingkungan Sodom dan Gomora hancur karena Tuhan

murka kepada segenap mahluk kota itu yang tidak memuliakan-

Nya. Sekalipun kota ini dihancurkan namun belas kasihan Tuhan

masih dinyatakan dengan menyelamatkan orang-orang yang

benar.

Para ahli mengatakan ada 6 masalah besar lingkungan

hidup yang sementara ini semakin memprihatinkan8:

7 Deker J. Mauboi, Pendidikan Ekologi dalam PAK, dalam

Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 2004, hlm. 105

8 Ibid, hlm 108

Page 8: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 8

1. Ancaman pemusnahan nuklir, dunia dalam baying-bayang

ketakutan akan pemusnahan otal karena perang nuklir.

2. Bahaya kelebihan penduduk: ledakan penduduk di beberapa

bagian dunia ini sudah berada di luar batas kemampuan daya

dukung sosial dan ekonominya.

3. Degradasi ekologi global: di belahan dunia industry terjadi

hujan acid, polusi air dan udara serta terkoyaknya lapisan

ozon; sedangkan masalah di dunia sedang berkembang

adalah kehancuran hutan tropis, erosi lapisan tanah dan

polusi air di bawah tanah.

4. Kesenjangan Utara-Selatan: Kesenjangan kemakmuran utara

selatan semakin melebar.

5. Rekonstrukturisasi sistem pendidikan: Rekonstrukturisasi

pendidikan dan moralitas diperlukan dalam memecahkan

keempat macam agenda tersebut di atas, khususnya ilmu-

ilmu dasar, humaniora dan ilmu-ilmu sosial. Disamping itu

perlu pemerataan pendidikan diantara Negara maju dan

Negara berkembang.

6. Moralitas akan menjadi sangat penting dimasa-masa

mendatang dalam menangani masalah-masalah yang tengah

mengancam dunia ini.

Rancang Bangun Konsep Mandat Budaya

Usaha manusia dalam melaksanakan mandat budaya yaitu

mengelola SDA secara bijak untuk kemuliaan Tuhan dan

pelayanan kepada sesama telah dilakukan oleh banyak orang.

Demikian juga dengan upaya mengatasi berbagai kerusakan alam.

Para ilmuwan dalam dunia pendidikan telah memberikan

sumbangan pemikiran serta temuan-temuan teknologi yang

berbasis ramah lingkungan. Berbagai kampanye, konferensi,

pertemuan-pertemuan global, regional, maupun lokal telah

diselenggarakan. Banyak pendekatan baik secara sosial ekonomi,

maupun politik telah dilaksanakan untuk mengatasi berbagai

kerusakan lingkungan hidup ini. Namun demikian hasil yang

dicapai masih belum menunjukkan pencapaian yang maksimal.

Page 9: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Daud Darmadi: Konsep Mandat Budaya sebagai…

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 9

Wirght, membedakan kata misi dalam bahasa inggris dalam

bentuk kata tunggal (misson) dengan betuk jamak misi-misi

(missions). Misi adalah misi tunggal yang mengandung maksud

atau sasaran tertentu sedangkan misi-misi, jamak adalah berbagai

misi yang dikerjakan. Menurutnya mission adalah “Sesuatu yang

Allah lakukan di dalam maksud akbarNya bagi seluruh ciptaan,

dan segala sesuatu yang untuk itu Ia memanggil kita untuk

melakukan segala sesuatu yang untuk itu Ia memanggil kita untuk

melakukannya sejalan dengan maksud itu.”9 Sedangkan Missions

memiliki cakupan arti yang lebih luas, menyangkut segala sesuatu

yang dilakukan orang percaya sebagai kehadirannya yang

misioner ditengah-tengah dunia. Berangkat dari pengertian ini

tanggungjawab misi tidak hanya sebatas kepada manusianya

tetapi secara holistik termasuk juga kepada dunia tempat manusia

tinggal.

Rancang bangun secara harafiah dapat diartikan sebagai

upaya aktif untuk membuat sebuah desain yang memiliki tujuan

yang spesifik. Dalam hubungannya dengan pokok bahasan dalam

sub judul ini yaitu rancang bangun alkitabiah mandat budaya

dalam praktek PAK. Selanjutnya penulis akan menuliskan sebuah

praktek PAK ekologis sebagai wujud pelaksanaan mandat budaya

yaitu: Tujuan PAK dalam mandat budaya, Rekonstrukturisasi

Kurikulum PAK, Metode Pembalajaran PAK berbasis Lingkungan

Hidup

1. Tujuan Pelayanan di Gereja dalam mandat budaya

Praktek Pelayanan di Gereja perlu memberikan

sumbangan khusus bagi pemecahan masalah ekologi. Allah telah

meciptakan bumi ini dan mempercayakan pemeliharaannya

kepada manusia, dan bahwa Ia suatu ketika akan menciptakan

ulang bumi ini, pada saat menjadikan ‘langit baru dan bumi baru’.

Karena sampai sekarang segala mahluk sama-sama mengeluh dan

9 Christopher J.H. Wright, Misi Umat Allah, (Literatur

Perkantas, 2011), 28

Page 10: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 10

sama-sama sakit bersalin. Keluhannya disebabkan oleh

kertergantungannya kepada alam yang sudah mulai rusak.

Pemahaman akan pelayanan yang holistik diungkapkan

Herlianto, sebagai pelayanan yang mencakup pemberitaan Injil

baik secara verbal maupun secara perbuatan dan ditujukan untuk

menjangkau manusia seutuhnya, yaitu manusia yang terdiri dari

tubuh, jiwa dan roh, dan manusia yang mempunyai kaitan-kaitan

sosial, budaya, ekonomi, hukum dan politik dengan

lingkungannya10.

Sebagai konsekwensinya maka Gereja harus mengajarkan

kepada setiap jemaat untuk memiliki kepedulian terhadap

keletarian alam, untuk berpikir dan bertindak ekologis. Bertobat

dari segala tindakan yang bersifat menghambur-hamburkan

sumber daya alam , mencemarkan dan merusak tanpa alasan.

Kesadaran yang muncul bahwa lebih mudah menaklukkan bumi

dari pada menaklukkan diri sendiri. Kerusakan alam lebih besar

dilakukan oleh manusia sendiri.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

memfokuskan salah satu tujuan pelaksanaan Pelayanan dalam

penyelamatan lingkungan hidup. Alasan mendasar mengapa

tujuan keberadaan gereja perlu diarahkan kepada pokok

permasalahan ini adalah sebagai berikut:

a) Pelayanan di Gereja sebagai cara yang efektif dalam

memberikan arahan bimbingan yang selanjutnya

berdampak terhadap kesadaran akan pentingnya menjaga

linkungan hidup.

b) Jemaat diarahkan dalam menjaga kelestarian hidup akan

membawa perubahan pola pikir dan tingkah laku.

c) Pendidikan Ekologi dalam Gereja diperlukan untuk

membentuk watak dan prilaku setiap jemaat, dan

menyadari bahwa kelestarian lingkungan bukan hanya

untuk masa sekarang, akan tetapi untuk kelangsungan

10 Herlianto, Pelayanan Perkotaan, (Bandung: Yabina, 1998),

hlm 123

Page 11: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Daud Darmadi: Konsep Mandat Budaya sebagai…

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 11

hidup generasi selanjutnya sampai dengan kedatangan

Tuhan Yesus ke dua kali.

Sementara itu untuk mewujudkan atau

mengimplementasikannya ke dalam praktek pelayanan di gereja

atau sekolah adalah sebagai berikut:

a) Gereja perlu mengambil tanggungjawab dalam mandat

budaya ini, dengan jalan melaksanakan pelayanan yang

berbasis lingkungan hidup.

b) Pendeta dan hamba Tuhan memiliki beban untuk

menlaksanakan tujuan tersebut dengan memberikan

pemahaman melalui khotbah dan pengajaran kepada

jemaat.

c) Pendeta perlu memikirkan dan memakai suatu metode dan

strategi pelayanan yang berorientasi kepada upaya

pelestarian lingkungan.

2. Pembentukan Kurikulum Pendidikan Kristen di Gereja

Secara sederhana kurikulum dapat diartikan sebagai

sebuah sistem pendidikan yang diciptakan sebagai rencana untuk

mengembangkan pengalaman belajar peserta didik, dalam

interaksinya dengan lingkungan belajar, untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.

Pengertian di atas memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

1. Kurikulum adalah sebuah sistem pendidikan

Dalam kurikulum memuat sebuah sistem pendidikan dan

pembelajaran. Dalam hal ini sistem pendidikan memiliki

cakupan yang luas yaitu dalam lingkup satuan pendidikan

tertentu. Sedangkan pembelajaran mengarah kepada cakupan

yang lebih sempit yaitu kepada mata pelajaran tertentu.

Sebuah sistem berarti didalamnya memuat pengembangan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Di dalam setiap satuan pendidikan telah memiliki kurikulum,

sehingga tugas guru sebagai pelaksana kurikulum adalah

mengembangkan dalam batas-batas tertentu, sesuai dengan

tujuan belajar yang diharapkan. Seorang guru harus memiliki

Page 12: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 12

kemampuan untuk mengadakan evaluasi dan revisi terhadap

pelaksanaan kurikulum yang dilaksanakannya. Kurikulum

sebagai sebuah sitem pendidikan juga menunjukkan adanya

interaksi aktif antara peserta didik dengan seluruh

lingkungan sekolah, misalnya guru, kepala sekolah, antar

peserta didik, bagian administrasi, perpustakaan,

laborotarium, dan semua sarana prasarana yang ada di

linkungan sekolah.

2. Kurikulum sebagai suatu rencana

Memiliki arti sebagai suatu pedoman persiapan sebelum

melaksanakan pendidikan dan pembelajaran. Sebagai sebuah

persiapan maka di dalam kurikulum memuat rencana

pembelajaran, yang disusun dengan baik untuk mencapai

tujuan belajar, seperti tujuan, isi materi, strategi

pembelajaran, dan evaluasi.

3. Kurikulum berhubungan erat dengan pengalaman belajar

peserta didik.

Pengalaman belajar ini memiliki cakupan yang luas karena

meliputi interaksi aktif antara peserta didik dengan guru,

antar peserta didik, linkungan belajar baik disekolah maupun

di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam kurikulum

harus dirancang kegiatan untuk memperkaya pengalaman

belajar peserta didik. Contoh pengalaman belajar adalah :

mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan tugas individu

dan kelompok, berdiskusi, mengamati, interaksi buku,

membuat proyek, unjuk kerja, menerapkan teori, melakukan

percobaan, membuat laporan, dan lain sebagainya.

4. Kurikulum sebagai langkah untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Berarti kurikulum perlu memuat sejumlah hasil

belajar/kompetensi yang terukur, yang mencakup

kemampuan pengetahuan, skill, dan perubahan sikap. Guru

sebagai pelaksana kurikulum harus mengarahkan setiap

desain pembelajaran kepada kompetensi dan kemampuan

hasil belajar yang tersturuktur dan jelas.

Page 13: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Daud Darmadi: Konsep Mandat Budaya sebagai…

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 13

Mengingat bahwa kurikulum melibatkan pengalaman

belajar mahasiswa maka penataan ulang terhadap kurikulum yang

dapat dilakukan adalah dengan menambahkan pemahaman dan

pengetahuan tentang lingkungan hidup.

Penambahan materi tentang lingkungan hidup

dimaksudkan agar setiap peserta didik baik di sekolah maupun di

gereja memiliki pengetahuan dasar mengenai lingkungan hidup.

Materi-materi yang dapat diajarkan antara lain:

1. Pemanasan global dan dampaknya bagi kelangsungan

mahluk hidup

2. Kebersihan lingkungan tempat tinggal

3. Penghijauan

4. Rumah sehat

5. Kesehatan badan

Contoh-contoh materi tersebut di atas dapat dijadikan

materi inti atau materi tambahan dalam PAK di gereja maupun di

sekolah. Selain itu dalam setiap bahasan guru dapat

mengaplikasikannya ke dalam persoalan lingkungan hidup.

3. Metode Pelayanan dan Pembelajaran berbasis

Lingkungan Hidup di Gereja

Metode yang dapat dipakai dalam pelayanan di Gereja

dalam mengajarkan tentang lingkungan hidup dapat beraneka

ragam tergantung dari materi dan hasil yang ingin dicapai dalam

sebuah pembelajaran. Guru perlu memilih metode yang tepat agar

pesan materi dalam hal ini adalah tentang lingkungan hidup dapat

disampaikan dengan baik.

Metode yang dapat dipakai milsanya adalah metode

cerita. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling tua

dan dipakai dalam segala macam kebudayaan, pada semua

golongan umur dan untuk mencapai beraneka macam tujuan.

Tuhan Yesus, Sang Guru Agung, sering menggunakan metode

bercerita untuk menjadikan kebenaran abstrak akhirnya nyata.

Contoh: cerita Anak yang Hilang menjelaskan kesediaan Allah

Bapa untuk mengampuni orang berdosa.

Page 14: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 14

Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diingat sewaktu

bercerita.

Metode bercerita dapat digunakan dalam mengajarkan

ekologi di gereja sebagai wujud pelaksanaan mandat budaya.

Seperti yang dituliskan oleh Deker J. Mauboi

Jadi bercerita adalah sebuah budaya universal. Siapapun,

kapan pun dan di mana pun cerita bisa dituturkan maupun

dinikmati. Disamping fungsinya untuk memberikan hiburan

dan sebagai sarana pendidikan, ternyata cerita mempunyai

kekuatan dalam mempengaruhi, mengubah, dan

membentuk diri seseorang. Dengan demikian maka

bercerita bisa dijadikan sebuah ragam, gaya dan cara

mengajar ekologi dalam PAK, baik pada aras global maupun

pada aras lokal. Disamping cerita penciptaan di dalam

ALkitab, hendaknya gereja tidak mengabaikan pelbagai

cerita rakyat yang sangat kaya kandungan pedagogisnya

dalam rangka membangun suatu pandangan dunia yang

utuh dengan kesadaran dan tanggung jawab yang tulus

terhadap lingkungan hidup.11

Selain itu metode bermain peran, simulasi atau drama

dapat juga dipakai sebagai cara untuk mengajarkan ekologi dalam

PAK. Dalam PL juga sudah banyak dituliskan metode-metode yang

berhubungan drama simulasi atau bermain peran. Sebagai contoh

dalam hari raya orang Yahudi bersifat dramatis. Misalnya hari

Paskah yang mempertunjukkan kembali adegan diselamatkannya

anak-anak sulung di Mesir. Juga Hari Raya Pondok Daun-daunan

mempertunjukkan secara dramatis pengalaman bediam dalam

pondok-pondok ketika sedang dalam perjalanan keluar dari Mesir.

Upacara-upacara di Bait Allah juga merupakan drama, terutama

yang berhubungan dengan hal memilih, menyembelih dan

11 Deker J. Mauboi, Pendidikan Ekologi dalam PAK, dalam

Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004, hlm. 100)

Page 15: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

Daud Darmadi: Konsep Mandat Budaya sebagai…

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 15

mempersembahkan binatang-binatang berkenaan dengan

pelbagai korban.

Dalam Perjanjian Baru Yesus tidak memberikan secara

dramatis yang formal, tetapi Dia menggunakan prinsip drama.12

Metode drama dipakai dalam pembabtisan dan Perjamuan Tuhan.

Itu merupakan pengganti hari raya dalam Perjanjian Lama.

Pembabtisan dan Perjamuan Tuhan bukanlah semata-mata

merupakan perintah, atau upacara, atau kegiatan persekutuan

saja, malainkan suatu pola pengajaran. Secara dramatis kedua hal

itu menggambarkan pengalaman dan pengajaran yang terpenting

dalam kehidupan Kristus.

Selain itu bisa juga digunakan metode wisata, prakarya,

kerja bakti dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk melihat dari

dekat berbagai kerusakan ekologi yang mungkin terjadi. Melalui

pembelajaran di luar kelas, setiap peserta didik memiliki

kesempatan untuk melihat dari dekat berbagai kerusakan alam,

yang mungkin terjadi dan selanjutnya secara bersama-sama

melakukan tindakan nyata.

Hal ini dilakukan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat

sederhana, misalnya membersihkan linkungan gereja, membuat

taman di lingkungan tempat tinggal, membuat bak penampungan

sampah di sekolah atau di gereja, turut serta dalam

pemberantasan nyamuk demam berdarah melalui kegiatan 3 M.

karya nyata dilapangan inilah yang secara efektif mengubah

perilaku banyak orang, sehingga dengan ketekunan dan

pembelajaran yang terus menerus, maka kelestarian linkungan

dapat terjaga dengan baik.

12 J.M. Price, Yesus Guru Agung, (Bandung: LBB), 2011,

hlm. 110

Page 16: KONSEP MANDAT BUDAYA SEBAGAI UPAYA MENJAGA …

KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen), Vol 2, No 1 Juni, 2020

Copyright © 2020, KALUTEROS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 16

Kesimpulan

Dari uraian di atas penulis membuat kesimpulan sebagai

berikut:

a. mandat budaya untuk menjaga kelangsungan hidup mansusia

menjadi tanggungjawab bersama, lintas etnis, lintas agama,

karena setiap manusia tinggal dalam bumi yang sama sebagai

milik Tuhan yang diberikan kepada manusia.

b. Gereja perlu merancang tujuan pelayanannya dengan

menambahkan kepeulian terhadap kelestarian linkungan

hidup kepada setiap jemaat pada umumnya.

c. Gereja perlu menyusun sebuah kurikulum yang didalamnya

memuat pembelajaran tentang lingkungan hidup, yang pada

akhirya akan memberikan kesadaran dan perubahan pola

pikir terhadap kelestarian linkungan.

d. Gereja perlu menerapkan metode dan strategi pelayanan

yang relevan untuk mewujudkan kelestarian linkungan, yang

akan berdampak pada perubahan perilaku yang peduli

dengan kelestarian linkungan.

Daftar Pustaka

Mauboi Deker J., Pendidikan Ekologi dalam PAK, dalam

Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004,

hlm. 100)

Price J.M., Yesus Guru Agung, (Bandung: LBB), 2011

Stott John, Isu-isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani,

(Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF), 1996

Sudarmanto, G., Teologi Multikultural, (Batu: YPPII), 2014

Sills, M. David, Panggilan Misi, (Surabaya: Momentum, 2011

Herlianto, Pelayanan Perkotaan, (Bandung: Yabina, 1998)

Kuiper, Arie de, Misiologi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996)